Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

Tingkat Kecemasan dan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Kusta

Nuniek Nizmah Fajriyah, Dwi Agus Dharmawan, Satya Herdiyanto


Prodi Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Email: nuniek_pkj@yahoo.co.id

Abstrak. Kusta merupakan penyakit menahun yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ
tubuh manusia yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh
penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kejadian kusta baik baru maupun
lama di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 sebesar 123 kasus dengan jumlah
kematian 8 orang. Timbulnya tanda dan gejala menimbulkan kecemasan pada penderita
maupun keluarga karena kurangya pengetahuan tentang penyakit tersebut dan timbulnya
perasaan negatif karena keadaan yang ada, sehingga penderita enggan untuk berobat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan dengan kepatuhan
minum obat pada penderita kusta di Kecamatan Bojong dan Kecamatan Buaran
Kabupaten Pekalongan Tahun 2013. Desain penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh dengan jumlah
32 responden. Alat pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk check
list. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 17 responden mengalami tingkat kecemasan
ringan dan 15 responden mengalami tingkat kecemasan sedang. Sedangkan kepatuhan
minum obat didapatkan 20 responden yang patuh minum obat, dan 12 responden tidak
patuh minum obat. Kepatuhan minum obat menjadi aspek penting bagi klien kusta, karena
kepatuhan minum obat harus dilakukan oleh klien kusta untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal, dalam hal ini adalah kesembuhan.
Kata Kunci : Kecemasan, Kepatuhan Minum Obat, Kusta

Anxiety levels and Drink Drug Compliance in Patients with Leprosy

Abstract. Leprosy is a chronic disease that attacks the nervous edge, skin and organs of the
human body in the long run lead to some members of the patient's body can not function properly.
The incidence of leprosy, both new and old in Pekalongan in 2009 amounted to 123 cases with 8
deaths. The onset of signs and symptoms cause anxiety in patients and families because of a
lack of knowledge about the disease and the onset of negative feelings due to the existing situation,
so that patients are reluctant to seek treatment. This study aims to describe the level of anxiety
with medication adherence in patients with leprosy in the district and sub-district Bojong
Buaran Pekalongan 2013. The design of this research using descriptive research. The sampling
technique using a sample saturated with a number of 32 respondents. Data collection tools by
using the questionnaire in the form of check list. The result showed a total of 17 respondents
experiencing mild anxiety level and 15 respondents experienced a moderate level of anxiety.
While medication adherence obtained 20 respondents who dutifully taking medication, and 12
respondents did not obey taking medication. Medication adherence is an important aspect for
clients leprosy, since medication adherence should be done by leprosy clients to achieve optimal
health status, in this case is healing.
Keywords: Anxiety, Drug Drinking Compliance, Leprosy

Pendahuluan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.


Meskipun infeksius, tetapi derajat
Kusta merupakan penyakit infektivitasnya rendah. Waktu
menahun yang menyerang syaraf tepi, inkubasinya panjang, mungkin
kulit dan organ tubuh manusia yang beberapa tahun, dan tampaknya
dalam jangka panjang mengakibatkan kebanyakan pasien mendapatkan
sebagian anggota tubuh penderita tidak infeksi sewaktu masa kanak-kanak.
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

Tanda-tanda seseorang menderita prevalensi tertinggi di Kecamatan


penyakit kusta antara lain, kulit Bojong sebanyak 27 pasien dan
mengalami bercak putih, merah, ada Kecamatan Buaran sebanyak 27 pasien.
bagian tubuh tidak berkeringat, rasa Pada keadaan lanjut, dimana
kesemutan pada anggota badan atau penderita tidak menerima pengobatan
bagian raut muka, dan mati rasa karena yang memadai dapat menimbulkan
kerusakan syaraf tepi (Dokter Sehat kecacatan seperti mata tidak bisa
2010, h. 1). menutup sampai timbul kebutaan, mati
Angka kejadian penyakit kusta rasa pada telapak tangan, jari kriting,
di dunia pada tahun 2008, tertinggi di memendek atau tanpa rasa sakit serta
negara india sebesar 134.184 kasus, lunglai pada pergelangan tangan, mati
kemudian Brasil 38.914, dan Indonesia rasa pada telapak kaki, bahkan
menempati peringkat ketiga dengan memendek atau putus. Salah satu
17.441 kasus. Pada tahun 2012 di masalah yang menghambat adanya
Indonesia penderita kusta sebanyak stigma yang melekat pada penyakit
23.169 dan jumlah kecacatan tingkat 2 kusta dan orang yang mengalami kusta
diantara penderita baru sebanyak 2.025 bahkan keluarganya. Perilaku
orang atau 10,11%. Jika dibandingkan diskriminatif dapat terjadi dalam hal
1
tahun 2011 terjadi peningkatan dimana kesempatan mencari pekerjaan,
jumlah penderita kusta mencapai beribadah di rumah-rumah ibadah,
20.023 kasus (Tempo 2013, h.1). Di menggunakan kendaraan umum, dan
Jawa Tengah angka prevalensi kusta mendapatkan pasangan hidup.
pada tahun 2012 sebanyak 6076 per Keadaan ini berdampak negatif secara
10.000 penduduk (Dinkes Provinsi Jawa psikologis bagi mereka. Seseorang yang
Tengah, 2012). Di Kabuapten sudah terkena kusta enggan berobat
Pekalongan pada tahun 2009 Prevlensi karena takut keadaannya diketahui
Rate kusta sebesar 0,7% per 10.000 oleh masyarakat lain. Hal ini tentu saja
penduduk dan Case Detection Rate akan mengakibatkan berlanjutnya
(CDR) sebesar 0,06% per 10.000 mata rantai penularan kusta, timbulnya
penduduk, dan cacat tingkat dua kecacatan pada penderita (Wibowo
sebesar 0,07% (Dinkes Kabupaten 2010, h. 1). Meski tergolong penyakit
Pekalongan, 2009). Kejadian kusta baik menular dengan efek kecacatan, namun
baru maupun lama di Kabupaten kusta dapat diobati dengan obat
Pekalongan pada tahun 2009 sebesar kombinasi, yaitu dengan Multi Drug
123 kasus dengan jumlah kematian 8 Therapy (MDT). Multi Drug Therapy
orang. Prevalensi Rate (PR) di (MDT) merupakan pengobatan untuk
Kabupaten Pekalongan sebesar 0,9% penyakit kusta dengan lama
per 10.000 penduduk, dengan proporsi pengobatan untuk tipe Pausi Basilair
penderita cacat tingkat dua sebanyak selama 6-9 bulan dan dilanjutkan masa
35 orang (30,43%). Proporsi cacat pengawasan selama 2 tahun, sedangkan
tingkat dua di Kabupaten Pekalongan untuk Multi Basilair selama 12-18 bulan
masih tinggi. Penderita kusta laki-laki dan dilanjutkan masa pengawasan
sebanyak 79 orang dan perempuan 36 selama 5 tahun. Pengobatan ini untuk
orang. Penderita kusta dengan tipe mematikan kuman kusta sehingga
Pausi Basiler (PB) sebanyak 33 orang, kuman kusta tidak berdaya merusak
sedangkan kusta tipe Multi Basiler jaringan tubuh dan tanda-tanda
(MB) adalah 82 orang (Dinkes penyakit kurang aktif sampai akhirnya
Kabupaten Pekalongan, 2009). hilang. Sumber penularan dari klien
Sedangkan pada tahun 2011 angka kusta teutama dari tipe Multi Basilair

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

ke orang lain terputus dengan penelitian yang dilakukan dengan cara


hancurnya kuman tersebut. Kuman pemberian kuesioner atau pengumpulan
kusta akan menjadi aktif kembali data dari variabel bebas (kecemasan)
apabila klien kusta tidak minum obat dan variabel terikat (kepatuhan minum
secara teratur yang akan menimbulkan obat), sekaligus pada saat yang sama
gejala-gejala baru pada kulit dan saraf (point time approach).
yang dapat memperburuk keadaan. Populasi pada penelitian ini
Oleh sebab itu pengobatan sedini adalah semua klien kusta yang masih
mungkin, teratur dan tidak terputus menjalani program pengobatan kusta di
penting dilakukan untuk memperkecil wilayah Kecamatan Buaran dan
kemungkinan terjadinya kegagalan Kecamatan Bojong. Teknik
dalam pengobatan (Depkes RI 2006, hh. pengambilan sampel dengan
71-73). menggunakan sampel jenuh (semua
Timbulnya tanda dan gejala populasi dijadikan subjek penelitian)
menimbulkan kecemasan pada karena jumlah subjek yang dijadikan
penderita maupun keluarga karena sampel jumlahnya sedikit. Jumlah
kurangya pengetahuan tentang sampel pada penelitian ini sebanyak 32
penyakit tersebut dan timbulnya responden.
perasaan negatif karena keadaan yang Instrumen yang digunakan
ada, sehingga penderita enggan untuk untuk mengukur tingkat kecemasan
berobat. Kecemasan merupakan kondisi dalam penelitian ini, peneliti
kejiwaan yang penuh dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk
kekhawatiran dan ketakutan akan apa check list dimana responden tinggal
yang mungkin terjadi, baik berkaitan memberikan tanda check (√) pada
dengan permasalahan yang terbatas kolom yang sesuai. Sedangkan untuk
maupun hal-hal yang aneh. mengukur kepatuhan minum obat
Dari latar belakang diatas dalam penelitian ini, peneliti
peneliti tertarik untuk meneliti tentang menggunakan kuisoner berjumlah 3
gambaran tingkat kecemasan dan pertanyaan dengan ketentuan klien
kepatuhan minum obat pada penderita dinyatakan patuh jika melakukan
kusta di Kecamatan Bojong dan semua tata cara minum obat dan tidak
Kecamatan Buaran Kabupaten patuh jika ada 1 atau lebih tata cara
Pekalongan. minum obat yang tidak dilakukan.

Metode Analisis
Desain penelitian ini Analisa dalam penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif. menggunakan analisa univariat yang
Penelitian deskriptif adalah suatu bertujuan untuk menjelaskan atau
penelitian yang dilakukan terhadap mendeskripsikan karakteristik setiap
sekumpulan objek yang biasanya variabel penelitian. Pada umumnya
bertujuan untuk melihat gambaran dalam analisis ini menghasilkan
fenomena (termasuk kesehatan) yang distribusi frekuensi dan presentase dari
terjadi di dalam suatu populasi tertentu setiap variabel (Notoatmodjo 2010, h.
(Notoatmodjo 2010, h. 35). Penelitian 182). Dalam penelitian ini, analisa
ini bertujuan untuk mengetahui univariat menggambarkan tentang
hubungan antara tingkat kecemasan tingkat kecemasan dan
dengan kepatuhan minum obat klien menggambarkan kepatuhan minum
kusta. Metode ini digunakan dengan obat pada klien kusta.
pendekatan cross sectional, yaitu suatu

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

sering mengalami kecemasan.


Hasil Kecemasan tersebut disebabkan oleh
1. Semua responden mengalami kurangnya pengertian terhadap
kecemasan dengan tingkat kusta atau salah persepsi akan
kecemasan ringan sebanyak 17 penyakit kusta itu. Hal tersebut
(53,1%) responden dan tingkat dapat digambarkan dari hasil
kecemasan sedang sebanyak 15 penelitian ini, yaitu seluruh klien
(46,9%) responden dan tidak ada kusta khususnya yang berada di
responden yang mengalami Kecamatan Bojong dan Kecamatan
kecemasan berat maupun panik. Buaran mengalami kecemasan.
2. Jumlah responden yang patuh Penelitian ini juga menggambarkan
minum obat sebanyak 20 (62,5%) tingkat kecemasan yang di alami
responden dari jumlah total klien kusta di masyarakat. Tingkat
responden, sedangkan 12 (37,5%) kecemasan yang dialami klien kusta
responden diantaranya tidak patuh di masyarakat, khususnya yang
minum obat. berada di Kecamatan Bojong dan
Kecamatan Buaran yaitu pada
Pembahasan rentang tingkat kecemasan ringan
1. Gambaran tingkat kecemasan pasien sampai sedang.
kusta di Kecamatan Bojong dan 2. Gambaran Kepatuhan Minum Obat
Kecamatan Buaran Kabupaten pada Pasien Kusta di Kecamatan
Pekalongan. Bojong dan Kecamatan Buaran
Hasil penelitian Kabupaten Pekalongan.
menunjukkan bahwa responden Hasil penelitian menunjukkan
mengalami kecemasan dengan bahwa 20 (62,5%) responden patuh
tingkat kecemasan ringan sebanyak minum obat, sedangkan 12 (37,5%)
17 responden (53,1%) dan kecemasan responden diantaranya tidak patuh
sedang sebanyak 15 (46,9%) minum obat. Ada beberapa alasan
responden. Hasil ini menggambarkan yang perlu diberitahukan pada
bahwa seluruh responden mengalami pasien kusta mengenai langkah atau
kecemasan dengan rentang tingkat tindakan pengobatan dan akibatnya.
kecemasan ringan sampai sedang. Pemberian informasi kepada pasien
Tindakan pengobatan dapat memberikan pengetahuan
tergantung pada tingkat kelainan mengenai obat yang semestinya
atau adanya perubahan anatomis diminum dan akibatnya jika tidak
atau fisiologis yang sementara diminum. Informasi membuat pasien
maupun permanen. Informasi yang akan mengikuti semua petunjuk bila
realistis mengenai prosedur pasien mengerti dan memahami
pengobatan akan mampu petunjuk itu. Petunjuk yang otoriter
mengurangi kecemasan dan walaupun jelas cenderung lebih
ketakutan pasien. Kecemasan dan banyak menemui masalah
rasa takut tidak saja ditimbulkan (Soetjiningsih 2008, h. 64).
dari penyakit yang diderita, tetapi Prasangka dan stigma dari
juga dari tekanan masyarakat yang masyarakat yang menganggap
sering memberikan simbol tertentu bahwa penyakit kusta merupakan
pada penyakitnya (Soetjiningsih penyakit kutukan dan keturunan
2008, h. 64). Sukardja (dikutip dalam akan membawa dampak negatif bagi
Trisnaning 2011, h.3) menambahkan klien, sehingga orang-orang yang
bahwa klien kusta dan keluarganya termasuk dalam kelompok ini

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

dikucilkan dan dijauhi dari yang diteliti, kepatuhan minum obat


pergaulan sehari-hari sehingga baru mencapai 62,5%. Kepatuhan
akibatnya banyak klien kusta yang minum obat pada klien ini juga
menghentikan bahkan tidak penting untuk diperhatikan guna
melakukan pengobatan sama sekali. menekan munculnya kasus kusta
Kepatuhan dalam minum obat juga baru, dan mencegah kecacatan bagi
dapat diungkapkan klien karena klien kusta itu sendiri.
terlalu lamanya proses pengobatan
serta karena tidak adanya perubahan Simpulan
yang lebih baik selama menjalani Semua responden mengalami
pengobatan. Penelitian Hayers dan kecemasan dengan tingkat kecemasan
Jarbose dalam Lailatushifah (2012) ringan sebanyak 17 (53,1%) responden
juga mengungkapkan tentang dan tingkat kecemasan sedang
kepatuhan minum obat yang dijalani sebanyak 15 (46,9%) responden dan
oleh klien dengan penyakit kronis. tidak ada responden yang mengalami
Hayers et al (2009) mengatakan kecemasan berat maupun panik.
bahwa klien yang mempunyai Jumlah responden yang patuh minum
penyakit kronis (kusta) yang obat sebanyak 20 (62,5%) responden
tergolong tidak patuh dalam dari jumlah total responden, sedangkan
mengkonsumsi obat lebih dari 50%, 12 (37,5%) responden diantaranya tidak
bahkan dalam penelitian Jarbose patuh minum obat.
(2002) menunjukkan bahwa klien
yang tidak patuh pada akhirnya Daftar Pustaka
akan diikuti dengan berhentinya Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur
klien untuk mengkonsumsi obat. Penelitian Suatu Pendekatan
Kepatuhan dalam Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
mengkonsumsi obat merupakan Aprisal, Darwis, 2013, Morbus Hansen,
aspek utama dalam penanganan diakses 18 Februari 2013,
penyakit-penyakit kronis. <http://www.abcmedika.com/2013/
Lalilatushifah (2012, h. 2) 08/morbus-hansen-kusta.html>
mengatakan bahwa kepatuhan Baradero, Mary, Dayrit, Mary &
dalam mengkonsumsi obat harian Siswadi, Yakobus, 2009, Klien
menjadi fokus dalam mencapai Gangguan Ginjal : Seri Asuhan
derajat kesehatan klien, perilaku ini Keperawatan, EGC, Jakarta.
dapat dilihat dari sejauhmana klien Cahyono, Suharjo, 2008, Membangun
mengikuti atau mentaati Budaya Keselamatan Pasien dalam
perencanaan pengobatan yang telah Praktik Kedokteran, Kanisius,
disepakati oleh klien dan profesional Yogyakarta.
medis untuk menghasilkan sasaran- Depkes RI, Ditjen PP dan PL 2006,
sasaran terapeutik. Kepatuhan Buku pedoman nasional
minum obat menjadi aspek penting pemberantasan penyakit kusta
bagi klien kusta, karena kepatuhan cetakan XVIII, Depkes RI,
minum obat harus dilakukan oleh Jakarta.
klien kusta untuk mencapai derajat Djing, Oei, 2006, Terapi Pijat Telinga,
kesehatan yang optimal, dalam hal Penebar Swadaya, Jakarta
ini adalah kesembuhan. Dilihat dari Dokter Sehat.com, 2010, Informasi
hasil penelitian ini kepatuhan minum Kusta dan Gejalanya, diakses 16
obat terbilang masih rendah, karena Februari 2013<
dari total keseluruhan klien kusta

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2, September 2013 ISSN 1978-3167

http://doktersehat.com/informasi- <http://digillib.unimus.ac.id/19097/
kusta-dan-gejalanya/> >
Lailatushifah, S, N, F 2012, Kepatuhan Semiun, Yustinus, 2006, Kesehatan
Pasien Yang Menderita Penyakit Mental 1, Kanisius, Yogyakarta
Kronis Dalam Mongkonsumsi Obat Soetjiningsih, 2008, Modul Komunikasi
Harian, Jurnal Publikasi, Fakultas Pasien Dokter : Suatu Pendekatan
Psikologi Universitas Mercu Buana Holistik, EGC, Jakarta.
Yogyakarta, Yogyakarta. Suliswati et al 2005, Konsep dasar
Musfir, 2005, Konseling Terapi, Gema keperawatan kesehatan jiwa, EGC,
Insani, Jakarta Jakarta.
Notoatmojo, S 2010, Metodologi Supardi, 2013, Aplikasi Statistika dalam
penelitian kesehatan, PT Rineka Penelitian, Smart, Jakarta.
Cipta, Jakarta. Swarjana, Ketut, 2012, Metodologi
Nursalam 2008, Konsep dan penerapan Penelitian Kesehatan, ANDI,
metodologi penelitian ilmu Yogyakarta.
keperawatan, Salemba Medika, Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis
Jakarta. untuk Profesi Perawat, EGC,
Taufiq, Muhammad, 2006, Panduan Jakarta.
Lengkap dan Praktis Psikologi Wright, Susan, 2009, Be Your Own
Islam, Gema Insani Press, Jakarta. Therapist, Kanisius, Yogyakarta
Tjay, Tan & Rahardja, Kirana, 2007, Wibowo, Eny, 2010, Angka Kejadian
Obat-obat Penting : Kasiat, Kusta Indonesia Terbesar Ketiga di
Penggunaan dan Efek-efek dunia, diakses16Februari2013
Sampingnya, Gramedia, Jakarta. <http://www.go4healthylife.com/ar
Trisnaning, R 2011, Hubungan ticles/464/1/Angka-Kejadian-Kusta-
karakteristik, tingkat pengetahuan Indonesia-Terbesar-Ketiga-di-
dengan tingkat kecemasan pasien Dunia/Page1.html>
pasca didiagnosa kusta di poli kusta Wijayakusuma, Hembing, 2008,
RSUD Tugurejo Semarang, skripsi Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan
terpublikasi, Semarang: program Penyakit, Pustaka Bunda, Jakarta.
studi sarjana keperawatan Yayasan Pelayanan Media Antiokhia,
universitas muhammadiyah 2010, Bebas Khawatir, Reformata,
semarang, Jakarta.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai