Oleh :
Dinda Sefia
NIM . P07233317547
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Dinda Sefia
NIM : PO7233317 547
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing
ANGGOTA 1 ANGGOTA 2
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Dinda Sefia
NIM. PO723317 547
Karya Tulis Ilmiah telah diuji dan dipertahankan dihadapan tim penguji
proposal KTI prodi DIII Sanitasi Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KETUA PENGUJI
LUH PITRIYANTI,SKM,M.Kes
NIP. 19920406201902 2 001
ANGGOTA 1 ANGGOTA 2
iii
WENI ENJELINA, M.Si NOVIAN ALDO, SST, MM
NIP. 19870404 201212 2 002 NIP. 19611128 198803 1 002
PERNYATAAN
benar hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang
lain. Demikian pernyataan ini dan apabila dikemudian hari terbukti dalam
iv
DINDA SEFIA
NIM.PO7233317547
DINDA SEFIA
NIM. PO7233317 547
v
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
vi
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Mebel’’
informasi kepada yang membaca proposal ini, serta penulis tidak lepas dari
peran banyak pihak yang telah memberi bantuan, petunjuk dan saran yang
sangat bermanfaat bagi penulis oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada
3. Ibu Veronika Amelia Simbolon, M.K.M selaku dosen pembimbing I yang telah
5. Ibu Luh Pitriyanti, M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah
vii
6. Seluruh Staf Prodi D III Sanitasi dan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan serta doa,
serta memberi motivasi untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dapat memberikan wawasan yang
Penulis
viii
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungpinang
Prodi DIII Sanitasi
Karya Tulis Ilmiah , 27Juli 2020
ABSTRAK
1. Mahasiswa Sanitasi
2. Pembimbing 1
3. Pembimbing 2
ix
The Literature Study: The General Description of Potential Danger and Risk
in Work Safety and Health (K3) for Furniture Employees.
ABSTRACT
Work safety and health (K3) was philosophically stated as a thought and
efforts to ensure wholeness and the perfection of physical and spiritual health of
human being first and foremost, while their product of creation and culture were
implemented for the sake of public prosperity. Whereas, scientifically speaking,
the definition of work safety and health (K3) was a general knowledge and
implementation of efforts to prevent the possibility of accident and illness
because of work, according to Armanda (2006, quoted by Kani, 2013).
The purpose of this study was to understand and obtain the information
about the literature study: The General Description of Potential Danger and Risk
in Work Safety and Health (K3) for Furniture Employees. The type of research
being used was the literature study. The method of literature study was the series
of decision activity related to the method of data collection, reciting, writing and
also managing the resources of study (Zed, 2008). This research relied on
descriptive qualitative research method with library research, which utilized
books and literatures as the prime object.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………. i
PERNYATAAN………………………………………………………………………… ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………. iii
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………………... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
ABSTRAK……………………………………………………………………………… vi
ABSTRACK……………………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 1
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 3
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................ 3
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup............................................................................. 4
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tenaga kerja dan lingkungan kerja .............................................
2.1.1 Defenisi Tenaga Kerja........................................................ 6
2.1.2 Klasifikasi Tenaga Kerja.................................................... 6
2.1.3 Lingkungan Kerja................................................................. 7
2.2 Inspeksi keselamatan Kerja........................................................ 7
2.2.1 Defenisi Inpeksi Keselamatan Kerja.................................... 9
2.2.2 Jenis - Jenis Inpeksi keselamatan kerja............................. 10
2.2.3 Tujuan Inpeksi Keselamatan Kerja...................................... 10
2.3 Bahaya..................................................................................... 10
2.3.1 Definisi Bahaya ............................................................... 12
2.3.2 Sumber – Sumber Bahaya............................................... 13
2.4 Kecelakaan Kerja...................................................................... 13
2.4.1 Defenisi Kecelakaan Kerja................................................. 15
2.4.2 Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja.......................................... 18
2.4.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.................................... 18
2.5 Kesehatan Kerja……………………………………………….......... 19
2.6 Industri Mebel............................................................................ 20
2.6.1 Defenisi Industri Mebel dan Furnitur................................... 22
2.6.2 Dampak Kesehatan Pekerja Mebel....................................
xi
2.7 Kerangka Teori........................................................................... 23
24
25
27
BABIII METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir.................................................................................... 28
3.2 Studi Literatur Jenis....................................................................... 28
3.3 Waktu Penelitian....................................................................... 29
3.4 Pengumpulan Data.................................................................... 29
3.4.1 Jenis Data........................................................................ 29
3.4.2 Sumber Data.................................................................. 29
3.4.3MetodePengumpulanData…………………………………….. 29
BAB IV.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian………………………………………....
4.2 Studi Literatur………………………………………………………….. 31
4.3 Pembahasan…………………………………………………………… 32
4.4 Keterbatasan Peneliti…………………………………………………. 34
42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
5.2Saran……………………………………………………………………. 43
DAFTAR PUSTAKA 43
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,
tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-
tenaga pelaksanaan.
Zaman modern saat ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu
dan standar. Mesin dapat membuat keuntungan yang cukup besar bagi
penggunanya, namun dapat juga membuat kerugian karena mesin itu sewaktu
Berdasarkan data dari BPJS pada tahun 2015 tercatat sebanyak 110.285
kasus kecelakaan kerja, tahun 2016 sejulmlah 105.182 kasus, atau turun sekitar
4,6 %.Pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja ini mengalami peningkatan yang
signifikan hingga angka 123.000 kasus kecelakaan kerja. Untuk tahun 2018
tercatat kecelakaan kerja sebanyak 157.313 kasus. Dari data di atas bahwa
1
2
kerja merupakan hal yang sangat penting yang harus ada di tempat kerja, agar
Selain itu, data dari DISNAKER Kepulauan Riau Tahun 2016 tercatat 475
orang pekerja yang mengalami kecelakaan ringan, sedang dan berat. Upaya
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Untuk itu, pengelola tempat kerja wajib melakukan
pekerja.
yang ada di Kota Tanjungpinang merupakan sebuah hal yang penting bahwa
setiap perusahaan harus ada tahapan proses penilaian potensi risiko bahaya
pada tahap proses produksi. Salah satu perusahaan yang ada di Kota
industri mebel dimana mengolah mebel yang masih kasar menjadi mebel yang
potensi risiko bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja mebel.
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan menjadi pijakan awal
studi literatur?
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk melakukan kajian atau
kepustakaan.
4
akan terjadi.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur dari berbagai data dan
informasi berupa buku, jurnal, dan artikel terkait tentang kesehatan dan
TINJAUAN PUSTAKA
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia
hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja
6
7
yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang
batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang yang bertujuan untuk
Menurut Alkon, 1998 terdapat 3 unsur dalam setiap tenaga kerja, yaitu :
akan ketenaga kerjaan yang sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di
a. Berdasarkan Penduduknya
1) Tenaga kerja
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan
64 tahun.
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di
8
atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
1) Angkatan kerja
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela
c. Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja
efisiensi kerja. Lingkungan kerja yang buruk yang melebihi toleransi manusia
kerja dalam melaksanakan pekerjaanya tidak mendapat rasa aman, nyaman dan
disebutkan bahwa tempat kerja ialah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan tindakan yang tidak aman dan
keselamatan kerja. Oleh karena itulah inspeksi ini juga dibedakan menjadi
beberapa jenis. Perbedaan jenis ini juga berpengaruh pada standar dan alat
1. Inspeksi PPE
diri tepat guna berdasarkan jenis pekerjaannya dan dalam kondisi layak
pakai.
11
Inspeksi ini juga tidak kalah penting dari objek sebelumnya karena
berhubungan dengan peralatan yang kita gunakan di tempat kerja baik itu
hand tools seperti palu, obeng, tang, dan lainnya maupun power tools
peralatan tersebut dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan oleh
pekerja.
berfungsi dengan baik dan siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat
smoke detector, heat detector, fire sprinkler, fire alarm panel, hose reel,
lifting gear seperti shackle, wire sling, webbing sling, chain block dan lain-
lain dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan, serta menggunakan
kode warna (color code) yang berlaku sesuai dengan prosedur lifting di
perusahaan tersebut.
5. Inspeksi environment
mampu mengamati baik kondisi yang berbahaya maupun tindakan yang tidak
unsafe action saja yang diamati, tetapi justru bahaya-bahaya yang terselebung
dibalik kedua kondisi tersebut perlu ditelusuri dan diungkapkan (Alkon, 1998).
selamat.
menguntungkan.
keselamatan kerja.
ditentukan.
karyawan perusahaan.
2.3. Bahaya
Potensi Bahaya (Hazard) adalah suatu kondis atau keadaan pada suatu
proses, alat, mesin, bahan atau cara kerja yang secara intrisik atau alamiah
menurut David A. Colling (1990, dikutip oleh Alfiah, 2012) bahaya atau hazard
dapat didefinisikan sebagai kondisi atau keadaan di tempat kerja yang ada atau
yang sudah dibakukan, misalnya seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops,
dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
1. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-
2. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
a. Manusia
(Suma’mur 1996).
16
Selain itu, apa yang diterima atau gagal diterima melalui pendidikan,
b. Bangunan
diperiksa oleh suatu tim ahli. Kalau diperlukan modifikasi harus sesuai
bahaya jika tidak digunakan sesuai dengan fungsi, tidak ada pelatihan
pemeriksaan dilakukan agar bagian dari mesin atau alat yang berbahaya
c. bahan
risiko dengan sifat bahan antara lain mudah terbakar, mudah meledak,
berbeda-beda. Ada yang tingkat bahayanya sangat tinggi dan ada yang
rendah, ada yang pengaruhnya dapat segera dilihat tetapi ada yang
d. Proses
dan ada yang rumit. Ada proses yang berbahaya dan ada proses yang
bahan baku dan bahan penolong. Ada bahan kimia yang merupakan hasil
menggunakan alat atau mesin yang tidak sesuai (Syukri Sahab, 1997).
4) Faktor ergonomi;
5) Faktor psikologi;
dari yang paling ringan sampai pada yang paling berat (Suma’mur, 1996).
19
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja,
yaitu:
1. Accident
2. Incident
kerugian.
3. Near miss
yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis,
yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu dan bisa
2. Kecelakaan Sedang
istirahat selama > 2 hari. Contohnya: terjepit, terluka sampai robek, luka
bakar.
atau ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa
tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang
penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai
memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan
a. Situasi Kerja
b. Kesalahan Orang
kerja.
22
d. Kecelakaan
3. Terjatuh.
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan
tumbuhan.
sebagainya.
yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat
menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisisk, mental, emosi atau rasa
kondisi karyawan/tenaga kerja dari kejadian atau keadaan yang dapat merugikan
sosiial sehingga akan didapat kemungkinan bekerja lebih optimal dan produktif,
dapat di lakukan oleh / pekerja yang terpercaya dan bekerja sesuai dengan SOP.
Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti dilihat dari
tekat kerja yang besar, skill kerja yang sesuai dengan tugas kerja, budaya dan
lingkungan kerja yang nyaman dan aman, gaji yang sanggup memenuhi
kebutuhan hidup, hubungan kerja yang harmonis antar pekerja dan jaminan
artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah
digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal
diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat
Kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bergerak.
Industri furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan
setengah jadi dari kayu, rotan dan bahan baku alami lainya menjadi produk
24
barang jadi, furniture yang mempunyai nilai tambah dan manfaat yang lebih
tinggi.
informal yang menggunakan berbagai jenis kayu sebagai bahan baku utama
dalam proses produksinya serta menerapkan cara kerja yang bersifat tradisional.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan meubel kayu oleh perajin sektor
informal tersebut adalah kayu. Ada 2 jenis bentuk kayu yang bisa digunakan :
kayu balok dan papan serta kayu lapis. Kayu balok biasanya terdiri dari kayu
keras semata dan digunakan sebagai rangka utama suatu meubel, sedangkan
kayu papan sering merupakan kayu gubal atau keras dan dipakai sebagai
digunakan adalah sebagai berikut: cir cular Universitas Sumatera Utara sawing
machine, mesin ketam, mesin pembentuk kayu band saw, drilling machine,
terus meningkat karena sektor industri ini memberikan desain interior serta nilai
berbagai aktifitas. Mebel Indonesia kini juga berperan penting sebagai sumber
devisa bagi negara karena peminat produk tidak hanya di dalam negeri tetapi
juga di luar negeri. Keadaan ini membuat para produsen mebel bersaing untuk
Salah satu pencemaran yang sering timbul dari proses produksi mebel
adalah terciptanya debu yang terbang ke udara. Pekerja perkayuan atau mebel
merupakan pekerja dengan resiko paparan debu, baik yang berasal dari
batuk berdahak yang berkepanjangan. Hal ini terjadi karena para pekerja
Karena sekitar 10 sampai 13% dari kayu yang di gergaji akan berbentuk debu
kayu.
debu yang bersifat organis yang dapat menimbulkan efek patofisiologi pada
alveolus dan menyebabkan fibrosis paru yang didapat dari pencemaran udara.
Salah satu dampak dari pencemaran udara adalah penyakit saluran pernapasan
akibat kerja, sesuai dengan hasil riset The Surveillance of Work Related and
tahun 2013 ditemukan 3300 kasus baru penyakit paru yang berhubungan
penapasan.
dimaksud dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa ciri penyakit akibat
yang spesifik, ditentukan oleh pemajanan di tempat kerja, ada atau tidaknya
kompensasi.
yang berhubungan dengan pekerja sebesar 34% adalah penyakit kanker, 25%
satu PAK yang muncul adalah Penyakit Paru Akibat Kerja (PPAK) dimana salah
satu faktor risikonya adalah tingginya kadar debu di udara selama proses
bekerja. Untuk mencegah bahaya akibat kerja bagi para pekerja khususnya pada
Identifikasi K3
Analisis
Evaluasi
Pengendalian isiko
(Sumber ISO:3100:2009)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
gambar berikut:
Studi literatur
Pengumpulan data
kualitatif yang bersifat studi pustaka yang menggunakan buku-buku dan literatur-
literatur lain sebagai objek yang utama. Studi pustaka adalah kajian teoritis,
referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiono, 2012).
28
29
secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari
Sumber data yang diambil dalam karya tulis ilmiah ini ialah jurnal,
memuat suatu informasi baru yang bersifat spesifik dan terfokus pada
Teknik pengumpulan data penelitian ini ialah studi literatur. Studi literatur
melakukan literature review adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa
yang sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
BAB IV
4.1 Hasil
Kesehatan Kerja
Kerja
1 Pembahanan Kebisingan Gangguan
Pendengaran
2 Mesin Kebisingan dan Gangguan
Debu masuk Pendengaran
pernafasan dan Infeksi
pernafasan
3 Sanding Kebisingan dan Gangguan
Debu masuk Pendengaran
pernafasan dan Infeksi
pernafasan
4 Finishing Debu Infeksi
Pernafasan Pernafasan
5 Packing - -
pendengaran
Akibat Kerja
31
32
Mebel
Tabel 4.1
4.2 Pembahasan
Kesehatan Kerja
rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah.
disaat ada isyarat bahaya dan tanda bahaya. hal ini juga di dukung teori
para ahli.
buruk pada hasil produksi kerja dan menurunkan kualitas hidup pada
dampak dari segi kesehatan dan juga dari segi psikologis serta teknis.
seluruh tubuh. Bila hal tesebut terjadi terus menerus dalam waktu yang
lama, tekanan darah akan naik dan kenaikan inilah yang disebut
juga terdapat dampak tingkat kebisingan yang sama yaitu stress, sakit
komunikasi.
proses pemecahan suatu benda baik secara mekanis dan alami. Debu
termasuk kedalam golongan partikulat yaitu zat padat atau cair yang
tersuspensi di udara seperti : embun, debu, asap, fumes dan fog. Debu
dalam paru paru dengan berbagai cara yaitu : inertia, sedimentasi, dan
gerakan brown. Inertia adalah partikel udara bermasa cukup besar yang
oleh gerakan brown dan permukaan aveoli dan mengendap di sana. Hal
37
non fibrogenik yang terkumpul dalam jumlah besar di dalam paru paru.
jaringan paru paru sehingga terbentuk nya jaringan parut, debu yang
polos juga dapat mengalami penyempitan jika debu di luar ambang batas.
otot secara statis, hal ini dapat menimbulkan menurunnya kinerja dari
dalam berkerja. Hal baik nya pekerja akan semakin ahli dalam bidang
responden dengan kelelahan kerja pada pekerja mebel, hal ini dapat
memenuhi waktu lama kerja 8 jam dan 27 pekerja (90%) tidak memenuhi
waktu kerja > 8jam, adapun waktu kerja mulai pukul 07.00 – 17.00 WITA.
Semakin lama bekerja dalam dalam batas waktu wajar memang akan
lakukan beberapa kali dalam seminggu, diikuti istirahat dan nutrisi yang
terserang penyakit, hal ini yang nanti bisa membuat produktivitas menjadi
secara baik, waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang
pekerjaan selanjutnya.
Mebel
kelelahan pada pekerja mebel, dilihat pada tabel 4.3 dimana ada 30
kelelahan akibat beban kerja yang berat, dan 6 pekerja lainnya (23,1%)
mempengaruhi kelelahan yaitu sebanyak 76,9%, hal ini juga bisa terjadi
kurang nya menegemen energi dalam berkerja, beban yang berat tentu
harus di ikuti dengan istirahat yang cukup, karena beban kerja berbanding
beban kerja, maka semakin kecil pula waktu untuk aktivitas pekerjaan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
kerja.
5.2 Saran
terjadi.
berikut :
Austen, A.D. dan Neale, R.H. 1991. Memanajemeni Proyek Konstruksi, Penerbit
PT.Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Ft, T. K. (2014). Buku Ajar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). Yogyakarta:
Universitas Yogyakarta.
Riyadian,Woro. Cidera akibat kerja pada pekerja industri di kawasan industri pulo
gadung Jakarta. Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008. Jakarta
SIHAH dung di dki Jakarta”. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 2, No.
2, Juli 2012
Shinta, 2018. Analisis Paparan Kadar Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pada
Seto.