Anda di halaman 1dari 2

Medika: Jurnal kedokteran indonesia Edisi No 09 Vol XXXVII - 2011

Perkembangan Terkini Terapi Demam Tifoid


Demam tifoid merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang. Gangguan ini berjangkit sepanjang tahun dan umumnya mengenai usia dewasa muda. Penyebab utama demam tifoid adalahSalmonella typhi yang hanya melekat pada manusia sebagai inangnya. Penanganan demam tifoid (DT) masih memiliki beberapa kendala, seperti banyak kasus yang atipikal, adanya beberapa penyakit yang menyerupai DT, berkembangnya multi drug resistant terkait S. typhi, dan seringkali menganggap komplikasi sebagai penyakit utama. Demikian disampaikan Prof.dr. RHH Nelwan, DTM&H, SpPD-KPTI, dalam Simposium Penatalaksanaan Demam Tifoid yang merupakan bagian dari Kongres Nasional PETRI XVII, di Semarang, beberapa waktu lalu. Seperti diterangkan Prof. Nelwan bahwa patogenesis demam tifoid diawali dengan masuknya makanan yang terkontaminasi ke dalam lumen usus. Kemudian, S. typhi menembus mukosa, memasuki sirkulasi darah, dan akhirnya menimbulkan gejala klinis. Sebuah studi prospektif yang dilakukan oleh H. Nazir pada 1989 menemukan bahwa gejala klinis yang timbul akibat infeksi S. typhi, di antaranya adalah panas, mual, muntah, pusing, dan diare. Terapi yang diberlakukan pada pasien DT yakni suatu metode yang dinamakan Trilogi Pengobatan oleh Prof. Nelwan. Trilogi Pengobatan meliputi diet/perawatan profesional, antimikroba spesifik, dan waspada komplikasi, ungkapnya. Pada pengobatan DT, antimikroba memegang peranan penting. Oleh sebab itu, beliau bersama tiga rekannya melakukan sebuah studi bertajuk Open Study on Efficacy and Safety of Levofloxacin in Treatment of Uncomplicated Typhoid Fever. Penelitian dilakukan terhadap 30 pasien DT yang terdiri dari 11 pria dan 19 wanita. Mereka sebagian besar (40%) berusia antara 21-30 tahun dan telah mengalami demam selama 5 hari (20%) dan 8 hari (20%) sebelum diberlakukan terapi. Pasien diberikan levofloxacin 500 mg/hari selama 5 hari. Dari penelitian ini didapatkan data respons efikasi klinis terjadi 100% pada definite case dan probable case. Sementara, rata-rata penurunan demam sebesar 2,43 hari pada definite case dan 2,22 hari pada probable case. Penelitian lain yang juga dilakukan Prof. Nelwan, dkk berjudul A Single Blind Comparative Randomized Multi Centre Study for Efficacy and Safety of Levofloxacin vs Ciprofloxacin In the Treatment of Typhoid Fever. Studi ini mendapatkan data pemberian Ciprofloxacin 500 mg dua kali sehari selama 6 hari menurunkan demam dalam kurun waktu 3,60 hari, sedangkan pemberian Levofloxacin 500 sekali sehari selama 7 hari menurunkan demam dalam waktu 2,43 hari. Disimpulkan bahwa Levofloxacin dapat menurunkan demam lebih cepat dibandingkan dengan Ciprofloxacin. Pada kesempatan tersebut, dr. Nasronudin, SpPD-KPTI menjelaskan tentang tata laksana pasien dengan resistansi multi obat S.typhi. Sejak 1989 di mana S. typhi resistan terhadap multiobat multi drug resistant (MDR) chloramphenicol, ampicillin, dan trimethoprim, flouroquinolon menjadi obat pilihan untuk terapi infeksi ini. Terapi dengan fluoroquinolon berhubungan dengan rendahnya kegagalan terapi dan lebih cepat mengurangi gejala dibandingkan terapi dengan agen beta-laktam. Flouroquinolon (levofloxacin) dengan dosis lebih tinggi dari 20 mg/kg/hari dalam 14 hari dapat digunakan di wilayah di mana prevalensi S. typhi yang resistan quinolon rendah. Pada kasus MDR S. typhi berat pada DT, pasien harus diterapi dengan sefalosporin generasi ketiga atau keempat secara parenteral paling sedikit 10 hari atau azitromycin, ung kapnya. Pasien ini harus ditindaklanjuti secara cermat dan diobservasi untuk mencegah kekambuhan. Dalam penanganan demam tifoid, kerja sama antara petugas laboratorium dan klinisi sangat penting, terutama untuk menentukan peresepan antibiotik yang rasional bagi setiap pasien sementara menunggu hasil antibiotic susceptibility test (AST). Senada dengan pernyataan kedua pakar di atas, Konsensus Penatalaksanaan Demam Tifoid 2010, merekomendasikan penggunaan levofloxacin, baik untuk kasus ringan maupun berat. Untuk kasus ringan diberikan levofloxacin 500 mg/hari selama 7 hari. Sedangkan untuk kasus berat diberikan levofloxacin 500 mg secara intravena selama 3-5 hari dan secara oral selama 7 hari. Salah satu levofloxacin yang tersedia di pasaran adalah Cravit produksi PT Kalbe Farma. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg; dan infus 500mg/100mL dan 750mg/ 150 mL

A Single Blind Perbandingan Acak Non-Inferior Studi Multisenter untuk Efikasi dan Keamanan Levofloksasin dibandingkan Ciprofloxacin dalam Pengobatan terkomplikasi Demam Tifoid Abstrak Ciprofloxacin saat ini obat pilihan untuk demam tifoid, tetapi Salmonella typhi resistensi terhadap ciprofloxacin adalah di-kusut, sedangkan levofloksasin telah terbukti sangat efektif dalam studi terbuka sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efikasi, dan keamanan levofloxacin dan ciprofloxacin untuk demam tifoid. Dari 110 pasien dengan dikonfirmasi tifoid fe-ver, 54 pasien menerima lisan levofloxacin 500 mg sekali sehari dengan satu putus, sementara 56 menerima siprofloksasin 500 mg dua kali sehari selama 7 hari dengan dua drop out. Penurunan suhu badan sampai yg normal demam dicapai pada rata-rata 3 hari setelah diprakarsai-Ating levofloxacin dan 5 hari setelah memulai ciprofloxacin dan satu mikrobiologis non dikonfirmasi demam tifoid ulang selang terjadi pada kelompok levofloksasin sementara dua kambuh dengan mikroorganisme Salmonella positif terjadi pada kelompok siprofloksasin. Tidak ada pembawa Salmonella typhi ditemukan pada kedua kelompok pada hari ke 30. Reaksi yang merugikan lebih menonjol dalam kelompok ciprofloxacin dibandingkan dengan kelompok levofloxacin. Sebagai kesimpulan, lisan levofloxacin 500 mg sekali sehari selama satu minggu menunjukkan penyembuhan demam lebih cepat dibandingkan dengan ciprofloxacin 500 mg dua kali sehari pada demam tifoid di Indonesia, dan reaksi yang kurang merugikan terjadi dengan levofloxacin dibandingkan dengan ciprofloxacin. Dokumen elektronik ini adalah "hidup" template. Berbagai komponen kertas Anda (judul, teks, kepala, dll) sudah didefinisikan pada style sheet, seperti yang digambarkan oleh bagian yang diberikan dalam dokumen ini.

Anda mungkin juga menyukai