Anda di halaman 1dari 108

Modul Kewirausahaan 1

Universitas Kader Bangsa Palembang

Bab I
Pengertian, Konsep dan Ruang Lingkup
Entrepreneurship

1.1 Pendahuluan
Majunya suatu negara dilihat dari banyaknya
orang terdidik, dan banyak pula orang yang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
wirausaha. Indeks pembangunan manusia terlihat dari
beberapa indikator seperti rasa aman dan nyaman.
Pembangunan manusia seutuhnya akan lebih berhasil
jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka
lapangan kerja karena kemampuan pemerintah yang
sangat terbatas.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausaha itu sendiri di
Indonesia masih sangat sedikit dan mutunya pun belum
dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan di
Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi
suksesnya pembangunan.

1
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

1.2 Pengertian Wiraswasta


Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih
dengan istilah wirausaha. Di dalam berbagai literatur
dapat dilihat pengertian wiraswasta sama dengan
wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha
seperti sama dengan wiraswasta.
Seorang pelopor yang gigih mengintrodusir dan
memasyarakatkan istilah Wiraswasta ini ialah DR.
Suparman Sumahamijaya sejak tahun 1967 melalui
berbagai ceramah.
Istilah wiraswatawan ada yang menghubungkannya
dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam
bahasa Sansekerta, tetapi maknannya berlainan.
Wiraswasta terdiri atas tiga kata: Wira, Swa, dan Sta,
masing-masing berarti Wira; manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani,
pahlawan/pendekar kemajuan, dan memilki keagungan
watak. Swa; artinya sendiri dan sta artinya;berdiri.
Sedangkan saudagar terdiri dari dua suku kata.
Sau berarti seribu, dan dagar artinya akal. Jadi Saudagar
berarti seribu akal. (Taufik Rashid, 1981:4). Bertolak
dari ungkapan etimologis di atas, maka wiraswasta

2
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam


memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan
hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri
(Wasty Soemanto, 1984:43).
Manusia wiraswasta mempunyai kekuataan
mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia
melompat dan meluncur maju ke depan di luar
kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswastawan tidak
berpendidikan tinggi.
Melihat pengertian-pengertian di atas, maka DR.
Daode Yoesoef (1981:78) menyatakan bahwa seorang
wiraswasta adalah:
1. Memimpin usaha, baik secara teknis dan/atau
ekonomis, dengan berbagai aspek fungsionil seperti
berikut:
a. Dipandang dari sudut permodalan mungkin
secara penuh (owner) atau secara bagian (co-
owner);
b. Mengurus dalam kapasitas sebagai
penanggungjawab atau manager;

3
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

c. Menerima tantangan ketidakpastian dan


karenanya maenanggung resiko ekonomi yang
sulit di ukur secara kuantitatif dan kualitatif;
d. Mempelopori usaha baru, menerapkan
kombinasi-kombinasi baru, jadi disini
wiraswasta sebagai pionir, tokoh yang dinamis,
organisator, koordinator;
e. Penemu (inovator), peniru (imitator) dan yang
berhubungan dengan ini, penyalur
memindahkan teknologi.
2. Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal
3. Membawa usaha ke arah kemajuan, perluasan,
perkembangan, melalui jalan kepemimpinan
ekonomi, demi:
a. Kenaikan prestise;
b. Kebebasan (independence), kekuasaan dan
kehormatan;
c. Kontiunitas usaha.
Fungsi apa yang dilakukan oleh seorang wiraswasta
serta bagaimana dia melakukan itu pada gilirannya
memberikan kepadanya tipe kepribadian tertentu.

4
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Dipandang dari sudut itu kiranya dewasa ini dapat


dibedakan lima tipe pokok wiraswasta:
1. Wiraswasta sebagai orang Vak, “Captain of
Industry”, di suatu bidang tertentu, di mana ia
membaktikan prestasi teknik dan mengadakan
penemuan ataupun peniruan. Perhatian utamanya
adalah aspek teknik dari usaha yang dijalakannya,
sedangkan langganan diperolehnya tidak secara
sengaja tetapi melalui mutu barang dan/atau mutu
prestasinya.
2. Wiraswasta sebagai orang bisnis, yang terus
menerus secara tekun menganalisa kebutuhan dan
selera masyarakat, menimbulkan kebutuhan-
kebutuhan baru melalui reklame. Perhatian dan
keprihatinan utamanya adalah angka dan grafik
penjualan dan karenanya juga barang (produksi)
yang mempunyai masa depan yang cerah.
3. Wiraswasta sebagai orag uang, yang
mengumpulkan dan menyalurkan dana, mendirikan
concern, yang pada pokoknya bergerak di pasaran
uang dan modal.

5
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

4. Wiraswasta sebagai social engineer, pengusaha


yang berusaha mengikat para pekerjanya melalui
berbagai karya sosial (welfareworks), baik atau
pertimbangan moral ataupun berdasarkan
perhitungan zakelijk, yang mengelakkan kerugian
yang diakibatkan pertukaran personil yang terlalu
kerap dan cepat.
5. Wiraswasta sebagai manajer, yang memajukan
usahannya dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan
sepenuhnya azas efisiensi. Disini usaha meraih
keuntungan tidak lagi sinonim dengan usaha
mencapai pendapatannya yang sebesar mungkin
bagi si pengusaha, sebab alam pribadi pengusaha
terpisah dari alam usaha itu sendiri.
Kita mengharapkan secara nasional, kita memilki
bangsa yang kelak dapat berdiri penuh atas nilai-nilai
kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi terdiri dari 3
bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya, yaitu:
1. Sikap mental wiraswasta
2. Kewaspadaan mental wiraswasta

6
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

3. Keahlian dan keterampilan wiraswasta


Sedangkan menurut Prof DR. Haryati Subadio,
pengertian Wiraswasta adalah teladan yang berbudi
luhur yaitu manusia yang mampu berdiri atas
kemampuan sendiri, tidak saja dalam sektor swasta tapi
juga dalam sektor negara.
Sedangkan DR. Sudjoko menyatakan bahwa
wiraswasta adalah mereka yang memiliki dan masih
memiliki nilai-nilai manusia perintis, pelopor dan
pejuang kemajuan.
Dari sekian banyak pandangan tentang pengertian
wiraswasta, dapat diambil kesimpulan bahwa
wiraswasta adalah orang yang melakukan usaha sebagai
pendiri pertama. Timbul pertanyaan bagaimana jika
seorang anak mewarisi kegiatan bisnis ayahnya,
kemudian bisnisnya melejit berkembang membangun
suatu kerajaan bisnis besar. Apakah anaknya bukan
seorang wiraswasta? Dalam kebingungan itu maka
dapat diihat bahwa seorang wiraswasta ialah sesorang
yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif,
melaksanakan kegiatan perencanaan bermula dari ide
sendiri kemudian mengembangkan kegiatannya dengan

7
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang


pada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang tinggi.

1.3 Pengertian Wirasusaha


Istilah Enterprenur (bahasa perancis) yang
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan arti
between taker atau go-between.
Perkembangan teori dan istilah enterprenur adalah
sebagai berikut:
a. Asal kata enterprenuer dari bahasa perancis berarti
between taker atau go between.
b. Abad pertengahan: berarti aktor atau orang yang
bertanggungjawab dalam proyek produksi berskala
besar
c. Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung
resiko untung rugi dalam mengadakan kontrak
pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan
fixed price.
d. Tahun 1964 Peter Drucker, seorang enterpreneur adalah
seseorang yang mampu memanfaatkan peluang

8
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

e. Tahun 1975, Albert Shapero, seorang yang memiliki


inisiatif, mengorganisir mekanisme sosial dan ekonomi,
dan menerima resiko kegagalan.
f. Tahun 1980, Karl Vesper, seorang Enterpreneur
berbeda dengan seorang ahli ekonomi, pscychologist,
business persons dan politicans
g. Tahun 1983, Gifford Pinchot, intrapreneur adalah
seorang enterpreneur dari dalam organisasi yang sudah
ada/organisasi yang sedang berjalan.
h. Tahun 1985, Robert Hisrich: Enterpreneur is the
process of creating something different with value by
devoting the necessary time and effort, assumsing the
accompanying financial, psychlogical, and sosial risks
and receiving the resulting rewards of monetary and
personal satisfaction.
Enterpreneur adalah merupakan proses menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh
waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung
resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas
jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi.
Sebagai contoh, di Amerika sendiri istilah Enterpreneur
memberikan gambaran atau image yang berbeda-beda.

9
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud


enterpreneur atau entreprising man; ialah orang yang
1. Mengambil resiko;
2. Berani menghadapi ketidakpastian;
3. Membuat rencana kegiatan sendiri;
4. Dengan semangat kebangsaan melakukan kebaktian
dalam tugas;
5. Menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri
yang sebelumnya ada.
Para pembuat teori ekonomi dan para penulis di masa
lalu telah menyepakati perkataan enterpreneur dalam
arti:mereka yang memulai sebuah usaha baru dan yang
berani menanggung segala macam resiko serta mereka
yang mendapat keuntungannya.
Beberapa puluh tahun kemudian, Jean Baptist Say
menggambarkan fungsi enterpreneur dalam arti yang lebih
luas, menekankan pada fungsi penggabungan dari faktor-
faktor produksi dan perlengkapan manajemen yang
kontinyu dan selain itu, juga sebagai penanggung resiko.
David Mc Clelland dalam bukunya The Achieving
Society (1961), mengungkapkan bahwa dorongan untuk
mencapai keberhasilan merupakan motif yang penting

10
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

sekali, bukan saja untuk menentukan keberhasilan


seseorang namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam
melaksanakan pembangunan.
Mc Clelland dalam hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa berhasil tidaknya suatu bangsa
melaksanakan pembangunan tergantung kepada jumlah
penduduknya yang mempunyai motif untuk berhasil.
Sehubungan dengan Changes of behaviour (perubahan
tingkah laku) ini, maka David Mc. Clelland berkata: ada
tiga sifat yang baku yang ada di dalam setiap diri manusia,
yaitu seperti: need of power, need of affiliation dan need of
achievement.
Untuk menggerakkan penduduk agar berprestasi
dalam pembangunan, yang perlu di kobarkan adalah segala
unsur-unsur yang dapat mendukung need of achievement
yang sekarang telah ditemukan. Seluruh unsur-unsur yang
mendukung need of achievement tersebut tidaklah mungkin
kita pelajari melulu dari Barat, tetapi hendaknya kita
usahakan untuk menggali sendiri dari seluruh unsur budaya
yang bermakna dan bernilai tinggi yang terdapat dalam
perbendaharaan setiap suku yang ada di tanah air kita
sendiri. Falsafat-falsafat kehidupan yang sifatnya seperti

11
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

virus mental yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia


harus di inventarisir; kemudian unsur-unsur yang
memajukan kita kobarkan secara nasional dan unsur-unsur
yang menghambat kita tinggalkan.
1.4 Konsep Enterpreneur
Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat
dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu:
1. Wirausaha yang memilki inisiatif
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan
ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3. Yang menerima resiko atau kegagalan
Bagi ahli ekonomi seorang enterpreuner adalah orang
mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi
dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi
lainnya.
Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah
seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain,
yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan
resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan
kerja yang disenangi oleh masyarakat.

12
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Oleh sebab itu defenisi yang paling baik dari wirausaha


ialah Enterpreneurship is the process of creating something
different with value by deveting the necessary time and effort,
assuming the accompanying financial, psychic, and social
risks, and receiving the resulting rewards of monetary and
personal satisfication and independence (Hisrich-Peters,
1995:10).
Rentang kebebasan itu bergerak dari pengusaha
perseorangan yang beban murni sampai kepada seorang
manajer dalam sebuah perusahaan milik orang lain. Rentang
kebebasan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tingkat Kebebasan Tinggi

 Tingkat Kebebasan Tinggi

 Partnership 13
 Management Team
 Group of Independent Firm (e.g., Buying Group)
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Dapat Tingkat Kebebasan Rendah

Sumber: Raymond Kao, Russel Knight, 1987:14

Pada gambar tersebut dapat dilihat suatu rentangan


antara pengusaha perseorangan yang bebas murni sampai ke
manajer dalam sebuah perusahaan. Gambar ini menunjukkan
bahwa wirausaha itu tidak membentuk suatu stereotip sendiri
akan tetapi ada banyak bentuk atau tipe wirausaha. Salah satu
bentuknya adalah wirausaha waralaba (franchise entreprneur)
yang terletak pada titik tengah sprektum diatas. Seorang
pewarlaba adalah seorang pemilik usaha yang independen
akan tetapi dia tergabung pada sebuah perusahaan besar dan

14
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

tunduk kepada pengusaha franchisor. Adapun individu-


individu membentuk suatu pengkongsian dan membuat sebuah
tim manajemen.
Selanjutnya ada pula 3 tipe utama dari wirausaha yaitu:
1. Wirausaha ahli (Craftman)
2. The Promoter
3. General Manager
Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang
ingin mengembangkan proses produksi, dan sebagainya. Dia
cenderung bergerak dalam bidang penelitian membuat model
percobaan laboratorium dan sebagainya. Dia juga menjual
lisensi idenya untuk dijadikan produk komersil. Wirausaha
ahli ini biasanyantu seseorang yang bekerja pada sebuah
perusahaan besar kemudian memutuskan untuk keluar sebagai
pegawai dan memulai bisnisnya sendiri. Misalnya seoerang
tukang mendirikan sebuah perusahaan konstruksi seorang sopir
truk membuka perusahaan pengangkutan.

1.5 Model Proses Kewirausahaan

15
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Model proses perintisan dan pengembangan-


pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh
Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini:

Innovation ( Inovasi)

Triggering Event (Pemicu)

Implementation (Pelaksana)

Growth (Pertumbuhan)

a. Inovasi
Banyak faktor personal yang mendorong inovasi adalah:
keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keingingan
menanggung resiko, faktor pendidikan, dan faktor
pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri
seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke arah
memulai usaha. Sedangkan faktor environment

16
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman,


dan kreaktivitas. Tidak diragukan lagi pengalaman
adalah sebagai guru yang berharga yang memicu
perintisan usaha apalagi ditunjang oleh adanya peluang
dan kreaktivitas.

b. Pemicu
Beberapa faktor personal yang mendorong Triggering
Event artinya memicu atau memaksa seseorang untuk
terjun ke dunia bisnis adalah:
a. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
b. Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada
pekerjaan lain.
c. Dorongan karena faktor usia
d. Keberanian menanggung resiko
e. Dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis

Faktor-faktor lingkungan:
a. Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
b. Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan,
misalnya memilki tabungan, modal, warisan, memiliki
bangunan yang lokasi strategis dan sebagainya

17
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

c. Mengikuti latihan-latihan atau Incubator bisnis, sekarang


banyak kursus-kursus bisnis fakultas melaksanakan
pelatihan dan incubator bisnis
d. Kebijaksanaan pemerintah misalnya adanya kemudahan-
kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas
kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh
lembaga pendidiikan.

Faktor-faktor Sosiologis:
a. Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan
orang lain.
b. Adanya tim yang dapat diajak bekerjasama dalam
berusaha
c. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha
d. Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis
sebelumnya.

c. Proses Pelaksanaan
Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan
dari sebuah bisnis adalah sebagai berikut:

18
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

a. Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental


secara total
b. Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan,
pembantu utama.
c. Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
d. Dan adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna
mencapai keberhasilan.

d. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi
antara lain:
a. Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha
sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional
berjalan produktif
b. Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim
yang kompak
c. Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah
membudaya
d. Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan
yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha,
manajemen, personalia dan sebagainya.

19
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

BAB II
Karakteristik Enterpreneur

2.1 Latar Belakang Enterpreneur


a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan sebagai Role Models juga berpengaruh
terhadap minat berwirausaha. Role models ini biasanya
melihat kepada orang tua, saudara, keluarga yang lain

20
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

(Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Anak), teman-teman,


pasangan atau pengusaha yang sukses yang
diidolakannya. Dorongan teman cukup berpengaruh
terhadap semangat membuka suatu usaha, karena kita
dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang
lain, teman bisa memberi dorongan, pengertian bahkan
bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.
b. Pendidikan
Banyak orang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
para wirausaha agak rendah dibandingkan dengan rata-
rata populasi masyarakat. Namun ini tidak begitu
signifikan, karena tingkat pendidikan juga pemting bagi
wirausaha, terutama dalam menjaga kontinuitas
usahannya dan mengatasi segala masalah yang dihadapi
diperlukan tingkat pendidikan tidak memegang peranan
penting, malahan banyak diantara mereka merupakan
orang-orang yang Drop Out.
c. Nilai-nilai (values) personal
Dari segi personal values agak sulit membedakan
keberhasilan seorang pengusaha dengan pengusaha
yang gagal. Namun menurut Hisrich ada value yang

21
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

bersifat umum yang dapat diamati sebagai karakteristik


keberhasilan dalam berwirausaha yaitu:
1. Keinginan menghasilkan superior produk;
2. Layanan berkualitas terhadap konsumen;
3. Fleksibel, serta kemampuan menyesuaikan diri
terhadap perusahaan pasar;
4. Kemampuan dalam manajemen (high calibre
managament);
5. Memiliki sopan santun dan etika dalam berbisnis
d. Usia
Satu hal yang perlu diingat ialah Entrepreneurial
experience is one of the best predictors of success.
Oleh sebab itu kebanyakan wirausahawan berumur 22
sampai 55 tahun. Memulai usaha diluar usia ini tidak
ada masalah, namun yang bersangkutan kurang dalam
pengalaman, atau terlambat dalam melangkah.

e. Riwayat pekerjaan
Untuk memulai suatu usaha adakalanya seseorang
memerlukan trigger, yang bersumber dari pekerjaan
sebelumnya. Mungkin saja seseorang tidak puas
dengan pekerjaan yang sekarang, tidak ada peluang

22
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

untuk maju, tidak ada kemungkinan naik pangkat, atau


konflik ditempat kerja, ini semua dapat memicu
seseorang memulai rintisan usaha sendiri. Atau sebagai
akibat rasionalisasi, perampingan perusahaan, kena
PHK, ada pesangon yang dapat dijadikan modal.
Banyak pula wirausahawan yang sudah bekerja sekian
tahun, sudah memiliki skills dan pengetahuan seluk
beluk usaha yang ia tekuni, dan selama ini bakatnya
terpendam kurang tersalurkan, maka ia memutuskan
minta berhenti dan membuka usaha sendiri.
Kebanyakan mereka yang memiliki motif instrinsik
begini lebih berhasil dalam merintis dan
mengembangkan usaha.

2.2 Manfaat Enterpreneur


Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya
belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan
pembangunan Wirausaha Indonesia merupakan
persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.

23
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Tercatat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir jumlah


wirausaha bertambah seiring dengan percepatan
pembangunan, akan tetapi hal ini belum berdampak
signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi. Jumlah
penduduk Negara Indonesia sebanyak 250 juta lebih
orang, yang berwirausaha tidak sampai 1% saja padahal
yang menjadi indikator suatu bangsa besar adalah banyak
memiliki enterpreneur minimal 2% dari total penduduk.
Jika kita perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak
sekali. Lebih rinci manfaatnya antara lain:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang
produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan,
kesejahteraan dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai
pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena
seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani,
hidup tidak merugikan orang lain.
4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku,
berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan

24
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan


pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.
6. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri,
disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
7. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras,
tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat
kepada Allah SWT.
8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros
9. Memelihara keserasian lingkungan baik dalam pergaulan
maupun kebersihan lingkungan.

Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan


bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila
memilki wirausahawan 2% dari jumlah penduduknya.
Wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu
yang mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang,
mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk
menaklukan cara berpikir laman dan malas. Seorang
wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-
kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal,
yaitu:
a. Pengenalan barang dan jasa baru

25
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

b. Metode produksi baru


c. Sumber bahan mentah baru
d. Pasar-pasar baru
e. Organisasi industri baru
Jika Negara Indonesia ini mencetak 5 juta orang
wirausaha maka tercipta 50 juta wirausahawan kecil. Ini
adalah suatu peluang besar yang menantang generasi muda
untuk berkreasi, mengadu keterampilan membina
wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi
membangun negara.

2.3 Karakteristik Enterpreneurs


Seorang wirausahwan haruslah seorang yang mampu
melihat ke depan. Melihat dengan penuh rasa optimis, penuh
perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah
dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika
Serikat, untuk menjadi wirausahawan seorang harus memiliki
ciri sebagai berikut: (BN. Marbun. 1993;63)

Ciri-ciri Watak
1. Percaya Diri  Kepercayaan (Keteguhan)
 Ketidaktergantungan, Kepribadian
mantap
 Optimisme
26
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

2. Berorientasikan tugas  Kebutuhan atau haus akan prestasi


dan hasil  Berorientasi laba atau hasil
 Tekun dan tabah
 Tekad, kerjakeras, motivasi
 Energik
 Penuh insiatif
3. Pengambil resiko  Mampu mengambil resiko
 Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan  Mampu memimpin
 Dapat bergaul dengan orang lain
 Menanggapi saran dan kritik
5. Keorsinilan  Inovatif (pembaharu)
 Kreatif
 Fleksibel
 Banyak sumber
 Serba bisa
 Mengetahui banyak hal
Berorientasi masa  Pandangan ke depan
depan  Perseptif

Adapun Konsep 10 D dari Bygrave yaitu:


1. Dream
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana
keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya
dan yang paling penting adalah dia mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.
2. Decisiveness
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja
lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan

27
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia


mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci
( key factor) dalam kesuksesan bisnisnya.
3. Doers
Begitu seseorang wirausaha membuat keputusan maka dia
langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan
kegiatannya secepat mungkin yang dia sanggup artinya
seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan
yang dapat di manfaatkan.
4. Determination
Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan
penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak
mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan
atau rintangan yang tidak mungkin diatasi.
5. Dedication
Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat
tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan
kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya
untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah, 12
jam sehari atau 7 hari dalam seminggu. Semua perhatian
dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan
bisnisnya.

28
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

6. Devotion
Devotion berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Demikian
seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dia
mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya. Hal
inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang
sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya.
7. Details
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor
kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-
faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan
usahanya.
8. Destiny
Seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan
tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang
yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.
9. Dollars
Wirausahawan tidak sangat mengutamakan mencapai
kekayaan. Motivasinya bukan memperoleh uang. Akan
tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan
bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis
maka mereka pantas mendapat laba/bonus/hadiah.
10. Distribute

29
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan


kepemilikkan bisnisnya terhadap orang-orang
kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah
orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai
sukses dalam bidang bisnis.

2.4 Keuntungan dan Kelemahan menjadi Wirausaha


Menjadi seorang wirausaha bukan berarti tanpa halangan
dan rintangan, akan tetapi ini lah sisi menarik dari seorang
wirausaha.
Adapun keuntungan menjadi wirausaha:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki sendiri;
2. Terbuka peluang untuk mendemostrasikan
kemampuan serta potensi seseorang secara penuh;
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan
keuntungan secara maksimal;
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan
usaha-usaha konkrit;
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

30
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Sedangkan kelemahannya:
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul
berbagai resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara
baik, maka berarti wirausaha telah menggeser resiko
tersebut
2. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya
berhasil, sebab dia harus berhemat
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang
harus dia buat walaupun dia kurang menguasai
permasalahan yang dihadapinya.

31
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

BAB III
Kreatif dan Inovatif

Enterpreneur merupakan satu kelompok orang yang


mengagumkan, manusia kreatif dan inovatif. Mereka
merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi masyarakat,
karena ia memiliki kemampuan berpikir dan bertindak
produktif. Pertumbuhan wirausaha berkorelasi tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi, karena lapangan kerja akan terbuka,
pendapatan masyarakat meningkat, daya beli bertambah,
barang dan jasa yang dihasilkan dunia industri akan laku
terjual, roda ekonomi akan berputar.
Enterpreneur selalu berorientasi pada action, tidak senang
berteori, tapi lebih praktis, banyak kerja dari bicara.
Entrepreneur tidak segan, tidak malu mengungkapkan
mimpinya, dan mimpi besarnya itu merupakan sumber enerji
buat membangkitkan motivasi dan visinya. Kadang-kadang
seoerang enterprenuer bisa membuat ide-ide gila, tidak masuk

32
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

akal tapi menjadi kenyataan, berkat kegigihannya


memperjuangkan ide tersebut.
Zimmerer tentang Entrepreneur:
1. Enterpreneur are an amazing group of people
2. They are a constant source of creative ideas and
innovations
3. They are an important source of fuel for our economy’s
growth
4. Enterpreneurs are action-oriented
5. Enterpreneurs are not bashful-they have big dreams
6. Their big dreams an important source of motivation and
vision.

Modal utama wirausaha adalah kreativitas, keuletan,


semangat pantang menyerah. Semangat pantang menyerah ini
memandang kegagalan hanyalah sebagai keberhasilan tertunda,
meski teruntuk dan jatuh, mereka akan bangkit kembali dengan
gagah, mereka tahan banting. Wirausaha yang kreatif, takkan
habis akal bila mendapat tantangan, mereka akan merubahnya
menjadi peluang.

3.1 Sifat Seorang Wirausaha

33
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Sifat keorsinilan seorang wirausaha menuntut adanya


kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya. Apa yang dikatakan
kreatif?
Menurut “Carol Kinsey Goman” adalah jadi kreativitas terletak
pada menghadirkan suatu gagasan baru bagi anda.
Sedangkan menurut Conny Semiawan (1984:8) menyatakan:
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan
suatu produk baru. Produk baru artinya perlu seluruhnya baru,
tapi dapat merupakan bagian-bagian produk saja.
Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan
baru antara unsur, data, variabel yang sudah ada sebelmnya .
Menurut Terman (Conny S, 1984:22) Karakteristik anak
berbakat intelektual antara lain unggul atau menonjol dalam:
1. Kesiagaan mental;
2. Kemampuan pengamatan (observasi);
3. Keinginan untuk belajar;
4. Daya konsentrasi;
5. Daya nalar;
6. Kemampuan membaca;
7. Ungkapan verbal;
8. Kemampuan menulis;

34
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

9. Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik


Kemudian harus memiliki:
1. Minat yang luas
2. Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi;
3. Mandiri dalam memberi pertimbangan;
4. Dapat memberi jawaban tepat dan langsung ke sasaran
(to-the-point);
5. Mempunyai rasa humor tinggi;
6. Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas
yang diminati

Berdasarkan analisis faktor, Guilford menemukan bahwa


ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir
kreatif, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), penguraian (eleboration), dan
perumusan kembali (redefinition). Kelancaran adalah
kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan
bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap
masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak
klise. Elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan

35
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

sesuatu secara terinci. Redefinisi adalah kemampuan untuk


meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang
berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak
orang.

3.2 Kreativitas dan Intelegensi


Kreativitas dan intelegensi mempunyai perbedaan. Orang
yang belum tentu intelegensinya tinggi, dan sebaliknya.
Para peneliti membuat empat variasi hubungan kreativitas
dengan intelegensi, yaitu:
1. Kreativitas rendah, intelegensi rendah
2. Kreativitas tinggi, intelegensi tinggi
3. Kreativitas rendah, intelegensi tinggi
4. Kreativitas tinggi, intelegensi rendah
Bagi kalangan wirausaha, tingkat kreativitas ini akan
menunjang kemampuan bisnisnya.
Seperti diketahui bahwasanya orang Jepang dinilai gila
kerja (work alcoholic). Hal ini ditunjang oleh budaya
mereka yang gandrung bekerja. Perilaku positif orang
Jepang sangat menunjang keberhasilan untuk bisnis
mereka, antara lain:

36
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

1. Orang Jepang selalu bertindak ekonomis, bahkan


kadang-kadang terkesan pelit.
2. Daya tahan dan kegigihan orang Jepang dalam bekerja
sehingga mereka mampu berprestasi maksimal
3. Tidak cepat puas dengan hasil kerjanya
4. Mereka sanggup bekerja lama dan keras, tidak ingin
cepat-cepat menduduki jabatan empuk. Hal ini
ditunjang oleh teori Z dalam manajemen gaya Jepang.
5. Orang Jepang memiliki orientasi futuristik yang kuat.
Pandangan mereka jauh ke depan, sehingga semua
dapat direncanakan sejak dini, tidak terburu-buru.
Mereka bekerja terencana, gigih, tabah dan percaya
diri. Melalui kerja keras, mereka yakin dapat
mencapai apa yang dimaksud “SATORI” yaitu
tingkat berfikir tertinggi pada orang Jepang. Satori
adalah lintasan lilikan yang datang tiba-tiba,
menemukan pemecahan masalah tiba-tiba. Satori
terjadi tatkala berfikir logis, imajinatif, dan intuitif.
Hal ini dapat dicapai dengan bekerja keras.
Ada satu konsep lagi yang populer di Jepang, yaitu
Konsep KAIZEN yang berart unending improvement.

37
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Mereka selalu kerja keras membuat perbaikan-perbaikan.


Dari waktu ke waktu selalu ada perbaikan.
Seorang pengusaha akan berhasil apabila ia selalu
kreatif, dan menggunakan hasil kreativitas itu dalam
kegiatan usahanya. Kreativitas akan berarti jika ia
digunakan, jika tidak digunakan maka kreativitas itu tak
ada nilainya. Perhatikanlah bagaimana para pengusaha
menciptakan segala sesuatu yang baru baik pengusaha
industri mobil, maupun pada perusahaan lain, seperti
usaha makanan, minuman teh botol, teh celup dsb.
Menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan
persaingan ekonomi global, maka kreativitas menjadi
sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif,
dan kelangsungan hidup bisnis.
Banyak orang memandang aneh terhadap orang yang
kreatif, seperti mengada-ada, tidak logis, pikiran jlimet,
dan memang orang kreatif ini terlahir demikian. Namun
sekarang sesuai hasil penelitian hampir setiap orang bisa
belajar menjadi orang kreatif, persoalan dalam dunia kerja
atau dalam sebuah organisasi oerang jarang diberi
kebebasan untuk berkreasi, dia harus mengikuti aturan-
aturan baku, disiplin, tidak boleh menyimpang, tidak boleh

38
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

mencoba-coba. Inilah yang mendorong seseorang yang


kreatif, keluar dari perusahaan dan ia buka usaha sendiri
dimana ia bebas berkreasi menggunakan ide pemikirannya
dan ia berhasil. Jika orang terlalu dibatasi dalam sebuah
kelompok atau organisasi maka ia tak akan pernah
memperlihatkan kreativitasnya.
3.3 Inovatif
Sebetulnya tak ada rahasia, yang penting adalah
kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan
memanfaatkan inovasi dalam kegiatan bisnisnya sehari-
hari.
Zimmerer menyatakan bahwa “Creativity is the abiltiy
to develop new ideas and to discover new ways of looking
at problems and opportunites.
“Innovation is the ability to apply creative solutions so
those problems and opportunities to enhance or to enrich
peoples lives.
Inovasi adalah kemampuan untuk menggunakan solusi
kreatif dalam mengisi peluang sehingga membawa
manfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Kreatif dan inovasi adalah doing new thing atau old thing
ini new way. Kreatif dan inovasi menyangkut sesuatu hal baru

39
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

atau barang baru atau bisa juga barang lama yang diperbaharui,
dalam istilah lain dikatakan “Creativity is ability to create the
new and different, juga dikatakan creativity involeves
genrating something from nothing, menciptakan sesuatu yang
betul-betul baru:
Jika disimpulkan kreativitas dan inovasi berarti:
1. Thinking and doing new thing
2. Atau dalam bentuk old thing in new way
3. Generating something from nothing
4. Elaborating on the present, mengelaborasi sesuatu
yang sudah ada
5. Membuat sesuatu menjadi lebih simpel atau lebih baik.
Perlu diketahui bahwasannya otak sebelah kananlah yang
mendorong kreativitas seseorang. Otak belahan kanan ini
bersifat unconventional, unsystematic, unstructured, dan ini
merupakan otaknya proses kreatif. Jadi kita harus memacu
penggunaan “the right brained” ini:
Agar dapat memacu belahan otak kana, maka harus
dibiasakan:
1. Selalu bertanya, apakah ada cara lain yang lebih baik
2. Pertanyakan dan kaji lebih jauh kebiasaan yang ada,
sifat rutin dan tradisi

40
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

3. Harus berpikir reflektif, merenung, berpikir lebih dalam


4. Mencoba melihat sesuatu dari perspektif lain
5. Berpikir barangkali ada lebih dari satu jawaban yang
benar
6. Lebih relaks guna mencari pemecahan masalah yang
inovatif.
7. Memiliki helicopter skills, artinya memiliki
kemampuan mengangat ke atas masalah rutin/harian,
agar dapat melihat permasalahan atau issue dengan
sudut pandang yang lebih luas kemudian diturunkan
kembali fokus pada permasalahan yang sedang dikaji,
untuk memperoleh ide baru dalam perubahan.

3.4 Entreprenuer agar Kreatif


Entrepreneur selalu mimpi ide baru, selalu bertanya
mengapa tidak, apa yang jika begini, selalu awas melihat
peluang, buat sesimpel mungkin, coba ini, sesuaikan dan
kerjakan. Entrepreneur adalah orang yang action-
oriented. Gantungkan cita-cita setinggi langit, tembak
yang paling atas. Agar bisnis kita tampil beda dengan
bisnis lain, walaupun dalam usaha sejenis, maka perlu
diciptakan berbagai perbedaan (differensiasi), atau

41
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

membuka usaha baru yang betul-betul beda dengan usaha


yang sudah ada. Disinilah letak pentingnya kreativitas dari
pemiliki. Usaha yang dijalankan harus menciptakan
positioning khusus dalam kegiatannya, misalnya dalam hal
komiditi yang digeluti, layanan dan sebagainya. Lebih
rinci differensiasi dan positioning dapat dilakukan dalam
hal:
1. Produk, harus diciptakan model, kualitas, desain yang
khusus yang berbeda dengan produk lain, misalnya
perusahaan kue, dapat membuat perbedaan dalam rasa,
bentuk, ukuran dsb.
2. Pelayanan, dengan memberikan penghormatan
istimewa, antar jemput dsb.
3. Menciptakan kemudahan-kemudahan.
4. Harga yang sesuai dengan kelas konsumen yang
dilayani
5. Memberikan garansi yang menyakinkan konsumen.
6. Aneka ragam produk, sehingga memberi kebebasan
pilihan bagi konsumen.
7. Memberikan tingkat kepercayaan tertinggi, sehingga
konsumen tidak merasa waswas, atau ratu berhubungan
dengan produsen/penjual.

42
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

8. Membuka akses, hubungan komunikasi yang mudah


dan murah bagi setiap orang yang ingin berhubungan.
Misalnya komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara: telepon, fax, email, HP dsb
9. Rasa akrab, persahabatan memupuk customer
relationship management yang lebih baik.
Langkah persiapan dimaksudkan memberi kondisi kepada
seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas. Ini dapat
dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pengalaman
kerja. Untuk menyiapkan pemikiran kreatif harus dilakukan
hal-hal yang sangat menunjang sebagai berikut: belajar terus
menerus, banyak membaca tentang apa saja, tidak terbatas
pada disiplin ilmu sendiri dan dari berbagai sumber, bikin
kliping.
Langkah-langkah tertentu sebagai berikut (Zimmerer):
1. Preparation
2. Investigation
3. Transformation
4. Incubation
5. Illumination
6. Verification
7. Implementation

43
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Jangan malu mulai dari kecil, sukses tidak muncul


dalam satu malam, tapi melalui kerja keras, dan dedikasi sabar.
Jangan takut gagal, dan belajar dari kegagalan itu, dia memliki
“inteligent failure” ia punya kecerdasan kegagalan, ia akan
balik belajar cepat ini pengalaman sangat berharga, pantang
menyerah, tidak mau berhenti, maju terus. Intelegent failure
sulit dimiliki oleh seseorang. Kebanyakan orang tidak tahan
dengan kegagalan, cepat menyerah, putus asa, trauma ini
bukan tipe orang enterpreneur. Intelegent failure, adalah
orang yang mau belajar dari kegagalan, dan kegagalan adalah
guru yang sangat berharga, belajarlah dari pengalaman dan
kegagalan.

44
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

BAB IV
EKSPLORASI LINGKUNGAN BISNIS

4.1 Ekspolasi Lingkungan Bisnis


Dalam sebuah karya berjudul Artistic Research Tools
for Scientific Minds yang ditulis oleh Prof. George W. Ladd,
seorang ahli ekonomi di Iowa State University mengemukakan
suatu uraian dan pemikiran menarik melalui proses mental
bawah sadar berupa imajinasi dan intusi yang membantu
kemajuan usaha.
Proses mental bawah sadar sangat besar artinya dalam
membantu kita melaksanakan tugas sehari-hari. Banyak ide
berasal dari proses mental bawah sadar, namun tidak semua
orang bisa memanfaatkannya. Adalah suatu kerugian besar
bagi orang yang tidak menghiraukan rasa bawah sadar
tersebut, karena apa yang muncul sekarang. Jika tidak
dimanfaatkan, maka lain kali ia tidak akan muncul kembali.
Apa sajakah produk dari proses mental bawah sadar itu?
1. Rasa Bawah Sadar

45
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Penulis artikel ini pertama-tama menyatakan kepada kita,


apakah anda pernah mengalami situasi semacam ini; Pada
waktu anda bicara dengan seseorang, tiba-tiba muncul suatu
ide dalam pikiran anda, namun anda masih meneruskan
obrolan anda. Misalnya muncul ide akan menelepon
seseorang untuk menawarkan barang.
Freud mengumpamakan pikiran manusia dengan
sebuah gunung es. Hanya kira-kira seperdelapan gunung es
yang muncul di permukaan air, sedangkan tujuh
perdelapannya ada di bawah permukaan air. Dikatakan
bahwa banyak konsep dan pikiran kita berasal dari bawah
sadar, kemudian rasa sadar kita digunakan untuk menguji
konsep itu, apakah diterima atau ditolak.
2. Imajinasi
Para ahli ilmu jiwa mengemukakan banyak macam
imajinasi. Robert F. Kennedy pernah mengatakan; Banyak
orang melihat sesuatu benda sebagaimana adanya dan
heran mengapa demikian? Some people see things that
never were and ask why not?
Hasil dari imajinasi kreatif ini ialah penemuan baru.
Penemuan baru itu bisa berbentuk benda, berbentuk konsep,
ide atau model.

46
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

3. Intuisi
Istilah-istilah suddeneness, tidak diperhitungkan
keanehan, gembira, inspirasi adalah terminologi yang
dipakai untuk menyatakan itu sebagai intuisi. Dalam istilah
filosofi, intuisi didefenisikan sebagai berikut:
“Dalam ilmu pengetahuan, intuisi adalah pengertian
yang diperolah tanpa sadar “ It is “ Knowing without
knowing why I know”.
Beveridge mendefenisikan sebagai pemberian
keterangan yang tiba-tiba tentang situasi, suatu penjelasan
tentang ide yang melompat ke kesadaran. Kita semua
punya intuisi, proses mental bawah sadar menciptakan
intuisi. Proses mental bawah sadar menciptakan intuisi, bila
distimulasi lebih produktif. Misalnya bagi seorang
wirausaha, tiba-tiba muncul intuisi, cara memperbaiki
proposal yang diajukan untuk memperoleh kredit bank guna
membiayai suatu proyek, atau muncul ide, memanggil
bawahan, melaksanakan rapat dan sebagainya.

47
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

4.2 Perspektif ke Depan


Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap
saat mencapai target, sasaran atau impian, maka segeralah
membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta
memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk
mencapainya. Biasakanlah untuk memilih target, baik
harian, bulanan maupun tahunan, entah itu berupa
peningkatkan prestasi belajar, peningkatkan omzet usaha,
peningkatkan taraf hidup, tingkat keuntungan, mobil
idalman, rumah baru, kantor baru, ataupun banyak hal
lainnya.
Adapun impian atau target kita, ingat kata kunci
SMART ( Spesific, Measurable, Achieveable, Reality
Based, Time- Frame), yang berarti semua target dan impian
kita harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai,
berdasarkan pada realitas atau kondisi kita saat ini, dan
memiliki jangka waktu tertentu. Jadi apa yang kita
usahakan idam-idamkan, impikan, inginkan, dan cita-
citakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Spesific, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa
yang kita ingin wujudkan.

48
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

2. Measurable, artinya harus terukur atau dapat


dihitung besarannya, berapa banyak dan berapa
besar.
3. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan
mengangan-angankan sesuatu yang tidak mungkin
dicapai dengan kemampuan kita.
4. Reality based, artinya berdasarkan pada realitas
yang ada, harus menyesuaikan dengan kondisi yang
ada, baik kemampuan maupun tuntutannya saat ini.
5. Time-Frame, artinya memiliki jangka waktu
tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan harus
tercapai, semia kegiatan harus ada jangka waktu
sampai pencapaian hasilnya.

4.3 Tanggung Jawab


Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas
dari tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena itulah,
komitmen sangat diperlakukan dalam pekerjaan
sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.
Komitmen dapat melahirkan tanggungjawab. Indikator
atau ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah:
1. Berdisplin

49
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

2. Penuh komitmen
3. Bersungguh-sungguh
4. Tidak suka bohong (jujur)
5. Berdedikasi tinggi
6. Konsisten

BAB V
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS

50
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

5.1 Memulai Usaha/ Bisnis Baru


Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:14)
mengemukakan beberapa kemungkinan tipe aktivitas
kewirausahaan (enterpreneurial) sebagai berikut:
a. Dengan konsep baru dan bisnis baru, yaitu
wirausahawan yang mengembangkan suatu produk
baru atau suatu ide baru, dan mengembangkan bisnis
dengan konsep baru.
b. Konsep yang sudah ada, tetapi dengan bisnis baru, yaitu
orang yang memulai usaha baru berdasarkan pada
konsep lama.
c. Dengan konsep yang sudah ada dan bisnis yang sudah
ada, yaitu orang yang membeli perusahaan yang sudah
ada tanpa perencanaan untuk mengubah operasi
perusahaan.

5.2 Langkah-langkah Memasuki Bisnis Baru


a. Merintis usaha baru

51
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan


mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal,
ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.
Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu
mencakup perusahaan berikut:
Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole
proprietorship), yaitu persekutuan bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama (asosiasi)
antara dua orang atau lebih.
Perusahaan berbadan hukum (cooperation), yaitu
perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum
dengan modal berupa saham.

b. Membeli perusahaan orang lain (buying)


Membeli perusahaan orang lain, yaitu dengan
membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis
dan diorganisasikan oleh orang lain dengan nama
(goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.
Membeli perusahaan orang lain pasti ada keuntungan
dan kerugiannya, baik secara goodwill maupun
finansial.

52
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

c. Kerja sama manajemen (Franchising)


Waralaba (Franchising) ialah kerjasama antara
terwaralaba dengan pewaralaba dalam mengadakan
persetujuan jual beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama ini
biasanya dengan dukungan awal, seperti pemilihan
tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola
arus kerja.

5.3 Merintis Usaha/ Bisnis Baru


Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk
memasuki dunia usaha seseorang harus memiliki jiwa
kewirausahaan karena wirausahawan adalah orang
yang mengorganisasikan, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy
Lambing (2000:90), sekitar 43% responden
(wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari
pengalaman yang diperoleh ketika bekerja dibeberapa
perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
Mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan
perusahaan melalui pengalaman sebelumnya. Sebanyak

53
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

15% responden telah mencoba dan merasa mampu


mengerjakannya dengan lebih baik.
Menurut Lambing (2000: 91-92), ada dua pendekatan
utama yang digunakan wirausahawan untuk mencari
peluang dengan mendirikan peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan “Inside-Out”atau disebut dengan “Idea
Generation”, yaitu pendekatan yang berdasarkan
pada gagasan sebagai kunci yang menentukan
keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan
sendiri, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya
yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
Pendekatan ini berdasarkan pada gagasan sebagai
kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
b. Pendekatan “” The Out-Side In” yang juga disebut
“ Opportunity recognition” yaitu pendekatan yang
menekankan pada basis ide, bahwa suatu
perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau
menciptakan suatu kebutuhan dipasar.

Berita-berita peluang tersebut menurut Lambing (2000:


92) bersumber dari hal-hal sebagai berikut:

54
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

1. Surat kabar
2. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi
3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang
4. Publikasi pemerintah
5. Infomasi lisensi produk yang disediakan oleh
pialang saham, universitas dan perusahaan lainnya.

Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang


diperlukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang
bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya.
b) Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang
bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.
c) Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang
bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara
menggunakannya.
d) Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang
bagaimana cara mencari, memelihara, dan
mengembangkan relasi serta kemampuan komunikasi
dan negosiasi

55
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru,


seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi
juga ide dan kemauan.
Seperti telah disingung, ide dan kemauan tersebut harus
diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.

56
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Gambar
Bagan Proses Bisnis

Uang Fasilitas
+ Orang BARANG
ANDA + IDE + Kredit + + PASAR + UANG + PROFIT
JASA

Gambar diatas merupakan bagain proses bisnis yang diawali dengan seseorang yang memiliki ide.
Pada bagan tersebut dapat kita ketahui bahwa usaha harus diawali dengan ide. Setelah ide, langkah
berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas, baik barang, uang maupun orang/pemodal.
Sumber dana tersebut adalah berasal dari badan-badan keuangan, seperti bank dalam bentuk kredit
atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar
merpakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan.

57
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus


diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal berikut:
Bidang dan Jenis usaha yang dimasuki
Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Tempat usaha yang akan dipilih
Organisasi usaha yang akan digunakan
Jaminan usaha yang mengkin di peroleh
Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

5.4 Bidang dan jenis Usaha yang dimasuki


Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki mencakup
bidang-bidang berikut:
a. Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan,
perikanan dan perkebunan
b. Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah,
batu dan bata
c. Pabrikasi/manufakturing, meliputi usaha industri,
perakitan, dan sintesis
d. Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan,
jembatan, pengairan dan jalan raya
e. Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel),
grosir, agen dan ekspor-impor.

58
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

f. Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi dan


koperasi.
g. Jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon,
laundry/penatu, katering.
h. Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan,
wartel dan distribusi.
i. Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok.

BAB VI
PELUANG BISNIS DISEKITAR KAMPUS

6.1 Tempat Usaha Yang Akan Dipilih

59
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Pemilihan tempat usaha harus mempertimbangkan aspek


efisiensi dan efektivitas. Dalam menentukan tempat usaha
harus dipertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Apakah tempat usaha tersebut mudah di jangkau oleh
konsumen, pelanggan, atau pasar? Bagaimana akses
pasarnya?
b. Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga kerja?
c. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan
penolong lainnya, seperti pengangkut dan jalan raya?
Untuk menentukan lokasi atau tempat usaha, terdapat
beberapa alternatif yang bisa kita pilih, yaitu mencakup
alternatif berikut:
a. Membangun bila ada tempat yang strategis
b. Membeli atau menyewa bila lebih strategis dan
menguntungkan
c. Kerjasama bagi hasil bila memungkinkan

6.2 Lingkungan Usaha


Lingkungan Mikro
Lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan,

60
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,


pelanggan/konsumen, dan lainnya.
a. Pemasok
Pemasok berkepentingan dalam menyediakan bahan baku
kepada perusahaan.
b. Pembeli dan Pelanggan
Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang
sangat berpengaruh karena dapat memberi informasi bagi
perusahaan.
c. Karyawan
Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam
perusahaan. Karyawan akan berusaha bekerja dengan
baik bila memperoleh manfaat bagi perusahaan.
Semangat kerja yang tinggi, pelayanan yang baik, dan
produktivitas yang tinggi akan terjadi apabila mereka
mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjamin,
dan kenaikan jenjang kepangkatan yagn teratur.
d. Distributor
Distributor merupakan lingkungan yang sangat penting
dalam perusahaan karena dapat mempelancar penjualan.

Lingkungan Makro

61
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

a. Lingkungan Ekonomi
Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional dan global
akan berpengaruh terhadap peluang usaha. Hasil
penjualan dan biaya perusahaan banyak dipengaruhi oleh
lingkungan ekonomi. Variabel-variabel ekonomi, seperti,
inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi mata uang asing, baik
langsung maupun tidak akan berpengaruh terhadap
perusahaan.
b. Lingkungan Teknologi
Kekuatan teknologi dan kecenderungan perubahan sangat
berpengaruh terhadap perusahaan. Perubahan teknologi
yang secara dratis dalam abadi terakhir ini telah
memperluas skala industri secara keseluruhan.
c. Lingkungan Sosiopolitik
Kekuatan sosial dan politik, kecenderungan dan
konteksnya perlu diperhatikan untuk menentukan
seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh terhadap
tingkah laku masyarakat.
d. Lingkungan demografi dan gaya hidup
Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali
dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hidup.
Kelompok-kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan,

62
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

pendapatan dan struktur masyarakat bisa menjadi


peluang. Pada prinsipnya, semua lingkungan tersebut
bisa menciptakan peluang bagi wirausahawan.

BAB VII
STRATEGI MEMULAI BISNIS

7.1 Studi Kelayakan Bisnis


Sebelum bisnis baru dimulai dan dikembangkan,
harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan
dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak.
Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut

63
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

memadai dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam


waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha
tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan
sosial, kemungkinan kurang memberikan manfaat.
Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat
digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu
bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu mencakup
hal-hal berikut:
a. Studi kelayakan usaha
b. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(strenght, weakness, opportunity, threat_SWOT).
Study kelayakan usaha/bisnis atau disebut juga analisis
proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa
digunakan antara lain untuk melakukan hal-hal berikut:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa,
membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya
untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala

64
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin


baru, memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang,
pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan,
proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
7.2 Proses dan Tahapan Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan gagasan
Tahap penemuan ide adalah tahap dimana wirausahawan
memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut
kemudian dirumuskan dan di identifikasi, misalnya
kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling memberikan
peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka
waktu yang panjang.
b. Tahap Formulasi Tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis,
seperti visi dan misi bisnis yang hendak di emban setelah
bisnis tersebut di identifikasi, apakah misinya untuk
menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan
masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan

65
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi bisnis


yagn akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi
kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk
tujuan.
c. Tahap Analisis
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan
untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut
layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti
prosedur proses penelitian ilmiah lainnya.
Selain tahapan-tahapan tersebut, ada beberapa aspek
yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
Aspek pasar, mencakup produk yang akan
dipasarkan, peluang, permintaan, dan penawaran dan
struktur pasar serta strategi pesaing.
Aspek teknik produksi/operasi, meliputi lokasi,
gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku
dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi,
lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
Aspek manajemen/pengelolaan, meliputi organisasi,
aspek pengelolaan, tenaga kerja, kepemilikan,
yuridis, lingkungan dan sebagainya. Aspek yuridis

66
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab


perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai
pihak dan harus ramah lingkungan.
Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana dan
penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan,
keuntungan dan aliran kas.

GAGASAN

Tujuan (Visi dan Misi)

Analisis/ Evaluasi:
1. Pasar
2. Produksi/Opersasi
3. Manajemen
4. Keuangan
5. Ekonomi

KEPUTUSAN

DILAKSANAKAN TIDAK 67
DILAKSANAKAN
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Gambar
Proses Studi Kelayakan Bisnis

7.3 ANALISIS KELAYAKAN BISNIS


a. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang
wirausahwan terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem
informasi pemasaran yang memadai berdasarkan pada
analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis
atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang
memadai atau tidak. Dalam analisis pasar, biasanya
terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan
dicermati, diantaranya:
Kebutuhan dan keingingan konsumen
Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka

68
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka


membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka
teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi, berarti
peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat
dari kebutuhan/keinginan konsumen
Segmentasi Pasar
Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan pada geografi, demografi dan sosial
budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi, pasar
sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
Target
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang
dapat diraih, berapa target yang ingin dicapai? Apakah
konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah memberi
kepuasan atau tidak? Jika loyal, potensi pasar tinggi.
Nilai Tambah
Wirausahawan harus mengetahui nilai tambah produk
dan jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari
pemasok, agen hingga konsumen akhir. Nilai tambah
barang dan jasa biasanya di ukur dengan harga,
misalnya berapa harga dari pabrik pemasok, harga
setelah berada di agen, dan harga setelah terdistribusi

69
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

kepada konsumen. Dengan mengetahi nilai tambah


setiap rantai pemasaran, nilai tambah bisnis akan dapat
diketahui.

Masa Hidup Produk


Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasaa
bertahan lama atau tidak. Harus dianalisis juga apakah
produk industri baru atau industri lama sudah mapan
atau produk industri justru sedang menurun. Jika
produk industri baru sedang tumbuh, potensi pasar
tinggi.
Struktur Pasar
Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna
(seperti pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistik),
atau pasar persaingan sempurna.
Persaingan dan Strategi Pesaing
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah, jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar
rendah. Wirausahawan harus membandingkan
keunggulan bersaing dilihat dari strategi produk, harga,

70
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

jaringan distribusi, promosi dan tingkat penggunaan


teknologinya.
Ukuran Pasar
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
Jika volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial
Pertumbuhan Pasar
Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan.
Laba Kotor
Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau
rendah? Jika profit margin kotor lebih dari 20
persen, berarti pasar potensial
Pangsa Pasar
Pangsa pasar bila dianalisis dari selisih jumlah
barang dan jasa yang diminta dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar
menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima
tahun mencapai 40% berarti bisnis yang akan
dilakukan atau dikembalikan memiliki pangsa
pasar yang tinggi.
b. Analisis Aspek Produksi/Operasi
Lokasi Operasi

71
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Unit bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling


strategis dan efisien, baik bagi perusahaan itu
sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya
dekat dengan pemasok, kepada konsumen, ke
alat transportasi, atau di antara ketiganya.
Volume Operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi
pasar dan prediksi permintaan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang
akan datang.
Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber
daya yang diperlukan harus cukup tersedia.
Tenaga Kerja
Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan
bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan
kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan

72
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

untuk menyelesaikannya, supaya lebih tepat,


cepat dan hemat.

Tata Letak
Adalah tata letak ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi. Tata letak harus tepat dan
prosesnya praktis sehingga efisien.
c. Analisis Aspek Manajemen
Kepemilikan
Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik
pribadi (perorangan) atau milik bersama
(persekutuan, seperti CV, PT dan bentuk badan
usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan
kerugian dari bisnis unit yang dipilih.
Organisasi
Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah
organisasi lini, staf lini dan staf atau bentuk
lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan
efesien.
Tim Manajemen
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau
melibatkan orang lain secara professional. Hal

73
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

ini bergantung pada skala usaha dan


kemampuan yang dimiliki wirausahawan. Bila
bisnis merupakan skala besar, sebaiknya
dibentuk tim manajemen yang solid.
Karyawan
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah,
kualifikasi, dan kualitas yang diperlukan. Bila
analisis ketiga aspek tersebut tidak
menimbulkan permasalahan, analisis bisnis
dapat diteruskan pada analisis aspek keuangan.
d. Analisis Aspek Keuangan
Kebutuhan Dana
Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya besarnya dana untuk aktiva/ aset tetap,
modal kerja, dan pembiayaan awal.
Sumber Dana
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ada
beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu
sumber dana internal (misalnya, modal disetor
dan laba ditahan). Dan modal ekstenal
(misalnya obligasi dan pinjaman)
Proyeksi Neraca

74
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Sangat penting untuk mengetahui posisi harta,


kekayaan serta kondisi keuangan lainnya.
Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva/ liabilitas lancar, kewajiban jangka
panjang dan kekayaan bersih.
Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atau rugi pada
masa yang akan datang. Komponennya
meliputi proyeksi penjualan, biaya, dan laba
rugi bersih.
Proyeksi Aliran Kas
Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan
perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban keuangannya. Ada 3 jenis aliran kas,
yaitu mencakup aliran kas berikut:
1. Aliran Kas Masuk, merupakan penerimaan
berupa hasil penjualan atau pendapatan.
2. Aliran kas keluar, merupakan biaya-biaya
termasuk pembayaran bunga dan pajak.
3. Aliran kas masuk bersih, merupakan selisih
dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar

75
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

ditambah penyusutan dengan perhitungan


bunga setelah pajak.
e. Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi
yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis,
dipergunakan empat kriteria, yaitu metode periode
pembayaran kembali (payback period), nilai sekarang
bersih (net present value), tingkat imbal hasil internal
(internal rate of return), dan indeks probabilitas
(probabiity index)

BAB VIII
PENGELOLAAN KEUANGAN

76
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

8.1 Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan adalah bagaimana mengusahakan


sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana
perusahaan.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
keuangan, yaitu mencakup hal-hal berikut:
1. Aspek sumber dana
2. Aspek rencana dan penggunaan dana
3. Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan

PENGGUNAAN DANA
Sumber Dana AKTIVA LANCAR:
1. Modal sendiri yang di Sumber Dana - Kas
investasikan (equity - Surat berharga
capital) Jangka Pendek - Piutang
2. Pinjaman (debt capital) - Persediaan
3. Perusahaan lain
yang ingin AKTIVA TETAP:
Jangka
berinvestasi - Tanah
Menengah - Gedung
- Pabrik
- Peralatan
Alur Sumber dan Penggunaan Dana

8.2 Sumber-sumber Keuangan Perusahaan

77
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat


dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Dana yang berasal dari perusahaan disebut pembelanjaan
internal.
Ada tiga jenis sumber dana internal yang dapat
dijadikan sumber keuangan perusahaan, diantaranya
meliputi hal-hal berikut:
a. Penggunaan dana perusahaan
b. Penggunaan cadangan
c. Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut
pembelanjaan eksternal. Sumber dana eksternal
mencakup:
a. Dana dari pemilik atau penyertaan.
b. Dana yang berasal dari utang/pinjaman, baik jangka
pendek maupun jangka panjang
c. Dana bantuan program pemerintah pusat dan daerah
d. Dana dari teman atau keluarga yang ingin
menanamkan modalnya
e. Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin
menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil
yang memiliki potensi.

78
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

8.3 Perencanaan keuangan dan penggunaan dana


Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
merancang penggunaan biaya, meliputi hal-hal berikut:
a. Biaya awal
b. Proyeksi/rancangan keuangan, yang mencakup:
- Pembukaan neraca harian
- Proyeksi/rancangan neraca pendapatan (income
statements)
- Proyeksi/rancangan neraca aliran kas (cash flow
statements.
c. Analisis pulang pokok (break even analyis)
- Biaya awal yang tidak terduga
- Biaya administrasi
- Biaya (sewa) bangunan
- Biaya asuransi
- Biaya tambahan atau biaya secara umum

Estimasi Biaya Awal bagi Usaha Baru


Kegiatan Estimasi Biaya
1. Produksi
a. Pengembangan suatu prototipe Rp. .....................
b. Desain produk akhir Rp. .....................
c. Peralatan untuk pabrikasi Rp. .....................

79
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

d. Material untuk pabrikasi Rp. .....................


e. Biaya tenaga kerja Rp. .....................
f. Pembelanjaan ekspoiltasi (tambahan) Rp. .....................
g. Biaya hidup wirausahawan Rp. .....................

TOTAL Rp. ..................


2. Pemasaran
a. Riset Pemasaran Rp. .....................
b. Promosi dan Periklanan Rp. .....................
c. Peralatan pendukung untuk pemasaran Rp. .....................
d. Pengeluaran untuk staf penjualan dan Rp. .....................
jaringan distribusi
e. Pengeluaran untuk membantu penjualan Rp. .....................
f. Pengeluaran untuk instalasi dan penyajian
produk Rp. .....................

TOTAL Rp. ..................


3. Operasi Usaha secara umum

TOTAL Rp. ..................


4. Estimasi Pengeluaran
a. Pengembangan Produk Rp. .....................
b. Pemasaran dan Distribusi Rp. .....................
c. Operasional usaha Rp. .....................

TOTAL Rp. ..................


Jumlah Keseluruhan Rp. ..................

BAB IX
PEMASARAN UNTUK MEMULAI BISNIS

9.1 Pemasaran Untuk Memulai Bisnis


Pemasaran ialah kegiatan meneliti kebutuhan dan
keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa,

80
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan


barang dan jasa. Prinsip pemasaran adalah menciptakan
nilai bagi pelanggan, keunggulan bersaing dan fokus
pemasaran. Prinsip dasar pemasaran, yaitu menciptakan
nilai bagi langganan (costumer value), keunggulan bersaing
(competitive advantage), dan fokus pemasaran. Tujuan
pemasaran bukan mendapatkan langgana (get costumer),
akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve
competitive situation). Dalam konteks ini, wirausahawan
harus mampu memproduksi barang dan jasa dengan mutu
yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan
yang lebih cepat daripada pesaing.
9.2 Perencanaan Pemasaran
Langkah-langkah dalam merencanakan pemasaran bagi
usaha baru, yaitu sebagai berikut:
Seperti telah di kemukakan, sebelum suatu usaha baru
dimulai, terlebih dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha
yang baik dan evaluasi. Suatu rencana usaha yang baik
menurut Peggy Lambing ( 2000) biasanya berisi komponen-
komponen sebagai berikut:
1. Ringkasan Pelaksanaan Usaha, berisi pernyataan singkat
tentang:

81
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

a. Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan


b. Ciri-ciri dari produk/jasa dan pelayanannya
c. Ukuran pasar dan prospek/potensi pasar
d. Ringkasan proyeksi keuangan
e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya
2. Deskripsi usaha, harus memuat tentang:
a. Visi dan misi perusahaan
b. Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
c. Struktur Usaha
d. Bentuk Perusahaan
3. Produk dan Pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu
memuat tentang:
a. Produk barang dan jasa yang akan disajikan
b. Keunggulan dari barang dan jasa/pelayanan yang
ditawarkan
c. Peluang pengembangan barang dan jasa
d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
4. Analisis industri, harus memuat:
a. Kecenderungan industri yang disenangi
b. Lingkungan industri yang berpengaruh
c. Izin dan peraturan untuk membangun industri
d. Ukuran industri yang akan didirikan

82
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

e. Keunggulan dan kelemahan industri baru.


5. Analisis Pasar, memuat tentang:
a. Target dan sasaran pasar
b. Kebutuhan pelanggan
c. Potensi/prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap
target penjualan
d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang
akan dicapai
6. Strategi Pemasaran, memuat tentang:
a. Lokasi Pemasaran
b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
c. Personal yang akan melakukan penjualan
d. Kebijaksanaan harga yang sesuai
e. Tujuan dan sasaran promosi serta rencana untuk
mencapai tujuan tersebut
7. Pengelolaan
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
d. Pemimpin atau direktur pengelola
8. Operasi Usaha, memuat tentang:
a. Pemasok utama

83
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

b. Kebutuhan-kebutuhan pegawai/karyawan
c. Sistem dan prosedur operasi
d. Tata ruang dan denah rencana
e. Keperluan peralatan dan biaya
f. Peralatan tetap dan perabot kantor
g. Keperluan persediaan bahan baku
h. Semua biaya operasi yang diperlukan
9. Proyeksi keuangan, biasanya memuat:
a. Jumlah ekuitas ( modal milik sendiri) yang dimiliki:
b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
c. Rencana penggunaan dana
d. Proyeksi aliran kas dan pendapatan

9.3 Evaluasi Produk dan Jasa


1. Gambaran Produk yang dihasilkan, misalnya ukuran,
bentuk, ramuan/bahan, berat, kecepatan barang,
pengepakan dan susunannya.
2. Jasa-jasa apa saja yang akan Anda sediakan, apakah:
a. Untuk menarik perhatian publik atau individu
b. Memberikan jaminan waktu untuk melayani
permintaan dengan cepat
c. Pengadaan pesanan pelanggan

84
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

d. Jaminan pengembalian uang

9.4 Evaluasi Pesaing


1. Identifikasi nama pesaing bisnis anda:
a. Jika Bisnis Anda Ritel atau Jasa, seberapa jauh
jarak pesaing dari lokasi bisnis Anda?
b. Jika Bisnis Anda besar dan industri, bagaimana area
bisnis Anda di banding pesaing?
2. Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda dan
bandingkan dengan pesaing mengenai:
a. Pemilihan Produk Besar Sedan Kecil
g
b. Pangsa pasar 100% 50% 0%
c. Kualitas Produk Baik Sedan Kurang
g
d. Kualitas Pelayanan Baik Sedan Kurang
g
e. Frekuensi Promosi Banyak Sedan Sedikit
g
f. Harga Tinggi Sedan Rendah
g
g. Perputaran Karyawan Rendah Sedan Tinggi
g
h. Kondisi Keuangan dilihat dari laba Sangat Sedan Kurang
tinggi g
i. Kondisi Utang Rendah Sedan Tinggi
g
j. Peralatan Baru Sedan Lama
g
k. Kapasitas Produk Penuh Lebih Kurang

85
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

9.5 Evaluasi Pasar dan Pemasaran


a. Identifikasi segmen pasar bisnis Anda berdasarkan
pada area geografi, kependudukan, manfaat bagi
pelanggan, jaminan barang lainnya bagi konsumen,
dan gaya hidup serta tingkat pendapatan pelanggan.
b. Identifikasi manajemen pemasaran bisnis Anda,
khususnya tentang iklim bekerja, sistem pengupahan,
etika dan budaya kerja.
c. Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan,
transportasi, fasilitas dan akses lain serta peraturan
daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah
tersebut.
d. Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan,
apakah pemasaran langsung, publisitas, periklanan, dan
promosi penjualan, termasuk media yang dipilih dan
biaya promosi
e. Identifikasi tujuan promosi Anda, apakah untuk:
- Mencapai volume penjualan tertentu;
- Meningkatkan penjualan;
- Meningkatkan kesadaran konsumen;
- Minginformasikan barang dan jasa;
- Mengantisipasi pembelian musiman

86
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

9.6 Evaluasi Risiko yang tidak terkontrol


Identifikasi resiko tidak terkontrol yang dapat
mempengaruhi bisnis Anda seperti:
1. Keadaan ekonomi
2. Cuaca
3. Teknologi baru
4. Perang harga oleh pesaing
5. Selera konsumen
6. Pesaing baru

BAB X
MENYUSUN BUSINESS PLAN

10.1 Penyusunan Laporan Studi Kelayakan Bisnis

Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis secermat


mungkin dan hasilnya secara ekonomis dinyatakan layak,
langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada
umumnnya.
RINGKASAN PROYEK
BAB I. PENDAHULUAN 87
1.1 Dasar Gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis
1.2 Nama dan Alamat Perusahaan
1.3 Bidang Usaha
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

3.2 Aspek Teknis


a. Sifat Proyek
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Tata Letak Proses
g. Proses Produksi
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja
3.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang pasar
b. Segmentasi Pasar
c. Sasaran Pasar
d. Masa Hidup Produk
e. Struktur Pasar
f. Persaingan dan Strategi Bersaing
g. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya 88
h. Pangsa Pasar
i. Margin Laba Kotor
3.4 Aspek Manajemen
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

PROPOSAL USAHA

Diajukan Kepada:

....................................................................................

(Lembaga Penyandang Dana)

...............................................................................

(Nama Pemilik)

89
.................................................................................

(Nama Perusahaan)
................................................................................

Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

RINGKASAN PROYEK
A. Pendahuluan
1. Latar belakang: (Perusahaan apa, mengapa, untuk apa perusahaan
didirikan)
2. Ruang Lingkup : (Aspek Organisasi/manajemen. Pemasaran, produksi,
keuangan)

B. Organisasi/Manajemen
1. Nama Perusahaan : .................................
2. Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan : .................................
3. Bidang Usaha : .................................
4. Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja : .................................

C. Pemasaran
1. Produk yang dipasarkan : ..................................
2. Sasaran Konsumen/Pembeli : ..................................
3. Wilayah Pemasaran : ..................................
4. Rencana Penjualan Tahunan : ..................................
90
D. Teknik/Produksi/Operasi Usaha
1. Kapasitas Produksi : ..................................
2. Ketersediaan Bahan Baku : ..................................
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

1. Latar Belakang
1.1 Dasar Gagasan Usaha
Kebutuhan akan............ akhir ini ................ ......
CV/PT/..................... yang berlokasi di .................. berusaha dalam
bidang ................. bertujuan.... ..
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi
tersebut, kami CV/PT..... memerlukan dana untuk pembelian... dan
modal kerja sebagaimana tercantum dalam usulan proposal proyek ini.

1.2 Ruang Lingkup


Dalam usulan proposal ini terdapat empat aspek penting, yaitu:
a. Aspek Organisasi dan Manajemen.......
b. Aspek Pemasaran........
c. Aspek Produksi/Operasi...............
d. Aspek Keuangan........................

2. Bidang Organisasi dan Manajemen


2.1 Umum
Nama Perusahaan : PT. X..................
Nama Pemilik/ Pimpinan : ..........................
Alamat Kantor dan Tempat Usaha : .........................
Bentuk Badan Hukum : No
91
Tahun Berdiri :
Bagan/Struktur Organisasi
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Komisaris

Direktur

Man. Pemasaran Man. Produksi Man. SDM Man. Keu

2.2 Pemegang Saham:

No. 6.3Nama
2.2 Pemegang Banyaknya (Lembar) Nilai Saham (Ribu
Rp)
1. ........................................ ..................................... .............................
2. . ..................................... ..............................
3. ........................................ ..................................... ..............................
4. ........................................ ..................................... ..............................
.
........................................
.
Jml ....................................... ..................................... Rp........................

2.3 Perizinan
Jenis Perizinan Biaya (Rp)
Izin Prinsip (dari Instansi Teknis) Rp.....................................
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) .
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Rp.....................................
TDP (Tanda Daftar Perusahaan) .
NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak) Rp.....................................
Akta Pendirian .
Rp.....................................
.
Rp.....................................
. Rp....................................
92

2.4 Kegiatan Operasional dan Jadwal Pelaksanaan


Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Biaya Operasi
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

2. 5 Inventaris Kantor:

No. Inventaris Merek Jumlah Harga Total (Rp)


(Rp)
1. Komputer
2. Mesin TIK
3. Mesin Faks
4. Mobil
5. .............dst

3. Aspek Pemasaran
3.1 Gambaran Umum
1. Jenis Produk yang dipasarkan :...............................
2. Cakupan pemasaran meliputi :................................ (Misalnya:
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Nasional, Internasional)

3.2 Permintaan
1. Jumlah Permintaan Terhadap Produk
a. Sasaran Pembeli/Konsumen : ...............................
b. Jumlah Konsumen : ...............................
c. Jumlah Kebutuhan : ...............................
d. Total Kebutuhan per tahun : ............................... 93
2. Proyeksi Permintaan selama 5 tahun mendatang

Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)


Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

3. 4 Rencana Penjualan/ Pangsa Pasar

Tahun Permintaan Penawaran Peluang Pasar Rencana Pangsa


(1) (2) (3) (4) = (2) – (3) Penjualan (5) Pasar
5/4 x 100%
2015
2016

3.5 Strategi Pemasaran Pesaing


Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya:
1. Produk (mutu, ukuran, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)

3.6 Strategi Pemasaran Perusahaan


1. Produk (Mutu, Ukuran, Kemasan, Tipe)
2. Harga (Syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur penjualan
4. Promosi

4.Aspek Produksi
4.1 Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ................................
2. Kegunaan Utama Produk : ................................

4.2 Proses Produksi 94


Skema/ Bagan Alur Proses Produksi:
INPUT PROSES OUTPUT PENGEPAKAN dan seterusnya
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

4.4 Tanah/Bangunan
1. Beli (........ M2) Rp...............
2. Sewa (... tahun) Rp...............

4.5 Utilitas/Sarana

No Nama Biaya Utilitas


.
1. Pemasangan Instalasi Listrik Rp. ................................
2. Pemasangan Instlasi Air/PDAM Rp. ................................
3. Pemasangan Instalasi Telepon Rp. ................................
4. Lain-lain Rp. ................................
Jumlah Rp. ................................

4.6 Peralatan/Mesin/ Kendaraan

No. Beli/Sewa Nama Merek Jumlah Harga (Rp)


1.
2.
3.
4.

4.7 Biaya Umum Pabrik


No. Jenis Biaya Umum Jumlah (Rp)
1. Pemeliharaan mesin dan peralatan Rp.
95
2. Suku cadang, bahan bakar, oli dan lainnya Rp.
3. Listrik, air dan lain-lain Rp.
4. Pemeliharaan bangunan Rp.
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

BIAYA PROYEK
( Dalam Rupiah)
Keterangan Modal Sendiri Kredit Jumlah

A. INVESTASI
1. Tanah
2. Bangunan /Toko
3. Mesin dan Peralatan
4. Investasi Kantor
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap

B. INVESTASI PRAOPERASIONAL
1. Rencana Usaha
2. Perizinan
3. Pelatihan
4. Uji Coba Produksi
5. Lain-lain
6. Total Praoperasional

C. TOTAL INVESTASI (A + B)

D. MODAL KERJA
Biaya Pokok Produksi
Bahan Baku
1. Upah Tenaga Produksi

96
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

2. Biaya umum pabrik

Total Biaya Produksi

TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN

MODAL KERJA (X Rp)

TOTAL BIAYA PROYEK ( C + D)

PERSENTASE

BIAYA NERACA
( Dalam Rupiah)
Keterangan Tahun Tahun Tahu Tahun Tahun Tahun
0 1 n 3 4 5
2
I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Persediaan

Total Aktiva Lancar


B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan Peralatan
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain

Total Aktiva Tetap


Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aktiva Tetap

Total Aktiva (A + B + C )

II. KEWAJIBAN DAN MODAL


A. Kewajiban Lancar

97
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

1. Kewajiban Dagang
2. Kredit Modal Kerja
Total Kewajiban Lancar
B. Kewajiban Jangka Panjang
Kredit Investasi
Total Kewajiban Jangka Panjang
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba Periode Lalu
3. Laba
Total Modal
Total Kewajiban dan Modal
(A + B + C)
ROI = Laba x 100
Total Aktiva
PROYEKSI LABA RUGI
( dalam rupiah)

Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


0 1 2 3 4 5
A. PENJUALAN
B. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Kerja
3. Biaya Umum Pabrik
Total Biaya Pokok Produksi
C. LABA KOTOR ( A –B)
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan Kantor
5. Biaya Sewa
6. Biaya Lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha
E. LABA USAHA ( C- D)
F. BUNGA
G. LABA SEBELUM PAJAK ( E – F)
H. PAJAK
I. LABA ( G – H)
J. BEP (D/C) X 100%

98
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Penyusutan Nilai (Rp) Umur (Thn) Penyustan/


Thn
1. Bangunan
2. Mesin dan Peralatan Investasi
Kantor
3. Kendaraan
4. Lain-lain
Jumlah
Amortitasi I Nilai (Rp) Umur (Thn) Penyustan/
Thn
Investasi Praoperasi

PROYEKSI ARUS KAS


( dalam rupiah)
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
0 1 2 3 4 5
TOTAL PENJUALAN
A. ARUS KAS MASUK
1. Penjualan Tunai
2. Penerimaan Piutang
3. Modal Sendiri
4. Kredit Investasi
5. Kredit Modal Kerja
6. Saldo Kas Awal
Total Kas Masuk
B. ARUS KAS KELUAR
1. Investasi
2. Biaya Pokok Produksi
3. Biaya Usaha Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas Keluar

C. KAS BERSIH ( A- B)
D. KEWAJIBAN BANK
1. Angsuran Kredit Investasi
2. Angsuran Modal Kerja
Total Kewajiban Bank

99
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

E. SALDO KAS AKHIR ( C- D)

Keterangan : A1 = Penjualan Tunai = .... x Jumlah Penjualan


A2 = Penjualan Kredit =... x Jumlah Penjualan

Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


0 1 2 3 4 5
A. Kas Masuk
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Piutang
Total Kas Masuk
B. TOTAL KAS KELUAR
C. KAS NETTO ( A – B)
D. FAKTOR DISKON F1 = T1
E. NILAI SEKARANG ( C X D)
F. FAKTOR DISKON F2 = T2
G. NILAI SEKARANG ( C X F)
H. IRR

Rumus untuk menghitung faktor diskon (discount faktor – DF) :

DF T1 s.d T5 = 1 1 1 1 1
(1 + i)1 (1 + i)2 (1 + i)3 (1 + i)4 (1 + i)5

100
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

BAB XI
PROFIL USAHA KECIL DAN MODEL
PENGEMBANGANNYA

11. 1 Profil Usaha Kecil


Sampai saat ini , batasan usaha kecil masih berbeda-
beda bergantung pada fokus permasalahannya masing-
masing. Seperti dikemukakan oleh Dun Steinhoff dan
John F. Burgerss ( 1993: 14), Usaha kecil telah
didefenisikan dengan cara yang berbeda bergantung pada
kepentingan organisasi.
Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing
(2000: 43) mengemukakan bahwa kontrol atau
pengawasan pada usaha kecil biasanya informal. Apabila
hanya terdapat beberapa karyawan, deskripsi pekerjaan

101
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

dan segala aturan lebih baik secara tidak tertulis sebab


wirausahawan mudah mengontrol usahannya.
Banyak wirausahawan yang cenderung menggunakan
manajemen mikro dalam usahanya.
Di Indonesia sendiri belum terdapat batasan dan
kriteria yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai
instansi menggunakan batasan dan kriteria menurut fokus
permasalahan yang dituju. Dalam Undang-undang no.
9/1999 Pasal 5 tentang usaha kecil, disebutkan beberapa
kriteria usaha kecil sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,-
Biro pusat statistik Indonesia (1988)
mendefenisikan usaha kecil dengan ukuran tenaga kerja,
yaitu lima sampai dengan sembilan belas orang yang
terdiri atas (termasuk) pekerja kasar yang dibayar,
pekerja pemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan
industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari lima
orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.

102
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Sementara itu, klasifikasi yang dikemukan oleh


Stanley dan Morse, usaha kecil adalah industri yang
menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri
kerajinan rumah tangga. Industri kecil menyerap 10-49
orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan
industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang lebih.
Komisi untuk perkembangan ekonomi (Committee
for Economic Development-CED), mengemukakan
kriteria usaha kecil sebagai berikut:
1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik
2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok
kecil
3. Daerah operasi bersifat lokal
4. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil

11.2 Kekuatan Usaha Kecil


Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain sebagai
berikut:
a. Memiliki kebebasan untuk bertindak
Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk,
teknologi, dan mesin baru, usaha kecil bisa bertindak

103
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan


keadaan yang berubah tersebut.
b. Fleksibel
Perusahaan kecil sangat luwes, dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga
kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada
umumnya menggunakan sumber-sumber yang
bersifat lokal.
c. Tidak mudah goncang.
Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan loka, perusahaan kecil tidak rentan
terhadap fluktuasi bahan baku impor.
Sebagai contoh, perusahaan cenderamata dan mebel
yang sudah diekspor dan menggunakan bahan baku
rotan, kayu dan kulit dapat meraih keuntungan akibat
kenaikan nilai mata uang asing.
11.3 Kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan ke
dalam dua aspek
a) Aspek Kelemahan Struktural
Kelemahan struktural merupakan kelemahan dalam
struktur perusahaan, misalnya dalam bidang manajemen
dan organisasi, pengendalian mutu, pengadopsian dan

104
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan,


tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil
yang paling menonjol adalah kurangnya permodalan.
Akibatnya, terjadi kebergantungan pada kekuatan
pemilik modal.

b) Aspek Kelemahan Kultural


Kelemahan struktural adalah kelemahan dalam
budaya perusahaan yang kurang mencerminkan
perusahaan sebagai “ corporate culture. Kelemahan
kultural berdampak terhadap terajadinya kelemahan
struktural. Kelemahan struktural mengakibatkan
kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai
persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran, dan bahan baku, seperti:
1. Informasi peluang dan cara memasarkan produk
2. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik,
murah dan mudah didapat
3. Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan
pengusaha besar dalam menjalin hubungan

105
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan


dan pemasaran
4. Informasi tentang tata cara pengembangan produk,
baik desain, kualitas maupun kemasannya
5. Informasi untuk menambah sumber permodalan
dengan persyaratan yang terjangka

Daftar Pustaka

Bertens, K. 2002. Cetakan ke-7. Jakarta : PT. Gramdia Pustaka


Utama

Drucker, P.F. 1994. Innovation and Entrepreneurship: Practice


and Principles, Penerjemah Rusdi Naib. Jakarta: Gelora
Aksara Pratama.

Ebbert, R.J. R.W. Griffin. 2000. Bussiness Essential. New


Jersey: Prenctice Hall.

Fred, David R. 1999. Strategic Management : Concepts and


Cases. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kala, Yusuf. 2011. “ Orasi Penanugrahan Dr. (Hc) Bidang


Pendidikan Kewirausahaan. Bandung: UPI.

Lambing, Peggy, C.R. Kuehl. 2000. Entrepreneurship. New


Jersey: Prentice Hall

106
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

Mc.Clelland, D.C. 1961. The Achieving Society. New York: A


Division of Macmillan Publishing Co.Inc

Steinhoff, Dun, J.F. Burgess. 1993. Small Business


Management Fundamentals 6th ed. New York:
McGraw-Hill Inc.

Soma, Soemantri. 1999. Business Plan/ Studi Kelayakan


Usaha. Bandung: FPIPS UPI

Sugema, Sony. 2004. Mengubah Ide Menjadi Sebuah Kerajaan


Bisnis. Jakarta: Gramedia

Suryana. 2013. Kewirausahaan, Kiat dan Proses Menuju


Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

..................., 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru:


Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Jakarta:
Salemba Empat.

Tanan, Antonious. 2007. Tantangan Pendidikan Masa Depan.


(Pendidikan Kewirausahaan): Kebijakan Pendidikan
Negara-negara Maju.

Zimmerer, T.W., N.M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship


and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice
Hall Internasional, Inc.

Zikmund, W.G. 2000. Business Research Methods. New York :


The Dryden Press Inc.

107
Modul Kewirausahaan 1
Universitas Kader Bangsa Palembang

108

Anda mungkin juga menyukai