Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA

DI PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH


TAHUN 2022

PROPOSAL

Oleh
RAHMAD HIDAYAT
NIM. 2020206203422P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
HUBUNGAN STATUS IMUNISASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA
DI PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

Proposal
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi Sarjana Keperawatan

Oleh
RAHMAD HIDAYAT
NIM. 2020206203422P

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal
Telah diperiksa dan disetujui di hadapan TIM penguji

Judul : Hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun

2022.

Mahasiswa : Rahmad Hidayat

NPM : 2020206203422P

MENYETUJUI

Pembimbing I

Ns. Andri Yulianto, S.Kep., M.Kes.


NBM. 1152416

Pembimbing II

Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J.


NBM. 1152420

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan Proposal yang berjudul “Hubungan status
imunisasi dengan status gizi balita di Puskesmas Seputih Banyak Lampung
Tengah Tahun 2022”, dapat saya selesaikan. Dalam penyusunan proposal ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Wanawir Am,M.M., M.Pd., selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Ns. Rita Sari., M.Kep., selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
4. Ns. Andri Yulianto, S.Kep., M.Kes., selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan kepada penulis.
5. Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J., selaku pembimbing II yang telah
memberikan masukan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Tenaga pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang telah membantu dalam proses
penyusunan Proposal ini.

Proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Pringsewu, Mei 2022
Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DENGAN PENGESAHAN................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Ruang Lingkup................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Statis Gizi Bayi............................................................................... 8
B. Status Imunisasi.............................................................................. 14
C. Penelitian terkait............................................................................. 23
D. Kerangka Teori............................................................................... 23
E. Kerangka Konsep............................................................................ 24
F. Hipotesis......................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian............................................................................ 26
B. Variabel Penelitian.......................................................................... 26
C. Definisi Operasional....................................................................... 27
D. Populasi dan sampel........................................................................ 28
E. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 30
F. Etika Penelitian............................................................................... 30
G. Instrumen Penelitian....................................................................... 31
H. Pengumpulan Data.......................................................................... 32
I. Pengolahan Data............................................................................. 33
J. Analisa Data.................................................................................... 34
K. Jalannya Penelitian ......................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 23


Skema 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Izin
Penjelasan Tentang Penelitian/Informed Consent
Lampiran 2 Lembar Persetujuan
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Lembar Konsul

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan anak merupakan fokus utama masalah utama kesehatan di seluruh

dunia terutama negara berkembang. Pembangunan diharapkan dapat

membenahi semua aspek dengan beberapa fokus pada penurunan angka

kematian anak. Program pembangunan dihadapkan pada berbagai masalah

kesehatan terutama masalah kesehatan anak yang disebabkan minimnya

pengetahuan dan praktik pengasuhan anak dan pemberian makan anak yang

tidak memadai juga turut menyebabkan tingginya angka gizi buruk (UNICEF,

2019).

United Nations Children's Fund (UNICEF) menyatakan bahwa pada tahun

2018, 3 dari 10 anak berusia dibawah lima tahun beresiko menderita

permasalah gizi kurang (UNICEF, 2019). Gizi kurang pada balita di Indonesia

juga menunjukan angka yang cukup tinggi, hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) proporsi status gizi buruk dan gizi kurang adalah sebesar 19,6%

pada tahun 2013 sebesar 17,7% pada Tahun 2018, sedangkan prevelensi gizi

kurang di Provinsi Lampung adalah sebesar 13,8% pada tahun 2013 dan

sebesar 15,0% pada tahun 2018, yang menempatkan provinsi Lampung pada

posisi 10 dengan Provinsi dengan balita gizi kurang tertinggi di Indonesia

(Kemenkes RI, 2018). Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kabupaten

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

dengan kejadian gizi kurang serta stunting tertinggi di Provinsi Lampung

dengan angka sebesar 52.7% (Dinkes Lampung Tengah, 2018).

Status gizi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses

tumbuh kembanga anak. Gizi kurang pada balita akan membawa dampak

negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, yang selanjutnya akan

menghambat prestasi belajar. Gizi kurang pada Balita juga dapat berdampak

terhadap penurunan daya tahan tubuh, menyebabkan hilangnya masa hidup

sehat balita, serta dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan,

tingginya angka kesakitan dan percepatan kematian (Rahim, 2014). Dampak

jangka panjang masalah gizi juga dapat menimbulkan penurunan imunitas

tubuh dan risiko tinggi terjadinya penyakit degeneratif dan kecacatan diusia

senja, serta produktivitas ekonomi rendah yang disebabkan oleh kualitas kerja

yang tidak bersaing (Rahyana & Rizalvi, 2020).

Status gizi balita memiliki peranan yang penting dalam proses tumbuh

kembang pada anak terutama pada masa balita. Status gizi balita dapat

dipengaruhi beberapa faktor yang terdiri dari faktor primer dan faktor

sekunder. Faktor primer yang mempengaruhi status gizi terdiri Ketersediaan

Pangan, pendapatan, pengetahuan dan kebiasaan Makan /Pola makan,

sedangkan faktor sekunder yang mempengaruhi status gizi terdiri dari

gangguan Sistem Pencernaan, gangguan Absorbsi, gangguan metabolisme zat

gizi dan gangguan ekskresi (Almatsier, 2010 dalam Kemenkes RI, 2017).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita

adalah status imuniasi (Rahyana & Rizalvi, 2020).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Pemberian imunisasi pada anak bertujuan untuk mengurangi risiko morbiditas

(kesakitan) dan mortalitas (kematian) pada anak. Imunisasi yang lengkap akan

menghasilkan status gizi yang baik. Anak yang mendapatkan imunisasi

dengan lengkap tidak mudah terserang penyakit yang berbahaya, sehingga

anak lebih sehat, dengan tubuh/status sehat asupan makanan dapat masuk

dengan baik, nutrisipun terserap dengan baik. Nutrisi yang terserap oleh tubuh

balita dimanfaatkan untuk pertumbuhannya, sehingga menghasilkan status gizi

yang baik. Sebaliknya bayi dengan imunisasi tidak lengkap akan lebih mudah

terserang penyakit dan mengganggu proses penyerapan nutrisi dalam tubuh

sehingga menyebebkan tejadinya gangguan tumbuh kembang (Hanifah &

Sari, 2021).

Status imunisasi merupakan indikator kontak dengan pelayanan kesehatan,

artinya dengan status imunisasi yang lengkap maka akan memperbaiki

masalah gizi baru. Imunisasi merupakan cara yang efektif sebagai pencegahan

penyakit menular khususnya Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak masih bayi hingga

remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi dengan memberikan

antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan

dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi.

Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi berguna untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau

mengurangi akibat penularan PD3I (Hanifah & Sari, 2021).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamil & Subiyatin (2020) yang

meneliti Hubungan riwayat imunisasi dengan status gizi Balita. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat imunisasi

dengan status gizi balita dengan p-value 0.004. Penelitian Rahyana dan

Rizalvi (2020) yang meneliti Hubungan pemberian ASI, MP-ASI, imunisasi

dan riwayat penyakit terhadap pertumbuhan anak usia 24-36 Bulan. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat imunisasi

dengan status gizi balita dengan p-value 0.037.

Penelitian Lupiana, Ilyas dan Oktiani (2018) yang meneliti Hubungan status

imunisasi, pendidikan ibu, sikap ibu dan pendapatan keluarga dengan status

gizi balita di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar

Lampung. Hasil penelitian ini menunjukam bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan status gizi balita dengan

p-value 0.038. Penelitian lain dilakukan oleh Hanifah dan Sari (2020) yang

melakukan penelitian dengan judul Analisis kelengkapan imunisasi dasar

terhadap status gizi Balita. Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan status gizi balita

dengan p-value 0.040.

Survey pendahuluan telah dilakukan peneliti di Puskesmas Seputih Banyak

Lampung Tengah pada November 2021. Hasil survey pendahuluan diketahui

bahwa jumlah balita dengan status gizi kurang pada 2019 adalah sebanyak 35

balita, sedangkan pada tahun 2020 jumlah balita dengan gizi kurang sebanyak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

43 balita. Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan 8 Balita

yang mengalami gizi kurang diketahui bahwa 2 dari 8 balita yang mengalami

gizi kurang tidak diberikan imunisasi lengkap.

Berdasarkan latar belakang di atas serta pentingnya penelitian tentang faktor

resiko yang mempengaruhi status gizi balita penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan status imunisasi dengan status gizi balita

di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Status gizi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses

tumbuh kembang anak. Fisik maupun mental, yang selanjutnya akan

menghambat prestasi belajar. Gizi kurang pada Balita dapat berdampak

terhadap penurunan daya tahan tubuh, menyebabkan hilangnya masa hidup

sehat balita, serta dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan.

Faktor penting yang dapat mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita

adalah status imuniasi. Imunisasi yang tidak lengkap akan menyebabkan anak

lebih mudah terserang penyakit dan mengganggu proses penyerapan nutrisi

dalam tubuh sehingga menyebebkan tejadinya gangguan tumbuh kembang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Adakah Hubungan status imunisasi terhadap status gizi balita di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022?”.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan status imunisasi terhadap status gizi balita di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

usia dan jenis kelamin di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah

Tahun 2022.

b. Mengetahui distribusi frekuensi status imunisasi responden di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

c. Mengetahui distribusi frekuensi status gizi responden di Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

d. Mengetahui Hubungan status imunisasi terhadap status gizi balita di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

D. Ruang Lingkup

Peneliti dalam penelitian ini membatasi lingkup masalah pada dimensi

masalah yaitu Status imunisasi dan status gizi balita. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada Mei 2022 Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah.

Sasaran dalam penelitian ini adalah Balita di Puskesmas Seputih Banyak

Lampung Tengah.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama orang

tua balita tentang manfaat pemberian imunisasi terhadap balita serta faktor

resiko yang dapat mempengaruhi status gizi balita.

2. Bagi Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah tentang faktor resiko penting yang

dapat mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini juga diharapkan dapat

meningkatkan status kesehatan balita serta menurunkan angka kejadian

balita dengan gizi kurang.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah pringsewu

Penelitian ini dapat menjadi referensi serta bahan kajian dalam ilmu

keperawatan anak tentang faktor resiko yang mempengaruhi status

kesehatan balita terutama status gizi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan referensi serta acuan bagi peneliti

selanjutnya dalam mengembangkan penelitian tentang faktor resiko yang

dapat mempengaruhi status gizi balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Status Gizi Bayi

1. Pengertian

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang

terutama untuk anak balita, aktifitas, pemeliharan kesehatan,

penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit dan proses biologis

lainnya di dalam tubuh (Kemenkes RI, 2017).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel

tertentu (Supariasa, 2016).

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya menurut Supariasa (2016), dapat dibagi

dua yaitu secara langsung dan tidak langsung.

a. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu : antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Secara

umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2016).

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
9

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:

survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

1) Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status

gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yang dikonsumsi.

2) Statistik vital merupakan pengukuran dengan menganalisis data

beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian bedasarkan

umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu.

3) Faktor ekologi digunakan untuk mengungkapkan bahwa malnutrisi

merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor

fisik, biologis, dan lingkungan budaya.

3. Pengukuran Status Gizi

Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut

Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut

Tinggi Badan (BB/TB).

a. BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.

b. TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.

c. BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan

yang dicapai.

Klasifikasi status gizi menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(2017) pada bayi umur 0-10 bulan adalah sebagai berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

Tabel 2.1
Klasifikasi Berat Badan

Indeks Kategori status gizi Ambang batas


(Z-Score)
Berat badan menurut Gizi Buruk <-3 SD
umur (BB/U) anak Gizi Kurang -3 sampai dengan -2 SD
umur 0-10 bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD

Sumber : Kemenkes RI, 2017.

Tabel 2.2
Standar Berat badan menurut umur (BB/U) anak laki-laki 0-36 bulan.

Umur Berat Badan (Kg)


(Bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 2.1 2.5 2.9 3.3 3.9 4.4 5.0
1 2.9 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6
2 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0
3 4.4 5.0 5.7 6.4 7.2 8.0 9.0
4 4.9 5.6 6.2 7.0 7.8 8.7 9.7
5 5.3 6.0 6.7 7.5 8.4 9.3 10.4
6 5.7 6.4 7.1 7.9 8.8 9.8 10.9
7 5.9 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.4
8 6.2 6.9 7.7 8.6 9.6 10.7 11.9
9 6.4 7.1 8.0 8.9 9.9 11.0 12.3
10 6.6 7.4 8.2 9.2 10.2 11.4 12.7
11 6,8 7.6 8.4 9.4 10.5 11.4 13.0
12 6,9 7.7 8.6 9.6 10.8 11.7 13.3
13 7,1 7.9 8.8 9.9 11.0 12.0 13.7
14 7,2 8.1 9.0 10.1 11.3 12.3 14.0
15 7,4 8.3 9.2 10.3 11.5 12.6 14.3
16 7,5 8.4 9.4 10.5 11.7 12.8 14.5
17 7,7 8.6 9.6 10.7 12.0 13.1 14.9
18 7,8 8.8 9.8 10.9 12.2 13.4 15.3
19 8,0 8.9 10.0 11.1 12.5 13.7 15.6
20 8,1 9.1 10.1 11.3 12.7 13.9 15.9
21 8,2 9.2 10.3 11.5 12.9 14.2 16.2
22 8,4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.5 16.5
23 8,5 9.5 10.7 12.0 13.4 14.7 16.8
24 8,6 9.7 10.8 12.2 13.6 15.0 17.1
25 8,8 9.8 11.0 12.4 13.9 15.3 17.5
26 8,9 10.0 11.2 12.5 14.1 15.8 17.8
27 9,0 10.1 11.3 12.7 14.3 16.1 18.1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

28 9,1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4


29 9,2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 18.7
30 9,4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0
31 9,5 10.7 12.0 13.5 15.2 17.1 19.3
32 9,6 10.8 12.1 13.7 15.4 17.4 19.6
33 9,7 10.9 12.3 13.8 15.6 17.6 19.9
34 9,8 11.0 12.4 14.0 15.8 17.8 20.2
35 9,9 11.2 12.6 14.2 16.0 18.1 20.4
36 10,0 11.3 12.7 14.3 16.2 18.3 20.7

Sumber : Kemenkes RI, 2017.

Tabel 2.3
Standar Berat badan menurut umur (BB/U) anak perempuan 0-36 bulan

Umur Berat Badan (Kg)


(Bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
0 2.0 2.4 2.8 3.2 3.7 4.2 4.8
1 2.7 3.2 3.6 4.2 4.8 5.5 6.2
2 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5
3 4.0 4.5 5.2 5.8 6.6 7.5 8.5
4 4.4 5.0 5.7 6.4 7.3 8.2 9.3
5 4.8 5.4 6.1 6.9 7.8 8.8 10.0
6 5.1 5.7 6.5 7.3 8.2 9.3 10.6
7 5.3 6.0 6.8 7.6 8.6 9.8 11.1
8 5.6 6.3 7.0 7.9 9.0 10.2 11.6
9 5.8 6.5 7.3 8.2 9.3 10.5 12.0
10 5.9 6.7 7.5 8.5 9.6 10.9 12.4
11 6.1 6.9 7.7 8.7 9.9 10.9 12.8
12 6.3 7.0 7.9 8.9 10.1 11.2 13.1
13 6.4 7.2 8.1 9.2 10.4 11.8 13.5
14 6.6 7.4 8.3 9.4 10.6 12.1 13.8
15 6.7 7.6 8.5 9.6 10.9 12.4 14.1
16 6.9 7.7 8.7 9.8 11.1 12.6 14.5
17 7.0 7.9 8.9 10.0 11.4 12.9 14.8
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
21 7.6 8.6 9.6 10.9 12.3 14.0 16.0
22 7.8 8.7 9.8 11.1 12.5 14.3 16.4
23 7.9 8.9 10.0 11.3 12.8 14.6 16.7
24 6.1 9.0 10.2 11.5 13.0 14.8 17.0
25 8.2 9.2 10.3 11.7 13.3 15.1 17.3
26 8.4 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

27 8.5 9.5 10.7 12.1 13.7 15.7 18.0


28 8.6 9.7 10.9 12.3 14.0 16.0 18.3
29 8.8 9.8 11.1 12.5 14.2 16.2 18.7
30 8.9 10.0 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0
31 9.0 10.1 11.4 12.9 14.7 16.8 19.3
32 9.1 10.3 11.6 13.1 14.9 17.1 19.6
33 9.3 10.4 11.7 13.3 15.1 17.3 20.0
34 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.5 20.3
35 9.5 10.7 12.0 13.7 15.6 17.9 20.6
36 9.6 10.8 12.2 13.9 15.8 18.1 20.9

Sumber : Kemenkes RI, 2017.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita adalah sebagai

berikut :

a. Riwayat ASI Eksklusif

Kecukupan asupan makanan sejak terutama pada 1000 Hari Pertama

Kehidupan (1000 HPK) yaitu periode kehamilan hingga bayi berusia 2

(dua) tahun berpengaruh terhadap status gizi balita. Balita dengan ASI

eksklusif akan meningkatkan kemampuan motorik serta pertumbuhan

anak (Rayhana & Rizalvi, 2020).

b. Pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI adalah pemberian makanan pelengkap yang

dimulai ketika ASI saja sangat kurang dalam pemenuhan gizi anak,

sehingga makanan dan cairan lain diperlukan bedampingan dengan

pemberian ASI untuk memberi nutrisi tambahan yang tidak cukup

hanya melalui ASI (Rayhana & Rizalvi, 2020).

c. Penyakit Infeksi pada masa Kehamilan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

Salah satu masalah pertumbuhan anak adalah adanya infeksi pada ibu

saat masa kehamilan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan bayi (Rayhana & Rizalvi, 2020).

d. Status Imunisasi

Imunisasi adalah satu dari upaya kesehatan yang paling eksekutif dan

efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya. Pemberian

imunisasi pada anak adalah hal yang sangat penting, karena dapat

meningkatkan daya tahan tubuh anak. Apabila adanya penyakt infeksi,

nafsu makan anak menjadi rendah, dan gangguan dalam absorpsi zat

gizi menyebabkan kebutuhan zat gizi anak semakin tinggi. Kebutuhan

zat gizi baik makro maupun mikro sangat tinggi pada 2 tahun pertama

kehidupan untuk mendukung fase pertumbuhan pesat (Lupiana, Ilyas

& Oktiani, 2018).

e. Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya atau

jenis pendidikan yang dialami baik formal maupun nonformal. Tingkat

pendidikan seseorang umumnya dapat mempengaruhi sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Lupiana, Ilyas & Oktiani,

2018).

f. Sikap Ibu

Sikap yang terbentuk oleh responden dilakukan secara eksternal yaitu

diperoleh dari lingkungan selain di rumah, sikap responden juga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

terbentuks dari keluarga melalui pendekatan keluarga (Lupiana, Ilyas

& Oktiani, 2018).

g. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor resiko yang

mempengaruhi status gizi balita. pendapatan keluarga yang rendah

berpengaruh terhadap daya beli keluarga untuk membeli bahan

makanan yang dapat menyebabkan kurangnya asupan makanan

sehingga makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan kurang bergizi

(Lupiana, Ilyas & Oktiani, 2018).

B. Status Imuniasi

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila

suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2017).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah

penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian

pada bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020).

2. Manfaat Imuniasi

Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung

terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka

kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-penyakit

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat

memberikan perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan

perlindungan kepada populasi Imunisasi adalah paradigma sehat dalam

upaya pencegahan yang paling efektif (Mardianti & Farida, 2020).

Pemberian imunisasi pada anak bertujuan untuk mengurangi risiko

morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) pada anak. Status

imunisasi juga merupakan indikator kontak dengan pelayanan kesehatan,

artinya dengan status imunisasi yang lengkap maka akan memperbaiki

masalah gizi baru. Imunisasi merupakan cara yang efektif sebagai

pencegahan penyakit menular khususnya Penyakit Yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak

masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi

dengan memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah

dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh

untuk membentuk antibody yang dapat meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan

PD3I (Hanifah & Sari, 2021).

3. Hambatan Imunisasi

Perbedaan persepsi yang ada di masyarakat menyebabkan hambatan

terlaksananya imunisasi. Masalah lain dalam pelaksanakan imunisasi dasar

lengkap yaitu karena takut anaknya demam, sering sakit, keluarga tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta

sibuk/ repot.

Pemahaman mengenai imunisasi bahwa imunisasi dapat menyebabkan

efek samping yang membahayakan seperti efek farmakologis, kealahan

tindakan atau yang biasa disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

seperti nyeri pada daerah bekas suntikan, pembengkakan lokal, menggigil,

kejang hal ini menyebabkan orang tua atau masyarakat tidak membawa

anaknya ke pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan sebagian besar

bayi dan balita belum mendapatkan imunisasi (Kemenkes RI, 2017).

5. Penyakit yang Dapat dicegah dengan Imunisasi

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menurut Info Datin

Kementerian Kesehatan (2014) yaitu :

a. Periode Imunisasi Wajib

Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B,

difteri, campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella

(congenital rubella syndrome/CRS)

b. Imunisasi yang dianjurkan

Penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian antara lain: tetanus,

pneumonia (radang paru), meningitis (radang selaput otak), cacar air.

Alasan pemberian imunisasi pada penyakit tersebut karena kejadian di

Indonesia masih cukup tinggi dapat dilihat dari banyaknya balita yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I)

c. Imunisasi Tambahan

Pada imunisasi lain disesuaikan terhadap kondisi suatu negara tertentu.

6. Imunisasi di Indonesia

Program Imunisasi di Indonesia yang terorganisasi sudah ada sejak tahun

1956, pada tahun 1974 dinyatakan bebas dari penyakit cacar (Kemenkes

RI, 2017). Kegiatan imunisasi dikembangkan menjadi PPI (Program

Pengembangan Imunisasi) pada tahun 1977, dalam upaya mencegah

penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) seperti Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio,

Tetanus serta Hepatitis B (Kemenkes RI, 2017).

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi khususnya dalam

bidang kesehatan mendorong peningkatan kualitas pelayanan imunisasi

ditandai dengan penemuan beberapa vaksin baru seperti Rotavirus,

Jappanese Encephalitis, dan lain-lain. Selain itu perkembangan teknologi

juga telah menggabungkan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin

kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi,

mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas (Kemenkes RI,

2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

7. Program Pemerintah Untuk Imunisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017

Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pokok-pokok kegiatan pemerintah

untuk imunisasi yaitu :

a. Imunisasi Rutin

Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi secara wajib dan

berkesinambungan harus dilaksanankan pada periode waktu yang telah

ditetapkan sesuai dengan usia dan jadwal imunisasi. Berdasarkan

kelompok umur sasaran, imunisasi rutin yaitu :

1) Imunisasi rutin pada bayi

2) Imunisasi rutin pada wanita usia subur

3) Imunisasi rutin pada anak sekolah

Berdasarkan tempat pelayanan imunisasi dibagi menjadi :

1) Pelayanan imunisasi di dalem Gedung dilaksanakan di puskesmas,

puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan polindes

2) Pelayanan imunisasi di luar Gedung dilaksanakan di posyandu,

kunjungan rumah dan sekolah

3) Pelayanan imunisasi rutin juga dapat diselenggarakan oleh swasta

seperti, rumah sakit, dokter praktik dan bidan praktik

b. Imunisasi Tambahan

Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak wajib

dilaksanakan, hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

hasil pemantauan dan evaluasi, yang termasuk imunisasi tambahan

meliputi :

1) Backlog fighting

Backlog adalah upaya aktif di untuk melengkapi Imunisasi dasar

pada anak yang berumur 1-3 tahun. Dilaksanakan di desa yang

tidak mencapai (Universal Child Imumunization / UCI) selama dua

tahun.

2) Crash program

Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi

secara cepat karena masalah khusus seperti :

a) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi

b) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang

c) Desa yang selama tiga tahun berturut-turut tidak mencapai

(Universal Child Imumunization/UCI). Kegiatan ini

menggunakan waktu yang panjang, tenaga dan biaya yang

banyak maka sangat diperlukan adanya evaluasi indikator yang

perlu ditetapkan misalnya campak terpadu dengan polio

3) PIN (Pekan Imunisasi Nasional)

Pekan Imunissai Nasional suatu kegiatan untuk memutus mata

rantai penyebaran virus polio atau campak dengan cara

memberikan vaksin polio dan campak kepada setiap bayi dan balita

tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

4) Kampanye (Cath Up Campaign)

Kegiatan-kegiatan imunisasi maasal yang dilakukan secara

bersamaan di wilayah tertentu dalam upaya memutuskan mata

rantai penyakit penyebab PD3I.

5) Imunisasi dalam Penanggulangan KLB

Pelaksanaan kegiatan Imunisasi dalam penanganan KLB

disesuaikan dengan situasi epidemiologi penyakit.

8. Jadwal Vaksin

Jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020

adalah sebagai berikut :

a. Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B monovalen paling baik diberikan kepada bayi

segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan

vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi lahir dari ibu HBsAg

positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B

(HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah

lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.

b. Vaksin polio

Vaksin Polio 0 sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir

di fasilitas kesehatan diberikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada

kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama

DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum

berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

c. Vaksin BCG

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera

mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 2 bulan atau

lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.

d. Vaksin DPT

Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin

DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan

atau 2, 4, 6 bulan.

e. Vaksin Hib

Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster

Hib diberikan pada usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalent.

f. Vaksin pneumokokus (PCV)

PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur

12- 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan

PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan dengan

jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.

g. Vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai

umur 6 minggu, dosis kedua dengan internal minimal 4 minggu, harus

selesai pada umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3

kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan

interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu.

h. Vaksin influenza

Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

i. Vaksin MR/MMR

Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila

sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan

MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun

berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.

j. Vaksin jepanese encephalitis (JE)

Vaksin JE diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang

akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka

panjang dapat berikan booster 1-2 tahun kemudian.

k. Vaksin varisela

Vaksin varisela diberikan mulai umur 12-18 bulan.

l. Vaksin hepatitis A

Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2

diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.

m. Vaksin tifoid

Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang

setiap 3 tahun.

n. Vaksin human papilloma virus (HPV)

Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali

dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6).

o. Vaksin dengue

Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan

seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji

serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan

pemeriksaan serologi IgG anti positif.

C. Penelitian Terkait

1. Rahyana & Rizalvi, U. (2020). Hubungan pemberian ASI, MP-ASI,

imunisasi dan riwayat penyakit terhadap pertumbuhan anak usia 24-36

Bulan. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh anak di Posyandu

Kelurahan Cipinang Muara RW 03. Teknik sampling yang digunakan

adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada

hubungan antara riwayat imunisasi dengan status gizi balita dengan p-

value 0.037. Bagi ibu dengan balita diharapakan untuk dapat mengkuti

kegiatan Posyandu Balita secara berkala untuk mengoptimalkan pemberian

imunisasi dan mendeteksi adanya gangguan status gizi secara dini.

2. Lupiana, M. Ilyas, H. & Oktiani, K. (2018). Hubungan status imunisasi,

pendidikan ibu, sikap ibu dan pendapatan keluarga dengan status gizi

balita di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar

Lampung. Populasi sebanyak 671 balita dengan sampel penelitian yang

digunakan sebanyak 88 balita. Teknik sampel menggunakan teknik cluster

sampling. Hasil penelitian ini menunjukam bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan status gizi balita

dengan p-value 0.038. Disarankan keluarga dengan pendapatan rendah

perlu ditingkatkan kemampuannya agar dapat memilih dan membeli

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

makanan dengan harga murah dengan nilai gizi dan kualitas yang baik

agar gizi balita tercukupi.

3. Hanifah, L. & Sari, A. N. (2020). Analisis kelengkapan imunisasi dasar

terhadap status gizi Balita. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

balita yang datang untuk melakukan imunisasi di PMB Siti Maryam pada

bulan Juli – Desember 2020 dengan sampel sebanyak 47 balita. Teknik

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Hasil penelitian

diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelengkapan

imunisasi dasar dengan status gizi balita dengan p-value 0.040. Bagi Ibu

balita untuk memperhatikan kelengkapan imunisasi dasar pada anaknya

dan datang sesuai jadwal imunisasi yang telah ditentukan, sehingga dapat

dipantau juga status gizinya.

4. Jamil, S. N. & Subiyatin, A.. (2020). Hubungan Riwayat Imunisasi dengan

Status Gizi Balita. Populasinya dalam penelitian ini adalah anak usia 6-59

bulan dengan sampel sebanyak 105 responden. Haisil penelitan diketahui

bahwa ada hubungan antara status gizi balita adalah riwayat imunisasi P

value 0.004. Peneliti berharap kepada tenaga kesehatan untuk dapat

meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan

pengetahuan gizi yang berkaitan dengan zat-zat gizi, pada ibu hamil dan

anak, makanan pendamping ASI (MPASI), menu seimbang, pola asuh dan

perawatan anak serta keluarga sadar gizi dan mengoptimalkan kegiatan

promosi kesehatan dengan memasyarakatkan pedoman gizi seimbang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

melalui RW siaga, meningkatkan kegiatan surveilans agar faktor-faktor

yang terkait dengan kurang gizi dapat terdeteksi secara dini

5. Sari, A. M., Simbolon, D. & Wahyu, T. (2021). Hubungan cakupan

imunisasi dasar dan asi eksklusif dengan status gizi balita di Indonesia

(Analisis Data Riskesdas 2018). Sampel pada penelitian ini adalah balita

34 provinsi yang ada di Indonesia. Teknik sampling dalam penelitian ini

adalah total populasi. Hasiil penelitian menunjukan bahwa Terdapat

hubungan yang signifikan antara imunisasi dasar lengkap dengan status

gizi balita di Indonesia. dengan p-value 0.005. Bagi tenaga kesehatan perlu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan

program ini, sehingga anak dapat tumbuh dan kembang dengan optimal

sesuai umur anak untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas pada

masa yang akan datang.

D. Kerangka Teori

Kerangka Teori merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (amati) yang

berkaitan dengan fenomena yang digunakan untuk mengembangkan kerangka

konsep penelitian (Notoatmodjo, 2018). Kerangka teori dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

Skema 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Status Gizi
Balita

1. Riwayat ASI Eksklusif


2. Pemberian MP-ASI
3. Penyakit Infeksi pada masa
Status Gizi Balita
Kehamilan
4. Status Imunisasi
5. Pendidikan Ibu
6. Sikap Ibu
7. Pendapatan Keluarga

(Sumber : Rayhana & Rizalvi, 2020; Lupiana, Ilyas & Oktiani, 2018).

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep dari masalah yang

ingin diteliti (Notoatmodjo,2018). Kerangka Konsep Penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Independent Dependent

Status Imunisasi Status Gizi Balta

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan atau dalil

sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

Ha :

Ada hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di Puskesmas Seputih

Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

H0 :

Tidak ada hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah  strategi yang dipilih oleh peneliti untuk

mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan

sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi

fokus penelitian. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah survey

analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dengan tujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2018).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan status imunisasi dengan

status gizi balita di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.

B. Variabel penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018). Variabel-Variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

1. Variabel Independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah status imunisasi.

2. Variabel Dependen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebeas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi.

C. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau

yang diteliti untuk mengarahkan kepada pengukur atau pengamataan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat

ukur (Notoatmodjo, 2018). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Cara
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Operasional Ukur
VARIABEL INDEPENDEN
1. Status Upaya untuk Lembar Ceklis 0 : Tidak Ordinal
Imunisasi meningkatkan Ceklis dan Lengkap
kekebalan Buku KIA bila
tubuh balita skor<12
terhadap suatu 1 : Lengkap
penyakit bila skor
sebagai 12 .
pencegahan
terjadinya gizi
kurang

VARIABEL DEPENDEN
2. Status Gizi Keadaan yang Timbangan Mengukur 0 : Normal Ordinal
diakibatkan berat bila nilai
oleh badan z score -
keseimbangan 3,0
antara asupan sampai <-
zat gizi dari 2,0 SD
makanan 1 : Tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

dengan normal
kebutuhan bila nilai
zat gizi yang z score
diperlukan >2,0
untuk sampai 2
metabolisme SD
tubuh (Kemenkes
RI, 2017).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek yang di teliti

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah Balita di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah sebanyak 157 balita.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian responden diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018).

a. Besar Sampel

Untuk menghitung jumlah sample rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( d 2 )

Keterangan :
n : Besar sample
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayan yang atau ketepatan yang diinginkan (0,1)

Sehingga ditetapakan sample sebanyak :


N
n=
1+ N ( d 2 )
157
n=
1+157( 0,1 )2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

157
n=
2 .57
n = 61.08 dibulatkan menjadi 61 sample

b. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Bersedia menjadi responden

b) Balita di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah berusia

1-5 Tahun.

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah karakteristik atau ciri-ciri anggota

populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2018). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

a) Balita dengan penyakit kronis seperti Hidrocephalus, cerebral

palsy, autisme.

c. Tekhnik Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Accidental sampling. Accidental sampling  merupakan tekhnik

pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Seputih Banyak Lampung

Tengah pada bulan Mei 2022.

F. Etika Penelitian

Etika penelitain yaitu hak objek penelitian dan yang lainya harus di lindungi

(Nursalam, 2020). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi :

bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak menjadi

responden, dan perlu surat persetujuan (informed consent).

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap responden yang menjadi

subyek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi

bila bersedia menjadi subyek penelitian. Apabila responden tidak bersedia

maka peneliti wajib menghormati hak-hak pasien tersebut.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian responden, responden hanya mengisi lembar

persetujuan menjadi responden menggunakan nama inisial saja. Dalam

penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga

peneliti sengaja tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan

data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin semua informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan. Penulis melindungi

privasi dan kerahasiaan identitas atau jawaban yang diberikan. Subyek

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

berhak untuk tidak mencantumkan identitasnya dan berhak mengetahui

kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan.

4. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Peneliti tidak membanding-bandingkan responden, Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subyek penelitiaan baik memperoleh keuntungan

yang sama, dan perlakuan yang sama tanpa membedakan responden.

5. Balancing Harm and Benefits (Memperhitungkan Manfaat dan

Kerugian yang ditimbulkan)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

responden, pelaksanaan penelitian tidak merugikan responden dan dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit.

6. Asas Kemanfaatan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi responden secara

optimal.

7. Respect for Human Dignity (menghormati harkat dan martabat

manusia)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden, untuk mendapat

informasai tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Peneliti

juga memberikan informasi atau tidak memeberikan informasi.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen penelitian adalah pengumpulan data dengan cara apapun dan

selalu di perlukan suatu alat (Notoatmodjo, 2018). Instrumen yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner, lembar ceklis. dan

timbangan berat badan. Kuesioner digunakan untuk mengetahui

karakteristik responden, lembar ceklis digunakan untuk mengetahui

riwayat pemberian imunisasi responden serta timbangan yang digunakan

untuk mengukur berat badan responden untuk mengukur status gizi

responden.

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur benar-benar

mengukur apa yang di ukur (Sugiyono, 2017). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi kuesioner, lembar ceklis dan timbangan tidak

perlu dilakukan uji validitas.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah uji untuk mengetahui ketepatan intrument pengukuran

dengan konsistensi. Data yang tidak reliable, tidak dapat diproses lebih

lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias pengujian

reabilitas (Sugiyono, 2017).

H. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses yang penting dalam

mendapatkan data pada penelitian. Jika peneliti tidak mengetahui teknik dari

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang dapat

memenuhi standar data yang telah ditentukan (Sugiyono, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017). Data dalam penelitian ini

merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden

berupa status imunisasi dan status gizi responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017).

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian

setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah perlu diolah sedemikian

rupa sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menjawab

tujuan penelitian (Hastono, 2017). Agar analisa data menghasilkan informasi

yang benar, ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

1. Editing

Melakukan pengecekan instrumen penelitian apakah jawaban telah

memenuhi syarat, yaitu :

a. Lengkap : Semua instrumen penelitian telah terisi.

b. Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisan cukup terbaca

c. Relevan : Jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan

penelitian

d. Konsisten : Apakah pertanyaan yang berkaitan isi jawaban konsisten.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubaha data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/atau bilangan. Coding pada variabel status imunisasi

kode 0 bila imunisasi tidak lengkap dan kode 1 status imunisasi tidak

lengkap, sedangkan pada variabel status gizi kode 0 bila status gizi

normal, kode 1 bila gizi tidak normal.

3. Processing

Setelah semua isian instrumen terisi dengan benar dan juga telah melewati

pengkodingan serta pemberian skor terhadap item yang perlu diberi skor,

selanjutnya adalah memproses data yang sudah dientri untuk dapat

dianalisis. Pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentri data dari

kuesioner atau instrument kepaket program komputer. Kemudian

menghitung atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya diolah

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer.

Misalnya pada variabel.

J. Analisa Data

Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses

penyusunan dan pengelolaan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh

(Sugiyono, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2018). Analisa

univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden berdasarkan usia, jenis kelamin, status imunisasi dan status gizi

balita.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018).

Keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dapat

dilihat dari nilai P value. Berlaku ketentuan bila P value lebih besar dari

0,05 maka Ho diterima dan apabila P value lebih kecil atau sama dengan

(≤) 0,05 maka Ho ditolak (Sugiyono, 2017). Analisa bivariat dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan status imunisasi

dengan status gizi balita di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah

Tahun 2022.

K. Jalannya penelitian

Langkah –langkah pengumpulan data dalam penelitian

1. Langkah persiapan

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan program S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhamadiyah.

b. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian di

Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian

b. Memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi lalu menjeleskan

tujuan penelitian.

c. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden

d. Memberikan kuisioner kepada masing-masing responden dan

melakukan penimbangan berat badan kepada responden.

e. Peneliti meneliti kembali apakah sudah memenuhi persyaratan

pengisian.

f. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan

analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Lampung Tengah. 2018. Data 10 lokus desa stunting Kabupaten


Lampung Tengah. Gunung Sugih: Dinas Kesehatan Lampung Tengah.

Hanifah, L. & Sari, A. N. 2020. Analisis Kelengkapan Imunisasi Dasar Terhadap


Status Gizi Balita. Journal of Health Research, Vol 4 No 1. Maret 2021
(128 - 134).

Hastono, S. P. 2017. Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

IDAI. 2020. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020. Jakarta : Ikatan Anak
Indonesia.

Jamil, S. N. & Subiyatin, A. 2020. Hubungan Riwayat Imunisasi dengan Status


Gizi Balita. Jurnal Bidan Cerdas. Vol. 2 No. 3: Agustus 2020 | Hal. 132 –
138.

Kemenkes RI. 2014. Pusat Data Informasi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2017. Bahan Ajar Gizi. Penilian Status Gizi. Jakarta : Kemenkes
RI.

Kemenkes RI. 2018. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta :
Direktiorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat
Bina Gizi.

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta : Kemenkes
RI.

Lupiana, M., Ilyas, H. & Oktiani, K. 2018. Hubungan Status Imunisasi,


Pendidikan Ibu, Sikap Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi
Balita Di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar
Lampung. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.3, Juli 2018: 146-
153.

Mardianti & Farida, Y. 2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status


Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Rengasdengklok Kabupaten
Kerawang. Jurnal Kebidanan Indonesia.

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika

Rahim, F. K. (2014). Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Kemas 9 (2) (2014) 115-121.

Rayhana & Rizalvi, U. 2020. Hubungan Pemberian ASI, MP-ASI, Imunisasi dan
Riwayat Penyakit terhadap Pertumbuhan Anak Usia 24-36 Bulan.
Muhammadiyah Journal of Midewifery. Vol. 1 No. 1 Tahun 2020.

Sari, A. M., Simbolon, D. & Wahyu, T. (2021). Hubungan cakupan imunisasi


dasar dan asi eksklusif dengan status gizi balita di Indonesia (Analisis
Data Riskesdas 2018). Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 4,
Tahun 2021, 336.

Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Penerbit. Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung : Alfabeta.

UNICEF. 2019. Mengatasi beban ganda malnutrisi di Indonesia.

UNICEF. 2019. Status Anak Dunia 2019. Anak, Pangan Dan Gizi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN-LAMPIRAN

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Responden yang saya hormati, saya yang tertulis di bawah ini :

Nama : Rahmad Hidayat

NPM : 2020206203422P

Merupakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang akan melaksanakan penelitian

dengan judul “Hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di Puskesmas

Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2022.”. Penelitian ini dilakukan untuk

memenuhi syarat kelulusan program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat

terutama orang tua tentang manfaat pemberian vaksin terhadap status gizi dan

proses kembang.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan

dalam kepentingan penelitian. Jika ditengah-tengah penelitian /bapak/ibu tidak

bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila bapak/ibu mengetujui, saya mohon

untuk menandatangani surat persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan

peneliti.

Lampung Tengah, 2022

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, saya mengerti dan

memahami tujuan dan manfaat yang akan dilakukan. Saya yakin bahwa peneliti

akan menghargai menjunjung tinggi hak-hak saya. Saya mengerti partisipasi saya

sebagi responden akan memberikan manfaat dalam meningkatkan status

kesehatan dan mencegah terjdinya gizi kurang pada balita. Maka dengan ini, saya

menyatakan bersedia menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan.

Dengan ini, maka saya menyatakan untuk bersedia berpartisipasi secara aktif

dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.

Lampung Tengah, .........2022

.........................................

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN STATUS IMUNISASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA
DI PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda cekis (√) pada jawaban yang sesuai dengan jawaban anda

A. Karakteristik Ibu
1. Kode Responden : (Diisi oleh peneliti)
2. Usia : . . . . . . .Tahun
3. Pendidikan : SD SMP SMA
PT
4. Status Pekerjaan : Bekerja Tidak Bekerja

B. Karakteristik Balita
1. Usia Balita : . . . . . . .Tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Berat Badan Bayi : . . . . . . .Kg (Diisi oleh peneliti)
4. Tinggi Badan Bayi : . . . . . . .Cm (Diisi oleh peneliti)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

C. Lembar Observasi Status Imunisasi Buku KIA

Jawaban
No Jenis Vaksin
Ya Tidak
1 BCG
2 Polio 1
3 Polio 2
4 Polio 3
5 Polio 4
6 DPT 1
7 DPT 2
8 DPT 3
9 Campak
10 Hepatitis B1
11 Hepatitis B2
12 Hepatitis B3

Kesimpulan : Lengkap/Tidak Lengkap

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Rahmad Hidayat


NPM : 2020206203422P
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kesehatan
Pembimbing I : Ns. Andri Yulianto, S.Kep., M.Kes.
Judul Skripsi : Hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di
Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun
2022

Tanggal
No Perbaikan Hasil Konsultasi Paraf
Bimbingan
1 4-4-2022 Judul - Konsultasi penulisan Judul
2 5-4-2022 Judul - Acc Judul
3 10-4-2022 BAB I - Perbanyak referensi jurnal
4 12-4-2022 - Perhatikan penulisan dan
sesuaikan panduan penulisan.
5 17-4-2022 Cover - Perbaiki penulisan Judul,
sesuaikan dengan panduan
- Perbaiki penulisan huruh Kapital
pada kata pengantar
- Tambahkan pembimbing II pada
Kata pengantar
- Tambahkan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran pada Daftar
Isi
- Tambahkan surat Izin penelitian
pada daftar Lampiran penelitian
BAB I - Kembangkan pembahasan Latar
Belakang
- Tambahkan elaborasi penelitian
- Perbaiki penulisan manfaat
penelitian
BAB II - Tambahkan penelitian terkait
BAB III - Perbaiki uji validitas dan
reliabilitas penelitian
- Sampaikan secara
konsep/definisi pengumpulan
data
- Tambahkan definisi analisa data

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Rahmad Hidayat


NPM : 2020206203422P
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kesehatan
Pembimbing II : Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J.
Judul Skripsi : Hubungan status imunisasi dengan status gizi balita di
Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun
2022

Tanggal
No Perbaikan Hasil Konsultasi Paraf
Bimbingan
1 28-3-2022 Judul - Konsultasi Judul
2 29-3-2022 Judul - Acc Judul
- Lanjutkan Kosnultasi Proposal
3 1-04-2022 Cover - Tambahkan penguji I dan penguji
II pada lembar Pengesahan
- Perbaiki Ketua Prodi Fakultas
kesehatan Univesitas
Muhammadiyah Pringsewu
BAB I - Perbaiki penulisan dan
penggunaan kata “&” dalam
kalimat, gunakan kata “dan”
- Perbaiki ruang lingku penelitian
4 15-4-2022 Judul - Perbaiki Tahun pada Cover Judul
- Tambahkan pembimbing 2 pada
Kata pengantar
BAB III - Perjelas pengukuran variabel
kelengkapan imunisasi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai