Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI MODUL DIVISI

DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK

Penyaji : Hajrin Pajri Asra


1
Pendahuluan
Terjadi pada lempeng epifisisdeposisi
Pertumbuhan tulangpenambahan tinggi badan

Hormon:
Pertumbuhan, Tiroid, Seks, Insulin, Adrenal

Faktor Pertumbuhan:
IGF-1 dan IGF-2

PRANATAL Uterus, Nutrisi, dan Status Metabolik Ibu


1
(JANIN) Hormon/Faktor: Insulin, IGFs, dan IGF-BP.

1. Bayi (Infant)pertumbuhan yang


pesat25cm/12cm/8cm pertahun dalam 3
2 PASCA NATAL
tahun pertama.
2. Kanak-Kanak (childhood)  4-7cm/tahun
3. Pubertas (puberty)Prempuan= 8.5 cm/tahun
Laki-laki = 9.5 cm/tahun 2

Batubara.J.R.L, Tridjaja, B.A.P.P Pulungan A.B, Buku Ajar Endokrinologi Edisi I 2015. hal 19-34
3
Hormon dalam Pertumbuhan

Hormon Tiroid Maturasi Tulang, menstimulai hormon pertumbuhan,


sekresi IGF-1, maturasi kondrosit.

Hormon Steroid sex 1. Testosteron


2. Estrogen
- Anak dengan defisiensi hormon ini  rata2 TB 130cm
Hormon Pertumbuhan - Pasca natal  GH  IGF-1  IGFBP.3 HEPAR
- Meningkat saat: Olah raga dan saat tidur.
- Periode puberty meningkat sesuai dengan hormon
steroid sexpacu tumbuh.

Insulin - Berperan pada pasca natalDM-T1 tidak terkontrol akan


mempengaruhi pertumbuhan.
- Kontrol metabolik buruk sindrom mauriac (gejala
obesitas, perawakan pendek, dan hepatomegali)

Batubara.J.R.L, Tridjaja, B.A.P.P Pulungan A.B, Buku Ajar Endokrinologi Edisi I 2015. hal 19-34 4
Fisiologi Pertumbuhan

Argente J, Chowen JA, Pérez ‐Jurado LA, Frystyk J, Oxvig C. One level up: abnormal proteolytic regulation of IGF activity
5
plays a role in human pathophysiology . EMBO Mol Med. 2017;9(10):1338-1345. doi:10.15252/emmm.201707950
Perawakan Pendek/Short Stature

1. Merupakan Tinggi badan yang berada dibawah persentil 3 atau -2


SD
2. Kecepatan tumbuh dibawah persentil 25
3. Perkiraan tinggi badan dewasa dibawah midparental height

Waktu pengukuran BB, TB secara BERKALA

1. Umur < 1 tahun Saat Lahir, 1,2,4,6,9 dan 12 bulan


2. Umur 1-2 tahun Setiap 3 bulan
3. Diatas >3-21 tahunTiap 6 bulan

6
Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman Pelayanan Medis IDAI. 2009. Hal 243-249

7
Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman Pelayanan Medis IDAI. 2009. Hal 243-249

8
Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman Pelayanan Medis IDAI. 2009. Hal 243-249

9
Variasi Normal

Constitutional delay of growt


Familial shot stature
and puberty (CDGP

- Perlambatan pertumbuhan
- Tumbuh selalu<P 3 linear 3 tahun pertama
- Kecepatan petumbuhan normal - Pertumbuhan linear normal
- Usia tulang normal pada saat puber namun pra
- TB ke2 /salah satu orang tua puber selalu P<3
pendek - Usia tulang terlambat
- Tinggi akhir dibawah persentil 3 - Maturasi seksual terlambat
- Tinggi akhir biasa normal

Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman Pelayanan Medis IDAI. 2009. 10
Hal 243-249
Patologis

Endokrin Non Endokrin

- Gangguan Hormon
- Infeksi Kronik
- Syndrom
- Gangguan Nutrisi
- Resistensi hormon
- PJB
- Defisiensi Faktor2
- Gangguan GI
pertumbuhan

Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman
Pelayanan Medis IDAI. 2009. Hal 243-249
11
Tridjaja B. Perawakan dan pertumbuhan. Dalam: Pulungan AB, Hendarto A, Hegar B, Oswari O, penyunting. Continuing Professional Development IDAI
Jaya 2006: Nutrition Growth-Development. Jakarta,IDAI Jaya,2006.h.69-78. 12
Tatalaksana
- Anak dengan variasi normal  Tidak memerlukan pengobatan
- Kelainan Patologispengobatan sesuai etiologi.

Hormon Pertumbuhan
Tujuan memperbaiki prognosis TB saat dewasa.

Sebelum diterapi hormonTentukan terlebih dahulu kriteria untuk diagnosis:


1. TB<persentil 3 atau -2SD
2. Kecepatan tumbuh < P25
3. Usia tulang terlambat > 2 tahun
4. Kadar GH < 7 ng/mL pada 2 jenis uji provokasi
5. IGF,1 rendah
6. Tidak ada dismorfil tulang/ sindrom tertentu.

Pudtiastuti A.H, Hegar B,Handriyastuti s, Idris N.S, Gandaputra E.P, Harmoniati E.D, Pedoman
Pelayanan Medis IDAI. 2009. Hal 243-249
13
Cara Pemberian
Catatan: Dapat diberikan segera jika dipastikan tidak ada indikasi massa
intrakranial

Dosis:
- Prapubertas: 2 IU/m² / hari atau 25-50 µg/kg/hari secara subkutan
- Pubertas: bisa sampai 100 µg/kg/hari/ subkutan.

- Terapi diberikan selama 6 kali/mingguperlu dilakukan pemantauan berkala


tiap 3 atau 6 bulan.
- IGF,1 dan IGFBP3 di evaluasi tiap tahun
- Terapi dihentikanepifisis telah menutup, respon tidak adekuat (pertumbuhan
<2cm/tahun).
- Efek samping terjadi 3% kasus: Hipertensi Intrakranial, edema, sliped capital
femoral epphysis, skoliosis semakin memburuk, ginekomastia, hiperglikemi,
keganasan.

Batubara.J.R.L, Tridjaja, B.A.P.P Pulungan A.B, Buku Ajar Endokrinologi Edisi I 2015. hal 19-34
14
TERIMAKASIH 15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai