Anda di halaman 1dari 25

Penyelidikan Epidemiologi

Penyakit Menular Potensial KLB dan Wabah


Wahyuni Christiany
Sinaga, SKM
Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama

Seksi Surveilans dan Imunisasi


Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

082165099636

wahyuni.christiany.sinaga@gmail.com

Perumnas Simalingkar, Medan


TUJUAN
Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta mampu melakukan


Penyelidikan Epidemiologi
Penyakit menular potensial KLB
dan Wabah
Menjelaskan Prinsip Dasar

01 Penyelidikan
Epidemiologi Penyakit Menular
potensial KLB dan wabah Tujuan Pembelajaran Khusus :

02
Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
(PE) Penyakit Menular potensial KLB Peserta
dan wabah
Mampu
POKOK BAHASAN

PRINSIP DASAR PE
Pengertian, Kriteria, Penetapan, dan Prinsip
Penyelidikan Epidemiologi

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Langkah-Langkah Sistematis Penyelidikan Epidemiologi.
01
Prinsip Dasar
Penyelidikan Epidemiologi
PENGERTIAN
KLB Penyakit Menular
Timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun
Wabah waktu tertentu KLB Keracunan Pangan
kejadian berjangkitnya suatu penyakit Suatu kejadian dimana terdapat dua
menular dalam masyarakat yang orang atau lebih yang menderita sakit
jumlah penderitanya meningkat dengan gejala- gejala yang sama atau
secara nyata melebihi dari pada hampir sama setelah mengkonsumsi
keadaan yang lazim pada waktu dan sesuatu dan berdasarkan analisis
daerah tertentu serta dapat epidemiologi, makanan tersebut terbukti
menimbulkan malapetaka. sebagai sumber keracunan

Penyelidikan Epidemiologi
suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran terhadap
masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh.
Kriteria , Penetapan KLB dan Wabah
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan
Timbulnya suatu penyakit menular
selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikkan
tertentu yang sebelumnya tidak ada
dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-
atau tidak dikenal pada suatu daerah.
rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada
tahun berikutnya
Peningkatan kejadian kesakitan terus- Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
menerus selama 3 (tiga) kurun waktu Fatality Rate) dalam 1 (satu ) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut- tertentu menunjukkan kenaikkan 50 % atau
turut jenis penyakitnya lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
Peningkatan kejadian kesakitan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan Angka proporsi penyakit (Propotional Rate)
periode sebelumnya dalam kurun penderita baru pada satu periode
waktu jam, hari, atau minggu menurut menunjukkan kenaikkan dua kali atau lebih
jenis penyakitnya. dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Jumlah penderita baru dalam periode
waktu 1 (satu) bulan menunjukkan Terdapat dua orang atau lebih yang menderita
kenaikkan dua kali atau lebih sakit dengan gejala-gejala yang sama atau
dibandingkan dengan angka rata-rata hampir sama setelah mengkonsumsi sesuatu
jumlah per bulan dalam tahun A B C D E F dan berdasarkan analisis epidemiologi,
sebelumnya. makanan tersebut terbukti sebagai sumber
keracunan

BERDASARKAN KRITERIA DI ATAS,


Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi, atau Menteri dapat
menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria KLB.
Prinsip Penyelidikan Epidemiologi

Tujuan PE

Pengkajian 01 Mengetahui Besaran Masalah


Sistem

02
Surveilans
yang ada Mengetahui Gambaran Klinis

Faktor Evaluasi 03 Mengetahui gambaran


epidemiologi
Program
Risiko KLB
Kesehatan

04 Mengetahui Faktor Risiko


02
Langkah-langkah
Penyelidikan Epidemiologi
Langkah- Langkah PE

Penerimaan informasi Penemuan Kasus 6


1
indikasi KLB
Analisis Epidemiologi
7
Deskriptif
2 Penetapan KLB
Menentukan sumber
8
dan cara penularan
Persiapan Turun
3
Lapangan Rekomendasi
9
Penanggulangan
4 Verifikasi Diagnosis Pembuatan
10
Laporan
5 Penetapan Kasus
Diseminasi
11
Laporan
1. Penerimaan Informasi Indikasi KLB

KONFIRMASI AWAL KEBENARAN INFORMASI

Bersifat Tenang
Catat semua informasi
Lapor ke pimpinan
2. Konfirmasi KLB

Melebihi
Penggambaran
Pola Penyakit Insidens
“Biasa”

Waspada
Populasi
kasus Berisiko
baru
3. Persiapan Turun Lapangan

ADMINISTRASI

Agenda kerja Rencana kerja analisis data

Transportasi Rencana komunikasi

Tim yang akan turun Lokasi Kerja

Konsep terjadinya penyakit Aspek lingkungan

Perjalanan Penyakit Kuesioer & Pengumpulan Data

Dinamika Penularan Analisis Data

TEKNIK
4. Penetapan Etiologi

Suspek
Probable
Kepastian Konfirmasi
Diagnosa

Hubungan Pemastian • Urutan frekuensi tertinggi


Epidemiolog sampai terendah dari gejala dan
Kasus Primer i Diagnosis tanda penyakit.
• Gejala dan atau tanda
Kasus
patognomonis yaitu gejala dan
Sekunder
tanda yang khusus untuk
Kasus Tidak ada penyakit tertentu
• Pertimbangan antara
sensitivitas dan spesifitas
5. Penetapan Kasus
 Suspek “Semua orang yang diare, demam,
• Gejala kompatibel atau keram perut pada 8-10 Jan”
• Belum ada konfirmasi lab

“Semua pengunjung kantin pada 8


 Probable Januari dengan diare, demam,
• Gejala kompatibel dan atau keram perut.”
terkait secara epidemiologis
• Belum ada konfirmasi lab

“Semua kasus probabel


 Konfirmasi yang sampel fesesnya
• Bisa jadi mencakup gejala positif Salmonellosis”
kompatibel dan kaitan
epidemiologis
• Konfirmasi lab
6. Penemuan dan Perekaman Data Kasus

1. Penemuan kasus secara aktif dengan


Tanda/Gejala Lab Demografi
menghubungi fasilitas kesehatan, No
Tanggal
Timbul Hasil
Kasus Jenis
laboratorium, tenaga kesehatan setempat, Gejala Diare Muntah Demam Kultur Usia
Kelamin

wilayah lain, dan mewawancarai pasien Feses


1 22/10/1 Y Y Data Positif 19 L
9 belum
diambil
2. Membuat line listing, yang berisi 2 25/10/1 T Y T Negatif 17 L
ringkasan 9
3 22/10/1 T Y T Positif 23 P
data mengenai kasus dalam situasi KLB. 9
4 27/10/1 Y ? ? Dipros 18 ?
9 es
Variabel yang wajib ada yaitu komponen 5 23/10/1 T Y T Positif 21 L
9
definisi kasus, nama kasus atau nomor 6 21/10/1 Y Y Y Data 18 P
identifikasinya, tanggal timbul gejala, usia, 9 belum
diambil
jenis kelamin. Variabel tambahan yaitu
pekerjaan, faktor risiko yang relevan.
Contoh kasus KLB keracunan makanan di Desa Suka Sehat Tahun 2020

masa
kasus inkubasi
(menit)

1 30 Mode
2 45
3 25
4 35
5 60
6 50
7 30
8 20
9 40
10 70 max
11 15
12 10 min
13 30
14 35
15 30
16 45
17 50
18 30
19 40
20 25
715 35.75
7. Analisis Epidemiologi
Desktriptif
 Waktu (kurva epidemi)
– Data ideal: kapan kasus terinfeksi?
– Praktiknya, kapan kasus mulai sakit?
 Tempat (spot map, shaded map)
– Data ideal: di mana kasus terinfeksi?
– Biasanya, di mana kasus tinggal, bekerja?
 Orang (tabel)
– Siapa yang terinfeksi?
– Pembilang dan penyebut
– Kesamaan apa yang dimiliki semua
kasus yang ada?
Usia (tahun) Pria Wanita Total
<1 10 14 24
1-4 18 25 43
15 - 29 33 60 93
30 - 49 57 52 109
50+ 23 26 49
Total 141 177 318
8. Menentukan Sumber dan Cara Penularan

 Common Source Epidemic


– Sumber penyakit yang sama
– Contoh: Keracunan Pangan
 Propagated Epidemic
– Penyebaran dari orang ke orang
– Contoh: Campak, Difteri
 Kombinasi (Common & Propagated)
– Dapat terjadi pada kasus yang mula-mula
terjadi karena satu sumber penularan,
kemudian kasus menularkan kepada
anggota keluarga yang lain tanpa ada kaitan
dengan sumber penularan yang sama
sebelumnya
– Contoh: Muntaber

Diadaptasi dari: AFMC Primer on Population Health


9. Rekomendasi Penanggulangan

Rekomendasi A Tindakan Penanggulangan


Rekomendasi B Sumber infeksi, Sumber penularan, orang-orang
Rekomendasi yang rentan

C Tindakan Penanggulangan Tertentu


Dapat dimulai sedini tahap diagnosis kasus
Contoh: Pemberian globulin serum imun pada
anggota keluarga kasus Hepatitis A

Kontak dengan sumber pencemaran


Mencegah kontak dengan sumber sampai
sumber dapat dihilangkan

Penanggulangan sesuai kebutuhan situasi


Imunisasi, diagnosis dini, dan pengobatan
10. Pembuatan Laporan

Judul laporan

A. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Penyelidikan
B. Metodologi
C. Hasil
Penyelidikan
D. Pembahasan
E. Kesimpulan
dan Saran

Abstrak
Daftar
Kepustakaan
11. Diseminasi Hasil PE

Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi


yang tepat dan beralasan

Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;


kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah

Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,


bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan,
latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)

Merupakan dasar ilmiah untuk mengambil tindakan

Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari aspek


legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal
yang sama di masa datang
Any Questionn
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai