Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
v
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan pada Program
Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada
vi
vii
terselesaikan.
penelitian.
9. Orang tua Bapak Wijiono, S.Pd, Ibu Wati Misrati, serta adek Zharina yang
doa.
11. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam
Penulis
vii
viii
viii
ix
Kata kunci : Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun, Penjamah Makanan, Tempat
Wisata
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ABSTRACT .............................................................................. viii
DAFTAR INTISARI .................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
E. Ruang Lingkup ............................................................................... 8
F. Keaslian Penelitian ......................................................................... 8
x
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................... 61
xi
xii
DAFTAR TABEL
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. : Kerangka Konsep Penelitian .......................................... 33
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. : Lembar Kuesioner ............................................................. 61
Lampiran 2. : Lembar Checklist ............................................................... 64
Lampiran 3. : Tabel Induk ........................................................................ 66
Lampiran 4. : Uji Statistik ........................................................................ 68
Lampiran 5. : Surat Izin Penelitian .......................................................... 70
Lampiran 6. : Dokumentasi ...................................................................... 74
xiv
xv
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik Indonesia
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
Derajad masyarakat dapat dicapai, melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
untuk menjaga kesehatan yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun. Hal tersebut
dikarenakan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan baik dapat mencegah
Salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Cuci Tangan Pakai Sabun adalah tindakan
sanitasi dalam membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air yang mengalir
dan sabun cair supaya menjadi bersih. Tujuan mencuci tangan pakai sabun adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
1
2
seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung (Depkes
RI, 2010).
tidak higienis adalah diare dan keracunan makanan. Penyebab terjadi food borne
diseases berdasarkan data nasional yang ada pada tahun 2002 sebanyak 28%
disebabkan oleh mikroba pathogen dan 14% oleh senyawa kimia. Tahun 2003
oleh senyawa kimia. Tahun 2004 (Januari hingga Agustus) yaitu sebanyak 16%
45% dengan perilaku cuci tangan pakai sabun, 32% dengan meningkatkan akses
masyarakat dengan sanitasi dasar, 39% perilaku pengolahan air minum yang ada
sebesar 94% (Depkes RI, 2007). Survei Departemen kesehatan pada tahun 2006
menunjukkan ratio penderita diare di Indonesia 423 per 1000 orang dengan
jumlah kasus 10.980, angka kematian 277 (CFR 2,52%). Penyakit diare menjadi
penyebab kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 pada
semua umur.
3
tempat umum yang tidak terpelihara akan berdapak pada risiko penyebaran
baik. Makanan yang di jual pada tempat umum juga turut menjadi penyumbang
penyebaran penyakit. Salah satu tempat pengelolaan makanan untuk umum adalah
warung makan. Jika pengelolaan warung makan tidak dilakukan dengan baik
Prambanan merupakan tempat wisata dan juga tempat umum, pada Candi
Prambanan terdapat warung makan yang menjual makanan siap saji dan perlu
Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya hanya sekitar 100 meter dari jalan raya
mendidik bagi anak-anak. Wisatawan datang dari berbagai belahan dunia, tidak
hanya dari dalam negeri. Komplek Wisata Candi Prambanan terdapat berbagai
bangunan seperti kantor Candi Prambanan, parkiran, dan kios warung Pedagang
4
Kreatif Lapangan (PKL) yang terdiri atas kios makanan, minuman, souvenir, dan
sampel makanan rujak yaitu dengan pemeriksaan bakteri Escherichia coli, sampel
tersebut berasal dari praktek higiene pedagang yang kurang baik, hal ini dapat
terjadi karena pedagang kurang menjaga kebersihan tangan seperti masih adanya
penjamah makanan yang mengaku pada saat sebelum dan sesudah menangani
makanan mereka tidak melakukan cuci tangan. Hasil dari penelitian tersebut
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susanna dan Hartono, 2003) yang
menyatakan bahwa 43% penjamah makanan tidak mencuci tangan sebelum dan
pada warung makan yang terdapat di area wisata Candi Prambanan. Hasil yang
didapat yaitu terdapat 90 warung makanan dalam berbagai bentuk, seperti kios
dengan rincian menggunakan meja sebanyak 34 warung yaitu menjual dawet dan
menjual mie ayam. Masing-masing kios atau warung terdapat satu orang
5
penunggu atau penjualnya, tetapi ketika musim liburan dan pengunjung banyak
pengolahan makanan.
Candi Prambanan didapatkan bahwa ada penjual pecel ketika melayani pembeli,
penjamah tidak mencuci tangan dahulu sebelum kontak dengan makanan dan pada
saat meracik pecel penjamah menggunakan sendok akan tetapi jari tangan tetap
kontak dengan bahan-bahan pecel. Penjamah setelah menerima uang dari prmbrli
juga tidak mencuci tangan. Kolong meja penjual pecel terdapat ember berisi air,
ember yang digunakan untuk mencuci tangan juga digunakan sebagai tempat
mencuci piring. Air bersih yang digunakan diambil dari toilet umum atau sumber
air terdekat. Air bersih yang digunakan berasal dari Perusahaan Daerah Air
mempunyai saluran air bersih sendiri di setiap warung menjual menu makanan
yang hampir sama antara lain soto, bakso, pecel, gudeg, dan gado-gado, dari 3
warung yang di observasi hanya satu yang mencuci tangan ketika akan kontak
dengan makanan tetapi hanya menggunakan air mengalir saja tidak menggunakan
sabun, 2 warung yang lain hanya mengelap tangan mereka dengan lap kain.
berlibur. Wisatawan yang berlibur belum pasti akan datang lagi ke Candi
ada laporan. Ketika wisatawan makan di warung makan area komplek Candi
6
Prambanan pada hari pertama kemudian mereka tidak akan datang lagi karena
biasanya sudah pulang ke daerah asal mereka dan kasus yang disebabkan oleh
makanan jika terjadi keracunan atau sebagainya ketika mereka sudah berada di
asal mereka. Jadi kasus kesakitan tidak dapat dipantau oleh pihak pengelola.
kebakaran disampaikan karena tidak ada jarak antara warung dan kebanyakan kios
menjual pakaian jadi untuk potensi kejadian kebakaran dan menyebar luas lebih
besar.
untuk melakukan penelitian tentang “Kajian Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
B. Rumusan Masalah
mencuci tangan pakai sabun pada penjamah makanan di warung makan komplek
C. Tujuan
1. Diketahuinya kajian kebiasaan cuci tangan pakai sabun, ditinjau dari segi
7
2. Diketahuinya kajian kebiasaan cuci tangan pakai sabun, ditinjau dari segi
3. Diketahuinya kajian kebiasaan cuci tangan pakai sabun, ditinjau dari segi
D. Manfaat
pihak, baik pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalam dunia
bidang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tentang cuci tangan pakai
sabun.
penyajian makanan.
3. Bagi Peneliti
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup keilmuan
khususnya pada bidang Sanitasi Dasar yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).
2. Materi penelitian
Materi pada penelitian ini yaitu untuk meninjau perilaku penjamah makanan
3. Obyek Penelitian
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu Taman Wisata Candi Prambanan yang beralamat
5. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019 hingga April 2019
F. Keaslian Penelitian
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut
merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik
perlukan orang agar dia dapat berbuat sesuatu. Menurut Benyamin Bloom
a. Tahu (know)
Tahu artinya yaitu sebagai perilaku mengingat suatu materi yang telah
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
10
11
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
baru.
f. Evaluasi (evaluation)
2. Kebiasaan
a. Definisi Kebiasaan
adat kebiasaan dan di taati oleh masyarakat dan sudah hafal perbuatan itu
b. Macam-Macam Kebiasaan
kelompok, yaitu:
keduanya.
berorasi.
suatu kebiasaan.
2) Faktor usia, walaupun faktor ini bukan faktor penentu tetapi usia dapat
diulang-ulang.
3. Sikap
a. Definisi Sikap
dihindari.
kegiatan serupa.
salah.
15
c. Pengukuran Sikap
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan
1) Thrustone
bersangkutan.
2) Likert
favourable.
positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada
pernyataan negatif.
4. Tempat-Tempat Umum
lebih dari 60% food borne disease disebabkan oleh kurangnya higienitas
lainnya
19
2004) menyatakan bahwa ada 4 bagian aspek hygiene sanitasi makanan yaitu:
a. Kontaminasi
1) Kontaminasi langsung
2) Kontaminasi silang
b. Keracunan
c. Pembusukan
d. Pemalsuan
Rahmawati, 2012).
b. Ruang Lingkup
kesehatan dimasyarakat.
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif
pekerja, pemilik dan pengelola usaha atau kantor, agar tahu, mau dan
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif
sehat.
24
8. Penjamah
kualitas makanan yang disajikan penjamah yang sedang sakit flu, demam
kualitas makanan itu baik. Kontaminasi dapat terjadi setiap saat, salah
alas tangan
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
flu burung.
bahan mentah).
berpergian.
wartel).
punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman
membutuhkan sabun dan air (Dahlan dan Umrah, 2013). Mencuci tangan
bawah ini :
1) Sabun / antiseptic.
2) Air bersih.
berikut:
1) Cuci tangan dengan air yang mengalir lebih baik dan menggunakan
yang lain.
a. Definisi Air
bumi. Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan
dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang
maju tingkat hidup seseorang, maka akan semkain tinggi pula tingkat
b. Sumber-Sumber Air
komponen yang harus ada. Karena tanpa sumber air, sistem penyedian
30
1) Air Permukaan
prinsipnya air permukaan terbagi menjadi air sungai dan air rawa
atau danau
2) Air Tanah
3) Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak digunakan
sebagai sumber air baku untuk untuk air bersih atau air minum,
31
4) Air Hujan
sekali kotoran.
1) Syarat-Syarat Fisik.
a) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai
kualitas air.
b) Rasa
c) Warna
d) Kekeruhan
e) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
menghilangkan dahaga.
A. Jenis Penelitian
Data pengetahuan, kebiasaan cuci tangan dan ketersediaan fasilitas cuci tangan
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
Definisi Operasional :
Pengetahuan penjamah makanan tentang cuci tangan pakai sabun adalah nilai
dinilai dengan jawaban “benar” yaitu 1 dan jawaban “salah” yaitu 0 maka
34
35
Skala : Rasio
Definisi Operasional :
Suatu perilaku yang telah dilakukan sejak lama dan dilakukan berulang-ulang
tangan menggunakan air dan sabun oleh penjamah yang terdapat pada
kedalam tabel checklist mana saja serangkaian cuci tangan yang dilakukan
maka diberi tanda “centang (v)” dan di beri nilai 1, kemudian untuk
Skala : Rasio
36
Untuk kepentingan analisis deskripsi, praktik cuci tangan pakai sabun dibuat
Definisi Operasional :
kebutuhan. Fasilitas cuci tangan berupa kran atau wastafel, sabun, tissue atau
Skala : Rasio
sabun dibuat menjadi skala ordinal. Ketersediaan fasilitas cuci tangan pakai
a. Baik, skor 3
1. Populasi
permanen.
2. Sampel
tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
penelitian ini adalah penjamah makanan yang mempunyai masa kerja paling
permanen.
E. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
2. Checklist
3. Alat tulis
F. Tahap Penelitian
1. Persiapan penelitian
cuci tangan yang digunakan oleh penjamah makan untuk cuci tangan
pakai sabun.
e. Menentukan responden.
2. Pelaksanaan Penelitian
menjadi responden.
39
f. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden, dan hasil
g. Menganalisis data.
h. Menarik kesimpulan.
3. Pengolahan Data
c. Entry dilakukan dengan cara memsukkan data hasil kuesiner pada tabel
4. Penyusunan Laporan
data serta melakukan analisa terhadap data tersebut hingga memperoleh hasil
G. Analisis Data
diperoleh. Bentuk analisis tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik
digunakan nilai mean, median, modus, nilai maximum, dan minimum (Sugiyono,
2016). Data dari variabel penelitian yaitu pengetahuan penjamah makanan tentang
cuci tangan pakai sabun, praktik cuci tangan pakai sabun, dan ketersediaan
A. Gambaran Lokasi
Prambanan berada pada 2 wilayah yaitu wilayah Kabupaten Sleman dan Klaten.
Candi ini berada persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Yogyakarta dan menjadi ikon pariwisata, serta telah diakui oleh UNESCO sebagai
pekerjaan yang cukup luas bagi penduduk desa sekitarnya. Penduduk sekitar
banyak yang bekerja di Komplek Wisata Candi Prambanan, seperti pada bagian
kantor Candi Prambanan, parkiran, dan kios warung Pedagang Kreatif Lapangan
(PKL) yang terdiri atas kios makanan, minuman, souvenir, dan buah-buahan.
(Maryanto, 2007).
dan belum pasti akan datang lagi ke Candi Prambanan sehingga kasus kesakitan
yang bersangkutan dengan makanan jarang ada laporan. Penjamah makanan pada
41
42
Candi Prambanan masih banyak yang belum peduli terhadap kebersihan dan
Penelitian ini meneliti tentang kajian kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada penjamah makanan di warung makan
B. Hasil Penelitian
Data yang didapatkan dalam penelitian yang berjudul “Kajian Kebiasaan Cuci
tentang cuci tangan pakai sabun. Data pengetahuan tentang cuci tangan pakai
tertinggi yaitu 10, nilai rata-rata yang didapat dari jumlah nilai yang didapat
responden yaitu 6,98 yang dibulatkan menjadi 7, kemudian untuk nilai tengah
yang didapatkan yaitu 7, data ini terlampir dalam lampiran uji spss
cuci tangan pakai sabun dengan kategori tinggi dan 19 orang atau 34,5%
Variabel dalam penelitian ini adalah praktik cuci tangan pakai sabun
penjamah makanan. Data tentang praktik cuci tangan pakai sabun penjamah
dalam checklist. Data praktik cuci tangan pakai sabun yang dilakukan oleh
tertinggi yaitu 7, nilai rata-rata yang didapat dari jumlah keseluruhan nilai
responden yaitu 3,6 yang dibulatkan menjadi 4, kemudian untuk nilai tengah
yang didapatkan yaitu 3, data ini terlampir dalam lampiran uji spss praktik.
diteliti sebanyak 21 orang atau 38,2% sudah melakukan praktik cuci tangan
pakai sabun dengan baik dan 34 orang atau 61,8% belum melakukan praktik
pakai sabun. Data tentang ketersediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun
tangan yang berupa kran air, sabun, dan lap atau tissue kemudian
pakai sabun yang memadai seperti tersedianya kran air, sabun, dan lap dan
46
47 orang (85,5%) belum mempunyai fasilitas cuci tangan pakai sabun yang
lengkap.
C. Pembahasan
yang dilaksanakan pada bulan April 2019. Penelitian ini menggunakan populasi
sebagai sampel dari penjamah makanan yang menempati kios dengan bangunan
dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penyakit akibat makanan
(Tan, 2013).
bantu berupa kuesioner pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun yang
pakai sabun, waktu yang tepat untuk cuci tangan, jenis sabun yang paling
47
baik untuk mencuci tangan, air yang paling baik untuk mencuci tangan,
langkah terakhir dalam cuci tangan, penyakit yang dapat ditimbulkan akibat
tidak cuci tangan, penularan penyakit diare, manfaat dari cuci tangan pakai
terendah yang didapatkan oleh responden yaitu 4, dan skor tertinggi yang
didapatkan oleh responden yaitu 10. Hasil penelitian ini didukung oleh
21,2%.
pakai sabun rendah sebanyak 19 orang atau 34,5%, hal ini disebabkan
melakukan perilaku, seseorang itu harus tahu dahulu apa makna atau manfaat
dari perilaku tersebut bagi dirinya sendiri. Responden akan berperilaku sehat
apabila ia sudah tahu apa keuntungan atau kerugian yang akan terjadi apabila
suatu tindakan terhadap stimulus atau objek tersebut sehingga terbentuk suatu
sabun, menggaruk-garuk kulit, rambut, hidung dan organ tubuh lainya, bersin
makanan.
Wisata Candi Prambanan tergolong tinggi karena untuk kategori rendah tidak
penyakit yang ditimbulkan akibat tidak cuci tangan pakai sabun, langkah
yang paling terakhir dalam cuci tangan pakai sabun, dan manfaat mengambil
besar belum pernah mengikuti penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun,
dari hasil penelitian Penjamah makanan yang sudah pernah ikut penyuluhan
tentang cuci tangan pakai sabun sebanyak 4 orang, penjamah tersebut tingkat
tangan pakai sabun bagi penjamah makanan yang ada pada komplek wisata
Candi Prambanan.
pakai sabun dengan 7 langkah. Adapun kriteria mencuci tangan pakai sabun
lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut. Kedua, usap dan gosok juga kedua
kedua tangan. Kelima, gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
pada soal berapa langkah cuci tangan yang benar yaitu 15 orang, dan yang
langkah cuci tangan pakai sabun. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
sedikit, tahu langkah cuci tangan pakai sabun tetapi masih yang lama, asal
menjawab saja karena tidak tahu. Responden menjawab benar juga bisa
karena responden memang sudah tahu atau kebetulan saja jawaban responden
benar.
sudah di cuci pakai sabun, masih terdapat kuman yang menempel pada
tangan. Mencuci tangan hanya pada bagian telapak dan punggung tangan saja
juga masih meninggalkan kuman terutama pada bagian sela-sela jari, ujung
jari, dan kuku jari. Melakukan cuci tangan tidak sempurna cuci tangan dapat
seperti diare.
51
para penjamah makanan, dan tentu saja penjamah makanan juga harus
dengan baik sebanyak 21 orang (38,2%) dan yang melakukan praktik kurang
banyak responden yang mencuci tangan secara tidak sempurna. Depkes RI,
karena: dari asalnya tidak tahu, belum dipahami dalam penggunaannya, dan
dalam melakukan praktik cuci tangan pakai sabun yang biasa responden
cuci tangan yang biasa dilakukan sehari-hari tidak menggunakan air mengalir
sabun cair untuk kegiatan cuci tangan. Waktu yang digunakan responden
dalam mencuci tangan pakai sabun tergolong hanya sebentar, hampir semua
responden cuci tangan pakai sabun tidak sampai 15 detik. Lama waktu yang
digunakan salah satu responden dalam praktik cuci tangan pakai sabun yaitu
hanya selama 9 detik. Terdapat beberapa langkah cuci tangan yang responden
tidak kerjakan yaitu membersihkan bagian sela-sela jari, ujung jari, kuku jari,
kanan pada saat cuci tangan dari 55 responden hanya 27 orang yang
50 orang tidak melakukan pembersihan bagian ujung jari. Ujung jari penting
dibersihkan karena kotoran atau kuman yang tertinggal di ujung jari bisa saja
masuk kedalam kuku jari, dan ketika sudah masuk dalam kuku jari akan lebih
Langkah cuci tangan pakai sabun yang tidak responden lakukan lagi
tidak membersihkan bagian kuku jari mereka pada saat praktik cuci tangan
pakai sabun. Dilakukan pembersihan kuku jari supaya kotoran dan kuman
tidak tertinggal pada bagian dalam kuku jari. Penelitian yang dilakukan oleh
tangan mereka kering dengan sendirinya atau mengelap pada pakaian yang
tangan untuk mengeringkan tangan setelah cuci tangan. Hal ini bertujuan baik
namun jika lap yang digunakan ini tidak bersih dan digunakan berulang-ulang
sehingga tangan yang sudah dicuci menjadi kotor lagi karena kotoran dan
kuman yang terdapat pada lap akan menempel pada tangan yang basah.
tangan dan lama waktu yang dilakukan selama kurang dari 10 detik.
Penelitian yang dilakukan oleh Green Laura, dkk (2007) menyatakan bahwa
hanya 0,45 kali kemungkinan untuk mencuci tangan mereka dengan air
sanitasi makanan.
tangan yang baik sebanyak 8 orang atau 18,5% dan responden yang
Dari hasil observasi mengenai fasilitas cuci tangan pakai sabun dari 55
responden yaitu 100% warung makan memiliki fasilitas tempat cuci tangan
berupa kran air, 100% warung makan juga sudah tersedia sabun cair, dan
85,5% warung makan yang tidak menyediakan lap bersih atau tissue.
piring tetapi juga digunakan untuk mencuci tangan oleh penjamah makanan.
56
Tidak semua tersedia tissue sebagai alat pengering tangan, ada beberapa yang
yaitu tangan bisa menjadi kotor ulang karena kain lap yang kemungkinan
sudah kotor. Tissue (yang dapat terbagi menjadi bagian yang bersih untuk tiap
perpindahan bakteri yang berbahaya dari orang satu ke orang yang lain.
terbaik ketika tidak tersedia pengering atau tisu sekali pakai, tetapi jika
tangan belum kering sempurna dan memegang benda kuman dapat menempel
pada tangan lebih banyak karena kondisi tangan yang masih basah. Rata-rata
responden mencuci tangannya sebelum makan dan ketika tangan dirasa sudah
kotor. Tetapi ada beberapa responden yang suka mencuci tangan, hampir
yang terus menerus akan meninggalkan kuman pada saat memegang batang
sabun. Hal ini sejalam dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati
kuman pada sabun batang lama dan baru. Jumlah kuman pada sabun triklosan
batang baru adalah 14,48% sedangkan sabun triklosan batang lama jumlah
angka kumannya rerata 34,46%. Pentingnya mencuci tangan secara baik dan
benar memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta
57
Dengan mencuci tangan pakai sabun dapat membantu meluruhkan kuman dan
seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor dimana salah satunya adalah faktor
terbentuknya perilaku cuci tangan pakai sabun tentunya adalah sarana yang
tangan pakai sabun secara benar, meliputi tempat mencuci tangan dengan air
yang mengalir, sabun dan handuk atau tissue untuk lap pengering tangan.
sangat penting yaitu sebagai pembersih, penggosokan dan aliran air akan
(Purnawijayanti, 2004). Semua sabun yang tersedia berupa sabun cair dalam
botol. Kondisi ini lebih baik dibandingkan jika sabun yang tersedia berupa
peluang yang lebih kecil terjadi kontaminasi dari orang yang satu ke orang
Dari hasil pemenuhan fasilitas cuci tangan dari penelitian ini yaitu
belum terpenuhinya lap bersih atau tissue sehingga perlu diadakan pengadaan
lap bersih, jika pengadaan lap bersih sudah terpenuhi penjamah makanan juga
harus melakukan pembersihan lap paling lama 2 hari sekali, dan untuk lap
rendah yaitu sebanyak 19 orang atau 34,5%. Hasil praktik cuci tangan pakai sabun
responden juga masih banyak yang kurang baik yaitu sebanyak 34 orang atau
61,8%. Tingkat praktik cuci tangan pakai sabun yang kurang baik dapat
7 langkah cuci tangan dan pentingnya hygiene sanitasi bagi responden sendiri atau
ketersediaan fasilitas yang kurang memadai. Dari hasil penelitian ini sebanyak 34
orang responden yang tingkat praktiknya rendah semua belum pernah mengikuti
penyuluhan atau pelatihan tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun bagi
dkk., 2011).
59
Semakin lama seseorang bekerja pada suatu pekerjaan yang ditekuni maka
berjualan dari mereka kecil, mereka membantu orang tua berjualan di Candi
Prambanan selepas pulang sekolah. Responden yang masa kerjanya paling lama
yaitu selama 40 tahun, tetapi masa kerja lama tidak mempengaruhi pada
pengetahuan dan praktik cuci tangan pakai sabun responden tersebut lebih baik
D. Faktor Penghambat
didampingi oleh Bapak Hardi dan ketua kelompok pedagang makanan di lain hari
E. Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada penelitian ini adalah pada saat pengurusan surat izin
penelitian lancar tidak ada halangan suatu apapun serta dukungan dan bantuan
F. Keterbatasan Penelitian
penjamah makanan dalam melakukan praktik cuci tangan pakai sabun yang
cuci tangan pakai sabun yang tepat itu seperti apa. Keterbatasan yang selanjutmya
yaitu tidak dapat memenuhi kualifikasi sampel yang telah ditentukan, hal ini
60
dikarenakan penjamah makanan yang berdasarkan lama masa kerjanya sulit untuk
ditemui. Penjamah makanan yang masa kerjanya paling lama tersebut kebanyakan
hanya melihat saja tidak turun tangan langsung, ada yang datang ke warung hanya
melihat kondisi kemudian langsung pulang. Jadi pada saat penelitian yang ditemui
A. Kesimpulan
sabun ditinjau dari segi pengetahuan, praktik, dan fasilitas cuci tangan pakai
sabun penjamah makanan yang berada di warung makan komplek wisata Candi
2. Praktik penjamah makanan terhadap kebiasaan cuci tangan pakai sabun yang
61,8%.
3. Ketersediaan fasilitas untuk cuci tangan pakai sabun yaitu air mengalir dan
sabun sudah terpenuhi semua, tetapi untuk alat pengering seperti lap bersih
kategori yang tinggi tetapi dalam praktik cuci tangan pakai sabun yang biasa
responden lakukan masih banyak yang masuk ke dalam kategori kurang baik.
B. Saran
1. Kepada pihak PT. TWC untuk unit yang bersangkutan mengenai pedagang di
61
62
Candi Prambanan
b. Agar lebih memperhatikan pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk diri
kain setiap hari atau paling tidak 2 hari sekali, melakukan penggantian
lap kain ketika lap sudah terlihat kotor atau tidak layak.
mengharapkan ada peneliti lain yang meneliti tentang mnafaat cuci tangan
pakai sabun secara detail supaya penjamah makanan lebih memahami dan
Andaruni (2012) Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Cacingan pada Anak di SDN
01 Pasirlangu Cisarua. Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD. Bandung.
Anik Maryunani (2013) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Edited by T.
Ismail. Jakarta: TRANS INFO MEDIA.
Arisman (2000) Identifikasi Perilaku Penjamah Makanan yang Berisiko Sebagai
Sumber Keracunan Makanan. Palembang.
Asih, G. Y. and Pratiwi, S. M. M. (2010) ‘Perilaku Prososial Ditinjau Dari Empati
Dan Kematangan Emosi’, I(1), pp. 33–42. doi: 10.1002/anie.201406077.
Astuti, W. P., Herniyatun, Yudha, H. T., 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Sanitasi Makanan Dengan Kejadian Diare Pada Balita. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperwatan. 7 (3) : 151-158.
Azwar, S. (2010) Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011) Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, C. (2007) ‘Pengantar kesehatan lingkungan’, dalam Pengantar
kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Dahlan dan Umrah (2013) ‘Buku Ajaran Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan’.
Malang: Inti Media.
Damanik, S, M., Susilaningsih, S, F., danAmrullah Amir, A. (2012). Kepatuhan
Hand Hygiene di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Student e-Jurnals.
Diakses 10 Agustus 2016, dalam
http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/683/729
Departemen Kesehatan RI (2003) Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta:
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI (2004) Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta.
Depkes RI (2007) Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.
Depkes RI (2006) Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI (2008) ‘Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/ Kota Sehat’,.
Jakarta.
Depkes RI (2010) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI (2011) Target Tujuan Pembangunan MDGs. Jakarta.
Fajar, N.A dan Misnaniarti. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap
63
64
Tan, I.D.W. 2013. Evaluasi Praktek Penyajian Beef Terayaki Siap Saji pada
Restoran Swalayan di Semarang: Aspek Sanitasi dan Mikrobiologi.
Skripsi.Program Tekhnologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang.
World Health Organization (2007) ‘Verbal Autopsy Standards. Ascertaining and
Atributing Cause of Death’, in. Geneva: WHO Press.
67
Nama :
Alamat :
Yogyakarta, 2019
Responden
(..............................................)
68
KUESIONER PENELITIAN
KAJIAN KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA
PENJAMAH MAKANAN DI WARUNG MAKAN KOMPLEK WISATA
CANDI PRAMBANAN PADA TAHUN 2019
A. IDENTITAS RESPONDEN
No Responden :
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Umur : Tahun
Pendidikan terakhir : 1. Tidak Tamat Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SLTA
5. Tamat Perguruan Tinggi
Masa kerja : Tahun
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (V) pada kolom jawaban disamping sesuai dengan pernyataan yang
benar
B. Pengetahuan
1. Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan mengenai cuci tangan?
a. Ya
b. Tidak
2. Ada berapa langkah cuci tangan yang benar?
a. 6
b. 7
c. 8
3. Kapan saja waktu yang tepat untuk mencuci tangan?
a. Sebelum pergi
b. Sebelum tidur
c. Sebelum makan
4. Jenis sabun seperti apa yang paling bagus untuk mencuci tangan?
a. Sabun padat
b. Sabun colek
c. Sabun cair
5. Bagaimanakah air yang baik untuk cuci tangan?
a. Air dalam bak
b. Air mengalir
c. Air dingin
6. Langkah mencuci tangan yang paling terakhir adalah?
a. Mengeringkan tangan
69
b. Membilas tangan
c. Membasahi tangan
7. Penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan apabila kita tidak mencuci
tangan sebelum makan?
a. Infeksi cacing
b. Gatal-gatal
c. Darah tinggi
8. Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan apabila kita tidak mencuci
tangan adalah penyakit diare. Bagaimana penularan penyakit diare?
a. Melalui udara
b. Melaui makanan
c. Melalui darah
9. Apa manfaat penting dari mencuci tangan?
a. Membuat tekanan darah stabil
b. Membuat tangan harum
c. Mencegah penyebaran penyakit
10. Pada saat mengambil makanan perlu menggunakan alat pelindung tangan
seperti plastik atau penjepit makanan. Mengapa demikian?
a. Menghindari pencemaran makanan
b. Memudahkan mengambil makanan
c. Supaya tangan tidak kotor
70
CHECKLIST PENELITIAN
KAJIAN KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA
PENJAMAH MAKANAN DI WARUNG MAKAN KOMPLEK WISATA
CANDI PRAMBANAN PADA TAHUN 2019
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden :
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Umur : Tahun
Pendidikan terakhir : 1. Tidak Tamat Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SLTA
5. Tamat Perguruan Tinggi
Masa kerja : Tahun
Perilaku
Meminta izin kepada responden untuk mempraktikkan cara mencuci tangan yang
biasa responden lakukan. Amati dan catat di kolom bawah.
71
Centang serangkaian cara cuci tangan pakai sabun yang dilakukan oleh
responden:
No Keterangan [V]
1. Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir
2. Mencuci tangan menggunakan sabun cair atau antiseptik
3. Mencuci tangan kurang lebih 15-20 detik.
4. Membersihkan bagian punggung tangan
5. Membersihkan bagian sela-sela jari
6. Membersihkan bagian ujung jari dengan mengaitkan kedua tangan
7. Membersihkan bagian kuku.
8. Membersihkan bagian pergelangan tangan
9. Mengeringkan tangan menggunakan handuk bersih atau tisu
10. Mematikan kran air menggunakan tisu atau penghalang supaya tangan
yang sudah bersih tidak menyentuh kran air
A. Pengetahuan
N Valid 55
Missing 0
Mean 6,98
Median 7,00
Mode 7
Std. Deviation 1,312
Minimum 4
Maximum 10
B. Praktik
N Valid 55
Missing 0
Mean 3,6182
Median 3,0000
Mode 3,00
Std. Deviation 1,44646
Minimum 1,00
Maximum 7,00
75
Lampiran 6. Dokumentasi
Responden mempraktikkan cara cuci tangan pakai sabun yang biasa dilakukan
sehari-hari
Salah satu fasilitas cuci tangan pakai sabun yang responden punya