Tugas Akhir
Oleh :
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir
“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06 – 59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2020”
Oleh :
NOVITRI AYU NINGSIH
Nim : 172110139
Tugas Akhir ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir Program
Studi D III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06 – 59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2020”
Oleh :
NOVITRI AYU NINGSIH
Nim : 172110139
Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Tugas
Akhir Program Studi D III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan
dinyatakan telah memenuhi syarat dan diterima
Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Anak Balita Stunting Usia 06-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman
Barat
VI +67 Halaman, 10 Tabel
ABSTRAK
Kabupaten Pasaman Barat adalah lokasi fokus (lokus) stunting di Provinsi
Sumatera Barat, karena prevalensi stunting cukup tinggi yaitu 32,09%. Angka
tersebut lebih tinggi dari prevalensi stunting di Provinsi Sumbar. Masalah Utama
penyebab stunting adalah kurang asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak
dan karbohidrat). Asupan zat gizi makro sangat penting untuk pertumbuhan dan
sumber energi utama bagi tubuh, Ophir dan Sukamenanti wilayah yang cukup
tinggi angka stuntingnya, bukan lokus stunting dan kurang mendapat perhatian
dari pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran asupan zat gizi
makro anak balita stunting usia 06-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir
dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
“Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Balita Stunting Usia 6-59 Bulan Di
Barat”.
dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi DIII Jurusan Gizi di
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, dan pengarahan dari Ibu Dr. Eva
Yuniritha, M. Biomed selaku pembimbing utama dan Bapak John Amos SKM,
3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku Ka. Prodi Jurusan DIII Gizi
ii
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Civitas Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
7. Kedua Orang Tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan,
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Status Gizi .............................................................................. 27
2. Asupan Zat Gizi Makro ........................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 40
A. Kesimpulan ................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur, kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan menurut usia di bawah -2 standar median kurva
Masalah gizi pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang
(Unicef, 2013).
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi selama tiga tahun terakhir, stunting
menjadi 30,8% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018), namun penurunan tersebut
masih belum dalam batas penurunan yang ditetapkan World Health Organization
(WHO) yaitu 20%. Menurut World Health Organization (WHO) pada rentang
1
2
Indonesia tahun 2015-2017 adalah 36,4 (Kemenkes, 2018: 1). Data dari hasil
Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSBGI) tahun 2019 menunjukkan penurunan
prevalensi stunting dari 30,8% tahun 2018 menjadi 27,67% tahun 2019.
(Kemenkes, 2018)
Pasaman Barat cukup tinggi yaitu 32,09% pada tahun 2017 (Profil Kesehatan
Penyebab langsungnya adalah asupan makan yang tidak memadai dan infeksi.
Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai, serta penyakit infeksi , kedua
Energi dalam tubuh manusia timbul karena pembakaran dari karbohidrat, protein,
dan lemak (Azmy dan Mundiastuti, 2018: 296). Asupan energi yang rendah dapat
mukosa, penurunan sistem imun, yang akan menyebabkan anak mudah terserang
penyakit infeksi seperti infeksi saluran pencernaan dan pernafasan (Rahim, 2014).
Balita yang sering terserang penyakit infeksi akan menyebabkan nafsu makan
3
pertumbuhan anak (Bening dkk, 2016: 46). Protein adalah zat yang membantu
untuk membangun sel tubuh sehingga sangat penting bagi balita yang berada
293). Kuantitas dan kualitas dari asupan protein memiliki efek terhadap level
plasma insulin growth factor I (IGF-I), terhadap protein matriks tulang dan faktor
pertumbuhan yang berperan penting dalam formasi tulang (Mayang Sari dkk,
2016: 153).
lemak terkandung asam lemak essensial yang memiliki peran dalam mengatur
kesehatan. Selain itu simpangan energi dapat berasal dari konsumsi lemak dan
lemak sebagai alat pengangkut dan pelarut vitamin larut lemak dalam tubuh
pertumbuhan bayi dan anak-anak (Almatsier, 2015: 57). Konsumsi lemak tak
jenuh khususnya Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) memiliki perang penting
dan integritas membran sel, salah satu akibat dari kurang konsumsi lemak adalah
peningkatan keparahan infeksi penyakit dan kematian (Isnany dkk, 2017: 11).
4
bagi tubuh kemudian diubah menjadi energi, jika tubuh kekurangan karbohidrat
dan lemak maka cadangan protein yang akan dirombak untuk menutupi
kekurangan energi dan akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila protein
fungsinya secara optimal, dimana fungsi protein untuk pertumbuhan (Isnany dkk,
2017 : 12).
sebesar 52,2%, protein sebesar 67,06%, lemak sebesar 54,13% dan karbohidrat
dengan lokasi fokus (lokus) stunting di Provinsi Sumatera Barat (TNP2K, 2017 :
18).
dan Sukamenanti merupakan salah satu daerah yang ada di Kabupaten Pasaman
Barat, data Stunting di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti cukup
tinggi yaitu terdapat 101 balita di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan 44 balita di
belum masuk kedalam program pemerintah namun data stunting nya sudah tinggi.
5
nilai ekonomi, daya tahan dan keunggulan sumber daya dan kearifan lokal. Suatu
solusi yang inovatif dan tepat untuk menanggulangi masalah tersebut sangat
diperlukan, agar semua anak balita stunting dapat tumbuh kembang secara
optimal dan menjadi manusia berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat) pada Anak Balita Stunting
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran asupan zat gizi makro (energi protein, lemak dan
karbohidrat) pada anak balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan
karbohidrat) pada anak balita stunting usia 06-59 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2020
2. Tujuan Khusus
tahun 2020.
6
b. Diketahuinya asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat)
anak balita stunting (usia 6-59 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah ilmu dan wawasan peneliti dalam bidang gizi klinik
khususnya tentang gambaran zat gizi makro pada anak balita stunting.
2. Bagi Masyarakat
(energi, protein, lemak dan karbohidrat) untuk anak balita stunting bagi tumbuh
kembangnya dan memberikan sesuai dengan kebutuhan asupan zat gizi makro
anak balita.
Memberikan masukan kepada dinas kesehatan agar hasil penelitian ini bisa
penelitian induk “Optimasi Asupan Zat Gizi Essensial dari Ikan Bada (Rasbora-
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Asupan zat gizi makro yaitu
energi, protein, lemak dan karbohidrat pada anak stunting, yang merupakan
A. Tinjauan Teoritis
1. Stunting
a. Pengertian Stunting
Stunting merupakan dampak dari kurang gizi yang terjadi dalam periode
linear dengan tinggi badan menurut usia dibawah -2 SD kurva pertumbuhan anak
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan umur (Nur ramadhani dkk, 2019).
Stunting dipengaruhi oleh kurangnya gizi kronis disebabkan oleh asupan gizi yang
b. Dampak Stunting
Stunting pada anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan
menurut umur (TB/U). TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada
7
8
2018)
c. Penyebab Stunting
Penyebab dasar seperti lingkungan ekonomi dan politik yang mendasari status
sosial dan ekonomi (Mayang Sari dkk, 2016: 153). Stunting disebabkan oleh
1. Penyebab langsung.
kecukupan asupan zat gizi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
stunting. Terdapat berbagai jenis zat gizi yang penting bagi pertumbuhan anak
yang terdiri dari zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat( dan zat
gizi mikro (vitamin dan mineral). Ketidakseimbangan zat gizi makro secara
akan berdampak pada pertumbuhan tinggi dan berat badan anak (Syauqi ahmad,
2020: 3). Vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang juga berdampak
8
9
yang tidak adekuat serta pemberian asi yang kurang. Pemberian makanan yang
tidak adekuat juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: buruknya kualitas
makanan, praktik yang tidak adekuat serta keamanan pangan dan air. Buruknya
kualitas makanan menyebabkan rendahnya zat gizi makro dan mikro dalam
makanan anak.(WHO, 2004). Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai,
masalah stunting (Mayang Sari dkk, 2016: 153). Stunting sangat erat kaitannya
dengan kebutuhan zat gizi seperti energi dan protein (Astutik dkk, 2018: 410).
(Fikawati dkk, 2017: 31). Terdapat hubungan timbal balik antara status gizi
imun tubuh dan mengurangi resistensi terhadap infeksi dan paparan penyakit
zat gizi dan peningkatan metabolisme energi, serta zat gizi lainnya. Ada hubungan
10
timbal balik antara status gizi dengan penyakit infeksi khususnya diare dan infeksi
Secara tidak langsung stunting juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan
pendidikan, kultur sosial, sistem pangan dan agrikultur, serta air ,sanitasi, juga
dan pemeliharaan kesehatan anak. Anak dengan pola asuh yang kurang baik akan
adalah asupan zat gizi . Tingkat kecukupan zat gizi makro (energi, protein, lemak,
1. Energi
dan protein (Almatsier, 2015: 146), energi timbul karena adanya pembakaran
karbohidrat, protein, dan lemak. Energi memiliki fungsi sebagai penunjang proses
(Ayunintyas dkk, 2018: 447). Rendahnya asupan energi pada balita stunting
pemberian makan, nafsu makan balita yang kurang, densitas energi yang rendah ,
dan glikogen otot. Selanjutnya jika berlangsung dalam waktu yang lama maka
2. Protein
pertumbuhan, membangun struktur tubuh (otot, kulit dan tulang) serta sebagai
merupakan komponen utama protoplasma didalam sel, serta hormon dan enzim
tubuh meningkat dari 14,6% pada masa pertumbuhan menjadi 18-19% ketika usia
4 tahun. Estimasi kebutuhan protein pada masa pertumbuhan sekitar 1-4 g/kg BB
(Fikawati dkk, 2017: 29). Jika konsumsi protein rendah, maka akan
12
hormone polipeptida yang berfungsi sebagai mitogen dan stimulator ploliferasi sel
growth factor 1 (IGF-1) juga mediasi proses anabolik protein dan meningkatkan
(IGF-1) adalah faktor penting untuk panjang tulang karena merangsang ploriferasi
dan diferensiasi kondrosit dilempeng epifisis dan juga untuk pembentukan tulang
berperan dalam permodelan tulang dan dalam akuisisi peak bone mass. Selain itu
pemenuhan zat gizi mikro yang berkualitas erat kaitannya dengan konsumsi
protein, terutama protein hewani dalam kaitannya mengatasi masalah zat gizi
mikro terutama mineral besi, zink, selenium, kalsium, dan vitamin D yang erat
kaitannya dengan masalah stunting. Disamping menyediakan asam amino dan zat
gizi mikro protein juga mensuplai energi dalam keadaan energi terbatas dari
anak yang asupan proteinnya kurang akan mengalami pertumbuhan yang lebih
lambat dari pada anak yang jumlah asupan protein cukup, dan pada keadaan yang
lebih buruk kekurangan protein dalam jangka waktu yang lama dapat
Protein adalah salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai reseptor
mengendalikan proses pertumbuhan. Jumlah dan kualitas protein yang baik dapat
penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan dan pencernaan (Rahim, 2014).
Balita dengan penyakit infeksi berisiko terhadap malnutrisi (Fikawati dkk, 2017:
31).
3. Lemak
lemak, tetapi lemak tidak dapat dikonversi ke dalam karbohidrat maupun protein.
Lemak penting untuk semua sel tubuh, sebagai komponen utama pembentuk
vitamin larut lemak. Asam lemak essensial, seperti asam lemak omega 3 dan
omega 6 merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak,
namun asam lemak ini diperoleh dari luar atau makanan (Fikawati dkk, 2017: 29).
Asupan lemak yang berasal dari makanan apabila kurang maka akan
berdampak pada kurangnya kalori atau energi untuk proses aktivitas dan
metabolisme tubuh (Diniyyah dan Nindya, 2017: 345). Konsumsi lemak tak jenuh
khususnya Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) memiliki perang penting dalam
integritas membran sel, salah satu akibat dari kurang konsumsi lemak adalah
14
peningkatan keparahan infeksi penyakit dan kematian (Isnany dkk, 2017: 11).
4. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh manusia yang relatif
bagian alami dari beberapa makanan seperti buah, sayur dan susu. Karbohidrat
kompleks merupakan kompleks yaitu lentil, buncis, kacang kapri, kentang, jagung
dan tepung (Listyani Hidayati dkk, 2010: 7). Fungsi utama karbohidrat adalah
menyediakan sumber tenaga utama bagi tubuh dalam bentuk energi. Karbohidrat
dalam bentuk glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan
berbentuk glikogen yang disimpan dalam hati dan otot. Selain itu karbohidrat juga
B. Kerangka Teori
Stunting
C. Kerangka Konsep
Asupan
Zat Gizi Makro Essensial
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
D. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Anak balita stunting Anak balita stunting Pengukuran 1. TB/U TB(cm)/Umur(bulan) Rasio
adalah anak balita yang tinggi badan dan a. Mikrotoa menjadi:
memiliki kondisi pencatatan umur b. AUPB 1. Sangat Pendek: < -3 Ordinal
memburuknya atau dalam bulan 2. Form tanggal SD
terhambatnya lahir 2. Pendek: -3 SD s/d <
pertumbuhan linier -2SD
akibat akumulasi dari (SK Menkes, 2010 )
berbagai faktor yang
dapat dilihat apabila z-
score tinggi
badan/panjang badan
menurut umur kurang
dari -2 SD (PERSAGI,
2010).
2 Asupan Zat Gizi Jumlah asupan zat gizi Wawancara Form food Data energi balita dalam Rasio
Makro (energi, makro (protein, lemak, recall 24 jam satuan kkal. Protein, lemak
protein, lemak dan dan karbohidrat) yang dan karbohidrat dalam Ordinal
karbohidrat) dimakan balita untuk satuan gram.
pemenuhan kebutuhan Dikategorikan menjadi 5
tubuh yang berasal dari yaitu :
makanan sehari – hari. 1. Defisit Berat : Jika
Asupan tersebut asupan yang
dibandingkan dengan dikonsumsi <70 %
AKG kemudian AKG
18
No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
A. Desain penelitian
cross sectional study, dimana variabel dependen dan independen diteliti secara
bersamaan. Variabel dependen adalah balita stunting usia 06-59 bulan dan
variabel independen adalah zat gizi makro (energi, protein, lemak dan
karbohidrat).
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak balita stunting usia 6- 59
sebanyak 145 balita, 101 Balita di Wilayah kerja Puskesmas Ophir dan 44 Balita
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah anak balita stunting umur 6-59 bulan yang
21
22
estimasifinit
(Z1-/2)2 x P (1-P) x N
n=
d2 (N-1)+ (Z1-/2)2 x P (1-P)
139,2
n=
2,4
n = 58 sampel
Ket :
n = Jumlah Sampel
d = Presisi (10%)
Z = 95% (1,96)
kode responden pertama didata/ditentukan peta rumah balita. Sampel yang dipilih
1. Kriteria inklusi : status gizi dengan indeks TB/U nilai Z score < -2 SD, tidak
menderita penyakit kronik, ibu/orang tua dari anak bersedia menjadi subjek
2. Kriteria eksklusi : gizi buruk atau gizi lebih, kedua orang tua pendek , anak
1. Data primer
badan menggunakan microtoa atau AUPB serta berat badan diukur dengan
timbangan digital.
1) Tempelkan microtoise pada dinding yang lurus dan datar setinggi tepat 2
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris-berbaris,
kaki lurus, rumit, pantat, punggung, dan bagian kepala belakang harus
4) Baca angka yang tertera diskala pada lubang dalam gulungan microtoise.
1) Pilih meja atau tempat yang datar dan rata, siapkan AUPB
23
6) Tekan lutut dan mata kaki kemudian geser bagian yang bergerak hingga
7) Baca dan catat panjang badan balita yang terlihat pada meteran angka
Data asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat)
Recall 24 jam dan form Frequency Quesioner (FFQ) dilakukan selama 7 hari oleh
c. Data identitas responden berupa nama, jenis kelamin, umur dan alamat
d. Data antropometri
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti sebagai data penunjang
yaitu data tentang jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas ophir
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara
1. Editing
tentang frekuensi bahan makanan yang dimakan balita dalam 1 hari dan sehari-
hari. Tujuan editing ini adalah untuk melengkapi data yang kurang maupun
diperoleh adalah data yang benar terisi secara lengkap, relevan, dan dapat dibaca
dengan baik.
2. Coding
data menurut jenisnya, yaitu memberi kode pada variabel status gizi stunting, dan
zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat). Kode pada recall 24 jam
pemberian kode ini adalah untuk memudahkan pengolahan data. Untuk variabel
status gizi (TB/U) diberi kode 1 = sangat pendek, 2 = pendek, 3 = normal. Untuk
variabel asupan sehari form recall 24 jam diberi kode 1 = defisit berat, 2 = defisit
sedang, 3 = defisit ringan, 4 = cukup, 5= lebih. Untuk variable asupan dari form
3. Entry Data
master tabel. Data stunting anak balita umur 6-59 bulan diolah dengan
menggunakan WHO Antro dan hasil olahan tersebut di entri ke SPSS. Data
jumlah konsumsi zat gizi makro ( energi, protein, lemak dan karbohidrat ) yang
jumlah zat gizi kemudian pengolahan dilakukan menggunakan spss untuk data
dari kuesioner food recall 24 jam dan menghitung setiap jenis, jumlah, dan
4. Cleaning
Data stunting, jumlah konsumsi zat gizi makro (enegi, protein, lemak dan
karbohidrat) pada anak balita stunting umur 6-59 bulan di Wilayah Kerja
telah dimasukan ke master tabel di cek kembali yang bertujuan untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam proses mengentri data, setelah dianggap sudah bersih
5. Analisis Data
asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat ) pada anak balita
stunting umur 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ophir dan Puskesmas
A. Gambaran Umum
stunting cukup tinggi yaitu 32,09% pada tahun 2017 (Profil Kesehatan
Pasaman Barat). Angka Prevalensi Stunting di Kab Pasaman Barat lebih tinggi
2. Karakteristik Responden
Rumah Sakit (PKL-RS) dan tahap kedua direncanakan dilakukan setelah PKL-
RS namun karna adanya Corona Virus Disease 19 (COVID-19) pada saat itu
27
28
terdiri dari umur, status gizi berdasarkan BB/U , serta jenis kelamin, pekerjaan
Pendidikan ibu responden rata rata adalah tamat SMA dengan presentase 31.4%.
29
tangga.
3. Status Gizi
Hasil penelitian menjelaskan bahwa rata-rata asupan zat gizi makro, yaitu
asupan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pada anak balita stunting
usia 06-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti Kabupaten
Ophir
Energi 456.5 33.7
185.9 172.5 850.7 1350
Protein 20.7 7.7 5.7 31.4 20 101
Lemak 24.9 15.5 4.7 67.1 45 55
Karbohidrat 54.7 24.5 17.9 109.8 215 25.5
Sukamenanti
Energi 514.4 185.6 128.5 912.5 1350 38.1
diwilayah kerja puskesmas Sukamenanti memiliki rata-rata asupan zat gizi energi,
lemak dan karbohidrat masih kurang dari kebutuhan dan untuk asupan protein
asupan yang masih kurang untuk energi, lemak, karbohidrat. Untuk asupan protein
karbohidrat seluruh responden defisit dengan presentase 100% untuk dua wilayah.
b. FFQ
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
kelamin perempuan sebanyak 60%. Pendidikan ibu responden rata rata adalah
tamat SMA dengan presentase 31.4%. lebih dari separuh (68.6%) pekerjaan ayah
ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Responden balita perempuan (60%) lebih
jenis kelamin dan usia tidak mempengaruhi perkembangan anak (Ningrum dkk,
keluarga diantaranya pola asuh, tingkat pendapatan hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitian bahwa 80% pendidikan ibu tamat SMA dan 68.6% pekerjaan ayah
asuh ibu tidak akan baik, ibu kurang mengerti makannan apa yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak (Syauqy dkk, 2020: 3). Dan keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah akan memiliki kemampuan yang rendah untuk
2. Status Gizi
kehidupan, karena pada masa ini terjadi perkembangan otak anak atau kecerdasan
dan pertumbuhan badan yang cepat, apabila tidak dilakukan pemberian ASI
Eklslusif dan pemberian MPASI dan asupan nutrisi yang cukup maka potensial
terjadi stunting (Ningrum dkk, 2017:72). Pada penelitian ini, status gizi dengan
indeks TB/U dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu sangat pendek bila < - 3
SD, pendek bila -2 sampai dengan < -3 SD dan normal bila > -2 SD. Dari hasil
pendek.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Yuni Yati (2018)
paling banyak adalah pendek 24 (80%) dan jumlah balita dengan tinggi badan
a. Rata – Rata Asupan Zat Gizi Makro (energi, protein, lemak dan
karbohidrat)
responden untuk dua wilayah kerja kurang dari kebutuhan, sedangkan untuk
protein rata-rata asupan protein untuk dua wilayah sudah berlebih dari kebutuhan
adalah 12-47 bulan. Hasil penelitian ini didapat untuk anak usia 12-47 bulan rata-
rata energi kurang terpenuhi dari kebutuhan AKG, untuk lemak dan karbohidrat
juga kurang terpenuhi dari kebutuhan AKG, untuk protein rata-rata sudah berlebih
Asupan energi, protein dan lemak minimum angkanya terlalu rendah dari
sehingga hasil yang didapat tidak sesuai bias juga karena kesalahan dalam
mengkonversikan jumlah.
Hasil penelitian ini untuk zat gizi makro responden dilihat pada tabel 6
dimana hasil yang didapat adalah tingkat asupan energi dan karbohidrat seluruh
responden dengan persentase sebesar 77,1% adalah defisit berat untuk kedua
wilayah penelitian. Tingkat asupan protein untuk kedua wilayah sudah terpenuhi
metabolisme tubuh. Kejadian stunting pada anak dapat disebabkan oleh asupan
energi yang rendah, asupan energi yang rendah memiliki resiko terhadap kejadian
stunting 2,52 kali lebih tinggi dibanding dengan yang asupan energi yang baik
lemak dan glikogen otot, jika berlangsung dalam waktu yang lama akan terjadi
Fitri (2012) mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai zat
stunting merupakan peristiwa yang terjadi dalam periode waktu lama, sehingga
tingkat asupan protein yang terjadi sekarang tidak menjadi salah satu penyebab
kejadian stunting. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara Food Frequency
membentuk membran sel. Lemak juga berfungsi untuk membantu penyerapan dan
penyimpanan vitamin larut lemak (Fikawati dkk, 2017: 29). Penelitian Azmy dan
Mundiastuti (2018) mengatakan kurang konsumsi lemak berisiko 1.7 kali lebih
mengatakan bahwa balita dengan asupan lemak rendah 1.31 kali lebih berisiko
mengalami stunting dibanding dengan balita dengan tingkat asupan lemak cukup.
sehinga protein tetap bisa berfungsi sebagai zat pembangun (Tejasari, 2005),
apabila asupan lemak kurang maka fungsi protein akan terganggu sebagai zat
pembangun.
metabolisme. Karbohidrat merupakan zat gizi utama penyuplai energi tubuh untuk
memiliki tingkat kecukupan energi defisit. Dari hasil wawancara diketahui bahwa
ibu balita didua wilayah kerja tersebut sering memberi makan anak dengan mie
kering (seperti supermi dan indomie) dengan borobudur. Penelitian Azmy dan
37
Asupan zat gizi diperoleh dari asupan zat gizi makro dan mikro, zat gizi
makro (protein, lemak dan karbohidrat) merupakan zat gizi yang diperlukan dalam
jumlah besar untuk penyediaan energi (Diniyyah dan nindya, 2017: 343). Apabila
asupan makan balita kurang maka untuk metabolisme akan diambil dari cadangan
lemak, jika berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi katabolisme
dan sistem imun, hal ini akan menyebabkan terjadi penyakit infeksi jika
berlangsung dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan kejadian stunting.
stunting mengkonsumsi protein nabati yang tidak beragam, sebanyak 57,1% balita
(beras, roti, mie, jagung, kentang). Protein hewani sebanyak <5 jenis (daging
ayam, telur ayam, ikan laut, ikan kolam, ikan kering). Protein nabati sebanyak <3
jenis (tahu, tempe, kacang tanah). Sayuran sebanyak <7 jenis (bayam, kangkung,
wortel, tauge, tomat, kacang panjang, sawi hijau). Buah-buahan sebanyak <6 jenis
Indonesia mengalami defisit energi dan 28,5% mengalami defisit ringan, untuk
protein sebanyak 31,9% mengalami defisit dan 14,5% mengalami defisit ringan.
Penelitian ini didukung dengan pola konsusmsi dan keamanan pangan dimana
pokok yang tidak beragam, sebanyak 54,3% balita stunting mengkonsumsi protein
protein nabati yang tidak beragam, sebanyak 57,1% balita stunting mengkonsumsi
(beras, roti, mie, jagung, kentang). Protein hewani sebanyak <5 jenis (daging
ayam, telur ayam, ikan laut, ikan kolam, ikan kering). Protein nabati sebanyak <3
jenis (tahu, tempe, kacang tanah). Sayuran sebanyak <7 jenis (bayam, kangkung,
wortel, tauge, tomat, kacang panjang, sawi hijau). Buah-buahan sebanyak <6 jenis
(pisang ambon, pepaya, jeruk manis, semangka, rambutan, salak). Pola konsumsi
protein yang dibutuhkan adalah salah satu komposisi dan jumah asam amino
nabati. Hasil penelitian ini didapat protein hewani jarang dikonsumsi responden.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil asupan zat gizi mikro dimana
hasil yang didapat asupan zat gizi mikro defisit dari kebutuhan.
39
c. FFQ
Untuk lebih memperkuat hasil asupan zat gizi makro responden dari
protein hewani dan nabati, sayur, dan buah sangat jarang dikonsumsi responden.
A. KESIMPULAN
1. Prevalensi balita sangat pendek 22,9% dan prevalensi balita pendek 77,1%
pada anak balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti dan
Ophir Pasaman Barat.
2. Seluruh balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan Sukamenanti
memilki asupan energi defisit berat.
3. Sebanyak 33,4% balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti memilki asupan protein baik dan 33,4 % memiliki asupan
protein berlebih.
4. Sebanyak 77,1% balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti memilki asupan lemak defisit berat.
5. Seluruh balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas OPhir dan Sukamenanti
memiliki asupan karbohidrat defisit berat.
6. Seluruh responden memiliki asupan energi dan karbohidrat defisit berat,
asupan lemak sebagian besar defisit berat, sedangkan untuk asupan protein
sebagian besar sudah baik dan berlebih.
B. SARAN
1. Bagi responden
kurangi memberi anak makan sumber karbohidrat dari mie instant serta
2. Bagi peneliti
40
3. Petugas Kesehatan Puskesmas
untuk memastikan program yang dilaksanakan tepat kegiatan dan tepat sasaran.
untuk memberikan informasi tentang pola pemberian makan yang tepat untuk
anak kepada orang tua khususnya ibu yang memiliki balita stunting.
41
DAFTAR PUSTAKA
Adani dan Nindya. 2017. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink dan
Perkembangan Pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutr. 46-
51.
Ayuningtyas, dkk. 2018. Asupan Zat Gizi Mikro Dan Makro Terhadap Kejadian
Stunting Balita. Jurnal Kesehatan. 9, 443-449.
Astutik, dkk. 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59
Bulan Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6 no 1 Januari, 2356-2346
Azmy dan Mundiastuti, 2018. Konsumsi Zat Gizi Pada Balita Stunting Dan Non
Stunting Di Kabupaten Bangkalan. 213.292-298.
Bening dkk, 2016. Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting
Anak Usia 2-5 Tahun Di Semarang. Medica Hospitalita Vol 4 No 1,
November 2016 (45-50).
Dewi dan Adhi, 2016. Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng Serta Riwayat
Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Balita Umur 24-
59 Bulan Di Wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Health Vol 3 No
1, Juni 2016 (36-46).
Diniyyah dan Nindya, 2017. Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian
Gizi Buruk pada Balita usia 24-59 Bulan di desa Suci, Gresik. Amerta
Nurth, (341-350).
Direktorat Gizi Masyarakat. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Isnainy dkk, 2017. Konsumsi Zat Gizi Makro Pada Balita Stunting(24-59 Bulan).
Jurnal Gizi Prima Vol 2 No 1, Maret 2017 (7-13).
Ningrum dkk, 2017. Hubungan Antara Status Gizi Stunting Dan Perkembangan
Balita Usia 12-59 Bulan. Prosising ISBN 978-602-50798-0-1 2017 (70-
79).
Listyani hidayati dkk, 2010. Kekurangan Energi dan Zat Gizi Merupakan Faktor
Risiko Kejadian Stunted Pada Anaj Usia 1-3 Tahun yang Tinggal di
Wilayah Kumuh Pekotaan Surakarta. Jurnal kesehatan Vol 3 No 1, Juni
2010 (89-104).
Mayang Sari dkk, 2016. Asupan Protein, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak
Stunting Dan Tidak Stunting Usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia Vol 12 No 4, April 2016 (152-159).
Mugianti dkk, 2016. Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 BUlan di
Kecamatan Sukarejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan Vol 5 No 3,
2018.
Fikawati, dkk. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Pt RajaGrafindo Persada.
Oktarina dan Sudiarti, 2013. Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) di
Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 8 No 3, November 2013 (175-
180).
Pramanik, P & Dhar, A. 2014. Impact of Fast Food on Menstrual Health of school
Going Adolescent girls in west Bengal, Eastern India. Global Journal of
Biologi, Agriculture & Health Science. 3(1) : 61
Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2018.
Rahim, 2014. Faktor Risiko Underweght Balita Umur 7-59 bulan. Jurnak Kesmas
Unnes (1858-1196).
Syauqi dkk, 2020. Karakteristik Keluarga dan Tingkat Kecukupan Asupan Zat
Gizi SEbagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Baduta. Jurnal Of
Nutrition Collage. Vol 9 No 1, Februari-April 2020.
Uniceff, 2013. Improving Child Nutrition, The Achievable Imperative For Global
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi, di
Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI
Yuniritha et al, 2018. Optimasi Asupan Zat Gizi Essensial dari Ikan Bada
(Rasbora-Argyrotaenia) Dan Edukasi Gizi Seimbang Berbasis Pangan
Lokal untuk Meningkatkan Status Gizi Anak Balita Stunting di Kabupaten
Pasaman Barat.Politeknik Kesehatan Padang
Lampiran A
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
No. Telepon/Hp :
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan suka rela tanpa
paksaan dan tekanan dari siapapun.
Pasaman Barat,…………….
47
LAMPIRAN B
Nama responden :
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Tanggal Lahir/ Umur :
4. Alamat :
B. Data Antropometri
1. Tinggi Badan :
2. IMT :
3. Kategori :
48
Kode
FormSampel :
A: DATA UMUM
Kuesioner Penelitian
Gambaran Asupan Zat Gizi Makro (Vitamin dan Mineral) Pada Anak Balita
Stunting Usia 06-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ophir dan
Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
I IDENTITAS
3. Tanggal Lahir
4. Umur (bulan)
5. Anak ke
49
Rata-rata pendapatan keluarga per 1. < 500.000
bulan (Rp):
2. 500.000 - 1.000.000
15.
3. 1.000.000 – 3.000.000
4. > 3.000.000
24. Apakah anak ada makanan pantangan? a. Ada (sebutkan……….) b. tidak ada
a. Ibu
Siapa yang sering menyuapi anak b. Ayah
25
makan? c. Nenek
d. Orang lain, sebutkan….
a. duduk bersama dengan anggota keluarga
b. makan sendirian
Bagaimana cara makan anak yang
26 c. Makan disuapin sambil duduk nonton TV
sering ibu terapkan?
d. makan disuapin sambil bermain/berjalan
e. Lain-lain sebutkan .....
Apakah ibu memperhatikan kebersihan
27 a. Ya b. kadang-kadang c. tidak pernah
peralatan makan anak?
Apakah ibu selalu mencuci tangan
28 a. Ya b. kadang-kadang c. tidak
sebelum memberi makan anak?
Apakah ibu selalu mencuci tangan anak
29 a. Ya b. kadang-kadang c. Tidak
sebelum makan?
Apakah ibu menyimpan makanan yang
30 a. Ya b. Tidak
akan diberikan untuk anak ditempat
50
yang bersih?
Jenis lauk apa yang pertama kali ibu a. Ikan b. telur c. ayam d. tahu/tempe e.
31
berikan pada anak? Daging
Berapa kali sehari ibu memberikann
32 MP-ASI saat pertama kali anak a. 1x/hari b. 2x/hari c. 3x/hari d. ≥3x/hari
mendapatkan MP-ASI?
a. Anak disuapi sambil duduk
b. Anak disuapi sambil menonton
Bagaimana cara ibu memberikan
33 c. Anak disuapi sambil bermain
makan pada anak?
V KEAMANAN PANGAN
51
42 a. Ikan laut (sebutkan…)
b. Ikan kolam
Apakah bahan pangan makanan lauk c. Ikan kering
hewani yang sering anak ibu konsumsi d. Telur
sehari-hari? e. Ayam
f. Daging
g. Tidak ada/ jarang...…
43 a. Tempe
Apakah bahan pangan makanan lauk b. Tahu
nabati yang sering anak ibu konsumsi c. Kacang-kacangan
sehari-hari? d. Lainnya…sebutkan
e. Tidak ada/ jarang…
44 a. Bayam
b. Kangkung
Apakah bahan pangan sayur yang
c. Wortel
sering anak ibu konsumsi sehari-hari
d. Lainnya…..sebutkan
e. Tidak ada/ jarang
45 a. Pisang
b. Papaya
c. Jeruk
Apakah bahan pangan buah yang sering
d. Salak
anak ibu konsumsi sehari-hari
e. Semangka
f. Lainnya …..sebutkan
g. Tidak ada/ jarang
49 a. membeli di warung/pasar
Dari manakah ibu biasa mendapatkan b. diberi oleh tetangga
makanan? (jawaban boleh lebih dari 1) c. hasil panen sendiri
d. lain-lain sebutkan……
50 a. Sering
Apakah dalam 12 bulan terakhir ini b. Kadang-kadang
keluarga ibu pernah kehabisan c. Tidak pernah
uang untuk membeli pangan ? d. Tidak tahu
51 1. Makanan pokok
2. Lauk hewani
Apakah dalam 12 bulan terakhir ini
stok bahan makanan yang mampu 3. Lauk nabati
keluarga ibu sediakan? 4. Buah
5. sayur
52
Tanggal Wawancara: / / Pukul : WIB Editor :
Pewawancara : Tanggal Entry data:
Tanggal Editing: Petugas Entry data:
PENGUKURAN Rata-Rata
PARAMETER
1 2
1 Berat badan (gram)
2 Panjang/ tinggi badan (cm)
Zat Gizi
Bahan Makanan
Nama Jenis KETERANGAN
Waktu Makan Banyaknya
Makanan E P Zn
(kal) (g) (mg)
URT Gram
Pagi:
53
Siang
Malam
Keterangan:
Ukuran rumah tangga misalnya: piring, gelas, mangkok, sendok, potong, dll
Catatan : Apakah anak menghabiskan makanan yang diberikan?
..................................................................................................................
FORM F: FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ)
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Sumber Karbohidrat :
Beras
Jagung
Mie (jelaskan,……….)
Roti (jelaskan,……)
Ubi jalar
Bihun
Pisang batu
Kentang
54
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Tepung terigu
Tepung beras
Protein :
Ayam
Daging sapi
Hati (Ayam/ sapi)
Telur ayam
Telur itik
Telur puyuh
Ikan laut
(jenis ikan,………....)
Ikan kolam
(jelaskan,…………..)
Ikan kering
Tahu
Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Kacang kedele
Kacang paga
Sumber lemak
Minyak kelapa sawit
Santan
Margarin/ mentega..
Sumber Sayur:
Bayam
Kangkung
Wortel
Kol
Tomat
55
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Labu siam
Sawi
Toge
Kacang panjang
Buncis
Daun singkong
Brokoli
Kol
Bunga kol
Mentimun
Buah:
Pisang
Pepaya
Jeruk
Mangga
Rambutan
Alpukat
Jambu air
Semangka
Salak
Bengkuang
Nanas
Sawo
Nangka
Apel
Sumber gula :
Gula pasir
Madu
Permen
Coklat
Susu dan Olahan
susu kental manis
Susu sapi
Keju
56
FREKUENSI
(rerata dalam 12 bulan terakhir)
KETERANGAN
JENIS MAKANAN
PER
PER HARI PER BULAN
MINGGU
Snack :
Lontong
Nagasari
Pisang goreng
Ubi goreng
Bakwan
Risoles
Kue bolu
Cake
Kerupuk
Biskuit
Borobudur
Pilus
Wafer
Ciki ciki
Makanan siap saji:
Ayam Kentucky
Nuget
Kentang Kentucky
Energen Cereal
Sosis
Serba serbi
Garam dapur
Kecap
Royco (dll)
Bumbu masak
Saos tomat/sambal
57
NAMA WILAYAH UMUR JK BB/U TB/U E P L KH PE PP PL PKH KE KP KL KKH FKPK FKPH FKPN FKSYR FKBH KFKP KFKPH KFKPN KFKSYR KFKBH
BALITA
AHanindita SUKAMENANTI 26.0 PEREMPUAN -1.78 -2.48 321.65 14.1 9.25 44.7 23.83 70.5 20.56 20.79 1.0 2.0 1.0 1.0 3,13 2,20 0,30 0,47 0,97 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Putri
Kasih SUKAMENANTI 24.0 PEREMPUAN -1.23 -3.25 423.6 21.45 9.95 61.05 31.38 107.25 22.11 28.4 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 0,57 0,57 1,23 0,93 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Rahmanda
Adif Zainul OPHIR 23.0 LAKI-LAKI -1.0 -2.5 850.7 31.4 48.6 48.6 63.01 157 108.0 22.6 1.0 4.0 4.0 1.0 2,43 1,03 0,03 0,20 0,23 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Asfar SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -1.28 -2.23 495.5 12.6 29.15 48.2 36.7 63.0 64.78 22.42 1.0 1.0 1.0 1.0 2,73 0,67 0,80 1,20 0,23 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Faddilah OPHIR 30.0 PEREMPUAN -1.93 -2.1 295.4 20.2 15.2 17.9 21.88 101.0 33.78 8.33 1.0 4.0 1.0 1.0 3,13 2,20 0,30 0,47 0,97 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Anindita
Gisela OPHIR 19.0 PEREMPUAN -1.22 -2.48 547.7 28.0 31.0 43.6 40.57 140.0 68.89 20.28 1.0 4.0 1.0 1.0 5,77 2,50 2,83 5,50 1,47 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Kimi Febri SUKAMENANTI 20.0 PEREMPUAN -0.61 -2.03 532.5 28.6 21.55 57.3 39.44 143.0 47.89 26.65 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 1,47 1,13 1,47 1,50 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
Miqaila OPHIR 28.0 PEREMPUAN -1.71 -2.97 603.5 25.3 32.35 69.05 44.7 126.5 71.89 32.12 1.0 4.0 2.0 1.0 3,60 0,87 0,50 0,93 0,77 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Assyifa
Muhammad SUKAMENANTI 16.0 LAKI-LAKI -1.22 -2.3 386.6 13.45 11.45 57.3 28.64 67.25 25.44 26.65 1.0 1.0 1.0 1.0 3,33 1,30 1,23 2,43 1,23 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Zikri
Nafisa Putri SUKAMENANTI 14.0 PEREMPUAN -1.36 -2.3 447.0 15.25 20.75 63.05 33.111 76.25 46.11 29.33 1.0 2.0 1.0 1.0 4,90 0,50 1,20 2,03 0,60 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00
Raudatul SUKAMENANTI 21.0 PEREMPUAN -1.76 -2.03 754.15 29.5 34.35 93.95 55.86 147.5 76.33 43.7 1.0 4.0 2.0 1.0 2,50 1,87 0,93 1,20 1,53 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Arsya
aZilvia OPHIR 23.0 PEREMPUAN -1.89 -2.03 487.5 18.9 19.45 58.95 36.11 94.5 43.22 27.42 1.0 3.0 1.0 1.0 4,33 1,20 1,40 2,17 1,57 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Sabrina
Adiba OPHIR 28.0 PEREMPUAN -1.6 -2.07 209.2 15.1 14.75 41.9 15.5 75.5 32.78 19.49 1.0 2.0 1.0 1.0 3,90 1,60 0,73 1,17 1,27 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Kanza
Azzahra
Ahmad OPHIR 25.0 LAKI-LAKI -1.74 -2.83 379.75 18.1 67.1 35.4 28.13 90.5 149.11 16.47 1.0 3.0 4.0 1.0 4,00 0,77 0,80 0,80 1,73 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Arif
Shaqena SUKAMENANTI 25.0 PEREMPUAN -1.73 -2.11 661.4 32.0 43.0 55.4 48.99 160.0 95.56 25.77 1.0 4.0 3.0 1.0 6,20 2,07 0,80 3,87 1,43 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Yumma
Ramzia
Zulva Aulia OPHIR 25.0 PEREMPUAN -1.9 -3.09 224.4 7.2 12.0 47.95 16.62 36.0 26.67 22.3 1.0 1.0 1.0 1.0 5,53 1,50 1,30 2,27 1,90 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
P
Arumi SUKAMENANTI 13.0 PEREMPUAN -1.9 -2.9 328.2 18.4 16.2 27.3 24.31 92.0 36.0 12.7 1.0 3.0 1.0 1.0 3,53 0,97 0,47 2,77 0,93 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00
Shezan
Kanaya
Khairul OPHIR 14.0 LAKI-LAKI -1.58 -2.04 636.95 28.2 39.9 109.8 47.18 141.0 88.67 51.07 1.0 4.0 3.0 1.0 3,53 2,30 2,70 1,40 1,43 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
Azam
Zafira OPHIR 54.0 PEREMPUAN -1.91 -2.43 482.2 29.1 24.0 64.8 34.44 116.4 48.0 29.45 1.0 4.0 1.0 1.0 3,80 1,17 1,20 1,17 1,57 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
58
Rahmadani
Bagas SUKAMENANTI 24.0 LAKI-LAKI -1.93 -2.5 513.6 27.3 21.65 68.3 38.04 136.5 48.11 31.77 1.0 4.0 1.0 1.0 4,87 1,60 1,73 2,80 1,13 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Daputra
Muhammad SUKAMENANTI 21.0 LAKI-LAKI -1.5 -2.39 567.45 19.4 28.6 92.5 42.03 97.0 63.56 43.02 1.0 3.0 1.0 1.0 1,93 0,93 2,00 0,83 1,47 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00
Rayhan
Khofifah OPHIR 33.0 PEREMPUAN -1.89 -2.86 729.5 30.3 29.0 90.8 54.04 151.5 64.44 42.23 1.0 4.0 1.0 1.0 6,67 4,67 1,07 2,93 2,33 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Apriani S
Fadhila OPHIR 21.0 PEREMPUAN -1.91 -3.34 473.45 20.9 17.9 65.6 35.07 104.5 39.78 30.51 1.0 4.0 1.0 1.0 4,77 0,67 0,43 0,67 0,93 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Soraya
Hailul SUKAMENANTI 33.0 PEREMPUAN -1.21 -2.19 513.5 21.8 16.1 73.3 38.04 109.0 35.78 34.09 1.0 4.0 1.0 1.0 4,20 1,60 0,67 1,20 0,87 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Hasanah
Nidaul SUKAMENANTI 20.0 PEREMPUAN -0.93 -2.03 912.5 38.5 32.6 125.75 67.592 192.5 72.44 58.49 1.0 4.0 2.0 1.0 5,37 1,43 1,00 1,60 2,43 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Hasanah
Zafran SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -0.62 -2.17 665.1 21.65 21.05 95.0 49.27 108.25 46.78 44.19 1.0 4.0 1.0 1.0 5,87 1,50 0,70 1,60 1,23 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Pradipta F
Iqbal Azhar OPHIR 23.0 LAKI-LAKI -1.52 -2.72 482.2 15.35 13.5 87.4 35.71 76.75 30.0 40.65 1.0 2.0 1.0 1.0 3,77 0,83 0,40 2,13 1,07 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00
Asyifa SUKAMENANTI 16.0 PEREMPUAN -0.87 -2.78 500.5 18.025 15.2 71.6 37.07 90.12 33.78 33.302 1.0 3.0 1.0 1.0 4,77 2,37 1,10 0,83 1,83 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00
Saima Putri OPHIR 21.0 PEREMPUAN -1.66 -2.52 350.45 14.8 13.5 49.55 25.96 74.0 30.0 23.05 1.0 2.0 1.0 1.0 5,60 0,83 0,80 1,20 2,03 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Rahmat OPHIR 16.0 LAKI-LAKI -1.85 -3.09 172.5 5.7 4.7 25.8 12.78 28.5 10.44 12.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3,27 2,73 1,07 3,00 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Alhafiz
Kairu OPHIR 34.0 LAKI-LAKI -1.27 -3.07 506.55 24.2 25.2 46.05 37.52 121.0 56.0 21.42 1.0 4.0 1.0 1.0 5,60 1,77 1,33 5,37 3,10 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Rozaq
Tazkya SUKAMENANTI 21.0 PEREMPUAN -0.91 -3.04 671.6 31.15 44.3 40.05 49.75 155.75 98.44 18.63 1.0 4.0 3.0 1.0 3,90 0,93 0,80 1,27 0,73 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Ramadhani
Muhammad SUKAMENANTI 23.0 LAKI-LAKI -1.4 -2.73 581.95 18.3 13.65 99.15 43.11 91.5 30.33 46.12 1.0 3.0 1.0 1.0 2,50 1,87 0,93 1,20 1,53 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
zikran
Muhammad SUKAMENANTI 19.0 LAKI-LAKI -1.54 -3.12 128.5 7.2 4.75 18.5 9.52 36.0 10.56 8.6 1.0 1.0 1.0 1.0 3,00 1,83 1,27 2,00 1,47 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Alza
59
Atar tri OPHIR 15.0 LAKI-LAKI -0.92 -3.2 236.4 7.9 4.75 45.2 17.51 39.5 10.56 21.02 1.0 1.0 1.0 1.0 4,03 1,87 0,40 1,90 0,40 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00
Andino
60
Output
Karakteristik
KATEGORI UMUR
OPHIR Count 16 1 17
Total Count 34 1 35
KATEGORI BB/U
KATEGORI BB/U
-2 SD Sampai
Dengan 2 SD
(GIZI BAIK) Total
OPHIR Count 17 17
Total Count 35 35
61
JENIS KELAMIN BALITA
OPHIR Count 7 10 17
Total Count 14 21 35
62
RECAL
KATEGORI
ENERGI
DEFISIT Total
WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 18
% of Total 51.4% 51.4%
OPHIR Count 17 17
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% of Total 100.0% 100.0%
KATEGORI PROTEIN
KATEGORI LEMAK
63
KATEGORI
KARBOHIDRAT
DEFISIT Total
WILAYAH SUKAMENANTI Count 18 18
% of Total 51.4% 51.4%
OPHIR Count 17 17
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% of Total 100.0% 100.0%
FFQ
KATEGORI FKMP
KATEGORI PH
64
KATEGORI
FKPN
JARANG Total
WIILAYAH Sukamenanti Count 18 18
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 51.4% 51.4%
% of Total 51.4% 51.4%
Ophir Count 17 17
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 48.6% 48.6%
% of Total 48.6% 48.6%
Total Count 35 35
% within WIILAYAH 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FKPN 100.0% 100.0%
% of Total 100.0% 100.0%
KATEGORI FKSYR
KATEGORI FK BUAH
65
Ophir Count 0 17 17
% within WIILAYAH .0% 100.0% 100.0%
% within KATEGORI FK
.0% 50.0% 48.6%
BUAH
% of Total .0% 48.6% 48.6%
Total Count 1 34 35
% within WIILAYAH 2.9% 97.1% 100.0%
% within KATEGORI FK
100.0% 100.0% 100.0%
BUAH
% of Total 2.9% 97.1% 100.0%
SUKAMENANTI
OPHIR
66
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERESENE 17 12.78 63.01 33.7383 13.76007
PERESENP 17 28.50 157.00 101.5676 36.89808
PERESENL 17 10.44 149.11 55.1569 34.57770
PERESENKH 17 8.33 51.07 25.4166 11.39864
Valid N (listwise) 17
67