SKRIPSI
Oleh :
PUTRI AMALIA INDAH
NIM. 010116A002
ABSTRAK
Kata kunci : Perilaku, hidup bersih dan sehat, ibu, diare, balita
Kepustakaan : 42 (2009-2019)
ii
Universitas Ngudi Waluyo
Faculty of Nursing
Nursing Study Program
Final Project, July 2020
Putri Amalia Indah
010116A002
ABSTRACT
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi berjudul :
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) IBU
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI UPTD
PUSKESMAS AMBARAWA
Oleh :
PUTRI AMALIA INDAH
NIM. 010116A002
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PENGESAHAN
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
vi
PERNYATAAN ORISINILITAS
vii
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi dengan judul, “Hubungan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di UPTD
sangat berarti bagi penulis, kasih sayang dari-Nya tidak ada yang mampu
menandingi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa kerja keras,
semangat dan doa dari berbagai pihak. Penulis dengan segenap ketulusan dan
kepada :
3. Ns. Umi Aniroh, S.Kep., M.Kes, selaku ketua program studi S1 Keperawatan
4. Ns. Mona Saparwati, S.Kp., M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah
ix
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo yang
7. Kepada orang tua saya (Bapak Sugito dan Ibu Minarsih) yang telah
8. Para sahabat, teman dekat, saudara dan keluarga besar saya yang selama ini
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
11. Tidak lupa untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berjuang sejauh ini.
Kamu hebat!
Akhir kata penulis berharap kepada Allah SWT semoga membalas semua
kebaikan dari pihak-pihak yang telah penulis sebutkan diatas. Diharapkan skripsi
ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna, kritik, dan saran yang membangun selalu terbuka
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
E. Kerangka Konsep....................................................................... 43
F. Hipotesis Penelitian.................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN
I. Metode Yang Direncanakan Sebelumnya........................................ 44
A. Desain Penelitian........................................................................ 44
B. Lokasi dan Waktu Penelitan...................................................... 44
C. Subyek penelitian....................................................................... 44
D. Definisi operasional................................................................... 47
E. Variabel penelitian..................................................................... 48
F. Pengumpulan Data..................................................................... 48
G. Pengolahan data......................................................................... 56
H. Analisis data............................................................................... 59
II. Metode Penyesuaian Dengan Pendekatan Meta Analisis................ 60
A. Deskripsi Metode Pendekatan Meta Analisis............................ 60
B. Informasi jumlah dan jenis artikel............................................. 62
C. Isi artikel ................................................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Relevansi Metode ...................................................................... 73
B. Relevansi Hasil ......................................................................... 79
C. Pernyataan Hasil........................................................................ 87
D. Keterbatasan .............................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 88
B. Saran........................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak dibawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Secara global, ada hampir 1,7
miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun (WHO, 2017). WHO
memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta
negara berkembang daripada negara maju, yaitu 12,5 kali lebih banyak di
dalam kasus mortalitas. Diare masih menjadi suatu problematika dan masalah
balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare (Dinas Kesehatan
per tahunnya adalah 1,6 sampai 2 kali kejadian, sehingga secara keseluruhan
diperkirakan kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan
tengah 2018 menunjukan penderita Diare dari tahun 2014 – 2016 cenderung
mengalami penurunan namun naik di tahun 2017 dan 2018, diare pada balita
pada tahun 2018 yaitu sebesar 16.826 kasus. Data profil kesehatan jawa
1
tengah tahun 2016 untuk wilayah Kabupaten Semarang sendiri jumlah
penyebab kematian balita tertinggi adalah disebabkan oleh diare. Diare dari
2017 dan 2018, total kasus diare tahun 2018 sebanyak 50.021 dengan jumlah
kasus terbanyak pada kelompok umur > 5 tahun sebanyak 33.195 kasus dan
terendah pada kelompok umur < 1 tahun sejumlah 5.093 kasus. Diare pada
balita pada tahun 2018 yaitu sebesar 16.826, dari total kasus diare sebagian
proporsi kasus diare yang ditangani di Jawa Tengah tahun 2017 sebesar 55,8
persen, menurun bila dibandingkan proporsi tahun 2016 yaitu 68,9 persen. Hal
Penyakit diare pada bayi dan anak dapat menimbulkan dampak yang
makanan terhenti, sementara pengeluaran zat gizi terus berjalan. Infeksi yang
energi, protein dan zat gizi lain. Menurunnya nafsu makan menyebabkan
asupan makanan menjadi berkurang. Kebutuhan energi pada saat infeksi bisa
2
20-60%. Infeksi juga dapat meningkatkan kebutuhan glukosa. Infeksi
Fenomena dari rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga dan dampak diare yang akan ditimbulkan pada balita yang berdampak
pada penyakit-penyakit lain yang mungkin dapat menyertai karena diare dan
Perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita”.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak
memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana
tidak semestinya. Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor agen
lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan
3
pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apa bila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula maka
banyak faktor, salah satunya adalah perilaku hidup bersih dan sehat ibu,
karena ibu adalah orang yang mengasuh ataupun berinteraksi dengan anak
maka secara langsung perilaku ibu dapat berpengaruh pada kesehatan balita.
lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan
pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apa bila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes RI, 2010). Perilaku
merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat
yang tidak sehat akan menimbulkan penyakit. Perubahan perilaku tidak mudah
4
Dampak dari perilaku yang tidak bersih bisa mempengaruhi perilaku
serta didukung oleh personal hygiene yang baik akan bisa mengurangi resiko
hygiene dan sanitasi lingkungan perumahan yang baik bisa terwujud apa bila
didukung oleh perilaku masyrakat yang baik atau perilaku yang mendukung
bersih dan sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak usia 1-4 tahun
5
di Puskesmas Siantan Hilir pada tahun 2013. Perilaku ibu yang kurang
dapat diwujudkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu PHBS
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
Kesehatan RI, 2009). Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada balita
tergantung kepada perilaku hidup bersih dan sehat ibu, karena balita masih
perilaku serta sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Hal ini dapat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terbagi dalam lima tatanan yakni: tatanan
rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan sarana kesehatan
dan tempat-tempat umum. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
6
masing-masing wilayah seiring dengan berlakukannya otonomi khusus
(Depkes, 2017).
antara perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare, penelitian
lain mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita
juga menunjukan hasil yang serupa dengan hasil terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu
dengan kejadian diare pada anak, penelitian yang dilakukan oleh Norma Dkk
dasar dan personal hiegiene ibu berpengaruh terhadap kejadian diare pada
anak usia 6-12 bulan, namun ada hasil penelitian yang menunjukan tidak
adanya hubungan antara PHBS ibu dengan Kejadian diare pada balita yaitu
penelitian yang dilaksanakan oleh Desi pada tahun 2016 dengan judul
hubungan perilaku ibu terhadap hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas boloh kecamatan toroh.
Hal ini tentunya menjadi pertimbangan peneliti kenapa tertarik untuk meneliti
hal tersebut.
Ambarawa pada bulan Desember 2019 di peroleh data bahwa kejadian diare
wilayah puskesmas Ambarawa adalah 3.360 jiwa, dan jumlah anak usia Balita
7
839 Balita. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 10 ibu dengan balita
hasil pada indikator pemberian ASI eksklusif 6 dari 10 ibu tidak memberikan
ASI eksklusif pada balita, 2 ibu hanya memberikan susu formula sejak lahir
dan 4 ibu memberikan susu formula dan ASI. Pada indikator penggunaan air
bersih dari 10 ibu terdapat 5 ibu yang memenuhi kriteria penggunaan air
bersih. Pada indikator mencuci tangan dengan sabun dari 10 ibu didapatkan 5
ibu yang terbiasa mencuci tangan dengan sabun. Pada indikator penggunaan
jamban sehat 10 ibu memakai jamban sehat, semua balita dari ibu yang di
dengan lama diare kurang dari 2 minggu. Kesenjangan data yang diperoleh
Hubungan Perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada
B. Rumusan Masalah
ibu dengan kejadian diare pada anak menjadi hal yang saling berkaitan dan
dapat berpengaruh pada angka kejadian diare pada Balita sehingga rumusan
masalah yang dapat di ambil yakni “ adakah hubungan antara perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada balita di puskesmas
Ambarawa ?“
8
C. Tujuan
kelayakan Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) ibu dengan
D. Manfaat
perilaku ibu dalam penanganan diare terutama untuk penangan diare pada
Balita
4. Bagi masyarakat
agar sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat yang nantinya
9
dapat mengurangi angka kejadian diare pada balita di masyarakat maupun
5. Bagi peneliti
terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare
pada balita.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Balita
a. Definisi Balita
Balita adalah istilah umum untuk anak usia 1–3 tahun dan anak
pra sekolah 3-5 tahun. Saat masih Balita anak – anak masih bergantung
mandi, buang air kecil atau besar dan makan, perkembangan bicara
b. Karakteristik balita
11
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Perut yang
dengan anak yang usianya lebih besar oleh sebab itu, pola makan
(Septiari.B, 2012).
2010)
mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan
12
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
(Hartono, 2011):
(sefalokaudal).
menggunakan kakinya.
Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta
13
4) Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
dan sebagainya.
2011).
14
a) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca
dan lain-lain.
dan minuman.
lain.
dan lain-lain.
15
g) Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat,
2) Kemampuan sosial.
Sebagai contoh pada anak yang telah berusia satu tahun dan
mampu berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan anak-
16
menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu
fisik atau biologis yang baik, akan berdampak pada sistem imunitas
menjamin ras aman bagi bayi . hal ini diwujudkan dengan kontak
17
menciptakan ikatan yang erat ( bonding) dan kepercayaan dasar (
keunikan dan potensi yang ada pada anak. Pemenuhan yang tepat
18
Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat
(Sulistyoningsih, 2011).
3. Diare
a. Definisi Diare
cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Departemen Kesehatan
RI, 2011). Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar
dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu
mungkin dalam volume besar atau sedikit dan dapat di sertai atau tanpa
darah, diare dapat terjadi karena adanya zat terlarut yang tidak dapat
diserap didalam feses, yang disebut diare osmotik, atau karena iritasi
19
saluran cerna. Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat
iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di usus halus distal atau usus
b. Penyebab diare
1) Faktor penjamu:
lain:
20
d) Imunodefesiensi atau imunosupresi, keadaan ini mungkin
penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan
3) Faktor Infeksi :
akut, diikuti dengan feses encer dan berair, virus yang paling
21
c) Parasit : Entamoeba histolytica : transmisi oral-fekal; lebih
2012)
2011).
makanan
d) Obat-obatan : antibiotic
c. Klasifikasi
22
Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) ,
yaitu :
oleh infeksi
3) Diare intrakbel : diare yang timbul berulang kali dalam waktu yang
2010).
d. Penatalaksanaan
23
Penatalaksanaan diare menurut Subdirektorat Pengendalian
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti
air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit merupakan cairan yang
hilang.
24
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk
memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat
masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering.
4) Antibiotik Selektif
25
fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan
Menurut buku saku lintas diare ( 2015 ), ibu atau pengasuh yang
e. Manifestasi klinis
Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan
26
karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan
(Jufrie, 2011).
f. Upaya pencegahan
dilakukan adalah:
1) Perilaku Sehat
a) Pemberian ASI
27
masa ini. ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain
seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air
kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan
diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh
28
Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan
d) Mencuci Tangan
e) Menggunakan Jamban
29
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa
beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak
berumur 9 bulan.
2) Penyehatan Lingkungan
30
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat
dilaksanakan.
b) Pengelolaan Sampah
tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan
atau dibakar.
31
c) Sarana Pembuangan Air Limbah
B. Konsep PHBS
1. Pengertian PHBS
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
32
Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) merupakan cerminan
serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan
tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih
sehat.
33
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
– hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah
2. Tatanan PHBS
bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini
bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di
praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkatan rumah tangga.
34
1) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
35
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani
hidup sehat.
keperluan pembersihan.
dan sehat.
b. PHBS di Sekolah
36
PHBS di sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan
37
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah
38
terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan
tercukupi gizi.
4) Usi lanjut
39
Orang tua memiliki peran penting dalam kesehatan anaknya.
lahir.
faktor diare pada anak, dalam hal ini perilaku ibu yaitu
anak. Perilaku ibu yang sehat akan menurunkan resiko diare pada
40
C. Hubungan PHBS ibu dengan kejadian diare pada Balita
perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku terbuka atau tindakan,
Oleh karena itu dalam terbentuknya sebuah tindakan sangat dipengaruhi oleh
Tejoyuwono, 2013)
Lingkungan yang buruk di sekitar balita erat kaitannya dengan perilaku hidup
bersih dan sehat ibu yang buruk pula, sebaliknya perilaku hidup bersih dan
sehat ibu yang baik dapat mencegah terjadinya diare pada balita. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga terdapat 10 indikator. Dari 10
tangan dengan air bersih dan sabun, dan menggunakan jamban sehat.
41
Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga di
pencegahan diare juga, oleh karena itu orang yang melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat memiliki resiko lebih kecil menderita diare. (Edwin Dermody
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu dengan meningkatnya pengetahuan
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat maka perilaku hidup bersih dan
sehat juga dapat semakin baik dengan demikian resiko diare dapat menurun.
( Ramdaniyati, 2012)
42
D. Kerangka Teori
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
43
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis Penelitian
bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada Balita di UPTD Puskesmas
Ambarawa.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
bertujuan melihat hubungan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan
korelatif yaitu untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain atau
pada bulan januari 2020 namun karena tidak memungkinkan dilakukan maka
peneliti hanya melakukan uji validitas dan penelitian di ganti dengan metode
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
45
populasi di ambil dari jumlah kunjungan balita di Puskesmas Ambarawa
2. Sampel
yang sesuai dengan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
Ambarawa
a. Penghitungan sampel
N
n= 2
1+ N ( d)
312
n=
1+312(0,1)2
312
n=
4,12
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
46
b. Kriteria sampel
atau sesuai dan memenuhi syarat penelitian dan juga mewakili dari
sebagai berikut:
puskemas Ambarawa
responden
47
konsumen yang secara kebetulan / insidential bertemu dengan peneliti
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sampel pada penelitian ini
D. Definisi Operasional
diamati atau diukur dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2013)
Dependen: Anak pada usia 1-5 Rekam medis Jumlah skor Ordinal
Kejadian diare tahun yang mengalami yang diperoleh
pada Balita perubahan konsistensi di
feses dan buang air besar interpretasikan:
lebih dari 3 kali dalam 0 : diare
sehari dengan indikator: 1 : tidak diare
48
a. Feses cair
b. Buang air besar lebih
dari 3 kali sehari
E. Variabel Penelitian
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan
sehat ibu
2. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita
F. Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
Kabupaten Semarang.
penelitian
2. Asisten penelitian
49
a. Guna mengefektifkan waktu maka dalam penelitian ini digunakan 2
pengisian kuesioner PHBS ibu dan kejadian diare pada balita kepada
responden.
50
e. Setelah responden mengisi semua kuesioner, peneliti dan asisten
4. Jenis data
Jenis data menurut Sujarweni (2014) data yang di peroleh terbagi atas dua
a. Data Primer
b. Data sekunder
balita dari rekam medis balita yang berkunjung dan data jumlah
adalah skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
51
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
dan sabun, menggunakan jamban sehat. Pada kuisoner ini terdiri dari
sebagai berikut : skor 1-24 : kurang baik dan skor 25-48 : Baik
Item Jumlah
Aspek Indikator perilaku
favorable Un favorable
Memberikan 1. Apakah ibu hanya 1 2,3 3
ASI memberikan ASI saja
Eksklusif pada bayi sampai berumur
52
Item Jumlah
Aspek Indikator perilaku
favorable Un favorable
6 bulan?
2. Apakah ibu memberikan
makanan tambahan
(madu, bubur, jus) selain
ASI kepada bayi sebelum
berusia 6 bulan?
3. Apakah pada saat bayi
berusia kurang dari 6
bulan diberikan susu
formula jika ASI tidak
cukup?
53
Item Jumlah
Aspek Indikator perilaku
favorable Un favorable
terbuka?
7. Apakah Ibu memberikan
minum dari air bersih
yang dimasak sampai
mendidih?
8. Apakah Ibu menggunakan
air sungai untuk mandi?
9. Apakah air bersih yang
tersedia kurang
mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari?
10. Apakah Ibu mencuci
pakaian bayi di sungai?
54
Item Jumlah
Aspek Indikator perilaku
favorable Un favorable
leher angsa?
4. Apakah jamban yang
digunakan mempunyai
septictank?
5. Apakah Ibu membuang
tinja/kotoran bayi di
jamban rumah?
6. Apakah Ibu
membersihkan jamban
ketika terlihat kotor saja?
7. Apakah Ibu membuang
tinja/kotoran bayi di
pekarangan dekat rumah?
8. Apakah jamban yang
digunakan bersih dan
tidak berbau?
Jumlah 12 12 24
a. Uji Validitas
alat untuk mengukur apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji
55
peneliti perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item
Pearson Product Moment (r). Hasil untuk melihat valid atau tidaknya
hitung > r table dan tidak valid jika r hitung < r tabel. Taraf signifikan
yang digunakan adalah 5%, maka pada penelitian ini memiliki r tabel =
b. Uji Reliabilitas
kuisoner atau alat ukur dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpa > r
nilai r hasil adalah nilai alpha dimana nilai r alpha > r tabel maka
56
7. Etika penelitian
b. Anonymity
hanya menulis kode nama atau nomor respoonden saja. Hal tersebut
c. Confidentiallity
57
tidak mempublikasikan hasil penelitian yang diperoleh kepada yang
d. Veracity
e. Non maleficence
bagi responden.
G. Pengolahan Data
menyajikan dalam susunan yang lebih rapi. Pengolahan data dilakukan dengan
1. Editing
58
diajukan dalam kuesioner. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data
semua pertanyataan yang ada di kuesioner telah terisi oleh responden dan
2. Scoring
Ya Skor 1 Skor 0
Tidak Skor 0 Skor 1
Diare : skor 0
pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.
59
b. Kategori baik : kode 2
a. Diare : kode 0
4. Tabulating
5. Entering
6. Transfering (pemindahan)
7. Cleansing
dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau untuk
60
mencari ada kesalahan atau tidak pada data yang sudah di entry setelah
H. Analisis Data
1. Analisis univariat
Ambarawa.
2. Analisa Bivariat
dalam penelitian ini adalah uji Kendall Tau. Hasil dikatakan ada hubungan
hubungan antar dua variabel atau lebih hingga mengetahui keeratan antara
dua variabel, semakin tinggi nilai keeratan hubungan kedua variabel maka
yang berkorelasi berjalan paralel atau searah dan disebut korelasi negatif
61
jika 2 variabel yang berkorelasi itu berjalan dengan arah yang berlawanan,
dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar
untuk menerima atau mendukung hipotesis, dan dapat pula digunakan untuk
62
b. Untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang belum
dikaji
yang sejenis.
ada).
yang ada.
63
untuk 4 jurnal nasional diakses dari https://scholar.google.com/ dengan
keyword: perilaku hidup bersih dan sehat, diare dan balita ditemukan lebih
dari 50 artikel terkait namun diambil 4 yang sesuai dengan judul skripsi
yang terkait dan diambil 1 jurnal yang sesuai kriteria untuk penelitian.
C. Isi artikel
1. Artikel Pertama
ISI ARTIKEL
64
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pada balita.
Metode Penelitian :
- Populasi dan sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah ibu
yang memiliki balita tahun 2015 sebanyak 311 orang, dengan jumlah
- Instrumen : kuisioner
65
kerja Puskesmas Martapura Barat, hal ini dapat
2. Artikel Kedua
Judul Artikel : Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dalam
ISI ARTIKEL
2018.
Metode Penelitian :
66
- Populasi dan sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
- Instrumen : Kuisioner
value = 0,030).
3. Artikel Ketiga
67
Judul Artikel : Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu
ISI ARTIKEL
Metode Penelitian :
study
- Populasi dan sampel: Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang
68
= 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Berarti H0
Minahasa Selatan
4. Artikel Keempat
Judul Artikel : Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu
69
Penulis Artikel: Elisabeth Maria Mas, Atti Yudiernawati, Neni Maemunah.
ISI ARTIKEL
Metode Penelitian :
- Disain : Korelasional
- Instrumen : Kuisioner
70
Kesimpulan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS), sebagian besar
dan Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak balita (1-5
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sudah sesuai dengan lembar kuesioner
5. Artikel Kelima
71
Tahun Terbit: 2019
Chege.
ISI ARTIKEL
pedesaan.
sampel sebanyak 8.625 pasangan ibu dan anak, terdiri dari Kamboja:
2.995, 1.992 di Guatemala, 2.581 dari Kenya dan 1.057 dari Zambia.
72
Hasil Penelitian : Jenis fasilitas toilet yang digunakan pribadi atau bersama
73
dikaitkan dengan diare pada anak-anak secara signifikan
74
BAB IV
A. Relevansi Metode
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare pada Balita penelitian ini
kekurangan untuk metode ini adalah tidak ada jaminan bila angket atau
perbedaan yang begitu besar antara mereka yang menjawab dan tidak
dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus. Namun metode ini sulit
untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek
75
tersebut, selain itu dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak
(Sayogo,2009).
adalah ibu yang memiliki balita tahun 2015 sebanyak 311 orang, dengan
Chi Square. Konsep uji chii square mudah untuk dimengerti, dapat
peringkat, namun uji ini harus menggunakan banyak sampel, uji ini hanya
bentuk singkat dan jelas. Bahasanya lugas dan tidak berbelit-belit. Penulis
Kekurangan dari artikel ini adalah sistematika tidak disusun sesuai dengan
76
sistematika penulisan arikel yang baku, tidak menggunakan numbering
dan pembagian dari setiap Bab. Pada abstrak yang berbahasa asing
Sehat (PHBS) dalam Tatanan Rumah Tangga dengan Kejadian Diare pada
dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga) dan dependen (kejadian diare)
Kelebihan metode analitik adalah nilai yang diperoleh adalah tepat namun
sekali saja pada rentang waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, hubungan
Padang bulan Januari – Maret tahun 2018 berjumlah 105 balita dengan
77
berjumlah 51 orang. Pengambilan sampel untuk penelitian menggunakan
teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang ada pada saat
cara wawancara yang dilakukan pada tanggal 26–31 Juli 2018. Data
pada kesehatan balita. Selain itu, penulisan jurnal ini teratur dan sesuai
dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD Bahasa
sampel dan uji analisis yang dilakukan. Peneliti juga kurang membahas
jurnal ini.
78
Judul jurnal ketiga adalah Hubungan perilaku hidup bersih dan
kualitatif dan kuantitatif, namun kekurangan metode ini adalah rentan bias
penelitian yang dilakukan relatif murah dan hasilnya yang didapat lebih
cepat untuk diperoleh karena jangka waktu penelitian yang sebentar atau
penelitian jadi lebih murah. Selain itu juga memungkinkan sampling dari
metode ini sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data
resiko dan efek dialakukan pada saat yang bersamaan sehingga dibutuhkan
sebab akibat tersebut, selain itu dibutuhkan jumlah subjek yang cukup
79
Penelitian dilakukan dari Bulan April – Mei 2017 di Puskesmas
adalah seluruh orang tua atau keluarga yang merawat anak di Puskesmas
penelitian ini yaitu menggunakan lembar yang berisi data tentang perilaku
hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita. Data analisa
independen perilaku hidup bersih dan sehat dan variabel dependen yaitu
perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita maka
dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah
80
digunakan uji pada derajat yang terendah). (Wongkar & Futunanembun,
2017).
dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari permasalahan
data diare pada balita dan hubungannya dengan phbs ibu. Hasil penelitian
tiap indikator PHBS dengan kejadian diare pada balita hasil penelitian dan
ada saran dan ada beberapa alenia yang tidak dicantumkan daftar
pustakanya.
ibu dengan kejadian diare (Maria Mas et al., 2017). Penelitian korelasi
81
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi
melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis dan tidak perlu
penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di
kuesioner. Dan hasil analisis data menggunakan uji spearman rank, uji ini
detail dan terperinci mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
berdampak terhapat kejadian diare. Penulisan dan isi abstrak sudah baik
82
prosedur atau tahapan artikel penelitian. Kesimpulan yang dibuat sudah
pustaka pada setiap kalimat. Kekurangan dalam artikel ini adalah tidak
secara spesifik. Selain itu saran yang disajikan juga tidak lengkap bagi
83
semua variabel yang relevan (Danim, 2013). Oleh karena itu rancangan
Penelitian ini adalah hasil kerja sama studi penelitian kolaboratif oleh
2019).
pada penelitian ini menggunakan lembar survei rumah tangga standar yang
adalah 19.000 hingga 25.000. Sampel akhir sebanyak 8.625 pasangan ibu
dan anak, terdiri dari Kamboja: 2.995, 1.992 di Guatemala, 2.581 dari
Kenya dan 1.057 dari Zambia. Rumah tangga yang memenuhi syarat
84
dengan anak balita atau ibu yang pernah melahirkan dalam dua tahun
fasilitas sanitasi dan makanan yang sehat. Dan ibu akan diberikan
pada anak. Untuk uji analisis peneliti menggunakan model regresi logistik
atau biner dengan variabel bebas yang berupa data berskala interval dan
intervensi yag dilakukan, data yang didapat dan fakta yang ada dilapangan.
metode penelitian dan uji analisis. Tidak ada penjelasan kapan penelitian
ini dilakukan.
85
B. Relevansi Hasil
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hildha, Ridha dan Yeni
dengan judul Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita pada hasil salah satu indikator PHBS yang juga
indikator yang diteliti oleh peneliti yaitu pemberian ASI eksklusif, responden
responden (34.2%). Angka kejadian diare pada balita yang tidak diberikan
ASI eksklusif sebanyak 24 (92,3%), dan yang tidak mengalami diare sebanyak
2 (7,7%), sedangkan angka kejadian diare untuk balita yang diberikan ASI
(52%). Hasil analisa dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan bahwa
ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada
diare pada balita dengan responden tidak menggunakan air bersih sebanyak 44
(33,3%), dan tidak mengalami diare sebanyak 8 (66,7%). Hasil analisa uji Chi
kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat. Pada
86
indikator Penggunaan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare responden yang
diare pada balita dengan responden tidak menggunakan jamban sehat sehat
(53,8%). Hasil analisis dengan uji Chi Square didapatkan bahwa ada
hubungan antara penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita.
dengan Kejadian Diare responden dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu CTPS yang baik, CTPS cukup baik, dan
CTPS kurang baik. Pada responden dengan kategori CTPS baik sebanyak 28
(36,8%), CTPS cukup baik sebanyak 11 responden (14,5%), dan CTPS kurang
Hasil uji statistik dengan uji Chi Square didapatkan ada hubungan
antara perilaku CTPS dengan kejadian diare pada balita. Ibu yang menerapkan
87
CTPS dengan baik dapat menghindarkan dari penularan bakteri. 4 indikator
perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) dalam tatanan rumah tangga dengan
kejadian diare pada balita di puskesmas lubuk buaya padang tahun 2018 yang
mendapatkan hasil bahwa perilaku hidup bersih dan sehat kurang baik lebih
value < 0,05), ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian
diare pada balita di Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun 2018. Pada
indikator mencuci tangan perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang dapat
menyebab diare karenakan ibu tidak mencuci tangan dengan sabun setelah
menceboki anaknya. Tangan ibu yang tidak dicuci dengan sabun tersebut
terkontaminasi oleh kuman. Setelah itu tangan ibu digunakan untuk menyuapi
dapat menyebabkan diare. Tangan ibu yang tidak dicuci dengan sabun
sebelum menyusui bayinya. Sebelum ibu menyusui bayinya tangan ibu berada
kotoran yang ada ditangan ibu sebelumnya dan tertular kepada bayi yang
Pada penelitian ini ditemukan pula jarak sumber air bersih dengan
jamban dan tempat pembuangan sampah terlalu dekat. Ini dapat menyebabkan
air terkontaminasi oleh kuman yang dapat menyebabkan diare. Hasil tersebut
88
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afford dan Maria dengan judul
Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) ibu dengan kejadian diare
pada balita di puskesmas tompaso baru kabupaten minahasa selatan, Hasil uji
kecil dari nilai α = 0,05. Berarti H0 ditolak maka ada hubungan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare. Hasil penelitian ini
responden (66%) dengan PHBS yang baik semua balitanya tidak mengalami
diare dalam waktu satu bulan. Perilaku hidup bersih dan sehat ibu mencakup
empat indikator yaitu pemberian ASI ekslusif, penggunaan air bersih, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, serta penggunaan jamban bersih. Data
ekslusif merupakan salah satu hal yang penting bagi bayi karena ASI
merupakan makanan alamiah dan susu yang yang terbaik karena mengandung
nutrisi yang seimbang bagi tumbuh kembang bayi, ASI kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) untuk membantu bayi melawan kuman infeksi seperti
diare dll. Data tentang penggunaan air bersih menunjukkan bahwa sebagian
89
masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi
Data tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun pada
dengan air bersih dan sabun yaitu sebanyak 17 responden (57%) dan sebagian
lagi responden tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Data
jamban septik leher angsa, sebagian kecil responden yang tidak menggunakan
jamban sendiri di rumah. Fungsi jamban septik dari aspek lingkungan dapat
manusia. Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diketahui ibu dengan kejadian diare
pada anak balita (1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan Merjosari Kota
Malang dengan menggunakan uji korelasi spearman rank didapatkan nilai Sig.
diterima, artinya ada hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu
dengan kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di posyandu mawar
kelurahan Merjosari Kota Malang. Hasil dari tabulasi silang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak balita (1 – 5
90
tahun) menunjukkan bahwa sebagian besar kategori perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) ibu yang baik sebanyak 22 orang (73,33%) tidak terdapat
kejadian diare pada balita (1-5 tahun). Uji statistik pada penelitian ini
rank. Analisis dengan menggunakan teknik ini dengan tingkat signifikasi (α)
sebesar 0,05. Hasil analisa spearman rank juga menemukan nilai koefisien
tinggi Perilaku Hidup bersih dan Sehat, maka akan semakin rendah tingkat
kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan
hubungan variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengan
kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) posyandu mawar kelurahan
Merjosari Kota Malang sebesar 44,5% dan sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti faktor infeksi, faktor asupan gizi, dan
Perilaku hidup bersih dan sehat ibu salah satunya kebersihan tangan
dalam menekan angka kejaddian diare pada balita hal tersebut di dukung oleh
ada empat praktik mencuci tangan termasuk; setelah buang air besar, setelah
merawat seorang anak yang buang air besar, sebelum persiapan makanan dan
91
menggunakan sabun atau abu. Hasil yang didapat adalah cuci tangan dengan
sabun atau abu sebelum menyiapkan makanan di atas 75% untuk Kamboja
dan 95% untuk Guatemala, dengan tingkat yang jauh lebih rendah untuk
Kenya (60%) dan Zambia (45%). Berdasarkan laporan ibu diare anak-anak
dua minggu sebelum survei adalah 11-12% untuk Kamboja, 9-10% untuk
Guatemala, 6-9% untuk Kenya, dan 16-20% untuk Zambia. Untuk masyarakat
kejadian diare pada anak yang lebih rendah. Praktik mencuci tangan untuk
memastikan sumber air yang aman, dan fasilitas sanitasi yang sesuai untuk
mencegah diare pada anak kecil di bawah lima tahun termasuk promosi
episode diare.
92
didapat karena penelitian ini tidak terlalu mendalam meneliti mengenai
indikator fasilitas sanitasi karena fokus penelitian ini adalah praktik mencuci
tangan.
Hasil dari tiap penelitian dapat berbeda – beda karena faktor seperti
daerah yang berbeda, negara yang berbeda, subjek penelitian yang berbeda,
usia anak yang mempengaruhi sakit diare dan usia ibu yang mempengaruhi
peneliti, pertanyaan yang diajukan, serta variasi indikator yang diteliti. Namun
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejaduan diare pada
namun hasil penelitian tidak terlalu mendalam, sedangkan penelitian lain yang
memerlukan waktu yang lebih lama menghasilkan data yang lebih banyak dan
mendalam.
C. Pernyataan Hasil
hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare
pada balita yang mana hasil ini sesuai dengan tujuan peneliti untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat ibu
dengan kejadian diare pada balita. Perilaku hidup bersih dan sehat ibu meliputi
93
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air, memberikan ASI ekslusif
menentukan kejadian diare pada anak balitanya, yaitu semakin baik PHBS ibu
maka kejadian diare pada ballita akan sedikit, sedangkan semakin tidak baik
PHBS ibu maka kejadian diare pada balita akan meningkat. Semua artikel
semakin baik perilaku hidup bersih dan sehat ibu, hal ini tentunya juga
D. Keterbatasan
secara mendalam tiap jurnalnya. Untuk mendapatkan jurnal yang sesuai juga
internasional juga cukup terbatas karena topik yang peneliti ambil merupakan
program nasional.
94
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari kelima jurnal yang telah penulis paparkan
bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita, adanya hubungan
negatif yaitu semakin baik perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) ibu maka
eksklusif, penggunaan air bersih dan jamban sehat. Sedangkan pada jurnal ke
indikator penggunaan air bersih dan jamban sehat tidak terlalu signifikan.
Perilaku hidup bersih dan sehat ibu merupakan hal yang dapat mempengaruhi
kejadian diare pada balita karena ibu adalah sosok yang paling sering
berhadapan dengan balita, sehingga jika PHBS ibu tidak baik maka potensi
kejadian diare pada balita akan meningkat, dan sebaliknya ketika PHBS ibu
B. Saran
1. Bagi masyarakat
95
dan sehat seperti mencuci tangan dan menggunakan jamban yang sehat,
bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan air dan sabun,
bersih dan sehat ke semua penjuru masyarakat khususnya untuk ibu – ibu
hubungan antara PHBS ibu dengan kejadian diare pada balita, atau
selanjutnya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI. (2015). Buku saku petugas kesehatan lima langkah
tuntaskan diare Lintas Diare.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2017). Profil kesehatan Profinsi Jawa
Tengah Tahun 2017. 3511351(24), 1–112.
Edward, A., Jung, Y., Chhorvann, C., Ghee, A. E., & Chege, J. (2019).
Association of mother ’ s handwashing practices and pediatric
diarrhea : evidence from a multi-country study on community oriented
interventions. Journal Preventif Medicine Hygiene, 93–102.
Edwin Dermody Sirait Agustina Arundina T. Tejoyuwono, D. N. (2013).
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA
1-4 TAHUN DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR TAHUN 2013.
Hartono, B. (2011). Pedoman Umum Program Pos Pendidikan Anak Usia Dini
Terpadu. walikota surabaya.
Ilham. (2009). Kartu Menuju Sehat (KMS) Sarana untuk Pencapaian Derajat
Kesehatan Anak.
Maria Mas, E., Yudiernawati, A., & Maemunah, N. (2017). Hubungan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu dengan Kejadian Diare Pada
Anak Balita (1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari
Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Nursing News, 2, 488–500.
Maryunani Anik. (2013). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta: CV
Trans Info Media.
Septiari.B. (2012). Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Nuha
Medika.
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Sutomo, B dan Anggraini, D. (2010). Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita.
PT. Agromedia Pustaka.
Terry, K. dan Susan. C. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (2nd ed.). EGC.
Zein, U., Sagala, K.H., Ginting. J. (2010). Diare Akut Disebabkan Bakteri. Dari
%0Ahttp;//library.usu.ac.id/modules.php?
op=modload&name=Download&file
%0A=index&req=getit&lid=1285
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Hormat Saya
Saya mendapatkan penjelasan yang sudah saya mengerti dan pahami dengan baik,
maka saya :
Nama (Inisial) :
Alamat :
Telah memahami bahwa:
1. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan Hubungan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di
UPTD Puskesmas Ambarawa.
2. Saudara akan diminta mengisi kuesioner yang berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat ibu yang berkaitan dengan kejadian diare pada Balita.
3. Identitas Saudara akan dirahasiakan sepenuhnya dan hanya data yang Saudara
sampaikan yang akan digunakan demi kepentingan penelitian.
Berdasar atas pemahaman tersebut, maka saya bersedia/ tidak bersedia*
untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak
Balita Di UPTD Puskesmas Ambarawa”
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun
setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 2020
Umur : ......................
Alamat : ......................
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai
dengan pengalaman dan perilaku sehari – hari Ibu dalam menghadapi situasi
hidup sehari-hari. Terdapat tiga pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap
pernyataan yaitu :
Melakukan setiap hari (SL) jika perlakuan akan sesuatu dilakukan secara
terus menerus setiap hari/ setiap saat
Kadang- kadang (KD) jika perlakuan akan sesuatu yang dilakukan hanya
ketika ingin
Tidak pernah (TP) jika perlakuan akan sesuatu yang tidak pernah
dilakukan.
Selanjutnya Ibu diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda Chek ( )
pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Ibu.
Jawaban
No Pertanyaan
YA TIDAK
1 Apakah ibu hanya memberikan ASI saja pada bayi sampai
berumur 6 bulan?
2 Apakah ibu memberikan makanan tambahan (madu, bubur, jus)
selain ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan?
3 Apakah pada saat bayi berusia kurang dari 6 bulan diberikan
susu formula jika ASI tidak cukup?
4 Apakah Ibu menggunakan air sungai untuk mencuci peralatan
makan dan minum?
5 Apakah Ibu menggunakan air bersih ( seperti : air pompa/air
ledeng/ sumur gali/ air kemasan ) untuk mencuci bahan
makanan?
6 Apakah Ibu menggunakan air bersih ( seperti : air pompa/
sumur gali/ air ledeng atau air kemasan ) untuk mencuci
tangan?
7 Apakah Ibu membersihkan tempat penampungan air sekali
Jawaban
No Pertanyaan
YA TIDAK
seminggu?
8 Apakah sumber air yang digunakan berjarak 10 meter dari
tempat penampungan kotoran, limbah atau septic tank?
9 Apakah Ibu menyimpan air ditempat penampungan air yang
terbuka?
10 Apakah Ibu memberikan minum dari air bersih yang dimasak
sampai mendidih?
11 Apakah Ibu menggunakan air sungai untuk mandi?
12 Apakah Air bersih yang tersedia kurang mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari?
13 Apakah Ibu mencuci pakaian bayi di sungai?
14 Apakah Ibu langsung memegang makanan tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu menggunakan air dan sabun?
15 Apakah Ibu mencuci tangan dengan air bersih (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak keruh, tidak berasa) dan sabun setelah buang
air besar dan menceboki bayi?
16 Apakah Ibu mencuci tangan saja tanpa pakai sabun ketika mau
melakukan sesuatu?
17 Apakah Ibu melakukan buang air besar di sungai?
18 Apakah Ibu melakukan buang air besar di jamban yang terdapat
di rumah?
19 Apakah jamban yang ibu gunakan berjenis jamban leher angsa?
20 Apakah jamban yang digunakan mempunyai septictank?
21 Apakah Ibu membuang tinja/kotoran bayi di jamban rumah?
22 Apakah Ibu membersihkan jamban ketika terlihat kotor saja?
23 Apakah Ibu membuang tinja/kotoran bayi di pekarangan dekat
rumah?
24 Apakah jamban yang digunakan bersih dan tidak berbau?
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU PHBS
Correlations
perilakuPHBS
perilaku1 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku2 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku3 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku4 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku5 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku6 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku7 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku8 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku9 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku10 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku11 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku12 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilakuPHBS Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 10
perilakuPHBS
perilaku13 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku14 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku15 Pearson Correlation .999**
Sig. (2-tailed) .000
N 10
perilaku16 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku17 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku18 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku19 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku20 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilaku21 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku22 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku23 Pearson Correlation .824**
Sig. (2-tailed) .003
N 10
perilaku24 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
perilakuPHBS Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 10
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL PERILAKU PHBS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.980 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
perilaku1 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku2 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku3 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku4 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku5 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku6 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku7 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku8 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku9 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku10 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku11 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku12 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku13 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku14 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku15 13.8000 94.178 .999 .977
perilaku16 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku17 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku18 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku19 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku20 13.7000 96.456 .784 .979
perilaku21 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku22 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku23 13.7000 96.233 .807 .979
perilaku24 13.7000 96.456 .784 .979
DOKUMENTASI