Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


TABLET TAMBAH DARAH ( FE)TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

(LITERATUR REVIEW)

Oleh :

TUTIK DARMA NINGSIH


NIM : 2018.A.09.0783

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


TABLET TAMBAH DARAH ( FE) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Proposal


dan Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Oleh :

TUTIK DARMA NINGSIH


NIM : 2018.A.09.0783

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS DAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Tutik Darma Ningsih
NIM : 2018.A.09.0783
Program Studi : D-III Kebidanan
Judul : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah
Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal tersebut secara


keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan buatan oleh orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan dari
karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulis yang berlaku.
Apabila dikemudian hari didapatkan dibuktikan bahwa proposal saya
tersebut merupakan hasil karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan dan
atau plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup menerima sanksi peninjauan
kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan penarikan ijazah
saya.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, Agustus 2021


Yang menyatakan

Tutik Darma Ningsih


NIM. 2018.A.09.0756

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah


Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia
Nama : Tutik Darma Ningsih
NIM : 2018.A.09.0783

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, Agustus 2021

Pembimbing

Neneng Safitri SST., M.Tr.Keb

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Judul : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah


Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia
Nama : Tutik Darma Ningsih
NIM : 2018.A.09.0756

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, Agustus 2021

PANITIA PENGUJI:

Ketua : Dra. Mariaty Darmawan, MM ............................

Anggota : Neneng Safitri , SST., M.Tr.Keb ............................

Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Kebidanan

Desi Kumala F.P., SST., M.Kes

iv
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah


Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia
Nama : Tutik Darma Ningsih
NIM : 2018.A.09.0783

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, Agustus 2021

PANITIA PENGUJI:

Ketua : Dra. Mariaty Darmawan, MM ............................

Anggota : Neneng Safitri, SST., M.Tr.Keb ............................

Mengetahui,

Ketua STIKes Eka Harap KUP PS Diploma Tiga Kebidanan

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Desi Kumala F.P., SST., M.Kes

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan, akal pikiran, dan berkat yang diberikan sehingga proposal dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah Darah (Fe)
Terhadap Kejadian Anemia ” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Walaupun ada beberapa halangan yang mengganggu proses pembuatan
proposal ini, namun penulis dapat mengatasinya dan tentunya atas campur tangan
Tuhan Yang Maha Esa. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti
ujian proposal di STIKes Eka Harap Palangka Raya. Penulisan proposal ini dapat
terlaksana karena adanya bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu:
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan.
2. Desi Kumala F.P., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan yang memberikan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.
3. Dra. Mariaty Darmawan, MM, selaku penguji proposal yang telah
memberikan waktu dan kesempatannya selama ujian proposal ini.
4. Neneng Safitri, SST., M.Tr.Keb selaku Pembimbing yang memberikan
dukungan, bimbingan, saran dan waktunya dalam penyelesaian proposal ini.
5. Seluruh Staf Pengajar Progran Studi D-III Kebidanan STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
selama ini.
6. Orang Tua tercinta, orang terkasih dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan dan do’a maupun moral dan matril untuk penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Proposal ini dengan sebaik-baiknya.
7. Seluruh teman D-III Kebidanan angkatan IX Tahun Ajaran 2020/2021, yang
selalu memberikan dukungan dan semangat demi selesainya proposal ini.
8. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan proposal
ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.

vi
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Akhirnya, peneliti berharap proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama bidang
kebidanan, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Palangka Raya, Agustus 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIASI.............. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................................................. iv
PENGESAHAN PROPOSAL........................................................................ v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR DIAGRAM..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 3
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5


2.1 Konsep Dasar Pengetahuan....................................................... 5
2.1.1 Pengertian Pengetahuan.................................................. 5
2.1.2 Tingkat Pengetahuan...................................................... 6
2.1.3 Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan......... 7
2.1.4 Pengukur Pengetahuan.................................................... 8
2.2 Konsep Tentang Remaja Putri.................................................. 9
2.2.1 Pengertian Remaja Putri................................................ 9
2.2.2 Tahapan Perkembangan masa Remaja......................... 10
2.2.3 Perkembangan Fisik Pada Remaja................................. 10
2.3 Konsep Tentang Remaja Putri.................................................. 11
2.3.1 Pengertian Tablet Fe....................................................... 11
2.3.2 Fungsi Zat Besi............................................................... 12
2.3.3 Cara Minum Tablet Fe.................................................... 12
2.3.4 Gejala Setelah Konsumsi Zat Besi................................. 13
2.3.5 Cara Pencegahan Gejala.................................................. 13
2.3.6 Kebutuhan Zat Besi Pada Remaja Putri ........................ 13
2.3.7 Sumber makanan yang mengandung zat besi................. 14
2.3.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi zat Besi................ 14
2.3.9 Akibat Kekurangan Zat Besi.......................................... 15

viii
2.4 Konsep Anemia ........................................................................ 15
2.4.1 Pengertian Anemia ........................................................ 15
2.4.2 Gejala Anemia ............................................................... 16
2.4.3. Penyebab Anemia........................................................... 16
2.4.4 Dampak Anemia pada Remaja Putri.............................. 16
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 18
3.1 Metode Penelitian .................................................................... 18
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review........................................ 18
3.3 Seleksi Literatur........................................................................ 19
3.4 Tahapan Pengumpulan Data..................................................... 20
3.5 Metode Analisa......................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kelayakan Literatur Review Menggunakan
PICOS Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah
Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia .................................................
13

x
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Diagram flow seleksi literatur review Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Tablet Tambah Darah ( Fe) Terhadap Kejadian
Anemia.................................................................................................
15

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengetahun Remaja Putri Tentang Konsumsi Tamblet Fe Pada Saat


Menstruasi Pengan Anemia
Lampiran 2 Hungan Tingkatpengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah
Darah Dan Anemia Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah Di Pesanter Darul Ulum Aia Pacah Padang
Lampiran 3 Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Di
Sma Babus Salam Kota Tangerang
Lampiran 4 Lembar Konsultasi

xii
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Remaja merupakan periode transisi dari anak anak menuju dewasa, ditandai
oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan remaja yang cepat berkaitan
dengan pemenuhan gizi atau konsumsi remaja, salah satunya adalah konsumsi zat
besi. Kurangnya konsumsi zat besi dapat menimbulkan anemia pada remaja
menurut penelitia (Giyanti, 2016:2). Anemia pada remaja lebih rentan diderita
oleh remaja putri, karena remaja putri banyak kehilangan darah pada saat
menstruasi.
Berdasarkan laporan nasional Riset Kesehatan Dasar Nasional 2018 Angka
kejadian anemia di Indonesia pada remaja putri sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10
remaja putri menderita anemia. dan diKalimantan Tengah angaka kejadian anemia
pada remaja putri sebesar 12,3 % Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan
gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas ( riskesdas 2013)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yakni guna pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dengan target resntra sebesar 25 %
pada tahun 2018 dan terget renstra nasional pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri pada tahun 2019 sebesar 30 %. Berdasrkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2018 cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di
indonesia sebesar 48,52%. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2019 cakupan
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di Indonesia sebesar 46.56% hal
ini sudah memenuhi hasil renstra pada tahun 2018-2019. Di Kalimantan Tengah
target pemerian tablet tambah darah pada remaja putri pada tahun 2018 sebesar
23% dan target renstra pemberian tablet tambah darah pada remaja putri tahun
2019 sebesar 25 %. Berdasarkan riskesdas tahun 2018 cakupan pemebrian tablet
tambah darah pada remaja putri umur 10 – 19 tahun di kalimantan tengah sebesar
26,45%. Berdasarkan profil kesehatan kalimantan tengah tahun 2019 cakupan
pemberian tamblet tambah darah pada remaja putri sebesar 57,92 %. Berdasarkan

1
2

dari data di antas dapat di lihat bahwa target pemberian tablet tambah darah pada
remja putri sudah memenuhi target resntra pada tahun 2018 -2019.
Meskipun angka ini sudah mencapai target yang sudah ditetapkan target ini
masih perlu menjadi perhatian khusus agar kedepannya cakupan pemberian Fe
bagi remaja putri meningkat.
Menurut Arifin dan Asnawati (2017) Anemia merupaka suatu keadaan
dimana terjadinya penurunan kadar hemoglobin (HB), hematokrit, dan jumlah sel
darah merah yang berkurang atau di bawah nilai normal anemia disebabkan oleh
kekurangn zat gizi mikro terutama zat besi dan diperkirakan sekitar 50-80 %
anemia disebabkan oleh definisi besi.
Dampak anemia pada remaja putri menurut penelitan ( simanjuntak
&kusdalinah, 2015 ) dampak anemia yang di timbulkan pada remaja putri
berdominan dengan menurunya konsentrasi belajar,semangat belajar kerena ke
kurangan zat besi serta dapat mengalami lesu /lelah nafsu makan berkurang serta
gangguan pertumbuhan. Menurut penelitai (Kemenkes RI, 2018) Secara khusus
anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka
adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga
memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi
lahir rendah
Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi
angaka kejadian anemia pada remaja putri yaitu salah satunya dengan
memberikan tablet tambah darah (Fe) dan memberikan pendidikan tentang anemia
pada remaja putri. Tapi meskipun berbagai upaya sudah dilakukan oleh
Pemerintah, kejadian anemia pada remaja putri masih tergolong cukup tinggi.
Masih tingginya kejadian anemia pada remaja salah satunya dapat terjadi karena
beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya pengetahuan remaja putri tentang
tablet tambah darah (Fe). Menurut penelitian Nurbaiti (2013) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi kejadian anemia salah satunya adalah pengetahuan
tentang anemia. Tingkat pengetahuan dalam kejadian anemia memegang peranan
penting, dengan pengetahuan anemia yang rendah maka kejadian anemia pada
remaja putri akan meningkat.
3

Untuk mengatasi dan mencegah anemia pada remaja putri salah satunya
dapat memberikan pendidikan tentang manfaat konsumsi tablet tambah darah
(fe). Hal ini didukung oleh mulugeta et al (2015) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa adanya dukungan guru di sekolah yang mengingatkan remaja putri
mengonsumsi tablet tambah darah (Fe) serta menginformasikan mengenai tablet
tambah darah (Fe) dapat memberikan sikap positif yang mewujudkan perilaku
positif untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dan adanya upanya
dari pukesmas dalam memberikan pengethuan tentang tablet tambah darah dan
umpanya meningkatkan gizi zat besi pada remaja putri di kalimantan tengah.
Dari latar belakang di atas maka saya tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap gambaran pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah (Fe)
terhadap kejadian anemia.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Tablet Tambah Darah ( Fe) Terhadap Kejadian Anemia ? ˮ

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
remaja putri tentang tablet tambah darah ( Fe) terhadap kejadian anemia.

1.3 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat berguna untuk menambahkan ilmu dan pengetahuan
remaja putri tentang tablet tambah darah ( Fe)

1.4.2 Manfaat Praktis


1.4.2.1 Bagi Perkembangan Iimu Pengetahuan Teknologi
Dengan dilakukannya penelitian ini dapat membuat pengembangan ilmu,
pengetahuan dan teknologi khususnya tentang tablet tamblet tambah darah
terhadap kejadian anemia
4

1.4.2.2 Bagi Mahasiswa


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi
dan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang Gambaran
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah Darah Tehadap Kejadian
Anemia serta menerapkan peran bidan salah satunya sebagai educator, agar dapat
meningkatkan derajat kesehatan pada remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2017).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari keingin tahuan seorang manusia atas
penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek
yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suria
sumantri dalam Nurroh 2017).
Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah
berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2014) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
Dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu informasi
sudah didapat dan di pahami serta berpotensi menambah melajutkan terekam
pada pikiran setiap orang dengan kata lain pengetahuan mempunyai arti sebuah
kemampuan prediktif pada sesuatu hasil dari pengenalan pola. Jadi, pada saat
informasi dan juga data yang masih dalam kerancuan atau kebigungan, maka
pengetahuan dalam hal ini mampu menangani hal tersebut. Dan inilah yang di
maksud dengan potensial menindaki.

5
6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam,
yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan
pengetahuan esensial.
1. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam cara
penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa
adanya unsur subyektivitas.
2. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban
tentang sebab dan akibat.
3. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan
dengan suatu ukuran dan norma atau aturan.
4. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam
bidang ilmu filsafat.

Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan


seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan
menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut
1. Pengetahuan (Knowledge )
Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk
mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
2. Pemahaman (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang
objek yang diketahui.
3. Penerapan (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut
dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi
yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang
terdapat dalam suatu objek.
7

5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang
logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
6. Penilaian (evaluation)
Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk
menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap
seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek
yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut.
pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun
media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2. Media massa/ sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang
8

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan


orang.
3. Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada
lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik
yang akan direspon sebagai pengetahuan.
5. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun
pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.
6. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya
usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang
sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan


Menurut Budiman & Agus (2013), pengukuran dapat dilakukan dengan
memberikan seperangkat alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang
akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Selanjutnya dilakukan
penelitian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan beri nilai
1 dan jika salah diberi nilai 0.Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan
100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumusan yang digunakan sebagai
berikut.
9

Sp
N x 100 %
Sm
Keterangan :
N : Nilai
Sm : Skor maksimal
Sp : Skor yang didapat

Kategori :
1) Baik : Skor 76% - 100 %
2) Cukup : Skor 56 % - 75 %
3) Kurang : Skor <56%

Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan


dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
3. Pengetahuan Kurang : < 56 %

2.2 Konsep Tentang Remaja Putri


2.2.1 Pengertian Remaja Putri
Menurut Soetjiningsih (2017), masa remaja adalah satu fase perkembangan
yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode
transisi dengan kecepatan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial. Pada
masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan yang disebut sebagai
pacu tumbuh adolesen yang mana terjadi pertumbuhan yang pesat dari alat-alat
kelamin dan timbulnya tanda-tanda seks sekunder.
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual. Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi
perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik. Remaja pada tahap tersebut
mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola
perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja
(Hurlock,2011) dalam (Permatasari, 2017).
10

Perubahan dalam masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering


dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada
anak perempuan. Datangnya menstruasi tidak sama pada setiap anak perempuan.
Baik faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut salah satunya adalah faktor
gizi. Remaja puteri biasanya mendapat haid pertama (menarche) pada usia 13-15
tahun, dalam keadaan ini sebelum menstruasi akan terjadi emosional yang sangat
sensitif tanpa alasan yang jelas (Hurlock, 2015).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah
setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24
tahun dan belum menikah. Menurut Hurlock (2011) dalam Permatasari
(2017),masa remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun),
kemudiandilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja
akhir(18-21 tahun)..

2.2.2 Tahapan Perkembangan masa Remaja


Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam hidup manusia,
karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi. Masa
remaja dibedakan dalam rentan usia (Kemenkes, 2014) :
1. Masa remaja awal antara usia 10-13 tahun
2. Masa remaja tengah antara usia 14-16 tahun
3. Masa remaja akhir antara usia 17-19 tahun

2.2.3 Perkembangan Fisik Pada Remaja


Perkembangan fisik masih jauh dari sempurna pada masa puber (masa di
mana terjadi kematangan organ seks) berakhir, dan juga belum sepenuhnya
sempurna pada akhir masa awal remaja (masa tumbuh menjadi dewasa). Terdapat
penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan internal
seperti sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem
endoktrin, dan jaringan tubuh lebih menonjol daripada perkembangan eksternal
seperti tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks.
11

ciri-ciri seks sekunder.Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik


juga terdapat perbedaan indi-vidual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak
laki-laki memulai pertumbuha npesatnya lebih lambat dari pada anak perempuan,
pertumbuhan laki-laki berlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang
biasanya laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Karena otot anak laki-laki
tumbuh lebih besar dari pada otot anak perempuan. Setelah masa puber, kekuatan
anak laki-laki melebihi kekuatan anak perempuan, dan perbedaan ini terus
meningkat.
Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang
matangnya terlambal cenderung mempunyai bahu yang lebih lebar dari pada anak
yang matang lebih awal. Tungkai kaki anak yang matang lebih awal cenderung
pende gemuk, lungkai kaki anak yang matangnya terlambat cenderung lebih
ramping. Anak perempuan yang matang lebih awal lebih berat, lebih tinggi, dan
lebih gemuk dibandingkan dengan anak perempuan yang matangnya terlambat.

Berikut ini adalah Ciri-ciri pertumbuhan fisikr remaja :


1. Perubahan Fisik Remaja Putra
Ciri-ciri pertumbuhan fisik bagi remaja pria adalah mulai tumbuh jakun,
suara lebih besar, tumbuh kumis atau jenggot, tumbuh rambut di dada, kaki,
ketiak dan organ kelamin, dan bahu melebar.
2. Perubahan Fisik Remaja Putri
Bagi remaja wanita membesarnya payudara, pinggul melebar, suara
lebih nyaring, timbul jerawat, tumbuh rambut di ketiak dan organ kelamin.

2.3 Konsep Dasar Tablet Tambah Darah ( FE )


2.3.1 Pengertian Tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah
mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin)
(Soebroto, 2014) dalam (Muliani, 2018).
Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan.
Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan
penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang
12

darah. Zat besi merupakan mineral yang diperlukan untuk membentuk


hemoglobin atau sel darah merah. Zat besi juga berperan dalam pembentukan
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga dapat digunakan untuk sistem pertahanan tubuh (Kementrian Kesehatan,
2015)

2.3.2 Fungsi Zat Besi


Menurut Almatsier (2014)
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan 13
2. Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi
3. Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan

Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita
anemia dibandingkan dengan remaja putra.Hal ini dikarenakan remaja putri
mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.Selain itu,
ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi penyebab anemia pada remaja.
Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak
yang membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan.
Bila asupan makanan kurang maka cadangan besi banyak yang dibongkar.
Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia

2.3.3 Cara Minum Tablet Fe


Cara minum tablet tambah darah menurut penelitian (Almatsier, 2014).
Bagi Remaja Putri Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur dan
jenis kelamin berbeda-beda. Wanita membutuhkan zat besi lebih tinggi dari pada
laki-laki karena pada perempua terjadi menstruasi dengan pendarahan sebanyak
50–80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besis sebanyak 30–40 mgr. Dosis yang
dianjurkan untuk diminum adalah 1 x 1 tablet perhari sesuai dosis yang
dianjurkan. Tetapi apabila terjadi anemia berat dosis bisa dinaikkan menjadi 2 x 1
tablet yang di minum. Angka kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk remaja
putri sebesar 14-25 mg
13

Menurut penelitian (Soebroto, 2014) Waktu yang tepat untuk minum tablet
zat besi adalah pada malam hari menjelang tidur, hal ini untuk mengurangi
rasamual yang timbul setelah ibu meminumnya. Jika ibu meminum tablet besi
pada pagi hari maka ibu akan 14 mual muntah karena salah satu efenya
menimbulkan rasa eneg (rasa tidak enak pada perut). Tablet besi sebaiknya
diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena membentu proses
penyerapan zat besi. Dan hindari minum tablet zat besi dengan menggunakan air
teh, susu dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan absorpsi zat besi.
2.3.4 Gejala Setelah Konsumsi Zat Besi
Menurut penelitian (Kementerian Kesehatan, 2015) Pada sebagaian orang,
setelah konsumsi tablet besi menimbulkan gejala gejala seperti mual, muntah,
nyeri di daerah lambung, kadang-kadang diare bahkan sulit buaang air besar .
2.3.5 Cara Pencegahan Gejala
Sebaiknya konsumsi tablet besi pada malam hari untuk menghindari
gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas. Sebaiknya saat mengonsumsi tablet
tambah darah tidak bersamaan dengan mengonsumsi makanan dan obat di bawah
ini karena dapat mengganggu penyerapan besi diantaranya:
1. Susu, jumlah kalsium yang tinggi dalam susu dapat menurunkan penyerapan
zat besi di mukosa usus. 14
2. Teh dan kopi, karena kandungan tanin dan kafein dapat mengikat zat besi
menjadi senyawa yang kompleks sehingga zat besi tidak dapat di serap.
3. Obat sakit maag berfungsi melapisi permukaan lambung, hal ini dapat
menghambat penyerapan zat besi.

2.3.6 Kebutuhan Zat Besi Pada Remaja Putri


1. Pertumbuhan Fisik Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung
lambat bahkan akan berhenti menjelang usia 18 tahun, tidak berarti faktor gizi
pada usia ini tidak memerlukan perhatian lagi. Selain itu keterlambatan
tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan dikejar pada usia ini. Ini
berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting agar tumbuh kembang
tubuh berlangsung dengan sempurna. Taraf gizi seseorang,dimana makin
tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada masa pertumbuhan, kehamilan
dan penderita anemia (Moehji, 2003). 15
14

2. Aktivitas Fisik Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh
meningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat (Moehji, 2003).

2.3.7 Sumber makanan yang mengandung zat besi


Menurut penelitian (Almatsier, 2014).sebagai berikut :
1. Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
2. Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan pisang ambon
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitmin C,
Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat
besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi
adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi
biasanya juga merupakan sumber vitamin A

2.3.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi zat Besi


Menurut penelitian Almatsier (2014), zat besi terjadi dibagian atas usus
halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein khusus. Ada dua jenis alat
angkut protein didalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi,
yaitu transferin dan feritin. Transferin yaitu protein yang disintetis didalam hati.
Banyak faktor berpengaruh terhadap zat besi antara lain
1. Bentuk besi
Bentuk besi didalam makanan berpengaruh terhadap penyerapanya.
Besi yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat 16
didalam daging hewan yang dapat diserap dua kali lipat daripada besi non
hem. Besi non hem terdapat didalam telur, sereal, kacang-kacangan, sayuran
hijau dan buah- buahan.
2. Asam organik
Vitamin C sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah
bentuk feri menjadi fero
3. Tanin
Tanin terdapat didalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah yang
menghambat zat besi dengan cara mengikatnya.
15

4. Tingkat keasaman lambung meningkat daya larut besi. Penggunaan obat-


obatan yang bersifat basa seperti antasid menghalangi zat besi.
5. Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh akan besi sangat berpengaruh besar terhadap absorbsi besi.
Bila tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa
pertumbuhan, absorpsi besi non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,
sedangkan besi hem dua kali.

2.3.9 Akibat Kekurangan Zat Besi


Menurut penelitian . (Almatsier, 2014) Kekurangan zat besi dapat terjadi
karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan zat besi.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh, menurunya kemampuan kerja,
menurunya kekebalan tubuh dan gangguan 17 penyembuhan luka. Disamping itu
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak menimbulkan apatis,
mudah tersinggung, menurunya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar .

2.4 Konsep Anemia


2.4.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
berkurang dari normal, dengan berkurangnya hemoglobin dari normal maka
kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
berkurang. Akibatnya tubuh kita kurang mendapat pasokan oksigen yang
menyebabkan tubuh lemas dan cepat lelah. Anemia defisiensi besi dapat terjadi
karena sejak bayi sudah anemia, infeksi cacing tambang, kurangnya asupan zat
besi. (Yuni, 2018)
Menurut penelitian (Rusdi, dkk,2018). Seseorang yang dikatakan
menderita Anemia merupakan keadaan pria dan wanita yang wanita yang
memiliki kadar hemoglobin dibawah normal yaitu < 12-16 g/dl .
Menurut Penelitia (Tiaki, 2017) Anemia merupakan salah satu masalah
gizi di Indonesia, anemia sangat sering terjadi pada anak-anak sekolah terutama
remaja putri. Remaja putri berisiko tinggi menderita anemia,karena pada masa ini
16

terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat adanya pertumbuhan dan


menstruasi. Aktifitas sekolah, perkuliahan maupun berbagai aktifitas yang tinggi
akan berdampak pada pola makan yang tidak teratur, selain itu kebiasaan
mengkonsumsi minuman yang menghambat absorbsi zat besi akan mempengaruhi
kadar hemoglobin seseorang.

2.4.2 Gejala Anemia


Menurut Yuni, 2018 gejala anemia adalah sebagai berikut :
1. Cepat lelah.
2. Pucat (kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)
Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan.
3. Napas tersengal/ pendek saat melakukan aktivitas ringan.
4. Nyeri dada.
5. Pusing dan mata kerkunang.
6. Cepat marah
7. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa
8. Mudah mengantuk

2.4.3. Penyebab Anemia


1. Faktor yang mendukung terjadinya anemia:
a. Makanan yang mengandung zat besi rendah Kebutuhan zat besi
yang meningkat akibat kehilangan darah, misalnya sebagai akibat
cidera, perdarahan ulkus peptikum atau hemorhoid, atau sebagai
akibat epistaksis atau menstruasi yang berlebihan.
b. Gangguan penyerapan zat besi. Gangguan penyerapan zat besi
seperti terjadi pada kelainan traktus alimentarius tertentu yang
lainnya yaitu kafein, tanin, fitat, zink, kalsium, fosfat dan lain-lain.

2.4.4 Dampak Anemia pada Remaja Putri.


Dampak anemia pada remaja putri diantaranya:
1. Menurunnya kesehatan reproduksi
2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
17

4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai


optimal.
5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6. Mengakibatkan muka pucat
7. Terhambatnya pertumbuhan, pada masa pertumbuhan tubuh mudah
terinfeksi, kebugaran/ kesegaran tubuh menurun, belajar/ prestasi
menurun, calon ibu yang berisiko saat kehamilan dan melahirkan, saat
melahirkan akan terjadi perdarahan bahkan kematian.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur
review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait
langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020).Pada penelitian ini
membahas tentang Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah
Darah ( Fe ).Terhadap Kejadian Anemia

3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review


Dalam penelitian ini strategi yang digunakan untuk mencari literature adalah
menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi
dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kelayakan Literatur Review


manggunakan PICOS Pada Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia 2021

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Remaja Putri Bukan Remaja Putri
Intervensi Tidak ada Intervensi Ada Intervensi
Comparison Tidak ada variabel Ada variabel
pembanding pembanding
Outcome Study yang Studi yang tidak
menjelaskan tentang menjelaskan
gambaranpengetahuan gambaran
remaja putri tentang pengetahuan remaja
tablet tambah darah putri tentang tablet
terhadap kejadian tambah darah
anemia terhadap kejadian
anemia
Study Desaign Deskriptif Eksperimen ,korelasio
nal
Publication years Artikel yang Artikel yang
dipublikasi dari tahun dipublikasi sebelum
2011-2021 tahun 2011
Language Bahasa Indonesia Bahasa inggris

18
19

3.3 Sumber Literature


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapan sumber data sekunder yang didapat yaitu
jurnal nasional. Dalam pencarian sumber literatur data sekunder peneliti
menggunakan google scholar sebagai database dengan keyword “Gambaran
Pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah (FE.)
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dari website :
1) http://ojs.stikessaptabakti.ac.id/index.php/jkb/article/view/174
2) http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/4100
3) http://ojs.stikesamanahpadang.ac.id/index.php/JAK/article/view/97
Adapun uraian jurnal dapat dilihat pada tabel dibawah ini, yaitu sebagai
berikut :

Tabel 3.3.1 Jurnal Penelitian Untuk Data Sekunder Tingkat Pengetahuan


Remaja Putri Tentang Tablet Tambah Darah ( FE )
No Judul Jurnal Penelitian Peneliti Tahun
1. Pengetahun Remaja Putri Tentang Riska Angrainy, Lidia 2019
Konsumsi Tamblet Fe Pada Saat Fitri ,Vipit ,Dam
Menstruasi Pengan Anemia Wulandari

2. Hubungan Tingkat pengetahuan Epi Satria 2021


Remaja Putri Tentang Tablet
Tambah Darah Dan Anemia Dengan
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah Di Pesanter Darul
Ulum Aia Pacah Padang

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Yudistia Damayanti, 2021


Remaja Putri Tentang Anemia Di Eneng Emi
Sma Babus Salam Kota Tangerang Saputri,Febi Ratnasari
20

3.4 Tahapan Pengumpulan Data


Tahap dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian literatur review ini
meliputi tahapan sebagai berikut:
3.5.1 Menyusun Proposal Penelitian
Dalam memulai penelitian ini peneliti terlebih dahulu menyusun latar
belakang dan menentukan tujuan yang sesuai dengan topik penelitian, yaitu
gambaran pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah (FE)
terhadap kejadian anemia
3.5.2 Menentukan Pertanyaan Penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
tingkat pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah (FE) terhadap
kejadian anemia.
3.5.3 Mencari Literatur
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan database google
scholar dan portal garuda dengan menggunakan kata kunci “Gambaran
Pengetahuan” AND “Kejadian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap
Kejadian Anemia” AND “Remaja Putri”.
3.5.4 Seleksi Literatur Sesuai Kriteria
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai dengan topik, penulis
menentukan kriteria kelayakan artikel dengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi google scholar dan
portal garuda penulis menggunakan kata kunci “Gambaran Pengetahuan”
AND “Kejadian tablet tambah darah( FE ), terhadap kerjadian Anemia ”
AND “remaja putri ”. Selanjutnya penulis menemukan 90 artikel yang
sesuai dengan kata kunci. Artikel penelitian tersebut kemudian diskrining
sebanyak 60 artikel yang diekslusi karena tidak sesuai judul, assesment
kelayakan tedapat 35 artikel, serta yang sesuai dengan pembahasan dan
daftar pustaka didapatkan sebanyak 15 artikel yang full text dan sebanyak
40 artikel yang dieksklusi karena tidak full text. Lalu penulis memeriksa
berdasarkan kriteria inklusi sesuai PICOS didapatkan 3 artikel bisa
dipergunakan atau memenuhi kriteria inklusi. Sedangkan 10 artikel
21

dieksklusi karena tidak sesuai dengan kriteria inklusi. Seleksi literatur


ditampilkan dalam diagram flow berikut.
Diagram 3.1 Diagram flow seleksi literatur review Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Tablet Tambah Darah ( Fe) Trhadap Kejadian Anemia

Identifikasi Pencarian Melalui 2 Database:


IDENTIFIKASI Google Scholar dan portal garuda (n= 90 )

Hasil Screening Dikeluarkan Tidak


SCREENING Pencarian (n=35 ) Sesuai Judul (N=60)

Artikel Full Text (n= Artikel Eksklusi


KELAYAKAN (n=40)
15)

Literatur sesuai
Literatur memenuhi
INKLUSI kriteria ekslusi
kriteria inklusi (n=3)
(n=10)

3.5.5 Seleksi Literatur yang Berkualitas


Setelah artikel penelitian yang ditemukan terdapat 3 artikel yang sesuai
dengan kriteria inklusi, maka selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi
dengan membaca lengkap keseluruhan isi artikel mulai dari judul, abstrak,
latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar pustaka.
3.5.6 Melakukan Ekstraksi Data
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur,
langkah selanjutnya peneliti membaca dan menganalisa artikel satu persatu
dan melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap
artikel) data sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian.
3.5.7 Melakukan Sintesis Hasil dengan Metode Naratif
Setelah dilakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian, yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit pneumonia pada
balita kemudian peneliti melakukan pembahasan tentang hasil penelitian
yang didapatkan serta melakukan sintesis atau menuangkan ide, gagasan
22

berupa data-data informasi baru yang sebelumnya belum pernah ditulis oleh
orang lain dalam bentuk naratif.

3.5 Metode Analisis


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisa deskriftif
yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil –hasil penelitian
analisis gambaran pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah ( fe)
terhadap kejadian anemia
dan menjelaskan secara narasi berdasarkan hasil temuan jurnal atau
artikel ilmiah yang dijadikan sumber literatur. Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review. Literatur review
adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan
pertanyaan penelitian (Nursalam, (2020).

tambah darah terhadap terjadinya anemia mengembangkan penelitian yang


didasari oleh pengetahuan yang baik dan pengalaman yang tinggi.
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah
wawasan dan bahan bacaan tentang tablet tambah darah terhadap kejadian
anemia
DAFTAR PUSTAR

Almatsier, S. , 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Dinas kesehatan provinsi kalimantan tengah. 2020. Profil kesehatan kalimantan


tengah tahun 2019. Palangka raya : dinkes

Donsu, j.d.t. (2017). Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta : pustaka


baru press

Gianti.f .2016.pengaruh pemberian tablet Fe terhadap kenaikan kadar


hemoglobin remaja putri dengan anemia di smk negeri 1 ponjong
gunungkidul ,Sekripsi.yogyakarta vakultas ilmu kesehatan universitas
aisyayah yogyakarta

Kemenkes ri ,2018 profil kesehatan indonesia .jakarta : kementrian kesehatan


repulik indonesia

Kementerian kesehatan republik indonesia. 2019. Profil kesehatan indonesia


2018. Jakarta : kementerian kesehatan republik indonesia

Kementerian Kesehatan RI. 2014 .“Pengelompokan Anemia Berdasarkan Umur“.


Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan RI. 2015.“Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tablet


Tambah Darah”. Jakarta: Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan, 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta (ID):
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Moehji, S., 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Muliani, 2018. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Di SMK


Tunas Husada Kendari. KTI. Poltekkes Kemenkes Kendari.

Mulugeta,A.,Masresha,T.,Kiday,H.,Omer,S.2015.Exmining Means Of Reaching


Adolecsent Girls For Iron Supplementation In Tigray Northern Ethiopia,
30(7),Pp Doi:10.3390/Nu 7115449.9033-9045

Notoatmodjo, s. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: rineka cipta.

Nurihsan, A. J., & Mubiar, A., 2013. Dinamika perkembangan anak & remaja.
Bandung : Refika Aditama.

Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. In Jakarta: Salemba


Merdeka.
Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y., & Kusdalinah. (2015). Pengetahuan Gizi , Pola
Makan , dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian
Anemia Remaja Putri, 400–405.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.

Rizka angrainy*, lidia fitri , vipit wulandari. "pengetahuan remaja putri tentang
konsumsi tablet fe." vol 4(2) juni 2019 (343-349) 4 (2019): 1-7.

Satria−, epi. "hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah
darah dan anemia dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah di
pesantren darul ‘ulum aia pacah padang." volume 3 no 1 ( 2021)| 3 (2021):
1-10.

Savitry, N. S. D., Arifin, S., & Asnawati. (2017). Hubungan dukungan keluarga
dengan niat konsumsi tablet tambah darah pada remaja puteri, 13, 113–
118.

Soetjiningsih. (2018). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta :


Sagung Seto

Yuke andani, farida esmianti, sri haryani,yusniarita. "hubungan pengetahuan dan


sikap remaja putri terhadapkonsumsitablet tambah darah (ttd)di smpnegerii
kepahiang." vol. 5, no. 2, desember 2020 5 (2020): 1-8.

Yuni, N. E., 2018. Kelainan darah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai