Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL TESIS

STRATEGI ANALISA SWOT UNTUK


MEMPERTAHANKAN AKREDITASI PARIPURNA
RUMAH SAKIT TK.II MARTHEN INDEY JAYAPURA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister Kesehatan


Universitas Cenderawasih

Oleh :
I WAYAN SUKARYA
NIM: 20181011085011

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
Persetujuan Proposal Tesis
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa

Proposal Dengan Judul :


STRATEGI ANALISA SWOT UNTUK
MEMPERTAHANKAN AKREDITASI PARIPURNA
RUMAH SAKIT TK.II MARTHEN INDEY JAYAPURA

Dipersiapkan dan disusun oleh :


I WAYAN SUKARYA
NIM: 20181011085011

Telah disetujui sebagai usulan proposal penelitian dan dinyatakan


Telah memenuhi syarat untuk diujikan

Jayapura, Februari 2020

Pembimbing 1: Dr. Sarce Makaba,S.Si,Apt.,M.Kes ………………………

Pembimbing 2: Dr. Agus Zainuri,S.Pd., MPH ………………….......

Penguji 1: Dr. dr. Bernanard Sandjaja, MSPH ………………………

Penguji 2: Dr. Rosmin M.Tingginehe, S.Pt.,M.Si ………………………

Penguji 3: Dr.Novita Mediyati,S.KM.,M.Kes ………………………

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat, dan
anugrahnya-Nya yang tak pernah putus yang selalu kita nikmati sehingga dapat
menyelesaikan Laporan penelitian yang berjudul “Strategi Analisa SWOT Untuk
Mempertahankan Akreditasi Paripurna Rumah Sakit Tk.II Marthen Indey
Jayapura”.
Dalam penyusunan laporan penelitian ini, peneliti mendapat bimbingan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan rasa
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Arius Togodly, S.Pd.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Cenderawasih Jayapura.
2. Dr. Rosmin M.Tingginehe, S.pt., Msi selaku Ketua Program Studi S2
Megister Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih Jayapura.
3. Dr. Sarce Makaba,S.Si,Apt.,M.Kes selaku Dosen pembimbing I, yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam rangka menyelesaikan penyusunan
Proposal ini.
4. Dr. Agus Zainuri,S.Pd., MPH yang juga selaku Dosen pembimbing II, yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam rangka menyelesaikan
penyusunan proposal ini.

3
5. Bapak dan Ibu Dosen S2 Fakultas Kesehatan masyarakat Konsentrasi
Administrasi Kebijakan Kesehatan atas bekal pengetahuan yang diberikan.
6. Istriku tercinta Kernalia Saragih, serta ketiga anakku tercinta, orang-orang
terdekat yang aku sayangi, atas segala doa, cinta, dukungan, dan motivasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan lancar.
7. Teman-teman seperjuangan, atas motivasi dan bantuan dalam penyusunan
laporan penelitian serta kebersamaannya selama ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu per satu, atas bantuan
dan kerjasama yang diberikan dalam penelitian ini.
Penulisan skripsi keperawatan ini jauh dari sempurna, diharapkan kritik dan
saran yang sipatnya membangun dari semua pihak.

Jayapura, Februari 2020

Peneliti

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Sedangkan
pengertian Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat,
atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan” (Kemenkes RI No. 340 Tahun
2010).
Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Rumah
Sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat dan
rujukan. Rumah Sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai
dengan harapan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa. Dalam
UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 29 huruf b
menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada Pasal 40
ayat (1) disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Dari
undang-undang tersebut diatas akreditasi rumah sakit penting untuk dilakukan
dengan alasan agar mutu dan kualitas diintegrasikan dan dibudayakan ke dalam
sistem pelayanan di rumah sakit ( Depkes, 2009 ).
Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan
mutu dan pelayanannya. Melalui proses akreditasi salah satu manfaatnya Rumah
Sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa Rumah Sakit menitik

5
beratkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayan. Standar
akreditasi rumah sakit merupakan upaya Kementrian Kesehatan RI menyediakan
suatu perangkat yang mendorong rumah sakit senantiasa meningkatkan mutu
dan keamanan pelayanan. Dengan demikian rumah sakit harus menerapkan
standar akreditasi rumah sakit, termasuk standar-standar lain yang berlaku bagi
rumah sakit sesuai dengan penjabaran dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit
edisi 2012. Sesuai dengan standar akreditasi Rumah Sakit, sebagai bagian
peningkatan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan penilaian ( Depkes,
2011).
Pengertian Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu
lembaga independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non
pemerintah, melakukan assesment terhadap rumah sakit berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan
pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan
managemen yang ditetapkan. Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit
diantaranya:
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit
yang bersangkutan karena berorientasi pada peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi
lebih efisien.
3. Menciptakan lingkungan internal RS yang lebih kondusif untuk
penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien. 4).Mendengarkan
pasien dan keluarga.
4. Menghormati hak-hak pasien serta melibatkan mereka adalah proses
perawatan.
5. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat
atas pemberian pelayanan kesehatan.
6. Penyelenggara akreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
merupakan lembaga resmi yang ditunjuk dan berwenang untuk
melakukan survei verivikasi dan survei akreditasi, untuk selanjutnya

6
memutuskan predikat Akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit.
Sebagai lembaga independen pelaksana akreditasi rumah sakit yang
bersifat fungsional dan nonstruktural, KARS bertanggung jawab kepada
Menteri Kesehatan RI.

Akreditasi RS versi 2012 terdapat 15 bab/kelompok kerja (Pokja), 323


standar dan 1218 elemen penilaian (EP), antara lain: Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Pendidikan Pasien dan Keluarga
(PPK), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Sasaran Millenium
Development Goals (MDGs), Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
(APK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan
Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), Manajemen Komunikasi
dan Informasi (MKI), Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS), Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP),
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK).
Proses penilaian akreditasi meliputi :
1. Sumber data : Wawancara: Pada pimpinan RS – Pada staf RS – Pada
pasien dan keluarga.
2. Observasi : Fasilitas, alat, prosedur tindakan, dll. Kelengkapan dokumen :
Kebijakan/SK, pedoman, standar prosedur operasional (SOP) atau Protap,
bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja, laporan harian, laporan
bulanan/harian, dll. Cara penilaian: Tim penilai (surveyor) akan berada di
RS selama ± 3 hari yang terdiri dari 3 orang (manajemen, medis dan
keperawatan) Pimpinan RS mempresentasikan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien RS Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam
medik tertutup dan telaah rekam medik terbuka serta survey lapangan,
Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di wawancarai
atau observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang telah atau sedang
akan diterima pasien. Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan
dokumen akreditasi juga di observasi dan ditanyakan pada jajaran staf dan
pimpinan RS. Temuan atas ketidak lengkapan dokumen atau kekurangan

7
mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi
surveyor. Telusur lingkungan terhadap fasilitas RS Telusur KPS Presentasi
FMEA, Pedoman Praktik Klinis atau Clinical Pathways, Risk Manajemen
Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) Wawancara Pimpinan Exit
Conference.
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) adalah
salah satu jenis analisa yang cukup populer. Metode analisis ini cukup detail
sehingga sering digunakan. Penting bagi suatu organisasi untuk memahami
kelebihan dan kelemahan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
akan dihadapi. Hasil dari analisa digunakan dalam penyusunan perencanaan
organisasi dan juga proses pengambilan keputusan untuk mencapai tujua sebagai
suatu organisasi memiliki tujuan yang akan dicapai, sehingga penting untuk
menentukan faktor internal dan eksternal untuk merumuskan strategi dan
bagaimana pelaksanan teknisnya.
Lingkungan Internal meliputi: Kekuatan (Strengths) Bagian kekuatan ini
menjabarkan segala sesuatu yang menjadi kekuatan untuk dapat bersaing.
Kekuatan tersebut dapat dijabarkan dengan membaginya menjadi beberapa
kategori seperti berikut: Aspek Pelayanan Sudah tersedianya peayanan
kesehatan baik dari Pelaksana Pelayanan Medis dan Perawatan, yaitu rawat
jalan, IGD, rawat indap dan penunjang intensif. Juga tersedianya penunjang
medik dan pelaksana kedokteran yang terdiri dari radiologi, laboratorium dan
UTD. Terjadi peningkatan kunjungan dari tahun ke tahun baik dari psien umum,
BPJS atau pun kunjungan rawat jalan dan rawat inap. Tingkat kepercayaan
terhadap rumah sakit tidak hanya dari dalam kota saja namun juga datang dari
luar jayapura.
RS Marthen indey menjadi rumah sakit rujukan dari sekitar daerah
jayapura. Aspek SDM Pemimpin yang berkomitmen tinggi akan membawa
perubahan baik untuk RS Marthen Indey baik perubahan kinerja SDM atau pun
Pelayanan rumah sakit. SDM baik medis atau pun non medis ramah sehingga
pelayanan terhadap pasien meningkat. Jumlah SDM sebanyak 148 orang
merupakan kekuatan yang baik untuk memaksimalkan pelayanan medik dan non

8
medik di rumah sakit. Mendapat sumber dari pelayanan rumah sakit baik dari
pasien umum, kerjasama dan penerimaan lain-lain yang diperbolehkan. Aspek
sarana dan Prasarana: Sebagai rumah sakit kelas c namun sudah cukup memiliki
sarana dan prasarana yang memadai. Menjadi rujukan dari daerah lain yang
disebabkan sarana dan prasarana yang lebih lengkap.
Masih membutuhkan sarana dan prasara lainnya untuk menunjang
pelayanan dan hal ini sedang diupayakan mulai dari tahun 2017 dan seterusnya
dan kondisi riil dari rumah sakit marthen indey memiliki kapasitas tempat tidur
sebanyak 122 tempat tidur. Kelemahan (Weakneses) Kelemahan tersebut dapat
dijabarkan di sini, akan tetapi tidak mengungkapkan kelemahan fatal
perusahaan. Berikut adalah beberapa kelemahan.
1. Aspek Pelayanan: Beberapa pelayanan masih ada yang dilaksanakan
dibawah standar yang ada karena belum sesuai dengan SOP Pelayanan,
Sistem pelayanan rumah sakit masih belum berjalan dengan baik seperti
yang diharapkan, Dokter spesialis yang dimiliki masih terbatas sehingga
beberapa pelayanan belum bisa terpenuhi sesuai kebutuhan, Pelayanan
yang ada masih minim yang disebabkan terbatasnya kamar yang baru
akan dikembangkan 200 kamar di 2020.
2. Aspek SDM: SDM yang ada masih belum semuanya bisa memenuhi
standar kepegawaian dan menjadikan standar tersebut sebagai budaya
kerja. Keterbatasan dokter spesialis yang ada membuat pelayanan belum
maksimal dilakukan. Kualitas kompetensi pelayanan pada tingkat
pelaksana belum memenuhi standar yang ada.
3. Aspek Keuangan: Alokasi dari hasil perolehan pelayanan masyarakat
umum belum maksimal terdistribusikannya Anggaran yang ada masih
terpusat berdasarkan skala prioritas.
4. Aspek sarana dan Prasarana: Tanah yang luas namun belum tergarap
dengan baik sehingga terlihat tata letak yang kurang kondusif baik bagi
pengunjung atau pun pasien, masih minimnya kamar pelayanan yang
dimiliki, Pemeliharaan sarana dan prasarana masih belum optimal seperti
yang diharapkan.

9
Lingkungan Eksternal meliputi: Peluang (Opportunities): Peluang perlu
dicantum kan untuk melihat peluang yang muncul dari luar perusahaan yang
mungkin dapat mengembangkan perusahaan. Dalam bagian peluang ini
diuraikan tentang aspek pelayanan, SDM, keuangan, dan sarpras. Berikut contoh
dari masing-masing aspek.
1. Aspek Pelayanan: Rumah sakit Rumah Sakit TK II Marthen Indey
sebagai rumah sakit rujukan dari semua wilayah di Papua dan Papua
Barat. Meningkatnya kepercayaan dari masyarakat dengan ditunjukkanya
peningkatan layanan baik rawat jalan dan rawat inap. Lokasi yang mudah
dicapai, ada di daerah kota Jayapura. Meningkatkan kerjasama dengan
BPJS, Pemerintah dan juga pihak swasta untuk menambah penerimaan
lain-lain rumah sakit yang nantinya akan memperbaiki layanan rumah
sakit
2. Aspek SDM: Tersedianya sumber daya manusia untuk dijadikan pegawai
di rumah sakit Marthen Indey sesuai kebutuhan rumah sakit terhadap
tenaga kerja nantinya meningkat. Optimisme SDM di dukung adanya
Akademi Keperawatan yang dimiliki.
3. Aspek Keuangan: didanai dari sumber yaitu kementrian Pertahanan dan
Kementrian Kesehatan.
4. Ancaman (Threats) Ancaman dapat dikategorikan menjadi beberapa
aspek seperti pelayanan, SDM, keuangan, dan sarpras. Berikut contoh
dari masing-masing aspek: Aspek Pelayanan, Meningkatkan keinginan
masyarakat untuk pelayanan yang cepat dan puas. Masyarakat semakin
kritis terhadap perubahan pelayanan yang ada, yang menginginkan
adanya pembenahan setiap waktu. Aspek SDM:Adanya pembatasan
jumlah pegawai melalui jalur Rekrutment dari pusat. Adanya pembatasan
untuk tenaga dokter yang praktik 3 tempat kerja praktik sekaligus. Aspek
Keuangan:Akan adanya biaya yang meningkat seiring dengan
penambahan pegawai di tahun yang akan datang. Aspek Sarana dan
Prasarana: Adanya standar kelengkapan untuk memenuhi syarat

10
akreditasi rumah sakit. Akses menuju Rumah Sakit TK II Marthen Indey
bagi masyarakat pedesaan masih jauh untuk ditempuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang penulis sudah uraikan maka penulis
merumuskan permasalahan adalah bagaimana straegi mempertahankan
Akreditasi paripurna Rumah Sakit TK II Marthen Indey Jayapura.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganali SWOT sebagai strategi mempertahankan Akreditasi paripurna
rumah sakit Tk II Marthen Indey Jayapura Papua.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Strengths sebagai strategi mempertahankan Akreditasi
Paripurna Rumah sakit Tk II Marthen indey.
b. Mengetahui Weakness sebagai strategi untuk mempertahan Akreditasi .
c. Mengetahui Opportunities sebagai strategi mempertahankan akreditasi
paripurna.
d. Mengetahui Threats sebagai strategi mempertahankan Akreditasi paripurna.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Manfaat
a. Bagi Rumah sakit
Hasil penelitian bisa digunakan sebagai bahan acuan dan evaluasi
untuk meningkatkan kualitas akreditasi dan juga sebagai sarana bertukar
pikiran tentang bagaimana meningkatkan akreditasi pelayanan di Rumah
Sakit Tk II Marthen Indey.
b. Bagi Peneliti

11
1) Dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam
sistematik penelitian.
2) Dapat menerapkan dan membandingkan teori yang telah di ajarkan
di perkuliahan.
3) Meningkatkan pengetahuan terutama dalam akreditasi puskesmas
pelayanan kesehatan.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
1) Dapat menjadi masukan dalam pembelajaran perkuliahan .
2) Dapat menjadi penambahan referensi di perpustakaan mengenai
akreditasi Puskesmas.
b. Bagi Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi acuan pembuatan maupun pelaksanan
penelitian lain serta dapat digunakan, apabila digunakan umtuk
melanjutkan penlitian yang sudah ada.

E. Keaslian Penelitian
Analisis SWOT pada RSUD Saras Husada Purworejo oleh moh. Amin
Nugroho, 2015; RSUD Saras Husada Purwerejo sudah mampu bersaing di pasar
pesaingan yang kompetitif. Berdasarkan analisis SWOT, RSUD Saras Husada
Purwerejo dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Strategi yang dappat dilakukan terdiri
dari:
1. Strategi SO (strenght Opportunities) meliputi pangsa pasar, memperkuat
kerjasama dengan lembaga-lembaga penyelenggara jasa kesehatan dan
pemerintahan.
2. Strategi WO (Weakness Opportunities) yakni meningkatkan loyalitas
konsumen dan meningkatkan kualitas produk serta memperbaiki prosedur
pelayanan.
3. Strategi ST (Strenght Treats) terdiri dari menjalinkerja sama dengan rumah
sakit lain, menetapkan target pasar, dan meningkatkan kualitas pelayanan.

12
4. Strategi WT (Weakness Treats) yaitu meningkatkan promosi melalui berbagai
media dan menetapkan kualitas pelayanan terhadap pengguna program
Jamkesmas atau BPJS.
Analisis Kesiapan Akreditasi Dasar Puskesmas Mangkang di Kota
Semarang/ Nissa Farzana K/2016 Komunikasi-komunikasi terkait akreditasi
Puskesmas belum berjalan dengan optimal. Hal ini di karenakan masih ada
informasi yang belum tersebar merata, kurangnya pemahaman terhadap
informasi, dan tidak konsistennya informasi yang tersebar khususnya pada
tahapan peningkatan pemahaman mengenai akreditasi dan penentuan dan
penyusunan dokumen akreditasi yang termasuk dalam tahapan
persiapandikarenakan minimnya pelatihan dan pengarahan yang di berikan dan
kurangnya keterlibatan seluruh staf. Keadaan sumber daya terhadap persiapan
akreditasi puskesmas sebelum secara keseluruhan mendukung karena masih
terdapat beberapa kekurangan dari segi kuantitas dan kualitas staf,fasilitas yang
tersedia, informasi yang sulit untuk di pahami.
Namun kekurangan tersebut berusaha meminimalkan dengan
memaksimalkan sumber daya yang di miliki. Disposisi Karakteristik disposisi
para implementor sudah baik secara fisik, namun terkadang tidak selalu tercermin
dalam sikap. Hal tersebut di karenakan timbulnya kekecewaan akibat kegagalan
pada penilaian sebelumnya dan kepastian individu sehingga mempengaruhi sikap
dalam persiapan tahun ini. Struktur Birokrasi pengaruh struktur birokrasi di
puskesmas Mangkang sudah berjalan dengan baik sidukung dengan ketersediaan
dan manfaat yang di peroleh dari pengguna SOP serta fragmentasi yang teratur
memudahkan persiapan akreditasi.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit
1. Pengertian
Pengertian Rumah sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan
yaitu “suatu bagian yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitative dimana output layanannya menjangkau
pelayanan keluarga dan lingkungan rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial” .
Rumah sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan utama
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk asuhan perawatan,
tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi medis untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Pemenuhan kebutuhan untuk pasien ini
tentu didasarkan atas batas-batas kemampuan rumah sakit itu masing-
masing.
Pengertian Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi
sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan  dan penelitian (Depkes RI,
1994 : 2).
Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan
Perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan
oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi masalah-
masalah yang berkaitan dengan pengetahuan medic modern untuk
tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

2. Tujuan Rumah Sakit


a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang
berkualitas dan memuaskan kepada pasien atau pelanggan
berdasarkan keilmuan dengan landasan moral dan etika.

14
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan Pembinaan dokter dan dokter spesialis yang
professional, visioner, inovatif, dan berakhlak mulia.
2) Meningkatkan pengembangan SDM yang berkesinambungan.
3) Mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan
Rumah Sakit.
5) Melakukan kerja sama dengan lembaga instititusi pendidikan,
terutama di bidang kesehatan.
6) Melaksanakan penelitian ilmu kedokteran secara terus –
menerus dan terbaik.
7) Mengembangkan kelembagaan dan peningkatan fasilitas sarana
dan prasarana rumah sakit.
8) Membangun system akuntabilitas keuangan yang inovatif dan
akuntable.
9) Menumbuhkembangkan sinergi pengawasan internal yang solid
melalui penciptaan system supervisi kinerja berbasis reward
and punishment.

3. Fungsi Rumah Sakit


Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI
No.983/Menkes/per/II 1992 “tugas rumah sakit adalah melaksanakan
upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan”.Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Rumah Sakit memiliki fungsi yaitu:

15
a. Fungsi perawatan
Meliputi promotif (Peningkatan kesehatan), prefentif
(Pencegahan penyakit), kuratif (Penyembuhan penyakit),
rehabilitataif (Pemulihan penyakit),penggunaan gizi,pelayanan
pribadi,dll.
b. Fungsi Pendidikan
Critical right (Penggunaan yang tepat meliputi : tepat obat,
tepat dosis, tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa).
c. Fungsi Penelitian
Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan
pelayanan rumah sakit (Depkes RI).

Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit yaitu :


a. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang
medis tambahan.
b. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
c. Melaksanakan pelayanan medis khusus.
d. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
e. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
f. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat
tinggal (Observasi).Melaksanakan pelayanan rawat inap.
h. Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis.
i. Membantu pendidikan tenaga medis umum.
j. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
k. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.
4. Type Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Angkatam Darat
Di jajaran rumah sakit TNI Angkatan Darat mempunyai
perbedaan dalam penentuan jenis dan typenya karena
menggunakan aturan dari kementrian pertahanan dan aturan

16
dari pusat kesehatan tentara nasional indonesia adapun typenya
yaitu dari:
1) Rusat yaitu Tingkat pusat atau pusat rujukan
2) Rumah Sakit TK I
3) Rumah Sakit TK II
4) Rumah Sakit TK III
5) Rumah Sakit TK IV

b. Rumah Sakit Umum


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (UU No. 44 tahun 2009).
Penyelenggaraan rumah sakit harus berasaskan Pancasila
dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial.
Berdasarkan Permenkes No. 56 tahun 2014 Rumah Sakit
dibagi menjadi dua yakni Rumah Sakit Umum (rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit) dan Rumah Sakit Khusus (rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit atau kekhususan lainya). Pelayanan yang
diberikan rumah sakit umum meliputi pelayanan medik,
kefarmasian, keperawatan dan kebidanan, penunjang klinik,
nonklinik, serta rawat inap.
Klasifikasi Rumah Sakit diatur pada UU No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit dan Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang

17
klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit umum tipe/kelas A, B, C,
D, dan D Pratama (RS Kelas D Pratama didirikan dan
diselenggaran untuk menjamin ketersediaan dan peningkatkan
aksesibilitas masyarkatat terhadap pelayanan kesehatan tingkat
kedua dan hanya dapat didirikan dan diselenggarakan di daerah
tertinggal, perbatasan, atau kepulauan).
Berikut perbedaan Rumah Sakit Tipe/Kelas A, B, C, dan D
dilihat dari Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yakni Medik,
Kefarmasian, Keperawatan, Kesehatan dan Nonkesehatan.

Jenis
A B C D
Pelayanan

18 dokter umum 12 dokter umum 9 dokter umum 4 dokter umum


untuk pelayanan untuk pelayanan untuk pelayanan untuk pelayanan
medik dasar medik dasar medik dasar medik dasar
4 dokter gigi 3 dokter gigi 2 dokter gigi 1 dokter gigi
umum untuk umum untuk umum untuk umum untuk
pelayanan medik pelayanan medik pelayanan medik pelayanan
gigi mulut6 dokter gigi mulut gigi mulut medik gigi
spesialis untuk 3 dokter spesialis 2 dokter spesialis mulut
setiap jenis untuk setiap jenis untuk setiap jenis 1 dokter
pelayanan medik pelayanan medik pelayanan medik spesialis untuk
spesialis dasar3 spesialis dasar spesialis dasar setiap jenis
dokter spesialis 2 dokter spesialis 1 dokter spesialis pelayanan
untuk septiap jenis untuk septiap untuk septiap medik spesialis
pelayanan medik jenis pelayanan jenis pelayanan dasar
sepsialis medik sepsialis medik sepsialis
Medik
penunjang3 dokter penunjang penunjang
spesiali untuk 1 dokter spesiali 1 dokter gigi
setiap jenis untuk setiap jenis untuk setiap jenis
pelyanan medik pelyanan medik pelayanan medik
spesialis lain2 spesialis lain spesilis gigi
dokter subspesiali 1 dokter mulut
untuk setiap jenis subspesiali untuk
pelayanan medik setiap jenis
subspesialis pelayanan medik
1 dokter gigi subspesialis
untuk setiap jenis 1 dokter gigi
pelayanan medik untuk setiap jenis
spesilis gigi mulut pelayanan medik
spesilis gigi mulut

Kefarmasian 1 Apt ssbg kepala 1 Apt sbg kepala 1 Apt sbg kepala
instalasi farmasi instalasi farmasi instalasi farmasi
5 Apt di Rawat 2 Apt di Rawat 1 Apt di rawat

18
Jalan dibantu 10 Jalan dibantu 4 inap dibantu 2
tenaga teknis tenaga teknis tenaga teknis
farmasi farmasi farmasi
5 Apt di rawat 4 Apt di rawat 1 apt koord
inap dibantu 10 inap dibantu 4 penerimaan,
tenaga teknis tenaga teknis distribusi, dan
farmasi farmasi produksi
1 Apt di IGD 1 Apt koord
dibantu 2 tenaga penerimaan,
teknis farmasi distribusi, dan
1 Apt di ICU produksi
dibantu 2 tenaga
teknis farmasi
1 Apt sbg koord
penerimaan dan
distribusi
1 Apt sbg koord
produksi

Jumlah sesuai Jumlah sesuai Dihitung dengan 2 perawat utk 3


tempat tidur pd tempat tidur pd perbandingan 2 tempat tidur
rawat inap rawat inap perawat utk 3 Kualifikasi &
Kualifikasi & Kualifikasi & tempat tidur kompetensi
Keperawa kompetensi kompetensi Kualifikasi & disesuaikan
tan disesuaikan disesuaikan kompetensi dengan
dengan kebutuhan dengan disesuaikan kebutuhan RS
RS kebutuhanRS dengan
kebutuhanRS

Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan


Tenaga dengan dengan dengan dengan
kesehatan dan kebutuhanRumah kebutuhanRumah kebutuhanRuma kebutuhanRuma
Non kes sakit sakit h sakit h sakit

Rumah Sakit Tk. II Marthen Indey termasuk dalam kelompuk rumah


sakit tipe C dengan jumlah 142 Tempat Tidur :
 VVIP :  4 kamar

 VIP :  8 kamar

 I :  15 kamar

 II :  23 kamar

 III :  67 kamar

 ICU :  4 kamar

19
 PICU :  0 kamar

 NICU :  0 kamar

 HCU :  0 kamar

 ICCU :  4 kamar

 TT di IGD :  12 kamar

 TT Bayi Baru Lahir :  8 kamar

 TT Kamar Bersalin :  16 kamar

 TT Ruang Operasi :  2 kamar

 TT Ruang Isolasi :  4 kamar


B. Akreditasi rumah sakit
1. Pengertian Akreditasi
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit
yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu
memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan
(Permenkes No.12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit).
Rumah sakit wajib melakukan akreditasi dalam upayanya
meningkatkan mutu pelayanan secara berkala setiap 3 (tiga) tahun
sekali. Hal ini tercantum dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit, pasal 40 ayat 1, menyatakan bahwa, dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi wajib bagi
semua rumah sakit baik rumah sakit publik/pemerintah maupun rumah
sakit privat/swasta/BUMN.
Data dari KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) pada tahun
2015 tercatat baru 284 rumah sakit yang terakreditasi secara nasional
dari 2.415 rumah sakit yang terdaftar di Indonesia. Jumlah rumah sakit

20
yang belum terakreditasi yaitu 2.131 rumah sakit sehingga secara
proporsi baru 11,75% rumah sakit yang terakreditasi di Indonesia. Oleh
karena itu, komitmen dari pimpinan dan dukungan dari seluruh SDM
yang ada di rumah sakit juga memiliki peran penting dalam mencapai
keberhasilan. Pencapaian target akreditasi bukan hal yang mudah untuk
dilakukan tanpa adanya komitmen dari pemilik rumah sakit untuk
diakreditasi.

2. Tujuan Akreditasi
Tujuan Akreditasi Rumah Sakit adalah:meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit;
a. meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. meningkatkan  perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya
manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi; dan
c. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan.
3. Fungsi Akreditasi
a. peningkatan pelayanan (diukur dengan clinical indicator);
b. Peningkatan administrasi & perencanaan;
c. Peningkatan koordinasi asuhan pasien;
d. Peningkatan koordinasi pelayanan;
e. Peningkatan komunikasi antara staf;
f. Peningkatan sistem & prosedur;
g. Lingkungan yang lebih aman;
h. Minimalisasi risiko;
i. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien;
j. Kerjasama yang lebih kuat dari semua bagian dari organisasi;
k. Penurunan keluhan pasien & staf;
l. Meningkatnya kesadaran staf akan tanggung jawabnya;
m. Peningkatan moril dan motivasi;
n. Re-energized organization;
o. Kepuasan pemangku kepentingan (stakeholder).

21
Dalam penilaian akreditasi Rumah sakit di bedakan menjadi beberapa
bagian penting meliputi:
a. Penilaian menejemen
b. Penilaian medis
c. Penilaian keperawatan
Serta meliputi beberapa kelompok kerja akreditasi

SURVEIOR
MANAJEMEN MEDIS PERAWAT
1. Pelayanan 1. Akses ke RS dan kontinuitas 1. Hak pasien
kefarmasian dan keluarga
penggunaan obat

2. Peningkatan mutu dan 2. Asesmen pasien 2. Manajemen


keselamatan pasien komunikasi edukasi
3. Tata kelola rumah 3. Pelayanan asuhan pasien 3. Pencegakan dan
sakit pengendalian
infeksi
4. Manajemen fasilitas 4. Pelayanan anastesi dan bedah 4. Sasaran
dan keselamatan keselamatan pasien
5. Kompetansi dan 5. Menurunkan angka kematian ibu 5. Manajemen
kewenangan staf. dan bayi, Menurunkan Angka informasi dan
Kesakitan HIV/AIDS , rekam medis
Menurunkan angka kesakitan
TB, pengendalian resistensi anti
narkoba dan pelayanan geriatri
6. Integrasi pendidikan kesehatan
dalam pelayanan rumah
sakit(IPKP)

4. Penentuan kelulusan Akreditasi


Keputusan Akreditasi KARS berdasarkan capaian rumah sakit
terhadap Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Ketua
Eksekutif KARS mempertimbangkan semua hasil dan informasi saat
survei awal atau survei ulang untuk pengambilan keputusan hasil
akreditasi. Hasilnya dapat berupa rumah sakit memenuhi kriteria untuk
akreditasi keseluruhan atau sebagian, atau tidak memenuhi kriteria dan
tidak dapat memperoleh akreditasi.

22
Keputusan akreditasi final berdasarkan pada kepatuhan rumah sakit
terhadap standar akreditasi. Rumah sakit tidak menerima nilai/skor
sebagai bagian dari keputusan akreditasi final. Ketika suatu rumah sakit
berhasil memenuhi persyaratan akreditasi KARS, rumah sakit tersebut
akan menerima penghargaan Status kreditasi sebagai berikut :
5. Rumah Sakit Non Pendidikan
a. Tidak lulus akreditasi
1) Rumah sakit tidak lulus akreditasi
bila dari 15 bab yang di survei semua mendapat nilai kurangg
dari 60 %.
2) Bila rumah sakit tidak lulus
akreditasi dapat mengajukan akreditasi ulang setelah
rekomendasi dari surveyor dilaksanakan.
b. Akreditasi tingkat dasar
1) Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat dasar bila dari 15 bab yang di survei hanya 4
bab yang mendapat nilai minimal 80 % dan 12 bab lainya tidak
ada yang mendapat nilai dibawah 20 %.
c. Akreditasi tingkat madya
1) Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat madya bila dari 15 bab yang di survei ada 8
bab yang mendapat nilai minimal 80 % dari 7 bab lainya tidak
ada yang mendapat nilai di bawah 20 %.
d. Akreditasi tingkat utama
1) Rumah sakit mendapat sertifikasi
akreditasi tingkat utama bila dari 15 bab yang di survei ada 12
bab yang mendapat nilai minimal 80 % dari 3 bab lainya tidak
ada yang mendapat nilai dibawah 20 %.
e. Akreditasi tingkat paripurna

23
1) Rumah sakit mendapat sertifikat
akreditasi tingkat paripurna bila dari 15 bab yang di survei
semua bab mendapat nilai minimal 80 %.

f. Rumah Sakit Pendidikan


1) Tidak lulus akreditasi
Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 16 bab yang di
survei mendapat nilai kurang dari 60 %.
2) Akreditasi tingkat dasar
Rumah Sakit mendapat serifikasi akreditasi tingkat dasar bila
dari 16 bab yang di survey hanya 4 bab, dimana salahsatu
babnya adalah institusi pendidikan pelayanan, mendapat nilai
minimal 80 % dan 12 bab lainya tidak ada yang mendapat nilai
dibawah 20 %.
3) Akreditasi tingkat madya
Rumah sakit mendapat sertifikasi akreditasi tingkat madya bila
dari 16 bab yang di survei ada 8 bab, dimana salah satu babnya
adalah Institusi pendidikan pelayanan kesehatan, mendapat
nilai minimal 80 % dan 12 bab lainya tidak ada yang mendapat
nilai dibawah 20 %.
4) Akreditasi tingkat utama
Rumah sakit mendapat sertifikasi akreditasi tingkat utama bila
dari 16 bab ada 12 bab, dimana salah satu banya adalah
Institusi pendidikan pelayanan kesehatan mendapat nilai
minimal 80 % dan 4 bab lainya tidak ada yang mendapat nilai
dibawah 20 %.
5) Akreditasi tingkat paripurna
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna
bila dari 16 bab yang di survei semua bab mendapat nilai
minimal 80 %.

24
Bila Rumah Sakit tidakmendapat status akreditasi paripurna dan ada bab
nilainya di bawah 80 % tetapi diatas 60 %, maka rumah sakit dapat mengajukan
survei remedial untuk bab tersebut.

6. Tampilan dan Pengunaan Akreditasi


Pihak KARS memberikan sertifikat akreditasi kepada setiap rumah
sakit pada saat akreditasi awal dan pada saat setiap survei ulang.
Sertifikat dan semua salinan tetap menjadi milik KARS. Sertifikat harus
dikembalikan jika rumah sakit tersebut menerima sertifikat baru yang
mencerminkan perubahan nama atau jika akreditasi rumah sakit ditarik
atau dibatalkan dengan alasan apapun.
Rumah sakit yang telah terakreditasi oleh KARS harus akurat
dalam mengumumkan kepada publik, Rumah sakit harus jelas
menyampaikan capaian status akreditasi. KARS mengatur tata cara
publikasi untuk mengumumkan akreditasi yang diperoleh rumah sakit.
7. Masa Beralaku Status Akreditasi
Status akreditasi berlaku selama tiga tahun kecuali ditarik olek
KARS. Status akreditasi berlaku surut sejak hari pertama pelaksanaan
survei rumah sakit atau saat survei ulang. Pada akhir tiga tahun siklus
akreditasi rumah sakit, rumah sakit harus melaksanakan survei ulang
untuk perpanjangan status akreditasi.

C. Analisa SWOT
1. Definisi SWOT
 Analisis SWOT adalah metode  perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), danancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat factor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats).

25
2. Tujuan Analisis SWOT
a.  Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan secara menyeluruh
yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan objective
dan strategi perusahaan dalam corporate plannin.
b. Untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi
eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan
dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang
kuat untuk design strategi yang sukses.

3. Unsur dalam Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari 4 unsur, yaitu :
a. Strenght (S)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada
saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap
perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan
kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika
kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka
keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar
yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih
maju.
b. Weaknesses (W)
Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada
saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius
dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
c. Opportunity (O)

26
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan
peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah
untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan
suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa
yang akan depan atau masa yang akan datang.
d. Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun
organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi
yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi,
ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang
bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
4. Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang
paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu
permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa
biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika
digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-
sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan
diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat
dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat
untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan
atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus
dihadapi.
5. Pendekatan dalam Analisis SWOT
a. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

27
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua
paling atas adalah faktor eksternal (Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan
dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor
internal dan eksternal.

Ket
erangan :
1) Sel A : Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk
bisa berkembang lebih cepat.
2) Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar
tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
3) Sel C : Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan
peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada
situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan
namun tidak dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup

28
untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)
atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

4) Sel D : Damage Control


Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus
diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
b. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara
kuantitatif melalui perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan
oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya.Perhitungan yang dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu :
1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor
serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a×b) pada
setiap faktor S-W-O-T.
2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W
(d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara
perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu Y;
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y)
pada kuadran.

29
Keterangan :
1) Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan
roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila
hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3) Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah
Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat
menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

30
4) Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar
tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus
berupaya membenahi diri.
6. Teknik dalam Analisis SWOT
Teknik analisis SWOT dapat dibedakan atas tiga tahap. Teknik yang
dimaksud adalah:
a. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai
Unsur-unsur yang akan dinilai tersebut biasanya dibedakan
atas dua macam. Pertama, unsur perangkat organisasi (tool of
administration), yang terdiri dari tenaga (men), dana (money),
sarana (material) serta metoda (method). Kedua, unsur fungsi
organisasi (function of administration) yang terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling).
2) Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan untuk setiap unsur yang dinilai secara
umum dapat dibedakan atas dua macam :
a) Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan
baik atau buruk.
b) Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan
penting atau tidak penting.
3) Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan.
4) Menarik kesimpulan hasil penilaian.

31
b. Melakukan analisis kesempatan organisasi..
Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur-unsur yang akan dinilai tersebut merupakan
hal-hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan
kebijakan peerintah, perubahan tingkat sosial-ekonomi
penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain
sebagainya.
2) Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua
macam sebagai berikut :
a) Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan
tinggi dan rendah.
b) Nilai kemungkinan keberhasilan (succces probability) yang
dinyatakan dengan tinggi dan rendah.
c) Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan.
d) Menarik kesimpulan hasil penilaian.
c. Melakukan analisis hambatan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh
organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai.
2) Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur-unsur yang
akan dinilai merupakan hal-hal yang baru bagi organisasi.
Misalnya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan
sosial ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya
penduduk dan lain sebagainya.
3) Memberikan nilai untuk setiap unsur yag akan dinilai
Nilai yanng diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua
macam sebagai berikut:

32
a) Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of
occurance) yang dinyatakan dengan sering dan jarang.
b) Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan
dengan serius dan tidak.
c) Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan.
d) Menarik kesipulan hasil penilaian.

D. KERANGKA TEORI

Analisis Faktor RumahSakit

Internal: Kekuatan dan Eksternal: Peluang dan


Kelemahan Ancaman

Analisis SWOT Dalam Penentuan


PosisiRumahSakit

Matrik SWOT

Gambar 2.1 Elemen Dalam Analisis SWOT


Sumber: Rangkuti (2017)

33
E. Kerangka Konsep

S: streangths

W: Weakness

Strategi mempertahankan
akreditasi paripurna Rumah
Sakit Marthen Indey
Jayapura
O: Opportunies

T: Threats

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan penelitian
Untuk memperoleh strategi mempertahankan Akreditasi paripurna Rumah
Sakit TK II Marthen Indey dengan menganalisa faktor internal dan eksternal
meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
B. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi Wawancara atau
Interview serta Observasi dokumen untuk mendeskripsikan masalah kesehatan
atau objek dengan penyajian data secara kualitatif (Sugiono, 2013).
C. Tempat dan waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan bulan september 2019 sampai November 2019
dengan lokasi penelitian Rumah Sakit Tingkat II Marthen Indey Jayapura yang
telah terakreditasi paripurnaedisi KARS Versi 2012.
D. Informen Penelitian
Informan adalah orang yang di harapkan dapat memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi mengenai fokus penelitian. Informan terbagi menjadi :
1. informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
informasi pokok yang diperluknn.. Adapun informan yang mengetahui proses
pengeleloaan dan tatalaksana rumah sakit adalah kepala rumah sakit marthen
indey.
2. informan utama populasi yaitu mereka yang terlibat langsung dalam tata
kelola rumah sakit yaitu: para kepala ruangan atau kepala sub unit pelayanan
dalam penelitian ini adalah kepala Rumah Sakit, Kepala instalsi rawat inap
dan semua kepala ruangan perawatan di Rumah Sakit Tingkat II Marthen
Indey Jayapura, Sampel dengan teknik total sampling.

35
E. Definisi Operasional
1 SWOT Menganalisis dengan memasukkan seluruh Strenght, Weakness,
Opportunities dan Threaths ke dalam matriks lalu membagikannya
kedalam empat usaha dengan mengalokasikan hasil dari perkalian
bobot dan ranting kedalam SO, WO, ST, dan WT yang merupakan
kombinasi dari semua kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

2 Strategi SO Strategi ini di buat untuk memanfaatkan seluruh kekuatan dan


memanfaatkan peluang sebesar-besarnya berdasarkan peluang
yang ada di Rumah Sakit Tingkat II Marthen Indey Jayapura
dalam Mempertahankan Akreditasi.

3 Strategi ST Strategi ini merupakan strategi untuk menggunakan kekuatan yang


dimiliki Rumah Sakit Tingkat II Marthen Indey Jayapura dalam
mengatasi ancama untuk diatasi dalam mempertahankan akreditasi
yang telah dicapainya.

4 Strategi WO Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada dengan cara


meminimalkan kelemahan yang ada untuk mempertahankan
akreditasnya.

5 Strategi WT Strategi yang didasarkan pada kegiatan Organisasi yang


bersifat denfensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman untuk mempertahankan akreditasi
Rumah Sakit.

F. Teknik pengumpulan Data


1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi dan
wawancara kepala Rumah Sakit, Kepala instalsi rawat inap dan semua
kepala ruangan perawatan di Rumah Sakit Tingkat II Marthen Indey
Jayapura.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Rekam Medis dan Manajement
Rumah Sakit Tingkat II Marthen Indey Jayapura.

OBSERVASI

HASILYANG SAH

36
WAWANCARA DOKUMENTASI

G. Analisa Data
Tahap analisis data adalah setelah mengumpulkan semua informasi yang
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif
perumusan strategi yang dianalisis menggunakan Matriks SWOT dengan cara
memasukkan poin kelemahan (W), Kekuatan(S), Peluang (O), dan
ancaman(T) kedalam matriks, lalu membagikannya kedalam empat kuadran
kedalam SO,WO, ST, dan WT yang merupakan kombinasi dari semua
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
1. Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data di lakukan
dengan cara mengecek data laporan yang di peroleh melalui beberapa
sumber informan. Data yang telah dianalisa oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan.
2. Trianggulasi Teknik
Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, Focus Group
Discussion(FGD), observasi. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada umber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang di anggap
benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-
beda.
3. Trianggulasi Waktu
Dilakukan dengan waktu yang berbeda pada satu sumber. Waktu
yang sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di siang hari pada saat narasumber sudah

37
melaksanakan sebagian pekerjaan di hari itu sehingga informasi yang di
peroleh juga lebih terperinci sehingga tidak tergesa-gesa pada saat
diwawancara. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan penekanan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Tabel 3.1. Model pembobotan Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)
No Faktor Bobot Nilai Bobot x Nilai
Strategi
1 Kekuatan: Profesional Profesional Jumlah perkalian
Faktor-faktor Judgement pada Judgement bobot dengan nilai
yang menjadi setiap faktor dari
kekuatan kekuatan

2 Kelemahan: Profesional Profesional Jumlah perkalian


Faktor-faktor Judgement Judgement bobot dengan nilai
yang menjadi pada setiap faktor dari
kelemahan kelemahan

3 Peluang: Profesional Profesional Jumlah perkalian


Faktor-faktor Judgement Judgement bobot dengan nilai
yang menjadi pada setiap faktor dari
kekuatan peluang

4 Ancaman: Profesional Profesional Jumlah perkalian


Faktor-faktor Judgement Judgement bobot dengan nilai
yang menjadi pada setiap faktor
Kelemahan ancaman

Sumber : Freddy Rangkuti 2017

Tahap kedua adalah penentuan formulasi strategis dengan menggabungkan


berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
Kuadran I : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Strategi tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth
Oriented Strategy).
Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, strategi ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

38
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang (diversifikasi strategy).
Kuadran III :Startegimen hadapi peluang besar yang sangat besar, tetapi
menghadapi kelemahan internal, fokus strategi ini adalah
meminimalkan masalah internal (turn around strategy).
Kuadran IV : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
Organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal. Harus segera mencari strategi bertahan
(defensive strategy).Model penggabungan menggunakan SWOT
matriks.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 TabelMatriks SWOT (fahmi, 2013)


IFAS Strength (S) Weaknes (W)
EFAS
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
Treaths (T) Strategi ST Strategi WT
Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman. menghindari ancaman.

Keterangan:
IFAS : (internal Strategyc Factor Analysis Summary),yaitu faktor-
faktor strategi internal berupa kekuatan dan kelemahan yang
dihadapi oleh Rumah Sakit.

EFAS : (Eksternal Strategyc Factor Analysis Summary),yaitu faktor-


faktor strategi Eksternal berupa peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Rumah Sakit.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arry Pongtiku(2019) Metode Penelitian Tradisi Kualitatif, In media – Bogor.


Freddy Rangkuti(2018) Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisa Swot, Gramedia
– Jakarta
Hasmi(2016) Metode Penelitian Epidemiologi, In Media – Bogor Indonesia
Hasmi (2016) Metode Penelitian Kesehatan.
Otong Setiawan(2018) Skripsi Tesis Dan Disertasi, Yrama Widya – Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, tentang rumah
sakit.
Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2020 tentang type-type
rumah sakit.
Peraturan Mentri Kesehaan Nomor 147 MenKes/ Per/ I/2010 tentang
perizinan Rumah Sakit.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 340 MenKes/Per/I/2010 tentang
klasifikasi Rumah Sakit.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 012 Tahun 2012 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit.
Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 428/MenKes/SK/XII/2012 Tentang
Penetapan Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi Rumah
Sakit.
Robby Kayame & Arry Pongtiku (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Belajar
dari Lapangan Nulusbuku.com. jakarta.
Roy Ratumakin 2018. Benahi kinerja pelayanan kesehatan.
redaksi@tabloidjubi.com Rabu ,31 Oktober 2018.
Suyanto(2011) Metodologi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Nuha Medika –
Yogyakarta.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kualitatif Sugiyono. Jakarta.
Wahyu Ratna (2013). Sosiologi dalam Keperawatan, Pustaka Baru. Yogyakarta.

40
Bungin, B., 2010. Penelitian Kualitatif. Komunikasi. Ekonomi, Kebijakan Publik,
Dan Ilmu Sosial Lainya,Edisi Pertama,Cetakan ke-2, Jakarta:
Kencana.
Cheng and Whittemore. 2008. An Engineering Approach to Improving Hospital
Supply Chains. USA.
Hasibuan,SP.,2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2.Bumi Aksara.
Jakarta.
Wiratna Sujaweni(2014) Metode Penelitian Keperawatan, Gava Media –
Yogyakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai