SKRIPSI
OLEH
IKA PURNAMA SARI PURBA
NIM : 131000123
OLEH
IKA PURNAMA SARI PURBA
NIM : 131000123
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH
hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung resiko atau
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak lain
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Status gizi erat kaitannya dengan tingginya angka kesakitan dan kematian
bayi/balita, Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada bayi/balita. Salah satu penyebab rendahnya
cakupan ASI eksklusif adalah kurangnya dukungan tenaga kesehatan kepada ibu
yaitu dalam hal penyuluhan untuk memberi ASI pada bayi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap
pengetahuan dan sikap ibu hamil di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat.
Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan rancangan one
group pre- and post-test. Populasi adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III
sebanyak 42 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling, pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap
ibu dianalisis dengan uji t-dependent test pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan ibu
sebelum diberi penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 7,71 dan setelah diberi
penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 12,69, rata-rata nilai sikap ibu sebelum diberi
penyuluhan ASI Eksklusif sebesar 38,62 dan setelah diberi penyuluhan ASI
Eksklusif sebesar 54,02, hal ini menunjukan bahawa terjadi peningkatan yang
signifikan (p=0,000) pengetahuan dan sikap ibu dalam memberi ASI Eksklusif
antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat agar penyuluhan
ASI Eksklusif kepada ibu hami dijadikan sebagai salah satu alat untuk
meningkatkan cakupan ibu memberi ASI pada bayi/balita dan tenaga kesehatan
agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan
penyuluhan.
Kata Kunci : Penyuluhan ASI Eksklusif, pengetahuan, sikap ibu, pemberian ASI
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, atas berkat dan
Sumatera Utara.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof, Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Keselamatan
Sumatera Utara.
v
Universitas Sumatera Utara
4. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
6. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah
7. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan
8. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
10. Martalena Sembiring SKM, selaku kepala Puskesmas Desa Lama yang telah
11. Yang teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, ibunda Masliah dan
ayahanda Sanggup Purba serta saudariku Lisa Damayanti Purba yang telah
vi
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan skripsi ini serta semua pihak yang telah memberikan bantuan
Dalam penyelesaian skripsi ini, masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kesempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala
Penulis
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ xiii
viii
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Populasi .................................................................................33
3.3.2 Sampel ...................................................................................33
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................33
3.4.1 Jenis Data...............................................................................33
3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ............................................34
3.5 Defenisi Operational ........................................................................35
3.6 Metode Pengukuran .........................................................................33
3.6.1 Pengetahuan ...........................................................................35
3.6.2 Sikap ......................................................................................35
3.7 Metode Analisis Data .....................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Desa di Kecamatan Sei Lepan ........39
Tabel 4.6 Distribusi Penghasilan Ibu Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan
Tabel 4.7 Perbedaan Rata-Rata Nilai Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan
Tabel 4.9 Perbedaan Rata-Rata Nilai Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Utara
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi.
ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan
oleh kelenjar mammae ibu, berguna sebagai makanan bayi dan merupakan sumber
gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Cairan tanpa tanding
ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi dalam
susu ibu berada dalam tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik
bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada yang sama, ASI juga kaya akan sari-sari
masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini (Anik, 2012)
lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan). Untuk mencapai tumbuh kembang
yang optimal, didalam Global Strategy For Infant and Young Child Feeding,
pertama memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai usia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu
1
Universitas Sumatera Utara
2
ibu (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Kemenkes RI, 2014)
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangan. ASI memberi semua
energi dan gizi yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian
penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta
(Maryunani, 2012)
namun demikian sebagian besar ibu di banyak negara mulai memberi bayi
makanan dan minuman buatan sebelum 6 bulan dan banyak yang berhenti
ASI ekslusif ini disebabkan oleh pengetahuan ibu tentang ASI dan ASI eksklusif
yang kurang.
eksklusif di Indonesia sebesar 15,3% dan tahun 2013 cakupan ASI eksklusif
sebesar 30,2%, walaupun mengalami peningkatan tetapi cakupan ini masih jauh di
bawah standar yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir atau
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga masih jauh dari harapan yaitu sebesar 29,3%
tahun 2010 dan ditahun 2013 meningkat menjadi 34,5%. Selama menunggu ASI
keluar maka bayi telah diberikan makanan prelakteal yaitu susu formula. Tahun
2010 sekitar 44,4% bayi telah diberikan makanan prelakteal dan ditahun 2013
Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2004-2012
tahun 2012 sebesar 20,33% merupakan pencapain terendah selama kurun waktu
Lawas, Kota Medan dan Gunung Sitoli. Pencapaian tertinggi ada di Kabupaten
Labuhan Batu Utara yaitu 68,81% (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012).
Cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2011-2015
peningkatan yang cukup besar yaitu sekitar 10% dibanding tahun 2014 dan telah
yaitu Nias, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu,
Asahan, Nias Selatan, Serdang Bedagai, Nias Utara, Kota Tanjung Balai,
Pematang Siantar, Tebing Tinggi, dan Binjai. Daerah dengan pencapain terendah
yaitu <10% adalah kota gunung sitoli (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2015)
Angka tersebut masih sangat jauh dari persentase yang di targetkan. Hal ini
disebabkan oleh kurang nya pengetahuan ibu dan kurangnya perhatian dari
Eksklusif.
kalau pemberian ASI eksklusif tidak akan berhasil, penyapihan sering dilakukan
setelah bayi berumur 2 bulan dengan alasan anak lebih sehat dan gemuk jika
diberi susu pabrikan dibanding ASI jadi ibu tidak merasa bersalah untuk tidak
memberi ASI, ASI sedikit dan encer, orang tua yang tinggal bersama keluarga ibu
menyusui menyarankan agar segera memberikan makanan padat pada bayi, ibu
merasa ASI saja tidak cukup untuk bayi karena bayi rewel dan sering menangis
dan ibu harus kembali bekerja. Dari itu harus ada intervensi yang menunjang
peningkatan dalam pengetahuan ibu serta kemauan dari tenaga kesehatan dan
asi eksklusif tersebut. Begitu juga dengan kehidupan sehari-hari, banyak ibu-ibu
yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI (Ngesti, 2016).
pengetahuan, motivasi ibu yang rendah, sikap negatif ibu dan tidak adanya
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk dukungan petugas kesehatan yang dapat
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan setiap bayi berhak
menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan, dampaknya akan lama tetapi bila perilaku
berhasil diadopsi masyarakat maka akan langgeng bahkan selama hidup akan
ibu hamil untuk lebih mengetahui tentang ASI eksklusif. Informasi akan membuat
seseorang ingin lebih mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih
menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Agar
kegiatan penyuluhan dapat mencapai hasil yang maksimal, maka metode dan
media penyuluhan perlu mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan
digunakan pada kelompok yang pesertanya lebih dari 15 (lima belas) orang. Pada
metode ceramah dapat terjadi proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan
melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama sasaran
(Notoatmodjo, 2012).
kesehatan bagi masyarakat karena dapat memberikan detil pesan yang tidak
perubahan perilaku tersebut. Selain leaflet, media penyuluhan flip chart juga
bagus sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan penyuluhan. Flip chart
dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar
(halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan
terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei
tentang ASI Eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di kelurahan
1.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan tentang ASI
Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, di harapkan bermanfaat bagi petugas
puskesmas di wilayah Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan sebagai bahan
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Fitriani,
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Ircham dan
Eko, 2013)
mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita sampaikan dengan
baik dan benar dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide
baru tersebut dalam kehidupannya. Indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang
pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan antara lain tahap sadar (awarness),
pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari
(interest), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta
9
Universitas Sumatera Utara
10
serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis.
Kemudian tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau
mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah
dapat dilanjutkan. Tahap terakhir yaitu tahap penerapan atau adopsi (adoption),
pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan
digunakan untuk merubah perilaku baru atau membina seseorang yang mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini,
antra lain bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling) dengan cara ini
kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh
1. Wawancara (Interview)
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak
terhadap perubahan. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam
lagi.
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Efektivitas suatu
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain
ceramah dan seminar. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang
apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan.
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun diagram atau skema.
dapat melakukan hal-hal seperti sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak
boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas,
pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah, apabila berdiri di depan (di
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain
; diskusi kelompok, curah pendapat (Brain storming), bola salju (snow balling),
permainan simulasi.
dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian,
hal yang wajar. Metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah
bahwa media pembelajar atau penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat
audience sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri audience
(kholid, 2012)
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca
indera, semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka
1. Media Cetak
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
isinya pada saat santai, informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman,
dapat memberikan detil yang tidak mungkin bila disampaikan dengan lisan,
umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang, materi cenderung komersial
berisi iklan, leaflet tidak tahan lama dan mudah hilang, dapat menjadi
c. Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
d. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi-
buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya
tersebut.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan
2. Media Elektronik
2.2 Pengetahuan
panca indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
yaitu:
1. Tahu (Know)
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini
2. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
4. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
organisasi tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja:
5. Sintesa (Synthesis)
yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin
diukur dari objek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin
2.3 Sikap
objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap
yang tertutup tersebut. Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau
respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
terhadap suatu objek. Kedua kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu
(Receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang
memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti
keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang
Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tandingan ciptaan Allah
kemungkinanan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu
berada pada tingkatan terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi
tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan
teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini
(Maryunani, 2012).
ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. ASI adalah suatu emulsi
lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi
oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI
dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Banyak hal yang
keutamaan ASI dibandingkan makanan pengganti ASI yang sering dikenal dengan
PASI (Pengganti Air Susu Ibu). Kandungan zat gizi dalam kolostrum (ASI yang
dikeluarkan pada hari pertama sampai ketiga atau keempat sesuadah melahirkan)
memiliki protein tinggi. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena
dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat
Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian
menunjukkan, bayi yang diberikan ASI secara khusus terlindung dari serangan
penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal ini disebabkan zat-zat kekebalan
penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap
telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur di dalam ASI yang dapat membentuk
ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan tambahan dalam bentuk apapun dari
usia 0-6 bulan. Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan diambil berdasarkan hasil dalam kajian WHO, yang
semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama,
mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga anti oksidan. Berdasarkan hal
ASI eksklusif (menyusui dengan ASI saja sampai bayi berumur enam
bulan) merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI sejak bayi lahir sampai sekitar
usia enam bulan. Selama itu bayi diharapkan tidak mendapatkan tambahan cairan
lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI
Eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit,
bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai
enam bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi
sampai usia enam bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia enam bulan,
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama
disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan
sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja
dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman belum lagi jika
tidak disajikan secara higenis. Hasil riset terakhir dari penelitian di Indonesia
menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum iya berumur 6 bulan,
lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan pamas dibandingkan bayi
Kesadaran, bahkan kemauan saja tak cukup bagi ibu yang ingin
memberikan ASI Eksklusif. Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar
keinginan menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebut yaitu
hanya memberikan ASI saja sampai enam bulan, menyusui dimulai 30 menit
setelah bayi lahir, tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada
bayi yang baru lahir, menyusui sesuai kebutuhan bayi, berikan kolostrum (ASI
yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi), cairan lain yang
boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup
(Marimi, 2012).
memulai dan mencapai ASI eksklusif. Langkah pertama menyusui dalam satu jam
setelah melahirkan, langkah kedua menyusui secara eksklusif: hanya ASI saja.
Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekali pun,
menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang
dan malam, tidak menggunakan botol susu maupun empeng, mengeluarkan ASI
dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak besama anak,
dalam ASI yang luar biasa dan tidak terdapat pada jenis susu manapun
(Adiningrum, 2014). Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI
yaitu :
komposisi ASI ibu bukan karena makanan yang berlainan dan perbedaan etnik,
bukan pula karena lebih kaya atau lebih gemuk. Kemampuan usus bayi untuk
ASI ibu dari hari ke hari juga tidak tetap. Komposisi ASI ibu hari ini disesuaikan
dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang hari ini. Oleh karen itu, tidak ada
satu hari pun yang komposisi ASI-nya persis sama. Saat lahir, bayi dibekali daya
tahan tabuh dari ibu cukup banyak. Bayi ASI akan dilindungi oleh daya tahan dari
ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri dari zat hidup,
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI
eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga
menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel sarat otak.
Selain itu ASI juga meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak (bonding). ASI
membuat bayi lebih nyaman dalam dekapan ibunya. Ia akan menjadi pribadi yang
matang.
yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini
mengakibatkan diare. Selain itu di dalam ASI terdapat laktoferin yang berfungsi
memberikan keuntungan pada ibu. Ada beberapa manfaat bagi ibu yang menyusui
kontriksi pembuluh darah sehingga akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan
menurunkan angka kejadian anemia dan angka kematian ibu yang melahirkan.
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang amam, murah dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada
enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat
tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui
secara eksklusif akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umumnya bila semua
wanita dapat melanjutkan menyusui sampai berumur 2 tahun atau lebih, diduga
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak
air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu
panas.
serta Masyarakat.
sumber makanan bagi bayi dan anak, meningkatkan status ekonomi ibu dan
oleh reflek prolaktin dan reflek let down yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu. Reflek prolaktin berperan untuk membuat
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya tinggi. Setelah
partus estrogen dan progesteron berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi
sehingga keluar prolaktin. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu. Pada ibu menyusui, prolaktin akan meningkat
dalam keadaan stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan
pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek dan obat-obatan seperti ergot, I-
dopa.
Reflek let down merupakan reflek yang berasal dari rangsangan isapan
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut.
sel akan memeras air susu keluar dari alveoli dan masuk ke duktulus yang akan
bayi, mencium bayi dan memikirkan bayi, sedangkan yang menghambat adalah
keadaan bingung/pikiran kacau, takut, merasa sakit atau malu ketika menyusui,
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
bahan makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal
sampai usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan
Berdasarkan Stadium Laktasi, ASI dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Kolostrum
payudara dari hari pertama sampai hari ke tiga atau ke empat. Merupakan cairan
dengan susu yang matur. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan
mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Lebih banyak mengandung
protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang
matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein makin
rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi, juga volume
komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI
ini merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi
menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-
2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk ( ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui,
setelah 15-20 menit. Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan
dengan foremilk.
laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI. Manajemen laktasi melalui 3 tahap yaitu pada masa kehamilan
(antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar dari rumah sakit
(perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun
(postnatal).
sudah ditentukan. Kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal satu kali pada
trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II (usia
kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40
langkah yaitu : 1) meyakinkan diri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI
adalah amanah Ilahi; 2) makan dengan teratur, penuh gizi dan seimbang; 3)
keberhasilan diri, kesehatan, dan cukup istirahat; dan 6) mengikuti senam hamil.
2. Periode Perinatal
bayi selanjutnya, dalam hal ini bayi harus mendapatkan cukup ASI, yang
dilanjutkan dengan cara menyusui yang baik dan benar, baik posisi maupun cara
melekatkan bayi pada payudara ibu. Pemberian ASI Eksklusif pada masa ini
meliputi : 1) bersihkan puting susu sebelum anak lahir; 2) susuilah bayi segera
mungkin, jangan lebih dari 30 menit pertama setelah lahir (inisiasi menyusui
dini); 3) lakukan rawat gabung, yakni bayi selalu disamping ibu selama 24 jam
penuh setiap hari; 4) jangan beri makanan atau minuman selain ASI; 5) jangan
membutuhkan, jangan dijadwal. Susuilah juga bila payudara ibu terasa penuh.
Ingatlah bahwa makin sering menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran
ASI; 7) setiap kali menyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian serta
harus yakin payudara telah kosong atau bayi tidak lagi mau menghisap; dan 8)
mintalah petunjuk kepada petugas rawat gabung, bagaimana cara menyusui yang
3. Periode Postnatal
karena itu perlu diusahakan agar sesudah persalinan pembentukan ASI dapat
lancar dan tidak menjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya yaitu dengan
kelahiran bayi, salah satu perawatan yang diberikan adalah perawatan payudara.
Pada masa post natal yang harus dilakukan dalam pemberian ASI ialah : 1)
berikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan atau penyusuan eksklusif dan teruskan
Dini (IMD) selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran bayi, ASI
Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman, ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari
ataupun dot.
yang mengakibatkan gagal dalam pemberian yaitu yang pertama adalah stress
disebabkan oleh ibu yang kurang percaya diri dalam menghadapi bayi dan tidak
ada dukungan dari lingkungan keluarga (suami, orang tua, mertua, atau saudara
yang tinggal serumah). Yang kedua adalah bingung puting yaitu suatu keadaan
yang terjadi karena bayi mendapatkan susu formula dalam botol bergati-ganti
dengan menyusu pada ibu disebabkan oleh bayi yang langsung mengisap susu
dari botol, umumnya akan mengalami bingung puting sebab prinsip kerja
mengisap botol sangat berbeda dengan mengisap payudara ibu. Ketiga, ASI tidak
keluar disebabkan oleh si ibu cemas, pengaruh obat-obatan, kelainan hormon, dan
kelainan jaringan payudara. Keempat, ASI kurang atau sedikit disebabkan oleh
bayi tidak sering sisusukan, kurang lama disusukan, tidak dilakukan persiapan
puting terlebih dahulu, ibu cemas dan pengaruh obat-obatan. Kelima, puting lecet
ASI Eksklusif adalah emasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi
0-6 bulan yang tidak ada masalah medis, masih banyaknya perusahaan yang
bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini
masih banyak tenaga kesehatan di tingkat layanan yang belum berpihak pada
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong
untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan, masih sangat terbatasnya tenaga
kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10
ASI eksklusif, sedangkan variabel dependen adalah Pengetahuan dan sikap ibu
Pengetahuan Ibu
Penyuluhan tentang ASI
Eksklusif
Sikap Ibu
group pre- and post-test yaitu rancangan penelitian yang tidak menggunakan
Intervensi
Pre-test Post-test
puskesmas Desa Lama Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten
Langkat.
2017.
33
Universitas Sumatera Utara
34
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III
dengan usia kehamilan 6-9 bulan yang ada di Kecamatan Sei Lepan yang
berjumlah 42 orang.
3.3.2 Sampel
seluruh ibu hamil trimester II dan III dengan usia kehamilan 6-9 minggu yang ada
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari ibu hamil
trisemester II dan III dengan usia kehamilan 6-9 bulan dengan wawancara
usia kehamilan, umur ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak,
jumlah anak yang tergolong bayi, dan penghasilan per bulan. Data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan, data Profil Kesehatan Kabupaten Langkat dan
bidan yang bertugas di wilayah kerja puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei
Lepan. Data yang diperoleh dari puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
a. Persiapan Penelitian
b. Pelaksanaan Penelitian
untuk di beri arahan tentang tatacara kegiatan ini, kemudian dilanjutkan dengan
pre-test selama 20 menit. Setelah itu dilakukan pemberian materi penyuluhan oleh
pemateri yang telah diberikan penjelasan materi tentang ASI Eksklusif. Pada
menggunakan media flipchart (lembar balik) yang berfungsi sebagai alat bantu
bagi pemateri dalam menyampaikan materi agar materi yang di berikan lebih
mudah dimengerti oleh responden. Media berikutnya adalah leaflet yang berfungsi
sebagai media yang dapat dibaca sendiri dan dibawa pulang oleh responden
sehingga dapat dilihat kembali dan dibaca saat responden berada di rumah.
menit. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan modul yang sudah
tidak memberikan ASI dan tidak menyusui, bahaya susu formula dan dot, dan
perencanaan tempat dan siapa yang akan membantu proses persalinan diikuti
pembagian leaflet. Setelah itu di berikan waktu 3 hari sebelum melakukan post-
test agar mengetahui apakah materi penyuluhan yang diberikan pemateri masih
melekat atau tidak pada responden. Di hari ke empat akan di lakukan post-test
keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
3.6.1 Pengetahuan
terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar diberi skor 1, dan
salah diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 15.
skor<40% 0-5
3.6.2 Sikap
pernyataan dengan alternatif jawaban, jika jawaban sangat setuju diberi skor 4,
setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1
sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3 dan
sangat tidak setuju diberi skor 4, jumlah skor maksimal 60 dan skor minimal 15
terikat.
dengan jumlah penduduk 50,068 jiwa dan kepadatan 76 jiwa/km 2.Sebagian besar
penduduk kecamatan ini didiami oleh suku melayu 65%, suku jawa 15% dan
batak 10%, selebihnya didiami oleh suku-suku lain. Kecamatan Sei Lepan
Lepan, dari Kecamatan Sei Lepan sebanyak 9 Desa dan 5 Kelurahan yang di
naungi oleh Puskesmas Desa Lama. Jarak Puskesmas Desa Lama dari ibukota
39
Universitas Sumatera Utara
40
berikut :
Sawit Sebrang.
2. Polindes : 14 buah
3. Ambulans : 1 buah
antara <18 sampai dengan >30 tahun. Distribusi kelompok umur ibu hamil dapat
adalah 18-25 dan 26-30 tahun sebanyak 38,1% dan yang terendah adalah
Dalam penelitian ini ibu hamil yang diteliti dari latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu hamil yang
SLTP sebanyak 11,9 %, SD sebanyak 9,5 % dan yang terendah adalah tingkat
rumah tangga sebesar 85,7 % dan yang terendah adalah ibu yang bekerja sebagai
pegawai swasta yaitu sebesar 4,8 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini :
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif. Tabel berikut ini
Eksklusif.
kurang sebanyak 14,3 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sedikit ibu yang
diberi penyuluhan ASI Eksklusif, sebagian besar pengetahuam ibu yang baik
sedang 4,8% dan tidak ada lagi ibu yang pengetahuan kurang 0%.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan tampak jelas kenaikan jumlah ibu yang mampu menjawab dengan
benar pada setiap item pertanyaan sesudah diberikan. Hal ini tampak dari jumlah
ibu yang menjawab pada item pernyataan tentang ASI cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi yaitu dari 66,0% meningkat menjai 96,2%, makanan padat hanya
boleh dikonsumsi oleh anak berusia di atas 6 bulan meningkat dari 32,1%
menjadi 83,0%, ASI adalah makanan bayi dari berumur 0 sampai 6 bulan terjadi
peningkatan setelah diberi penyuluhan yaitu dari 49,1% menjadi 94,3%, dan dan
yang menjawab bahwa makanan yang hanya boleh diberikan kepada bayi adalah
Tabel 4.7 Perbedaan rata-rata nilai pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan
Variabel Rerata t P
pengetahuan Sebelum 7,71
penyuluhan 14,423 0,000
Sesudah 12,69
penyuluhan
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata skor pengetahuan ibu
sebelum diberi penyuluhan sebesar 7,71 dan sesudah diberi penyuluhan rata-rata
dan sesudah diberi penyuluhan sebesar 4,976. Dari hasil analisa dengan
menggunakan uji statistik paired sample t test diperoleh nilai t hitung sebesar
(p=0,000), dimana nilai p < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
pengetahuan ibu antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan ASI Eksklusif.
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat diketahui sikap ibu sebelum
dan sesudah diberi Penyuluhan. Tabel berikut ini menunjukan sikap ibu sebelum
Tabel 4.8 Distribusi Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan
ASI Eksklusif
Penyuluhan ASI Eksklusif
No Sikap ibu ibu
Sebelum Sesudah
N % N %
1 Baik 5 11,9 42 100
2 Sedang 36 85,7 0 0
3 Kurang 1 2,4 0 0
Jumlah 42 100 42 100
sebelum diberi penyuluhan yang sikap baik sebanyak 11,9% , sikap sedang
sebanyak 85,7% dan yang sikap kurang sebanyak 2,4%. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa sebelum diberi penyuluhan masih sedikit ibu yamg bersikap
baik.
diberi penyuluhan, keseluruhan ibu memiliki sikap baik yaitu sebanyak 100% ini
berarti bahwa sikap ibu yang memiliki sikap baik mengalami peningkatan secara
Hal ini dapat dilihat dari jawaban sikap ibu sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan tampak jelas adanya perubahan sikap ibu yang mampu menjawab
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada setiap item
pernyataan sikap. Sebelum diberi penyuluhan masih ada sikap ibu yang sangat
tidak setuju tentang pernyataan bahwa air susu ibu bisa membuat bayi mencret,
karena adanya anggpan inilah bayi terlalu dini diberi makanan padat. Setelah
diberi penyuluhan sikap ibu yang menjawab sangat setuju untuk setiap item
utama bagi bayi, sebelum diberi penyuluhan hanya 50,9% ibu yang menjawab
sangat setuju dan setelah diberi penyuluhan meningkat menjadi 97,6%, item
pertanyaan tentang bayi hanya diberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan juga
mengalami peningkatan yaitu dari 21,4% meningkat menjadi 97,6% ibu yang
menjawab sangat setuju dan air putih boleh diberikan pada bayi 0-6 bulan
meningkat juga dari 0% yang menjawab sangat tidak setuju dan 19,0% menjawab
tidak setuju meningkat menjadi 69,0% yang menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.9 Perbedaan Rata-Rata Nilai Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan
Variabel Rerata t p
Sikap Sebelum 38,62
penyuluhan 16,439 0,000
Sesudah 54,02
penyuluhan
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata skor sikap ibu
sebelum diberi penyuluhan sebesar 38,62 dan sesudah diberi penyuluhan rata-rata
sikap ibu meningkat menjadi 54,02. Selisih rata-rata sikap sebelum dan setelah
diberi penyuluhan sebesar 15,405. Dari hasil analisa dengan menggunakan uji
statistik paired sample t test diperoleh nilai t hitung sebesar 16,439. Oleh karena
kedua kelompok tersebut mempunyai nilai probability (p=0,000), dimana nilai p <
0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap ibu antara sebelum dan
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang di dasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh
pengetahuan baik meningkat menjadi 95,2%, pengetahuan sedang 4,8% dan tidak
Berdasarkan hasil uji paired t-test diketahui bahwa ada pengaruh yang
0,000 < 0,05). Dengan kata lain penyuluhan ASI Eksklusif dapat meningkatkan
Hal ini dapat dilihat dari jawaban pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan tampak jelas kenaikan jumlah ibu yang mampu menjawab dengan
benar pada setiap item pertanyaan sesudah diberikan. Hal ini tampak dari jumlah
ibu yang menjawab pada item pernyataan tentang ASI cukup untuk memenuhi
47
Universitas Sumatera Utara
48
kebutuhan bayi yaitu dari 66,0% meningkat menjadi 96,2%, ibu tidak akan
memberi makanan padat sebelum bayi berumur 6 bulan meningkat dari 32,1%
menjadi 83,0% dan akan memberikan ASI saja sampai berumur 6 bulan terjadi
penyuluhan, selain pengetahuan, sikap dan kepercayaan ibu juga akan meningkat.
untuk memberikan ASI pada bayi perlu adanya dukungan dari keluarga khususnya
dukungan suami. Oleh karena itu untuk meningkatkan cakupan ibu memberi ASI
perlu dilakukan upaya promosi kesehatan yang lebih intensif lagi kepada ibu
mempunyai pengaruh terhadap ibu. Hasil penelitian Lina (2012) juga menyatakan
bahwa ibu hamil yang mendapatkan promosi kesehatan berpeluang sebesar 5,770
kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan.
mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita sampaikan dengan
baik dan benar dan atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide
baru tersebut dalam kehidupannya. Indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang
pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan antara lain tahap sadar (awarness),
pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari
(interest), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta
serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis.
Kemudian tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau
mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah
dapat dilanjutkan. Tahap terakhir yaitu tahap penerapan atau adopsi (adoption),
pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan
pengetahuan ibu berkaitan dengan rendahnya rasa percaya diri ibu seperti ibu
merasa ASI ibu sedikit sehingga apakah jika bayi diberi ASI saja sampai umur 6
bulan kebutuhan gizinya dapat terpenuhi dan ASI saja tanpa makanan padat
informasi dan anjuran petugas kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI saja
kepada bayi hingga berumur 6 bulan, selama ini ibu sebenarnya tahu bahwasanya
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi dan memberikan ASI adalah hal
yang sangat penting tetapi ibu belum mengetahui bahwasanya ibu tidak
termasuk air putih. Ibu hanya mengetahui bahwasanya ASI sangat penting dan
memberikan ASI secara eksklusif adalah memberikan ASI sampai anak berusia 6
lagi selain ASI padahal jika petugas kesehatan yang menginformasikan tentang
manfaat ASI bagi bayi, apa itu ASI Eksklusif, bagaimana memberikan ASI secara
Eksklusif dan menyarankan untuk memberikan ASI kepada bayinya maka para
penyuluhan karna pada beberapa penelitian sebelum nya jarak antara post-tes dan
perlakuan bekisar antara 1-7 hari dan pada pebelitian ini diambil pertengahan
antara 1-7 hari jadi pada penelitian ini post-test dilakukan setelah 3 hari. Di hari
keempat di lakukan nya post-test dengan cara peneliti datang langsung ke pustu
Media yang di gunakan pada penelitian ini yaitu ceramah, leaflet, dan
audiens atau ibu hamil, leaflet di gunakan untuk media yang akan di bawa ibu
hamil agar bisa di simpan dan di bawa pulang, dan flipchart sebagai alat bantu
ibu hamil. Menurut Suhertusi (2015) tentang pengaruh media promosi kesehatan
pengetahuan dibanding dengan media leaflet. Jadi, agar pengetahuan ibu dapat
lebih melekat sebaiknya digunakan media yang baik dan menarik dalam
memberikan penyuluhan.
anjuran kepada ibu hamil supaya memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6
bulan serta informasi tentang bagaimana caranya agar proses menyusui berjalan
lancar dan yang lebih utama lagi adalah petugas kesehatan juga jangan memberi
susu pabrikan kepada ibu yang persalinannya ditolong olehnya. Selama ini
petugas kesehatan hanya memberitahukan dan menyaran kan bahwa ibu harus
memberikan ASI selama 6 bulan kepada bayi tetapi petugas kesehatan tidak
memberitahukan kepada ibu dengan jelas apa itu sebenarnya memberikan ASI
Pendidikan formal ibu juga merupakan salah satu unsur penting dalam
ada kemungkinan satu atau dua kelompok sikap itu berubah tetapi komponen lain
bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu
orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap
dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah
penyuluhan. Hasil penelitian diketahui bahwa dari 42 ibu hamil, sikap baik ibu
sebelum diberi penyuluhan sebanyak 11,9% dan meningkat menjadi 100% setelah
diberi penyuluhan. Pada awalnya setiap ibu mempunyai sifat naluri keibuan untuk
menyusui bayinya, akan tetapi sikap ini berubah menjadi negatif ketika selama
proses menyusui ibu menemukan masalah seperti ASI belum keluar, ASI sedikit,
puting lecet, puting datar, anak rewel, kurangnya dukungan dari keluarga dan
tenaga kesehatan.
signifikan penyuluhan ASI Eksklusif dengan peningkatan sikap ibu (p 0,000 <
0,05). Dengan kata lain konseling menyusui dapat meningkatkan sikap ibu dalam
Hal ini dapat dilihat dari jawaban sikap ibu sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan tampak jelas adanya perubahan sikap ibu yang mampu menjawab
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju pada setiap item
pernyataan sikap. Sebelum diberi penyuluhan masih ada sikap ibu yang sangat
tidak setuju tentang pernyataan bahwa air susu ibu bisa membuat bayi mencret,
karena adanya anggpan inilah bayi terlalu dini diberi makanan padat. Setelah
diberi penyuluhan sikap ibu yang menjawab sangat setuju untuk setiap item
utama bagi bayi, sebelum diberi penyuluhan hanya 50,9% ibu yang menjawab
sangat setuju dan setelah diberi penyuluhan meningkat menjadi 97,6%, item
pertanyaan tentang bayi hanya diberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan juga
mengalami peningkatan yaitu dari 21,4% meningkat menjadi 97,6% ibu yang
menjawab sangat setuju dan air putih boleh diberikan pada bayi 0-6 bulan
meningkat juga dari 0% yang menjawab sangat tidak setuju dan 19,0% menjawab
tidak setuju meningkat menjadi 69,0% yang menjawab sangat tidak setuju.
didapatkan pada pendidikan atau proses belajar. Setelah ibu membaca pesan
tentang ASI Eksklusif, pengetahuan ini akan membawa ibu berfikir, berkeinginan
dan berusaha agar bayinya kelak pada saat persalinan ibu akan memberikan ASI
secara eksklusif.
adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Manifestasi
sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emilia (2008)
tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam
ceramah dan leaflet memberikan pengaruh dalam meningkatkan sikap ibu dalam
pemberian ASI eksklusif. Begitu juga halnya dengan hasil penelitian Nasution
efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IMD dan
ASI eksklusif.
bahwa dengan diberikan penyuluhan maka sikap ibu akan berubah kearah yang
Trimester III tentang inisiasi menyusui dini. Hal yang sama juga dikemukan oleh
sikap ibu terhadap posyandu. Begitu juga halnya dengan hasil penelitian Nasution
dan sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI eksklusif. Berdasarkan penelitian
peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap pasangan usia subur tentang alat
kontrasepsi IUD.
oleh hal lain yang dianggap penting oleh ibu. Oleh karena itu untuk ibu yang
meliputi tentang pentingnya ASI untuk bayi, bagaimana cara pemberian ASI yang
baik dan benar serta hal-hal apa saja yang dapat membantu kelancaran proses
menyusui.
penerangan, yang bersifat searah dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif
yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun
dan tindakan. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada
penyebarluasan informasi yang hanya dilakukan sekali atau dua kali atau pun
tidak terbatas pada seberapa lama penyuluhan dilakukan, tetapi merupakan proses
yang dilakukan terus menerus sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu yang
menerima informasi yang disampaikan, tetapi juga bisa melakukan tindakan yang
yang sesuai dengan informasi yang telah diterima. Perubahan sikap diharapkan
eksklusif sesuai dengan yang di informasikan dan dapat memberikan ASI secara
faktor predispossisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Sikap ibu merupakan
predisposisi faktor yang dapat diubah dengan pemberian informasi atau pesan
kesehatan.
Informasi yang disampaikan akan dapat diterima ibu jika pemateri dapat
menguasai sasaran yang akan dia berikan. Dalam hal ini proses penyuluhan yang
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bias
Kesehatan Kabupaten Langkat agar memilih penyuluhan yang intensif dari masa
sikap serta membuat ibu melakukan tindakan pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan.
Hal ini dapat di laksanakan melalui tenaga kesehatan atau kader-kader posyandu
ASI Eksklusif dan meningkatkan pemahaman serta informasi secara rutin kepada
masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi 0-6
bulan. Sehingga masyarakat bukan hanya sekedar tahu tetapi juga bisa sadar dan
merubah sikap agar bisa memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka.
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
Eksklusif kepada bayi 0-6 bulan dengan selisih rata-rata pengetahuan ibu
bulan, dengan selisih rata-rata sikap ibu sebelum dan sesudah diberi
6.2 Saran
intensif dari masa ibu hamil sampai ibu bersalin untuk meningkatkan
57
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
58
Universitas Sumatera Utara
59
Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press. Yogyakarta.
Rachmaniah, N. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif dengan Tindakan ASI Eksklusif. Naskah Publikasi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riksana, R. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Penerbit Dunia Sehat.
Robiwala, M.E, dkk. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif Dengan Pemberian ASI Saja Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Ilmu Gizi.
Universitas Respati Yogyakarta.
Roesli, U. 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Putaka
Bunda.
Sringati, dkk. 2016. Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Terhadap
Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Jono’oge. Jurnal Kesehatan Tadulako
Vol. 2 No. 1, Januari 2016 : 1- 75.
Sari, N.W. 2015. Efektivitas Penyuluhan Terhadap Peningkatan Perilaku Ibu Hamil
Tentang Imd Dan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Iyu Dan
Puskesmas Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015. Tesis.
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER
KECAMATAN : ................................................................
ALAMAT RUMAH : ................................................................
................................................................
WILAYAH PUSKESMAS : ................................................................
TGL. PENELITIAN : ................................................................
IDENTITAS RESPONDEN
1. No responden :
2. Nama responden :
3.Alamat responden :
4. Umur responden :
a. < 18 tahun
b. 18-25 tahun
c. 26-30 tahun
d. > 30 tahun
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
b. SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan responden :
a. Ibu rumah tangga b. Wiraswasta
c. Buruh d. Pegawai swasta
e. Pegawai negeri/TNI/POLRI
A. PENGETAHUAN
Petunjuk :
Pilihlah jawaban dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang paling benar menurut saudara.
3) Makanan yang boleh di berikan pada bayi usia 0-6 bulan adalah...
a. ASI saja
b. Nasi Tim
c. Madu
6) Setelah bayi di berikan ASI eksklusif, sampai umur berapa bayi dilanjutkan
di berikan ASI ..................
a. ASI diberhentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 1 tahun
c. 2 tahun
8) Menurut ibu, berapa kali ibu menyusui bayi dalam satu hari ......
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. Sesuai dengan keinginan anak
MASTER DATA PRE-TEST PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
DI KELURAHAN ALUR DUA KECAMATAN SEI LEPAN KABUPTEN LANGKAT
No Nama Alamat Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Paritas Bayi Penghasilan Pengetahuan Sikap
Total Kategori Total Kategori
1 Sulastina Alur Dua 3 2 1 1 1 1 9 2 53 1
ANALISIS UNIVARIAT
Umur
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <18 tahun 2 4.8 4.8 4.8
18-25 tahun 16 38.1 38.1 42.9
26-30 16 38.1 38.1 81.0
>30 tahun 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pendidi kan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak tamat sekolah
1 2.4 2.4 2.4
atau tidak tamat SD
SD 4 9.5 9.5 11.9
SLTP 5 11.9 11.9 23.8
SMA 26 61.9 61.9 85.7
Perguruan Tinggi 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 36 85.7 85.7 85.7
Pegawai Swasta 2 4.8 4.8 90.5
Pegawai
4 9.5 9.5 100.0
Negeri/TNI /POLRI
Total 42 100.0 100.0
Paritas
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-2 40 95.2 95.2 95.2
3-4 1 2.4 2.4 97.6
>5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Paritasbayi
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-1 42 100.0 100.0 100.0
Penghasil an
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rp 100.000 - 500.000 6 14.3 14.3 14.3
Rp 600.000 - 1.000.000 5 11.9 11.9 26.2
Rp 1.000.000 - 3.000.000 24 57.1 57.1 83.3
>Rp 3.000.000 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
PRE TEST
PENGETAHUAN
P1
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0
P2
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
P3
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 33 78.6 78.6 78.6
Benar 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
P4
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
P5
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 47.6 47.6 47.6
Benar 22 52.4 52.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
P6
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 22 52.4 52.4 52.4
Benar 20 47.6 47.6 100.0
Total 42 100.0 100.0
P7
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 26 61.9 61.9 61.9
Benar 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
P8
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 35.7 35.7 35.7
Benar 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
P9
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P10
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 57.1 57.1 57.1
Benar 18 42.9 42.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
P11
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 31 73.8 73.8 73.8
Benar 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
P12
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P13
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P14
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 27 64.3 64.3 64.3
Benar 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
P15
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 27 64.3 64.3 64.3
Benar 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 11.9 11.9 11.9
Sedang 31 73.8 73.8 85.7
Kurang 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
SIKAP
S1
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 4 9.5 9.5 9.5
S 22 52.4 52.4 61.9
SS 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
S2
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 10 23.8 23.8 23.8
S 23 54.8 54.8 78.6
SS 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
S3
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 2.4 2.4 2.4
TS 10 23.8 23.8 26.2
S 24 57.1 57.1 83.3
SS 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
S4
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 2 4.8 4.8 4.8
S 17 40.5 40.5 45.2
TS 18 42.9 42.9 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
S5
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 3 7.1 7.1 7.1
S 16 38.1 38.1 45.2
TS 14 33.3 33.3 78.6
STS 8 19.0 19.0 97.6
5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
S6
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 7 16.7 16.7 16.7
TS 14 33.3 33.3 50.0
S 15 35.7 35.7 85.7
SS 6 14.3 14.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
S7
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 4 9.5 9.5 9.5
S 17 40.5 40.5 50.0
TS 16 38.1 38.1 88.1
STS 4 9.5 9.5 97.6
5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
S8
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 9 21.4 21.4 21.4
TS 9 21.4 21.4 42.9
S 13 31.0 31.0 73.8
SS 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
S9
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 5 11.9 11.9 11.9
TS 10 23.8 23.8 35.7
S 17 40.5 40.5 76.2
SS 10 23.8 23.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
S10
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 3 7.1 7.1 7.1
S 25 59.5 59.5 66.7
TS 7 16.7 16.7 83.3
STS 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
S11
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 5 11.9 11.9 11.9
TS 13 31.0 31.0 42.9
S 19 45.2 45.2 88.1
SS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
S12
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 6 14.3 14.3 14.3
S 21 50.0 50.0 64.3
TS 10 23.8 23.8 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
S13
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 7 16.7 16.7 16.7
TS 20 47.6 47.6 64.3
S 10 23.8 23.8 88.1
SS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
S14
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 6 14.3 14.3 14.3
S 22 52.4 52.4 66.7
TS 12 28.6 28.6 95.2
STS 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
S15
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 14 33.3 33.3 33.3
S 20 47.6 47.6 81.0
TS 8 19.0 19.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Sikap
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 11.9 11.9 11.9
Sedang 36 85.7 85.7 97.6
Kurang 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
POST TEST
PENGETAHUAN
P1
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0
P2
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 2.4 2.4 2.4
Benar 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0
P3
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 42 100.0 100.0 100.0
P4
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 2.4 2.4 2.4
Benar 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0
P5
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
Benar 39 92.9 92.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
P6
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 7.1 7.1 7.1
Benar 39 92.9 92.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
P7
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 9.5 9.5 9.5
Benar 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P8
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 40.5 40.5 40.5
Benar 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P9
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 11.9 11.9 11.9
Benar 37 88.1 88.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
P10
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 16.7 16.7 16.7
Benar 35 83.3 83.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
P11
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 23 54.8 54.8 54.8
Benar 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
P12
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 11 26.2 26.2 26.2
Benar 31 73.8 73.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
P13
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 9.5 9.5 9.5
Benar 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
P14
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 28.6 28.6 28.6
Benar 30 71.4 71.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
P15
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 14.3 14.3 14.3
Benar 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 40 95.2 95.2 95.2
Sedang 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
SIKAP
S1
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 1 2.4 2.4 2.4
SS 41 97.6 97.6 100.0
Total 42 100.0 100.0
S2
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 6 14.3 14.3 14.3
SS 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
S3
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 7 16.7 16.7 16.7
SS 35 83.3 83.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
S4
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 13 31.0 31.0 31.0
STS 29 69.0 69.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
S5
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 12 28.6 28.6 28.6
STS 30 71.4 71.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
S6
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 19 45.2 45.2 45.2
SS 23 54.8 54.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
S7
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 37 88.1 88.1 88.1
STS 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0
S8
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 10 23.8 23.8 23.8
SS 32 76.2 76.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
S9
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 28 66.7 66.7 66.7
SS 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
S10
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 26 61.9 61.9 61.9
STS 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
S11
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 20 47.6 47.6 47.6
SS 22 52.4 52.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
S12
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 23 54.8 54.8 54.8
STS 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
S13
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 6 14.3 14.3 14.3
SS 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
S14
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 28 66.7 66.7 66.7
STS 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
S15
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 1 2.4 2.4 2.4
TS 12 28.6 28.6 31.0
STS 29 69.0 69.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Sikap
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 42 100.0 100.0 100.0
Paired–Sample T Test
PENGETAHUAN
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 peng_pre 7,71 42 1,852 ,286
peng_post 12,69 42 1,405 ,217
N Correlation Sig.
Pair 1 peng_pre & peng_post 42 ,078 ,625
Paired–Sample T Test
SIKAP
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 sikap_pre 38,62 42 5,984 ,923
sikap_post 54,02 42 1,645 ,254
N Correlation Sig.
Pair 1 sikap_pre & sikap_post 42 ,083 ,603
Pembagian leafleat