Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER

1. Inspeksi
 Bentuk prekordium Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris.
 Iktus kordis Tempat iktus kordis belum tentu dapat dilihat terutama pada orang gemuk.
Dalam keadaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus terlihat di
dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis sinistra.
 Denyut nadi pada dada
Bagian prekordium samping sternum dapat bergerak naik turun seirama dengan diastolic
dan sistolik. Tanda ini terdapat pada ventrikel kanan yang membesar.
 Denyutan vena
Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan. Vena yang
menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna
2. Palpasi.
Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan
perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal impulse, normal terletak
pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks
anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial
dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis
agak ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2. Bila
kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift, systolic heaving, dan
dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebar.Getaranan bising yang
ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran
bising di sela iga kiri sternum.
a. Pulsasi ventrikel kiri
Pulsasi apeks dapat direkam dengan apikokardiograf.Pulsasi apeks yang melebar teraba
seperti menggelombang (apical heaving). Apical heaving tanpa perubahan tempat ke lateral,
terjadi misalnya pada beban sistolik ventrikel kiri yang meningkat akibat stenosis aorta. Apical
heaving yang disertai peranjakan tempat ke lateral bawah, terjadi misalnya pada beban diastolik
ventrikel kiri yang meningkat akibat insufisiensi katub aorta. Pembesaran ventrikel kiri dapat
menyebabkan iktus kordis beranjak ke lateral bawah. Pulsasi apeks kembar terdapat pada
aneurisme apikal atau pada kardiomiopati hipertrofi obstruktif.
b. Pulsasi ventrikel kanan.
Area dibawah iga ke III/IV medial dari impuls apikal dekat garis sterna kiri, normal tidak
ada pulsasi. Bila ada pulsasi pada area ini, kemungkinan disebabkan oleh kelebihan beban
sistolik ventrikel kanan, misalnya pada stenosis pulmonal atau hipertensi pulmonal. Pulsasi yang
kuat di daerah epigastrium dibawah prosesus sifoideus menunjukkan kemungkinan adanya
hipertropi dan dilatasi ventrikel kanan. Pulsasi abnormal diatas iga ke III kanan menunjukkan
kemungkinan adanya aneurisma aorta asendens. Pulsasi sistolik pada interkostal II sebelah kiri
pada batas sternum menunjukkan adanya dilatasi arteri pulmonal.
c. Getar jantung ( Cardiac Trill).
Getar jantung ialah terabanya getaran yang diakibatkan oleh desir aliran darah. Bising
jantung adalah desiaran yang terdengar karena aliran darah. Getar jantung di daerah prekordial
adalah getaran atau vibrasi yang teraba di daerah prekordial. Getar sistolik (systolic thrill) timbul
pada fase sistolik dan teraba bertepatan dengan terabanya impuls apikal. Getar diastolic (diastolic
thrill) timbul pada fase diastolik dan teraba sesudah impuls apikal.Getar sistolik yang panjang
pada area mitral yang melebar ke lateral menunjukkan insufisiensi katup mitral. Getar sistolik
yang pendek dengan lokasi di daerh mitral dan bersambung kearah aorta menunjukkan adanya
stenosis katup aorta. Getar diastolik yang pendek di daerah apeks menunjukkan adanya stenosis
mitral. Getar sistolik yang panjang pada area trikuspid menunjukkan adanya insufisiensi
tricuspid. Getar sistolik pada area aorta pada lokasi didaerah cekungan suprasternal dan daerah
karotis menunjukkan adanya stenosis katup aorta, sedangkan getar diastolik di daerah tersebut
menunjukkan adanya insufisiensi aorta yang berat, biasanya getar tersebut lebih keras teraba
pada waktu ekspirasi. Getar sistolik pada area pulmonal menunjukkan adanya stenosis katup
pulmonal.Pada gagal jantung kanan getar sistolik pada spatium interkostal ke 3 atau ke 4 linea
para sternalis kiri.
3. Perkusi.
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada
garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolute perlu dicari untuk
menentukan gambaran besarnya jantung.Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri
dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah.
Pinggang jantung merupakan batas pekak jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung
koroner, infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati, miokarditis, regurgitasi tricuspid,
insufisiensi aorta, ventrikel septal defect sedang, tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri
menyebabkan pinggang jantung merata atau menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel
kanan, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat
jantung absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil
bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam keadaan
tersebut sukar ditentukan.

4. Auskultasi.
Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi
(getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian
hemodemanik darah dalam jantung. Alat yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas
earpiece, tubing dan chespiece.
Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran, digunakan terutama untuk
mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi bel type, digunakan untuk mendengar
bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah.
Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :
 Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.
 Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.
 Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan
 Bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen
 Bunyi yang terdengar.
 Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian
 Hemodemanik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac murmur).
a. Bunyi jantung.
Bunyi jantung utama: BJ, BJ II, BJ III, BJ IV.Bunyi jantung tambahan, dapat berupa
bunyi detik ejeksi (ejection click) yaitu bunyi yang terdengar bila ejeksi ventrikel terjadi dengan
kekuatan yang lebih besar misalnya pada beban sistolik ventrikel kiri yang meninggi.Bunyi detak
pembukaan katub (opening snap) terdengar bila pembukaan katup mitral terjadi dengan kekuatan
yang lebih besar dari normal dan terbukanya sedikit melambat dari biasa, misalnya pada stenosis
mitral.
b. Bunyi jantung utama.
Bunyi jantung I ditimbulkan karena kontraksi yang mendadak terjadi pada awal sistolik,
meregangnya daun-daun katup mitral dan trikuspid yang mendadak akibat tekanan dalam
ventrikel yang meningkat dengan cepat, meregangnya dengan tiba-tiba chordae tendinea yang
memfiksasi daun-daun katup yang telah menutup dengan sempurna, dan getaran kolom darah
dalam outflow track (jalur keluar) ventrikel kiri dan di dinding pangkal aorta dengan sejumlah
darah yang ada didalamnya. Bunyi jantung I terdiri dari komponen mitral dan trikuspidal.
 Bunyi jantung I
Yang mengeras dapat terjadi pada stenosisis mitral, BJ II ditimbulkan karena vibrasi akibat
penutupan katup aorta (komponen aorta), penutupan katup pulmonal (komponen pulmonal),
perlambatan aliran yang mendadak dari darah pada akhir ejaksi sistolik, dan benturan balik dari
kolom darah pada pangkal aorta yang baru tertutup rapat.
 Bunyi jantung II
Dapat dijumpai pada Duktus Arteriosus Persisten besar, Tetralogi Fallot, stenosis
pulmonalis,Pada gagal jantung kanan suara jantung II pecah dengan lemahnya komponen
pulmonal. Pada infark miokard akut bunyi jantung II pecah paradoksal, pada atrial septal depect
bunyi jantung II terbelah.
 Bunyi jantung III
BJ III terdengar karena pengisian ventrikel yang cepat (fase rapid filling). Vibrasi yang
ditimbulkan adalah akibat percepatan aliran yang mendadak pada pengisisan ventrikel karena
relaksasi aktif ventrikel kiri dan kanan dan segera disusul oleh perlambatan aliran pengisian.
dapat dijumpai pada syok kardiogenik, kardiomiopati, gagal jantung, hipertensi.
 Bunyi jantung IV
dapat terdengar bila kontraksi atrium terjadi dengan kekuatan yang lebih besar, misalnya pada
keadaan tekanan akhir diastole ventrikel yang meninggi sehingga memerlukan dorongan
pengisian yang lebih keras dengan bantuan kontraksi atrium yang lebih kuat.Bunyi jantung IV
dapat dijumpai pada penyakit jantung hipertensif, hipertropi ventrikel kanan, kardiomiopati,
angina pectoris, gagal jantung, hipertensi,Irama derap dapat dijumpai pada penyakit jantung
koroner, infark miokard akut, miokarditis, kor pulmonal, kardiomiopati , gagal jantung,
hipertensi, regurgitasi aorta.
c. Bunyi Jantung Abnormal
1) Irama derap (gallop rhytmh).
Istilah irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap
lari seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk
membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap
protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III. Irama derap presistolik terdiri atas bunyi
jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama
derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis mitral
(Lande, 2008).
2) Opening snap.
Ada dua jenis yakni yang dijumpai pada stenosis mitral dan pada stenosis trikuspid.
Opening snap katup mitral terjadi akibat pembukaan valvula mitral yang stenotik pada saat
pengisian ventrikel di awal diastole. Opening snap katup trikuspid timbul karena pembukaan
katup trikuspid yang stenotik pada awal diastole ventrikel. Yang lebih bernilai untuk diagnostik
ialah opening snap katup mitral. Opening snap tidak terdapat pada anak, hanya pada orang
dewasa mitral (Lande, 2008).
3) Klik.
Klik ialah bunyi detakan pendek bernada tinggi. Klik ejeksi sistole dini terdengar segera
sesudah bunyi jantung I. Nadanya lebih tinggi daripada bunyi jantung I. Klik ejeksi disebabkan
oleh dilatasi aorta dan a.pulmonal secara tibatiba. Klik ejeksi sistolik pulmonal yang terdengar
pada bagian bawah jantung terdapat pada hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal, dilatasi
a.pulmonal sedangkan ejeksi sistolik aorta yang terdengar pada semua permukaan jantung
ditemukan pada koarktatio aorta, stenosis aorta, insufisiensi aorta dan hipertensi sistemik. Dapat
didengar pada batas kiri sternum. Klik middiastolik dijumpai pada prolapsus katup mitral
(Lande, 2008).
d. Bunyi jantung tambahan
Bunyi detek ejeksi pada awal sistolik (early sisitolic click). Bunyi ejeksi adalah bunyi
dengan nada tinggi yang terdengar karena detak. Hal ini disebabkan karena akselerasi aliran darh
yang mendadak pada awal ejeksi ventrikel kiri dan berbarengan dengan terbukanya katup aorta
yang terjadi lebih lambat.. keadaan inisering disebabkan karena stenosis aorta atau karena beban
sistolik ventrikel kiri yang berlebihan dimana katup aorta terbuka lebih lambat. Bunyi detak
ejeksi pada pertengahan atau akhir sistolik (mid-late systolick klick) adalah bunyi dengan nada
tinggi pada fase pertengahan atau akhir sistolik yang disebabkan karena daun-daun katup mitral
dan chordae tendinea meregang lebih lambat dan lebih keras. Keadaan ini dapat terjadi pada
prolaps katup mitral karena gangguan fungsi muskulus papilaris atau chordae tendinea. Detak
pembukaan katup (opening snap) adalah bunyi yang terdengar sesudah BJ II pada awal fase
diastolik karena terbukanya katup mitral yang terlambat dengan kekuatan yang lebih besar yang
disebabkan hambatan pada pembukaan katup mitral.Keadaan ini dapat terjadi pada stenosis
katup mitral.Pada stenosis trikuspid pembukaan katup didaera
trikuspid.

Anda mungkin juga menyukai