Anda di halaman 1dari 164

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


DENGAN KOMPLEMENTER BERBASIS KELUARGA PADA NY. W
UMUR 27 TAHUN DI KLINIK PRATAMA MITRA, KARANGMOJO,
WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan


Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga
Universitas Respati Yogyakarta

Disusun Oleh :
SEPTI JUWARINA PUTRI
17150025

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020

HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


DENGAN KOMPLEMENTER BERBASIS KELUARGA PADA NY. W
UMUR 27 TAHUN DI KLINIK PRATAMA MITRA,
KARANGMOJO, WONOSARI, GUNUNG KIDUL
Tugas Akhir Ini Dipersiapkan Dan Disusun Oleh
Septi juwarina putri
17150025

Telah diperiksa, disetujui, dan disiapkan untuk dipertahankan dihadapan Tim


penguji Tugas Akhir Universitas Respati Yogyakarta, Pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 10 September 2020
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Universitas Respati Yogyaarta

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Setyo Mahanani,N, SST, M.Kes Purwanti S.T r Keb.SKM.MM


NIK. 450612004 NIK. 196701011990012001

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


DENGAN KOMPLEMENTER BERBASIS KELUARGA PADA NY. W
UMUR 27 TAHUN DI KLINIK PRATAMA MITRA,

ii
KARANGMOJO, WONOSARI, GUNUNG KIDUL

Disusun Oleh
Septi juwarina putri
17150025
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal 10 September 2020
Susunan Dewan Penguji
Penguji I
Setyo Mahanani Nugroho, SST.M.Kes
NIK. 450612004 ( )
Penguji II
Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc
NIK. 450605002 (
)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan
Program Diploma Tiga

Almira Gitta Novika, S.SiT., M.Kes


NIK.450 607 006

DAFTAR SINGKATAN

AH : Anak Hidup
ASI : Air susu Ibu

iii
ANC : Antenatal care
AKI : angka kematian Ibu
AKB : Angka kematian Bayi
APN : Asuhan Persaliana Normal
APD : Alat pelindung Diri
BB : Berat badan
BBL : Bayi baru lahir
BBLR : Bayi berat lahir rendah
DJJ : Denyut jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat tinggi
IM :Intra muskular
IMD : insiasi menyusu dini
INC : Intra Natal Care
JK : Jenis kelamin
KB : Keluarga berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KU : Keadaan Umum
KMK : Kecil masa kehamilan
KN : kunjungan Neonatal
Mg : Miligram
MmHg : Milimeter Hadrogirum
N : Nadi
PTT : Penegangan Tali Pusat Terkendali
PNC : Post Natal Care
R : Respirasi
TD : tekanan Darah
TT : Tetanus Toksoid
TFU : Tinggi Fundus Uteri
WHO :Word healt Organitation

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 ukuran TFU dengan jari.................................... 5


Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT..................................... 6

v
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Septi Juwarina Putri
NIM : 17150025
Peminatan : prodi kebidanan program diploma tiga

vi
Judul Kasus :Asuahan Kebidanan Komprehensif dan
Berkesinambungan dengan Komplementer
Berbasis Keluarga Pada Ny.W usia 27
tahun Di Klinik Pratama Mitra,
Karangmojo Wonosari Gunung Kidul
Diajukan untuk diuji pada hari :
dan tanggal
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam Laporan
Tugas Akhir ini : (1) tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain
yang saya ambil dengan caara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau simbol yang menunnjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran
dari penulis lain, yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya slin, tiru atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya; (3) tidak
terdapat proses rekayasa data dan atau melakukan perubahan data penelitian orang
lain yang saya akui sebagai data hasil penelitian saya.
Apabila dikemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada naskah ini
baik sengaja maupun tidak, saya menyatakan menarik Laporan Tugas Akhir yang
telah saya ajukan sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan izasah yang telah
diberikan oleh Uiversitas Respati Yogyakarta dinyatakan BATAL dan segala
konsekuensi hukum yang ada melekat pada saya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta,

Yang membuat pernyataan

Septi Juwarina Putri

Nama Institusi : Universitas Respati Yogyakarta


Nama Penulis : Septi Juwarina Putri

vii
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif dan Berkesinambungan Dengan
Komplementer Berbasis Keluarga pada Ny.W umur 27 tahun di
Klinik Pratama Mitra Karangmojo, Wonosari, Gunungkidul
Jumlah Bab dan Halaman :

GAMBARAN KASUS

Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang diberikan pada ibu saat
hamil, bersalin, bayi baru lahir, sampai dengan nifas selesai. Asuhan kebidanan
komprehensif kepada bertujuan untuk mendeteksi dini adanya permasalahan yang
terjadi pada ibu hamil. Kasus diambil di Klinik Pratama Mitra Gunungkidul. ANC
I tanggal 26 Desember 2019, Ny. W G3P1A1Ah1 umur 27 tahun hamil 32 +4
minggu dengan kehamilan normal. ANC II tanggal 3 Januari 2020 dengan umur
kehamilan 35+2 minggu Normal. Kunjungan ANC III pada tanggal 10 Januari 2020
dengan kehamilan 38 Minggu Normal. ANC IV pada tanggal 29 Januari 2020
dengan kehamilan 39+4 Minggu Normal. Tanggal 29 Januari 2020 pukul 00.05
WIB Ny.W datang keluhan mules-mules. Hasil pemeriksaan Ny.W G3P2A1Ah1
umur 27 Tahun hamil 39 minggu Normal dalam persalinan kala 1 fase laten
normal, keadaan ibu baik, pembukaan 3 cm tipis dan keadaan janin tunggal,
preskep, DJJ teratur. Tanggal 29 Januari 2020 Pukul 15.50 WIB Ny.W
G3P2A0Ah2, umur 27 tahun hamil 39+4 minggu dalam persalinan kala II normal,
keadaan umum ibu dan janin baik. Pukul 15.50 WIB bayi lahir spontan, jenis
kelamin laki-laki, berat badan 3000 gram, panjang badan 49 cm, Lila 12 cm.
Pukul 15:50 WIB Ny.W P2A1Ah2 dalam persalian kala III normal, plasenta lahir
spontan. Tanggal 29 Januari 2020 pukul 15:50 WIB Ny.W P2A1Ah2 dalam
persalinan kala IV Normal dan keadaan bayi normal. Tanggal 30 Januari 2020
pukul 22:35 WIB Ny.W P2A1Ah2 8 Jam post partum normal, keadaan umum
baik. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, umur 8 jam keadaan bayi
normal. Tanggal 10 Febuari 2020 kunjungan nifas II pada Ny.W P2A1Ah2 nifas
hari ke 12 normal, Neonatus hari ke 12 hari dalam keadaan baik, Tanggal 4 maret
2020 kunjungan III ibu nifas hari ke 35, keadaan ibu baik, dan ibu sudah
memutuskan untuk menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan. By. Ny.W umur 35
hari dengan neonates normal.

KATA PENGANTAR

viii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul Asuhan
Kebidanan Konprehensif Dan Berkesinambungan Dengan Komplementer
Berbasis Keluarga Pada Ny. W Umur 27 Tahun Di KLINIL PRATAMA MITRA
PURWANTI S,T r Keb,SKM.MM Karangmojo,Selang,Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada program studi D-III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penulis banyak
mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :
1. Prof.Dr.dr.Santoso,MS,SP.Ok selaku Rektor Universitas Respati Yogyakarta.
2. Wahyu Rochdiat M,M.Kep.,Ns,Sp.Kep.J Selaku PLT.Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
3. Almira Gitta Novika, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
4. Purwanti S.Tr Keb, SKM.MM selaku Tempat Pembimbing Lahan
5. Setyo Mahanani Nugroho, SST. M,Kes selaku Pembimbing Institusi yang
sudah membimbing dan banyak memberikan masukan dan meluangkan waktu
dengan sabar untuk membimbing dan arahan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini.
6. Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc selaku penguji 2 yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dalam laporan tugas akhir ini.
7. Keluarga Ny.W yang telah bersedia untuk diberikan Asuhan Komprehensif
dan Berkesinambungan Dengan Komplementer Berbasis Keluarga.
8. Keluarga Bapak, Ibu, Adek, Junaidi Adeluan L, Rian, Yuni F, Oktaviani Lilis,
Meta, Vila, Dara dan semua keluarga yang tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan doa yang dipanjatkan,sehingga penulis dapat bersemangat
dalam mengerjakan tugas LTA ini.

ix
9. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah ikut serta membantu dan mendukung
dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini,yang tidak dapat penulis saya
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya laporan ini jauh dari kata sempurna.
Semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak. Dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak
berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

Yogyakarta, September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................14
A. LATAR BELAKANG..............................................................................14
B. TUJUAN...................................................................................................17
1. Tujuan Umum……………………......……………….……………….20
2. Tujuan Khusus………………........……………….…………………..21
3. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus……..….....………………….22
BAB II TINJAUAN TEORI……………………..........…………………….18
A................................................ANTE NATAL CARE……………………
.......................................................................………………..………….. 23
1. ANC Terpadu…………………...……………….……………………24
2. Asuhan Keibdanan Pada kehamilan Tm III………….………………..25
3. Adaptasi Perubahan Fisik…………………………….……………….26
4. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester III…….…….……….27
5. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester III…...…….………...……28
6. Adaptasi Psikologi…………………………………………………….29
B...............................................................................INTRA NATAL CARE
1.
Pengertian……………………………………………………………30
2.
Jenis-Jenis Persalianan………………………………………………31
3.
Faktor-Faktor Dalam persalinan……………………………………..32
4.
Tahap-Tahap Dalam persalinana…………………………………….34
5.
Asuhan Komplementer Dalam masa persalinan……………………35
C. NEONATAL CARE
1.Pengertian…………………………………..………………………..36
2.Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir…………………………….……...………37
3.Asuhan Bayi Bari Lahir…………………………………….……….38
4.Evidance Based……………………………………………………..39
5.Asuhan Komplementer Pada Neonatus Bayi Dan Balita……….40
6.Pengertian Imunisasi…………………………………………………..41
Pengertian……………………………………………………………
D. POSTNATAL CARE
1. Pengertian……………………………………………..………42
2. kebutuhan Dasar Ibu NIfas……………………………………43
3. Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas…………………...……44
4. Tanda Bahaya Masa Nifas…………………………………….45
5. Kunjungan Masa Nifas………………………………………..46
6. Asi Ekslusif…………………………………………….……..47
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian……………………………………………………..48

xi
2. Macam -macam Kontrasepsi…………………………………..49
3. Asuhan Komplementer………………………………………….50
BAB III TINJAUAN KASUS ……..............................................................104
A. Kunjungan ANC ……………………………………………...…115
B. Kunjungan INC …………………………………118
C. Kunjungan PNC
D. Kunjungan BBL dan Neonatus…………….........…………………..162
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................169
A. Antenatal Care………………….………...…………………..Error!
Bookmark not defined.
Intranatal Care……..........................……………………................Error!
Bookmark not defined.
Postnatal Care……………………..……………………………Error!
Bookmark not defined.
Bayi Baru Lahir………..……………......……………......…….Error!
Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................177
A. Kesimpulan………………………………………………..
………..Error! Bookmark not defined.
B. Saran………………………………………….…………………..Error!
Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................181

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan Komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil,
bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung dengan
aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa nifas
(Lapau, 2015).
Comunity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yan
g terus -menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan yan
g berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan,pelayanan kebidanan yang dilak
ukan mulai prakonsepsi,awal kehamilan ,selama semua trimester, kelahiran,sampa
i 6 minggu pertama postpartum,tujuannya adalah untuk membantu upaya percepat
an penurunan AKI (Legawati,2018)
Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian yang fisiologis dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga, dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu diperlukan peran
petugas kesehan dalam membantu seluruh rangkaian proses persalinan agar
berlangsung dengan aman.baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan. Oleh
karena itu, diperlukan bidan yang trampil dan berkualiatas dengan pendidikan
kebidanan.
Bidan memiliki peran penting dalam melaksanakan asuhan komprehensif yan
g mandiri, kolaborasi ,maupun melakukan rujukan yang tepat. Oleh karena itu, bid
an dituntut untuk mampu mendeteksi secara dini adanya tanda dan gejala komplik
asi kehamilan,memberikan pertolongan kegawatdaruratan, melakukan stabilisasi d
an mampu melakukan rujukan dengan tepat (Ambarwati 2018). Manfaat asuhan k
ebidanan secara komprehensif berkesinambungan (continuity of care) adalah supa
ya bidan lebih bisa memahami filasofi asuhan kebidanan, dimana filasofi kebidana

1
2

n merupakan keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebgai keran
gka pikir dalam memberikan asuhan kebidanan (Pratimi, 2014).
Menurut Data Dinkes Daerah Yogyakarta (2018) menunjukkan bahwa jumlah
kematian ibu di DIY tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2013 (46 ibu). pada tahun 2015 penurunan jumlah kematian ibu
sangat siknifikan hingga menjadi sebesar 29 kasus. Namun pada tahun 2016
kembali naik tajam menjadi 39 kasus dan kembali sedikit turun menjadi 34 pada
tahun 2017. Kasus terbanyak terjadi di kabupaten Gunung Kidul (12 kasus) dan
terendah di kabupaten kulon progo (3 kasus),penyebab kematian ibu yang paling
banyak ditemukan di DIY adalah karena jantung (10), Emboli (1), syok (3),
sepsis/infeksi (5), perdarahan (5), eklamsi (1), pre eklamsi (3), pnemonia (2),
hipertiroid (2), kejang hipoksia (1), belum diketahui (1) (Dinkes,2018).
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi
merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada kehamilan cukup bulan
37-42 minggu terjadi persalinan dan kelahiran normal, persalinan dimulai dari
proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir
(Saifuddin, 2009 ).
DIY Yogyakarta tercatat kematian ibu sebanyak 34 di tahun 2017. kasus
terbanyak terjadi dikabupaten Gunung kidul (12 kasus) dan terendah dikabupaten
kulon progo (3 kasus) (Dinkes DIY,2017)laporan puskesmas patuk 1 tahun 2018.
terdata ibu hamil yang dapat melakukan deteksi faktor resiko (DFR) oleh
masyarakat sebanyak 46 orang dan Ibu hamil yang dapat melakukan deteksi
faktor resiko tingggi yang ditemukan oleh tenaga kesehatan sebanyak 45
orang.Data jumlah yang mengikuti kelas ibu hamil dalam setahun sebanyak 145
orang (65,32%) (Dinkes kab. GunungKidul, 2018). Berdasarkan Data tersebut
program pelaksanaan kelas ibu hamil , dipuskemas patuk 1 perlu ditingkatkan
untuk mencapai target pemerintah 90% keikutsertaan kelas ibu hamil disetiap
puskesmas ditahun 2019 ini.
Klinik Pratama Mitra Karangmojo, Wonosari, Gunungkidul adalah salah satu
tempat pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan asuhan kebidanan
komprehensif. Serta sudah melaksanakan asuhan kebidanan komplementer. Ny.W
3

adalah salah satu pasien hamil di Klinik Pratama Mitra. Hasil pengkajian yang
dilakukan penulis kepada Ny. W berumur 27 tahun dengan kehamilan normal.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan
Kebidanan Komprehensif dan Berkesinambungan dengan komplementer berbasis
keluarga pada Ny.W Umur 27 Tahun di Klinik Pratama Mitra Karangmojo,
Wonosari, Gunungkidul.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
berkesinambungan dengan komplementer berbasis keluarga pada Ny. W di
klinik pratama mitra Purwanti S Tr. Keb. SKM.MM Gunung Kidul
Yogyakarta dengan menggunakan Manajemen kebidanan Varney dan
pendokumentasian Menggunakan SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian, menentukan diagnosa , merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi tndakan pada ibu hamil Ny. W
b. Dapat melaksanakan pengkajian, menentukan diagnosa,
merencanakan, melaksanakan dan mengevalusi tindakan bersalin.
c. Dapat melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi tindakan pada ibu nifas dan KB
d. Dapat melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan,
melaksanakan dan mengevalusi tindakan pada BBL dan Neonatus
bayi Ny.W

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS


Pengambilan kasus dilakukan di Klinik Pratama Mitra dengan menerapkan
asuhan kebidanan yang dimulai tanggal
1. 27 /Desember/2019 : ANC 1 Di Klinik Pratama Mitra
03/januari/2020 : ANC 2 Di Klinik Pratama Mitra
18/januari/2020 : ANC 3 Di rumah Ny.W
4

28/januari/2020 : ANC 4 Di Klinik Pratama Mitra


2. 29/januari/2920 : INC dan BBL di Klinik Pratama Mitra
3. 29/januari/2020 : PNC 1 Di Klinik Pratama Mitra
08/februri/2020 : PNC 2 Di Klinik Pratama Mitra
04/maret/2020 : PNC 3 Di Klnik Pratama Mitra
4. 29/januari/2020 : kunjungan neonatus 1 Diklinik pratama mitra
08/febuari/2020 : kunjungan neonatus 2 Dklinik pratama mitra
22/febuari/2020 : kunjungan neonatus 3 Dklinik pratama mitra
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Antenatal Care
1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014). Antenatal
Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada wanita
selama hamil, misalnya pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dari
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyono
dan putrono,2016)
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-
14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam
rahimnya terdapat embrio atau fetus.kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi
hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus
yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (kuswanti
2014)jumlah ibu hamil diindonesia pada tahun 2017 tecatat sekitar 5.324.562
jiwa, sedangkan dijawa tengah jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa
(Kemenkes RI 2018)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir kehamilan di bagi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan , triwulan
ketiga dari bulan ketujug sampai 9 bulan (Prawirohardjo,2009)
6

Kehamilan merupakan suatu proses fisiolgi yang hampir selalu terjadi pada setiap
wanita, kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum , tumbuh dan
2. ANC Terpadu
Pelayanan antenatal yang terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu
dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya. Tujuan
ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengn seht,
bersalin degan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan antenatal
secara keseluruhan meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Mengupayakan kehamilan yang sehat.


b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit komplikasi
kehamilan.
c. Melakukan penatalaksanaan awal kasus serta rujukan cepat dan tepat waku
bila diperlukan.
d. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
e. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan bila
terjadi penyulit komplikasi (Sari, 2015)
3. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan TM III
Tujuan Asuhan Antenatal Care:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu
juga bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedaha.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
7

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani, 2015).
4. Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal Care
Menurut Walyani (2015), jadwal pemeriksaan antenatal merupakan
pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid,
pemeriksaan ulangnya dilakukan setiap bulan sampai umur kehamilan pada
trimester II (6 sampai 7 bulan), setiap 2 minggu sampai kehamilan trimester III (8
bulan). Dan setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan.
Menurut Prawirohardjo (2014), pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia 28 minggu,selama kehamilan 28-38 minggu dan sebanyak 2
kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.
5. Standar Pelayanan Pada Kehamilan TM III
Standar asuhan kebidanan dibagi menjadi 10 standar yang lebih dikenal
dengan 10 T yaitu :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Timbang berat Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil.
Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai panduan apabila terjadi sesuatu
pada kehamilan, apabila tinggi badan <145 cm kemungkinan ibu resiko
panggul sempit. Penambahan berat badan pada trimester I berkisar 0,5 kg
setiap bulan. Di trimester II-III, kenaikan berat badan bisa mencapai 1,5 kg
setiap minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan berjumlah
sekitar 11-13 kg dari berat badan sebelum hamil. Seperti bengkak kehamilan
kembar, hingga kehamilan dengan obesitas bisa diketahui (Yuli,2016).
b. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah atau tensi selalu dilakukan secara rutin. Tekanan
darah yang normal berada di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari
140/90 mmHg, maka terdapat dampak factor resiko gangguan pada
8

kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia bisa mengancam kehamilan


Anda karena hipertensi atau tekanan darah tinggi (Marmi,2017).
c. Menilai Status Gizi Dengan LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrinning ibu
hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK). Kurang Energi Kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tshun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan BBLR atau Bayi Berat Lahir Rendah
(Sulistyawati, 2012).
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran TFU berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
tidaknya dengan usia kehamilan berkembang didalam uterus selama 259 hari
atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama ,2014).
Tabel 2.3 ukuran TFU dengan jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uterus (TFU)
(Minggu)
12 minggu 1-2 jari di atas simfisis
16 minggu Pertengahan antara pusat-simfisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat – prosesus xiphoideus (px)
36 minggu 2 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat - prosesus xiphoideus (px)
Sumber: Prawirohardjo (2002) melalui Sari, dkk (2015).
e. Menentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasi janin yaitu apabila pada kehamilan lanjut bagian
terendah janin bukan kepala kemungkinan ada kelainan letak janin.
1) Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dan bagian janin yang
terletak di Fundus Uteri dengan kedua telapak tangan.
2) Leopold II : Menentukan bagian janin pada sisi kiri dab kanan perut ibu.
3) Leopold III : Menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah
uterus. Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(diatas symphisis) sementara tangan yang lainya menahan Fundus.
9

4) Leopold IV : Menentukan apakaah janin sudah masuk ke pintu atas


panggul atau belum (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu).
Jika DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ lebih cepat dari 160x/menit
menunjukkan bahwa adanya gawat janin (Sulistyawati, 2012)
f. Skrinning Status Imunisasi TT dan Pemberian Imunisasi TT
Pemverian imunisasi TT pada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapat suntikan TT sesuai anjuran
petugas kesehatan untuk menvegah tetanus pada ibu dan bayi.
Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama %
minimal) Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan pertama - -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT 4 Seumur hidup 99
Sumber : Prawirohardjo (2014)
g. Pemberian Tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil, harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Oleh karena itu ibu hamil
mulai diberikan satu tablet sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet
besi diminum jangan bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Prawirohardjo, 2014).
h. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
Pemeriksaan laboratorium seperti tes golongan darah untuk mempersiapkan
donor darah jika diperluka,tes Hemoglobin(HB) untuk mengetahui apakah
ibu kekurangan darah (Anemia ),tes pemeriksaan urine,tes pemeriksaan darah
lainnya seperti (sifilis HIV, Malaria, dan TBC).
i. Temu Wicara (Konseling)
Menurut Marmi (2013), ibu hamil harus memeriksakan kehamilan selama
masa kehamilannya. Tenaga kesehatan menjelaskan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawa,persalinan dan inisiasi menyusu dini
(IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, keluarga berencana
10

dan imunisasi. Adapun tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan


pemeriksaan kehamilan meliputi rumah sakit, puskesmas, posyandu, bidan
praktek swasta dan dokter praktek.
j. Tatalaksana Kasus
Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan
program kebijakan ANC sebagai berikut (Sari dkk, 2015).
1) Kunjungan ANC dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan :
a) Satu kali pada trimester 1 sebelum usia kehamilan 14 minggu.
b) Satu kali pada trimester II usia kehamilan 14 – 28 minggu.
c) Dua kali ada trimester III usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
Hal ini juga sama yang disampaikan oleh Marmi (2014), bahwa standar
minimal kunjungan kehamilan yaitu:
a) Trimester 1 sebanyak 1 kali kunjungan.
b) Triester II sebanyak 1 kali kunjungan.
c) Trimester III sebanyak 2 kali kunjungan.
2) Pemberian Suplemen Mikronutrien
3) Imunisasi TT 0,5 cc
4) Pembagian Trimester
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu sebagai berikut (Marmi,
2014) :
a) Kehamilan trimester I, antara 0 - 12 minggu.
b) Kehamilan trimester II, antara 13 – 28 minggu.
c) Kehamilan trimester III, antara 28 – 40 minggu
6. Adaptasi perubahan Fisik
Perubahan yang terjadi pada saat hamil, bersalin, dan nifas adalah
perubahan yang hebat dan menakjubkan sistem-sistem tubuh berubah dengan
otomatis menyusuaikan dengan keadaan hamil. Bersalin dan nifas , berikut ini
adalah perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada pada
masa hamil yaitu sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi
Aksi Hipotalamus -Hipofisis-Ovarium
11

1) Selama hamil esterogen dan progesteron menekan sekresi FSH dan LH


2) Amturasi folikel, ovulasi dan menstruasi menjadi terhenti.
3) Setelah implantsi, ovum yang dibuahi dan vili korionik memproduksi
HCG yang mempertahankan korpus luteum untuk produksi estrogen dan
progesteron selama 6-10 minggu 1 kehamilan sampai plasenta terbentuk.
b. Uterus
Uterus yang semula nesarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram
saat akhir kehailan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar. Lunak dan dapat mengikat pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin(Manuba,2010)
Terjadi pembesaran uterus yang terjadi akibat :
1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
2) Hyperplasia (reproduksi selaput otot fibroelastis yang sudah lama).
3) Perkembangan janin
Usia kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari diatas sympisis
16 Pertengahan pusat sympisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusar -prosesus
xiphoudeus (px ) 3 jari dibawah
prosesus xiphoudeus (px)
36 Prosesus xiphodeus (Px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
Xiphodeus
(Manuba,2010)
7. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus sebagai ruang untuk
menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh.Perubahan ini disebabkan antara
lain :
a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
12

b) Hipertrofi dan hiperpklasi (pertumbuhan dan perkembangan jaringan


abnormal)yang menyebabkan otot Rahim menjadi l;ebih besar/lunak dan
dapat mengikuti pembesaran Rahim karena pertumbuhan jaringan.
c) Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lender Rahim selama hamil.
Ukuran uterus sebelum hamil sekitar 8x5x3 cm dengan berat 50 gram
(Sunarti,2017) .
2) Payudara
Pada kehamilan trimester III pembentukan lobules dan alveoli mulai
memproduksi dan mensekresi cairan yang kental kekuningan yaitu kolostrum,
aliran darah didalamnya mulai melambat, payudara tampak lebih besar,areola
menjadi warna merah muda dan putting menjadi lebih erektil (Marmi,2017).
Umur kehamilan (Minggu) Perubahan
2-4 minggu Rasa penuh pada payudara
6 minggu pelebaran pembuluh darah dan sedikt nyeri
8 minggu pelebaran pembuluh darah vena disekitar
mammae
8 minggu kelenjer montogemery mulai tampak
12 minggu pengelapan disekitar areola dan putting
16 minggu colostrum sudah mulai keluar
(Manuaba, 2012)
3) Vagina
Vagina Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina. Peningkatan
vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan
tanda Chadwick (Kumalasari, 2015)
4) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Perubahan-
perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin
pada kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang
hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Serviks
13

menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan (Sutanto


dan Fitriani, 2016).
b. Sistem pernafasan
Pernafasan akan meningkat dua kali perminit, karena diafgram naik 4 cm dan
diameter melintang dada menjadi 2 cm. Pada akhir kehamilan ventilasi
pernafasan meningkat 40% sehingga bisa mengakibatkan resiko hiperventilasi
pada ibu. Kecepatan napas pada ibu hamil sebenarnya tidak berubah, tetapi
volume tidal (tidal volume) dan resting minute ventilation, meningkat secara
bermakna dengan perkembangan kehamilan (Sari dkk, 2015).
c. Sistem perkemihan
Pada system perkemihan akan terjadi peningkatan sensitivitas kandung
kemih.Pada trimester pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga, menimbulkan sering berkemih,pada
trimester kedua kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul kearah
abdomen. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, bila
uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali
(Walyani, 2015).
d. Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan janin dan plasenta yang tumbuh pesat,
wanita hamil mengalami perubahan-perubahan metabolik yang besar. Pada
trimester ke-3, laju metabolik basal ibu meningkat 10-12% dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil. Hal ini meningkat lagi sebanyak 10% pada
wanita dengan gestasi kembar. Dari sudut pandang lain, tambahan kebutuhan
total energi selama kehamilan mencapai 80.000 kkal atau sekitar 300
kkal/hari (Walyani,2015).
e. Sistem Pencernaan
Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi
hati berubah dan absorbsi nutrien meningkat.Aktivitas peristaltik menurun,
akibatnya bising usu menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah umum
14

terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, menyebabkan


hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan (Marmi, 2017).
f. Peningkatan Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9
kg diperoleh dari 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan
dengan resiko komplikasi rendah selama kehamilan dan persalinan serta berat
badan bayi lahir rendah.Pada trimester tiga tejadi kenaikan berat badan sekitar
5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan
11-12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg (Walyani,
2015).
Tabel 2.4 Indeks Masa Tubuh
KATEGORI IMT REKOMENDASI
Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber: (Walyani, 2015).
g. Sistem Endokrin
Pada saat kehamilan aterm, hormon prolaktin akan meningkat 10 kali lipat.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun.
Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui. Kelenjar tiroid akan
mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari
hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada
kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone androstenedion,
testosteron, dioksikortikosteron, akan meningkat. Sementara itu,
dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun (Prawirohardjo, 2011).

8. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III


15

a. Perubahan psikologi Trimester III


Adaptasi psikologis ibu hamil berkaitan dengan bayangan risiko
kehamilan dan proses persalinan, sehingga wanita hamil sangat emosional
dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin
akan dihadapinya (Prawirohardjo,2014)
Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewspadaan,
diantaranya:
1) Ibu mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
2) Perasaan was-was dan cemas mengingat bayi dapat lahir kapan pun.
Sehingga ibu menunggu dan lebih memperhatikan tanda dan gejala
persalinan yang muncul.
3) Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan mulai
timbul pada waktu melahirkan.
4) Rasa tidak nyaman, ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung
dan jelek, sehingga ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.
5) Ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil, persaan mudah terluka
(sensitif).
6) Ibu seringkali merasa khawatir atau takut jika bayi yang dilahirkan tidak
normal.
b. Kebutuhan psikologi Ibu hamil
1) Dukungan Pasangan
Dukungan pasangan sangat diperlukan oleh ibu hamil pada saat
masa kehamilan agar meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan. Tugas pasangan yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan
istri,sehingga ibu lebih terbuka dengan masalah atau keluhan yang
sedang dia alami(Prawirohardjo,2014).
2) Dukungan Keluarga
16

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan saat kehamilan mendukung


dan memberikan pengertian dengan mengurangi beban kerja ibu, ibu
hamil sering merasakan ketergantungan terhadap orang lain, karena saat
hamil lebih merasa memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang
yang berarti baginya. Dalam hal ini keluarga harus menjadi bagian untuk
memberikan motivasi (Sari, dkk, 2015).
3) Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan juga diperlukan oleh ibu hamil melalui
kerabat dan tetangga seperti melakukan doa bersama untuk keselamatan
ibu dan bayi, membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil
dan melahirkan, kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa, menunggui
ibu ketika melahirkan.
4) Support dari tenaga kesehatan
Memberi support atau dukungan moral bagi ibu,meyakinkan bahwa
ibu dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakan ibu
merupakan sesuatu hal yang normal. Hasrat seksual tidak seperti pada
trimester sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut
yang semakin membesar dan adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu
pada bayinya (Marmi, 2013).
5) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Ketidaknyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada ibu
selama kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga sangat diharapkan
agar dapat memberikan perhatian dan mengatasi masalah yang terjadi
selama kehamilan. Dukungan dari suami, keluarga yang lain dan tenaga
kesehatan dapat memberikan perasaan aman dan nyaman
selama kehamilan,menerima tanda-tanda bahwa ibu dicintai dan
dihargai,merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap bayi
tersebut didalam keluarga(Sari, dkk, 2015).

6) Persiapan menjadi orang tua


17

Persiapan dapat dilakukan dengan banyak konsultasi dengan orang


yang mampu untuk membagi pengalamannyaq dan memberikan nasihat
mengenai persiapan menjadi orang tua,selain persiapan mental hal yang
harus disiapkan persiapan ekonomi.
9. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III
a. Mudah Lelah
Pertambahan berat badan dan membesarnya ukuran janin bisa membuat
ibu hamil lebih mudah kelelahan. Untuk meringankannya ibu bisa
memperbanyak waktu istirahat dan tidur lebih awal,mengonsumsi makanan
sehat setiap hari, untuk menambah tenaga dan mencukupi kebutuhan nutrisi
rutin melakukan olahraga seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga untuk ibu
hamil luangkan waktu untuk berolahraga setidaknya 20 hingga 30 menit
setiap hari minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi,membatasi
kegiatan yang tidak penting (Marmi,2017).
b. Sakit Punggung Bagian Bawah
Terjadi karena kurvatur dari vertebra lumbosacral yang meningkat saat
uterus terus membesar, spasme otot karena tekanan terhadap akar saraf,
adanya kadar hormon yang meningkat sehingga cartilage didalam sendi-sendi
besar menjadi lembek. Untuk meringankannya gunakan bantal untuk
diletakkan dibawah punggung, hindari tidur terlentang terlalu lama, hindari
aktivitas berlebih, dan perbanyak istirahat tidur miring kiri (Marmi, 2017).
c. Sesak Nafas
Terjadi dikarenakan diafragma terdorong ke atas sehingga
mengakibatkan sesak nafas,apabila mengalami hal demikian posisikan badan
bila tidur menggunakan bantal pada daerah kepala dan bahu agar merasa lebih
nyaman sehingga paru-paru bisa mengembang dengan baik.
d. Bengkak
Penekanan pembesaran uterus pada pembuluh vena mengakibatkan
darah balik dari bagian bawah tubuh terhambat,sehingga menyebabkan kaki
dan tungkai menjadi bengkak. Untuk meringankannya dianjurkan untuk
banyak minum ,mengkompres dingin dan meninggikan kaki pada saat duduk
18

dan beristirahat,posisi menghadap kesamping pada saat berbaring


(Marmi,2017).
e. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit terjadi dikarenakan peningkatan hormone
progesterone yang menyebabkan relaksasi oto sehingga usus kurang
efisen,perubahan uterus yang semakin membesar sehinggah uterus menekan
pada daerah perut,kurang mengkonsumsi makan makanan yang berserat. Cara
mengatasi konstipasi yaitu minum air putih yang cukup makan makanan yang
berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan serta berolahraga secara
teratur.
f. Insomnia
Insomnia terjadi biasanya dikarenakan oleh gerakan janin
menguat,kram otot,sering buang air kecil dan bertambahnya ukuran rahim.
Cara meringankannya ibu diharapkan menghindari kafein,menghindari kafein
dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung
berdebar,sejukkan kamar tidur usahakan tidur sebentar di siang hari
sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika
ibu terlalu lama tudur siang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
g. Sering buang air kecil
Disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik
vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur
malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi
peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan segera BAK jika terasa ada
dorongan untuk segera kosongkan kandung kemih, perbanyak minum pada
siang hari, hindari minum kopi, teh, cola, dan cafein (Sulistyawati, 2013).

h. Sakit Kepala
19

Biasa terjadi pada trimester II dan III disebabkan kontraksi otot/spasme


otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Cara
meringankan memassase leher dan otot bahu,mengompres panas/es pada
leher,berstirahat yang cukup, mandi menggunakan air hangat, lakukan teknik
relaksasi (Marmi,2017).
i. Kram Kaki
Kram pada kaki biasanya terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3,
dan biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf
dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium. Lakukan pengecekan tanda
homan, bila tidak ada lakukan masase dan kompres hangat pada otot yang
kram (Sulistyawati, 2013).
j. Perut Kembung
Perut kembung terjadi pada trimester II dan III. Hal ini berawal dari
Motilitas gastrointestinal menurun, menyebabkab terjadinya perlambatan
waktu pengosongan menimbulkan efek peningkatan progesterone pada
relaksasi otot polos dan penekanan uterus pada usus besar.Cara
meringankannya hindari makanan yang mengandung gas, mengunyah
makanan secara sempurna, posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi dada
ditempelkan ke lantai) hal ini dapat membantu ketidaknyamanan dari gas
yang tidak keluar (Marmi,2017).
k. Keluar cairan vagina
Peningkatan cairan vagina terjadi dikarenakan hiperplasia mukosa pada
vagina. Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar estrogen, pada awal kehamilan biasanya agak kental
dan mendekati persalinan lebih cair. Hal ini dapat dicegah dengan
meningkatkan kebersihan diri dengan mandi setiap hari,tetap menjaga
kebersihan.
10. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester III
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diwaspadai dalam
kehamilan lanjut adalah sebagai berikut:
a. Bengkak/oedema pada muka atau tangan
20

Bengkak pada muka atau tangan pada masa kehamilan merupakan hal
yang normal terjadi, apabila keadaan tersebut disertai dengan tekanan darah
tinggi dan sakit kepala sangat berbahaya pada kehamilan disertai apabila
setelah istirahat bengkak tidak hilang. Jika keadaan ini dibiarkan,ibu dapat
mengalami kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau eklamsia.
b. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam sering kali merupakan tanda bahaya yang
mengakibatkan kematian ibu dan janin.
1) Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan keadaan dimana plasenta lepas dari
tempat implantasi normalnya di rahim sebelum kelahiran dan merupakan
salah satu penyebab perdarahan ibu hamil pada trimester ketiga yang
terkait dengan kematian ibu dan janin.
a) Gejala ringan
Tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina sedikit,terlepas
sebagian kecil,tidak ada gawat janin, keadaan normal dan tanda-
tanda vital normal.
b) Gejala sedang
Perdarahan mulai terlihat banyak,nyeri rahim mulai muncul,
peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan
denyut nadi, uterus teraba tegang dan bagian janin susah teraba.
c) Gejala berat
Perdarahan vagina berat atau banyak terlepas hampir sempurna,nyeri
yang hebat, syok maternal,uterus tegang seperti papan bahkan terjadi
kematian pada janin.
2) Plasenta Previa
Kondisi dimana letak plasenta yang sangat rendah sehinggah
menutupi jalan lahir dan dapat berlanjut hingga sampai trimester ketiga.
a) Plasenta previa komplit atau totalis yaitu letak plasenta yang menutupi
seluruh jalan lahir plasenta yang menutupi. Pada jenis ini, jelas tidak
21

mungkin bayi dilahirkan secara normal, karena risiko perdarahan


sangat hebat
b) Plasenta previa parsial yaitu letak plasenta yang menutupi sebagian
jalan lahir, pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar.
c) Plasenta previa marginalis yaitu letak plasenta yang berada di tepi
jalan lahir hanya menutupi bagian tepi plasenta
d) Plasenta letak rendah yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang
2 cm dari ostium uteri internum. Risiko perdarahan tetap ada namun
tidak besar.
3) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan merupakan ketidaknyaman yang
normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang hebat yang menetap, tidak
hilang dengan beristirahat dan penglihatannya menjadi kabur merupakan
hal yang harus diwaspadai ibu kemungkinan adalah gejala dari pre
eklamsia.
4) Berat Badan Ibu Hamil Tidak Naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg krena
pertumbuhan janin dan bertambahnnya jaringan tubuh ibu akibat
kehamilan. Kenaikan berat badan biasanya terlihat nyata sejak usia
kehamilan 4 bulan sampai menjelang persalinan. Jika berat ibu tidak naik
pada akhir bulan ke 6, pertumbuhan janin mungkin terganggu yang akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin didalam kandungan.
5) Gerakan Janin Berkurang atau Tidak Ada
Pada keadaan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu,janin yang
sehat bergerak secara teratur minimal 3 kalidalam periode 3 jam. Jika
gerakan janin berkurang,melemah atau tidak bergerak sama sekali dalam
12 jam bisa disebabkan oleh aktivitas ibu yang berlebihan, janin
meninggal, perut tegang akibat kontraksi berlebihan, dan kepala sudah
masuk panggung (Marmi,2017).
22

6) Penglihatan Kabur
Penyebab pengelihatan kabur pada ibu hamil adalah akibat adanya
perubahan hormonal terutama pada masa kehamilan yang sudah
menginjak trimester ketiga tekanan darah cenderung tinggi pada ibu
hamil juga bisa menyebabkan pengelihatan selama kehamilan menjadi
kabur dan mengalami penurunan karena suplai darah ke retina yang tidak
baik.
7) Ibu Muntah dan Tidak Mau Makan
Pada kehamilan lebih dari 1 sampai 3 bulan hal yang normal jika ibu
sering mual muntah dan tidak nafsu makan. Namun jika tetap tidak mau
makan,muntah terus menerus sehinggah mengakibatkan ibu lemah dan
tidak dapat bangun keadaan tersebut berbahaya bagi janin dan kesehatan
ibu.
11. Standar Asuhan Kehamilan
a. Kunjungan Ante Natal Care Dilakukan minimal :
1) Satu kali pada trimester I (Usia kehamilan 0-14 minggu)
2) Satu kali pada trimester II (Usia kehamilan 14-28 minggu)
3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
(Prawirhardjo,2016 )
b. Kebijakan program
Standar asuhan kebidanan dibagi menjadi 10 standar yang lebih dikenal
dengan 10 T yaitu :
1) Pengukuran Tinggi Badan dan Timbang berat Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil.
Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai panduan apabila terjadi sesuatu
pada kehamilan, apabila tinggi badan <145 cm kemungkinan ibu resiko
panggul sempit. Penambahan berat badan pada trimester I berkisar 0,5 kg
setiap bulan. Di trimester II-III, kenaikan berat badan bisa mencapai 1,5 kg
setiap minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan berjumlah
sekitar 11-13 kg dari berat badan sebelum hamil. Seperti bengkak kehamilan
kembar, hingga kehamilan dengan obesitas bisa diketahui (Yuli,2016).
23

2) Pengukuran Tekanan Darah


Pengukuran tekanan darah atau tensi selalu dilakukan secara rutin. Tekanan
darah yang normal berada di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari
140/90 mmHg, maka terdapat dampak factor resiko gangguan pada
kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia bisa mengancam kehamilan
Anda karena hipertensi atau tekanan darah tinggi(Marni,2017).
3) Menilai Status Gizi Dengan LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrinning ibu
hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK). Kurang Energi Kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tshun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan BBLR atau Bayi Berat Lahir Rendah
(Sulistyawati, 2012).
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran TFU berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
tidaknya dengan usia kehamilan.
Tabel 2.1 Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22 minggu 24-25 cm diatas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm
32 minggu 29,8-30 cm
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm diatas simfisis
38 minggu 33 cm
40 minggu 37,7 cm diatas simfisis
Sumber : (Sari dkk,2015)
5) Menentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasi janin yaitu apabila pada kehamilan lanjut bagian
terendah janin bukan kepala kemungkinan ada kelainan letak janin.
a) Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dan bagian janin
yang terletak di Fundus Uteri dengan kedua telapak tangan.
b) Leopold II : Menentukan bagian janin pada sisi kiri dab kanan
perut ibu.
24

c) Leopold III : Menentukan bagian janin yang terletak di bagian


bawah uterus. Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(diatas symphisis) sementara tangan yang lainya menahan Fundus.
d) Leopold IV : Menentukan apakaah janin sudah masuk ke pintu
atas panggul atau belum (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu).
Jika DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ lebih cepat dari 160x/menit
menunjukkan bahwa adanya gawat janin (Sulistyawati, 2012)
6) Skrinning Status Imunisasi TT dan Pemberian Imunisasi TT
Pemverian imunisasi TT pada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapat suntikan TT sesuai anjuran
petugas kesehatan untuk menvegah tetanus pada ibu dan bayi.
Tabel 2…. Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu Lama Perlindungan % Perlindungan
minimal)
TT 1 Pada kunjungan pertama - -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT 4 Seumur hidup 99
Sumber : Prawirohardjo (2014)
7) Pemberian Tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil, harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Oleh karena itu ibu hamil
mulai diberikan satu tablet sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet
besi diminum jangan bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Prawirohardjo, 2014).
8) Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
Pemeriksaan laboratorium seperti tes golongan darah untuk mempersiapkan
donor darah jika diperluka,tes Hemoglobin(HB) untuk mengetahui apakah ibu
kekurangan darah (Anemia ),tes pemeriksaan urine,tes pemeriksaan darah
lainnya seperti (sifilis HIV, Malaria, dan TBC).
25

9) Temu Wicara (Konseling)


Menurut Marmi (2013), ibu hamil harus memeriksakan kehamilan selama
masa kehamilannya. Tenaga kesehatan menjelaskan mengenai perawatan
kehamilan,pencegahan kelainan bawaa,persalinan dan inisiasi menyusu dini
(IMD), nifas,perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif ,keluarga berencana
dan imunisasi. Adapun tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pemeriksaan kehamilan meliputi rumah sakit, puskesmas, posyandu, bidan
praktek swasta dan dokter praktek.
10) Tatalaksana Kasus
12. Asuhan Komplementer dalam Masa Kehamilan
Pada trimester III  keluhan-keluhan dan bayangan persalinan yang tidak
normal seringkali meningkatkan resiko kecemasan pada ibu hamil yang
berdampak pada peningkatan tekanan darah ibu. Oleh karena itu bidan perlu
memberikan asuhan untuk menghilangkan keluhan-keluhan ibu hamil tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan massage (Marmi,2018).
13. P4K
P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan dalam rangka
meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan Penulis Korespondensi : Analisis Implementasi
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam
Menyiapkan Calon Pendonor Darah Siap Pakai oleh Bidan Desa di Kabupaten
Pekalongan. J. Heal. Sci., . 2018. Indonesian Journal for Health Sciences V,
September 2018, persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas termasuk perencanaan mengikuti
metode KB pascasalin, dengan menggunakan stiker P4K sebagai media
pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2019).
Asuhan pada P4K terdiri dari::
a). Pemilihan tempat dan penolong saat bersalin.
b). Menyiapkan dana/kartu jaminan kesehatan.
c). Menyiapkan kendaraan.
26

d). Menyiapkan pendonor darah upaya pencegahan kegawat daruratan.


e). Dan metode KB yang ingin digunakan setelah melahirkan.

B. Intranatal Care
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir, proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam hasil konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi
teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan
bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi (Walyani, 2016).
Persalinan normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara
alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk
mengeluarkan bayi dan plasenta dari rahim ibu (Marmi,2017)
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui
jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir
spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Kuswanti, 2014).
Persalianan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban kelaur dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
servik (membuka dan menipis) dan terakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
servik ( Prawirohardjo 2011)
2. Jenis-Jenis persalinan
Marmi (2012), mengatakan bahwa bedasarkan caranya persalinan terbagi menjadi
3 yaitu :
27

a. Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlasung dengan kekuatan ibu


sendiri dan melaui jalan lahir tanpa bantuan alat-alat
b. Persalinan bantuan. Persalinan bantuan yaitu proses persalinan yang
berlasung dengan tenaga yang luar misalnya vakum extrasi, foreps, Sc
c. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya dengan induksi
persalinan
3. Sebab Terjadinya Persalinan
a. Penurunan Progesteron
Menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan dari
luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, serta
rangsangan mekanis menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
(Sari dkk, 2015).
Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan
kehamilan. Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron
yang mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena sintesa
prostaglandin di chorioamnion (Marmi, 2017).
b. Teori Oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar hormon oxcytosin meningkat, sehingga
dapat menimbulkan his/kontraksi otot-otot rahim.
c. Peregangan Otot-otot
Otot-otot rahim akan meregang dengan bertambahnya usia
kehamilan. Hal tersebut dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang
memicu terjadinya proses penurunan kepala janin.
d. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas salah satu penyebab
permulaan terjadinya persalinan ditambah dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi dalam air ketuban dan darah. Menigkat sejak
usia kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
(Marmi, 2017).
28

e. Teori Plasenta Menjadi Tua


Seiring matangnya usia kehamilan, Villi corialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunya kadar
estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus (Sulistiyawati,
2013).
f. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin memegang peranan
penting dalam proses prsalinan, pada kasus anencepalus untuk kehamilan
dan roses persalinannya menjadi lebih lama dari biasanya.
4. Faktor -faktor yang penting dalam persalinan
a. Power :
1) HIs (kontraksi otot rahim)
2) Kontraksi otot dinding perut
3) Kontraksi diafrgma atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan kontraksi ligmentum rontundum
b. Passage
Jalan lahir lunak yang berperan dalam proses persalinan adalah
sekmen uterus, servis uteri dan vagina . dismaping itu otot-otot jaringan
ikat ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan
dalam persalinan
c. Passager
janin dan plasenta
d. Psikologi
Dukungan dari keluarga terutama dari suami dapat mempengaruhi
psikologi ibu dalam persalinan
e. Penolong
Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan
posisi yang nyaman. sebagai penolong kita bisa memritahukan posisi
yang baik untuk ibu selama persalinan. Evidence Based
29

Tabel 2.5 Kala I

Tindakan Deskripsi dan Keterangan


Enema atau memompa
sebagai tindakan rutin. Tidak terbukti adanya manfaat, dapat menyebabkan rasa
ketidaknyamanan dan memalukan bagi pasien. Hanya
diberikan jika diminta oleh pasien.
Mencukur rambut
kemaluan sebagai Tidak terbukti dapat mengurangi morbiditos puerpuera.
tindakan rutin. Mungkin dihubungkan dengan infeksi pascapersalinan.
Pencukuran dihubungkan dengan ketidaknyamanan
karena rambut akan tumbuh kembali dan menyebabkan
aberasi minor, dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi
pasien atau membuat pasien malu.
Pemasangan kateter
sebagai tindakan rutin. Dihubungkan dengan meningkatnya infeksi salura
kemih.
Tidak memberikan
makanan dan minuman. Dapat berakibat dehidrasi dan ketosis.
Ketosis dihubungkan dengan menurunnya daya
kontraksi uterus.
Memisahkan pasien
dengan orang-orang yang Berhubungan dengan besarnya kemungkinan kasus SC,
berati dan pemberi dan APGAR skot < 7 pada menit ke-5.
dukungan.
Posisi telentang.
Dihubungkan dengan penurunan DJJ dan mungkin
dengan penurunan aliran darah uterus. Mengursngi
frekuensi dan kekuatan kontraksi uterus.
Mendorong abdomen.
Menyebabkan pasien merasa nyeri, terlebih lagi
berbahaya bagi bayi dan kaitannya dengan rupture
uterus.
Meneran sebelum
pemeriksaan serviks Menyebabkan edema serviks dan mungkin robekkan
lengkap. serviks.
Sumber: Sulistyawati, (2013).

Tabel 2.6 kala II


Tindakan Deskripsi dan keterangan
Kateterisasi secara Tindakan kateterisasi dapat mengakibatkan lecet
rutin. pada saluran kemih dan meningkatkan angka
kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Menekan fundus Tindakan ini menyebabkan rasa nyeri pada ibu dan
30

dengan tangan. tidak membantu kelahiran bayi bahkan dapat


menyebabkan rupture uterus.
Meneran dengan posisi Dapat menekan aorta distal dan menurunkan aliran
terlentang. darh ke uterus dan ekstremitas bawah serta
menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari
plasenta ke janinnya.
Meneran dengan nafas Dapat menyebabkan hipoksia janin intrauterus.
panjang.
Episiotomy sebagai Tidak jelas keuntungannya dalam pencegahan
tindakan rutin. perlukaan daerah perineum. Dapat menyebabkan
pengeluaran darah lebih banyak. Tidak melindungi
bayi dari perdarahan intracranial atau asfiksia
intrapartum. Dapat meninggalkan resiko kerusakan
kerusakan sfingter pada ibu, luka perineum lebih
dalam, dan resiko penyembuhan luka kurang baik.

Memutar leher bayi. Dapat menyebabkan kelemahan darah brakial.

Melakukan rangsangan Menepuk – nepuk tubuh tubuh bagian belakang


berlebihan. bayi atau bagian lain dapat mengakibatkan memar.
Menekan iga dapat menyebabkan fraktur,
pneumotoraks, dan respitarori distress.
Menghisap lendir Ada hubungannya dengan aritmia jantung, spasme
terlalu lama, dalam, dan laring, vasospasme arteri pulmonalis, dan gangguan
kuat. menghisap.
Membiarkan bayi basah Dapat menyebabkan bayi hipotermi.
atau tidak diselimuti
Orang-orang yang Dioperasi, dan menghindarkan depresi
berarti bagi pasien. pascapersalinan.
Posisi litotomi atau Posisi telentang dapat menurunkan aliran darah ke
telentang saat uterus sehingga mengurangi kekuatan dan frekuensi
melahirkan bayi. kontraksi uterus, saat meneran kadang-kadang
terjadi kram kaki, sehingga posisi litotomi membuat
rasa kurang nyaman.
Sumber : Sulistyawati, (2013).

5. Tahap -tahap dalam persalinan


a. Kala I
Tahapan dalam persalinan dimulai dari saat persainan sampai pembukaan
lengkap atau pembukaan 10 cm, (Marmi,2017).Kala I persalinan dibagi
menjadi 2 fase, yaitu:
1) Fase laten
31

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan


pembukaan serviks secara bertahap.Adanya pembukaan sampai
pembukaan serviks mencapai 3 cm atau serviks membuka kurang dari 4
cm. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap.Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravidarum) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara). Pada umumnya, fase aktif berlangsung hampir atau hingga 6
jam.
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase,yaitu:
a) Fase akselerasi, pembukaan 3 ke 4, dalam waktu 2 jam.
b) Fase kemajuan maksimal ,pembukaan 4 cm ke 9 cm dalam waktu 2
jam.
c) Fase deselerasi, pembukaan 9 cm ke 10 cm, dalam waktu 2 jam.
Fase-fase tersebut terjadi pada primigravida. Pada multigravida
juga demikian, namun fase laten, aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek. Masalah yang dapat muncul pada kala satu adalah: ketuban
pecah sebelum waktunya (pada fase laten), gawat janin, inersia uteri .
Kebutuhan Ibu selama kala 1 yaitu kebutuhan akan rasa aman dan
nyaman, nutrisi, kebutuhan privasi, kebutuhan dukungan emosional,
sosial dan spiriual (Sulistyawati, 2014).
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan
kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga
lahir. Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10
cm sampai bayi lahir (Prawirohardjo,2014). Tanda gejala kala II, yaitu :
1) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya
32

3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina, spinter ani membuka
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin pada Kala II berupa pendampingan
keluarga, KIE proses persalinan, dukungan psikologis, membantu ibu
memilih posisi,cara meneran yang baik dan benar serta pemberian nutrisi
(Marmi, 2012).

6. Asuhan Sayang Ibu

Pengertian asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,


kepercayaan dan keinginansang ibu. Asuhan sayang ibu juga dengan memberikan
asuhan yang aman, berdasarkan temuan dan turut meningkatkan angka
kelangsungan hidup ibu.Wanita yang memperoleh dukungan emosional selama
persalinan akann mengalami waktu persalinan yang lebih pendek, intervensi
medis yang lebihsedikit, seperti misalnya operasi caesar dan hasil persalinan yang
baik (Walyani, 2015)

2. Asuhan Persalinan Normal Untuk menilai dan mengetahui apakah proses


persalinan normal serta tidak ada komplikasi pada saat setelah proses persalinan,
penatalaksanaan persalinan harus dilaksanakan seperti APN yang terlampir.
Prosedur persalinan normal antara lain :
60 Langkah APN :
1. Melihat tanda dan gejala persalinan kala dua
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c. Perineum menonjol
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik streil sekali
pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
33

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua


tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir danmengeringkan tangan
dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung
tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus
set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung
suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
kebelakang dnegan menggunakan kapas atau kasa ynag sudah dibasahi air DTT.
Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.
Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan
tersebut dengan benar di dalam larutan tekontaminasi)
8. Dengan menggunakan tehnik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum
pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batass normal (120-160/menit).
11. Memberitahu ibu pemeriksaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai pedoman persalinan
aktif dan mendekontaminasikan temuantemuan.
b. Menjelaskan kepada kedua anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan member semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
34

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
13. Memalukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
c. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk
meneran. d. Mendukung dan member semangat atas usaha ibu untuk meneran.
e. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya.
f. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
g. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan member semangat pada ibu.
h. Menilai DJJ setiap 5 menit.
i. Jika nayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu
120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
j. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai
meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara
kontraksi.
k. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60
menit, meneran, merujuk ibu dengan segera.

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas
perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepal bayi
dan lakukan tekanan yang lembutdan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahanlahan. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
19. Dengan lebut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
35

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai ika hal itu
terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengeklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganj,urkan ibu untuk meneran ssat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah bawah dank
e arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangan tersebut.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran
kaki.
25. Menilai bayi dengan cepat (30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat
terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat memungkinkan) bila bayi mengalami
asfiksia, melakukan resusitasi.
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin secara IM
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan memasang klem
kedua 2 cm dari klem pertama. 28. Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
36

29. Mengeringkan bayi, mengganti handk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil
tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dengan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
memastikan kemungkinan adanya janin kedua.
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 UI
IM 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Memindahkan klem tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
30.kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
menggunakan dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan kea rah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang
(dorsokranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 3040 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
a. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan rangsangan putting susu.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva.
37

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :

a) Mengulangi pemberian oksitosin 10 UI secara IM


b) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan tehnik aseptik jika perlu.
c) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
d) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
e) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanj,utkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
melakukan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi.
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janindan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khuasus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan klorin 0,5
% membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air
desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.
44. Meenempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati seleliling tali pusat
sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikatkan satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan dengan
simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam laritan klorin 0,5%.
38

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepala. Memastikan handuk
atau kainnya bersih atau kering.
48. Mengajurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c. Setiap 20-30 menit pada j,am kedua pasca persalinan
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai
untuk menatalaksana atonia uteri.
e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anastesi local dan menggunakan teknik yang sesuai .
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pasca persalinan
a. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam dua jam pertama pasca
persalinan.
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi selama 10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganj,urkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
39

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan


klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
Membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf. (Prawirohardjo, 2016)
3. Tujuan Asuhan Persalinan Menurut Rukiyah (2009) tujuan asuhan persalinan
antara lain :
a. Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarga selama persalinan dan kelahiran
b. Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah, menangani komplikasi-
komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan
kelahiran.
c. Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk
mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.
d. Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu, sesuai dengan intervensi minimal
tahap persalinannya.
e. Memperkecil resiko infeksi dengan melakasakan pencegahan infeksi yang
aman. f. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan,
adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan.
g. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir,
h. Membantu ibu dalam pemberian ASI dini, rasa nyaman dan memperbaiki
sirkulasi. (Marmi, 2012)
1. Tujuan Asuhan Persalinan Menurut Rukiyah (2009) tujuan asuhan persalinan
antara lain :
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Enema atau memompa sebagai Tidak terbukti adanya manfaat,dapat
tindakan rutin menyebabkan rasa ketidaknyamanan
dan memalukan bagi pasien. Hanya
diberikan jika diminta oleh pasien.
40

Mencukur rambut kemaluan sebagai Tidak terbukti dapat mengurangi


tindakan rutin morbiditas puerpera. Mungkin di
hubungkan dengan infeksi pasca
persalinan. Pencukuran dihubungkan
dengan ketidaknyamanan karena
rambut akan tumbuh kembali dan
menyebabkan aberasi minor, juga
menyebabkan ketidaknyamanan pada
pasien atau malu.

Pemasangan kateter sebagai tindakan Dihubungkan dengan meningkatnya


rutin infeksi saluran kemih
Tidak memberikan makanan dan dapat berakhir dehidrasi dan ketosis.
minuman Ketosis dihubungkan dengan
menurunnya daya kontraksi uterus
Memisahkan pasien dengan orang- Berhubungan dengan besarnya
orang yang bearti dan pemberi kemungkinan kasus Sc dan Apgar skor
dukungan <7 pada menit ke-5
posisi telentang Dihubungkan dengan penurunan DJJ
dan mungkin dengan penurunan aliran
darah uterus, mengurangi frekuensi
dan kekuatan kontraksi uterus.
Mendorong abdomen Menyebabkan pasien merasa nyeri,
terlebih lagi berbahaya bagi bayi dan
kaitannya dengan rupture uteri.
Meneran sebelum pembukaan serviks Menyebabkan oedema serviks dan
lengkap mungkin robekan serviks
a. Evidance Based Kala II
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Katerisasi secara rutin Tindalan katerisasi dapat
mengakibatkan lecet pada saluran
kemih dan meningkat angka
41

kejadian infeksi saluran kemih (ISK)


Menekan fundus dengan tangan Tindakan ini menyebabkan rasa
nyeri pada ibu dan tidak membantu
kelahiran bayi bahkan dapat
menyebabkan rupture uterus
Meneran dengan posisi telentang Dapat menekan aorta distal dan
penurunan aliran darah ke uterus dan
ekstremitas aliran darah ke uterus
dan ekstremitas bagian bawah serta
menyebabkan gangguan sirkulasi
darah dari pasien ke janinnya.
Meneran dengan menahan nafas Dapat menyebabkan hipoksia janin
panjang intrauterus
Episiotomi sebagai tindakan rutin Tidak jelas keuntungannya dalam
pencegahan perlukaan daerah
perineum dapat menyebabkan
pengeluaran darah lebih banyak.
Tidak melindungi bayi dari
perdarahan intracranial atau
intrapartum dapat meningkatkan
resiko kerusakan spingter pada ibu,
luka perineum lebih dalam dan
resiko penyebabnya luka kurang
baik.
Memutar leher bayi Dapat menyebabkan kelemahan
darah berakhial
Melakukan rangsangan berlebihan Menepuk-nepuk tubuh bagian
belakang atau bagian lain dapat
menyebabkan memar
Menekan iga dapat meningkatkan
fraktur pneumotoriks, dan respiratori
distress
Merapatkan paha ke perut dapat
42

menyebabkan ruptur pada paha atau


limfa menggunakan kompres panas
dan memercikkan air atau alkhol
atau mencelupkan ke air dingin atau
air panas dapat menyebabkan
hipotermi.
Hipertermi atau terbakar.
Menghisap lender terlalu lama, Ada hubungannya dengan aritmia
dalam dan kuat jantung, spasme ,laring,vasospasme
arteri pulmonalis dan gangguan
menghisap
Membiarkan bayi basah atau tidak Dapat menyebabkan hipotermi
diselimuti
Tidak menghadirkan orang orang Pasien yang selalu ditemani oleh
yang bearti bagi pasien seseorang biasanya masa
persalinanya tidak lama, lebih sedikit
yang depresi dan menghindarkan
depresi pasca persalinan.
Posisi litotomi atau telentang saat Posisi telentang dapat menurunkan
melahirkan bayi aliran darah ke uterus daj frekuensi
kontraksi uterus, saat meneran
kadang-kadang terjadi kram kaki,
sehingga posisi litotomi membuat
rasa kurang nyaman.
b. Evidance Based kala III
Tindakan Deskripsi dan keterangan
Mendorong uterus sebelum plasenta Dapat menyebabkan pelepasan
lahir plasenta tidak lengkap dan
mengakibatkan perdarahan pasca
persalinan
Katerisasi Mengakibatkan inversi uterus
Tarikan tali pusat Menyebabkan tali pusat putus

c. Evidance based kala IV


43

Tindakan Deskripsi dan keterangan


Tampon vagina Tampon vagina menyerap darah
tetapi tidak menghentiukan
perdarahannya ,seorang ibu dapat
terus mengalami perdarahan dengan
tampon didalam vagina. Hal ini
bahkan merupakan sumber terjadinya
infeksi. ,
Gurita atau sejenisnya selama dua jam pertama segera
setelah persalinan, adanya gurita
akan menyulitkan petugas pada saat
memeriksa fundus apakah
berkontrasi dengan baik.
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam
pertama setelah kelahiran, hal ini
merupakan waktu yang baik bagi ibu
dan bayi saling berhubungan.
Berikan kesempatan bagi keduanya
untuk pemberian ASI.
Menduduki suatu yang panas Duduk diatas bara yang panas dapat
menyebabkan
vasodilatasi,menurunkan tekanan
darah ibu dan menambah perdarahan,
juga dapat menyebabkan dehidrasi.

7. Asuhan Komplementer dalam Masa Persalinan


Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis.
Umumnya, ibu akan mengalami nyeri selama proses persalinan. Nyeri yang
dirasakan ibu dapat menimbulkan gangguan psikologis. Reaksi psikologis
yang timbul pada umumnya berupa reaksi negatif, seperti menolak, takut,
marah, sedih, dan cemas. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri
pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Relaksasi,
44

teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi,


terapi panas/dingin, musik, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa
teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat
bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap
pengalaman persalinan. Counterpressure adalah penekanan secara stabil oleh
pendamping persalinan ke daerah sacral dengan sebuah benda. Aplikasi
counterpressure membantu ibu mengatasi sensasi tekanan internal dan rasa
nyeri dibagian bawah punggung. Aromaterapi adalah terapi minyak esensial
ini memiliki kadar konsentrat yang tinggi.

C. NEONATAL CARE
1. Pengertian
Menurut Marmi (2013) bayi baru lahir (Neonatus) adalah
bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan
penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari
kehidupan ekstra uteri) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik.

Bayi merupakan bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0 – 28


hari, namun tidak ada batasan yang pasti. Bayi adalah periode perkembangan yang
panjang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan
kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir. Walaupun sebagian
besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan
pengeluaran bayi maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil
apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang
optimal. Memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih untuk bayi baru lahir
merupakan bagian esensial asuhan pada bayi (Marmi, 2018).
2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
Menurut Marmi, (2018) ada beberapa ciri – ciri bayi baru lahir sebagai
berikut.
a. Berat badan 2500 4000 gram.
b. Panjang badan 48 - 52 gram.
45

c. Lingkar dada 30 – 38 gram.


d. Lingkar kepala 33 – 35 gram.
e. Frekuensi jantung 120 – 160 gram.
f. Pernafasan 40 – 60 kali/menit.
g. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Kuku sedikit panjang dan lemas.
j. Genitalia :
1) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
2) Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk.
l. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitamm kecoklatan.
3. Asuhan pada Bayi Baru Lahir
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti tetap menjaga
kehangatatan bayi, isap lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu),
keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat, IMD, beri
suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mataantibiotika pada keduamata,
pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular .
a. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
1) Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali.
2) Jaga agar bayi tetap kering dan bungkus bayi dengan selimut serta
pastikan kepala bayi telah terlindung baik.
3) Memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit
4) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk :
a) Kehangatan yaitu untuk mempertahankan panas.
b) Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
b. Pencegahan Infeksi
46

Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan
atau kontaminasi mikroba selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan telah menerapkan
upaya pencegahan infeksi, antara lain:
1) Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
2) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lender dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat
tinggi atau steril.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita
21 pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang
akanbersentuhan dengan bayi
5) Dokumentasi dan cuci setiap kali setelah digunakan ( Marmi, 2018 ).
c. Penilaian Segera Setelah Lahir
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin
sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan - kelainan dan menegakkan
diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan harus di
fokuskan pada anomali kegenital dan masalah masalah patologis yang dapat
mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan
ekstra uteri (Marmi, 2018).
d. Mekanisme Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi
sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas dari
tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami hipotermia.Hipotermia mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan di selimuti walaupun di dalam ruangan yang relatif hangat.

Upaya untuk mencegah kehilangan panas menurut Marmi (2012),


sebagai berikut :
47

1) Keringkan bayi secara seksama


2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih.
3) Tutupi kepala bayi dengan topi.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya agar bayi dapat menyusu dini.
5) Jangan segera memandikan bayi
6) Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) 6 jam setelah lahir.
7) Tempatkan bayi dilingkungan hangat.
8) Rangsangan taktil.
e. Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir, yaitu :
1) Konduksi adalah pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung.
2) Konveksi adalah panas hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak, jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu
udara.
3) Radiasi adalah pemindahan panas antar dua objek yang mempunyai suhu
yang berbeda.
4) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan yang tergantung
pada kecepatan dan kelembaban udara.
f. Membebaskan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan
cara sebagai berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar.
48

5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang
steril, tabung dengan selangnya harus sudah ditempat.
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
7) Memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
8) Perhatikan warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau
mulut.
g. Merawat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem tali pusat (Marmi, 2012).
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2) Bilas tangan dengan air DTT.
3) Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4) Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan benang
atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengan
simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5) Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%
6) Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kassa steril.
7) Jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain pada tali pusat.
8) Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena
menyebabkan iritasi pada tali pusat.
h. Pencegahan infeksi pada mata
Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru lahir.
Pencegahan infeksi tersebut di lakukan dengan menggunakan salep mata
tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu 26 satu
jam setelah kelahiran (Marmi, 2012).

i. Pemberian Vitamin K Pada Bayi


49

Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg


intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan
pada bayi baru lahir akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir.
j. Pemberian imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi
disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi. Terdapat 2 jadwal
pemberian imunisasi Hepatitis B, jadwal pertama imunisasi hepatitis B
sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir
menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B
sebanyak 4 kali pemberian . Penyuntikan tersebut secara intramuskuler di
sepertiga paha kanan atas bagian luar (Indrayani, 2013).
4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini merupakan program menyusu dan bukan menyusui
ini, merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi
bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu (Marmi, 2018).
Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD) akan memberikan dampak positif bagi
bayi, antara lain :
a. Menjalin dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi melalui
kolostrum.
b. Merangsang kontraksi uterus.
c. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.
d. Kontak kulit memastikan perilaku optimun menyusu berdasarkan insting dan
bisa diperkirakan.
e. Menstabilkan pernafasan.
f. Mengendalikan temperatur bayi.
g. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif.
h. Meningkatkan kenaikan berat badan.
i. Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.
j. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga
memberikan perlindungan terhadap infeksi.
50

k. Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam
pertama hidupnya.
Langkah-Langkah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Menurut Marmi (2012),
sebagai berikut :
a. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahiir
di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting
susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa
boleh di tunda dengan kegitan menimbang dan mengukur bayi. Bayi juga
tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya.
b. Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat diri dengan lingkungan
barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada ibu, bayi
belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini
membentu dia menemukan putting susu ibu, dia akan merangkak naik dengan
menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang
mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat betambah,
ingat bahwa dalam IMD, kita tidak boleh memberikan bantuan apapun pada
bayi tapi biarkan bayi menyusui sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan
puting susu ibu dalam jangka waktu 1 jam pertama.
5. Evidance Based
Menurut Dewi (2010), dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir
yang berdasarkan evidance based kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan
dengan mengikuti perkembangan dalam bidang kesehatan, yang diantaranya
meliputi :
a. Melakukan IMD, memberikan ASI dimulai segera setelah bayi lahir, minimal
sau jam pertama setelah persalinan.
b. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita.
c. Pemotongan ali pusat.
d. Perawatan tali pusat.
e. Rawat gabung.
6. Pengkajian pada Bayi Baru Lahir
51

Langkah pengkajian dilakukan dalam upaya untuk menegakkan masalah yang


terjadi pada pasien setepat mungkin sesuai dengan keadaan pasien.
a. Pernapasan dan peredaran darah
Penapasan bayi normal berkisar antara 30-60 x/ menit dengan frekuensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 x/ menit.
b. APGAR Score
APGAR score adalah suatu metode yang dipakai untuk memeriksa keadaan
bayi yang baru lahir. Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat
setelah lahir meliputi 5 variabel meliputi pernafasan, frekuensi jantung,
wanra, tonus otot, dan iritabilitas reflek (Marmi, 2012).
Tabel 2.7 Nilai Apgar Bayi Baru Lahir

Tanda 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All Pink
(warna kulit) (seluruh tubuh blue (Tubuh (seluruh tubuh
biru atau pucat ) kemerahan, kemerahan)
ekstremitas biru)
Pulse Absent < 100 > 100
(denyut jantung) (tidak ada)
Grimace (refleks) None Grimace Cry
Actifity (tidak berhasil) (sedikit gerakan) (Reaksi melawan
(tonus otot)
menangis).
Actifity Limp Some flexion of Active
(tonus otot) (lumpuh) limbs (ekstremitas movoment, limbs
sedikit fleksi) well flexed
(gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik.
Respiratory effort None (tidak ada) Slow, irregular Good, strong cry
(lambat, tidak
(usaha nafas) (menangis kuat)
teratur)

Penilaian :
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10.
a) Nilai 7 – 10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik.
52

b) Nilai 4 – 6 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan


membutuhkan tindakan resusitasi.
c) Nilai 0 – 3 menujukan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusiasi segera sampai ventilasi.
c. Suhu tubuh
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal. Suhu tubuh bayi biasanya antara 36,5oC-37oC.
d. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
e. Antopometri
Menurut Marmi (2017) Pemeriksaan antopometri sebagai berikut.
1) Berat badan bayi baru lahir normalnya adalah 2.500- 4000 gram.
2) Panjang badan bayi baru lahir normalnya adalah 45-55 cm.
3) Lingkar kepala bayi baru lahir normalnya adalah 32 cm -36,8 cm.
4) Lingkar dada bayi baru lahir biasanya lebih kecil dari lingkar kepala,
panjang rata-ratanya sekitar 30-33 cm.
5) Lingkar abdomen bayi baru lahir biasanya sama dengan ukuran lingkar
dada sekitar 30-33 cm.
f. Pemeriksaan Fisik
Menurut Marmi (2017) Pemeriksaan fisik sebagai berikut.
1) . Kepala
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti anensefali, mikrosefali
dan sebagainya.
2) Mata
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva, dan
adanya secret pada mata.
3) Hidung dan mulut
Perhatikan bentuk dan lebar hidung, bayi harus bernapas dengan
hidung, Bibir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris,
bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit harus tertutup.
Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespon terhadap rangsangan.
periksa adanya pernafasan cuping hidung (Marmi, 2017).
53

4) Leher
Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Periksa
adanya trauma leher yang menyebabkan pembengkakan (Marmi, 2017).
5) Dada
Periksa bentuk, puting, bunyi napas, dan bunyi jantun (Marmi, 2012)
6) Perut
Periksa adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafragmatika, Periksa bentuk Perut bulat dan bergerak
secara bersamaan saat bernafas (Marmi, 2012).
7) Genitalia
Pada laki-laki, testis berada dalam skrotum, penis berlubang pada ujung
penis, krotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testi ada dua.
Pada perempuan, labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina (Marmi, 2017).
8) Ekstremitas atas
Perhatikan adanya plidaktil atau sidaktil, telapak tangan harus dapat
terbuka dan jumlah jari
9) Ektremitas bawah
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki, kedua tungkai harus dapat
bergerak bebas, dan periksa adanya polidaktili, sidaktili pada jari
(Marmi, 2017).
10) Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya, meconium secara
umum keluar pada 24 jam pertama.
11) Punggung
Periksa spina dengan cara menelugnkupkan bayi, cari adanya tanda-
tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau
bercak kecil berambut (Marmi, 2017).
12) Kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi meliputi adanya ruam dan tanda lahir,
pembengkakan, adanya verniks caseosa, perhatikan adanya lanugo.
54

13) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan
tetap tidak berubah sampai dewasa. Beberapa refleks lain normalnya
ada waktu lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis (Marmi,
2017).
7. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Dalam bukunya yang berjudul Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah, Marmi, 2018. Menyebutkan bahwa ada beberapa tanda bahaya yang
harus ibu ketahui pada bayinya yaitu :
a. Pernafasan lebih dari 60x/ menit
b. Kehangatan lebih dari 37,oC
c. Warna kulit bayi kuning 24 jam , kebiruan, pucat, memar
d. Pemberian makanan, hisapan lemak, mengantuk dan muntah
e. Tali pusat memerah,berbau dan bengkak, keluar cairan/ nanah, bau busuk dan
berdarah
f. Menggigil, menangis secara terus menerur, kejang, lemasdan mengantuk.
g. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah.
h. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60 / menit, atau menggunakan
otot nafas tambahan.
i. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak bertinja selama 3 hari pertama
setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut begah, tinja hijau tua
atau berdarah atau lender.
8. Jadwal Kunjungan pada Neonatus
Menurut Permenkes No 28 (2017) Jadwal kunjungan neonatal dilakukan
sebanyak 3 kali kunjungan sebagai berikut.
a. Kunjungan pertama : 6 – 48 jam. Setelah lahir
b. Kunjungan kedua : harike-3 sampai hari ke-7 setelah lahir
c. Kunjungan ketiga : hari 8 sampai harike-28 setelah lahir
9. Pemenuhan Kebutuhan Bayi Baru Lahir pada Minggu Pertama
55

Menurut Marmi, (2018) asuhan pada bayi umur 2 - 6 hari setelah lahir harus
dilakukan secara menyeluruh. Pemenuhan kebutuhan bayi baru lahir pada minggu
pertama dibedakkan sebagai berikut :
a. Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu jika payudara penuh
bergantian antara payudara kiri dan kanan. Berikan ASI saja tanpa makanan
tambahan apapun dari usia bayi 0 - 6 bulan karena ASI merupakan makanan
paling ideal untuk bayi.
b. Buang Air Besar (BAB)
Fases bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, lembek,
berbiji dan bisa juga mencair. Bayi yang pencernaannya normal akan BAB
pada 24 jam pertama setelah lahir dan biasanya berwarna hitam kehijauan dan
lengket yang dinamakan mekonium.
c. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga
bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti
popoknya.
d. Tidur
Bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata – rata
tidur lama selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai
malam hari pada usia 3 bulan.
e. Keamanan
Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa
tersedak.
10. Asuhan Primer pada Bayi Usia 6 minggu
a. Memandikan bayi
Memandian bayi adalah salah satu cara perawatan untuk memelihara
kesehatan dan kenyamanan bagi bayi. Pada bayi baru lahir memandikannya
dilakukan pada enam jam setelah bayi lahir, untuk mencegah terjadinya
hipotermi. Bayi yang berat badan kurang dari 2500 gram tidak dianjurkan
56

mandi pada enam jam setelah bayi lahir, kotoran di badan cukup dibersihkan
dengan minyak atau baby oil.
b. Menghangatkan Bayi dengan Metode Kanguru Mother Care
Dengan metode kanguru cara ini detak jantung bayi stabil dan pernafasan
lebih teratur, sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya lebih baik.
Selain itu, cara mencegah bayi kedinginan. Cara ini juga mempermudah
pemberian ASI, mempererat ikatan antara ibu dan anak, serta mempersingkat
masa perawatan secara keseluruhan.
11. Asuhan Komplementer Pada Neonatus, Bayi dan Balita
Di Indonesia, penggunaan tanaman herbal yang dijadikan ramuan tradisional,
ramuan tersebut biasanya ditempelkan kepala atau digunakan diseluruh tubuh
merupakan beberapa asuhan kebidanan komplementer yang sering digunakan
pada perawatan bayi baru lahir. Tumbuh kembang pada bayi tidak terlepas dari
konsep pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa penelitian terkait dengan
terapi komplementer bagi neonatus, bayi dan balita diantaranya yaitu terapi pijat
bayi atau baby massage untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan
kualitas tidur bayi, melatih motorik kasar duduk dan merangkak (Kusuma, 2018).
12. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui
suntikan (Marmi,2017).
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan kepada bayi. Dengan
imunisasi wajib, maka bayi akan terlindungi terhadap penyakit yang kerap
menyerang. Diantara berbagai jenis imunisasi, yang termsuk imunisasi wajib
adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Semua anak yang
berumur 0-12 bulan harus mendapat imunisasi. Meliputi :
a. Umur 0-1 bulan : BCG, Polio, Hepatitis B1.
b. Umur 2 bulan : DPT 1, Polio 2, Hepatitis B2.
c. Umur 3 bulan : DPT 2, dan Polio 3.
d. Umur 4 bulan : DPT 3, dan Polio 4.
57

e. Umur 9 bulan : Campak.


Tujuan imunisasi yaitu untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
yang sering berjangkit serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan lainnya untuk melindungi dan mencegah terhadap penyakit-penyakit
menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak, dan apabila sudah terjadi
penyakit, maka penyakitnya itu tidak menjadi tambah parah.
13. Macam-Macam Imunisasi Dasar
a. Imunisasi BCG
1) Fungsi
Vaksin BCG mengandung jenis kuman TBC yang masih hidup tapi
sudah dilemahkan. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) (Ika Fitria Imeida,
2015).
2) Jumlah Pemberian
Cukup satu kali saja, tidak perlu diulang (booster). Sebab BCG berisi
kuman hidup sehingga antibody yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda
dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.
Jumlah pemberian intradermal 0,05 mL dan 0,1 mL.
3) Usia Pemberian
Usia pemberian dibawah 2 bulan. Jika baru diberikan usia 2 bulan
disarankan tes Mantoux (tuberculin) dahulu untuk mengetahui apakah si
bayi sudah kemasukan kuman mycobacterium tuberculosis atau belum.
4) Lokasi Penyuntikan
Lokasi di lengan kanan atas, sesuai dengan anjuran WHO.
5) Efek Samping
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul
pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah,
biasanya akan sembuh sendiri.
58

6) Kontraindikasi
Tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau
menunjukan Montoux positif.
7) Tanda Keberhasilan
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6
minggu, bisul akan sembuh sendiri dan akan meninggalkan luka parut.
b. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
1) Fungsi
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis,
tetanus. Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria. Difteri, disebabkan oleh bakteri yang
ditemukan di mulut, tenggorokan dan hidung. Difteri menyebabkan selaput
tumbuh disekitar bagian dalam tenggorokan. Pertusis, merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Perussis. Kuman ini
mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi
rendah sehingga bila terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk
yang hebat dan lama. Tetanus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga
dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat oksigen.
2) Jumlah Pemberian
Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi
dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan
pemberian ketiga diperoleh cukupan antibody dengan dosis 0,5 cc.
3) Usia Pemberian
Usia pemberian mulai bayi berumur 2 bulan sampai 11 bulan dengan
selang waktu 4 minggu.
4) Lokasi Penyuntikan
Disuntikan melalui injeksi intramuskular pada paha tengah luar dengan
sudut 90 derajat.
5) Efek Samping
59

Pemberian imunisasi DPT memberikan efek samping ringan dan berat,


efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri pada tempat
penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat
kerana kesakitan selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun,
terjadi kejang, ensefalopati, dan syok.
c. Imunisasi Campak
1) Fungsi
Imunisai campak bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubelal adalah penyakit
virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat
infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari
setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara.
2) Jumlah Pemberian
Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali dengan dosis 0,5
cc. Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5 ml cairan pelarut.
3) Usia Pemberian
Usia pemberian dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan
4) Lokasi Penyuntikan
Suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan dengan sudut
45 derajat.
5) Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi yaitu bayi mengalami demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari .
6) Kontraindikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang
mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukimia, dan limfoma.
60

d. Imunisasi Polio
1) Fungsi
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasikan dengan
vaksin DPT. Penyakit ini ditularkan orang ke orang melalui fekal-oral-
route. Ketika virus masuk kedalam tubuh, partikel virus akan dikeluarkan
dalam feses selama beberapa minggu.
2) Jumlah Pemberian
Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan
selang waktu tidak kurang dari 4 minggu dengan dosis 0,1 ml.
3) Usia Pemberian
Usia pemberian mulai bayi berumur 2 bulan sampai 11 bulan Imunisasi
ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV
4) Lokasi Penyuntikan
Disuntikan melalui injeksi intramuskular pada paha tengah luar dengan
sudut 90 derajat.
5) Efek Samping
Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin jarang terjadi.
6) Kontraindikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang
menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul
akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat
diberikan setelah sembuh.
e. Imunisasi hepatitis B
1) Fungsi
Imunisasi hepatitis B berfungsi untuk  mencegah infeksi hati, akibat
virus hepatitis Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan
tubuh, agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus.Virus ini
akan tinggal selamanya dalam tubuh.
61

2) Jumlah Pemberian
Imunisasi diberikan tiga kali pada melalui injeksi intramuscular dengan
dosis pemberian 1 ml.
3) Usia Pemberian
Usia pemberian yaitu 0-11 bulan 12 jam setelah bayi lahir Kemudian,
vaksin kembali diberikan secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan. 
4) Lokasi Penyuntikan
Disuntikan pada paha kanan bayi dengan sudut 90o.
5) Efek Samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
6) Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-
vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat
yang disertai kejang.

D. Post Natal Care


1. Pengertian
Masa nifas itu merupakan masa yang paling rawan dan selalu dialami oleh ibu
yang habis melahirkan, dimana pada masa ini terjadinya proses pengeluaran darah
dari dalam uterus selama atau sesudah persalinan dan pada normalnya
berlangsung selama kurang lebih 6 minggu (Purwoastuti & Walyani, 2015).
Pada proses pengeluaran darah ini ada yang berjalan lancar dan ada juga
yang lambat. Yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran darah ini salah satunya
adalah kuatnya kontraksi uterus. Jika uterus mengalami kelambatan atau
kegagalan berkontraksi maka bisa menyebabkan perdarahan pada ibu post partum.
Kegagalan uterus berkontraksi ini biasa disebut dengan atonia uteri (Sukarni &
Margareth, 2013). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Suherni, 2010)
62

Masa Nifas adalah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran (yang
menandai berakhirnya periode inpartu), sampai waktu menuju kembalinya fungsi
organ reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil (Marmi, 2014).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira – kira 6 minggu (Marmi, 2017). Tahapan
Masa Nifas :

a. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan –
jalan.
b. Puerperium intermedial
Suatu masa kehamilan menyeluruh dari organ – organ reproduksi selama
kurang lebih enam sampai delapan minggu.
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
2. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Menurut Marmi (2017), kebutuhan dasar ibu nifa dibagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut.

a. Gizi Ibu Menyusui


Nutrisi dan cairan, mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, minum
sedikitnya 3 liter setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. Karbohidrat, lemak, protein
,vitamin dan mineral yang cukup dan seimbang pada saat masa nifas.
b. Ambulasi pada Masa Nifas
Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat
tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada persalina normal, jika gerakannya
tidak terhalang oleh pemasangan infuse atu kateter dan tanda – tanda vitalnya
63

juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC


dengan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal.
c. Istirahat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hak :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
2) Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan.
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
3. Perubahan Fisiologi pada masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
Setelah janin lahir, maka uterus akan berangsur – angsur kembali ke
ukuran sebelum hamil. Kembalinya uterus ke ukuran semula ini disebut
dengan involusi. Involusi uteri dapat dikatakan sebagai pross kembalinya
uterus pada keadaan sebelum hamil Marmi (2015).

Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi menurut
Asih & Yuseri (2016) sebagai berikut.

Tabel 2.8 Tinggi Fundus Uteri

NO Waktu Tinggi Berat Diameter Palpasi


involusi Fundus Uteri Uterus Uterus Serviks
1. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 12,5 cm Lunak
gram
2. Uri/plasent Dua jari 750 12,5 cm Lunak
a lahir bawah pusat gram
3. 1 minggu Pertengahan 500 7,5 gram 2 cm
pusat gram
4. 2 minggu Tidak teraba di 300 5 cm 1 cm
atas simfisis gram
5. 6 minggu Bertambah 60 gram 2,5 cm Menyempit
kecil

2) Lokhea
Lokhea terbagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut :
64

a) Lokhea Rubra : berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel
desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari nifas.
b) Lokhea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3 - 7 nifas.
c) Lokhea Serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7 – 14 hari.
d) Lokhea Alba : cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas.
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama – sama uterus. Setelah persalinan,
ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks akan menutup (Astutik, 2015).
4) Vulva dan Vagina
Menurut Astutik 2015, perubahan vagina dan vulva dibedakan menjadi
3 sebagai berikut.

a) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang


sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur.
b) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil.
c) Setelah 3 minggu rugae (lipatan) dalam vagina berangsur – angsur
akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
5) Payudara
Menurut Astutik (2015) perubahan pada panyudara dibedakan ebagai
berikut.

a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan


hormon prolaktin setelah persalinan.
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari
ke -2 atau hari ke -3 setelah persalinan.
65

c) Panyudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses


laktasi.
4. Tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda bahaya masa nifas menurut Marmi, ( 2017) adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan Pervagina
Perdarahan post partum saling sering diartikan sebagai keadaan kehilangan >
500 mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi.
b. Infeksi Masa Nifas
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas
pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada
perineum, dinding vagina dan servik, infeksi post seksio caesar kemungkinan
yang terjadi.
c. Sakit kepala, Penglihatan Kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau
penglihatan kabur.
d. Demam, Muntah, Sakit untuk Berkemih
Pada masa nifas dini, sentivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih
didalam vesikaurinaria sering menurun akibat trauma persalinan.
e. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Dirinya
Sendiri.
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu
post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak ada
pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuk dirinya sendiri
dan bayinya.
5. Kunjungan pada masa Nifas
Menurut Permenkes No 28 (2017)K unjungan pada ibu nifas dilakukan
sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu:

a. Kunjungan pertama : 6 jam sampai dengan 3 hari setelah melahirkan


b. Kunjungan ke dua : ke 4 Sampai hari ke 28 setelah melahirkan
c. Kunjungan ke tiga : hari ke 29 sampai ke 42 setelah melahirkan
66

Masa nifas dimulai enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Jenis
pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :

a. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, dan suhu).


b. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri).
c. Pemeriksaan lokhea dan cairan pervagina lain.
d. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif.
e. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan
bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana.
6. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), Berikut ini hal-hal yang dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :

a. Memeriksa Tanda-Tanda Vital Ibu


Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur
minimal sekali dalam satu jam jika ibu mengalami masalah kesehatan.
b. Membersihkan Alat Alat Kelamin, Perut Dan Kaki Ibu
Membantu ibu membersihkan diri setelah melahirkan . mengganti alas tidur
yang sudah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya.
c. Memeriksa Jalan Lahir Ibu
Memeriksa serviks sudah menutup atau belum. Jika ibu memiliki robekan
menganjurkan ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan
kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakan
kakinya secara teratur.
d. Kebersihan Ibu
Kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi terurama kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
terjaga.
e. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur sangat dibutuhkan oleh ibu untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan, serta menganjurkan ibu untuk melakukan kegiatan rumah secara
bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur.
67

f. Bantu Ibu Makan Dan Minum


Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, makanan harus bermutu
dan bergizi seimbang dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.
g. Membantu Ibu Menyusui
Pastikan ibu menyusui dengan benar, maka :
1) Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
2) Bayinya lebih tahan dari serangan Diare atau penyait lainnya.
3) Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih
mahal.
7. ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan dan
minuman lain selama umur 0-6 bulan, bayi harus diberi kesempatan menyusu
tanpa dibatasi frekuensi dan durasinya (Asih & Risneni, 2016).
b. Manfaat Pemberian ASI
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bayi yang
dikemukakan oleh Asih dan Risneni (2016).
1) Manfaat bagi bayi
a) Kalori dan ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.
b) ASI mengandung zat pelindung.
c) Sebagai nutrisi bagi bayi.
d) Sebagai daya tahan tubuh.
e) Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
f) Menunjang perkembangan kognitif.
g) Menunjang perkembangan penglihatan.
h) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
i) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang berkualitas.
2) Manfaat bagi ibu
68

a) Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat kembalinya


Rahim kebentuk semula.
b) Mencegah anemia defisiensi zat besi.
c) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
d) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang
3) Manfaat bagi keluarga
a) Mengurangi biaya rumah tangga.
b) Menghemat biaya obat-obatan
4) Manfaat bagi negara
a) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan
perlengkapan menyusui.
b) Menciptakan generasi pembaharu bangsa yang berkualitas
c. Zat Kekebalan dalam ASI
1) Faktor Bifidus, mendukung proses perkembangan bakteri yang
menguntungkan didalam usus bayi untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
2) Laktoferin, mengikat zat besi didalam ASI sehinggah zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya.
3) Anti alergi.
4) Mengandung zat anti virus polio.
5) Menjaga pencernaan dengan membantu pertumbuhan selaput usu bayi
sebagai pelindung untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke
dalam peredaran darah bayi.
d. Tahapan ASI
Menurut Asih dan Risneni (2016), ASI dibagi menjadi :
1) Kolostrum
Merupakan ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi
pada hari ke-1 sampai hari ke-3 pasca persalinan. Kolostrum merupakan
cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan serta
jumlahnya sedikit apabila dipanaskan dia akan mengumpal. Kolostrum
69

juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak
terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bagi makanan bayi yang akan datang.
2) ASI Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum ASI matang yang disekresi hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama
dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan warna serta
komposisinya. Kadar protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa
menigkat.
3) ASI Matur
ASI matur merupakan disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. ASI
matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan,
tidak menggumpal bila dipanaskan.
8. Cara Menyusui yang Benar
Menurut Asih dan Risneni (2016), cara menyusui yang benar sebagai berikut.

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
c. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkungan siku
ibu dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
d. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
e. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak pada garis lurus dan ibu menatap bayi
dengan kasih sayang.
g. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah. Jangan menekan putting susu atau areola mamae saja.
h. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
1) Menyentuh pipi dengan putting menyentuh sisi mulut bayi.
2) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekapkan de
payudara ibu dengan putting susu dan areola dimasukkan ke mulut bayi.
70

3) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ked lam mulut bayi.
4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang lagi.
i. Setelah bayi menyusu pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan lain :
1) Jari telunjuk ibu dimasukkan ke dalam mulut bayi melalui sudut mulut
atau.
2) Dagu bayi ditekan ke bawah.
3) Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan
(yang dihisap terakhir).
j. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada
putting susu dan areola.. Mamae, biarkan kering dengan sendirinya.
k. Menyendawakan bayi tujuannya untuk mengeluarkan udara dari lambung
supaya bai tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi : Bayi
digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan atau Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan.
9. Evidence Based
a. Pengertian Evidence
Merupakan asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah
diuji menurut metodologi.
b. Manfaat Evidence Based
1) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan
bukti ilmiah 2.
2) Meningkatkan kompetensi (kongnitf).
3) Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam
memberikaan asuhan yang bermutu.
4) Memenuhi kepuasan pelanggan yang aman dalam asuhan kebidanan
klien mengharapkan asuhan yang benar. Sesuai dengan bukti teori serta
erkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan evidence based practive.
71

1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas


sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
2) Sebagai promoter hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatka rasa
nyaman.
4) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6) Memberikn informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang
aman.
7) Memberikan asuhan kebidanan secara profesional.
8) Mendukung pendidikan kesehatn termasuk pendidikan dalam peranannya
sebagai orang tua.
10. Perubahan Fisik Masa Nifas
a. Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim (involusi
uteri).
b. Keluarnya sisa – sisa drah dari vagina (Lochea).
c. Kelelahan karena proses melahiran.
d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan (BAK).
f. Gangguan otot (Betis, dada, perut, panggul dan bokong).
g. Perlukaan jalan lahiir (lecet atau jahitan).
11. Perubahan Psikis Masa Nifas
a. Fase Taking In
Pada fase ini Perasaan ibu terfokus hanya pada dirinya sendiri, berlangsung
setelah melahirkan sampai hari ke 2.
b. Fase Taking Hold
72

Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayinya,
dan muncul perasaan sedih, berlangsung setelah melahirkan hari ke 3 – 10.
c. Letting Go
Pada fase ini ibu sudah merasa percaya diri untuk merawat dirinya sendiri dan
bayinya, berlangsung setelah melahirkan hari ke 10 – akhir masa nifas .
12. Asuhan Komplementer dalam Masa Nifas
Dalam bidang pelayanan kebidanan juga ada pelayanan kebidanan berbasis
terapi komplementer. Jenis-jenis asuhan komplementer dalam masa nifas yaitu
dengan perawatan meliputi totok wajah, pijat ASI, pemijatan dan pemasangan
bengkung, aromaterapi, senam nifas, dan massage effleurage. Pijat oksitosin
merupakan salah satu cara untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI.
Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang sehingga menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya
13. Keluarga Berencana
a. Pengertian
KB meruapakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Idealnya, pasangan harus
menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
(Marmi,2018).
b. Tujuan Program KB
Adapun tujuan program dari keluarga berencana dibagi menjadi dua, yaitu
:
1) Tujuan Umum
Untuk mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali
dan melestarikan fondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa
mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas .
2) Tujuan Khusus
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia, sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia (Marmi, 2018)
73

c. Sasaran Program KB
Sasaran Keluarga Berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran sacara
langsung dan sasaran tidak langsung.
1) Sasaran secara langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan.
2) Sasaran Secara tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran hidup melalui pendekatan
kebijaksaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera (Marmi, 2018).
d. Macam-Macam Alat Kontrasepsi
Menurut Maryunani (2015) dan Marmi (2018), sebagai berikut :
1) Pil dengan hormone Progestin
Pil dengan hormone progestin yaitu pil yang hanya mengandung
hormone progestin saja.
Keuntungan :
a) Tidak mempengaruhi ASI
b) Tidak mengganggu hubungan seksual
c) Mudah digunakan dan nyaman
Kerugian :
a) Harus digunakan tiap hari dan pada waktu yang sama
b) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
c) Tidak mencegah PMS
2) Suntik 3 bulan
Kontrasepsi hormonal yang disuntikkan dibokong dan diberikan 3
bulan atau 12 minggu sekali.
Keuntungan :
a) Sangat efektif
b) Sedikit efek samping
c) Tidak berpengaruh pada produksi ASI
d) Sedikit efek samping
74

Kekurangan :
a) Terjadi gangguan pada haid
b) Berat badan meningkat
c) Tidak melindungi dari PMS
3) Senggama Terputus
Senggama dijalankan sebagai mana biasa tetapi pada puncak
senggama, kemaluan pria (Zakar) dikeluarkan melalui vagina sehingga air
mani keluar dari vagina. Senggama merupakan kontrasepsi yang paling
praktis tetapi memerlukan penguasaan diri yang kuat, kemungkinan ada
sedikit cairan yang mengandung spermatozoa.
4) Kondom
Kondom merupakan suatu karet tipis yang dipakai untuk menutupi
zakar sebelum dimasukkan kedalam vagina untuk mencegah terjadinya
pembuahan, mencegah spermatozoa bertemu dengan ovum atau sel telur
pada waktu senggama karena sperma tertampung dalam kondom.
Keuntungan :
a) Murah mudah didapat.
b) Mudah dipakai sendiri.
c) Dapat mencegah penyakit kelamin.
d) Efek samping hampir tidak ada.
Kerugian :
a) Menunggu kenyamanan bersenggama.
b) Harus ada persediaan.
c) Dapat sobek bila tergesa-gesa.
d) Alergi terhadap karet kondom, segera hentikan pemakaian kondom.
e) Lecet-lecet karena kurang licin, sebaiknya gunakan kondom yang ada
pelicinnya, dan jangan terburu-buru.
5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam – macam, terdiri dari plastik. Dengan adanya
alat ini, maka terjadi perubahan endometrium yang mengakibatkan
75

kerusakan (Iysis) pada sperma yang masuk. Tembaga pada AKDR akan
menghalangi mobilitas atau perferakan sperma, mematikan hasil
pembuahan.
Keuntungan :
a) Segera efektif begitu terpasang dirahim
b) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
c) Efektifitas tinggi untuk mencegah kehamilan
d) Jangka waktu lama
Kerugian :
a) Tidak melindungi dari PMS
b) Haid akan lebih banyak dan lebih lama
c) Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama
d) Kadang-kadang terjadi perubahan
14. Asuhan Komplementer
Asuhan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan
medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai
dan hukum kesehatan di Indonesia. Pengobatan komplementer alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, kuratif, preventif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
tetapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.
a. Tugas bidan sebagai tenaga kesehatan :
1) Mendampingi dan memberikan pelayanan kesehatan wanita dalam siklus
reproduksinya.
2) Melaksanakan tugasnya dengan baik bidan harus dapat bermitra dengan
perempuan tidak hanya dalam bentuk pelayanan asuhan tetapi juga harus
dapat mengedukasi dan memberdayakan wanita sebagai upaya promotif
dan preventif sehingga ibu memiliki kesadaran untuk berperan aktif
menjaga kesehatannya.
b. Asuhan komplementer Yang Dapat Diterapkan
76

1) Aromatheraphy
2) Acupuncture
3) Herbal Medicine
4) Homeopath
5) Reflexology
6) Massage
7) Hypnotheraphy
8) Yoga
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL


NY.W UK 32+4MINGGU UMUR 27 TAHUN G3 P1A1 Ah1
DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP,SELANG,GUNUNG KIDUL

OBSERVASI/PARTISIPASI/MANDI
RI
No. Register :
Masuk RS/PKM/PMB Tanggal/Pukul : 26 Desember 2019 09.23 WIB

Dirawat di ruang : Diruang periksa

A. PENGKAJIAN DATA Tanggal/Pukul : 26 Desember2020 Jam 09.23 WIB


Oleh : Septi juwarina Putri
Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. W Tn. M

Umur : 27 Tahun 42 Tahun

Agama : Islam Islam

Suku/bangsa : Jawa/indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMU SMU

Pekerjaan : .IRT Swasta


Alamat : Ngelorejo 04/18 Gari,wonosari gunung kidul

B. Data Subyektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memriksakan kondisinya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluh sering nyeri pada pinggul
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 Tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat darah : Cair Keluhan : tidak ada

4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah ke :1
78

Lama : 8 Tahun Usia menikah pertama kali


: 20 Tahu

5. Riwayat obstetrik : G3 P1A1Ah1


Hamil ke Persalinan Nifas
Tanggal Umur Jenis Penolo Kompli JK BB Laktasi Kompli
Keham Persalin ng kasi Lahi kasi
ilan an r
1 11-Juni2013 39 Spontan bida Tidak L 3100 YA Tidak
n ada ada
2 11-02 2019 24 Abortus bida Tidak P
n ada
Hamil ini
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No Jenis Pasang Lepas
Kontrasepsi Tanggal Ole Tempat Keluha Tanggal Ole Tempat Alasan
h n h
Ibu belum
menggunakan
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPM : 28-April 2018 HPL : 02 Febuari 2020
b. ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 kali, Tempat :klinik pratama mitra Oleh : bidan
Keluhan :mual..Pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe,B12,
Trimester II
Frekuensi : 1 kali, Tempat : klinik pratama mitra Oleh : bidan
Keluhan : nyeri pada pinggul
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe
Trimester III
Frekuensi : 2 kali, Tempat : klinik pratama mitra Oleh : bidan
Keluhan : nyeri pada panggul
79

Komplikasi : tidak ada


Terapi : Fe
d. Imunisasi TT : 5.kali
TT 1 : tanggal SD
TT 2 : tanggal SD
TT 3 : tanggal SD
TT 4 : tanggal Caten
TT 5 : tanggal 2013
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan pergerakan janin 3 x dalam 1 Jam
Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan
menahun)
II. Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular
seperti(HIV/AIDS,Tb,dan Hepatitis) menurun(Asma,Dm) dan menahun
(jantung,stroke)
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun)
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita penykit
menular seperti(HIV/AIDS,hepatitis,Tb) menurun (Dm,Asma)dan
menahun(jantung, stroke)
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan memiliki riwayat keturunan kembar
Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi
. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat
80

Pola pemenuhan kebutuhan


Sebelum hamil Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : .3x/hari 3x/hari
Jenis : Nasi,sayur,ikan Nasi,sayur
Porsi : .1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : .tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-8x/hari .6-7 x/hari
Jenis : Air putih,teh manis Air putih,susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari 1 x/hari
Warna : .Kekuningan kekuningan
Konsistensi : .lembek lebek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 3 x/hari 3-4 x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 2 jam/hari 2 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama :8 jam/hari 8 jam/hari
81

Keluhan : tidak ada tidak ada


d. Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2x/hari
Gosok gigi : .3x/hari 3x/hari
Keramas : .3 x/minggu 2 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan kegiatan fisik yang dilakukan seperti
menyapu,memasak,mencuci dan merawat keluarga
Ibu mengatakan jarang mengikuti kegiatan olahraga tetapi sering jalan
jalan pagi disekitaran rumah
2. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatannya
seperti merokok,minum jamu dan minum beralkhol
3. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan
ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan
dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga
-Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kelahirannya
-Ibu mengatakan hubungan suami dan keluarga,tetangga sangat baik
-Ibu mengatakan akan merawat bayinya dengan baik
-Ibu mengatakan kegiatan ibdahnya teratur
-Ibu mengatakan sering mengikuti kegiatan sosial seperti arisan
-Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarganya sangat mencukupi untuk
kehidupan sehari-hari.
4. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan
-Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalianan
82

-Ibu mengatakan sudah mengetahui masa nifas


5. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan rumahnya sangat nyaman dan bersih
Ibu mengatakan memiliki hewan peliharaan seperti ayam

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :Composmentis
Kesadaran : baik
Status emosional : stabil
Tanda vital :
Tekanan darah : .110/80 mmHg Nadi : 82.x/menit
Pernafasan : .20 x/menit Suhu : .36,5 x/menit
BB : .55 kg TB : 156 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesochepal,tidak ada benjolan ,tidak ada pembengkakan
Wajah : Oval, tidak ada closma gravidarum,tidak ada jerawat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil
hitam
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak polip
Mulut : simetris, bibir merah muda, tidak ada caries pada gigi
Telinga : simetris,tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer tiroid, parotis,
limfe dan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dnding dada
Payudara : simetris, puting susu menonjol, areola kehitaman,tidak
ada pembengkakan
Abdomen : simetris, tidak ada bekar operasi, tidak ada striet
gravidarum ,ada linea nigra

Palpasi Leopold
83

Leopold I : Tfu 4 Jari Atas pusat Bagian teraba


bulat,lunak,tidak melenting (bokong)
Leopold II : bagian kiri ibu teraba keras,datar,dan memanjang
(punggung) Bagian kanan ibu teraba kecil-kecil,serta
banyak(Ekstremitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting
(kepala)
Leopold IV : kedua tangan masih bertemu,kepala janin belum masuk
panggul (konvergen)
Osborn test :tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald : TFU 30 cm, TBJ 2790 gram
Auskultasi DJJ : 146 x/menit, regular/ireguler

Ekstremitas Atas : .pergerakan aktif,jari lengkap,odem


Ekstremitas Bawah :pergerakan aktif ,jari lengkap, odem
reflek,kaki kiri dan kanan patela(+)
Genetalia luar : .tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul: tidak dilakukan
(bila perlu)
3. Pemeriksaan penunjang Tgl : 26 Desember 2020 Pukul : WIB
Tidak ada
Data penunjang
Hb : 10,7 g

III. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa Kebidanan
IV. Ny. W umur 27 tahun G3 P1 A1 Ah1 Dengan Uk 32 + 4 minggu
Data Dasar:
DS :-Ibu mengatakan bernama Ny.W
-Ibu mengatakan ini kehamilan Ketiga
-ibu mengatakan pernah keguguran
84

-ibu mengatakan berumur 27 tahun


-ibu mengatakan HPHTnya pada tanggal 28 April 2019
DO TD: 110/70 MmHg R :20 X/menit
N: 68 X/menit TFU :30 cm
S: 36,8℃ LILA :24 CM
TFU : 30 cm
TBJ : 2790 gram
DJJ : 146 X/menit
Leopold 1 : 4 jari↑ pusat (bokong)
Leopold II :bagian kiri (punggung)
Bagian kanan (Ekstremitas)
Leopold III :bagian terendah janin (kepala)
Leopold IV : Konvergen (Belum msuk panggul)
A. Masalah
Tidak ada
Data Dasar:
Tidak ada

V. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

VI. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Tidak ada
Merujuk
Tidak ada

VII. PERENCANAAN Tanggal : 26 Desember 2020 Pukul : WIB


c. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
85

d. beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan


e. beritahu ibu ketidaknyamanan pada saat hamil
f. beritahu ibu tentang Nutrisi yang seimabang untuk ibu hamil
g. beritahu ibu tentang istirahat yang cukup
h. beritahu ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe
i. Beritahu ibu untuk senam hamil
j. Dokumentasi

VIII. PELAKSANAAN Tanggal: 26 Desember 2019 Pukul : 09.27 WIB


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu
TD: 110/70 MmHg R :20 X/menit
N: 68 X/menit TFU :30 cm
S: 36,8℃ LILA :24 CM
DJJ : 146 X/menit
Leopold 1 : 4 jari↑ pusat (bokong)
Leopold II :bagian kiri (punggung)
Bagian kanan (Ekstremitas)
Leopold III :bagian terendah janin (kepala)
Leopold IV : Konvergen (Belum msuk panggul)
2. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu :
a) Bengkak atau odem dibeberap bagian tubuh
b) Protein urin positif
c) Tekanan darah lebih dari 160/100 MmHg
d) Keluar cairan ketuban
e) Janin tidak bergerak
3. Memberitahu ibu tentang pusing pada saat hamil trimester ll dikarenakan d
apat terjadi rahim yang terus membesar sehingga menekan pembuluh dara
h.
Jika pusing ibu berlebihan hingga bila dibawa istirahat tidak kunjung semb
uh ibu harus waspadai.
86

Memberitahu ibu tentang cepat lelah pada saat hamil dikarenakan perubah
an hormon ditubuh ibu menyebabkan kondisi mudah lelah dan sering mer
asa lemas,dikarnakan tubuh ibu memproduksi lebih banyak darah untuk m
embawa nutrisi ke janin.tingkat gula darah dan tekanan darah pun menuru
n.
Jika ibu mengalami lelah yang berlebihan serta pusing, dan apabila dibawa
istirahat tetap tidak hilang lelahnya ibu harus waspadai dan ibu harus wasp
adai terjadinya anemia.
Ibu hamil merasakan lemas dikarenakan tingkan hormon yang tidak seimb
ang
4. Memberitahu ibu tentang nutrisi pada ibu hamil yang seimbang yaitu: kar
bohidrat seperti Nasi, gandum
Protein seperti : ikan telur, daging
Vitamin : sayur hijau, buah buahan
Dan memperbanyak minum air putih.
5. Memberitahu ibu tentang pola istirahat yang cukup
Tidur siang 2 jam dan tidur malam 7-8 jam ,tidaj mekaukan kegiatan yang
terlalu berat
6. Memberikan ibu tentang sanam hamil
7. Dokumentasi

IX. EVALUASI Tanggal : 26 Desemebr 2019 Pukul :08.59 WIB


1. Ibu Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan
3. Ibu mengatakan sudah ketidaknyamanan pada kehamilan
4. ibu sudah mengetahui nutrisi yang seimbang
5. ibu sudah mengetahui tentang pola istrahat
6. ibu sudah diberitahu untuk mengkonsusmsi tablet Fe
7. ibu sudah mendapatkan senam hamil
8. Dokumentasi
87

KUNJUNGAN ANC 2

Dokumentasi kunjungan
Hari/ tanggal Jumat 03- Januari 2020 jam : 09.00 WIB
S O A P
1. Ibu Keadaan umum : baik Ny W 1. Beritahu ibu
mengatkan Kesadaran : umur 27 hasil
ingin compesmentis tahun pemeriksaan
memeriksaka Status emosional : baik G3 P1 A1 2. Beritahu ibu
n Tanda vital : Ah1 untuk istirahat
kehamilannya TD : 110/70 mmHg Kehamilan yang cukup
2. Ibu N : 80 X/menit 35+3 3. Beritahu ibu
mengatakan S : 37℃ Minggu untuk tidak
ada keluhan RR : 20 X/menit lupa
yang BB : 55 Kg meminum
dirasakan Palpasi Leopold : vitaminnya
nyeri pada Leopold 1: 4 jari calk dan
pinggul Dibawah Px teraba tablet Fe.
bulat,lunak dan tidak 4. Beritahu ibu
melenting ,(Bokong) untuk
Leopold II : bagian diberikan
kanan perut ibu teraba komplementer
kecil-kecil banyak senam hamil
(ekstremitas) dan tetap
Bagian kiri ibu teraba mengajarkan
datar memanjang ibu untuk
seperti papan senam hamil
(punngung) 5. Beritahu ibu
Leopold III: pada untuk
bagian bawah perut ibu melakukan
/bagian terendah janin kunjungan
teraba ulang.
bulat,keras,meleting
(kepala)
Leopold IV :kedua
tangan masih bertemu
(Konvergen)
UK : 35 +3Minggu
TFU :32 cm
TBJ :3100
DJJ :138 x/menit
Ekstremitas Atas :
dalam batas normal
Lila :24 cm
Ekstremitas bawah
88

:dilakukan kaki kanan


dan kiri dalam batas
normal
Reflek patela (+ )

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal, Jumat 03 Januari 2020

NO Jam Pelaksanaan Paraf Nama


1 10.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit S :℃
RR :20 x/menit
BB : 52 Kg Umur kehamilan : 35+3
TFU :32
TBJ : 3200 Gram DJJ: 146 x/menit
Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaannya dan janinnya

2 10.31 WIB Memberitahu ibu untuk istirahat yang


cukup yaitu dengan tidur yang cukup
maksimal 6-7 jam /hari dan tidur tidur
siang agar tidak kelelahan .
Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup

3 10.32 WIB Beritahu ibu untuk selalu rutin minum


vitamin calk dan tablet Fe yang masih
ada dirumah.untuk menghindari ibu dari
anemia, dan sekaligus memberikan
asupan vitamin ke janin dalam
kandungan agar janin tetap sehat.
Ibu mengatakan selalu rutin minum tablet
Fe dan vitamin yang masih ada dirumah

4 10.33 WIB Beritahu ibu senam hamil yaitu untuk


mengatatasi tehnik bernafas,otot-otot
dinding perut semakin kuat
6. 10.33 WIB Beritahu ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi ,atau bila ibu ada keluhan
ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi
89

KUNJUNGAN ANC 3

Dokumentasi Kunjungan
Hari/ Tanggal :sabtu 18 Januari 2020 Jam 09:45 WIB
S O A P
1. Ibu Keadaan umum: baik Ny W umur 27 1. Beritahu ibu
mengatakan Kesadaran tahun hasil
ingin :composmentis G3 P1 A1 Ah1 pemeriksaan
memeriksakan Status emosional : stabil umur kehamilan 2. Beritahu ibu
kehamilannya Tanda Vital : : 38 minggu tetap minum
2. Ibu TD : 110/80 mmHg Tablet Fe
mengatakan N : 82 x/menit 3. Beritahu ibu
mengeluh R : 20 x/menit untuk istirahat
nyeri pada S : 36℃ yang cukup
pinggul BB : 55 Kg 4. Beritahu ibu
Palpasi Leopold untuk
Leopold 1: TFU 3 jari kunjungan
dibawah PX , bagian ulang 1 minggu
fundus teraba lagi
bulat,lunak,tidak
melenting (Bokong)
Leopold II : bagian kanan
perut teraba kecil-
kecil,banyak
(Ekstremitas)
Bagian kiri teraba datar,
memanjang seperti papan
(punggung).
Leopold III : bagian
bawah perut ibu/bagian
terendah janin teraba
bulat,keras,melenting
(kepala)
Leopold IV : kedua
tangan tidak bertemu,
kepala sudah masuk
panggul (divergen)
Uk :36 +2 minggu
TFU : 33 cm
TBJ : 3410 gram
DJJ: 147 x/menit
Hb :10,7
90

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal :Sabtu 18 Januari 2020
NO Jam Pelaksanaan Paraf Nama
1 09.46 Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin
WIB dalam keadaan baik
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/menit
R : 20 x/menit S : ℃ Hb : 10,7gr/dl, BB : Kg
Umur kehamilan : 36 +2 minggu
DJJ :147 x/menit
TFU :33 cm
TBJ : 3410
09.47 Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup,agar tidak kelelahan
WIB dan kondisi janin tetap sehat,dan beritahu ibu agar tetap
relaksasi agar mengurangi rasa nyeri pada pinggul
Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan selalu
melakukan relasasi.

09.48 Memberitahu ibu untuk memenuhi asupan nutrisinya seperti


WIB makan buah dan sayur,serta makan yang teratur sehari 3
x/sehari agar nutrisi ibu tetap terjaga dan peningkatan berat
badannya stabil
Ibu bersedia untuk memenuhi asupan nutrisinya.

09.49 Memberikan ibu terapi komplementer pemijatan pada ibu


WIB hamil

09.50 Beritahu ibu untuk kunjungan ulang bila ibu merasa


WIB pinggulnya masih terasa nyeri dan belum sembuh, dan
apabila ada keluhan ibu bersedia untuk kunjungan ulang lagi
bila nyeri terasa sakit sekali.
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang lagi bila nyeri pinggul
belum sembuh juga.
91

KUNJUNGAN 4

Dokumentasi kunjungan
Hari/Tanggal : 28 Januari 2020
S O A P
1. Ibu mengatakan Keadaan umum :Baik Ny W umur 27 1. Beritahu ibu hasil
ingin Kesadaran : tahun G3 P1 pemeriksaan
memeriksakan Composmentis A1 Ah 1 umur 2. Beritahu ibu
+4
kehamilannya Status Emosional : kehamilan 39 tanda-tanda
minggu
2. Ibu mengatakan Stabil Normal persalinana
mengeluh Tanda Vital 3. Beri ibu KIE
perutnya mulai TD :100/80 x/menit ulang persiapan
kenceng- N :82 x/menit persalinan
kenceng tidak R:20 x/menit 4. Beritahu ibu
teratur sejak S :36,6 untuk kunjungan
pukul 23:50 BB:57 Kg ulang
WIB Tanggal Palpasi Leopold
28-Januari 2020 Leopold 1 : TFU 3 jari
dibawah prosesus
Xhypoidius, bagian
fundus teraba
bulat,lunak dan tidak
melenting (Bokong)
Leopold II : bagian
kanan peerut ibu teraba
kecil-kecil banyak.
Bagian kiri perut ibu
teraba datar,
memanjang seperti
papan (punggung)
Leopold III : bagian
bawah perut ibu atau
bagian terendah janin,
teraba, bulat, keras,
melenting (kepala)
Leopold IV : kedua
tangan tidak saling
bertemu, sudah masuk
panggul (Divergen)
UK : 38 minggu
TFU:34 cm dibawah px
TBJ: 3565 gram
DJJ:148 x/menit
92

HIS: 3 x dalam 10
menit

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal :selasa 28 Januari 2020
NO Jam Pelaksanaan Paraf Nama
1 10.05 WIB Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa belum ada
pembukaan dan his belum teratur
TD : 110/70 mmHg
N:82 x/MENIT
R:22 x/menit
S:36,5
BB:55 Kg
UK:39minggu
DJJ : 146 x/menit
TFU :33 cm
TBJ:
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksannya
2 10.06 WIB Beritahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu seperti
kenceng-kenceng teratur, keluar lendir
darah,adanya pembukaan serviks, dan keluar
cairan bening dari jalan lahir(ketuban).
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan

10.07 WIB Beri ibu KIE ulang persiapan persalinan seperti


biaya, kendaraan, tempat ingin bersalin, penolong,
baju ibu (jarik, pakaian berkancing depan,
pembalut, dan celana dalam) dan baju bayi (topi,
sarung tangan dan kaki, celana bayi, popok bayi
dan bedong) serta pendonor darah untuk
mengantisipasi tanda-tanda persalinan.
Ibu sudah mengetahui apa saja yang dipersiapkan
saat persalinan
Beritahu ibu cara menghitung His yaitu dihitung
saat kencang-kencang 3 x dalam 10 menit,jika
kenceng-kenceng yang dirasakan muncul
hilang/tidak sampai 3 kali dalam10 menit maka
bukan merupakan persiapan persalinan.
10.08 WIB Beritahu ibu untuk kunjungan ulang bila kenceng-
kenceng sudah teratur dan semakin sering
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang jika his mulai
teratur.
93

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


PADA NY W UMUR 27 TAHUN G3P1A1Ah1 UK 39+4 MINGGU
DI KLINIK PRATAMA MITRA, KARANGMOJO, GUNUNGKIDUL

Kunjungan INC (Kala 1-IV)

Kunjungan INC (kala 1 Fase Laten)


Dokumentasi Kunjungan
Hari/Tanggal : Rabu 29 Januari 2020
S O A P
1. Ibu Keadaan umum : baik Ny W umur 1. Beritahu ibu hasil
mengatakan Kesadaran 27 Tahun pemeriksaan
perutnya :Composmentis G3 P2 A1 2. Beritahu ibu jalan-
kenceng-kenceng Status emosional :stabil Ah 2 umur jalan kecil
semakin sering TD :110/70 mmHg kehamilan 3. Beritahu ibu untuk
sejakTanggal 28 N: 82 x/menit 39+4 MINGGU memenuhi asupan
Januari 2020 R:20 x/menit inpartu kala nutrisinya
pukul 00:30 WIB BB :55 Kg 1 fase laten 4. Beritahu ibu untuk
dan keluar lendir Palpasi Leopold : relasksasi,abdominal
darah Leopold 1 :TFU 3 jari di lifting,conturpresure
bawah peosesus 5. Observasi
exphodius, bagian fundus pembukaan ,His dan
teraba bulat,lunak dan DJJ
tidak melenting (bokong)
Leopold II : bagian kanan
perut ibu teraba kecil
banyak (ektremitas)
Bagian kiri perut ibu
teraba datar , memanjang
seperti papan (punggung)
Leopold III : bagian
bawah perut ibu atau
bagian terendah janin
teraba bulat, melenting
(kepala).
Leopold IV : kedua tangan
tidak saling bertemu,
kepala sudah masuk
panggul (Divergen)
DJJ : 134 x/menit
His : 3 x 10”30 detik
94

Pemeriksaan dalam :
vulva uretra tenang
dinding Vagina
Licin,Portio tipis
lunak,Pembukaan 3 cm
Selaput Ketuban
(+),Presentasi
Kepala,kepala turun di
hodge II STLD (+)AK (-)

Lembar Implementasi
Hari / Tanggal : Rabu 29 Januari 2020 Jam : 00.20 WIB

No Jam Pelaksanaan Paraf Nama


1 00.23 WIB Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaannya
dalam keadaan baik, keadaan janin normal,keadaan
ibu dalam batas normal,dan sudah ada pembukaan
Ø 3 cm , 110/70 MmHg
DJJ : 146 X /menit
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
00.24 WIB
Memberitahu pada ibu untuk jalan kecil di sekitar
ruangan. Untuk mempercepat penurunan kepala
dan pembukaan servik.
Ibu bersedia untuk jalan-jalan.
00.25 WIB Memberi tahu ibu untuk makan dan minum untuk
memberi asupan tenaga pada ibu, agar ibu tidak
kelelahan dan kehabisan tenaga pada saat proses
persalianan/ meneran.
Ibu bersedia untuk makan dan minum.
00.26 WIB
Mengajarkan ibu untuk rileksasi bila ada kontraksi
menarik nafas panjang dari hidung lalu hembuskan
dari mulut, dan tidur miring kiri untuk memberi
oksigen ke janin dan mempercepat penurunan
kepala janin.
Ibu bersedia untuk rileksasi.
-abdominal lifting merupakan salah satu massange
yang digunakan dalam mengatasi nyeri
95

persalinanan
-counterpressure merupakan untuk menghilangkan
rasa nyeri

00.27 WIB
Mengobservasi pembukaan servik dan TD setiap 4
jam sekali, serta observasi His dan DJJ.

Masih dalam observasi.


96

Kala I Fase Aktif

Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal :Rabu 29 Januari 2020


S O A P
Ibu mengatakan Keadaan umum : baik Ny W umur 27 1. Beritahu ibu hasil
kencengkenceng Kesadaran Tahun G3 P2 A1 pemeriksaan
semakin sering. :Composmentis Ah 2 umur 2. Beritahu ibu jalan-
Status emosional :stabil kehamilan 39+4 jalan kecil
TD :110/70 mmHg MINGGU
inpartu 3. Beritahu ibu untuk
N: 82 x/menit kala 1 fase laten memenuhi asupan
R:20 x/menit nutrisinya
BB :55 Kg 4. Beritahu ibu untuk
Palpasi Leopold : relasksasi,
Leopold 1 :TFU 3 jari di abdominal lifting,
bawah peosesus conturpresure
exphodius, bagian fundus Observasi
teraba bulat,lunak dan pembukaan ,His dan
tidak melenting (bokong) DJJ
Leopold II : bagian kanan
perut ibu teraba kecil
banyak (ektremitas)
Bagian kiri perut ibu
teraba datar , memanjang
seperti papan (punggung)
Leopold III : bagian
bawah perut ibu atau
bagian terendah janin
teraba bulat, melenting
(kepala).
Leopold IV : kedua tangan
tidak saling bertemu,
kepala sudah masuk
panggul (Divergen)
DJJ : 134 x/menit
His : 3 x 10”30 detik
Pemeriksaan dalam :
vulva uretra tenang
dinding Vagina
97

Licin,Portio tipis
lunak,Pembukaan 4 cm
Selaput Ketuban
(+),Presentasi
Kepala,kepala turun di
hodge IIl STLD (+)AK (-)

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal: Rabu 29 Januari 2020 Jam: 03:45 WIB


No Waktu Pelaksanaan Nama Paraf

Memeberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, bahawa


sudah ada kemajuan pembukaan, keadaan janin baik
dan keadaan ibu baik.TD:110/70mmHg, DJJ:145x/m
1 03.46 WIB Septi juwarina
(Reguler), Pembukaan 4 Cm
putri
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
Memebritahu pada ibu untuk rileksasi tidur
miring kiri, dan menarik nafas panjang bila ada
2 03.47 WIB his/kontraksi. Ibu bersedia untuk rileksasi Septi juwarina
putri
3 03.48 WIB Mengbservasi kemajuan persalinan, pembukaan servik Septi juwarina
setiap 4 jam sekali dan penurunan kepala, serta putri

observasi his dan DJJ setiap 30 menit.


Masih dalam observasi.
4 03.49 WIB Menyiapkan alat partus set dan perlengkapan lainnya
seperti kendil tempat plasenta, ember, tempat sampah
Septi juwarina
infeksius, dan larutan clorin 0,5%. putri
Sudah menyiapkan pertus set dan peralatan laiinya.
98

Kala II
Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal:Rabu 29 Januari 2020 Jam: 15 :50 WIB


S O A P
Ibu mengatakan
Keadaan umum: Ny. W umur 27 1. Beritahu pada ibu hasil
kencengkenceng
Baik Tahun pemeriksaan.
semakin sering
Kesadaran: G3P2A1Ah2umur
merasa ingin 2. Menggunakan APD
Composmentis kehamilan
BAB dan
Adanya 39+4 Minggu 3. Menanyakan ibu ingin
merasa ingin
inpartu kala ll posisi apa saat proses
meneran. Perjol,Vulka. fase aktif.
persalinan.
x
DJJ: 149 /m
His: 5x/10menit50” 4. Menganjurkan keluarga

PD: Vulva uretra untuk mendampingi ibu


dalam proses
tenang, dinding
persalinan.
Vagina
Licin,portio tipis 5. Mengajari ibu cara
lunak,Pembukaan meneran yang benar.
10 cm,Selaput
6. Melakukan pertolongan
ketuban
persalinan kala II.
(+),presentasi
99

Kepala turun
hodge , STLD (+)
AK (-)

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal:Rabu 29 Januari 2020 Jam : 15 : 10 WIB


No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama
Memberitahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap,
keadaan janin baik. Hasil pemeriksaan ibu dalam batas
1 15.15 WIB Septi
normal, dan sudah saatnya bagi ibu untuk mengejan bila juwarina
ada kontraksi. putri
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2 15.16 WIB
Menggunakan APD, apron, handscoon steril, sandal
tertutup. Septi
Sudah menggunakan APD. juwarina
putri
3 15.20 WIB
Menanyakan pada ibu ingin posisi seperti apa dalam
proses persalinan. Septi juawina
Ibu mengatakan ingin posisi stengah duduk. putri

15.21 WIB Menganjurkan orangtua dan saudara untuk mendampingi


4 ibu saat bersalin. Septi
Kakak dan ibunya bersedia menemani ibu pada saat juwarina
bersalin. putri
100

Mengajarkan ibu cara meneran yang benar, dengan cara


15.22 WIB dagu menyentuh dada, dan pandangan ke arah perut serta Septi
5
juwarina
meneran seperti ingin BAB tanpa mengeluarkan suara.
putri
Ibu sudah bisa meneran dengan benar.
6 15.23 WIB Melakukan pertolongan persalinan kala II

- Memimpin ibu meneran hingga kepala tampak 5-6cm di


vulva. (kepala sudah tampak 5-6 cm)
6 15.2 Septi
5 juwarina
- Mengecek kelengkapan alat.
WIB putri
- Meletakkan dua handuk diatas perut ibu.

- Membuka partus set.

- Memakai handscoon.

- Meletakan 1/3 kain di bokong ibu.

- Memimpin ibu meneran saat ada kontraksi.

- Melindungi perinium ibu.


- Menunggu kepala lahir lalu mengecek lilitan tali pusat
(tidak ada lilitan tali pusat)

- Menunggu putaran paksi luar.

- Melakukan biparietal.

- Melakukan sangga susur.


- Melahirkan bayi, melakukan penilaian sepintas. Bayi lahir
spontan pukul 07:30 WIB (tonus otot baik, menangis kuat,
warna kulit kemerahan).

- Mengeringkan dengan handuk.

- Menghisap lendir bayi lalu IMD.


Sudah melakukan pertolongan persalinan kala II.
101

Perkembangan kala III


Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal : Rabu 29 Januari 2020 Jam: 15.51 WIB


S O A P
Ibu mengatakan merasa Ny. W umur 27 tahun 1. MAK III
Keadaan umum:
senang dan lega bayinya P2A1Ah2 dalam
Baik
telah lahir. Ibu persalinan kala III.
mengatakan perutnya Kesadaran:
merasa mules Composmentis

Status emosional:
Stabil

Bayi lahir spontan


pukul

15.50 WIB
menangis kuat
tonus otot baik,
102

warna kulit
kemereahan.
TFU : Sepusat

Kontraksi uterus:
Keras Plasenta
belum lahir.

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal : Rabu 29 Januari 2020
No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama

15.52 Mengecek adanya janin kedua atau tidak.


1 WIB Septi juwarina putri

Tidak adanya janin kedua

Menyuntik oxytosin 10 IU di 1/3 paha kiri bagian luar


2 15.53 ibu, secara IM. Septi juwarina putri
WIB

Sudah menyuntik oxytosin 10 IU

Memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva.


3 15.54 Septi juwarina putri
WIB
103

Sudah memindahkan klem.


4 15.55 Septi juwarina putri
WIB Menilai tanda-tanda
pelepasan plasenta
seperti -
Semburan darah
secara tiba-tiba.

- Perubahan uterus dari diskoid ke globular.

- Tali pusat memanjang.


Sudah ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
5 15.56 Septi juwarina
WIB Melakukan PTT dan melahirkan plasenta tanpa putri
melakukan intervensi apapun

Melakukan peregangan saat ada kontraksi dengan posisi


sejajar, tanpa melakukan tarikan. Setelah tali pusat
bertambah panjang pindahkan klem 5 cm didepan vulva.
.

Plasenta lahir lengkap, insersi sentralis, Pnjang tali pusat


15.59 ± 45 cm Septi juarina putri
WIB
6 16.05 Septi juwarina putri
WIB Memasase fundus searah jarum jam dengan tekanan
mantap selama 5 detik.

Sudah memasase fundus ibu.


7 16.06 Mengecek kelengkapan plasenta pada bagian maternal Septi juwarina putri
WIB (kotiledon lengkap), fetal tali pusat sentralis, selaput
ketuban lengkap.

Plasenta lahir lengkap, berat : 500 gram, panjang: 50cm,


tali pusat sentralis terdapat dua arteri dan satu vena.
104

Perkembangan kala IV
Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal:Rabu 29 Januari 2020 Jam: 16.08 WIB


S O A P
105

Ibu Keadaan umum; Baik Ny. W umur 1. Memberitahu pada ibu


mengatakan 27 tahun hasil pemeriksaan.
Kesadaran: Composmentis
perutnya P2A1Ah2 dalam 2. Lakukan penjahitan pada
Status emosional: Stabil persalinan kala
masih IV. luka robekan perenium.
mules, dan Tanda Vital 3. Evaluasi jumlah
nyeri pada TD : 110/70mmHg perdarahan.
jalan 4. Dekontaminasi alat.
N : 82x/menit
lahirnya. 5. Membersihkan ibu serta
S : 36,7ºC menggantikan pakaian
TFU : 2 jari dibawah pusat ibu.
6. Ajarkan ibu dan keluarga
Kontraksi uterus: Keras
masase fundus.
Kandung kemih: Kosong 7. Anjurkan ibu untuk makan
Terdapat laserasi pada dan minum.
perinium, derajad 2 di otot 8. Dokumentasi
perineum.
106

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal: Rabu 29 Januari 2020


No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama

Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan dalam batas

1 16.08 WIB normal, dan ada luka robekan pada jalan lahir ibu dan Septi juwarina putri
harus segera dijahit agar tidak terjadi perdarahan.

Ibu sidah mengetahui hasil pemeriksaannya, dan


bersedia untuk dijahit luka robekan pada jalan
lahirnya.

Perinium dijahit dengan teknik jelujur pada jahitan

2 16.09 WIB dalam, dan teknik satu-satu pada jahitan luar. Septi juwarina putri
Penjahitan perenium dilakukan oleh bidan.

Sudah dilakukan penjahitan pada luka robekan di


perinium ibu.

3 16.10 WIB Septi juwarina putri


Evaluasi jumlah perdarahan.

Sudah mengevaluasi perdarahan ibu ± 45cc.


Membereskan semua alat partus set dan merendam
dilarutan clorin 0,5% selama 10menit, kemudian
4 16.12 WIB dibilas dengan air sabun dan dikeringan. Septi juwarina putri
Sudah dekontaminasi alat.
16.14 WIB

Membersihkan ibu dengan air bersih, agar ibu merasa


5 16.15 WIB nyaman dan menggantikan pakaian ibu. Septi juwarina putri
Sudah membersihkan ibu dan menggantikan pakaian
ibu.

Ajarkan ibu dan keluarga untuk masase fundus agar


107

6 16.16 WIB Septi juwarina putri


kontraksi fundus baik/keras, dengan cara di masase
menggunakan telapak tangan dengan tekanan yang
mantap searah jarum jam.
Sudah mengajarkan ibu dan keluarga memasase
fundus.
7 16.17 WIB Mengobservasi keadaan umun ibu, mulai dari Septi juwarina putri
kontraksi uterus, tekanan darah, nadi, suhu.
Sudah mengobservasi keadaan umum ibu.

Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisinya


8 16.20 WIB dengan cara makan dan minum yang banyak. Septi juwarina putri
Ibu bersedia untuk makan dan minum yang banyak.
108

Kunjungan PNC 1

Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal:Kamis 30 Januari 2020 Jam: 08.15 WIB


S O A P
Ny. W umur
Ibu Keadaan umum: Baik 27 tahun 1. Beritahu pada ibu hasil
mengatakan P2A1Ah2 post pemeriksaan.
Kesadaran: partum 8 jam
perutnya masih Composmentis 2. KIE kebutuhan nutrisi.
normal.
merasa mules 3. KIE tanda bahaya pada
Status emosional: Stabil
dan nyeri pada masa nifas.
Tanda Vital 4. KIE personal hygiene.
jalan lahirnya.
5. Mengajarkan ibu teknik
TD : 110/75mmHg
menyusui yang benar.
x
N : 84 /m 6. Beritahu ibu
S : 36,6ºC mengajarkan pemijatan
oksitosin
R : 24x/m
7. Beritahu ibu unutk
TFU: 2 jari dibawah kunjungan ulang.
pusat

Kontraksi uterus: Baik

Kndung kemih: Kosong


Lochea: Rubra
109

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal:Kamis 30 Januari 2020


NO Waktu Pelaksanaan Paraf Nama

Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaannya


1 08.15 dalam batas normal. Kontraksi uterus baik, tinggi fundus: Septi juwarina
WIB putri
2 jari dibawah pusat. TD:110/75mmHg, perdarahan
dalam batas normal.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
KIE pada ibu kebutuhan nutrisi pada masa nifas dengan
banyakin konsumsi protein seperti putih telur dalam
2 08.16WIB Septi juwarina
sehari maksimal 6 butir putih telur, untuk mempercepat putri
proses penyembuhan luka jahitan pada jalan lahir ibu.
Dan konsumsi buah dan sayur serta banyak minum air
putih agar asi ibu lancar.
Sudah KIE asupan nutrisi pada masa nifas pada ibu.
KIE tanda bahaya pada masa nifas pada ibu seperti
demam lebih 2 hari, perdarahan dari jalan lahir yang
3 Septi juwarina
08.17WIB merembes dan tak kunjung berhenti, payudara bengkak putri
serta bernanah, pusing dan pandangan kabur, keputihan
berlebihan dan berbau tidak sedap.
Ibu sudah tahu tanda bahaya pada masa nifas.
110

Beritahu pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya


4 08.18 terutama pada area jalan lahir yang dijahit, selalu Septi juawina
WIB putri
dibersihkan pada saat mandi dan BAK/BAB dan selalu
rutin mengganti pembalut bila sudah penuh. Untuk
menghidari terjadinya infeksi.
Ibu bersedia menjaga personal hygienenya.
5 08.19 Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. dengan Septi juwarina
WIB cara duduk di kursi yang ada sandarannya dan kedua kaki putri

tidak menggantung, dan posisi bayi denagan posisi


kepala diantara siku dan pergelangan tangan, serta perut
bayi menyentuh perut ibu, dan bayi menyusu dalam, kuat
serta tidak mengecap.
Ibu sudah teknik menyusui yang benar
6 . Beritahu ibu untuk pemijatan oksitosin yaitu untuk salah Septi juwarina
08.20WIB satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi asi putri

7 08.30
WIB Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7hai lagi.
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 7 hari lagi.
111

Kunjungan PNC II

Dokumentasi Kunjungan

Hari/Tanggal: 10 februari 2020 Jam: 10.40 WIB


S O A P

Ibu Ny. W umur 27


Keadaan umum: Baik 1. Beritahu pada ibu hasil
mengatakan tahun P2A1Ah2
pemeriksaan
ingin Kesadaran: dengan 12 hari post
memeriksaka Composmentis partum. 2. KIE personal hygiene.
n dirinya.
Status emosional: 3. KIE asupan nutrisi
Stabil
4. Beritahu ibu kunjungan
Tanda Vital ulang

TD : 100/80mmHg

N : 82x/m

S : 36,7ºC
112

R : 22x/m

Asi : Lancar

Payudara: tidak ada


tanda infeksi,
payudara tidak
bengkak.

Kontraksiuterus:
Keras

TFU: Pertengahan
pusat symfisis.
Genetalia:
Pengeluaran darah
dalam batas normal,
jahitan bagus sudah
kering. Tidak ada
tanda infeksi.

Lochea:
Sanguinolenta.
113

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal: 10 Febuari 2020


No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama
Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa
hasil pemeriksaan dalam batas normal
1 10 46 WIB TD:100/80mmHg kontraksi uterus:keras TFU: 2 jari Septi juwarina putri
dibawah pusat.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

Memberitahu pada ibu untuk menjaga personal


2 10.47 WIB hygienenya dengan selalu mencuci alat kelaminnya Septi juwarina
114

putri
pada saat mandi/BAK agar terhindar dari infeksi.

Ibu bersedia untuk menjaga personal hygienenya.

Memberitahu pada ibu cara mengatasi puting lecet


3 10.48 WIB yaitu dengan cara, saat Asi keluar Asi dioleskan Septi juwarina putri
terlebih dahulu pada area puting dan bagian
hitamhitam/areola mamae sebelum menyususi
bayinya dan menarik puting menggunakan tabung
spuit 10cc agar puting menonjol.

Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar


dan cara menonjolkan puting menggunakan spuit.
10.49 WIB KIE asupan nutrisi pada masa nifas pada ibu,
dengan rutin mengkonsumsi buah
4 10.50 WIB Septi juwarina putri
dan sayur serta minum air putih yang banyak.

Ibu bersedia untuk mengkonsumsi buah dan sayur.


Beritahu ibu untuk kunjungan ulang lagi 3 minggu
untuk memastikan keadaan ibu dalam batas
normal/tidak mulai dari kontraksi uterus, TFU, dan

5 10.51 WIB keadaan luka jahitan jalan lahir serta Septi juwarina putri
lochea/perdarahan yang keluar.

Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 3 minggu lagi.


115

Kunjungan PNC III

S O A P
116

1. Ibu mengatakan keadaan Ny W 1. Beritahu ibu hasil


ingin umum:baik umur pemeriksaan
melakukan 27
kesadaran: 2. KIE tentang
kunjungan tahun
composmentis kontrasepsi
ulang. P2 A1

status Ah2 35 3. Beritahu ibu untuk


2. Ibu mengatakan
emosional :stabil hari istirahat yang cukup
tidak ada
post
keluhan TTV 4. Beritahu ibu untuk
partum
Normal kunjungan lagi
3. Ibu mengatakan TD:110/70mmHg
ingin 5. Dokumentasi hasil
melakukan N :82 /menit
tindakan
kontrasepsi kb
R:20 x/menit
suntik 3 bulan
S:36,6

ASI : lancer

Payudara :putting
menonojol,tidk
bengkak,tidak
lecet,tidak ada
tanda infeksi

TFU :Tidak
teraba

Kandung kemih:
kosong

Lochea :alba
117

Lembar Implementasi

Hari/Tanggal :22 Febuari 2020 Jam: 09.20 WIB


No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama

Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaannya


1 09.21 WIB dalam batas normal. Septi juwarina putri
Ev : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya.
2 09.22WIB Septi juwarina putri
KIE pada ibu tentang jenis kontrasepsi bagi ibu
menyususi dan efek samping serta kerugian dan
keuntungan kontrasepsi terebut.

1. Jenis jenis kontrasepsi

Mal (Metode Amenorea Laktasi)

Yaitu kontrasepsi alami yang digunakan melalui


pemberian asi ekslusif pada bayi dari usia 0-6 bulan
tanpa makanan dan minuman tambahan apaun. Mal
bekerja maksimal sebelum kembali masa subur
kembali pada umumnya.

Memberitahu pada ibu bahwa tidak ada efek samping


dari Mal.

Syarat Mal harus sering menyusui bayi.

Masa subur belum kembali.

Mini Pil

Yaitu KB pil yang tidak mengganggu produksi Asi.


118

Manfaat dari minipil dapat mencegah bertemunya


sperma/sel mani bapak dengan sel telur ibu dan
mencegah terjadinya pembuahan/kehamilan.

Keuntungan dari Kb Mini Pil dapat di beli di Apotek


atau di tenaga kesehatan terdekat. Efek samping dari
mini pil dapat menyebabkan berat badan meningkat,
menimbulkan rasa mual,dan muncul flek-flek
diwajah serta kesuburan yang tidak teratur.
Kerugian dari KB Mini pil adalah tidak melindungi
dari penyakit IMS dan haid yang tidak teratur.
Cara minum mini pil yaitu diminum setiap hari dan
tidak boleh lupa dan diminum dangan waktu yang
konsisten.

- KB suntik 3 bunlan

Kandungan Kb suntik 3 bulan sama halnya dengan


Kb Mini Pil sama sama melmiliki hormon yang tidak
mengganggu produksi Asi.
Manfaat dari Kb suntik 3 bulan adalah dapat
menyebabkan lendir leher rahim lebih kental
sehingga dapat menghambat pertemuan antara sel
telur ibu dan sel sprema bapak dan dapat mencegah
terjadinya kehamilan.

Keuntungan dari Kb suntik adalah berjangka panjang,


kunjungan ulangnya setiap 3 bulan. Efek samping
dari Kb suntik adalah dapat menyebabkan
peningkatan berat badan dan haid yang tidak teratur.
Kerugian dari Kb suntik adalah kembali masa subur
sekitar 6-12 bulah setelah
119

09.23 WIB pemberhentian, dan tidak melindungi dari penyakit


IMS.

Ibu sudah mengetahui tentang jenis KB bagi ibu


menyusui, serta manfaat,efek samping, serta kerugian
dari Kb dan ibu memutuskan untuk berKB Mal untuk
sementara jauh dari suami.

Memberitahu pada ibu untuk istirahat yang cukup,


dan tidak terlalu kelelahan agar produksi Asi tetap
lancar.
3 09.24 WIB Septi juwarina putri

Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

Memberitahu pada ibu untuk kunjungan lagi bila

4 09.25 WIB sudah memikirkan dan sudah mantap ingin Septi juwarina putri
menggunakan kontrasepsi jenis apa.

Ibu bersedia untuk kujungan ulang lagi saat sudah


menemukan alat kontrasepsi yang ingin ia gunakan.

Dokumentasi hasil tindakan.

5 09.26 WIB Septi juwarina putri

Sudah mendokumentasi hasil tindakan.


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY W UMUR 6 JAM
DIKLNIK PRATAMA MITRA ,KARANGMOJO SELANG,WONOSARI
GUNUNG KIDUL

OBSERVASI/PARTISIPASI/MANDI
RI
No. Register :
Masuk RS tanggal / jam : 28 Januari 2020/23.58 WIB
Dirawat diruang : ruang pemeriksaan

I. PENGKAJIAN Tanggal : 29 Januari 2020, Jam : 00.00.WIB, Oleh : Bidan


A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny W
Tanggal lahir : 29 Januari 2020
Jam : 15.50 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 3 (ketiga )
b. Identitas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny W Tn. M
Umur : 27 Tahun 42 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa / indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : .SMU SMU
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Ngelorejo 04/18 Gari, Wonosari Gunung kidul
No. Telp : 0812#### 0812####

120
121

2. Alasan Masuk/ Kunjungan


Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya dan mengetahui kondisi
bayinya pada tanggal 29 Januari 2020 jam 08.35 WIB
3. Keluhan Utama
.ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan
4. Riwayat Antenatal
Kehamilan ke : 3
a. Riwayat ANC : teratur/tidak
Trimester I
Frekuensi : 1.kali
Keluhan : mual, pusing
Komplikasi : .tidak ada
Terapi : Fe
Trimester II
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : nyeri pada panggul
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe, B12
Trimester III :4 kali
Keluhan : Nyeri pada panggul
Komplikasi ibu/janin : tidak ada
b. Imunisasi TT : 5 .kali
TT 1 : tanggal SD
TT 2 : tanggal SD
TT 3 : tanggal SD
TT 4 : tanggal CATEN
TT 5 : tanggal 2013
c. Kenaikan BB selama hamil : 9 kg
122

d. Kebiasaan merugikan : Ibu mengatakan tidak memiliki


riwayat kebiasaan yang merugikan kesehatannya seperti
Merokok,minum alkhol dll.
5. Riwayat Intranatal
a. Lahir tanggal : 29 Januari 2020 jam: 15.50 WIB
b. Usia gestasi : 39+4 minggu
c. Jenis persalinan : Normal
d. Penolong/tempat : Bidan/ klinik pratama mitra
e. Komplikasi
Ibu :....hipertensi,partus lama,infeksi,KPD,perdarahan
Janin : ....prematur,malposisi,gawat janin,prolap tali pusat
f. Air ketuban : jernih
g. Plasenta : lengkap/tidak
Lahir : spontan/manual
Ukuran/Berat: 400 gram
Tali pusat : panjang 47 .cm, insersio: sentralis
Kelainan : tidak ada
h. Lama persalinan :
Kala I : .8 jam ........ menit, perdarahan :50 cc
Kala II : ......... jam 30 menit, perdarahan :- cc
Kala III : ........ jam 15 menit, perdarahan : 75 cc
Kala IV : ......... jam .2 menit, perdarahan : 70 cc
Total : .......... jam .menit, perdarahan :295 cc

6. Riwayat Kesehatan
a. Faktor Genetik (kelainan bawaan /sindrome genetik)
b. Ibu mengatakan tidak ada kelainan genetik seperti kelainan bawaan/
sindrom genetik
.
c. Faktor Maternal
123

(penyakit jantung,DM,Ginjal,Hipertensi,Asma,penyakit
kelamin,RH/isoimunisasi)
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit jantung
,DM,ginjal,,hipertensi,asma,penyakit kelamin, RH/isoimunisasi

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Tanda-Tanda Vital : S : 36 0c N : 120 x/menit R : .44x/menit
PB : .48cm BB : 3000 gram
Apgar Score :
No Aspek yang Dinilai Waktu
1 Menit 5 Menit 10 Menit
1 Pernafasan 2 2 2
2 Denyut Jantung 2 2 2
3 Reaksi terhadap Rangsang 2 2 2
4 Tonus Otot 2 2 2
5 Warna Kulit 1 2 2
Jumlah 9 10 10

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk : Mesochepal,tidak ada masa ,tidak ada nyeri tekan ,
tidak ada molase
UUB : Datar
UUK : Datar
Cephal haematom : tidak ada
Caput sucedaneum : tidak ada
Ukuran lingkar kepala
CFO : 34 cm
CMO : 33 cm
CSOB : 33cm
CSMB : 34 cm
124

Rambut: tipis,warna kecoklatan,lurus,bersih


Muka : simetris, bulat,,tidak ada bintik-bintik wajah
Mata : simetris,konjungtiva merah muda, sklera putih,pupil hitam
Hidung: simetris,mancung,tidak ada cuping,tidak polip,tidak ada sekret
Mulut : simertis,bibir merah muda,tidak sumbing
Telinga: simetris,pendengaran baik, tidak ada serumen
b. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid,parotis,limfe dan
vena jugularis
c. Dada
Bentuk : simetris ,datar,tidak ada masa
Puting : simetris,tidak ada pembengkakan .kedua puting susu
menonjol
Gerakan : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris,tidak ada benjolan
Paru-Paru : pernafasan teratur
Jantung : bunyi frekuensi jantung berirama dan teratur
Lingkar dada : 31 . cm
d. Abdomen
Bentuk : normal, tidak ada benjolan/massa,tidak ada pembesaran
Dinding Perut : tebal, tidak ada kelainan
Tali pusat : belum puput, tidak infeksi,tidak ada pendarahan tali
pusat,tidak berbau
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,perut lembek ketika diam
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : tidak ada bising usus
e. Ekstremitas atas: simetris,jari lengkap,pergerakkan aktif LILA : 9cm
f. Ekstremitas bawah: simetris,jari lengkap,pergerakkan kurang aktif

g. Genetalia
125

Laki-Laki : testis sudah turun dalam skrotum,terdapat lubang


pada ujung penis
Perempuan :-
BAK : (-)
h. Anus : ada lubang anus
Mekonium : (-)
i. Punggung : tidak spina bifida, tidak lordosis
j. Kulit : kulit kemerahan ,tidak ada pembengkakan,ada vernik serosa,tidak
ada tanda lahir
3. Reflek
Moro : (+) saat dikejutkan kedua tangan dan kaki memperhatikan
gerakan
Rooting : (+) saat diberi rangsangan dipipi ,langsung menoleh ke
arah rangsangan
Sucking : (+)saat bayi menyusu puting susu dimasukkn dalam
mulut bayi
Tonic neck : (-)belum ada respons pada saat bayi diangkat
Graphs : (-) saat meletakkan jari ditelapak tangan bayi belum bisa
menggegam

II. INTERPRETASI DATA


a. Diagnosa kebidanan
Bayi Ny W Umur 6 Jam Normal

b. Data Dasar:
DS : ibu mengatakan ini anak ketiga
Ibu mengatakan berumur 27 tahun
Ibu mengatakan pernah keguguran

DO :
Keadaan umum : baik
126

R : 44 X/menit
S : 36℃
N :120 X/menit
Pb: 48 cm
BB : 3000 Gram
Data Dasar:
Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kolaborasi
tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal : 29 Januari 2020 Pukul : 15.52 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Beritahu ibu tentang pemberian ASI-E
3. Beritahu ibu untuk diberikan salep mata dan vitamin k
4. Beritahu ibu tentang perawatan tali pusat
5. Beritahu ibu tentang tetap menjaga kehangatan pada
bayinya
6. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
7. Beritahu ibu tentang kangroo mother care
8. Dokumentasi
127

VI. PELAKSANAAN Tanggal: 29 Januari 2020 Pukul : 15.53 WIB

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal: Rabu 29 -01-2020 JAM :15.50 WIB
N Waktu Pelaksanaan Paraf Nama
o
Menghangatkan bayi dengan mengeringkan bayi dengan
2 15.51 WIB handuk bersih dan menutupi bayi dengan handuk kedua, Septi juwarina putri
serta mematikan AC dan kipas.
Sudah menghangatkan bayi
Melakukan pemeriksaan antropometri mulai dari LK:33

4 15.52 WIB cm, LD: 34 cm, Lila: Septi juwarina putri


12 cm, BB:3000 gram, PB: 49cm.

Sudah melakukan pemeriksaan antropometri.


Memberikan salep mata tetraciklin untuk mencegah

5 15.53WIB infeksi pada mata dan injeksi vit K untuk mencegah Septi juwarina putri
terjadinya perdarahan di otak.
Sudah memberikan salep mata dan injeksi Vit K pada
pada bayi.
Meminta cap jempol kiri ibu dan cap kaki kiri dan kanan Septi juwarina putri
6 15.54 WIB bayi.

Sudah mengecap jempol ibu dan kaki bayi.


Memberikan imunisasi HB0 pada bayi dengan
7 15.55WIB menyuntikan pada paha kana luar 1/3 secara Septi juwarina putri
intramuscular.
Sudah memberikan imunisasi HB0 pada bayi.
8 15.56 WIB Memberitahu pada ibu untuk menjaga kehangatan Septi juwarina putri
bayinya dengan
menjauhkan bayi dari AC, kipas angin. Dan mejaga
keadaan suhu ruangan agar tetap hangat.
EV :Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya
128

Kunjungan Neonatus 1
Dokumentasi Kunjungan
Hari/Tanggal :Rabu 29 Januari 2020 Jam: 15:57 WIB
S O A P
By.Ny.W Tanda Vital : By.Ny. W umur 8 1. Beritahu pada ibu hasil
baru saja jam dalam pemeriksaan.
N : 120x/menit
lahir 6 jam keadaan normal. 2. Memandikan dan
R :40x/menit
yang lalu. menggantikan pakaian
S :36,6°C bayi.

By.Ny. W 3. Beritahu pada ibu untuk


BB :3000 Gram
tidak ada selalu menyusui bayinya.
Mata : sklera
keluhan. 4. Beritahu ibu cara menjaga
Putih. Tali
kehangatan bayi.
Pusat : Tidak
5. KIE tanda bahaya bayi
ada
baru lahir.
perdarahan,
6. Beritahu ibu untuk
tidak berbau.
kunjungan ulang pada
Kulit : kemerahan
tanggal
129

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal :29 Januari 2020 Jam : 16 .05 WIB
No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama
Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaan

1 16.06WIB bayinya dalam batas normal. S: 36,6°C, R: Septi


40x/menit, N: 120x/menit. juwarina
putri
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
Memandikan bayi setelah 8 jam tujuannya untuk
membersihkan rambut, dan tubuh bayi agar bayi
bersih, dengan tetap mnejaga kehangatan bayi,
2 16.07WIB Septi
menggunakan air hangat, mematikan AC,
juwarina
menyalakan lampu dan saat bayi dikeringkan
putri
langsung mengenakan minyak telon dan
mengenakan pakaian bayi agar bayi tidak
kehilangan panas.
Sudah memandikan By.Ny.W
Memberitahu pada ibu untuk selalu menyusui
bayinya setiap 2 jam atau pada saat bayi merasa
haus, bangunkan bayi bila bayi tidur lebih dari 2
3 16.08WIB Septi
jam dan memberitahu pada ibu untuk memberi
juwarina
ASI ekslusif pada bayinya dari usia 0-6 bulan,
putri
tanpa makanan dan minuman tambahan apapun.
Ibu bersedia untuk selal menyusui bayinya dan
memberi ASI dari usia bayinya 0-6 bulan.
Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan

4 16.09 WIB bayinya pada saat dirumah, jauhkan bayi dari kipas Septi
angin/AC, dan jaga suhu ruangan agar tetap juwarina
hangat, agar bayi tidak kehilangan panas. putri
130

Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan


bayinuya.
KIE pada ibu tanda bahaya pada bayi baru
lahir dengan menggunakan buku KIA :

- Bayi tidak mau menyusu.

- Bayi kejang-kejang.
5 16.10WIB - Bayi lemah. Septi
juwarina
- Pernafasan bayi sesak.
putri
- Tali pusat kemerahan, berbau
dan berbananah.

- Demam/panas tinggi.

- Diare lebih dari 3x/hari.

- Kulit dan mata bayi terlihat


kuning.

- Saat BAB warna BAB bayi


berwarna pucat.

Ibu sudag mengetahui tanda bahaya pada bayi


baru lahir.

6 16.12 Memberitahu pada ibu untuk melakukan


kunjungan ulang lagi pada tanggal Septi
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang lagi pada juwarina
tanggal 15-12-2018. putri
131

Kunjungan Neonatus 2
Dokumentasi
Hari/Tanggal: 30 Januari 2020 Jam: WIB
S O A P
Ibu mengatakan ingin Tanda Vital: By.Ny.W umur 1. Beritahu pada
kunjungan ulang. S :36°C 6 hari dalam ibu hasil pemeriksaan.
keadaan
N :130x/menit normal. 2. Beritahu ibu cara
Ibu mengatakan kulit R : 43x/menit merawat tali pusat.
bayinya tampak agak 3. Beritahu ibu
BB: 3000 gram
kuning. untuk meyusui bayinya
Mata: Sklera
putih. Tali pusat : sesering mungkin.

Tidak ada
perdarahan, tidak 4. Beritahu ibu

ada tanda infreksi, untuk kunjungan ulang.

sudah kering
belum puput.
Kulit : warna kulit
kemerahan
132

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal :Senin 30 Januari 2020
No Waktu Pelaksanaan Paraf Nama
1 18:43 WIB Memberitahu pada ibu bahwa hasil Septi
pemeriksaan bayinya dalam batas normal, juiwarina
namun kulitnya kemerahan. S: 36°C, R: putri
43x/menit.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
bayinya.
2 18:44 WIB Memberitahu kepada ibu cara merawat tali Septi
pusat yaitu dibiarkan dalam keadaan juwarina
terbuka dan jamgan diberi putri
betadin,alkohol,dan lain sebagainya karena
bisa menyebabkan inveksi pada tali pusat
bayi.
Ibu sudah mengetahui cara merawat tali
pusat bayi.
3 18:46 WIB Memberitahu pada ibu untuk menyusui Septi
bayinya sesering mungkin, agar asupan asi juwarina
bayi tercukupi dan dan tidak kurang ASI. putri
Ibu bersedia untuk memberi asi pada
bayinya sesering mungkin.
4 WIB Memberitahu pada ibu untuk menjemur Septri
bayinya dipagi hari pada saat ada matahari juwarina
sekitar 1015 menit, agar bayi sehat dan putri
mendapatkan vitamin D dari matahari dan
bayi tidak kuning.
Ibu bersedia untuk menjemur bayinya
dipagi hari.
5 18:50 WIB Beritahu pada ibu untuk kunjungan ulang. Septi

Ibu bersedia untuk kunjungan ulang. juwarina


putri
133

Kunjungan Neonatus 3
Dokumnetasi

Hari/Tanggal: Rabu/ 4 maret 2020 Jam: 12.05 WIB

S O A P
Ibu Keadaan umum : By.Ny.W umur 1. Beritahu
mengatakan Baik 35 hari dalam ibu hasil
ingin Tanda Vital keadaan normal. pemeriksaan.
kunjungan 2. Beritahu
S :36,7°C
ulang. ibu ulang untuk
x
Ibu N :126 /menit menyusui
mengatakan R : 45x/menit bayinya sesering
bayinya tidak mungkin.
BB: 3800gram
ada keluhan. 3. Beritahu
Kulit : ibu ualng untuk
Kemerahan menjaga
Mata : simetris, kehangatan
sklera putih. bayinya.
4. Beritahu
Tali Pusat : Sudah
ibu untuk
puput.
kunjungan ulang
pada saat jadwal
imunisasi BCG

Lembar Implementasi
Hari/Tanggal: Rabu 04 Maret 2020 Jam:12.06 WIB
N Waktu Pelaksanaan Paraf
o Nama
134

Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaan


1 12.07 WIB bayinya dalam batas normal. Septi
BB:3800gram, S:36,7°C, R: 45x/menit, N: juwarina
126x/menit. putri

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.


Membertitahu ibu ulang untuk menyusui bayinya

2 12.08WIB sesering mungkin setiap 2 jam atau pada saat bayi Septi
merasa haus. juwarina
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering putri
mungkin.
Memberitahu ibu ulang untuk menjaga kehangatan

3 12.09WIB bayinya, jauhkan bayi dari kipas angin atau AC, Septi
agar bayi tidak kehilangan panas/hipotermi. juwarina
Ibu bersedia untuk menjaga kehangtan bayinya. putri
Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada saat
4 12.10WIB jadwal imunisasi BCG untuk mengimunisasikan Septi
bayinya agar terhindar dari penyakit TBC. Pada juwarina
tanggal putri
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang pada tanggal
untuk mengimunisasikan bayinya.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Antenatal Care
Pada kontak pertama antara penulis dengan Ny. W sudah melakukan
kunjungan sebanyak 4 kali, Ny W mengatakan sudah melakukan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Trimester kedua sebanyak 2 kali, dan Trimester
ketiga sebanyak 2 kali.selama melakukan pemantauan (continuity of Care)
Pada Ny, W sudah melakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Menurut
Kemenkes RI (2015) standar kumjumgan ANC dilakukan minimal 4 kali
kunjungan selama hamil yaitu trimester pertama 1 kali, trimester dua 1 kali,
trimester tiga 2 kali.kunjungan belum sesuai dengan standar kunjungan ANC
karena Ny W tidak melakukan kunjungan pada trimester pertama.
Pada saat melakukan Antenatal Care pada Ny W menggunakan standar
pelayanan minimal atau 10 T yaitu : mengukur tinggi badan,menimbang berat
badan, mengukur tekanan darah ,mngukur LILA, mengukur TFU ,
menghitung DJJ, memberikan imunisasi TT, pemberian Tablet Fe, tes
sederhana, temu wicara, atau konseling.tatalaksna dan penanganan kasus.
Menurut Ika dan Saryono (2012) program Antenatal Care sesuai standar
adalah 14 T , Hal ini merupakan kesenjangan antara praktik dan teori.
Selama kehamilan Ny W mengalami kenaikan berat badan yang normal
yaitu sebanyak 11 Kg, selama melakukan pemantauan (Comtinuty of Care)
pada Ny W tidak mengalami penurunanan berat badan dari kunjungan ANC
ke-2 pada tanggal 03-januari 2020dengan BB 55 Kg, dan pada kunjungan ke-
3 pada tanggal 18 Januari 2020. Menurut Kemenkes RI (2020) yang
mengatakan penambahan berat badan normal pada ibu hamil 11-16 Kg. Hal
ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.
Selama melakukan pemeriksaan kehamilan, tekanan darah Ny W
didapatkan 110/70 mmHg, sesuai Astuti (2017) yang menyatakan tekanan
darah normal systole <140 mmHg dan Diastole >90 mmHg. Hal ini sudah
sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.
136

Pengukuran LILA pada Ny W dilakukan pada Saat kontak pertama


didapatkan hasil 26 cm, Menurut Astuti (2017). LILA normal pada ibu hamil
adalah >23 cm, LILA sudah sesuai dengan teori dan status gizi pada ibu
hamil normal sehingga tidak mengalami KEK.
Pengukuran TFU pada Ny W dilakukan sejak usia kehamilan 19 +4
Minggu dengan hasil Usia kehamilan dengan hasil usia kehamilan 32+4
minggu 28 cm, usia kehamilan 37 minggu30 cm, usia kehamilan 382minggu
32 cm, usia kehamilan 38+6 minggu menurut Kemenkes RI (2015) yang
mengatakan TFU dilakukan dengan pita pengukur setelah usia 24 minggu,
dengan hasil TFU pada UK 32 minggu 30 cm, UK 34 minggu 31 cm,UK 36
minggu 32 cm, dan UK 38 minggu 33 cm, hal ini ada kesenjangan praktek
dan teori , jadi TFU lebih kecil dari pada Usia kehamilan tetapi untuk TBJ
sudah sesuai ,menurut Prawirohardjo (2010) ketidaksesuaian pemeriksaan
TFU dengan Usia kehamilan dipengaruhi karena janin sudah turun ke pintu
atas panggul.
Selama melakukan kehamilan hasil denyut jantung janin pada Ny W
didapatkan Hasil kurang lebih 146 kali per menit, menurut Astuti (2017)yang
menyatakan DJJ normal 120-160 kali per meni, Hal ini sesuai dengan teori
dan tidak ada kesenjangan.
Pemberian imunisasi TT lanjutan, menurut Kemenkes RI (2017) yang
menyatakan tentang penyelanggaraan imunisasi mengamanatkan bahwa
WUS dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi menjadi
sasaran imunisasi lanjutan pemberian imunisasi TT disesuaikan dengan status
ibu saat ini. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.
Pemberian tablet Fe pada Ny W sebanyak 90 tablet selama kehamilandan
dianjurkan minum tablet Fe 1 Tablet pada malam hari dengan air putih atau
air jeruk. Menurut Astuti (2017) yang menyatakan untuk mencegah anemia
setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet Fe minimal 90 tablet selama masa
kehamilan dan diberikan mulai dari kontak pertama, hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
137

Selama kehamilan Ny W sudah diberikan konseling kehamilan yang sesuai


dengan kebutuhan. Serta keluhan Ny W berupa konseling ketidaknyamanan
pada trimester III, tanda bahaya trimester III , gizi pada ibu hamil,pola
istirahat,tanda persalinan, menurut Astuti (2017) yang menyatakan setiap ibu
hamil harus dilakukan dan diberikan konseling sesuai dengan keluhan dan
kebutuhannya, hal ini sesuai dengan teori dan praktek.
Asuhan komplementer yang telah diberikan pada Ny. W saat hamil adalah
dengan memberikan aroma terapi lavender agar ibu lebih rileks, serta di
ajarkan senam hamil untuk menjaga kesehatan ibu.

2. Intra Natal Care


Pada tanggal 29 Januari 2020 Ny W dan suami serta saudara kandung
datang ke Klinik pratama mitra Purwanti S Tr .Keb. SKM.MM
Karangmojo,Selang,Gunung kidul Yogyakarta pukul 00,15 WIB ,ibu
mengatakan kenceng-kenceng teratur dalam 15 menit dan keluar lendir darah,
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal, TFU 32 cm dan denyut jantung
janin 146 x/menit , setelah itu dilakukan pemeriksaan dalam dan hasil vulva
uretra tenang,dinding vagina licin,portio tebal lunak,pembukaan 3 cm tipis,
selamput ketuban utuh,presentasi kepala, SLTD (+). Molase (-) dan His 3x
10/menit kuat. Hal ini sudah menunjukkan bahwa keadaan inpartu sehingga
sesuai dengan Indrayani dan Djami (2013).yang menyatakan bahwa pada
saat memasuki persalinan ibu akan merasakan rasa sakit panda punggung
menjalar ke depan, keluar lendir darah. Asuhan persalinan pada Ny. W
menggunakan standard 60 langkah APN.
Lama kala I pada Ny W yaitu 8 jam , menurut Marmi (2016) kala I
selesai apabila pembukaan telah lengkap, pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 12 jam ,sedangkan multigravida berlansung 7 jam lama
persalinan Ny W selama 8 jam .
Penolong persalinan memberikan Asuhan sayang ibu seperti meberikan
dukungan saat proses persalinan,menghargai keinginan ibu untuk melilih
dukungan saat proses persalinan,menghargai keinginan ibu untuk memilih
138

pendamping selama persalinan.membantu ibu bernafas panjang, dengan benar


saat kontraksi, melakukan masase pada tubuh ibu dengan lembut,memberikan
cairan nutrisi, menurut Walyani dan Purwostuti (2016) Asuhan sayang ibu
membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan dan
melibatkan keluarga sebagai pembuat keputusan ,
Pukul 15.20 WIB, ketuban pecah spontan dari jalan lahir . Ny W
mengatakan sakit dan ingin mengejan, kontraksi seamkin kuat, frekuensi
lebih dari 4 kali dalam 10 menit, durasi 50 detik, terlihat prenium
menonjol,vulva vagina dan spingter ani membuka , lama kala II selama 15
menit karena dipengaruhi oleh power(mengejan).
Bayi lahir spontan pervaginam pukul 15.50 WIB , bayi menangis kuat,
gerakan aktif, kulit kemrahan,kemudian mengeringkan bayi dengan kain
bersih dan kering melakukan pemotongan tali pusat serta melakukan IMD
selama 1 jam. Menurut Marmi (2012) yang menyatakan bahwa asuhan bayi
baru lahir yaitu melakukan penilaian selintas apakah bayi menangis kuat,
gerakan aktif, kulit kemerahan, kemudian mengeringkan bayi dengan handuk
dan kain bersih, melakukan pemotongan tali pusat, serta melakukan IMD 1
jam. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.
Pukul 16:05 WIB dilakukan MAK III menurut Marmi (2012) yang
menyatakan bahwa palpasi uterus menentukan apakah ada janin kedua dan
manajemen aktif kala III , jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin,
memberi oksitosin , melakukan peregangan tali pusat terkendali dan massase
uterus, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesejangan.
Pukul 16 :16 WIB pada Ny W dilakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir
ditemukan ruptur derajat 1 (mukosa vagina,kulit perineum,otot perineum)
.sesuai dengan Rohani (2011) yang menyatakan laserasi derajat 2 yaitu
mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum, dilakukan heacting dengan
tehnik jelujur menggunakan henang catgut. Menurut Sulistyawati (2015)
dilakukan heacting bertujuan untuk mendekatkan jaringan-jaringan sehingga
proses penyembuhan bisa terjadi , tidak ada kesenjangan antara praktek dan
teori.
139

Pada Kala IV Persalinan pukul 16 :30 kala IVdilakukan penjahitan


dimulai sejak plasenta lahir hingga 2 jam dan dilakukan observasi setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua seperti vital
sign, TFU, kontraksi uterus,perdarahan, dan kendung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan, menurut Sulistyawati dan
Nugrahaeny (2013) dilakukan observasi setiap 15 menit pada jam pertama
dan 30 menit pada jam kedua , hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan.
Asuhan komplementer yang diberikan pada ibu saat bersalin adalah
dengan mengajarkan teknik relaksasi agar ibu menjadi lebih tenang dalam
menghadapi persalinan. Selain itu juga dilakukan teknik counterpresure dan
abdominal lifting untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu.
3. Post Natal Care
Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 8 jam, 12 hari, dan 34
hari. Berdasarkan teori Kemenkes (2019) kunjungan Nifas dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu KF I (6-48 jam), KF 2 (4 hari – 28 hari postpartum),
dan KF 3 (29 hari – 42 hari). Hal ini sesuai dengan teori dan tidak terdapat
kesenjangan.
Kunjungan pertama pada tanggal 29 Januari 2020 dilakukan kunjungan
pertama 8 jam postpartum dan tidak ditemukan suatu masalah, Menurut
Ambarwati (2009) tentang Asuhan 8 Jam postpsrtum dilakukan pemeriksaan
seperti memastikan involusi uterus normal,TFU 2 jari dibawah pusat,uterus
berkontraksi dengan baik baik dan keras, tidak ada pendarahan
abnormal,memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat ,
memastikan ibu menyusu dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
bahaya, dan memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi , tali
pusat , mennagani bayi agar tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari serta
ASI Eksklsif serta diberikan terapi amoxilin untuk mencegah terjadinya
infeksi.Ada kesejangan anata teori dan praktek Menurut Permenkes No 28
(2017) bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan bagi ibu sesuai dengan
kemampuannya. Bidan dalam memberikan pelayanan pengobatan bagi ibu
140

sesuai dengan kemampuannya.bidan dalam memberikan pelayanan


sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 tentang wewenang bidan dalam
pemberian obat-obatan terbatas. Alasan bidan yang menagani kasus tersebut
memberikan terapi antibiotikamoxlin pada ibu nifas normal untuk mencegah
terjadinya infeksi karena dilakukan heacting.
Kunjungan kedua pada tanggal 10 februari 2020 pukul 10:45 WIB
melakukan pemeriksaan Pada Ny W memberikan 12 hari poatpartum Ny W
mengatakan ASInya lancar, Menurut Ambarwati (2009) memastikan involusi
uterus, TFU tidak teraba,tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada
bau,jahitan sudah menutup,menilai adanya tanda-tanda infeksi atau
perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan,cairan,dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda bahaya, dan memberikan konseling pada
ibu mengenai asuhan pada bayi ,tali pusat,menjaga bayi tetap
hangat,perawatan bayi sehari-hari serta ASI Eksklisif, sesuai asuhan yang
diberikan tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.
Pada kunjungan 34 Hari tanggal 4 Maret 2020 ibu mengatakan sudah
memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi Sunti 3 bulan dan suami sangat
mendukung. Menurut Vivian (2013) yang menyatakan saat masa nifas 29-42
Hari ,ibu diberikan konseling ber KB secara dini, Hal ini sesuai dengan teori
dan tidak ada kesenjangan.
Asuhan komplementer pada ibu nifas yang diberikan pada Ny.W adalah
pijat oksitosin. Pijat oksitosin diberikan dengan tujuan untuk membantu
memperlancar asi.
4. Neonatal
Asuhan Neonatal dilakukan sebanyak 3 kali , menurut Vivian (2013)
kunjungan Neonatal dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN 1 (6-48 jam)
KN 2 (3-7 hari) KN 3 (8-42 hari), Hal ini tidak ada kesenjangan antara
praktek dan teori.
Pada tanggal 29 Januari 2020 melakukan pemeriksaan pada pukul 22:15
WIB seorang Bayi Ny W lahir spontan,sesuai masa kehamilan, menangis
141

kuat, tidak ada kelainan, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, berat
badan 3000 gram ,panjang badan 48 cm, ekstremitas atas dan bawah
(+),gerakan aktif.banus (+) ,belum mengeluarkan mekonium, Menurut Ratna
dan Sriati (2011) Bayi baru lahir dengan berat badan lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram (2499) tanpa memandang masa kehamilan . Hal ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
Pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 16 :50 WIB pada Bayi Ny W
dilakukan tindakan seperti memberi salep mata tetrasiklin 1% pada kedua
mata , suntikkan Vitamin K Mg/0,05 cc intramuskular di 1/3 paha bagian
luar.sebelah kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini JNPK KR (2010),
tidak ada kessenjangan antara teori dengan praktek..
Penulisan melakukan pemeriksaan pada tanggal 29 Januari 2020
dilakukan kunjungan pertama 8 jam normal, ibu mengatakan bayinya tidak
ada keluhan dan tidak rewel. Maka penulis memberikan asuhan yang
mempertahankan suhu tubuh bayi, perawatan tali pusat dan tanda bahaya bayi
baru lahir . Menurut teori JNPK -KR (2010) imunisasi hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi ahaepatitis B terhadap bayi ,terytama jalur penularan
ibu dan bayi, imunisasi pertama dilakukan 1 jam setelah pemberian Vitamin
K pada saat bayi berumur 2 jam , tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Pada saat tanggal 10 Febuari 2020 dilakukan kunjungan kesua, bahwa
ibu mengatakan kondisi bayinya baik dan sering dijemur dipagi hari.
Dilakukan pemeriksaan berat badan, yaitu 3000 gram, maka siberikan asuhan
yang memberikan motivasi kepada ibu untuk selalu menyusui bayinya
sesering mungkin dan menjemur bayinya dipagi hari , Menurut Marmi (2014)
ikterus fisiologis tidak berbahaya penangananya bayi dijemur setiap pagi
antara jam 7-9 pagi selama 30 menit-1 jam, tingkatkan pemberian ASI,
minimal 8=12 kali sehari, hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Pada tanggal 4 Maret 2020 dilakukan kunjungan ketiga, bahwa ibu
mengatakan bayinya sehat, berat badan sudah bertambah , maka diberikan
142

asuhan yaitu memberikan motivasi pada ibu untuk tetap memberikan ASI -E
sampai umur 6 bulan , menjaga kebersihan bayi dan menganjurkan ibu untik
imunisasi lajutan yaitu BCG dan dilanjutkan dengan Hib dan Polio, Menurut
Kemenkes (2015) imunisasi selajutnya Hepatitis B dan DPT diberikan pada
umur 2 ,3,4 bulan serta BCG dan IPV diberikan sejak saat bayi berumur 24
jam (pada saat bayi pulang dari klinik) atau pada usia 1 bulan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan komplementer pada bayi dan neonatus belum diberikan pada By.
Ny. W dikarenakan keterbatasan waktu.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuahan manajeman kebidanan dengan
menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara
VARNEY dan SOAP pada Ny. W dari kehamilan ,bersalin,nifas dan KB ,
yang dimulai dari tanggal 26 Desember 2019 sampai tanggal 04 Maret 2020
maka dapat disimpulkan.
1. Selama kehamilan Ny. W melakukan kunjungan ANC secara teratur
dengan minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan. Hasil pemeriksaan
vital sign dalam batas normal, dari ANC pertama hingga ANC ke empat.
Selama kerhamilan keadaan ibu dan janin normal
2. Asuhan persalinan Normal Di Klinik Pratama Mitra pada tanggal 29
Januari 2020 pada Ny. W usia gestasi 39 +4 minggu dengan persalinan
normal, dilaksanakan dengan menggunakan 60 langkah APN. Pada saat
persalinan tidak ditemukan penyulit pada kala I, II, III dan IV persalinan
berjalan dengan normal tanpa komplikasi, Asuhan komplementer yang
diberikan adalah counterpresure dan abdominal lifting.
3. Asuhan Nifas normal pada Ny W dilakukan dengan 3 kali kunjungan.
Selama pemantauan nifas berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan
kelainan, dilaksanakan dengan 3 kali dan sesuai dengan teori. Ny. W.
sudah memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi Suntik 3 bulan
4. Asuhan Bayi baru lahir normal By. Ny .W dilaksanakan sesuai dengan
teori dan tidak ada kesenjangan. Pada bayi tidak dilakukan asuhan
komplementer

B. Saran
1. Bagi Universitas Respati Yogyakarta
Diharapkan referensi buku tentang Evidence Based kebidanan dalam
penulisan dan Bayi Baru Lahir yang ada diperpustakaan lebih dilengkapi
144

untuk mendukung kompetensi mahasiswi kebidanan dalam hal asuhan


kebidanan komprehensif dan berkesinambungan.
2. Bagi Klinik Pratama Mitra
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas
asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada pasien terutama pada
asuhan komplementer. Seperti mengadakan penyuluhan atau pelatihan
rutin tentang komplementer pada pasien.
3. Bagi Penulis
Agar mahasiswa menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan
kesehatan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang
telah diberikan kepada profesi bidan dan mendapatkan pengalaman,
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam mempelajari
berbagai kasus pada saat praktek secara komfrehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, R.Y. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta Timur: Trans Info Media.
Asih Y dan Risneni. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Trans
Info Media.
Asrinah, P.dkk. (2010). Asuhan kebidanan masa persalinan. Yogyakarta: Graha
ilmu.
Dewi, V.N.L. (2013). Asuhan Neonatul Bayi dan Balita. Jakarta: SalembaMedika.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2017). Profil Kesehatan Provinsi
Di Yogyakara Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Sleman
Tahun 2017.
Elmeida, I.F. (2015). Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi, Balita dan Anak
PraSekolah. Jakarta Timur: Trans Info Media.
Hutahaean, S.(2013).Perawatan Antenatal.Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Asri: sujiatini. (2010). Asuhan kebidanan persalinan. Yogyakrta: Nuha
Medika.
Indriyani, D., & Asmuji. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jateng, D (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2015. Semarang: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Johariyah dan Ningrum. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kemenkes, R.I. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015, Jakarta : KemenKes
R.I.
Marmi. (2017). AsuhanKebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi, & Rahardjo, K. (2018). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
146

Marmi. (2012). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Marmi. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta Timur: Trans
Info Media.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono.
prawirohardjo.
Pantiawati, I., & Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kemenkes, R.I (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: KemenKes R.I
Rohani,dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sari, A., Ulfa, I.M., & Daulay, R. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Untuk Mahasiswa Kebidanan. Bogor: In Media.
Sukarni, I., & Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sulistyawati. A (2013). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamiln. Jakarta:
Salemba Medika.
Sulistyawati, A & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Sutanto, A.V & Fitriani, Y. 2016. Asuhan pada kehamilan. Yogyakarta: pustaka.
Sumarah. 2010. Perawatan ibu bersalin: asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Yogyakrta: fitramaya.
Sondakh, J.J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.
Walyani, E.S., & Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wiyono,Adi,2004 Efektifitas senam hamil terhadapat penurunan nyeri
punggung pada ibu hamil
147

Setyowati,H.,Andayani,.A & Widayati, W (2015).Perbedaan Produksi ASI


pada ibu post partum setelah pemberian pijat Oksitosin
148

LAMPIRAN
149

GANCHART KEGIATAN KUNJUNGAN DAN RENCANA KUNJUNGAN

Rencana Tanggal Minggu Jenis Tempat


Asuhan Kunjungan Kunjungan
ANC 1 33 Minggu 31-12-2019 33 Kunjungan PMB Yustin
Kehamilan
ANC 2 35 Minggu 25-01-2020 35 Kunjungan
Kehamilan
ANC 3 37 Minggu 2-02-2020 37+1 Kunjungan
kehamilan
ANC 4 38 Minggu 10-02-2020 38 Kunjungan
kehamilan
INC Menyesuaikan 15-02-2020 38+5 INC dan
BBL
PNC 1 6 Jam Post 15-02-2020 Kunjungan
partum nifas dan
Kunjungan
Neonatal 1
KN 2 3-7 Hari 22-02-2020 Kunjungan
neonatal 2
KN 3 8-28 Hari 14-03-2020 Kunjungan
neonatal 3
PNC 2 6 Hari Post 22-02-2020 Kunjungan
Partum nifas
PNC 3 42 Hari Post 29-03-2020 Kunjungan
Partum nifas
151
152

Anda mungkin juga menyukai