Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOTERAPI

De Quervain Syndrome: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan


Pengobatan

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4

1.4.1 Bagi Penulis............................................................................................4

1.4.2 Bagi Masyarakat.....................................................................................4

BAB II DE QUERVAIN SYNDROME.....................................................................5

2.1 Definisi...........................................................................................................5

2.2 Prevalensi dan Faktor Resiko De Quervain Syndrome..................................5

2.3 Peran Fisoterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome........................6

2.4 Teknik Fisioterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome....................7

2.4.1 Terapi modalitas......................................................................................7

2.5 Evaluasi Terapi Fisioterapi pada De Quervain Syndrome.............................8

2.6 Keuntungan Fisioterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome............9

2.7 Tantangan dan Kendala dalam Perawatan Fisioterapi.................................10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSKATA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
De Quervain Syndrome adalah suatu kondisi yang mengenai pergelangan
tangan dan dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari seseorang dan merupakan
salah satu jenis penyakit tendovaginitis, yaitu peradangan pada selaput tendon.
Kondisi ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti menggenggam,
memutar pergelangan tangan, atau mengangkat benda. (Yusuf & Wulandari,
2016) De Quervain Syndrome disebabkan oleh peradangan pada tendon-tendon di
sekitar pangkal ibu jari. Peradangan ini biasanya terjadi karena gerakan berulang
atau tegangan yang berlebihan pada tendon tersebut. Beberapa faktor risiko yang
dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan De Quervain Syndrome
termasuk aktivitas yang melibatkan gerakan berulang, seperti mengetik,
memainkan alat musik, atau mengangkat bayi dengan gerakan tangan yang salah.
(Hardiyanto, Ramli, & Tang, 2020).
Prevalensi De Quervain Syndrome dalam populasi normal berkisar pada
3,7% dengan prevalensi pada wanita 3-4 kali lebih banyak dibandingkan pada
pria. (Samosir, Permata, & Muawanah, 2019). Angka ini menunjukkan bahwa
kondisi De Wuervain Syandrome merupakan suatu kondisi yang harus
diperhatikan dan menurut Samosir (2019) angka ini meningkat dengan signifikan
seiring dengan penggunaan gadget yang semakin marak. Upaya kuratif dalam
rangka mengembalikan kondisi pasien dilakukan dengan berbagai pendekatan
selain itu telah dilakukan berbagai upaya preventif baik melalui edukasi maupun
berbagai mekanisme preventif lainnya sebgaia upaya mencegah dan
meminimalisir resiko terkena De Quervain Syndrome seperti menghindari
Gerakan berulang yang memicu kondisi ini, menggunakan Teknik yang berbar
dalam mengangkat dserta melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas
fisik yang berat. (Pramitha & Ersila, 2021).
Kondisi De Quervain Syndrome dapat menggangu kehidupan sehari hari
karena adanya keterbatasan fungsional. Keterbatasan fungsional yang dialami oleh
pasien ini memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja. Walaupun menurut
Foster dkk (2015) De Quervain Syndrome merupakan suatu penyakit dengan tipe
(self limited) yang memiliki kemampuan untuk sembuh sendiri tanpa adanya
intervensi. Namun tidak memungkinkan adanya kejadian persisten pada kondisi
penyakit ini sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk mempelajari dan
meningkatkan wawasan mengenai penyakit ini baik dari segi perawatan maupun
pencegahan. Berdasarkan permasalahan De quervain syndrome dan sebagai
upaya untuk meningkatkan pengetahuan maka makalah ini dibuat untuk
meningkatkan pendekatan terhadap penyakit de quervain syndrome.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang terbentuk
melalui makalah ini adalah bagaimana penanganan, penyebab dan perawatan de
quervain syndrome ?
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai penanganan, penyebab dan perwatan yang diterapkan pada
penyakit de quervain syndrome.
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah ini manfaat yang diperoleh penulis adalah
tambahin pemahaman wawasan serta pengetauan menenai de quervain
syndrome.
I.4.2 Bagi Masyarakat
Melalui penulisan makalah manfaat yang diperoleh masyarakat adalah
peningkatan pengetahuan dan mengoptimalisasi pencegahan de quervain
syndrome.
BAB II
DE QUERVAIN SYNDROME
II.1 Definisi
De Quervain Syndrome, juga dikenal sebagai tenosynovitis stenosans de
Quervain atau tendinosis de Quervain, adalah kondisi medis yang melibatkan
peradangan pada tendon dan selaput sinovial yang mengelilingi tendon di
pergelangan tangan dan pangkal ibu jari. Kondisi ini ditandai dengan nyeri,
pembengkakan, dan keterbatasan gerakan pada daerah tersebut.

Gambar 1. Mekanisme De Quervain Syndrome


Secara khusus, De Quervain Syndrome terjadi ketika tendon abductor
pollicis longus (APL) dan ekstensor pollicis brevis (EPB) pada sisi jari ibu tangan
mengalami peradangan dan iritasi. Kedua tendon ini berfungsi dalam
menggerakkan ibu jari ke arah luar dan meluruskan pergelangan tangan.
Peradangan pada tendon dan selaput sinovial dapat menyebabkan gesekan yang
berlebihan saat gerakan tangan dilakukan, yang pada akhirnya menyebabkan
nyeri, pembengkakan, dan gangguan fungsi.
De Quervain Syndrome sering terjadi pada individu yang melakukan
gerakan repetitif pada pergelangan tangan dan ibu jari, seperti mengangkat bayi
dengan pegangan yang salah, mengangkat benda berat, atau aktivitas yang
melibatkan pergerakan ulnar deviasi (membengkokkan pergelangan tangan ke
arah ibu jari). Selain itu, kehamilan juga dapat menjadi faktor risiko, karena
perubahan hormonal dan perubahan dalam aktivitas sehari-hari.
II.2 Prevalensi dan Faktor Resiko De Quervain Syndrome
Penelitian santoso dkk (2019) menyakatakan bahwa prevalensi penderita
De quervain syndrome mencapai 3,7% dari populasi di dunia dengan perempuan
yang memiliki resiko 3-4x lebih tinggi mengalami kejadian ini dibandingkan
dengan laki laki. Selain tingkat prevalensi terdapat Beberapa faktor resiko yang
dapat meningkatkan kemungkinan seseorang berpotensi mengalami de quervain
syndrome sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin: De Quervain Syndrome lebih umum terjadi pada perempuan
daripada laki-laki. Hal ini mungkin terkait dengan perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan dan pengasuhan anak.
2. Usia: Meskipun De Quervain Syndrome dapat terjadi pada semua usia,
kondisi ini lebih umum terjadi pada usia antara 30-50 tahun. (Stahl, et al.,
2015)
3. Kehamilan dan Pasca Melahirkan: Wanita yang sedang hamil atau baru
melahirkan memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan De Quervain
Syndrome. Peningkatan produksi hormon selama kehamilan dan aktivitas
yang repetitif dalam mengangkat dan merawat bayi dapat menyebabkan
peradangan pada tendon dan selaput sinovial. (Fakoya, et al., 2023)
4. Aktivitas yang Melibatkan Pergerakan Tangan yang Berulang: Aktivitas yang
melibatkan gerakan tangan yang berulang, khususnya gerakan ulnar deviasi
(membengkokkan pergelangan tangan ke arah ibu jari), dapat menyebabkan
tekanan dan peradangan pada tendon dan selaput sinovial. Contohnya
termasuk penggunaan komputer, mengetik, memainkan alat musik tertentu,
atau pekerjaan yang melibatkan gerakan repetitif pada pergelangan tangan.
(Goel & Abzburg, 2015)
5. Faktor Genetik: Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor genetik
yang dapat berperan dalam perkembangan De Quervain Syndrome. Riwayat
keluarga dengan kondisi serupa mungkin meningkatkan risiko seseorang
mengembangkan kondisi ini. (Fakoya, et al., 2023)
6. Cedera: Cedera pada pergelangan tangan, seperti cedera tumpul atau jatuh,
dapat meningkatkan risiko terjadinya De Quervain Syndrome. (Suryani,
2018).
II.3 Peran Fisoterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome
Peran fisioterapi dalam penanganan De Quervain Syndrome sangat
penting untuk membantu mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi, dan
mempercepat pemulihan pasien. Berdasarkan hal tersebut dapat diuraikan secara
lebih mendalam melalui penjelasan dibawah ini :
1. Pengurangan Nyeri: Fisioterapi dapat melibatkan penggunaan teknik dan
modalitas seperti terapi panas atau dingin, elektroterapi, dan pijatan jaringan
dalam untuk meredakan nyeri pada daerah pergelangan tangan dan pangkal ibu
jari. Teknik ini dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan
sirkulasi darah, dan mengurangi ketegangan otot yang dapat menyebabkan
nyeri. (Herman, Amarina, & Yusuf, 2019)
2. Pemulihan Fungsi dan Gerakan: Fisioterapi melibatkan latihan dan teknik
pemulihan gerakan untuk memulihkan fungsi normal pergelangan tangan dan
ibu jari. Latihan rentang gerakan (ROM) dapat membantu meningkatkan
fleksibilitas dan rentang gerakan sendi yang terpengaruh oleh De Quervain
Syndrome. Latihan kekuatan dan kelenturan juga dapat membantu memperkuat
otot-otot yang melemah dan memulihkan stabilitas pergelangan tangan.
(Pramitha & Ersila, 2021)
3. Pendidikan dan Modifikasi Aktivitas: Fisioterapis dapat memberikan edukasi
kepada pasien tentang posisi dan gerakan yang aman untuk mengurangi beban
pada pergelangan tangan dan ibu jari. Mereka juga dapat membantu dalam
modifikasi aktivitas sehari-hari yang mungkin memperburuk kondisi, sehingga
memungkinkan pasien tetap aktif dengan cara yang lebih aman dan
meminimalkan risiko kekambuhan. (Goel & Abzburg, 2015)
4. Teknik Terapi Manual: Fisioterapis terlatih dalam teknik terapi manual seperti
pijatan jaringan dalam dan mobilisasi sendi. Teknik ini dapat membantu
memperbaiki aliran darah, memperbaiki pergerakan jaringan dan tendon, serta
meningkatkan pemulihan. (Goel & Abzburg, 2015)
5. Manajemen dan Pencegahan: Fisioterapis dapat membantu pasien dalam
manajemen kondisi jangka panjang. Mereka dapat memberikan panduan
tentang latihan rutin, pencegahan cedera, dan tindakan yang dapat diambil
untuk mengurangi risiko kekambuhan. Hal ini dapat membantu pasien
mempertahankan kesehatan dan fungsi yang baik pada pergelangan tangan dan
ibu jari dalam jangka panjang. (Herman, Amarina, & Yusuf, 2019).
II.4 Teknik Fisioterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome
II.4.1 Terapi modalitas
1. Terapi Panas dan Dingin
Terapi panas dan dingin dapat membantu meredakan nyeri,
meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kekauan pada area yang
mengalami De Quervain Syndrome sementara terapi dingin membantu
dalam mengurangi inflamasi, membatasi pembengkakan dan
mengurangi nyeri. Pada metode ini dapat diaplikasikan Beberapa
pendekatan seperti kompres hangat maupun kompres dingin pada
bagian tangan, paraffin wax bath maupun terapi dengan gel atau
bahan dingin. (Algar & Gallina, 2019)
2. Latihan Range of Motion (ROM)
Menurut American Society for surgery of the hand (2017)
Gerakan Latihan Range Motion pada kondisi de quervain syndrome
dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Rentangkan pergelangan tangan ke arah belakang dan tahan posisi
tersebut selama beberapa detik. Ulangi 10-15 kali.
b. Pergelangan tangan fleksi ke depan, lalu kembalikan ke posisi
netral. Ulangi 10-15 kali.
c. Gerakkan pergelangan tangan dari satu sisi ke sisi lain (gerakan
ulnar dan radial deviasi). Ulangi 10-15 kali. (ASSH, 2017).
II.5 Evaluasi Terapi Fisioterapi pada De Quervain Syndrome
Setelah dilakukan terapi untuk penanganna de quervain syndrome perlu
dilakukan evaluasi yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengurangan Nyeri: Evaluasi terapi fisioterapi akan melihat pengurangan
nyeri yang dialami oleh pasien. Skala nyeri dan penilaian subjektif pasien
dapat digunakan untuk mengukur perubahan nyeri sebelum dan setelah sesi
fisioterapi. Pengurangan nyeri yang signifikan menunjukkan efektivitas terapi
fisioterapi dalam mengelola De Quervain Syndrome.
2. Peningkatan Fungsi dan Gerakan: Evaluasi terapi fisioterapi akan melihat
perubahan dalam fungsi dan gerakan pergelangan tangan dan ibu jari.
Penilaian objektif seperti tes kekuatan, rentang gerakan, dan uji fungsional
dapat digunakan untuk mengukur perbaikan dalam kemampuan pasien untuk
menggunakan pergelangan tangan dan ibu jari dengan lebih baik. Peningkatan
yang signifikan dalam fungsi dan gerakan menunjukkan efektivitas terapi
fisioterapi.
3. Kualitas Hidup: Evaluasi terapi fisioterapi juga dapat melibatkan penilaian
terhadap kualitas hidup pasien. Hal ini dapat mencakup peningkatan dalam
kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengurangi
keterbatasan dan ketidaknyamanan yang dialami, dan meningkatkan
partisipasi dalam kegiatan sosial dan pekerjaan. Skala penilaian kualitas
hidup yang valid dan reliabel dapat digunakan untuk mengukur perubahan
subjektif dalam kualitas hidup pasien.
4. Kepatuhan Pasien: Evaluasi terapi fisioterapi juga harus memperhatikan
tingkat kepatuhan pasien terhadap program fisioterapi yang
direkomendasikan. Pengamatan terhadap kepatuhan pasien terhadap latihan
dan rekomendasi fisioterapi serta tingkat partisipasi aktif dalam program
perawatan akan menjadi indikator penting dalam mengevaluasi efektivitas
terapi fisioterapi.
II.6 Keuntungan Fisioterapi dalam Penanganan De Quervain Syndrome
1. Non-invasif: Fisioterapi merupakan pendekatan non-invasif dalam
penanganan De Quervain Syndrome, yang berarti tidak memerlukan
pembedahan atau penggunaan obat-obatan yang kuat. Hal ini dapat
menjadi pilihan yang lebih aman dan minim risiko bagi pasien.
2. Mengurangi Nyeri: Terapi fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri
yang dialami oleh pasien dengan De Quervain Syndrome melalui teknik
pengurangan inflamasi, mobilisasi jaringan, dan penggunaan modalitas
seperti panas atau dingin.
3. Meningkatkan Fungsi dan Gerakan: Latihan dan terapi fisik yang
ditujukan khusus untuk pergelangan tangan dan ibu jari dapat membantu
meningkatkan fungsi dan gerakan sendi yang terkena. Hal ini penting
untuk memungkinkan pasien kembali melakukan aktivitas sehari-hari
dengan lebih baik.
4. Pendidikan Pasien: Fisioterapi juga melibatkan pendidikan pasien
mengenai pengelolaan sendiri, termasuk penggunaan teknik ergonomi,
perubahan kebiasaan, dan pencegahan cedera yang dapat membantu
menghindari kekambuhan De Quervain Syndrome di masa depan.
5.
II.7 Tantangan dan Kendala dalam Perawatan Fisioterapi
1. Keberlanjutan Terapi: Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi adalah
keberlanjutan terapi fisioterapi. Pasien mungkin membutuhkan sesi terapi
reguler dan konsisten untuk mencapai hasil yang optimal. Namun,
keterbatasan waktu, biaya, atau keterbatasan akses ke fasilitas fisioterapi
dapat menjadi kendala dalam mempertahankan perawatan secara
berkelanjutan.
2. Keberhasilan tergantung pada Kepatuhan Pasien: Efektivitas terapi
fisioterapi juga sangat bergantung pada kepatuhan pasien terhadap
program perawatan yang direkomendasikan. Pasien perlu berpartisipasi
aktif dalam melakukan latihan, menjaga postur yang baik, dan mengikuti
instruksi fisioterapis. Ketidakpatuhan pasien dapat mempengaruhi hasil
perawatan.
3. Keragaman Respons Pasien: Setiap individu memiliki respons yang
berbeda terhadap terapi fisioterapi. Beberapa pasien mungkin mengalami
perbaikan yang cepat dan signifikan, sementara yang lain mungkin
membutuhkan waktu lebih lama atau memiliki respons yang kurang
menguntungkan. Fisioterapis perlu mengidentifikasi dan menyesuaikan
pendekatan perawatan sesuai dengan kebutuhan dan respons masing-
masing pasien.
4. Keterbatasan Bukti Ilmiah: Meskipun ada bukti yang menunjukkan
manfaat fisioterapi dalam penanganan De Quervain Syndrome, ada juga
keterbatasan dalam jumlah dan kualitas studi yang dilakukan. Dalam
beberapa kasus, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menguatkan
bukti tentang efektivitas fisioterapi dalam penanganan kondisi ini.
.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan Uraian diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. De Quervain Syndrome adalah kondisi peradangan pada tendon
pergelangan tangan dan ibu jari yang dapat menyebabkan nyeri dan
keterbatasan fungsi. Fisioterapi telah terbukti efektif dalam penanganan
kondisi ini dengan mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi pergelangan
tangan, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Terapi fisioterapi
melibatkan berbagai pendekatan, seperti terapi fisik, latihan pergelangan
tangan, modalitas panas atau dingin, dan pendidikan pasien.
2. Terapi Fisioterapi dalam kondisi de Quervain Syndrome memiliki
beberapa keuntungan, termasuk pendekatan non-invasif, pengurangan
nyeri, peningkatan fungsi dan gerakan, serta memberikan pendidikan
pasien untuk pengelolaan sendiri. Namun, terdapat juga tantangan dan
kendala dalam perawatan fisioterapi, seperti keberlanjutan terapi,
kepatuhan pasien, keragaman respons pasien, dan keterbatasan bukti
ilmiah yang ada.
III.2 Saran
Hasil penulisan makalah dapat dikembangkan menjadi suatu
penelitian yang dapat diimplementasikan oleh fisioterapis dalam penanganan
kejadian de quervain syndrome di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSKATA

Algar, L., & Gallina, J. (2019). De Quervain's Tenosynovitis: A Review of


Therapeutic Interventions. Journal of Hand Theraphy, 40-47.
ASSH. (2017). De Quervain Tenosynovitis. American society for Surgery of The
Hand.
Fakoya, A. O., Tarzian, M., Sabater, E. L., Burgos, D. M., Maldonado, G. I., &
Marty. (2023). De Quervain’s Disease: A Discourse on Etiology,
Diagnosis, and Treatment. Cureus, 1-8.
Goel, R., & Abzburg, J. M. (2015). de Quervain’s tenosynovitis: a review of the
rehabilitative options. AAHS (HAND), 1-5.
Hardiyanto, N., Ramli, N. R., & Tang, A. (2020). Hubungan Intensitas
Penggunaan Game Online Terhadap Resiko Kejadian De quervain
Syndrome pada Pemain Games Online Smartphone di Kota Makssar.
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi , 34-40.
Herman, L. F., Amarina, I., & Yusuf, J. (2019). Gambaran Nyeri Syndrom De
Quervain pada Remaja Akhir di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. The 10th University Research
Colloqium 2019, 1017-1021.
Pramitha, C. A., & Ersila, W. (2021). Gambaran Pemberian Terapi Latihan dalam
Peningkatan Kemampuan Fungsional tangan pada De Quervain
Syndrome : Literature Review. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMPP, 439-445.
Samosir, N. R., Permata, A., & Muawanah, S. (2019). Pencegahan Terjadinya
Resiko De Quervain Syndrom pada Pengugna gadget. Jurnal Pengabdian
masyarakat Multidisiplin, 138-145.
Stahl, S., Vida, D., Meisner, C., Stahl, A. S., Schaller, H. E., & Held, M. (2015).
Work Related Etiology of de quervain Tenosynovitis : a case-control study
with prospectively collected data. BMC Musculoskeletal Disorder, 116 -
126.
Suryani, A. (2018). Sindrom De Quervain ; Diagnosis dan Tatalaksana. CDK-267,
592-595.
Yusuf, H., & Wulandari, I. D. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Dequervain Syndrome menggunakan Ultrasound, Tens dan Terapi Latihan
di RSUD Kraton Kab Pekalongan. Jurnal Fisioterapi Unikal.

Anda mungkin juga menyukai