Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT

KEPEDULIAN MAKANAN SEHAT PADA REMAJA DI KABUPATEN


GARUT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelar Sarjana


Pariwisata

oleh
Arsyi Laila Mubarok
NIM 1801503

MANAJEMEN INDUSTRI KATERING


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
LEMBAR PERTANYAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Instagram


terhadap Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja di Kabupaten
Garut sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan
dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2022


Pembuat Pertanyaan

Arsyi Laila Mubarok


1801503
LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT


KEPEDULIAN MAKANAN SEHAT PADA REMAJA DI KABUPATEN
GARUT

oleh
Arsyi Laila Mubarok
180503

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Arsyi Laila Mubarok 2022


Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2022

Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang


Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Sebagian Atau Keseluruhan, dengan Cara
Dicetak Ulang, Di fotokopi, atau Cara Lainnya Tanpa Izin Penulis
PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT
KEPEDULIAN MAKANAN SEHAT DI KABUPATEN GARUT

ARSYI LAILA MUBAROK


1801503

Abstrak

Instagram merupakan satu diantara media populer di kalangan remaja yang dapat
memberikan pengaruh terhadap remaja khusunya pemilihan makanan. Sebagian
remaja menggunakan sosial media hingga lebih dari 8 jam per hari, menyebabkan
terlewatnya waktu makan sehingga pola konsumsi menjadi tidak teratur. Hal
tersebut menyebabkan remaja memerlukan informasi gaya hidup sehat dan
pengetahuan gizi untuk memperbaiki pola konsumsinya. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui dan mendeskripsikan pengetahuan gizi dan pengaruh dari
penggunaan Instagram terhadap makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan objek penelitian ini adalah remaja usia
15 – 18 tahun yang tinggal wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, Desa Jayaraga.
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling incidental. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja terhadap gizi memiliki skor
3.330 dari skor tertinggi 4.455, maka dikategorikan baik. Sementara itu hasil uji
anova didapatkan secara keseluruhan nilai signifikan 0,00 (p.value < 0,05), yang
artinya bahwa adanya pengaruh dari Instagram terhadap tingkat kepedulian
makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut.

Kata kunci: Instagram, media sosial, makanan sehat, remaja

i
Abstract

Instagram is one of the popular media among teenagers that can have an influence
on teenagers, especially on food choices. some teenagers use social media for more
than 8 hours per day, causing missed meal times so that consumption patterns
become irregular. This causes adolescents to need information on healthy lifestyles
and nutritional knowledge to improve their consumption patterns. The purpose of
this study was to determine and describe nutritional knowledge and the effect of
using Instagram on healthy food for adolescents in Garut Regency. This type of
research is quantitative with the object of this research is the age of adolescents
15-18 years who live in the district of Tarogong Kidul, Jayaraga Village. The
sampling technique used is the incidental sampling technique. The results showed
that adolescents' knowledge of nutrition had a score of 3,330 from the highest score
of 4,455, so it was categorized as good. Meanwhile, the ANOVA test results
obtained a significant overall value of 0.00 (p.value <0.05), meaning that there is
an influence from Instagram on concern for healthy food in adolescents in Garut
Regency.
Keywords: Instagram; social media; healthy food; teenager.

ii
PRAKATA

Puji dan syukur tercurah limpahkan kepada Allah Swt., berkat rahmat dan
karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan diberikan kemudahan
hingga kesehatan. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu untuk merampungkan skripsi ini.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan memenuhi satu di antara syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial. Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap Tingkat Kepedulian Makanan
Sehat pada Remaja di Garut” diharapkan dapat menjadi solusi bagi mitra yang
terkait dan menjadi referensi bagi para pembaca lainya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam
proses penulisannya. Dengan demikian, penulis dengan terbuka menerima saran
dan kritik membangun yang bertujuan meningkatkan kualitas penelitian ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi penulis, melainkan
juga kepada semua pembaca. Sekian dan terima kasih.

Bandung, Agustus 2022

Arsyi Laila Mubarok

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyusun penelitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan,


bimbingan, perhatian, dan doa dari pihak lain, skripsi ini tidak akan terselesaikan
tepat pada waktunya. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang membantu dan mendukung atas proses pengerjaan penelitian
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt., atas diberikannya kesempatan untuk
mendapatkan kesehatan dan limpahan rahmat-Nya karena hal tersebut
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua penulis, Bapak Beny Roswandi dan Ibu Neni Agustini,
yang senantiasa mendukung penulis dalam proses pengerjaan baik secara
moral maupun material. Atas doa dari orang tua juga, penulis mampu
merampungkan penelitian ini.
3. Ibu Dr. Dewi Turgarini, S.S., M.M.Par., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Industri Katering, Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Bapak Dr. Mochamad Whilky Rizkyanfi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing
I yang telah meluangkan sebagian waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
5. Ibu Hurry Mega Insani, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan sebagian waktunya dan memberi dukungan penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Industri Katering yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan penulis.
7. Nadhila Innayah, selaku rekan kerja penulis yang dengan kebaikan hatinya,
membantu penulis dalam menyusun dan menjelaskan hal-hal yang penulis
tidak ketahui dalam proses penelitian ini.
8. Seluruh rekan kerja di Yayasan Berdaya Foundation, selaku tempat penulis
melakukan program internship. Penulis berterima kasih atas dukungan
moral dan material, serta masukan-masukan untuk penulis demi kebaikan
dan tercapainya skripsi ini.

iv
9. Seluruh rekan satu angkatan Manajemen Industri Katering 2018, yang
senantiasa membantu dan berbagi informasi yang berkaitan dengan
kepentingan angkatan.

v
DAFTAR ISI

Abstrak ..................................................................................................................... i
PRAKATA ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .......................... 6
2.1 Pariwisata .................................................................................................... 6
2.2 Makanan Sehat ............................................................................................ 7
2.3 Pengetahuan Gizi......................................................................................... 8
2.3.1 Kebutuhan Gizi Remaja ....................................................................... 9
2.4 Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja.................................... 12
2.5.1 Tingkat Kepedulian ............................................................................ 12
2.5.2 Remaja................................................................................................ 13
2.5.3 Pola Makan Remaja ........................................................................... 14
2.5.4 Tingkat Kepedulian Mengonsumsi Makanan Sehat........................... 15
2.5 Sosial Media Instagram .............................................................................. 16
2.5.1 Sosial Media ....................................................................................... 16
2.5.2 Instagram ............................................................................................ 17
2.5.5 Instagram dan Tingkat Kepedulian Makan Remaja ........................... 19
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 20
2.7 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 24
2.8 Hipotesis .................................................................................................... 24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 26
3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 26
3.2. Partisipan ................................................................................................... 26
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................. 26
3.3.1 Populasi .............................................................................................. 26
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 27
3.4. Instrumen Penelitian .................................................................................. 28
3.4.1 Angket (Kuesioner) ............................................................................ 28
3.4.2 Studi Literatur .................................................................................... 28

vi
3.4.3 Uji Instrumen Penelitian..................................................................... 29
3.4.4 Uji Validitas ....................................................................................... 29
3.4.5 Uji Reliabilitas.................................................................................... 31
3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................... 33
3.5.1 Operasional Variabel .......................................................................... 33
3.6. Analisis Data ............................................................................................. 35
3.6.1. Analisis Deskriptif.............................................................................. 35
3.6.2. Regresi Linear Sederhana................................................................... 36
BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 38
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Garut .......................................................... 38
4.2 Karakteristik Responden ........................................................................... 40
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 40
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 41
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Instagram .......... 41
4.3 Temuan dan Pembahasan Analisis ............................................................ 42
4.3.1 Temuan ............................................................................................... 42
4.3.2 Pembahasan ........................................................................................ 49
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ............................... 50
5.1 Simpulan.................................................................................................... 50
5.2 Implikasi .................................................................................................... 50
5.3 Rekomendasi ............................................................................................. 51
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 52

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang .................................................................... ix


Gambar 2.2 Pengguna Instagram Berdasarkan Kelompok Usia & Jenis Kelamin 19
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 24
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Garut ......................................................... 38
Gambar 4.2 Usia Responden ................................................................................. 40
Gambar 4.3 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 41
Gambar 4.4 Penggunaan Instagram Responden.................................................... 41
Gambar 4.5 Garis Kontinum Pengetahuan Gizi .................................................... 44

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, serat, dan air
yang dianjurkan untuk anak sekolah (per orang per hari) ..................................... 10
Tabel 2.2 Angka kecukupan vitamin yang dianjurkan untuk anak sekolah (per orang
per hari) ................................................................................................................. 11
Tabel 2.3 Angka kecukupan mineral yang dianjurkan untuk anak sekolah (per
orang per hari) ....................................................................................................... 12
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 20
Tabel 3.1 Uji Validitas Penggunaan Instagram (X) .............................................. 30
Tabel 3.2 Tingkat Kepedulian Makanan Sehat (Y) .............................................. 31
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 32
Tabel 3.4 Operasional Variabel............................................................................. 33
Table 3.5 Skor Jawaban Responden dengan Skala Likert .................................... 36
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Garut Berdasarkan Usia ........................ 39
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Pengetahuan Gizi ............................................. 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Pengetahuan Gizi .. 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Pola Konsumsi ....... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Tingkat Kepedulian 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ...................................................... 46

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terdapat tiga kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan.
Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, pangan merupakan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap
rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Pengertian pangan menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2004, merupakan segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah,
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah segala bahan
yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti
jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh
(2018). Berdasarkan UUD No.7 mengenai pangan, serta Peraturan Pemerintah RI
No. 28, poin-poin tersebut dapat digabung dan dijadikan simpulan bahwa pangan
adalah kebutuhan manusia yang mengandung berbagai zat yang menjadi sumber
terciptanya manusia yang berkualitas karena memiliki tubuh yang sehat.
Makanan yang mengandung banyak gizi dan vitamin dapat dilabeli sebagai
makanan sehat (Sulistyoningsing, 2011). Tidak semua makanan itu baik untuk
tubuh sehingga manusia disarankan untuk senantiasa mengonsumsi makanan yang
bergizi, kandungan gizi yang seimbang menjadi satu di antara syarat makanan
tersebut dapat dikatakan makanan sehat (Amaliyah, 2017). Mengkonsumsi
makanan sehat setiap hari sangat direkomendasikan karena dengan hal tersebut
dapat memenuhi kebutuhan gizi yang tubuh perlukan (Oktriyanto, Budiarto,
Siahaan, & Sanny, 2021). Gizi adalah zat makanan yang diperlukan oleh organ agar
manusia dapat bertahan hidup, gizi akan menjaga proses vital dalam tubuh dimulai
dari bernafas hingga mengeluarkan racun dalam tubuh manusia agar

1
2

dapat melakukan aktivitas sehari-hari (Almatsier, 2001). Maka dari itu, gizi yang
diperlukan oleh tubuh tiap individu harus sesuai dengan gizi yang dikonsumsi dari
makanan, hal ini harus menjadi hal penting karena makanan merupakan sumber
energi untuk melakukan aktivitas juga mencegah dari penyakit.
KEMENKES RI Riskesdas Jawa Barat (2018) mengemukakan data status
Gizi IM/U remaja usia 16—18 tahun wilayah Garut, yaitu 5,43% remaja mengalami
berat badan yang tidak ideal (kurus), 12,05% remaja kegemukkan, dan 2,90%
remaja mengalami obesitas. Sementara itu, perkembangan fisik, organ tubuh, dan
organ seksualnya sanagt memerlukan gizi yang cukup (Insani H, 2019). Maka dari
itu, sangat penting untuk memenuhi kandungan zat gizi remaja, mulai dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral dalam sayur dan buah yang
harus dipenuhi (Pritasari, Damayanti, & Tri L., 2017). Kebutuhan terhadap energi
berupa aktivitas fisik, seperti olahraga merupakan faktor yang harus diperhatikan
bagi kesehatan remaja dan kebutuhannya makin bertambah seiring bertambahnya
usia (Sulistyoningsing, 2011). Remaja memerlukan konsumsi makanan yang
mengandung protein karena protein berfungsi sebagai pertumbuhan fisik hingga
pembentukan jaringan, perkembangan, serta pemeliharaan tubuh (Cakrawati &
NH, 2011). Kebutuhan terhadap lemak berfungsi seperti cadangan energi pada
remaja, tetapi makanan berlemak seperti lemak ayam (gajih) susu berlemak dan
lain-lain sebaiknya tidak dikonsumsi oleh remaja karena lemak tersebut membuat
ruang untuk penyakit (Sulistyoningsing, 2011). Kandungan vitamin dan mineral
terdapat pada buah dan sayur berguna untuk meningkatkan karbohidrat menjadi
energi, pertumbuhan tulang, pembentukan, dan pengganti sel (Almatsier, 2001).
Vitamin yang penting dipenuhi bagi tubuh remaja, di antaranya, Vitamin B12, B6,
A, E, C, dan asam folat (Sulistyoningsing, 2011). Adapun mineral yang baik bagi
remaja dalam masa pertumbuhan dan keseimbangan dalam masa pertumbuhan
tersebut adalah kalsium, besi (FE), dan seng (Zn) (Sulistyoningsing, 2011).
Kebutuhan gizi setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya, berat badan, kondisi tubuh, aktivitas fisik, serta jenis kelamin (Pritasari
dkk., 2017: hlm 109). Dalam masa pertumbuhan tersebut, remaja juga akan
mengalami fase konformitas (conformity), yaitu tekanan untuk mengikuti teman
sebayanya (Diananda, 2018). Konformitas ada ketika remaja meniru sikap orang
3

lain. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tekanan sosial yang terlihat maupun tidak
(Diananda, 2018). Maka dari itu, remaja mudah terpengaruh terhadap lingkungan
karena lingkungan yang buruk akan membuat remaja mengalami kebiasaan makan
yang tidak sehat pula (Insani, 2019). Hal tersebut disebabkan budaya makan remaja
yang tidak diperhatikan dan sembarangan (Putri, Shaluhiyah, & Kusumawati,
2020). Usia remaja merupakan usia yang sedang eksplorasi, terutama terhadap
makanan (Nurihsan & Agustin, 2016). Selain itu, remaja senang untuk mencoba hal
baru, menjadikan pola makan tidak teratur dan sering memakan makanan
sembarangan, satu di antara faktornya disebabkan mengikuti teman-temanya yang
memakan makanan yang tidak sehat (Nurihsan dkk.,2016:). Akan ada masa
perubahan pada kebiasaan makan yang dipengaruhi oleh masa pubertas (Dariyo,
2004). Remaja akan mulai menyukai makanan yang berlemak dan makanan manis
yang mengandung banyak gula dan lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayuran
(Dariyo, 2004).
Pengaruh yang cukup signifikan berasal dari media sosial karena kesehatan
tubuh dapat terganggu akibat adanya penggunaan media sosial dari smartphone
yang berlebihan (Wilantika, 2017). Satu di antara dampak penggunaan media sosial
yang tidak tepat, yakni tubuh memiliki daya tahan yang lemah, kurangnya aktivitas
fisik, dan terlambat untuk makan (Wilantika, 2017). Screentime pada pemakaian
sosial media meningkat dan melakukan aktivitas fisik pada anak dan remaja
menurun dalam beberapa dekade terakhir sehingga hal tersebut menyebabkan anak
dan remaja saat ini mudah mengalami obesitas atau kekurangan berat badan
(Schwarzfischer dkk., 2020). Aktivitas pasif screentime menyebabkan remaja
melewatkan waktu makan atau menjadi makan terlalu banyak dan sembarangan
(Boers, Afzali, Newton, & Conrod, 2019). Terhitung sejak 2019, Kabupaten Garut
mengalami peningkatan pemakaian internet berdasarkan hasil studi Polling
Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Sebanyak 264 juta jiwa dari penduduk Indonesia, 64,8% di antaranya atau kurang
lebih 171,17 juta jiwa memiliki akses internet (Irawan, 2019). Tinggi penggunaan
internet ini Kementerian Komunikasi dan Informatika mengemukakan 95% dari 60
juta orang yang terdaftar menggunakan internet, mayoritas di antaranya memiliki
sosial media di tahun 2013 (KOMINFO, 2018). Berdasarkan jumlah tersebut,
4

pemakaian internet atau media sosial paling tinggi ada pada rentang usia 15—18
tahun (usia remaja), dengan waktu penggunaan selama 8 jam per hari (tanpa nama,
2019). Penggunaan internet oleh remaja tersebut lebih banyak dihabiskan dalam
media sosial, seperti Instagram.
Instagram merupakan media sosial paling populer di Indonesia dengan
miliaran pengguna aktif di seluruh dunia (Oktriyanto dkk., 2021). Konten makanan
dalam Instagram termasuk kedalam topik yang paling sering dinaikan engagement
oleh Instagram dunia (Oktriyanto dkk., 2021). Algoritma Instagram menunjukan
bahwa konten yang lebih sering ditampilkan adalah makanan yang tidak sehat
dibandingkan dengan makanan sehat (Folkvord, Roes, & Bevelander, 2020).
Didukung oleh adanya food influencer yang memiliki banyak followers (pengikut)
di Instagram, banyak dari mereka yang mempromosikan makanan tidak sehat
dibandingkan dengan makanan sehat (Folkvord dkk., 2020). Penggunaan media
sosial sebagai media promosi termasuk kedalam marketing communication dengan
pengaruh untuk meningkatkan kepedulian followers terhadap makanan sehat yang
dijual di Instagram (Folkvord dkk., 2020). Kepedulian remaja terhadap
mengonsumsi makanan sehat cenderung lebih rendah, didukung dengan adanya
pengaruh makanan tidak sehat yang banyak dipromosikan oleh food influencer di
Instagram ( Coates, Hardman, Halford, Christiansen, & Boyland, 2019).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya,
peneliti bermaksud meneliti pengaruh dari penggunaan Instagram sebagai media
sosial populer yang digunakan oleh remaja terhadap tingkat kepedulian makanan
sehat di Kabupaten Garut dengan mengusung judul penelitian “Pengaruh
Penggunaan Instagram terhadap Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja
di Kabupaten Garut”.
5

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan paparan tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan gizi remaja terhadap makanan sehat di Kabupaten
Garut?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan Instagram terhadap tingkat kepedulian
makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan pengetahuan gizi terhadap makanan sehat
pada remaja di Kabupaten Garut;
2. Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh dari penggunaan Instagram
terhadap tingkat kepedulian makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut.

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan penjelasan tersebut, manfaat teoretis penelitian ini dirumuskan
dalam beberapa gagasan manfaat dari penelitian, yakni (1) dapat mengetahui
pemahaman pengetahuan remaja di Kabupaten Garut mengenai makanan sehat, (2)
dapat mengetahui tingkat kepedulian remaja terhadap makanan sehat, (3) dapat
mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh sosial media Instagram
terhadap mengonsumsi makanan sehat, (4) sebagai bahan referensi untuk penelitian
lainnya, dan atau penelitian lanjutan terkait makanan sehat pada remaja.

Sementara itu, manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu (1) dapat digunakan
sebagai literature review bagi institusi pendidikan, serta (2) dapat dijadikan sebagai
bahan atau data mengenai makanan sehat pada remaja bagi Pemerintah Kabupaten
Garut.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Pariwisata
Pada Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah. Produk yang dihasilkan oleh pariwisata adalah
barang dan jasa. Jasa dalam setiap perjalanan wisata di antaranya transportasi,
akomodasi, atraksi, dan sebagainya (Suwena & Widyatmaja, 2017). Setiap aspek
memiliki keterkaitan fungsional satu sama lain dan berdasarkan hubungan itulah
kegiatan wisata dapat terjadi (Suwena dkk., 2017).
Keindahan alam atau sejarah sebuah tempat menentukan popularitas dari
suatu tujuan wisata (tourism destination) (Sugi & Putri, 2019). Kuliner dari setiap
daerah menjadi magnet bagi wisatawan: Industri pariwisata merupakan industri
yang memiliki kearifan lokal pada bidang usaha yang menghasilkan jasa pelayanan
maupun produk secara bersamaan, mengandung unsur budaya sebagai daya tarik
wisata khususnya pada kuliner (Ayutiani & Putri, 2018). Industri pariwisata memiki
beberapa komponen, dan satu di antara komponen yang utama adalah kuliner
(Zahrulianingdyah, 2018). Kuliner merupakan kebutuhan pokok manusia sehingga
keberadaannya menjadi bagian dari tujuan wisatawan yang penting saat
mengunjungi suatu daerah. Maka dari itu, kuliner dapat menjadi daya tarik wisata
(Zahrulianingdyah, 2018).
Pariwisata yang dapat memengaruhi wisatawan dalam melakukan perjalanan
adalah aktivitas yang berkaitan dengan makanan (Ayutiani dkk., 2018). Hal tersebut
mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan kembali dan dapat
merekomendasikannya kepada orang lain (Wijayanti, 2020). Wijayanti (2020)
mengemukakan bahwa wisata kuliner menjadi daya tarik kuat yang dapat
meningkatkan perekonomian penduduk di daerah tersebut. Pengeluaran untuk
wisata kuliner sendiri dapat mencapai sepertiga dari total pengeluaran perjalanan
pariwisata.

6
7

2.2 Makanan Sehat

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengemukakan bahwa makanan


adalah segala sesuatu yang dapat dimakan (seperti penganan, lauk-pauk, kue)
(2008). Menurut FDA (Food and Drug Administration, 2013), makanan adalah
makanan dengan rendah kalori, memiliki kandungan terbatas sodium dan kolesterol
(Huang dkk., 2019). Makanan tersebut terbukti mengandung gizi, hal ini disebut
dengan makanan yang sehat (Sulistyoningsing, 2011). Pemeliharaan kondisi tubuh,
sebagai sumber energi untuk dapat beraktivitas dan faktor penting untu tumbuh
kembang, hal-hal tersebut menjadi fungsi dari bahan pangan (Marsanti, 2018).
Amaliyah (2017) mengungkapkan definisi makanan yaitu bahan yang biasanya
bersumber dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh manusia untuk
mendapatkan gizi dan tenaga dalam menjalani kehidupan. Pangan yang diperlukan
oleh manusia berasal dari tumbuhan atau hewan dengan hasil beternak, berkebun
dan bertani (Amaliyah, 2017). Jadi, dapat disimpulkan bahwa makanan adalah
sumber tenaga manusia untuk dapat beraktivitas, berasal dari bahan tumbuhan atau
hewan.
Persepsi makanan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda,
seperti bahan (misalnya, gula, lemak), kategori produk (misalnya, buah-buahan,
permen), kemasan (misalnya, warna, bentuk), informasi label (misalnya, label
nutrisi), asal makanan (misalnya, organik), fitur sensorik/nonindra (misalnya, rasa,
ukuran porsi), dan manfaat kesehatan yang dihitung/diakui terkait dengan makan
makanan (Insani, 2019). Di antara studi ini, peran faktor intrinsik makanan (seperti
bahan dan kategori produk) pada persepsi makanan sehat telah diselidiki secara
ekstensif (Huang dkk., 2019). Food and Drug Administration (FDA)
mendefinisikan istilah dari makanan sehat belum ditetapkan secara pasti karena
tergantung dari sumber dan konteksnya (Huang dkk., 2019). Makanan sehat
didefinisikan pula sebagai makanan yang memiliki rendah lemak dalam jumlah
kandungan natrium atau kolesterol yang dibatasi dan makanan yang menyediakan
sejumlah gizi tertentu, bebas dari kuman maupun bahan kimia lainnya (Cakrawati
dkk., 2011)
Menu sehat adalah item menu dengan peningkatan nilai gizi atau penurunan
risiko kesehatan yang dikaitkan dengan perubahan pada metode memasak atau
8

bahan makanan (Purwati & Rohayati, 2019). Secara umum, menu sehat kali ini
telah disediakan dengan variasi yang lebih banyak termasuk menu dengan rendah
lemak maupun rendah kalori (Purwati dkk., 2019). Maka dari itu, makanan sehat
merupakan makanan dengan gizi yang rendah lemak dan kalori dapat menyehatkan
tubuh sehingga tubuh menjadi terhindar dari penyakit. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dipahami bahwa menu sehat adalah menu yang disusun dengan perhitungan
gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tidak mengandung zat berbahaya
2.3 Pengetahuan Gizi
Gizi merupakan suatu proses organisme memakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses penyerapan oleh tubuh dan pengeluaran zat-zat yang
akan merugikan bagi tubuh (Kanza & Umar, 2015). Hal tersebut berfungsi untuk
mempertahankan fungsi dari anggota badan dan organ tubuh, menghasilkan energi,
pertumbuhan serta mempertahankan kehidupan (Kanza dkk., 2015).
Terjadinya metabolisme tubuh didukung dengan adanya asupan gizi dari
makanan yang mengandung zat gizi di dalamnya dan dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan tubuh (Harjatmo, M. Par'i, & Wiyono, 2017). Dari teori-teori tersebut
didapatkan bahwa gizi adalah zat yang masuk ke dalam tubuh dan dicerna atau
diproses oleh organ-organ untuk mendapatkan energi bagi kelangsungan hidup
manusia.
Februharanty dkk. (2016) mengemukakan bahwa pada usia remaja, asupan
gizi hendaknya dapat memenuhi beberapa hal, yakni (1) makanan yang dikonsumsi
oleh remaja mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual; (2) dapat diberikan makanan sehat
yang cukup dan cadangan bila sakit atau hamil; (3) mencegah terjadinya penyakit
terkait makanan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan
kanker; serta (4) mendorong kebiasaan makan bergizi dan gaya hidup sehat.
Status gizi mulai berpengaruh saat bayi dalam kandungan. Jika ibu hamil
kurang memakan makanan yang bergizi, hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat
kesehatan bayi saat lahir (Februhartanty dkk., 2016). Bayi yang tidak mendapatkan
makanan yang sesuai diperlukan oleh kondisi tubuh akan mudah jatuh sakit dan
pertumbuhannya akan terhambat. Anak yang memiliki masalah dalam hal tersebut
berpeluang terkena stunting (pendek). Dengan demikian, remaja yang memiliki
9

tubuh yang pendek, satu di antaranya, disebabkan oleh keadaan stunting saat masih
masa anak-anak (Insani, 2019). Kurangnya konsumsi gizi yang baik akan membuat
kualitas hidup menurun.
Pendidikan gizi dapat membantu remaja dalam melakukan perubahan dalam
perilaku makan. Hal ini pula akan dapat membantu remaja menciptakan gaya hidup
yang sehat sesuai yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang dapat ditentukan
(Insani, 2019). Pendidikan gizi merupakan satu di antara strategi dalam
menanggulangi obesitas dan penyakit lainnya yang sangat rawan dialami oleh
remaja. Pendidikan gizi memberikan dukungan terhadap remaja untuk dapat hidup
sehat (Arif, 2016). Sementara itu, kebiasaan atau perilaku makan remaja
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi (Nova & Yanti, 2018). Satu di antara penyebab
masalah status gizi pada remaja adalah pengetahuan gizi yang kurang karena
pendidikan gizi yang tidak teredukasi kepada remaja secara merata (Nova dkk.,
2018).
2.3.1 Kebutuhan Gizi Remaja
Berdasarkan fungsi utamanya, bahan makanan dikelompokkan menjadi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dalam ilmu gizi
dipopulerkan sebagai 'Tri Guna Makanan' (Februhartanty dkk., 2016). Masyarakat
diperkenalkan dengan pedoman untuk mengatur pola konsumsi dalam satu hari
berdasarkan dari jenis makanan dengan menggunakan model pembelajaran
Tumpeng Gizi Seimbang dan Piring Makaku dalam usaha untuk menyeimbangkan
asupan gizi harian, kampanye mulai disosialisasikan pada tahun 2014 oleh
Kementrian Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No.1

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang dan Piring Makanku


10

Sumber : PMK No. 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang dan foto piring makanku

Februhartanty (2016) mengemukakan bahwa masa remaja menuntut


kebutuhan gizi yang tinggi. Masa pubertas ditentukan oleh gizi yang terpenuhi atau
tidak, dan setiap remaja memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap energi dan zat
lainnya berhubungan dengan perubahan dimensi tubuh (berat badan dan tinggi
badan) (Dianda, 2018).
Pertama, sumber energi, yaitu berupa biji-bijian dan umbi-umbian serta
tepung yang mengandung karbohidrat dan dijelaskan pada bagian bawah tumpeng,
sebanyak 3—4 porsi dalam satu hari merupakan frekuensi makan paling banyak
diantara kelompok lain (Februhartanty dkk., 2016).
Kedua, sumber zat pengatur, yaitu berupa sayur dan buah, yang mengandung
vitamin dan mineral serta serat pangan, tergambar di bagian tengah kerucut,
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada sumber energi (3—4 porsi
sayur), (2—3 porsi buah/ buah per hari) (Februhartanty dkk., 2016).
Ketiga, sumber bahan penyusun, yaitu berupa kacang-kacangan, makanan
hewani dan produk olahan, termasuk telur dan susu, terutama mengandung protein,
tetapi juga kaya nutrisi lain (misalnya, daging merah dan hati) merupakan sumber
makanan kaya zat besi. Seperti yang ditunjukkan di bagian atas tumpeng, lebih
sedikit yang dibutuhkan dibandingkan dengan sumber zat pengatur (2—4 porsi per
hari) (Februhartanty dkk., 2016).
Tabel 2.1 Angka kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, serat, dan
air yang dianjurkan untuk anak sekolah (per orang per hari)

Lemak (g) ser


kelompok BB* TB* Energi Protein Karbohidrat
at Air
umur (th) (kg) (cm) (kkal) (g) (g)
total n-6 n-3 (g)
Laki-laki
10-12 tahun 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800
13-15 tahun 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000
16-18 tahun 56 156 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800

13-15 tahun 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000


16-18 tahun 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2100
Sumber : Gizi dan Kesehatan Remaja: Buku Pegangan dan Kumpulan Rencana Ajar untuk Guru Sekolah
Menengah Pertama (Judhiastuty Februhartanty 2016); Angka kecukupan gizi masyarakat Indonesia/AKG
11

*Nilai median berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) orang Indonesia dengan
status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010.
Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan
tinggi badan kelompok yang bersangkutan.
Selain itu, bahan tambahan bumbu dapur, seperti gula, garam, dan minyak,
juga diatur untuk diposisikan di bagian atas kerucut, jumlah yang dibutuhkan hanya
seperlunya saja (Februhartanty dkk., 2016). Pada Tabel 2.1 kelompok umur 16—
18 tahun, 13—15 tahun, dan 10—12 tahun, ditandai dengan jenis kelaminnya.
Tabel tersebut juga menunjukkan perkiraan dari kebutuhan karbohidrat, protein,
energi, lemak, serat dan air, serta vitamin dan mineral. (Februhartanty dkk., 2016).
Secara garis besar, bertambahnya usia diikuti oleh kebutuhan gizi. Di antara zat gizi
yang ada, kebutuhan gizi anak perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan anak
laki-laki, dan ada yang sebaliknya.

Tabel 2.2 Angka kecukupan vitamin yang dianjurkan untuk anak sekolah
(per orang per hari)
Vit
Vit Vit Vit Vit B5 Vit Vit Bioti vit
Kelompo VitA VitD VitE Folat Koli
K B1 B2 B3 (pant B6 B12 n C
k umur (mc (mcg (mcg otena (mcg n
(m (m (mg (m (m (mcg (mcg (m
(tahun) g) ) ) nt) ) (mg)
cg) g) ) g) (mg) g) ) ) g)

Laki-laki

10-12 600 15z 11 35 1,1 1,3 12 4,0 1,3 400 1,8 20 375 50
13-15 600 15 12 55 1,2 1,5 14 5,0 1,3 400 2,4 25 550 75
16-18 600 15 15 55 1,3 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
Perempuan

10-12 600 15 11 35 1,0 1,2 11 4,0 1,2 400 1,8 20 375 50


13-15 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 25 400 65
16-18 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,4 400 2,4 30 425 75
Sumber : Gizi dan Kesehatan Remaja; Buku Pegangan dan Kumpulan Rencana untuk Guru Sekolah Menengah
Pertama (2016)
12

Tabel 2.3 Angka kecukupan mineral yang dianjurkan untuk anak sekolah
(per orang per hari)

lodium (mcg)
Kalium (mg)
Fosfor (mg)

Magnesium

Flour (mg)
seng (mg)
Besi (mg)

Selenium
Tembaga
Kelompok

Komium
Kalsium

Natrium

Mangan
Umur

(mcg)

(mcg)

(mcg)

(mcg)
(mg)

(mg)

(mg)
Laki-laki

10-12 tahun 1200 120 150 1500 4500 1,9 700 25 13 120 14 20 1,7
13-15 tahun 1200 120 200 1500 4700 2,2 800 30 19 150 18 30 2,4
16-18 tahun 1200 120 250 1500 4700 2,3 890 35 15 150 17 30 2,7
Perempuan

10-12 tahun 1200 120 155 1500 4500 1,6 700 21 20 120 13 20 1,9
13-15 tahun 1200 120 200 1500 4500 1,6 800 22 26 150 16 30 2,4
16-18 tahun 1200 120 220 1500 4700 1,6 890 24 26 150 14 30 2,5
Sumber : Gizi dan Kesehatan Remaja: Buku Pegangan dan Kumpulan Rencana Ajar untuk Guru Sekolah
Menengah Pertama (Judhiastuty Februhartanty 2016)

Pertumbuhan fisik yang dialami oleh remaja dan perkembangan serta


pematangan seksual yang pesat, kebutuhan gizi harus dipenuhi (Dianda, 2018).
Kurangnya asupan zat-zat gizi dan energi akan membuat dampak negatif pada saat
dewasa (Februhartanty dkk., 2016).
2.4 Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja
2.5.1 Tingkat Kepedulian
Tingkat kepedulian remaja (George, Hall, & Stiegelbauer, 2013) terbagi
menjadi tujuh tahapan dari yang terendah sampai yang tertinggi, antara lain, (1)
Tahap Unconcerned; (2) Tahap Informational; (3) Tahap Personal; (4) Tahap
Management; (5) Tahap Consequence; (6) Tahap Collaboration; (7) Tahap
Refocusing.
Tahap Unconcerned yang dimaksud merupakan situasi saat orang melihat
suatu kepedulian dengan menggunakan sedikit perhatian. Hal itu ditunjukkan oleh
kurangnya perhatian dan kepedulian seseorang dalam memanfaatkan adanya
inovasi, pada step kali ini dibangun rasa penasaran yang berada di dalam hati
individu tentang penemuan/hal yang akan dilakukan (George dkk., 2013).
Tahap Informational adalah sebuah situasi ketika seseorang merasakan
pencerahan dan memiliki hasrat untuk mengetahui sebuah inovasi/wacana yang
baru. menurut George (2013) hal ini akan terlihat pada individu yang telah memiliki
13

kesadaran pada inovasi/ hal yang baru. Terdapat ketertarikan untuk mempelajari
lebih dalam.
Tahap Personal adalah sebuah kondisi seseorang untuk menyampaikan
waktu khusus untuk dirinya sendiri terhadap sesuatu. Menurut George dkk. (2013)
dapat lihat oleh perhatian individu agar dapat diketahui efek dari inovasi terhadap
dirinya dan tuntutan perannya dalam melaksanakan penemuan/sesuatu yang baru.
Tahap Management adalah kondisi seseorang dalam menyampaikan waktu
khusus untuk dirinya sendiri terhadap sesuatu hal. Management ditunjukkan antara
seseorang dengan proses dan tugas dalam menerapkan yang bersumber dari
informasi dan semacamnya (George dkk., 2013).
Tahap Consequence adalah kondisi seseorang saat mulai terlibat dan
berkontribusi terhadap suatu hal yang unik. Menurut Goerge dkk. (2013), hal
tersebut dapat dilihat oleh adanya perhatian individu yang berpusat pada pengaruh
inovasi/hal yang baru terhadap pekerjaannya.
Tahap Collaboration adalah seseorang mulai bekerja sama dalam melakukan
pekerjaan. Menurut George dkk. (2013) dapat dilihat dari adanya hubungan kerja
sama dengan orang lain dalam pengaplikasian inovasi tersebut.
Tahap Refocusing adalah kondisi saat seseorang telah memiliki ide dan
masukan terhadap seatu hal. Menurut Goerge dkk. (2013), hal ini ditunjukkan
dengan upaya individu untuk dapat memusatkan usahanya pada eksplorasi
keuntungan dari inovasi, mencakup perubahan atau alternatif lain yang lebih baik.
2.5.2 Remaja
Dariyo (2004) mendefinisikan bahwa remaja (adolescence) ditandai dengan
adanya perubahan pada aspek psikososial, aspek fisik, dan aspek psikis disebabkan
masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Usia remaja dimulai
semenjak 11—13 tahun sampai dengan 18—20 tahun dengan kategori remaja awal
mencakup rentan usia 13—14 tahun, remaja tengah mencakup rentan usia 15—17
tahun, dan remaja akhir dengan rentan usia 18—21 tahun (Dariyo, 2004).
Mantan Menteri Kesehatan RI tahun 2018 dalam laporannya disampaikan
oleh Dr. Pattiselanno Robert Johan, MARS, mengemukakan bahwa masa yang
penting dalam pemeliharaan kesehatan fisik dan psikis adalah masa remaja. Hal ini
harus didukung dengan pendidikan yang baik (KEMENKES, 2018).
14

Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa remaja Indonesia rentan


memiliki permasalahan kesehatan, yaitu kurang zat besi (anemia), kesadaran
terhadap tinggi badan, kurus atau Kurang Energi Kronik (KEK), kegemukan atau
obesitas (KEMENKES, 2018). Permasalahan remaja yang pertama adalah kurang
gizi, pada faktanya remaja Indonesia menghadapi masalah kekurangan zat gizi
mikro (vitamin dan serat), kurang lebih dari 12% remaja putra dan 23% remaja putri
kekurangan zat besi atau disebut dengan anemia (iron deficiency anemia) (Purwati
dkk., 2019). Anemia pada remaja laki-laki lebih rendah dari pada peremupaun
(Muhayati & Ratnawati, 2019). Anemia yang sering dialami remaja menyebabkan
penurunan produktivitas, berdampak buruk pada kemampuan belajar, kebugaran,
daya tahan tubuh dan kemampuan untuk belajar (Muhayati dkk., 2019). Anemia
bisa dihindari dengan memberikan makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A,
vitamin C, seng, dan tablet suplemen darah (TTD) (Utami, Kamsiah, & Siregar,
2020)
Menurut data Global School Health Survey (2015), pola makan remaja,
meliputi melewatkan sarapan (65,2%); mayoritas masyarakat tidak cukup makan
serat, sayur, dan buah (93,6%); tidak jarang untuk makan makanan yang beraroma
(75,7%); remaja juga cenderung duduk sehingga aktivitas fisiknya kurang (42,5%)
(Putra & Dendup, 2020). Hal-hal tersebut meningkatkan risiko obesitas, kelebihan
berat badan, bahkan obesitas.
Obesitas mampu menimbulkan dan meningkatkan penyakit lainya yang tidak
menular yang dapat memengaruhi harapan hidup, produktivitas, seperti tekanan
darah tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, dan osteoporosis (Insani,
2019). Obesitas dapat dicegah dengan pola makan yang senantiasa diatur dan
menjalani gaya hidup sehat dengan memperbanyak untuk mengonsumsi buah dan
sayur, banyak berolahraga, menghindari stres, dan tidur yang cukup (Kemenkes,
2018).
2.5.3 Pola Makan Remaja
Indonesia mengalami pertumbuhan teknologi disertai dengan gaya hidup
masyarakat yang signifikan, khusunya di sejumlah kota besar. Hal ini memiliki
dampak pola makan yang mengacu pada makanan berlemak, tinggi kolesterol,
15

terutama pada makanan cepat saji (fast food), kebiasaan makan yang buruk ini dapat
menyebabkan obesitas atau berat badan yang berlebih (Molekonsang dkk., 2016).
Remaja lebih banyak memakan nasi, mi, dan kentang sebagai sumber
karbohidrat, sedangkan sumber protein remaja didapatkan dengan mengonsumsi
daging ayam dan hasil olahnya, telur, dan hasil olahannya. Frekuensi makan sayur
dan buah cenderung rendah dikonsumsi oleh para remaja (Molekonsang dkk.,
2016). Satu di antara makanan yang paling sering dikonsumsi oleh remaja dengan
frekuensi hingga 4—7 kali sehari, yaitu jajanan seperti bakso, batagor, roti, ice
cream, dan minuman berkarbonasi (Molekonsang dkk., 2016).
Masa remaja akan mempunyai peluang lebih banyak kebebasan untuk
menentukan makanan, sesuai dengan preferensi individu mereka sendiri (Rusdi,
Rahmy, & Helmizar, 2020). Satu di antara penyebab yang dapat memengaruhi
remaja dalam perilaku makan adalah pengetahuan. Pengetahuan mengenai gizi
memiliki dampak positif dalam pemilihan makanan sehat. Edukasi gizi yang tepat
pada remaja, akan berpengaruh pula pada kepedulian remaja terhadap makanan
sehat (Rusdi dkk., 2020).
Pola makan terdiri atas tiga komponen menurut Amaliyah (dalam
Sulistyoningsing, 2011), di antaranya, (1) jenis makanan meliputi makanan pokok
yang dikonsumsi secara rutin, di antaranya lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan
buah, (2) frekuensi akan berkaitan dengan individu yang mengonsumsi makanan
dalam sehari yang terdiri atas makan pagi, makan siang, makan malam, dan
makanan selingan. Berdasarkan frekuensi makan, hal ini merupakan berulangnya
individu dalam makan, serta (3) jumlah makan, berhubungan dengan banyaknya
makanan yang dikonsumsi oleh individu.
Secara garis besar faktor yang dapat memengaruhi pola makan menurut
Sulistyoningsih (2011) adalah (1) faktor ekonomi, (2) faktor sosiobudaya, (3)
agama, (4) pendidikan, (5) lingkungan.
2.5.4 Tingkat Kepedulian Mengonsumsi Makanan Sehat
Kesadaran umum akan makanan sehat yang mendominasi tahun 1990 telah
menyebabkan pilihan menu yang lebih besar dalam layanan makanan untuk bisnis
dan industri (Joung, Choi, Ahn, & Kim, 2017: hlm. 377). Kepedulian terhadap
kesehatan merupakan satu di antara hal penting bagi sebagian orang, beserta dengan
16

pengetahuannya terhadap makanan. Orang-orang mulai peduli akan mengonsumsi


makanan sehat, beberapa komunitas mulai sangat memperhatikan makanan sehat
sebagai gaya hidup mereka. Mulai ada perkembangan terhadap bidang edukasi
untuk meneliti kepedulian mengonsumsi makanan sehat pada mahasiswa (Joung
dkk., 2017). Oleh karena itu, kantin atau penyedia makanan di sekolah harus mulai
mempertimbangkan dalam penyediaan makanan sehat, beserta dengan informasi
terkait, dengan begitu remaja lainnya akan tertarik untuk mengonsumsi makanan
sehat.
Memiliki pemahaman bahwa makanan sehat itu adalah hal penting untuk
dilaksanakan, telah dipahami sebagian besar remaja (Aminah & Nugroho, 2019).
Akan tetapi, remaja tidak selalu menerapkannya dalam pola makan mereka sendiri,
terutama saat bersama teman sebayanya. Remaja cenderung memakan makanan
yang sedang tren di media sosial, tanpa menilai lebih lanjut gizi dari makanan
tersebut (Aminah & Nugroho, 2019).
Jumlah uang saku yang diterima oleh remaja juga merupakan satu di antara
faktor dalam pemilihan makanan sehat (Aminah dkk., 2020). Remaja terutama
siswa sekolah akan menimbang makanan atau jajanan yang mencukupi uang saku
yang telah diberikan.
2.5 Sosial Media Instagram
2.5.1 Sosial Media
Media sosial adalah satu di antara media berbentuk komunikasi berbasis
internet (Aprilia, Sriati, & Hendrawati, 2020). Media sosial sebagai platform yang
membuat penggunanya untuk dapat beriteraksi dengan pengguna lain, juga dapat
membuat konten untuk menghibur, mengedukasi, ataupun sebagai sumber
informasi. Tidak hanya dalam bentuk foto dan video, tetapi juga hadir dalam
berbagai bentuk, seperti microblog, wiki, podcast, widget, dan lain semacamnya
(Aprilia dkk., 2020). Media sosial sebagai media online yang menjadi tumpuan
hubungan antarindividu dengan perantara teknologi berbasis web, membuat
komunikasi menjadi lebih menarik dan interaktif (Rahmayanti, Sabit, & Sari,
2021). Tujuannya untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan pesan dalam
format dengan jejaring melewati internet.
17

Instagram, Facebook, serta Twitter termasuk ke dalam jejaring sosial terbesar.


Internet berperan penting terhadap jalannya media sosial, sementara media
tradisional masih menggunakan media cetak dan siaran (Putri dkk,. 2016). Adanya
media sosial dapat mengundang semua orang yang tertarik dengan memberikan
interaksi, memberikan komentar, dan sering kali membagikan informasi dalam
waktu yang tak terbatas (Putri dkk,. 2016). Media Sosial memiliki potensi sebagai
media untuk pemberdayaan masyarakat karena penyebaran informasi yang cukup
masih dan cepat. Pemberdayaan media sosial itu bisa dijadikan sebagai media
promosi, baik produk maupun jasa, satu di antaranya yaitu makanan sehat
(Trihayuningtyas, Wulandari, Andriani, & Sarasvati, 2018).
Berdasarkan Kementrian Komunikasi dan Informatika, pengguna internet
tecatat sebanyak 63.juta orang yang 95%.menggunakan.internet untuk mengakses
media sosial (Kemeninfo, 2021) Media sosial terbanyak digunakan di Indonesia per
2021 adalah Whatsapp, Instagram, Youtube, Tiktok, dan Facebook.
2.5.2 Instagram
Instagram merupakan aplikasi untuk berbagi video foto secara gratis yang
bisa didapatkan di iPhone dan Android. Pengguna Instagram bisa menggunakan
video atau foto ke layanan Instagram dan membaginya dengan pengikut (followers)
atau dengan grup teman (Arora, Bansal, Kandpal, Aswani, & Dwivedi, 2019).
Pengguna dapat melihat, menyukai, dan mengomentari postingan yang dibagikan
oleh teman pengguna di Instagram. Untuk menjadi pengguna Instagram dan
membuat akun, dimulai dari usia 13 tahun ke atas dengan mendaftarkan alamat
email (Arora dkk., 2019).
Aplikasi Instagram membuat rekomendasi tayangan bagi penggunanya,
untuk menemukan komunitas dan konten baru yang pengguna sukai (Masitah &
Sulistyadewi, 2019). Instagram dapat merekomendasikan konten, akun dan lain-
lain yang belum diikuti orang (Masitah, 2019). Tujuan Instagram membuat
rekomendasi yang relevan dan penting bagi setiap orang yang melihatnya adalah
dengan cara mempersonalisasi rekomendasi sehingga rekomendasi Instagram akan
menarik dan unik di setiap orang. Jika pengguna melakukan interaksi dengan
restoran atau toko buku di Instagram, Instagram akan merekomendasikan konten
mengenai makanan, resep, buku, atau bacaan (Masitah, 2019).
18

Atmoko (2012) mengemukakan bahwa terdapat tujuh fitur indikator


Instagram, yaitu (1) hashtag, sebuah kata kunci sebagai label dari kategori foto atau
video tertentu; (2) geotag, identifikasi dari lokasi pengguna saat mengunggah foto
atau video; (3) follow, memungkinkan bahwa seseorang dapat melihat aktivitas
unggahan dari suatu akun, memungkinkan adanya interaksi berupa like, comment,
dan direct message; (4) share, membagikan unggahan foto atau video sesame
pengguna Instagram, maupun antar sosial media lainnya; (5) like, berupa apresiasi
positif terhadap suatu unggahan; (6) komentar, berkomentar terhadap suatu
unggahan, dan dapat saling berinteraksi sesama pengguna dalam kolom tersebut;
(7) mention, menautkan akun dari pengguna lain.
Instagram mengetahui kesukaan pengguna dengan baik, Instagram dapat
memengaruhi penggunanya untuk dapat berdiri pada suatu kategori
(Trihayunigtyas dkk., 2018). Trihayuningtyas dkk. (2018) menyatakan bahwa
Instagram, satu di antara platform media sosial yang memiliki peranan penting
dalam pembentukan karakter remaja. (1) media informasi, peran Instagram sebagai
media berbagi informasi tentang lingkungan sekitar; (2) Instagram berperan sebagai
media untuk pengembangan minat pribadi dan minat spiritual untuk remaja; (3),
Instagram berperan sebagai media untuk hiburan; (4) Instagram sebagai media
untuk mengungkapkan emosi bagi para remaja; (5) Instagram berperan untuk
membentuk citra diri yang lebih baik dan baru bagi remaja.
Indonesia menjadi negara pengguna Instagram dengan puluhan juta jumlah
pengguna (Napoleon Cat, 2021). Di antara pengguna Instagram tersebut, dalam data
statistik oleh situs Napoleon Cat, terlihat usia remaja mendominasi sebagai
pengguna aktif Instagram.
19

Sumber : Napoleon Cat (2021)

Gambar 2.2 Pengguna Instagram Berdasarkan Kelompok Usia & Jenis


Kelamin

Laporan Napoleon Cat menunjukkan, ada 91,01 juta pengguna Instagram di


Indonesia pada Oktober 2021. Jumlah ini turun 7,18% dibandingkan Agustus 2021
yang mencapai 98,06 juta pengguna (Annur, 2021).
2.5.5 Instagram dan Tingkat Kepedulian Makan Remaja
Kepedulian budaya makan pada remaja dipengaruhi oleh informasi, akses
produk dan harga terjangkau. Faktor-faktor tersebut akan memudahkan para remaja
untuk memilih makanan yang sehat (Aminah dkk., 2020). Kabupaten Garut
termasuk ke dalam satu di antara daerah di Indonesia sebagai pemasok makanan
organik (Hendrariningrum, 2018). Suku Sunda yang memiliki budaya memakan
lalapan. Lalapan adalah sayur beberapa jenis sayuran hijau sebagai pendamping
nasi (Hendrariningrum, 2018). Dengan demikian, masyarakat Sunda, khusunya
Kabupaten Garut telah terbiasa dengan tradisi memakan lalapan (Hendrariningrum,
2018). Budaya tersebut yang sudah berlanjut dari generasi ke generasi sehingga
akhirnya dapat memengaruhi kebiasaan makan remaja di Kabupaten Garut,
ditambah dengan adanya media sosial sebagai faktor eksternal modern yang
memiliki andil besar dalam tingkat kepedulian makan remaja (Hendrariningrum,
2018). Oleh karena itu, media ini mampu mempromosikan kesehatan secara luas
20

untuk meningkatkan pengetahuan terutama mengenai kesehatan dan makanan yang


bergizi (Ningtyas, Nurdiani, & Muhdar, 2018).
2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

Teknik
Nama Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis Data
Aminah R S, Konsep Diri Metode Remaja
Nugroho PA, Remaja Dalam kuantitatif meyakini,
Universitas Budaya Makan dengan desain sesekali
Pakuan Bogor, Sehat penelitian mengonsumsi
2019 survei makanan dengan
korelasional kandungan gizi
deskriptif dan gizi rendah
merupakan hal
wajar dan sudah
umum terjadi.
E. Media Sosial Observasi Media sosial
Trihayuningtas, Sebagai Sarana lapangan dan merupakan
W.Wulandari, Informasi Dan wawancara sarana informasi
Y.Adriani, Promosi dan promosi
I.A.M.P, Pariwisata Bagi yang sangat
Sarasvati, Generasi Z Di sesuai untuk
Sekolah tinggi Kabupaten Garut wisatawan
pariwisata NHI generasi Z di
Bandung bidang pariwisata
dan Instagram
merupakan
pilihan yang
utama
Folkvord F, Roes Promoting Used a Parasosial
E, Bevelander K, healthy foods in randomized interaction
BMC Public the new digital between-subject mediated the
Health, 2020 era on design relation between
Instagram: an the type of
experimental influencer and
study on the product attitude
effect of a as well as
popular real purchase
versus fictitious intention.
fit influencer on Parasosial
21

Teknik
Nama Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis Data
brand attitude interaction was
and purchase higher for
intentions participants
exposed to the
popular real fit
influencer
compared to the
fictitious fit
influencer,
leading to higher
healthy food
brand attitude
and purchase
intention.
Oktriyanto, Effects of Sosial Conducted a Sosial media
Bima; Budiarto, Media Marketing survey of 151 marketing
Gea Listya; Activities sosial media indirectly affect
Siahaan, Sintong Toward users to the buying
Oktavianus; Purchase perform data interest through
Sanny, Lim; Bina Intention Healthy analysis brand equity and
Nusantara Food in customer trust.
University, 2021 Indonesia At the same time,
brand equity and
customer trust
influence buying
interest. In the
end, the
academic and
management
implications
based on the
empirical results
of this study
serve as a
reference for
healthy food to
increase the
sosial media
marketing
activities.
22

Teknik
Nama Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis Data
Lesmana D, Digital Metode Adanya
Valentina G.M, Marketing kualitatif kesepakatan
Universitas Rumah Makan dengan bahwa fitur dan
Bunda Mulia, Padang Melalui pendekatan layanan
2021 Instagram studi kasus Instagram
Berdasarkan melalui proses sebagai akun
Sosial wawancara bisnis cukup
Construction of mendalam memuaskan bagi
Technology kelompok sosial
yang relevan
sehingga
Instagram
sebagai akun
bisnis mencapai
bentuk akhir
yang stabil.
Jans D.S, Digital food Between- Promoting a
Spielvogel I, marketing to subjects sedentary
Naderer B, children: How experiment was lifestyle
Hudders L, Ghent an influencer’s conducted (compared to an
University, lifestyle can among 190 athletic lifestyle)
University of stimulate healthy children resulted in more
Vienna, food choices between eight children
University among children and 12 years choosing the
Munchen, 2021 product high in
nutritional value
Milburn K.C, Food, eating and An iterative These middle
Wills W.J, taste: Parents’ qualitative class families
Roberts M, perspectives on might be
Lawton J, The the making of the characterized as
University of middle class having future
Edinburgh, teenager oriented
University of ‘hierarchies of
Herfordshire, luxury and
Perth PHI, 2010 choice’, in which
controlling and
moulding
teenagers’ food
practices and
tastes was
23

Teknik
Nama Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis Data
assigned a high
priority
Story M, Creating Healthy Observation The status of
Kaphingst K.M, Food and Eating measurement and
O’Brien R.R, Environments: evaluation of
Glanz K, Policy and nutrition
University of Environmental environments
Minnesota, Approaches and the need for
Emory action to improve
University, 2007 health are
highlighted.
Putri, Riendy Faktor-Faktor Analitik The importance
Aanisah; Yang deskriptif of consuming
Shaluhiyah, Berhubungan dengan healthy and
Zahroh; Dengan Perilaku rancangan varied foods and
Kusumawati, Makan Sehat penelitian cross maintaining the
Aditya, Pada Remaja sectional portion of food
Universitas Sma Di Kota according to the
Diponegoro, Semarang needs in order to
2020 meet the
adequacy of
energy, protein,
fat,
carbohydrates,
and fiber
Sumber : data diolah (2022)
24

2.7 Kerangka Pemikiran

Sumber : data diolah (2022)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis
Dantes (2012) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan asumsi yang akan
diuji melewati data atau fakta yang telah didapatkan di lapangan dengan melalui
penelitian. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa hipotesis adalah hasil jawaban
yang masih bersifat sementara terhadap rumusan masalah dari penelitian dan sudah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Oleh karena itu, hipotesis dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
25

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya, hasil hipotesis yang


penulis dapatkan bahwa Instagram memiliki pengaruh terhadap tingkat kepedulian
makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut.

Hipotesis awal (Ho) : Tidak ada pengaruh Instagram terhadap Tingkat


kepedulian konsumsi makanan sehat.
Hipotesis alternatif (H1) : Adanya pengaruh Instagram terhadap Tingkat
Kepedulian Konsumsi Makanan Sehat
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena bersifat
konkret/empiris, terukur, dan sistematis. Hasil yang akan diperoleh berupa data
angka-angka dan akan diolah menggunakan statistik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kepedulian remaja terhadap makanan sehat,
pendekatan ini menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan status objek penelitian
pada saat penelitian diadakan, dapat juga dengan menginformasikan keadaan
sebagaimana adanya. Cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini dengan
pengamatan (observational research) serta menggunakan kajian sosiometrik
(sociometric studies) untuk nilai dan menganalisis antara diri dalam suatu
kelompok.
3.2. Partisipan
Sasaran objek penelitian ini adalah para remaja yang tinggal dan berdomisili
di wilayah Kabupaten Garut. Kriteria remaja yang dijadikan sebagai objek
penelitian adalah remaja yang berusia 15—18 tahun, menempuh Pendidikan
SMA/SMK sederajat, di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, Desa Jayaraga.
Subjek dalam penelitian ini adalah tingkat kepedulian makanan sehat pada
remaja di Kabupaten Garut.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Penelitian yang memiliki karakter atau sifat tertentu berumber dari data
benda, manusia, nilai riset, hal ini dinamakan populasi (Hadari Nawawi, 1999),
sedangkan menurut Sugiyono (2013), “Populasi merupakan cara untuk menarik
kesimpulan maka peneliti harus menemukan objek atau subjek yang memiliki
karakteristik tertentu untuk diteliti”.
Target populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah para remaja
di Kabupaten Garut. Jumlah remaja di Kabupaten Garut per 2021 adalah sebanyak

26
27

192.364 jiwa, dengan rentan usia yang didata adalah 15—19 tahun sesuai dengan
data statistik dari website resmi Kabupaten Garut (Pemerintah Kabupaten Garut,
2022).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi,
atau sebagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2013).
Kabupaten Garut terbagi ke dalam 21 kecamatan, satu di antaranya
Kecamatan Tarogong kidul. Kriteria inklusi pada penelitian ini, yakni (1) remaja
usia 15—18 tahun yang terletak di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut;
(2) remaja yang menggunakan Instagram. Kriteria Eksklusi pada penelitian ini
adalah remaja usia 15—18 tahun yang tidak menggunakan Instagram dan tinggal
di kota lain.
3.3.3 Teknik Sampling
Berdasarkan Sugiyono (2013), teknik pengambilan sampel umumnya terbagi
menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Sugiyono
(2013) menyatakan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai teknik sampling insidental di
mana, siapa saja yang bertemu menggunakan peneliti mampu dijadikan sampel,
serta bila ditemui cocok menjadi sumber data. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini mengambil dari pengguna Instagram remaja di Kabupaten Garut.
Dalam penelitian ini pengukuran sampel menggunakan teknik Solvin sebagai
berikut:
Rumus dari Slovin, sebagai berikut:
N
n=
1 + N (e) 2
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir (tingkat
kesalahan dalam sampling ini adalah e = 10%)
28

Berdasarkan rumus diatas, diketahui jumlah populasi 192.364 orang usia


remaja di Kabupaten Garut yang dapat disebut sebagai populasi dan sampel dengan
presisi 10% maka perhitungan jumlah sampel sebagai berikut :

192.364
𝑛=
1 + 192.364 (0,1)2
𝑛 = 99,02 ≈ 99
Hasil perhitungan rumus slovin didapat bahwa sampel yang digunakan
berjumlah 99. Maka sampel yang diperlukan untuk penelitian ini dengan batas
toleransi sebesar 10% yaitu 99 responden dari remaja Kabupaten Garut.
3.4. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode kuesioner. Metode ini diperuntukkan mengetahui arah dan
pengumpulan data yang dilakukan.
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai intrumen pengumpulan data.
Isi dari kuesioner tersebut adalah pertanyaan tertutup, sehingga dapat dengan
mudah untuk mengarahkan jawaban, serta data tersebut mudah diolah. Responden
dapat memberikan jawaban dengan tanda yang telah disiapkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2009).
3.4.1 Angket (Kuesioner)
Angket adalah instrumen dengan menumpulkan data yang telah diberikan
kepada responden, berisi tentang beberapa pertanyaan maupun pernyataan tertulis.
Kuesioner yang diajukan haru valid dan reliabel, dengan begitu data yang akan
didapatkan akan menghasilkan angka yang akurat (Sugiyono, 2013).
Angket disebarkan melalui google from, berisi tentang (sesuai dengan tujuan
dan rumusan masalah) remaja mengenai penggunaan Instagram, pengetahuan
remaja mengenai makanan sehat dan perilaku remaja terhadap pola makan yang
bergizi dan seimbang. Peneliti menggunakan skala likert untuk menentukan skor
dari setiap jawaban.
3.4.2 Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian seperti teori-teori yang sesuai dengan variabel.
29

Studi literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber, yaitu (a) tesis; (b)
disertasi; (c) jurnal; (d) media elektronik (internet).
3.4.3 Uji Instrumen Penelitian
3.4.4 Uji Validitas
Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian yang telah diukur dan dapat
dipergunakan unuk mengukur sesuatu, berarti data tersebut telah valid (Sugiono,
2013).
Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor
total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala interval,
pada penelitian ini menggunakan skala likert dengan skor poin 1 sampai dengan 5.
Satu di antara rumus product moment correlation menurut Yusuf, M. (2014)
sebagai berikut:
N ∑XY−(∑X)(∑Y)
RXY
√{N∑X2 −(∑X)2 {N∑Y2 −(∑Y)2 }

Keterangan:
RXY = Korelasi product moment
n = Jumlah populasi
∑x =Jumlah skor butir x
∑ = Jumlah skor butir y
∑x2 = Jumlah skor butir kuadrat x
∑y2 = Jumlah skor butir kuadrat y
∑xy = Jumlah perkalian butir x dan skor butir y
Nilai 𝑅𝑥𝑦 menunjukkan korelasi antara dua variabel yang dikorelasi. Uji
validitas ditentukan dengan ketentuan yaitu jika 𝑅𝑥𝑦 > dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka item
pernyataan dinyatakan valid. Jika 𝑅𝑥𝑦 < dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , item pernyataan dinyatakan
tidak valid.
Selanjutnya, dihitung dengan uji-t. Ridwan dan Sunarto (2013) dengan rumus
sebagai berikut:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = (n√(n-2))/√(1- 𝑟 2 )
Keterangan:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = nilai t
r = nilai koefisien korelasi
30

n = jumlah sampel
Distribusi (tabel t) untuk a = 0.5 dengan derajat kebebasan (dk=n-2) kaidah
keputusan : jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > jika 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dinyatakan valid, dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
jika 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dinyatakan tidak valid. Jika instrumen itu valid, bisa dilihat
penafsiran mengenai interpretasi koefisien korelasi nilai (r) diantaranya sebagai
berikut (Ridwan dan Sunarto, 2013):
Antara 0.800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi
Antara 0.600 sampai dengan 0.799: tinggi
Antara 0.400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi
Antara 0.200 sampai dengan 0,399: rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0.199: sangat rendah (tidak valid)
Adapun uji validitas ini dilakukan dengan analisis item dengan
mengorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya
dilakukan dengan bantuan software SPSS 26 for windows. Berikut hasil perhitungan
uji validitas setiap instrumen.
Tabel 3.1 Uji Validitas Penggunaan Instagram (X)

No. Variabel 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kriteria


1 Q1 0.581 0.349 VALID
2 Q2 0.910 0.349 VALID
3 Q3 0.852 0.349 VALID
4 Q4 0.356 0.349 VALID
5 Q5 0.702 0.349 VALID
6 Q6 0.899 0.349 VALID
7 Q7 0.755 0.349 VALID
8 Q8 0.499 0.349 VALID
9 Q9 0.714 0.349 VALID
10 Q10 0.655 0.349 VALID
11 Q11 0.575 0.349 VALID
12 Q12 0.849 0.349 VALID
13 Q13 0.413 0.349 VALID
14 Q14 0.399 0.349 VALID
15 Q15 0.745 0.349 VALID
16 Q16 0.746 0.349 VALID
17 Q17 0.933 0.349 VALID
18 Q18 0.549 0.349 VALID
Sumber : data diolah 2022
31

Berdasarkan tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan kuesioner


variabel Penggunaan Instagram (X) dinyatakan valid karena setiap item pertanyaan
memiliki 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga item pertanyaan tersebut dapat
dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti.
Tabel 3.2 Tingkat Kepedulian Makanan Sehat (Y)

No. Variabel 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kriteria


1 Q1 0.490 0.349 VALID
2 Q2 0.708 0.349 VALID
3 Q3 0.775 0.349 VALID
4 Q4 0.480 0.349 VALID
5 Q5 0.380 0.349 VALID
6 Q6 0.380 0.349 VALID
7 Q7 0.407 0.349 VALID
8 Q8 0.524 0.349 VALID
9 Q9 0.560 0.349 VALID
10 Q10 0.361 0.349 VALID
11 Q11 0.454 0.349 VALID
12 Q12 0.419 0.349 VALID
13 Q13 0.447 0.349 VALID
14 Q14 0.407 0.349 VALID
15 Q15 0.568 0.349 VALID
16 Q16 0.392 0.349 VALID
17 Q17 0.481 0.349 VALID
18 Q18 0.415 0.349 VALID
19 Q21 0.385 0.349 VALID
20 Q22 0.526 0.349 VALID
21 Q24 0.783 0.349 VALID
22 Q25 0.385 0.349 VALID
23 Q26 0.389 0.349 VALID
24 Q27 0.50 0.349 VALID
Sumber: data diolah (2022)

Berdasarkan tabel 3.2 tersebut, disimpulkan bahwa seluruh pernyataan


kuesioner variabel Tingkat Kepedulian Makanan Sehat (Y) dinyatakan valid
karena setiap item pertanyaan memiliki 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔, lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga
item pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel.
3.4.5 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Pengujian secara eksternal dapat dilakukan dengan tes-tes ulang
32

(stabilitas), ekivalen, dan kombinasi keduanya. Reliabilitas internal instrumen


dapat diuji dengan menganalisis konsistensi item-item pada instrumen dengan
teknik tertentu (Sugiyono, 2013).

Koefiesien Alpha Cronback (Cα) termasuk ke dalam statistik yang sering


dipakai untuk menguji reliabilitas pada instrumen penelitian suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha
Cornbach lebih besar atau sama dengan 0,70, rumus untuk mengukur reliabilitas,
yaitu:

𝑘 ∑ 𝜎 𝑏2
𝑟𝑖 = (𝑘−1) (1 − )
𝜎 𝑡2

Keterangan:

𝑟𝑖 = = Koefisien Reliabilitas
k = Banyaknya item pertanyaan
∑𝑎𝑏2 = Jumlah varians item pertanyaan
𝜎𝑡 2 = Varians Total
Koefiesien cornbach alpha merupakan statistik yang biasa digunakan oleh
peneliti lainnya untuk menguji reliabilitas seuatu instrumen yang akan digunakan
Menurut Sujarweni (2014) kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha >
0,6 Semua Variabel
Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas dengan menggunakan software
SPSS 26 for windows. Maka dari itu, diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas

No. Variabel 𝐶𝑎ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 Keterangan


1 Penggunaan Instagram 0,898 0,65 RELIABLE
Tingkat Kepedulian
2 0.780 0,65 RELIABLE
Makanan Sehat
Sumber: data diolah (2022)

Hasil uji realibiltas diperoleh nilai koefisien angket X sebesar 0.954 dan nilai
koefisien angket Y sebesar 0.910. Berdasarkan hasil angket tersebut, dapat
disimpulkan hasil pada angket adalah reliabel atau koefisien sehingga instrumen
pada angket peneliti dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
33

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa
“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
simpulannya”. Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis
dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui
operasionalisasi variabel dengan menggunakan skala Likert.
Tabel 3.4 Operasional Variabel
Konsep Konsep
Variabel Teoretis Konsep Empiris Analitis Skala
Makanan Bahan yang Aspek-aspek yang 1. Gizi Ordinal
memungkinkan memengaruhi : - kadar gizi
manusia untuk 1. Gizi - kadar lemak,
tumbuh dan 2. Energi bagi kolesterol, gula
berkembang tubuh 2. Energi bagi
serta 3. bahan pangan tubuh
memberikan 3. bahan
energi pada pangan
tubuh untuk - hewani
dapat -nabati
beraktivitas
dan
memelihara
kondisi
tubuhnya
Makanan Makanan sehat Aspek-aspek yang 1. Gizi Ordinal
sehat pula yaitu memengaruhi : - kadar gizi
makanan yang 1. Gizi - kadar lemak,
memiliki 2. Kesehatan kolesterol, gula
rendah lemak tubuh 2. Kesehatan
dalam jumlah 3. bahan pangan tubuh
kandungan -penyakit
natrium atau 3. bahan
kolesterol yang pangan
dibatasi dan - hewani
makanan yang -nabati
menyediakan
sejumlah gizi
tertentu
34

Konsep Konsep
Variabel Teoretis Konsep Empiris Analitis Skala
Tingkat Kepedulian Aspek-aspek yang 1.Unconcerned Ordinal
Kepedulian merupakan memengaruhi: 2.Informational
rasa saling 1. Unconcerned
3.Personal
peduli antara 2. Informational
satu dengan 4.Management
3. Personal
lainnya, dan 5.Consequence
terbentuk 4. Management
6.Collaboration
karena adanya 5. Consequence
interaksi sosial 7.Refocusing
6. Collaboration
antara manusia
satu dengan 7. Refocusing
manusia
lainnya.
Kesehatan Remaja Aspek-aspek yang 1. kondisi fisik Ordinal
Remaja merupakan memengaruhi: dan psikis
masa yang 1. kondisi fisik - pubertas
sangat dan psikis - kondisi
berharga bila 2. pola makan keluarga
mereka berada 3. pendidikan 2. pola makan
dalam kondisi - teman sebaya
Kesehatan fisik - mencoba hal
dan psikis, baru
serta - lingkungan
Pendidikan 3. Pendidikan
yang baik - pembinaan
dalam keluarga
Sosial media online Aspek-aspek yang 1. teknologi Ordinal
media yang dapat memengaruhi : -AI
mendukung 1. teknologi 2. internet
hubungan antar 2. internet - 4G
individu 3. jejaring sosial 3. jejaring
dengan sosial
menggunakan - interaksi
teknologi mayas
berbasis web
yang
mengubah
komunikasi
satu arah
35

Konsep Konsep
Variabel Teoretis Konsep Empiris Analitis Skala
menjadi dialog
interaktif
Penggunaan aplikasi untuk Aspek-aspek yang 1. algoritma Ordinal
Instagram berbagi video memengaruhi : 2. konten
dan foto secara 1. algoritma
gratis yang 2. konten
bisa
didapatkan di
iPhone dan
Android.
Pengetahuan bentuk Aspek-aspek yang 1. informasi Ordinal
Gizi keseimbangan memengaruhi : 2. gizi
antara zat gizi 1. informasi seimbang
yang 2. gizi seimbang 3. Pola makan
memasuki 3. Pola makan remaja
tubuh (intake) remaja
dari makanan
dengan zat gizi
yang
diperlukan
untuk
metabolisme
tubuh
Sumber : data diolah (2022)

3.6. Analisis Data


3.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang
diperoleh untuk kemudian dianalisis sebagaimana adanya (Sugiyono, 2013).
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan hasil
dari jawaban responden terhadap masing-masing indikator pengukur variabel.
Teknik untuk menghitung skor skala likert menggunakan rumus :
T x Pn
Keterangan:
T = Total responden
Pn = Pilihan angka skor Likert
36

Menghitung skor ideal sebagai pembanding untuk penunjang data lainnya


dalam menghitung skor tanggapan skala likert adalah; Skor tertinggi x jumlah
responden, maka dapat ditemukan 5 (skor tertinggi) x 99 (jumlah responden),
didapatkan hasil skor sebesar 495.
Perhitungan skor terhadap variabel, dengan membandingkan nilai dari skor
ideal yang diperoleh skor maksimum, skor minimum, jarak interval dan persentase
skor, untuk mengetahui kategorisasi dari pengetahuan gizi remaja di Kabupaten
Garut sebagai berikut:
a. Nilai maksimum = Skor tertinggi x Jumlah pertanyaan x jumlah responden;
b. Nilai minimum = Skor terendah x Jumlah pertanyaan x jumlah responden;
c. Jarak Interval = (Nilai maksimum – Nilai minimum) : banyaknya interval;
d. Persentase skor = (total skor : nilai maksimum) x 100%.
Pengategorian jawaban responden ini menggunakan skor ideal sehingga
nilai terbesar diperoleh dari = skor maksimum (5) x jumlah pertanyaan. Sementara
itu, nilai terendah diperoleh dari = skor minimum (1) x jumlah pertanyaan.
Skala likert dapat melihat ukuran dari sikap seorang individu terhadap suatu
pandangan dan individu tersebut memposisikan pandangannya dengan
kesinambungan terhadap butir soal (Yusuf, 2014). Alternatif jawaban yang akan
responden tanggapi adalah:
Table 3.5 Skor Jawaban Responden dengan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Rata-rata 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Yusuf (2014)

3.6.2. Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi digunakan sebagai alat untuk melihat hubungan fungsional
antar variabel untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada satu
variabel bebas (independent variable) diberi notasi x dan variabel terikat
(dependent variabel) diberi notasi y. (Sundayana, 2018).
37

Sudayana (2018) mengemukakan bahwa bentuk umum persamaan regresi


linear sederhana adalah :
𝛾̂ = a + bx:
Keterangan:

Y = Subjek dalam Variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 (harga kontan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan


ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.


BAB 4

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Garut

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Garut


Sumber: Pemerintah Kabupaten Garut (2021)

Kabupaten Limbangan dengan Suci sebagai ibu kota dibubarkan oleh


Daendles pada tahun 1811. Pembubaran tersebut menjadi awal mula sejarah dari
Kabupaten Garut. Suci sebagai ibu kota memiliki luas wilayah yang kecil sehingga
dinilai belum memenuhi syarat sebagai ibukota. Maka dari itu, pemindahan ibu kota
dari Suci ke Garut pada tahun 1821, setelah dibangunnya sarana dan prasarana ibu
kota. Kabupaten Limbangan diubah menjadi Kabupaten Garut dengan dasar Surat
Keputusan Gubernur Jenderal No: 60 tanggal & Mei 1913; memiliki tiga desa, yaitu
Desa Kota Kulon, Desa Margawati, dan Desa Kota Weta, serta sepuluh kecamatan
meliputi Kecamatan Garut, Pameungpeuk, Cikajang, Limbangan, Leles, Tarogong,
Balubur, dan Bumbulang (Pemerintah Kabupaten Garut, 2021).

Kabupaten Garut merupakan satu di antara kabupaten di Jawa Barat. Garut


memiliki jarak paling dekat dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Garut memiliki
visi, yaitu Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera, juga memiliki misi sebagai

38
39

berikut: (1) mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat,


cerdas, dan berbudaya; (2) mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan
amanah disertai tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih; (3)
mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan
infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta fungsi ruang;
(4) meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan
industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber
daya alam secara berkelanjutan (Pemerintah Kabupaten Garut, 2021).
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada
koordinat 6º56'49''—7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8''—108º7'30'' Bujur
Timur (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2017).
Saat ini, Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421
desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa dengan luas
wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km² (Pemerintah Kabupaten
Garut, 2021).

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Garut Berdasarkan Usia

Kelompok
No. Jumlah Persentase
Umur/Tahun
1 0-4 169.808 6,75%
2 5-9 253.317 10,07%
3 10-14 248.971 9,90%
4 15-19 192.364 7,65%
5 20-24 237.696 9,45%
6 25-29 217.894 8,67%
7 30-34 184.762 7,35%
8 35-39 190.547 7,58%
9 40-44 173.942 6,92%
10 45-49 165.958 6,60%
11 50-54 139.629 5,55%
12 55-59 114.995 4,57%
13 60-64 86.226 3,43%
14 65-69 58.664 2,33%
15 70-74 36.548 1,45%
16 >74 43.194 1,72%
Total 2.514.515 100%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut - Tahun 2021
40

Pada tahun 2021 penduduk di Kabupaten Garut mencapai 2.636.637 jiwa


dengan kepadatan 857/km². Wilayah paling padat karena sebagai pusat
pemerintahan dan pusat ekonomi yang berada di Garut Kota, Tarogong Kidul,
Tarogong Kaler, Samarang dan Wanaraja. Selain itu, banyak wilayah yang berupa
hutan sehingga kepadatan penduduk relatif rendah (Pemerintah Kabupaten Garut,
2021).

4.2 Karakteristik Responden


4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

usia
15 Tahun 18 Tahun
11% 14%

16 Tahun
30%

17 Tahun
45%

18 Tahun 17 Tahun 16 Tahun 15 Tahun

Gambar 4.2 Usia Responden


Sumber : data diolah (2022)

Berdasarkan pada gambar 4.2, menunjukkan bahwa dari 99 responden remaja


usia 15—18 tahun. Mayoritas responden berusia 17 tahun dengan persentase 45
persen. Selanjutnya remaja usia 16 tahun memiliki persentase 30%. Usia 18 tahun
memiliki persentase sebanyak 15% dan urutan terakhir berada pada usia 15 tahun
dengan presentasi 11%.
41

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
14%

86%

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.3 Jenis Kelamin Responden


Sumber : data diolah (2022)
Berdasarkan Gambar 4.3, responden dari penelitian ini, didominasi oleh
remaja perempuan dengan persentase 86%, sedangkan remaja laki-laki yang
berpartisipasi menjadi responden sebesar 14%.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Instagram

Penggunaan Instagram
1

98
Ya Tidak

Gambar 4.4 Penggunaan Instagram Responden


Sumber : data diolah (2022)

Pada diagram tersebut ditunjukkan bahwa 98 responden remaja dari 99


menggunakan Instagram, dan hanya 1 orang remaja yang tidak menggunakan
Instagram. Hal ini membuktikan bahwa pernyataan dari Napoleon Cat (2021)
bahwa pengguna instagram dikalangan remaja termasuk paling tinggi di antara
kalangan usia lainnya. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan remaja yang
42

menggunakan Instagram dengan remaja yang tidak menggunakan Instagram,


seperti pada gambar 4.4.

4.3 Temuan dan Pembahasan Analisis


4.3.1 Temuan
4.3.1.1 Pengetahuan Gizi Responden
Penelitian dalam variabel pengetahuan gizi memiliki sembilan poin
pertanyaan, dan berikut tanggapan responden dari pertanyaan yang diberikan:

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Pengetahuan Gizi


Alternatif Jawaban Total

No. Indikator STS TS R S SS


Total
Skor Skor

Saya mengetahui pedoman umum gizi


8 11 42 24 14 99
1 seimbang

Skor 8 22 126 96 70 322

Saya mengetahui manfaat dari


2 6 25 35 31 99
2 mengonsumsi karbohidrat

Skor 2 12 75 140 155 384

Saya mengetahui bahwa karbohidrat


1 7 19 38 34 99
3 adalah sumber energi

Skor 1 14 57 152 170 394

Dengan mengonsumsi protein yang cukup,


saya merasa perkembangan tubuh saya 0 5 17 41 36 99
4 makin membaik

Skor 0 10 51 164 180 405

Saya mengetahui manfaat dari


4 10 31 32 22 99
5 mengonsumsi lemak

Skor 4 20 93 128 110 355

Saya mengetahui, mengonsumsi makanan


berlemak lebih dari 30% per hari 5 20 40 18 16 99
6 (33gr/1000 kal) baik untuk kesehatan

Skor 5 40 120 72 80 317


43

Alternatif Jawaban Total

No. Indikator STS TS R S SS


Total
Skor Skor

Saya mengetahui, bahwa kekurangan Zat


7 Besi (Fe) dapat menyebabkan anemia pada 3 11 34 27 24 99
remaja

Skor 3 22 102 108 120 355

Kacang-kacangan, sayuran hijau, tempe


adalah contoh bahan makanan yang 1 5 24 35 34 99
8 mengandung kalsium, selain dari susu

Skor 1 10 72 140 170 393

vitamin dibutuhkan oleh tubuh remaja


karena dapat meningkatkan metabolisme 3 3 16 37 40 99
9 karbohidrat menjadi energi

Skor 3 6 48 148 200 405

Total 27 156 744 1148 1255 3330

Persentase 1% 5% 22% 34% 38% 100%

Rata-rata Keseluruhan 370

Total Persentase 75%

Sumber : data diolah (2022)

Pada tabel 4.2 total rata-rata keseluruhan (mean) yang diperoleh dari
pengolahan data tersebut dapat ditemui sebesar 370 jika dalam persentase data
tersebut sebesar 75%. Pada hasil analisis deskriptif pola konsumsi pada Tabel 4.2,
ditemukan bahwa skor tertinggi terdapat pada variabel No.4 dan No.9, dengan skor
yang dihasilkan sebesar 405. Hal tersebut mengindikasikan bahwa para remaja
mengetahui bahwa protein dapat memaksimalkan perkembangan tubuh remaja.
Remaja juga telah mengetahui bahwa vitamin sangat diperlukan oleh tubuh remaja
untuk meningkatkan metabolism tubuh (Februhartanty, dkk 2016). Indikator
dengan skor paling rendah terdapat pada No.6 sebesar 317 yang mengindikasikan
bahwa remaja kurang mengetahui bahwa mengonsumsi makanan berlemak lebih
dari 30% per hari (33gr/1000 kal) baik untuk kesehatan sesuai dengan teori Nova
dkk., yang mengemukakan bahwa satu di antara yang menyebabkan masalah status
44

gizi remaja adalah pengetahuan gizi yang kurang karena pendidikan gizi yang tidak
teredukasi kepada remaja secara merata (Nova dkk., 2018)

4.3.1.2 Rekapitulasi Variabel Pengetahuan Gizi


Hasil dari rekapitulasi yang telah disajikan dapat dilihat bahwa total skor
untuk tingkat kepedulian makanan sehat, yaitu 3.330 Jumlah skor tersebut
dimasukkan ke dalam garis kontinum dengan cara pengukuran sebagai berikut:
a. Nilai maksimum = 5 x 9 x 99 = 4.455;
b. Nilai minimum = 1 x 9 x 99 = 891;
c. Jarak Interval = (4.455 – 891) : 5 = 712,8;
d. Persentase skor = (3.330 : 4.455) x 100% = 74%.
Berkut adalah gambar garis kontinum dengan nilai minimum sebesar 891, nilai
maksimum sebesar 4.455, dan jarak interval sebesar 712,8.

Sangat Tidak Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik


Baik

891 1.603,8 2.316,6 3.029,4 3.742,2 4.455

3.330

Gambar 4.5 Garis Kontinum Pengetahuan Gizi


Sumber: data diolah (2022) 3.330

Bersumber pada hasil analisis deskriptif terhadap variabel pengetahuan gizi


pada gambar 4.2 mengetahui rekapitulasi tanggapan responden pengetahuan gizi
dari hasil pengolahan data 99 responden yang telah mengisi kuesioner, data tersebut
menunjukan nilai yang didapatkan sebesar 3.330. Dapat disimpulkan bahwa
variabel Y Pengetahuan Gizi dapat dikategorikan baik. Artinya, para remaja di
Kabupaten Garut telah memiliki pengetahuan gizi yang mumpuni dalam
kepeduliannya terhadap makanan sehat. Remaja yang mendapatkan edukasi gizi
yang tepat akan menerima pengetahuan gizi yang memadai, hal tersebut dapat
memengaruhi perilaku makan remaja (Rusdi, dkk., 2020). Menurut Masitah (2018)
mengemukakan bahwa remaja akan memilih makanan yang sesuai dengan pola
konsumsinya selaras dengan pedoman menu seimbang dan kebutuhan tubuh, hal ini
45

menunjukkan bahwa remaja memiliki pengetahuan terhadap gizi yang cukup.


Penelitian terdahulu telah membuktikan jika remaja yang sering mendapatkan
informasi dari artikel, booklet, atau internet lebih menyukai untuk mengonsumsi
buah dan sayur setiap hari (Anggraeni & Sudiarti, 2018). Akan tetapi, faktor
informasi saja tidak cukup untuk membuat remaja memiliki pola makan yang baik,
beberapa faktor lain yang memengaruhi pola makan remaja seperti ekonomi, sosial
budaya, agama, pendidikan, lingkungan (Sulistyoningsih, 2011).
4.3.1.3 Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap Pengetahuan Gizi

Tabel 4.3 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Pengetahuan


Gizi

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1267.582 1 1267.582 41.077 .000b
Residual 2993.327 97 30.859
Total 4260.909 98
a. Dependent Variable: Pengetahuan Gizi (YC)
b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)
Sumber : data diolah (2022)

Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai F hitung = 41.077 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka ada pengaruh variabel penggunaan
Instagram (X) terhadap variabel pengetahuan gizi (Y). Instagram memiliki
pengaruh terhadap pengetahuan gizi sebagai sarana edukasi gizi melewati konten
yang disajikan oleh Instagram kepada penggunanya (Rusdi dkk., 2020: hlm. 32).
4.3.1.4 Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap Pola Konsumsi
Tabel 4.4 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Pola Konsumsi

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 755.776 1 755.776 27.379 .000b
Residual 2677.577 97 27.604
Total 3433.354 98
a. Dependent Variable: Pola Konsumsi (YA)
b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)
Sumber: data diolah (2022)
46

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa nilai F hitung = 27.379 dengan tingkat


signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka ada pengaruh variabel penggunaan
Instagram (X) terhadap variabel pola konsumsi (Y). Pengunaan Instagram memiliki
dampak terhadap pola konsumsi remaja di Kabupaten Garut (Masitah dkk., 2019).
4.3.1.5 Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap Tingkat Kepedulian
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Penggunaan Instagram terhadap Tingkat
Kepedulian

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 473.833 1 473.833 53.602 .000b
Residual 857.460 97 8.840
Total 1331.293 98
a. Dependent Variable: Tingkat Kepedulian (YB)
b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)
Sumber: data diolah (2022)

Tabel tersebut menjelaskan bahwa nilai F hitung = 53.602 dengan tingkat


signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka ada pengaruh variabel penggunaan
Instagram (X) terhadap variabel tingkat kepedulian (Y). Instagram dapat
meningkatkan kepedulian remaja karena Instagram sebagai satu di antara platform
untuk bersosial membuat remaja memiliki kecenderungan untuk selalu mengikuti
tren di media tersebut (Rahmayanti dkk., 2021).
4.3.1.6 Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan
Instagram terhadap tingkat kepedulian makanan sehat, dengan menggunakan Uji
Anova terhadap Penggunaan Instagram sebagai variabel terikat dan Tingkat
Kepedulian Makanan Sehat sebagai variabel bebas. Jumlah variabel pertanyaan
sebanyak 24 poin, yang mencangkup pola konsumsi, tingkat kepedulian dan
pengetahuan gizi sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
VARIABEL PERTANYAAN ANOVA

Diantara Nasi/ubi jalar/jagung/ saya


y1 0.001
mengonsumsinya setiap saya makan
47

VARIABEL PERTANYAAN ANOVA


Saya mengonsumsi lauk hewani (daging-
y2 dagingan) dalam satu hari, setiap saya 0.002
makan
y3 Saya memakan buah dalam 1 hari 0.005
Saya memakan sayuran sesuai dengan
y4 0.069*
kebutuhan tubuh saya
Saya masih sering melewatkan waktu
y5 0.106*
makan

Saya masih sering jajan untuk mengganti


y6 0.087*
waktu makan saya yang terlewat

Saya termasuk orang yang menjaga pola


y7 0.003
makan
Saya sering lupa untuk selalu meminum air
y8 0.083*
mineral
Saya sudah minum air putih yang
y9 memenuhi kebutuhan tubuh anda, sesuai 0.008
dengan aktivitas fisik

Saya lebih menyukai makanan cepat saji,


y10 seperti fried chicken/ nugget/ sosis dan lain 0.29*
sebagainya

Saya ingin menjalani gaya hidup sehat,


y11 namun masih sulit menjalankannya karena 0.001
faktor external

Saya sering menahan keinginan untuk


y12 0,000
tidak jajan sembarangan

Saya berusaha mengatur pola makan saya


y13 dan senantiasa memakan makanan yang 0,000
bergizi

Beberapa postingan tentang kesehatan


y14 makanan di Instagram membuat saya ingin 0,000
memakan makanan tersebut

Jika Influencer/ selebgram bercerita


y15 makanan sehat di Instagram saya sering 0,000
ingin mengikutinya.

Saya mengetahui pedoman umum gizi


y16 0,000
seimbang
Saya mengetahui manfaat dari
y17 0,000
mengonsumsi karbohidrat
Saya mengetahui bahwa karbohidrat
y18 0,000
adalah sumber energi
48

VARIABEL PERTANYAAN ANOVA


Dengan mengonsumsi protein yang cukup,
y19 saya merasa perkembangan tubuh saya 0,000
makin membaik

Saya mengetahui manfaat dari


y20 0,008
mengonsumsi lemak

Saya mengetahui, mengonsumsi makanan


y21 berlemak lebih dari 30% per hari 0,000
(33gr/1000 kal) baik untuk kesehatan

Saya mengetahui, bahwa kekurangan Zat


y22 Besi (Fe) dapat menyebabkan anemia pada 0,008
remaja

Kacang-kacangan, sayuran hijau, tempe


y23 adalah contoh bahan makanan yang 0,001
mengandung kalsium, selain dari susu

Vitamin dibutuhkan oleh tubuh remaja


y24 karena dapat meningkatkan metabolisme 0,000
karbohidrat menjadi energi

Sumber: data diolah (2022)

Simpulan dari temuan tersebut adalah variabel yang tidak terpengaruh dari
adanya penggunaan Instagram adalah variabel y4, y5, y6, y8, sedangkan variabel
lainnya dipengaruhi oleh Instagram. Instagram sebagai media informasi
berpengaruh pengetahuan gizi dan kepedulian terhadap makanan sehat pada remaja
di Kabupaten Garut sebagai sarana edukasi mengenai pengetahuan gizi. Pendidikan
gizi akan lebih efektif jika menggunakan media, khususnya media sosial seperti
Instagram (Masitah, Pamungkasari, Suminah, 2018). Instagram sebagai media
komunikasi yang menghubungkan individu dengan individu lainnya, maupun
dengan kelompok (Masitah dkk., 2018). Kecanggihan teknologi saat ini lebih
memudahkan untuk mencari informasi yang dibutuhkan, disajikan dengan menarik,
dan sangat mudah diakses (Masitah dkk., 2018). Edukasi yang didapatkan dari
informasi tersebut dapat mengubah perilaku remaja menjadi mampu untuk
menerapkan rutinitas makan yang baik dan teratur dalam kehidupan sehari-hari
(Agianto, Setiawan, Firmansyah, 2020). Pengetahuan remaja tentang pengetahuan
gizi merupakan pemahaman mengenai ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi terhadap
status gizi dan kesehatan. (Pantalcon, 2019). Akan tetapi, tidak serta merta
49

informasi dapat mengubah secara signifikan terhadap perilaku makan. Edukasi gizi
menurut WHO bertujuan untuk mendorong adanya perubahan perilaku yang positif
yang berhubungan dengan makananan gizi (Rusdi dkk., 2020).
4.3.2 Pembahasan
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui pengetahuan remaja di
Kabupaten Garut mengenai pengetahuan gizi, dibuktikan dengan hasil rekapitulasi
data tanggapan responden yang memiliki skor 3.330 dengan nilai terendah yaitu
sebesar 891, nilai tertinggi yaitu sebesar 4.455, maka demikian pengetahuan gizi
remaja di Kabupaten Garut dikategorikan baik. Pengetahuan gizi remaja menjadi
salah satu penyebab peduli atau tidaknya remaja terhadap konsumsi makanan sehat
(Pantaleon, 2019).
Sementara itu, variabel penggunaan Instagram diteliti menggunakan uji
regresi linear sederhana dengan uji anova, untuk melihat pengaruh yang ditunjukan
oleh penggunaan Instagram terhadap dimensi tingkat kepedulian makanan sehat,
yaitu pola konsumsi, tingkat kepedulian dan pengetahuan gizi. Ketiga dimensi
tersebut memiliki hasil sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05, hal tersebut menandakan
bahwa adanya pengaruh dari Instagram terhadap tingkat kepedulian makanan sehat.
Remaja mudah tertarik dengan keunikan dari konten yang disajikan oleh Instagram,
akan mudah peduli terhadap apa yang diminati oleh remaja (Kumala dkk, 2019)
sehingga dapat dikatakan bahwa, penggunaan Instagram memiliki pengaruh
terhadap tingkat kepedulian makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut
BAB 5

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI


5.1 Simpulan
Pada bab-bab sebelumnya telah dipaparkan hasil dari penelitian ini,
permasalahan yang dibahas adalah “Pengaruh Penggunaan Instagram terhadap
Tingkat Kepedulian Makanan Sehat pada Remaja di Kabupaten Garut”. Instagram
sebagai media sosial yang memuat berbagai informasi, yang dapat diakses dengan
mudah oleh semua orang, yang mampu memberikan konten menarik bagi
penggunanya sehingga dapat menciptakan pengaruh positif maupun negatif.
Pengguna Instagram tertinggi pada Kabupaten Garut adalah kalangan remaja,
khususnya pada usia 15—18 tahun. Remaja memiliki karakter yang sering berubah-
ubah karena dipengaruhi oleh adanya masa pubertas. Oleh karena itu, remaja sering
kali sulit untuk membangun pola konsumsi yang baik sebab faktor eksternal, seperti
lingkungan, pertemanan, ekonomi, serta budaya dan juga faktor internal.
Remaja telah sadar dan memiliki kepedulian terhadap makanan sehat,
kepedulian tersebut dibangun oleh pengetahuan gizi remaja yang mumpuni, dapat
dilihat dari tanggapan responden yang telah mengetahui pengetahuan gizi dengan
kategorisasi yaitu baik. Instagram berperan sebagai sarana edukasi gizi non formal
pada remaja, faktor seperti konten, influencer/selebgram, memengaruhi remaja
terhadap kepedulian tentang gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan
secara rutin.
Diperoleh hasil Uji hipotesis yakni 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar daripada nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan Instagram
terhadap tingkat kepedulian makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut, dapat
diketahui sebab Ho ditolak sementara H1 diterima. Seluruh variabel pertanyaan diuji
menggunakan uji regresi linear berganda dengan uji anova dengan variabel
penggunaan Instagram sebagai variabel terikat dan tingkat kepedulian makanan
sehat sebagai variabel bebas.

5.2 Implikasi
Terdapat pengaruh signifikan antara penggunaan Instagram terhadap tingkat
kepedulian makanan sehat pada remaja di Kabupaten Garut, dengan signifikansi

50
51

yaitu 0,000 pada variabel pola konsumsi, tingkat kepedulian dan pengetahuan.
Berdasarkan hal tersebut, sebagai pengguna Instagram secara aktif, remaja harus
dapat memilih dan memilah konten yang disajikan, tidak hanya konten makanan
yang tidak memiliki gizi tetapi juga harus memiliki hal positif tentang gaya hidup
sehat. Pada tanggapan yang diberikan oleh responden, variabel pertanyaan yang
memengaruhi adalah variabel mengenai makanan sehat yang berisi pengetahuan
gizi, dibutikan dengan uji anova >0,005.
5.3 Rekomendasi
Terdapat beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak terkait, Adapun
rekomendasi dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Remaja adalah masa yang paling baik untuk bereksplorasi, diharapkan para
remaja khususnya di Kabupaten Garut dapat lebih eksplor pengetahuan ke arah
yang positif, seperti mengaplikasikan gaya hidup sehat dimulai dengan makan-
makanan yang sehat dan bergizi. Remaja lebih mampu untuk mengontrol
penggunaan media sosial Instagram, dan menggunakannya sebagai alat untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2. Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, orang tua sebagai
komponen penting dalam tumbuh kembang remaja. Diharapkan orang tua
dapat senantiasa mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan Instagram, serta
memperhatikan konsumsi remaja agar tidak terlalu sering memakan jajanan
yang sembarangan.
3. Sekolah merupakan elemen penting bagi pertumbuhan remaja, baik dari segi
pengetahuan hingga sosial. Diharapkan bagi pihak sekolah untuk lebih
memperhatikan makanan yang disediakan di kantin sekolah, dan
memperhatikan penggunaan media sosial pada saat jam pelajaran berlangsung,
serta memberi arahan mengenai penggunaanya secara bijak.
4. Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti
mengharapkan ada kajian lebih dalam mengenai pengaruh Instagram terhadap
tingkat kepedulian makanan sehat pada remaja bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN

Agianto, R., Setiawan , A., & Firmansyah, R. (2020). Pengaruh Media Sosial
Instagram Terhadap Gaya Hidup dan Etika Remaja. Jurnal Teknologi
Informasi Dan Komunikasi, 130-139.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Amaliyah, M., Soeyono, R. D., Nurlaela, L., & Kristiastuti, D. (2021). Pola
konsums makan remaja di masa pandemi covid-19. Jurnal Tata boga, 129-
137.
Amaliyah, N. (2017). Penyehatan Makanan dan Minuman-A. Yogyakarta:
deepublish.
Aminah RS, N. P. (2020). Konsep Diri Remaja Dalam Budaya Makan Sehat . Sosial
Humaniora, 87-97.
Aminah, & Nugroho. (2019). Konsep Diri Remaja Dalam Budaya Makan Sehat.
Jurnal Sosial Humaniora, 87-97.
Anggraeni, N. A., & Sudiarti, T. (2018). Faktor Dominan Konsumsi Buah dan
Sayur pada Remaja. Indonesian Journal of Human Nutrition, 18-32.
Aprilia, R., Sriati, A., & Hendrawati, S. (2020). Tingkat Kecanduan Media Sosial
pada Remaja. JNC, 41-53.
Arora, A., Bansal, S., Kandpal, C., Aswani, R., & Dwivedi, Y. (2019). Measuring
social media influencer index- insights from facebook, Twitter and
Instagram. Elsevier, 86-101.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2020). Laporan Survei Internet
APJII 2019-2020 (Q2). Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia.
Atmoko, B. D. (2012). Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita.
Ayutiani, D. N., & Putri, B. P. (2018). Penggunaan Akun Instagram sebagai Media
Informasi Wisata Kuliner. PRofesi Humas, 39-59.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. (2021). Statistik Daerah Kabupaten Garut
2021. Garut: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut.
Badan POM. (2022, Juni 23). Jaga Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk
Wujudkan Sekolah Sehat. Retrieved from Badan POM:
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/25538/Jaga-Keamanan-
Pangan-Jajanan-Anak-Sekolah-untuk-Wujudkan-Sekolah-Sehat.html
Boers, E., Afzali, M., Newton, N., & Conrod, P. (2019). Association of Screen Time
and Depression in Adolescence. JAMA Pediartics, 1-7.
52
Cakrawati, D., & NH, M. (2011). Bahan Pangan, Gizi, dan kesehatan. Bandung:
Alfabeta.
Coates, A., Hardman, C., Halford, J., Christiansen, P., & Boyland, E. (2019). Social
Media Influencer Marketing and Children’s Food Intake: A Randomized
Trial. PEDIATRICS, 1-9.
D, E. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. The Messenger, 69-75.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Dianda, A. (2018). Psikologi Remaja dan Permasalahannya. ISTIGHNA, 116-133.
Februhartanty, J., Rachman, P. H., Ermayani, E., Dianawati, H., & Harsian, H.
(2016). Gizi dan Kesehatan Remaja: Buku Pegagan dan Kumpulan rencana
Ajar Untuk Guru Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Southeast Asian
Ministers of Education Organization Regional Center for Food and
Nutrition (SEAMEO RECFON) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
RI.
Folkvord, F., Roes, E., & Bevelander, K. (2020). Promoting Healthy Foods in The
New Digital Era on Instagram: an experimental study on the effect of a
popular real versus fictitious the effect of a popular real versus fictitious
purchase intenstions. BMC Public Health, 1-8.
George, A. A., Hall, G. E., & Stiegelbauer, S. M. (2013). Meansuring
Implementation in Schools: The Stages of Concern Questionnaire. United
States: SEDL.
Harjatmo, T. P., M. Par'i, H., & Wiyono, S. (2017). Penilaian Status Gizi. Jakarta
Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Hendrariningrum, R. (2018). Budaya dan Komunikasi Kesehatan (Studi Pandangan
Kesehatan pada Masyarakat Sunda dalam Tradisi Makan Lalapan). Jurnal
Lugas, 13-19.
Huang, Y., Kypridemos, C., Liu, J., Lee, Y., Pearson, J., Collins, B., . . . Micha, R.
(2019). Cost-Effectiveness of the US Food and Drug Administration Added
Sugar Labeling Policy for Improving Diet and Health. Circulation, 2613-
2624.
Indonesia Survey Center. (2021). Laporan Survei Internet APJII. Jakarta: Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
Indriani, Y. (2015). GIzi dan Pangan. Bandar Lampung: AURA.
Insani, H. M. (2019). Analisis Konsumsi Pangan Remaja dalam Sudut Pandang
Sosiologi. Sosietas Jurnal Pendidikan Sosiologi, 566-577.

53
Insani, H. M. (2019). Pengaruh Intervensi Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan
Gizi, Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik pada Remaja. (Tesis). Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Irawan, Aditya Wicaksono; Yusufianto, Aan; Agustina, Dwi; Dean, Ragean;.
(2019). Laporan Survei Internet APJII. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia.
Jans DS, S. I. (2021). Digital food marketing to children: How an influencer’s
lifestyle can stimulate healthy food choices among children . Appetite.
Japa L, R. A. (2019). Pola Konsumsi Sehat Dengan Memperhatikan Zat Aditif dan
Nilai Gizi Bahan Makanan Pada Ibu-ibu dan Remaja Putri Warga RT 05
Kubujaran Lauk Sukasara Lombok Tengah. Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat, 17-22.
Joung, H. (., Choi, E. (., Ahn, J., & Kim, H.-S. (2017). Healthy Food Awareness,
Behavioral Intention, and Actual Behavior toward Healthy Foods:
Generation Y Consumers at University Foodservice. Korean Food Culture,
336-341.
Kanza, A. A., & Umar, S. C. (2015). Mutu, Gizi,dan Keamanan Pangan.
Jatinangor: Universitas Padjadjaran.
Karen B, H. M. (2000). Nutritional Awareness and Food Preferences of Young
Consumers. Nutrition and Food Sience, 230-235.
Kathryn, M. B. (2010). Food, eating and taste: Parents’ perspectives on the making
of the middle class teenager. Social Science and Medicine, 1316-1323.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun
2020. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Gizi dan Kesehatan Remaha.
Kinanti AS, I. A. (2021). Pengaruh Digital Marketing Terhadap Brand Awareness
Lemonilo Melalui Instagram. Universitas Telkom, 1787-1800.
KOMINFO. (2022, Februari 8). Kominfo : Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta
Orang. Retrieved from Kominfo.go.id:
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Peng
guna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker
Kumala, A. M., Margawati, A., & Rahadiyanti, A. (2019). Hubungan Antara Durasi
Penggunaan Alat Elektronik (Gadget), Aktivitas Fisik dan Pola Makan
dengan Status Gizi pada Remaja Usia 13-15 Tahun. Journal of Nutrition
College, 73-80.

54
Lesmana D, V. G. (2021). Digital Marketing Rumah Makan Padang Melalui
Instagram Berdasarkan Social Construction of Technology.
COMMENTATE, 17-32.
Marsanti, A. S., & Widiarini, R. (2018). Buku Ajar Higiene Sanitasi Makanan.
Ponogoro: Uwais Inspirasi Indonesia.
Masitah, R., & Sulistyadewi, P. E. (2019). Pemanfaatan Isi Pesan Instagram dan
Sikap Pemilihan Makanan Jajanan pada Remaja. ISBN, 56-61.
Masitah, R., Pamungkasari, E. P., & Suminah. (2018). Instagram, Facebook dan
Pengetahuan Gizi Remaja. SINTESA, 573-578.
Mokolensang OG, M. A. (2016). Hubungan Pola Makan dan Obesitas Pada Remaja
di Kota Bitung. e-Biomedik, 128-135.
Muhayati, A., & Ratnawati, D. (2019). Hubungan Antara Status Gizi dan Pola
Makan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 563-570.
Napoleon Cat. (2022, Februari 7). Ada 91 Juta Pengguna Instagram di Indonesia,
Mayoritas Usia Berapa? Retrieved from databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/15/ada-91-juta-
pengguna-instagram-di-indonesia-mayoritas-usia-
berapa#:~:text=Laporan%20Napoleon%20Cat%20menunjukkan%2C%20
ada,yakni%20sebanyak%2033%2C90%20juta.
Ningtyas, L., Nurdiani, M., & Muhdar, I. (2018). Pengaruh Edukasi Gizi Melalui
Instagram Dengan Power Point Tentang Sayur Dan Buah Pada SIswa.
Dunia Gizi, 83-89.
Nova, M., & Yanti, R. (2018). Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Pengetahuan
Gizi dengan Status Gizi pada Siswa MTs An-Nur Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Perintis , 169-175.
Nurihsan, J., & Agustin, M. (2016). Dinamka Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT Refika Aditama.
Nursamsi, M. (2021). Statistik Daerah Kabupaten Garut. Garut: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Garut.
Oktriyanto, B., Budiarto, G. L., Siahaan, S. O., & Sanny, L. (2021). Effects of
Social Media Marketing Activities Toward Purchase Intention Healthy
Food in Indonesia. Turkish Journal of Computer and Mathematics
Education, 6815-6822.
Pantalcon, M. G. (2019). Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Makan
dengan Status Gizi Remaja Putri di SMA Negeri II Kota Kupang. CHMK
HEALTH JOURNAL, 69-76.

55
Pemerintah Daerah Provinsi Jawabarat. (2022, Februari 8). 16,4 juta Pengguna
Medsos Asal Jawa Barat. Retrieved from Jabarprov.go.id:
https://jabarprov.go.id/index.php/news/32777/2019/04/24/164-juta-
Pengguna-Medsos-Asal-Jawa-Barat
Pemerintah Kabupaten Garut. (2022, Februari 8). Jumlah Penduduk Berdasarkan
Umur. Retrieved from garutkab.go.id:
https://www.garutkab.go.id/page/jumlah-penduduk-berdasarkan-umur
Pritasari, Damayanti, D., & Tri L, N. (2017). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta
Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Purwati, & Rohayati. (2019). Pengaruh Paket Menu Sehat terhadap Peningkatan
Kadar Hb Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 224-230.
Putra, G. E., & Dendup, T. (2020). Health and Behavioral Outcomes of Bulliying
Victimisation Among Indonesian Adolescent Students: Finding From The
2015 Global School Based Student Health Survey. Psychology, Health,
Survey, 1-16.
Putri RA, S. Z. (2020). 2020. Kesehatan Masyarakat , 564-573.
Putri, R. a., Shaluhiyah, Z., & Kusumawati, A. (2020). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilku Makan Sehat Pada Remaja di Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 564-573.
Rahmayanti, L. C., Sabit, & Sari, W. N. (2021). Media Sosial Instagram Sebagai
Media Interaksi Dalam Membentuk Gaya Hidup Anak Remaja. ProListrik,
81-90.
Ridwan, S. (2013). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Rokom. (2022, Juni 3). Sehat Berawal dari Piring Makanku. Diakses dari Sehat
Negeriku Sehatlah Bangsaku:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20171026/4423501/sehat-
berawal-piring-makanku/
Rusdi, F. Y., Rahmy, A. H., & Helmizar. (2020). pengaruh edukasi gizi
menggunakan instagram terhadap perubahan perilaku gizi seimbang untuk
pencegahan anemia pada remaja putri di sman 2 padang. Journal of
Nutrition College, 31-38.
Rusdi, R. H. (2020). pengaruh edukasi gizi menggunakan instagram terhadap
perubahan perilaku gizi seimbang untuk pencegahan anemia pada remaja
putri di sman 2 padang. Journal of Nutrition College, 31-38.
Santoso S, J. A. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan
Pada Remaja di Surabaya. Universitas Kristen Petra, 19-32.

56
Schwarzfischer, P., Gruszfeld, D., Socha, P., Luque, V., Closa-Monasterolo, R.,
Rousseaux, D., . . . Grote, V. (2020). Effects of screen time and playing
outside on anthropometric measures in preschool aged children. PLOS
ONE, 1-15.
Story M, K. K. (2008). Creating Healthy Food and Eating Environments: Policy
and Environmental Approaches. Annuals Review Further, 257-266.
Sugi, S. P., & Putri, A. (2019). Pengaruh Nation Branding "pesona Indonesia"
Terhadap Preferensi Tujuan Wisata Masyarakat Kota Bandung. Jurnal
Akuntansi Maranatha, 61-76.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sugono, Dendy. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta.
Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sulistyoningsing, H. (2011). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. yogyakarta: graha
ilmu.
Sundayana, R. (2018). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suwena, I. K., & Widyatmaja, I. N. (2017). Pengatahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar: Pustaka Lasaran.
Trihayuningtyas, E., Wulandari, W., Andriani, Y., & Sarasvati. (2018). Media
Sosial Sebagai Sarana Informasi dan Promosi Pariwisata Bagi Generasi Z
di Kabupaten Garut. Tourism Scientifie, 1-22.
Undang Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Utami, H. D., Kamsiah, & Siregar, A. (2020). Hubungan Pola Makan, Tingkat
Kecukupan Energi, dan Protein dengan Status Gizi Pada Remaja. Jurnal
Kesehatan, 279-286.
Veissi, I. (2017). Influencer Marketing on Instagram. Haaga Helia.
Wijayanti. (2020). Wisata Kuliner Sebagai Strategi Penguatan Pariwisata di Kota
Yogyakarta, Indonesia. Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata dan Budaya,
74-82.
Wilantika. (2017). PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP
KESEHATAN PADA REMAJA. Jurnal Obstretika Scienta, 1-18.
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Zahrulianingdyah, A. (2018). Kuliner sebagai pendukung industri pariwisata
berbasis kearifan lokal. tenknobuga, 1-9.

57
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Pembimbing

58
59
60
61
2. Lembar bimbingan

62
63
64
3. Surat Penelitian

65
4. Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM

TERHADAP TINGKAT KEPEDULIAN MAKANAN SEHAT

PADA REMAJA DI KABUPATEN GARUT

Kepada yth. Saudara/i responden.

Saya Arsyi Laila Mubarok, mahasiswa program studi Manajemen Industri


Katering Universitas Pendidikan Indonesia dengan NIM 1801503. Bersama ini saya
memohon bantuan dari saudara/i untuk menjadi responden dari penelitian saya.

Angket ini diperlukan untuk memenuhi data dalam rangka penyusunan


skripsi program strata 1 (S1). Keberhasilan penelitian tergantung pada partisipan
saudara/i mengisi angket ini secara lengkap dengan kondisi yang sebenarnya di
karenakan tidak adanya benar maupun salah dalam mengisi kuesioner ini.

Atas kerjasama dan dukungan saudara/i dalam mengisi angket ini, saya
ucapkan terimakasih. Adapun jika saudara/i memiliki pertanyaan, dapat
menguhubungi arsyi@upi.edu atau melalui via WhatsApp Messenger di nomor
08579772776.

A. Identitas responden :
Nama :
Email :
Wa :
Usia :
o 15 tahun
o 16 tahun
o 17 tahun
o 18 tahun
66
Jenis kelamin :

o Perempuan
o Laki-laki

Apakah anda termasuk pengguna sosial media instagram :

o Ya
o Tidak

B. Petunjuk pegisian:
Setiap pertanyaan dibawah ini mohon diberikan respon dengan tanda
centang (√) pada pilihan skala ‘ya’ dan ‘tidak’ dengan rincian sebagai
berikut :

Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas adalah Pedoman Gizi Seimbang dan foto Piring Makanku sesuai
dengan PMK No. 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang

Skala Data
Sanga
N Sanga
Pernyataan t Setuj Ragu-
Tidak t
o Setuj Tidak
Setuj u Ragu
u Setuj
u
u

Instagram

67
Instagram memiliki pengaruh terhadap
1
pola makan saya

Saya sering melihat promosi makanan


2
di Instagram

Melihat makanan di Instagram


membuat saya melakukan
3
pembelian/mengkonsumsi makanan
tersebut
Saya jadi rajin untuk berolahraga
4
karena melihat influencer di Instagram
Saya sering melakukan aktivitas fisik
5 selama 60 menit karena saya melihat
seseorang di instagram
Saya pernah seketika mengkonsumsi
makanan sehat karena anda
6
terpengaruh oleh unggahan konten di
Instagram
Saya sering menemukan postingan
7
makanan sehat melalui hashtag
Saya mengetahui lokasi untuk
8 mendapatkan makanan sehat melalui
geotag
Saya mengikuti akun-akun yang
9
bertema makanan sehat
Saya tergiur terhadap makanan sehat
10 yang berada di timeline, explore,
maupun reels
Saya pernah membagikan postingan
11 yang berkaitan dengan makanan sehat
kepada teman-teman saya
Saya selalu memberikan like pada
12
postingan healthy life style
Saya pernah berkomentar pada akun
13
yang memiliki konten makanan sehat

68
Saya memiliki intensi untuk mengikuti
14 gaya hidup sehat degan melihat konten
di Instagam
Saya pernah membagikan postingan
15 makanan yang cenderung tidak sehat
kepada teman-teman saya
Saya tergiur untuk mencoba makanan
16 yang cenderung tidak sehat ketika
melihat postingan di Instagram
Saya berinteraksi (like, comment,
17 share) pada postingan makanan yang
cenderung tidak sehat di Instagram
Saya menyadari bahwa konten
makanan Instagram yang saya ikuti
18
memiliki kandungan gizi yang kurang
baik

Pola konsumsi

Diantara Nasi/ubi jalar/jagung/ saya


19
mengkonsumsinya setiap saya makan
Saya mengkonsumsi lauk hewani
20 (daging-dagingan) dalam satu hari,
setiap saya makan

21 Saya memakan buah dalam 1 hari

Saya memakan sayuran sesuai dengan


22
kebutuhan tubuh saya
Saya masih sering melewatkan waktu
23
makan
Saya masih sering jajan untuk
24 mengganti waktu makan saya yang
terlewat
Saya termasuk orang yang menjaga
25
pola makan
Saya sering lupa untuk selalu
26
meminum air mineral

69
Saya sudah meminum air putih yang
27 memenuhi kebutuhan tubuh anda,
sesuai dengan aktivitas fisik
Saya lebih menyukai makanan cepat
28 saji, seperti fried chicken/ nugget/ sosis
dan lain sebagainya

Tingkat kepedulian

Saya ingin menjalani gaya hidup sehat,


29 namun masih sulit menjalankannya
karena factor external
Saya sering menahan keinginan untuk
30
tidak jajan sembarangan
Saya berusaha mangatur pola makan
31 saya dan senantiasa memakan
makanan yang berizi
Beberapa postingan tentang kesehatan
32 makanan di Instagram membuat saya
ingin memakan makanan tersebut
Jika Influencer/ selebgram bercerita
33 makanan sehat di Instagram saya
sering ingin mengikutinya.

Pengetahuan Gizi

Saya mengetahui pedoman umum gizi


34
seimbang
Saya mengetahui manfaat dari
35
mengkonsumsi karbohidrat
Saya mengetahui bahwa karbohidrat
36
adalah sumber energi
Dengan mengkonsumsi protein yang
37 cukup, saya merasa perkembangan
tubuh saya semakin membaik
Saya mengetahui manfaat dari
38
mengkonsumsi lemak

70
Saya mengetahui, mengkonsumsi
makanan berlemak lebih dari 30% per
39
hari (33gr/1000 kal) baik untuk
kesehatan
Saya mengetahui, bahwa kekurangan
40 Zat Besi (Fe) dapat menyebabkan
anemia pada remaja
Kacang-kacangan, sayuran hijau,
tempe adalah contoh bahan makanan
41
yang mengandung kalsium, selain dari
susu
vitamin dibutuhkan oleh tubuh remaja
karena dapat meningkatkan
42
metabolisme karbohidrat menjadi
energi

71
5. Jawaban Kuesioner Responden
x x x x x x x x x
x x x x x x x x x 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8

4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 3 4
3 4 4 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3

2 4 2 5 2 4 2 5 3 5 4 2 3 2 3 3 4 3
2 4 4 3 2 1 4 2 3 5 5 3 1 3 4 4 4 4

1 5 5 2 2 5 5 4 3 5 4 4 2 5 5 4 2 5
4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 2 3 1 1 2 3

3 4 4 2 1 1 2 2 5 2 2 1 1 4 3 4 2 1
2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 5 3 5 2

1 3 2 1 1 1 2 2 5 2 2 1 1 4 3 4 2 1
1 4 3 1 1 2 1 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4

1 5 3 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2
2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 2 3 2 3 2 4 2 2

1 5 3 3 3 4 5 4 4 5 4 5 2 4 4 5 4 4
1 4 4 2 2 5 3 4 3 2 5 4 2 2 5 3 3 2
1 5 4 1 1 2 5 4 1 1 1 5 1 5 5 5 3 5

2 5 4 3 2 4 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 1 4 5 4 5 5 5 4 5 1 1 1 1 2

2 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1

1 5 4 5 4 5 5 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 2 5 4 5 4 4 5 3 3 5 5 5 5 5

4 5 3 2 3 2 5 4 2 2 3 2 1 3 4 4 3 4
2 4 4 2 1 2 4 4 1 4 3 5 1 3 2 4 3 4

3 4 3 2 4 4 2 1 2 4 2 2 1 2 5 4 2 1

72
2 4 1 2 2 5 5 5 2 5 4 2 2 5 1 1 1 5

4 5 5 1 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 5 4 4
3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3

2 5 5 5 5 2 1 1 3 1 3 5 2 1 2 1 4 3
3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3

4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 3

3 5 5 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 3 4 5 3 5
2 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2

2 5 2 5 1 2 5 2 1 5 1 5 1 5 4 5 5 5
5 5 3 4 5 5 5 3 3 5 1 3 1 4 1 5 2 4
2 2 4 5 2 5 5 5 3 4 1 4 3 4 5 4 3 4

3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4
3 4 1 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3

3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4
1 4 5 2 3 2 2 4 2 1 5 5 3 5 5 4 4 4

2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 3 2 5 3 5 3 2
4 5 5 4 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 4 4 5 5

3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 2 3 1 1
1 3 2 1 2 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 4
4 4 3 4 3 5 5 4 4 3 5 3 3 3 5 4 4 4

3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3
5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 3 5 1 2 1 1

3 4 2 2 2 4 5 3 4 4 3 3 2 3 5 5 4 4
5 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3

73
2 3 3 4 2 4 2 1 1 4 2 3 1 5 5 1 3 2

3 5 3 3 1 4 1 4 2 5 4 3 1 4 4 5 3 4
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3

5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1
1 5 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 4 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 3 4
1 5 5 4 1 5 5 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2

4 4 4 3 2 5 4 3 2 5 1 4 3 4 5 5 3 3
3 5 4 4 2 3 5 4 2 4 2 4 5 5 4 3 2 2

3 5 5 3 3 5 5 5 2 4 3 4 3 4 5 5 4 4
1 5 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3
2 5 3 3 3 4 5 3 4 5 3 3 1 4 2 4 1 2

4 5 3 3 2 3 3 4 3 5 4 3 3 2 4 4 4 5
3 5 4 1 3 5 5 2 5 5 5 4 1 2 1 1 5 4

3 2 4 3 2 3 2 5 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3
2 5 3 1 1 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3

1 5 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 2 4 4 5 3 3
4 2 3 4 4 4 5 5 3 4 2 4 4 3 1 2 2 2

4 5 4 2 2 4 5 4 5 4 3 3 3 4 1 1 1 3
2 3 4 3 2 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 2 3

4 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 5 3 5 4
5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 2 4 5 2 5 5 2 5 4 4 2 4 4 4 2 4

4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 3 4 3 4 1 1 1 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 4 2 3 5 5 5 3 5 5 5 2 5 5 5 4 5
5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 2 2 3

74
1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

2 5 2 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 4 5 3 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 1 1

4 5 5 2 2 4 4 4 2 3 2 5 2 3 1 1 1 3
2 5 4 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 1 4 5

2 5 3 3 4 5 5 4 3 5 3 4 1 3 4 3 1 1
1 4 2 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 5 2 4 2 3

1 5 2 5 5 3 2 3 3 4 2 4 2 5 2 4 3 4
4 4 1 3 4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2

2 1 2 1 2 2 2 4 4 1 4 1 4 2 2 2 4 4
3 5 4 3 1 3 5 3 1 3 1 1 1 2 1 1 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 3 3 4 4 4
3 5 4 3 2 5 5 4 1 2 3 2 1 3 3 5 4 4

2 5 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 5 5 4 4
1 5 5 3 3 5 5 5 2 5 4 1 1 1 5 5 1 3

2 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4
1 1 1 4 5 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2

4 5 3 4 4 3 5 5 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4
2 5 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 2 2

1 4 1 4 1 4 3 3 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1

75
y1
y2
y3
y4
y5
y6
y7
y8
y9
0
y1
1
y1
2
y1
3
y1
4
y1
5
y1
6
y1
7
y1
8
y1
9
y1
0
y2
1
y2
2
y2
3
y2
4
y2
5 5 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5
3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 2 5 2 2 5 3 4 3 3 2 5 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3
5 2 2 5 5 3 3 4 2 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 5 3 5 5 5
5 5 2 2 5 4 2 5 3 5 5 2 2 5 4 1 4 5 5 4 2 3 5 5
2 3 2 4 5 4 2 4 2 4 5 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 5 5 5
5 3 3 5 1 1 3 3 2 1 1 4 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2
5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 5 5 5
2 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4
5 5 5 5 4 3 3 1 5 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4
4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
3 3 4 5 5 5 2 4 3 3 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 5
5 3 5 5 4 4 3 3 5 5 5 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4
2 3 3 5 5 5 2 1 3 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 3 3 5 5 3 4 3 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4 5
2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5
5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 3 5 5 5
5 3 1 5 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
4 3 4 3 4 5 3 4 3 5 4 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4
4 5 4 3 5 5 3 1 5 2 4 4 2 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4
5 5 5 5 5 5 3 4 4 2 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5
2 4 2 1 5 5 2 4 3 5 5 2 3 5 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4
2 5 5 5 3 4 5 1 3 4 1 2 5 3 1 5 5 2 3 1 1 2 4 5
5 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4
3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5
4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4
3 3 4 3 1 1 5 1 5 4 4 3 4 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 4
3 3 3 4 5 5 2 2 4 4 5 2 2 3 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5
1 5 5 4 1 3 2 1 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5
3 1 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 3 3 2 1 3 3 4 4 3 3 3 4
4 5 2 2 5 5 2 1 4 5 3 4 3 4 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 5 3 2 5 2 4 5 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4
5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
76
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 3 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
3 5 4 2 5 5 3 5 3 5 5 2 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 2 2 2 3 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 3 3 3 3 3
5 5 3 4 5 4 3 3 4 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 2 2 5 1 5 2 2 5 5 5 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4
3 2 3 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3
3 5 4 4 4 4 4 3 5 3 5 3 4 4 3 5 5 3 5 5 4 5 3 4
2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 3 3 5 5 2 5 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4
4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4
4 1 3 5 5 5 3 1 5 4 5 5 5 5 2 3 5 4 3 2 3 4 5 4
5 4 2 4 2 1 5 2 3 5 5 5 4 3 3 3 4 5 5 3 2 4 5 3
5 4 3 4 4 2 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2
5 2 5 5 4 4 3 2 3 4 4 5 4 5 4 4 3 2 5 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3
4 4 3 2 5 2 2 4 3 2 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3
1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 1 4 3 3 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5
5 5 4 3 5 5 3 4 3 5 5 4 3 5 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5
5 5 4 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 5 2 2 3 5 5 4 4 3 5 5
5 3 3 5 5 5 2 4 3 3 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 5
1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
2 4 4 3 5 5 2 4 3 2 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 2 3 5 5
4 4 3 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 4
5 3 5 1 2 5 5 1 5 1 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 2 2 5 5
3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2
3 5 2 1 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 3 2 3 4 4 5 2 4 3 4
4 4 2 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 5 4
5 2 4 4 3 4 3 3 4 2 2 4 4 5 3 4 4 5 5 5 3 4 4 5
3 4 5 5 2 2 5 2 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 4 3 4
4 2 2 4 4 4 2 5 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4
2 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
4 3 4 4 5 4 1 5 3 4 5 3 4 5 5 3 4 5 5 3 2 4 4 4
4 4 5 4 5 5 2 1 5 4 3 3 4 5 5 3 4 5 5 4 4 3 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 2 1 3 5 1 2 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5
5 5 3 5 5 5 3 5 3 3 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 1 3 3 5 5
5 2 1 3 3 5 1 3 3 5 5 5 5 4 3 1 2 3 3 1 1 1 2 3
77
5 5 3 5 1 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 3 4 5 5 3 1 3 4 5 3 4 3 3 3 5 5 4 3 3 3 3 3
3 4 4 5 5 5 4 2 5 5 3 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 1 4 5
5 2 2 3 5 5 1 5 3 2 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5
4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 4
5 3 2 3 4 5 4 1 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 4 3 3 3 4
4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
2 2 4 2 1 2 4 2 4 4 4 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 3 3 1
5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 3 3 4 3 2 2 5 5 4 4 5 5 5 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1
5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 3 3 4 5 4
2 2 1 2 5 5 1 5 2 4 5 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3
4 3 4 3 5 5 2 4 3 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4
4 5 4 1 5 2 2 1 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 3
4 4 3 4 5 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 3 3 3 5 5
2 2 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4
5 5 4 5 1 3 3 1 5 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
5 4 3 4 3 4 2 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 2 5 2 5
1 1 1 5 4 4 1 1 5 4 C 4 4 4 4 1 3 3 3 3 1 2 4 3

78
6. Hasul Uji ANOVA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 755.776 1 755.776 27.379 .000b

Residual 2677.577 97 27.604

Total 3433.354 98

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi (YA)

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5487.423 3 1829.141 24.778 .000b

Residual 7013.123 95 73.822

Total 12500.545 98

a. Dependent Variable: Penggunaan Instagram (X)

b. Predictors: (Constant), Pola Konsumsi (YA), Tingkat Kepedulian (YB), Pengetahuan Gizi (YC)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 473.833 1 473.833 53.602 .000b

Residual 857.460 97 8.840

Total 1331.293 98

a. Dependent Variable: Tingkat Kepedulian (YB)

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

79
1 Regression 755.776 1 755.776 27.379 .000b

Residual 2677.577 97 27.604

Total 3433.354 98

a. Dependent Variable: Pola Konsumsi (YA)

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.586 1 15.586 11.297 .001b

Residual 133.829 97 1.380

Total 149.414 98

a. Dependent Variable: y1

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14.162 1 14.162 10.216 .002b

Residual 134.464 97 1.386

Total 148.626 98

a. Dependent Variable: y2

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.090 1 10.090 8.219 .005b

Residual 119.082 97 1.228

Total 129.172 98

80
a. Dependent Variable: y3

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.206 1 4.206 3.386 .069b

Residual 120.481 97 1.242

Total 124.687 98

a. Dependent Variable: y4

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.988 1 3.988 2.656 .106b

Residual 145.648 97 1.502

Total 149.636 98

a. Dependent Variable: y5

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.166 1 4.166 2.997 .087b

Residual 134.824 97 1.390

Total 138.990 98

a. Dependent Variable: y6

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

81
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.130 1 10.130 9.123 .003b

Residual 107.709 97 1.110

Total 117.838 98

a. Dependent Variable: y7

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.970 1 5.970 3.068 .083b

Residual 188.757 97 1.946

Total 194.727 98

a. Dependent Variable: y8

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.157 1 6.157 7.422 .008b

Residual 80.469 97 .830

Total 86.626 98

a. Dependent Variable: y9

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

82
1 Regression 5.795 1 5.795 4.900 .029b

Residual 114.710 97 1.183

Total 120.505 98

a. Dependent Variable: y10

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12.386 1 12.386 10.948 .001b

Residual 108.604 96 1.131

Total 120.990 97

a. Dependent Variable: y11

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13.457 1 13.457 13.451 .000b

Residual 97.048 97 1.000

Total 110.505 98

a. Dependent Variable: y12

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12.150 1 12.150 15.613 .000b

Residual 75.486 97 .778

Total 87.636 98

83
a. Dependent Variable: y13

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.989 1 37.989 56.691 .000b

Residual 65.001 97 .670

Total 102.990 98

a. Dependent Variable: y14

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.995 1 24.995 27.031 .000b

Residual 89.692 97 .925

Total 114.687 98

a. Dependent Variable: y15

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 29.542 1 29.542 32.883 .000b

Residual 87.145 97 .898

Total 116.687 98

a. Dependent Variable: y16

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

84
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.243 1 18.243 22.599 .000b

Residual 78.302 97 .807

Total 96.545 98

a. Dependent Variable: y17

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.162 1 19.162 26.254 .000b

Residual 70.798 97 .730

Total 89.960 98

a. Dependent Variable: y18

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.669 1 18.669 33.841 .000b

Residual 53.512 97 .552

Total 72.182 98

a. Dependent Variable: y19

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

85
1 Regression 7.973 1 7.973 7.433 .008b

Residual 104.047 97 1.073

Total 112.020 98

a. Dependent Variable: y20

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.616 1 16.616 15.904 .000b

Residual 101.343 97 1.045

Total 117.960 98

a. Dependent Variable: y21

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.973 1 7.973 7.433 .008b

Residual 104.047 97 1.073

Total 112.020 98

a. Dependent Variable: y22

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.723 1 9.723 12.219 .001b

Residual 77.186 97 .796

Total 86.909 98

86
a. Dependent Variable: y23

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.980 1 18.980 24.481 .000b

Residual 75.202 97 .775

Total 94.182 98

a. Dependent Variable: y24

b. Predictors: (Constant), Penggunaan Instagram (X)

87

Anda mungkin juga menyukai