Pendekatan Kedokteran
Keluarga
Abstrak
Skabies adalah penyakit menular disebabkan infestasi dari Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Skabies
ditularkan melalui kontak langsung kulit dengan kulit maupun kontak tidak langsung melalui benda yang dipakai bersama,
misalnya handuk, pakaian, sprei. Kurangnya pengetahuan dan hygiene perorangan dapat memicu terjadinya penyakit
skabies. Studi ini merupakan laporan kasus berbasis Evidence Base Medicine pada pasien pria usia 42 tahun dengan
mengidentifikasi faktor resiko dan masalah klinis serta penatalaksanaan pasien berdasarkan masalah pasien serta
pendekatan patient centred dan family approach. Data primer diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis),
pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan
diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien Tn.Y usia 42 tahun di diagnosa
dengan skabies, memiliki aspek resiko internal berupa kebiasaan jarang cuci tangan setelah beraktivitas dan kebiasan
menggunakan peralatan mandi secara bersama-sama. Aspek resiko eksternal berupa lingkungan tempat tinggal rumah
padat hunian, kumuh, dan penataan barang tidak teratur serta terdapat keluhan serupa pada keluarga pasien yang tinggal
serumah. Penatalaksanaan secara holistik dengan pendekatan dokter keluarga dapat meningkatkan pengetahuan
,sikap ,dan perilaku pada pasien. Selain itu, peran keluarga amat penting dalam perawatan dan pengobatan anggota
keluarga yang sakit.
Korespondensi: Bahesty Cut Nyak Din, Jl. Samratulangi, Tanjung Karang |HP 081385426585 e-mail: cutbahesty@gmail.com
sedang berkembang prevalensi skabies sekitar mengeluhkan erupsi kulit yang gatal, skabies
6%-27% dari populasi umum dan cenderung harus dipikirkan sebagai salah satu diagnosis.
tinggi pada anak-anak serta remaja. Kurangnya pengetahuan dan hygiene
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik perorangan dapat memicu terjadinya penyakit
Indonesia, prevalensi penyakit skabies scabies serta tradisi kebiasaan buruk misalnya
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit sering berganti-ganti pakaian dengan
tersering. Di Indonesia sendiri skabies oranglain.8
merupakan penyakit kulit yang masih dan tetap Terdapat 4 tanda utama atau cardinal
menjadi masalah kesehatan masyarakat.2,3 sign pada infestasi skabies, yaitu, pertama
Berdasarkan data dari dinas kesehatan Pruritus nocturna dimana seseorang yang
Provinsi Lampung tahun 2011, jumlah kasus terinfeksi dengan tungau skabies mengalami
baru penyakit skabies berjumlah 1135 orang, kelainan kulit seperti pruritus yang timbul
tahun 2012 mengalami peningkatan lebih dari selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang
2x lipat dari tahun 2011 yaitu dari 1135 orang berulang menyebabkan ruam dan gatal yang
menjadi 2941 orang. Banyak faktor yang timbul hanya dalam beberapa hari. Gatal
menunjang perkembangan penyakit ini, antara terasa lebih hebat pada malam hari. Hal ini
lain: kebersihan yang buruk, kesalahan disebabkan karena meningkatnya aktivitas
diagnosis, dan perkembangan dermografik tungau akibat suhu yang lebih lembab dan
serta ekologi. Hubungan seksual yang berganti- panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali
ganti pasangan juga dapat meningkatkan angka mengganggu tidur dan penderita menjadi
kejadian scabies. 4,5 gelisah. 5,6
Skabies paling sering ditemukan pada Kedua penyakit ini menyerang manusia
anak-anak dan dewasa muda, tetapi dapat secara kelompok, sehingga dalam sebuah
menyerang semua umur. Populasi yang padat, keluarga biasanya mengenai seluruh anggota
yang umum terjadi di negara-negara keluarga. Begitu pula dalam sebuah
terbelakang dan hampir selalu terkait dengan pemukiman yang padat penduduknya, skabies
kemiskinan dan faktor kebersihan yang buruk, dapat menular hampir ke seluruh penduduk.
juga ikut mendorong penyebaran skabies. Didalam kelompok mungkin akan ditemukan
Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa individu yang hiposensitisasi, walaupun
prevalensi skabies lebih sering terjadi di daerah terinfestasi oleh parasit sehingga tidak
perkotaan, pada anak-anak dan wanita, dan menimbulkan keluhan klinis akan tetapi
pada musim dingin dibandingkan saat musim menjadi pembawa/carier bagi individu lain.6
panas. Lingkungan padat penduduk, yang Selanjutnya terdapat gambaran
sering terdapat pada negara-negara terowongan yang menandai kelangsungan
berkembang dan hampir selalu berkaitan hidup Sarcoptes scabiei yang bergantung
dengan kemiskinan dan higiene yang buruk, kepada kemampuannya meletakkan telur,
dapat meningkatkan penyebaran skabies.6,7 larva dan nimfa didalam stratum korneum,
Skabies ditularkan melalui kontak oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian
langsung kulit dengan kulit maupun dengan kulit yang memiliki stratum korneum yang
kontak tidak langsung melalui benda-benda relatif lebih longgar dan tipis. Lesi yang timbul
yang dipakai bersama, misalnya handuk, berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul dan
pakaian, sprei, dan sarung bantal. Semakin nodul yang sering ditemukan di daerah sela-
banyak jumlah parasit dalam satu individu, sela jari, pergelangan tangan bagian depan dan
maka semakin besar kemungkinan terjadinya lateral telapak tangan, siku, aksilar, skrotum,
penularan dalam lingkungan yang sama. penis, labia dan pada areola wanita. Bila ada
Terdapat berbagai gambaran klinis skabies infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
yang berbeda pada berbagai individu. polimorfik (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). 9
Gambaran ini dapat menyulitkan diagnosis Tanda kardinal yang terakhir yaitu
sehingga menyebabkan terapi yang tidak tepat. dengan ditemukannya Sarcoptes scabiei pada
Apabila beberapa anggota keluarga penderita. Apabila ditemukan terowongan
yang masih utuh kemungkinan besar tungau juga memiliki kebiasaan jarang mencuci tangan
dewasa, larva, nimfa maupun skibala dapat dengan sabun setiap selepas beraktivitas.
ditemukan. Hal ini merupakan gold standar Pasien makan secara teratur 3 kali dalam
dalam penegakan diagnosis skabies. Akan sehari dengan menu makanan nasi, sayur dan
tetapi, kriteria yang keempat ini sulit terkadang lauk. Pasien merupakan perokok akif
ditemukan karena hampir sebagian besar dan mereka sangat jarang berolahraga.
penderita pada umumnya datang dengan lesi Pasien tinggal dalam sebuah rumah
yang sangat variatif dan tidak spesifik. 10 kontrakan dengan luas 6m x 3m yang terdiri
dari 1 ruang kamar tidur, berfungi ganda
Kasus sebagai ruang keluarga dan kamar bagi pasien
Pasien Tn.Y 42 tahun dengan keluhan dan 1 kamar mandi yang berfungsi ganda
utama bintil kemerahan disertai gatal sejak 1 sebagai kamar mandi dan tempat mencuci
minggu yang lalu. Keluhan awalnya muncul di peralatan makan. Kesan tatanan barang dalam
sela jari kiri berukuran sebesar ujung jarum kamar tersebut tidak teratur. Ruangan utama
pentul, kemudian menyebar ke sela jari dan beralaskan semen dengan tembok bata yang
punggung tangan yang lain. Keluhan gatal tidak dicat, bagian atap tidak terpasang plavon,
dirasakan sepanjang hari dan semakin berat tidak memiliki jendela dan ventilasi dengan
terutama pada malam hari atau ketika kesan pencahayaan dan sirkulasi udara kurang
melakukan aktivitas yang menyebabkan baik. Kasur tidur terletak dilantai tanpa
berkeringat. Riwayat penyakit dahulu, pasien beralaskan apapun. Pasien mengatakan jarang
belum pernah mengalami keluhan serupa menjemur kasur dan hanya mengganti sprei
sebelumnya. Riwayat keluarga dengan penyakit satu kali dalam sebulan. Kamar mandi berada
yang sama dibenarkan oleh pasien. Pasien di dalam kamar menggunakan bak untuk
mengatakan bahwa sebagian anggota menampung air disertai jamban. Kesan kamar
keluarganya yaitu anak kedua dan ketiga mandi tergolong kurang bersih.
pasien memiliki keluhan serupa. Pasien bekerja sebagai buruh, anak
Keluhan yang dialami oleh anak ke dua pasien yang pertama sudah lulus SMA namun
pasien sudah dialami lebih dulu yaitu sejak 2 belum bekerja, anak kedua masih sekolah SMK,
minggu yang lalu, kemudian diikuti keluhan sedangkan anak yang ketiga masih sekolah
pada pasien dan anak ketiganya. Pasien SMP dan anak keempat pasien belum sekolah.
mengatakan bahwa tetangga di sekitar Apabila terdapat keluhan terkait kesehatan
rumahnya banyak yang memiliki keluhan keluarganya tidak segera berobat ke
serupa. Menurut pasien anak kedua pasien puskesmas, melainkan lebih memilih membeli
juga sering bermain dirumah tetangganya. obat sendiri di warung, dan baru ke pelayanan
Pasien memiliki kebiasaan tidur bersama isteri kesehatan seperti puskesmas apabila keluhan
dan anak-anaknya. Pasien belum pernah tidak kunjung membaik. Keluarga tidak
mendapatkan pengobatan sebelumnya. menggunakan pengobatan alternatif dan
Keluhan demam disangkal oleh pasien. Riwayat pengobatan herbal lainnya. Pemenuhan
asma, alergi makanan, dan alergi obat tidak kebutuhan untuk sehari-hari masih cukup
ada. terpenuhi dengan penghasilan dari pasien.
Pasien belum mengetahui penyebab dari Keluhan utama terdapat bintil
penyakit yang dialami, penyebaran, dan kemerahan dan gatal terutama pada malam
penularannya sehingga tidak mengenali hari di kedua sela jari dan punggung tangan
keluhan dan pencegahan dari penyakit yang sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan mengenai
dideritanya dan keluarganya. Pasien sebagian keluarga yaitu anak kedua dan anak
mengatakan mandi secara teratur 2 kali dalam ketiganya. Kekhawatiran tentang apa yang
sehari dan selalu mengganti pakaian setelah diderita ini akan semakin menyebar ke seluruh
mandi, namun terkadang pasien gemar tubuh dan bertambah parah. Persepsi pasien
menggunakan handuk secara berganti-gantian terhadap penyakit ini sulit disembuhkan.
dengan anak laki-lakinya Pasien dan keluarga
Pasien memiliki harapan dapat sembuh dari keluarga pada pasien ini adalah keluarga inti
penyakit ini dan tidak terkena kembali. (nuclar family). Seluruh keputusan mengenai
Pada pemeriksaan fisik didapatkan masalah keluarga di musyawarahkan oleh
keadaan umum: baik, tingkat kesadaran: keluarga pasien dan diputuskan oleh pasien
compos mentis, tekanan darah: 120/80 mmHg, sebagai kepala keluarga. Keluarga mendukung
suhu: 36,6oC, frekuensi nadi 82x/menit, untuk segera berobat bilaterdapat anggota
frekuensi nafas: 20x/menit, berat badan: 58 kg, keluarga yang sakit. Perilaku berobat keluarga
tinggi badan: 168 cm, BB/TB: 20,55 (status gizi: yaitu memeriksakan diri ke layanan kesehatan
baik). Pada status generalis, penampilan bila keluhan mengganggu kegiatan sehari-hari.
normal sesuai dengan usianya. Kepala: Keluarga pasien berobat ke puskesmas. Jarak
noromocephal, rambut tidak rontok. Mata: rumah ke puskesmas ± 1 km.
tidak didapatkan anemis pada konjungtiva,
ikterik pada sklera maupun edema palpebra.
Hidung: bentuk normal, tidak didapatkan
kelainan. Telinga: bentuk normal, simetris, dan
tidak didapatkan kelainan. Tenggorokan: faring
tidak hiperemis, tonsil T1/T1, KGB leher tidak
teraba pembesaran, nyeri tekan negatif.
Regio thoraks; normothoraks; cor: batas
jantung dalam batas normal, bunyi jantung I
dan II reguler, murmur negatif, gallop negatif;
dan pulmo: simetris, fremitus taktil simetris,
vesikuler kanan dan kiri, tidak didapatkan
rhonki maupun wheezing. Regio abdomen
didapatkan kesan bentuk datar, bising usus (+)
8x/menit, timpani, nyeri tekan negatif. Pada
ekstremitas atas terdapat kelainan kulit,
sedangkan pada ekstrimitas bawah dalam tidak
Gambar 2. Genogram Keluarga
ditemukan adanya kelainan.
Pada regio dorsum manus dan interdigiti
dextra et sinistra terdapat papul eritema
multipel ukuran miliar hingga lentikular,
diskret. Pada status neurologis didapatkan GCS
15, refleks fisiologis normal, refleks patologis
negatif, pemeriksaan motorik dan sensorik
dalam batas normal.
Motorik :
5 5
5 5
Sensorik : + +
+ + Gambar 3. Hubungan antar anggota keluarga
ganda sebagai ruang keluarga dan kamar bagi d. Persepsi: gatal-gatal akibat keringat.
pasien dan 1 kamar mandi dengan kesan 2) Aspek Klinik
tatanan rumah kurang teratur. Ruangan utama Skabies (ICD 10 B.86)
beralaskan semen dengan tembok bata yang 3) Aspek Resiko Internal
tidak dicat, bagian atap tidak terpasanng a. Kebiasaan jarang cuci tangan
plavon, tidak memiliki jendela dan ventilasi menggunakan sabun setelah
dengan kesan pencahayaan dan sirkulasi udara beraktivitas.
kurang baik. b. Kebiasaan berbagi peralatan mandi
Kasur tidur terletak dilantai tanpa seperti handuk dan tidur secara
beralaskan apapun. Kamar mandi memiliki bersama-sama.
fungsi ganda yaitu sebagai kamar mandi itu c. Kebiasaan jarang menjemur kasur dan
sendiri, tempat mencuci baju, dan tempat hanya mengganti seprei 1 kali dalam
mencuci peralatan makan. Kesan kamar mandi sebulan.
tergolong kurang bersih. Kamar mandi berada 4) Aspek Resiko Eksternal
di dalam kamar menggunakan bak untuk a. Keluhan serupa dikeluarga yakni pada
menampung air, disertai dengan jamban. suami dan kedua anaknya. Mereka
Rumah sudah menggunakan listrik. Sumber air belum melakukan pengobatan terkait
berasal dari sumur bor dan berjarak sekitar 11 penyakitnya.
meter dari rumah pasien, air tersebut b. Sumber penularan pada tetangga
digunakan untuk mandi dan mencuci. Limbah pasien.
dialirkan ke got. Untuk sumber air minum c. Lingkungan tempat tinggal: rumah
keluarga menggunakan air masak. padat hunian, kumuh, dan penataan
barang tidak teratur.
5) Derajat Fungsional:
1 yaitu mampu melakukan pekerjaan ringan
sehari-hari di dalam dan diluar rumah
Rencana Intervensi
Intervensi yang diberikan pada pasien ini
adalah edukasi dan konseling mengenai
penyakitnya. Intervensi yang dilakukan terbagi
atas patient center, family focus dan
community oriented.
Patient Center
1) Non medikamentosa
a. Konseling mengenai penyakit skabies.
b. Konseling kepada pasien mengenai
hiegenitas diri dan lingkungan dengan
Gambar 4. Denah Rumah Tn.Y menghindari pemakaian dan ala mandi
secara bersamaan dengan penderita lain.
Diagnostik Holistik Awal
c. Konseling kepada pasien mengenai cara
1) Aspek Personal
penggunaan obat skabies.
a. Alasan kedatangan: terdapat bintil-bintil
d. Edukasi mengenai gaya hidup bersih dan
yang disertai gatal di kedua punggung
sehat dirumah dengan sering menjemur
tangan dan sela-sela jari sejak 1 minggu
kasur serta merendam pakaian, handuk,
yang mengenai sebagian keluarga.
dan sprei dengan air panas kemudian
b. Kekhawatiran: gatal yang menetap dan
dicuci dan dijemur ditempat yang terik
menyebar ke seluruh tubuh.
matahari.
c. Harapan: penyakit dapat segera sembuh
dan tidak kambuh.
tungau skabies dan kemungkinan tidak langsung terjadi melalui benda, misalnya
penularannya. pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.
Penularannya biasanya oleh tungau betina
Pembahasan yang sudah dibuahi atau kadang-kadang dalam
Skabies merupakan penyakit kulit bentuk larva. Masa inkubasi berlangsung lama
menular yang disebabkan oleh infestasi dan sekitar 4-6 minggu. Tungau skabies dapat
sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varian hidup diluar tubuh manusia selama 24-36 jam.1
hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Pembinaan dilakukan sebagai bentuk
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, pelayanan kedokteran keluarga terhadap Tn.Y
family Sarcoptidae. Tungau ini mampu berusia 42 tahun dengan diagnosis klinis
menggali terowongan di bawah kulit dan Skabies. Pentingnya pembinaan pada pasien ini
menyebabkan rasa gatal.1 ditinjau dari berbagai sisi. Pertama, terdapat
Sarcoptes scabiei secara morfologi keluhan yang sama pada anggota keluarga
merupakan parasit (tungau) kecil, berbentuk yang tinggal satu rumah. Kedua, progresivitas
oval, punggung cembung, bagian perut rata, keberhasilan pengobatan yang sudah dilakukan
translusen, bewarna putih kotor, dan tidak tidak hanya terletak pada upaya individu
bermata. Spesies betina berukuran 330-450 pasien tetapi juga upaya anggota keluarga
mikron x 250-350 mikron, sedangkan spesies yang lain agar penyakit yang diderita pasien
jantan berukuran lebih kecil yakni 200-240 dapat sembuh dan tidak muncul kembali.
mikron x 150-200 mikron. Stadium dewasa Ketiga, lingkungan tempat tinggal serta
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat
dan 2 pasang kaki belakang. Kaki depan pada menjadi faktor resiko atau sumber penularan
betina dan jantan memiliki fungsi yang sama penyakit. Oleh sebab itu, perlunya pembinaan
sebagai alat untuk melekat, akan tetapi kaki pada keluarga pada kasus ini bertujuan untuk
belakangnya memiliki fungsi yang berbeda. mengevaluasi, mengintervensi dan melakukan
Kaki belakang betina berakhir dangan rambut, manajemen holistik.
sedangkan pada jantan kaki ketiga berakhir Penegakan diagnosis pada pasien Tn. Y
dengan rambut dan kaki keempat berakhir dilakukan atas dasar terpenuhinya 3 dari 4
dengan alat perekat.7 tanda kardinal yang didapatkan dari anamnesis
Siklus hidup Sarcoptes scabiei dan pemeriksaan fisik, yaitu:
sepenuhnya terjadi pada tubuh manusia a. Pruritus nokturna, gatal pada malam hari
sebagai host, namun tungau ini mampu hidup yang disebabkan oleh aktivitas tungau yang
di tempat tidur, pakaian, atau permukaan lain lebih tinggi pada suhu yang lembab dan
pada suhu kamar selama 2-3 hari dan masih panas.
memiliki kemampuan untuk berinfestasi dan b. Menyerang sekelompok manusia, misalnya
menggali terowongan. Siklus hidup Sarcoptes dalam sebuah keluarga, asrama, pondokan,
scabiei yang diawali oleh masuknya tungau atau perkampungan padat penduduk.
dewasa ke dalam kulit manusia dan membuat c. Adanya terowogan (kunikulus) pada
terowongan di stratum korneum sampai tempat-tempat predileksi (sela-sela jari,
akhirnya tungau betina bertelur. Pada siklus ini, pergelangan tangan bagian volar, siku
setelah terjadi kopulasi diatas kulit tungau bagian luar, lipat ketiak, umbilikus,
jantan akan mati, namun terkadang dapat genetalia eksterna) yang bewarna putih
hidup beberapa hari dalam terowongan yang atau keabuan, berbentuk garis lurus, atau
digali oleh tungau betina. 4,5 berbelok.
Penularan skabies dapat terjadi melalui d. Menemukan tungau, dapat ditemukan satu
kontak lansung dan tidak langsung. Penularan atau lebih stadium hidup tungau. 1
langsung dapat terjadi jika terdapat kontak Pada pasien terpenuhi 3 kriteria tanda
anatara kulit dengan kulit, misalnya berjabat kardinal yaitu pruritus nokturna, menyerang
tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual sekelompok manusia yaitu anak kedua pasien
walaupun menggunakan kondom. Penularan dan tetangga pasien, dan adanya terowogan
(kunikulus) pada tempat-tempat predileksi dan 1 kamar mandi dengan kesan tatanan
yaitu sela-sela jari. rumah kurang teratur. Ruangan utama
Tanda paling menunjang diagnosis beralaskan keramik dengan tembok yang dicat,
skabies adalah dengan ditemukannya tungau, bagian atap terpasanng plavon, namun tidak
telur atau feses Sarcoptes scabiei (skibala) memiliki jendela dan ventilasi dengan kesan
secara mikroskopis, uji tinta, tetrasiklin, pencahayaan dan sirkulasi udara kurang baik.
fluoresein test atau biopsi kulit. Cara Kasur tidur terletak dilantai tanpa beralaskan
pemeriksaan langsung adalah dengan apapun.
meneteskan minyak mineral di atas Kamar mandi memiliki fungsi ganda yaitu
terowongan dan menggores secara sebagai kamar mandi itu sendiri, tempat
longitudinal dengan pisau scalpel nomor 15 di mencuci baju dan tempat mencuci peralatan
sepanjang terowongan atau lesi yang dicurigai makan. Kesan kamar mandi tergolong kurang
Goresan kulit kemudian diletakkan pada kaca bersih. Kamar mandi berada di dalam kamar
objek dan diperiksa dengan pembesaran menggunakan bak untuk menampung air
lemah. Pada kasus ini pemeriksaan tersebut disertai dengan jamban. Kamar mandi yang
tidak dilakukan karena pada pemeriksaan fisik disertai dengan jamban berada di luar kamar.
tidak ditemukanadnya kunikulus. 2,3 Sumber air berasal dari sumur bor dan berjarak
Penatalaksanaan pada pasien dilakukan sekitar 11 meter dari rumah pasien dan air
dengan pendekatan kedokteran keluarga. tersebut digunakan untuk mandi dan mencuci.
Pendekatan dilakukan sebanyak 3 kali, dimana Hubungan pasien dengan tetangga
kunjungan pertama pada tanggal 22 Juli 2019. sekitar rumah terjalin baik, dalam hal ini pasien
Pada kunjungan pertama dilakukan dan keluarga memiliki hubungan antar
pendekatan dan pengenalan terhadap pasien tetangga yang baik sehingga dapat terhindar
dan keluarga serta menerangkan maksud dan dari stres psikososial. Lingkungan fisik,
tujuan kedatangan, diikuti dengan anamsesis pemukiman cukup padat penduduk, disamping
tentang keluarga dan perihal penyakit yang kanan kiri rumah pasien terdapat rumah dan
diderita. Berdasarkan hasil kunjungan tersebut kontrakan dengan kurangnya kebersihan dan
sesuai dengan Mandala of Health, dari segi kerapihan. Kepadatan hunian ruang tidur
prilaku pasien masih mengutamakan kuratif merupakan perbandingan antara luas ruang
daripada preventif serta memiliki pengetahuan tidur dengan jumlah individu semua umur yang
yang kurang mengenai penyakit yang diderita. menempati ruang tidur tersebut.
Human biology, pasien merasakan Menurut Kemenkes Republik Indonesia
penyakit yang diderita menimbulkan keluhan- No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 luas ruang tidur
keluhan yang mengganggu aktivitas sehari- minimal 8m2 tidak dianjurkan digunakan lebih
harinya. Pasien tidak mengetahui rute dari 2 orang dalam satu ruang tidur kecuali
penularan penyakit skabies dan tidak anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini
mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat menunjukkan bahwa kepadatan penghuni satu
menurunkan penularan skabies. Higenitas kamar tidur tidak memenuhi syarat. Rumah
pasien kurang sesuai dengan yang seharusnya. kontrakan Tn.Y hanya mempunyai satu ruang
Lingkungan psikososial, pasien merasa bahagia utama dengan luas 18m2 yang berfungsi ganda
dengan keadaan keluarga saat ini. Hubungan sebagai ruang keluarga dan ruang tidur. Kamar
antar anggota keluarga lumayan dekat. Segi tersebut dihuni oleh 4 orang. Semakin banyak
ekonomi, biaya hidup untuk memenuhi penghuni maka kadar oksigen bebas dalam
kebutuhan rumah tangga ditanggung oleh ruangan menurun (<20,7%) dan diikuti oleh
ayahnya yang bekerja sebagai buruh hanya peningkatan CO bebas (>0,04%) sehingga daya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tahan tubuh penghuninya menurun, ruangan
sedangkan lingkungan tempat tinggal berupa yang sempit akan membuat nafas sesak dan
rumah kontrakan berukuran 6m x 3m. Memiliki mudah tertular penyakit dari anggota keluarga
1 ruang kamar tidur yang berfungi ganda lain.
sebagai ruang keluarga dan kamar bagi pasien
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal stimulus tersebut (evaluation). Setelah itu, dia
30 Juli 2019 dengan tujuan intervensi terhadap akan mencoba melakukan apa yang
pasien. Sebelum diberikan intervensi, dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada tahap
dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai
didapatkan tanda-tanda vital tekanan darah dengan pengetahuan, kesadaran dan
8,10
120/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi sikapnya.
84x/menit, suhu 36,7°C, status dermatologis Edukasi yang diberikan terutama di
didapatkan papul-papul sudah banyak rumah tangga yang dapat dilakukan oleh
menghilang dan rasa gatal berkurang, selain itu keluarga ini adalah dengan kegiatan seperti
juga dilakukan pretest mengenai pengetahuan menjaga kebersihan diri pasien. Menganjurkan
keluarga pasien terhadap penyakit skabies dan keluarga untuk mencuci semua pakaian, sprei,
didapatkan hasil, pasien, isteri dan anak pasien dan handuk yang telah digunakan secara
mampu menjawab 3 dari 10 pertanyaan yang teratur dan bila perlu direndam dengan air
diberikan. Hal ini menggambarkan bahwa panas. Selain itu, peralatan rumah tangga yang
pengetahuan keluarga mengenai penyakit digunakan bersama seperti kasur juga
skabies masih tergolong kurang (30%). sebaiknya dijemur dibawah terik matahari,
Upaya intervensi yang dilakukan berupa menjaga rumah agar tetap dalam keadaan
tatalaksana secara medikamentosa dan non bersih dan sehat, makanan yang sehat, bersih
medikamentosa. Penatalaksanaan dan bergizi karena asupan makanan
medikamentosa dengan pemberian krim menentukan kesehatan, serta, membiasakan
Permethrin 5% yang diaplikasikan ke seluruh pasien cuci tangan menggunakan sabun
tubuh satu kali selama 8-10 jam dan cetirizine terutama setelah beraktivitas.
10mg 1x1 tablet saat malam hari. Permethrin Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal
5% masih merupakan terapi pilihan untuk 23 Mei 2019 dengan tujuan memotivasi dan
eliminasi tungau dan telur Sarcoptes scabiei. mengontrol keadaan pasien dan keluarganya
Obat ini memiliki toksisitas yang rendah pada serta lingkungan rumah, apakah edukasi yang
manusia meskipun digunakan dalam jumlah diberikan telah diterapkan oleh pasien.
yang cukup besar. Permethrin ini diabsorpsi Evaluasi dilakukan bersama pasien, isteri
minimal melalui perkutan sehingga pasien, dan tetangga pasien. Lesi kulit pada
toksisitasnya rendah. Selain itu, obat ini juga pasien sudah mengering dan bekasnya hampir
dapat dipakai untuk segala usia sehingga hilang. Begitu juga dengan lesi kulit pada anak
pemberian pada pasien ini sudah tepat. pasien. Keluhan gatal pun sudah tidak
Antihistamin dapat diberikan sebagai terapi dirasakan kembali. Seluruh keluarga telah
penunjang pada keadaan yang disertai gejala melalukan pengobatan di Puskesmas Kampung
pruritus yang berat. 8,9 Sawah.
Penatalaksanaan non medikamentosa Keluarga ini sudah mulai menerapkan
dilakukan kepada pasien, suami pasien serta perilaku hidup bersih dan sehat, dilihat dari
warga sekitar lingkungan rumah dengan ruangan yang sudah mulai bersih dan tertata,
menggunakan media mading dan leaflet. pakaian dan sprei sudah dicuci dan dijemur
Media ini membahas tentang penyakit skabies dibawah terik matahari, kasur pun sudah
mulai dari pengertian, penyebab, gejala klinis, dijemur dibawah terik matahari 1 kali dalam
cara pengobatan, cara mencegah penularan seminggu. Kemudian pasien, suami pasien, dan
skabies, serta komplikasi yang dapat tetangga sekitar diberikan pertanyaan postest
ditimbulkan. Ada beberapa langkah atau dengan tujuan untuk menilai pengetahuan
proses sebelum orang mengadopsi perilaku keluarga tentang penyakit skabies setelah
baru. Pertama adalah kesadaran (awareness), dilakukan intervensi, hasilnya mereka mampu
dimana orang tersebut menyadari stimulus menjawab 9 pertanyaan dari 10 pertanyaan
tersebut. Kemudian dia mulai tertarik secara tepat. Secara umum, keluarga dan
(interest). Selanjutnya, orang tersebut akan tetangga sudah lebih memahami tentang
menimbang-nimbang baik atau tidaknya penyakit scabies mulai dari cara
pemberantasan skabies secara tuntas, cara dan berada di wilayah kerja Puskesmas
sumber penularan skabies, cara mencegah Kampung Sawah.
penularan skabies, serta komplikasi yang
ditimbulkan Daftar Pustaka
1. Boediardja AS dan Handoko PR. Ilmu
Simpulan Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai
Adapun kesimpulan dari penulisan ini Penerbit FKUI; 2015.
sebagai berikut. 2. WHO. Scabies. Geneva, Switzerland; 2019.
1. Diagnosis skabies pada kasus ini sudah Diakses pada 13 Mei. Tersedia dari :
sesuai dengan teori yang ada. https://www.who.int/neglected_diseases/
2. Penatalaksanaan yang diberikan sudah diseases/scabies/en/.
sesuai dengan pedoman dan buku. 3. Depkes RI. Pedoman pengobatan dasar di
3. Edukasi yang diberikan sudah sesuai dengan puskesmas 2007. Jakarta: Departemen
masalah yang ada. Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
4. Intervensi yang diberikan mampu 4. Golant AK dan Levitt J. Scabies: a Review
menambah pengetahuan keluarga, of Diagnosis and Management Based on
menimbulkan awarness atau kesadaran diri, Mite Biology. Pediatr Rev. 2012;33:e1-12.
serta mengubah perilaku hidup menjadi 5. Ratnasari FA dan Sungkar S. Prevalensi
perilaku hidup bersih dan sehat. Skabies dan Faktor-Faktor yang
berubungan di pesantren X Jakarta Timur.
Saran Jakarta: eJournal Kedokteran Indonesia.
1) Bagi pasien 2014;2(1).
a. Membiasakan mencuci tangan setelah 6. Fuller LC. Epidemiology of scabies. Curr
beraktivitas. Opin Infect Dis. 2013;26(2):123–6.
b. Membiasakan mengganti sprei dan 7. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK dan
menjemur kasur minimal 1 kali dalam 2 Sungkar S. Parasitologi Kedokteran Edisi
minggu. keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
c. Membiasakan untuk tidak menggunakan Indonesia; 2008
alat mandi secara bersam-sama. 8. Corinna Dressler, Stefanie Rosumeck, Cord
2) Bagi keluarga Sunderkötter, Ricardo Niklas Werner,
a. Rajin ikut serta dalam gotong royong Alexander Nast . The Treatment of
untuk membersihkan lingkungan sekitar Scabies. Dutsch Arztebl Int. 2016;113:757–
baik didalam maupun diluar rumah. 62
b. Menerapkan perilaku hidup bersih dna 9. Thadanipon K, Anthaisintawee T,
sehat dalam kehidupan sehari-hari. Rattanasiri S, Thakkinstian A, et al. Efficacy
3) Bagi fasilitas kesehatan and Safety of Antiscabietic Agents: A
a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan Systematic Review and Network Meta-
kepada masyarakat tentang penyakit Analysis of Randomized Controlled Trials.
skabies. Australia: Journal American Academy of
b. Melakukan pembinaan pada setiap kasus Dermatology. 2019.
skabis yang ditemui di Puskesmas 10. Rogers M. Diffusion of Innovation 5th
maupun laporan dari masyarakat yang Edition. New York: Free Press; 2003.