Anda di halaman 1dari 6

Nilai Prognostik Warning Sign Terhadap Penyakit Demam Berdarah

Anak
Evan Elian, Hussain Assagaf
Departemen Kesehatan Anak RSUD dr. H.Chasan Boesirie, Ternate

Latar belakang. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan Virus Dengue dan sudah menjadi permasalahan lama,
berdasarkan data tabel dinas Kesehatan tahun 2018 didapatkan bahwa daerah Ternate memiliki angka kejadian DBD yang cukup rendah
tetapi memiliki angka fatalitas tertinggi se Indonesia. Maka perlu diteliti dari warning sign dari WHO 2009 untuk menentukan prognosis
demam berdarah anak
Tujuan. Mengetahui faktor resiko tiap warning sign terhadap demam berdarah anak
Metode. Penelitian ini berupa case control dengan membuka data sekunder dari anak umur 1 tahun hingga 18 tahun yang menjalani
perawatan demam berdarah pada tahun Januari 2019 sampai Desember 2019, variabel bebasnya adalah warning sign sedangkat variabel
terikatnya adalah dengue non shock dan dengue shock, variabel diteliti dengan ChiSquare, Odd ratio dan Regresi Logistik
Hasil. Dari 79 sampel yang memenuhi kriteria didapatkan 26 sampel dengan shock dengue (grade III-IV) dan 73 sampel dengan demam
berdarah non shock (grade I-II), uji chisquare menunjukan adanya perdarahan berhubungan dengan prediksi, sedankan dari uji analisis
regresi logistik didapatkan bahwa faktor yang lebih bermakana memperberat terjadinya shock demam dengue adalah, peningkatan
hematokrit > 45% disertai thrombositopenia, hepatomegali dan letargis
Kesimpulan, Letargis dan Hepatomegali merupakan faktor prediktor prognosis shock demam berdarah anak yang bermakna

Kata kunci: demam berdarah , warning sign,prognostik

Warning Sign as Prognostic Value for Pediatric Dengue Hemorrhagic


Fever
Evan Elian, Hussain Assagaf
Departemen Kesehatan Anak RSUD dr. H.Chasan Boesirie, Ternate

Background. Dengue Hemorrhagic Fever is a disease that cause by dengue virus and has been global issues untill now, according to
Indonesia Health Office disease statistic in 2018, Ternate were recorded for the lowest dengue Hemorrhagic fever but has the highest
fatality rate compare to other province in Indonesia. Therefor research need to be conduct to measure warning sign from WHO 2009
as prognostic factor for dengue Hemorrhagic Fever

Objective. To explore of each warning signs as predictor for dengue hemorrhagic predictor
Methods. This research conduct in case control by using secondary data such as medical record of all pediatric with ages below 18
patient who were admitted in January 2019 until December 2019 , the independent variable was warning sign and the dependent variable
was non shcok dengue and dengue shock , the data was analyzed using ChiSquare, Odd ratio and Logistic Regression for further analysis
Result. from 79 that match inclusion criteria we got sample 26 sample with shock dengue (grade III-IV) and 73 sample with non shock
dengue fever (grade I-II), chisquare anaylitc shows that persistent vomiting ,ascites , mucosal bleeding, lethargy and hepatomegaly have
a relation with prediction and further analytic using logistic regression shows that the factor that significcantly worsening toe become
dengue shock were increase of hematocrit >45% follows by thrombocytopenia, hepatomegaly and lethargy
Conclusion. Hematocrit >45% follows by thrombocytopenia, lethargy and Hepatomegaly were a signifficant factor for predicting
dengue with shock

Keywords:: dengue Hemorrhagic, warning sign, prognostic

Alamat korespondensi: dr Evan Elian email: evan.elian.316@gmail.com


Demam berdarah merupakan penyakit yang
disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui Metode
vektor nyamuk Aedis aegypti. Hingga saat ini sudah
didapatkan ada 4 serologi virus dengue yaitu
Rancangan penelitian ini adalah case control.
DENV-1 DENV-2 DENV-3 dan DENV-4 1.
Pengambilan sampel dilakukan dari data sekunder
Berdasarkan informasi dari data kemenkes
yaitu rekam medis mulai Januari 2019-November
tahun 2018 mengenai profil penyakit di Indonesia
2019. Kriteria inklusi adalah data rekam medis
dinyatakan bahwa saat itu angka kejadian DBD di
pasien dengan diagnosis DBD grade I-IV dengan
Indonesia masih tergolong tinggi serta di Ternate
kriteria WHO sebagai dasarnya dan telah disetujui
adalah provinsi dengan angka kejadian DBD
oleh konsulen spesialis anak, lalu pasien berumur
terendah se Indonesia yaitu 8,92 per 100 000
18 tahun kebawah.. Kriteria eksklusi adalah
penduduk tetapi memiliki angka kematian (case
penyakit malaria selama pengobatan, riwayat
fatality rate) tertinggi dibanding 34 provinsi lainnya
pengobatan yang mempengaruhi fungsi sumsum
di Indonesia yaitu sebesar 3,64% 2.
tulang serta penyakit hemato-onkologi seperti
Patofisiologi dari penyakit DBD adalah
leukemia, thallasemia dan anemia..
bermula ketika sel keratinosit dan sel langerhan
pengambilan data yang dari rekam medis
terinfeksi oleh virus dengue yang masuk melalui
meliputi jenis kelamin, umur onset demam,
gigitan vektor nyamuk Aedes aegepty dan sel tersebut
outcome/hasil luaran pasien , warning sign yang ada
ada yang memasuki kelenjar lympnode sekitar dan
dari pasien masuk hingga keluar dari rumah sakit
terjadi bentuk pertahanan innate berupa monosit
serta diagnosis penyakit pasien
dan makrofag tetapi dalam keadaan ini virus dengue
Data yang diambil tersebut dimasukkan ke
mampu untuk menginfeksi sel tersebut dan
dalam program perangkat lunak SPSS® 18. Data
berpotensi untuk masuk kedalam aliran darah atau
dianalisis menggunakan uji Chi-square dan atau
keadaan viremia dimana virus beredar dalam darah
Fisher Exact lalu uji oddratio dengan indeks
dan selanjutnya terjadi proses inflamasi yang
kepercayaan CI 95% dengan P value memiliki
memicu sitokin dan histokin pro inflamasi seperti
hubungan bila dibawah < 0.05 kemudian hasil
TNF-A , IL-1, IL-6, PGE-2 atau Prostaglandin
warning yang sign yang berhubungan dilakukan
serta IFN-Y yang memicu terjadinya inflamasi
analisis multivariate dengan menggunakan regresi
sistemik sehingga mampu menimbulkan kebocoran
logistik untuk menilai besarnya dari masing masing
plasma pada tubuh, inhibisi sementara dari sumsum
warning sign menjadi perburukan shock demam
tulang, nyeri abdomen serta klinis muntah pada
berdarah.
pasien sehingga menjadi sebuah penyakit yang kita
kenal sebagai demam berdarah 3 .
Berdasarkan guideline WHO tahun 2019, Hasil
warning sign pada demam berdarah dengue dibagi
menjadi nyeri abdomen, muntah persisten , Dari hasil akhir penelitian didapatkan subyek
akumulasi cairan misalnya ascites , perdarahan sampel penelitian sebanya 79. Dari pembagiannya
mukosa . letargis, hepatomegali serta peningkatan didapatkan 53 sampel dengan demam berdarah non
hematokrit >45% yang disertain thrombositopenia shock (grade I dan grade II) dan 26 sampel demam
dan direkomendasikan untuk dipakai dalam berdarah dengan shock (grade III dan grade IV).
penganan guna menurunkan mortalitas terhadap Karakteristik sampel dari penelitian ini tertera pada
DBD4 tabel 1 dan untuk analisis bivariat serta multivariat
Dari uraian diatas maka kami melakukan tertera pada tabel 2
penelitian untuk meneliti besarnya faktor resiko
warning sign terhadap kejadian shock demam
berdarah.
Tabel 1. Karakteristik profil pasien

Karakteristisk n=79
Jenis Kelamin 44 (44)
Laki Laki 35 (56)
Perempuan
Usia
< 10 tahun 63 (79)
10 18 tahun 16 (21)
Luaran / Outcome
Hidup 75 (95)
Meninggal 4 (5)
Onset Demam
< 4 Hari 40 (50)
4-6 Hari 38 (48)
> 6 Hari 1 (2)

Tabel 2 Analisis bivariat dan multivariat warning sign terhadap demam berdarah anak

Warning Sign Analisis Bivariat Analisis Multvariat


DBD non DBD P OR 95%CI P
shock Shock
(n= 52) (n=27)
Nyeri abdomen 41 24 0.215y - - -
Muntah persisten 32 24 0.011x 1.83 0.154-21.826 0.631
Ascites 17 22 < 0.001x 0.622 0.058- 6.623 0.694
Perdarahan Mukosa 26 24 0.001x 5.06 0.476 53.99 0.179
Letargis 4 23 < 0.001x 22,6 3.106 165.376 0.002
Hepatomegali 9 23 <0.001x 12.02 1.011 142.486 0.049
Peningkatan hematokrit 12 22 <0.001x 15.41 1.669 142.302 0.016
>45% disertai
thrombositopenia

y
data dianalisis dengan fisher exact
x
data dianalisis dengan chisquare

Pada tabel 2 variabel yang telah terlebih dahulu hubungan yang bermakna menjadi shock DBD karena
anilisis bivariat melalui chi-square bila persebaran data nilai P nya 0,215 (> 0.05) sehingga tidak menjadi
merata dan fisher exact bila persebaran variable kandidat untuk dianalisis multivariate. Variabel yang
tersebut tidak merata, sehingga melalui tahap tersebut dianggap signifikan diajukan menjadi kandidat untuk
didapatkan bahwa nyeri abdomen tidak memiliki analisis multivariat dengan analisis regresi logistik
adalah variabel warning sign dengan P < 0.05 pada menginervasi sebagian nervus vagus / X sekitar organ
analisis bivariat. Setelah dianalisis melalui regresi yang menyebabkan muntah8, tetapi resiko untuk
logistik, maka didapatkan 3 variabel warning sign yang menjadi faktor perburukan tidaklah kami temukan
bermakna secara statistik untuk berpengaruh menjadi dalam penelitian ini.
demam berdarah shock yaitu warning sign letargis, Perdarahan mukosa merupakan hal yang
hepatomegali serta peningkatan hematokrit >45% berhubungan dengan memilik hubungan menjadi
yang diikuti thrombositopenia karena didapatkan nilai shock DBD tetapi tidak bermakna secara statisik pada
P < 0.05, sedangkan ascites dan perdarahan mukosa penelitian kami, hal ini bisa disebabkan karena
dinyatakan tidak bermakna secara statistik karena nilai beberapa penelitian yang kami temukan perdarahan
P nya >0.05 mukosa yang diteliti lebih ke arah perdarahan saluran
cerna yang ditandai dengan melena9 , 10 tetapi pada
penelitian kami perdarahan gusi atau petekie sudah
Pembahasan dianggap menjadi perdarahan mukosa sehingga hal ini
tentu menjadi berbeda.
Berdasarkan data yang kami dapat, didapatkan bahwa Pada Variabel peningkatan hematokrit hingga
angka kejadian DBD anak lebih banyak terjadi pada >45% yang disertai penurunan trombositopenia
anak usia 10 tahun kebawah dibanding usia 10 tahun penelitian kami menyatakan ada makna secara statistik
sampai 18 tahun hal ini serupa dengan penelitian yang yaitu dengan odd ratio 15,41 dan memiliki kesamaan
dilakukan Reihan dkk, hal ini bisa disebabkan karena dengan Arie Yulianto (odd ratio 5.41 untuk
pada anak usia yang masih dibawah 10 tahun trombositopenia dan 17,80 untuk hematokrit
cenderung memiliki sifat endotel dan yang lebih meningkat)11 namun berbeda dengan dilakukan
mudah rapuh dibanding umur diatasnya. 5 Abdullah S.Adam12 (tidak signifikan secara statistik).
Pada data kami juga didapatkan angka kematian Hal ini bisa disebabkan faktor geografi rujukan pada
meninggal mencapai 5% hal ini bisa terjadi karena tempat peneliti tidak semua pasien dirujuk melalui
tempat penelitian merupakan RS tingkat B pada tahun jalur darat saja karena ada yang sebagian dirujuk
tersebut dan untuk menerima rujukan pasien tidak melalui jalur laut sehingga memungkinkan terapi tidak
selalu jalur darat karena pelayanan primer tersebar di adekuat selama perjalanan,di tingkat biologimolekular,
pulau pulau dan harus menggunakan kapal laut untuk ada kajian teori menyatakan terjadi disfungsi
merujuknya sehingga memakan waktu serta fasilitas sementara dari bone marrow / sum sum tulang.13
kesehatan yang belum maksimal pada tempat peneliti. Akumulasi cairan yang digunakan pada penelitian
Pada hasil analisis, kami didapatkan nyeri perut kami adalah ascites karena lebih obyektif untuk diukur
tidak menjadi prediktor yang baik untuk menjadi dan pada penelitian kami didapatkan bahwa ascites
prognosis warning sign , hal ini bisa disebabkan karena memilik hubungan tetapi tidak bermakna secara
yeri Perut pada kejadian DBD masih bisa diakibatkan statistik menjadi shock DBD hal ini karena
banyak hal, pertama melalui jaras inflamasi dimana ada pengukuran kebocoran cairan seperti efusi pleuara
sitokin proinflamasi nyeri seperti prostaglandin6 ,serta tidak dimasukan karena bersifat subyektif pemeriksa.
bisa merupakan keadaan peregangan saraf viseral dan Kebocoran cairan disebabkan akibat rusaknya
hipoksia jaringan7. membrane protein glikocalyx yang menjadi membrane
Keadaan muntah persisten kami dapatkan ada pembatas tipis antara dinding vascular bagian dalam
hubungannya tetapi tidak bermakna secara statistik terhadap extravaskular. 14
untuk perburukan pasien DBD menjadi shock. Warning sign hepatomegali kami dapatkan
Muntah merupakan faktor pemberat dan kami memiliki hubungan kejadian prognosis DBD dan
dapatkan kajian reflek muntah itu sendiri merupakan memiliki kebermaknaan secara statistik, pada
tanda hipoksia jaringan organ visceral yang penelitian kami didapatkan odd ratio 12,02 hasil
penelitian kami konsisten dengan penelitian
pembanding Arie Yulianto 11,. Hepatomegali yang
terjadi pada kejadian DBD bukan hanya menandakan
respon dari infeksi virus tetapi juga bisa menandakan
gagal sirkulasi cairan sehingga resiko kegagalan Daftar pustaka
resusitasi cairan pada pasien shock DBD15. 1. World Health Organization : Comprehensive guideline for
Letargis merupakan keadaan dimana kesadaran prevention and control dengue hemorrhagic fever : revised
pasien mulai menurun, awal mula kondisi ini bisa and expanded edition, Geneva World Health Organization,
2011.
disertai keadaan panik dan agitasi walaupun pasien
2. Kemenkes RI , Data dan Informasi Profil Kesehatan,
dalam kesadaran menurun, hasil regresi logistik kami Kemenkes Indonesia , 2018
menunjukan adanya hubungan serta kebermaknaan 3. Rosenblatt A, Mathes EF, Rosbe KW. Infantile
secara statistik yaitu odd ratio 22.6 dan hasil ini hemangiomas: From pathogenesis to clinical features.
konsisten dengan dua penelitian pembanding kami11,12. Research Rep Neonat 2012;2:55-64.
4. World Health Organization : Dengue Guideline for
Warning sign letargis ini perlu diperhatikan karena Diagnosis Treament Prevention and Control , Geneva World
keadaan ini dapat menandai pasien dalam keadaan Health Organization 2009
preshock sehingga perlu ditangani segera sebelum 5. Raihan, Hadinegoro SRS, Tumbelaka AR. Faktor prognosis
perburukan dan mengalami irreversible organ failure terjadinya syok pada demam berdarah dengue. Sari Pediatri
2010;12:47-52.
akibat gagal sirkulasi16.
6. Wiwantikit Surin,, Rajabhat University, Acute Abdominal
Keterbatasan penelitian kami adalah tidak Pain in dengue fever study , Elsevier, 2016:24 Jun32(6)
menegakan diagnosis DBD dengan gold standard 7. Marco-Hernandez J, Oliveira I, Pinazo MJ. Abdominal pain as
penunjang serologis IgG dan IgM dengue17, dan juga a warning sign in dengue. Medicina clinica. 2019;152(1):37-8.
dikarenakan keterbatasan fasilitas di layanan kesehatan 8. Vuong NL. Manh DH, Mai NT, et all, Development of a
simple cilinical risk score for early prediction of severe dengue
tidak ada alat pemeriksaan PT dan APTT, sehingga case classification, Tropmed health. 2016;44:14
kasus DBD dengan DIC jadi tidak bisa dibedakan. 9. Nidtali Tadkalkar,Ketaki Ganti,Kanjhaksa Gosh et all
Keterbatasan berikutnya adalah penelitian dilakukan Pathogenesis of dengue associated with hematologic disorder
dengan data sekunder yaitu membuka rekam medis WHO Bulletin , 2016;39:32
10. Leo YS, Gan VC, Ng El, et all, Utility of warning signs in
sehingga sangat bergantung pada masing masing
guiding admission and predicting severe disease in adult
dokter pemeriksa pasien sehingga bisa menimbulkan dengue, BMC 2013;13:498
bias. 11. Arie Yulianto,Ida Safitri Laksono,Mohammad Jufrie, Faktor
Prognosis Keparahan Derajat Keparahan Dengue, Sari
Pediatri 2016;18(3):198-203
Kesimpulan 12. Abdullah S Adam, Syahril Pasaribu, Hendy Wijaya, et all ,
Warning sign as predictor of dengue severity in children, MJI
Peningkatan Hematokrit lebih besar 45% yang disertai 2018;27:101-7
penurunan trombosit, hepatomegali serta letargis 13. Mitrakul C. Bleeding problem in dengue haemorrhagic fever:
platelets and coagulation changes. Southeast Asian J Trop
merupakan warning sign DBD yang bermakna secara Med Public Health. 1987;18:407-12.
statistik menimbulkan shock DBD sehingga dengan 14. De Anddrad, Cynthia MMK, Mariana DR, A new approach
penelitian ini diharapkan ada kewaspadaan para dokter to reducing mortality from dengue in brazil, open journal of
dalam menangani DBD anak sehingga dapat clinical diagnosis 16(8):936-48
15. Soegijanto S, Budiyanto, Kartika, Taufik, Amor. Update
menurunkan mortalitas akibat penyakit ini di waktu
management of dengue complication in pediatric. Ind J of
mendatang
Trop Infect Dis 2011; 2:1-11
16. Gupta V, Yadav TP, Pandey RM, Singh A, Gupta M,
Kanaujiya P, dkk. Risk factors of dengue shock syndrome in
children. J Trop Pediatr 2011;57:451-6.
17. World Health Organization TDR : Dengue diagonostic
proceeding of an international workshop, Geneva Swizerland
World Health Organization TDR, 2004.

Anda mungkin juga menyukai