DISUSUN OLEH:
1. Ambarwati 203203005
2. Ammanah Syiti Hajjar 203203006
3. Audrey Prischa P 203203012
4. Dwy Kurniawan Sang P 203203025
5. Hendra Kusuma Jaya 203203030
6. Merry 203203046
7. Niken Ratna Sari 203203053
8. Ria Afriani 203203062
DISUSUN OLEH:
1. Ambarwati 203203005
2. Ammanah Syiti Hajjar 203203006
3. Audrey Prischa P 203203012
4. Dwy Kurniawan Sang P 203203025
5. Hendra Kusuma Jaya 203203030
6. Merry 203203046
7. Niken Ratna Sari 203203053
8. Ria Afriani 203203062
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat.....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Anak Usia Sekolah.....................................................................................4
2.1.1 Definisi Usia Sekolah..........................................................................4
2.1.2 Tahapan Anak Usia Sekolah...............................................................4
2.1.3 Keterampilan Anak Usia Sekolah.......................................................5
2.1.4 Ciri Anak Usia Sekolah........................................................................5
2.1.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah..........................................6
2.2 Usaha Kesehatan Sekolah.........................................................................7
2.2.1 Definisi Usaha Kesehatan Sekolah.....................................................7
2.2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah......................................................8
2.2.3 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah....................................................8
2.2.4 Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah..............................9
2.2.5 Program Usaha Kesehatan Sekolah.................................................10
2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.............................................................12
2.3.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).............................12
2.3.2 PHBS di Lingkungan Sekolah............................................................13
2.3.3 Fasilitas Penunjang PHBS.................................................................14
2.3.4 Manfaat PHBS..................................................................................15
2.3.5 Sasaran PHBS...................................................................................16
2.4 Karies Gigi................................................................................................16
2.4.1 Definisi Karies Gigi............................................................................16
2.4.2 Etiologi Karies Gigi............................................................................17
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Karies Gigi..........................................18
2.4.3.1 Faktor Langsung..................................................................................18
2.4.4 Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar.................................................24
BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH................27
3.1 Analisis Situasi.........................................................................................27
3.2 Hasil Pengkajian dan Analisis Data..........................................................28
iii
3.2.1 Pengkajian........................................................................................28
3.2.2 Analisa Data.....................................................................................30
3.3 Diagnosis Keperawatan...........................................................................30
3.4 Rencana Tindakan/Rencana Program.....................................................31
3.5 Implementasi dan Evaluasi......................................................................34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................38
4.1 Kesimpulan..............................................................................................38
4.2 Saran........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................40
LAMPIRAN..............................................................................................................41
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya yang dapat
menyebabkan rasa nyeri apabila terus dibiarkan (Kidd dan Bechal, 2015).
Usia sekolah merupakan masa dimana anak suka jajan makanan
sembarangan sesuai dengan yang dia suka seperti gula-gula, namun motivasi
yang dimiliki dalam melakukan perawatan gigi kurang. Apabila anak terlalu
banyak makan-makanan manis dan jarang membersihkan gigi segera makan
manis tersebut maka akan timbul masalah pada gigi-giginya. Gigi anak akan
rusak dan berlubang karena kuman sehingga akan muncul masalah kesehatan
gigi yaitu karies gigi. Oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan
terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
(Machfoedz dan Zein, 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan aplikasi Mobscreen
Penjarkes di SD Negeri Purwobinangun Kalasan pada siswa kelas 6 sebanyak
11 siswa. Hasil kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 6 SD purwobinangun
diketahui bahwa sebagian besar siswa/siswi kelas 6 di SD Purwobinangun
mengalami karies gigi sebanyak 5 orang (45%). Dari hasil pengkajian
tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang dialami oleh siswa
berkaitan dengan kesehatan gigi mulut yaitu karies gigi. Maka kelompok
mengambil Intervensi berupa edukasi tentang PHBS dan karies gigi serta
pemutaran video animasi tentang cara menggosok gigi, di mana metode ini
sangat tepat diberikan karena anak diberikan pemahaman dan meningkatkan
pengetahuan mereka melalui edukasi yang diberikan tentang kesehatan gigi
mulut. Kegiatan diawali dengan pemberian edukasi mengenai PHBS dan
kesehatan gigi mulut karies gigi, kemudian di akhir sesi akan dilakukan tebak
kuis tentang kapan saja waktu menggosok gigi dan cara menggosok gigi
dimana ini dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan orang tua.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan pada kelompok
anak usia sekolah.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui data kesehatan lingkungan dan anak sekolah pada Unit
Kesehatan Sekolah (UKS) di SD Negeri Purwobinangun
2. Memberikan gambaran masalah kesehatan dan merekomendasikan
upaya peningkatan kesehatan sekolah melalui UKS bekerja sama
dengan Puskesmas
1.3 Manfaat
Setelah dilaksanakannya praktik PHC (Primary Health Care) diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan gambaran umum mengenai kesehatan lingkungan
sekolah dan kesehatan anak di lingkungan sekolah.
b. Mengoptimalkan program UKS yang merupakan tempat yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menciptakan
lingkungan yang sehat.
2. Bagi Institusi
a. Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada kelompok
Anak Usia Sekolah (UAS) dan lingkungan sekolah mulai dari
pengkajian kesehatan sekolah, menentukan diagnosa dan rencana
tindakan
b. Dapat terlibat dan menjalankan upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) berdasarkan
evidence di sekolah dengan pendampingan.
c. Dapat berkoordinasi dengan puskesmas dan pihak sekolah dalam
melakukan rujukan dari sekolah ke puskesmas.
3. Bagi Puskesmas
a. Dapat memberikan gambaran umum mengenai kesehatan
lingkungan sekolah dan kesehatan anak di lingkungan sekolah.
b. Sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait upaya kesehatan di
sekolah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan
apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya
dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi
sekolahnya, akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan
lain perkataan terpupuklah “Industry” (Nugraheni dkk, 2018).
5
1. Masa yang menyulitkan
Suatu masa di mana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan di
mana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya
daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
2. Masa anak tidak rapi
Suatu masa di mana anak cenderung tidak memedulikan dan
ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan.
Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapian
dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat,
kecuali kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan
mengancam dengan hukuman.
6
mengingat sesuatu dengan panca indera mengenai pengamatan
yang telah lalu. Bertambahnya pengalaman dan pengetahuan, maka
semakin tambah pula konsep yang diperoleh. Konsep yang meliputi
kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat
istiadat, dll.
7. Mengembangkan kata hati, yakni mengembangkan sikap dan
perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Tugas
perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah,
boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dll.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi, dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri (membuat rencana, berbuat
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang), bebas dari
pengaruh orangtua dan orang lain.
9. Mengembangkan sifat yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga, dapat mengembangkan sikap sosial yang
demokratis dan menghargai hak orang lain, seperti
mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa,
bersedia bekerja sama dengan orang lain, toleransi terhadap
pendapat orang lain, dan menghargai hak orang lain.
7
manajemen layanan khusus yang bergerak dalam bidang kesehatan
sekolah. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya dibuat
untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Mengingat UKS
merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kesehatan kepada
peserta didik, yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara optimal
(Rahmawati dkk., 2015)
8
Notoatmodjo (2013), meliputi: sasaran primer, sasaran sekunder, dan
sasaran tersier. Sasaran primer terdiri dari peserta didik yang berada di
lingkungan sekolah. Sasaran sekunder terdiri dari guru dan karyawan
sekolah di setiap jenjang pendidikan. Sasaran tersier terdiri dari
lembaga pendidikan dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah beserta
lingkungannya.
Peserta didik yang berada di lingkungan sekolah. Sasaran
sekunder terdiri dari guru dan karyawan sekolah di setiap jenjang
pendidikan. Sasaran tersier terdiri dari lembaga pendidikan dari tingkat
prasekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah beserta lingkungannya.
9
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid
5) Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
6) Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah
siswa.
3. Sarana dan Prasarana ideal meliputi :
1) Tempat tidur
2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3) Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4) Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid.
5) Peralatan gigi dan unit gigi.
6) Contoh-contoh model organ tubuh.
7) Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan
kehidupan sekolah.
8) Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah
siswa
10
4) Pengawasan pelaksanaan 7K
5) Laporan pembinaan dari Puskesmas
6) Penyuluhan tentang UKS
7) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program
kerja
8) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
9) Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
10) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
2. Trias UKS
1) Pendidikan kesehatan
a. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
b. Pelaksanaan pemeriksaan rutin
c. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
d. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
e. Pengadaan alat peraga
f. Pelaksanaan dokter kecil
g. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
h. Pengadaan alat peraga UKS
i. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
j. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
2) Pelayanan kesehatan
a. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
b. Pelaksanaan imunisasi
c. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
d. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini
penyakit
e. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
f. Pengadaan rujukan ke puskesmas
3) Lingkungan sekolah sehat
a. Pengadaan ruang/sudut UKS
b. Pembinaan kantin sekolah
c. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
11
d. Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang
memenuhi syarat
e. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa
12
lingkungan (Notoatmodjo, 2015).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat
dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu
kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota
rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga
sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2015).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam
program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Muninjaya, 2015).
13
tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/
sekolah meliputi (Depkes, 2015):
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
Menurut Maryunani (2015), sosialisasi penerapan PHBS di sekolah
lingkungan internal antara lain:
1. Penggunaan jamban sehat dan air bersih
2. Pemberantasan sarang nyamuk
3. Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok disekolah
4. Membuang sampah pada tempatnya.
14
(menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan
air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan
lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah.
2. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya
kantin sekolah dengan jajanan yang sehat, ketersediaan jamban
yang bersih, tempat dan program olahraga yang teratur dan terukur,
dan juga adanya tempat sampah. Di mana fasilitas tersebut dapat
menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat dilingkungan sekolah.
15
semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat
mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Kemenkes RI,
2015).
16
meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan
juga dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat
meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke
karies pada anak relatif lebih tinggi dipengaruhi oleh diet (Surya, dkk.,
2011).
Host
Mikroorganisme
Substrat
Waktu
17
Karies merupakan salah satu penyakit muktifaktorial yang
langsung atau faktor predisposisi yang juga disebut sebagai risiko luar,
2.4.2
2.4.3
A.
2.4.1
2.4.2
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Karies Gigi
2.4.3.1 Faktor Langsung
a. Host
18
tempat masuknya sisa-sisa makanan, bakteri dan debris.
(Tarigan, 2015)
b. Mikroorganisme
19
sehingga menciptakan suasana asam dan terjadi proses
c. Substrat
2009).
d. Waktu
20
gula (frekuensi dan waktu), paparan fluoride, kualitas
2008).
21
yang berbeda disetiap ras (suku bangsa) (Fejerskov, 2008).
e. Usia
f. Jenis kelamin
g. Keturunan
22
h. Status sosial ekonomi
Heymann, 2013).
23
2005).
(Magfirah, 2014).
terlampaui.
24
Menurut Hidayat, R dkk (2016), cara merawat kesehatan gigi yang
bagian belakang
berikut:
25
1. Menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya
pembentukan plak.
dalam.
26
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
27
3.2 Hasil Pengkajian dan Analisis Data
3.2.1 Pengkajian
1. Siswa/siswi
Jumlah siswa/siswi kelas 6 SD Purwobinangun untuk usia 11-12
tahun sebanyak 11 siswa/siswa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 6
(55%) siswa, dan wanita sebanyak 5 (45%) siswi.
2. Jenis distabilitas
Tidak terdapat siswa/siswi yang mengalami tunanetra, tunarungu,
tunarungu wicara, tuna grahita, tuna daksa, autisme, ganda,
maupun ADHD.
3. Dugaan masalah jantung dan paru
Berdasarkan hasil penjaringan kesehatan, tidak terdapat siswa/siswi
yang memiliki dugaan terkait masalah jantung dan paru.
4. Imunisasi
Siswa/siswi telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
5. Penilaian Status Gizi
28
Table 2 Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Kelas 4 SD Purwobinangun
29
siswa/siswi yang mengalami cacingan serta anemia.
N Masalah/Risiko
Data Fokus
o Masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut
Sebagian besar siswa/siswi kelas VI di
SD Purwobinangun mengalami karies
gigi yaitu sebanyak 5 (45%) siswa. Defisiensi
1. Kesehatan
komunitas
Risiko merokok
Sebagian besar siswa/siswi kelas VI di
Perilaku Kesehatan
2 SD Purwobinangun memiliki risiko
cenderung berisiko
merokok yaitu sebanyak 6 (55%)
siswa.
30
3.4 Rencana Tindakan/Rencana Program
Table 5 Rencana Tindakan Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi
.
1 Setelah dilakukan tindakan 1.1 Label: Edukasi perilaku upaya kesehatan i.
keperawatan 1 x 60 menit, (12435)
Defisiensi Kesehatan komunitas
masalah kurangnya terpapar a. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi meningkat dengan informasi.
kriteria hasil : b. Sediakan materi dan media pendidikan
Label: status pengetahuan Kesehatan.
(12111) c. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
a. Perilaku sesuai anjuran kesepakatan.
verbalisasi minat dalam belajar d. Berikan kesempatan untuk bertanya.
yang di laporkan dari cukup e. Menggunakan variasi metode pembelajaran.
menurun (2) menjadi meningkat f. Gunakan pendekatan promosi kesehatan dengan
(5), memperhatikan pengaruh dan hambatan dari
b. Kemampuan menjelaskan lingkungan, sosial serta budaya.
pengetahuan tentang suatu topik g. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha
cukup menurun (2) menjadi positif dan pencapaian
meningkat (5). h. Jelaskan penanganan masalah kesehatan.
c. Pertanyaan tentang masalah i. Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di
yang dihadapi cukup menurun masyarakat.
(2) menjadi meningkat (5). j. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan.
k. Anjurkan mengevaluasi tujuan secara periodik.
l. Ajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan
diubah misalnya nya (status gizi, karies gigi, dan
pengaruh buruk merokok)
31
m.Ajarkan mengidentifikasi tujuan yang akan
dicapai
n. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari (gizi seimbang melalui program
piringku, makan buah dan sayur, melakukan
aktivitas fisik dan tidak merokok)
o. Ajarkan pencarian dan penggunaan sistem
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat untuk
mengecek Kesehatan secara berkala (menimbang
berat badan)
p. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan masyarakat
sesuai permasalahan Kesehatan di lingkungan
sekolah.
32
Setelah dilakukan tindakan 2.1 Promosi perilaku upaya kesehatan i.(12472)
keperawatan 1 x 60 menit, a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
masalah kurangnya terpapar ditingkatkan dua berikan lingkungan yang
informasi meningkat dengan mendukung kesehatan,
kriteria hasil : b. Anjurkan untuk tidak merokok.
Label: perilaku kesehatan c. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
(12107) 2.2 Label: Edukasi berhenti merokok i. (12366)
a. Penerimaan terhadap a. Jelaskan gejala fisik bahaya nikotin (misalnya:
perubahan status kesehatan sakit kepala, pusing, mual dan insomnia)
dari (1) menurun b. Jelaskan gejala berhenti merokok (misalnya
ditingkatkan ke (4) cukup mulut kering dan tenggorokan gatal)
meningkat. c. Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi
Perilaku Kesehatan cenderung b. Kemampuan melakukan perilaku merokok.
2
tindakan pencegahan d. Informasikan produk pengganti nikotin
berisiko masalah kesehatan dari (1) ( misalnya: permen karet, semprotan hidung dan
menurun ditingkatkan ke inhaler)
(4) cukup meningkat. ajarkan cara berhenti merokok
c. Kemampuan peningkatan
kesehatan ditingkatkan dari
(1) menurun ditingkatkan
ke (4) cukup meningkat.
d. Pencapaian pengendalian
kesehatan ditingkatkan dari
(1) menurun ditingkatkan
ke (4) cukup meningkat.
33
3.5 Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/ Diagnosis
Implementasi Evaluasi TTD
Waktu Keperawatan
Defisiensi Label: Edukasi perilaku upaya kesehatan i.
Kesehatan (12435)
komunitas a. Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi.
b. Menyediakan materi dan media
pendidikan Kesehatan.
c. Menjadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
d. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
e. Menggunakan variasi metode
pembelajaran.
f. Menggunakan pendekatan promosi
kesehatan dengan memperhatikan
pengaruh dan hambatan dari lingkungan,
sosial serta budaya.
g. Memberikan pujian dan dukungan
terhadap usaha positif dan pencapaian
h. Menjelaskan penanganan masalah
kesehatan.
i. Menginformasikan sumber yang tepat
34
yang tersedia di masyarakat.
j. Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan.
k. Menganjurkan mengevaluasi tujuan secara
periodik.
l. Mengajarkan menentukan perilaku
spesifik yang akan diubah misalnya nya
(status gizi & karies gigi).
m. Mengajarkan mengidentifikasi tujuan
yang akan dicapai
n. Mengajarkan program kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari (gizi seimbang
melalui program piringku, makan buah
dan sayur, melakukan aktivitas fisik dan
tidak merokok)
o. Mengajarkan pencarian dan penggunaan
sistem fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat untuk mengecek Kesehatan
secara berkala (menimbang berat badan)
p. Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan
masyarakat sesuai permasalahan
Kesehatan di lingkungan sekolah.
35
g. Menganjurkan sikat gigi setiap 2 kali
sehari.
h. Mengajarkan memilih sikat gigi yang
sesuai dengan kondisi.
i. Mengajarkan cara menyikat gigi dari arah
gusi ke atas pada masing-masing Gigi
atas dan bawah.
j. Mengajarkan penggunaan cairan
antiseptik Clorhexidin/betadin dalam
perawatan mulut ajarkan cara memantau
kebersihan mulut lidah dan gusi.
2 Perilaku Promosi perilaku upaya kesehatan i.
Kesehatan (12472)
cenderung a. Mengidentifikasi perilaku upaya
berisiko kesehatan yang dapat ditingkatkan dua
berikan lingkungan yang mendukung
kesehatan.
b. Menganjurkan untuk tidak merokok.
c. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
36
gatal)
f. Menjelaskan aspek psikososial yang
mempengaruhi perilaku merokok.
g. Menginformasikan produk pengganti
nikotin ( misalnya: permen karet,
semprotan hidung dan inhaler).
h. Mengajarkan cara berhenti merokok
37
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan
orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada anak usia sekolah kelas 6
di SD Negeri Purwobinangun didapatkan data berupa terdapat siswa/siswi
yang masih memiliki permasalahan karies gigi. Dari 11 siswa siswi 5 orang
mengalami karies gigi. Selain masalah kesehatan gigi, sebanyak 6 orang
siswa juga memiliki risiko merokok.
Dari masalah yang ada, kemudian dilakukan penatalaksanaan
keperawatan berupa diberikan pendidikan kesehatan dengan tema PHBS yang
terfokus pada masalah yang ada. Pemberian tindakan ini dilakukan via online
dengan melibatkan orang tua dan wali kelas.
Dari diberikannya tindakan keperawatan pendidikan kesehatan, karies
gigi, dan risiko merokok, diharapkan bahwa masalah defisit pengetahuan
teratasi sebagian. Dari hasil tersebut diberikan planning untuk tetap
memotivasi orangtua dan anak untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat sehingga masalah dapat teratasi.
4.2 Saran
1. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan upaya pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat
di lingkungan sekolah.
2. Bagi institusi
Dapat meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan, terutama
bagi anak usia sekolah dengan memikirkan faktor perkembangan dan
bekerja sama dengan sekolah dan puskesmas sehingga tujuan dapat
tercapai dengan baik.
38
3. Bagi puskesmas
Dapat memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap sekolah
sehingga baik sekolah dan seluruh civitas akademiknya dapat mencapai
kesejahteraan fisik dan mental.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati Nur. 2015. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Akmal, PHBS pada Tatanan Sekolah. DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Soetomo Surabaya. Surabaya 2016.
Depkes RI. 2012. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Indonesia.Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rumah Tangga Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat Jakarta: Depkes RI; 2008.
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hardinsyah dan I Dewa Nyoman Supariasa. 2016. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hesti . Marwadi , Dedi. Komponen Gizi & Bahan Makanan Untuk Kesehatan,
2013 (Yogyakarta: Pustaka Baru)
Hurlock., Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Penilaian Status Gizi 2017. Badan
Pemberdayaan dan Pengembangan SDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian
Kesehatan, Jakarta.
Kristiawan, Muhammad dkk, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Deeplubish,
2017.
Muninjaya, A. Gde. 2015. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2013. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S 2015, Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :
Rineka Cipta.
Nugraheni, H., Indarjo, S., Suhat. 2018. Buku Ajar Promosi Kesehatan Berbasis
Sekolah Yogyakarta: Deepublish
Sirajuddin, S., Masni, M., & Najamuddin, U. (2019). Peningkatan praktek gizi
seimbang dan PHBS Pada murid sekolah dasar. Media Gizi Pangan,
25(2), 13-19.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group
Swarjana, K. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: ANDI.
LAMPIRAN
Lampiran 1