Anda di halaman 1dari 20

Penentuan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Pertusis dan Penanggulangannya

Dicky Kurniawan 102015090


Skenario 2

 Dokter Mega bekerja di sebuah puskesmas kecamatan berpenduduk 25.000 jiwa. Minggu ini
ia dikejutkan dengan meningkatnya kasus yang mirip dengan pertusis pada anak-anak balita.
Laporan hasil program imunisasi dasar DPT ternyata telah mencapai 80%. Ia bermaksud
untuk mengadakan penyelidikan epidemiologis atas peristiwa tersebut. apakah benar
kejadian tersebut adalah KLB pertusis.
Identifikasi Istilah

 -
Rumusan Masalah

 Terjadinya peningkatan kasus


mirip pertusis dalam suatu
daerah naungan puskesmas
kecamatan.
Pengertian KLB dan Wabah

 KLB : timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian


yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah

 Wabah : kejadian menjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat


yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Kriteria KLB

 Suatu daerah dapat disebut sedang mengalami KLB apabila memenuhi salah
satu kriteria sebagai berikut.1
 Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
 Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
 Peningkatan kejadian kesakitan 2 (dua) kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis
penyakitnya.
 Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (bulan) menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam waktu
sebelumnya.
 Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
 Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam satu kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnyadalam kurun waktu
yang sama.
 Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
Klasifikasi KLB

 Berdasarkan penyebab
 Berdasarkan sumber
Penemuan Kasus

 Secara aktif
 Secara pasif
Surveilans Kesehatan

 Tujuan umum
 Deteksi dini dan mengetahui gambaran epidemiologis untuk pengendalian kasus
pertusis.
 Tujuan khusus
 Terlaksananya pengumpulan data berdasarkan waktu, tempat, dan orang
 Terdeteksinya kasus pertusis secara dini
 Terlaksananya penyelidikan epidemiologi setiap KLB pertusis dan konfirmasi
laboratorium
 Terlaksananya analisis data pertusis berdasarkan variabel epidemiologi
 Terwujudnya penyambilan keputusan untuk pengendalian penyakit pertusis.
Contoh Hasil Surveilans: Distribusi Kasus DBD
berdasarkan bulan di Kota Bitung tahun 2016
Contoh Hasil Surveilans: Distribusi Kasus DBD berdasarkan
Jumlah Kasus di Kota Bitung tahun 2016
Herd Immunity
Upaya Diagnosis Dini saat Kemungkinan
KLB
 Konfirmasi Klinis
 Batuk paroksismal, perdarahan subkonjungtiva, anak tidak atau belum lengkap
imunisasi DPT, apnea, kemungkinan pneumonia atau kejang.
 Konfirmasi laboratorium
 Penemuan B. Pertussis pada swab tenggorok, serologis, atau PCR
Upaya Penanggulangan

 Penyelidikan epidemiologis
 Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan,
pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina
 Pencegahan dan pengebalan
 Pemusnahan penyebab penyakit
 Penanganan jenazah akibat wabah
 Penyuluhan kepada masyarakat, dan
 Upaya penanggulangan lainnya
Upaya Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif

 Promotif : penyuluhan tentang penyakit yang sedang berlangsung, pemberian


ASI eksklusif
 Preventif : Imunisasi DPT (rekomendasi IDAI)
 Kuratif : penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit
 Lakukan pengobatan spesifik dengan antibiotic eritromicin terhadap penderita dan
kontak dekat selama 5-14 hari dengan dosis 50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis sehari.
 Lakukan desinfeksi serentak terhadap discharge (cairan) hidung dan tenggorok
serta barang yang dipakai penderita.
Respons Pelaporan

 W1
 Hasil penunjang/ lab
Monitoring dan Evaluasi Program

 Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan program penanggulangan


outbreak pertusis yang dilakukan untuk menurunkan angka kejadian kasus
baru yang terjadi pada daerah yang bersangkutan
Kesimpulan

 Penegakan suatu kasus apakah merupakan KLB atau bukan berdasarkan data
dari surveilans kesehatan dan penyelidikan epidemiologi.

Anda mungkin juga menyukai