Anda di halaman 1dari 55

MPI 2

Penyelidikan Epidemiologi
Penyakit Menular Potensial KLB
dan Wabah
• Nama : WAHYU WULANDARI
• Alamat : Oasis 3 K 10 Semampir Sidoarjo
• Pendidikan : S-1 dan S-2 Univ. Airlangga
• ToT : Pengelolaan Advokasi Kesehatan
TGC Penanggulangan Wabah dan KLB
Surveilans Epideiologi
Pengelola Imunisasi
• Pekerjaan : Dinkes Kab. Lumajang
Dinkes Prov. Jatim
• Telp./WA : 085 815 317 521
• Email : wawulandari@gmail.com
TEBAK GAMBAR
ADU DOMBA
MELUKIS SEPATU
MEDALI KARATE
MENGHITUNG BUKU
PERSIMPANGAN JALAN
TUJUAN

Peserta mampu untuk melakukan


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE)
Penyakit menular potensial KLB dan
Wabah
Tujuan Pembelajaran Umum / Hasil Belajar
TPK : PESERTA MAMPU Tujuan Khusus
• MENJELASKAN PRINSIP PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI KLB PENYAKIT MENULAR
POTENSIAL KLB DAN WABAH

MELAKUKAN PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI (PE) PENYAKIT
MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH

Indikator Hasil Belajar


POKOK BAHASAN

01 Prinsip Dasar PE
Pengertian, Kriteria, Penetapan, dan Prinsip
Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan Epidemiologi
02 Langkah-Langkah Sistematis Penyelidikan
Epidemiologi.
01
PRINSIP DASAR
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Pengertian, Kriteria, Penetapan, dan Prinsip
Penyelidikan Epidemiologi
Jika melihat gambar ini, apa yang terpikirkan oleh Anda ?

John Snow (1813-


1858)
o Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang
PENGERTIAN dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat. Meliputi:
penatalaksanaan penderita, yang mencakup kegiatan
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina; pencegahan
dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit;
penanganan jenazah akibat KLB/wabah; penyuluhan
kepada masyarakat; dan upaya penanggulangan
lainnya, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010.
o TGC merupakan Tim Gerak Cepat yang merupakan
komponen penting dalam upaya penanggulangan
KLB dan atau wabah, untuk itu aspek kecepatan
sangat menentukan (kecepatan dalam turun ke
lapangan) untuk melakukan investigasi. Ditentukan
oleh kepastian tersedianya sumber daya (Man,
Money, Material, Metode, Machine)
Pengertian
KLB Keracunan Pangan
KLB Penyakit Menular Suatu kejadian dimana terdapat
Timbulnya atau meningkatnya dua orang atau lebih yang
kejadian kesakitan/kematian yang menderita sakit dengan gejala-
bermakna secara epidemiologis gejala yang sama atau hampir
pada suatu daerah dalam kurun sama setelah mengkonsumsi
waktu tertentu sesuatu dan berdasarkan analisis
epidemiologi, makanan tersebut
terbukti sebagai sumber
keracunan

Wabah
Penyelidikan Epidemiologi
kejadian berjangkitnya suatu
suatu kegiatan penyelidikan atau
penyakit menular dalam
survey yang bertujuan untuk
masyarakat yang jumlah
mendapatkan gambaran terhadap
penderitanya meningkat secara
masalah kesehatan atau penyakit
nyata melebihi dari pada
secara lebih menyeluruh.
keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
Kriteria & Penetapan KLB dan Wabah
Timbulnya suatu Peningkatan kejadian Peningkatan kejadian
penyakit menular kesakitan terus-menerus kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan
tertentu yang selama 3 (tiga) kurun
periode sebelumnya dalam
sebelumnya tidak ada waktu dalam jam, hari kurun waktu jam, hari, atau
atau tidak dikenal pada atau minggu berturut- minggu menurut jenis
suatu daerah turut jenis penyakitnya. penyakitnya.
Kepala dinas kesehatan
Rata-rata jumlah kejadian
kabupaten/kota, kepala
Jumlah penderita baru dalam
periode waktu 1 (satu) bulan
kesakitan perbulan selama 1 dinas kesehatan
menunjukkan kenaikkan dua
kali atau lebih dibandingkan
KRITERIA (satu) tahun menunjukkan
kenaikkan dua kali atau lebih provinsi, atau Menteri
dengan angka rata-rata
jumlah per bulan dalam tahun
KLB dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian
dapat menetapkan
sebelumnya.
kesakitan perbulan pada daerah dalam keadaan
tahun berkutnya.
KLB, apabila suatu
Angka kematian kasus suatu daerah memenuhi salah
Terdapat dua orang atau
penyakit (Case Fatality Rate) Angka proporsi penyakit
lebih yang menderita sakit satu kriteria KLB.
dalam 1 (satu ) kurun waktu (Propotional Rate) penderita
dengan gejala-gejala yang
tertentu menunjukkan baru pada satu periode
sama atau hampir sama
kenaikkan 50 % atau lebih menunjukkan kenaikkan dua
setelah mengkonsumsi
dibandingkan dengan angka kali atau lebih disbanding
sesuatu dan berdasarkan
kematian kasus suatu satu periode sebelumnya
analisis epidemiologi,
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
makanan tersebut terbukti
dalam kurun waktu yang sama.
sebagai sumber keracunan.
sama.
Prinsip Penyelidikan Epidemiologi

Tujuan PE

Pengkajian 01 Mengetahui Besaran Masalah


Sistem
Surveilans
yang ada 02 Mengetahui Gambaran Klinis

Faktor Risiko
Evaluasi 03 Mengetahui gambaran
epidemiologi
Program
KLB
Kesehatan

04 Mengetahui Faktor Risiko


02
LANGKAH-LANGKAH
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Langkah-Langkah PE
Penerimaan informasi indikasi KLB 01 06 Penemuan kasus

Penetapan KLB 02 07 Analisis epidemiologi deskriptif

Persiapan turun lapangan 03 08 Menentukan sumber &


cara penularan

Verifikasi diagnosis 04 09 Rekomendasi penanggulangan

Penetapan kasus 05 10 Pembuatan Laporan

11
Diseminasi Laporan
1. Penerimaan Informasi Indikasi KLB

KONFIRMASI AWAL KEBENARAN INFORMASI

Bersifat Tenang
Catat semua informasi
Lapor ke pimpinan
2. Konfirmasi KLB

Melebihi
Penggambaran Insidens
Pola Penyakit “Biasa”

Waspada
Populasi
kasus Berisiko
baru
KEGIATAN PE

• Penyelidikan epidemiologi dilakukan melalui


kegiatan-kegiatan :
• Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk
menurut waktu, tempat dan ciri-ciri orang;
• Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan
diagnosis;
• Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap
makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu
wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit KLB
3. Persiapan Turun Lapangan

ADMINISTRASI

Agenda kerja Rencana kerja analisis data

Transportasi Rencana komunikasi

Tim yang akan turun Lokasi Kerja

Konsep terjadinya penyakit Aspek lingkungan

Perjalanan Penyakit Kuesioner & Pengumpulan Data

Dinamika Penularan Analisis Data

TEKNIK
Penyiapan kegiatan PE

o Hal-hal yang penting untuk diketahui dalam melakukan


penyelidikan epidemiologi :
 Konsep terjadinya penyakit, Natural history of disease,
 Dinamika penularan atau mekanisme penularan,
 Aspek lingkungan,
 Aspek administratif dan manajerial,

Informasi yang dibutuhkan dalam PE berbeda


untuk setiap penyakit, Aktifitas / kegiatan PE
secara spesifik berbeda untuk tiap penyakit
berdasarkan transmisi penularan.
4. Penetapan Etiologi

Suspek
Probable
Kepastian Konfirmasi
Diagnosa

Hubungan Pemastian • Urutan frekuensi tertinggi


Epidemiologi Diagnosis sampai terendah dari gejala dan
Kasus Primer tanda penyakit.
Kasus Sekunder • Gejala dan atau tanda
patognomonis yaitu gejala dan
Kasus Tidak ada
tanda yang khusus untuk
penyakit tertentu
• Pertimbangan antara
sensitivitas dan spesifitas
5. Penetapan Kasus
 Suspek “Semua orang yang diare, demam,
• Gejala kompatibel atau keram perut pada 8-10 Jan”
• Belum ada konfirmasi lab

 Probable “Semua pengunjung kantin pada 8


• Gejala kompatibel dan Januari dengan diare, demam,
terkait secara epidemiologis atau keram perut.”
• Belum ada konfirmasi lab

 Konfirmasi
“Semua kasus probabel yang
• Bisa jadi mencakup gejala
kompatibel dan kaitan sampel fesesnya positif
epidemiologis Salmonellosis”
• Konfirmasi lab
6. Penemuan dan Perekaman Data Kasus

1. Penemuan kasus secara aktif dengan


Tanda/Gejala Lab Demografi
menghubungi fasilitas kesehatan, No
Tanggal
Hasil
Timbul Jenis
laboratorium, tenaga kesehatan setempat, Kasus
Gejala Diare Muntah Demam Kultur
Feses
Usia
Kelamin

wilayah lain, dan mewawancarai pasien 1 22/10/1 Y Y Data Positif 19 L


9 belum
diambil
2. Membuat line listing, yang berisi ringkasan 2 25/10/1 T Y T Negatif 17 L
9
data mengenai kasus dalam situasi KLB. 3 22/10/1 T Y T Positif 23 P
9
4 27/10/1 Y ? ? Dipros 18 ?
Variabel yang wajib ada yaitu komponen 9 es

definisi kasus, nama kasus atau nomor 5 23/10/1


9
T Y T Positif 21 L

identifikasinya, tanggal timbul gejala, usia, 6 21/10/1 Y Y Y Data 18 P


9 belum
jenis kelamin. Variabel tambahan yaitu diambil

pekerjaan, faktor risiko yang relevan.


Contoh kasus KLB keracunan makanan di Desa Suka Sehat Tahun 2020

masa
kasus inkubasi
(menit)

1 30 Mode
2 45
3 25
4 35
5 60
6 50
7 30
8 20
9 40
10 70 max
11 15
12 10 min
13 30
14 35
15 30
16 45
17 50
18 30
19 40
20 25
  715 35.75
7. Analisis Epidemiologi Desktriptif

 Waktu (kurva epidemi)


– Data ideal: kapan kasus terinfeksi?
– Praktiknya, kapan kasus mulai sakit?
 Tempat (spot map, shaded map)
– Data ideal: di mana kasus terinfeksi?
– Biasanya, di mana kasus tinggal, bekerja?
 Orang (tabel)
– Siapa yang terinfeksi?
– Pembilang dan penyebut
– Kesamaan apa yang dimiliki semua
kasus yang ada?
Usia (tahun) Pria Wanita Total
<1 10 14 24
1-4 18 25 43
15 - 29 33 60 93
30 - 49 57 52 109
50+ 23 26 49
Total 141 177 318
8. Menentukan Sumber dan Cara Penularan

 Common Source Epidemic


– Sumber penyakit yang sama
– Contoh: Keracunan Pangan
 Propagated Epidemic
– Penyebaran dari orang ke orang
– Contoh: Campak, Difteri
 Kombinasi (Common & Propagated)
– Dapat terjadi pada kasus yang mula-mula
terjadi karena satu sumber penularan,
kemudian kasus menularkan kepada anggota
keluarga yang lain tanpa ada kaitan dengan
sumber penularan yang sama sebelumnya
– Contoh: Muntaber

Diadaptasi dari: AFMC Primer on Population Health


o Melihat dan membaca Data epidemiologi :
a. Common source epidemic, yang menunjukkan adanya sumber
penyakit yang sama. Salah satu contoh common source epidemic secara
akut dapat terjadi pada keracunan pangan setelah makan , muntaber
setelah meminum air dari satu sumber misalnya sumur dll. Common
source secara kronis dapat pula terjadi misalnya penyakit ISPA dalam
satu komunitas yang terpapar pada populasi dari satu pabrik.
b. Propagated epidemic, yang menunjukkan terjadinya penyebaran
penyakit dari orang. Propagated epidemic dapat terjadi misalnya pada
penyakit-penyakit campak, cacar, difteri dll yang ditularkan melalui
transmisi airborn atau droplet
c. Kombinasi antara common source dan propagated epidemic. Kombinasi
epidemic ini dapat terjadi misalnya pada kasus -kasus muntaber yang
mula-mula terjadi karena satu sumber penularan misalnya sumur, lalu
masing-masing kasus dapat menularkan penyakit dengan gejala
muntaber kepada anggota keluarga yang lain tanpa ada kaitan dengan
sumber penularan yang sama sebelumnya.
9. Rekomendasi Penanggulangan

Rekomendasi A Tindakan Penanggulangan


Rekomendasi B Sumber infeksi, Sumber penularan, orang-orang
Rekomendasi C yang rentan

Tindakan Penanggulangan Tertentu


Dapat dimulai sedini tahap diagnosis kasus
Contoh: Pemberian globulin serum imun pada
anggota keluarga kasus Hepatitis A

Kontak dengan sumber pencemaran


Mencegah kontak dengan sumber sampai
sumber dapat dihilangkan

Penanggulangan sesuai kebutuhan situasi


Imunisasi, diagnosis dini, dan pengobatan
10. Pembuatan Laporan

Judul laporan

A. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Penyelidikan
B. Metodologi
C. Hasil Penyelidikan
D. Pembahasan
E. Kesimpulan dan Saran

Abstrak
Daftar Kepustakaan
PELAPORAN (1)
A. Pendahuluan, menggambarkan peristiwa dan keadaan yang menyebabkan dimulainya
penyelidikan.
B. Latar belakang, yang menguraikan dengan singkat keadaan yang melatarbelakangi
masalah, termasuk segi geografis, politis, ekonomis, demografis, dan historis.
C. Uraian tentang yang dilakukan, termasuk alasan (yaitu hipotesis yang hendak diuji),
metode, dan sumber informasi. Contoh topik-topik yang digarap dalam bagian ini
ialah penemuan kasus,
pemastiandiagnosis,penggunaangrupkontroldansampelyangdianalisis.
D. Hasil penelitian, yang hanya memuat fakta-fakta, dan terutama harus menghindarkan
usaha menjelaskan, komentar editorial, diskusi dan opini. Data yang disajikan dapat
berhubungan dengan pengalaman masyarakat dengan penyakit ini pada masa lampau dan
masa sekarang. Contoh-contoh data yang disajikan dalam bagian ini ialah tabulasi kasus
(umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dan sebagainya) dan angka serangan yang dihitung;
waktu mulai sakit (termasuk kurva epidemi); hasil-hasil pemeriksaan laboratorium; serta
bukti-bukti lain yang menunjuk kepada suatu kemungkinan sumber infeksi atau yang
menyingkirkan kemungkinan atau kecurigaan terhadap suatu sumber.
PELAPORAN (2)
E. Analisis data dan kesimpulan, yang merupakan penafsiran dari data dengan tujuan untuk
menerima suatu hipotesis dan menyingkirkan hipotesis lain mengenai penyebab, sumber infeksi,
reservoir, cara penularan (termasuk alat atau vektor), dan kelompok risiko tinggi
F. Uraian tentang tindakan yang diambil (tindakan penanggulangan). Hal ini menyangkut tujuan
dari tindakan yang bersangkutan, diskusi tentang cara yang dipakai (bagaimana, kapan, di mana
dan oleh siapa), serta uraian tentang keefektifan dan biaya dari tindakan penanggulangan. Yang
terakhir ini mencakup jumlah kasus baru yang terjadi selama satu masa inkubasi setelah
penerapan tindakan penanggulangan hingga saat anggka insidens kembali kepada tingkat pra-
KLB. Biaya tindakan penanggulangan harus dinyatakan dalam rupiah hari-orang menurut profesi.
G. Uraian tentang dampak-dampak penting lainnya, seperti :
Dampak KLB terhadap populasi : akibat-akibat kesehatan, hukum dan ekonomis.
1)  Dampak tindakan penanggulangan terhadap :
a)  populasi - - status kekebalan, cara hidup
b)  reservoir - - banyaknya, distribusi
c)  vektor - - banyaknya, distribusi kehidupan lain
2)  Penemuan penyebab menular baru, reservoir, cara penularan (termasuk alat/vektor baru).
H. Saran mengenai perbaikan prosedur surveilans dan penanggulangan di masa depan
11. Diseminasi Hasil PE

Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi


yang tepat dan beralasan

Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;


kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah

Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,


bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan,
latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)

Merupakan dasar ilmiah untuk mengambil tindakan

Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari aspek


legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal
yang sama di masa datang
JENIS PENYAKIT POTENSI KLB

o Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I. nomor 1501/Menkes/Per/X/2010,


ditetapkan beberapa jenis penyakit menular yang berpotensi KLB yaitu:
Kolera, Pes, DBD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1)
Pandemi 2009, Meningitis, Yellow Fever, Chikungunya.
o Penetapan jenis-jenis penyakit menular tersebut diatas didasarkan pada
pertimbangan epidemiologis, sosial budaya, keamanan, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi dan menyebabkan dampak malapetaka di
masyarakat.
o Beberapa jenis penyakit potensial KLB bersifat zoonotik, sehingga dalam
program pengendalian penyakitnya melibatkan berbagai sektor terkait,
termasuk juga dalam kegiatan penyelidikan KLB. Dalam pelaksanaannya
diharapkan dilakukan terintegrasi/terpadu antara sektor kesehatan maupun
sektor pertanian menggunakan konsep pendekatan ONE HEALTH
Penyelidikan Epidemiologi Keracunan
Pangan
1. Gejala utama yang terjadi pertama-tama pada saluran
gastrointestinal atas (mual, muntah)
2. Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan
3. Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah
(kejang perut, diare)
4. Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaan
melayang, paralysis)
5. Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak,
letih, pembengkakan kelenjar limfe)
6. Gejala alergik (wajah memerah, gatal-gatal)
Penyakit emerging
EMERGING DISEASES
NEW-EMERGING
1. Tuberculosis
DISEASES RE-EMERGING
2. Malaria
1. Avian influenza DISEASES
3. Demam Berdarah
H5N1 1. Dengue
Dengue (DBD)
2. SARS 2. Chikungunya
4. Japanese Encephalitis
3. Merscov
5. Meningococcal 3. Kolera
4. Hanta dan Ebola
Meningitis 4. Syphilis
5. Lassa
6. Hepatitis B
6. Marburg
7. Hepatitis C
7. Cholera non 01
8. Hepatitis E
type atau Cholera
9. Rubbela
139 PERBEDAAN
10. Campak
8. Human ehrlichiosis PERLAKUAN ANTAR
11. Difteri
9. Monkeypox di KELOMPOK
12. Rabies
Kongo PENYAKIT atau
13. Schitosimiasis
10. Nipahvirus ANTAR PENYAKIT
14. HIV/Aids
enchepalitis
11. West Nile fever
12. Covid19
TERIMA KASIH
DISKUSI
• PESERTA DIBAGI KELOMPOK @TIAP PUSKESMAS
• KELOMPOK UNTUK KASUS DHF
• KELOMPOK UNTUK KASUS COVID-19
• MASING2 KELOMPOK MENDISKUSIKAN KASUS
• PRESENTASI HASIL DISKUSI @5 MENIT
Kasus 1 : DHF (dengue Haemoragic Fever)
Pada hari ini tanggal 22 Oktober 2020 jam 9.00 pagi, di Puskesmas Sungai
Buluh datang seorang ibu yang beralamat di desa Sukasari membawa
anaknya berobat bernama Andi umur 5 tahun, dengan gejala demam tinggi
mendadak sejak 2 hari yang lalu, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
puskesmas di polikilik puskesmas suhunya 38,5°C ditemukan ruam dan bintik
merah di tubuhnya, & uji tornique positif, kondisi Andi saat ini juga mengalami
mimisan. Dokter Puskesmas menduga Andi menderita demam berdarah.
Selama ini di wilayah Puskesmas Sungai Buluh belum pernah dilaporkan
adanya kejadian DBD.
a. Apakah kejadian tersebut sudah masuk kategori KLB?
b. Jelaskan apa kriteria KLB untuk studi kasus di atas?
c. Jelaskan langkah2 segera yang harus dilakukan oleh TGC terhadap
informasi dari kasus tersebut.
Kasus 2 : Covid-19
• Tanggal 15 April 2020 Puskesmas Randu, Kecamatan Johar, Kabupaten
Meranti, Provinsi Jambi kedatangan pasien an Bpk. Nurdin/56 th/Laki-laki.
Alamat: Jl. Bendul Ilir No.7, RT.01/RW.10, Kelurahan Daru, Kecamatan
Johar, Kab. Meranti Lahir: 2 Juli 1964. Pekerjaan: Tani Keluhan: batuk,
demam, nyeri tenggorokan, sesak nafas Riwayat: kontak dengan kasus
konfirmasi 10 hari yang lalu. Pasien di dx/ suspek Covid19, kemudian
dirujuk
ke RS Rujukan di Kabupaten Meranti. Keluhan dirasakan sejak tanggal 8
April 2020. Komorbid: hipertensi, ginjal. Kasus diambil spesimen berupa
Swab Nasopharyng dan Oropharyng.
2. Anggota Keluarga serumah:
- Rukmini/P/50 tahun (Isteri)
- Ramli/L/ 15 tahun (anak)
- Erni/P/13 tahun (anak)
- Jamelah/P/7 tahun (anak)
Kasus 2 : Covid-19
• Anggota keluarga tidak serumah, tinggal di desa lain
- Harto/L/25 tahun (anak)
- Marti/P/23 tahun (mantu)
- Brendawati/P/2 tahun (anak Pak harto)
- Abdi/L/27 tahun (anak)
- Sri rezeki/P/20 tahun (mantu)
- Marti/P/3 tahun (anak Pak Abdi)
4. Informasi lain:
Pada waktu 2 hari sebelum sakit Bpk. Nurdin mengunjungi anak-anaknya
yang sudah berkeluarga yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, yaitu
keluarga Pak Harto dan keluarga Pak Abdi.
5. Di Puskesmas Pak Nurdin diterima petugas registrasi yaitu Pranti/P/20 tahun
dan Lutfi/L/23 tahun. Perawat Lina/P/25 tahun dan dr. Indra/L/30 tahun.
6. Rujukan pasien ke RS dibantu oleh pengemudi ambulan: Maki/L/20 tahun,
perawat Sakti/L/27 tahun dan Rita/P/24 tahun.
Kasus 2 : Covid-19

Penugasan:
• Peserta melakukan PE dan Penelusuran Kontak sesuai dengan SOP yang
terdapat dalam pedoman:
- Peserta dapat melengkapi form PE
- Peserta dapat melakukan penelusuran kontak
- Peserta dapat mengisi Form Pemantauan Harian (Kontak Erat/Suspek/Probable)

Anda mungkin juga menyukai