Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI POSWINDU SUKA


NEGRI PARDASUKA TAHUN 2023

SKRIPSI

Oleh :
SITI RODIATUN
2019206203071

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2023
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI POSWINDU SUKA
NEGRI PARDASUKA TAHUN 2023

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
di Program Studi Strata Satu Ilmu Keperawatan

Oleh :
SITI RODIATUN
2019206203071

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2023

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan Tim Penguji skripsi

Judul : Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada


Penderita Diabetes Mellitus Di Poswindu Suka Negri
Pardasuka Tahun 2023
Namamahasiswa : Siti Rodiatun
NIM : 2019206203071

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ns. Rita Sari, M.Kep. Ns. Desi Kurniawati, M. Kep., Sp. Kep. An
NIDN.0220077403 NIDN. 0211128503

KATA PENGANTAR

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semua
kelemahan yang penulis miliki namun penulis berusaha semaksimal mungkin
dengan ilmu yang sangat sedikit ini mencoba menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Di Poswindu Suka Negri Pardasuka Tahun 2023”, skripsi disusun
sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi S1 keperawatan.

Penulis mengalami banyak kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, namun peran
serta dan dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin megucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid selaku DekanFakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Ns.Rita Sari, M.Kep.,selaku Ketua Program Studi S1 keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung sekaligus
pembimbing I skripsi.
4. Ns. Desi Kurniawati, M. Kep., Sp. Kep. An., selaku pembimbing II dalam
pembuatan skripsi untuk penelitian
5. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
6. Teman-teman angkatan S1 Keperawatan yang selalu memberikan semangat
dan kerja sama kepa penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pringsewu, 01 Maret 2023


Penulis,

Siti Rodiatun
NIM: 2019206203071

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................... i

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI….................................. ii
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI.......................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v
DAFTAR TABEL...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Ruang lingkup.................................................................................... 6
E. Manfaat penelitian.............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Diabetes Melitus................................................................................. 8
B. Kadar Gula Darah............................................................................... 16
C. Pola Makan......................................................................................... 19
D. Kerangka Teori .................................................................................. 23
E. Kerangka Konsep............................................................................... 24
F. Hipotesis ............................................................................................ 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian................................................................................ 25
B. Variabel penelitian ............................................................................ 25
C. Definisi operasional ........................................................................... 26
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 26
E. Instrumen penelitian dan metode pengumpulan data ........................ 27
F. Metode pengolahan data dan analisa data ......................................... 28
G. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 32
H. Etika penelitian................................................................................... 32
I. Jalannya Penelitian ............................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................... 26

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 23


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 24

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul Penelitian Skripsi


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Penjelasan Penelitian
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Lembar Kuesioner
Lampiran 6 Lembar Konsul

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya hidup masyarakat di era millenial yang terus tinggi dan sudah

membudaya dapat memicu suatu penyakit generasi yaitu diabetes mellitus.

Diabetes Mellitus merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak

menular yang menjadi suatu masalah kesehatan paling serius bagi masyarakat

di Indonesia maupun didunia (Susanti & Bistara 2018).

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2019

terdapat penderita DM didunia sebesar 463 juta jiwa dengan rentang usia 20-

79 tahun, diperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus mengalami

peningkatan pada tahun 2030 menjadi 578,4 juta dan pada tahun 2045 sebesar

700,2 juta jiwa (IDF,2019). Jumlah kematian diabetes diperkirakan mencapai

empat juta orang pada tahun 2019. Pada tahun 2019 empat juta orang berusia

20-79 tahun diperkirakan meninggal akibat diabetes dan lebih dari satu juta

anak remaja menderita diabetes tipe I. Jumlah anak dan remaja yang

mengalami diabetes akan meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan 136 juta

orang berusia diatas 65tahun menderita diabetes namun angka kejadian

diabetes mellitus pada kelompok usia tertentu berbeda disetiap negara

(IDF,2019).

Di Indonesia mengalami peningkatan kasus DM dari 10,7 juta jiwa pada

tahun 2019 menjadi 13,7 juta jiwa pada tahun 2030 (Richardo dkk, 2014).

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Laporan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa pravelensi DM terjadi

pada penduduk umur > 15 tahun adalah 2%. Hal ini menunjukkan bahwa

adanya peningkatan pravelensi diabetes di Indonesia dibandingkan hasil

Riskesdes 2013 yaitu 1,5 %. Berdasarkan pengelompokan usia, penderita

diabetes terbanyak ada pada kelompok usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun

(Riskesdas, 2018).

Tercatat bahwa pada tahun 2014 di Provinsi Lampung terdapat presentase

penderita DM dengan jumlah 1,5% per 100.000 atau sebanyak 5.560. Provinsi

Lampung menempati angka prevelensi DM diatas angka prevelensi nasional

6,2%. Dinas kesehatan Provinsi Lampung mencatat di tahun 2005-2006

jumlah penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan sejumlah 12% dari

sebelumnya yaitu sebanyak 6.256 penderita diabetes (Anggraeni & Alfarisi

2018).

Berdasarkan Hasil Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu prevelensi

DM di Pringsewu menempati pringkat 1 di Lampung, sesuai dengan data di

Poswindu Suka Negri Pardasuka Kabupaten Pringsewu pada bulan Januari-

Desember tahun 2022 penderita diabetes mellitus sebanyak 78 orang dan pada

tahun 2023 pada bulan Januari sebanyak 87 orang dan bulan Februari 71

orang. Kabanyakan kasus DM di Poswindu Suka Negri Pardasuka adalah tipe

2 (Puskesmas Pardasuka, 2022)

Berdasarkan fenomena diabetes mellitus yang masih tinggi salah satu

penyebabnya adalah pola makan. Pola makan yang tidak teratur atau tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

sehat pada masyarakat dapat mengakibatkan dampak pada kadar gula darah

penderita diabetes mellitus. Jika dibiarkan saja maka akan menimbulkan

hiperglikemi, hipoglikemi, neuropati, rentan infeksi: infeksi kulit, infeksi kaki,

infeksi saluran kemih dll. (Wele 2018).

Pola makan merupakan kebiasan-kebiasaan yang dilakukan dan dapat

berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Pola makan pada penderita

diabetes melitus tipe 2 harus diperhatikan dengan mengatur jadwal makan,

jumlah makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan memegang

peranan penting dalam peningkatan kadar gula darah (Idris dkk, 2014).

Makanan dengan porsi kecil dalam beberapa waktu tertentu mampu membantu

mengontrol gula darah. Makanan dengan porsi besar dan lebih cendrung

memiliki kandungan gula yang tidak terkontrol akan menyebabkan

peningkatan gula darah mendadak lebih cepat dan jika terus berulang – ulang

dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi DM

(Fatimah, 2015 & Susanti, 2018).

Berdasarkan penelitian Wahyuni dkk mengatakan bahwa pengaturan ola

makan pada penderita diabetes mellitus yang tidak tepat dapat mengakibatkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hasil analisa penelitiannya

didapatkan nilai p-value 0.016, hal ini berarti ada hubungan antara kadar gula

darah penderita diabetes mellitus dengan pola makan. Semakin baik pola

makan penderita diabetes mellitus maka semakin rendah kadar glukosa dalam

darah (Wahyuni dkk, 2019).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Sejalan dengan penelitian Kurniasari dkk berasumsi bahwa makanan

memegang peranan penting dalam peningkatan kadar gula darah, karena

makanan yang dimakan akan dicerna di dalam saluran pencernaan dan

kemudian akan diubah menjadi glukosa. Hasil analisa data penelitiannya

menunjukkan adanya hubungan pola makaan dengan kadar glukosa darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p-value 0,02. Selain itu

pola makan yang tidak baik berisiko adanya gangguan kadar gula darah dalam

tubuh dibandingkan penderita diabetes melitus yang memiliki pola makan

yang baik (Kurniasari dkk, 2020).

Sama halnya dengan Asrianti mengatakan bahwa penderita diabetes mellitus

disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup yang meliputi tingginya

konsumsi makanan yang mengandung glikemik tinggi sehingga dapat

menyebabkan terjadinya DM tipe 2. Hasil analisa penelitiannya didapatkan

nilai p-value 0,005. Hal ini berarti terdapat hubungan antara pola makan

dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus (Asrianti, 2021).

Hasil wawancara dengan sepuluh (10) pasien rawat inap yang memiliki

riwayat penyakit diabetes mellitus, delapan (8) diantara pasien diabetes

mellitus ditemukan pola makan yang tidak baik karena ketidak patuhan

mengontrol gula darah DM. Keadaan ini akan memperbesar gejala dan akibat

sakit yang sudah ada. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Makan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Poswindu

Suka Negri Pardasuka tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah pada

penelitian ini yaitu adakah “Hubungan pola makan dengan kadar gula darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Poswindu Suka Negri Pardasuka

Tahun 2023”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di Poswindu Suka Negri Pardasuka

tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan dan usia responden penderita diabetes mellitus tipe 2 di

Poswindu Suka Negri Pardasuka Tahun 2023

b. Mengetahui pola makan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 Di

Poswindu Suka Negri Pardasuka Tahun 2023

c. Mengetahui kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2

di Poswindu Suka Negri Pardasuka Tahun 2023

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

d. Mengetahui hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada

pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Poswindu Suka Negri

Pardasuka Tahun 2023

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini memuat tentang pola makan dengan gula darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dan telah dilaksanakan di

Poswindu Suka Negri Pardasuka pada bulan Maret-April 2023.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini sebagai tambahan pustaka dan sebagai sarana untuk

menambah ilmu dibidang kesehatan yang berkaitan dengan “hubungan

pola makan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus

tipe 2” dan sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.

b. Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian dapat digunakan peneliti selanjutnya sebagai

pertimbangan jika hendak melakukan penelitian yang berkaitan dengan

“hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2”.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

2. Secara Praktis

a. Bagi Perawat

Sebagai referensi serta meningkatkan pengetahuan dalam memberikan

informasi mengenai “hubungan pola makan dengan kadar gula darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2”.

b. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan di Puskesmas khusnnya dalam memberikan informasi

mengenai “hubungan pola makan dengan gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2”.

c. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap penderita

penyakit tidak menular berkaitan dengan “hubungan pola makan

dengan gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2”.

d. Bagi keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan keluarga dapat mengendalikan,

memotivasi dan mendukung pola makan pada penderita diabetes

melitus tipe 2 agar gula darah tetap stabil.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metebolisme

kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglekemia),

disebabkan karena ketidakseimbangan antara supplai dan kebutuhan

insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya

glukosa dalam sel agar dapat di gunakan untuk metebolisme dan

pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa

tertahan di dalam darah dan menimbulkan peningkatan gula darah,

sementara sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat di butuhkan dalam

kelangsungan dan fungsi sel (Tarwoto, 2012).

Diabetes mellitus adalah tidak seimbangnya kadar gula dalam darah

karena terjadinya gangguan pada hormone insulin dimana tubuh tidak

mampu untuk menghasilkan insulin, dari pankreas yang cukup untuk

memenuhi kebutuhannya, atau tidak mampunya penderita untuk

menghasilkan insulin sama sekali, atau penderita mampu menghasilkan

insulin yang cukup namun sel tidak dapat menerima insulin tersebut,

karena reseptor yang berfungsi sebagai penangkap insulin mengalami

penurunan fungsi (Pranata, 2017)

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
9

Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan

hiperglikimia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defesiensi

sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau

keduanya (Rendi, 2012).

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Menurut Pranata dan Khasanah (2017), diabetes mellitus diklasifikasikan

menjadi empat kelas klinis yaitu :

a. Diabetes mellitus tipe 1 merupakan tipe diabetes yang terjadi di

karenanakan tubuh tidak mampu menghasilkan insulin sama sekali

sehingga gula tidak mampu dihantarkan ke sel.

b. Diabetes mellitus tipe 2 (NIDDM/Non insulin dependen diabetes

mellitus) Diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes dimana

tubuh mampu menghasilkan insulin namun tidak mencukupi

kebutuhan/kurang. Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat penurunan

sensitivitas terhadap insulin atau akibat penurunan produksi insulin

normalnya insulin terikat oleh reseptor khusus pada permukaan sel dan

mulai terjadi rangkian reaksi termasuk metabolism glukosa. Pada

diabetes mellitus tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif karena

kurangnya insulin yang berperan dalm menstimulus glukosa masuk ke

jaringan dan pengaturan pelepasan glukosa dihati

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

c. Diabetes mellitus gestational Merupakan diabetes tidak seimbangnya

kadar gula darah saat mengalami kehamilan, saat seseorang hamil

ketidakseimbangan hormon didalam tubuh beresiko semakin besar.

d. Diabetes mellitus syndrome Merupakan jenis diabetes mellitus yang

terjadi dikarenakan banyak factor, factor terebut terdiri dari kanker

pankreas atau konsumsi obat – obatan yang dspat meningkatkan gula

darah.

3. Etiologi Diabetes Mellitus

Adapun faktor resiko yang mempengaruhi diabetes mellitus tipe 2 adalah :

a. Genetik

Anggota keluarga penderita diabetes memiliki kemungkinan lebih

besar terserang penyakit diabetes mellitus dibandingkan dengan

anggota keluarga yang tidk mendrita diabetes.

b. Virus dan bakteri

Virus penyebab diabetes mellitus adalah rubella, mumps dan human

coxsackievirus B4.

c. Bahan toksik

Bahan beracun yang merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,

pyrinuron dan streptozoctin

d. Kegemukan, didefinisikan sebagai kelebihan berat badan minimal 20%

lebih dari berat badan yang diharapkan atau memiliki indeks masa

tubuh (IMT) minimal 27 kg

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

e. Jenis kelamin

f. Hipertensi, ( ≥ 140/90 mmHg )

g. HDL kolestrol lebih dari atau sama dengan 35 mg/dl, atau trigiserida

lebih dari 250 mg/dL

h. Gaya hidup yang salah seperti pola makan yang tidak sehat, kurang

nya aktivitas fisik, merokok, faktor risiko diabetes selanjutnya adalah

gaya hidup. Gaya hidup dapat menentukan besar kecilnya resiko

seseorang untuk terkena diabetes, hal ini berkaitan dengan pola makan

dan aktivitas yang dilakukan seseorang sebagai gaya hidupnya

(Damayanti, 2015)

4. Manifestasi Klinis

Penyakit diabetes mellitus gejalanya seringkali tidak disadari

penderita.Tanda dan gejala DM dapat digolongkan menjadi 2:

a. Gejala akut penyakit DM

1) Lapar yang berlebihan atau banyak makan

Karena insulin bermasalah pemasukan gula kedalam seo sel tubuh

berkurang sehingga energi yang dibentuk pun berkurang. Oleh

karena itu tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan

menimbulkan rasa lapar sehingga tumbuhlah perasaan ingin

makan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

2) Sering merasa haus (polidipsi)

Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau

dehidrasi.

3) Jumlah urin yang dikeluarkan banyak ( poliuri)

Jika kadar gula melebihi nilai normal, maka gula darah akan keluar

bersama urin untuk menjaga agar urin yang keluar yang

mengandung gula tak perlu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak

mungkin kedalam urin sehingga volume urin yang keluar banyak

dan kencing pun sering.

b. Gejala kronik DM

1) Kesemutan

2) Kulit terasa panas atau nyeri seperti ditusuk jarum

3) Rasa tebal dikulit

4) Kram

5) Mudah mengantuk

6) Mata buram

7) Sering berganti kaca mata

8) Gatal disekitar kemaluan

9) Gigi mudah goyang dan lepas

(PERKENI, 2015)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

5. Komplikasi Diabetes Mellitus

Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderit DM tipe 2 akan

menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe 2 terbagi menjadi

dua terdiri lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik

(Smeltzer & Bare, 2015; PERKENI 2015)

a. Komplikasi akut

1) Ketoasidosis diabetik (KAD)

KAD merupakan komplikasi akut DM yang ditandai dengan

peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl) ,

disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton

(+) kuat, osmolaritas plasma meningkat (300-320 mos/ml)

2) Hipoglikemi

Hipeglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah

hingga mencapi <60 mg/dl. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala

adregenik (berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan

gejala neuro glikopenik ( pusing, gelisah, kesadaran menurun

sampai koma.

b. Komplikasi kronis atau menahun

Menurut Smeltzer 2015, kategori umum komplikasi jangka panjang

terdiri dari:

1) Makroangiopati : Pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi,

pembuluh darah otak.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

2) Mikroangiopati : Pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati

diabetik).

3) Neuropati : suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf,

dimanw serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera

atau penyakit.

4) Komplikasi dengan mekanisme gabungan : Rentan infeksi,

contohnya tuberkulosis paru, infeksi saluran kemih, infeksi kulit

dan infeksi kaki dan disfungsi ereksi.

6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan pada pasien Diabetes melitus menurut Perkenni (2015)

terdiri dari 4 pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi, jasmani dan

farmakologis.

a. Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan

sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang

sangat penting dari pengelolaan Diabetes Mellitus secara

holistik.Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan

materi edukasi tingkat lanjutan.

b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)

TNM merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DMT2 secara

komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara

menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi,petugas kesehatan yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi

TNM sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap

penyandang Diabetes Mellitus. Penyandang Diabetes Mellitus perlu

diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan,

jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang

menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi

insulin itu sendiri.

c. Jasmani

Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM

Tipe 2 apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani

sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur

sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total

150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari

berturut-turut. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa

darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah 250

mg/dLdianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Latihan jasmani

selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan

dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki

kendali glukosa darah (Perkenni, 2015).

d. Farmakologi

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan

latihan jasmani (gaya hidup sehat).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

B. Konsep Kadar Gula Darah

1. Pengertian Kadar Gula Darah

Kadar gula darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang berasal

dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan

diotot rangka. Glukosa darah berfungsi sebagai penyedia energi tubuh dan

jaringan-jaringan dalam tubuh (Widyastuti, 2011). Kadar gula darah

adalah gula yang terdapat dalam darah yang berasal dari karbohidrat dalam

makanan dan dapat disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot

rangka (Tandara, 2014).

Menurut Callista Roy, kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang

beredar dalam darah. Kadarnya dipengaruhi oleh berbagai enzim dan

hormon yang paling penting adalah hormon insulin. Faktor yang

mempengaruhi dikeluarkan insulin adalah makanan yang berupa glukosa,

manosa dan stimulasi vagal: obat golongan (Tandara, 2014). Kadar gula

darah dapat diperiksa saat pasien sedang dalam kondisi puasa atau bisa

juga saat pasien datang untuk periksa,dengan hasil pemeriksaan kadar

glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl, sedang untuk hasil kadar glukosa saat

puasa > 126 mg/dl (PERKENI, 2015).

2. Macam-macam Pemeriksaan Gula Darah

Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dikenal beberapa jenis

pemeriksaan, antara lain peeriksaan glukosa darah puasa, glukosa adrah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

sewaktu, glukosa darah 2 jam PP, pemeriksaa glukosa darah ke-2 pada tes

toleransi glukosa oral (TTGO), pemeriksaan HbA1C

a. Glukosa darah sewaktu

Glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah

yang dilakukan setiap hari tanpa memperhatikan makanan yang

dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. Pemeriksaan kadar gula

darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap

waktu, tanpa ada syarat puasa dan makan. Pemeriksaan ini dilakukan

sebanyak 4 kali sehari pada saat sebelum makan dan sebelum tidur

sehingga dapat dilakukan secara mandiri (Andreassen, 2014).

b. Glukosa darah puasa

Glukosa darah puasa merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang

dilakukan setelah pasien puasa selama 8-10 jam. Pasien diminta untuk

melakukan puasa sebelum melakukan tes untuk menghindari adanya

peningkatan gula darah lewat makanan yang mempengaruhi hasil tes.

c. Glukosa 2 jam setelah makan (postprandial)

Glukosa 2 jam setelah makan merupakan pemeriksaan kadar glukosa

darah yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien selesai makan (M.

Mufti dkk, 2015). Pemeriksaan kadar postprandial adalah pemeriksaan

kadar gula darah yang dilakukan saat 2 jam setelah makan. Pemeriksaan

ini bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi

hipoglikemik. Standarnya pemeriksaan ini dilakukan minimal 3 bulan

sekali. Kadar gula di dalam darah akan mencapai kadar yang paling

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

tinggi pada saat dua jam setelah makan. Normalnya, kadar gula dalam

darah tidak akan melebihi 180 mg per 100 cc darah. Kadar gula darah

190 mg/dl disebut sebagai nilai ambang ginjal. Jika kadar gula melebihi

nilai ambang ginjal maka kelebihan gula akan keluar bersama urin

(Depkes, 2008).

d. Pemeriksaan Penyaring

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan cara melalui

pemriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah

puasa. Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan hasil positif, maka

perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa

atau dengan tes glukosa oral (TTGO) standart (Kemenkes, 2014).

e. HbA1c

HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dan

hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut

oksigen ke seluruh bagian tubuh). Makin tinggi kadar gula darah, maka

semakin banyak molekul hemoglobin yang berkaitan dengan gula.

Apabila pasien sudah pasti terkena DM, maka pemeriksaan ini penting

dilakukan pasien setiap 3 bulan sekali. Jumlah HbA1c yang terbentuk,

bergantung pada kadar glukosa dalam darah sehingga hasil pemeriksaan

HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar gula pasien DM dalam

waktu 3 bulan. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga dapat dipakai untuk

menilai kualitas pengendalian DM karena hasil pemeriksaan HbA1c

tidak dipengaruhi oleh asupan makanan, obat, maupun olahraga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

sehingga dapat dilakukan kapan saja tanpa ada persiapan khusus

(Widyastuti, 2011).

3. Nilai Normal Kadar Gula Darah

Nilai untuk kadar gula darah dalam darah bisa dihitung dengan beberapa

cara dan kriteria yang berbeda. Berikut ini tabel untuk penggolongan kadar

glukosa dalam darah sebagai patokan penyaring :

Pemeriksaan Baik Sedang Buruk


Gula darah puasa (mg/dl) < 110 110 – 124 ≥ 125
Gula Darah Sewaktu < 145 145 -179 ≥ 180
(PERKENI, 2015)

C. Konsep Pola Makan

1. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara tertentu dalam mengatur jumlah dan jenis

asupan makanan dengan maksud untuk mempertahankan kesehatan, status

gizi, serta mencegah dan/atau membantu proses penyembuhan (Depkes,

2009). Pola makan merupakan kebiasaan yang dilakukan dan

dapatberpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Pola makan seseorang

tergambar melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang dilakukan

untuk mengimbangi asupan gizi yang diperoleh tubuh agar tidak

menumpuk didalam tubuh (Kurniasari, 2020). Pola makan yang baik harus

dipahami oleh para penderita DM dalam pengaturan pola makan sehari-

hari.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

2. Klasifikasi Pola Makan

a. Pola makan sehat

Pola makan sehat merupakan makanan seimbang dengan beraneka

ragam zat gizi dalam takaran yang cukup dan tidak berlebihan (Harahap

VY, 2012). Pola makan yang sehat bisa dilihat dari 3 yaitu jenis,

jumlah, dan jadwal.

b. Pola makan tidak sehat

Pola makan tidak sehat adalah kebiasaan mengonsumsi makanan sehari

hari yang tidak sehat. Pola makan yang buruk bisa berisiko pada

kesehatan tabuh. Dirangkum dari beberapa sumber pola makan yang

tidak sehat seprti :

1) Melewatkan sarapan, sarapan dibutuhkan karena untuk menjaga

konsentrasi saat melakukan aktivitas, menu sarapan tentunya harus

disesuaikan dan dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.

2) Terlalu banyak mengkonsumsi minuman manis, mnuman manis

akan membuat gula darah naik dan lebih berisiko terkena penyakit

diabetes, selain itu minuman manis juga dapat menyebabkan

obesitas.

3) Terlalu sering mengkonsumsi gorengan juga dapat mempengaruhi

peningkatan kalori dan peningkatan kolesterol.

4) Konsumsi junk food ternyata kandungan didalamnya terdapat 80%

lemak jenuh, konsumsi junk food yang berlebihan akan

menyebabkan obesitas dan penyakit lainnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

5) Kurangnya konsumsi sayur dan buah, hal ini tubuh membutuhkan

serat untuk membantu pencernaan selain itu kurangnya makan sayur

juga dapat menyebabkan hipertensi dan risiko lainnya.

6) Makan larut malam akan membuat berat badan naik dan menjadikan

obesitas, selain itu juga dapat menyebabkan asam lambung naik di

siang hari (Anggie Irfansyah, 2020)

3. Pola Makan Pasien Diabetes Mellitus

a. Jadwal

Pengaturan jadwal bagi penderita DM yang biasanya adalah 6 kali

makan per hari yang dibagi menjadi 3 kali makan besar dan 3 kali

makan selingan. Adapun jadwal waktunya adalah makan pagi pukul

06.00-07.00, selingan pagi pukul 09.00-10.00, makan siang pukul

12.00- 13.00, selingan siang pukul 15.00-16.00, makan malam pukul

18.00-19.00, dan selingan malam pukul 21.00-22.00 (Tjokroprawiro,

2012; Dewi, 2013).

b. Jumlah

Jumlah makan (kalori) yang dianjurkan bagi penderita DM adalah

makan lebih sering dengan porsi kecil sedangkan yang tidak dianjurkan

adalah makan dalam porsi yang besar, seperti makan pagi (20%),

selingan pagi (10%), makan siang (25%), selingan siang (10%), makan

malam (25%), selingan malam (10%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

c. Jenis

Jenis makanan perlu diperhatikan karena menentukan kecepatan

naiknya kadar gula darah. Penyusunan makanan bagi penderita DM

mencakup karbohidrat, lemak, protein, buah-buahan, dan sayuran

(Tjokroprawiro, 2012; Dewi, 2013).Ada beberapa jenis makanan yang

dianjurkan atau dibatasi bagi penderita DM yaitu :

1) Sumber karbohidrat kompleks yaitu nasi, roti, mie, kentang,

singkong, ubi, dan sagu.

2) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu

skim, tahu, tempe, kacang - kacangan

3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang

mudah dicerna. Diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup,

direbus dan dibakar.

Sedangkan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi

penderita DM yaitu :

1) Mengandung banyak gula sederhana seperti gula pasir, gula jawa,

sirup, jelly, buah – buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft

drink, es krim, kue – kue manis, dodol, cake dan tarcis.

2) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-

food), goreng – gorengan.

3) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan

makanan yang diawetkan (Almatsier, 2006).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

4. Hasil Ukur Pola Makan Diabetes Melitus

Hasil ukur yang digunakan pada pola makan diabetes melitus yaitu dengan

kuesioner skala gautman. Pada kuesioner ini telah di modifikasi oleh

Amalia tahun 2019 berdasarkan pengaturan TNM dalam konsensus

Perkeni (2015). Pada kuesioner ini terdapat 10 pertanyaan dengan jawaban

ya: 1 dan tidak: 0. Hasil interpretasi kuesioner ini yaitu:

a. Pola makan baik: bila skor ≥7

b. Pola makan tidak baik: bila skor < 7

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variabel – variabel yang akan diteliti yang berkaitan dengan

konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan kerangka

konsep penelitian (Notoadmodjo, 2014).

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Diabetes Mellitus
Tipe 2

Etiologi diabetes mellitus:


1. Genetik
2. virus dan bakteri Kadar gula darah
3. Kegemukan
4. Jenis kelamin
5. Hipertensi
6. Gaya Hidup : pola
makan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

(Sumber : Pranata dan Khasanah 2017; Damayanti 2015; PERKENI,

2015)

E. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo,

2014).

Gambar 2.2
Kerangka konsep
Variabel independen Varibel dependen

Pola Makan Kadar gula darah

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang sebenarnya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoadmodjo, 2014). Dalam penelitian ini hipotesis sementara yaitu :

1. Ha : Ada hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 di Poswindu Suka Negri Pardasuka tahun 2023

2. H0 : Tidak ada hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di Poswindu Suka Negri Pardasuka tahun

2023

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik dengan yaitu

suatu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2016). Rancangan

yang digunakan adalah crossectional yaitu suatu rancangan penelitian

observasional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen dengan variabel dependen di mana pengukurannya dilakukan pada

satu saat (point time approach) (Notoadmodjo, 2014).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi

antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian

(Dharma, 2015). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola

makan

2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar

gula darah.

25
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
26

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Nursalam, 2015).

Tabel 3.1
Definisi operasional
Definisi Cara Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
1. Kadar gula Hasil staus Rekam Ceklist 0 : GDS baik, bila Ordinal
darah pemeriksaan medik hasil pemeriksaan
kadar gula darah < 145 mg/dl
penderita DM 1 : GDS sedang,
tipe 2 berupa jika hasil
gula darah pemeriksaan 145 -
sewaktu 179
2 : GDS buruk, jika
hasil pemeriksaan
≥ 180
(Perkeni, 2015)
Variabel Dependen
2. Pola makan Cara tertentu Kuesioner ceklist 0: Pola makan baik Ordinal
dalam mengatur jika skor ≥ 7
jumlah, jenis 1: Pola makan
dan jam asupan tidak baik jika skor
makanan <7
(Amalia, 2019)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah merupakan subjek yang memenuhi kriteria yang sudah

ditetapkan (Nursalam, 2015) . Populasi dalam penelitian ini adalah semua

responden yang mengalami penyakit diabetes mellitus di wilayah kerja

Puskesmas Pardasuka, didapatkan data dengan populasi sebanyak 71

penderita diabetes mellitus Pada bulan Februari 20223.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

2. Sampel

Sampel merupakan sekelompok individu yang termasuk dalam bagian dari

populasi, dimana peneliti langsung mengumpulkan sampel dan

mengobservasi penderita diabetes mellitus. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 71 responden.

3. Teknik Sampling

Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel

yaitu teknik total sampling. Teknik total sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan semua total yang ada di tempat penelitian

yaitu di Puskesmas Pardasuka dengan jumlah sampel 71 responden.

E. Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang

diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai

bukti dari suatu penelitian (Dharma, 2015). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel pola makan dengan instrument kuesioner yang dirujuk dari

penelitian Amalia (2019) yang terdapat 10 pertanyaan dengan pilihan

jawaban ya : 1 dan tidak :0. Responden dapat memberikan tanda

checklist () pada jawaban yang tepat menurut responden.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

b. Variabel kadar gula darah peneliti menggunakan daftar buku rekam

medis Puskesmas Pardasuka.

2. Pengumpulan Data

Peneliti memberikan lembar informed concent terlebih dahulu kepada

calon responden/keluarga yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian

lembar kuisioner. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu

didapat langsung dari responden dengan cara membagikan lembar

kuesioner. Pegumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner

yang diberikan langsung oleh peneliti kepada responden untuk mengetahui

gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. Setelah pengisian

selesai dilakukan maka kuesioner dikembalikan pada peneliti.

F. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah digunakan dalam suatu pengukuran dimana penelitian

yang didesain dengan tepat namun tidak akan memperoleh hasil penelitian

akurat jika menggunakan alat ukur yang tidak valid (Dharma, 2015). Bila r

hitung > r tabel maka Ho ditolak, artinya variabel valid, bila r hitung < r

tabel maka Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid (Notoatmodjo,

2014). Pada penelitian ini menggunaka kuesioner pola makan yang telah

dilakukan uji validitas oleh Relawati 2017 dan dimodifikasi oleh Amalia

tahun 2019 berdasarkan pengaturan TNM dalam konsensus Perkeni (2015)

kepada 20 responden dengan 10 pertanyaan tentang pola makan. Teknik

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

degree of freedom N- 2= 20-2 = 18 (r tabel 18 = 0,4438), sehingga

diproleh r hitung >0,4438 makan kuesioner dianggap valid.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoajmodjo,

2014). Kriteria pengukuran uji reliabilitas dengan membandingkan nilai

rtabel dengan r hasil (Cronbach Alpha), dan jika Cronbach Alphalebih

besar dibanding r table (0,413), maka pertanyaan dinyatakanreliabel. Hasil

dari uji reliabilitas untuk pola makan adalah 0,910 dengan pertanyaan 10.

G. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Pengelolaan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari peneliti masih

mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk

disajikan. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengelolaan data

adalah :

a. Editing (Penyuntingan)

Editing merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul

baik dari kuisioner ataupun dari pengamatan secara langsung. Editing

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan pengisian, kesalahan

dan kelengkapan jawaban dari responden.

b. Coding (Pengkodean)

Setelah semua kuesioner terkumpul, selanjunya dilakukan pengkodean

atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Pengkategorian data untuk variabel

pola makan yaitu 1 : Baik dan 0 : tidak baik. Sedangkan variabel kadar

gula darah yaitu 0 : baik, 1 : sedang, 2 : buruk.

c. Processing (Memproses data)

Processing adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat

dianalisis. Pemprosesan data dapat dilakukan dengan cara mengentri

datadari kuesioner kedalam program computer lalu dimasukan dalam

program Microsoft exel terlebih dahulu lalu di pindahkan ke program

komputerisasi

d. Cleaning (Pembersihan data)

Setelah semua data dari semua responden telah selesai diproses, perlu

dilakukan pengecekan ulang kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan data, kelebihan data yang

dimasukkan, sehingga dapat dilakukan koreksi.

e. Tabulating

Tabulating adalah penyususnan data yang merupakan pengorganisasi

data yang sedemikian rupa agar mudah disajikan dan dinamis. Tahap ini

hasil pemeriksaan yang sama dikelompokan dengan teliti dan teratur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

lalu di hitung dan dijumlahkan kemudian ditulis dalam bentuk tabel –

tabel.

(Notoajmodjo, 2014).

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2014). Analisa

univariat menggunakan rumus presentase untuk melihat distribusi

frekuensi dan presentase dari karateristik responden penelitian meliputi

usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lamanya menderita diabetes

mellitus dan variabel penelitian pola makan serta kadar gula darah

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2014). Analisis ini menggunakan uji Chi Square digunakan untuk

menguji atau mengetahui hubungan antara variabel pola makan dengan

kadar gula darah. Dalam melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik

di gunakan batas kemaknaan 95% dengan nilai p (P value) ≤ 0,05 maka

Ho ditolak, dan p (pvalue) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

H. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April tahun 2023.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini tealh dilaksanakan Di Poswindu Suka Negri Pardasuka

Tahun 2023

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap responden yang menjadi

subyek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi

bila bersedia menjadi privasi dan kerahasiaan identitas atau jawaban yang

diberikan. Subyek berhak untuk tidak mencantumkan identitasnya dan

berhak mengetahui kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Anonymity merupakan kerahasiaan identitas subjek. Pada penelitian ini

kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga peneliti sengaja

tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti akan menjamin kerahasiaan responden tanpa menyebar luaskan

pada pihak yang tidak berkepentingan, pada saat proses pengolaan data

analisis dan publikasi identitas responden tidak diketahui oleh orang lain.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

Penulis melindungi privasi dan kerahasiaan identitas atau jawaban yang

diberikan. Subyek berhak untuk tidak mencantumkan identitasnya dan

berhak mengetahui kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan.

4. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Respect for Justice an Inclusiveness adalah penelitian harus dilakukan

secara jujur, adil, hati-hati, professional, dan berperikemanusiaan. Prinsip

keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua subyek penelitiaan memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.

5. Balancing Harm and Benefits (Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian

yang ditimbulkan)

Balancing Harm and Benefits merupakan dalam penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian

dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan. Kemudian

meminimalisirkan resiko/dampak yang merugikan bagi subjek penelitian.

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umumnya dan subyek penelitian pada khususnya.

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan

bagi subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres maupun kematian

subyek (Notoatmodjo, 2014).

6. Non maleficience (tidak merugikan)

Peneliti menjelaskan bahwa tidak ada perlakuan apapun dan tidak

berbahaya terhadap responden, karena hanya diminta untuk mengisi

lembar kuisioiner.

7. Justice (keadilan)

Peneliti tidak menghukum responden yang menolak atau /mengundurkan

diri dari keikut sertaan dalam penelitian. Yang dimkasud menghukum

(tidak memberikan sanksi sosial)

8. Protection from discomfort

Peneliti tidak memaksakan responden dan mempersilahkan untuk

menghentikan partisipasinya apabila merasa tidak aman atau nyaman

selama mengikuti kegiatan penelitian (Nursalam, 2016).

J. Jalannya Penelitian

1. Langkah Persiapan

Persiapan merupakan rancangan yang berfungsi sebagai karangka awal

dalam penelitian. Langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap persiapan

yaitu study literatur tanpa melakukan survey langsung ke lahan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

2. Langkah Pelaksanaan

a. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

validitas terlebih dahulu pada institusi program studi S1 keperawatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

b. Peneliti menyerahkan permohonan izin validitas yang di peroleh dari

institusi pendidikan ke Puskesmas Pardasuka.

c. Setelah yakin instrument valid dan reliable kemudian peneliti

mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

program studi S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

d. Peneliti menyerahkan permohonan izin yang diperoleh dari institusi

pendidikan ke kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu setelah mendapat balasan kemudian peneliti menyerahkan ke

Pemerintah Kabupaten Pringsewu Dinas Kesehatan kemudian surat

balasan dari dinas kesehatan di serahkan ketempat penelitian Puskesmas

Pardasuka.

e. Peneliti membagikan kuesioner di Puskesmas Paardasuka kepada

responden.

f. Sebelum peneliti membagikan kuisioner peneliti membagikan infomerd

consent terlebih dahulu, terkait kerahasian informasi yang di berikan

akan di jaga dan hanya di gunakan untuk kepentingan peneliti.

g. Peneliti melakukan penelitian dengan meminta responden untuk

mengisi kuesioner yang sudah dibagikan dengan sebenar -benarnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

h. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan

analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan kesimpulan

penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Amalia, A. Z. 2019. Hubungan 4 pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2


dengan Kedali Tekanan Darah pada Pasien DMT2 Dengan Hipertensi.
Skripsi. Jember : Fakultas Kedokteran Universitas Jember.

Anggraeni, Irna, and Ringgo Alfarisi. 2018. “Hubungan Aktifitas Fisik Dengan
Kadar Gula Darah Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Di
Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Abdul Moeloek.” Jurnal dunia
kesmas 7(3).

Damayanti. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Diabetes mellitus Tipe 2.

Dewi (2013). Menu Sehat 30 Hari untuk Mencegah dan Mengatasi Diabetes.
Jakarta: Media Pustaka

Dharma, K. K. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV. Trans


Info Media

Fatimah, Restyana Noor. 2015. “Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Majority 4(5).

Idris, Andi Mardhiyah, Nurhaedar Jafar, and Rahayu Indriasari. 2014. “Pola
Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien DM Tipe 2.” Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia 10(4): 211–18.

Notoadmodjo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. from Renika Cipta

Nursalam. 2017. Metodolodi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

Pradana, Pande Komang Wahyu. “Angka Kejadian Ketonuria Pada Penderita


Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.”

Pranata, S. K. (2017). Merawat Penderita Diabetes Melitus. .

Relawati, dkk. 2017. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

Penatalaksanaan Diet pada Pasien Diabetes Mellitus. Skripsi. Yogyakarta :


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Rendi. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Beda.h dan Penyakit Dalam.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Richardo, Betteng, Damayanti Pengemanan, and Nelly Mayulu. 2014. “Kejadian


Diabetes Mellitus Tipe II Pada Lanjut Usia Di Indonesia (Analisis
Riskesdas 2018 ).” Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 17(1): 9–20.

Siswanto. 2013. Metode Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta: Bursa


Ilmu

Susanti, Bistara Difran. 2018. “Hubungan Pola Makan Dan Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Milletus.” Jurnal Kesehatan Vokasional (JKESVO)
3(1): 29–34.

Susanti, Susanti, and Difran Nobel Bistara. 2018. “Hubungan Pola Makan Dengan
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus.” Jurnal Kesehatan
Vokasional 3(1): 29.

Tjokroprawiro. A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai
Pendukung Terapi DiabetesMellitus. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Unair.

Wele, Melania. 2018. “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Diabetes


Melitus Tipe II Di Ruangan Cempaka RSUD. Prof. Dr. WZ Johannes
Kupang.”

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

Lampiran Surat Pra Survey

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

Lampiran Penjelasan Penelitian

PENJELASAN PENELITIAN

Responden yang saya hormati,


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Siti Rodiatun
NIM : 2019206203071

Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung yang akan melaksanakan penelitian dengan judul
“Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Di Puskesmas Pardasuka Tahun 2023”.

Hasil penelitian ini dapat membawa manfaat untuk mengetahui pola makan
dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Peneliti menjamin hasil
penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi siapapun.Peneliti
akan menjunjung tinggi hak-hak responden yaitu :
1. Menyimpan seluruh kerahasiaan data yang diperoleh, baik dalam proses
pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasilpenelitian.
2. Menghargai keinginan saudara sebagai responden bila tidak ingin
berpartisipasi dalam penelitianini.

Demikian penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan saya lakukan.
Atas kerjasama dan bersedianya saudara menjadi responden dalam penelitian ini
saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Penulis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

Lampiran Informed Concent

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)


(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya medari, mengerti


dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam
penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan
memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri keikut-sertaannya,
maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul
Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Di Puskesmas Pardasuka Tahun 2023.

Saya dengan sukarela untuk ikut serta dalam penelitian initanpa tekanan/paksaan
apapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan formulir perstujuan
yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju
Ya/Tidak*)
Hari/Tanggal Tandatangan
Nama :
Umur :
Alamat :
Nama Peneliti :
Siti Rodiatun

Nama Saksi :

*) coret yang tidak perlu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

Lampiran Kuesioner

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH


PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS
PARDASUKA TAHUN 2023

A. Identitas Responden
Nama responden :
Usia responden :
Pekerjaan responden :
Pendidikan responden :

B. Kuesioner Pola Makan


Petunjuk pengisian:
Jawablah penyataan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklist () pada
jawaban yang menurut anda benar!

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Ya Tidak
1 Saya rutin mengontrol kadar gula darah ke
Puskesmas utnuk menentukan kebutuhan
diet saya?
2 Saya makan tepat waktu sesuai jadwal yang
dianjurkan oleh dokter atau petugas
kesehatan yang lainnya
3 Saya makan makanan sesuai dengan yang
dianjurkan dokter atau petugas kesehatan
yang lainnya
4 Setiap hari saya membatasi mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak seperti
makanan siap saji, gorengan, usus, dan hati
5 Setiap hari saya membatasi mengkonsumsi
makanan dan minuman manis/ banyak
mengandung gula
6 Setiap hari saya mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein seperti telur,
daging dan kacang-kacangan.
7 Saya setiap hari selalu makan sayur dan
buah-buahan sesuai anjuran dokter atau
petugas kesehatan yang lainnya

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

8 Saya membatasi makan makanan yang asin-


asin
9 Saya memakai gula pengganti seperti gula
jagung pada saat ingin mengkonsumsi
minuman/makanan yang manis
10 Saya selalu melakukan variasi makanan
pada jadwal diet makan saya agar tidak
terjadi kebosanan

C. Kadar Gula Darah

No Nama Jenis Kriteria GDS


Kelamin Baik Sedang Buruk
(<145 mg/dl) (145-179 mg/dl) (> 180 mg/dl)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

Lampiran Lembar Konsul

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai