Disusun oleh :
1. Nona Lusia (H1091161015)
2. Ema Mawaddah (H1091161039)
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas mata kuliah Pengantar Pengendalian Kualitas
Statistik yang berjudul “Peningkatan Kualitas Produk Roti Manis Pada PT.
Indoroti Prima Cemerlang Jember Berdasarkan Metode Statistical Proses
Control (Spc)” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Selama pengerjaan tugas ini kami menghadapi beberapa rintangan.
Kurangnya referensi buku dan susahnya mengatur jadwal kami yang mempunyai
kesibukan masing-masing. Namun, dengan usaha dan doa akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam pengerjaan tugas ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nurfitri Imro’ah, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Pengendalian Kualitas Statistik yang telah membantu, membimbing dan memberi
petunjuk untuk penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari dalam pengerjaan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat lebih baik lagi kedepannya. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Diagram Pareto Jumlah Persentase Akumulasi Produk Cacat ...........24
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Pehitungan Batas Kendali Produksi Roti Manis pada 18 Maret sampai
16 April 2017 ..................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha industri manufaktur di Era Globalisasi semakin berkembang.
Perkembangan tersebut menjadikan persaingan semakin ketat sehingga
perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan usahanya, tidak hanya dalam
lingkup skala regional dan nasional tetapi juga skala Internasional. Perusahaan
Indonesia harus mampu membuktikan bahwa produk yang dihasilkan Indonesia
tidak kalah baiknya dengan produk-produk luar negeri. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghadapi keadaan tersebut adalah berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tidak mudah, setiap perusahaan harus
memiliki strategi produksi yang baik, mulai dari awal proses pembuatan hingga
proses tersebut siap untuk dipasarkan.
Barang dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan standar kualitas produk
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setiap produk yang diproduksi memiliki
peluang menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas. Produk
yang tidak sesuai dengan standar tersebut dapat dianggap sebagai produk rusak
atau cacat (defect) yang tidak dapat langsung disalurkan ke pasar tetapi harus
melalui proses penyortiran ataupun perbaikan terlebih dahulu. Produk cacat
merupakan barang atau jasa yang dibuat dalam proses produksi namun memiliki
kekurangan yang menyebabkan kualitasnya kurang baik atau kurang sempurna.
Menurut Hansen dan Mowen (2001), produk cacat adalah produk yang tidak
memiliki spesifikasi. Terdapat beberapa penyebab yang menimbulkan produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, baik itu faktor sumber daya manusia,
mesin, metode, bahan baku, dan lingkungan.
Kegiatan pengendalian dan perbaikan kualitas merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki kerusakan atau
kecacatan produk dan menekan jumlah produk rusak atau cacat yang terjadi
selama proses produksi sampai tingkat kerusakan nol (zero defect), menjaga agar
produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan, dan
1
2
mencegah agar produk rusak atau cacat tidak lolos ke tangan konsumen. Kegiatan
pengendalian dan perbaikan kualitas tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali
ketika terjadi permasalahan saja, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan oleh
perusahaan guna menjaga dan mempertahankan kualitas produk agar selalu baik
serta bahan evaluasi perlu dilakukan terkait dengan pengendalian kualitas produk.
PT Indoroti Prima Cemerlang Jember adalah salah satu industri yang
bergerak dalam bidang produksi roti dengan merek dagang Mr. Bread. Alamat
perusahaan bertempat di Jalan Piere Tendean No. 99 A Sumbersari, Jember. PT
Indoroti Prima Cemerlang Jember memproduksi dua jenis roti yaitu roti tawar dan
roti manis yang mana masing-masing jenis roti memiliki beberapa varian dengan
jumlah keseluruhan ada 23 varian roti yang meliputi 7 varian roti tawar dan 16
varian roti manis. Untuk mencapai produk yang berkualitas baik maka PT Indoroti
Prima Cemerlang Jember harus memperhatikan beberapa hal, baik dari segi
kualitas bahan baku, peralatan, metode, sumber daya manusia, maupun lingkungn.
PT Indoroti Prima Cemerlang Jember dalam mempertahankan kualitas roti yang
diproduksi, pasti memiliki standar kualitas produk yang harus dicapai, walau pada
kenyataannya masih ditemukan roti yang mengalami kerusakan. Untuk roti yang
mengalami kerusakan kemudian disortir dan dipisah dari roti yang berkualitas
baik dan akan dijual kembali ke pihak lain dengan harga yang lebih murah, hal ini
tentunya dapat berdampak negatif bagi perusahaan karena dapat menimbulkan
kerugian apabila produk rusak terjadi secara terus menerus dan dalam jumlah
yang tidak sedikit.
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa pengendalian kualitas
produk pada sebuah perusahaan sangat penting untuk dilakukan. Hal ini guna
mengurangi tingkat kerusakan atau kecacatan produk sehingga dapat
menghasilkan produk akhir yang berkualitas. Untuk dapat melakukannya, pihak
perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu faktor penyebab terjadinya
kerusakan atau kecacatan produk. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan
pengendalian kualitas produk roti manis pada PT Indoroti Prima Cemerlang
Jember dengan menganalisis keseluruhan jumlah roti manis yang diproduksi dan
jumlah roti manis yang mengalami kerusakan pada jangka waktu tertentu
3
Mulai
Pengumpulan data
Pengolahan data
Mengidentifikasi jenis
kerusakan
Mengidentifikasi Peta
Kendali P
Selesai
7
8
Keterangan :
np : Jumlah gagal dalam sub grub
n : Jumlah yang diperiksa dalam sub grub
Keterangan :
∑ 𝑛𝑝 : Jumlah total yang rusak
∑𝑛 : Jumlah total yang diperiksa
c. Menentukan batas kendal atas/ Upper Control Limit (UCL)
𝑝̅ (1−𝑝̅ )
UCL= 𝑝̅ + 3√ ....................................................(2.3)
𝑛
Keterangan :
𝑝
̅ : rata-rata kerusakan produk
n : Total produksi
Apabila kerusakan di bawah (LCL), maka hal ini kerusakan
mendekati nol (0). Apabila kerusakan berada diatas (UCL),
maka hal ini terjadi penyimpangan kualitas produk yang
dihasilkan.
14
15
menuju kepada variasi yang tidak normal, walaupun masih ada dalam batas
kontrol dapat diamati, sehingga masalah dapat diantisipasi lebih dini.
memiliki distribusi rapat sekali karena data tersebut bisa terjadi dalam
digit dibelakang koma hingga n digit.
2. Data Atribut
Ukuran kualitas atribut adalah karakteristik kualitas suatu produk yang
dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi atau
persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan
baik dan buruk. Seperti produk cacat atau produk baik.
19
20
Berdasarkan hasil check sheet diketahui bahwa jumlah produksi roti manis
yang dijadikan sampel penelitian mulai tanggal 18 Maret sampai dengan 16 April
2017 sebanyak 27.000 pcs dengan jumlah roti manis yang mengalami kerusakan
sebanyak 643 pcs dengan rincian jumlah roti yang rusak karena penyok sebanyak
89 pcs, kotor sebanyak 40 pcs, kempes sebanyak 143 pcs, isi keluar sebanyak 36
pcs, dan terpotong sebanyak 335 pcs.
4.2 Histogram
Setelah data jumlah produksi dan produk rusak dimasukkan ke dalam tabel
check sheet, maka langkah selanjutnya adalah membuat histogram. Histogram
berguna untuk melihat lebih jelas kerusakan produk yang terjadi sesuai frekuensi
kerusakan. Data produk rusak tersebut disajikan dalam bentuk grafik betang yang
terbagi berdasarkan jenis kerusakan masing-masing. Histogram menunjukkan data
produksi roti manis yang mengalami kerusakan pada tanggal 18 Maret sampai
dengan 16 April 2017 adalah sebagai berikut:
21
400
300
200
100
0
0,24(1 − 0,24)
𝑈𝐶𝐿 = 0,24 + 3√ = 0,039
900
0,24(1 − 0,24)
𝐿𝐶𝐿 = 0,24 − 3√ = 0,009
900
Tabel 4.2 Pehitungan Batas Kendali Produksi Roti Manis pada 18 Maret sampai
16 April 2017
25-
Mar-17 900 3 0 4 1 10 18 2,00 0,024 0,039 0,009
26-
Mar-17 900 2 0 5 1 11 19 2,11 0,024 0,039 0,009
27-
Mar-17 900 2 1 4 1 10 18 2,00 0,024 0,039 0,009
28-
Mar-17 900 4 1 5 2 12 24 2,67 0,024 0,039 0,009
29-
Mar-17 900 2 1 3 1 8 15 1,67 0,024 0,039 0,009
30-
Mar-17 900 2 1 4 2 11 20 2,22 0,024 0,039 0,009
31-
Mar-17 900 4 2 6 1 13 26 2,89 0,024 0,039 0,009
01-Apr-
17 900 1 1 2 2 12 18 2,00 0,024 0,039 0,009
02-Apr-
17 900 1 1 1 3 8 14 1,56 0,024 0,039 0,009
03-Apr-
17 900 4 2 5 1 10 22 2,44 0,024 0,039 0,009
04-Apr-
17 900 1 1 3 0 8 13 1,44 0,024 0,039 0,009
05-Apr-
17 900 5 2 6 1 14 28 3,11 0,024 0,039 0,009
06-Apr-
17 900 4 2 7 2 11 26 2,89 0,024 0,039 0,009
07-Apr-
17 900 3 2 4 1 10 20 2,22 0,024 0,039 0,009
08-Apr-
17 900 5 2 6 1 12 26 2,89 0,024 0,039 0,009
09-Apr-
17 900 4 1 5 0 14 24 2,67 0,024 0,039 0,009
10-Apr-
17 900 4 1 5 1 9 20 2,22 0,024 0,039 0,009
11-Apr-
17 900 4 1 4 0 9 18 2,00 0,024 0,039 0,009
12-Apr-
17 900 3 2 6 1 10 22 2,44 0,024 0,039 0,009
13-Apr-
17 900 3 1 4 2 9 19 2,11 0,024 0,039 0,009
14-Apr-
17 900 3 1 6 1 9 20 2,22 0,024 0,039 0,009
15-Apr-
17 900 5 2 5 1 11 24 2,67 0,024 0,039 0,009
16-Apr-
17 900 4 2 5 1 9 21 2,33 0,024 0,039 0,009
Total 27000 89 40 143 36 335 643 2,38
24
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat sebuah diagram pareto sebagai
berikut:
Diagram Pareto
120,00 400
350
100,00
300
80,00
250
60,00 200
150
40,00
100
20,00
50
0,00 0
Terpotong Kempes Penyok Kotor Isi Keluar
Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan paling tinggi
terjadi pada jenis kerusakan terpotong dengan persentase 52,10%, kemudian
25
1. Jumlah produksi roti manis yang dijadikan sampel penelitian mulai tanggal 18
Maret sampai dengan 16 April 2017 sebanyak 27.000 pcs dengan jumlah roti
manis yang mengalami kerusakan sebanyak 643 pcs dengan rincian jumlah roti
yang rusak karena penyok sebanyak 89 pcs, kotor sebanyak 40 pcs, kempes
sebanyak 143 pcs, isi keluar sebanyak 36 pcs, dan terpotong sebanyak 335 pcs.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan alat bantu statistik dengan peta
kendali p (p-chart) menunjukkan bahwa kerusakan produk yang terjadi masih
berada di dalan batas kendali, hal ini dapat dibuktikan bahwa semua titik
berada di dalam garis batas Upper Control Limit (UCL) dan Limit Control
Limit (LCL). Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pengendalian kualitas
untuk produk roti manis dapat dikatakan baik.
2. Hasil indikasi kerusakan produk roti manis berdasarkan diagram pareto dapat
diketahui bahwa jenis kerusakan paling tinggi terjadi pada jenis kerusakan terpotong
dengan persentase 52,10%, kemudian diikuti kerusakan kempes dengan persentase
22,24%, penyok dengan persentase 13,84%, kotor dengan persentase 6,22%, dan isi
keluar dengan persentase 5,60%.
3. Berdasarkan analisis diagram fishbone atau diagram sebab akibat diketahui
faktor-faktor penyebab produk cacat antara lain yaitu faktor personal
(manusia), faktor mesin, faktor metode atau cara, dan faktor material atau
bahan baku.
4. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk perbaikan kualitas produk roti adalah
memperbaiki faktor personal atau manusia yang mana karyawan harus lebih
teliti lagi, supervisor harus melakukan pengawasan yang lebih ketat dan rutin
serta memberi teguran pada karyawan agar tidak melakukan kesalahan
kembali. Sedangkan untuk faktor mesin (machine) perbaikan bisa pada
dilakukan dengan memastikan karyawan bagian pengepakan harus melakukan
setting ulang mesin dan teknisi harus memberikan perawatan (maintenance)
27
28
secara rutin pada mesin pengepakan setiap harinya, dan segera mengganti
komponen mesin yang rusaj sehingga tidak menghambat proses produksi. Pada
faktor material perbaikan dapat dengan menerapkan standar yang lebih baik
daripada sebelumnya serta melakukan seleksi dan kontrol pada bahan baku
sebelum dilakukan proses produksi. Dan yang terakhir untuk faktor metode
diperlukan membuat prosedur kerja yang memenuhi standar dan mudah
dipahami oleh karyawan serta dilakukan pengawasan terhadap kerja karyawan
untuk meminimalisir agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Elisa Mardya Ratri; Eka Bambang G.; Marmono Singgih. 2018. Peningkatan
Kualitas Produk Roti Manis pada PT. Indoroti Prima Cemerlang Jember
Berdasarkan Metode Statistical Process Control (SPC) dan Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA). e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntasi
UNEJ. 01:200-207.
Faiz AL Fakhri. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom
Grahpy dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik. Universitas Diponegoro Semarang.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Iriawan, N. dan S.P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah
Menggunakan Minitab 14. Jakarta: Penerbit Andi.
M. Khoirul Hadi. 2016. Analisis Quality Control Terhadap Risiko Kerusakan
Produk. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
Montgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control 4th
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Poerwanto, G. 2012. Peta Kendali P Chart. ( diakses pada tanggal 25 november
2019) https://sites.google.com/site/kelolakualitas/p-Chart.
Xie, M. Dan Goh, T.N. 1999. Statistical Technique For Quality. The TQM
Magazine.
29