Anda di halaman 1dari 61

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN

REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI


PERTAMA (MENARCHE)
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Ucu Anggrianti
2014201119

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG
2021
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN
REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI
PERTAMA (MENARCHE)
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Ucu Anggrianti
2014201119

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan
Pada Fakultas Kesehatan Universitas Muhamadiyah Tangerang

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
TANGERANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN


REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI
PERTAMA (MENARCHE)
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS

NamaMahasiswa : Ucu Anggrianti


NIM : 2014201119
Program Studi : S1 KEPERAWATAN

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam Sidang
Proposal/ Hasil Program Studi Sarjana Keperewatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tanggerang

Tanggerang,…………2021
Menyetujui,
Pembimbing Tugas Akhir

(Ns. Eriyono B. W, S.Kep., M.Kep)

sebanyak 89 orang siswi kelas VII yang ada di SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan
Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
KATA PENGANTAR

Segala Puji Dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah Swt, Yang Telah
Memberikan Nikmat, Rahmat Dan Karunia-Nya Sehingga Penulis Dapat
Menyelesaikan Proposal Yang Berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga
Menghadapi Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama
(Menarche) Pada Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas”.

Dalam penyusunan Proposal, penulis menemukan banyak kesulitan dan mengalami


beberapa kendala, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, S.Pd.,M.Pd. selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Tangerang yang memiliki kebijakan yang baik dan berguna
bagi mahasiswa
2. Dr. Ns. Hj. Rita Sekarsari, S.Kep., MHSM., Sp.KV selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang yang memberikan
fasilitas dan kesempatan untuk belajar
3. Imas Yoyoh, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang yang
mengarahkan dalam proses belajar mengajar
4. Ns. Eriyono B. W, S.Kep., M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
5. Ns. Hj. Elly Purnamasari, S.Kp., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
6. Serta tercinta Anak-anak ku tersayang dan segenap keluarga besarku yang
selalu mendo’akan dan memberikan dukungan moril maupun materil serta
semangatnya yang luar biasa dalam penyusunan proposal skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Proposal Penelitian ini. Penulis menyadari bahwa
penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Proposal Penelitian . Semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Tangerang, 19 Nopember 2021


Penulis

Ucu Anggrainti
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................3

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI............................................................................................................4

PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah ................................ Error! Bookmark not defined.

C. Batasan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.

D. Rumusan Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.

E. Tujuan Penelitian..................................... Error! Bookmark not defined.

1. Tujuan Umum ..........................................................................................

2. Tujuan Khusus .........................................................................................

F. Manfaat Penelitian ..........................................................................................

1. Bagi Peneliti ............................................................................................

2. Bagi Puskesmas .......................................................................................

3. Bagi Program Studi .................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................

A. Landasan Teori ............................................................................................

B. Penelitan Terkait .........................................................................................

C. Kerangka Teori ............................................................................................

D. Kerangka Konsep ........................................................................................

E. Hipotesis Penelitian .....................................................................................

METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................

A. Jenis dan Desain Penelitian .........................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................

C. Populasi dan Sampel ...................................................................................

1. Populasi ...................................................................................................

2. Sampel .....................................................................................................

D. Definisi Operasional ....................................................................................


E. Instrumen Penelitian ....................................................................................

F. Pengujian Instrumen Penelitian ......................................................................

1. Uji Validitas .............................................................................................

2. Uji Reliabilitas .........................................................................................

G. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................

H. Teknik Pengolahan Data .............................................................................

I. Data .................................................................................................................

J. Etika Penelitian ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode dalam lingkaran kehidupan

diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Perubahan biologis, psikologis,

lingkungan, sosial dan hukum mempengaruhi awal dan akhir masa remaja

(Alpers, A.2006). Masa remaja merupakan masa peralihandari masa kanak-kanak

menuju ke masa dewasa muda. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses

tumbuh kembang yang berkesinambungan sejak saat konsepsi sampai mencapai

dewasa (Narendra, dkk. 2002).

Puberitas pada perempuan dapat ditandai dengan datangnya menstruasi

untuk pertama kalinya (menarche). Menstruasi atau perdarahan periodik normal

uterus merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada primata betina. Pada

dasarnya menstruasi merupakan proses katabolisme dan terjadi dibawah pengaruh

hormon hipofisis dan ovarium. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun

(Benson, dkk, 2008).Remaja yang tampak memberikan reaksi negatif terhadap

awal menstruasi, kemungkinan karena alasan-alasan negatif yang sering

dikemukakan oleh kaum perempuan seperti ketidaknyamanan fisik (pusing, sakit

punggung, kram, sakit kepala, perut kembung dan nyeri perut), emosional (mudah

tersinggung, gelisah) dan gangguan yang berat (depresi, rasa takut dan gangguan

konsentrasi). Dan sebagian besar orang tua memberi informasi tentang menstruasi

dan hubungan seksual sangat sulit untuk dikomunikasikan pada anak karena

masih di anggap hal yang tabu. Banyak orang tua yang tidak pernah menerima

pendidikan seks dirumah sehingga mereka takut untuk mendiskusikan dengan


2

anak-anak mereka, alasan lain mungkin karena orang tua khawatir dan cemas

dengan kesan trauma pada saat pertama menstruasi mereka dimulai, mereka

berpikir menstruasi adalah perdarahan yang menakutkan (Djiwandono, 2008).

Para remaja putri kebanyakan khawatir atau merasa cemas pada saat

mengalami haid pertama, hal ini dikarenakan rasa cemas akan rasa sakit, nyeri di

daerah perut yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini lah yang selalu di cemaskan

oleh remaja putri pada saat akan mengalami haid untuk pertama kalinya.

Kebanyakan remaja putri merasa cemas dikarenakan belum tahu rasa sakit yang
3

akan dialami tersebut apakah ringan atau rasa sakit yang benar-benar tidak dapat

ditahan sehingga harus mengkonsumsi obat atau berobat kerumah sakit.

Sebagian para remaja putri Indonesia kebanyakan tidak khawatir lagi

apabila mendapatkan menarche, hal ini dikarenakan mereka sudah mendapat

informasi dan cara untuk menghadapi rasa nyeri pada saat menarche. Para remaja

putri merasa banyak reaksi negatif terhadap menstruasi pun bisa dihindari atau

dihilangkan, hal ini karena mereka telah menyiapkan dirinya untuk menghadapi

datangnya menstruasi pertama beberapa saat sebelumnya seperti bertanya

langsung atau meminta bantuan medis untuk menangani efek samping fisik dan

fisiologis yang mungkin timbul menjelaskan kewajaran fenomena ini. Bahkan

para remaja putri kebanyakan merasa bangga dan gembiraan pada saat mendapat

menarche karen mereka merasa telah dewasa(Djiwandono, 2008).

Berbeda halnya dengan kebanyakan remaja putri di Cipanas, mereka

merasa tabu atau malu untuk menayakan langsung kepada orang tua mengenai

menarche, hal ini terjadi karena rasa hormat dan segannya para remaja putri untuk

membicarakan hal-hal yang di anggapnya tidak wajar di bicarakan kepada orang

tua. Para remaja putri lebih banyak mencari informasi dari teman-temannya yang

telah mangalami menarche ataupun langsung mencari informasi di internet. Akan

tetapi, informasi yang di dapatkan remaja putri tidak sepenuhnya dapat di katakan

benar, karena untuk menghilangkan rasa nyeri pada saat mendapatkan menarche

kebanyakan remaja putri meminum obat penghilang rasa nyeri. Hal ini akan

berbahaya bagi kesehatan remaja putri tersebut jika penggunaan obat tidak

mendapatkan petunjuk yang benar dari dokter maupun orang yang ahli dalam

bidang pengobatan. Oleh karenanya dukungan orang tua, terutama perhatian orang
4

tua terhadap remaja putri harus lebih di tingkatkan lagi, terutama dalam memberi

informasi tentang menarche, sehingga remaja putri tidak perlu merasa cemas

dalam mengahadapi rasa nyeri pada saat akan menarche dan mereka dapat

melewati menarche tanpa rasa cemas dan cara yang salah.

Jumlah siswi kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas

Kabupaten Lebak Provinsi Banten adalah 83 siswi dari 5 kelas VII yang ada, yaitu

siswi kelas VII.1 sebanyak 18 siswi perempuan, kelas VII.2 sebanyak 11 siswi

perempuan, kelas VII.3 sebanyak 18 siswi perempuan, kelas VII.4 sebanyak 16

siswi perempuan, kelas VII.5 sebanyak 20 siswi perempuan. Dari keseluruhan

siswi perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten

Lebak Provinsi Banten, diketahui hampir 87 persen siswi sudah mengalami

menarche dan telah melewati rasa khawatir pada saat menarche, hal ini dapat

mereka lakukan karena mereka telah mempersiapkan diri untuk tumbuh dewasa

dengan mencari informasi tentang haid pada teman-teman, membaa buku,

mengikuti siaran kesehatan di televisi serta adanya dukungan keluarga yang

menjelaskan sebelumnya tentang menarche dan cara mengatasi nyeri di perut

pada saat menarche. Selain itu keluarga juga memginformasikan segala sesuatu

yang menyangkut dengan menarche seperti mandi wajib setelah haid, serta apa

yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh di lakukan pada saat datang bulan

(Laporan Survei awal, 2021).


5

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang

” HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN

REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA

(MENARCHE) PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS.”

B. Identifikasi Masalah

Indenfikasi Masalah berdasarkan Latar Belakang diatas adalah bahwa

Menstruasi akan terjadi pada setiap wanita mulai dari usia 10-14 tahun. Wanita

yang mengalami menstruasi pertama akan mengalami stres yang di sebabkan

oleh pengeluaran darah secara tiba-tiba dari vagina. Menstruasi pertama terjadi

pada usia 10 tahun, faktor yang menyebabkan menstruasi dini disebabkan oleh

gizi, olah raga, lingkungan sosial, audio visual dan ras. Stres yang disebabkan

oleh siswa pada saat mengalami menstruasi pertama (menarche) yaitu dengan

adanya nyeri pada perut yang menganggapnya bahwa nyeri tersebut hanya

sebagai sakit perut biasa. Sehingga dari uraian diatas siswa SMP bisa mencegah

terjadinya stres saat menghadapi menstruasi pertama (menarche). Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi

menstruasi pertama (menarche) di SMPN 1 Cipanas ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada. Peneliti membatasi ruang lingkup

Rencana penelitian pada tingkat aktivitas fisik siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Cipanas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan “Bagaimana


6
hubungan dukungan keluarga dalam menghadapi Haid Pertama

Kali(menarche)pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas

Kabupaten Lebak Provinsi Banten?.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan dukungan keluarga dalam

menghadapi kesiapan Haid Pertama Kali (menarche)pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan dukungan penghargaan remaja putri dalam

menghadapi Haid Pertama Kali (menarche) pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten

b. Untuk mengetahui dukungan instrumental remaja putri dalam

menghadapi Haid Pertama Kali (menarche) pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten

c. Untuk mengetahui dukungan emosional remaja putri dalam menghadapi

Haid Pertama Kali (menarche) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten .

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam melakukan Rencana penelitian

khususnya hubungan dukungan penghargaan remaja putri dalam menghadapi

Haid Pertama Kali (menarche) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas

Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten .


7

2.Bagi Sekolah

a. Bagi siswi kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas

Kabupaten Lebak Provinsi Banten sebagai bahan informasi mengenai cara

mengatasi rasa nyeri pada saat Haid Pertama Kali (menarche).

b. Bagi SMP Negeri 1 Negeri Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten

Lebak Provinsi Banten bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan

dan meminimalisasikan kekhwatiran para siswi tentang cara mengatasi rasa

nyeri pada saat Haid Pertama Kali (menarche).


8

3.Bagi Program Studi

a. Bagi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhamadiyah Tangerang

sebagai salah satu bahan masukan atau informasi guna menambah bahan

perpustakaan yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

b. Bagi pihak lain diharapkan Rencana penelitian ini dapat dijadikan

sebagai referensi untuk dipelajari dibangku perkuliahan, dan dapat

membandingkan antara teori dengan praktek yang sesungguhnya di

lapangan khususnya tentang Haid Pertama Kali (menarche).

Dengan adanya Rencana penelitian ini nantinya akan dapat mencegah tingkat kesiapan

dalam menhadapi haid pertama Kali (menarche) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Cipanas pada khususnya dan Siswa Remaja lainnya pada umumnya, sehingga tidak

menimbulkan traumatik
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Haid Pertama Kali (Menarche)

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar

14 hari setelah ovulasi. Menstruasi adalah produksi berulang hormon estrogen

dan progesteron sampai menghilang. Berkurang dan menghilangnya estrogen dan

progesteron menyebabkan terjadi fase vasokontriksi (pengerutan) pembuluh

darah, sehingga lapisan dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah

(kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)

dan pelepasan darah dalam bentuk perdarahan yang disebut menstruasi (Manuaba,

2009).

Narendra, dkk (2002) mengatakan menarche adalah menstruasi pertama.

Menarche sejak berabad-abad yang lalu tidak berbeda dengan sekarang, yaitu

antara 11-15 tahun (rata-rata 13 tahun). Beberapa ahli mengatakan bahwa anak

perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak lebih cepat mengalami

menarche daripada anak yang kurus. Saat timbulnya menarche juga kebanyakan

ditentukan oleh pola dalam keluarga. Hubungan antara usia menarche sesama

saudara kandung lebih erat daripada antara ibu dan anak perempuannya.

Menarche lebih lambat timbul pada daerah pedesaan dibandingkan dengan

perkotaan dan lebih cepat didaerah dataran rendah. Faktor lain seperti penyakit

kronis, terutama yang mempengaruhi masukan makanan dan oksigenisasi jaringan

yang dapat memperlambat menarche.


10

Menstruasi adalah perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan

dialami oleh sebagian besar wanita usia produktif. Fase menstruasi merupakan

periode luruhnya lapisan endometrium. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen

rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh

kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih

matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan

lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus dengan

endometrium dan alat seks sekunder (Manuaba, 2009).

2. Fisiologi menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita tidak sama, dengan variasi normal antara

26-32 atau 28-35 hari. Alat kandungan pada saat lahir belum berkembang. Setelah

panca indra menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah oleh

hipotalamus melalui sistem portal mengeluarkan hormon gonadotropik

perangsang folikel dan Luteinizing Hormone yang merangsang indung telur.

Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primordial yang dalam

perjalanannya mengeluarkan hormon estrogen untuk pertumbuhan tanda seks

sekunder (Manuaba, 2009).

Menstruasi atau perdarahan yang terjadi untuk pertama kali disebut

menarche. Pada saat menarche hanya hormon estrogen saja yang dominan,

dominannya hormon estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder. Itu

sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk

menstruasinya anovulatoir atau tanpa pelepasan telur. Baru setelah umur wanita

mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi teratur dengan interval 26-32
11

hari. Durasi rata-rata perdarahan menstruasi adalah 3-7 hari tetapi dapat pula

bervariasi. Kehilangan darah rata-rata pada periode menstruasi normal sekitar 35-

90 ml. Kira-kira tiga perempat darah ini hilang dalam 2 hari pertama. Wanita

berusia <35 tahun cenderung kehilangan lebih banyak darah dibanding mereka

yang berusia >35 tahun (Benson & dkk, 2008).

Menurut Salmah & dkk (2006) mengatakan siklus menstruasi pada

wanita terjadi di endometrium, kelenjar hipotalamus-hipofisis dan ovarium

sebagai siklus yang berulang:

1. Siklus endometrium

Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase yaitu fase menstruasi,

fase proliferasi, fase sekresi dan fase iskemik.

a. Fase menstruasi

Fase ini ditandai oleh perdarahan pervaginam, berlangsung selama 3-5 hari.

Secara fisiologis ini adalah akhir dari siklus menstrual karena endometrium

luluh kelapisan dasra bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak

dibuahi.

b. Fase proliferasi

Merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari

kelima ovulasi. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal

dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini

terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase

proliferasi bergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel

ovarium (Graaf).
12

c. Fase sekresi

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum

periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi diproduksi lebih banyak

progesteron. Sekarang terlihat endometrium yang edematosa, vaskular dan

fungsional. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang

dengan sempurna mencapai ketebalan. Endometrium menjadi kaya dengan

darah dan sekresi kelenjar.

d. Fase iskemik

Pada fase ini apabila tidak terjadi pembuahan korpus luteum yang

menyekresi estrogen dan progesteron menyusut sehingga suplai darah ke

endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis, akibat dari hancurnya

lapisan endometrium menyebabkan perdarahan menstruasi dimulai lagi

yang menandai hari pertama siklus berikutnya.

i. Siklus hipotalamus-hipofisis

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan

progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam

darah ini menstimulasi hipotalamus untuk menyekresi Gonadotropin-

Releasing Hormone (Gn-RH). Gn-RH sebaliknya menstimulasi sekresi

hipofisis anterior FSH. FSH menstimulasi perkembangan folikel de Graaf

ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan

Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior mengeluarkan Lutenizing

Hormone (LH). Lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen yang

berada dibawah puncak ini mengawali ekspulsi ovum dari folikel ke de

Graaf dalam 24-36 jam. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13
13

atau ke-14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan

implantasi ovum pada waktu ini, korpus luteum menyusut. Oleh karena

itu, kadar progesteron dan estrogen menurun terjadi menstruasi dan

hipotalamus sekali lagi distimulasi untuk menyekresi Gn-RH. Proses ini

disebut siklus hipotalamus-hipofisis.

ii. Siklus ovarium

Lama fase folikular pada siklus menstruasi ovarium ini bervariasi pada

setiap wanita. Hampir semua variasi lama siklus ovarium merupakan

akibat variasi lama fase folikular. Kadang-kadang (1 dari 100 siklus

menstruasi), lebih dari satu folikel diseleksi dan lebih dari satu osit

menjadi matur dan mengalami ovulasi. Setelah ovulasi, kadar estrogen

turun. Pada 90% wanita pengeluaran darah hanya sedikit sehingga tidak

disadari. Pada 10% wanita terjadi perdarahan yang cukup sehingga dapat

dilihat dan mengakibatkan perdarahan dipertengahan siklus.

3. Gangguan menstruasi

a. Jumlah darah dan lama menstruasi

Hipermenorea (menoragia) adalah bentuk gangguan siklus menstruasi

tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari

jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya

menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip

endometrium atau hiperplasia endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosis

kelainan ini dapat ditetapkan dengan pemeriksaan dalam ultrasonografi (USG)

dan pemeriksaan terhadap kerokan (Manuaba, 2009).


14

Kelainan kedua adalah hipomenorea, pada kelainan ini siklus menstruasi

tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan

kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan gangguan

hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi atau wanita dengan penyakit tertentu

(Manuaba, 2009).

b. Gangguan Kelainan siklus menstruasi

Mencakup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut, polimenorea yaitu

menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea adalah siklus

menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya

adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari

tiga bulan berturut-turut. Menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18

tahun. Amenorea primer terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami

menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin (tidak

terbentuknya rahim, tidak ada liang vagina atau gangguan hormonal). Amenorea

fisiologis (normal) yaitu seorang wanita sejak lahir sampai mencapai menarche,

terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu dan setelah mati haid.

Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti

lebih dari tiga bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolisme,

gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin atau terdapat penyakit menahun

(Manuaba, 2009).

c. Pendarahan di luar menstruasi

Perdarahan diluar menstruasi disebut juga metroragia. Perdarahan ini

dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis.

Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium


15

(indung telur) dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk

perdarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus,

perdarahan menstruasi berkepanjangan. Pengobatan terhadap kelainan ini pada

remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita

menikah atau mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu

dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Bentuk

gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim

menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan

menstruasi) atau metroragia atau perdarahan diluar menstruasi (Manuaba, 2009).

Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya gangguan pada

alat-alat kelamin di antaranya pada mulut rahim (keganasan, perlukaan atau

polip). Pada bagian rahim (mioma uteri atau tumor rahim), polip pada lapisan

dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblast, keganasan. Sedangkan pada

saluran telur kelainan dapat berupa kehamilan tuba (diluar kandungan), radang

saluran telur atau tumor tuba sampai keganasan tuba. Setiap perdarahan abnormal

yang terjadi bersamaan atau diluar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi

dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat (Manuaba, 2009).

d. Keadaan patologis terkait menstruasi

Gangguan ini dapat berupa ketegangan sebelum menstruasi terjadi

keluhan yang mulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah menstruasi. Terjadi

karena ketidakseimbangan estrogen dan progesteron menjelang menstruasi.

Ketegangan sebelum menstruasi ini terjadi pada wanita umur sekitar 30-40 tahun

dan pengobatannya bergantung pada keadaan dan memerlukan konsultasi dengan

ahli. Bentuk gangguan sebelum menstruasi lainnya adalah mastodinia yaitu terasa
16

pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan

oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam. Tetapi perlu

diperhatikan kemungkinan adanya radang payudara atau tumor payudara,

karenanya disarankan untuk melakukan pemerikasaan rutin (Manuaba, 2009).

Keluhan lain berkaitan dengan masa sebelum menstruasi yaitu rasa nyeri

saat ovulasi, ini terjadi karena pecahnya folikel Graaf, dapat disertai perdarahan,

lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari, ini adalah waktu yang tepat untuk

hubungan seks yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Sedangkan gangguan

yang berkenaan dengan masa haid berupa dismenorea (rasa nyeri saat menstruasi).

Perasaan nyeri pada waktu menstruasi dapat berupa kram ringan pada bagian

kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Gangguan ini ada dua

bentuk yaitu dismenorea primer dan sekunder (Manuaba, 2009).

Dismenorea primer yaitu nyeri menstruasi yang terjadi tanpa terdapat

kelainan anatomis dan alat kelamin. Dismenorea sekunder yaitu nyeri menstruasi

yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini

kemungkinan adalah menstruasi disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri,

polip endometrial, polip serviks, pemakaian IUD atau AKDR (alat kontrasepsi

dalam rahim). Untuk menegakkan penyebab dismenorea perlu konsultasi dengan

dokter ahli kandungan sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat (Manuaba,

2009).
17
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menarche

a. Faktor Kesehatan

Menurut Wong, dkk (2008) faktor kesehatan yang mempengaruhi

Menarche pada remaja putri adalah

i. Perubahan Hormonal yaitu proses produksi dan pelepasan gamet

atau dengan kata lain kematangan serta pelepasan ovum pada

wanita serta sekresi hormon seks.

ii. Kematangan Seksual yaitu dimana usia, pertambahan tinggi, berat

badan serta bentuk tubuh yang telah mencapai puncaknya seperti

telah tumbuhnya payudara dan lain sebagainya.

iii. Penyakit yaitu seseorang yang memiliki riwayat penyakit kronis

terutama yang mempengaruhi masukan makanan dan oksigenasi

jaringan akan dapat memperlambat menarche.

b. Faktor Pertumbuhan

Menurut Wong, dkk (2008) faktor pertumbuhan yang dapat

mempengaruhi menarche adalah sebagai berikut:

i. Pertumbuhan Fisik yaitu cepatnya pertumbuhantinggi dan berat

badan pada seorang remaja putri.

ii. Berat Badan yaitu dimana anak yang memiliki kandungan lemak

lebih banyak akan cepat menarche sedangkan anak yang

kelangsungan lemaknya sedikit akan lambat mendapatkan

menarche.

iii. Lingkungan yaitu remaja putri yang bertempat tinggal di kota akan

lebih cepat mendapatkan menarche dikarenakan pergaulan mereka

yang membuat mereka lebih cepat untuk berfikir dewasa di

bandingkan dengan remaja putri di desa.


18

B. Penelitian Terkait

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan mereferensi dari

penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah pada

skripsi ini.Berikut ini penelitian terdahulu yang berhubungan dengan skripsi ini antara lain

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gladys Salangka, Sefti Rompas, Maria Regar

(Tahun 2018) yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan kesiapan

remaja putri dalam menghadapi menarche, Hasil penelitian menunjukan

bahwa usia terbanyak dalam penelitian ini adalah 13 tahun yaitu 20 responden

(63%) dan usia tersedikit adalah usia 12 tahun yaitu 4 responden (12%). Hasil

analisa data dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan nilai p value =

0,001 sehingga Ho ditolak (p<0,05), hal ini menujukkan bahwa ada hubungan

antara variabel dukungan keluarga dengan kesiapan remaja putri dalam

menghadapi menarche. Nilai korelasi koefisien sebesar 0,544 menunjukkan

korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat. Kesiapan remaja putri dalam

menghadapi menarche memerlukan dukungan dari orang tua, dukungan

tersebut dapat berupa dukungan informasi, emosional, penghargaan, dan

instrumental, seperti yang dikemukan oleh penelitian Ayu (2013) kesiapan

remaja putri dalam menghadapi menarche tergantung beberapa hal, salah

satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku orang tua, sebagian besar ibu tidak

mengajari anak perempuan mereka tentang masalah menstruasi seperti usia

mendapatkan menstruasi, lama menstruasi dan pemeliharaan kesehatan selama

menstruasi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ema Wati Tahun 2013, yang berjudul hubungan

dukungan keluarga dengan Tingkat kesiapan remaja putri dalam Menghadapi

menarche pada siswi kelas VII SMP Negeri tangan-tangan hasil penelitian

menunjukan bahwa Dukungan Instrumental Keluarga terhadap remaja putri


19
kelas VII di SMP Negeri 1 Tangan-tangan Kecamatan Tangan-tangan

Kabupaten Aceh Barat Daya terhadap tingkat kesiapan ketika menghadapi

haid pertama (menarche) yang baik sebanyak 64 orang (77,1%) sedangkan

yang tidak baik hanya 19 orang (22,9%).

2.Pengertian Remaja Putri

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan individu. WHO mendefinisikan remaja bila anak telah

mencapai umur 10-19 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari

masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa yang meliputi kematangan fisik,

kognitif, dan emosional untuk mempersiapkan diri baik pada anak laki-laki

maupun pada anak perempuan. Batasan tumbuh menjadi seorang remaja sulit

ditetapkan, tetapi periode ini sering dinampakkan dengan karakteristik seks

sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya

pertumbuhan tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun (Narendra, 2012).

Masa remaja yakni antara 10 sampai 19 tahun adalah suatu periode masa

pematangan organ reproduksi manusia. Adolesens adalah masa dalam kehidupan

seseorang ketika dia berubah menjadi orang dewasa. Ini adalah suatu periode yang

secara kasar paralel dengan tahun-tahun remaja awal, tetapi kadang-kadang lebih

awal pada anak perempuan yaitu umur 9 tahun. Awal adolesens sering dikenal

sebagai pubertas (Widyastuti dalam Narendra, 2012).

Wong (2018) mengatakan masa remaja yang secara literatur berarti

tumbuh hingga mencapai kematangan, secara umum berarti proses fisiologis,

sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas. Masa remaja

terdiri atas tiga subfase yang jelas yaitu: masa remaja awal (usia 11-14 tahun),

masa remaja pertengahan (usia 15-17 tahun) dan masa remaja akhir (usia 18-20

tahun). Menurut Alpers (2016) Masa remaja secara kronologis didefinisikan

sebagai periode dari 10 hingga 21 tahun.


20

Berdasarkan sifat dan ciri perkembangannya, masa (rentang waktu)

remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu (Widyastuti dalam Narendra, 2012):

a. Masa remaja awal (10-12 Tahun)

Sifat dan ciri yang terlihat pada remaja putri adalah merasa ingin lebih

dekat dengan teman sebaya, tampak merasa ingin bebas dan remaja putri

tampak lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir

yang khayal (abstrak).

b. Masa remaja menengah (13-15 tahun)

Sifat dan ciri yang terlihat pada remaja putri adalah mereka merasa ingin

mencari identitas diri atau tertarik pada lawan jenis. Timbul perasaan cinta

yang mendalam dan kemampuan berpikir makin berkembang, berkhayal

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Sifat dan ciri yang terlihat pada masa ini pengungkapan kebebasan diri

dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra, gambaran,

keadaan dan peranan terhadap dirinya dapat mewujudkan perasaan cinta

dan memiliki kemampuan berpikir lebih baik dari sebelumnya.

2.Pubertas Remaja Putri

Pubertas adalah proses kematangan hormonal dan pertumbuhan yang

terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks

sekunder mulai muncul. Proses ini umumnya dibagi menjadi dalam tiga yaitu pra

pubertas, merupakan periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak

pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual.

Pubertas merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan


21

keluarnya darah mensruasi pertama kali pada remaja putri. Dan pasca pubertas

merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas. Ketika pertumbuhan tulang

telah lengkap dan fungsi reproduksi terbentuk dengan cukup baik (Wong, 2018).

Pubertas adalah rangkaian peristiwa yang mengarah ke pematangan

seksual. Waktu terjadinya percepatan pertumbuhan, pematangan tulang rangka,

perkembangan karakteristik seksual dan pencapaian fertilitas. Pubertas adalah

suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah

proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi.

Masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, dimana

terjadi suatu percepatan pertumbuhan, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai

fertilitas dan terjadi perubahan perubahan psikologis yang menyolok (Narendra,

2012).

Menurut Alpers, dkk (2016) mengatakan pubertas sering digambarkan

sebagai permulaan masa remaja, meskipun rata-rata usia pubertas pada anak

perempuan adalah 11,2 tahun dengan kisaran antara 8-13 tahun. Semua jaringan

tubuh dipengaruhi oleh perubahan biologis selama pubertas. Pertumbuhan sistem

reproduksi, kardiovaskular dan muskuloskeletal selama masa ini sangat berkaitan.

Perubahan biologis yang terbesar terjadi pada masa pubertas dapat digolongkan

kedalam 6 golongan, yaitu: pertumbuhan tulang, perubahan komposisi tubuh,

perkembangan kardiorespirasi, hematologik perkembangan neuroendokrin dan

maturasi sistem reproduksi.

Menurut Wong & dkk (2018) pada masa pubertas terjadi tiga proses

perubahan pada remaja putri yaitu:


22

a. Perubahan hormonal

Secara umum diterima bahwa peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh

hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisis)

sebagai respons terhadap stimulus dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki

fungsi ganda yaitu:

1) Produksi dan pelepasan gamet, produksi sperma pada pria dan kematangan

serta pelepasan ovum pada wanita.

2) Sekresi hormon seks yang sesuai yaitu estrogen dan progesteron dari

ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria).

b. Kematangan seksual

Pada kebanyakan remaja putri, indikasi awal pubertas adalah tampaknya

tonjolan payudara, terjadi pada usia antara 9 dan 13½ tahun. Kondisi ini diikuti

dengan pertumbuhan rambut pubis pada mons pubis sekitar 2 sampai 6 bulan

yang dikenal sebagai adrenarke. Pada sebagian kecil remaja putri yang sedang

berkembang secara normal, rambut pubis dapat tumbuh mendahului

perkembangan payudara. Awal munculnya menstruasi atau menarche terjadi

sekitar 2 tahun setelah penampakan perubahan pubertas pertama, kira-kira 9

bulan setelah kecepatan pertambahan tinggi badan dan 3 bulan setelah

kecepatan pertambahan berat badan mencapai puncaknya. Menarche telah

dikaitkan dengan perolehan kandungan lemak tubuh (lebih banyak kandungan

lemak, lebih awal terjadinya menarche), walaupun hal ini bersifat

kontroversial.
23

3.Pertumbuhan fisik

Fenomena yang selalu dikaitkan dengan kematangan seksual adalah

peningkatan pertumbuhan yang dramatis. sekitar 20% sampai 25% tinggi

badan akhir dicapai selama pubertas dan kebanyakan pertumbuhan ini terjadi

selama periode 24 sampai 36 bulan merupakan ledakan pertumbuhan remaja.

Percepatan pertumbuhan ini terjadi pada semua anak-anak, tetapi seperti pada

area perkembangan lainnya, usia terjadinya awitan, durasi dan luasnya

pertumbuhan sangat bervariasi. Ledakan pertumbuhan terjadi lebih awal pada

remaja putri, biasanya terjadi antara usia 9½ sampai 14½ tahun, rata-rata

remaja putri yang ledakan pertumbuhannya lebih lambat dan kurang luas, akan

mencapai pertambahan tinggi badan 5 sampai 20 cm dan pertambahan berat

badan 7 sampai 25 kg. Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti 2 sampai

2½ tahun setelah menarche pada remaja putri.

4.Dukungan Keluarga

ii. Pengertian Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2013) dukungan keluarga adalah suatu upaya yang

diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang
24

tersebut dalam melaksanakan kegiata. Menurut Santoso (2011) dukungan yaitu

suatu usaha untuk menyongkong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa

sesuatu.

Menurut Sudiharto (2017) menyatakan bahwa dukungan keluarga dua

atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau

adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama

lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu

budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang rekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.

Menurut Kuncoro dalam Karnisa (2019) dukungan keluarga adalah

komunikasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku

yang diberikan olah orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan

sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang

yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena

diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Menurut Karnisa(2019) mengatakan bahwa dukungan keluarga adalah

keberadaan, ketersediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita. Dukungan keluarga sebagai adanya

kenyamanan, perhatian dan penghargaan atau menolong dengan sikap menerima

kondisinya.

Menurut Friedmen (2010) salah satu bentuk dukungan keluarga berupa

pemberian bantuan pinjaman materi, membantu memecahkan masalah, membantu

mengatasi kesusahan keluarga lainnya. Dalam mengatasi ketegangan kehadiran


25

keluarga sangat penting untuk mendorong para remaja dalam mengatasi maslah

atau kekhawatiran yang sedang di hadapinya, dukungan keluarga juga dapat

meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya, serta memberikan

motivasi yang besar terhadap para remaja.

iii. Konsep Dukungan Keluarga

Konsep dukungan keluarga yaitu berupa dukungan keluarga dalam

konsep sosial. Dukungan sosial sampai saat ini masih diperdebatkan bahkan

menimbulkan kontradiksi. Dukungan sosial sering dikenal dengan istilah lain

yaitu dukungan emosi yang berupa simpati, yang merupakan bukti kasih sayang,

perhatian dan keinginan untuk mendengarkan keluh kesah orang lain. Sejumlah

orang lain yang potensial memberikan dukungan tersebut disebut sebagai

significant other, misalnya sebagai seorang istri significant other nya adalah

suami, anak, orang tua, mertua dan saudara-saudara (Yanuasti, 2011).

Dukungan sosial merupakan umpan balik bagi individu yang dapat

mempengaruhi perilaku, pikiran mau pun emosional yang negatif dari individu

tersebut. Dukungan sosial merupakan bagian dari lingkungan yaitu dukungan

yang diperoleh seseorang dari lingkungan sekitar. Dukungan sosial adalah

dukungan yang didapat dari keakraban sosial (teman, keluarga, anak ataupun

orang lain) berupa pemberian informasi, nasehat verbal atau non verbal, bantuan

nyata atau tidak nyata, tindakan yang mempunyai manfaat sosial dan efek perilaku

bagi penerima yang akan melindungi diri dari perilaku negatif dan stres.

Dukungan sosial adalah sebuah yang terjadi sepanjang masa kehidupan.

Sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus

kehidupan. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial


26

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi

anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga

dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan suami atau istri atau

dukungan dari saudara kandung dan dukungan sosial keluarga eksternal bagi

keluarga inti.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa penjelasan diatas bahwa

dukungan sosial adalah hubungan antar pribadi yang didalamnya terdapat satu

atau lebih ciri-ciri, antara lain: bantuan atau pertolongan dalam bentuk fisik,

perhatian emosional, pemberian informasi dan pujian, dukungan sosial sebagai

keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk dimintai bantuan, dorongan

dan penerimaan apabila individu mengalami kesulitan.

iv. Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Nursalam (2017) ada empat jenis dukungan keluaraga atau

empat dimensi dukungan sosial, antara lain instrumental, informasional,

penghargaan dan emosional. Keempat jenis dukungan tersebut akan di jelaskan

sebagai berikut:

1. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi lewat ungkapan

hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan

dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu itu

dengan individu lain, misalnya dengan membandingkan kehidupan orang lebih

buruk dari kehidupan dia untuk menambah harga diri (Nursalam & Kurniawati,

2017).

Dukungan penghargaan (Appraisal Support) merupakan suatu dukungan

sosial yang berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi terkait dimana pernah
27
berjasa atas kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian

yang khusus (Juwariah, 2019).Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan

penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan

gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu dengan individu

lain, seperti misalnya perbandingan dengan orang-orang yang kurang mampu atau

lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri.

Melalui interaksi dengan orang lain, individu akan dapat mengevaluasi dan

mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap, keyakinan

dan perilaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya

berharga, mampu dan dihargai.

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,membimbing

dan menengahi pemecahan masalah. Terjadi lewat ungkapan rasa hormat

(penghargaan) serta sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga,

diantaranya adalah memberikan penghargaan dan perhatian. Dukungan

penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang

itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan

perbandingan positif orang itu dengan orang lain, contohnya dengan

membandingkannya dengan orang lain yang lebih buruk keadaannya (Karnisa,

2019).

2. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan salah satu bagian dari dukungan sosial.

Dukungan emosional terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal,

bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat

karena kehadiran dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku yang

diperoleh individu ini. Status dukungan emosional mengacu pada kesenangan

yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian atau membantu orang menerima

dari orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Dukungan emosional adalah

dukungan yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap


28
orang yang bersangkutan (Nurasalam & Kurniawati, 2017).

Dukungan emosional sebagai dukungan yang diperoleh atau didapatkan

dari anggota keluarga. Anak sangat berperan dalam kehidupan emosional

keluarga, figur ayah, figur ibu dan figur anak saling terkait dan menjadi saling

mengisi satu sama lain. Pengalaman afektif yang dialami oleh salah satu anggota

keluarga memiliki pengaruh terhadap anggota lain sehingga dukungan secara

emosional sangat dibutuhkan dan sudah menjadi efek yang alami dalam simbiosa-

mutualisme keluarga.

Dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan seseorang untuk

mendengarkan perasaan untuk memberikan dorongan kepada individu yang

sedang stres (Albert, dkk, 2019).Dukungan emosional mencakup ungkapan dan

perilaku empati, afeksi, kepedulian, sehingga individu tersebut merasa nyaman,

dicintai dan diperhatikan. Tipe dukungan emosional dapat membuat seseorang

merasa dihargai apa adanya dan merasa diterima. Perilaku yang mencerminkan

penghargaan, afeksi, kepercayaan dan perhatian (Neergaard, dkk, 2016).

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari

dukungan ini adalah secara emosional menjamin nilai-nilai individu (baik pria

maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain.

Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan

dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta

didengarkan.

Ibu mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan informasi

tentang menstruasi kepada remaja dibandingkan ayah. Oleh karena itu, ibu

diharapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman

dan tidak takut ketika mengalami menstruasi pertama (menarche). Pengetahuan

yang dapat diberikan kepada remaja tentang menstruasi pertama (menarche) dapat

berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi secara biologis,


29

kebersihan pada saat menstruasi, dukungan emosional dan dukungan psikologis

(Aboyeji & dkk, 2015).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Menurut Juwariah (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a. Tahap perkembangan

Tahap perkembangan adalah dukungan keluarga yang dapat ditentukan oleh

faktor usia, dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan

demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon

terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Pendidikan dan tingkat pengetahuan adalah keyakinan seseorang terhadap

adanya dukungan yang terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari

pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu.

Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir sesorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan

penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga

kesehatan dirinya.

c. Faktor emosi

Faktor emosi juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan dan

cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam

setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai tanda


30

sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit

tersebut dapat mengancam kehidupannya.

d. Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan

dengan keluarga atau teman dan kemampuan mencari harapan dan arti

dalam hidup.

2) Faktor eksternal

a. Praktik dikeluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan, biasanya mempengaruhi

seseorang dalam melaksanakan kesehatannya.

b. Faktor sosio ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko terjadinya

penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi

terhadap stres dan penyakitnya. Variabel psikososial mencakup stabilitas

perkawinan, gaya hidup dan lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan

mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan

mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya. Semakin

tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap

terhadap gejala stres dan penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera

mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.


31

c. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan

individu dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksaan kesehatan

pribadi.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori ini disimpulkan berdasarkan tinjauan kepustakaan diatas

yaitu:

Faktor Predisposisi
1. Dukungan Penghargaan
2. Dukungan emosional

Faktor pendukung
1. Perkembangan Kesiapan siswi
2. Pengetahuan dalam
3. Spiritual/Budaya menghadapi Haid
Pertama
Faktor pendorong (menarche)
1. Sosio Ekonomi
2. Sikap Petugas Kesehatan

Penelitian nantinya yang akan dilakuan sejauh mana kesiapan Siswi dalam menghadapi
Haid Pertama dan Juga Dukungan Keluarga terhadap anaknya dalam menghadapi Haid
Pertama.

Gambar 2.2 Kerangka Teori


Sumber : dari buku ilmu Ilmu Keperawatan dan pronsip-prinsip dasar
(Notoatmodjo, 2013)

D. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependent


1. Dukungan Penghargaan Kesiapan siswi
2. Dukungan Emosional dalam menghadapi
Haid Pertama kali
(Menarche)
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
55

E. Hipotesis Penelitian

Dalam hal ini mengunakan hipotesis asosiatif: adakah hubungan yang signifikan

antara siswi pada yang mengalami Haid Pertama dengan dengan dukungan

Kelauarga / Orangtua terhadap Kesiapan Anaknya dalam mengahdapi Haid pertama.

Kemudian hipotesis adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

anak yang mengalami Haid dengan Dukungan Keluarga terhadap kesiapan anaknya

dalam mengahdapi Haid pertama.

Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan, atau tidak ada hubungan dengan kesiapan

siswi teresbut dan juga dukukangan keluarga.

Ha : ρ ≠ 0 , “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol

berarti ada hubungan,

ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

Dukungan Keluarga yang di teliti adalah :

1. Adanya hubungan dukungan penghargaan dengan tingkat kesiapan

remaja putri dalam menghadapi Haid Pertama kali (Menarche) pada

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas

Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

2. Adanya hubungan dukungan emosional dengan tingkat kesiapan

remaja putri dalam menghadapi Haid Pertama kali (Menarche)pada

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas

Kabupaten Lebak Provinsi Banten.


56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan

Cross Sectional Study yang merupakan rancangan penelitian akan melakukan

pengukuran atau observasi variabel pada satu waktu dan dilakukan satu kali.

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Tingkat Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Pada

Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak

Banten.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Rencana Penelitian ini akan dilakukan di Kelas VII SMP Negeri 1

Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Banten.

2. Waktu Penelitian

Rencana Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2022.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam Rencana penelitian ini adalah sasaran Siswi Kelas VII SMP

Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Banten. pada Bulan

Nopember Tahun 2021 yaitu siswi yang berusia 11 tahun ke atas yang

berjumlah 89 orang.
57

2. Sampel

1) Teknik Sampling

Sampel dalam Rencana penelitian ini adalah Siswi Kelas VII SMP

Negeri 1 Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Banten. Teknik

pengambilan sampel dalam Rencana penelitian ini adalah non probability

sampling dengan pendekatan consecutive sampling. Teknik pengambilan

sampel pada Rencana penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan

kriteria inklusi dan eksklusi (consecutive sampling), yaitu setiap siswi yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam Rencana penelitian sampai

kurun waktu tertentu sehingga jumlah siswi yang diperlukan terpenuhi.

2) Besar Sampel

Besar sampel akan dihitung dengan menggunakan penghitungan

besar sampel Rencana Penelitian deskriptif katagorik dengan populasi yang

sudah diketahui dengan rumus :

NZ(α)² P (1-P)
n=
Nd2 + Z(α)² P (1-P)

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah Populasi

Z(α) = Derivat baku alpha


58

3) Kriteria Sampel

Kriteria inklusi untuk sampel dalam Rencana penelitian ini yaitu

1) Sasaran Penelitian yang sedang/sudah mengalami Haid Pertama

2) Rentang usia 11 tahun ke atas.

3) Bisa baca dan tulis serta bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Siswi Remaja Rentang Usia 11 Tahun keatas

2) Siswi yang . sedang/sudah mengalami Haid Pertama

4) Penentuan Kelompok Sampel

Penentuan kelompok sampel dalam Rencana penelitian ini akan

menggunakan teknik consecutive sampling. Pemilihan sampel dengan

menentukan sifat-sifat subjek seperti tertera dalam kriteria inklusi.

Variabel Penelitian

Variabel dalam Rencana penelitian ini adalah

1) Variabel dependen yaitu dukungan keluarga menghadapi haid pertama.

2) Variabel independen dalam rencana penelitian ini yaitu Usia, Kelas &

Nama Orangtua..dan sikap re aja itu sendiri dimana usia yang mengalami

menstruasi pertama adalah 10 – 12 Tahun.


59

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat dan Cara Cara Mengukur Skala
Ukur
1. Kesiapan Kekhawatiran yang timbul ketika, gejala HARS Penilaiannya antara 0-4 dimana nilai 0: Tidak ada Interval
akan menghadapi haid pertama - (Hamilton gejala sama sekali, nilai 1
dikarenakan rasa nyeri pada perut Anxiety Rating
Scale)
Wawancara

2. Usia Lama hidup dalam tahun dihitung dari Kuesioner Usia dalam tahun Ordinal
lahir sampai dilakukan penelitian. 1. ≤ 10 tahun
2. > 10 tahun
3. Pendidikan Jenjang pendidikan yang telah dilalui Kuesioner 1. SD Ordinal
oleh responden. 2. SMP
4. Dukungan Informasional untuk memecahkan suatu Kuesioner 1.Membantu Ordinal
Keluarga masalah seseorang 2.Diam Saja
.

5. Dukungan Mendengarkan keluh kesah Kuesioner 1.Sangat Cemas Nominal


Emosional seseorang memberikan dorongan 2. Biasa-Biasa
kepada orang tersebut.
60
61

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam Rencana penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner untuk mengukur tingkat kesiapan menggunakan alat ukur HRS-

A (Hamilton Rating Scale For Anxiety) Instrument kesiapan HARS “Hamilton

Anxiety Rating Scals, HARS pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada

tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kesiapan baik psikis maupun somatik.

HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kesiapan pada

anak dan orang dewasa.” HARS membagi kesiapan menjadi 5 tingkat kesiapan, yaitu

tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan panik. Berikut penilaian

dari skala ini adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0=tidak ada gejala

sama sekali 1= satu gejala yang ada 2= sedang/separuh gejala yang ada 3= berat/ lebih

dari separuh gejala yangada 4= sangat berat semua gejala ada.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1) Uji Validitas

Rencana Hasil uji validitas kuesioner HARS yang dilakukan oleh (Kautsar,

2015) dengan total 14 perntanyaan.

2) Uji Reliabilitasi

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan

suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Reliabilitas suatu

kuisioner dinyatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60

G. Tehnik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:


62

1) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian ke Kepala UPTD Puskesmas

Rawat Inap Cipanas dengan melampirkan draft proposal penelitian.

2) Setelah Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Cipanas menandatangani surat

izin rekomendasi penelitian tersebut selanjutnya peneliti membawa surat izin

penelitian tersebut ke Kepala Sekolah SMP N 1 Cipanas untuk minta

persetujuan melakukan Rencana penelitian.

3) Setelah surat izin Rencana penelitian tersebut ditandatangani oleh kepala

Sekolah SMPN 1 Cipnas, peneliti mengadakan pendekatan kepada Siswa

kemudian memberikan penjelasan tentang penelitian tersebut apabila peserta

setuju maka peneliti akan mempersilahkan menandatangani lembar

persetujuan responden.

4) Setelah responden menandatangani lembar persetujuan tersebut kemudian

kuesioner dibagikan kepada responden dan dipersilahkan untuk mengisi dan

menjawab pertanyaan lembar kuesioner.

5) Lembar kuesioner dijawab dan dikumpul pada waktu itu juga.

6) Setelah dilakukan pengumpulan data melalui lembar kuesioner, langkah

selanjutnya melakukan pengolahan data dengan menggunakan uji analisis

statistik.
63

H. Tehnik Pengolahan Data

Bagan 3.5
Prosedur Penelitian
Persiapan :
Perizinan dan Advokasi

Informed Concent

Peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner

Responden dapat mengisi kuesioner


secara mandiri?

Ya Tidak

Responden mengisi secara


mandiri Peneliti membantu mengisi
kuesioner

Entri data

Analisa Data
I. Data

1. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, langkah-langkah pengolahan dan analisis data

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan, konsistensi dan

kesesuaian data yang diambil. Apabila ada kesalahan dan perbedaan maka segera

disesuaikan dengan data yang sebenarnya.


64

b. Coding

Tahap kedua adalah Coding yaitu suatu metode untuk mengobservasi data

penelitian dalam bentuk kode atau simbol yang sesuai dengan kebutuhan analisis.

c. Entry

Entry data yaitu proses memasukan hasil penelitian kedalam perangkat

komputer dengan menggunakan program statistik. Program computer yang

digunakan adalah program SPSS 26 for Windows.

d. Cleaning

Cleaning merupakan proses pemeriksaan kembali data yang sudah dientri.

Selanjutnya dilakukan tabulasi data dengan mengelompokan data ke tabel sesuai

katagorinya sehingga data siap untuk dianalisa secara univariat maupun bivariat.

2. Analisa Data

a. Uji Univariat

Analisa data univariat merupakan uji statistik untuk distribusi frekuensi,

persentase dan mean dari karakteristik responden yang meliputi umur, kelas.

Selanjutnya menganalisa distribusi frekuensi variabel kesiapan.

b. Uji Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen yaitu hubungan antara usia, tingkat Pendidikan

dan tingkat kesiapan. Analisis ini menggunakan uji analisis statistik Chi-Square

dengan derajat kemaknaan atau tingkat signifikasi α= 5% yang dilakukan dengan

menggunakan analisis uji statistik.


65

c. Tabel

Tabel 3.2
Analisa Variabel Penelitian
```No Variabel Penelitian Jenis Data Uji Statistik
1. Umur Katagorik Chi Square
2. Pendidikan Katagorik Chi Square
3. HARS Katagorik Chi Square

J. Etika Rencana Penelitian

Prinsip etika yang menjadi pegangan dalam Renacan penelitian ini adalah

Self determination, Informed Concent, Anonimy, Confidentiality, beneficiency, dan

veracity.

Self determination dimana responden diberi kebebasan untuk menentukan

pilihan apakah bersedia atau tidak untuk terlibat dalam Rencana penelitian. Setelah

responden diberikan informasi secara sadar dan tanpa paksaan responden

menandatangani informed concent yang disediakan.

Informed consent merupakan prinsip dimana responden dalam Rencana

penelitian ini diberikan penjelasan tentang Rencana penelitian meliputi tujuan,

manfaat, prosedur, kesukarelaan, dan prinsip kerahasiaan data. Responden diberikan

kesempatan untuk membaca dan memahami maksud Rencana Penelitian hingga

responden menyatakan bersedia untuk bergabung dalam Renacana penelitian ini dan

menandatangani lembar persetujuan responden.

Anonimy merupakan prinsip menjaga kerahasiaan responden melalui

pemberian inisial pada identitas responden.

Confidentiality merupakan prinsip penggunaan informasi dari responden

hanya untuk kepentingan Rencana penelitian ini. Peneliti tidak berhak menggunakan

informasi dari responden untuk kepentingan lain tanpa persetujuan responden.

Beneficience merupakan prinsip keuntungan yang didapatkan responden

selama rencana penelitian dan menghindari kerugian. Dalam penelitian ini

responden mendapatkan edukasi Haid Pertama Kali (Menarche).


66

Veracity merupakan prinsip kebenaran dalam memberikan informasi tanpa

merubah informasi dari responden. Peneliti tidak dibenarkan merubah data selama

rencana penelitian hanya karena untuk kepentingan penelitian terutama memalsukan

data agar tujuan penelitian tercapai. Hasil penelitian ini disampaikan secara benar,

sesuai kondisi sebenarnya selama penelitian.


67

DAFTAR PUSTAKA

Aboyeji. 2005. Menstrual Preparation Among Adolescents in Kwarta State.


Jurnal. Kwarta State : Department of Obstetrics and Gynaecology.
University of Ilorin Teaching Hospital.
Albert, dkk. (2009). Buku Pintar Pekerja Sosial. Edisi 2. Penerbit: gunung Mulia.
Jakarta
Alpers, A. (2006). Buku Ajar Pediatrik Rudolph. Edisi 20. Penerbit: PT. Rineka
Cipta. Jakarta
Benson, R, C & Penoll, M, L. (2008). Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Edisi
9. Penerbit: ECG. Jakarta
Budiarto, E. (2002). Pengantar Epidemiologi. Edisi 2. Penerbit: EGC. Jakarta
Djiwandono, S, E, W. (2008). Pendidikan Seks Untuk Keluarga. Penerbit: PT
Indeks. Jakarta.
Friedman, M,M. (2000). Keperawatan Keluarga: Teori Dan Praktik. Edisi 3.
Penerbit: ECG. Jakarta.
Juwariah. (2009). Dukungan Sosial Keluarga terhadap Anak Down Sindrom di
Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) Medan.Skripsi.
Karnisa, R. (2009). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Lansia Di RW 01 Kelurahan Pakalan Jati Kecamatan
Limo Kota Depok Jakarta. Skripsi.

Manuaba, dkk. (2009). Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa


Kebidanan.Penerbit: ECG. Jakarta.
. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Penerbit:
ECG. Jakarta.
Narendra, dkk. (2002). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Edisi 1.
Penerbit: Sagung Seto. Jakarta.
Neergaard, et. al, (2006). Social Support Theory: A New Framework For
Exploring Gender Differences In Business Owner Network.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit: PT Rineka Cipta.
Jakarta
. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan 3. Penerbit: PT
Rineka Cipta. Jakarta
Nursalam & Kurniawati, N, D. (2007). Konsep Dan Penerapan Metodologi Ilmu
Keperawatan. Edisi 2.Penerbit: Salemba Medika. Jakarta
Salmah, dkk. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit: ECG. Jakarta.
68

Santoso. 2001. Kamus Bahasa Idonesia. Penerbit: Rineka Cipta. Jakarta


Sarwono, S.W. (2008) Psikologi Remaja. Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Sudiharto. 2000. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultur. Penerbit: EGC. Jakarta
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Penerbit:
ECG. Jakarta.
Tomb, D, A. (2003). Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit: ECG. Jakarta.
Wong, dkk. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Penerbit: ECG.
Jakarta
Widiastuti, W. 2003. Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian
remaja putus sekolah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta :
FakultasPsikologi Universitas Islam Indonesia.
Yanuasti. 2001. Hubungan Antara Pengetahuan Sistem Reproduksi Dengan
Kecemasan Menghadapi Menarche. Skripsi (TidakDiterbitkan)
Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
69

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari UPTD Puskesmas Kec. Cipanas

UPTD PUSKESMAS CIPANAS


Jl.Raya Gajrug-Muncang Km.1 Telp.0252 204424 Kec.Cipanas Kab.Lebak-
Banten

Cipanas, 19 Desember 2021

No : 026/UPTD-CPNS/XII/2021 Kepada Yth


Lam :- Kepala Sekolah SMPN 1 Cipanas
Hal : Ijin Penelitian di-
Cipanas

Dengan hormat,

Menindak Lanjuti Permohonan dari :


Nama : Ucu Anggrianti , A.Md.Kep
NIP : 198109132008012008
Pangkat/Jabatan : Penata Muda Tk.1/III b.
yang merupakan Perawat di UPTD Puskesmas Cipanas yang akan melaksanakan
Penelitian di Sekolah SMPN 1 Cipanas sebagai tempat pengambilan data untuk penelitian bagi
mahasiswa :
Nama : Ucu Anggrianti
Nim : 2014201119
Program Studi : PRODI S1 KEPERAWATAN
Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga Menghadapi Kesiapan Remaja Putri
Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi Kelas
VII SMP Negeri 1 Cipanas

Demikian disampaiakan, atas perhatiannya di ucapkan terimakasih.

UPTD Puskemas Kec. Cipanas


Kepala

Bd.Hj Ucu Yoanah, S.ST


NIP.197002191989032003

Tembusan
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik
Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Ucu Anggrianti
70

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari SMPN 1 Cipanas

PEMERINTAH KAB. LEBAK


DINAS PENDIDIKAN
SMP N 1 CIPANAS
Jl Raya Rangkasbitung-bogor Km 36, Sipayung, Kec. Cipanas, Kab. Lebak Prov. Banten

Cipanas,19 Desember 2021

No : 0125/SMPN1-CPS/XII/2021 Kepada Yth


Lam :- UPTD Puskesmas Cipanas
Hal : Ijin Penelitian di-
Cipanas

Dengan hormat,

Menanggapi Surat UPTD Cipanas tentang hal tersebut diatas , pada Dasarnya Kami SMPN 1
Cipanas tidak keberatan sebagai tempat pengambilan data untuk penelituan bagi mahasiswa :
Nama : Ucu Anggrianti
Nim : 2014201119
Program Studi : PRODI S1 KEPERAWATAN
Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga Menghadapi Kesiapan Remaja Putri
Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi Kelas
VII SMP Negeri 1 Cipanas

Demikian disampaiakan, atas perhatiannya di ucapkan terimakasih.

SMPN 1 Cipanas
Kepala

Yayat Supriyatna
NIP.

Tembusan
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik
Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Ucu Anggrianti
3. Arsip
71

Lampiran 3. Formulir Kuesioner Penelitian (Untuk Siswa)

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN REMAJA
PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE)
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS

Tanggal pengisian :
Nomor responden :
Nama :
A. Data demografi
1. Umur :
2. Kelas :
Petunjuk pengisisan:
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
2. Isilah setiap pertanyaan dengan jawaban sejujurnya.
3. Jangan malu-malu menjawab karena jawaban adik tidak dinilai.
4. Kerjakanlah sendiri dan tidak perlu bertanya kepada teman.
5. Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban pada kolom yang telah disediakan.

Sumber Informasi
1. Dari mana Anda mendapat informasi tentang haid ?
a. Buku/ majalah
b. TV/ internet
c. Orang tua dan Teman
d. Keluarga
e. Tidak dari siapapun

2. Darimana Anda mendapat informasi tentang tanda - tanda jika datang haid ?
a. Buku/ majalah
b. TV/ internet
c. Orang tua dan Teman
d. Keluarga dan Tenaga kesehatan

3. Darimana Anda mendapat informasi tentang apa yang dilakukan sewaktu


mengalami haid pertama ?
a. Buku/ majalah
b. Internet/ Brosur
c. Orang tua dan Teman
d. Keluarga dan Tenaga kesehatan

4. Bagaimana perasaan Anda jika nanti anda pertama kali mandapat haid ?
a. Takut/cemas
b. Biasa saja
c. Bingung
d. Tidak tahu
e. Malu

5. Siapakah yang memberitahu Anda, cara membersihkan diri ketika haid tiba ?
a. Ibu / teman
b. Internet/ Radio
c. Tahu sendiri dari buku
d. Tidak dari siapapun
72

B. Kuesioner variabel pengetahuan tentang menstruasi pada siswi


1. Apakah Anda pernah mendengar menstruasi....
a. Pernah
b. Tidak

2. Apa yang dimaksud dengan menstruasi....


a. Perdarahan rahim yang disebabkan oleh penyakit
b. Perdarahan rahim yang terjadi karena hubungan seksual
c. Perdarahan rahim secara periodik dan siklik disertai pelepasan dinding rahim

3. Menstruasi merupakan perdarahan dari....


a. Vagina
b. Selaput dara
c. Rahim

4. Cairan apakah yang keluar pada saat menstruasi....


a. Air putih
b. Darah
c. Keputihan

5. Menarche atau haid pertama adalah:


a. Haid atau menstruasi yang pertama kali dialami oleh seseorang wanita dan
terjadi ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa dewasa
b. Luka yang mengeluarkan darah
c. Nyeri pada haid

6. Menstruasi pertama merupakan tanda dari.....


a. Wanita sudah dewasa dan boleh menikah
b. Wanita harus menggunakan KB saat berhubungan seks
c. Masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita

7. Pada menstruasi pertama, seorang wanita didahului oleh perubahan fisik, yaitu,
kecuali....
a. Pembesaran payudara, Pembesaran pinggul dan bahu
b. Kemunculan rambut disekitar daerah kelamin
c. Badan bertambah tinggi

8. Ketika mengalami menstruasi pertama wanita akan mengalami masa....


a. Reproduktif
b. Pasif
c. Inovatif

9. Pada wanita terjadi perubahan fisik yaitu perubahan primer, yang termasuk
kedalam perubahan primer adalah....
a. Menstruasi
b. Kehamilan
c. Aborsi

10. Menstruasi pertama merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi
pada seorang gadis yang sedang menginjak:
a. Dewasa
b. Kanak- kanak
c. Orang tua
73

11. Pada umur berapa tahunkah wanita mulai menstruasi pertama....


a. 7-9 tahun
b. 10-16 tahun
c. 17-20 tahun

12. Berikut ini yang termasuk tanda dan gejala yang sering dialami wanita pada saat
menstruasi kecuali:
a. Payudara membengkak dan sakit
b. Mudah marah dan tersinggung
c. Mudah senang

13. Apa yang menyebabkan kebanyakan remaja puteri sering mengalami keram
sewaktu menstruasi?
a. Karena hormone seks yang meningkat
b. Karena otot-otot rahim berkontraksi
c. Karena darah yang banyak keluar

14. Apa yang dimaksud dengan siklus menstruasi?


a. lama atau jaraknya waktu mulainya menstruasi sampai dengan menstruasi
berikutnya.
b. lama atau jarak waktu mulainya menstruasi sampai menstruasi berakhir
c. lamanya atau jarak waktu saat menstrua si berakhir/selesai sampai menstruasi
muncul lagi.

15. Berapa lamakah menstruasi yang normal pada wanita:


a. 1 hari
b. 3-6 hari
c. 10 hari

16. Berapa lamakah siklus menstruasi normal akan terjadi:


a. Setiap 5 hari
b. Setiap 8 hari
c. Setiap 28 hari

17. Apa yang anda dapat lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan menjelang
datang bulan:
a. Berolah raga, hindari stres dan selalu berpikiran positif
b. Makan yang banyak
c. Tidur yang cukup

18. Pembalut saat menstruasi sebaiknya diganti kapan:


a. 0 – 1 kali sehari
b. 1 kali sehari
c. 4 – 5 kali sehari

19. Bagaimana cara membersihkan vagina yang baik saat menstruasi?


a. disiram dengan air bersih dari arah depan ke belakang
b. disiram dengan air bersih dari arah belakang ke depan
c. direndam dalam ember atau baskom berisi air

20. Apakah yang didapat jika alat kelamin lembab?


a. Pertumbuhan bakteri atau jamur
b. Perdarahan alat kelamin
c. Kerusakan alat kelamin atau lecet
74

C. Kuesioner Variabel Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama


Berilah tanda checklist ( √ ) pada pilihan yang Anda anggap Benar
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menganggap kebersihan alat kelamin sebaiknya selalu
dijaga pada saat menstruasi
2. Saya menganggap menstruasi adalah penyakit yang dialami
wanita
3. Saya takut menghadapi menstruasi pertama saya
4. Saya bingung untuk menghadapi menstruasi pertama saya
nanti
5. Saya menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang tabu
kematangan diri saya sebagai wanita
6. Saya menjadi remaja putri yang dewasa jika
mengalami menstruasi
7. Saya menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang akan
merepotkan karena harus membawa pembalut
8. Saat ini saya belum mengalami menstruasi, oleh karena itu
saya lebih mengurangi aktivitas yang berat
9. Menstruasi akan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan
perubahan emosional bagi diri saya
10. Saya menganggap menstruasi yang akan terjadi sebagai
sesuatu yang kotor
75

Lampiran 4. Formulir Kuesioner Penelitian (Untuk Orangtua)

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN
REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI
PERTAMA (MENARCHE)
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 CIPANAS

Tanggal pengisian :
Nomor responden :
Nama :
D. Data demografi
1. Nama :
2. Nama Anak/Kelas :
3. Pekerjaan :

Petunjuk pengisisan:
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
2. Isilah setiap pertanyaan dengan jawaban sejujurnya.
3. Jangan malu-malu menjawab karena jawaban adik tidak dinilai.
4. Kerjakanlah sendiri dan tidak perlu bertanya kepada teman.
5. Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban pada kolom yang telah disediakan.

Sumber Informasi
1. Dari mana Anda mendapat informasi tentang haid ?
a. Buku/ majalah
b. TV/ internet
c. Orang tua dan Teman
d. Keluarga
e. Tidak dari siapapun

2. Bagaimana perasaan Anda jika anak anda nanti pertama kali mandapat haid ?
a. Takut/cemas
b. Biasa saja
c. Bingung
d. Tidak tahu
e. Malu
3. Siapakah yang memberitahu Anda sebagai orang tua, cara membersihkan diri
ketika haid tiba kepada anak?
a. Anak / teman
b. Internet/ Radio
c. Tahu sendiri dari buku
d. Tidak dari siapapun
76

4. Kuesioner Variabel Kesiapan Orang Tua Menghadapi Menstruasi Pertama


pada Anak.
Berilah tanda checklist ( √ ) pada pilihan yang Anda anggap Benar
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menganggap kebersihan alat kelamin anak sebaiknya
selalu dijaga pada saat menstruasi
2. Saya menganggap menstruasi adalah penyakit yang dialami
wanita
3. Saya cemas menginformasikan kepada anak menghadapi
menstruasi pertama saya
4. Saya bingung untuk menghadapi anak dalam menstruasi
pertama saya nanti
5. Saya menganggap menstruasi anak sebagai suatu hal yang
tabu
6. Anak Saya adalah menjadi remaja putri yang dewasa jika
mengalami menstruasi
7. Saya menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang akan
merepotkan pada anak karena harus membawa pembalut
8. Saat ini anak saya belum mengalami menstruasi, oleh karena
itu saya menginformasikan lebih mengurangi aktivitas yang
berat
9. Menstruasi akan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan
perubahan emosional bagi diri anak saya
10. Saya menganggap menstruasi yang akan terjadi sebagai
sesuatu yang kotor
77

Lembar Informed consent

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Kode responden :
Umur :
Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan manfaat


penelitian bahwa segala informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan dan
hanya di gunakan untuk kepentingan peneliti maka saya (bersedia/tidak bersedia)
untuk menjadi responden peneliti yang berjudul “HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM
MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) PADA SISWI KELAS
VII SMP NEGERI 1 CIPANAS” Apabila terjadi sesuatu yang merugikan diri saya
akibat penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab dan tidak akan menuntut
di kemudian hari.

Cipanas, 15 Januari 2022


Responden

________________
78

Lembar penjelasan penelitian

Responden yang saya hormati,


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ucu Anggrianti


Nim : 2014201119

Adapun mahasiswa program Studi S1 Ilmu Keperawat Fakultas Kesehatan


Universitas Muhamadiyah Tangerang,
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI
MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE). Penelitian ini tidak merugikan
saudara/i, tetapi melalui penelitian ini akan menggambarkan HUBUNGAN
DUKUNGAN KELUARGA MENGHADAPI KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM
MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE). Dengan mengisi
seluruh item dengan bebas, tulus serta jujur berdasarkan pendapat saudara/i,
minimal dapat membantu mengevaluasi HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
MENGHADAPI KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI
MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE)
Informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Apabilah saudara/i menyetujui, maka saya mohon untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
Atas perhatian dan kerjasa sama saudara/i, saya ucapkan terimakasih.

Cipanas, 15 Januari 2022


Peneliti

Ucu Anggrianti

Anda mungkin juga menyukai