Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DI KELURAHAN


ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH
IKA PURNAMA SARI PURBA
NIM : 131000123

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DI KELURAHAN
ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
IKA PURNAMA SARI PURBA
NIM : 131000123

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN

SIKAP IBU HAMIL DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI

LEPAN KABUPATEN LANGKAT” ini beserta seluruh isinya adalah benar

hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung resiko atau

sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2017

Yang membuat pernyataan,

Ika Purnama Sari Purba


NIM: 131000123

i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Status gizi erat kaitannya dengan tingginya angka kesakitan dan kematian
bayi/balita, Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada bayi/balita. Salah satu penyebab rendahnya
cakupan ASI eksklusif adalah kurangnya dukungan tenaga kesehatan kepada ibu
yaitu dalam hal penyuluhan untuk memberi ASI pada bayi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap
pengetahuan dan sikap ibu hamil di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat.
Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan rancangan one
group pre- and post-test. Populasi adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III
sebanyak 42 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling, pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap
ibu dianalisis dengan uji t-dependent test pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan ibu
sebelum diberi penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 7,71 dan setelah diberi
penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 12,69, rata-rata nilai sikap ibu sebelum diberi
penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 38,62 dan setelah diberi penyuluhan ASI
Eksklusif sebesar 54,02, hal ini menunjukan bahawa terjadi peningkatan yang
signifikan (p=0,000) pengetahuan dan sikap ibu dalam memberi ASI Eksklusif
antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat agar penyuluhan
ASI Eksklusif kepada ibu hami dijadikan sebagai salah satu alat untuk
meningkatkan cakupan ibu memberi ASI pada bayi/balita dan tenaga kesehatan
agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan
penyuluhan.

Kata Kunci : Penyuluhan ASI Eksklusif, pengetahuan, sikap ibu, pemberian ASI

iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Nutritional status is closely related to the high rate of morbidity and


mortality of infant/toddlers, Exclusive breastfeeding is one effort to reduce
morbidity and mortality in infants/toddler.One of the causes of the low coverage
of exclusive breastfeeding is the lack of maternal health support in terms of
counseling to breastfeed babies. This study aims to determine the effect of
Exclusive breastfeeding education on knowledge and attitude of pregnant women
in Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
This type of research is quasi experimental with one group pre- and post-
test design. The population is all 42 and 42 trimester pregnant women. Sampling
technique using total sampling technique, Exclusive breastfeeding effect on
mother's knowledge and attitude was analyzed by t-dependent test at 95%
confidence level.
The results showed that the average value of mother's knowledge before
giving Exclusive breast feeding was 7.71 and after being given Exclusive
breastfeeding counseling of 12,69, the mean of attitude attitude of mother before
giving exclusive breast feeding equal to 38,62 and after giving breast feeding
Exclusivity of 54.02, this shows that there is a significant increase (p = 0,000) of
knowledge and attitude of mother in giving exclusive breastfeeding between
before and after being given Exclusive breastfeeding counseling.
It is suggested to Langkat District Health Office for exclusive
breastfeeding to mother hami as one of the tools to increase coverage of
breastfeeding mother in infants / toddlers and health workers to further improve
the quality of health services in providing education.

Keywords : Exclusive breastfeeding education, knowledge, mothers attitude


breastfeeding with ASI

iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, atas berkat dan

anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENGARUH

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN

SIKAP IBU HAMIL DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI

LEPAN KABUPATEN LANGKAT ” sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara. Dalam pelaksanaan penyusunan penulisan ini banyak mengalami

kesulitan-kesulitan dan hambatan, namun penulis banyak menerima bantuan,

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof, Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

v
Universitas Sumatera Utara
4. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Fitri Ardiani S.K.M, M.P.H, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini.

7. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini.

8. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

9. Para Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara khususnya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

10. Martalena Sembiring SKM, selaku kepala Puskesmas Desa Lama yang telah

membantu penulis dalam penelitian ini.

11. Yang teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, ibunda Masliah dan

ayahanda Sanggup Purba serta saudariku Lisa Damayanti Purba yang telah

mendoakan, memberikan kasih sayang dan selalu mendukung penulis.

12. Teman-teman Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, dan teman-teman

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Stambuk 2013 yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

vi
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan skripsi ini serta semua pihak yang telah memberikan bantuan

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penyelesaian skripsi ini, masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala

kesalahan dan kekurangannya penulis mohon maaf. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, September 2017

Penulis

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................6
1.4 Hipotesis ..........................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................8


2.1 Penyuluhan Kesehatan......................................................................8
2.1.1 Metode Penyuluhan .................................................................9
2.1.2 Media Penyuluhan .................................................................11
2.2 Pengetahuan ....................................................................................14
2.3 Sikap ..............................................................................................16
2.4 Air Susu Ibu ....................................................................................17
2.4.1 ASI Eksklusif.........................................................................18
2.4.2 Syarat ASI Eksklusif .............................................................20
2.4.3 Cara Mencapai ASI Eksklusif ...............................................20
2.4.4 Manfaat ASI ..........................................................................21
2.4.5 Pembentukan Air Susu Ibu ..................................................24
2.4.6 Komposisi ASI ......................................................................25
2.4.7 Manajemen Laktasi ...............................................................27
2.5 Kerangka Konsep ...........................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................32


3.1 Jenis Penelitian ...............................................................................32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................32
3.2.1 Tempat Penelitian ..................................................................32
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................................32
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................33

viii
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Populasi .................................................................................33
3.3.2 Sampel ...................................................................................33
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................33
3.4.1 Jenis Data...............................................................................33
3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ............................................34
3.5 Defenisi Operational ........................................................................35
3.6 Metode Pengukuran .........................................................................33
3.6.1 Pengetahuan ...........................................................................35
3.6.2 Sikap ......................................................................................35
3.7 Metode Analisis Data .....................................................................36

BAB IV HASIL PENELITIAN ...........................................................................39


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................39
4.1.1 Puskesmas Desa Lama ..........................................................39
4.2 Gambaran Umum Responden..........................................................41
4.2.1 Karakteristik Ibu Hamil .........................................................41
4.2.2 Tingkat Pendidikan Hamil .....................................................41
4.2.3 Pekerjaan Ibu Hamil ..............................................................42
4.2.4 Penghasilan Perbulan Ibu Hamil ...........................................42
4.3 Pengaruh penyuluhan ASI terhadap Pengetahuan ...........................42
4.4 Pengaruh penyuluhan ASI terhadap Sikap ......................................42

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................47


5.1 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan ..........47
5.2 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Sikap ......................51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................56


6.1 Kesimpulan ......................................................................................56
6.2 Saram ...............................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Desa di Kecamatan Sei Lepan ........39

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kelompok Umur .............................41

Tabel 4.3 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan ......................................41

Tabel 4.4 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan ........................................42

Tabel 4.5 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Penghasilan ....................................42

Tabel 4.6 Distribusi Penghasilan Ibu Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan

ASI Eksklusif .........................................................................................43

Tabel 4.7 Perbedaan Rata-Rata Nilai Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan

Sesudah diberikan Penyuluhan ..............................................................44

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah diberikan

Penyuluhan ASI Eksklusif .....................................................................44

Tabel 4.9 Perbedaan Rata-Rata Nilai Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

ASI Eksklusif .........................................................................................50

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 31

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 32

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisoner Penelitian

Lampiran 2. Master Data

Lampiran 3. Output Data

Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 7. Media Penyuluhan

Lampiran 8. Foto Penyuluhan

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ika Purnama Sari Purba

Tempat Lahir : Pangkalan Berandan

Tanggal Lahir : 08 Oktober 1995

Suku Bangsa : Batak Karo

Agama : Islam

Nama Ayah : Sanggup Purba

Suku Bangsa Ayah : Batak Karo

Nama Ibu : Masliah

Suku Bangsa Ibu : Banjar

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. 2001 - 2007 : SD Negeri 054938 Paya Gelugur

2. 2007 - 2010 : SMP Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan

3. 2010 - 2013 : SMA Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan

4. 2013 - 2017 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara

xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi.

ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan

sesuai dengan kebutuhannya (Wiji,2013). ASI merupakan suatu emulsi lemak

dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang di sekresikan

oleh kelenjar mammae ibu, berguna sebagai makanan bayi dan merupakan sumber

gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Cairan tanpa tanding

ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi dalam

melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air

susu ibu berada dalam tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik

bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada yang sama, ASI juga kaya akan sari-sari

makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem

saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi

masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini (Anik, 2012)

Menyusui eksklusif adalah tidak memberikan bayi makanan dan minuman

lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau

mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan). Untuk mencapai tumbuh kembang

yang optimal, didalam Global Strategy For Infant and Young Child Feeding,

WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu:

pertama memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi

lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif

sejak lahir sampai usia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu

1
Universitas Sumatera Utara
2

ibu (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan

pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Kemenkes RI, 2014)

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi

daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangan. ASI memberi semua

energi dan gizi yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian

ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai

penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta

mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran

(Maryunani, 2012)

Banyak keuntungan yang diperoleh dengan memberikan ASI ekslusif,

namun demikian sebagian besar ibu di banyak negara mulai memberi bayi

makanan dan minuman buatan sebelum 6 bulan dan banyak yang berhenti

menyusui jauh sebelum anak berumur 2 tahun. Penelitian Megawati, menemukan

bahwa praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah perkotaan dan pinggiran

perkotaan masih rendah yakni berkisar 20-30%. Rendahnya praktik pemberian

ASI ekslusif ini disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang ASI dan ASI eksklusif

yang kurang.

Data Riskesdas tahun 2010 menunjukan bahwa cakupan pemberian ASI

eksklusif di Indonesia sebesar 15,3% dan tahun 2013 cakupan ASI eksklusif

sebesar 30,2%, walaupun mengalami peningkatan tetapi cakupan ini masih jauh di

bawah standar yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir atau

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga masih jauh dari harapan yaitu sebesar 29,3%

Universitas Sumatera Utara


3

tahun 2010 dan ditahun 2013 meningkat menjadi 34,5%. Selama menunggu ASI

keluar maka bayi telah diberikan makanan prelakteal yaitu susu formula. Tahun

2010 sekitar 44,4% bayi telah diberikan makanan prelakteal dan ditahun 2013

sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 43,6% bayi diberikan makanan

prelakteal (Kemenkes RI, 2013).

Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2004-2012

cenderung menurun secara signifikan, hanya pada tahun 2008 mengalami

peningkatan sebesar 10,33% dibandingkan tahun 2007. Dan pencapaian pada

tahun 2012 sebesar 20,33% merupakan pencapain terendah selama kurun waktu

2004-2012. Terdapat 8 Kab/Kota yang pencapaian ASI Ekslusif 0% yaitu

Kabupaten Tapanuli Tengah, Dairi, Karo, Langkat, Pakpak Bharat, Padang

Lawas, Kota Medan dan Gunung Sitoli. Pencapaian tertinggi ada di Kabupaten

Labuhan Batu Utara yaitu 68,81% (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012).

Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2011-2015

cenderung menunjukkan peningkatan, dan cakupan pada tahun 2015 mengalami

peningkatan yang cukup besar yaitu sekitar 10% dibanding tahun 2014 dan telah

mencapai target nasional yaitu 40%. Kabupaten/Kota dengan pencapaian >40%

yaitu Nias, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu,

Asahan, Nias Selatan, Serdang Bedagai, Nias Utara, Kota Tanjung Balai,

Pematang Siantar, Tebing Tinggi, dan Binjai. Daerah dengan pencapain terendah

yaitu <10% adalah kota gunung sitoli (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2015)

Di Kabupaten Langkat cakupan pemberian ASI masih jauh dibawah target

Nasional yaitu sebesar 36,72, sedangkan di Puskesmas Desa Lama cakupan

Universitas Sumatera Utara


4

pemberian ASI Eksklusif sebesar 25,48% (Dinkes Kabupaten Langkat, 2014).

Angka tersebut masih sangat jauh dari persentase yang di targetkan. Hal ini

disebabkan oleh kurang nya pengetahuan ibu dan kurangnya perhatian dari

puskesmas atau tenaga kesehatan untuk berupaya meningkatkan cakupan ASI

Eksklusif.

Pada survei awal dilakukan terhadap 10 orang ibu menyusui diwilayah

kerja puskesmas Kabupaten Langkat diketahui bahwa ada anggapan dimasyarakat

kalau pemberian ASI eksklusif tidak akan berhasil, penyapihan sering dilakukan

setelah bayi berumur 2 bulan dengan alasan anak lebih sehat dan gemuk jika

diberi susu pabrikan dibanding ASI jadi ibu tidak merasa bersalah untuk tidak

memberi ASI, ASI sedikit dan encer, orang tua yang tinggal bersama keluarga ibu

menyusui menyarankan agar segera memberikan makanan padat pada bayi, ibu

merasa ASI saja tidak cukup untuk bayi karena bayi rewel dan sering menangis

dan ibu harus kembali bekerja. Dari itu harus ada intervensi yang menunjang

peningkatan dalam pengetahuan ibu serta kemauan dari tenaga kesehatan dan

puskesmas dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif.

Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku hidup sehat dan

dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian

asi eksklusif tersebut. Begitu juga dengan kehidupan sehari-hari, banyak ibu-ibu

yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI (Ngesti, 2016).

Universitas Sumatera Utara


5

Peneliti medis telah membuktikan bahwa ASI memiliki berbagai

keunggulan yang tidak tergantikan dengan makanan/minuman/susu manapun.

Menyusui meski terdengar sederhana tapi pelaksanaannya sangat sulit, kurangnya

pengetahuan, motivasi ibu yang rendah, sikap negatif ibu dan tidak adanya

dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan menyebabkan kegagalan menyusui.

Penyuluhan merupakan salah satu bentuk dukungan petugas kesehatan yang dapat

meningkatkan pengetahuan, sikap positif ibu.

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan setiap bayi berhak

mendapatkan ASI maka pemerintah membuat suatu peraturan tentang pemberian

ASI eksklusif yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 33 tahun 2012.

Pasal 5 PP tersebut mengatur tentang tanggung jawab pemerintah Kabupaten/Kota

dalam program pemberian ASI eksklusif menyatakan bahwa pemerintah

Kabupaten/Kota harus melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian

ASI eksklusif, menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi

atas penyelenggaraan pemberian ASI eksklusif (Kemenkes, 2013).

Meningkatkan pengetahuan ibu, maka dilakukan kegiatan penyuluhan

kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang

diperlakukan oleh masyarakat sehingga akan memudahkan terjadinya perilaku

sehat pada mereka.Penyuluhan kesehatan pada dasarnya adalah suatu proses

mendidik individu/ masyarakat yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,

tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan (Fitriani, 2011). Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi

Universitas Sumatera Utara


6

perilaku kesehatan dengan memberikan informasi melalui kegiatan yang disebut

pendidikan dan penyuluhan kesehatan, dampaknya akan lama tetapi bila perilaku

berhasil diadopsi masyarakat maka akan langgeng bahkan selama hidup akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Penyuluhan yang diterima oleh ibu hamil akan berpengaruh terhadap

pengetahuan ibu. Dengan informasi yang diperolehnya, maka akan merangsang

ibu hamil untuk lebih mengetahui tentang ASI eksklusif. Informasi akan membuat

seseorang ingin lebih mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih

tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan

kesehatan bayi dan ibu terutama ASI eksklusif (Sari, 2016)

Proses pengadopsian ASI eksklusif pada ibu hamil dapat dilakukan

melalui kegiatan penyuluhan. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Agar

kegiatan penyuluhan dapat mencapai hasil yang maksimal, maka metode dan

media penyuluhan perlu mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan

dengan sasaran. Ceramah merupakan metode penyuluhan yang baik digunakan

untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Ceramah sering

digunakan pada kelompok yang pesertanya lebih dari 15 (lima belas) orang. Pada

metode ceramah dapat terjadi proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan

melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama sasaran

(Notoatmodjo, 2012).

Penggunaan media akan sangat membantu dalam proses penyuluhan

kesehatan. Leaflet merupakan media penyuluhan yang diperuntukkan untuk massa

Universitas Sumatera Utara


7

dengan biaya terjangkau, fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat karena dapat memberikan detil pesan yang tidak

mungkin bila disampaikan dengan lisan. Keberhasilan penyuluhan dapat dilihat

dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya

perubahan perilaku tersebut. Selain leaflet, media penyuluhan flip chart juga

bagus sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan penyuluhan. Flip chart

(lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan

dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar

(halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan

atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut (Notoatmodjo, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan diatas, maka yang menjadi

masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh penyuluhan tentang ASI Eksklusif

terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei

Lepan Kabupaten Langkat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

tentang ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di kelurahan

Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan tentang ASI

Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI di

Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan.

Universitas Sumatera Utara


8

1.5 Manfaat Penelitian

Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di

Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, di harapkan bermanfaat bagi petugas

puskesmas di wilayah Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan sebagai bahan

bagi petugas pengelolaan program dalam upaya peningkatan cakupan program.

Dan manfaat bagi responden diharapkan dapat meningkatkan informasi tentang

pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan. Depkes dalam Fitriani (2011), menyatakan

bahwa penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Fitriani,

20011). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Ircham dan

Eko, 2013)

Penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat

mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita sampaikan dengan

baik dan benar dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide

baru tersebut dalam kehidupannya. Indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang

pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan antara lain tahap sadar (awarness),

pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari

berkomunikasi dengan pihak lain. Tahap selanjutnya adalah tahap minat

(interest), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta

9
Universitas Sumatera Utara
10

menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan

serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis.

Kemudian tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau

mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah

dapat dilanjutkan. Tahap terakhir yaitu tahap penerapan atau adopsi (adoption),

pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan

dalam skala besar.

2.1.1 Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2011), metode yang dapat dipergunakan dalam

memberikan penyuluhan kesehatan adalah :

a. Metode Pendidikan Individual

Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual

digunakan untuk merubah perilaku baru atau membina seseorang yang mulai

tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini,

antra lain bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling) dengan cara ini

kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh

klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya,

1. Wawancara (Interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak

terhadap perubahan. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam

lagi.

Universitas Sumatera Utara


11

b. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Efektivitas suatu

metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

1. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu

lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain

ceramah dan seminar. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode ceramah yaitu persiapan. Persiapan Ceramah yang berhasil

apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan.

Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dalam mempelajari materi

dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun diagram atau skema.

Kemudian mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,

slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah

dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran, penceramah

dapat melakukan hal-hal seperti sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak

boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas,

pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah, apabila berdiri di depan (di

pertengahan), seyogianya tidak duduk, dan sebaiknya menggunakan alat-alat

bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.

Universitas Sumatera Utara


12

2. Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain

; diskusi kelompok, curah pendapat (Brain storming), bola salju (snow balling),

kelompok-kelompok kecil (buzz group), memainkan peranan (role play),

permainan simulasi.

c. Metode Pendidikan Massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Pendekatan ini

biasanya untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap inovasi awareness,

dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian,

bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan

hal yang wajar. Metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah

umum, pidato, tulisan-tulisan di majalah atau koran, billboard, spanduk, poster.

2.1.2 Media Penyuluhan

Menurut Briggs dalam Kholid (2012) bahwa media penyuluhan atau

pembelajar adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi seperti : buku,

film, video, dan sebagainya. Sedangkan National Education Association

mengungkapkan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak

maupun pandang-dengar, ternmasuk teknologi perangkat keras. Jadi, disimpulkan

bahwa media pembelajar atau penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, yang dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan

Universitas Sumatera Utara


13

audience sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri audience

(kholid, 2012)

Media penyuluhan kesehatan dibuat berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca

indera, semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka

semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan yang diperoleh. Media

penyuluhan adalah sarana yang sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan yang mampu memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan

tingkat penerimaan (Notoatmodjo, 2011).

Menurut Fitriani (2011), Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-

pesan kesehatan, media terbagi menjadi 3, yaitu :

1. Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat

bervariasi antara lain :

a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b. Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat

maupun gambar, atau kombinasi. Kegunaan dan keunggulan leaflet yaitu

pengguna dapat menyesuaikan dan belajar mandiri, pengguna dapat melihat

isinya pada saat santai, informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman,

dapat memberikan detil yang tidak mungkin bila disampaikan dengan lisan,

leaflet mudah dibuat, diperbanyak, diperbaiki dan mudah disesuaikan.

Universitas Sumatera Utara


14

Leaflet sederhana dan murah. Pengguna dan pengajar dapat mempelajari

informasi yang rumit bersama-sama. Adapun keterbatasan dari leaflet

seperti materi yang diproduksi massal dirancang untuk sasaran pada

umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang, materi cenderung komersial

berisi iklan, leaflet tidak tahan lama dan mudah hilang, dapat menjadi

kertas percuma kecuali pengajar secara aktif melibatkan klien dalam

membaca dan menggunakan materi.

c. Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi-

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk

buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya

berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar

tersebut.

e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan

hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

f. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan / informasi kesehatan

yang biasanya di tempel di tempat umum.

g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan.

2. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi-informasi kesehatan, jenisnya berbeda-beda antara lain :

televisi,radio, dan video.

Universitas Sumatera Utara


15

3. Media Papan (Billboard)

Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai dan

diisi dengan pesan-pesan informasi kesehatan.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam

terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut

Universitas Sumatera Utara


16

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja:

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesa (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu materi atau objek. Dengan

kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi

yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan

Universitas Sumatera Utara


17

kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin

diukur dari objek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut di atas.

2.3 Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap

yang tertutup tersebut. Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau

respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Allport dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok yaitu yang pertama kepercayaan (keyakinan), ide, konsep

terhadap suatu objek. Kedua kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu

objek. Dan yang terakhir kecenderungan untuk bertindak.

Sikap memiliki beberapa tingkatan. Tingkatan pertama menerima

(Receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (Objek). Tingkatan ke dua menanggapi (Responding) diartikan sebagai

memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang

dihadapi. Tingkatan ketiga menghargai (Valuing) diartikan subjek atau seseorang

memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti

membahasanya dengan orang lain, bahkan mengajak atau memengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespons. Tingkatan ke empat bertanggung jawab

(Responsible) yaitu seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


18

keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang

mencemoohkan atau adanya risiko lain. Bertanggungjawab merupakan sikap yang

paling tinggi tingkatannya (Notoatmodjo, 2012).

2.4 Air Susu Ibu

Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tandingan ciptaan Allah

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan

kemungkinanan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu

berada pada tingkatan terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi

tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan

sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan

sitem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi perlu diramu menggunakan

teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini

(Maryunani, 2012).

ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi

sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. ASI adalah suatu emulsi

lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi

oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI

dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Banyak hal yang

menyebabkan ibu yang enggan menyusui diantaranya kurang memahami

keutamaan ASI dibandingkan makanan pengganti ASI yang sering dikenal dengan

PASI (Pengganti Air Susu Ibu). Kandungan zat gizi dalam kolostrum (ASI yang

dikeluarkan pada hari pertama sampai ketiga atau keempat sesuadah melahirkan)

Universitas Sumatera Utara


19

memiliki protein tinggi. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena

dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat

memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama (Maryunani, 2012).

Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian

menunjukkan, bayi yang diberikan ASI secara khusus terlindung dari serangan

penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal ini disebabkan zat-zat kekebalan

tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan

penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap

penyaki adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri

“menguntungkan” yang disebut “flora normal” . Keberadaan bakteri ini

menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambah lagi

telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur di dalam ASI yang dapat membentuk

sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar

bekerja dengan benar (Marmi, 2012).

2.4.1 ASI Eksklusif

Definisi ASI eksklusif yang diberikan WHO adalah hanya memberikan

ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan tambahan dalam bentuk apapun dari

usia 0-6 bulan. Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI

eksklusif selama 6 bulan diambil berdasarkan hasil dalam kajian WHO, yang

melakukan penelitian sebanyak 3000 kali, menunjukkan bahwa asi mengandung

semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama,

mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga anti oksidan. Berdasarkan hal

Universitas Sumatera Utara


20

tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang

selma 4 bulang menjadi 6 bulan (Riksana).

ASI eksklusif (menyusui dengan ASI saja sampai bayi berumur enam

bulan) merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan

makanan tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya, hingga berumur enam

bulan. ASI eksklusif adalah memberikan perlindungan yang diperlukan bayi.

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI sejak bayi lahir sampai sekitar

usia enam bulan. Selama itu bayi diharapkan tidak mendapatkan tambahan cairan

lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI

Eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit,

bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai

enam bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi

sampai usia enam bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia enam bulan,

bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan

sampai berumur dua tahun (Khasanah, 2011).

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi

daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberikan

semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama

hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang

disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan

radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu

menjarangkan kelahiran. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan

Universitas Sumatera Utara


21

memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkans

sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja

dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman belum lagi jika

tidak disajikan secara higenis. Hasil riset terakhir dari penelitian di Indonesia

menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum iya berumur 6 bulan,

lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan pamas dibandingkan bayi

yang hanya mendapatkan ASI eksklusif (Maryunani, 2012)

2.4.2 Syarat ASI Eksklusif

Kesadaran, bahkan kemauan saja tak cukup bagi ibu yang ingin

memberikan ASI Eksklusif. Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar

keinginan menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebut yaitu

hanya memberikan ASI saja sampai enam bulan, menyusui dimulai 30 menit

setelah bayi lahir, tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada

bayi yang baru lahir, menyusui sesuai kebutuhan bayi, berikan kolostrum (ASI

yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi), cairan lain yang

boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup

(Marimi, 2012).

2.4.3 Cara Mencapai ASI Eksklusif

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk

memulai dan mencapai ASI eksklusif. Langkah pertama menyusui dalam satu jam

setelah melahirkan, langkah kedua menyusui secara eksklusif: hanya ASI saja.

Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekali pun,

menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang

Universitas Sumatera Utara


22

dan malam, tidak menggunakan botol susu maupun empeng, mengeluarkan ASI

dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak besama anak,

mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang (Maryunani, 2012).

2.4.4 Manfaat ASI

Manfaat ASI eksklusif sudah tidak diragukan lagi karena kandungan di

dalam ASI yang luar biasa dan tidak terdapat pada jenis susu manapun

(Adiningrum, 2014). Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI

yaitu :

a. Manfaat ASI bagi bayi

ASI memberikan manfaat tak terhingga bagi bayi antara lain :

1. ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya

Komposisi ASI setiap ibu berbeda yang memengaruhi perbedaan

komposisi ASI ibu bukan karena makanan yang berlainan dan perbedaan etnik,

bukan pula karena lebih kaya atau lebih gemuk. Kemampuan usus bayi untuk

menyerap makanan sangat memengaruhi komposisi ASI setiap ibu. Komposisi

ASI ibu dari hari ke hari juga tidak tetap. Komposisi ASI ibu hari ini disesuaikan

dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang hari ini. Oleh karen itu, tidak ada

satu hari pun yang komposisi ASI-nya persis sama. Saat lahir, bayi dibekali daya

tahan tabuh dari ibu cukup banyak. Bayi ASI akan dilindungi oleh daya tahan dari

ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri dari zat hidup,

misalnya daya tahan tubuh.

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3

untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI

Universitas Sumatera Utara


23

eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga

menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel sarat otak.

Selain itu ASI juga meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak (bonding). ASI

membuat bayi lebih nyaman dalam dekapan ibunya. Ia akan menjadi pribadi yang

matang.

Manfaat lain ASI mengandung zat protektif seperti lactobacillus protektus

yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini

menjadikan saluran pencernaan bersifat asam, sehingga menghambat

pertumbuhan mikroorganisme seperti shigella, jamur serta e.coli yang sering

mengakibatkan diare. Selain itu di dalam ASI terdapat laktoferin yang berfungsi

dalam menghambat pertumbuhan kandida.

b. Manfaat ASI bagi ibu

Selain memberi keuntungan bagi bayi, menyusui secara eksklusif dapat

memberikan keuntungan pada ibu. Ada beberapa manfaat bagi ibu yang menyusui

secara eksklusif yaitu :

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui setelah melahirkan maka kemungkinan terjadinya

perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Pada ibu

menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk

kontriksi pembuluh darah sehingga akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan

menurunkan angka kejadian anemia dan angka kematian ibu yang melahirkan.

Universitas Sumatera Utara


24

2. Menunda haid dan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang amam, murah dan cukup berhasil.

Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada

enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi

berusia dua belas bulan.

3. Mengecilkan rahim dan lebih cepat langsing

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim

kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat

dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui. Oleh karena menyusui

memerlukan energi, maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang

tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui

secara eksklusif akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.

4. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita

kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umumnya bila semua

wanita dapat melanjutkan menyusui sampai berumur 2 tahun atau lebih, diduga

angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%.

5. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak

air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu

panas.

Universitas Sumatera Utara


25

6. Memberi kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan,

kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam.

c. Manfaat ASI bagi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Keluarga

serta Masyarakat.

Memberikan rasa nyaman, keselamatan, perasaan mampu menjamin

sumber makanan bagi bayi dan anak, meningkatkan status ekonomi ibu dan

keluarganya dan menurunkan kebutuhan bayi dan anak, memberikan keuntungan

ekonomi yang signifikan termasuk penggunaan fasilitas kesehatan seperti

pembayaran rawat inap, menurunkan angka kunjungan rumah sakit, dan

menurunkan angka penggunaan obat-obatan.

d. Manfaat ASI bagi negara

Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, menghemat devisa

negara, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, peningkatan kualitas generasi

penerus (Wiji, 2013).

2.4.5 Pembentukan Air Susu Ibu

Proses pembentukan ASI pada seorang ibu yang menyusui dipengaruhi

oleh reflek prolaktin dan reflek let down yang masing-masing berperan sebagai

pembentukan dan pengeluaran air susu. Reflek prolaktin berperan untuk membuat

kolostrum menjelang akhir kehamilan, namun jumlah kolostrum terbatas karena

prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya tinggi. Setelah

partus estrogen dan progesteron berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi

yang merangsang hipotalamus menekan pengeluaran faktor-faktor yang

Universitas Sumatera Utara


26

menghambat sekresi prolaktin dan merangsang pengeluaran faktor-faktor yang

memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior)

sehingga keluar prolaktin. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang

berfungsi untuk membuat air susu. Pada ibu menyusui, prolaktin akan meningkat

dalam keadaan stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan

puting susu, hubungan kelamin, obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti,

klorpromazin dan fenotiazid. Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat

pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek dan obat-obatan seperti ergot, I-

dopa.

Reflek let down merupakan reflek yang berasal dari rangsangan isapan

bayi dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang mengeluarkan

oksitosin. Hormon oksitosin diangkut ke uterus melalui aliran darah yang

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut.

Oksitosin sampai ke alveoli dan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari

sel akan memeras air susu keluar dari alveoli dan masuk ke duktulus yang akan

mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi, mendengarkan suara

bayi, mencium bayi dan memikirkan bayi, sedangkan yang menghambat adalah

keadaan bingung/pikiran kacau, takut, merasa sakit atau malu ketika menyusui,

dan cemas (Soetjiningsih, 2012).

2.4.6 Komposisi ASI

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI sebagai

bahan makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

Universitas Sumatera Utara


27

sampai usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan

sampai usia 2 tahun atau lebih (Soetjiningsih, 2012).

Berdasarkan Stadium Laktasi, ASI dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

payudara dari hari pertama sampai hari ke tiga atau ke empat. Merupakan cairan

viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan

dengan susu yang matur. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan

mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan

makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Lebih banyak mengandung

protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang

matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).

Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI matur, dapat

memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.

2. Air Susu Transisi/ Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.

Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein makin

rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi, juga volume

akan makin meningkat.

3. Air susu matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya,

komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI

Universitas Sumatera Utara


28

ini merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi

sampai umur 6 bulan (Soetjiningsih,2012).

Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit yaitu pada permulaan

menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-

2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk ( ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui,

setelah 15-20 menit. Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan

dengan foremilk.

2.4.7 Manajemen Laktasi

Depkes dalam Maryunani (2012) menyampaikan bahwa manajemen

laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu

mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi adalah keseluruhan

proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan

menelan ASI. Manajemen laktasi melalui 3 tahap yaitu pada masa kehamilan

(antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar dari rumah sakit

(perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun

(postnatal).

1. Periode Antental Care

Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama kehamilannya yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang

sudah ditentukan. Kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal satu kali pada

trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II (usia

kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40

minggu). Kunjungan Antenatal dalam rangka pemberian ASI Eksklusf dibagi 6

Universitas Sumatera Utara


29

langkah yaitu : 1) meyakinkan diri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI

adalah amanah Ilahi; 2) makan dengan teratur, penuh gizi dan seimbang; 3)

mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang terdapat di setiap klinik laktasi di

rumah sakit; 4) melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur; 5) menjaga

keberhasilan diri, kesehatan, dan cukup istirahat; dan 6) mengikuti senam hamil.

2. Periode Perinatal

Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan

bayi selanjutnya, dalam hal ini bayi harus mendapatkan cukup ASI, yang

dilanjutkan dengan cara menyusui yang baik dan benar, baik posisi maupun cara

melekatkan bayi pada payudara ibu. Pemberian ASI Eksklusif pada masa ini

meliputi : 1) bersihkan puting susu sebelum anak lahir; 2) susuilah bayi segera

mungkin, jangan lebih dari 30 menit pertama setelah lahir (inisiasi menyusui

dini); 3) lakukan rawat gabung, yakni bayi selalu disamping ibu selama 24 jam

penuh setiap hari; 4) jangan beri makanan atau minuman selain ASI; 5) jangan

memberikan dot maupun kempengan karena bayi akan susah menyusui,

disamping menganggu pertumbuhan gigi; 6) susuilah bayi kapan saja dia

membutuhkan, jangan dijadwal. Susuilah juga bila payudara ibu terasa penuh.

Ingatlah bahwa makin sering menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran

ASI; 7) setiap kali menyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian serta

harus yakin payudara telah kosong atau bayi tidak lagi mau menghisap; dan 8)

mintalah petunjuk kepada petugas rawat gabung, bagaimana cara menyusui yang

baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara


30

3. Periode Postnatal

Sesudah ibu melahirkan, umumnya ibu-ibu menyusui anaknya. Oleh

karena itu perlu diusahakan agar sesudah persalinan pembentukan ASI dapat

lancar dan tidak menjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya yaitu dengan

merawat payudara mulai kehamilan 7 bulan. Perawatan nifas dimulai sejak

kelahiran bayi, salah satu perawatan yang diberikan adalah perawatan payudara.

Pada masa post natal yang harus dilakukan dalam pemberian ASI ialah : 1)

berikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan eksklusif dan teruskan

pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun; 2) berikan makanan pendamping

ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan.

WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada ibu, bila memungkinkan

memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD) selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran bayi, ASI

Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau

minuman, ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari

selama 24 jam, ASI sebaiknya diberikan tidak menggunakan botol, cangkir,

ataupun dot.

Maryunani (2012) mengatakan ada masalah masalah dalam menyusui

yang mengakibatkan gagal dalam pemberian yaitu yang pertama adalah stress

disebabkan oleh ibu yang kurang percaya diri dalam menghadapi bayi dan tidak

ada dukungan dari lingkungan keluarga (suami, orang tua, mertua, atau saudara

yang tinggal serumah). Yang kedua adalah bingung puting yaitu suatu keadaan

yang terjadi karena bayi mendapatkan susu formula dalam botol bergati-ganti

Universitas Sumatera Utara


31

dengan menyusu pada ibu disebabkan oleh bayi yang langsung mengisap susu

dari botol, umumnya akan mengalami bingung puting sebab prinsip kerja

mengisap botol sangat berbeda dengan mengisap payudara ibu. Ketiga, ASI tidak

keluar disebabkan oleh si ibu cemas, pengaruh obat-obatan, kelainan hormon, dan

kelainan jaringan payudara. Keempat, ASI kurang atau sedikit disebabkan oleh

bayi tidak sering sisusukan, kurang lama disusukan, tidak dilakukan persiapan

puting terlebih dahulu, ibu cemas dan pengaruh obat-obatan. Kelima, puting lecet

disebabkan oleh posisi bayi waktu menyusui salah (Maryunani, 2012)

Menurut (Kemenkes, 2013), Permasalahan terkait pencapaian cakupan

ASI Eksklusif adalah emasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi

0-6 bulan yang tidak ada masalah medis, masih banyaknya perusahaan yang

mempekerjakan perempuan tidak memberi kesempatan bagi ibu yang memiliki

bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini

terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya,

masih banyak tenaga kesehatan di tingkat layanan yang belum berpihak pada

pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong

untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan, masih sangat terbatasnya tenaga

konselor ASI, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan

kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10

Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM).

2.5 Kerangka Konsep

Penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah penyuluhan

ASI eksklusif, sedangkan variabel dependen adalah Pengetahuan dan sikap ibu

Universitas Sumatera Utara


32

memberi ASI. Variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel

dependen. Dengan pemberian penyuluhan ASI Eksklusif maka ibu akan

mendapatkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif sehingga meningkat dan sikap

ibu untuk memberikan ASI akan berubah kearah yang positif.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Ibu
Penyuluhan tentang ASI
Eksklusif

Sikap Ibu

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan rancangan one

group pre- and post-test yaitu rancangan penelitian yang tidak menggunakan

kelompok pembanding (kontrol).

Intervensi

Penyuluhan ASI Eksklusif pada ibu


hamil tentang pemberian ASI eksklusif

Pre-test Post-test

Pengertahuan dan sikap ibu Pengetahuan dan sikap ibu


hamil tentang pemberian ASI hamil tentang pemberian ASI
eksklusif eksklusif

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat melakukan penyuluhan ASI Eksklusif ini adalah wilayah kerja

puskesmas Desa Lama Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten

Langkat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Februari sampai bulan Oktober

2017.

33
Universitas Sumatera Utara
34

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III

dengan usia kehamilan 6-9 bulan yang ada di Kecamatan Sei Lepan yang

berjumlah 42 orang.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu

seluruh ibu hamil trimester II dan III dengan usia kehamilan 6-9 minggu yang ada

di Kecamatan Sei Lepan yang berjumlah 42 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari ibu hamil

trisemester II dan III dengan usia kehamilan 6-9 bulan dengan wawancara

menggunakan kuesioner sebagai panduan meliputi pengetahuan ibu, sikap ibu,

usia kehamilan, umur ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak,

jumlah anak yang tergolong bayi, dan penghasilan per bulan. Data sekunder

diperoleh dari studi kepustakaan, data Profil Kesehatan Kabupaten Langkat dan

bidan yang bertugas di wilayah kerja puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei

Lepan. Data yang diperoleh dari puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan

meliputi jumlah ibu hamil dan cakupan ASI eksklusif.

Universitas Sumatera Utara


35

3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu : persiapan

penelitian, pelaksanaan dan penyusunan laporan.

a. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian diawali dengan studi literatur dengan mempelajari

beberapa hasil penelitian. Selanjutnya melakukan usulan penelitian disertai

dengan studi pendahuluan di Puskesmas Desa Lama. Mengembangkan instrumen

penelitian dan mengurus izin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

kepada Kepala Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian akan dilakukan setelah berdiskusi dengan pihak

puskesmas.Sebelum dilakukan penyuluhan seluruh responden di aula puskesmas

untuk di beri arahan tentang tatacara kegiatan ini, kemudian dilanjutkan dengan

pre-test selama 20 menit. Setelah itu dilakukan pemberian materi penyuluhan oleh

pemateri yang telah diberikan penjelasan materi tentang ASI Eksklusif. Pada

penyuluhan ini metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan

menggunakan media flipchart (lembar balik) yang berfungsi sebagai alat bantu

bagi pemateri dalam menyampaikan materi agar materi yang di berikan lebih

mudah dimengerti oleh responden. Media berikutnya adalah leaflet yang berfungsi

sebagai media yang dapat dibaca sendiri dan dibawa pulang oleh responden

sehingga dapat dilihat kembali dan dibaca saat responden berada di rumah.

Penyuluhan dilakukan dengan waktu selama 30 menit dan diskusi selama 15

menit. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan modul yang sudah

Universitas Sumatera Utara


36

disusun sebelumnya, meliputi pentingnya ASI eksklusif, manfaat ASI, resiko

tidak memberikan ASI dan tidak menyusui, bahaya susu formula dan dot, dan

perencanaan tempat dan siapa yang akan membantu proses persalinan diikuti

pembagian leaflet. Setelah itu di berikan waktu 3 hari sebelum melakukan post-

test agar mengetahui apakah materi penyuluhan yang diberikan pemateri masih

melekat atau tidak pada responden. Di hari ke empat akan di lakukan post-test

dengan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan pada saat pre-test.

3.5 Definisi Operasional

1. Penyuluhan ASI Eksklusif adalah kegiatan edukasi yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan tentang pemberian ASI eksklusif, menanamkan

keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi

juga mau melakukan suatu anjuran tentang ASI eksklusif.

2. Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari sikap yang tertutup tersebut.

3. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan didasarkan pada skala ordinal yang

terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar diberi skor 1, dan

Universitas Sumatera Utara


37

salah diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 15.

Kategori untuk pengukuran variabel pengetahuan yaitu :

1. Baik, responden di kategorikan baik bila responden memperoleh skor

jawaban >75% dari nilai tertinggi yaitu 11-15

2. Sedang, respon dikatakan sedang apabila responden memperoleh skor

jawaban 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 6-10

3. Kurang, responden dikatakan kurang bila responden memperoleh

skor<40% 0-5

3.6.2 Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal dari 15

pernyataan dengan alternatif jawaban, jika jawaban sangat setuju diberi skor 4,

setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1

untuk pernyataan positif, sedangakan untuk pernyataan negatif jika jawaban

sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3 dan

sangat tidak setuju diberi skor 4, jumlah skor maksimal 60 dan skor minimal 15

yang selanjutnya dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori :

1. Baik, responden dikatagorikan baik jika responden memperoleh skor

jawaban > 75% dari nilai tertinggi yaitu 46-60

2. Sedang, responden dikatagorikan sedang jika responden memperoleh

skor 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 31-45

3. Kurang, responden dikatagorikan kurang jika reposnden memperoleh

skor <40% dari nilai tertinggi yaitu 15-30.

Universitas Sumatera Utara


38

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Analisis univariat merupakan analisis yang menitik beratkan kepada

penggambaran atau deskriptif data yang diperoleh. Menggambarkan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel

terikat.

2. Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen

dengan variabel dependen menggunakan uji T-dependent test atau paired

samples T test pada taraf kepercayaan 95%.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Sei Lepan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

Kabupaten Langkat. Luas wilayah Kecamatan Sei Lepan adalah 645,04 km 2

dengan jumlah penduduk 50,068 jiwa dan kepadatan 76 jiwa/km 2.Sebagian besar

penduduk kecamatan ini didiami oleh suku melayu 65%, suku jawa 15% dan

batak 10%, selebihnya didiami oleh suku-suku lain. Kecamatan Sei Lepan

memiliki 9 desa dan 5 kelurahan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Desa di Kecamatan Sei Lepan


No Nama Desa/Kelurahan Jumlah penduduk
1 Alur Dua 6509
2 Alur Dua Baru 11.334
3 Harapan Jaya 3802
4 Sei Bilah Barat 9068
5 Sei Bilah Timur 3143
6 Harapan Baru 3002
7 Harapan Maju 2318
8 Harapan Makmur 2199
9 Lama 841
10 Lama Baru 1668
11 Mekar Makmur 3161
12 Puraka 1 2438
13 Puraka II 3312
14 Telaga Sait 1343
Jumlah 50068

4.1.1. Puskesmas Desa Lama

Puskesmas Desa Lama adalah puskesmas yang terdapat di Kecamatan Sei

Lepan, dari Kecamatan Sei Lepan sebanyak 9 Desa dan 5 Kelurahan yang di

naungi oleh Puskesmas Desa Lama. Jarak Puskesmas Desa Lama dari ibukota

Kabupaten Langkat ± 40 Km dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun

kendaraan roda empat dalam waktu ± 60 menit.

39
Universitas Sumatera Utara
40

Wilayah kerja Puskesmas Desa Lama mempunyai batas-batas sebagai

berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Tualang, Gebang, dan

Sawit Sebrang.

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Besitang.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Babalan dan Berandan Barat.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Serangan.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama tahun 2014

berjumlah 50.068 jiwa yang terdiri dari :

1. Laki-laki : 24.766 jiwa

2. Perempuan : 25.301 jiwa

3. Jumlah Anggota Miskin : 5473 orang

4. Mata Pencaharian penduduk adalah buruh, wiraswasta, perkebunan, sebagian

kecil pertanian dan peternakan.

Sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Desa Lama terdiri dari

Puskesmas Pembantu, Polindes, Ambulans dan Kendaraan Roda Dua dapat di

lihat pada tabel dibawah ini :

1. Puskesmas pembantu : 5 buah

2. Polindes : 14 buah

3. Ambulans : 1 buah

4. Kendaraan Roda Dua : 2 buah

Universitas Sumatera Utara


41

4.2 Gambaran Umum Ibu Hamil

4.2.1 Karakteristik Umur Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur ibu hamil berkisar

antara <18 sampai dengan >30 tahun. Distribusi kelompok umur ibu hamil dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kelompok Umur


Umur Jumlah Persentase (%)
<18 tahun 2 4,8
18-25 tahun 16 38,1
26-30 tahun 16 38,1
>30 tahun 8 19,0
Total 42 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa kelompok umur yang tertinggi

adalah 18-25 dan 26-30 tahun sebanyak 38,1% dan yang terendah adalah

kelompok umur <18 tahun sebanyak 4,8%.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Ibu Hamil

Dalam penelitian ini ibu hamil yang diteliti dari latar belakang pendidikan

yang berbeda-beda, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tidak tamat SD 1 2,4
SD 4 9,5
SLTP 5 11,9
SMA 26 61,9
Perguruan Tinggi 6 14,3
Total 42 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu hamil yang

tertinggi adalah SMA sebanyak 61,9 %, Perguruan Tinggi sebanyak 14,3 %,

SLTP sebanyak 11,9 %, SD sebanyak 9,5 % dan yang terendah adalah tingkat

pendidikan tidak tamat SD sebanyak 2,4 %.

Universitas Sumatera Utara


42

4.2.3 Pekerjaan Ibu Hamil

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa persentase terbesar adalah ibu

rumah tangga sebesar 85,7 % dan yang terendah adalah ibu yang bekerja sebagai

pegawai swasta yaitu sebesar 4,8 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 36 85,7
Pegawai Swasta 2 4,8
Pegawai Negeri/TNI/Polri 4 9,5
Total 42 100,0

4.2.4 Penghasilan Pebulan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase penghasilan

keluarga adalah berkisar antara Rp 1.000.000-3.000.000 sebesar 57,1 % dan yang

terkecil berkisar antara Rp. 600.000-1.000.000 sebesar 11,9 %.

Tabel 4.5 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Penghasilan


Penghasilan Jumlah Persentase (%)
Rp. 100.000-500.000 6 14,3
Rp. 600.000-1.000.000 5 11,9
Rp. 1.000.000-3.000.000 24 57,1
>Rp. 3.000.000 7 16,7
Total 42 100,0

4.3 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui pengetahuan ibu

sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif. Tabel berikut ini

menunjukan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI

Eksklusif.

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu sebelum dan sesudah diberikan


Penyuluhan ASI Eksklusif
Penyuluhan ASI Eksklusif
No Pengetahuan ibu Sebelum Sesudah
N % N %
1 Baik 5 11,9 40 95,2
2 Sedang 31 73,8 2 4,8
3 Kurang 6 14,3 0 0
Jumlah 42 100 42 100

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa dari 42 responden

sebelum diberi penyuluhan ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 11,9 %, pengetahuan sedang sebanyak 73 % dan yang pengetahuan

kurang sebanyak 14,3 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sedikit ibu yang

memiliki pengetahuan baik.

Berdasarkan tabel diatas juga diketahui bahwa dari 42 responden setelah

diberi penyuluhan ASI Eksklusif, sebagian besar pengetahuam ibu yang baik

mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 95,2%, pengetahuan

sedang 4,8% dan tidak ada lagi ibu yang pengetahuan kurang 0%.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban pengetahuan ibu sebelum dan sesudah

penyuluhan tampak jelas kenaikan jumlah ibu yang mampu menjawab dengan

benar pada setiap item pertanyaan sesudah diberikan. Hal ini tampak dari jumlah

ibu yang menjawab pada item pernyataan tentang ASI cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi yaitu dari 66,0% meningkat menjai 96,2%, makanan padat hanya

boleh dikonsumsi oleh anak berusia di atas 6 bulan meningkat dari 32,1%

menjadi 83,0%, ASI adalah makanan bayi dari berumur 0 sampai 6 bulan terjadi

peningkatan setelah diberi penyuluhan yaitu dari 49,1% menjadi 94,3%, dan dan

yang menjawab bahwa makanan yang hanya boleh diberikan kepada bayi adalah

hanya ASI saja meningkat dari 21,4 % menjadi 100%

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 4.7 Perbedaan rata-rata nilai pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan
Variabel Rerata t P
pengetahuan Sebelum 7,71
penyuluhan 14,423 0,000
Sesudah 12,69
penyuluhan

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata skor pengetahuan ibu

sebelum diberi penyuluhan sebesar 7,71 dan sesudah diberi penyuluhan rata-rata

pengetahuanibu meningkat menjadi 12,69, selisih rerata pengetahua ibu sebelum

dan sesudah diberi penyuluhan sebesar 4,976. Dari hasil analisa dengan

menggunakan uji statistik paired sample t test diperoleh nilai t hitung sebesar

14,423. Oleh karena kedua kelompok tersebut mempunyai nilai probability

(p=0,000), dimana nilai p < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengetahuan ibu antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif.

4.4 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Sikap Ibu Hamil

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui sikap ibu sebelum

dan sesudah diberi Penyuluhan. Tabel berikut ini menunjukan sikap ibu sebelum

dan sesudah diberi Penyuluhan ASI Eksklusif.

Tabel 4.8 Distribusi Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan
ASI Eksklusif
Penyuluhan ASI Eksklusif
No Sikap ibu ibu
Sebelum Sesudah
N % N %
1 Baik 5 11,9 42 100
2 Sedang 36 85,7 0 0
3 Kurang 1 2,4 0 0
Jumlah 42 100 42 100

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa dari 42 responden

sebelum diberi penyuluhan yang sikap baik sebanyak 11,9% , sikap sedang

sebanyak 85,7% dan yang sikap kurang sebanyak 2,4%. Secara keseluruhan dapat

Universitas Sumatera Utara


45

dikatakan bahwa sebelum diberi penyuluhan masih sedikit ibu yamg bersikap

baik.

Berdasarkan tabel diatas juga diketahui bahwa dari 42 responden setelah

diberi penyuluhan, keseluruhan ibu memiliki sikap baik yaitu sebanyak 100% ini

berarti bahwa sikap ibu yang memiliki sikap baik mengalami peningkatan secara

signifikan setelah diberi penyuluhan.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban sikap ibu sebelum dan sesudah diberi

penyuluhan tampak jelas adanya perubahan sikap ibu yang mampu menjawab

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada setiap item

pernyataan sikap. Sebelum diberi penyuluhan masih ada sikap ibu yang sangat

tidak setuju tentang pernyataan bahwa air susu ibu bisa membuat bayi mencret,

karena adanya anggpan inilah bayi terlalu dini diberi makanan padat. Setelah

diberi penyuluhan sikap ibu yang menjawab sangat setuju untuk setiap item

pernyataan meningkat terutama untuk pernyataan bahwa ASI adalah makanan

utama bagi bayi, sebelum diberi penyuluhan hanya 50,9% ibu yang menjawab

sangat setuju dan setelah diberi penyuluhan meningkat menjadi 97,6%, item

pertanyaan tentang bayi hanya diberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan juga

mengalami peningkatan yaitu dari 21,4% meningkat menjadi 97,6% ibu yang

menjawab sangat setuju dan air putih boleh diberikan pada bayi 0-6 bulan

meningkat juga dari 0% yang menjawab sangat tidak setuju dan 19,0% menjawab

tidak setuju meningkat menjadi 69,0% yang menjawab sangat tidak setuju.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.9 Perbedaan Rata-Rata Nilai Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan
Variabel Rerata t p
Sikap Sebelum 38,62
penyuluhan 16,439 0,000
Sesudah 54,02
penyuluhan

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata skor sikap ibu

sebelum diberi penyuluhan sebesar 38,62 dan sesudah diberi penyuluhan rata-rata

sikap ibu meningkat menjadi 54,02. Selisih rata-rata sikap sebelum dan setelah

diberi penyuluhan sebesar 15,405. Dari hasil analisa dengan menggunakan uji

statistik paired sample t test diperoleh nilai t hitung sebesar 16,439. Oleh karena

kedua kelompok tersebut mempunyai nilai probability (p=0,000), dimana nilai p <

0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap ibu antara sebelum dan

sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklisif terhadap Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra,

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan factor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya

tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang di dasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum diberi

penyuluhanmasih sedikit rendah dibandingkan pengetahuan ibu setelah diberi

penyuluhan, dari 42 responden sebanyak 11,9% yang pengetahuan baik, 73,8%

pengetahuan sedang dan 14,3% pengetahuan kurang, setelah diberi penyuluhan

pengetahuan baik meningkat menjadi 95,2%, pengetahuan sedang 4,8% dan tidak

ada ibu yang pengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil uji paired t-test diketahui bahwa ada pengaruh yang

signifikan penyululahan ASI Eksklusif dengan peningkatan pengetahuan ibu (p

0,000 < 0,05). Dengan kata lain penyuluhan ASI Eksklusif dapat meningkatkan

pengetahuan ibu dalam memberi ASI pada bayi berumur 0- 6 bulan.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban pengetahuan ibu sebelum dan sesudah

penyuluhan tampak jelas kenaikan jumlah ibu yang mampu menjawab dengan

benar pada setiap item pertanyaan sesudah diberikan. Hal ini tampak dari jumlah

ibu yang menjawab pada item pernyataan tentang ASI cukup untuk memenuhi

47
Universitas Sumatera Utara
48

kebutuhan bayi yaitu dari 66,0% meningkat menjadi 96,2%, ibu tidak akan

memberi makanan padat sebelum bayi berumur 6 bulan meningkat dari 32,1%

menjadi 83,0% dan akan memberikan ASI saja sampai berumur 6 bulan terjadi

peningkatan setelah diberi penyuluhan yaitu dari 49,1% menjadi 94,3%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Merdhika (2014) tentang pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan dan sikap ibu menyusui yang menyimpulkan bahwa dengan

penyuluhan, selain pengetahuan, sikap dan kepercayaan ibu juga akan meningkat.

Sedangkan menurut Mira (2013) bahwa untuk meningkatkan pengetahuan ibu

untuk memberikan ASI pada bayi perlu adanya dukungan dari keluarga khususnya

dukungan suami. Oleh karena itu untuk meningkatkan cakupan ibu memberi ASI

perlu dilakukan upaya promosi kesehatan yang lebih intensif lagi kepada ibu

hamil khususnya termasuk kepada orang-orang disekitar ibu hamil yang

mempunyai pengaruh terhadap ibu. Hasil penelitian Lina (2012) juga menyatakan

bahwa ibu hamil yang mendapatkan promosi kesehatan berpeluang sebesar 5,770

kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

mendapatkan promosi kesehatan.

Menurut Ircham dan Eko (2013) Penyuluhan kesehatan disini adalah

kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti

tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan.

Penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat

mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita sampaikan dengan

Universitas Sumatera Utara


49

baik dan benar dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide

baru tersebut dalam kehidupannya. Indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang

pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan antara lain tahap sadar (awarness),

pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari

berkomunikasi dengan pihak lain. Tahap selanjutnya adalah tahap minat

(interest), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta

menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan

serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis.

Kemudian tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau

mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah

dapat dilanjutkan. Tahap terakhir yaitu tahap penerapan atau adopsi (adoption),

pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan

dalam skala besar.

Berdasarkan hasil kuesioner penelitian diketahui bahwa rendahnya

pengetahuan ibu berkaitan dengan rendahnya rasa percaya diri ibu seperti ibu

merasa ASI ibu sedikit sehingga apakah jika bayi diberi ASI saja sampai umur 6

bulan kebutuhan gizinya dapat terpenuhi dan ASI saja tanpa makanan padat

apakah dapat meningkatkan berat badan bayi, disamping masih kurangnya

informasi dan anjuran petugas kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI saja

kepada bayi hingga berumur 6 bulan, selama ini ibu sebenarnya tahu bahwasanya

ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi dan memberikan ASI adalah hal

yang sangat penting tetapi ibu belum mengetahui bahwasanya ibu tidak

diperbolehkan memberikan makanan cair ataupun padat lainya selain ASI

termasuk air putih. Ibu hanya mengetahui bahwasanya ASI sangat penting dan

Universitas Sumatera Utara


50

memberikan ASI secara eksklusif adalah memberikan ASI sampai anak berusia 6

bulan tetapi tidak mengetahui bahwa tidak diperbolehkanya memberikan apapun

lagi selain ASI padahal jika petugas kesehatan yang menginformasikan tentang

manfaat ASI bagi bayi, apa itu ASI Eksklusif, bagaimana memberikan ASI secara

Eksklusif dan menyarankan untuk memberikan ASI kepada bayinya maka para

ibu akan mendengarkan dan akan melaksanakannya.

Post-test pada penelitian ini dilakukan 3 hari setelah dilakukan nya

penyuluhan karna pada beberapa penelitian sebelum nya jarak antara post-tes dan

perlakuan bekisar antara 1-7 hari dan pada pebelitian ini diambil pertengahan

antara 1-7 hari jadi pada penelitian ini post-test dilakukan setelah 3 hari. Di hari

keempat di lakukan nya post-test dengan cara peneliti datang langsung ke pustu

atau polindes desa masing-masing ibu hamil.

Media yang di gunakan pada penelitian ini yaitu ceramah, leaflet, dan

flipchart dengan alasa, ceramah di gunakan untuk menyampaikan pesan ke

audiens atau ibu hamil, leaflet di gunakan untuk media yang akan di bawa ibu

hamil agar bisa di simpan dan di bawa pulang, dan flipchart sebagai alat bantu

pemateri dalam menyampaikan pesan tentang pemberian ASI Eksklusif kepada

ibu hamil. Menurut Suhertusi (2015) tentang pengaruh media promosi kesehatan

tentang ASI Eksklusif terhadap peningkatan pengetahuan ibudi wilayah kerja

puskesmas Lubuk Begalung Padang tahun 2014 mengatakan bahwa promosi

kesehatan dengan menggunakan media film lebih efektif dalam meningkatkan

pengetahuan dibanding dengan media leaflet. Jadi, agar pengetahuan ibu dapat

lebih melekat sebaiknya digunakan media yang baik dan menarik dalam

memberikan penyuluhan.

Universitas Sumatera Utara


51

Peranan tenaga kesehatan juga harus lebih ditingkatkan untuk memberikan

anjuran kepada ibu hamil supaya memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6

bulan serta informasi tentang bagaimana caranya agar proses menyusui berjalan

lancar dan yang lebih utama lagi adalah petugas kesehatan juga jangan memberi

susu pabrikan kepada ibu yang persalinannya ditolong olehnya. Selama ini

petugas kesehatan hanya memberitahukan dan menyaran kan bahwa ibu harus

memberikan ASI selama 6 bulan kepada bayi tetapi petugas kesehatan tidak

memberitahukan kepada ibu dengan jelas apa itu sebenarnya memberikan ASI

secara Eksklusif dan bagaimana ASI Eksklusif itu bisa berhasil.

Pendidikan formal ibu juga merupakan salah satu unsur penting dalam

pengetahuan diri untuk meningkatkan status kesehatan diri dan keluarganya.

Pendidikan diperoleh melalui proses belajar tidak hanya mempengaruhi

kepercayaan seseorang tetapi juga mempengaruhi kecenderungan perilaku.

Perubahan sikap dapat berupa penambahan, pengalihan dan modifikasi, artinya

ada kemungkinan satu atau dua kelompok sikap itu berubah tetapi komponen lain

tetap sama (Depkes, 2010).

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu

orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang

disampaikan mengenai hal-hal baru dan menerima berbagai intervensi seperti

intervensi-intervensi kesehatan. Pendidikan juga mempengaruhi pola pikir

pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan setempat (BKKBN, 2013).

Universitas Sumatera Utara


52

5.2 Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklisif terhadap Sikap Ibu Hamil

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap

dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah

mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif

terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak

menyukai objek tertentu.

Sebelum dilakukan penyuluhan secara keseluruhan sikap baik ibu untuk

memberikan ASI kepada bayi masih sedikit dibandingkan setelah diberi

penyuluhan. Hasil penelitian diketahui bahwa dari 42 ibu hamil, sikap baik ibu

sebelum diberi penyuluhan sebanyak 11,9% dan meningkat menjadi 100% setelah

diberi penyuluhan. Pada awalnya setiap ibu mempunyai sifat naluri keibuan untuk

menyusui bayinya, akan tetapi sikap ini berubah menjadi negatif ketika selama

proses menyusui ibu menemukan masalah seperti ASI belum keluar, ASI sedikit,

puting lecet, puting datar, anak rewel, kurangnya dukungan dari keluarga dan

tenaga kesehatan.

Berdasarkan uji paired t-test diketahui bahwa ada pengaruh yang

signifikan penyuluhan ASI Eksklusif dengan peningkatan sikap ibu (p 0,000 <

0,05). Dengan kata lain konseling menyusui dapat meningkatkan sikap ibu dalam

memberi ASI pada bayi berumur 0- 6 bulan.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban sikap ibu sebelum dan sesudah diberi

penyuluhan tampak jelas adanya perubahan sikap ibu yang mampu menjawab

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada setiap item

Universitas Sumatera Utara


53

pernyataan sikap. Sebelum diberi penyuluhan masih ada sikap ibu yang sangat

tidak setuju tentang pernyataan bahwa air susu ibu bisa membuat bayi mencret,

karena adanya anggpan inilah bayi terlalu dini diberi makanan padat. Setelah

diberi penyuluhan sikap ibu yang menjawab sangat setuju untuk setiap item

pernyataan meningkat terutama untuk pernyataan bahwa ASI adalah makanan

utama bagi bayi, sebelum diberi penyuluhan hanya 50,9% ibu yang menjawab

sangat setuju dan setelah diberi penyuluhan meningkat menjadi 97,6%, item

pertanyaan tentang bayi hanya diberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan juga

mengalami peningkatan yaitu dari 21,4% meningkat menjadi 97,6% ibu yang

menjawab sangat setuju dan air putih boleh diberikan pada bayi 0-6 bulan

meningkat juga dari 0% yang menjawab sangat tidak setuju dan 19,0% menjawab

tidak setuju meningkat menjadi 69,0% yang menjawab sangat tidak setuju.

Perubahan sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan

keyakinan/kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan, salah satunya

didapatkan pada pendidikan atau proses belajar. Setelah ibu membaca pesan

tentang ASI Eksklusif, pengetahuan ini akan membawa ibu berfikir, berkeinginan

dan berusaha agar bayinya kelak pada saat persalinan ibu akan memberikan ASI

secara eksklusif.

Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya

adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Manifestasi

sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

Universitas Sumatera Utara


54

(Notoatmodjo, 2012). Aspek yang menentukan sikap secara utuh adalah

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi mempunyai peranan penting.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emilia (2008)

tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam

pemberian ASI ekasklusif menyatakan bahwa penyuluhan dengan metode

ceramah dan leaflet memberikan pengaruh dalam meningkatkan sikap ibu dalam

pemberian ASI eksklusif. Begitu juga halnya dengan hasil penelitian Nasution

(2010) yang menyatakan bahwa penyuluhan dengan menggunakan media leaflet

efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IMD dan

ASI eksklusif.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian merdhika (2012) yang menyatakan

bahwa dengan diberikan penyuluhan maka sikap ibu akan berubah kearah yang

positif. Berdasarkan hasil penelitian Emilia (2008), menyatakan bahwa ada

pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap perubahan sikap ibu hamil

Trimester III tentang inisiasi menyusui dini. Hal yang sama juga dikemukan oleh

(Suparyono, 2008) tentang pengaruh penyuluhan posyandu terhadap pengetahuan

dan sikap ibu balita di Desa Purwoharjo menyimpulkan bahwa pemberian

penyuluhan posyandu pada ibu balita mampu meningkatkan pengetahuan dan

sikap ibu terhadap posyandu. Begitu juga halnya dengan hasil penelitian Nasution

(2010) yang menyatakan bahwa penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

dan sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI eksklusif. Berdasarkan penelitian

Banjarnahor (2012) juga menyatakan bahwa penyuluhan efektif terhadap

peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap pasangan usia subur tentang alat

kontrasepsi IUD.

Universitas Sumatera Utara


55

Sikap seseorang adalah tidak konsisten karena masih dapat dipengaruhi

oleh hal lain yang dianggap penting oleh ibu. Oleh karena itu untuk ibu yang

sikapnya negatif perlu mendapatkan informasi yang lebih intensif tentang

bagaiman proses menyusui agar berjalan lancar, informasi yang disampaikan

meliputi tentang pentingnya ASI untuk bayi, bagaimana cara pemberian ASI yang

baik dan benar serta hal-hal apa saja yang dapat membantu kelancaran proses

menyusui.

Pengertian tentang penyuluhan tidak sekedar diartikan sebagai kegiatan

penerangan, yang bersifat searah dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif

yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun

proses perubahan prilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap

dan tindakan. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada

penyebarluasan informasi yang hanya dilakukan sekali atau dua kali atau pun

tidak terbatas pada seberapa lama penyuluhan dilakukan, tetapi merupakan proses

yang dilakukan terus menerus sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu yang

melelahkan dengan memikirkan inovasi atau media yang menarik sampai

terjadinya perubahan prikalu yang ditunjukan oleh penerima manfaat penyuluhan.

Sikap yang terjadi, tidak berhenti setelah masyarakat mengadopsi atau

menerima informasi yang disampaikan, tetapi juga bisa melakukan tindakan yang

yang sesuai dengan informasi yang telah diterima. Perubahan sikap diharapkan

dapat meningkatkan keinginan ibu dalam bertindak agar memberikan ASI

eksklusif sesuai dengan yang di informasikan dan dapat memberikan ASI secara

Eksklusif dengan baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara


56

Menurut lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2012),

menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor uatama yaitu

faktor predispossisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Sikap ibu merupakan

predisposisi faktor yang dapat diubah dengan pemberian informasi atau pesan

kesehatan.

Informasi yang disampaikan akan dapat diterima ibu jika pemateri dapat

menguasai sasaran yang akan dia berikan. Dalam hal ini proses penyuluhan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bias

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi referensi bagi Bagi Dinas

Kesehatan Kabupaten Langkat agar memilih penyuluhan yang intensif dari masa

ibu hamil sampai ibu bersalin untuk meningkatkan pengetahuan, memperbaiki

sikap serta membuat ibu melakukan tindakan pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan.

Hal ini dapat di laksanakan melalui tenaga kesehatan atau kader-kader posyandu

dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan penyuluhan

ASI Eksklusif dan meningkatkan pemahaman serta informasi secara rutin kepada

masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi 0-6

bulan. Sehingga masyarakat bukan hanya sekedar tahu tetapi juga bisa sadar dan

merubah sikap agar bisa memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap ibu hamil mampu meningkatkan

pengetahuan ibu secara signifikan (p=0,000) tentang pemberian ASI

Eksklusif kepada bayi 0-6 bulan dengan selisih rata-rata pengetahuan ibu

sebelum dan sesudah diberi penyuluhan sebesar 4,976.

2. Penyuluhan ASI Eksklusif kepada ibu hamil meningkatkan sikap ibu

secara signifikan (p=0,000) dalam memberikan ASI kepada bayi 0-6

bulan, dengan selisih rata-rata sikap ibu sebelum dan sesudah diberi

penyuluhan sebesar 15,405.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat agar memilih penyuluhan yang

intensif dari masa ibu hamil sampai ibu bersalin untuk meningkatkan

tindakan dalam pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan.

2. Tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

dalam memberikan penyuluhan ASI Eksklusif dan meningkatkan

pemahaman serta informasi secara rutin kepada masyarakat pada

umumnya dengan menggunakan media yang menarik tentang pentingnya

pemberian ASI kepada bayi 0-6 bulan.

57
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Adiningrum. 2014. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta : Salsabila Pustaka


Alkausat Group.
Baskoro, A. 2008. ASI: Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Penerbit
Banyu Media, 2008
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta
Dinkes Provinsi Sumatera Utara.2012. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun
2012.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2015. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun
2015.
Dinkes Kabupaten Langkat. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun
2014.
Ermianty. Irmayani. Dan H. Baharuddin, L. 2014.Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu (Asi)Eksklusif Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle Kab.Pangkep. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, Vol. 5 NO.1, 2014 : 41- 46.
Fitriani. 2011. Promosi Kesehatan, Jakarta: Graha Ilmu
Ida. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun
2011. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Depok.
Khasanah, N. 2011. ASI atau Susu Formula Ya?. Jakarta: FlashBooks.
Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013 Bidang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2016. Direktorat
Gizi Masyarakat.Jakarta: Tanggal 30 Juni 2016.
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta 2016.
Lestari, D, dkk.2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu
dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar
Bulan.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/66/65.
Diakses 19 November 2016.

58
Universitas Sumatera Utara
59

Notoatmodjo, S. 2007. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan dalam Promosi


Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
___________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
___________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mamonto, T. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian
AsiEksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Bangon
Kecamatan Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu. Jurnal. Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana. Universitas Sam
Ratulangi.
Marmi, S.ST. 2012. ASI Saja Mama...., Berilah Aku ASI Karena Aku Bukan
Anak Sapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media, 2012.
Pinem, D.S. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012. Tugas Akhir.
Bidan Pendidikan Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press. Yogyakarta.
Rachmaniah, N. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif dengan Tindakan ASI Eksklusif. Naskah Publikasi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riksana, R. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Penerbit Dunia Sehat.
Robiwala, M.E, dkk. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif Dengan Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Ilmu Gizi.
Universitas Respati Yogyakarta.
Roesli, U. 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Putaka
Bunda.
Sringati, dkk. 2016. Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Terhadap
Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Jono’oge. Jurnal Kesehatan Tadulako
Vol. 2 No. 1, Januari 2016 : 1- 75.

Sari, N.W. 2015. Efektivitas Penyuluhan Terhadap Peningkatan Perilaku Ibu Hamil
Tentang Imd Dan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Iyu Dan
Puskesmas Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015. Tesis.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


60

Soetjiningsih. 2012. Asi Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC

Undang-Undang Kesehatan RI.2009.Nomor: 36 tahun 2009. Tentang Kesehatan.


Jakarta : Tanggal 13 Oktober 2009.
UNICEF. 2013. ASI Eksklusif, Artinya ASI, Tanpa Tambahan Apapun.
https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html. Diakses 19
November 2016.
Yulianah, N, dkk. 2013. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Kepercayaan
Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bonto Cani Kabupaten Bone Tahun 2013. Jurnal. Program Studi Ilmu
Gizi Fakutas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Wiji, R.N. 2013. Asi dan Panduan Ibu Menyusui, Yokyakarta : Nuha Medika

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

KUESIONER

PENGARUH PENYULUHAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT

KECAMATAN : ................................................................
ALAMAT RUMAH : ................................................................
................................................................
WILAYAH PUSKESMAS : ................................................................
TGL. PENELITIAN : ................................................................

IDENTITAS RESPONDEN
1. No responden :
2. Nama responden :
3.Alamat responden :
4. Umur responden :
a. < 18 tahun
b. 18-25 tahun
c. 26-30 tahun
d. > 30 tahun
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
b. SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan responden :
a. Ibu rumah tangga b. Wiraswasta
c. Buruh d. Pegawai swasta
e. Pegawai negeri/TNI/POLRI

Universitas Sumatera Utara


7. Jumlah anak :
a. 1-2 b. 3-4
c. >5
8. Berapa jumlah orang anak yang tergolong bayi
a. 1 b. 2 c. >2
9. Berapa bulan usia anak terakhir :
a. 0-6 bulan b. 7 bulan-1 tahun c. >1 tahun
10. Penghasilan per bulan :
a. Rp.100.000-500.000
b. Rp.600.000-1.000.000
c. Rp.1.000.000-3.000.0000
d. >Rp.3.000.000

A. PENGETAHUAN
Petunjuk :
Pilihlah jawaban dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang paling benar menurut saudara.

1) Seberapa pentingkah ASI untuk bayi……..


a. Tidak penting
b. Penting
c. Sangat penting
Karena

2) Pemberian ASI eksklusif diberikan pada saat anak berusia........


a. 0-6 bulan
b. 2-6 bulan
c. 0-2 bulan

3) Makanan yang boleh di berikan pada bayi usia 0-6 bulan adalah...
a. ASI saja
b. Nasi Tim
c. Madu

Universitas Sumatera Utara


4) Manfaat ASI eksklusif pada bayi...
a. Mengurangi pendarahan
b. Memenuhi zat gizi anak, membuat anak pintar serta melindungi dari
penyakit infeksi
c. Membuat bayi gemuk

5) Asi yang keluar pada hari pertama setelah melahirkan disebut...


a. colostrum
b. transisi
c. MP-ASI

6) Setelah bayi di berikan ASI eksklusif, sampai umur berapa bayi dilanjutkan
di berikan ASI ..................
a. ASI diberhentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 1 tahun
c. 2 tahun

7) Pada usia berapa bayi boleh di berikan makanan pendamping


ASI..................
a. 1 tahun
b. 6 bulan
c. 5 bulan

8) Menurut ibu, berapa kali ibu menyusui bayi dalam satu hari ......
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. Sesuai dengan keinginan anak

9) Yang bukan manfaat ASI untuk bayi.....


a. Melindungi bayi dari penyakit infeksi
b. Bayi tidak rewel
c. Memaksimalkan tumbuh kembang otak

10) Manfaat ASI untuk ibu adalah...


a. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
b. Menunda haid dan kehamilan
c. a dan b benar

11) Hal-hal yang membuat ASI eksklusif tidak berhasil adalah....


a. Kurangnya dukungan dari orang tua
b. Bayi lebih suka susu formula
c. Bayi tidak mau menyusu

Universitas Sumatera Utara


12) Apa kelebihan antara ASI daripada PASI (Pengganti ASI)?
a. Kandungan nutrisi ASI lebih baik
b. ASI dapat meningkatkan kasih sayang ibu dan anak
c. Semua jawaban benar

13) Yang merupakan pernyataan yang benar tentang ASI adalah....


a. Bayi yang di berikan ASI eksklusif lebih jarang terkena sakit
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
b. Memberikan ASI adalah kegiatan yang tidak praktis dan tidak mudah
c. Berikan ASI hanya pada saat bayi sedang sakit saja

14) Faktor yang mempengaruhi produksi ASI tidak maksimal...


a. Ibu selalu gelisah, kurang percaya diri dan tertekan
b. Bayi keseringan menyusu hingga produksi semakin berkurang
c. a dan b benar

15) Tempat keluarnya ASI pada bagian payudara dinamakan


a. Puting
b. Areola
c. a dan b benar

B. ALAT UKUR SIKAP


Petunjuk :
Di bawah ini ada pertanyaan-pertanyaan tentang sikap Berilah tanda silang
(X) pada jawaban yang paling sesuai Ingat, jawaban tidak harus sama dengan
orang lain, karena setiap orang harus mempunyai kebebasan untuk menjawab.
Pilihan jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak setuju
No Pertanyaan – Pertanyaan SS S TS STS
1 Asi merupakan makanan yang paling baik
untuk anak
2 Asi eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
memberikan makanan/minuman lainnya yang
di berikan pada anak berusia 0 sampai 6 bulan
3 ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak,
menjadikan anak pintar, dan mempererat kasih
sayang anatara ibu dan anaknya
4 Susu formula adalah makanan yang baik untuk
anak berusia 0 sampai 6 bulan

Universitas Sumatera Utara


5 Kandungan zat gizi formula lebih baik dari
pada ASI
6 Dengan memberikan ASI dapat mempererat
hubungan batin antara ibu dengan anak
7 Ibu merasa lebih mudah memberikan susu
formula dibandingkan dengan ASI
8 Dengan memberikan ASI ibu dapat
menghemat biaya pengeluaran keluarga
9 Pada usia 0 sampai 6 bulan, ketika anak
merasa lapar, ibu langsung memberikan ASI
10 Air susu hanya diberikan sampai 2 bulan
11 Bagi ibu bekerja ASI dapat diganti dengan
susu formula
12 Air susu ibu membuat bayi mencret

13 Ibu harus memberikan ASI saja pada bayi 0-6


bulan tanpa makanan dan minuman tambahan
apapun
14 ASI yang diperah ibu bisa basi dan tidak boleh
diberikan kepada anak.
15 Air putih boleh diberikan pada bayi umur 0-6
bulan

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

MASTER DATA PRE-TEST PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN KABUPTEN LANGKAT
No Nama Alamat Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Paritas Bayi Penghasilan Pengetahuan Sikap
Total Kategori Total Kategori
1 Sulastina Alur Dua 3 2 1 1 1 1 9 2 53 1

2 Nurhayati Alur Dua 2 2 1 1 1 1 6 2 51 1

3 Dahliana Alur Dua 3 4 1 1 1 1 8 2 49 1

4 Ayu Alur Dua 2 3 1 1 1 1 9 2 54 1

5 Anggi Syafitri Alur Dua 3 4 1 1 1 2 9 2 35 2

6 Nurajijah Alur Dua 2 4 1 1 1 3 8 2 43 2

7 Helmi Alur Dua 3 3 1 1 1 3 8 2 40 2

8 Rahmadiah Alur Dua 3 3 1 1 1 3 7 2 36 2

9 Sutiah Alur Dua 2 4 1 1 1 3 7 2 35 2

10 Lisa Damayanti Alur Dua 3 4 1 1 1 3 8 2 42 2

11 Masliah Alur Dua 4 3 1 3 1 3 5 3 34 2

12 Fitriani Alur Dua 2 3 1 1 1 2 8 2 35 2

13 Eliani Fitria Alur Dua 2 2 1 1 1 3 12 1 43 2

Universitas Sumatera Utara


14 Arafah Sari Alur Dua 2 4 1 1 1 1 4 3 35 2

15 Dariani Alur Dua 2 4 1 1 1 3 6 2 55 1

16 Dewi Afrida Alur Dua 2 4 1 1 1 1 9 2 33 2

17 Ardianti Pane Alur Dua 2 4 1 1 1 2 9 2 42 2

18 Lasmi Dewi Alur Dua 3 4 1 1 1 3 9 2 35 2

19 Sarmila Alur Dua 3 5 5 1 1 4 8 2 34 2

20 Rosmiati Alur Dua 4 4 1 1 1 3 6 2 36 2

21 Delila Harahap Alur Dua 3 4 1 1 1 3 5 3 38 2

22 Ratna Sartika Alur Dua 3 4 1 1 1 3 8 2 39 2

23 Habibah Alur Dua 4 4 1 1 1 3 7 2 34 2

24 Meli Syahfitri Alur Dua 2 4 1 1 1 2 8 2 33 2

25 Masdeliana Alur Dua 4 4 1 2 1 3 7 2 40 2

26 Siti Khadijah Alur Dua 4 5 5 1 1 4 6 2 39 2

27 Nirmala Sari Alur Dua 3 4 1 1 1 4 10 1 40 2

28 Ainun Alur Dua 2 4 4 1 1 3 8 2 36 2

29 Siti Aminah Alur Dua 4 4 1 1 1 4 8 2 37 2

30 Aryani Alur Dua 3 4 1 1 1 3 11 1 39 2

Universitas Sumatera Utara


31 Rasmalah Alur Dua 4 5 4 1 1 4 5 3 34 2

32 Dewi Puspita Alur Dua 3 5 5 1 1 4 5 3 33 2

33 Sarlia Dewi Alur Dua 2 4 1 1 1 3 10 1 36 2

34 Nurmaulida Alur Dua 4 5 5 1 1 4 11 1 41 2

35 Hotmaida Siregar Alur Dua 3 4 1 1 1 3 9 2 34 2

36 Marsidah Sari Alur Dua 3 4 1 1 1 2 8 2 33 2

37 Cantika Putri Alur Dua 2 4 1 1 1 3 7 2 30 3

38 Putri Ananda Alur Dua 1 1 1 1 1 3 8 2 37 2

39 Lisna Putri Alur Dua 2 4 1 1 1 3 9 2 38 2

40 Erna Mulida Alur Dua 2 5 1 1 1 3 4 3 35 2

41 Riski Amanah Alur Dua 1 2 1 1 1 3 6 2 39 2

42 Denia Alur Dua 3 4 1 1 1 3 9 2 37 2

Universitas Sumatera Utara


MASTER DATA POST-TEST PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
HAMIL DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN KABUPTEN LANGKAT
No Nama Alamat Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Paritas Bayi Penghasilan Pengetahuan Sikap

Total Kategori Total Kategori

1 Sulastina Alur Dua 3 2 1 1 1 1 13 1 54 1

2 Nurhayati Alur Dua 2 2 1 1 1 1 13 1 55 1

3 Dahliana Alur Dua 3 4 1 1 1 1 14 1 54 1

4 Ayu Alur Dua 2 3 1 1 1 1 14 1 55 1

5 Anggi Syafitri Alur Dua 3 4 1 1 1 2 13 1 54 1

6 Nurajijah Alur Dua 2 4 1 1 1 3 14 1 54 1

7 Helmi Alur Dua 3 3 1 1 1 3 12 1 54 1

8 Rahmadiah Alur Dua 3 3 1 1 1 3 13 1 54 1

9 Sutiah Alur Dua 2 4 1 1 1 3 13 1 55 1

10 Lisa Damayanti Alur Dua 3 4 1 1 1 3 14 1 53 1

11 Masliah Alur Dua 4 3 1 3 1 3 14 1 54 1

12 Fitriani Alur Dua 2 3 1 1 1 2 11 1 55 1

13 Eliani Fitria Alur Dua 2 2 1 1 1 3 14 1 53 1

Universitas Sumatera Utara


14 Arafah Sari Alur Dua 2 4 1 1 1 1 8 2 53 1

15 Dariani Alur Dua 2 4 1 1 1 3 13 1 55 1

16 Dewi Afrida Alur Dua 2 4 1 1 1 1 13 1 54 1

17 Ardianti Pane Alur Dua 2 4 1 1 1 2 12 1 56 1

18 Lasmi Dewi Alur Dua 3 4 1 1 1 3 13 1 53 1

19 Sarmila Alur Dua 3 5 5 1 1 4 12 1 55 1

20 Rosmiati Alur Dua 4 4 1 1 1 3 11 1 54 1

21 Delila Harahap Alur Dua 3 4 1 1 1 3 14 1 51 1

22 Ratna Sartika Alur Dua 3 4 1 1 1 3 14 1 56 1

23 Habibah Alur Dua 4 4 1 1 1 3 12 1 54 1

24 Meli Syahfitri Alur Dua 2 4 1 1 1 2 14 1 53 1

25 Masdeliana Alur Dua 4 4 1 2 1 3 14 1 57 1

26 Siti Khadijah Alur Dua 4 5 5 1 1 4 14 1 56 1

27 Nirmala Sari Alur Dua 3 4 1 1 1 4 14 1 55 1

28 Ainun Alur Dua 2 4 4 1 1 3 12 1 56 1

29 Siti Aminah Alur Dua 4 4 1 1 1 4 9 2 53 1

Universitas Sumatera Utara


30 Aryani Alur Dua 3 4 1 1 1 3 14 1 53 1

31 Rasmalah Alur Dua 4 5 4 1 1 4 14 1 57 1

32 Dewi Puspita Alur Dua 3 5 5 1 1 4 13 1 57 1

33 Sarlia Dewi Alur Dua 2 4 1 1 1 3 11 1 52 1

34 Nurmaulida Alur Dua 4 5 5 1 1 4 12 1 51 1

35 Hotmaida Siregar Alur Dua 3 4 1 1 1 3 13 1 57 1

36 Marsidah Sari Alur Dua 3 4 1 1 1 2 12 1 51 1

37 Cantika Putri Alur Dua 2 4 1 1 1 3 12 1 53 1

38 Putri Ananda Alur Dua 1 1 1 1 1 3 11 1 53 1

39 Lisna Putri Alur Dua 2 4 1 1 1 3 13 1 52 1

40 Erna Mulida Alur Dua 2 5 1 1 1 3 14 1 54 1

41 Riski Amanah Alur Dua 1 2 1 1 1 3 12 1 52 1

42 Denia Alur Dua 3 4 1 1 1 3 11 1 52 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

ANALISIS UNIVARIAT
Umur

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <18 tahun 2 4.8 4.8 4.8
18-25 tahun 16 38.1 38.1 42.9
26-30 16 38.1 38.1 81.0
>30 tahun 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pendidi kan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak tamat sekolah
1 2.4 2.4 2.4
atau tidak tamat SD
SD 4 9.5 9.5 11.9
SLTP 5 11.9 11.9 23.8
SMA 26 61.9 61.9 85.7
Perguruan Tinggi 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 36 85.7 85.7 85.7
Pegawai Swasta 2 4.8 4.8 90.5
Pegawai
4 9.5 9.5 100.0
Negeri/TNI /POLRI
Total 42 100.0 100.0

Paritas

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-2 40 95.2 95.2 95.2
3-4 1 2.4 2.4 97.6
>5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Paritasbayi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-1 42 100.0 100.0 100.0

Penghasil an

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rp 100.000 - 500.000 6 14.3 14.3 14.3
Rp 600.000 - 1.000.000 5 11.9 11.9 26.2
Rp 1.000.000 - 3.000.000 24 57.1 57.1 83.3
>Rp 3.000.000 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

PRE TEST
PENGETAHUAN
P1

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0

P2

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

P3

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 33 78.6 78.6 78.6
Benar 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

P4

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

P5

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 47.6 47.6 47.6
Benar 22 52.4 52.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

P6

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 22 52.4 52.4 52.4
Benar 20 47.6 47.6 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

P7

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 26 61.9 61.9 61.9
Benar 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

P8

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

P9

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

P10

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 57.1 57.1 57.1
Benar 18 42.9 42.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

P11

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 31 73.8 73.8 73.8
Benar 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

P12

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

P13

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

P14

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 27 64.3 64.3 64.3
Benar 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

P15

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 27 64.3 64.3 64.3
Benar 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 11.9 11.9 11.9
Sedang 31 73.8 73.8 85.7
Kurang 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

SIKAP
S1

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 4 9.5 9.5 9.5
S 22 52.4 52.4 61.9
SS 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

S2

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 10 23.8 23.8 23.8
S 23 54.8 54.8 78.6
SS 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

S3

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 2.4 2.4 2.4
TS 10 23.8 23.8 26.2
S 24 57.1 57.1 83.3
SS 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

S4

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 2 4.8 4.8 4.8
S 17 40.5 40.5 45.2
TS 18 42.9 42.9 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

S5

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 3 7.1 7.1 7.1
S 16 38.1 38.1 45.2
TS 14 33.3 33.3 78.6
STS 8 19.0 19.0 97.6
5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

S6

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 7 16.7 16.7 16.7
TS 14 33.3 33.3 50.0
S 15 35.7 35.7 85.7
SS 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

S7

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 4 9.5 9.5 9.5
S 17 40.5 40.5 50.0
TS 16 38.1 38.1 88.1
STS 4 9.5 9.5 97.6
5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

S8

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 9 21.4 21.4 21.4
TS 9 21.4 21.4 42.9
S 13 31.0 31.0 73.8
SS 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

S9

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 5 11.9 11.9 11.9
TS 10 23.8 23.8 35.7
S 17 40.5 40.5 76.2
SS 10 23.8 23.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

S10

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 3 7.1 7.1 7.1
S 25 59.5 59.5 66.7
TS 7 16.7 16.7 83.3
STS 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

S11

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 5 11.9 11.9 11.9
TS 13 31.0 31.0 42.9
S 19 45.2 45.2 88.1
SS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

S12

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 6 14.3 14.3 14.3
S 21 50.0 50.0 64.3
TS 10 23.8 23.8 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

S13

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 7 16.7 16.7 16.7
TS 20 47.6 47.6 64.3
S 10 23.8 23.8 88.1
SS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

S14

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 6 14.3 14.3 14.3
S 22 52.4 52.4 66.7
TS 12 28.6 28.6 95.2
STS 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

S15

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 14 33.3 33.3 33.3
S 20 47.6 47.6 81.0
TS 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Sikap

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 11.9 11.9 11.9
Sedang 36 85.7 85.7 97.6
Kurang 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

POST TEST
PENGETAHUAN
P1

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0

P2

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 2.4 2.4 2.4
Benar 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0

P3

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0

P4

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 2.4 2.4 2.4
Benar 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0

P5

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
Benar 39 92.9 92.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

P6

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
Benar 39 92.9 92.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

P7

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 9.5 9.5 9.5
Benar 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

P8

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

P9

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 11.9 11.9 11.9
Benar 37 88.1 88.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

P10

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 16.7 16.7 16.7
Benar 35 83.3 83.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

P11

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 23 54.8 54.8 54.8
Benar 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

P12

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 11 26.2 26.2 26.2
Benar 31 73.8 73.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

P13

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 9.5 9.5 9.5
Benar 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

P14

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 28.6 28.6 28.6
Benar 30 71.4 71.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

P15

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 14.3 14.3 14.3
Benar 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 40 95.2 95.2 95.2
Sedang 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

SIKAP
S1

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 1 2.4 2.4 2.4
SS 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0

S2

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 6 14.3 14.3 14.3
SS 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

S3

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 7 16.7 16.7 16.7
SS 35 83.3 83.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

S4

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 13 31.0 31.0 31.0
STS 29 69.0 69.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

S5

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 12 28.6 28.6 28.6
STS 30 71.4 71.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

S6

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 19 45.2 45.2 45.2
SS 23 54.8 54.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

S7

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 37 88.1 88.1 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

S8

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 10 23.8 23.8 23.8
SS 32 76.2 76.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

S9

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 28 66.7 66.7 66.7
SS 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

S10

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 26 61.9 61.9 61.9
STS 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

S11

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 20 47.6 47.6 47.6
SS 22 52.4 52.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

S12

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 23 54.8 54.8 54.8
STS 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

S13

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 6 14.3 14.3 14.3
SS 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

S14

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 28 66.7 66.7 66.7
STS 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

S15

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 1 2.4 2.4 2.4
TS 12 28.6 28.6 31.0
STS 29 69.0 69.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Sikap

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 42 100.0 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Paired–Sample T Test
PENGETAHUAN
Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 peng_pre 7,71 42 1,852 ,286
peng_post 12,69 42 1,405 ,217

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 peng_pre & peng_post 42 ,078 ,625

Paired Samples Test

Paired Diff erences


95% Confidence
Interv al of the
Std. Error Diff erence
Mean Std. Dev iation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 peng_pre - peng_post -4,976 2,236 ,345 -5,673 -4,279 -14,423 41 ,000

Paired–Sample T Test
SIKAP
Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 sikap_pre 38,62 42 5,984 ,923
sikap_post 54,02 42 1,645 ,254

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 sikap_pre & sikap_post 42 ,083 ,603

Paired Samples Test

Paired Diff erences


95% Confidence
Interv al of the
Std. Error Diff erence
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 sikap_pre - sikap_post -15,405 6,073 ,937 -17,297 -13,512 -16,439 41 ,000

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8
FOTO PENELITIAN

Kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif

Pembagian leafleat

Universitas Sumatera Utara


Pengisian Post-Test beberapa hari setelah penyuluhan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai