dr. HASANAH
Pembimbing Puskesmas :
dr. NICA FATMAWATI
•prevalensi skabies di Indonesia sudah terjadi cukup penurunan dari tahun ke tahun terlihat dari
data prevalensi tahun 2008 sebesar 5,60% -12,96%, prevalensi tahun 2009 sebesar 4,9-12, 95 %
dan data terakhir yang didapat tercatat prevalensi skabies di Indonesia tahun 2013 yakni 3,9–6%.
Walaupun terjadi penuruan prevalensi namun dapat dikatakan bahwa Indonesia belum terbebas
Depkes RI dari penyakit skabies dan masih menjadi salah satu masalah penyakit menular di Indonesia 6
•pravalensi skabies sekitar 6%-27% populasi umum, menyerang semua ras dan kelompok umur
serta cenderung tinggi pada anak anak dan remaja
Negara
Berkembang
Kejadian Skabies pada Tahun 2015 juga
Penyakit skabies banyak dijumpai di berprevalensi tinggi di beberapa Negara
Indonesia, hal ini disebabkan karena di antaranya Mesir diperoleh (4,4%),
Indonesia merupakan Negara beriklim Nigeria (10,5%), Mali (4%), Malawi (0,7%),
tropis dan Kenya (8,3%). Insiden tertinggi
terdapat pada anak-anak dan remaja
1. Berapa prevalensi skabies pada santri di
Pondok Lembaga Kesejahteraan Sosial dan
Perlindungan Anak Al Mustaghfirin pada bulan
November 2018?
2.Bagaimana tingkat pengetahuan santri
tentang skabies di Pondok Lembaga
Kesejahteraan Sosial dan Perlindungan Anak Al
Mustaghfirin, pada bulan November 2018?
Diketahuinya prevalensi skabies pada santri
di Pondok Lembaga Kesejahteraan Sosial dan
Perlindungan Anak Al Mustaghfirin bulan
November 2018
Diketahuinya pengetahuan santri tentang
skabies di Pondok Lembaga Kesejahteraan
Sosial dan Perlindungan Anak Al Mustaghfirin
bulan November 2018
Memberikan informasi dan edukasi kesehatan
bagi santri
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
data awal bagi penelitian selanjutnya
mengenai skabies di lingkungan Ponpes
tersebut khususnya.
Puskesmas Kuala Pembuang I merupakan puskesmas rawat jalan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kuala Pembuang I
terletak di Kelurahan Kuala Pembuang II Kecamatan Seruyan Hilir
Kabupaten Seruyan, tepatnya di perbatasan desa yakni
perbatasan sebelah Barat dengan Desa Sungai Undang dan
sebelah Timur dengan Kelurahan Kuala Pembuang II. UPTD
Puskesmas Kuala Pembuang I memiliki luas wilayah kerja ±
1.881 km², Keadaan geografis dataran rendah 50% dan perairan
50%,
Pernyataan Visi
“Mewujudkan Masyarakat Seruyan Hilir Yang Sehat”
Pernyataan Misi
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi
masyarakat seruyan hilir.
Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif yang komprehensif.
Mewujudkan kwalitas sumber daya kesehatan yang profesional.
Meningkatkan peran serta masyarakat / lintas sektor untuk hidup sehat dan
mandiri.
Pernyataan Motto
“ SEMANGAT DALAM BEKERJA DAN BERKUALITAS DALAM PELAYANAN “
3000
2500
2000
1500
1124
974 926
1000
422
331 328 263
500 235 230
0
Skabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan
produknya pada tubuh
Acarus scabiei atau pada manusia disebut
Sarcoptes scabiei varian hominis. Sarcoptes
scabiei termasuk filum Arthropoda , kelas
Arachnida , ordo Acarina, super famili
Sarcoptes
Prevalensi penyakit skabies di Indonesia
adalah sekitar 6-27% dari populasi umum dan
cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja
16-18 tahun 28 62
Total 45 100
Perempuan 22 48
Total 45 100
Pengetahuan Baik 14 31
Cukup baik 26 58
Kurang Baik 5 11
Total 45 100
Normal 19 42
Total 45 100
menjadi responden.
Total responden sebanyak 45 anak, berusia 12-
18 tahun dengan usia terbanyak adalah 16 tahun.
Responden yang menderita penyakit skabies
sebesar 58% dari total responden.
Responden yang memiliki pengetahuan kurang
baik sebesar 11%.
Adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian
Scabies di LKPSA Al-Mustaghfirin dengan (p =
0,49)
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-
anak di LKPSA Al-Mustaghfirin mengenai penyakit
skabies, baik tanda dan gejalanya, pengobatan serta
pencegahannya dengan cara penyuluhan.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di
lingkungan LKPSA Al-Mustaghfirin serta pesantren
lain di wilayah kerja Puskesmas Kuala Pembuang I
Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang skabies di
pesantren lainnya yang berada di wilayah Puskesmas
Kuala Pembuang I.
Siswono. 2008. Pedoman Umum Pemberantasan Penyakit Lingkungan. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI.
WHO. 2009. Epidemiology and management of common skin disease in children indeveloping
countries. (serial di internet). (http://www.who.int/bulletin/volumes/87/2/07-
047308/en/edit, diakses 5 November 2018)
IACS.2014.Skabies.http;//www.controlscabies.org/about-scabies/.Tanggal 20 oktober 2018.
Sungkar,s. 2011. Parasitologi kedokteran. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmojo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawira,Y. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian skabies pada santri di
pondok pesantren Al-Makmur Tungkar. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Putri, A. 2011. Hubungan Higiene Perseorangan, Sanitasi Lingkungan Dan Status Gizi Terhadap
Kejadian Skabies Pada Anak (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Negeri 3 Ngablak, Magelang).
Magelang : Universitas Diponegoro.
Rohmawati, R.N. 2010. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan Dan Perilaku Dengan Kejadian
Skabies Pada Santri Di Pondok Pesantren Al- Muayyad Surakarta. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Puskesmas Kuala Pembuang I . 2018. Propil Puskesmas. Seruyan.
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates
Nafi, D. dkk. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.
Pratikya A.W. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Rajawali Pers. Skabies Di Pondok Pesantren Al- Kautsa.Pekanbaru.jom .2(1):629-637.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Djuanda. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima, Cetakan Kedua. Jakarta : FKUI