Anda di halaman 1dari 73

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO ANAK BALITA

STUNTING USIA 06-59 BULAN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS OPHIR DAN SUKAMENANTI
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2020

Tugas Akhir

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

NOVITRI AYU NINGSIH


Nim : 172110139

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir

“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06 – 59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2020”

Oleh :
NOVITRI AYU NINGSIH
Nim : 172110139

Tugas Akhir ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir Program
Studi D III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.

Padang, Juni 2020


Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Dr. Eva Yuniritha, M. Biomed) (John Amos, SKM, M.Kes)


NIP : 19640603 199403 2 002 NIP : 19620620 198603 1 002

Ketua Jurusan Gizi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

(Kasmiyetti, DCN, M.Biomed)


NIP : 19640427 198703 2 001
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI
Tugas Akhir

“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06 – 59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2020”

Oleh :
NOVITRI AYU NINGSIH
Nim : 172110139

Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Tugas
Akhir Program Studi D III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan
dinyatakan telah memenuhi syarat dan diterima

Padang, Juni 2020


Tim Penguji

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Dr. Eva Yuniritha, M. Biomed) (John Amos, SKM, M.Kes)


NIP : 19640603 199403 2 002 NIP : 19620620 198603 1 002

Ketua Dewan Penguji Anggota Dewan Penguji

(Defriani Dwiyanti, S.SiT. M.Kes) (Marni Handayani, S.SiT. M.Kes)


NIP : 19731220 199803 2 001 NIP : 19750309 199803 2 001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN GIZI

Tugas Akhir, Juni 2020


Novitri Ayu Ningsih

Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman
Barat
VI +67 Halaman, 10 Tabel

ABSTRAK
Kabupaten Pasaman Barat adalah lokasi fokus (lokus) stunting di Provinsi
Sumatera Barat, karena prevalensi stunting cukup tinggi yaitu 32,09%. Angka
tersebut lebih tinggi dari prevalensi stunting di Provinsi Sumbar. Masalah Utama
penyebab stunting adalah kurang asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak
dan karbohidrat). Asupan zat gizi makro sangat penting untuk pertumbuhan dan
sumber energi utama bagi tubuh, Ophir dan Sukamenanti wilayah yang cukup
tinggi angka stuntingnya, bukan lokus stunting dan kurang mendapat perhatian
dari pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran asupan zat gizi
makro anak balita stunting usia 06-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir
dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian dengan desain Cross-Sectional Study dilakukan di Wilayah


Kerja Puskesmas Ophir dan Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat.
Populasi adalah anak balita stunting usia 06-59 bulan, sampel diambil dengan cara
simple random sampling. Sampel sebanyak 35 orang. Data yang diperoleh berupa
data pengukuran antropometri, data asupan makan dengan metode recall 2x 24
jam dan data kebiasaan makan (frekuensi bahan makanan) dengan metode FFQ,
dilakukan oleh peneliti dan 2 orang anggota tim. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa asupan energi dan karbohidrat


seluruh responden defisit berat dimana asupan zat gizi yang dikonsumsi < 70%
AKG. Untuk Asupan lemak 77.1% Responden defisit berat. Kekurangan zat gizi
ini, berdampak pada pertumbuhan yang terganggu. Asupan zat gizi protein 33.4 %
berlebih dari kebutuhan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada responden dan


keluarga responden dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan asupan sesuai
kebutuhan agar dapat mengejar ketinggalan pertumbuhan.

Kata kunci : Stunting, Asupan Zat Gizi Makro


Daftar Pustaka : 2002-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Balita Stunting Usia 6-59 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenati Kabupaten Pasaman

Barat”.

Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini merupakan suatu rangkaian

dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi DIII Jurusan Gizi di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan sebagai persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan DIII Gizi pada masa akhir pendidikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, dan pengarahan dari Ibu Dr. Eva

Yuniritha, M. Biomed selaku pembimbing utama dan Bapak John Amos SKM,

M.Kes selaku pembimbing pendamping serta berbagai pihak sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Ucapkan terima kasih ini penulis tunjukan kepada:

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang

2. Ibu Kasmiyetti, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi.

3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku Ka. Prodi Jurusan DIII Gizi

4. Ibu Defriani Dwiyanti, S. SiT. M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji

5. Ibu Marni Handayani, S.SiT. M.Kes selaku Pembimbing Akademik dan

Anggota Dewan Penguji.

ii
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Civitas Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang yang telah memberi ilmu, dukungan, masukan dan

semangat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

7. Kedua Orang Tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan,

masukan, serta semangat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman semua yang telah memberikan motivasi serta dukungan

dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Padang, Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Stunting ................................................................................... 7
2. Zat Gizi Makro ....................................................................... 7
B. Kerangka Teori ............................................................................. 13
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 14
D. Defenisi Operasional ..................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 20
A. Desain Penelitian ........................................................................... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 20
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 22
E. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 23
F. Analisa Data .................................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 27
A. Hasil .................................................................................................... 27
1. Gambaran umum ................................................................... 27
2. Status Gizi ............................................................................. 20
3. Asupan Zat Gizi Makro .......................................................... 27
B. Pembahasan ......................................................................................... 27

iii
1. Status Gizi .............................................................................. 27
2. Asupan Zat Gizi Makro ........................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 40
A. Kesimpulan ................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengertian Kategori Status Gizi Balita ................................................ 7


Tabel 2 Kecukupan Gizi pada Balita ............................................................... 9
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................. 28
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden .................................... 29
Tabel 5 Rata-rata Asupan Zat Gizi Makro ..................................................... 30
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Asupan Zat Gizi Makro Responden .................. 31
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Frequency Quesioner (FFQ) Responden .......... 32

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Form Inform Consent .............................................................. 48


Lampiran B : Form Kuesiner Data Umum Responden .................................. 29
Lampiran C : Form Food Recall 1 X 24 Jam ................................................ 53
Lampiran D : Form Frequency Quesioner (FFQ) .......................................... 54
Lampiran C : Master Tabel ........................................................................... 53
Lampiran D : Output SPSS ............................................................................ 54

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur, kondisi ini diukur

dengan panjang atau tinggi badan menurut usia di bawah -2 standar median kurva

pertumbuhan anak World Health Organization (WHO) (Kemenkes, 2018: 2).

Masalah gizi pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang

dihadapi di dunia khususnya negara miskin dan berkembang seperti Indonesia

(Unicef, 2013).

Stunting memiliki dampak yang besar terhadap tumbuh kembang anak,

stunting dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang terutama pada anak

berusia dibawah dua tahun (Kemenkes, 2018). Stunting mengakibatkan gangguan

perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan energi terlambat dan

terhambatnya pertumbuhan mental (Nurkarimah dkk, 2018: 184). Kejadian balita

stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia.

Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi selama tiga tahun terakhir, stunting

memiliki prevalensi tertinggi di bandingkan masalah gizi lainnya seperti gizi

kurang, kurus dan gemuk. (Kemenkes, 2018 : 2)

Prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 37,2% pada tahun 2013

menjadi 30,8% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018), namun penurunan tersebut

masih belum dalam batas penurunan yang ditetapkan World Health Organization

(WHO) yaitu 20%. Menurut World Health Organization (WHO) pada rentang

tahun 2017-2018, Indonesia termasuk kedalam tiga negara dengan prevalensi

tertinggi di regional Asia Tenggara rata-rata prevalensi balita stunting di

1
2

Indonesia tahun 2015-2017 adalah 36,4 (Kemenkes, 2018: 1). Data dari hasil

Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSBGI) tahun 2019 menunjukkan penurunan

prevalensi stunting dari 30,8% tahun 2018 menjadi 27,67% tahun 2019.

(Kemenkes, 2018)

Prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat sebesar 29.0% pada tahun

2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, 2017). Prevalensi stunting di Kabupaten

Pasaman Barat cukup tinggi yaitu 32,09% pada tahun 2017 (Profil Kesehatan

Pasaman Barat). Angka Prevalensi Stunting di Kabupaten Pasaman Barat lebih

tinggi daripada angka stunting di Provinsi Sumatera Barat.

Penyebab stunting sangat kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor.

Penyebab langsungnya adalah asupan makan yang tidak memadai dan infeksi.

Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai, serta penyakit infeksi , kedua

penyebab tersebut merupakan faktor yang sangat berperan terhadap stunting

(Mayang Sari dkk, 2016: 153).

Asupan energi yang tidak mencukupi kebutuhan normal dapat

menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan energi. Ketidakseimbangan energi

yang berkepanjangan menyebabkan masalah gizi (Ayuningtyas dkk, 2018: 446).

Energi dalam tubuh manusia timbul karena pembakaran dari karbohidrat, protein,

dan lemak (Azmy dan Mundiastuti, 2018: 296). Asupan energi yang rendah dapat

menyebabkan katabolisme protein. Protein erat kaitannya dengan sistim

kekebalan tubuh, asupan protein yang rendah menyebabkan gangguan pada

mukosa, penurunan sistem imun, yang akan menyebabkan anak mudah terserang

penyakit infeksi seperti infeksi saluran pencernaan dan pernafasan (Rahim, 2014).

Balita yang sering terserang penyakit infeksi akan menyebabkan nafsu makan
3

menurun sehingga akan menyebabkan masalah gizi seperti stunting

(Sulistianingsih, 2016: 71)

Tingkat kecukupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan

karbohidrat) merupakan komponen penting yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan anak (Bening dkk, 2016: 46). Protein adalah zat yang membantu

untuk membangun sel tubuh sehingga sangat penting bagi balita yang berada

dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Azmy dan Mundiastuti, 2018:

293). Kuantitas dan kualitas dari asupan protein memiliki efek terhadap level

plasma insulin growth factor I (IGF-I), terhadap protein matriks tulang dan faktor

pertumbuhan yang berperan penting dalam formasi tulang (Mayang Sari dkk,

2016: 153).

Lemak juga berhubungan dengan status gizi TB/U dikarenakan dalam

lemak terkandung asam lemak essensial yang memiliki peran dalam mengatur

kesehatan. Selain itu simpangan energi dapat berasal dari konsumsi lemak dan

lemak sebagai alat pengangkut dan pelarut vitamin larut lemak dalam tubuh

dimana fungsi-fungsi tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan balita (Azmy

dan Mundiastuti, 2018: 296). Kekurangan asam lemak essensial menghambat

pertumbuhan bayi dan anak-anak (Almatsier, 2015: 57). Konsumsi lemak tak

jenuh khususnya Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) memiliki perang penting

dalam transport dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan fungsi

dan integritas membran sel, salah satu akibat dari kurang konsumsi lemak adalah

Kurang Vitamin A (KVA). Kurang Vitamin A (KVA) merupakan faktor risiko

peningkatan keparahan infeksi penyakit dan kematian (Isnany dkk, 2017: 11).
4

Peranan utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa

bagi tubuh kemudian diubah menjadi energi, jika tubuh kekurangan karbohidrat

dan lemak maka cadangan protein yang akan dirombak untuk menutupi

kekurangan energi dan akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila protein

digunakan sebagai sumber energi, maka protein tidak dapat menjalankan

fungsinya secara optimal, dimana fungsi protein untuk pertumbuhan (Isnany dkk,

2017 : 12).

Penelitian Yuniritha et al (2019) menyatakan bahwa asupan energi anak

stunting di wilayah kerja puskesmas Ophir dan Sukamenanti yang terpenuhi

sebesar 52,2%, protein sebesar 67,06%, lemak sebesar 54,13% dan karbohidrat

sebesar 45,6%. Kabupaten Pasaman Barat merupakan satu dari 160

kabupaten/kota prioritas penanganan stunting di Indonesia, atau disebut juga

dengan lokasi fokus (lokus) stunting di Provinsi Sumatera Barat (TNP2K, 2017 :

18).

Kabupaten Pasaman Barat ada 10 desa yang dijadikan sebagai lokasi

fokus stunting, dimana di desa tersebut sudah banyak mendapat program

penanggulangan stunting dari pemerintah dan instansi Perguruan Tinggi. Ophir

dan Sukamenanti merupakan salah satu daerah yang ada di Kabupaten Pasaman

Barat, data Stunting di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti cukup

tinggi yaitu terdapat 101 balita di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan 44 balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti. Dimana wilayah ini akan dijadikan

sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan di daerah tersebut karena

belum masuk kedalam program pemerintah namun data stunting nya sudah tinggi.
5

Optimalisasi penanggulangan masalah stunting pada anak batita sebaiknya

mempertimbangkan aspek defisiensi zat gizi, manfaat kesehatan, daya terima,

nilai ekonomi, daya tahan dan keunggulan sumber daya dan kearifan lokal. Suatu

solusi yang inovatif dan tepat untuk menanggulangi masalah tersebut sangat

diperlukan, agar semua anak balita stunting dapat tumbuh kembang secara

optimal dan menjadi manusia berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa.

(Yuniritha et al, 2019: 9).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis meneliti “Gambaran Asupan Zat

Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat) pada Anak Balita Stunting

Usia 06-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti

Kabupaten Pasaman Barat Pada Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asupan zat gizi makro (energi protein, lemak dan

karbohidrat) pada anak balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan

Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan

karbohidrat) pada anak balita stunting usia 06-59 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik anak balita stunting (usia 6-59 bulan) di Wilayah

Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat pada

tahun 2020.
6

b. Diketahuinya asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat)

anak balita stunting (usia 6-59 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan

Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah ilmu dan wawasan peneliti dalam bidang gizi klinik

khususnya tentang gambaran zat gizi makro pada anak balita stunting.

2. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mengetahui pentingnya konsumsi zat gizi makro

(energi, protein, lemak dan karbohidrat) untuk anak balita stunting bagi tumbuh

kembangnya dan memberikan sesuai dengan kebutuhan asupan zat gizi makro

anak balita.

3. Bagi instansi terkait

Memberikan masukan kepada dinas kesehatan agar hasil penelitian ini bisa

digunakan untuk membuat kebijakan tentang penanganan stunting.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung dari penelitian dengan judul

penelitian induk “Optimasi Asupan Zat Gizi Essensial dari Ikan Bada (Rasbora-

Argyrotaenia) Dan Edukasi Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal untuk

Meningkatkan Status Gizi Anak Balita Stunting di Kabupaten Pasaman Barat”.

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Asupan zat gizi makro yaitu

energi, protein, lemak dan karbohidrat pada anak stunting, yang merupakan

bagian dari variabel utama pada penelitian tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Stunting

a. Pengertian Stunting

Stunting merupakan dampak dari kurang gizi yang terjadi dalam periode

waktu yang lama yang pada akhirnya menyebabkan penghambatan pertumbuhan

linear dengan tinggi badan menurut usia dibawah -2 SD kurva pertumbuhan anak

World Health Organization (WHO). Pertumbuhan stunting menggambarkan suatu

kegagalan pertumbuhan linear potensial yang seharusnya dapat dicapai, dan

merupakan dampak dari buruknya kesehatan serta kondisi gizi seseorang

(Fikawati dkk, 2017 :280).

Stunting (kerdil) merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan umur (Nur ramadhani dkk, 2019).

Stunting dipengaruhi oleh kurangnya gizi kronis disebabkan oleh asupan gizi yang

kurang dalam waktu yang lama (Adani dan Nindya, 2017: 47 ).

b. Dampak Stunting

Stunting pada anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan

penurunan pendapatan saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah, dan

penurunan berat lahir keturunannya dan mengakibatkan rendahnya intelijensi

(Fikawati dkk, 2017 :286).

c. Penilaian Status Gizi

Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, diantaranya tinggi badan

menurut umur (TB/U). TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada

7
8

umur tertentu. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB atau TB normal

menurut baku pertumbuhan World Health Organization (WHO) (Kemenkes,

2018)

Tabel 1. Kategori Status Gizi Balita Indikator TB/U


Indikator Status Gizi Z-Score
Sangat Pendek < -3,0 SD
TB/U Pendek -3,0 SD s/d < -2,0
SD
Normal > -2,0 SD
Sumber : Kepmenkes No. 1995/Menkes/SK/XII/2010

c. Penyebab Stunting

Penyebab Stunting sangat kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor.

Penyebab dasar seperti lingkungan ekonomi dan politik yang mendasari status

sosial dan ekonomi (Mayang Sari dkk, 2016: 153). Stunting disebabkan oleh

beberapa penyebab, ada penyebab langsung ada penyebab tidak langsung:

1. Penyebab langsung.

Secara langsung dipengaruhi oleh asupan dan penyakit infeksi. Tingkat

kecukupan asupan zat gizi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

stunting. Terdapat berbagai jenis zat gizi yang penting bagi pertumbuhan anak

yang terdiri dari zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat( dan zat

gizi mikro (vitamin dan mineral). Ketidakseimbangan zat gizi makro secara

berkepanjangan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada massa tubuh dan

akan berdampak pada pertumbuhan tinggi dan berat badan anak (Syauqi ahmad,

2020: 3). Vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang juga berdampak

pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak (Syauqi ahmad, 2020:3)

8
9

Asupan yang kurang disebabkan karena pemberian makanan tambahan

yang tidak adekuat serta pemberian asi yang kurang. Pemberian makanan yang

tidak adekuat juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: buruknya kualitas

makanan, praktik yang tidak adekuat serta keamanan pangan dan air. Buruknya

kualitas makanan menyebabkan rendahnya zat gizi makro dan mikro dalam

makanan anak.(WHO, 2004). Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai,

serta penyakit infeksi merupakan penyebab yang sangat berperan terhadap

masalah stunting (Mayang Sari dkk, 2016: 153). Stunting sangat erat kaitannya

dengan kebutuhan zat gizi seperti energi dan protein (Astutik dkk, 2018: 410).

Tabel 2 Kecukupan Gizi pada Balita


No Kelompok Energi Protein (gr) Lemak(gr Karbohidr
umur (kkal) ) at (gr)
1 0-5 bulan 550 9 31 59
2 6-11 bulan 800 15 35 105

3 1-3 tahun 1350 20 45 215

4 4-6 tahun 1400 25 40 220

Sumber : AKG 2019

Status gizi berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan serta

penyakit infeksi, kekurangan energi dan protein berhubungan dengan

perkembangan kognitif dan dapat meningktakan risiko terjadinya penyakit infeksi

(Fikawati dkk, 2017: 31). Terdapat hubungan timbal balik antara status gizi

dengan penyakit infeksi terdapat dua kemungkinan bagaimana hubungan

keduanya berlangsung yaitu status gizi yang buruk mengakibatkan gangguan

imun tubuh dan mengurangi resistensi terhadap infeksi dan paparan penyakit

infeksi dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, seperti anoreksia, malabsorpsi

zat gizi dan peningkatan metabolisme energi, serta zat gizi lainnya. Ada hubungan
10

timbal balik antara status gizi dengan penyakit infeksi khususnya diare dan infeksi

saluran pernapasan (Fikawati dkk, 2017: 31).

2. Penyebab tidak langsung

Secara tidak langsung stunting juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan

komunitas seperti politik dan ekonomi, kesehatan dan pelayanan kesehatan,

pendidikan, kultur sosial, sistem pangan dan agrikultur, serta air ,sanitasi, juga

lingkungan (WHO,2014). Pola asuh berkaitan dengan perilaku pemberian makan

dan pemeliharaan kesehatan anak. Anak dengan pola asuh yang kurang baik akan

lebih berisiko mengalami kejadian stunting. Pendapatan keluarga juga merupakan

faktor penyebab stunting ( Syauqi ahmad, 2020:3).

2. Zat –zat Gizi Makro dan Hubunganya dengan Stunting

Faktor risiko yang berpengaruh langsung terhadap terhadap stunting

adalah asupan zat gizi . Tingkat kecukupan zat gizi makro (energi, protein, lemak,

dan karbohidrat) merupakan komponen penting yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan anak (Bening dkk, 2016: 46 )

1. Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak

dan protein (Almatsier, 2015: 146), energi timbul karena adanya pembakaran

karbohidrat, protein, dan lemak. Energi memiliki fungsi sebagai penunjang proses

pertumbuhan, metabolisme tubuh dan berperan dalam proses aktivitas fisik

(Ayunintyas dkk, 2018: 447). Rendahnya asupan energi pada balita stunting

kemugkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya frekuensi dan jumlah

pemberian makan, nafsu makan balita yang kurang, densitas energi yang rendah ,

dan adanya penyakit infeksi penyerta (Ayuningtyas dkk, 2018: 446 ).


11

Asupan energi yang tidak mencukupi kebutuhan dapat menyebabkan

terjadinya ketidakseimbangan energi. Ketidakseimbangan energi secara

berkepanjangan menyebabkan terjadinya masalah gizi. Balita dengan tingkat

asupan energi yang rendah mempengaruhi pada fungsi dan struktural

perkembangan otak serta dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan

kognitif yang terhambat. Energi memiliki fungsi sebagai penunjang proses

pertumbuhan metabolisme tubuh dan berperan dalam proses aktivitas fisik

(Ayuningtyas dkk, 2018: 446).

Ketidakseimbangan energi yang memicu rendahnya berat badan dan

simpanan energi dalam tubuh akan menyebabkan kekurangan energi kronis.

Apabila asupan energi tidak mencukupi kebutuhan untuk mempertahankan

metabolisme, maka pemenuhan kecukupan energi diperoleh dari cadangan lemak

dan glikogen otot. Selanjutnya jika berlangsung dalam waktu yang lama maka

akan terjadi katabolisme protein untuk pemenuhan energi, sehingga berdampak

pada pertumbuhan anak (Bening dkk, 2016: 48).

2. Protein

Protein merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk

pertumbuhan, membangun struktur tubuh (otot, kulit dan tulang) serta sebagai

pengganti jaringan tubuh yang telah digunakan (Almatsier, 2005). Protein

merupakan komponen utama protoplasma didalam sel, serta hormon dan enzim

yang berperan penting dalam proses pertumbuhan. Komposisi protein di dalam

tubuh meningkat dari 14,6% pada masa pertumbuhan menjadi 18-19% ketika usia

4 tahun. Estimasi kebutuhan protein pada masa pertumbuhan sekitar 1-4 g/kg BB

(Fikawati dkk, 2017: 29). Jika konsumsi protein rendah, maka akan
12

mempengaruhi asupan protein didalam tubuh yang nantinya akan mempengaruhi

produksi kerja dari hormone insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Insulin-like

growth factor 1 (IGF-1) atau dikenal juga sebagai Somatomedin merupakan

hormone polipeptida yang berfungsi sebagai mitogen dan stimulator ploliferasi sel

dan berperan penting dalam proses perbaikan dan regenerasi jaringan.Insulin

growth factor 1 (IGF-1) juga mediasi proses anabolik protein dan meningkatkan

aktifitas growth factor (GH) untuk pertumbuhan. Insulin-like growth factor 1

(IGF-1) adalah faktor penting untuk panjang tulang karena merangsang ploriferasi

dan diferensiasi kondrosit dilempeng epifisis dan juga untuk pembentukan tulang

(Fikawati dkk, 2017: 300).

Asupan makanan protein yang mengandung asam amino aromatik lebih

berperan dalam permodelan tulang dan dalam akuisisi peak bone mass. Selain itu

pemenuhan zat gizi mikro yang berkualitas erat kaitannya dengan konsumsi

protein, terutama protein hewani dalam kaitannya mengatasi masalah zat gizi

mikro terutama mineral besi, zink, selenium, kalsium, dan vitamin D yang erat

kaitannya dengan masalah stunting. Disamping menyediakan asam amino dan zat

gizi mikro protein juga mensuplai energi dalam keadaan energi terbatas dari

karbohidrat dan lemak (Mayang Sari dkk, 2016: 157).

Eratnya hubungan protein dengan pertumbuhan menyebabkan seorang

anak yang asupan proteinnya kurang akan mengalami pertumbuhan yang lebih

lambat dari pada anak yang jumlah asupan protein cukup, dan pada keadaan yang

lebih buruk kekurangan protein dalam jangka waktu yang lama dapat

mengakibatkan berhentinya pertumbuhan (Dewi dan Adhi, 2016: 42-43)


13

Protein adalah salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai reseptor

yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi asam deoksiribonukleat (DNA) yang

mengendalikan proses pertumbuhan. Jumlah dan kualitas protein yang baik dapat

meningkatkan kadar insulin growth factor 1 (IGF-1). Protein erat kaitannya

dengan sistem kekebalan tubuh, asupan protein yang rendah menyebabkan

gangguan pada mukosa, menurunnya sistem imun sehingga mudah terserang

penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan dan pencernaan (Rahim, 2014).

Balita dengan penyakit infeksi berisiko terhadap malnutrisi (Fikawati dkk, 2017:

31).

3. Lemak

Lemak menyediakan sekitar 60% energi yang dibutuhkan tubuh.

Walaupun kelebihan karbohidrat dan protein dapat dikonversi ke dalam bentuk

lemak, tetapi lemak tidak dapat dikonversi ke dalam karbohidrat maupun protein.

Lemak penting untuk semua sel tubuh, sebagai komponen utama pembentuk

membran sel. Lemak berfungsi untuk membantu penyerapan dan penyimpanan

vitamin larut lemak. Asam lemak essensial, seperti asam lemak omega 3 dan

omega 6 merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak,

namun asam lemak ini diperoleh dari luar atau makanan (Fikawati dkk, 2017: 29).

Asupan lemak yang berasal dari makanan apabila kurang maka akan

berdampak pada kurangnya kalori atau energi untuk proses aktivitas dan

metabolisme tubuh (Diniyyah dan Nindya, 2017: 345). Konsumsi lemak tak jenuh

khususnya Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) memiliki perang penting dalam

transport dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan fungsi dan

integritas membran sel, salah satu akibat dari kurang konsumsi lemak adalah
14

Kurang Vitamin A (KVA). Kurang Vitamin A (KVA) merupakan faktor resiko

peningkatan keparahan infeksi penyakit dan kematian (Isnany dkk, 2017: 11).

4. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh manusia yang relatif

murah. Karbohidrat terdiri dari 2 golongan yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan gula dan merupakan

bagian alami dari beberapa makanan seperti buah, sayur dan susu. Karbohidrat

kompleks merupakan kompleks yaitu lentil, buncis, kacang kapri, kentang, jagung

dan tepung (Listyani Hidayati dkk, 2010: 7). Fungsi utama karbohidrat adalah

menyediakan sumber tenaga utama bagi tubuh dalam bentuk energi. Karbohidrat

dalam bentuk glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan

sistem saraf. Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh

berbentuk glikogen yang disimpan dalam hati dan otot. Selain itu karbohidrat juga

dapat dikonversikan menjadi asam amino (Fikawati dkk, 2017: 28).


15

B. Kerangka Teori

Stunting

Status gizi Penyakit infeksi

Asupan zat gizi


Faktor Instrinsik: Faktor Ekstrinsik:

 Genetik  St.sosek keluarga


 Jenis Kelamin Defisiensi zat gizi makro :  Pendidikan orang
 Berat Badan Lahir tua
Energy, protein, lemak,
Status gizi maternal  Pola Asuh &
karbohidrat Stimulasi
 Sosial Budaya
e
Defisiensi zat gizi mikro :
Vitamin A, vitamin D, Zink,
Zat besi, Kalsium, Fosfor

Pola konsumsi dan


keamanan pangan

Gambar 1. Kerangka Teori


(Sintesis dari UNICEF, 1997; ACC/SCN (2000); Liu, 2003; Merialdi, M, 2004; Ejaz, 2006;
Brown, 2007; Ruel, 2008; Laura, 2008; Golden, 2009; Zheng, 2011)
16

C. Kerangka Konsep

Asupan
Zat Gizi Makro Essensial
 Energi
 Protein
 Lemak
 Karbohidrat

Asupan Zat Gizi Mikro


ANAK BALITA STUNTING
Essensial
Vitamin dan Mineral

Pola Konsumsi dan


Keamanan Pangan
17

D. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Anak balita stunting Anak balita stunting Pengukuran 1. TB/U TB(cm)/Umur(bulan) Rasio
adalah anak balita yang tinggi badan dan a. Mikrotoa menjadi:
memiliki kondisi pencatatan umur b. AUPB 1. Sangat Pendek: < -3 Ordinal
memburuknya atau dalam bulan 2. Form tanggal SD
terhambatnya lahir 2. Pendek: -3 SD s/d <
pertumbuhan linier -2SD
akibat akumulasi dari (SK Menkes, 2010 )
berbagai faktor yang
dapat dilihat apabila z-
score tinggi
badan/panjang badan
menurut umur kurang
dari -2 SD (PERSAGI,
2010).
2 Asupan Zat Gizi Jumlah asupan zat gizi Wawancara  Form food Data energi balita dalam Rasio
Makro (energi, makro (protein, lemak, recall 24 jam satuan kkal. Protein, lemak
protein, lemak dan dan karbohidrat) yang dan karbohidrat dalam Ordinal
karbohidrat) dimakan balita untuk satuan gram.
pemenuhan kebutuhan Dikategorikan menjadi 5
tubuh yang berasal dari yaitu :
makanan sehari – hari. 1. Defisit Berat : Jika
Asupan tersebut asupan yang
dibandingkan dengan dikonsumsi <70 %
AKG kemudian AKG
18

No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

dihitung dalam persen. 2. Defisit Sedang : Jika


asupan yang
dikonsumsi 70-79%
AKG
3. Defisit ringan : Jika
asupan yang
dikonsumsi 80-89%
AKG
4. Normal : Jika asupan
 Form Food yang dikonsumsi 90- Ordinal
Frequency 119% AKG
Quesioner 5. Lebih : Jika asupan
(FFQ) yang dikonsumsi
>120% AKG
(Departemen
Kesehatan RI, 2005).
Frekuensi mengkonsumsi
sumber makanan yang
mengandung zat gzi makro
(energi, protein, lemak dan
karbohidrat) dikategorikan
menjadi :
1. Sering (> 3x/minggu)
2. Jarang (<3x/minggu)
(Pramanik, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deksriptif dengan desain

cross sectional study, dimana variabel dependen dan independen diteliti secara

bersamaan. Variabel dependen adalah balita stunting usia 06-59 bulan dan

variabel independen adalah zat gizi makro (energi, protein, lemak dan

karbohidrat).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2019–Juni 2020.

Pengambilan data dilakukan 1–7 Januari 2020.

2. Lokasi penelitian

Penelitian di lakukan di 2 tempat yaitu di Wilayah kerja Puskesmas Ophir

dan Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat .

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak balita stunting usia 6- 59

bulan di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Pasaman Barat,

sebanyak 145 balita, 101 Balita di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan 44 Balita

di Wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah anak balita stunting umur 6-59 bulan yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Puskesmas Sukamenanti Kabupaten

21
22

Pasaman Barat. Menentukan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

estimasifinit

(Z1-/2)2 x P (1-P) x N
n=
d2 (N-1)+ (Z1-/2)2 x P (1-P)

(1,96)2 x 0,5(1-0,5) x 145


n=
(0,1) 2 . (145-1) + (1,96) 2 x 0,5 (1-0,5)

(3,84) x 0,5(0,5) x 145


n=
(0,01) . (144) + (3,84) x 0,1 (0,5)

139,2
n=
2,4

n = 58 sampel

Ket :

n = Jumlah Sampel

d = Presisi (10%)

P = Proporsi Kejadian (0,5)

Z = 95% (1,96)

Setelah dihitung dengan menggunakan rumus didapatkan jumlah sampel

sebanyak 58 anak balita. Pengambilan sampel ditentukan dengan metode simple

random sampling dengan metode ini lebih memudahkan peneliti dikarenakan

jumlah balita yang dijadikan sampel sudah diketahui. Pengambilan sampel

perwilayah dilakukan dengan undian mengambil gulungan kertas yang berisikan

kode responden pertama didata/ditentukan peta rumah balita. Sampel yang dipilih

telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:


22

1. Kriteria inklusi : status gizi dengan indeks TB/U nilai Z score < -2 SD, tidak

menderita penyakit kronik, ibu/orang tua dari anak bersedia menjadi subjek

penelitian dengan menandatangani inform consent.

2. Kriteria eksklusi : gizi buruk atau gizi lebih, kedua orang tua pendek , anak

saat penelitian sakit dan menderita sakit kronik (diagnosis dokter)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti di Wilayah kerja

Puskesmas Ophir dan Sukamenanti terdiri dari :

a. Data identitas responden yang didapat melalui wawancara

b. Data antropometri diperoleh dengan cara melakukan pengukuran tinggi

badan menggunakan microtoa atau AUPB serta berat badan diukur dengan

timbangan digital.

Prosedur-prosedur pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, yaitu:

1) Tempelkan microtoise pada dinding yang lurus dan datar setinggi tepat 2

meter. Angka 0 pada lantai rata

2) Lepaskan sepatu atau sandal

3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris-berbaris,

kaki lurus, rumit, pantat, punggung, dan bagian kepala belakang harus

menempel pada dinding dan muka menghadap lurus kedepan

4) Baca angka yang tertera diskala pada lubang dalam gulungan microtoise.

Anga tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

Prosedur-prosedur pengukuran panjang badan menggunakan AUPB, yaitu:

1) Pilih meja atau tempat yang datar dan rata, siapkan AUPB
23

2) Lepaskan kunci pengait yang ada disamping papan pengukur

3) Telentangkan balita di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel

pada bagian papan yang statis

4) Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar

5) Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat, dan tumit menempel

secara tepat pada papan pengukur

6) Tekan lutut dan mata kaki kemudian geser bagian yang bergerak hingga

menempel pada kedua telapak kaki

7) Baca dan catat panjang badan balita yang terlihat pada meteran angka

ditandai oleh garis merah.

Data asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat)

didapat melalui wawancara dengan ibu responden dengan menggunakan form

Recall 24 jam dan form Frequency Quesioner (FFQ) dilakukan selama 7 hari oleh

peneliti bersama 2 orang teman sepenelitian payung

c. Data identitas responden berupa nama, jenis kelamin, umur dan alamat

d. Data antropometri

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti sebagai data penunjang

yaitu data tentang jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas ophir

dan sukamenanti Pasaman Barat yang di data puskesmas atau E-PPGB

Kabupaten Pasaman Barat.

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara

komputerisasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data secara

komputerisasi adalah sebagai berikut:


24

1. Editing

Merupakan tahap pemeriksaan kembali dari setiap jawaban ibu balita

tentang frekuensi bahan makanan yang dimakan balita dalam 1 hari dan sehari-

hari. Tujuan editing ini adalah untuk melengkapi data yang kurang maupun

terdapat kesalahan dalam pengisian kuesioner serta memastikan data yang

diperoleh adalah data yang benar terisi secara lengkap, relevan, dan dapat dibaca

dengan baik.

2. Coding

Merupakan upaya mengklasifikasikan data dan memberikan kode pada

data menurut jenisnya, yaitu memberi kode pada variabel status gizi stunting, dan

zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat). Kode pada recall 24 jam

yang telah terkumpul dengan memasukkan ke dalam aplikasi SPSS. Tujuan

pemberian kode ini adalah untuk memudahkan pengolahan data. Untuk variabel

status gizi (TB/U) diberi kode 1 = sangat pendek, 2 = pendek, 3 = normal. Untuk

variabel asupan sehari form recall 24 jam diberi kode 1 = defisit berat, 2 = defisit

sedang, 3 = defisit ringan, 4 = cukup, 5= lebih. Untuk variable asupan dari form

Frequency Quesioner (FFQ) diberi kode 1 =sering, 2 = jarang.

3. Entry Data

Memproses data agar dapat dianalisa dari format pengumpulan data ke

master tabel. Data stunting anak balita umur 6-59 bulan diolah dengan

menggunakan WHO Antro dan hasil olahan tersebut di entri ke SPSS. Data

jumlah konsumsi zat gizi makro ( energi, protein, lemak dan karbohidrat ) yang

didapatkan dari wawancara dengan menggunakan kuisioner recall 24 jam dan

kuesioner FFQ dihitung secara manual dengan mengestimasi jumlah makanan


25

lalu jumlah yang didapat dimasukkkan ke aplikasi nutrisurvey untuk mencari

jumlah zat gizi kemudian pengolahan dilakukan menggunakan spss untuk data

dari kuesioner food recall 24 jam dan menghitung setiap jenis, jumlah, dan

frekuensi bahan makanan kemudian diolah menggunakan form Food Frequency

Quesioner (FFQ) yang ada di dalam Microsoft Excel, kemudian dilakukan

pengolahan menggunakan SPSS untuk data dari kuesiner FFQ.

4. Cleaning

Data stunting, jumlah konsumsi zat gizi makro (enegi, protein, lemak dan

karbohidrat) pada anak balita stunting umur 6-59 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Ophir dan Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat yang

telah dimasukan ke master tabel di cek kembali yang bertujuan untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam proses mengentri data, setelah dianggap sudah bersih

dan tidak terdapat kesalahan kemudian dilakukan analisis data.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengubah data hasil penelitian

menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam

suatu penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat

digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang diteliti, yaitu

asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat ) pada anak balita

stunting umur 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Puskesmas

Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul Gambaran Asupan Zat Gizi Makro (Energi,

Protein, Lemak Dan Karbohidrat) Pada Anak Balita Stunting Usia 06 – 59

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir Dan Sukamenanti Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2020 dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukamenanti dan Ophir terletak di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten

Pasaman Barat Daerah penelitian merupakan daerah dengan Prevalensi

stunting cukup tinggi yaitu 32,09% pada tahun 2017 (Profil Kesehatan

Pasaman Barat). Angka Prevalensi Stunting di Kab Pasaman Barat lebih tinggi

daripada angka stunting di Provinsi Sumbar.

2. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan sampel dimana sampel yang

dikumpulkan tidak sesuai dengan jumlah sampel yang seharusnya yaitu

sebanyak 58 sampel, hal ini dikarenakan pengumpulan data dilakukan 2 tahap,

tahap pertama dilakukan sebelum melaksanakan Prakatek Kerja Lapangan

Rumah Sakit (PKL-RS) dan tahap kedua direncanakan dilakukan setelah PKL-

RS namun karna adanya Corona Virus Disease 19 (COVID-19) pada saat itu

yang mengharuskan masyarakat melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) sehingga pengumpulan sampel pada penelitian ini tidak terlaksana

dengan sempurna dan hanya mendapatkan sampel sebanyak 35 yang

dikumpulan pada tahap pertama.

27
28

Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang pada penelitian ini

terdiri dari umur, status gizi berdasarkan BB/U , serta jenis kelamin, pekerjaan

dan pendidikan orang tua.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja


Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2020
Karakteristik Wilayah Total
Ophir Sukamenanti
n % n % n %
Umur
12 – 47 bulan 16 45.7 18 51.4 34 97.1
48 – 66 bulan 1 2.9 0 0.0 1 2.9
Jenis kelamin
Laki-laki 7 20 7 20 14 40
Perempuan 10 28.6 11 31.4 21 60
Pendidikan Ayah
Tamat SD 4 11.4 6 17.1 10 28.5
Tamat SMP 6 17.1 3 8.6 9 25.7
Tamat SMA 6 17.1 7 20.0 13 37.1
Tamat PT 1 2.9 2 5.7 3 8.6
Pendidikan Ibu
Tidak pernah sekolah 0 0.0 1 2.9 1 2.9
Tidak tamat SD 1 2.9 1 2.9 2 5.7
Tamat SD 5 14.3 2 5.7 7 20
Tamat SMP 6 17.1 3 8.6 9 25.7
Tamat SMA 3 8.6 8 2.9 11 31.4
Tamat PT 2 5.7 3 8.6 5 14.3
Pekerjaan ayah
PNS/Polri/TNI 0 0 1 2.9 1 2.9
Petani/nelayan/buruh 14 40 10 28.6 24 68.6
Pedagang/pegawai 3 8.6 7 20 10 28.6
swasta
Pekerjaan ibu
PNS/Polri/TNI 2 5.7 1 2.9 3 8.6
Pedagang/pegawai 1 2.9 3 8.6 4 11.4
swasta
Ibu RT 14 40 14 40 24 80
Total 17 48.6 18 51.4 35 100

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden pada penelitian 97.1%

berumur 12 – 47 bulan berjenis kelamin perempuan dengan presentase 60%.

Pendidikan ibu responden rata rata adalah tamat SMA dengan presentase 31.4%.
29

lebih dari separuh (68.6%) pekerjaan ayah responden adalah

petani/nelayan/buruh dan 80% pekerjaan ibu responden adalah ibu rumah

tangga.

3. Status Gizi

Berdasarkan analisa data didapatkan distribusi frekuensi status gizi


responden menurut TB/U pada tabel berikut
Tabel 4. Gambaran Status Gizi Responden Berdasarkan Indeks TB/U
Diwilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Tahun 2020.
Kategori Status Ophir Sukamenanti Total
Gizi n % n % n %
Sangat pendek 5 14.3 3 8.6 8 22.9
Pendek 12 34.3 15 42.9 27 77.1
Total 17 48.6 18 51.4 35 100
Berdasarkan tabel 4 sebanyak 27 responden dengan presentase 77.1%

memiliki status gizi pendek menurut TB/U.

4. Asupan Zat Gizi Mikro

Hasil penelitian menjelaskan bahwa rata-rata asupan zat gizi makro, yaitu

asupan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pada anak balita stunting

usia 06-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten

Pasaman Barat dalam sehari kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan

sehari menurut umur, seperti digambarkan pada tabel 5.


30

Tabel 5. Rata-rata Asupan Zat Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak,


karbohidrat ) Hasil Recall 2x24 Jam yang terpenuhi Di Wilayah
Kerja Puskemsmas Sukamenanti dan Ophir Pasaman Barat Pada
tahun 2020
Zat gizi Rata- Standar Minimum Maximum Kebutuhan %
rata Deviasi AKG

Ophir
Energi 456.5 33.7
185.9 172.5 850.7 1350
Protein 20.7 7.7 5.7 31.4 20 101
Lemak 24.9 15.5 4.7 67.1 45 55
Karbohidrat 54.7 24.5 17.9 109.8 215 25.5
Sukamenanti
Energi 514.4 185.6 128.5 912.5 1350 38.1

Protein 21.01 105.1


8.7 7.2 38.5 20
Lemak 21.2 12.01 4.8 44.3 45 47.17
Karbohidrat 67.2
25.9 18.5 125.9 215 31.30

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden balita stunting

diwilayah kerja puskesmas Sukamenanti memiliki rata-rata asupan zat gizi energi,

lemak dan karbohidrat masih kurang dari kebutuhan dan untuk asupan protein

sudah berlebih dari kebutuhan dengan rata-rata persentase yang terpenuhi

105.05%. Responden di wilayah kerja puskesmas Ophir memiliki rata-rata

asupan yang masih kurang untuk energi, lemak, karbohidrat. Untuk asupan protein

sudah berlebih dari kebutuhan dengan persentase 101%


31

a. Asupan Zat Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat)


Tabel 6. Gambaran Zat Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat) Responden di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020.
Kategori Zat Gizi Ophir Sukamenanti Total
Makro n % N % n %
Energi
Defisit Berat 17 100.0 18 100.0 35 100
Protein
Defisit Berat 2 11.8 4 22.2 6 17.1
Defisit Sedang 3 17.6 2 11.8 5 14.3
Defisit Ringan 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Cukup 6 35.3 6 33.3 12 34.3
Lebih 6 35.5 6 33.3 12 34.3
Lemak
Defisit Berat 13 76.4 14 77.8 27 77.1
Defisit Sedang 1 5.9 2 11.1 3 8.6
Defisit Ringan 1 5.9 0 0.0 1 2.9
Cukup 1 5.9 2 11.1 3 8.6
Lebih 1 5.9 0 0.0 1 2.9
Karbohidrat
Defisit Berat 17 100.0 18 100.0 35 100
Total 17 100 18 100 35 100
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa rata rata asupan energi dan

karbohidrat seluruh responden defisit dengan presentase 100% untuk dua wilayah.

Untuk asupan lemak sebanyak 27 responden dengan persentase 77.1% defisit

berat untuk kedua wilayah. Asupan protein sebanyak 24 responden sudah

terpenuhi dengan persentase 68.6% untuk kedua wilayah.


32

b. FFQ

Tabel 7. Distribusi frekuensi FFQ responden di Wilayah Kerja Puskesmas


Ophir Dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020.
Kategori Ophir Sukamenanti Total
FFQ Sering Jarang Sering Jarang
n % n % n % n % n %
Frekuensi 14 40 3 8.6 16 45.7 2 5.7 35 100
Makanan
pokok
Frekuensi 0 0 17 48.6 1 2.9 17 48.6 35 100
protein
hewani
Frekuensi 0 0 17 48.6 0 0 18 51.4 35 100
protein
nabati
Frekuensi 1 2.9 16 45.7 3 8.6 15 42.9 35 100
sayur
Frekuensi 0 0 17 48.6 1 2.9 17 48.6 35 100
buah
Total

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa hanya makanan pokok yang

sering dikonsumsi dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dengan

persentase 85.7 % untuk kedua wilayah.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan

Sukamenanti didapatkan bahwa 97,1% responden berumur 12-47 bulan berjenis

kelamin perempuan sebanyak 60%. Pendidikan ibu responden rata rata adalah

tamat SMA dengan presentase 31.4%. lebih dari separuh (68.6%) pekerjaan ayah

responden adalah petani/nelayan/buruh dan 80% pekerjaan ibu responden adalah

ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Responden balita perempuan (60%) lebih

banyak dibandingkan dengan laki-laki (40%).


33

Hasil penelitian ditemukan sebanyak 97.1 % berusia 12-47 bulan. Faktor

jenis kelamin dan usia tidak mempengaruhi perkembangan anak (Ningrum dkk,

2017:77). Stunting juga dipengaruhi oleh karakteristik keluarga, karakteristik

keluarga diantaranya pola asuh, tingkat pendapatan hal ini dibuktikan dengan

hasil penelitian bahwa 80% pendidikan ibu tamat SMA dan 68.6% pekerjaan ayah

responden adalah petani/nelayan/buruh. Apabila pendidikan ibu rendah maka pola

asuh ibu tidak akan baik, ibu kurang mengerti makannan apa yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak (Syauqy dkk, 2020: 3). Dan keluarga

dengan tingkat ekonomi rendah akan memiliki kemampuan yang rendah untuk

memenuhi kebutuhan asupan anak (Syauqy dkk, 2020: 3).

2. Status Gizi

Kejadian stunting dipengaruhi oleh kondisi pada masa 1000 hari

kehidupan, karena pada masa ini terjadi perkembangan otak anak atau kecerdasan

dan pertumbuhan badan yang cepat, apabila tidak dilakukan pemberian ASI

Eklslusif dan pemberian MPASI dan asupan nutrisi yang cukup maka potensial

terjadi stunting (Ningrum dkk, 2017:72). Pada penelitian ini, status gizi dengan

indeks TB/U dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu sangat pendek bila < - 3

SD, pendek bila -2 sampai dengan < -3 SD dan normal bila > -2 SD. Dari hasil

penelitian didapatkan 27 responden sebanyak 77.1 % balita memiliki status gizi

pendek.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Yuni Yati (2018)

menyatakan bahwa dari 30 responden persentase kategori tinggi badan balita

paling banyak adalah pendek 24 (80%) dan jumlah balita dengan tinggi badan

sangat pendek sebanyak 6 (20%).


34

3. Asupan Zat gizi Makro

a. Rata – Rata Asupan Zat Gizi Makro (energi, protein, lemak dan

karbohidrat)

Dilihat dari tabel 5,rata-rata asupan energi, lemak dan karbohidrat

responden untuk dua wilayah kerja kurang dari kebutuhan, sedangkan untuk

protein rata-rata asupan protein untuk dua wilayah sudah berlebih dari kebutuhan

dengan persentase 105,05% di wilayah kerja puskesmas Sukamenanti dan 101%

di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir. Hasil penelitian seluruh umur responden

adalah 12-47 bulan. Hasil penelitian ini didapat untuk anak usia 12-47 bulan rata-

rata energi kurang terpenuhi dari kebutuhan AKG, untuk lemak dan karbohidrat

juga kurang terpenuhi dari kebutuhan AKG, untuk protein rata-rata sudah berlebih

dari kebutuhan AKG

Asupan energi, protein dan lemak minimum angkanya terlalu rendah dari

kebutuhan normal. Hal ini terjadi akibat kesalahan penelitian karena

menggunakan form recall 2x 24 jam, kelemahannya yaitu ingatan yang lemah

sehingga hasil yang didapat tidak sesuai bias juga karena kesalahan dalam

mengkonversikan jumlah.

b. Asupan Zat Gizi Makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat)

Hasil penelitian ini untuk zat gizi makro responden dilihat pada tabel 6

dimana hasil yang didapat adalah tingkat asupan energi dan karbohidrat seluruh

responden adalah defisit berat, tingkat asupan lemak responden sebanyak 27

responden dengan persentase sebesar 77,1% adalah defisit berat untuk kedua

wilayah penelitian. Tingkat asupan protein untuk kedua wilayah sudah terpenuhi

dengan persentase 68,6% untuk kedua wilayah.


35

Energi merupakan bagian yang sangat penting dalam seluruh proses

metabolisme tubuh. Kejadian stunting pada anak dapat disebabkan oleh asupan

energi yang rendah, asupan energi yang rendah memiliki resiko terhadap kejadian

stunting 2,52 kali lebih tinggi dibanding dengan yang asupan energi yang baik

(Listyani Hidayati dkk, 2010: 98) .

Apabila asupan energi tidak mencukupi kebutuhan untuk

mempertahankan metabolisme, maka kecukupan energi diperoleh dari cadangan

lemak dan glikogen otot, jika berlangsung dalam waktu yang lama akan terjadi

katabolisme untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga dampak yang timbul

adalah terjadinya gangguan pertumbuhan anak (Bening dkk, 2016: 48).Penelitian

Fitri (2012) mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi

energi dengan kejadian stunting pada balita di Sumatera.

Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai zat

pembangun, pemelihara sel dan jaringan tubuh serta membantu dalam

metabolisme sistem kekebalan tubuh seseorang. Protein erat kaitannya dengan

sistem kekebalan tubuh, asupan protein yang rendah menyebabkan gangguan

mukosa, menurunnya sistem kekebalan imun sehingga mudah terserang penyakit

infeksi (Diniyyah dan Nindya, 2017: 347)

Penelitian ini menunjukkan sebagian besar balita stunting memiliki tingkat

asupan protein yang cukup. Penelitian Oktarina (2013) mengatakan kejadian

stunting merupakan peristiwa yang terjadi dalam periode waktu lama, sehingga

tingkat asupan protein yang terjadi sekarang tidak menjadi salah satu penyebab

kejadian stunting. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara Food Frequency

(FFQ) dimana kebiasaan makan reseponden jarang mengkonsumsi jenis makanan


36

selain makanan pokok. Asupan Protein bukan merupakan satu-satunya faktor

yang mempengaruhi kejadian stunting.

Lemak penting untuk semua sel tubuh, sebagai komponen utama

membentuk membran sel. Lemak juga berfungsi untuk membantu penyerapan dan

penyimpanan vitamin larut lemak (Fikawati dkk, 2017: 29). Penelitian Azmy dan

Mundiastuti (2018) mengatakan kurang konsumsi lemak berisiko 1.7 kali lebih

besar mengalami stunting. Penelitian Oktarina dan Sudiarti (2013) juga

mengatakan bahwa balita dengan asupan lemak rendah 1.31 kali lebih berisiko

mengalami stunting dibanding dengan balita dengan tingkat asupan lemak cukup.

Lemak merupakan penyedia energi kedua setelah karbohidrat, lemak

berfungsi sebagai protein sparer karena berfungsi sebagai penghemat protein,

sehinga protein tetap bisa berfungsi sebagai zat pembangun (Tejasari, 2005),

apabila asupan lemak kurang maka fungsi protein akan terganggu sebagai zat

pembangun.

Karbohidrat berfungsi sebagai penyuplai energi otak dan syaraf, pengatur

metabolisme. Karbohidrat merupakan zat gizi utama penyuplai energi tubuh untuk

melakukan aktifitas. Karbohidrat dibutuhkan balita dimana tingkat aktivitas

bermain yang tinggi, dan membutuhkan energi untuk perkembangan otak.

Karbohidrat sumber energi utama tubuh.(Azmy dan Mundiastuti, 2018: 296)

Dari hasil penelitian didapat bahwa seluruh responden balita stunting

memiliki tingkat kecukupan energi defisit. Dari hasil wawancara diketahui bahwa

ibu balita didua wilayah kerja tersebut sering memberi makan anak dengan mie

kering (seperti supermi dan indomie) dengan borobudur. Penelitian Azmy dan
37

Mundiastuti (2018) mengatakan bahwa semakin kurang konsumsi karbohidrat

maka berisiko 1.7 kali lebih besar mengalami stunting.

Asupan zat gizi diperoleh dari asupan zat gizi makro dan mikro, zat gizi

makro (protein, lemak dan karbohidrat) merupakan zat gizi yang diperlukan dalam

jumlah besar untuk penyediaan energi (Diniyyah dan nindya, 2017: 343). Apabila

asupan makan balita kurang maka untuk metabolisme akan diambil dari cadangan

lemak, jika berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi katabolisme

protein, dan akan menyebabkan terganggunya fungsi protein sebagai pembangun

dan sistem imun, hal ini akan menyebabkan terjadi penyakit infeksi jika

berlangsung dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan kejadian stunting.

Penelitian ini didukung dengan pola konsusmsi dan keamanan pangan

dimana hasil yang didapat 62,8% responden balita stunting mengkonsumsi

makanan pokok yang tidak beragam, sebanyak 54,3% balita stunting

mengkonsumsi protein hewani yang tidak beragam, sebanyak 65,7% balita

stunting mengkonsumsi protein nabati yang tidak beragam, sebanyak 57,1% balita

stunting mengkonsumsi sayuran yang tidak beragam, sebanyak 54,3% balita

stunting mengkonsumsi buah-buahan yang tidak beragam.

Rata-rata balita stunting mengkonsumsi makanan pokok sebanyak <5 jenis

(beras, roti, mie, jagung, kentang). Protein hewani sebanyak <5 jenis (daging

ayam, telur ayam, ikan laut, ikan kolam, ikan kering). Protein nabati sebanyak <3

jenis (tahu, tempe, kacang tanah). Sayuran sebanyak <7 jenis (bayam, kangkung,

wortel, tauge, tomat, kacang panjang, sawi hijau). Buah-buahan sebanyak <6 jenis

(pisang ambon, pepaya, jeruk manis, semangka, rambutan, salak).


38

Data dari Kemenkes RI pada tahun 2017 43,2% balita stunting di

Indonesia mengalami defisit energi dan 28,5% mengalami defisit ringan, untuk

protein sebanyak 31,9% mengalami defisit dan 14,5% mengalami defisit ringan.

Penelitian ini didukung dengan pola konsusmsi dan keamanan pangan dimana

hasil yang didapat 62,8% responden balita stunting mengkonsumsi makanan

pokok yang tidak beragam, sebanyak 54,3% balita stunting mengkonsumsi protein

hewani yang tidak beragam, sebanyak 65,7% balita stunting mengkonsumsi

protein nabati yang tidak beragam, sebanyak 57,1% balita stunting mengkonsumsi

sayuran yang tidak beragam, sebanyak 54,3% balita stunting mengkonsumsi

buah-buahan yang tidak beragam.

Rata-rata balita stunting mengkonsumsi makanan pokok sebanyak <5 jenis

(beras, roti, mie, jagung, kentang). Protein hewani sebanyak <5 jenis (daging

ayam, telur ayam, ikan laut, ikan kolam, ikan kering). Protein nabati sebanyak <3

jenis (tahu, tempe, kacang tanah). Sayuran sebanyak <7 jenis (bayam, kangkung,

wortel, tauge, tomat, kacang panjang, sawi hijau). Buah-buahan sebanyak <6 jenis

(pisang ambon, pepaya, jeruk manis, semangka, rambutan, salak). Pola konsumsi

mempengaruhi stunting, dimana mutu makanan yang dikonsumsi juga

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti protein, mutu

protein yang dibutuhkan adalah salah satu komposisi dan jumah asam amino

essensial. Proten hewani mengandung asam amino lebih lengkap dibanding

nabati. Hasil penelitian ini didapat protein hewani jarang dikonsumsi responden.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil asupan zat gizi mikro dimana

hasil yang didapat asupan zat gizi mikro defisit dari kebutuhan.
39

c. FFQ

Untuk lebih memperkuat hasil asupan zat gizi makro responden dari

wawancara recal 1 dan 2, juga dilakukan wawancara dengan form Frequency

Quesioner (FFQ) untuk mengetahui kebiasaan makan responden atau frekuensi

makanan yang dimakan reseponden, Hasil yang didapat adalah sebanyak 30

responden dengan persentase 85.7% untuk kedua wilayah lebih sering

mengkomsumsi kelompok makanan pokok, sedangkan untuk kelompok makanan

protein hewani dan nabati, sayur, dan buah sangat jarang dikonsumsi responden.

Frequency Quesioner (FFQ) berguna untuk melihat kualitas makanan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Prevalensi balita sangat pendek 22,9% dan prevalensi balita pendek 77,1%
pada anak balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti dan
Ophir Pasaman Barat.
2. Seluruh balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti
memilki asupan energi defisit berat.
3. Sebanyak 33,4% balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti memilki asupan protein baik dan 33,4 % memiliki asupan
protein berlebih.
4. Sebanyak 77,1% balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti memilki asupan lemak defisit berat.
5. Seluruh balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas OPhir dan Sukamenanti
memiliki asupan karbohidrat defisit berat.
6. Seluruh responden memiliki asupan energi dan karbohidrat defisit berat,
asupan lemak sebagian besar defisit berat, sedangkan untuk asupan protein
sebagian besar sudah baik dan berlebih.
B. SARAN

1. Bagi responden

Untuk ibu balita stunting agar lebih memperhatikan konsumsi anak,

kurangi memberi anak makan sumber karbohidrat dari mie instant serta

kurangi makanan ringan seperti borbudur dan kerupuk warna.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dapat menggunakan tugas

akhir ini sebagai referensi dan melakukan lanjutan penelitian untuk

mengetahui hubungan masing masing variable independen dengan variable

dependen yang ada pada penelitian ini.

40
3. Petugas Kesehatan Puskesmas

Petugas kesehatan yang berada di Puskesmas dapat meningkatkan

program-program yang sudah dilaksanakan, meningkatkan informasi terkait

dengan stunting. Evaluasi penanganan stunting harus dilakukan secara berkala

untuk memastikan program yang dilaksanakan tepat kegiatan dan tepat sasaran.

Petugas Puskesmas khususnya petugas gizi harus aktif menemui masyarakat

untuk memberikan informasi tentang pola pemberian makan yang tepat untuk

anak kepada orang tua khususnya ibu yang memiliki balita stunting.

41
DAFTAR PUSTAKA

Adani dan Nindya. 2017. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink dan
Perkembangan Pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutr. 46-
51.

Almatsier 2015. Ilmu Gizi Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ayuningtyas, dkk. 2018. Asupan Zat Gizi Mikro Dan Makro Terhadap Kejadian
Stunting Balita. Jurnal Kesehatan. 9, 443-449.

Astutik, dkk. 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59
Bulan Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6 no 1 Januari, 2356-2346

Azmy dan Mundiastuti, 2018. Konsumsi Zat Gizi Pada Balita Stunting Dan Non
Stunting Di Kabupaten Bangkalan. 213.292-298.

Bening dkk, 2016. Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting
Anak Usia 2-5 Tahun Di Semarang. Medica Hospitalita Vol 4 No 1,
November 2016 (45-50).

Dewi dan Adhi, 2016. Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng Serta Riwayat
Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Balita Umur 24-
59 Bulan Di Wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Health Vol 3 No
1, Juni 2016 (36-46).

Diniyyah dan Nindya, 2017. Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian
Gizi Buruk pada Balita usia 24-59 Bulan di desa Suci, Gresik. Amerta
Nurth, (341-350).

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Barat 2017.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Profil Kesehatan Kabupatan


Pasaman Barat 2017.

Direktorat Gizi Masyarakat. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Isnainy dkk, 2017. Konsumsi Zat Gizi Makro Pada Balita Stunting(24-59 Bulan).
Jurnal Gizi Prima Vol 2 No 1, Maret 2017 (7-13).

Ningrum dkk, 2017. Hubungan Antara Status Gizi Stunting Dan Perkembangan
Balita Usia 12-59 Bulan. Prosising ISBN 978-602-50798-0-1 2017 (70-
79).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buletin Stunting 2018.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2005).

Listyani hidayati dkk, 2010. Kekurangan Energi dan Zat Gizi Merupakan Faktor
Risiko Kejadian Stunted Pada Anaj Usia 1-3 Tahun yang Tinggal di
Wilayah Kumuh Pekotaan Surakarta. Jurnal kesehatan Vol 3 No 1, Juni
2010 (89-104).

Mayang Sari dkk, 2016. Asupan Protein, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak
Stunting Dan Tidak Stunting Usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia Vol 12 No 4, April 2016 (152-159).

Mugianti dkk, 2016. Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 BUlan di
Kecamatan Sukarejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan Vol 5 No 3,
2018.

Fikawati, dkk. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Pt RajaGrafindo Persada.

Nurkarimah dkk, 2016. Hubungan Durasi Pemberian ASI Ekslusif Dengan


Kejadian Stunting Pada Anak. JOM FKp Vol 5 No 2, Juli-Desember 2018

Oktarina dan Sudiarti, 2013. Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) di
Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 8 No 3, November 2013 (175-
180).

Persagi, 2010. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta:PT. Abadi

Pramanik, P & Dhar, A. 2014. Impact of Fast Food on Menstrual Health of school
Going Adolescent girls in west Bengal, Eastern India. Global Journal of
Biologi, Agriculture & Health Science. 3(1) : 61
Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2018.

Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013.

Rahim, 2014. Faktor Risiko Underweght Balita Umur 7-59 bulan. Jurnak Kesmas
Unnes (1858-1196).

Supariasa, dkk.2002.Penilain Status Gizi. Jakarta: ECG.

Syauqi dkk, 2020. Karakteristik Keluarga dan Tingkat Kecukupan Asupan Zat
Gizi SEbagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Baduta. Jurnal Of
Nutrition Collage. Vol 9 No 1, Februari-April 2020.

Uniceff, 2013. Improving Child Nutrition, The Achievable Imperative For Global

Progress. New York: United Nations Childrens Fund.


Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten
Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: TNP2K-
Unit Komunikasi.

Tejasari, 2005. Nilai-nilai Gizi Pangan. Yogyakarta: Graha Ilmu

WHO. (2010). Nutrition landscape information system (NLIS) country profile


indicators: Interpretation guide. Geneva: World Health Organization
WHO. (2004). Childhood stunting. Geneva: World Health Organization

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi, di
Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI
Yuniritha et al, 2018. Optimasi Asupan Zat Gizi Essensial dari Ikan Bada
(Rasbora-Argyrotaenia) Dan Edukasi Gizi Seimbang Berbasis Pangan
Lokal untuk Meningkatkan Status Gizi Anak Balita Stunting di Kabupaten
Pasaman Barat.Politeknik Kesehatan Padang
Lampiran A

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat :

No. Telepon/Hp :

Bersedia menjadikan anak sebagai responden dalam penelitian yang


dilakukan oleh peneliti dengan judul “Gambaran Asupan Zat Gizi Makro
(Vitamin dan Mineral) Pada Anak Balita Stunting Usia 06-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman
Barat” Informasi dari data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan
kenyataan dan pengalaman saya.

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan suka rela tanpa
paksaan dan tekanan dari siapapun.

Pasaman Barat,…………….

47
LAMPIRAN B

DATA UMUM RESPONDEN

Nama responden :

Tanggal Pengambilan Data :

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Tanggal Lahir/ Umur :
4. Alamat :
B. Data Antropometri
1. Tinggi Badan :
2. IMT :
3. Kategori :

48
Kode
FormSampel :
A: DATA UMUM

Kuesioner Penelitian
Gambaran Asupan Zat Gizi Makro (Vitamin dan Mineral) Pada Anak Balita
Stunting Usia 06-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
I IDENTITAS

1. Nama Anak : Posyandu :

2. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Tanggal Lahir

4. Umur (bulan)

5. Anak ke

6. Jumlah saudara (adik dan kakak)

7. Berat badan Lahir (kg)

8. Panjang Badan Lahir (cm)

9. Nama Bapak/ No. HP aktif ………………………………../……………………

10. Tinggi Badan Bapak/ ayah (cm)

11. Nama Ibu/ No. HP aktif ………………………………./……………………

12. Tinggi Badan Ibu (cm)

II PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


1. Tidak pernah sekolah 4. Tamat SMP
2. Tidak Tamat SD 5. Tamat SMA
13. Pendidikan : 1). Bapak 2). Ibu 3. Tamat SD 6. Tamat PT
. 1). 2).

1. PNS/ Polri/ TNI


2. Petani/nelayan/buruh
3. Pedagang/ pegawai swasta
14. Pekerjaan: 1). Bapak 2). Ibu
4. Ibu rumah tangga
5. Lainnya sebutkan (......................................)
1). 2).

III PENDAPATAN DAN


PENGELUARAN

49
Rata-rata pendapatan keluarga per 1. < 500.000
bulan (Rp):
2. 500.000 - 1.000.000
15.
3. 1.000.000 – 3.000.000
4. > 3.000.000

Rata-rata pengeluaran keluarga / 1. < 500.000


bulan(Rp):
2. 500.000 - 1.000.000
16.
3. 1.000.000 – 3.000.000
4. > 3.000.000

IV POLA ASUH MAKAN ANAK


1). Ya 2). Tidak
17. Apakah ibu melakukan IMD

Apakah ibu memberikan ASI Ekslusif 1). Ya 2). Tidak


18.
pada anak ibu?
Berapa lama ibu memberikan ASI saja
19. …….. bulan
kepada anak?
Kapan ibu memberikan makanan
20. …….. bulan
pendamping (MP-ASI) pada anak?
Kapan memberikan makanan
21. …….. bulan
tambahan?

Apakah anak mau makan (nafsu makan


22. a. Mau b. kadang-kadang c. kurang/ tidak
anak)
a. 1 kali
b. 2 kali
23. Berapa kali anak makan dalam sehari?
c. 3 kali
d. Tidak beraturan (sesukanya)

24. Apakah anak ada makanan pantangan? a. Ada (sebutkan……….) b. tidak ada

a. Ibu
Siapa yang sering menyuapi anak b. Ayah
25
makan? c. Nenek
d. Orang lain, sebutkan….
a. duduk bersama dengan anggota keluarga
b. makan sendirian
Bagaimana cara makan anak yang
26 c. Makan disuapin sambil duduk nonton TV
sering ibu terapkan?
d. makan disuapin sambil bermain/berjalan
e. Lain-lain sebutkan .....
Apakah ibu memperhatikan kebersihan
27 a. Ya b. kadang-kadang c. tidak pernah
peralatan makan anak?
Apakah ibu selalu mencuci tangan
28 a. Ya b. kadang-kadang c. tidak
sebelum memberi makan anak?
Apakah ibu selalu mencuci tangan anak
29 a. Ya b. kadang-kadang c. Tidak
sebelum makan?
Apakah ibu menyimpan makanan yang
30 a. Ya b. Tidak
akan diberikan untuk anak ditempat

50
yang bersih?

Jenis lauk apa yang pertama kali ibu a. Ikan b. telur c. ayam d. tahu/tempe e.
31
berikan pada anak? Daging
Berapa kali sehari ibu memberikann
32 MP-ASI saat pertama kali anak a. 1x/hari b. 2x/hari c. 3x/hari d. ≥3x/hari
mendapatkan MP-ASI?
a. Anak disuapi sambil duduk
b. Anak disuapi sambil menonton
Bagaimana cara ibu memberikan
33 c. Anak disuapi sambil bermain
makan pada anak?

V KEAMANAN PANGAN

Apakah anak suka/ diberikan jajan? a. Ya b. Tidak


34

Kalau Ya, sebutkan apa saja …………………………………………………………………………………


jajanannya? (sesuaikan dengan hasil
35
survey jajajan yang ada di sekitar ………………………………………………………………………………..
lokasi)
a. Untuk mengisi perut karena lapar pada waktu
istirahat/bermain
Apa alasan yang menyebabkan anak b. Tidak sarapan
36
diberikan jajan? c. Rasa makanan jajanan enak
d. Harga makanan jajanan murah
e. Lainnya…………………………...(sebutkan)
a. 1x
b. 2x
37 Berapa kali anak jajan dalam sehari?
c. 3x
d. >3x
a. Pagi
b. Siang
38 Kapan anak diberikan jajan? c. Malam
d. Diantara waktu makan
e. Kapan saja
a. Warnanya bagus (menyala)
b. Rasanya enak
39 Jajanan seperti apa yang dipilih? c. Bersih dan bergizi
d. Harganya murah
e. …………………….
a. Warung/ toko disekitar rumah
Dimana tempat jajan yang paling sering b. Penjual makanan yang lewat disekitar rumah
40
dikunjungi? c. Pasar….
d. Lain-lain (sebutkan…..)
KETERSEDIAAN PANGAN (fokus
VI pangan harian berdasar hasil survey
pendahuluan)
41 a. Nasi
b. Ubi
Apakah bahan pangan makanan pokok
c. Jagung
yang sering anak konsumsi sehari-hari?
d. Mi
e. Lainnya sebutkan

51
42 a. Ikan laut (sebutkan…)
b. Ikan kolam
Apakah bahan pangan makanan lauk c. Ikan kering
hewani yang sering anak ibu konsumsi d. Telur
sehari-hari? e. Ayam
f. Daging
g. Tidak ada/ jarang...…
43 a. Tempe
Apakah bahan pangan makanan lauk b. Tahu
nabati yang sering anak ibu konsumsi c. Kacang-kacangan
sehari-hari? d. Lainnya…sebutkan
e. Tidak ada/ jarang…
44 a. Bayam
b. Kangkung
Apakah bahan pangan sayur yang
c. Wortel
sering anak ibu konsumsi sehari-hari
d. Lainnya…..sebutkan
e. Tidak ada/ jarang
45 a. Pisang
b. Papaya
c. Jeruk
Apakah bahan pangan buah yang sering
d. Salak
anak ibu konsumsi sehari-hari
e. Semangka
f. Lainnya …..sebutkan
g. Tidak ada/ jarang
49 a. membeli di warung/pasar
Dari manakah ibu biasa mendapatkan b. diberi oleh tetangga
makanan? (jawaban boleh lebih dari 1) c. hasil panen sendiri
d. lain-lain sebutkan……
50 a. Sering
Apakah dalam 12 bulan terakhir ini b. Kadang-kadang
keluarga ibu pernah kehabisan c. Tidak pernah
uang untuk membeli pangan ? d. Tidak tahu

51 1. Makanan pokok
2. Lauk hewani
Apakah dalam 12 bulan terakhir ini
stok bahan makanan yang mampu 3. Lauk nabati
keluarga ibu sediakan? 4. Buah
5. sayur

52 Apakah dalam 12 bulan terakhir ini a. Sering


anak ibu pernah kurang makan b. Kadang-kadang
dikarenakan tidak mampu c. Tidak pernah
memberikan makanan yang cukup ? d. Tidak tahu

53 Apakah keluarga memiliki lahan a. Ada


pertanian ? b. Tidak ada

54 a. Ada (sebutkan apa saja)


Apakah keluarga mempunyai ternak?
b. Tidak ada
55 a. Ada (sebutkan apa saja)
Apakah keluarga mempunyai kebun?
b. Tidak ada

Keterangan Pengumpulan Data

52
Tanggal Wawancara: / / Pukul : WIB Editor :
Pewawancara : Tanggal Entry data:
Tanggal Editing: Petugas Entry data:

Form : DATA PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Kode Sampel : ........................ Hari/ Tgl Pemeriksaan :


..............................

Nama Anak : ---------------------------------- Nagari : ------------------------------


Jenis Kelamin : (1 Laki-laki; 0 perempuan) Jorong : ....................................
Tgl Lahir Anak : ............................................. RT/RW : ------------------------------
Nama Ibu : .............................................. Nama PJ.: ------------------------------

PENGUKURAN Rata-Rata
PARAMETER
1 2
1 Berat badan (gram)
2 Panjang/ tinggi badan (cm)

FORM : FOOD RECALL 24 JAM Kari ke : ................................


NAMA ANAK : ---------------------------------- Nagari : ------------------------------
Jenis Kelamin : (1 Laki-laki; 0 perempuan) Jorong : ....................................

Zat Gizi
Bahan Makanan
Nama Jenis KETERANGAN
Waktu Makan Banyaknya
Makanan E P Zn
(kal) (g) (mg)
URT Gram
Pagi:

53
Siang

Malam

Keterangan:
Ukuran rumah tangga misalnya: piring, gelas, mangkok, sendok, potong, dll
Catatan : Apakah anak menghabiskan makanan yang diberikan?
..................................................................................................................
FORM F: FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ)

Nama Anak : ---------------------------------- Nagari : ------------------------------


Jenis Kelamin : (1 Laki-laki; 0 perempuan) Jorong : ....................................
Nama Bapak : .............................................. POSYANDU : ------------------------
------
Nama Ibu : .............................................. Nama PJ.: ------------------------------

FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Sumber Karbohidrat :
Beras
Jagung
Mie (jelaskan,……….)
Roti (jelaskan,……)
Ubi jalar
Bihun
Pisang batu
Kentang

54
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Tepung terigu
Tepung beras
Protein :
Ayam
Daging sapi
Hati (Ayam/ sapi)
Telur ayam
Telur itik
Telur puyuh
Ikan laut
(jenis ikan,………....)
Ikan kolam
(jelaskan,…………..)
Ikan kering
Tahu
Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Kacang kedele
Kacang paga

Sumber lemak
Minyak kelapa sawit
Santan
Margarin/ mentega..

Sumber Sayur:
Bayam
Kangkung
Wortel
Kol
Tomat

55
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Labu siam
Sawi
Toge
Kacang panjang
Buncis
Daun singkong
Brokoli
Kol
Bunga kol
Mentimun
Buah:
Pisang
Pepaya
Jeruk
Mangga
Rambutan
Alpukat
Jambu air
Semangka
Salak
Bengkuang
Nanas
Sawo
Nangka
Apel
Sumber gula :
Gula pasir
Madu
Permen
Coklat
Susu dan Olahan
susu kental manis
Susu sapi
Keju

56
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Snack :
Lontong
Nagasari
Pisang goreng
Ubi goreng
Bakwan
Risoles
Kue bolu
Cake
Kerupuk
Biskuit
Borobudur
Pilus
Wafer
Ciki ciki
Makanan siap saji:
Ayam Kentucky
Nuget
Kentang Kentucky
Energen Cereal
Sosis

Serba serbi
Garam dapur
Kecap
Royco (dll)
Bumbu masak
Saos tomat/sambal

57
NAMA WILAYAH UMUR JK BB/U TB/U E P L KH PE PP PL PKH KE KP KL KKH FKPK FKPH FKPN FKSYR FKBH KFKP KFKPH KFKPN KFKSYR KFKBH
BALITA

AHanindita SUKAMENANTI 26.0 PEREMPUAN -1.78 -2.48 321.65 14.1 9.25 44.7 23.83 70.5 20.56 20.79 1.0 2.0 1.0 1.0 3,13 2,20 0,30 0,47 0,97 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Putri

Kasih SUKAMENANTI 24.0 PEREMPUAN -1.23 -3.25 423.6 21.45 9.95 61.05 31.38 107.25 22.11 28.4 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 0,57 0,57 1,23 0,93 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Rahmanda

Adif Zainul OPHIR 23.0 LAKI-LAKI -1.0 -2.5 850.7 31.4 48.6 48.6 63.01 157 108.0 22.6 1.0 4.0 4.0 1.0 2,43 1,03 0,03 0,20 0,23 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00

Asfar SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -1.28 -2.23 495.5 12.6 29.15 48.2 36.7 63.0 64.78 22.42 1.0 1.0 1.0 1.0 2,73 0,67 0,80 1,20 0,23 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

Faddilah OPHIR 30.0 PEREMPUAN -1.93 -2.1 295.4 20.2 15.2 17.9 21.88 101.0 33.78 8.33 1.0 4.0 1.0 1.0 3,13 2,20 0,30 0,47 0,97 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Anindita

Gisela OPHIR 19.0 PEREMPUAN -1.22 -2.48 547.7 28.0 31.0 43.6 40.57 140.0 68.89 20.28 1.0 4.0 1.0 1.0 5,77 2,50 2,83 5,50 1,47 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00

Kimi Febri SUKAMENANTI 20.0 PEREMPUAN -0.61 -2.03 532.5 28.6 21.55 57.3 39.44 143.0 47.89 26.65 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 1,47 1,13 1,47 1,50 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00

Miqaila OPHIR 28.0 PEREMPUAN -1.71 -2.97 603.5 25.3 32.35 69.05 44.7 126.5 71.89 32.12 1.0 4.0 2.0 1.0 3,60 0,87 0,50 0,93 0,77 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Assyifa

Muhammad SUKAMENANTI 16.0 LAKI-LAKI -1.22 -2.3 386.6 13.45 11.45 57.3 28.64 67.25 25.44 26.65 1.0 1.0 1.0 1.0 3,33 1,30 1,23 2,43 1,23 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Zikri

Nafisa Putri SUKAMENANTI 14.0 PEREMPUAN -1.36 -2.3 447.0 15.25 20.75 63.05 33.111 76.25 46.11 29.33 1.0 2.0 1.0 1.0 4,90 0,50 1,20 2,03 0,60 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00

Raudatul SUKAMENANTI 21.0 PEREMPUAN -1.76 -2.03 754.15 29.5 34.35 93.95 55.86 147.5 76.33 43.7 1.0 4.0 2.0 1.0 2,50 1,87 0,93 1,20 1,53 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Arsya

aZilvia OPHIR 23.0 PEREMPUAN -1.89 -2.03 487.5 18.9 19.45 58.95 36.11 94.5 43.22 27.42 1.0 3.0 1.0 1.0 4,33 1,20 1,40 2,17 1,57 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Sabrina

Adiba OPHIR 28.0 PEREMPUAN -1.6 -2.07 209.2 15.1 14.75 41.9 15.5 75.5 32.78 19.49 1.0 2.0 1.0 1.0 3,90 1,60 0,73 1,17 1,27 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Kanza
Azzahra

Ahmad OPHIR 25.0 LAKI-LAKI -1.74 -2.83 379.75 18.1 67.1 35.4 28.13 90.5 149.11 16.47 1.0 3.0 4.0 1.0 4,00 0,77 0,80 0,80 1,73 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Arif

Shaqena SUKAMENANTI 25.0 PEREMPUAN -1.73 -2.11 661.4 32.0 43.0 55.4 48.99 160.0 95.56 25.77 1.0 4.0 3.0 1.0 6,20 2,07 0,80 3,87 1,43 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Yumma
Ramzia

Zulva Aulia OPHIR 25.0 PEREMPUAN -1.9 -3.09 224.4 7.2 12.0 47.95 16.62 36.0 26.67 22.3 1.0 1.0 1.0 1.0 5,53 1,50 1,30 2,27 1,90 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
P

Arumi SUKAMENANTI 13.0 PEREMPUAN -1.9 -2.9 328.2 18.4 16.2 27.3 24.31 92.0 36.0 12.7 1.0 3.0 1.0 1.0 3,53 0,97 0,47 2,77 0,93 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00
Shezan
Kanaya

Khairul OPHIR 14.0 LAKI-LAKI -1.58 -2.04 636.95 28.2 39.9 109.8 47.18 141.0 88.67 51.07 1.0 4.0 3.0 1.0 3,53 2,30 2,70 1,40 1,43 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
Azam

Zafira OPHIR 54.0 PEREMPUAN -1.91 -2.43 482.2 29.1 24.0 64.8 34.44 116.4 48.0 29.45 1.0 4.0 1.0 1.0 3,80 1,17 1,20 1,17 1,57 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00

58
Rahmadani

Bagas SUKAMENANTI 24.0 LAKI-LAKI -1.93 -2.5 513.6 27.3 21.65 68.3 38.04 136.5 48.11 31.77 1.0 4.0 1.0 1.0 4,87 1,60 1,73 2,80 1,13 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Daputra

Muhammad SUKAMENANTI 21.0 LAKI-LAKI -1.5 -2.39 567.45 19.4 28.6 92.5 42.03 97.0 63.56 43.02 1.0 3.0 1.0 1.0 1,93 0,93 2,00 0,83 1,47 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00
Rayhan

Khofifah OPHIR 33.0 PEREMPUAN -1.89 -2.86 729.5 30.3 29.0 90.8 54.04 151.5 64.44 42.23 1.0 4.0 1.0 1.0 6,67 4,67 1,07 2,93 2,33 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Apriani S

Fadhila OPHIR 21.0 PEREMPUAN -1.91 -3.34 473.45 20.9 17.9 65.6 35.07 104.5 39.78 30.51 1.0 4.0 1.0 1.0 4,77 0,67 0,43 0,67 0,93 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Soraya

Hailul SUKAMENANTI 33.0 PEREMPUAN -1.21 -2.19 513.5 21.8 16.1 73.3 38.04 109.0 35.78 34.09 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 1,60 0,67 1,20 0,87 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Hasanah

Nidaul SUKAMENANTI 20.0 PEREMPUAN -0.93 -2.03 912.5 38.5 32.6 125.75 67.592 192.5 72.44 58.49 1.0 4.0 2.0 1.0 5,37 1,43 1,00 1,60 2,43 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Hasanah

Zafran SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -0.62 -2.17 665.1 21.65 21.05 95.0 49.27 108.25 46.78 44.19 1.0 4.0 1.0 1.0 5,87 1,50 0,70 1,60 1,23 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Pradipta F

Iqbal Azhar OPHIR 23.0 LAKI-LAKI -1.52 -2.72 482.2 15.35 13.5 87.4 35.71 76.75 30.0 40.65 1.0 2.0 1.0 1.0 3,77 0,83 0,40 2,13 1,07 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00

Asyifa SUKAMENANTI 16.0 PEREMPUAN -0.87 -2.78 500.5 18.025 15.2 71.6 37.07 90.12 33.78 33.302 1.0 3.0 1.0 1.0 4,77 2,37 1,10 0,83 1,83 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00

Saima Putri OPHIR 21.0 PEREMPUAN -1.66 -2.52 350.45 14.8 13.5 49.55 25.96 74.0 30.0 23.05 1.0 2.0 1.0 1.0 5,60 0,83 0,80 1,20 2,03 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00

Rahmat OPHIR 16.0 LAKI-LAKI -1.85 -3.09 172.5 5.7 4.7 25.8 12.78 28.5 10.44 12.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3,27 2,73 1,07 3,00 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Alhafiz

Kairu OPHIR 34.0 LAKI-LAKI -1.27 -3.07 506.55 24.2 25.2 46.05 37.52 121.0 56.0 21.42 1.0 4.0 1.0 1.0 5,60 1,77 1,33 5,37 3,10 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Rozaq

Tazkya SUKAMENANTI 21.0 PEREMPUAN -0.91 -3.04 671.6 31.15 44.3 40.05 49.75 155.75 98.44 18.63 1.0 4.0 3.0 1.0 3,90 0,93 0,80 1,27 0,73 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Ramadhani

Muhammad SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -1.4 -2.73 581.95 18.3 13.65 99.15 43.11 91.5 30.33 46.12 1.0 3.0 1.0 1.0 2,50 1,87 0,93 1,20 1,53 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
zikran

Muhammad SUKAMENANTI 19.0 LAKI-LAKI -1.54 -3.12 128.5 7.2 4.75 18.5 9.52 36.0 10.56 8.6 1.0 1.0 1.0 1.0 3,00 1,83 1,27 2,00 1,47 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Alza

59
Atar tri OPHIR 15.0 LAKI-LAKI -0.92 -3.2 236.4 7.9 4.75 45.2 17.51 39.5 10.56 21.02 1.0 1.0 1.0 1.0 4,03 1,87 0,40 1,90 0,40 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Andino

60
Output

Karakteristik

KATEGORI UMUR

12-47 BULAN 48-66 BULAN Total

WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 0 18

% within WILAYAH 100.0% .0% 100.0%

OPHIR Count 16 1 17

% within WILAYAH 94.1% 5.9% 100.0%

Total Count 34 1 35

% within WILAYAH 97.1% 2.9% 100.0%

KATEGORI BB/U

KATEGORI BB/U

-2 SD Sampai
Dengan 2 SD
(GIZI BAIK) Total

WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 18

% within WILAYAH 100.0% 100.0%

OPHIR Count 17 17

% within WILAYAH 100.0% 100.0%

Total Count 35 35

% within WILAYAH 100.0% 100.0%

61
JENIS KELAMIN BALITA

JENIS KELAMIN BALITA

LAKI-LAKI PEREMPUAN Total

WILAYAH SUKAMENANTI Count 7 11 18

% within WILAYAH 38.9% 61.1% 100.0%

OPHIR Count 7 10 17

% within WILAYAH 41.2% 58.8% 100.0%

Total Count 14 21 35

% within WILAYAH 40.0% 60.0% 100.0%

62
RECAL

KATEGORI
ENERGI

DEFISIT Total
WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 18
% of Total 51.4% 51.4%
OPHIR Count 17 17
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% of Total 100.0% 100.0%

KATEGORI PROTEIN

DEFISIT KURANG SEDANG BAIK Total


WILAYAH SUKAMENANTI Count 4 2 3 9 18
% of Total 11.4% 5.7% 8.6% 25.7% 51.4%
OPHIR Count 2 3 3 9 17
% of Total 5.7% 8.6% 8.6% 25.7% 48.6%
Total Count 6 5 6 18 35
% of Total 17.1% 14.3% 17.1% 51.4% 100.0%

KATEGORI LEMAK

DEFISIT KURANG SEDANG BAIK Total


WILAYAH SUKAMENANTI Count 14 2 2 0 18
% of Total 40.0% 5.7% 5.7% .0% 51.4%
OPHIR Count 13 1 1 2 17
% of Total 37.1% 2.9% 2.9% 5.7% 48.6%
Total Count 27 3 3 2 35
% of Total 77.1% 8.6% 8.6% 5.7% 100.0%

63
KATEGORI
KARBOHIDRAT

DEFISIT Total
WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 18
% of Total 51.4% 51.4%
OPHIR Count 17 17
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% of Total 100.0% 100.0%

FFQ

KATEGORI FKMP

SERING JARANG Total


WIILAYAH Sukamenanti Count 16 2 18
% within WIILAYAH 88.9% 11.1% 100.0%
% within KATEGORI FKMP 53.3% 40.0% 51.4%
% of Total 45.7% 5.7% 51.4%
Ophir Count 14 3 17
% within WIILAYAH 82.4% 17.6% 100.0%
% within KATEGORI FKMP 46.7% 60.0% 48.6%
% of Total 40.0% 8.6% 48.6%
Total Count 30 5 35
% within WIILAYAH 85.7% 14.3% 100.0%
% within KATEGORI FKMP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 85.7% 14.3% 100.0%

KATEGORI PH

SERING JARANG Total


WIILAYAH Sukamenanti Count 1 17 18
% within WIILAYAH 5.6% 94.4% 100.0%
% within KATEGORI PH 100.0% 50.0% 51.4%
% of Total 2.9% 48.6% 51.4%
Ophir Count 0 17 17
% within WIILAYAH .0% 100.0% 100.0%
% within KATEGORI PH .0% 50.0% 48.6%
% of Total .0% 48.6% 48.6%
Total Count 1 34 35
% within WIILAYAH 2.9% 97.1% 100.0%
% within KATEGORI PH 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 2.9% 97.1% 100.0%

64
KATEGORI
FKPN

JARANG Total
WIILAYAH Sukamenanti Count 18 18
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 51.4% 51.4%
% of Total 51.4% 51.4%
Ophir Count 17 17
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 48.6% 48.6%
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 100.0% 100.0%
% of Total 100.0% 100.0%

KATEGORI FKSYR

SERING JARANG Total


WIILAYAH Sukamenanti Count 3 15 18
% within WIILAYAH 16.7% 83.3% 100.0%
% within KATEGORI FKSYR 75.0% 48.4% 51.4%
% of Total 8.6% 42.9% 51.4%
Ophir Count 1 16 17
% within WIILAYAH 5.9% 94.1% 100.0%
% within KATEGORI FKSYR 25.0% 51.6% 48.6%
% of Total 2.9% 45.7% 48.6%
Total Count 4 31 35
% within WIILAYAH 11.4% 88.6% 100.0%
% within KATEGORI FKSYR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 11.4% 88.6% 100.0%

KATEGORI FK BUAH

SERING JARANG Total


WIILAYAH Sukamenanti Count 1 17 18
% within WIILAYAH 5.6% 94.4% 100.0%
% within KATEGORI FK
100.0% 50.0% 51.4%
BUAH
% of Total 2.9% 48.6% 51.4%

65
Ophir Count 0 17 17
% within WIILAYAH .0% 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FK
.0% 50.0% 48.6%
BUAH
% of Total .0% 48.6% 48.6%
Total Count 1 34 35
% within WIILAYAH 2.9% 97.1% 100.0%
% within KATEGORI FK
100.0% 100.0% 100.0%
BUAH
% of Total 2.9% 97.1% 100.0%

OUTPUT RATA ASUPAN ZAT GIZI MAKRO

SUKAMENANTI

N Maximum Sum Mean


ASUPAN ENERGI 18 912.5 9313.5 517.417
ASUPAN PROTEIN 18 38.5 378.2 21.010
ASUPAN LEMAK 18 44.3 382.1 21.228
ASUPAN KARBOHIDRAT 18 125.8 1210.3 67.239
Valid N (listwise) 18

PERESENE 18 67.59 689.89 38.3272


PERESENP 18 192.50 1890.88 105.0486
PERESENL 18 98.44 849.11 47.1728
PERESENKH 18 58.49 562.93 31.2739
Valid N (listwise) 18

OPHIR

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ASUPAN ENERGI 17 172.5 850.7 456.479 185.8629
ASUPAN PROTEIN 17 5.7 31.4 20.656 7.6557
ASUPAN LEMAK 17 4.7 67.1 24.962 15.5398
ASUPAN KARBOHIDRAT 17 17.9 109.8 54.732 24.5423
Valid N (listwise) 17

66
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERESENE 17 12.78 63.01 33.7383 13.76007
PERESENP 17 28.50 157.00 101.5676 36.89808
PERESENL 17 10.44 149.11 55.1569 34.57770
PERESENKH 17 8.33 51.07 25.4166 11.39864
Valid N (listwise) 17

67

Anda mungkin juga menyukai