Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL


ZALALI WA IKROM KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN
INDRAMAYU

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:
HERU FARIKI
NIM. 17.1.01.0233

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PANGERAN DHARMA KUSUMA INDRAMAYU
( STKIP PADHAKU)
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL ZALALI WA IKROM
KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh:
HERU FARIKI
NIM. 17.1.01.0233

Disetujui untuk diajukan ke Sidang oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Beno Budiyanto, M.Pd Gusti Dwi Agustin, M.Pd


NIDK : 8855230017 NIPY : 199020130493

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Wakil Ketua Bidang Akademik

Poy Saefullah Zevender, M.Pd Drs. Izzuddin, MM


NIDN : 0426029001 NIDK : 88000000120

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG


TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL
ZALALI WA IKROM KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN
INDRAMAYU” telah disidangkan pada hari ................ 2021. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu.
Indramayu, ......................... 2021

Majelis Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

................................. ....................................
NIPY : ......................... NIPY : .............................

Mengetahui :
Penguji I Penguji II

.......................................... .........................................
NIPY/NIDN:………….. NIPY/NIDN:……………….

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,saya :

Nama : HERU FARIKI


NIM : 17.1.01.0233
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Judul Skripsi : Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK
Dzul Zalali Wa Ikrom Kecamatan Anjatan
Kabupaten Indramayu

Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai
persyaratan penyelesaian studi dari skripsi milik orang lain, kecuali ada bagian-
bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti
pernyataan ini tidak benar. Sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Indramayu, ........................... 2021


Yang Menyatakan,

HERU FARIKI
NIM. 17.1.01.0233

iv
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL ZALALI WA IKROM KECAMATAN
ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU

HERU FARIKI

NIM. 17.1.01.0233

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial


ekonomi orang tua dan lingkungan teman sebaya terhadap motivasi belajar dan
hasil belajar bagi siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wa Ikrom Kecamatan Anjatan
tahun 2021/2022

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto Populasi dalam


penelitian in adalah siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wa Ikrom Kecamatan
Anjatan Kabupaten Indramayu tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 81 siswa.
Sampel diambil sebanyak 56 siswa dengan menggunakan tekhnik proportional
random sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dokumentasi, sedangkan tekhnik analisis data menggunakan analisis jalur dengan
amos.

Hasil penelitian bahwa : (1) Variabel kondisi sosial ekonomi orang tua
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar, dengan koefisien jalur regresi sebesar -
0,024 pada signifikan 0,883. (2) Variabel kondisi sosial ekonomi orang tua tidak
berpengaruh terhadap motivasi belajar, dengan koefisien jalur regresi sebesar -
0,001 pada signifikan 0,905.

Kata Kunci : Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua, Pada Hasil Belajar Siswa

v
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL ZALALI WA IKROM KECAMATAN
ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU

HERU FARIKI

NIM. 17.1.01.0233

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the socioeconomic conditions


of parents and peer environment for class XI students of SMK Dzul Zalali Wa
Ikrom, Anjatan District in Indramayu 2021/2022.

This research is an ex-post facto research. The population in this study


were students of class XI SMK Dzul Zalali Wa Ikrom, Anjatan District In
Indramayu, for the 2021/2022 academic year as many as 81 students. Samples
were taken as many as 56 students using proportional random sampling
technique. The data collection technique used questionnaires and documentation,
while the data analysis technique used path analysis with amos.

The results of the study are that: (1) The variable of parents'
socioeconomic conditions has no effect on learning outcomes, with a regression
path coefficient of -0.024 at a significant of 0.883. (2) The peer environment
variable is 0.547 at 0.000 significant. .

Keywords : Parents' Socio-Economic Conditions, On Student Learning Outcomes

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan nikmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam penulis haturkan

untuk Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari

zaman kegelapan ke zaman yang penuh dengan cahaya.

Sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal penelitian skripsi yang

berjudul “PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DZUL ZALALI

WA IKROM KECAMATAN ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU”

dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan proposal penelitian ini adalah untuk meneliti

dan mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil

belajar siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wa Ikrom Kecamatan Anjatan Kabupaten

Indramayu. Hal ini patut di ketahui karena tidak semua siswa mampu

melaksanakan sistem belajar secara online atau daring.

Proposal penelitian ini mungkin tidak akan berjalan dengan baik tanpa

bantuan beberapa pihak antara lain :

1. Ibu Sari dan Bapak Manun, selalu Orang Tua penulis yang telah Ridho

Mendukung, Memberikan Doa Dan Motivasi dan pengorbanan baik secara

moril dan materil sehingga penulis bisa menyelesaikan Proposal Skripsi ini

dengan baik dan lancar.

vii
2. Bapak Taufiq Zaenal Mustofa, M.Si, selaku Pimpinan Sekolah Tinggi

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pangeran Dharma Kusuma Indramayu.

3. Bapak Poy Saefullah Zevender, M.Pd, selaku ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pangeran Dharma Kusuma Indramayu.

4. Ibu Gusti Dwi Agustin, M. Pd dan juga Bapak Beno Budiyanto, M.Pd, selaku

sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak pelajaran dan

masukan selama skripsi berlangsung.

5. Sahabat sahabat Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pangeran Dharma Kusuma Indramayu yang

telah berjuang selama ini. Terima kasih atas pertemanan yang sehat dan

dukungannya.

6. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan penulis satu persatu.

Penulis berharap proposal ini bisa bermanfaat bagi semua pihak terutama

untuk kemajuan pendidikan di kabupaten indramayu. Penulis juga menerima

kritik dan saran dari banyak pihak agar penulis bisa melaksanakan penelitian ini

dengan baik.

Indramayu, ................. 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

1.5. Definisi Operasional ........................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka ................................................................................. 7

2.1.1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ..................... 7

2.1.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Sosial ................ 10

2.1.3. Hasil Belajar Siswa.................................................................. 18

ix
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ....................................... 23

2.2. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 29

2.3. Hipotesis .......................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian ....................................................................... 32

3.2. Lokasi Penelitian ............................................................................. 33

3.3. Variable Penelitian........................................................................... 34

3.4. Populasi Dan Sample Penelitian ...................................................... 37

3.5. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ................................. 38

3.6. Teknik Analisis Data ....................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................... 49

4.1.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ......................................... 49

4.1.2. Deskripsi Identitas Responden (orang Tua Siswa) .................. 53

4.1.3. Dekripsi Hasil Belajar Siswa ................................................... 61

4.1.4. Deskripsi Lingkungan Sekolah Dan Masyarakat .................... 66

4.2. Pembahasan ..................................................................................... 68

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan .......................................................................................... 71

5.2. Saran ................................................................................................ 72

x
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan

masyarakat semakin kompleks dan persainganpun semakin ketat, apalagi dalam

menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu upaya meningkatkan sumber

daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu

faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan

diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan

manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000).

Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik,

membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di

sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI NO. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut : Pendidikan nasional

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah sejak orde

baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi

1
seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945,

yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.

Seorang guru perlu menyadari bunyi dan isi pasal ayat Undang-Undang

Dasar tersebut, setiap murid berhak mendapatkan pengajaran yang sama. Dalam

tugasnya sehari-hari guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu ia harus

memberi pengajaran yang sama kepada murid yang berbeda-beda. Perbedaan itu

berasal dari lingkungan kebudayaan, lingkungan sosial, jenis kelamin dan lain-

lain.

Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi belajar

yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur

pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang

dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang

diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak

harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian

dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang

memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (UU RI

No. 20 Tahun 2003). Dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting

dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus diperhatikan agar

keberhasilan pendidikan dicapai secara maksimal.

Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan

2
masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung

siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi

yang berbeda. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa : pada umumnya

anak yang berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan

pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang

berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan

pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih

memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan

dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana

untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial

ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial

ekonominya rendah. Contohnya: anak dalam belajar akan sangat memerlukan

sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila

kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak

dalam pembelajaran.

Keadaan yang demikian terjadi juga di SMK Dzul Zalali Wal Ikrom

Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, dimana sekolah ini menampung

siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua yang

berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh

3
pula pada kemampuan membiayai kepada anak-anaknya, sehingga keadaan sosial

ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

pendidikan anak. Berkaitan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, peneliti

mengambil judul skripsi: “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan

Anjatan Kabupaten Indramayu ”, dengan alasan:

1) Dari pengamatan peneliti bahwa siswa-siswi SMK Dzul Zalali Wal Ikrom

Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu berasal dari kondisi sosial

ekonomi keluarga yang berbeda, seperti : tingkat pendidikan, pendapatan,

kekayaan yang dimiliki dan tempat tinggal sehingga peneliti ingin

mengetahui apakah ada pengaruhnya kondisi sosial ekonomi orang tua

terhadap prestasi belajar.

2) Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya membantu

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Akan tetapi

keberhasilan proses belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik dari dalam diri siswa. Salah satu faktor yang akan penulis teliti

adalah faktor dari luar siswa yaitu faktor tingkat sosial ekonomi orang tua.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut :

Bagaimakah gambaran tentang keadaan sosial ekonomi orang tua siswa

kelas XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu?

4
1.3. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui bagaimanakah kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas

XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.

b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latar belakang sosial ekonomi orang tua

siswa yang berbeda terhadap hasil belajar siswa.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMK

Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu

1.4.2. Manfaat Praktis

Dapat dipakai sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan

sekolah di masa mendatang.

1.5. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, penulis

membuat batasan sebagai berikut:

1.5.1. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada saat

tertentu. Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu, yang

berharga, (Poerwodarminta, 1983). Yang dimaksud dengan kondisi sosial

ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu

keluarga yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan pendapatan

keluarga.

5
1.5.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh

pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar, (Catharina, 2006).

Hasil belajar / prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh

siswa dalam usaha atau kegiatan menguasai bahan-bahan pelajaran yang

diberikan guru di sekolah. Prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai

acuan apakah siswa sudah atau belum dalam menguasai materi.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kondisi Sosial Ekonomi adalah tiga buah kata yang mempunyai

makna berbeda satu sama lain, maka dari pada itu kita perlu memahami

terlebih dahulu makna dari masing masing kata tersebut.

Secara bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia atau biasa di

singkat KBBI “Kondisi” berarti “Persyaratan” atau “Keadaan”, sedangkan

secara istilah kondisi bisa bermakna sangat beragam menyesuaikan kata

pengikutnya. Diantaranya kondisi ekonomi bermakna keadaan baik atau

lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi, kondisi kesehatan berarti

perihal kebugaran dan kebaikan keadaan badan seseorang, kondisi sosial

bermakna keadaan masyarakat suatu negara pada saat tertentu.

Kata “sosial” berasal dari bahasa Latin “socii” yang artinya sekutu.

Istilah tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia dalam

masyarakat, misalnya sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap orang

lain yang disebut dengan jiwa sosial. Sehingga pengertian sosial dapat

didefinisikan sebagai rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang

bersumber dari budaya masyarakat dan dipakai sebagai acuan dalam

interaksi antar manusia dalam suatu komunitas.

7
Sedangkan Istilah "Ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani,

yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος

(nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar,

ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah

tangga”.

Lingkungan keluarga (orangtua) merupakan lingkungan primer yang

kuat pengaruhnya kepada individu dibanding lingkungan sekunder. Sebagai

lingkungan terdekat yang pertama dan keluarga memikul tanggung jawab

utama dalam pendidikan nilai kepada anak. Oleh karena itu lingkungan

keluarga merupakan salah satu faktor yang besar dalam mempengaruhi

minat anak untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi atau tidak.

Orangtua sering kali menjadi panutan anak dalam setiap mengambil

keputusan dalam menentukan arah dan tujuan kedepan.

Makna Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah

kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan

oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah

tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut Soerjono

Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat

berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya,

dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

Menurut Soekanto (2001:237) menyatakan bahwa komponen pokok

kedudukan sosial ekonomi meliputi ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan,

ukuran kehormatan, ukuran ilmu pengetahuan.

8
Kondisi ekonomi berperan penting dalam pendidikan seorang anak.

Menurut Gerungan (2009: 196), peranan kondisi ekonomi dalam pendidikan

anak memegang satu posisi yang sangat penting. Dengan adanya

perekonomian yang cukup memadai, lingkungan material yang dihadapi

anak dalam keluarganya jelas lebih luas, maka ia akan mendapat

kesempatan yang lebih luas juga untuk mengembangkan kecakapan yang

tidak dapat ia kembangkan tanpa adanya sarana dan prasarana itu.

Menurut Dalyono (2005: 133), “Kondisi sosial adalah semua orang

atau manusia lain yang mempengaruhi kita”. Hal ini berarti bahwa

lingkungan sosial juga mempengaruhi pencapaian pendidikan anak. Kondisi

sosial masyarakat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan (Ihsan, 2003:

10).

Menurut Ihsan (2003: 10), “Kondisi masyarakat di mana memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga

pendidikan dan sumber belajar didalamnya akan memberikan pengaruh

positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda”.

Dalam hal ini di mana kondisi sosial ini berpengaruh secara negatif terhadap

pendidikan, maka kondisi ini menjadi pembatas pendidikan. Orang tua

sebagai pendidik secara kodrati harus mampu mengantisipasi pengaruh yang

ada karena tidak semua pengaruh kondisi sosial merupakan pengaruh yang

baik.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa maksud “Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua” dalam penelitian ini

9
adalah keadaan kedudukan atau posisi orang tua dalam masyarakat yang

berupa aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah

tinggal, dan jabatan organisasi orang tua dalam mempengaruhi hasil belajar

atau prestasi siswa.

2.1.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Sosial

Berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan

yang sama dan sederajatnya, akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap

manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai

status atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat

menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di

masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat

pendapatan, kondisi lingkungan tempat tingal, pemilikan kekayaan, dan

partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini

uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat

pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis tempat

tinggal.

2.1.2.1. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya

jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

10
proses pembelajaran agar peserta didika secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk

meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu rokhani ( pikir, cipta, rasa, dan hati nurani ) serta

jasmani ( panca indera dan keterampilan- keterampilan ).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan

bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan

tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan

sekolah ( pendidikan formal ) dan jalur pendidikan luar sekolah (

pendidikan non formal ). Jalur pendidikan sekolah ( pendidikan

formal ) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan

sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

11
1) Pendidikan Prasekolah

Menurut PP No. 27 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik

di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar,

yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur

pendidikan luar sekolah.

2) Pendidikan Dasar

Menurut PP No. 28 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000)

pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan

tahun. Diselengarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga

tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan

pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat,

warga Negara dan anggota umat manusias serta mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

3) Pendidikan Menengah

Menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan

bagi pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas:

Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah

12
Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan

Sekolah Menengah Luar Biasa.

4) Pendidikan Tinggi

Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Satuan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut

perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut atau universitas.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan

orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun

sukses atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua

bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya.

Contohnya, orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berarti hanya

sekolah sampai SD berbeda dengan orang yang sekolahnya sampai

12 tahun berarti lulusan SMA. Tingkat pendidikan yang pernah

ditempuh orang tua berpengaruh pada kelanjutan sekolah anak

mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi

mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk

menyekolahkan anak mereka.

13
2.1.2.2. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga

maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk

uang dan barang. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik

membedakan pendapatan menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan

yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa

balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang

dan jasa yang diterima/diperoleh dinilai dengan harga pasar

sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang oleh

yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga

penerimaan barang secara cuma-cuma, pembeliabn barang dan

jasa dengan harta subsidi atau reduksi dari majikan merupakan

pendapatan berupa barang.

2) Pendapatan berupa uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi

pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal.

Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa

barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya

balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari

pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi

14
dan pendapatan berupa barang-barang meliputi: beras, pengobatan,

transportasi, perumahan, maupun yang berupa rekreasi.

Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan

baik berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa

atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari pendapatan

dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan

sosial, dan pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha

yang dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan

rumah.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan

orang tua adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai

balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal

selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya

pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan berbeda

antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh

keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam

kegiatan sehari-hari. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007)

mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk

akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya.

Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh

kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang

lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi

15
penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan

dengan pendapatan yang kecil.

Dalam penelitian ini pendapatan yang diterima penduduk

dapat digolongkan berdasarkan 4 golongan yaitu:

(1) Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk

yang berpendapatan <Rp.500.000 perbulan.

(2) Golongan penduduk berpendapat cukup tinggi, yaitu

penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp. 500.000-

Rp.750.000 perbulan.

(3) Golongan penduduk berpendapat tinggi, yaitu penduduk yang

berpendapatan rata-rata antara Rp.750.000-<Rp.1.000.000

perbulan.

(4) Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu

penduduk dengan pendapatan rata-rata >Rp.1.000.000.

2.1.2.3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam

bentuk barang- barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang

kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:

1) Barang-Barang Berharga

Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan

yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti

perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya

pelapisan dalam masyarakat.

16
Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan

keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga

tersebut antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-

barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki

orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk

dapat menyekolahkan anak- anaknya, dan orang tua dapat

mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi

anak untuk berprestasi.

2) Jenis-Jenis Kendaraan Pribadi

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi

rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang

mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial

ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.

2.1.2.4. Jenis Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Aryana untuk mengukur

tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

1) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,

menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu

dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi,

pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan

keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah

17
menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang

ditempati pada umunya semakin tinggi tingkat sosial

ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi

keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda

dalam hal ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan

ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan

bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi berbeda dengan rumah

yang keil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa

kondisi sosial ekonominya rendah.

2.1.3. Hasil Belajar Siswa

2.1.3.1. Pengertian Belajar

Beberapa ahli mengemukakan pengertian belajar dalam

memberikan gambaran tentang pengertian belajar. Menurut Morgan

et.al. dalam Catharina (2004) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek

atau pengalaman. Menurut Slameto (1995) belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan perilaku

18
manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan

dikerjakan.

Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat diambil pengertian bahwa

belajar pada dasarnya belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

orang. Hampir semua kehidupan manusia diwarnai dengan kegiatan

belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

relatif permanen yang lingkungannya.

2.1.3.2. Prinsip Belajar

Menurut Thomas dan Rohwer dalam Catharina (2004) prinsip

belajar yang efektif adalah strategi belajar itu hendaknya sesuai

dengan tujuan belajar dan karakteristik siswa yang menggunakannya,

strategi belajar yang efektif yaitu yang memungkinkan seseorang

mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari, dan membuat

sesuatu menjadi baru, strategi belajar ini hendaknya melibatkan

pengolahan mental tingkat tinggi pada diri seseorang, pemantauan

yang efektif yaitu siswa mengetahui kapan dan bagaiman cara

menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara menyatakan

bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat, kemujaraban personal

bahwa siswa harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil

apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

19
Dalam hal ini penyampaikan materi harus sesuai dengan

rencana pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu guru dapat membantu siswa dengan cara menyelenggarakan

ujian berdasarkan pada materi yang telah dipelajari. Dengan adanya

ujian atau evaluasi guru dapat mengetahui apakah tujuan dari

pembelajaran sudah berhasil, karena keberhasilan belajar akan

ditentukan dengan hasil prestasinya.

2.1.3.3. Syarat Belajar

Menurut Hamalik (1980) Syarat-syarat belajar yang perlu

diperhatikan agar dapat belajar dengan baik yaitu faktor jasmani,

rohani yang sehat, lingkungan yang tenang, tempat belajar yang

nyaman, tersedia cukup bahan dan alat-alat yang diperlukan. Syarat-

syarat belajar yang terpenuhi akan dapat memotivasi anak untuk

belajar sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2.1.3.4. Tujuan Belajar

Menurut Hamalik (1980) tujuan belajar yaitu untuk

memperoleh pengetahuan tentang belajar, menambah ketrampilan

belajar, mengetahui kebiasaan dan sikap belajar yang baik. Dari

penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan dari belajar

adalah adanya perubahan dari pembelajar dari yang tadinya tidak tahu

menjadi tahu.

20
2.1.3.5. Pengertian Hasil

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Hasil” berarti sesuatu

yang diadakan, pendapatan, perolehan, akibat. Seseorang yang telah

melakukan suatu pekerjaan tentunya mengaharapkan untuk

memperoleh suatu hasil dari kegiatanya. Menurut Catharina (2006)

prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Tidak semua

perubahan tingkah laku dapat dikategorikan sebagai suatu hasil belajar.

Ada beberapa persyaratan, sehingga suatu perolehan perubahan

tingkah laku baru dapat diartikan sebagai hasil belajar. Persyaratan itu

adalah bahwa hasil belajar itu merupakan pencapaian dari suatu tujuan

belajar. Hasil belajar itu merupakan usaha dari kegiatan yang disadari,

belajar itu sendiri merupakan proses latihan yang berfungsi efektif

untuk jangka waktu tertentu dan hasil belajar itu perlu, karena

berfungsi positif bagi tingkah laku lain.

Untuk mengetahui prestasi belajar setiap siswa perlu dikatakan

penilaian atau evaluasi. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan

untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses

yang berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna

pengambilan keputusan. Penilaian proses dan hasil belajar bertujuan

untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pendidikandan atau

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, garis-

21
garis besar program pengajaran atau dalam perangkat perencanaan

kegiatan pembelajaran lainnya.

Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga

menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

2.1.3.6. Hasil Belajar Siswa

Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan

hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dari penjelasan diatas maka dalam penelitian ini hasil belajar

siswa adalah perolehan nilai baik berupa materil maupun moril yang

diadakan untuk menguji tingkat keberhasilan siswa menerima

pendidikan setelah siswa mendapatkan serangkaian test secara berkala

22
dan terukur. Hasil belajar siswa dapat di pengaruhi oleh 3 aspek yaitu

keluarga, sekolah, dan masyarat.

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Arden N Frandsen dalam Suryabrata Sumadi (1995:253)

mengatakan bahwa hal yang dapat mendorong manusia atau seseorang

untuk belajar karena sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas,

sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju,

keinginan untuk mendapatkan simpati dari teman-teman, orang tua dan

guru, keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang

baru, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran dan ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

Menurut slameto, secara umum faktor yang mempengaruhi belajar

adalah faktor intern dan faktor ekstern Slameto (2003:54).

1. Faktor Intern Meliputi, Faktor Jasmaniah, Kelelahan dan Psikologis

Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Faktor kelelahan meliputi kelelaha jasmani dan rohani, sedangkan faktor

psikologis meliputi:

(1) Intelegensi

Intelegensis adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

kecakapan, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektir, mengetahui

relasi dan mempelajarinya dengan cepat, (Slameto, 2003). Jadi

23
intelegensi adalah kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dalam

berbagai situasi dan dapat diabstraksikan pada suatu kualitas yang

sama.

(2) Minat

Menurut Hilgard dalam Slameto (2003) minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus menerus disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh

kepuasan. Jadi minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan

sendiri tanpa adanya paksan dari orang lain atau kecenderungan jiwa

seseorang kepada sesuatu yang biasanya disertai dengan perasaan

senang.

(3) Bakat

Menurut Hilgard dalam Slameto (2003) bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Jadi bakat adalah kemampuan yang

dimiliki oleh siswa sejak lahir diperoleh melalui proseses genetik

yang akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar. Anak dapat

menyalurkan bakat atau yang dimilikinya, sehingga hal ini dapat

menggali potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan potensi diri

anak.

(4) Motivasi

Motivasi adalah motif yang sudah aktif, saat orang melakukan

suatu aktivitas, (Darsono, 2000). Jadi motivasi adalah keseluruhan

24
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.

2. Faktor Ekstern Meliputi Faktor Keluarga, Sekolah, Masyarakat

Faktor pertama yang mempengaruhi belajar siswa adalah

keluarga, hal itu meliputi :

(1) Cara mendidik, orang tua yang memanjakkan anaknya, maka setelah

anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab

dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang

terlalu keras mendidik anak mengakibatkan anak menjadi penakut.

(2) Suasana keluarga, hubungan keluarga yang kurang harmonis,

menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang

menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang akan memberi

motivasi yang mendalam.

(3) Pengertian orang tua, anak dalam belajar perlu dorongan dan

pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu

tugas-tugas rumah. Apabila anak mengalami kesulitan di sekolah

diharapkan orang tua untuk membantu memecahkan kesulitan

tersebut, orang tua memberi dorongan semangat kepada anaknya.

(4) Keadaan sosial ekonomi keluarga, anak dalam belajar kadang-

kadang memerlukan sarana yang kadang-kadang mahal. Bila

25
keadaan ekonomi keluarga tidak mencukupi, dapat menjadi

penghambat anak dalam belajar.

(5) Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di

dalam keluarga, mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu

ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik agar

mendorong semangat anak dalam belajar.

Faktor kedua yang mempengaruhi berasal dari sekolah meliputi;

(1) Interaksi guru dengan murid. Guru yang kurang berinteraksi

dengan murid menyebabkan proses belajar mengajar kurang

lancar arena siswa merasa jauh dengan guru, sehingga siswa

akan segan beradaptasi secara aktif dengan guru.

(2) Cara penyajian. Guru menggunakan beberapa metode dapat

membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan

meningkatkan kegiatan belajar mengajar serta minat siswa untuk

belajar.

(3) Hubungan antar murid. Guru harus mengendalikan kelas supaya

dapat bekerja sama dengan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

(4) Standar pelajaran di atas ukuran, maksudnya guru berpendirian

untuk mempertahankan wibawanya dengan memberikan

pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya, anak merasa kurang

mampu dan takut kepada guru. Guru dalam menuntut

penguasaan kepada murid harus sesuai dengan kemampuan

26
siswa masing-masing, yang penting tujuan yang dirumuskan

dapat tercapai.

(5) Media pendidikan. Jumlah alat bantu mengajar akan

menentukan lancar tidaknya kegiatan belajar mengajar. Antara

lain seperti buku di perpustakaan, peralatan alat laboratorium

atau media lainnya.

(6) Kurikulum. Sistem intruksional sekarang menghendaki proses

belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru

perlu mendalami materi dengan baik, harus mempunyai

perencanaan agar dapat melayani siswa secara individual.

(7) Metode belajar, banyak siswa melakukan cara belajar yang

salah. Kadang- kadang siswa belajar tidak teratur. Belajar teratur

setiap hari dengan pembagian waktu yang tepat dan cukup

istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

(8) Tugas rumah, guru jangan terlalu banyak memberikan tugas

rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk belajar

ataupun kegiatan lain.

(9) Keadaan gedung. Banyaknya siswa dalam satu ruang kelas dapat

mengakibatkan ketidak efektifannya kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

(10) Waktu sekolah. Akibat meledakanya jumlah anak yang masuk

sekolah dan penambahan gedung sekolah yang kurang,

27
akibatnya ada pembagian dalam kelas yaitu kelas pagi dan kelas

sore.

(11) Pelaksaan disiplin. Untuk mengembangkan motivasi yang kuat,

proses belajar siswa perlu disiplin.

Faktor ketiga yang mempengaruhi belajar siswa datang dari

masyarakat, hal ini meliputi :

(1) Media massa, kadang anak membaca buku selain buku

pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak

perlu diawasi dan diseleksi.

(2) Teman bergaul, untuk mengembangkan sosialisasinya, anak

perlu bergaul dengan anak lain, tetapi perlu diawasi agar jangan

sampai mendapatkan teman bergaul yang kurang baik

pengaruhnya, karena perbuatan yang kurang baik akan mudah

menular pada orang lain.

(3) Cara hidup lingkungan , cara hidup lingkungan sekitar besar

pengaruhnya pada pertumbuhan anak.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah satu faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor keluarga,

khususnya Kondisi Sosial Ekonomi Orangtua atau keluarga.

28
2.2. Kerangka Pemikiran

Keluarga merupakan faktor utama dalam keberhasilan prestasi belajar

siswa baik dalam akademik maupun non akademik. Kondisi sosial ekonomi

keluarga dapat diartikan sebagai keadaan sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh

keluarga yang berhubungan dengan masyarakat. Kondisi sosial ekonomi keluarga

dalam penelitian ini meliputi pendidikan, pendapatan, kepemilikan kekayaan,

fasilitas dan tipe rumah tinggal keluarga.

Setiap siswa pada dasarnya memiliki peluang untuk mencapai hasil belajar

atau prestasi yang memuaskan, namun dari kenyataan sehari-hari mereka

memiliki perbedaan dari segi intelektual, kemampuan fisik dan juga latar belakang

keluarga yang amat mencolok antara satu siswa dengan siswa yang lain.

Keanekaragaman itulah yang menjadi penentu dalam meraih prestasi atau hasil

belajar yang diharapkan.

Dari uraian kajian pustaka diatas disini kita dapat sederhanakan bahwa

prestasi atau hasil belajar siswa banyak di pengaruhi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat di mana siswa tersebut tinggal.

Maka dapat peneliti simpulkan melalui kerangka penelitian

sebagaimana skema berikut :

29
Variable Bebas (X)
Variable Terikat (Y)
Kondisi Sosial Ekonomi
Orang Tua Hasil Belajar
atau
 Tingkat Pendidikan
Prestasi Siswa
 Tingkat Pendapatan

 Kepemilikan Kekayaan
Dan Fasilitas

 Jenis Tempat Tinggal

Faktor Lingkungan

 Lingkungan Sekolah

 Lingkungan Masyarakat
/ Teman

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Maka, berdasarkan uraian pada kajian

pustaka dan kerangka berpikir maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : “Tidak ada pengaruh yang signifikan kondisi sosial ekonomi orang

tua terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan

Anjatan Kabupaten Indramayu pada tahun 2020/2021”.

30
Ha : “Terdapat pengaruh yang signifikan kondisi sosial ekonomi orang

tua terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan

Anjatan Kabupaten Indramayu pada tahun 2020/2021”.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir atau cara pandang (aliran/mazhab)

mengenai keseluruhan proses, format dan hasil penelitian. Menurut Harmon

(dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara mendasar untuk melakukan

persepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara

khusus tentang realitas. Sedangkan Baker (dalam Moleong, 2004: 49)

mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang membangun atau

mendefinisikan batas-batas; dan menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan

dalam batas-batas itu agar berhasil.

Berdasarkan definisi diatas, dapat kita tarik benag merahnya bahwa

paradigma ialah suatu konsep, metode dan kaidah-kaidah aturan - aturan yang

dijadikan suatu kerangka kerja pelaksanaan dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian

yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan

secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

32
Sederhananya dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

penelitian Deskriptif Kualitatif, Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara

lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal

mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Dalam penelitian

kualitatifmanusia merupakan instrumen penelitian dan hasil penulisannya

berupakata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

3.2. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Smk Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan yang

lokasinya berada di Jl. Raya Salam Darma, Bugistua, Kec. Anjatan, Kab.

Indramayu Prov. Jawa Barat.

Adapun alasan peneliti menjadikan sekolah tersebut sebagai subjek dan

objek penelitian dikarenakan lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal peneliti,

yaitu masih dalam satu kecamatan yang sama namun hanya berbeda desa, serta

karena peneliti sudah akrab secara emosional dengan sebagian pengajar di sekolah

tersebut.

Namun alasan yang utama adalah kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

di tempat pendidikan tersebut dalam pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil

belajar siswa SMK Dzul Zalali Wal Ikrom pada umumnya, terkhusus kelas XI

SMK Dzul Zalali Wal Ikrom sebagai subjek penelitian. Populasi penelitian yang

peneliti lakukan adalah siswa kelas XI yang berjumlah 81 siswa yang terdiri dari

tiga kelas sebagaimana tabel berikut ini :

33
Tabel 1. Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Populasi

1. XI 1 27 Siswa 27 Orang Tua

2. XI 2 27 Siswa 27 Orang Tua

3. XI 3 27 Siswa 27 Orang Tua

Jumlah 81 Siswa 81 Orang Tua


Sumber : Buku Induk Siswa, Tahun Ajaran 2021

3.3. Variable Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian di muka,

maka variabel penelitian ini terdiri dari 3 variabel yang terdiri dari 2 variabel

bebas yaitu kondisi sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan sekolah dan

masyarakat / teman bergaul, serta 1 variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel variabel dalam

penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut :

3.3.1. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kondisi sosial ekonomi orang tua diartikan sebagai status sosial

ekonomi orang tua adalah kedudukan atau status orang tua dalam

masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, pekerjaan serta

kekuasaan atau jabatan sosial yang dimiliki orang tua didalam masyarakat.

Indikator status sosial ekonomi orang tua meliputi: tingkat pendidikan,

pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis tempat tinggal.

34
3.3.2. Lingkungan Sekolah dan Masyarakat

Lingkungan sekolah adalah bagaimana cara siswa berinteraksi

dengan guru dan teman sebaya dalam memahami pelajaran untuk

menunjang prestasi atau hasil belajar yang di harapkan oleh orang tua, siswa

dan guru.

Sedangkan lingkungan masyarakat adalah implementasi penerapan

pembelajaran di sekolah terhadap kehidupan sehari hari, bagaimana cara

bergaul dengan berbagai macam karakter baik dari teman yang sebaya

maupun yang lebih dan lebih tua usianya, ataupun dari lawan jenis.

3.3.3. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah perolehan nilai baik berupa materil

maupun moril yang diadakan untuk menguji tingkat keberhasilan siswa

menerima pendidikan setelah siswa mendapatkan serangkaian test secara

berkala dan terukur. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar

siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Variabel Bebas (X 1) dalam penelitian ini yaitu , adalah

a. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa, yaitu :

(1) Tingkat Pendidikan

(2) Tingkat Pendapatan

(3) Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

(4) Jenis Tempat Tinggal

35
b. Masyarakat Lingkungan yaitu diantaranya :

(1) Lingkungan Sekolah

(2) Lingkungan Teman Bergaul

Sedangkan Variabel Terkait (Y 1) dalam penelitian ini adalah :

(1) Hasil Nilai Siswa

Seperti yang penulis gambar pada skema berikut ini :

Variable Bebas (X 1)

Variable Terikat (Y1)


Kondisi Sosial Ekonomi
Orang Tua
Hasil Belajar
Atau
 Tingkat Pendidikan
Prestasi Siswa
 Tingkat Pendapatan

 Kepemilikan Kekayaan
Dan Fasilitas

 Jenis Tempat Tinggal

Faktor Lingkungan

 Lingkungan Sekolah

 Lingkungan Masyarakat
/ Teman

Gambar 3.2

Hubungan antara Variabel Bebas (X1) dan Variabel Terikat (Y1)

36
3.4. Populasi dan Sample Penelitian

Dalam sebuah penelitian menentukan populasi sangatlah penting, dengan

tujuan untuk memperlancar dan mempermudah sebuah penelitian yang akan

dilaksanakan. Populasi penelitian yang peneliti lakukan adalah siswa kelas XI

yang berjumlah 81 siswa yang terdiri dari tiga kelas sebagaimana tabel berikut

ini :

Tabel 2. Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Populasi

1. XI 1 27 Siswa 27 Orang Tua

2. XI 2 27 Siswa 27 Orang Tua

3. XI 3 27 Siswa 27 Orang Tua

Jumlah 81 Siswa 81 Orang Tua

Sumber : Buku Induk Siswa, Tahun Ajaran 2021

Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi

yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan

populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Pengambilan sampel dari populasi penelitian dilakukan dengan teknik

pengambilan Sampel Proporsional Random Sampling, menurut Sugiyono,

Proporsional Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota

populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan strata dalam

populasi tersebut. Dikarenakan pada saat penelitian berlangsung sedang terjadi

pandemi virus corona atau Covid_19 (Corona Virus Dengue), maka sample yang
37
mampu peneliti kumpulkan hanya sebanyak 69 % dari jumlah populasi yang ada,

yaitu dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

1. XI 1 27 Siswa 19 siswa / Orang Tua

2. XI 2 27 Siswa 18 siswa / Orang Tua

3. XI 3 27 Siswa 19 siswa / Orang Tua

Jumlah 81 Siswa 56 siswa / Orang Tua

3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka di perlukan sumber

data yang relevan dan akurat pula, maka dari pada itu peneliti memperoleh data

dari dua sumber yang saling berkaitan.

3.5.1. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengepul data (Sugiyono, 2016:137). Dalam penulisan ini

diperoleh data yang diamati secara langsung kepada orang tua siswa untuk

mengetahui kondisi sosial mereka, kepada siswa SMK Dzul Zalali Wal

Ikrom untuk mengetahui prestasi atau hasil belajar siswa, serta kepada staff

guru sekolah tersebut untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

3.5.2. Data Sekunder

Pengertian dari data sekunder menurut Sugiyono (2016:137) adalah

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengepul data,

38
misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data ini diperoleh secara tidak

langsung melalui media, dan keterangan lain yang berhubungan dengan

SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan.

Data yang diperoleh dari arsip atau dokumen - dokumen yang telah

dimiliki Toko Kelontong Aulia Anugerah meliputi :

1) Profil Sekolah (Sejarah dan Visi & Misi)

2) Data-data yang berhubungan dengan kualitas sosial kondisi ekonomi


orang tua, prestasi sekolah, dan nilai siswa.

3.5.3. Teknik Pengumpuan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data

sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan.

Menurut Sugiyono (2012 : 224), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan sebagai berikut :

3.5.3.1. Angket / Kuesioner

Pengukuran angket pada penelitian ini menggunakan skala

likert yang dimodifikasi menjadi lima jawaban. Alternatif jawaban

tersebut adalah Selalu/ Sangat Setuju, Sering/ Setuju, Netral, Jarang/

Tidak Setuju, dan Tidak Pernah/ Sangat Tidak Setuju, skor untuk

setiap pertanyaan positif (+) adalah 5-1, sedangkan skor untuk

pertanyaan negatif (-) 1-5.

39
Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban

Skor
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5

Adapun kisi-kisi angket dari masing-masing variabel adalah

sebagai berikut :

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

No Indikator No Butir Jumlah


1 Tingkat Pendidikan 1, 2 2
2 Pekerjaan dan Penghasilan 3, 4, 5, 6 4
3 Rumah 7, 8 2
4 Jabatan Orang Tua 9, 10 2
5 Fasilitas Lain 11, 12, 13 3
Jumlah 13

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Lingkungan Sekolah dan Masyarakat

No Indikator No Butir Jumlah


1 Interaksi sosial Di Sekolah 1, 2, 3 3
2 Interaksi Terhadap Guru 4, 5 2
3 Interaksi Dengan Teman Sebaya 6, 7 2
Interaksi Sosial Dengan
4 8, 9, 10 3
Masyarakat
Interaksi Antar Kelompok
5 11, 12 2
Masyarakat
Jumlah 12

40
3.5.3.2. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengumpulkan data mengenai berbagai hal yang dibutuhkan

dengan sumber data berupa catatan, buku laporan, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

mengetahui nilai ulangan harian dan nilai ujian tengah semester 1

siswa kelas XI SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan.

Pada penelitian ini, peneliti awali dengan mencari hasil

belajar siswa terlebih dahulu yaitu mengambil nilai Ujian Semester 2

atau ujian knaikkan kelas dari kelas X kepada XI.. Nilai Ujian

Semester ini di ambil untuk mengetahui nilai hasil belajar pada Ujian

Tengah Semester ke 1 tahun ajaran 2021 / 2022, Nilai berikut adalah

nilai siswa yang bersedia di jadikan sampel penelitian, yaitu 70 %

dari jumlah populasi yang ada dari tiap kelas. Sederhananya penulis

mengambil nilai ujian kenaikan kelas untuk mengetahui dan

menbandingkan dengan hasil belajar atau prestasi di semester awal

kelas XI.

a. Kelas X 1 (XI 1)

Tabel 7. Nilai Akhir Ujian Semester 2020/2021 Semester 2

No Nama Nilai
1 Aan Kunaefi 7
2 Ahmad Zerha 7
3 Arya 8
4 Casudin 6
5 Darto 8

41
6 Dinda Ayu K. P 7
7 Encin Meliani 7
8 Herman Santoso 7
9 Indro S 7
10 Kusniyati 8
11 Masitoh 7
12 Muhammad. I. N 6
13 Nasikin 7
14 Putri W. S 6
15 Ratna N 7
16 Robi H 6
17 Sofyan E 8
18 Tarohid 6
19 Umar A A 6
Jumlah Nilai 131
Nilai Rata Rata 6,89

Rumus yang digunakan dalam mencari Nilai rata-rata hitung

adalah :

∑X

X = ------

Keterangan :

X = Nilai Rata Rata

∑X = Jumlah Skor/Nilai

N = Jumlah Siswa

42
Nilai Rata Rata (X) = _∑X_

= _131_

19

Maka Nilai Rata Rata Siswa = 6,89

b. Kelas X 2 (XI 2)

Tabel 8. Nilai Akhir Ujian Semester 2020/2021 Semester 2

No Nama Nilai
1 Ahmad Fiqih 7
2 Andi M Yusuf 6
3 Bagas A 7
4 Cecep S 6
5 Diana F 7
6 D Purwanto 6
7 Endah S 6
8 Ikhsan R 7
9 Jureni T 8
10 Lili K 7
11 Maulana Y 6
12 M. Ismail 6
13 Nur Aisyah 7
14 Rahmat K 8
15 Rinto H 6
16 Sandi N 8
17 Sudirman S 6
18 Teti Indri 8

Jumlah Nilai 122


Nilai Rata Rata 6,77

Rumus yang digunakan dalam mencari Nilai rata-rata hitung

adalah :
43
Nilai Rata Rata (X) = _∑X_

= _122_

18

Maka Nilai Rata Rata Siswa = 6,77

c. Kelas X 3 (XI 3)

Tabel 9. Nilai Akhir Ujian Semester 2020/2021 Semester 2

No Nama Nilai
1 Ahmad Fatur 7
2 Andres Y 8
3 Caringkem 7
4 Dani P 6
5 Dimas A Priyanto 7
6 Egi Permana P 6
7 Hamdani B 7
8 Indah F 6
9 Kamaludin 7
10 Lilis Yuli 6
11 Muhajir E 6
12 M. Zakaria 7
13 P. Mulyadi 8
14 Rahmawati S 6
15 Rita S 7
16 Siti Atiqah 6
17 Syahrul A 6
18 Tomi 7
19 Windi 8
Jumlah Nilai 130
Nilai Rata Rata 6,84

Rumus yang digunakan dalam mencari Nilai rata-rata hitung

adalah :

44
Nilai Rata Rata (X) = _∑X_

= _130_

19

Maka Nilai Rata Rata Siswa = 6,84

Nilai akhir semester 2 atau nilai dari ujian kenaikan kelas

dari kelas X naik menjadi kelas XI inilah yang menjadi acuan

peneliti menjadi pembanding dengan nilai ujian tengah semester di

semester pertama kelas XI, karena penelitian di lakukan antara bulan

juli 2021 hingga minggu pertama oktober 2021.

3.5.3.3. Observasi

Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti,

dengan menggunakan teknik observasi maka diperoleh 2 macam

data, yaitu :

a. Data primer, adalah data yang langsung dan segera diperoleh

dari sumber data dari peneliti, yakni siswa siswa kelas XI SMK

Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan.

b. Data sekunder, adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan

dilaporkan orang lain di luar dari penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati keaktifan siswa

dalam aktifitas siswa di lingkungan sekolah adapun aspek yang

45
peneliti amati dalam aktifitas siswa di sekolah adalah sebagai

berikut :

Hasil
No Aspek yang Diamati
A B C D E
1 Interaksi sosial di lingkungan sekolah √
2 Interaksi dengan guru sekolah √
3 Respon siswa terhadap tugas sekolah √
4 Respon siswa terhadap lingkungan sekolah √
5 Interaksi dengan teman sekelas √

Adapun tabel Nilai Tingkat Keberhasilan adalah sebagai

berikut :

Tingkat Keberhasilan Nilai Huruf Bobot Predikat


86 % - 100 % A 4 Sangat Baik
76 % - 85 % B 3 Baik
60 % - 75 % C 2 Cukup
55 % - 59 % D 1 Kurang
00 % - 55 % E 0 Sangat Kurang

Sedangkan rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

∑X

X = ------ x 100

Keterangan :

X = Nilai Rata Rata Keberhasilan

46
∑X = Jumlah Nilai/Skor/Bobot

N = Skor Maksimal

_∑X_
Nilai Tingkat Keberhasilan (X) = x 100
N

_13_x 100_
=
20

Maka Nilai Tingkat Keberhasailan Siswa = 65

Ini adalah nilai yang berasal dari aspek selain nilai hasil belajar

yang penulis dapatkan di awal penelitian .

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian,

karena analisis data yang terkumpul akan dapat memberikan arti dan makna dalam

memecahkan masalah penelitian dan dalam pengambilan kesimpulan. Data yang

diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi data untuk masing-

masing variabel. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah :

3.6.1. Deskriptif Presentatif

Deskriptif presentatif digunakan untuk memberikan deskriptif atau

pembahasan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

menggunakan teknik analisis ini, yaitu :

1. Membuat tabel distribusi jawaban angket X dan Y

2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah

ditetapkan.

3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.

47
Prosentase diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

_n_
DP = X 100 %
N
Keterangan :

DP = Nilai persen

n = Skor butir angket jawaban siswa

N = Skor maksimum angket

Setelah nilai presentase dari butir angket diperoleh, kemudian

dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut:

- Presentase maksimum : (4/4) x 100% = 100%

- Presentase minimum : (1/4) x 100% = 25%

- Rentang presentase : 100% - 25% = 75%

- Interval kelas presentase : 75% / 4 = 18,75%

Kategori deskriptif prosentase:

81,28% - 100% : sangat tinggi

62,50% - 81,27% : tinggi

43,76% - 62,51% : rendah

25,00% - 43,75% : sangat rendah

Untuk menentukan kategori interval skor yang diperoleh, maka

dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut:

- Skor maksimum : jumlah item soal X skor maksimum

- Skor minimum : jumlah item soal X skor minimum

- Rentang skor : skor maksimum - skor minimum

- Interval kelas : skor: rentang skor / skor maksimum


48
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

SMK Dzul Zalali Wal Ikrom adalah lembaga pendidikan menengah

kejuruan yang berada dibawah naungan yayasan dan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Latar belakang pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Adanya kebutuhan masyarakat Desa Anjatan mengenai masalah

pendidikan.

2) Untuk menampung murid-murid yang telah tamat pendidikan dasar.

Adapun tujuan didirikannya SMK Dzul Zalali Wal Ikrom, antara

lain:

1) Untuk memberikan kesempatan kepada murid-murid tamatan pendidikan

dasar desa Anjatan.

2) Agar murid-murid tidak melanjutkan studi keluar daerah, dalam hal ini

berarti menekan biaya untuk sarana transportasi.

Dalam perkembangan SMK ini mempunyai ambisi demi

kemajuannya perlu diketahui, bahwa SMK Dzul Zalali Wal Ikrom

merupakan satu-satunya SMK yang ada di daerah Kecamatan Anjatan

Kabupaten Indramayu, sehingga dalam pengajuan status kenegerian tidak

mengalami kesulitan, maka pada tahun 1986 mulai diturunkan surat


49
keputusan (SK), dengan status swasta. Kemudian setelah beberapa tahun

Kecamatan Anjatan bertambah sekolah menengah yang berstatus milik

yayasan.

NPSN : 69945952

Status : Swasta

Bentuk Pendidikan : SMK

Status Kepemilikan : Yayasan

SK Pendirian Sekolah : 421.2/001/HD/II/201

Tanggal SK Pendirian : 20-02-2016

SK Izin Operasional : 421.32/Kep.169/SIP-Disdik/2016

Tanggal SK Izin Operasional : 29-07- 2016

4.1.1.1. Letak Geografis

SMK Dzul Zalali Wal Ikrom yang terletak di Desa Anjatan

Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. Letak SMK Dzul Zalali

Wal Ikrom sangat strategis, karena lokasinya dekat dengan jalan

raya. SMK Dzul Zalali Wal Ikrom terletak di wilayah Desa

Anjatan secara administratif berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Rumah Penduduk

Sebelah Timur : Rumah Penduduk

Sebelah Selatan : Jalan Raya Cilandak

Sebelah Barat : Rumah Penduduk

50
4.1.1.2. Keadaan Gedung Dan Siswa

1) Keadaan Gedung

Gedung SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Kecamatan

Anjatan Kabupaten Indramayu memiliki 26 ruangan, terdiri dari

9 Ruang Kelas, yang dilengkapi Dengan 1 Ruang Laboratorium,

1 Ruang Kesenian, 1 Ruang Keterampilan, 1 Ruang Komputer,

1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang Koperasi Sekolah, 1 Ruang TU,

1 Ruang Guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Mushola, 1 Gudang,

3 Kantin. 1 Toilet Guru, 1 Toilet Siswa, dan 1 Toilet Musholla.

2) Keadaan siswa

Keadaan siswa di SMK Dzul Zalali Wal Ikrom tahun

pelajaran 2021/2022 sebanyak 210 siswa. Dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Jumlah Siswa

No Kelas Ruang Jumlah Persentase


X1 23
1 X X2 23
33 %
X3 23
Jumlah Siswa 69
XI 1 27
2 XI XI 2 27
38,5%
XI 3 27
Jumlah Siswa 81
XII 1 20
3 XII XII 2 20
28,5%
XII 3 20
Jumlah Siswa 60

51
Total Jumlah Siswa 210 100 %
Sumber : Buku Induk Siswa Tahun 2021

Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus kepada kelas XI

saja, yang merupakan objek dari penelitian peneliti dengan

sample penelitian sebesar 69 % dari pupulasi kelas XI yaitu :

Tabel 4.2. Jumlah Sample Penelitian Kelas XI

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sample

1 XI 1 27 Siswa 19 siswa / Orang Tua

2 XI 2 27 Siswa 18 siswa / Orang Tua

3 XI 3 27 Siswa 19 siswa / Orang Tua

Jumlah 81 Siswa 56 siswa / Orang Tua

Sumber. Analisis Penelitian Tahun 2021

Jumlah sample yang ada terdiri dari 37 siswa dan 19 siswi,

dengan perincian di bawah ini :

Tabel 4.3. Jumlah Sample Penelitian Kelas XI

Jumlah Sample
No Kelas
Siswa Siswi
1 XI 1 13 6
2 XI 2 12 6
3 XI 3 12 7
Jumlah Siswa/Siswi 37 19

Sumber : Analisis Penelitian Tahun 2021

52
4.1.2. Deskripsi Identitas Responden (Orang Tua Siswa)

4.1.2.1. Deskripsi Orang Tua Siswa menurut Umur

Tabel 4.4. Komposisi Orang Tua Siswa menurut Umur

Golongan Umur
No Jumlah Persentase
(Tahun)
1 35 - 44 25 44,6 %
2 45 - 54 20 35,8 %
3 55 - 64 11 19,6 %
4 65 - 74 0 0
Jumlah 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Tabel di atas menunjukkan bahwa 45% dari jumlah orang tua

siswa berumur antara 35-44 tahun, sedangkan 36% berumur antara

45-54 tahun, 19 % berumur antara 55 – 64 tahun, dan tidak ada

responden yeng berumur 65-74, (tabel 4.4).

4.1.2.2. Deskripsi Orang Tua Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan orang tua siswa dapat dilihat dari

pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

1) Pendidikan Formal Ayah

Tingkat pendidikan ayah dapat dilihat dari pendidikan

formal dari yang berpendidikan SD, SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi.

53
Tabel 4.5. Tingkat Pendidikan Formal Ayah

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi


1 SD/ Sederajat 10 17,9 %
2 SMP/ Sederajat 20 35,8 %
3 SMA/ Sederajat 23 41,0 %
4 Diploma/ Sarjana 3 5,3 %
5 Tidak Sekolah 0 0
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Pendidikan formal ayah dapat ditunjukan (5%) tamat

Perguruan Tinggi termasuk dalam kategori sangat baik, (41%) tamat

SMA dalam kategori baik, ada (36%) tamat SMP menunjukkan dalam

kategori kurang baik, masih ada (18%) tamat SD menunjukkan tidak

baik (tabel 4.5).

2) Pendidikan Formal Ibu

Tabel 4.6. Tingkat Pendidikan Formal Ibu

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi


1 SD/ Sederajat 12 21,4%
2 SMP/ Sederajat 22 39,3 %
3 SMA/ Sederajat 20 35,8 %
4 Diploma / Sarjana 2 3,5 %
5 Tidak Sekolah 0 0
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

54
Pendidikan formal Ibu dapat ditunjukan (3,5%) tamat

Perguruan Tinggi termasuk dalam kategori sangat baik, (35,8%)

tamat SMA dalam kategori baik, ada (39,3%) tamat SMP

menunjukkan dalam kategori kurang baik, masih ada (21,4%) tamat

SD menunjukkan tidak baik (tabel 4.5).

4.1.2.3. Deskripsi Orang Tua Menurut Jenis Pekerjan

Jenis pekerjaan orang tua dapat digunakan untuk mengetahui

kondisi sosial ekonomi keluarga dalam mempengaruhi hasil belajar

dan prestsi siswa.

1) Pekerjaan Ayah

Tabel 4.7. Pekerjaan Ayah

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentasi


1 Buruh 26 46,5 %
2 Petani 13 23,2 %
3 Pedagang 7 12,5 %
4 Pegawai Swasta / PNS 2 3,5 %
5 Wiraswasta / Lainnya 8 14,3 %
6 Tidak bekerja 0 0
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Dari tabel (4.7) dapat kita lihat bahwa mayoritas orang tua

Laki laki siswa mempunyai mata pencaharian sebagai Buruh (50 %),

Petani (24%), Pedagang (12 %), dan Wiraswasta (14 %).

55
2) Pekerjaan Ibu

Tabel 4.8. Pekerjaan Ibu

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentasi


1 Buruh 25 44,7 %
2 Petani 10 17,9 %
3 Pedagang 3 5,3 %
4 Pegawai Swasta / PNS 0 0
5 Wiraswasta / Lainnya 6 10,7 %
6 Tidak bekerja/IRT 12 21,4 %
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Dari tabel (4.8) dapat kita lihat bahwa mayoritas orang tua

siswa mempunyai mata pencaharian sebagai Buruh (44 %), Petani

(18%), Pedagang (5 %), dan Wiraswasta (11 %), serta yang

memilih untuk menjadi Ibu Rumah Tangga (22 %).

4.1.2.4. Deskripsi Orang Tua Menurut Pendapatan

1) Pendapatan Ayah

Hal yang paling mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa

adalah pendapatan orng tua salah satunya pendapatan ayah.

Tabel 4.9. Pendapatan Ayah

No Pendapatan Jumlah Persentasi


1 ≥ 2.000.001,- 15 26,8%
2 1.500.001,- - 2.000.000,- 11 19,6%
3 1.000.001,- - 1.500.000,- 16 28,5%
4 500.001,- - 1.000.000,- 9 16,1%

56
5 ≤ 500.000,- 5 9,0%
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Dari tabel (4.9) di atas dapat kita lihat bahwa pendapatan

ayah yang sangat tinggi yaitu (26,8%) berpenghasilan diatas

Rp.2.000.000,-, dan berada pada peringkat tinggi yaitu (19,6%)

berkisar antara Rp. 1.500.001,- s/d Rp. 2.000.000,-, kemudian yang

penghasilannya cukup tinggi yaitu (28,5%) , sedangkan yang

berpenghasilan rendah yaitu (16,1%) dengan kisaran pendapatan

Rp 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-, dan yang berpenghasilan Sangat

Rendah yaitu (9 %).

2) Pendapatan Ibu

Kebiasaan di indonesia seorang istri membantu suaminya

dalam mencari penghasilan tambahan apalagi yang berada di

daerah pedesaan yang menjadi tempat observasi penelitian.

Tabel 4.10. Pendapatan Ibu

No Pendapatan Jumlah Persentasi


1 ≥ 2.000.001,- 9 16,1%
2 1.500.001,- - 2.000.000,- 10 17,9%
3 1.000.001,- - 1.500.000,- 16 28,5%
4 500.001,- - 1.000.000,- 9 16,1%
5 ≤ 500.000,- 12 21,4%
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

57
Dari tabel (4.10) di atas dapat kita lihat bahwa pendapatan

Ibu yang sangat tinggi yaitu (16,1%) berpenghasilan diatas

Rp.2.000.000,-, dan berada pada peringkat tinggi yaitu (17,9%)

berkisar antara Rp. 1.500.001,- s/d Rp. 2.000.000,-, kemudian yang

penghasilannya cukup tinggi yaitu (28,5%) , sedangkan yang

berpenghasilan Rendah yaitu (16,1%) dengan kisaran pendapatan Rp

500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-, dan yang berpenghasilan Sangat

rendah yaitu (21,4 %) di karenakan ada ibu yang memilih hanya

menjadi Ibu rumah tangga dan tidak bekerja.

4.1.2.5. Deskripsi Orang Tua Menurut Tempat Tinggal

Kondisi ekonomi orang tua berpengaruh pada tempat tinggal

sebagi tempat bernaung dan tempat berbagi suka duka kehidupan

keluarga. Meskipun tidak semua yang bertempat tinggal layak

mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang layak, namun di tempat

yang peneliti jadikan observasi masih berlaku pemikiran tempat

tinggal layak biasanya berpenghasilan layak.

Tabel 4.11. Kondisi Tempat Tinggal

Kondisi
Jenis Tempat
No Semi Papan Jml Persentase %
Tinggal Gedung Rusun
Permanen /Bilik
1 Hak Milik 12 - 10 3 25 44,7 %
2 Kontrakkan 7 - - - 7 12,5 %
3 Ikut Saudara/I 3 - - - 3 5,3 %
4 Milik Orang Tua 11 - 3 1 15 26,8 %
5 Tanah Negara - - 3 3 6 10,7 %

58
Jumlah 33 - 16 7 56
Persentase % 58,9 % - 28,6 % 12,5 % 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

4.1.2.6. Deskripsi Orang Tua Menurut Jabatan / Status Sosial

Jabatan dan status sosial orang tua tidak jarang menjadi

motivasi siswa dalam meraih hasil belajar dan prestasi di dalam

dunia pendidikan.

Tabel 4.12. Jabatan Sosial Orang Tua

No Jabatan Jumlah Persentasi


1 Tidak menjabat 54 96,4 &
2 Pengurus RT/RW 1 1,8 %
3 Kepala Dusun 1 1,8 %
4 Perangkat Desa 0 0
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

4.1.2.7. Deskripsi Orang Tua Fasilitas Orang Tua Dan Siswa

Prestasi dan hasil belajar siswa yang baik juga kadang di

pengaruhi oleh fasilitas penunjang, begitupun dengan kondisi

ekonomi orang tua tidak jarang di pengaruhi oleh fasilitas kendaraan

untuk mencapai hasil yang di harapkan.

Tabel 4.13. Fasilitas Belajar Siswa

No Fasilitas Alat Belajar Jumlah Persentase


1 Buku dan alat tulis 29 51,8 %
2 Buku, alat tulis, dan meja belajar 7 12,5 %
3 Buku, alat tulis, meja belajar, dan 15 26,7 %

59
komputer/laptop
Buku, alat tulis, meja belajar,
4 komputer/laptop, dan jaringan 5 9,0 %
internet (modem/wifi)
Jumlah Responden 56 100 %

Sumber : Hasil Analisis Penelitian, Tahun 2021

Dari tabel diatas (4.13) kita dapat melihat bahwa hanya (9 %)

siswa yang mempunyai fasilitas penunjang belajar yang sangat baik,

dan (26,7%) dengan fasilitas baik, serta (12,5) yang cukup baik,

sisanya (51,8 %) masih kurang baik dalam menyediakan fasilitas

belajar.

Tabel 4.14. Fasilitas Belajar Privat / Les

No Fasilitas Alat Belajar Jumlah Persentase


1 Tidak pernah 51 91,0 %
2 Jarang/ Kadang Kadang 4 7,2 %
3 Sering 1 1,8 %
4 Selalu 0 0
Jumlah Responden 56 100 %
Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021
Tabel 4.15. Fasilitas Mobilitas Orang Tua
No Fasilitas Alat Belajar Jumlah Persentase
1 Sepeda 5 9,0 %
2 Kendaraan Umum 6 10,7 %
3 Motor 44 78,5 %
4 Mobil 1 1,8 %
Jumlah Responden 56 100 %
Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

60
4.1.3. Dekripsi Hasil Belajar Siswa

Setelah peneliti melakukan observasi melalui kuesioner yang peneliti

terapkan kepada orang tua siswa untk mengetahui keadaan ekonomi orang

tua siswa dan beberapa sumber penunjang ekonomi orang tua siswa, maka

penulis pun melakuikan observasi dan dokumentasi tehadap hasil belajar

siswa di sekolah.

Dalam hal ini peneliti melakukan dokumentasi terhadap hasil nilai

Ujian Tengah Semester (UTS) di semester pertama tahun ajaran 2021/2022

yang baru saja di laksanakan pada awal bulan oktober 2021, adapun hasil

Nilai dari Ujian Tengah Semester tersebut adalah sebagai Berikut :

a. Kelas XI 1

Tabel 4.16. Nilai Ujian Tengah Semester 2021/2022 Semester 1

No Nama Nilai
1 Aan Kunaefi 7
2 Ahmad Zerha 8
3 Arya 6
4 Casudin 8
5 Darto 7
6 Dinda Ayu K. P 7
7 Encin Meliani 7
8 Herman Santoso 6
9 Indro S 7
10 Kusniyati 8
11 Masitoh 6
12 Muhammad. I. N 8
13 Nasikin 7

61
14 Putri W. S 7
15 Ratna N 8
16 Robi H 6
17 Sofyan E 8
18 Tarohid 7
19 Umar A A 7
Jumlah Nilai 135
Nilai Rata Rata 7,10

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Rumus yang digunakan dalam mencari nilai rata-rata hitung adalah :

∑X

X = ------

Keterangan :

X = Nilai Rata Rata

∑X = Jumlah Skor/Nilai

N = Jumlah Siswa

Nilai Rata Rata (X) = _∑X_

= _135_

19

Maka Nilai Rata Rata Siswa = 7,10

62
b. Kelas XI 2

Tabel 4.17. Nilai Ujian Tengah Semester 2021/2022 Semester 1

No Nama Nilai
1 Ahmad Fiqih 7
2 Andi M Yusuf 7
3 Bagas A 8
4 Cecep S 7
5 Diana F 8
6 D Purwanto 6
7 Endah S 8
8 Ikhsan R 7
9 Jureni T 8
10 Lili K 7
11 Maulana Y 6
12 M. Ismail 6
13 Nur Aisyah 8
14 Rahmat K 6
15 Rinto H 8
16 Sandi N 7
17 Sudirman S 8
18 Teti Indri 7

Jumlah Nilai 129


Nilai Rata Rata 7,16

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Rumus yang digunakan dalam mencari nilai rata-rata hitung

adalah :

63
∑X

X = ------

Keterangan :

X = Nilai Rata Rata

∑X = Jumlah Skor/Nilai

N = Jumlah Siswa

Nilai Rata Rata (X) = _∑X_


N
= _129_
18
Maka Nilai Rata Rata Siswa = 7,16
c. Kelas XI 3

Tabel 4.18. Nilai Ujian Tengah Semester 2021/2022 Semester 1

No Nama Nilai
1 Ahmad Fatur 7
2 Andres Y 8
3 Caringkem 7
4 Dani P 6
5 Dimas A Priyanto 7
6 Egi Permana P 7
7 Hamdani B 6
8 Indah F 6
9 Kamaludin 8
10 Lilis Yuli 6
11 Muhajir E 8
12 M. Zakaria 7

64
13 P. Mulyadi 8
14 Rahmawati S 6
15 Rita S 8
16 Siti Atiqah 7
17 Syahrul A 8
18 Tomi 7
19 Windi 7
Jumlah Nilai 134
Nilai Rata Rata 7,04

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Rumus yang digunakan dalam mencari nilai rata-rata hitung

adalah :

Nilai Rata Rata (X) = _∑X_

= _134_

19

Maka Nilai Rata Rata Siswa = 7,04

Dari uraian hasil Ujian Tengah Semester di atas dapat kita

peroleh kesimpulan hasil nilai sebagai berikut :

No Kelas Jumlah Responden Nilai Rata Rata


1 XI 1 19 7,10
2 XI 2 18 7,16
3 XI 3 19 7,04
Jumlah 56

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

65
4.1.4. Deskripsi Lingkungan Sekolah dan Masyarakat

Setelah peneliti mendapatkan hal yang mempengaruhi Nilai hasil

belajar dan prestasi siswa dari faktor keluarga, peneliti juga mengadakan

observasi terhadap tingkah laku siswa dalam kegiatannya berinteraksi dalam

kehidupan sehari hari di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

yang peneliti amati adalah sebagai berikut ;

Tabel 4.19. Nilai Keaktifan Siswa

Hasil
No Aspek yang Diamati
A B C D E

1 Interaksi sosial di lingkungan sekolah √

2 Interaksi dengan guru sekolah √

3 Respon siswa terhadap tugas sekolah √

4 Respon siswa terhadap lingkungan sekolah √

5 Interaksi dengan teman sekelas √

66
Adapun tabel Nilai Tingkat Keberhasilan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.20. Nilai Kriteria Kaktifan Siswa

Tingkat Keberhasilan Nilai Huruf Bobot Predikat

86 % - 100 % A 4 Sangat Baik

76 % - 85 % B 3 Baik

60 % - 75 % C 2 Cukup

55 % - 59 % D 1 Kurang

00 % - 55 % E 0 Sangat Kurang

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Sedangkan rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

∑X

X = ------ x 100

Keterangan :

X = Nilai Rata Rata Keberhasilan

∑X = Jumlah Nilai/Skor/Bobot

N = Skor Maksimal

_∑X_
Nilai Tingkat Keberhasilan (X) = x 100
N

_17_x 100_
=
20

Maka Nilai Tingkat Keberhasailan Siswa = 80

67
4.2. Pembahasan

Dari uraian hasil penelitian di awal BAB IV, diketahui bahwa terdapat 8

(Delapan) faktor yang mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa kelas XI

SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan, adapun faktor yang memprngarungi terdiri

dari 2 Faktor Utama yakni Faktor Keluarga dengan 8 Faktor dan Faktor

Lingkungan atau ekstern dengan 2 Faktor.

Jika di tinjau dari aspek kondisi ekonomi keluarga maka dapat di katakan

cukup baik dengan melihat penghasilan atau pendapatan orang tua lebih dari 70%

( Tepatnya 74,9 %) dalam kondisi ekonomi yang cukup baik, meskipun ada 25 %

orang tua yang kondisi ekonominya rendah. Namun hal itu bisa di perbaiki

dengan penghasilan tambahan dari istri yang ikut bekerja dengan lebih dari 60 %

(tepatnya 62,5%).

Hal penghasilan ini tentunya karena jenis pekerjaan yang mereka pilih,

mayoritas orang tua berprofesi sebagai pedagang (12,5 %), petani (23,2%), dan

buruh (46,5%), hanya sedikit yang menjadi wiraswasta dan pegawai (17,8%) . hal

ini tentiunya karena di pengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua yang lebih dari

50 % (tepatnya 53,7%) yang jenjang pendidikannya hanya sampai sekolah

menengah pertama, sedangkan sisanya (46,3%) jenjang pendidikannya cukup baik

dengan 41% berpendidikan Sekolah Menengah Atas dan 5,3 % sangat baik.

Selain dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orang tua, hal yang

mempengaruhi prestasi belajar dan hasil belajar adalah fasilitas penunjang

kegiatan belajar siswa yang secara statistik penelitian ini masih jauh jika di

bandingkan dengan siswa siswa yang berasal dari kota kota besar. Dari data

68
statistik yang peneliti lakukan, baru 35,7 % (9,0 % & 26,7%) siswa yang benar

benar mendapatkan fasilitas yang cukup baik dari orang tua, sisanya 64,3 % masih

kesulitan dalam memfasilitasi fasilitas belajar.

Namun dalam penelitian ini ternyata peneliti menemukan hal yang positif,

karena kondisi ekonomi orang tua tidak banyak mempengaruhi dalam hal hasil

belajar siswa hal ini dapat di lihat dari statistik nilai antara nilai Ujian Kenaikan

Kelas ( kelas X ke kelas XI) dan Nilai Ujian Tengah Semester kelas XI pada

semester pertama yang menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil belajar.

Berikut tabel perbandingan nilai dari Ujian Kenaikan Kelas dan Ujian Tengah

Semester :

Tabel 4.21. Perbaikan Nilai Siswa

Nilai Rata Rata Ujian Nilai Rata Rata Ujian Tingkat


No Kenaikan Kelas Tengah Semester kenaikan
(Awal Naik Kelas XI) (Kelas XI Semester 1) Nilai
1 Kelas X 1 6,89 Kelas XI 1 7,10 0,21
2 Kelas X 2 6,77 Kelas XI 2 7,16 0,39
3 Kelas X 3 6,84 Kelas XI 3 7,04 0,20

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Meskipun kenaikan nilai itu hanya berkisar antara 0,20 – 0,39, namun ini

membuktikan bahwa kondisi ekonomi orang tua sedikit mempengaruhi prestasi

dan hasil belajar siswa SMK Dzul Zalali Wal Ikrom Anjatan.

Selain hasil belajar yang menunjukkan hasil positif berupa kenaikan nilai

hasil belajar, peneliti juga melihat kenaikan hasil nilai dari keaktifan siswa di

sekolah dalam interaksi hubungannya dengan lingkungan sekolah baik interaksi

69
dengan teman, guru maupun lingkungan sekitar sekolah. Sebagai mana tabel

berikut :

Tabel 4.21. Nilai Keaktifan Siswa Di Lingkungan Sekolah

Nilai keaktifan siswa XI


No Nilai Kenaikan
Awal Naik Kelas XI Pasca UTS Semester 1
1 65 80 15

Sumber : Hasil Analisis Penelitian Tahun 2021

Dengan demikian prestasi dan hasil belajar siswa bukan hanya di tunjang

oleh kondisi sosial ekonomi orang tua, tetapi lingkungan sekolah yang positif juga

dapat mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa dan siswi SMK Dzul Zalali

Wal Ikrom Anjatan.

70
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka dapat di

ambil suatu simpulan bahwa :

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa SMK Dzul

Zalali Wal Ikrom Anjatan tahun pelajaran 2021/2022 selain faktor internal

yaitu ; Intelegensi, Minat, Bakat, Motivasi, juga ada faktor Eksternal yaitu

Pertama Lingkungan Keluarga, Baik Kondisi ekonomi atau materil maupun

kondisi moril keluarga terutama orang tua. Kedua lingkungan sekolah, baik

interaksi dengan teman kelas, guru, maupun lingkungan sekitar sekolah,

Ketiga lingkungan masyarakat, baik itu teman sebaya ataupun yang lebih tua,

baik itu organi kemasyarakatan, maupun organisasi kepemudaan dan

keagamaan.

2) Kondisi Ekonomi keluarga (orang tua) sangat mempengaruhi hasil belajar dan

prestasi siswa dalam hal menunjang fasilitas belajar siswa, terutama pada saat

saat penelitian ini berlangsung berlaku pembelajaran daring melalui media

komunikasi dan jaringan internet.

3) Selain Kondisi Ekonomi Orang Tua, lingkungan Sekolah pun tidak jauh

pentingnya dalam mengeksplorasi bakat dan kemandirian siswa dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang di peroleh dari sekolah, juga

lingkungan sekolah yang positif dapat memotivasi siswa dalam meraih

71
prestasi dan hasil belajar yang di harapkan oleh Orang Tua, Guru, Siswa,

maupun masyarakat umum.

5.2. Saran

Ada beberapa saran yang diajukan sehubungan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa diantaranya :

1) Mengenai alat/media pembelajaran yang terbatas, sebaiknya pihak sekolah

diharapkan untuk menambah jumlah buku paket dan buku literature yang

ada di sekolah agar siswa mempunyai sumber belajar yang lengkap

sehingga dapat memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

oleh guru.

2) Orang Tua dan siswa di harapkan saling mengerti tentang pentingnya fasilitas

penunjang belajar di masa millennial ini.

3) Sebaiknya guru pada waktu mengajar untuk lebih kreatif

dalam menggunakan metode mengajar seperti metode jigsaw, group

investigation, mind mapin, daring dan lain sebagainya yang membuat siswa

lebih aktif dalam dalam proses pembelajaran, bukan hanya menggunakan

metode konvensional.

72
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ahmadi, Abu & Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Daryanto, 2007, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud (1994). Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Dasar-Sekolah

Dasar. Jakarta: BP Dharma Bakti

Depdiknas. 2008. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Sinar Grafika

Hadikusumo, Kunaryo. 2000. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP

Semarang PRESS

Poerwodarminto, W J S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2001. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2011, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru

Algensindo,

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Asokadikta dan Durat Bahagia.

73
W.J.S. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

Yerikho, Joshua. 2007. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan

Pendidikan Anak. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI. Bandung.

Website :

http://lib.unnes.ac.id/10708/1/6643.pdf di akses pada selasa 12 oktober 2021

https://kbbi.web.id/kondisi di akses pada selasa 12 oktober 2021

https://media.neliti.com/media/publications/17203-ID-analisis-kondisi-sosial-

ekonomi-dan-tingkat-pendidikan-masyarakat-desa-srigading.pdf. di akses

pada selasa 12 oktober 2021.

https://www.dkampus.com/2016/03/keadaan-sosial-ekonomi-orang-tua/ di akses

pada selasa 12 oktober 2021

74
BIOGRAFI PENULIS

Heru Fariki, lahir pada tanggal 25 Desember 1998 di Dusun Karang Jaya,

Desa Mangun Jaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa

Barat, Indonesia. Putera pertama dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Bapak

Manun dan Ibu Sarih. Adapun jenjang pendidikan penulis di awali dengan

mengenyam pendidikan formal di MI TWT Karang Jaya sejak 2005 – 2011,

kemudian melanjutkan ke MTS N ANJATAN Sejak 2011 – 2014, setelah lulus

MTS lalu penulis melanjutkan ke SMK AL HUDA Anjatan sejak 2014 hingga

lulus pada 2017, setelah itu penulis menempuh jenjang perguruan tingi di STKIP

Pangeran Dharma Kusuma (PADHAKU) Segeran hingga 2021/2022.

Selama menempuh pendidikan STKIP Pangeran Dharma Kusuma penulis

aktif berorganisasi di gerakan pemuda ANSOR (GP ANSOR) dan Mahasiswa

Pecinta Alam (MAPALA).


ANGKET PENELITIAN

Identitas Responden

Nama Siswa :

Nama Orang Tua :

Jenis Klamin : Laki-Laki / Perempuan

Kelas : XI 1

XI 2

XI 3

Sekolah :

Petunjuk Pengisian

1. Tulislah identitas dahulu pada kolom yang telah disediakan.

2. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan teliti..

3. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan

memberikan tanda ceklis (√ ) pada alternatif jawaban yang tersedia.

4. Keterangan: Alternatif Jawaban

Ss : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

Ts : Tidak Setuju

Sts : Sangat Tidak Setuju


5. Jawablah dengan sejujurnya karena angket ini tidak akan mempengaruhi pada

nilai mata pelajaran yang bersangkutan.

6. Terima kasih atas partisipasi saudara mengisi angket ini.

A. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Pilihlah salah satu opsi yang sesuai dengan kondisi anda dengan

memberikan tanda silang tanda ceklis (√ )

Tingkat Pendidikan

1. Pendidikan terakhir Ayah anda:

a. SD/Sederajat

b. SMP/Sederajat

c. SMA/Sederajat

d. Diploma/ Sarjana

2. Pendidikan terakhir Ibu anda adalah ...

a. SD/Sederajat

b. SMP/Sederajat

c. SMA/Sederajat

d. Diploma/ Sarjana

Pekerjaan Orang Tua

3. Pekerjaan Ayah anda adalah ....

a. Tidak Bekerja

b. Buruh

c. Petani/Nelayan

d. Pedagang
e. Pegawai Swasta / PNS

f. Wiraswasta / lainya

4. Pekerjaan Ibu anda adalah ...

a. Tidak Bekerja

b. Buruh

c. Petani/Nelayan

d. Pedagang

e. Pegawai Swasta / PNS

f. Wiraswasta / lainya

Penghasilan

5. Table penghasilan Ayah (Tiap Bulan)

Status Jumlah

Penghasilan Pokok Rp.

Tambahan Rp.

Jumlah Total Penghasilan Rp.

6. Table penghasilan Ibu (Tiap Bulan)

Status Jumlah

Penghasilan Pokok Rp.

Tambahan Rp.

Jumlah Total Penghasilan Rp.


Tempat Tinggal

7. Rumah yang orang tua dan anda tempati adalah ...

a. Hak Milik

b. Kontrak Rumah

c. Ikut Saudara /I

d. Milik Kakek /Nenek

e. Tanah Negara

8. Kondisi rumah orang tua anda:

a. Gedung

b. Rusun / Apartemen

c. Semi Permanen

d. Papan Atau Bilik

Jabatan Sosial Orang Tua

9. Jabatan Ayah anda di lingkungan sekitar anda adalah sebagai ....

a. Tidak menjabat

b. Pengurus RT/RW

c. Kepala Dusun

d. Perangkat Desa/Kelurahan

10. Jabatan Ibu anda di lingkungan sekitar anda adalah sebagai ….

a. Tidak menjabat

b. Pengurus RT/RW

c. Kepala Dusun

d. Perangkat Desa/Kelurahan
Fasilitas Khusus dan Barang Yang Dimiliki

11. Fasilitas yang disediakan orang tua anda dalam mendukung proses belajar anda

adalah ...

a. Buku dan alat tulis

b. Buku, alat tulis, dan meja belajar

c. Buku, alat tulis, meja belajar, dan komputer/laptop

d. Buku, alat tulis, meja belajar, komputer/laptop, dan jaringan internet

(modem/wifi)

12. Kendaraan yang digunakan orang tua anda untuk bepergian adalah ....

a. Bersepeda

b. Menggunakan angkutan umum

c. Menggunakan sepeda motor

d. Menggunakan mobil

13. Apakah Orang tua anda memberikan fasilitas kursus/ les tambahan secara…

a. Tidak pernah

b. Jarang/kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu
B. Angket Instrumen Lingkungan Sekolah Dan Masyarakat,

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak

Pilihlah salah satu opsi yang sesuai dengan kondisi anda dengan

memberikan tanda silang tanda ceklis (√ ) pada indikator penilaian berikut.

Indikator
No Pernyataan
SS S N TS STS

Interaksi di Lingkungan Sekolah

Interaksi sosial di lingkungan


1
sekolah

2 Interaksi dengan guru sekolah

Respon siswa terhadap tugas


3
sekolah

Respon siswa terhadap lingkungan


4
sekolah

5 Interaksi dengan teman sekelas

Interaksi Sosial Di Lingkungan Masyarakat

Lebih senang bergaul dengan


6
teman sebaya
Lebih senang bergaul dengan lintas
7
usia

Sering bergaul dengan para


8
pedagang atau yang lain

9 Lebih senang bermain sendiri

10 Senang bekerja sama kerja bakti

11 Ikut bergabung alam karang taruna

Sering mengikuti kelompok remaja


12
masjid/mushola

Anda mungkin juga menyukai