Anda di halaman 1dari 7

REFARAT Kepada Yth,

Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial

PENILAIAN KUALITAS HIDUP PADA ANAK SAKIT PERUT BERULANG

Penyaji : Hajrin Pajri Asra


Pembimbing : dr. Lily Rahmawati, Sp.A, IBCLC
Supervisor : dr. Hj. Sri Sofyani, MKed(Ped), Sp.A(K)
dr. Monalisa Elisabeth, MKed(Ped), Sp.A
dr. Ika Citra Dewi Tanjung, MKed(Ped), Sp.A
Hari/Tanggal : April 2019

Pendahuluan
Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja
terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit tiga bulan dan mengganggu aktivitas dari
remaja tersebut. Prevalensi sakit perut berulang berkisar antara 7% sampai 25% pada anak usia
sekolah dan remaja. Gejalanya sering dikaitkan dengan penyebab non-organik, sehingga selalu
disebut sebagai nyeri perut fungsional.1
Kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan fisis saja, namun juga oleh keadaan
mental, sosial, dan emosional, sehingga dapat dipandang sebagai suatu konsep multidimensi yang
terdiri atas tiga bidang utama yaitu fisis, psikologis (kognitif dan emosional) dan sosial.2
Kualitas hidup (quality of life, QoL) merupakan konsep yang mencakup karakteristik fisis
dan psikologis secara luas yang menggambarkan kemampuan individu berperan dalam
lingkungannya dan memperoleh kepuasan dari yang dilakukannnya. Kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan (health related quality of life, HRQoL) menggambarkan pandangan
individu atau keluarga tentang tingkat kesehatan individu tersebut setelah mengalami suatu
penyakit dan mendapatkan suatu bentuk pengelolaan.3
Penilaian Kualitas hidup memberikan wawasan baru dalam penilaian luaran jangka panjang
yang berlandaskan pada definisi “sehat” menurut World Health Organization (WHO), yaitu sehat
secara fisis, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan saja.4
Dalam beberapa penelitian menyimpulkan bahwa walaupun sakit perut berulang tidak
berhubungan dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas, tetapi sakit perut berulang akan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup pasien.1
Penyakit kronik, trauma fisis atau trauma psikososial yang terjadi pada anak dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan, jika terdapat gangguan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan maka kemungkinan besar akan terdapat gangguan
baik fisis, mental ataupun sosial yaitu kualitas hidupnya. Dampak penyakit kronis bergantung oleh
pandangan anak terhadap organ tubuhnya, penyakitnya, pengobatan yang diterimanya, dan
pandangan terhadap kematian. Dampak jangka panjang kondisi kesehatan kronis dapat mengenai

1
penderita maupun keluarganya. Dampak pada anak tercermin pada perkembangan psikososialnya,
keterlibatannya dengan teman sebaya serta prestasi di sekolah, sedangkan dampak terhadap
keluarganya, antara lain terhadap status psikososial orangtua, aktifitas dan status ekonomi keluarga
serta peran keluarga di masyarakat.5

Tujuan dari penulisan refarat ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara menilai kualitas
hidup pada anak sakit perut berulang.

Sakit Perut Berulang


Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja
terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit tiga bulan dan mengganggu aktivitas dari
remaja tersebut. Prevalensi sakit perut berulang berkisar antara 7% sampai 25% pada anak usia
sekolah dan remaja. Gejalanya sering dikaitkan dengan penyebab non-organik, sehingga selalu
disebut sebagai nyeri perut fungsional.1
Keluarga bisa memperberat gejala dengan bersikap khawatir dan tergesa-gesa
memeriksakan ke dokter, sehingga terdapat kecenderungan untuk melakukan evaluasi yang
berlebihan untuk mencari penyebab organik.10 Anamnesis yang seksama, dan pemeriksaan fisik
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis sakit perut berulang.1

Etiologi
Sakit perut berulang pada remaja paling sering tidak berkaitan dengan penyebab struktural dan
biokimia tertentu. Namun, penyebab organik harus selalu dipikirkan dalam diagnosis banding
karena kelainan ini lebih memungkinkan pengobatan yang lebih spesifik.
Perbedaan dalam sensasi visceral dapat juga menyebabkan perbedaan dalam persepsi nyeri.
Persepsi sakit perut berulang adalah kumpulan dari sensorik, emosi, dan kognitif. Respon anak
terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh stres, dan jenis kepribadian. Tidak ada bukti gambaran
psikopatologi yang konsisten pada anak-anak yang mengalami sakit perut berulang.6

Manisfestasi dan Diagnosis Klinis


Gejala sakit perut berulang fungsional mempunyai karakteristik yang tidak spesifik. Gejala klinis
sakit perut berulang berdasarkan kriteria Apley yaitu nyeri di daerah periumbilikus atau suprapubik,
nyeri berlangsung kurang dari satu jam, nyeri tidak berhubungan dengan makanan, dan kebiasaan
buang air besar, tetapi nyeri mengganggu aktivitas, diantara dua episode sakit perut berulang
terdapat masa bebas gejala, pemeriksaan fisik dalam batas normal serta nilai laboratorium juga
dalam batas normal.1
Remaja tampak sehat di antara masa-masa sakit dan pemeriksaan fisiknya normal serta
riwayat pertumbuhannya baik. Anak tersebut mungkin tampak pucat sewaktu serangan, tetapi
gejala ini tidak menunjukkan bahwa penyebabnya adalah fungsional. Remaja mungkin terlihat

2
cemas dan cenderung tidak mau menceritakan masalahnya dengan orang lain. Remaja penderita
sakit perut berulang fungsional sering berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Sebagian besar
sakit perut berulang pada remaja untuk mengalihkan perhatian dari stres keluarga.6,
Wawancara secara tidak langsung sering membantu menilai kemungkinan organik.
Pewawancara harus mendapat uraian rinci tentang gejala sakit perut berulang, waktu sakit perut
berulangnya, berat sakit perut berulang, gejala penyerta, kejadian yang mungkin memicu,
keterbatasan aktivitas, dan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit perut berulang. Nyeri perut
fungsional khas tidak disertai dengan gejala lain, walaupun kadangkadang ada muntah dan sakit
kepala.6,
Selama pemeriksaan fisik, kita harus memikirkan kemungkinan diagnosis yang berasal dari
anamnesis. Pemeriksaan lengkap penting karena sakit perut berulang mungkin merupakan
manifestasi dari bermacam-macam kelainan sistemik. Penurunan berat badan tidak berkaitan
dengan nyeri fungsional. Perlu dilakukan penilaian abdomen yang cermat mengenai perut
kembung, nyeri tekan, organomegali, atau suatu massa.6,
Pemeriksaan Ultrasonografi abdomen bisa memberikan informasi tentang ginjal, kandung
kemih, dan pankreas. Foto rontgen saluran cerna bagian atas jika ada kecurigaan kelainan lambung
atau usus halus. Esofagogastroduodenoskopi untuk memastikan kelainan saluran cerna.6,

Pengobatan Sakit Perut Berulang


Pengobatan sakit perut berulang diberikan sesuai etiologi. Pengobatan sakit perut berulang
fungsional ditujukan kepada penderita dan keluarga bukan hanya mengobati gejala.
Penatalaksanaan sakit perut berulang pada remaja terutama dilakukan dengan terapi kognitif dan
tingkah laku yang disebut dengan Cognitive Behaviour Therapy ( CBT ), terapi keluarga dengan
pendekatan CBT dapat memberikan rasa nyaman pada remaja dan anggota keluarga.
Penatalaksanaan sakit perut berulang dengan obat-obatan masih dalam penelitian. Lansoprazol
merupakan Proton Pump Inhibitor ( PPI ) yang terdiri dari gabungan dua zat aktif yaitu Enantiomer
mampu mengurangi asam lambung, bekerja spesifik sebagai penghambat pompa asam di sel
parietal, dan basa lemah dikonsentrasikan dan diubah menjadi bentuk aktif dalam lingkungan asam
pada kanalikuli intraseluler melalui penghambatan enzim H+ K + -ATPase. Efek akhir tergantung
pada dosis dan efektif menghambat sekresi asam yang berlebihan.7
Dosis per oral lansoprazol diberikan satu kali sehari, efektif menghambat sekresi asam
lambung siang dan malam hari dengan efek maksimal yang diterima dalam empat hari pengobatan.
Absorpsi lansoprazol terletak di usus halus dan biasanya lengkap dalam 3 sampai 6 jam.
Bioavaibilitas sistemik lansoprazol dosis tunggal oral berkisar 35%. Bioavaibilitas meningkat
menjadi sekitar 60% bila dosis ulangan diberikan.7
Waktu paruh eliminasi plasma lansoprazol lebih pendek dari satu jam dan tidak ada waktu
paruh pada pengobatan jangka panjang. Lansoprazol dimetabolisme sitokrom P450 hati. Bagian
terbesar metabolisme tergantung ekspresi polimorpikal bentuk spesifik CYP2C19 ( S-mephenytoin

3
hydroxylase ).15 Hampir 80% hasil metabolisme pemberian dosis oral disekresikan di urin, dan
sebagian ditemukan di feses.7
Gold dkk. menyatakan PPI lebih signifikan dalam menghilangkan gejala sakit perut
berulang dibandingkan antagonis reseptor H2. yang meneliti 27 anak yang berumur 1 sampai 11
tahun menggunakan lansoprazol 30 mg, satu atau dua kali sehari yang diberikan selama 8 minggu
terdapat perbaikan 78% dan 70% anak sembuh dengan diterapi lansoprazol 30 mg selama 12
minggu.7

Kualitas Hidup
Kualitas hidup yang dihubungkan dengan kesehatan sebagai efek fungsional dari suatu penyakit
serta efek pengobatan pada masing-masing pasien. Ada tiga alasan dalam mengobati pasien yaitu
untuk mencegah kematian, menurunkan kemungkinan morbiditas pada waktu yang akan datang dan
meningkatkan kesehatan dan kehidupan pasien. Masalah yang sering dijumpai pada sakit perut
berulang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup antara lain gejala sakit perut berulang
fungsional, keterbatasan aktifitas dan masalah emosional.3
Para peneliti telah membuat rekomendasi usia anak termuda yang dapat dipercaya untuk
membuat laporan tentang status kesehatan dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan.
Laporan dari orang tua masih diperdebatkan karena terkesan seperi laporan status kesehatan bukan
seperti konsep dasar kualitas hidup yang berhubngan dengan kesahatannya.8
Berikut ini diperlihatakan instrument untuk mengukur kualitas hidup pada anak, sesui
dengan yang dianjurkan WHO maka dalam menilai kualitas hidup, harus meliputi asfek fisis,
emosi, dan psikososial dengan standar validitas dan realiabelitas yang dapat mencakup ketiga asfek
tersebut.8

Gambar 1. Table daftar questioner penilaian kualitas hidup sesui penyakit.9

4
Pediatric Quality of Life InventoriTM
Pada gambar.1 telah dipaparkan tentang bebagai instrument untuk pemeriksaan kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan pada anak, dan salah satunya adalah Pediatic Quality of Life
InventoriTM (PedsQLTM) yaitu instumen untuk mengukur kualitas hidup pada anak dan remaja sehat
dan anak sakit akut maupun kronik. Pengukuran PedsQLTM ini terdiri atas modul genirik dan
penyakit spesifik. Sekala pengukuran generic terdiri atas 23 item, yang didesin sesui dengan
dimensi kesehatan yang dianjurkan WHO.
Item pada PedsQLTM generic ini terdiri dari 4 kelompok besar yaitu fungsi fiisi (8
pertanyaan), fungsi emosi (5 pertanyaan), fungsi sekolah (5 pertanyaan), kuedipner ini ditanyakan
untuk persaan 30 hari terakhir. Dalam kuesioner ini terdiri dari atas beberapa subgroup laporan
sesuai kelompok umur, yaitu atas laporan anak: 1.) Anak yank lebih kecil dengan umur (5-7 tahun);
2) anak yang lebih besar (8-12 tahun); Remaja yaitu (13-18 tahun) dan laporan orang tua 1) balita
(2-4 tahun); 2) anak yang lebih kecil (5-7 tahun); anka yang lebih besar (8-12 tahun); dan remaja
(13-18 tahun).8
Instrumen PedsQLTM Varni dan asosiasinya selama 15 tahun pada populasi pediatric.
Instrument adalah hasil perbaikan strategi secara cepat dan telah dilakukan uji coba pada dan
remaja di kantor pediatrik, rumah sakit spesialistik dan komunitas. PedsQLTM 4.0 modul telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui beberapa tahap validasi bahasa dan budaya sesui
dengan pedoman Mapi Trust Organisatian.
Kuesioner dinyatakan dengan 5 skla yaitu : 0 tidak pernah, 1 hampir tidak pernah, 2
kadang-kadang, 3 sering, 4 hampir selalu. Untuk anak yang lebih kecil, sekala numeral diganti
dengan sekala senyum. Setiap sekor yang diterima ditransformasi ke skala 0-100 (0=100; 1=75,
2=50; 3=25; 4=0). Skor yang lebih tinggi menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik. Nilai yang
baik adalah ≥70 dan yank tidak baik adalah <70.8

Gambar 2. Table PedsQL pada gastroenterohepatologi8


5
Gambar 3. Skoring PedsQL pada Gastroenterohepatologi8

Sakit perut berulang dapat menimbulkan kecemasan, peningkatan stres, dan ambang
rangsang nyeri yang rendah di kehidupan sehari hari. Walker menyarankan bahwa perlu panduan
untuk orang tua mengenai pendekatan dan pengawasan sakit perut berulang serta pengobatan yang
lebih awal dan tata laksana yang tepat terhadap sakit perut berulang.6
Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa walaupun sakit perut berulang tidak
berhubungan dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas, tetapi sakit perut berulang akan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup pasien.6

Ringkasan
Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja
terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit tiga bulan dan mengganggu aktivitas dari
remaja tersebut. Perbedaan dalam sensasi visceral dapat juga menyebabkan perbedaan dalam
persepsi nyeri. Persepsi sakit perut berulang adalah kumpulan dari sensorik, emosi, dan kognitif.
Respon anak terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh stres, dan jenis kepribadian. Tidak ada bukti
gambaran psikopatologi yang konsisten pada anak-anak yang mengalami sakit perut berulang.
Gejala klinis sakit perut berulang berdasarkan kriteria Apley yaitu nyeri di daerah periumbilikus
atau suprapubik, nyeri berlangsung kurang dari satu jam, nyeri tidak berhubungan dengan makanan,
dan kebiasaan buang air besar, tetapi nyeri mengganggu aktivitas, diantara dua episode sakit perut
berulang terdapat masa bebas gejala, pemeriksaan fisik dalam batas normal serta nilai laboratorium
juga dalam batas normal. Ada tiga alasan dalam mengobati pasien yaitu untuk mencegah kematian,
menurunkan kemungkinan morbiditas pada waktu yang akan datang dan meningkatkan kesehatan
dan kehidupan pasien. Masalah yang sering dijumpai pada sakit perut berulang yang dapat

6
mempengaruhi kualitas hidup antara lain gejala sakit perut berulang fungsional, keterbatasan
aktifitas dan masalah emosional.

DAFTAR PUSTAKA
1. Quak SH. Recurrent abdominal pain in children: A clinical approach. Singapore Med J.
2015;56(3):125-128.
2. Horst S, Shelby G, Anderson J, et al. Predicting Persistence of Functional Abdominal Pain
From Childhood Into Young Adulthood. Clin Gastroenterol Hepatol. 2014;12(12):2026-
2032.
3. Weydert JA, Shapiro DE, Acra SA, Monheim CJ, Chambers AS, Ball TM. Evaluation of
guided imagery as treatment for recurrent abdominal pain in children: A randomized
controlled trial. BMC Pediatr. 2006;6:1-10.
2. Hullmann, S.E., Ryan, L.J., Ramsey, R.R., Chaney, J.M., Mullins, L.L. 2011. Measures of
General Pediatric Quality of life. American Collage of Rheumatology; 63: S420-430.
3. Silverman, A.H., Berlin, K.S., Lorenzo, C.D., Nurko, S., Kamody, R.C., Ponnambalam, A.,
Mugie, S., Gorges, C., Sanghavi, R., Sood, M.R. 2015. Measuring Health Related Quality of
Life with Parental Opinions of Pediatric Constipation Questionnaire. Journal of Pediatric
Psychology Advance Access; 6: 1-9.
4. World Health Organization. 1997. Measuring Quality of Life. Divison of Mental Health and
Prevention of Substance Abuse World Health Organization; 1: 1-13.
5. Rusmil, K. 2013. Kualitas Hidup Remaja Dengan Kondisi Penyakit Kronis.,[diakses 2018
Jan 12]. Diunduh dari: http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kualitas-hidup-
remajadengan-kondisi-penyakit-kronis.
6. Horst S, Shelby G, Anderson J, et al. Predicting Persistence of Functional Abdominal Pain
From Childhood Into Young Adulthood. Clin Gastroenterol Hepatol. 2014;12(12):2026-
2032.
7. Weydert JA, Shapiro DE, Acra SA, Monheim CJ, Chambers AS, Ball TM. Evaluation of
guided imagery as treatment for recurrent abdominal pain in children: A randomized
controlled trial. BMC Pediatr. 2006;6:1-10.
8. Varni JW, Bendo CB, Denham J, et al. PedsQL gastrointestinal symptoms module:
Feasibility, reliability, and validity. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2014;59(3):347-355.
9. Marsubrin PMT. Kualitas Hidup Anak Sindrom Nefrotik Menggunakan Penilaian Pediatric
Quality of Life Inventory (PedsQL). 2014:55-56.

Anda mungkin juga menyukai