Anda di halaman 1dari 60

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS

TAHUN 2023

Penyelidikan
Epidemiologi Penyakit
Menular Potensial
KLB dan Wabah

Lia Amalia
Lia Amalia
• 2002, Selesai S1 di Prodi Kesehatan Masyarakat, FKM
Universitas Hasanuddin
• 2009, Selesai S2 Pascasarjana Universitas Hasanuddin
• 2005 – 2007, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
• 2007 – 2009, Puskesmas Tuladenggi, Kabupaten Gorontalo
• 2009 – 2011, Rumah Sakit Dr. MM Dunda Kabupaten
Gorontalo
HP. 085240256079
email:lia.amalia29@gmail.com • 2011 – Sekarang, Pengajar pada Prodi Ilmu Kesehatan
ig: liaamalia.09 Masyarakat, Universitas Negeri Gorontalo
Penyelidikan Epidemiologi
Penyakit Menular Potensial
KLB dan Wabah
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM / HASIL BELAJAR
Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Menular Potensial
KLB dan Wabah

Peserta mampu untuk MELAKUKAN


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE)
Penyakit menular potensial KLB dan Wabah
INDIKATOR HASIL BELAJAR
MENJELASKAN
PRINSIP PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI KLB
PENYAKIT MENULAR 1
POTENSIAL KLB DAN
WABAH

MELAKUKAN PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI (PE) PENYAKIT 2
MENULAR POTENSIAL KLB DAN
WABAH
POKOK BAHASAN

PRINSIP DASAR PE
Pengertian, Kriteria, Penetapan,
dan Prinsip Penyelidikan 01
Epidemiologi

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Langkah-Langkah Sistematis
Penyelidikan Epidemiologi
02
PRINSIP DASAR PE
Pengertian, Kriteria, Penetapan,
dan Prinsip Penyelidikan 01
Epidemiologi
Konsep
Penyelidikan KLB

• Tujuan penyelidikan KLB


• Pengertian
• Studi epidemiologi deskriptif
• Penyakit penyebab KLB (etiologi KLB)
• Sumber dan Cara Penularan
• Penetapan besar masalah KLB
• Penetapan KLB
Konsep
PE KLB PENGERTIAN

KLB Wabah Cluster

Dilaporkan Puskesmas dan RS kepada ditetapkan Menteri


Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
ditetapkan Kepala Dinas Kesehatan epidemiolog kesehatan
Kab/Kota/ Provinsi/Menteri
Kejadian
(KLB) Luar Biasa
Permenkes 1501/MENKES/PER/X/2010

• timbulnya/meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis
• pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan
• merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah
Wabah Penyakit Menular
UU Nomor 4, 1984

• kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular


dalam masyarakat
• yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu, serta
• dapat menimbulkan malapetaka
• wabah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Cluster kasus
S S • terdapatnya sejumlah penderita
penyakit yang berhubungan satu
S
dengan yang lainnya,
S
• baik karena keterkaitan dalam
S
rangkaian penularan agen penyakit,
atau karena adanya keterkaitan faktor-
S
S
faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit
S
• belum jelas populasi berisikonya →
S attack rate belum diketahui
KLB PENYAKIT MENULAR
KLB KERACUNAN MAKANAN
WABAH
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB Penyakit Menular
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
1 secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

KLB Keracunan Pangan


2 Suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita
sakit dengan gejala-gejala yang sama atau hampir sama setelah
mengkonsumsi sesuatu dan berdasarkan analisis epidemiologi,
PENGERTIAN
makanan tersebut terbukti sebagai sumber keracunan

3
Wabah
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
4
Penyelidikan Epidemiologi
Suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh
Peningkatan kejadian kesakitan Rata-rata jumlah kejadian kesakitan
Timbulnya suatu penyakit
dua kali atau lebih dibandingkan perbulan selama 1 (satu) tahun
menular tertentu yang
dengan periode sebelumnya menunjukkan kenaikkan dua kali atau
sebelumnya tidak ada
atau tidak dikenal pada 1 dalam kurun waktu jam, hari, atau 5 lebih dibandingkan dengan rata-rata
minggu menurut jenis penyakitnya jumlah kejadian kesakitan perbulan pada
suatu daerah
tahun berikutnya.
Angka proporsi penyakit (Propotional Rate)
3 7 penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikkan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.

KRITERIA Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi, atau
PENETAPAN Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah
KLB & WABAH memenuhi salah satu kriteria KLB
Terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit dengan gejala-gejala
yang sama atau hampir sama setelah
Peningkatan kejadian kesakitan mengkonsumsi sesuatu dan
terus-menerus selama 3 (tiga) berdasarkan analisis epidemiologi,
kurun waktu dalam jam, hari 4 8 makanan tersebut terbukti sebagai
atau minggu berturut-turut jenis sumber keracunan
penyakitnya Jumlah penderita baru dalam
periode waktu 1 (satu) bulan
2 menunjukkan kenaikkan dua kali 6 Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality
Rate) dalam 1 (satu ) kurun waktu tertentu
atau lebih dibandingkan dengan menunjukkan kenaikkan 50 % atau lebih dibandingkan
angka rata-rata jumlah per bulan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
dalam tahun sebelumnya. sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Konsep
PE KLB PENETAPAN KLB

❖ Siapa dan
Bagaimana
Menetapkan KLB
Menteri Kesehatan

Siapa diberi kewenangan


Kadinkes Provinsi
menetapkan KLB ?
& mencabut
penetapan KLB ? Kadinkes
Kabupaten/Kota
Sesuai dengan Permenkes
1501/MENKES/PER/X/2010

Ka Puskesmas
Ka RS
❑ Menteri
menetapkan dalam
surat keputusan

❑ kadinkes
menerbitkan
laporan KLB (W1
Bagaimana Kab/Kota/Provinsi)
menetapkan
KLB ? ❑ Ka Puskesmas
Sesuai permenkes menerbitkan
1501/MENKES/PER/X/2 laporan KLB (W1
010 Puskesmas
❑ Peningkatan bermakna
(epidemiologi : ilmu dan
seni)
❑ Berlaku untuk semua
jenis penyakit menular
dan keracunan
❑ Bisa jadi, jenis penyakit
tertentu mempunyai
kriteria spesifik
❑ Konsistensi data dan
informasi medis, register,
informasi dari
masyarakat dan fakta di
lapangan
PMK RI No 1501/Menkes/Per/X/2010, Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan Pasal 4
1. Kolera, 9. Malaria,
2. Pes, 10. Avian Influenza H5N1,
3. Demam Berdarah Dengue, 11. Antraks,
4. Campak, 12. Leptospirosis,
5. Polio, 13. Hepatitis,
6. Difteri, 14. Influenza A baru (H1N1),
7. Pertusis, 15. Meningitis,
8. Rabies, 16. Yellow Fever,
17. Chikungunya
tidak ada → ada

↑3x
berturut-turut

Kriteria
↑2x
Kerja
Jumlah kasus KLB
Proporsi kasus UMUM
↑2x
Rata-rata
sebelumnya
Rata-rata
tahun lalu
(bulan)
Kriteria
↑ 50 % x Kerja
case fatality
rate
KLB
UMUM
KURVA EPIDEMI ❑ SAYA menetapkan
periode KLB pada
KASUS SUSPEK DBD KEL. PONDOKKOPI minggu 35-37
(RW 13), MINGGU 32-38, 2020
Jumlah kasus KLB adalah
kasus yang berada pada
minggu 36-37, selain
periode itu bukan kasus
KLB, maksimum 11 kasus

Demikian juga dengan


jumlah meninggal adalah
jumlah kasus KLB
meninggal pada minggu
36-37, maksimum 1

Kemudian kita tentukan


= 1 kasus batas wilayah KLB
= 1 kasus meninggal
SAYA menetapkan KLB
hanya terjadi pada
minggu 35-37 di RT 03,
RT yang lain tidak ada
KLB, maka :

❑ Jumlah kasus KLB


adalah 8 kasus
dengan 1 kasus
meninggal
❑ Jumlah kasus KLB
BUKAN 11 kasus
(Total kasus yang ada
di semua RT yang
ada di RW 15)
Suspek DBD Menurut Jenis Kelamin
RW 15, Kel. Pondok Kopi minggu 35-37, 2020
Jenis Attack Rate CFR
Pop Kasus Meninggal
Kelamin /100 /100
Laki-laki 30 4 1 13,3 25,0
Perempuan 20 4 0 20,0 0,0
Total 50 8 1 16,0 12,5

!! Penduduk !! Kasus KLB


TABEL ANALISA RISIKO
berisiko KLB SAKIT dan MENINGGAL
Suspek DBD Menurut Kelompok Umur
RW 15, Kel. Pondok Kopi minggu 35-37, 2020

Attack
Kelompok Me CFR
Pop Kasus Rate
Umur ninggal /100
/100
<5 6 0 0 0 0
5-14 10 1 0 10 0
15-24 8 3 0 28 0
25-44 16 4 1 25 25
45 + 10 0 0 0 0
Total 50 8 1 16 12,5

!! Penduduk !! Kasus KLB


berisiko KLB
MENETAPKAN
ATTACK RATE dan
CASE FATALITY RATE
KLB
Jumlah kasus sesuai periode KLB , batas
wilayah dan batas kelompok tertentu

Hitung attack rate dan Case Fatality Rate, baik umum atau spesifik
pada karakteristik waktu, tempat dan orang atau factor risikonya pada
batas wilayah dan kelompok berisiko KLB

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


ATTACK RATE SUSPEK DBD CFR/100 KASUS SUSPEK DBD
MENURUT WILAYAH RT MENURUT WILAYAH RT
RW 15, KEL. PONDOK KOPI m35-37, RW 15, KEL. PONDOKKOPI M35-37,
2020 2020
14

CASE FATALITY RATE/100


12
10
8
6
4
2
0
01 02 03 04 05
WILAYAH RT
Case Fatality Rate = Risiko
meninggal diantara yang sakit
PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022
Jenis Attack Rate CFR
Pop Kasus Meninggal
Kelamin /100 /100
Laki-laki 30 4 1 13,3 25,0
Perempuan 20 4 0 20,0 0,0
Total 50 8 1 16,0 12,5

ATTACK RATE KASUS SUSPEK DBD


JUMLAH KASUS SUSPEK DBD MENURUT JENIS KELAMIN
MENURUT JENIS KELAMIN RW 15, KEL. PONDOKKOPI M35-37, 2020
RW 15, KEL. PONDOKKOPI M 35-37 20

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


Attack Rate CFR
Kelompok Umur Pop Kasus Meninggal
/100 /100
<5 6 0 0 0,0 0,0
5-14 10 1 0 10,0 0,0
15-24 8 3 0 28,0 0,0
25-44 16 4 1 25,0 25,0
45 + 10 0 0 0,0 0,0
Total 50 8 1 16,,0 12,5

JUMLAH KASUS SUSPEK DBD ATTACK RATE KASUS SUSPEK DBD Attack Rate = Risiko
MENURUT KELOMPOK UMUR MENURUT KELOMPOK UMUR Sakit DBD di tengah-
RW 15, KEL. PONDOKKOPI M35-37 2020 RW 15, KEL. PONDOKKOPI M35-37,2020 tengah masyarakat
KASUS SUSPEK DBD
RW 015 KEL. PONDOKKOPI
M35-37, 2020

K K K K
K K K K PETA SPOT

K 1 KASUS K 1 KASUS MENINGGAL


KASUS SUSPEK DBD
RW 015 KEL. PONDOKKOPI
M35-37, 2020

PETA
AREA

Attack Rate per 100 pdd


Rendah : < 1 kasus/100
Sedang : 1-4 kasus/100
Tinggi : >4 kasus/100
Memahami
PRINSIP ❖Klinis, medis, epidemiologi
Pencegahan penyakit penyebab KLB
❖Penyelidikan KLB
dalam ❖Surveilans periode KLB
Penanggulangan ❖Pengobatan

KLB Upaya
Pencegahan Risiko Penularan
Pada KLB
1. Pengobatan untuk
pencegahan
2. Vaksinasi Penyakit
Tertentu & Peningkatan
Daya Tahan
PRINSIP 3. Pengendalian lingkungan
Pencegahan 4. Perubahan perilaku
dalam 5. Isolasi
Penanggulangan 6. Karantina

KLB
Apabila penderita penyakit
mendapat obat (antibiotika)
yang sesuai, maka DIA sembuh
dan DIA tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain

PENGOBATAN Apabila semua orang yang


untuk membawa bibit penyakit
mendapat obat (antibiotika)
PENCEGAHAN yang sesuai secara serentak
PENULARAN bersamaan, maka tidak ada
lagi sumber penularan

KLB diantara MEREKA, dan


penularan dapat dihentikan
diantara MEREKA
PENGOBATAN
untuk 1. POPM – Pemberian obat
pencegahan secara massal
PENCEGAHAN
2. Pengobatan kasus - kontak
PENULARAN
KLB
Memberikan antigen (virus
atau bakteri yang dilemahkan,
dimatikan, atau bagian
tubuhnya) kepada seseorang ,
sehingga pada tubuh orang
tersebut tumbuh zat antibody
melawan virus atau bakteri
VAKSINASI tersebut

untuk Masa tumbuh zat antibody


sampai kadar ideal bervariasi
PENCEGAHAN berkisar 14-30 hari
PENULARAN Beberapa jenis vaksinasi butuh

KLB
vaksinasi berulang (serial) agar
kadar zat antibody cukup
untuk melawan virus/bakteri
yang masuk dalam tubuh
1. Menghilangkan lingkungan
PENGENDALIAN yang berpotensi sebagai
sumber penularan
LINGKUNGAN 2. Manipulasi lingkungan yang
untuk berpotensi sebagai sumber
PENCEGAHAN penularan

PENULARAN 3. Mencegah orang kontak


dengan lingkungan yang

KLB berpotensi sebagai sumber


penularan
Setiap penyakit punya sumber
dan cara penularan yang spesifik,
sehingga membutuhkan PHBS
yang sesuai
DBD- perilaku menghilangkan
PERILAKU tempat berkembang biak jentik
HIDUP BERSIH & Aedes agypti

SEHAT Influenza/Covid – menggunakan


masker, cuci tangan dan jaga
untuk jarak atau kontak fisik
PENCEGAHAN Badan sehat, makan bergizi
PENULARAN seimbang dan olahraga sebagai
perilaku meningkatkan daya

KLB tahan tubuh melawan penyakit


menular
ISOLASI ISOLASI – Penderita sebagai
untuk sumber penularan penyakit,
biasanya penularan langsung
PENCEGAHAN ISOLASI - Penderita dipisahkan
PENULARAN dari orang sehat, agar orang
sehat tidak tertular
KLB Masa ISOLASI selesai, apabila
penderita telah bebas dari
penyakit
ISOLASI itu penderita yang
dipisahkan, sedang KARANTINA
adalah menempatkan orang-
orang yang diduga telah
terpapar bibit penyakit kedalam
satu tempat /wilayah tertentu
KARANTINA dan dibatasi kontak dengan
kelompok masyarakat lain, agar
untuk jika orang-orang yang
dikarantina kemudian menjadi
PENCEGAHAN sakit/menularkan penyakit,
PENULARAN maka masyarakat tidak tertular
Masa karantina adalah sejak
KLB kontak terakhir dengan
penderita sampai masa inkubasi
terpanjang, atau sampai ada
bukti tidak terinfeksi bibit
penyakit
Setiap upaya penanggulangan
KLB dilakukan segera , tidak
perlu menunggu hasil
penyelidikan dan surveilans
Selama upaya penanggulangan,
upaya satu dengan upaya lain
saling mendukung.
Setiap tahapan perolehan hasil
penyelidikan dan surveilans,
penting untuk diinformasikan
kepada tim pengobtan dan
pencegahan agar tindakannya
efekti dan efisien
Data dan informasi tindakan
pengobatan dan pencgahan
penting di monitor
Penanggulangan KLB efektifitasnya
PRINSIP DASAR PE
Prinsip Penyelidikan Epidemiologi

Tujuan PE
Mengetahui
Pengkajian
01
OPTION
Besaran
Sistem Masalah
Surveilans yang
ada Mengetahui
02
OPTION
Gambaran
Klinis

Evaluasi Mengetahui
Faktor Risiko
KLB
Program 03 Gambaran
Kesehatan OPTION
epidemiologi

04
OPTION
Mengetahui
Faktor Risiko

INFOGRAPHIC
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Langkah-Langkah Sistematis
Penyelidikan Epidemiologi
02
LANGKAH-LANGKAH PE STEP
PENEMUAN & PEREKAMAN
STEP
PENERIMAAN INFORMASI
06 DATA KASUS

01 INDIKASI KLB STEP


ANALISIS EPIDEMIOLOGI
STEP 07 DESKRIPTIF
PENETAPAN KLB
02 STEP
MENENTUKAN SUMBER &
STEP
PERSIAPAN TURUN
08 CARA PENULARAN
03 LAPANGAN STEP
REKOMENDASI
STEP
PENETAPAN
09 PENANGGULANGAN
04 ETIOLOGI STEP

STEP
10 PEMBUATAN LAPORAN

05 PENETAPAN KASUS STEP

11 DISEMINASI LAPORAN
STEP
PENERIMAAN INFORMASI
01 INDIKASI KLB

KONFIRMASI AWAL KEBENARAN INFORMASI

Bersikap Tenang
Catat Semua Informasi
Konfirmasi Awal menentukan
kebenaran informasi
Lapor ke pimpinan dan
penyelidikan epidemiologi
STEP
PENETAPAN KLB
02
Tujuan tahap ini
adalah untuk
Penggambaran
memastikan apakah Pola Penyakit
Melebihi
Insidens “Biasa”
adanya peningkatan
kasus yang tengah
berjalan memang
benar-benar berbeda
dibandingkan dengan Waspada Populasi
kasus baru Berisiko
kasus yang "biasa"
terjadi pada populasi
yang dianggap
mempunyai risiko
terinfeksi
STEP
PERSIAPAN TURUN
03 LAPANGAN

ADMINISTRASI
Rencana kerj, penyusunan data deskriptif,
Agenda kerja analisis data

Transportasi Rencana komunikasi

Tim yang akan turun Lokasi Kerja

Konsep terjadinya penyakit Aspek lingkungan, administratif & manejerial

Perjalanan Penyakit Kuesioner & Pengumpulan Data

Dinamika Penularan Analisis Data

TEKNIK
STEP
PENETAPAN
04 ETIOLOGI

Kasus Pasti Ada Kepastian Pemeriksaan Lab

Kepastian Kasus Tanda atau gejala sesuai dengan penyakitnya


Diagnosa Mungkin tanpa dukungan laboratorium

Kasus Tanda atau gejala sesuai dengan penyakitnya ttp


Tersangka pemeriksaan laboratorium negatif
Hubungan
• Urutan frekuensi tertinggi sampai
epidemiologi Pemastian terendah dari gejala dan tanda penyakit.
Diagnosis • Gejala dan atau tanda patognomonis
Kasus Kasus yaitu gejala dan tanda yang khusus
Primer Sekunder untuk penyakit tertentu
KP: Kasus yang sakit karn
paparan pertama • Pertimbangan antara sensitivitas dan
Kasus spesifitas
Tidak Ada KS: Kasus yang sakit karn adanya kontak dengan KP
STEP

05 PENETAPAN KASUS

DIKONFIRMASI OLEH UJI


A KONFIRMASI LABORATORIUM
GEJALA KOMPATIBEL

B PROBABEL GEJALA KOMPATIBEL


TERKAIT SECARA EPIDEMIOLOGIS

C SUSPECT GEJALA KOMPATIBEL


STEP
PENEMUAN & PEREKAMAN
06 DATA KASUS
Tanggal
Tanda/Gejala Lab Demografi

No Hasil
Timbul Jenis
Kasus Diare Muntah Demam Kultur Usia
Gejala
1. Penemuan kasus secara aktif dengan Feses
Kelamin

menghubungi fasilitas kesehatan, laboratorium, 1 22/10/19 Y Y Data Positif 19 L


belum
tenaga kesehatan setempat, wilayah lain, dan diambil
mewawancarai pasien
2 25/10/19 T Y T Negatif 17 L

2. Membuat line listing, yang berisi ringkasan data 3 22/10/19 T Y T Positif 23 W


mengenai kasus dalam situasi KLB.
4 27/10/19 Y ? ? Diproses 18 ?
Variabel yang wajib ada yaitu komponen definisi
kasus, nama kasus atau nomor identifikasinya, 5 23/10/19 T Y T Positif 21 L

tanggal timbul gejala, usia, jenis kelamin.


6 21/10/19 Y Y Y Data 18 W
Variabel tambahan yaitu pekerjaan, faktor risiko belum
yang relevan. diambil

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


KEJADIAN KLB DEMAM BERDARAH DI KAB. SIKKA, NTT TAHUN 2020

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


STEP
ANALISIS EPIDEMIOLOGI Usia (tahun) Pria Wanita Total

07 DESKRIPTIF <1

1-4
10

18
14

25
24

43
▪ Orang (tabel) 15 - 29 33 60 93

– Siapa yang terinfeksi? 30 - 49 57 52 109

– Pembilang dan penyebut 50+ 23 26 49

– Kesamaan apa yang dimiliki Total 141 177 318

semua
kasus yang ada?
▪ Tempat (spot map, shaded map)
– Data ideal: di mana kasus
terinfeksi?
– Biasanya, di mana kasus
tinggal, bekerja?
▪ Waktu (kurva epidemi)
– Data ideal: kapan kasus
terinfeksi?
– Praktiknya, kapan kasus mulai
sakit?
PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2023
STEP
MENENTUKAN SUMBER &
08 CARA PENULARAN

▪ Common Source Epidemic


– Sumber penyakit yang sama
– Contoh: Keracunan Pangan
▪ Propagated Epidemic
– Penyebaran dari orang ke orang
– Contoh: Campak, Difteri
▪ Kombinasi (Common & Propagated)
– Dapat terjadi pada kasus yang mula-mula
terjadi karena satu sumber penularan,
kemudian kasus menularkan kepada anggota
keluarga yang lain tanpa ada kaitan dengan
sumber penularan yang sama sebelumnya
– Contoh: Muntaber

Diadaptasi dari: AFMC Primer on Population Health

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


STEP
REKOMENDASI
09 PENANGGULANGAN Tindakan Penanggulangan

Rekomendasi A
Sumber infeksi, Sumber penularan, orang-orang
Rekomendasi B
yang rentan
Rekomendasi C

Tindakan Penanggulangan Tertentu


Dapat dimulai sedini tahap diagnosis kasus
Contoh: Pemberian globulin serum imun pada
anggota keluarga kasus Hepatitis A

Kontak dengan sumber pencemaran


Mencegah kontak dengan sumber sampai sumber
dapat dihilangkan

Penanggulangan sesuai kebutuhan situasi


Imunisasi, diagnosis dini, dan pengobatan

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


STEP

10 PEMBUATAN LAPORAN
Judul laporan

A. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Penyelidikan
B. Metodologi
C. Hasil Penyelidikan
D. Pembahasan
E. Kesimpulan dan Saran

Abstrak
Daftar Kepustakaan
STEP

11 DISEMINASI LAPORAN

Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi


yang tepat dan beralasan

Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;


kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah

Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,


bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan,
latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)

Merupakan dasar ilmiah untuk mengambil tindakan

Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari aspek


legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal
yang sama di masa datang

PELATIHAN TIM GERAK CEPAT (TGC) PUSKESMAS TAHUN 2022


That’s all. Thank you! ☺

Anda mungkin juga menyukai