PEMBAHASAN
2.1 Definisi KLB
Menurut PERMENKES RI, No 560/MENKES/PER/VII/1989, definisi
dari kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya suatu
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis
penyakitnya.
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau
periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode
adalah dengan menghitung jumlah kasus atau angka insiden suatu penyakit yang
karakteristik KLB dalam variabel waktu, orang dan tempat. Dilakukan identifikasi
harus memuat hal penting seperti pendahuluan, tujuan penyelidikan KLB, metode
penyelidikan KLB, dan hasil penyelidikan KLB yang telah dilakukan. 1,2
umum dan khusus. Tujuan umum dilakukannya penyelidikan KLB adalah untuk
mengetahui besar masalah KLB dan mencegah penyebaran yang lebih luas.
klinis dan virus, mengidentifikasi factor risiko, mengetahui kasus tambahan untuk
penanggulangan. 1
1501 tahun 2010 tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan
keadaan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria KLB. Kriteria tersebut
diantaranya:
lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu
4. Apabila daerah tersebut terdapat penyakit menlar yang sebelumnya tidak ada,
karantina. Disamping itu, peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi
dan imunisasi juga dilakukan untuk memutus rantai penularan. Perlindungan diri
dan lingkungan tercemar, penggunaan alat proteksi dini, perilaku hidup bersih dan
penularan.1
tersebut. Jika terdapat kematian akibat kasus tersebut perlu dilakukan penanganan
adalah:3
periode, yaitu periode satu dan periode dua. Pada periode satu, diberikan pada
balita berusia 9-12 bulan dengan suntikan subkutan pada bagian paha. Pada usia 9
bulan lebih dianjurkan pada daerah dengan transmisi penyakit campak yang
tinggi, sedangkan usia 12 bulan adalah waktu pemberian paling efektif karena
pembentukan antibody protektif paling optimal. Pada periode kedua, yaitu saat
anak berusia dua belas tahun, pemberiannya dilakukan dengan suntikan subkutan
di daerah deltoid. Imunisasi periode ini untuk anak yang gagal merespon pada
pemberian imunisasi periode pertama, dan anak yang tidak mengikuti imunisasi
periode pertama. 4
mungkin dan kasus konfirmasi. Kasus klinis adalah kasus yang menunjukkan
gejala panas (>37°C) dan rash disertai salah satu gejala batuk, pilek serta mata
Kasus konfirmasi adalah kasus klinis yang disertai dengan konfirmasi IgM+
campak. suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila memenuhi
salah satu kriteria KLB yaitu peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dan lebih dari 5 kasus klinis dan hasil
dosis tinggi untuk penderita sesuai usia dan pengobatan gejalanya. Surveilans
pentingnya imunisasi. Hal ini juga harus diimbangi dengan kualitas vaksin yang
baik dan efektif dengan cara pengawasan dan pemantauan terhadap vaksin
KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) juga sangat diperlukan dalam tindakan
pencegahan.6
g. Jumlah & kualitas SDM Puskesmas dan Dinkes rendah dlm penanggulangan
campak
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.1
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang
melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan
yang sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada
4. Fatmawati, AD dkk. Kadar Antibodi Campak Pada Anak Usia 1-4 tahun
dan Imunisasi Bidang P2P Dinkes Daerah Provinsi Sulawesi Utara. 2018.