Anda di halaman 1dari 145

MANAJEMEN KEBIDANAN

DI RUANG RAWATAN KEBIDANAN


RSU ERNI MEDIKA JAMBI

Di Susun Oleh :
Kelompok Jambi

1. Gustina 2215901151 6. Sri Maharani 2215901160


2. Fatihatul hayati 2215901150 7. Alyati 2215901166
3. Tuhu Perwitasari 2215901163 8. Lia Nurmala 2215901128
4. Laida Sanilpa Tiwi 2215901152 9. Winni Antania .A 2215901145
5. Safitri 2215901159 10. Novia Hidayanti 2215901132

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TA. 2022/2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

PREEKLAMSI BERAT NY T DI RSU ERNI MEDIKA JAMBI

TAHUN 2023

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal juni 2023

Disusun oleh:

Kelompok I Jambi

1. Gustina 2215901151 6. Sri Maharani 2215901160


2. Fatihatul hayati 2215901150 7. Alyati 2215901166
3. Tuhu Perwitasari 2215901163 8. Lia Nurmala 2215901128
4. Laida Sanilpa Tiwi 2215901152 9. Winni Antania .A 2215901145
5. Safitri 2215901159 10. Novia Hidayanti 2215901132

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Bdn.Meri Pahwati,S.Tr.Keb Vedjia Medhyna,S.ST,M.Keb

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Pendidikan Bidan

Fakultas Kesehatan Universitas Fort De kock

(Febriniwati Rifdi,S.ST.M.Biomed)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji Syukur senantiasa

kita panjatkan ke Hadirat Allah S.W.T atas segala berkat, rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan

Laporan Lokakarya Mini II di Ruang Rawat Kebidanan Dahlia di RSU Erni

Medika Kota Jambi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

kepercayaan kepada kami, terutama kepada Pembimbing Lapangan kami yaitu :

Ibu Nurhani, S.Tr.Keb dan tak lepas juga terimakasih kepada Kepala Ruangan dan

semua staf di ruang Rawat Inap Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi, semoga

semua ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua.

Meskipun makalah ini tak lepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah

ini dapat lebih baik lagi. Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua

pembaca.

Jambi, Januari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Waktu Pelaksanaan............................................................................... 5
C. Tujuan................................................................................................... 5
D. Praktikan............................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Manajemen Kebidanan......................................................................... 7
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................ 7
2. Fungsi Manajemen.......................................................................... 8
3. Unsur Yang Di Kelola Manajemen................................................. 15
B. Manajemen Pengelolaan Pelayanan/ Proses Asuhan Kebidanan......... 22
1. Timbang Terima.............................................................................. 22
2. Ronde Kebidanan............................................................................ 23
3. Discharge Planning......................................................................... 26
4. Supervisi......................................................................................... 27
5. Pendokumentasian.......................................................................... 27
6. Pasien Baru..................................................................................... 28

BAB III HASIL KAJIAN


A. Profil/ Gambaran Umum Rumah Sakit................................................. 30
B. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap................................................... 32
C. Unsur Input........................................................................................... 33
1. Pasien............................................................................................... 33
2. Ketenagaan....................................................................................... 34
3. Sarana-Prasarana.............................................................................. 36
D. Unsur Proses......................................................................................... 39
1. Planning.......................................................................................... 39
2. Organizing...................................................................................... 43
3. Actuating......................................................................................... 46
4. Controling....................................................................................... 50
E. Unsur Output........................................................................................ 52
1. Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)............................ 52

iv
2. Mutu Pelayanan Kebidanan ........................................................... 56

BAB IV PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN


A. Permasalahan ....................................................................................... 59
B. Rencana Kegiatan ................................................................................ 69

BAB V PELAKSANAAN DAN EVALUASI


A. Pelaksanaan........................................................................................... 71
B. Evaluasi................................................................................................. 75
C. Faktor Kesulitan dan Pendukung.......................................................... 76
D. Rencana Tindak Lanjut......................................................................... 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan........................................................................................... 79
B. Saran..................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................

DOKUMENTASI............................................................................................

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan

proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi. Di dalam

manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing,

Actuating, Controlling) terhadapstaf, sarana, dan prasarana dalam

mencapai tujuan organisasi tersebut. Kebidanan Indonesia sekarang ini

masih berada dalam proses mewujudkan kebidanan sebagai profesi, maka

dari itu banyak terjadi beberapa perubahan-perubahan dalam aspek

kebidanan yaitu berupa penataan pendidikan tinggi kebidanan, pelayanan

dan asuhan kebidanan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan

penataan lingkungan untuk perkembangan kebidanan.

Perubahan-perubahan ini akan membawa dampak yang positif

seperti makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau kebidanan

yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga

kesehatan atau kebidanan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,dan

bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga

bidan.

Buku 50 tahun IBI, 2007, Manajemen Kebidanan adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data,

diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.


2

Depkes RI, 2005, manajemen kebidanan adalah metode dan

pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan

dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan

masyarakat.

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

Organisasi berfungsi untuk pengorganisasian aktivitas untuk mencapai

tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga kebidanan, menentukan cara

dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertical maupun

horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka

mampu bekerja secara optimal dalam melakukan tugas-tugasnya sesuai

dengan keterampilan yang mereka miliki, dan dukungan sumberdaya yang

mampu disediakan.

Pengendalian merupakan proses untuk mengetahui apakah

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan

kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengendalian dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,

penyimpangan, dan ketidak sesuaian yang mengakibatkan tidak

tercapainya tujuan atau sasaran organisasi.


3

Kualitas pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara

efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang

dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,

memanfaatkan teknologi tepatguna, dan hasil penelitian dalam

pengembangan pelayanan kesehatan atau kebidanan dan kebidanan sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan dimasyarakat

merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh suatu tim

multi disiplin termasuk tim keperawatan dan keperawatan dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan dan keperawatan (Nursalam, 2011).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan yang menyediakan pelayanan medis bagi

rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta pelayanan penunjang seperti

laboratorium, radiologi serta layanan lainnya. Untuk dapat memberikan

pelayanan prima kepada pasien, rumah sakit dituntut memiliki

kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh

sinergi yang positif antara Pemilik Rumah Sakit/Representasi

Pemilik/Dewan Pengawas, Direktur Rumah Sakit, para pimpinan di rumah

sakit, dan kepala unit kerja unit pelayanan.

Direktur rumah sakit secara kolaboratif mengoperasionalkan rumah

sakit bersama dengan para pimpinan, kepala unit kerja, dan unit pelayanan

untuk mencapai visi misi yang ditetapkan serta memiliki tanggung jawab

dalam pengelolaan pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,

pengelolaan kontrak, serta pengelolaan sumberdaya. Operasional rumah

sakit berhubungan dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada mulai


4

dari pemilik, jajaran direksi, pengelolaan secara keseluruhan sampai dengan

unit fungsional yang ada. Setiap pemangku kepentingan memiliki tugas dan

tanggung jawab sesuai ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.

(Triwibowo, 2013).

RSU Erni Medika sebagai salah satu penyelenggara pelayanan

kesehatan, pendidikan, dan penelitian serta usaha lain dibidang kesehatan,

bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi

kepada kepentingan masyarakat. Tujuan tersebut dapat terlaksana jika

rumah sakit didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan

manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi

masyarakat. Dalam pengorganisasian rumah sakit terdapat beberapa tenaga

kesehatan yang berperan diantaranya Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Bidan

Pelaksana yang bertugas.

Kepala ruang sebagai seorang pemimpin dalampraktiknya harus

melaksanakan fungsi manajemen sesuai dengan perannya. Dimana fungsi

manajemen kepala ruang mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,

Actuating, Controlling) terhadap bidan pelaksana bertujuan untuk mencapai

kinerja bidan pelaksana yang tinggi (Nursalam, 2011).

Mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukit tinggi Prodi Profesi Bidan

dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya

diruang Dahlia RSU Erni Medika, dimana ruang Dahlia adalah ruangan

Nifas dan Ginekologi. Pelayanan diruang nifas dan ginekologi adalah

memberikan pelayanan terintergrasi dan komprehensif karena terdiri dari


5

pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan kebidanan

terkoordinasi oleh semua pihak.

Maka dari itu pelayanan kebidanan harus dikelola secara profesional,

karena itu perlu adanya Manajemen Kebidanan. Manajemen Kebidanan

harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit,

sehingga bidan perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di

dalam organisasi kebidanan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, penulis

akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kebidanan.

B. WAKTU PELAKSANAAN

Praktek profesi kebidanan tentang manajemen kebidanan di

dilaksanakan pada tanggal 09 desember s/d 23 desember 2022.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen kebidanan diruang

rawat inap kebidanan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen

H.A. Thalib Jambi diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep

dan prinsip manajemen kebidanan pada unit pelayanan kesehatan

secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran model kebidanan yang tepat di Ruangan

Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi.

b. Mengetahui gambaran pelaksanaan operan di Ruangan DAHLIA

RSU Erni Medika Kota Jambi.


6

c. Mengetahui gambaran sistem komunikasi di Ruangan DAHLIA

RSU Mayjen H.A Kota Jambi.

D. PRAKTIKAN

Mahasiswa yang melakukan praktek manajemen kebidanan di ruang

Dahlia adalah mahasiswa profesi kebidanan kelompok Jambi angkatan V

Universitas Fort De Kock, yang berjumlah 4 orang mahasiswa.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks

namun teratur, sehingga bila manajemen dilaksanakan dengan baik

akan mencapai hasil kegiatan yang maksimal (Suyanto, 2009)

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro

aktif dalam menjalankan suatu kegiatan dalam organisasi, mencakup

POAC terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan

organisasi (Grant dan Massey, 1999 dalam (Nursalam, 2011)

Buku 50 tahun IBI, 2007, Manajemen Kebidanan adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis

data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Depkes RI, 2005, manajemen kebidanan adalah metode dan

pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan

dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan

masyarakat.

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.


8

Manajemen kebidanan adalah pelayanan kebidanan sebagai sub sistem

manajemen rumah sakit yang harus memperoleh tempat dan perhatian

sama dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat

berfungsi sebagaimana diharapkan. Lingkup manajemen operasional

dan manajemen asuhan kebidanan yaitu merencanakan,

mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya kebidanan.

Fungsi-fungsi manajemen kebidanan adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan

oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh

manajer kebidanan secara baik dan terus menerus dapat memastikan

pemberian asuhan kebidanan sesuai dengan standar praktek profesi

kebidanan. Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat

mempengaruhi kinerja bidan pelaksana.

Sebagaimana kita ketahui bahwa manajemen kebidanan adalah

suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola kebidanan

untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta

mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana

sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang efektif baik

kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.

2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan

dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Fungsi manajemen ada 3 bagian, yaitu :


9

a. Perencanaan

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan

dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk

menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara

terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi

berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan

kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat

digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan

merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen

karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lainnya tak dapat

berjalan.

Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan

secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,

1990).

1) Tujuan perencanaan :

a) Memberi arah organisasi

b) Menentukan tujuan yang realistis

c) Menjamin tercapainya tujuan

d) Meningkatkan efisiensi

e) Membuang program yang tidak bermanfaat

f) Menghindari duplikasi upaya atau program

g) Mengkosentrasikan pelayanan yang bersifat urgent

h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi


10

i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan

kerja

2) Prinsip perencanaan

a) Jelas tujuan

b) Jelas hasil yang akan dicapai

c) Sederhana

d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku

e) Prioritas

f) Perlibatan aktif

g) Efektif dan efisien

h) Fleksibel

i) Berkesinambungan

j) Kejelasan metode evaluasi

3) Perencanaan meliputi kegiatan :

a) Pengumpulan data : data tentang pasien, pegawai/staf,

kepemimpinan, peralatan, dan pelayanan keperawatan.

b) Analisa lingkungan : dengan menggunakan analisa SWOT

(Strength, Weaknes, Opportunities, Treath).

c) Pengorganisasian data : memilih data yang mendukung dan

menghambat.

d) Pembuatan rencana : menentukan objektif/sarana yang

ingin dicapai, uraian kegiatan, prosedur, target waktu,

penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metoda.


11

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan

pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas

apa yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat

dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus

dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-

tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas

tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung

jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang

dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

1) Prinsip pengorganisasian :

a) Rantai komando (Chain of Command)

b) Rantai kesatuan komando (Unity of Command)

c) Rentang control (Spain of Control)

d) Spesialisasi
12

2) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :

a) Pola struktur berarti proses hubungan interaksi yang

dikembangkan secara efektif.

b) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja

dalam organisasi.

c) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang

sama pola hubungan antara kegiatan yang tepat dan

pembinaan cara komunikasi yang efektif antara perawat.

3) Aktifitas pengorganisasian

a) Mengembangkan uraian tugas

b) Mengembangkan prosedur

c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas

4) Struktur organisasi

a) Birokrasi (Hierarchial Structure/Line Structure)

b) Adhocracy

c) Matrik (Free Form Structure)

5) Kegunaan pengorganisasian :

a) Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan.

b) Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan

perorangan atau kelompok.

c) Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota

kelompok untuk hubungan dan organisasi.


13

c. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran

sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan

kegiatan staf untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (Douglas,

2011) mendefinisikan pengarah sebagai suatu penyampaian pesan

dan instruksi yang menyebabkan staf mengerti apa yang

diharapkan sehingga dapat membantu tujuan organisasi secara

efisien dan efektif.Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :

1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi

personal, pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.

2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi

yang jelas.

3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi

konflik baik dengan atasan maupun teman sejawat.

d. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran

penyimpangan-penyimpangan dari arah yang direncanakan yang

merupakan aktifitas berkesinambungan dan dibuat berdasarkan

evaluasi pada waktu kegiatan sedang berjalan.

1) Prinsip Controlling :

a) Principle of Unifomity : dibentuk dari awal sampai akhir.


14

b) Principle of Comparison : membandingkan yang

direncanakan dengan yang dicapai.

c) Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan,

tetapi ada umpan balik untuk perbaikan.

2) Controlling dilakukan melalui kegiatan :

a) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan

b) Pre conference, Operan, post conference

c) Ronde keperawatan

d) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah

dibuat

e) Program evaluasi dan peer review

3) Tipe controlling :

a) Input control

b) Proses control

c) Output control

4) Controlling dilakukan pada :

a) Pasien

(1) Kebutuhan fisik pertama mental dan social

(2) Bidan , pemeriksaan, dan pengobatan

(3) Lingkungan

b) Ketenagaan

(1) Penampilan dan sikap

(2) Pelayanan asuhan keperawatan dan system kerja

(3) Prestasi kerja


15

c) Alat-alat dan obat-obatan

(1) Penggunaan

(2) Pencatatan dan pelaporannya

(3) Inventaris

3. Unsur yang Dikelola Manajemen

Sumber Daya Manusia (M1/ Man)

1. Ketenagaan

a. Umur
Hubungan usia dengan kinerja atau produktivitas

dipercaya menurun dengan bertambahnya usia. Hal ini

disebabkan karena keterampilan- keterampilan fisiknya sudah

mulai menurun. Tetapi produktivitas seseorang tidak hanya

tergantung pada keterampilan fisik serupa itu. Karyawan yang

bertambah tua, bisa meningkat produktivitasnya karena

pengalaman dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan

(Suarli, 2012)

b. Jenis Kelamin
Secara umum diketahui ada perbedaan yang signifikan

dalam produktifitas kerja maupun dalam kepuasan kerja, tapi

dalam masalah absen kerja karyawati lebih sering tidak masuk

kerja daripada laki-laki. Alasan yang paling logis adalah

karena secara tradisional wanita memiliki tanggung jawab

urusan rumah tangga dan keluarga. Bila ada anggota keluarga

yang sakit atau urusan sosial seperti kematian tetangga dan


16

sebagainya, biasanya wanita agak sering tidak masuk kerja

(Robbins, 2008)

c. Masa Kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas

karyawan dan produktivitas. Meskipun prestasi kerja seseorang

itu bisa ditelusuri dari prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai

ini belum dapat diambil kesimpulan yang meyakinkan antara

dua variabel tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa suatu

hubungan yang positif antara senioritas dan produktivitas

pekerjaan (Suyanto, 2009)

d. Pendidikan
Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya

keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau

keterampilan dalam hubungan interpersonal. Sebagian besar

pendidikan perawat adalah D3 Keperawatan (Munanjaya,

2004)

e. Pelatihan Kerja

(Raymond, 2013), menyatakan bahwa “pelatihan adalah

suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar

sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif

singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek

daripada teori.
17

2. Kebutuhan Tenaga Kebidanan

a. Metode Gillies

Mengemukakan rumus kebutuhan tenaga

keperawatan di satu unit keperawatan adalah sebagai

berikut: (Nursalam, 2014)

1) Rumus kebutuhan tenaga kebidanan di satu unit kebidanan

adalah:

= =H

Keterangan:

A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari

B = rata-rata jumlah pasien/hari

C = jumlah hari/tahun

D = jumlah hari libur masing-masing bidan

E = jumlah jam kerja masing-masing bidan

F = jumlah jam perawatan yang diberikan bidan per tahun

2) Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari:

3) Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga


18

yang dibutuhkan maka jumlah jam kerja yang hilang

karena cuti hamil = 5% × jumlah hari cuti hamil × jumlah

jam kerja/hari Tambah tenaga:

Catatan:

a) Jumlah hari tak kerja/tahun.

Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12hari) + hari

besar (12 hari)+ cuti sakit/izin (10 hari) = 86 hari.

b) Jumlah hari kerja efektif/tahun.

Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja =

365 – 86 = 279 hari

c) Jumlah hari efektif/minggu = 279 : 7 = 40 minggu

Jumlah jam kerja bidan perminggu = 40 jam

d) Cuti hamil = 12 × 6 = 72 hari

e) Jumlah tenaga kebidanan yang dibutuhkan disatu

unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi

kekurangan/cadangan).

f) Jumlah tenaga kebidanan yang dibutuhkan per shiftt,

yaitu dengan ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore

36%, dan malam 17%.

g) Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan

levinne adalah 55% tenaga profesional dan 45% tenaga

non profesional.
19

Prinsip perhitungan rumus Gillies:

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga

jenis bentuk pelayanan, yaitu:

1) Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan

oleh bidan yang ada hubungan secara khusus dengan

kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan

tingkat ketergantungan pasien pada bidan maka dapat

diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self

care, partial care, total care dan intensive care.

Kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah

empat jam perhari sedangkan untuk:

1) Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam

2) Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam

3) Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam

4) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam

2) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan

membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan

alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan

membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi

pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit = 38

menit/pasien/hari, sedangkan menurut Wolfe &

Young = 60 menit/pasien/hari dan penelitian di Rumah

Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/pasien.


20

3) Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien

meliputi: aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut

pengobatan. Waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan

kesehatan ialah 15 menit/ pasien/ hari.

b) Metode Douglass

Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Dengan Metode Douglas ( 1984 ) dalam (Kuntoro, 2010)

1 Minimal Care (1-2 jam/24 jam)

 Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi,

ganti pakaian dan minum

 Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan

 Observasi Tanda vital setiap shiftt

 Pengobatan minimal, status psikologi stabil

 Persiapan prosedur pengobatan

2 Parsial Care (3-4 jam/24 jam)

 Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan

minum, ambulasi

 Observasi tanda vital tiap 4 jam

 Pengobatan lebih dari 1 kali

 Pakai foley kateter

 Pasang infuse, intake out-put dicatat

 Pengobatan perlu prosedur

3 Total Care (5-6 jam/24 jam)

 Dibantu segala sesuatunya


21

 Posisi diatur

 Observasi tanda vital tiap 2 jam

 Pakai NG tube

 Terapi intravena, pakai suction

 Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

c) Metode Berdasarkan Depkes 2011

Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga

perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan

keperawatan Dirjen Yan-Med (Tim Depertemen Kesehatan

RI, 2011) dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada

masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang

digunakan adalah tingkat ketergantungan pasien

berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien per hari, jumlah

perawatan yang diperlukan / hari / pasien, jam perawatan

yang diperlukan/ ruanagan / hari dan jam kerja efektif tiap

perawat atau bidan 7 jam per hari (Nursalam, 2014)

1) Jumlah bidan yang dibutuhkan adalah:

Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5

bidan jam kerja efektif bidan

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu

ditambah (factor koreksi) dengan:

2) Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)

Jumlah hari minggu dalam 1tahun + cuti + hari besar x Jmlh bidan tersedia
Jumlah hari kerja efektif
22

52 +12 + 14 x 12,5 = 3,4


286

3) bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi

Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan

ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-

lain. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan kebidanan.

non-nursing jobs 25%

(Jumlah tenaga bidan + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4)


x 25% = 3,9

Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang


tersedia + factor koreksi = 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8
(dibulatkan menjadi 20 orang bidan).

B. Manajemen Pengelolaan Pelayanan/ Proses Asuahan Kebidanan

1. Timbang Terima

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara

untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif

mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang

tindakan mandiri bidan, tindakan kolaboratif yang sudah

dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang

disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan

dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh bidan


23

primer kebidanan kepada bidan primer (penanggung jawab) dinas sore

atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014)

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

timbang terima menurut (Nursalam, 2014), antara lain:

a. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.

b. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).

c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.

d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan

pasien.

e. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.

f. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume

suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar

sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia

sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.

g. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya

dibicarakan di midwife station.

2. Ronde kebidanan

a. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah kebidanan pasien yang dilaksanakan oleh bidan

selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan

asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh bidan

primer dan atau konselor, kepala ruangan, bidan pelaksana yang


24

perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,

2011)

b. Tujuan

1) Tujuan umum : menyelesaikan masalah pasien melalui

pendekatan berpikir kritis.

2) Tujuan khusus

a) Menumbuhkan cara berfikir dan sistematis

b) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien

c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis kebidanan

d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang

berorientasi pada masalah pasien.

e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

kebidanan

f) Meningkatkan kemampuan justifikasi.

g) Meningkatkan kemampuan menilai kerja.

c. Manfaat

1) Masalah pasien dapat teratasi

2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3) Terciptanya komunikasi kebidanan yanag profesional

4) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.

5) Bidan dapat melaksanakan model asuhan

kebidanan dengan tepat dan benar.


25

d. Kriteria pasien

1) Mempunyai masalah kebidanan yang belum teratasi

meskipun sudah dilakukan tindakan kebidanan

2) Pasien dengan kasus baru atau langka.

e. Metode

Diskusi

f. Alat bantu

1) Sarana diskusi: buku, pulpen

2) Status/dokumentasi kebidanan pasien

3) Materi yang disampaikan secara lisan.

g. Langkah-langkah kegiatan ronde kebidanan

1) Persiapan (Pra)

a) Menentukan kasus dan topik.

b) Menentukan tim ronde.

c) Mencari sumber atau literatur

d) Mempersiapkan pasien: informed consent

e) Membuat proposal (Studi Kasus/resume kebidanan).

2) Pelaksanaan

a) Penjelasan/penyajian tentang pasien oleh bidan yang

mengelola pasien.

b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c) Ke bed pasien, bidan lain / konselor / tim kesehatan lainnya

melakukan pemeriksaan / validasi dengan cara observasi;

membaca status / dokumen lainnya; dan menayanyakan.


26

3) Pasca di midwife station

a) Pemberian justifikasi oleh bidan tentang data, masalah

pasien, rencana, tindakan yang akan dilakukan dan kriteria

evaluasi.

b) Kesimpulan dan rekomendasi untuk asuhan kebidanan

selanjutnya oleh Kepala Ruang/pimpinan ronde.

h. Peran masing-masing anggota tim ronde

1) Peran bidan primer dan bidan pelaksana.

a) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.

b) Menjelaskan diagnosis kebidanan.

c) Menjelaskan hasil yang didapat

d) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.

e) Memanggil masalah-masalah pasien yang belum dikaji.

2) Peran bidan konselor

a) Memberikan justifikasi

b) Memberikan reinforcement

c) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi

kebidanan serta rasional tindakan.

d) Mengarahkan dan koreksi

e) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

3. Discharge Planning

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan dicharge

planning antara lain:


27

a. Persiapan

Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan pasien, kebutuhan

ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien

pulang, antara lain: pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit;

kebutuhan psikologis; bantuan yang diperlukan pasien, pemenuhan

kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,

eliminasi, dan lain-lain; sumber dan sistem yang ada di

masyarakat; sumber finansial; fasilitas saat di rumah; kebutuhan

kebidanan dan supervisi di rumah.

b. Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta disesuaikan dengan

sumber daya dan fasilitas yang ada.

4. Supervisi

Langkah-langkah pelaksanaan supervisi menurut (Nursalam, 2014),

antara lain:

a. Prasupervisi: Supervisi dilakukan oleh kepala ruang terhadap kinerja

dari tim (ketua dan anggota) dan atau bidan Primer dalam

melaksanakan ASKEP.

b. Pelaksaaan supervisi dilihat aspek; tanggung jawab, kemampuan,

dan kepatuhan dalam menjalankan delegasi.

c. Pascasupervisi-3F:

1) Penilaian (fair)

2) Feedback dan klarifikasi

3) Reinforcement dan follow up perbaikan.


28

5. Pendokumentasian

Menurut (Nursalam, 2014), pendokumentasian memiliki prinsip sebagai

berikut:

a. Format model dokumentasi yang digunakan (pengkajian dan catatan

asuhan keperawatan).

b. Pengisian dokumentasi: legalitas, lengkap, akurat, relevan, baru

(LLARB).

6. Pasien Baru

Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan

yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat

mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Penerimaan pasien baru yang

belum dilakukan sesuai standar maka besar kemungkinan akan

menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan. Penerimaan pasien baru

bertujuan agar pasien dapat beradaptasi dengan ruangan dan tingkat

kecemasan pasien dapat berkurang (Nursalam, 2011).

Berikut ini adalah pengorganisasian dalam pelaksanaan penerimaan

pasien baru menurut (Nursalam, 2011), antara lain:

a. Hari/tanggal

b. Pukul

c. Pelaksanaan oleh perawat primer


29

d. Tempat

e. Sasaran (pasien baru masuk)

f. Materi, perkenalan diri dan perawat yang bertanggung jawab,

penjelasan tentang penyakit yang di derita, terapi yang akan

diberikan dan persiapannya serta hal-hal yang diperbolehkan dan

tidak bagi pasien, penjelasan tentang aturan rumah sakit, perkenalan

ruangan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar.

g. Metode yang digunakan adalah dengan penjelasan, diskusi dan tanya

jawab.

h. Media menggunakan lembar pasien masuk RS, lembar dokumentasi

pengkajian asuhan kebidanan, nursing kit, lembar informed consent

sentralisasi obat, lembar tingkat kepuasan pasien dan kartu

penunggu pasien.
30

BAB III
HASIL KAJIAN SITUASI
MANAJEMEN KEBIDANAN

A. PROFIL / GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1. Gambaran Umum RSU Erni Medika Kota Jambi

Rumah sakit Erni Medika adalah rumah sakit umum milik Swasta

dan merupakan salah satu rumah sakit tipe D yang terletak di wilayah

Jambi. Rumah Sakit Umum Erni Medika yaitu salah satu RS milik

Swasta/Lainnya Kota Jambi yang berwujud RSU, diurus oleh PT.Erni

Bersaudara dan tercatat kedalam RS Tipe D. RS ini telah teregistrasi sejak

25/06/2015 dengan Nomor Surat Izin 445/1730/Dinkes/2015 dan Tanggal

Surat Izin 09/02/2015 dari Wali Kota Jambi dengan Sifat Perpanjang, dan

berlaku sampai 5 tahun. Setelah melangsungkan Proses Akreditasi Rumah

sakit Seluruh Indonesia dengan proses akhirnya diberikan status. RSU ini

berlokasi di Jl. Berlin RT 12 No.21 Kel. Talang Bakung, Kota Jambi,

Indonesia. Rumah Sakit Erni Medika merupakan penyedia pelayanan jasa

kesehatan swasta yang berlokasi di JL. Barlin Rt.12 Kelurahan Talang

Bakung Kec.Jambi Selatan – Jambi. Rumah Sakit Erni Medika didirikan

bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa kesehatan yang terbaik dan

terpercaya yang tentunya akan selalu berusaha dan berdedikasi untuk


31

menjadi rumah sakit yang mampu melayani seluruh lapisan masyarakat

Rumah sakit Ernimedika siap melayani anda. RSU Erni Medika Kota

Jambi melayani rujukan bagi Puskesmas, beberapa Klinik dan Rumah

Sakit Swasta yang ada di Wilayah Kota jambi.

2. Visi Misi Rumah Sakit

a. Visi

Menjadi pusat pelayanan Prima dan mampu memberikan

pelayanan Paripurna.

b. Misi RSU Erni Medika Kota Jambi

1) Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan

2) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas

3) Mewujudkan SDM yang professional

4) Mengembangkan fasilitas rumah sakit

5) Mengembangkan sarana dan prasarana

6) Menciptakan suasana kerja yang harmonis dalam kebersamaan

7) Berperan aktif mendukung peningkatan derajat kesehatan

masyarakat menuju kerinci sehat.

3. Motto RSU Erni Medika Kota Jambi

“Kami Memberikan Pelayanan dengan semangat, Kepercayaan diri,

keceriaan dan kelembutan”.

4. Sifat, Maksud dan Tujuan RSU Erni Medika Kota Jambi

a. Terselenggaranya pelayanan keperawatan prima melalui proses

keperawatan baik medis maupun non medis


32

b. Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

c. Terpeliharanya hubungan kerja sama yang efektif dengan semua

anggota tim kesehatan

d. Terlaksananya pengembangan sumberdaya manusia kebidanan

berkelanjutan bagi tenaga kebidanan baik formal maupun non formal

sesuai rencana pengembangan tenaga kebidanan

e. Terciptanya iklim yang menunjang proses belajar dalam kegiatan

pendidikan bagi pengembangan tenaga kebidanan

5. Misi bidang kebidanan

a. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai standar pelayanan

b. Meningkatkan citra kebidanan melalui penerapan etika kebidanan

dalam memberikan pelayanan prima

c. Menyelenggarakan pelayanan kebidanan prima dan terjangkau

seluruh lapisan masyarakat.

B. PROFIL / GAMBARAN UMUM RUANG RAWAT INAP

1. Gambaran Umum Ruang Rawat Dahlia

Ruang Dahlia memiliki beberapa ruang yang masing-masing ruangannya

memiliki fungsi tersendiri selain ruang bidan pasien. Ruangan tersebut yaitu,

1 kamar jaga petugas, 1 gudang, dan 1 ruang billing. Daya tampung pasien

di Ruang Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi sebanyak 15 bed yang

dibedakan menjadi ruang ADM, ruang observasi, 1 ruang VIP,3 ruangkelas

I, 2 ruang kelas II, dan 1 ruang kelas III. Ruang Observasi terdiri dari 1

ruang yang mana di dalamnya terdapat 1 bed, 1 almari pasien, 1 kursi


33

tunggu. Ruang VIP terdiri dari 1 kamar yang mana tiap kamarnya dilengkapi

dengan 1 bed, 1 sofa tunggu, 1 set kursi teras, 1 AC, 1 televisi, 1 kulkas, 1

kamar mandi yang , ember, gayung, dan alat kesehatan penunjang seperti

pispot sejumlah 1 buah.Ruang kelas III terdiri dari 1 ruang dimana setiap

ruangnya memiliki fasilitas 6 bed pasien, 6 almari, 1 kipas angin.Ruang

kelas II terdiri dari 2 ruangan dimana setiap ruangan terdapat fasilitas 2 bed

pasien, dan 3 bed. 2 almari dan 3 almari. Ruang kelas I terdiri dari 3 ruangan

dimana setiap ruangannya terdapat fasilitas 1 bed pasien, 1 kursi penunggu

pasien ,1 almari, dan 1 kamar mandi dengan fasilitas WC, ember, gayung,

pispot.

2. Denah Ruangan

C. UNSUR INPUT

Ketenagaan

a. Jumlah tenaga bidan

N NAMA PENDIDIKAN LAMA


O KERJA
1. Mike Sri Ayu,M ST.r.Keb DIV KEBIDANAN 5 OKTOBER 2005
2. Wetri Febrianti, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 15 APRIL 2013
3. Novrida Yulianti, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 15 MEI 2013
4. Reski Mawadah, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 22 SEPTEMBER 2014
5. Desi Marantika, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 27 JANUARI 2014
6. Lora Oktamelia, ST.r.Keb DIV KEBIDANAN 10 FEBRUARI 2015
7. Ilhamita, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 1 DESEMBER 2014
8. Wenny Febri Oktavia, DIV KEBIDANAN 15 SEPTEMBER 2016
ST.r.Keb
9. Riska Pebridinianti, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 8 SEPTEMBER 2016
10. Anggun Syafrial, St.r.Keb DIV KEBIDANAN 21 MEI 2018
11. Salma Aulia, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 27 APRIL 2021
12. Pina Aulia Dewi, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 23 JUNI 2022
13. Tiara Wulandari, Amd.Keb DIII KEBIDANAN 23 JUNI 2022
14. Jusna Yenti, S.Tr.Keb DIV KEBIDANAN 4 JULI 2022
34

b. Usia

umur responden

diatas 30 th
Berdasarkandibawah 30 th
diagram diatas didapatkan 50% bidan di ruang

Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi berumur 2 5-30 tahun dan 50%

yang berumur lebih dari 30 tahun.

Kasus terbanyak dibulan November Tahun 2022


10 penyakit terbanyak 2023

1. Post partum : 35 orang 6. PUA : 5 orang


2. Post SC : 25 orang 7. KET : 3 orang
3. HEG : 17 orang 8. IUFD : 3orang
4. PPI : 8 orang 9. PEB : 2 orang
5. Abortus incomplit : 5 orang 10. PPT : 2 orang

c. Jenis kelamin
35

jenis kelamin

laki laki perempuan

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 100% bidan di ruang

Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi berjenis kelamin perempuan.

d. Lama Kerja

Lama kerja

10-17 th 0-9 th

Berdasarkan diagram diatas dihdapatkan 92.8% bidan di

ruang Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi bekerja diantara 0-9

tahun dan 7,2% yang bekerja 10-17 tahun di ruang Dahlia

a. Daftar alat inventaris di Ruang Dahlia RSU Erni Medika

Jumlah di
No Nama Barang Standar Keterangan
ruangan
36

1 Almari obat 1 1 Baik


3 Kursi roda 2 1 Baik
7 Almari pasien 15 15 Baik
8 Tempat tidur 15 15 Baik
fungsional
9 Tempat sampah 1 Baik
infeksius besar
10 Tempat sampah non 1 Baik
infeksius kecil
11 Tempat sampah non 1 Baik
infeksisus besar
15 Kasur 15 15 Baik
16 Almari linen 2 1 Baik
17 Kulkas -
18 Tempat sampah 1 Baik
plabot
19 AC 1 Baik
20 APAR 1 Baik
21 Aseptic Gel 5 Baik
22 Dispenser 1 Baik
23 Baskom mandi - Baik
24 Ember besar biru 1 Baik
25 Ember kecil - Baik
26 Ember mandi bayi 1 Baik
27 Gayung 7 Baik
28 Air phone 1 Baik
29 Jam dinding 1 1 Baik
30 Kursi kayu petugas 5 Baik
31 Kursi busa hijau 4 4 Baik
32 Kursi teras vip 2 set 2 set Baik
37

33 Kursi kantor 2 1 Baik


34 Kursi putar 4 Baik
35 Kursi rapat merah 20 20 Baik
36 Kalkulator 1 1 Baik
37 Kipas angin gantung 11 Baik

b. Fasilitas Tenaga Kesehatan

1) Ruang kepala ruangan 1

2) Ruang perawat 1

3) Kamar mandi perawat/ WC 1

4) Ruang Dokter 1

5) Nurse station 1

6) Ruang Tindakan 1

7) Ruang peralatan dan dapur berada di sebelah kanan midwife

Station.

c. Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai

Dari hasil observasi pada tanggal 03 Januari 2022, obat-obatan

untuk pasien di ruang perawatan paru disimpan dalam laci-laci kecil

yang berada di ruangan tindakan. Menurut bidan obat-obatan

diletakkan di ruang tindakan agar memudahkan akses untuk tindakan.

Laci-laci obat diberi tulisan sesuai nama pasien. Untuk bahan habis

pakai seperti: alat penampung urine, infus set, kateter, kasa, masker,

plester, handscoon, selang oksigen, selang NGT, tissue alcohol dan

bahan medis sekali pakai lainnya tersedia di ruangan, setelah

digunakan sekali dibuang dalam tempat sampah medis dengan tanda


38

kantong plastik berwarna kuning terletak tepat disebelah kanan ruang

tindakan.

Tempat sampah terdiri atas: tempat sampah infeksi, non

infeksi, bahan yang terbuat dari kaca, botol infus, dan safety box

tempat spuit bekas. Masing-masing tempat sampah diberi tanda nama

sesuai fungsinya. Namun untuk spesifikasi jenis- jenis sampah belum

diberi tanda. Sehingga masih ditemukan sampah yang tidak sesuai

peletakannya, seperti saat observasi ditemukan sampah medis yang

dibuang ke tempat sampah nonmedis. Safety box dalam keadaan

terbuka dan berisi spuit yang memenuhi lebih dari ¾ box sehingga

sudah tidak ideal lagi.

D. UNSUR PROSES

1. P (planning)

a. Visi, Misi, dan Moto ruangan

Dari hasil observasi dan wawancara visi, misi dan motto

ruangan belum dirumuskan di ruang Dahlia. Hanya terdapat visi,

misi dan moto Rumah Sakit.

b. Analisis Terhadap Pasien

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala

ruangan mengatakan bahwa rata-rata pasien yang dirawat diruang

paru berada pada tingkat minimal care hingga partial care.

c. Jadwal Shiftt
39

Penjadwalan shiftt dilakukan 1 bulan sekali oleh kepala

ruangan. Jadwal shiftt dibuat dalam 3 shiftt yaitu pagi (07.30-14.00

WIB), sore (14.00-20.00 WIB) dan malam (20.00-07.30 WIB).

Kepala ruangan hanya dinas pagi saja.

d. Rapat

Dari hasil wawancara, menurut kepala ruangan rapat

ruangan tidak rutin dilaksanakan tiap bulan, hal tersebut juga sesuai

dengan hasil kuesioner yang dilakukan terhadap perawat diruangan

Paru dimana hasil kuesioner untuk rapat bulanan 58,3% menjawab

kadang-kadang.

e. Ketenaga kerjaan

Penetapan jumlah tenaga kebidanan merupakan suatu proses

membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak tenaga

yang dibutuhkan dan dengan kriteria sepeti apa pada suatu unit

untuk setiap shifttnya. Untuk penetapan ini ada beberapa rumus

yang dikembangkan oleh para ahli. Selain untuk menetapkan jumlah

tenaga bidan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menilai dan

membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau

lebih.

Rumus tersebut antara lain :

Tenaga Bidan (TB) =


A x B x 365
(365-C) x Jam Kerja/hari

Ket :
40

A : jam efektif/24 jam waktu perawatan yang dibutuhkan pasien/hari

B : Rata-rata jumlah pasien perhari BOR x Jumlah tempat tidur

C : Jumlah hari libur

365 : Jumlah hari kerja dalam 1 tahun

Maka perhitungan tenaga sesuai Rumus Gillies adalah :

Minimal Care (1-2 Jam) : 3 pasien x 1 jam = 3 Jam/Hari

Partial Care (3-4 Jam) : 3 pasien x 3 jam = 9 jam/hari

Total care (5-6 Jam) : 1 pasien x 6 jam = 6 jam/hari

Administrasi : 7 pasien x 1 jam = 7 jam/hari

Edukasi Kesehatan : 7 pasien x 0,25 jam = 1,75 jam/hari

Total = 26,75/ 7 pasien

A = 3,82 jam/hari

Hari Minggu : 52 hari

Libur nasional : 16 hari

Cuti tahunan : 12 hari

Jumlah hari libur : 80 Hari

Rata-rata jam kerja/hari = 3-4 jam/hari 4 jam/hari

TP = 3,82 x 7 x 365
(365-80) x 4

= 9.760,1
1.140

= 8,5 9 orang bidan

Untuk cadangan 20% x 9 orang = 1,8 2 orang

Jadi, kebutuhan tenaga kebidanan untuk ruang Dahlia berjumlah 9 orang.

Jumlah Tenaga Bidan Berdasarkan


41

Tingkat Ketergantungan Tanggal


09-23 Desember 2022

Tingkat
Jumlah
Ketergantungan Pagi Siang Malam
pasien
Pasien
1 Pasien 1x0,36 = 0,36 1x0,30 = 0,30 1x0,20 = 0,20
Total

Parsial 3 Pasien 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,10=0,3


3x0,17
Minimal 3 Pasien 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
=0,51
Jumlah 7 Pasien 1,68 1,17 0,71
Jumlah tenaga bidan 2 bidan 1 bidan 1 bidan

Jumlah bidan libur = jumlah hari libur x bidan


365-jumlah hari libur
= 80 x 4
285
= 1 orang

Jumlah TB = 7 bidan + 1 bidan libur + 1 Karu = 9 orang bidan

Analisis : berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga bidan menurut Gillies dan

Douglass didapatkan Jumlah tenaga bidan di ruang Dahlia sebanyak 9 orang, yang

artinya jumlah tenaga bidan di ruang Dahlia sudah terpenuhi.

2. O (organizing)

a. Struktur Organisas

Tidak ada struktur organisasi di ruang jaga Dahlia.


42

Apakah ada stuktur organisasi di ruang Sumur Pulai ?


14 jawaban

Tidaj
100%

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 100% bidan

ruang rawat Dahlia mengatakan tidak ada struktur organisasi di

ruangan.

Dari hasil observasi diruangan pada tanggal 16-31

Desember 2022 bahwa tidak terlihat adanya struktur organisasi

yang terpajang di Ruang Rawat Dahlia ,

Analisis : karena tidak adanya struktur di ruang rawat Dahlia maka

tidak tergambar pembagian kerja dan jabatan, sebaiknya memang

harus ada struktur organisasi diruangan Dahlia sehingga dapat

tergambar secara keseluruahan pembagian kerja dan jabatan

misalnya, dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang membawahi

Katim, dan anggota Katim pada struktur sebaiknya di tulis bidan

Pelaksana, agar tanggung jawabnya lebih jelas dan harus di lakukan

karena agar kegiatan pelayanan kebidanan dapat terlaksana dengan

baik.

b. Penerapan Model Kebidanan


43

RSU Erni Medika Kota Jambi di Ruang Rawat Dahlia

belum menerapkan metode asuhan kebidanan yang optimal.

Metode yang digunakan saat ini adalah metode fungsional dengan

inisiatif bersama.

Menurut Nursalam (2016), Metode fungsional dilaksanakan

oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai

pilihan utama pada saat perang dunia ke dua. Pada saat itu karena

masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap

perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi (misalnya;

merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

Kelebihan model fungsional :

1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian

tugas yang jelas dan pengawasan yang baik

2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

3) Bidan senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,

sedangkan perawatan pasien diserahkan kepada bidan junior

dan atau belum berpengalaman

Kelemahan model fungsional :

1) Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun bidan

2) Pelayanan kebidanan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan

proses keperawatan

3) Persepsi bidan cenderung kepada tindakan yang berkaitan

dengan keterampilan saja


44

Apakah ruangang saudara sudah menerapkan Manajemen Asuhan


Kebidanan Profesional (Metode Tim) ?

50 50
% %

sudah belum

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 50% bidan di ruang

Dahlia RSU Erni Medika Kota Jambi mengatakan sudah

menggunakan metode Tim.

Hasil observasi didapatkan Model pelayanan kebidanan

yang diterapkan di ruang rawat inap Dahlia RSU Erni Medika

Jambi adalah model kebidanan fungsional sistem pemberian

asuhan kebidanan berdasarkan fungsi masing-masing misalnya

kepala ruangan menjalankan fungsinya sebagai kepala ruangan,

katim dan anggota/bidan pelaksana menjalankan tugasnya sesuai

dengan fungsinya sehingga dalam pelaksanaannya metode yang

digunakan hanya inisiatif kerja bersama sesuai kebutuhan pasien

dan asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan

pasien saja. Semua bidan di ruangan bekerja sama dalam shiftt nya

masing-masing.
45

Hasil wawancara dengan Karu mengatakan metode yang

dipakai diruangan menggunakan metode inisiatif kerja bersama,

hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah tenaga diruangan.

Analisis : Belum optimalnya pengetahuan tentang metode tim di

ruang rawat Dahlia. Model pelayanan kebidanan yang diterapkan

mengacu kepada model kebidaan fungsional karena pada

pelaksanaannya metode yang digunakan hanya inisiatif kerja

bersama sesuai kebutuhan pasien bukan berdasarkan pembagian

tugas didalam kelompok, namun pada pembagian tugas

berdasarkan struktur orgasisasi mengacu kepada model kebidanan

metode tim.

3. A (actuating)

a. Operan SBAR

Operan merupakan suatu teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan

pasien (Nursalam, 2011). Operan perawat secara modern dengan

teknik SBAR menurut JCI (2010) adalah :

1) Pertama dengan mempersiapkan format pendokumentasian

menggunakan teknik SBAR pada masing-masing pasien

setiap shiftt, buku catatan operan, dan rekam medik pasien.

2) Kedua menyampaikan keadaan pasien dan evaluasi tindakan

yang sudah dilakukan dan kemajuan keadaan pasien setelah

tindakan dilakukan di nurse station sesuai dengan metode

SBAR.
46

3) Ketiga setelah operan nurse station dilanjutkan dengan

melihat keadaan pasien secara langsung dan menanyakan

kepada pasien tentang kemajuan keadaan pasien dan keluhan

yang masih dirasakan, dan pemberian pendidikan kesehatan

pada pasien dan keluarga.

Komunikasi S-BAR menurut NHS (2012) adalah

komunikasi yang dilakukan oleh perawat dalam menyampaikan

kondisi pasien dan untuk mengatur informasi yang sesuai secara

jelas dan lengkap sehingga dapat diterima oleh perawat lainnya

secara akurat dan efisien pada saat operan jaga/pergantian shiftt.

Komunikasi S-BAR meliputi (Situation, Background, Assesment,

Recomendation).

Timbang terima dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu

pada pergantian shiftt malam ke pagi (07.30), pagi ke sore (14.00)

dan sore ke malam (20.00). Timbang terima selalu di ikuti oleh

semua bidan yang telah dan akan dinas. Kegiatan timbang terima

di pimpin langsung oleh kepala ruang untuk dinas pagi dan dinas

sore, untuk dinas malam dilakukan oleh katim dan bidan

pelaksana.
47

Apakah ruangang sudah menerapkan operan SBAR ?


14 Jawaban

50 50
% %

sudah belum

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 50% bidan

mengetahui hal-hal apa saja yang harus disampaikan dalam

pelaporan Operan dan telah menerapkan operan SBAR. Namun

berdasarkan observasi ditemukan beberapa hal yang belum

disampaikan saat melakukan Operan, seperti lupa diagnosa

kebidanan dan intervensi yang telah atau akan dilakukan baik

intervensi kolaborasi maupun mandiri. 100% bidan mengatakan

pelaporan Operan dicatat di buku. Setelah Operan, kepala ruangan

mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus

melakukan evaluasi.

Analisis : Belum optimalnya pengetahuan dan pelaksanaan operan

menggunakan SBAR.

b. Pre & Post Conference

Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa kepala ruangan

Dahlia sudah mempunyai rencana harian, seperti melaksanakan


48

operan jaga dan kegiatan preconference. Namun, kegiatan

preconference hanya dilakukan di shiftt pagi saja sebelum

melakukan tindakan sedangkan untuk shiftt sore dan malam tidak

dilakukan preconference.

Dari hasil wawancara karu mengatakan hanya dinas pagi

saja, yang bisa dilakukan pre conference dan post conference.

Analisis : Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conference

c. Ronde Kebidanan

Ronde kebidanan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk mengatasi masalah kebidanan klien yang dilaksanakan oleh

bidan, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan kebidanan akan tetapi pada kasus tertentu

harus dilakukan oleh bidan primer atau konselor, kepala ruangan,

bidan assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

Hasil wawancara kepada Kepala Ruangan Instalasi Rawat

Inap Dahlia RSU Erni Medika pada hari Sabtu, 30 Desember 2022,

menyatakan bahwa ronde kebidaan yang ada diruangan dilakukan

langsung saat Operan/timbang terima di hadapan pasien.

Namun berdasarkan obsevasi yang dilakukan pada tanggal

31 Desember 2022 ronde kebidanan yang dilakukan belum optimal

dimana tidak di jadwalkan secara khusus utuk penentuan waktu

ronde, Tidak adanya proposal mengenai kasus apa yang akan di

bahas dalam pelaksanaannya tidak melibatkan bidan lain,konselor


49

atau tim kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan atau

validasi.

Analisis : Belum optimalnya pelaksanaan ronde kebidanan di

ruangan Dahlia.

4. C (controlling)

a. Pendokumentasian Askeb

Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data

objektif, A adalah analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan 60

dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data

dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis.

Apakah panduan Asuhan Kebidanan dIruangan sudah


menggunakan SOAP ?
14 jawaban

25%

75%

sudah belum

Berdasarkan wawancara pada tanggal 30 Desember dan

observasi tanggal 31 Desember 2022 di ruang rawat inap Dahlia

ditemukan bahwa dokumentasi asuhan kebidanan pasien dilakukan

sesuai dengan ketetapan standar pendokumentasian berupa

pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi, evaluasi dan


50

catatan perkembangan. Setiap masing-masing pasien memiliki

dokumentasi lengkap yaitu sebanyak 75% .

Dokumentasi dibuat berdasarkan format untuk penulisan

asuhan kebidanan yang dibuat oleh rumah sakit yaitu CPPT.

Kegiatan Evaluasi Kebidanan juga ditulis dalam lembar evaluasi

berupa SOAP (Subjective –Objective – Analysis – Planning).

Analisis : pendokumentasian sudah dilakukan sesuai SOAP yang

ada di rumah Sakit,

b. Monitoring Kinerja

Supervisi dalam kebidanan merupakan kegiatan pengawasan dan

pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor

mencakup masalah pelayanan kebidanan, masalah ketenagaan, dan

perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.

Apakah ada kepala ruangan melakukan supervisi


14 jawaban

33,3%

66,7%

sudah belum

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 66,7% bidan

mengatakan kepala ruangan ada melakukan supervisi dan 33,3%

mengatakan tidak.
51

Berdasarkan wawancara tanggal 30 Desember 2022 dan

observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember di dapatkan

bahwa kepala ruangan melakukan supervisi setiap hari kepada

perawat guna memperbaiki kinerja. Supervisi biasanya di lakukan

saat selesai operan, yang di sampaikan langsung oleh karu.

Analisis : Supervisi sudah dilakukan, potensial untuk ditingkatkan

lagi.

E. UNSUR OUTPUT / KELUARAN

1. Efisiensi Ruang Rawat

a. BOR (Bed Occupancy Ratio)

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada waktu

tertentu dimana normalnya adalah 60-85%. Indikator ini memberikan

gambaran tentang tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di

rumah sakit (Depkes RI, 2008) :

Rumus:

(Jumlah hari rawatan dirumah sakit)


×100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

Berdasarkan data dari Rekam Medis RSU Erni Medika Kota

Jambi tahun 2022, BOR di Ruang Rawat Inap Dahlia pada 1 bulan

terakhir ( November 2022 ) adalah :

(Jumlah hari rawatan dirumah sakit)


× 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

= 360 hari
× 100%
52

( 15 bed × 30 hari )

= 360
× 100%
450
= 80%
Hasil perhitungan BOR pada 1 bulan terakhir (01-30 November

2022) didapatkan nilai yaitu 80%. Nilai ini menurut Depkes sudah

mencukupi.

b. LOS (Length of Stay)

LOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat

seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat

efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila

diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu

pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal

antara 6-9 hari (Depkes, 2008).

Rumus :

(Jumlah lama dirawat)

(Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Berdasarkan data dari Rekam Medis RSU Erni Medika Kota

Jambi tahun 2022, LOS di Ruang Rawat Inap Dahlia pada 1 bulan

terakhir ( 01-30 November 2022) adalah :

(Jumlah lama dirawat)

(Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

360
= × 100% = 3 hari
120
53

Hasil perhitungan ALOS pada bulan November tahun 2022

didapatkan nilai 3 hari. Nilai ini menurut Depkes (2008) termasuk

dalam rentang normal. Menurut Kelompok hal ini normal karena

sudah sesuai dengan standar.

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2008) adalah rata-rata hari dimana

tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan

tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-

3 hari.

Rumus :

((Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari rawatan)

(Jumlah pasien keluar (hidup + mati))

Berdasarkan data dari Rekam Medis RSU Erni Medika Kota

Jambi tahun 2022, TOI di Ruang Rawat Inap Dahlia pada 1 bulan

terakhir (01-30 November 2022) adalah :

((Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari rawatan)

(Jumlah pasien keluar (hidup + mati))

(15x30)-3
=
120

447
= = 3.7= 4 Hari
120
54

Hasil perhitungan TOI pada bulan November 2022

didapatkan nilai yaitu 4 hari. Nilai ini menurut Depkes (2008) adalah

normal. Menurut kelompok, terdapat nilai BOR 80 % nilai normal

yaitu 60-80%, namun pada nilai TOI termasuk dalam kategori tidak

ideal. Tenggang perputaran tempat tidur tidak di tempati dari telah

diisi ke saat terisi berikutnya pada ruang rawat inap Dahlia belum bisa

dikatakan normal karena penilaian yg dilakukan hanya pada 1 bulan

terakhir.

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Depkes RI (2008) adalah frekuensi pemakaian

tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam

satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat

tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus :

Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)

Jumlah tempat tidur

Berdasarkan data dari Rekam Medis RSU Erni Medika Kota

Jambi tahun 2022, BTO di Ruang Rawat Dahlia pada 1 bulan terakhir

( November 2022)

Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)

Jumlah tempat tidur

120
=
15

= 8 kali dalam 1 bulan


55

Hasil perhitungan BTO pada bulan November 2022 (1 bulan

terkahir) didapatkan nilai yaitu 8 kali. Nilai menurut Depkes (2008)

adalah 40-50 kali dalam rentang 1 tahun. Menurut kelompok hasil ini

bisa dikatakan dalam rentang tidak normal dikarenakan perhitungan

hanya dalam 1 bulan terakhir yaitu 8x12= 96 kali dalam setahun.

2. Mutu Pelayanan Kebidanan

a. Keselamatan Pasien (Patient Safety)

Menurut Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient

safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada pasien jauh

lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi

insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta

implementasi dan tindak lanjut suatu insiden untuk meminimalkan

terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi cara

yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada

pasien yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan diruang paru

ditemukan bahwa ruangan tidak mengkaji skala morse untuk pasien

yang resiko jatuh, tidak adanya identitas pasien di bad untuk

membedakan identitas, namun Pasien yang masuk ke ruang kebidanan

Dahlia dari IGD sudah menggunakan gelang identitas pasien yang

berisi nama, no.RM dan tanggal lahir pasien. Sebelum tindakan

pemberian obat injeksi, bidan menuliskan nama pasien di plastik

pembungkus spuit.
56

Analisis : Upaya keselamatan pasien sudah dilakukan di ruangan

namun belum optimal.

b. Kepuasan Pasien

Menurut Pohan dalam Aggrianni, 2017 pengertian kepuasan

pasien adalah harapan pasien yang timbul atas tindakan tenaga

kesehatan sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan selama proses

berinteraksi dalam upaya memberikan pelayanan. Perawat merupakan

salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam

pelayanan kesehatan dirumah sakit. Perawat memiliki peran

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas karena pewatar

berinteraksi langsung selama 24 jam dengan pasien, dan jumlah bidan

yang mendominasi sehingga perawat harus mampu memberikan

pelayanan keperawatan yang bermutu (Nursalam, 2011).

Oleh karena itu pelayanan keperawatan memiliki kontribusi

yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Pelayanan yang bermutu merupakan salah satu komponen penentu

kepuasan pasien dirumah sakit. Perawat dituntut untuk memberikan

pelayanan keperawatan yang bermutu agar dapat meningkatkan

kepuasan pasien. Pelayanan 3 keperawatan adalah pelayanan

professional yang diberikan oleh perawat sesuai dengan standar

pelayanan yang mana pelayanan yang diterima melebihi harapan

pasien (Nursalam, 2011). Dengan demikian bidan harus dapat

memberikan pelayanan kebidanan yang terbaik kepada pasien.


57

Hasil dari wawancara diruang ruang rawat Dahlia didapatkan

hasil bahwa 6 orang keluarga pasien menyatakan bidan bersikap sopan

dan ramah dan selalu memperhatikan keluhan pasien, bidan juga

menjelaskan peraturan dan tata tertib di rumah sakit pada saat pasien

baru masuk rumah sakit, bidan tidak hanya menjelaskan tentang jam

besuk dan dokter penanggung jawab, bidan meminta persetujuan

kepada pasien atau keluarga sebelum melakukan tindakan, pasien

menyatakan bidan ruangan dalam melakukan tindakan sudah terampil

dan percaya diri, dan dari wawancara tersebut didapatkan bahwa

pasien dan keluarga pasien di ruangan menyatakan puas atas

pelayanan rumah sakit terutama di Ruang Rawat Inap Dahlia.

Analisis : Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

bidan ruangan, potensial untuk ditingkatkan lagi.


58

BAB IV
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN

A. PERMASALAHAN

1. Analisa Data

ANALISA DATA KAJIAN SITUASI RUANG RAWAT DAHLIA

RSU ERNI MEDIKA JAMBI

No Kuesioner Observasi Wawancara Analisis Masalah


1  100% bidan  Tidak ada struktur  Terjadi mutasi bidan  Metode yang Belum
mengatakan tidak organisasi di ruangan ruangan, sehingga sulit digunakan adalah optimalnya
ada struktur  Metode yang untuk membuat struktur metode fungsional pengetahuan
organisasi di ruangan digunakan fungsional organisasi dengan inisiatif tentang MAKP
 50% bidan  Jumlah bidan ruangan  Karu mengatakan metode bersama metode Tim.
mengatakan belum adalah 14 orang yang digunakan inisiatif  Kebutuhan tenaga
menerapkan metode termasuk karu kerja bersama bidan menurut
tim  Karu mengatakan perhitungan
 50% bidan keterbatasan jumlah Gillies dan
mengatakan metode tenaga bidan di ruangan Douglas di Ruang
59

yang dipakai saat ini  Karu mengatakan perawat Dahlia adalah 9


belum efektif ruangan berjumalah 14 orang.
 50% bidan bidan.  Berdasarkan
mengatakan belum jumlah bidan di
memiliki uraian ruangan,
tugas seharusnya dapat
 50% bidan menggunakan
mengatakan metode tim
pembagian tugas
belum sesuai
2  50% bidan  Masih belum  Karu mengatakan operan  Operan sudah Belum
mengatakan belum dilakukan operan dilakukan tiga kali dalam dilakukan dan optimalnya
menerapkan operan menggunakan SBAR sehari, yaitu pada tercatat, tetapi pengetahuan
SBAR  Operan hanya pergantian shiftt malam tidak dan
 50% bidan ruangan dilakukan di Midwife ke pagi (07.30), pagi ke menggunakan pelaksanaan
mengatakan kadang- ststion sore (14.00) dan sore ke komunikasi SBAR operan
kadang karu  Tidak semua operan malam (20.00). menggunakan
memimpin operan tercatat  Timbang terima selalu di SBAR
 100% bidan ikuti oleh semua bidan
mengatakan yang telah dan akan dinas.
mencatat pelaporan  Kegiatan timbang terima
Operan di pimpin langsung oleh
 58,3% mengatakan kepala ruang untuk dinas
kadang-kadang pagi dan dinas sore,
dilakukan rapat  Karu mengatakan masih
ruangan ada bidan yang belum
mengetahui tentang
SBAR
60

3  33,3% bidan  Formulir discharge  Karu mengatakan bidan  Discharge Tidak


mengatakan belum planning tidak terisi sudah mengisi formulir planning belum terlaksananya
melaksanakan discharge planning diterapkan kepada discharge
discharge planning  Bidan mengatakan kadang pasien dan hanya planning
mengisi formulir sebatas pengisian kepada pasien
discharge planning formulir saja.
4  33,3% bidan  Belum tampak  Karu mengatakan ada  Supervisi sudah Belum
mengatakan karu adanya pelaksanaan melakukan supervisi dilakukan, optimalnya
tidak melakukan pre dan post kepada bidan. potensial untuk pengarahan dan
supervisi conference  Karu mengatakan hanya ditingkatkan lagi. pengawasan
 Belum tampak dinas pagi saja  Pre dan Post yang dilakukan
adanya pelaksanaan  Karu sudah mempunyai conference belum oleh karu
ronde kebidanan rencana harian terlaksana di
sesuai standar.  Karu mengatakanpre setiap shiftt
conference dilakukan
pada pagi hari saja
 Ronde kebidanan
dilakukan langsung ketika
operan.
 Karu melakukan supervisi
tidak terjadwal
 Rapat ruangan tidak rutin
dilaksanakan
 50% bidan
mengatakan tidak
semua SOP tersedia
61

di ruangan
 41,7% bidan
mengatakan kadang-
kadang tindakan
tidak sesuai SOP
5  75% bidan ruangan  Asuhan keperawatan  Karu mengatakan setiap - Pendokumentasian Belum
mengatakan sudah terdokumentasi di pasien memiliki sudah dilakukan optimalnya
mendokumentasi rekam medis pasien dokumentasi lengkap sesuai SOP yang ada pengetahuan
Askeb menggunakan  Ruangan memiliki - Karu mengatakan belum di ruumah Sakit, bidan tentang
SOAP menggunakan standar namun belum penggunaan
catatan
kebidanan Indonesia SOAP menggunakan standar Standar
perkembangan pasien
25% bidan masih SOAP kebidanan Kompetensi
terintegrasi yang optimal. Bidan Indonesia
belum paham
penggunaan SOAP Referensi Diagosa (SOAP)
dan intervensi
kebidanan berbeda-
beda
6  41,7% bidan  Ruangan tidak  Bidan selalu memastikan  Pasien merasa Belum
mengatakan tidak mengkaji skala morse identitas pasien sebelum puas dengan optimalnya
dilakukan survey untuk pasien yang tindakan pelayanan yang upaya
kepuasan pasien beresiko jatuh.  bidan menuliskan nama diberikan oleh keselamatan
 33,3% bidan  Tidak adanya pasien di plastik bidan ruangan, pasien
mengatakan belum identitas pasien di bed pembungkus spuit potensial untuk
melaksanakan  Pasien sudah  Karu mengtakan sudah ditingkatkan lagi.
pencegahan infeksi menggunakan gelang menerapkan prinsip 6  Upaya
nosokomial dengan identitas benar pemberian obat keselamatan
maksimal  Tidak adanya kotak  Karu mengatakan pernah pasien belum
saran ada dilkukan survey optimal
62

kepuasan pasien
 Keluarga pasien
mengtakan bidan bersikap
ramah dan selalu
memperhatikan pasien

2. Analisa SWOT

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL


Strengths (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threatened (Tantangan)
P (Planning)
 Jumlah tenaga bidan  Belum optimalnya  Peningkatan  Visi dan misi rumah sakit
diruangan sudah cukup dan pengetahuan bidan dalam keterampilan bidan Menjadi pusat pelayanan
berlebih berdasarkan penerapan metode tim melalui pelatihan Prima dan mampu
perhitungan kebutuhan  Belum adanya visi dan misi  Adanya kesempatan memberikan pelayanan
tenaga kebidanan. ruangan untuk melanjutkan Paripurna.
 1 orang bidan telah bekerja  Terdapat hanya satu orang pendidikan kebidanan  Status Akreditasi Rumah
selama 17 tahun dokter SpOg ke jenjang yang lebih Sakit
 92,85% bidan sudah bekerja  9 orang bidan masih tinggi untuk bidan
selama 9 tahun pendidikan D3 Kebidanan diruang rawat inap
 5 orang bidan yang sudah  Tidak ada bidan yang Dahlia
DIV profesi bidan  Adanya kerjasama
 7 orang bidan yang berumur dengan BPJS
25-30 tahun  Rumah sakit sudah
BLUD
63

 7 orang bidan yang berumur  Adanya kerjasama


diatas 30 tahun dengan instansi
pendidikan kebidanan
 Memiliki tempat tidur
yang mencukupi
 Ruangan tertata
dengan rapi

O (Organizing)
 Belum ada struktur  Belum ada uraian tugas  Dapat diterapkan  Rumah sakit sudah harus
organisasi berdasarkan setiap bidan metode Tim menerapkan MAKP
metode Tim  Masih menggunakan  Status Akreditasi Rumah
 Adanya inisiatif dalam metode fungsional Sakit
bekerja  Mutasi staf
A (Actuating)
 Kerjasama tim yang baik  Rapat ruangan tidak  Pasien minimal care  Status Akreditasi Rumah
 Komunikasi anatar bidan terlaksana rutin hingga partial care Sakit
baik  Supervisi belum optimal  Adanya kerjasama  Masyarakat banyak yang
 Operan sudah  Operan belum dilakukan yang baik dengan telah mengerti kesehatan,
terdokumentasi dengan SBAR mahasiswa kebidanan dan menuntut pelayan yang
 Adanya motivasi dari  Pre dan Post conference  Mengaplikasikan lebih baik.
kepala ruangan belum optimal standar kompetensi  Kurangnya tuntutan pada
 Ronde kebidanan belum bidan indonesia laporan kebidanan
terlaksana  Semakin tingginya
 Bidan lebih sering berfokus persaingan antar Rumah
64

pada laporan medis Sakit dalam memberikan


 Tidak adanya SOP ruangan pelayanan kesehatan

C (Controling)

 Askep sudah ter - Tidak ada nama di bed  Rumah Sakit telah  TOI yang belum ideal
dokumentasi pasien memiliki Format  Peningkatanmutu pelayanan
 Terdapat gelang identitas - Pengawasan yang kurang CPPT  Undang-Undang Kebidanan
pada pasien - tidak ada pengkajian  Nilai ALOS, BOR,
 Adanya motivasi dan resiko jatuh dan BTO ideal
bimbingan yang dilakukan  Pasien merasa puas
oleh kepala ruangan selama diarawat
65

3. Prioritas Masalah

Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan

perhitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan.

Proses memprioritaskan masalah yang akan dilakukan dengan

pembobotan yang memperhatikan aspek sebagai berikut :

a. Magnitude (M)

Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih

banyak ditemukan (prevalensi tinggi).

b. Severity (S)

Severity/akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang

ditimbulkan suatu masalah lebih serius.

c. Manageable (Mn)

Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada di

yakini dapat dipecahkan (menentukan jalan keluar).

d. Midwife Consern (Mc)

Midwife concern/keterlibatan bidan jika masalah tersebut akan selalu

melibatkan dan memerlukan pertimbangan bidan.

e. Affordability (A)

Affordability/keterbatasan sumber daya yaitu adanya sumber daya

yang mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu masalah.


66

Dengan rentang nilai 1-5 yaitu : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3

= cukup penting, 2 = kurang penting, 1 = sangat kurang penting. dimana

yang terjadi prioritas adalah masalah dengan nilai atau skor paling besar.

Skor akhir dirumuskan dengan cara M x S x Mn x Nc x Af.

Prioritas Masalah Manajemen Kebidanan


Di Ruang Rawat Inap Dahlia Rsu Erni Medika
Kota Jambi

No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1 Belum optimalnya 5 4 5 5 5 2500 3
pengetahuan tentang
MAKP metode Tim.

2 Belum optimalnya 5 5 5 5 5 3125 1


pengetahuan dan
pelaksanaan operan
MenggunakanSBAR
3 Tidak terlaksananya 3 3 4 3 3 324 6
discharge planning
kepada pasien
4 Belum optimalnya 4 4 3 3 4 576 5
pengarahan dan
pengawasan yang
dilakukan oleh karu
5 Belum optimalnya 5 5 5 5 5 3125 2
pengetahuan bidan
tentang penggunaan
Standar Kompetensi
bidan Indonesia
(SOAP)
6 Belum optimalnya 4 5 4 4 3 960 4
upaya keselamatan
pasien

Hasil pembobotan ini adalah hasil sementara yang akan disepakati saat

presentasi awal bersama pihak rumah sakit. Metode pembobotan didapatkan

urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar dan atas dasar
67

pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya dan kewenang, maka masalah

yang akan diatasi terlebih dahulu adalah:

a. Belum optimalnya pengetahuan dan pelaksanaan operan Menggunakan

SBAR.

b. Belum optimalnya pengetahuan bidan tentang penggunaan Standar

Kompetensi bidan Indonesia (SOAP).

c. Belum optimalnya pengetahuan tentang MAKP metode Tim.

d. Belum optimalnya upaya keselamatan pasien.

e. Belum optimalnya pengarahan dan pengawasan yang dilakukan oleh karu.

f. Tidak terlaksananya discharge planning kepada pasien.


68

B. RENCANA KEGIATAN

PLANNING OF ACTION (POA)

No Masalah Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu PJ


Pelaksanaan
1 Belum optimalnya  Desiminasi Ilmu Meningkatkan  Karu Bidan yang Jum’at/ Mike
pengetahuan dan tentang Operan pengetahuan bidan  Bidan Dinas Shiftt 06 Jauari 2023
pelaksanaan operan SBAR Ruangan tentang Ruang Pagi dan Siang
Menggunakan operan dengan Dahlia
SBAR. Komunikasi SBAR
 Membuat dan Sebagai panduan  Karu Bidan yang Jum’at/ Mike
menempelkan bidan untuk  Bidan Dinas Shiftt 06 Januari 2023
panduan tentang melakukan operan Ruang Pagi dan Siang
SBAR SBAR Dahlia

 Roleplay Operan Untuk  Karu Bidan yang Sabtu/ Mike


dengan SBAR mempermudah  Bidan Dinas Shiftt 07 Januari 2023
Bidan memahami Ruang Pagi dan Siang
dan mengingat Dahlia

2 Belum optimalnya  Sharing cara Menambah  Karu Bidan yang Sabtu/ 07 Mike
pengetahuan bidan penerapan SOAP pengetahuan dan bidan Dinas Shiftt Januari 2023
tentang penggunaan memudahkan bidan Ruang Pagi dan Siang
Standar Kompetensi dalam Dahlia
Bidan Indonesia mengaplikasikan
69

(SOAP). dan penggunaan


SOAP di ruang
rawat Sumur pulai

Membuat panduan Untuk Bidan Ruang Bidan yang Sabtu/ 07 Mike


SOAP yang mudah mempermudah Dahlia Dinas Shiftt Januari 2023
digunakan oleh bidan dalam Pagi dan Siang
bidan ruangan (10 penerapan SOAP
diagnosa terbanyak
di ruangan Dahlia)
3 Belum optimalnya  Desiminasi ilmu Meningkatkan  Karu Bidan yang Sabtu/ 07 Mike
pengetahuan tentang tentang MAKP pengetahuan Bidan  Bidan Dinas Shiftt Januari 2023
MAKP metode Tim. metode TIM Ruangan tentang Ruang Pagi dan Siang
Metode Tim Dahlia
 Membuat Untuk  Karu Bidan yang Sabtu/ Mike
struktur terbaru mempermudah  Bidan Dinas Shiftt 07 Januari 2023
dengan metode bidan dalam Ruang Pagi dan Siang
tim membagi tugas Dahlia
71

BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

Setelah melakukan pengkajian sistem manajemen kebidanan dengan

observasi, kuisioner dan wawancara di ruangan Dahlia RSU Erni Medika dari

tanggal 09 s/d 30 Desember 2022, mahasiswa menganalisa data dan

menemukan masalah, lalu mahasiswa mengadakan lokakarya mini II

(LOKMIN II) pada hari Jumat, 06 s/d 07 Januari 2023 pukul 09.00 wib untuk

menetapkan prioritas masalah. Berdasarkan hasil pelaksanaan Lokakarya

Mini II (LOKMIN II) maka bidan ruangan dan mahasiswa sepakat

menetapkan 3 prioritas masalah yaitu :

1. Belum optimalnya pengetahuan dan pelaksanaan operan Menggunakan

SBAR

Prioritas pertama yang disepakati adalah belum optimalnya

pengetahuan dan pelaksanaan operan Menggunakan SBAR di ruangan,

dengan strategi penyelesaian masalah yaitu:

a. Desiminasi ilmu Tentang SBAR

Desiminasi telah dilakukan pada tanggal 06 s/d 07 Januari

2023 pada jam 09.00 wib yang diikuti oleh 3 orang bidan ruangan

Dahlia secara luring, pada tahap pelaksanaan bidan serius

memperhatikan apa yang dipaparkan dan sedikit berdiskusi dan

persamaan presepsi dengan mahasiswa, sehingga desiminasi ilmu

yang dilaksanakan berjalan sesuai rencana.


71

Untuk mencapai target keseluruhan bidan ruangan terpapar

informasi mengenai Operan SBAR, secara daring kelompok

membuatkan materi ringkasan yang bisa dibaca oleh keseluruhan

bidan yang kemudian dibagikan melalui Whatsapp Group ruangan

Dahlia.

b. Membuat panduan pengisian formulir SBAR

Panduan formulir SBAR sudah dibuat oleh mahasiswa

sebelum berdinas, yang kemudian di sosialisasikan pada tanggal 06

Januari 2023 pada saat Desiminasi ilmu tentang komunikasi SBAR

dalam operan. Di ruangan sudah tersedia formulir operan yang

kemudian oleh mahasiswa di revisi dan di modifikasi menggunakan

referensi Nursalam (2016).

c. Roleplay Operan SBAR

Kegiatan Roleplay operan dilaksanakan dari tanggal 07 Januari

2023. Roleplay berjalan sesuai dengan rencana kegiatan, dimulai

dengan operan pada shiftt pagi ke shiftt sore di midwife station. 1

orang mahasiswa berperan menjadi karu untuk memimpin operan, 1

orang menjadi ketua tim dan selebihnya lagi berperan menjadi bidan

pelaksana pagi dan sore. Mahasiswa memulai operan dengan

menggunakan komunikasi SBAR dan disaksikan oleh bidan ruangan

yang sedang berdinas. Kemudian operan dilanjutkan di ruangan

pasien, mahasiswa yang berperan sebagai ketua tim memperkenalkan

bidan yang akan dinas sore menggantikannya, kemudian mahasiswa


72

yang menjadi bidan pengganti sore menyapa pasien, memperkenalkan

diri, menjelaskan maksud dan tujuannya melakukan operan,

menjelaskan berapa lama ia akan berdinas dan memperkenalkan

anggota timnya. Setelah dari operan bedside, dilanjutkan dengan tahap

terminasi.

2. Belum optimalnya pengetahuan bidan tentang penggunaan (SOAP)

Prioritas Kedua yang disepakati adalah belum optimalnya

pengetahuan bidan tentang penggunaan (SOAP) di ruangan, dengan

strategi penyelesaian masalah yaitu:

a. Sharing cara penerapan SOAP

Sharing dilakukan pada tanggal 07 Januari 20223 bersamaan

dengan desiminasi ilmu tentang operan SBAR. Sharing dimulai

dengan menggali pengetahuan bidan tentang SOAP, kemudian

dilanjutkan dengan mengenalkan buku SOAP kepada bidan ruangan.

Kemudian mahasiswa mencontohkan cara menuliskankan diagnosa,

kriteria hasil, dan intervensi berdasarkan SOAP.

b. Membuat Panduan SOAP di ruangan

Panduan telah dibuat oleh mahasiwa sebelumnya, yang

kemudian di pakai sebagai media ketika sharing tentang SOAP pada

tanggal 07 Januari 2023. Untuk mencapai target keseluruhan bidan

ruangan terpapar informasi mengenai Penerapan SOAP, kelompok

membuatkan dan meninggalkan panduan SOAP di ruangan.


73

3. Belum optimalnya pengetahuan tentang MAKP metode Tim

Prioritas Ketiga yang disepakati adalah belum optimalnya

pengetahuan bidan tentang pengetahuan tentang MAKP metode Tim di

ruangan, dengan strategi penyelesaian masalah yaitu:

a. Desiminasi Ilmu tentang MAKP Metode Tim

Desiminasi telah dilakukan pada tanggal 06 Januari 2023 pada

jam 09.00 wib bersamaan dengan desiminasi Ilmu tentang operan

SBAR. pada tahap pelaksanaan bidan serius memperhatikan apa yang

dipaparkan dan sedikit berdiskusi dan persamaan presepsi dengan

mahasiswa. bidan ruangan menyampaikan hambatan yang menjadi

kendala dalam penerapan Metode Tim di ruangan. Mahasiswa

kemudian menanggapi dan menawarkan beberapa solusi yang bisa di

coba untuk diterapkan di ruangan.

Untuk mencapai target keseluruhan bidan ruangan terpapar

informasi mengenai MAKP metode tim, kelompok membuatkan

materi ringkasan yang bisa dibaca oleh keseluruhan bidan yang

kemudian dibagikan melalui Whatsapp Group ruangan Dahlia. Selain

itu mahasiswa membuat uraian tugas Kepala ruangan, Ketua tim dan

Bidan Pelaksana yang di tinggalkan di ruangan.

b. Membuat Struktur Ruangan dengan Metode Tim

Membuat struktur ruangan yang mudah diganti-ganti posisi

dan nama bidan dengan tanpa harus menukar keseluruhan struktur,


74

yang seharusnya di jadwalkan pada tanggal 07 Januari 2023, namun

karena ada beberap bahan yang belum ada, maka terlaksana pada

tanggal 13 s/d 14 Januari 2023. Hal ini bertujuan untuk memotivasi

bidan ruangan dalam menerapkan metode tim di ruangan.

B. EVALUASI

Setelah melakukan implementasi di ruang rawat inap Dahlia RSU

Erni Medika dari tanggal 09 s/d 31 Desember 2022, semua rencana kegiatan

di POA untuk 2 prioritas masalah 1 yang belum terlaksana . Mahasiswa

kemudian mengevaluasi setiap kegiatan yang telah terlaksana, diantaranya :

1. Belum optimalnya pengetahuan dan pelaksanaan operan Menggunakan

SBAR

Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu

Desiminasi ilmu dan role play tentang operan dengan komunikasi SBAR,

bidan di ruangan Dahlia menunjukkan pemahaman tentang konsep

tersebut. Dari hasil google form yang telah disebarkan mahasiswa kepada

bidan ruangan pada tanggal 09 Desember 2022, didapatkan hasil hanya 10

orang dari 14 bidan yang mengisi evaluasi atau hanya 71,42%. Hal ini

tidak menjadi kendala, karena target mahasiwa 75% atau 10 orang bidan

ruangan memahami tentang operan SBAR. 4 orang bidan yang tidak

mengisi evaluasi di beri nilai pemahaman 0. Dan diharapkan dapat

membaca materi yang telah dikirimkan.

Sehingga pada saat role play berjalan sesuai rencana tanpa kendala

yang berarti. Dari hasil observasi mahasiswa, bidan di ruangan Dahlia


75

RSU Erni Medika Kota Jambi mampu melaksanakan timbang terima

dengan komunikasi SBAR pada dinas pagi ke sore dengan baik meskipun

masih belum lancar. Hal ini dikarenakan belum terbiasa dalam penerapan

setiap hari.

2. Belum optimalnya pengetahuan tentang MAKP metode Tim

Pada tahap pelaksanaan desiminasi ilmu tentang MAKP metode

tim, 66,6% bidan yang hadir aktif bertanya dan sepakat dengan yang

disampaikan oleh mahasiswa. Serta meminta mahasiswa membuatkan

uraian tugas tim. Dari hasil observasi mahasiswa, ruangan belum

menerapkan metode tim. Sedangkan dari hasil wawancara dengan kepala

ruangan, disampaikan bahwa akan di coba penerapan metode tim pada

awal bulan depan, karena tidak dapat merubah jadwal di pertengahan

bulan. Hal ini menjadikan mahasiswa tidak dapat mengevaluasi penerapan

metode tim di ruangan Dahlia. Tetapi mahasiswa hanya dapat

mengevaluasi tingkat pemahaman bidan ruangan saja, yaitu dari hasil

google form didapatkan hanya 75% bidan ruangan yang menjawab

pertanyaan evaluasi dengan benar.

C. FAKTOR KESULITAN DAN PENDUKUNG

1. Faktor Kesulitan

a. Kelompok mengalami kendala dalam melakukan roleplay kepada

semua bidan ruangan, karena mahasiswa hanya dinas pada hari jumat

dan sabtu dan hanya bertemu dengan bidan ruangan pada shiftt pagi

dan sore saja.

b. Adanya bidan ruangan yang sama selama mahasiswa berdinas.


76

c. Waktu yang singkat, sehingga mahasiswa harus mengatur sedemikian

rupa agar dapat mempersingkat waktu pelaksanaan.

d. Adanya pengaruh pengambil kebijakan dalam memutuskan proses

pelayanan kebidanan

2. Faktor Pendukung

a. Adanya dukungan dari kepala ruangan, sehingga mempermudah

mahasiswa dalam melakukan pengkajian dan implementasi.

b. Adanya keinginan bidan ruangan untuk berubah

c. bidan ruangan bersedia mengikuti kegiatan yang dilakukan mahasiswa

D. RENCANA TINDAK LANJUT

Setelah dilakukan evaluasi pada tanggal 30 s/d 31 Desember 2022,

mahasiswa menyusun rencana tindak lanjut agar implementasi yang telah

dilakukan oleh mahasiswa dapat di lanjutkan oleh bidan ruangan, diantaranya

adalah :

N MASALAH EVALUASI RTL


O
1 Belum  Bidan di ruangan 1. Membuat formulir
optimalnya Dahlia menunjukkan operan SBAR
pengetahuan pemahaman tentang 2. Membuat contoh
dan pelaksanaan konsep SBAR pada pengisian formulir yang
operan saat desiminasi lengkap dan
Menggunakan  71,42% bidan ruangan menempelkan di
SBAR benar menjawab midwife station
pertanyaan tentang
SBAR

2 Belum  66,6% bidan yang hadir 1. Membuat uraian tugas


optimalnya aktif bertanya dan kepala ruangan, ketua
pengetahuan sepakat dengan yang tim dan bidan
tentang MAKP disampaikan oleh pelaksana.
metode Tim mahasiswa
77

 Dari hasil observasi 2. Membuat struktur


mahasiswa, ruangan organisasi ruangan
belum menerapkan berdasarkan metode
metode tim tim
 Hasil wawancara
dengan kepala ruangan,
disampaikan bahwa
akan di coba penerapan
metode tim pada awal
bulan depan
 Dari hasil google form
didapatkan hanya
71,42% bidan ruangan
yang menjawab
pertanyaan evaluasi
dengan benar
79

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan praktek profesi manajemen kebidanan selama

lebih kurang tiga minggu maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan kegiatan desiminasi ilmu dan roleplay tentang operan

dengan menggunakan komunikasi SBAR sudah dilakukan. Kegiatan

diahadiri oleh karu dan bidan ruangan, namun roleplay tidak dapat

dilakukan kepada semua bidan ruangan secara langsung karena

keterbatasan waktu temu. Oleh karena itu, agar materi tersampaikan

kepada semua bidan, maka mahasiswa membuat materi dan video

roleplay untuk dibagikan ke bidan ruangan. Dari hasil evaluasi dapat

disimpulkan bahwa masalah pengetahuan dan pelaksanaan operan

menggunakan SBAR sudah mulai di optimalkan.

2. Pelaksanaan kegiatan desiminasi ilmu tentang MAKP metode tim

sudah dilakukan. Dari hasil observasi metode tim belum terlaksana,

dan hasil wawancara dengan karu akan dilaksanakan bulan depan.


79

Untuk masalah penerapan metode tim di ruangan belum bisa dilakukan

evaluasi oleh mahasiswa. Sedangkan untuk pengetahuan tentang MAKP

metode tim, 71,42% bidan memahami konsep metoode tim. Maka dapat

disimpulkan bahwa, pengetahuan bidan ruangan tentang MAKP metode

tim sudah mulai optimal.

3. Untuk masalah struktur, kelompok membuat struktur organisasi ruangan

Dahlia dan sudah diserahkan pada tanggal 13 Januari 2023.

B. SARAN

1. Bagi Rumah Sakit Erni Medika

a. Diharapkan dapat membuat kebijakan tentang pengaplikasian

MAKP metode tim di ruang rawat inap Dahlia.

b. Diharapkan dapat memberikan penyegaran berupa desiminasi ilmu

kepada bidan ruangan secara berkala

c. Diharapkan RS melakukan supervisi ke setiap ruangan untuk

menilai kualitas pelayanan, apakah sudah menyesuaikan dengan

standar terbaru.

2. Bagi Ruangan Dahlia

a. Diharapkan di ruangan Dahlia sudah terpajang struktur organisasi

di ruang jaga bidan

b. Diharapkan kepala ruangan mampu memotivasi semua bidan untuk

bekerja sesuai standar

c. Diharapkan bidan ruangan dapat melanjutkan implementasi yang

telah dilakukan oleh mahasiswa.


80

3. Institusi Pendidikan

Menjadi literature dan sumber rujukan tentang praktik

manajemen sehingga menjadi acuan bagi praktik kebidanan

manajemen mahasiswa selanjutnya.

4. Mahasiswa Praktek

Diharapkan mahasiswa lebih memahami konsep manajemen,

memahami prinsip-prinsip manajemen serta metode-metode yang akan

diterapkan sesuai dengan hasil pengamatan dan mampu menerapkan

implementasi berdasarkan hasil pengkajian untuk menciptakan

pengorganisasian manajemen kebidanan yang lebih profesional demi

terciptanya pelayanan optimal terhadap pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Douglas. (2011). Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Ar-ruz Media.

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Nuha Medika.

Munanjaya. (2004). Manajemen Kesehatan. EGC.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan :Aplikasi Praktik Keperawatan

Profesional (Edisi 3). Selemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Praktik Keperawatan

Profesional (Edisi 4). Selemba Medika.

Raymond. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 6). Salemba.

Robbins. (2008). Perilaku Organisasi. Selemba Medika.

Suarli. (2012). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga.

Suyanto. (2009). Mengenal Kepemimpinan dan manajemen Keperawatan di

Rumah Sakit. Mitra Cendikia Press.

Swanburg. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan :

Untuk Perawat Klinis. EGC.

Tim Depertemen Kesehatan RI. (2011). Standar Keperawatan dan Kebidanan Di

Sarana Kesehatan. Direktorat Pelayanan Keperawatan Depertemen

Kesehatan.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
LOKAKARYA MINI I
Pokok Bahasan : Lokakarya Mini I
Hari/tanggal : Jum’at/30 Desember 2022
Jam/waktu : 10.00 Wib
Sasaran : Staf rawatan kebidanan
Tempat : Ruang Rawatan Kebidanan

A. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah melaksanakan Lokmin 1 Praktik manajemen kebidanan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen kebidanan secara bertanggung jawab dan
menunjukan sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen
kebidanan.

2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen peserta mampu:
1) Melaksanakan pengkajian di ruangan rawat inap kebidanan
2) Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen kebidanan
3) Merencanakan kegiatan manajemen kebidanan diruangan

B. METODE
Metode yang diggunakan adalah ceramah

C. MEDIA
Media yang digunakan adalah lebtop, infokus dan power point
D. KEGIATAN PENYULUHAN
No waktu Kegiatan pemateri Kegiatan peserta
1. 2 Menit
Pembukaan :  Menjawab salam
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.  Mendengarkan
Memperkenalkan diri  Memperhatikan
Kontrak waktu  Memperhatikan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan diberikan

2. 15 menit Isi :
Menjelaskan MPKP diruangrawatankebidanan  Memperhatikan
3. 55 menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
 Memberi penjelasan tentang
bertanya materi yang telah disampaikan.
 Diskusi  Menjawab pertanyaan
4. 2 Menit Penutup :
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

E. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS

B. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


Moderator : Intan Fitri Syahnetti

a) Pada acara pembukaan


1. Membuka acara.
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing lahan
3. Menjelaskan topic dan tujuan kegiatan
4. Menjelaskan kontrak waktu (jam).
b) Kegiatan inti
1. Meminta perwakilan ruangan untuk bertanya
2. Menyimpulkan dan menutup diskusi.
3. Mengucapkan salam.

Penyaji : Adetya Wulandari


1. Menyampaikan hasil diskusi kelompok.
2. Melakukan evaluasi.

Observer : Weni Agustin Putri

1. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir


2. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

Dokumentasi : Meri Pahwati


Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan
Fasilitator :
1. Bisnawati

2. Desi Metalia

3. DetyOkdarina

4. RatnaDewi

5. RiniOktopiani

6. SumarniAryanis
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujui
 Kesiapan materi
 100% bidan hadir di tempat diskusi tepat waktu
 Kegiatan dilaksanakan di ruangan rawatan Kebidanan
 Pengorganisasian penyelenggara kegiatan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan diskusi dimulai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya
 Anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
 Pembimbing dan pihak ruangan mengajukan pertanyaan dan kelompok menjawab
pertanyaan
 Suasana diskusi berjalan dengan tertib
 Peserta tidak meninggalkan tempat diskusi
3. Evaluasi Hasil
 Padaevaluasi baik pihak ruangan maupum pembimbing mampu mengerti tentang hasil
implementasi yang dipaparkan kelompok.

G. Setting Tempat

3 4

4
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
TENTANG MANAJEMEN KEBIDANANAN DI RUANG RAWAT
KEBIDANAN
RSU ERNI MEDIKA JAMBI

Topik : Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan

Sub Topik : Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan di Ruang Rawat Kebidanan

Sasaran : Seluruh Bidan di Ruang Rawat Kebidanan RSU Erni Medika

Jambi

Tujuan : Bidan mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen


kebidanan

pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya


meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan

Hari/Tanggal : Jumat, 6 Januari 2023

Tempat : Ruang Rawat Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

Waktu : Pukul 13.00-14.00 Wib

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
medis bagi rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta pelayanan penunjang
seperti laboratorium, radiologi serta layanan lainnya. Untuk dapat memberikan
pelayanan prima kepada pasien, rumah sakit dituntut memiliki kepemimpinan
yang efektif. Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif antara
Pemilik Rumah Sakit/Representasi Pemilik/Dewan Pengawas, Direktur Rumah
Sakit, para pimpinan di rumah sakit, dan kepala unit kerja unit pelayanan.
Direktur rumah sakit secara kolaboratif mengoperasionalkan rumah sakit bersama
dengan para pimpinan, kepala unit kerja, dan unit pelayanan untuk mencapai visi
misi yang ditetapkan serta memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan
pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengelolaan kontrak, serta
pengelolaan sumber daya. Operasional rumah sakit berhubungan dengan seluruh
pemangku kepentingan yang ada mulai dari pemilik, jajaran direksi, pengelolaan
secara keseluruhan sampai dengan unit fungsional yang ada. Setiap pemangku
kepentingan memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku.

Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan
yang merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan
asuhan kebidanan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua
pihak, maka pelayanan kebidanan profesional hanyalah akan menjadi suatu teori.
Untuk itu bidan perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek
Kebidanan Profesional yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan
kebidanan melalui pengembangan model praktik kebidanan.

Model praktek kebidanan profesional salah satunya adalah dengan adanya


posisi Bidan sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau Bidan pelaksana,
dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola
dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan kebidanan yang
berkualitas. Mutu asuhan kebidanan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan kebidanan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga
kebidanan, memuaskan bagi pasien dan tenaga kebidanan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara, salah
satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku
kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.

Ruang Rawat Kebidanan di Rumah Sakit Umum Erni Medika merupakan


salah satu ruang rawatan yang membutuhkan manajemen kebidanan yang baik
demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang rawatan
Kebidanan merupakan ruang rawat yang terdiri dari 1 ruang perawat, 1 ruang
Billing, dan terdapat 7 ruangan dengan 15 tempat tidur pasien. Maka perlu
dilakukan sebuah studi tentang proses manajemen kebidanan di ruang rawatan
Kebidanan oleh Program Study Profesi Bidan Angkatan ke V Universitas Fort De
Kock Bukit Tinggi. Dalam Praktek Manajemen Kebidanan, mahasiswa akan
berusaha menerapkan konsep tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah melakukan Lokmin II diruang Rawatan Kebidanan Rumah Sakit
Mayjen H.A. Thalib Jambi yaitu tanggal 6 Januari 2023, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen
kebidanan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan Lokmin II di ruang rawatan Kebidanan Rumah Sakit
Umum Erni Medika, mahasiswa mampu :

1. Melakukan Implementasi Desiminasi Ilmu tentang Operan, metode tim


dan pemberian asuhan Kebidanan
2. Melakukan Role Play tentang Operan, pre conferent dan post conferent
3. Melakukan Evaluasi Desiminasi Ilmu tentang Operan, metode tim dan
pemberian asuhan Kebidanan
4. Melakukan Evaluasi Role Play tentang Operan, pre conferent dan post
conferent
5. Menyusun rencana tindak lanjut tentang pelaksanaan menajemen
kebidanan

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik Kegiatan
Pemaparan tentang Implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut
tentang Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan
2. Sasaran
Mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Angkatan ke V Universitas Fort
De Kock Bukit Tinggi Siklus Manajemen Kebidanan dan seluruh Bidan di
ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

3. Metoda
 Ceramah
 Diskusi/Tanya Jawab
4. Media dan Alat
 Power Point
 InFokus
5. Tempat
Ruang Rawatan Kebidanan RSU Mayjen H. A Thalib Jambi

6. Waktu
Hari/tanggal : Jumat / 6 Januari 2023

Jam : 13.00 wib s/d 14.00 wib

7. Setting Tempat

Keteranga

: Observer : Audien

: Moderator

: Penyaji
D. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab : Adetya Wulandari
Tugas : Bertanggung jawab selama berjalannya kegiatan
penyuluhan

Presenter : Intan Fitri Syahnetti


Tugas : 1. Menyampaikan materi penyuluhan

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens

Moderator : Weni Agustin Putri

Tugas : 1. Membuka acara

2. Memperkenalkan anggota kelompok

3. Membuat kontrak waktu

4. Menjelaskan tujuan penyuluhan

5. Menutup acara

Observer : Meri Pahwati

1. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan


penyuluhan
2. Membuat laporan hasil penyuluhan

Fasilisator : - Adetya Wulandari


- Intan Fitri Syahnetti
- Meri Pahwati
- Weni Agustin Putri

E. STRATEGI PELAKSANAAN
NO Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
Pembukaan  Memberi Salam  Menjawab Salam 5 Menit
 Memperkenalkan  Memperhatikan
1 Mahasiswa
 Menjelaskan kontrak  Mendengar dan
waktu dan tujuan Memperhatikan
pertemuan
1. Menjelaskan tentang: 1.Mendengarkan & 45 Menit
 Implementasi desiminasi Memperhatikan
ilmu tentang Operan
 Implementasi desiminasi
ilmu tentang metode tim
dalam pemberian asuhan
kebidanan
 Implementasi desimilasi
ilmu tentang penerapan
2 asuhan kebidanan
 Role Play Operan, pre
conferen, dan post
conferen
2. Menjelaskan tentang : 2.Merespon (sambil
Mengacungkan
 Evaluasi desiminasi ilmu tangan) &
Pelaksanaan mengajukan
 Evaluasi Role Play
Operan, pre conferen, dan pertanyaan
post conferen Mendengarkan,
memberi
3. Menjelaskan rencana tindak masukan/sanggaha
lanjut tentang manajemen n/tanggapan
kebidanan di ruang rawatan
Kebidanan 3.Mendengarkan,me
4. Menjelaskan pembahasan : mberimasukan/
 Analisis kesenjangan teori
sanggahan/
dan penyelesaian yang
telah di lakukan tanggapan
 Inovasi
5. Menyampaikan tentang :
 Kesimpulan
 Saran
6. Diskusi

Penutup  Mengevaluasi kembali  Menjawab 10 Menit


pertanyaan
 Menyimpulkan materi  Ikut menyimpulkan
3 bersama peserta
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Salam
atas perhatian yang
diberikan dan memberi
Salam Penutup

F. EVALUASI HASIL
1. Evaluasi Struktur
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujui
 Kesiapan materi
 60% peserta hadir di tempat diskusi tepat waktu
 Pengorganisasian penyelenggara kegiatan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Kegiatan diskusi dimulai dengan waktu yang telah direncanakan


sebelumnya
 Anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
 Pembimbing dan pihak ruangan mengajukan pertanyaan dan
kelompok menjawab pertanyaan
 Suasana diskusi berjalan dengan tertib
 Peserta tidak meninggalkan tempat diskusi dan keluar masuk selama
jalannya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami pengertian
implementasi desiminasi ilmu tentang Operan, metode tim dan
pemberian askeb .
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami implementasi role
play Operan, pre conferen dan post conferen
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami evaluasi
desiminasi ilmu tentang Operan, metode tim dan pemberian askeb
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami evaluasi role play
Operan, pre conferen dan post conferen
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami tentang rencana
tindak lanjut manajemen kebidanan di ruang rawatan Kebidanan
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. IMPLEMENTASI
Adapun Implementasi yang sudah dilakukan di Ruang rawatan
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Erni Medika Jambi adalah
desiminasi ilmu tentang Operan, pre conference dan post conference,
desiminasi ilmu tentang metode tim dalam pemberian asuhan kebidanan,
desiminasi ilmu tentang penerapan Asuhan Kebidanan dan Role play
tentang Operan, pre conference dan post conference.

1. Desiminasi Ilmu
a. Melaksanakan desiminasi ilmu tentang Operan
Dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2023 Jam 13.00-14.00
WIB dengan sasaran Kepala ruangan dan Bidan ruang rawatan
Kebidanan dengan menyampaikan tentang definisi Operan dan tujuan
Operan, metode Operan dengan metode SBAR, definisi dan tujuan pre
conference dan post conference, syarat dan pedoman pelaksanaan
conference.
Operan adalah salah satu bentuk komunikasi bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien. Timbang terima pasien
dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi
yang relevan pada tim bidan setiap pergantian shiftt, sebagai petunjuk
praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan
pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan
(Rushton, 2010).
Semua materi tentang Operan dijelaskan lebih rinci oleh
kelompok dalam laporan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Operan, Pre
Conference dan Post Conference
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
desiminasi tentang metode Operan, Bidan di ruang rawatan Kebidanan
dapat menunjukkan pemahaman tentang konsep tersebut. Sehingga
diharapkan pada saat role play Operan berjalan sesuai rencana tanpa
kendala yang berarti.

b. Melaksanakan desiminasi ilmu tentang metode tim dalam


pemberian asuhan kebidanan
Dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2023 Jam 13.00-14.00
WIB dengan sasaran Kepala ruangan dan Bidan ruang rawatan
Kebidanan dengan menyampaikan tentang definisi Metode Tim,
Prinsip Metode Tim, Struktur Metode Tim, Panduan Ketua Tim dalam
melaksanakan Konferensi, Panduan Ketua Tim dalam Melakukan
Ronde dengan Bidan Pelaksana, Panduan Ketua Tim dalam
Melakukan Kontrak/Orientasi dengan Klien/Keluarga.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan kebidanan
dengan menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan bidan.
Kelompok ini dipimpin oleh bidan yang berijazah dan berpengalaman
kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya .Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group
dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
group atau tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan
dan menerima laporan kemajuan pelayanan kebidanan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani
kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang
tentang kemajuan pelayanan atau asuhan kebidanan terhadap klien.
Semua materi tentang metode Tim dalam pemberian asuhan
kebidanan dijelaskan lebih rinci oleh kelompok dalam laporan SAP
(Satuan Acara Penyuluhan) Metode Asuhan Kebidanan Metode Tim
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
desiminasi tentang metode tim, bidan di ruang rawatan Kebidanan
menunjukkan pemahaman tentang konsep tersebut. Sehingga pada
saat role play berjalan diharapkan sesuai rencana tanpa kendala yang
berarti.
2. Role Play Operan, Pre Conference dan Post Conference
Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari Jam 09.00-10.00 WIB yang
diikuti oleh 6 orang petugas ruang rawatan Kebidanan diharapkan
semua petugas mampu memahami tentang metode Operan secara
SBAR dalam pre conference post conference.
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
Role Play tentang Operan, Pre Conference dan Post Conference,
Bidan di ruang rawatan Kebidanan dapat melaksanakan role play
Operan, pre conference dan post conference walaupun belum optimal.

B. EVALUASI
1. Desiminasi Ilmu
a. Kegiatan dan pelaksanaan Operan
Dari pelaksanaan implementasi role play metode Operan di ruang
rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi dari tanggal 6 Januari
2023 pada shift pagi dan sore kelompok mengalami kendala dalam
mengupayakan role play bagi semua Bidan dikarenakan ada dua orang
Bidan ruangan yang dinas malam sedangkan mahasiswa yang dinas
sampai sore sehingga tidak dapat melakukan role play secara
maksimal.
Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi
untuk metode Operan dengan Metode SBAR belum terlaksana dengan
optimal di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi
b. Penerapan Metode Tim dalam pemberian asuhan kebidanan
Dari pelaksanaan implementasi role play metode tim di ruang
rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Kota Jambi, kelompok
mengalami kendala dalam penerapan metode tim pada shift sore dan
malam dikarenakan jumlah perawat yang dinas hanya 2 orang.
Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa
implementasi untuk Metode Tim belum terlaksana oleh sebagian besar
Bidan di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

2. Role Play Operan, Pre Conference dan Post Conference

Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2023 Jam 09.00-10.00 WIB


yang diikuti oleh 8 orang petugas ruang rawatan Kebidanan diharapkan
semua petugas mampu memahami tentang metode Operan secara
SBAR dalam pre conference post conference.
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
Role Play tentang Operan, Pre Conference dan Post Conference,
Bidan di Ruang Rawatan Kebidanan dapat melaksanakan role play
Operan, pre conference dan post conference walaupun belum optimal.
Selama 3 hari melakukan implementasi, Operan metode SBAR
belum terlaksana dengan optimal. Dari hasil observasi yang dilakukan
oleh mahasiswa, hal ini disebabkan oleh beban kerja yang tinggi dan
tidak sebanding nya jumlah tenaga Bidan dan jumlah pasien, sehingga
tidak semua Bidan di ruangan sempat mengikuti role play tentang
Operan. Namun pada saat melakukan implementasi mahasiswa telah
berhasil mengupayakan agar semua perawat dapat mengikuti role
play.

C. RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana Tindak Lanjut merupakan harapan dari kelanjutan kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan untuk alternative pemecahan masalah yang
sudah ditegakkan. Adapun rencana tindak lanjut pada masalah ini adalah :
1. Evaluasi berkala pelaksanaan Operan, pre conference, post
conference, di Ruang Rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Kota
Jambi
2. Perlu adanya perumusan dan sosialisasi SOP Operan yang ditetapkan
dan dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika
3. Perlu adanya pengembangan pembaharuan SOP Operan, pemberian
rewards pada Bidan yang telah melakukan implementasi sesuai
dengan SOP, pemberian arahan pada Bidan yang melakukan
implementasi tidak sesuai dengan SOP oleh pihak RSU Erni Medika
4. Perlu adanya ketersediaan tenaga perawat yang memadai di ruang
rawatan Kebidanan dan perumusan uraian tugas Bidan agar
pembagian tugas Bidan dalam metode tim bias di terapkan
D. PEMBAHASAN
A. Analisis Kesenjangan Teori dan Penyelesaian yang telah dilakukan
Pembahasan dari hasil implementasi dan evaluasi dengan teori-teori yang terkait
dengan masalah kegiatan dan pelaksanaan Operan, metode tim dalam pemberian
asuhan kebidanan .

1. Kegiatan dan Pelaksanaan Operan


Berdasarkan pengkajian terdahulu, melalui pengkajian, observasi dan
kuisioner, pelaksanaan Operan belum terlaksana dengan baik. Selanjutnya apabila
di tinjau dari segi format Operan, di ruangan belum tersedianya format Operan
dan hasil laporan Operan tidak di temukan di ruangan. Dan berdasarkan
wawancara, kepala ruangan mengatakan tidak ada SOP Operan di Ruang rawatan
Kebidanan . Setelah di lakukan kegiatan penyuluhan tentang pelaksanaan Operan,
kepala ruangan mengerti akan penting nya SOP Operan. Kepala Ruangan sudah
mulai merencakan pelaksanaan Operan yang terjadwal dengan baik.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Erni Medika Kota Jambi merupakan
Rumah sakit rujukan bagi 18 Puskesmas, beberapa Klinik dan Rumah Sakit
Swasta yang ada di wilayah Kota jambi Dan Kota Jambi. RSU Mayjen H,.A
Thalib terus memperbaiki mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Visinya
yaitu “Menjadi pusat pelayanan Prima dan mampu memberikan pelayanan
Paripurna.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari


pelayanan kebidanan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan kebidanan yang
diberikan kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan kebidanan, pengobatan
dan rasa aman bagi pasien, keluarga serta masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian
asuhan kebidanan merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien
rawat inap oleh bidan. Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang
merupakan kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh bidan. Pelaksanaan
timbang terima pasien merupakan tindakan kebidanan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan legalitas
yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis, 2010).

Berdasarkan masalah pada pengkajian, mahasiswa melakukan beberapa


kegiatan yang bertujuan sebagai alternatif pemecahan masalah, kegiatan tersebut
meliputi :

1. Desiminasi dilakukan di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika pada hari
Jumat 30 Desember 2022 tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman Bidan tentang Operan, berdasarkan Observasi pelaksanaan
kegiatan Operan masih bersifat situasional dan setelah dilakukan desiminasi karu
sudah mulai merencanakan pelaksanaan Operan yang terjadwal dan sesuai dengan
metode SBAR

2. Rencana tindak lanjut

Adapun rencana tindak lanjut terkait pelaksanaan Operan yang di usulkan adalah:

a. Merumuskan SOP Operan


b. Sosialisasi SOP Operan
c. Melakukan kegiatan Operan dan sosialisasi secara berkala ke setiap staf
sehingga kebiasaan tersebut menjadi budaya organisasi dan staf
mempunyai persepsi positif tentang Operan
d. Mengembangkan pembaharuan SOP Operan, pemberian rewards pada
Bidan yang telah melakukan implementasi sesuai dengan SOP, pemberian
arahan pada bidan yang melakukan implementasi tidak sesuai dengan SOP

2.Metode Tim dalam pemberian asuhan kebidanan

Pedoman Instrumen Akreditasi Rumah Sakit di bidang pelayanan


keperawatan menyebutkan bahwa pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan (Depkes, RI, 2003) dan untuk
mengupayakan tercapainya tujuan pelayanan kebidanan yang optimal maka dapat
dilakukan dengan pengembangan suatu pola pelayanan yang lebih dikenal dengan
sistem pemberian asuhan kebidanan yang didasarkan pada metode penugasan
dengan pengembangan Model Praktik Kebidanan Profesional , yang mengandung
lima komponen yang terdiri dari pengembangan nilai profesional yang menjadi
inti, hubungan profesional, metode pemberian asuhan kebidanan, pendekatan
manajemen dan sistem kompensasi (Sitorus, 2006).

Dalam pengembangan Model Praktik Kebidanan Profesional peran dan fungsi


Kepala Ruang merupakan hal yang sangat penting, sehingga kompetensi
kepemimpinan dan manajemen mutlak dibutuhkan, karena kemampuan manajerial
Kepala Ruang akan diuji untuk menentukan sistem pemberian asuhan kebidanan
kepada pasien yang merupakan cerminan pelaksanaan praktik kebidanan
profesional.

Berdasarkan masalah pada pengkajian, mahasiswa melakukan beberapa


kegiatan yang bertujuan sebagai alternatif pemecahan masalah, kegiatan tersebut
meliputi :

1. Desiminasi ilmu tentang metode tim


Desiminasi ilmu dilakukan pada tanggal 6 januari 2023 dari hasil pengkajian,
observasi dan kuisioner didapatkan metode tim belum berjalan dengan
semestinya, diakibatkan uraian tugas bidan belum optimal sehingga belum
maksimal melaksanakan metode tim tersebut jadi metode yang digunakan hanya
inisiatif kerja bersama sesuai kebutuhan pasien, asuhan kebidanan dilakasanakan
sesuai kebutuhan saja.50% metode tim jelas tidak dampak optimal dalam
melakukan asuhan kebidanan

2. Sosialisasi SPO pre dan post conference dalam metode tim


Sosialisai SPO pre dan post conference dilakukan pada 6 Januari 2023 dengan
tujuan di harapkan KaRu Katim dan Bidan Pelaksana mampu memahami tentang
pre dan post konfrence dan dapat mengaplikasikannya sesuai SPO yang telah
dibuat.
3. Role Play pre dan post conference
Role play dilakukan pada tanggal 7 Januari 2023 berdasarkan observasi sebelum
melakukan implementasi diruangan belum pernah melaksanakan pre dan
conference yang dipimpin oleh ketua tim dan setelah dilakukan role play evaluasi
melalui observasi di ruangan, di dapat bahwa pelaksanaan pre dan post conference
diruangan sudah dilakukan oleh beberapa bidan.

4. Rencana Tindak Lanjut


Perlu adanya ketersediaan tenaga bidan yang memadai di ruang rawatan
Kebidanan dan perumusan uraian tugas bidan agar pembagian tugas bidan dalam
metode tim bisa di terapkan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI Nomor
HK.01.07/MENKES/425/2020 tentang standar profesi perawat telah dijabarkan
bahwa: Daftar Diagnosis berisikan Diagnosis Keperawatan yang mengacu pada
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Daftar ini diperlukan untuk
membantu institusi pendidikan keperawatan dalam penyusunan bahan ajar dan
pelatihan keterampilan untuk mencapai standar kompetensi perawat. Daftar
Keterampilan berisikan intervensi keperawatan yang mengacu pada Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Daftar ini diperlukan untuk perumusan
bentuk, mekanisme, fasilitas kesehatan, dan sarana pendukung keterampilan yang
diperlukan untuk memenuhi standar kompetensi Bidan. Dengan adanya aturan
pemerintah terkait penggunaan SDKI & SIKI ini dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan perawat di seluruh Indonesia.
E. Kesimpulan
Pelaksanaan Praktek Manajemen Kebidanan bertujuan untuk
mengaplikasikan atau menerapkan teori dan konsep manajemen
kebidanan di lahan praktek. Mahasiswa telah menerapkan teori/konsep
manajemen yang ada sesuai permasalahan yang ditemukan di lapangan.

Setelah dilakukan praktek profesi manajemen kebidanan maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil pengkajian di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni


Medika, teridentifikasi 2 prioritas masalah manajemen kebidanan
yaitu : 1) Belum optimalnya kegiatan dan pelaksanaan Operan. 2)
Belum adanya penggunaan metode tim dalam pemberian asuhan
kebidanan.
2. Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dan di sepakati pada
seminar lokmin 1 meliputi desiminasi ilmu tentang kegiatan dan
pelaksanaan Operan, desiminasi ilmu tentang metode tim dalam
pemberian asuhan kebidanan,), role play Operan, pre conference dan
post conference
3. Pelaksanaan implementasi penyelesaian masalah telah dilaksanakan
pada tanggal 6 Januari 2023 diawali dengan desiminasi tentang
kegiatan dan pelaksanaan Operan, desiminasi ilmu tentang metode tim
dalam pemberian asuhan kebidanan, role play Operan pre conference
dan post conference
4. Hasil evaluasi kegiatan didapatkan bahwa kepala ruangan dan bidan di
ruang rawatan Kebidanan sudah mengerti dan memahami tentang
Kegiatan dan pelaksanaan Operan.
5. Adanya perencanaan tindak lanjut berupa :
1. Evaluasi berkala pelaksanaan Operan, pre conference, post
conference, di Ruang rawat inap bangsal anak RSU Erni Medika
Kota Jambi
2. Perlu adanya perumusan dan sosialisasi SOP Operan yang
ditetapkan dan dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika
3. Perlu adanya pengembangan pembaharuan SOP Operan, pemberian
rewards pada perawat yang telah melakukan implementasi sesuai
dengan SOP, pemberian arahan pada perawat yang melakukan
implementasi tidak sesuai dengan SOP oleh pihak RSU Erni
Medika
4. Perlu adanya ketersediaan tenaga perawat yang memadai di ruang
rawat inap bangsal anak dan perumusan uraian tugas perawat agar
pembagian tugas perawat dalam metode tim bisa di terapkan
5. Perlu adanya Format Asuhan Keperawatan 3S (SDKI, SLKI,S IKI)
dalam penerapan Asuhan Keperawatan yang ditetapkan dan
dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika Kota Jambi
F. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pada pihak RS untuk menyediakan format asuhan keperawatan
yang lebih efektif dengan dibuatkannya CPPT ( Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi ) dan menyediakan software SIM keperawatan.
2. Bagi Kasi Keperawatan
Diharapkan kepada Kasi Keperawatan untuk dapat membuatkan panduan
pendokumentasian asuhan keperawatan ( SAK ).
3. Bagi Ruangan
a) Diharapkan kepada Kepala Ruangan untuk melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan metode tim dan pendokumentasian askep setiap hari
guna mengoptimalkan motivasi Bidan pelaksana
b) Diharapkan kepada Kepala Ruangan untuk dapat menjalankan metode
tim modifikasi yang telah di sepakati sesuai dengan kondisi ruangan.
c) Diharapkan kepada semua petugas untuk dapat melanjutkan timbang
terima prepost conference serta pengisian askeb dengan lengkap.
d) Diharapkan kepada semua petugas mengoptimalkan fungsi struktur
organisasiyang telah ada diruangan.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)
LOKAKARYA MINI II

Pokok Bahasan : Lokakarya Mini II


Jam/waktu : 09.00 Wib/ 13 Januari 2023
Sasaran : Staf rawatan kebidanan
Tempat : Ruang Rawatan Kebidanan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik manajemen kebidanan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen kebidanan secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
professional serta langkah-langkah manajemen kebidanan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen, peserta mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap kebidanan.
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
kebidanan
c. Melakukan kegiatan manajemen kebidanan diruangan
d. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan diruangan model praktek
kebidanan profesional
e. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruangan model praktek kebidanan professional

B. METODE
Metode yang digunakan adalah Ceramah
C. MEDIA
Media yang digunakan adalah laptop, infokus dan power point
D. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
1. 2 Menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab
mengucapkan salam. salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan

2. 16 menit Isi :
 Menjelaskan MPKP diruang  Memperhatikan
rawatan kebidanan
3. 15 Menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan kepada  Memberi
peserta untuk bertanya penjelasan
 Diskusi tentang materi
yang telah
disampaikan.
 Menjawab
pertanyaan
4. 2 Menit Penutup :
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab
salam
E. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
Moderator : Weni Agustin Putri
c) Pada acara pembukaan
1. Membuka acara.
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing lahan
3. Menjelaskan topic dan tujuan kegiatan
4. Menjelaskan kontrak waktu(jam).
d) Kegiatan inti
1. Meminta perwakilan ruangan untuk bertanya
2. Menyimpulkan dan menutup diskusi.
3. Mengucapkan salam.
Penyaji : Adetya Wulandari

3. Menyampaikan hasil diskusi kelompok.


4. Melakukan evaluasi.
Observer : Intan Fitri Syahnetti
1. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir
2. Membuat laporan hasil lokmin yang telah dilaksanakan

Dokumentasi : Meri Pahwati

Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan

Anggota

1. Adetya Wulandari

2. Intan Fitri Syahnetti

3. Meri Phawati

4. Weni Agustin Putri

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujui
 Kesiapan materi
 Semua paserta hadir di tempat diskusi tepat waktu
 Kegiatan dilaksanakan di ruangan rawatan Kebidanan
 Pengorganisasian penyelenggara kegiatan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan diskusi dimulai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya
 Anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
 Pembimbing dan pihak ruangan mengajukan pertanyaan dan
kelompok menjawab pertanyaan
 Suasana diskusi berjalan dengan tertib
 Peserta tidak meninggalkan tempat diskusi
3. Evaluasi Hasil
Pada evaluasi baik pihak ruangan maupum pembimbing mampu
mengerti tentang hasil implementasi yang dipaparkan kelompok

G. Setting Tempat

3 4

4
Keterangan
1 penyaji Pembimbing

2 moderator Kepala
Ruangan Rawatan Kebidanan

3.Dokumentasi

4 observer

Anggota
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
TENTANG MANAJEMEN KEBIDANANAN DI RUANG RAWAT
KEBIDANAN
RSU ERNI MEDIKA JAMBI

Topik : Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan

Sub Topik : Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan di Ruang Rawat Kebidanan

Sasaran : Seluruh Bidan di Ruang Rawat Kebidanan RSU Erni Medika

Jambi

Tujuan : Bidan mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen


kebidanan

pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya


meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan

Hari/Tanggal : Jumat, 6 Januari 2023

Tempat : Ruang Rawat Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

Waktu : Pukul 13.00-14.00 Wib

G. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
medis bagi rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta pelayanan penunjang
seperti laboratorium, radiologi serta layanan lainnya. Untuk dapat memberikan
pelayanan prima kepada pasien, rumah sakit dituntut memiliki kepemimpinan
yang efektif. Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif antara
Pemilik Rumah Sakit/Representasi Pemilik/Dewan Pengawas, Direktur Rumah
Sakit, para pimpinan di rumah sakit, dan kepala unit kerja unit pelayanan.
Direktur rumah sakit secara kolaboratif mengoperasionalkan rumah sakit bersama
dengan para pimpinan, kepala unit kerja, dan unit pelayanan untuk mencapai visi
misi yang ditetapkan serta memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan
pengelolaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengelolaan kontrak, serta
pengelolaan sumber daya. Operasional rumah sakit berhubungan dengan seluruh
pemangku kepentingan yang ada mulai dari pemilik, jajaran direksi, pengelolaan
secara keseluruhan sampai dengan unit fungsional yang ada. Setiap pemangku
kepentingan memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku.

Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan
yang merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan
asuhan kebidanan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua
pihak, maka pelayanan kebidanan profesional hanyalah akan menjadi suatu teori.
Untuk itu bidan perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek
Kebidanan Profesional yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan
kebidanan melalui pengembangan model praktik kebidanan.

Model praktek kebidanan profesional salah satunya adalah dengan adanya


posisi Bidan sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau Bidan pelaksana,
dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola
dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan kebidanan yang
berkualitas. Mutu asuhan kebidanan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan kebidanan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga
kebidanan, memuaskan bagi pasien dan tenaga kebidanan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara, salah
satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku
kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.

Ruang Rawat Kebidanan di Rumah Sakit Umum Erni Medika merupakan


salah satu ruang rawatan yang membutuhkan manajemen kebidanan yang baik
demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang rawatan
Kebidanan merupakan ruang rawat yang terdiri dari 1 ruang perawat, 1 ruang
Billing, dan terdapat 7 ruangan dengan 15 tempat tidur pasien. Maka perlu
dilakukan sebuah studi tentang proses manajemen kebidanan di ruang rawatan
Kebidanan oleh Program Study Profesi Bidan Angkatan ke V Universitas Fort De
Kock Bukit Tinggi. Dalam Praktek Manajemen Kebidanan, mahasiswa akan
berusaha menerapkan konsep tersebut.

H. TUJUAN
3. Tujuan umum
Setelah melakukan Lokmin II diruang Rawatan Kebidanan Rumah Sakit
Mayjen H.A. Thalib Jambi yaitu tanggal 6 Januari 2023, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen
kebidanan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
4. Tujuan khusus
Setelah melakukan Lokmin II di ruang rawatan Kebidanan Rumah Sakit
Umum Erni Medika, mahasiswa mampu :

6. Melakukan Implementasi Desiminasi Ilmu tentang Operan, metode tim


dan pemberian asuhan Kebidanan
7. Melakukan Role Play tentang Operan, pre conferent dan post conferent
8. Melakukan Evaluasi Desiminasi Ilmu tentang Operan, metode tim dan
pemberian asuhan Kebidanan
9. Melakukan Evaluasi Role Play tentang Operan, pre conferent dan post
conferent
10. Menyusun rencana tindak lanjut tentang pelaksanaan menajemen
kebidanan

I. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik Kegiatan
Pemaparan tentang Implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut
tentang Penatalaksanaan Manajemen Kebidanan
2. Sasaran
Mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Angkatan ke V Universitas Fort
De Kock Bukit Tinggi Siklus Manajemen Kebidanan dan seluruh Bidan di
ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

3. Metoda
 Ceramah
 Diskusi/Tanya Jawab
4. Media dan Alat
 Power Point
 InFokus
5. Tempat
Ruang Rawatan Kebidanan RSU Mayjen H. A Thalib Jambi

6. Waktu
Hari/tanggal : Jumat / 6 Januari 2023

Jam : 13.00 wib s/d 14.00 wib

7. Setting Tempat

Keteranga

: Observer : Audien

: Moderator

: Penyaji
J. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab : Intan Fitri Syahnetti
Tugas : Bertanggung jawab selama berjalannya kegiatan
penyuluhan

Presenter : Adetya Wulandari


Tugas : 1. Menyampaikan materi penyuluhan

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens

Moderator : Weni Agustin Putri

Tugas : 1. Membuka acara

2. Memperkenalkan anggota kelompok

3. Membuat kontrak waktu

4. Menjelaskan tujuan penyuluhan

5. Menutup acara

Observer : Meri Pahwati

1. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan


penyuluhan
4. Membuat laporan hasil penyuluhan

Fasilisator : - Adetya Wulandari


- Intan Fitri Syahnetti
- Meri Pahwati
- Weni Agustin Putri
-

K. STRATEGI PELAKSANAAN
NO Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
Pembukaan  Memberi Salam  Menjawab Salam 5 Menit
 Memperkenalkan  Memperhatikan
1 Mahasiswa
 Menjelaskan kontrak  Mendengar dan
waktu dan tujuan Memperhatikan
pertemuan
7. Menjelaskan tentang: 1.Mendengarkan & 45 Menit
 Implementasi desiminasi Memperhatikan
ilmu tentang Operan
 Implementasi desiminasi
ilmu tentang metode tim
dalam pemberian asuhan
kebidanan
 Implementasi desimilasi
ilmu tentang penerapan
2 asuhan kebidanan
 Role Play Operan, pre
conferen, dan post
conferen
8. Menjelaskan tentang : 2.Merespon (sambil
Mengacungkan
 Evaluasi desiminasi ilmu tangan) &
 Evaluasi Role Play mengajukan
Operan, pre conferen, dan pertanyaan
Pelaksanaan
post conferen Mendengarkan,
memberi
9. Menjelaskan rencana tindak masukan/sanggaha
lanjut tentang manajemen n/tanggapan
kebidanan di ruang rawatan
Kebidanan 3.Mendengarkan,me
10. Menjelaskan mberimasukan/
pembahasan :
sanggahan/
 Analisis kesenjangan teori
dan penyelesaian yang tanggapan
telah di lakukan
 Inovasi
11. Menyampaikan tentang :
 Kesimpulan
 Saran

12. Diskusi

Penutup  Mengevaluasi kembali  Menjawab 10 Menit


pertanyaan
 Menyimpulkan materi
bersama peserta  Ikut menyimpulkan
3  Mengucapkan terimakasih
atas perhatian yang  Menjawab Salam
diberikan dan memberi
Salam Penutup

L. EVALUASI HASIL
1. Evaluasi Struktur
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujui
 Kesiapan materi
 60% peserta hadir di tempat diskusi tepat waktu
 Pengorganisasian penyelenggara kegiatan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Kegiatan diskusi dimulai dengan waktu yang telah direncanakan


sebelumnya
 Anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
 Pembimbing dan pihak ruangan mengajukan pertanyaan dan
kelompok menjawab pertanyaan
 Suasana diskusi berjalan dengan tertib
 Peserta tidak meninggalkan tempat diskusi dan keluar masuk selama
jalannya kegiatan
5. Evaluasi Hasil
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami pengertian
implementasi desiminasi ilmu tentang Operan, metode tim dan
pemberian askeb .
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami implementasi role
play Operan, pre conferen dan post conferen
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami evaluasi
desiminasi ilmu tentang Operan, metode tim dan pemberian askeb
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami evaluasi role play
Operan, pre conferen dan post conferen
 80% peserta yang hadir mengetahui dan memahami tentang rencana
tindak lanjut manajemen kebidanan di ruang rawatan Kebidanan

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


G. IMPLEMENTASI
Adapun Implementasi yang sudah dilakukan di Ruang rawatan
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Erni Medika Jambi adalah
desiminasi ilmu tentang Operan, pre conference dan post conference,
desiminasi ilmu tentang metode tim dalam pemberian asuhan kebidanan,
desiminasi ilmu tentang penerapan Asuhan Kebidanan dan Role play
tentang Operan, pre conference dan post conference.

1. Desiminasi Ilmu
c. Melaksanakan desiminasi ilmu tentang Operan
Dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2023 Jam 13.00-14.00
WIB dengan sasaran Kepala ruangan dan Bidan ruang rawatan
Kebidanan dengan menyampaikan tentang definisi Operan dan tujuan
Operan, metode Operan dengan metode SBAR, definisi dan tujuan pre
conference dan post conference, syarat dan pedoman pelaksanaan
conference.
Operan adalah salah satu bentuk komunikasi bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien. Timbang terima pasien
dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi
yang relevan pada tim bidan setiap pergantian shiftt, sebagai petunjuk
praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan
pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan
(Rushton, 2010).
Semua materi tentang Operan dijelaskan lebih rinci oleh
kelompok dalam laporan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Operan, Pre
Conference dan Post Conference
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
desiminasi tentang metode Operan, Bidan di ruang rawatan Kebidanan
dapat menunjukkan pemahaman tentang konsep tersebut. Sehingga
diharapkan pada saat role play Operan berjalan sesuai rencana tanpa
kendala yang berarti.
d. Melaksanakan desiminasi ilmu tentang metode tim dalam
pemberian asuhan kebidanan
Dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2023 Jam 13.00-14.00
WIB dengan sasaran Kepala ruangan dan Bidan ruang rawatan
Kebidanan dengan menyampaikan tentang definisi Metode Tim,
Prinsip Metode Tim, Struktur Metode Tim, Panduan Ketua Tim dalam
melaksanakan Konferensi, Panduan Ketua Tim dalam Melakukan
Ronde dengan Bidan Pelaksana, Panduan Ketua Tim dalam
Melakukan Kontrak/Orientasi dengan Klien/Keluarga.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan kebidanan
dengan menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan bidan.
Kelompok ini dipimpin oleh bidan yang berijazah dan berpengalaman
kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya .Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group
dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
group atau tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan
dan menerima laporan kemajuan pelayanan kebidanan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani
kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang
tentang kemajuan pelayanan atau asuhan kebidanan terhadap klien.
Semua materi tentang metode Tim dalam pemberian asuhan
kebidanan dijelaskan lebih rinci oleh kelompok dalam laporan SAP
(Satuan Acara Penyuluhan) Metode Asuhan Kebidanan Metode Tim
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
desiminasi tentang metode tim, bidan di ruang rawatan Kebidanan
menunjukkan pemahaman tentang konsep tersebut. Sehingga pada
saat role play berjalan diharapkan sesuai rencana tanpa kendala yang
berarti.

3. Role Play Operan, Pre Conference dan Post Conference


Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari Jam 09.00-10.00 WIB yang
diikuti oleh 6 orang petugas ruang rawatan Kebidanan diharapkan
semua petugas mampu memahami tentang metode Operan secara
SBAR dalam pre conference post conference.
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
Role Play tentang Operan, Pre Conference dan Post Conference,
Bidan di ruang rawatan Kebidanan dapat melaksanakan role play
Operan, pre conference dan post conference walaupun belum optimal.

H. EVALUASI
1. Desiminasi Ilmu
a. Kegiatan dan pelaksanaan Operan
Dari pelaksanaan implementasi role play metode Operan di ruang
rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi dari tanggal 6 Januari
2023 pada shift pagi dan sore kelompok mengalami kendala dalam
mengupayakan role play bagi semua Bidan dikarenakan ada dua orang
Bidan ruangan yang dinas malam sedangkan mahasiswa yang dinas
sampai sore sehingga tidak dapat melakukan role play secara
maksimal.
Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi
untuk metode Operan dengan Metode SBAR belum terlaksana dengan
optimal di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi
b. Penerapan Metode Tim dalam pemberian asuhan kebidanan
Dari pelaksanaan implementasi role play metode tim di ruang
rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Kota Jambi, kelompok
mengalami kendala dalam penerapan metode tim pada shift sore dan
malam dikarenakan jumlah perawat yang dinas hanya 2 orang.
Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa
implementasi untuk Metode Tim belum terlaksana oleh sebagian besar
Bidan di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Jambi

2. Role Play Operan, Pre Conference dan Post Conference


Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2023 Jam 09.00-10.00 WIB
yang diikuti oleh 8 orang petugas ruang rawatan Kebidanan diharapkan
semua petugas mampu memahami tentang metode Operan secara
SBAR dalam pre conference post conference.
Pada tahap pelaksanaan strategi penyelesaian masalah yaitu
Role Play tentang Operan, Pre Conference dan Post Conference,
Bidan di Ruang Rawatan Kebidanan dapat melaksanakan role play
Operan, pre conference dan post conference walaupun belum optimal.
Selama 3 hari melakukan implementasi, Operan metode SBAR
belum terlaksana dengan optimal. Dari hasil observasi yang dilakukan
oleh mahasiswa, hal ini disebabkan oleh beban kerja yang tinggi dan
tidak sebanding nya jumlah tenaga Bidan dan jumlah pasien, sehingga
tidak semua Bidan di ruangan sempat mengikuti role play tentang
Operan. Namun pada saat melakukan implementasi mahasiswa telah
berhasil mengupayakan agar semua perawat dapat mengikuti role
play.

I. RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana Tindak Lanjut merupakan harapan dari kelanjutan kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan untuk alternative pemecahan masalah yang
sudah ditegakkan. Adapun rencana tindak lanjut pada masalah ini adalah :
1. Evaluasi berkala pelaksanaan Operan, pre conference, post
conference, di Ruang Rawatan Kebidanan RSU Erni Medika Kota
Jambi
2. Perlu adanya perumusan dan sosialisasi SOP Operan yang ditetapkan
dan dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika
3. Perlu adanya pengembangan pembaharuan SOP Operan, pemberian
rewards pada Bidan yang telah melakukan implementasi sesuai
dengan SOP, pemberian arahan pada Bidan yang melakukan
implementasi tidak sesuai dengan SOP oleh pihak RSU Erni Medika
4. Perlu adanya ketersediaan tenaga perawat yang memadai di ruang
rawatan Kebidanan dan perumusan uraian tugas Bidan agar
pembagian tugas Bidan dalam metode tim bias di terapkan

J. PEMBAHASAN
A. Analisis Kesenjangan Teori dan Penyelesaian yang telah dilakukan
Pembahasan dari hasil implementasi dan evaluasi dengan teori-teori yang terkait
dengan masalah kegiatan dan pelaksanaan Operan, metode tim dalam pemberian
asuhan kebidanan .

1. Kegiatan dan Pelaksanaan Operan


Berdasarkan pengkajian terdahulu, melalui pengkajian, observasi dan
kuisioner, pelaksanaan Operan belum terlaksana dengan baik. Selanjutnya apabila
di tinjau dari segi format Operan, di ruangan belum tersedianya format Operan
dan hasil laporan Operan tidak di temukan di ruangan. Dan berdasarkan
wawancara, kepala ruangan mengatakan tidak ada SOP Operan di Ruang rawatan
Kebidanan . Setelah di lakukan kegiatan penyuluhan tentang pelaksanaan Operan,
kepala ruangan mengerti akan penting nya SOP Operan. Kepala Ruangan sudah
mulai merencakan pelaksanaan Operan yang terjadwal dengan baik.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Erni Medika Kota Jambi merupakan
Rumah sakit rujukan bagi 18 Puskesmas, beberapa Klinik dan Rumah Sakit
Swasta yang ada di wilayah Kota jambi Dan Kota Jambi. RSU Mayjen H,.A
Thalib terus memperbaiki mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Visinya
yaitu “Menjadi pusat pelayanan Prima dan mampu memberikan pelayanan
Paripurna.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari


pelayanan kebidanan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan kebidanan yang
diberikan kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan kebidanan, pengobatan
dan rasa aman bagi pasien, keluarga serta masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian
asuhan kebidanan merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien
rawat inap oleh bidan. Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang
merupakan kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh bidan. Pelaksanaan
timbang terima pasien merupakan tindakan kebidanan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan legalitas
yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis, 2010).

Berdasarkan masalah pada pengkajian, mahasiswa melakukan beberapa


kegiatan yang bertujuan sebagai alternatif pemecahan masalah, kegiatan tersebut
meliputi :

1. Desiminasi dilakukan di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni Medika pada hari
Jumat 30 Desember 2022 tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman Bidan tentang Operan, berdasarkan Observasi pelaksanaan
kegiatan Operan masih bersifat situasional dan setelah dilakukan desiminasi karu
sudah mulai merencanakan pelaksanaan Operan yang terjadwal dan sesuai dengan
metode SBAR

2. Rencana tindak lanjut

Adapun rencana tindak lanjut terkait pelaksanaan Operan yang di usulkan adalah:

a. Merumuskan SOP Operan


b. Sosialisasi SOP Operan
c. Melakukan kegiatan Operan dan sosialisasi secara berkala ke setiap staf
sehingga kebiasaan tersebut menjadi budaya organisasi dan staf
mempunyai persepsi positif tentang Operan
d. Mengembangkan pembaharuan SOP Operan, pemberian rewards pada
Bidan yang telah melakukan implementasi sesuai dengan SOP, pemberian
arahan pada bidan yang melakukan implementasi tidak sesuai dengan SOP

2.Metode Tim dalam pemberian asuhan kebidanan

Pedoman Instrumen Akreditasi Rumah Sakit di bidang pelayanan


keperawatan menyebutkan bahwa pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan (Depkes, RI, 2003) dan untuk
mengupayakan tercapainya tujuan pelayanan kebidanan yang optimal maka dapat
dilakukan dengan pengembangan suatu pola pelayanan yang lebih dikenal dengan
sistem pemberian asuhan kebidanan yang didasarkan pada metode penugasan
dengan pengembangan Model Praktik Kebidanan Profesional , yang mengandung
lima komponen yang terdiri dari pengembangan nilai profesional yang menjadi
inti, hubungan profesional, metode pemberian asuhan kebidanan, pendekatan
manajemen dan sistem kompensasi (Sitorus, 2006).

Dalam pengembangan Model Praktik Kebidanan Profesional peran dan fungsi


Kepala Ruang merupakan hal yang sangat penting, sehingga kompetensi
kepemimpinan dan manajemen mutlak dibutuhkan, karena kemampuan manajerial
Kepala Ruang akan diuji untuk menentukan sistem pemberian asuhan kebidanan
kepada pasien yang merupakan cerminan pelaksanaan praktik kebidanan
profesional.

Berdasarkan masalah pada pengkajian, mahasiswa melakukan beberapa


kegiatan yang bertujuan sebagai alternatif pemecahan masalah, kegiatan tersebut
meliputi :

1. Desiminasi ilmu tentang metode tim


Desiminasi ilmu dilakukan pada tanggal 6 januari 2023 dari hasil pengkajian,
observasi dan kuisioner didapatkan metode tim belum berjalan dengan
semestinya, diakibatkan uraian tugas bidan belum optimal sehingga belum
maksimal melaksanakan metode tim tersebut jadi metode yang digunakan hanya
inisiatif kerja bersama sesuai kebutuhan pasien, asuhan kebidanan dilakasanakan
sesuai kebutuhan saja.50% metode tim jelas tidak dampak optimal dalam
melakukan asuhan kebidanan

2. Sosialisasi SPO pre dan post conference dalam metode tim


Sosialisai SPO pre dan post conference dilakukan pada 6 Januari 2023 dengan
tujuan di harapkan KaRu Katim dan Bidan Pelaksana mampu memahami tentang
pre dan post konfrence dan dapat mengaplikasikannya sesuai SPO yang telah
dibuat.

3. Role Play pre dan post conference


Role play dilakukan pada tanggal 7 Januari 2023 berdasarkan observasi sebelum
melakukan implementasi diruangan belum pernah melaksanakan pre dan
conference yang dipimpin oleh ketua tim dan setelah dilakukan role play evaluasi
melalui observasi di ruangan, di dapat bahwa pelaksanaan pre dan post conference
diruangan sudah dilakukan oleh beberapa bidan.

4. Rencana Tindak Lanjut


Perlu adanya ketersediaan tenaga bidan yang memadai di ruang rawatan
Kebidanan dan perumusan uraian tugas bidan agar pembagian tugas bidan dalam
metode tim bisa di terapkan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI Nomor
HK.01.07/MENKES/425/2020 tentang standar profesi perawat telah dijabarkan
bahwa: Daftar Diagnosis berisikan Diagnosis Keperawatan yang mengacu pada
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Daftar ini diperlukan untuk
membantu institusi pendidikan keperawatan dalam penyusunan bahan ajar dan
pelatihan keterampilan untuk mencapai standar kompetensi perawat. Daftar
Keterampilan berisikan intervensi keperawatan yang mengacu pada Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Daftar ini diperlukan untuk perumusan
bentuk, mekanisme, fasilitas kesehatan, dan sarana pendukung keterampilan yang
diperlukan untuk memenuhi standar kompetensi Bidan. Dengan adanya aturan
pemerintah terkait penggunaan SDKI & SIKI ini dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan perawat di seluruh Indonesia.
K. Kesimpulan
Pelaksanaan Praktek Manajemen Kebidanan bertujuan untuk
mengaplikasikan atau menerapkan teori dan konsep manajemen
kebidanan di lahan praktek. Mahasiswa telah menerapkan teori/konsep
manajemen yang ada sesuai permasalahan yang ditemukan di lapangan.

Setelah dilakukan praktek profesi manajemen kebidanan maka dapat


disimpulkan bahwa :

6. Berdasarkan hasil pengkajian di ruang rawatan Kebidanan RSU Erni


Medika, teridentifikasi 2 prioritas masalah manajemen kebidanan
yaitu : 1) Belum optimalnya kegiatan dan pelaksanaan Operan. 2)
Belum adanya penggunaan metode tim dalam pemberian asuhan
kebidanan.
7. Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dan di sepakati pada
seminar lokmin 1 meliputi desiminasi ilmu tentang kegiatan dan
pelaksanaan Operan, desiminasi ilmu tentang metode tim dalam
pemberian asuhan kebidanan,), role play Operan, pre conference dan
post conference
8. Pelaksanaan implementasi penyelesaian masalah telah dilaksanakan
pada tanggal 6 Januari 2023 diawali dengan desiminasi tentang
kegiatan dan pelaksanaan Operan, desiminasi ilmu tentang metode tim
dalam pemberian asuhan kebidanan, role play Operan pre conference
dan post conference
9. Hasil evaluasi kegiatan didapatkan bahwa kepala ruangan dan bidan di
ruang rawatan Kebidanan sudah mengerti dan memahami tentang
Kegiatan dan pelaksanaan Operan.
10. Adanya perencanaan tindak lanjut berupa :
6. Evaluasi berkala pelaksanaan Operan, pre conference, post
conference, di Ruang rawat inap bangsal anak RSU Erni Medika
Kota Jambi
7. Perlu adanya perumusan dan sosialisasi SOP Operan yang
ditetapkan dan dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika
8. Perlu adanya pengembangan pembaharuan SOP Operan, pemberian
rewards pada perawat yang telah melakukan implementasi sesuai
dengan SOP, pemberian arahan pada perawat yang melakukan
implementasi tidak sesuai dengan SOP oleh pihak RSU Erni
Medika
9. Perlu adanya ketersediaan tenaga perawat yang memadai di ruang
rawat inap bangsal anak dan perumusan uraian tugas perawat agar
pembagian tugas perawat dalam metode tim bisa di terapkan
10.Perlu adanya Format Asuhan Keperawatan 3S (SDKI, SLKI,S IKI)
dalam penerapan Asuhan Keperawatan yang ditetapkan dan
dikeluarkan oleh pihak RSU Erni Medika Kota Jambi
L. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan pada pihak RS untuk menyediakan format asuhan keperawatan
yang lebih efektif dengan dibuatkannya CPPT ( Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi ) dan menyediakan software SIM keperawatan.
2. Bagi Kasi Keperawatan
Diharapkan kepada Kasi Keperawatan untuk dapat membuatkan panduan
pendokumentasian asuhan keperawatan ( SAK ).
3. Bagi Ruangan
a) Diharapkan kepada Kepala Ruangan untuk melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan metode tim dan pendokumentasian askep setiap hari
guna mengoptimalkan motivasi Bidan pelaksana
b) Diharapkan kepada Kepala Ruangan untuk dapat menjalankan metode
tim modifikasi yang telah di sepakati sesuai dengan kondisi ruangan.
c) Diharapkan kepada semua petugas untuk dapat melanjutkan timbang
terima prepost conference serta pengisian askeb dengan lengkap.
d) Diharapkan kepada semua petugas mengoptimalkan fungsi struktur
organisasiyang telah ada diruangan.
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) ROLEPLAY
SIKLUS MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Di Susun Oleh :
Kelompok Jambi

1. Gustina 2215901151 6. Sri Maharani 2215901160


2. Fatihatul hayati 2215901150 7. Alyati 2215901166
3. Tuhu Perwitasari 2215901163 8. Lia Nurmala 2215901128
4. Laida Sanilpa Tiwi 2215901152 9. Winni Antania .A 2215901145
5. Safitri 2215901159 10. Novia Hidayanti 2215901132

PRODI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TA. 2022/2023
LAMPIRAN
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)
ROLEPLAY

Pokok Bahasan : ROLEPLAY TIMBANG TERIMA


Hari/Tanggal : Sabtu / 7 Januari 2023
Jam : 09.00 Wib s/d selesai
Sasaran : Karu / Staf rawatan kebidanan
Tempat : Ruang Rawatan Kebidanan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan roleplay mengenai timbang terima diharapkan
bidan memahami cara mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan
informasi yang penting.

2. Tujuan Khusus:
- Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
- Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian
asuhan kebidanan kepada pasien
- Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh bidan
dinas berikutnya
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
- Mengetahui dan memahami timbang terima.
- Mampu mengaplikasikan timbang terima sesuai dengan SPO.

B. METODE
Metode yang digunakan adalah Roleplay

C. MEDIA
Rekam medis pasien
D. MATERI (Terlampir)
E. URAIAN KEGIATAN

No. Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta


1. 2 Menit Pembukaan :
˗ Memperkenalkan diri ˗ Menjawab salam
˗ Menyampaikan tujuan dan ˗ Mendengarkan
topik dilaksanakannya dan
roleplay Memperhatikan

2. 17 menit Penyajian :
- Melaksanakan Roleplay - Memperhatikan
3. 60 Menit Penutup :
˗ Membuka waktu untuk - Menjawab
diskusi pertanyaan
˗ Mengevaluasi hasil roleplay
˗ Menjelaskan hasil roleplay
˗ Memberikan umpan balik

4. 2 Menit Penutup :
˗ Mengucapkan terima kasih ˗ Mendengarkan
˗ Mengucapkan salam ˗ Menjawab
penutup salam
F. SETTING RUANGAN ROLEPLAY

B D
MIDWIFERY
STATION
C E

Ket : A : Kepala Ruangan


B : Ka. Tim dinas pagi
C : Bidan Pelaksana
D : Ka. Tim dinas sore
E : Bidan pelaksana sore
F : Staf rawatan kebidanan

G. URAIAN TUGAS
1. Kepala Ruangan
Tugas :
- Operan dipimpin oleh kepala ruangan dan sekaligus mendata bidan
yang dinas
- Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
- Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan
balik dan saran tidak lanjut.
- Menutup operan (doa dan bersalaman).
2. Kepala Tim
Tugas :
- Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya
berdasarkan dokumentasi kebidanan.
- Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan bidan pelaksana dalam tim
mencatat hariannya
- Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference
bersama anggota tim/bidan pelaksana.

3. Bidan Pelaksana
Tugas :
- Mengikuti operan pasien dan pre confrence
- Menerima pembagian tugas oleh ka. Tim
- Mempersiapkan keperluan askeb
- Menerima dan melaksanakan tugas yang diberikan ka.tim
- Melakukan pendokumentasian askeb dengan benar
- Mengikuti operan dan post conferance.
TIMBANG TERIMA

1. Pengertian Timbang Terima


Timbang terima sering disebut dengan operan atau overhand. Operan
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri bidan, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu. Informasi
yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna

2. Manfaat
- Manfaat Bagi bidan :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar bidan
2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar bidan
3. Bidan dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan kebidanan
6. Menimbulkan rasa aman
7. Meningkatkan percaya diri/bangga

- Manfaat bagi pasien:


Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap

- Manfaat bagi Rumah sakit:


Meningkatkan pelayanan kebidanan kepada klien secara
komprehensif
3. Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan
Menurut Lardneret dkk operan memiliki 3 tahapan yaitu:
a) Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
b) Pertukaran shiftt jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua
arah antara perawat yang shiftt sebelumnya kepada perawat shiftt yang
dating.
c) Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang
menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada
medicalrecord atau pada pasien langsung.

4. Langkah-langkah yang harus diperhatikan


Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian
shiftt atau operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):
1. Kedua kelompok shiftt dalam keadaan sudah siap
2. Shiftt yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan
hal-hal apa yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung
jawab shiftt yang selanjutnya meliputi :
- Kondisi atau keadaan klien secara umum
- Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
- Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shiftt bersama-
sama secara langsung melihat keadaan klien.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam,
2002), meliputi:
1. Persiapan
- Kedua kelompok dalam keadaan siap
- Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shiftt/operan
b. Dari midwifery station bidan berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah kebidanan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada bidan yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
- Identitas klien dan diagnosa medic
- Masalah kebidanan yang kemungkinan masih muncul
- Tindakan kebidanan yang sudah dan belum dilaksanakan
- Intervensi kolaborasi dan dependen
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Bidan yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap
dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
6. Dokumentasi Dalam Operan
˗ Identitas klien
˗ Diagnosa medis klien
˗ Dokter yang menangani
˗ Kondisi saat klien ini
˗ Masalah Kebidanan
˗ Intervensi yang sudah dilakukan
˗ Intervensi yang belum dilakukan
˗ Tindakan kolaborasi
˗ Rencana umum dan persiapan lain
˗ Tanda tangan dan nama terang

URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN


RAWATAN KEBIDANAN

(1) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan ketua tim


(2) Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada
pada hari tersebut termasuk laporan permasalahan dinas malam
(3) Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti masalah
yang ada yang diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa
(4) Membagi pasien ke dalam grup metode tim sesuai dengan kemampuan dan
beban kerja
(5) Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua tim dan anggota tim
(6) Melakukan supervisor dan memberi motivasi seluruh staf kebidanan untuk
mencapai kinerja yang optimal
(7) Memberikan reinforcement positif kepada semua staff termasuk pada saat
mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi
(8) Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan kebidanan dengan melakukan
evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang
(9) Mendelegasikan tugas kepada bidan jaga sore, malam, libur
(10) Berperan serta sebagai konsultan
(11) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff melalui daftar hadir yang
ada di ruang
(12) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
(13) Mengadakan edukasi dan evaluasi bulanan

URAIAN TUGAS KETUA TIM


BIDAN RUANG RAWATAN KEBIDANAN
1) Bertugas pada pagi hari
2) Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari anggota tim yang
tugas malam
3) Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan tugas jaga malam
4) Bersama anggota tim melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir
tugas dilakukan setelah operan tugas jaga malam
5) Melakukan pre conference dengan semua anggota tim yang ada dalam
grupnya setiap awal dinas pagi
6) Membagi tugas atau pasien kepada anggota tim sesuai kemampuan dan
beban kerja
7) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan
perencanaan kebidanan kepada semua pasien yang menjadi tanggung
jawab dan ada bukti di rekam kebidanan
8) Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
9) Membantu tugas tim untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien
10) Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan kebidanan yang
dilakukan oleh anggota tim yang ada di bawah tanggung jawabnya.
11) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada
dalam perencanaan asuhan kebidanan dan ada bukti dalam rekam
kebidanan
12) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima
laporan tugas jaga dari anggota tim untuk persiapan operan tugas jaga
berikutnya
13) Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga kepada anggota tim
yang tugas jaga berikutnya
14) Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu grup atau yang akan
merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru
15) Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada sore malam libur
16) Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas
17) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kes lain setiap
minggu
18) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin kebidanan di
ruangan minimal sebulan sekali
19) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
20) Melakukan bimbingan klinik kebidanan kepada mahasiswa praktik yang
ada dalam grupnya dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktik
kebidanan (ronde kebidanan/bed side teaching).
URAIAN TUGAS BIDAN PELAKSANA
RUANG RAWATAN KEBIDANAN

1) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dan kepada anggota
tim yang ada dalam satu grup
2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah
selesai operan setiap pasien
3) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan
setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4) Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua tim setiap awal tugas
5) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam kebidanan
6) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam kebidanan
7) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada ketua tim
8) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam kebidanan
9) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya
10) Melengkapi catatan asuhan kebidanan pada semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
11) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
12) Mengikuti post conference yang diadakan oleh ketua tim pada setiap akhir
tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien dan
menjadi tanggung jawabnya kepada ketua tim
13) Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota tim yang ada dalam
grup yang akan memberikan asuhan kebidanan pada jaga berikutnya
kepada pasien/keluarga baru
14) Melaksanakan pendelegasian tugas katim pada sore malam libur
15) Berkoordinasi dengan PP/dokter/tim kesehatan lain bila ada masalah
pasien pada sore malam libur
16) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain setiap seminggu
sekali
17) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin kebidanan di ruangan
18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas anggota tim
19) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik kebidanan

Anda mungkin juga menyukai