Anda di halaman 1dari 73

Analisis Kualitas TPA

Diah Marliana
Dasar Hukum
 SNI
03- 3241-1994 tentang Tata Cara
Pemilihan Lokasi TPA Sampah
 PermenPU No 19 tahun 2012 Tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar
Pemrosesan Akhir Sampah
 Permen LH No P.59 tahun 2016 Tentang Baku
Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Pendahuluan

 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat


dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam
pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan.
 Sebagian besar merupakan tempat penimbunan
sampah terbuka (open dumping) sehingga
menimbulkan masalah pencemaran pada
lingkungan.
Kondisi TPA Indonesia
persentase metode TPA di Indonesia

open dumping controlled landfill dan sanitary landfill


Permasalahan terkait operasional TPA

Pertumbuhan vektor penyakit

Pencemaran udara

Pandangan dan bau tidak sedap

Pencemaran air

kebisingan

Dampak sosial
Definisi

• Tempat untuk memproses


TP dan mengembalikan sampah
ke media lingkungan secara
A aman bagi manusia dan
lingkungan
Jenis TPA

Open Control Sanitary


Dumping Landfill Landfill

Improved Semi aerobic


sanitary sanitary
landfill landfill
Open dumping

Cara ini cukup sederhana yaitu dengan


membuang sampah pada suatu
cekungan tanpa mengunakan tanah
sebagai penutup sampah, cara ini sudah
tidak direkomendasi lagi karena tidak
memenuhi syarat teknis suatu TPA
Sampah
Controlled landfill

 Controlled landfill dilakukan dengan cara


menimbun sampah di TPA Sampah yang
sebelumnya telah dipersiapkan secara teratur,
dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya
dan dalam kurun waktu tertentu timbunan
sampah tersebut diratakan dipadatkan oleh
alat berat seperti Buldozer maupun Track
Loader 
Sanitary landfill
 Sanitary landfill adalah sistem pembuangan
akhir sampah yang dilakukan dengan cara
sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah
disiapkan sebelumnya dan telah memenuhi
syarat teknis, setelah ditimbun lalu
dipadatkan dengan menggunakan alat berat
kemudian ditutup dengan tanah sebagai
lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir
kegiatan.
Lapisan Dasar TPA
Penerapan tanah penutup
Improved sanitary landfill
Merupakan pengembangan dari sistem
sanitary landfill, dilengkapi dengan
instalasi perpipaan sehingga air sampah
atau LEACHATE dapat dialirkan dan
ditampung untuk diolah sehingga tidak
mencemari lingkungan, juga dilengkapi
dengan fasilitas pengelolaan gas yang
dihasilkan oleh proses dekomposisi
sampah di landfill
Semi aerobic sanitary landfill

 Sistem ini merupakan pengembangan dari teknik


improved sanitary landfill, dimana usaha untuk
mempercepat proses penguraian sampah oleh
bakteri (dekomposisi sampah) dengan
memompakan udara (Oksigen) kedalam
timbunan sampah. Teknologi ini sangat mahal
tetapi sangat aman terhadap lingkungan.
Perencanaan TPA
Kriteria Pemilihan TPA
1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah
rawan longsor, rawan gempa, dll)
2. Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan
kondisi kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis
tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air
(dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukan
teknologi)
3. Kemiringan lahan lebih dari 20%
Kriteria Pemilihan TPA
4. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di
Bandara (jarak minimal 1,5 – 3 km)
5. Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah
banjir dengan periode ulang 25 tahun
Kriteria penyisih

 Iklim (hujan dan angin)


 lingkungan biologis (habitat dan daya dukung)
 kondisi tanah (produktifitas tanah, kapasitas dan umur
 ketersediaan tanah penutup
Pengoperasian TPA
Sampah yang boleh masuk ke TPA

 Kegiatan rumah tangga


 Kegiatan pasar
 Kegiatan komersial
 Kegiatan perkantoran
 Institusi pendidikan
 Kegiatanlainnya yang menghasilkan limbah sejenis
sampah kota
 Limbah yang berkategori B3 dilarang masuk ke TPA
Penanganan sampah yang masuk ke TPA
Kegiatan operasi pembuangan sampah secara berurutan akan
meliputi:
 Penerimaan sampah di pos pengendalian;.
 Pengangkutan sampah dari pos penerimaan ke lokasi sel yang
dioperasikan;
 Pembongkaran sampah
 Perataan dan pemadatan sampah oleh alat berat yang
dilakukan lapis demi lapis
 Pemadatan sampah oleh alat berat
 Penutupan sampah dengan tanah untuk mendapatkan kondisi
operasi sanitary landfill.
Pengoperasian Transportasi Sampah

Sanitary Landfill Transportasi Tanah Penutup/Pelapis Khusus dari


Luar Lokasi

Penerimaan/Registrasi Sampah

Pengupasan Tanah Asli

Penuangan Sampah di Lokasi Pengomposan Penuangan Sampah di Tepi Jalan Operasi


Penuangan Sampah di Lokasi Pengurugan

Pemindahan Tanah ke Lokasi Penyimpanan

Pemilahan Sampah
Pemilahan Sampah
Daur Ulang

Pemindahan Tanah ke Lokasi Pengurugan

Pencacahan Sampah
Pemindahan Sampah

ke Lokasi Pengurugan

Pematangan Kompos Penyebaran dan Pengurugan Sampah

Pengangkutan Sampah Residu ke Lokasi


Penyaringan Kompos
Pengurugan Pemadatan Sampah Penyambungan Pipa Gas Vertikal

Pengemasan Kompos

Penyebaran Tanah Penutup

Produk Kompos

Pemadatan Sel
Area Pengurugan dan Penimpunan Sampah
 Merupakan susunan sel-sel sampah yang disusun secara
vertical atau horizontal dengan ukuran tertentu
 Sel merupakan bagian dari TPA yang digunakan untuk
menampung sampah satu periode operasi terpendek
sebelum ditutup dengan tanah.
 Sanitary landfill, periode operasi terpendek adalah
harian (lahan yang digunakan untuk menampung
sampah selama satu hari)
 Sementarauntuk control landfill satu sel adalah untuk
menampung sampah selama 3 hari/1 minggu
Pengurugan sampah

 Sanitary landfill
Sampah disebar  dipadatkan (tebal 1,5 m) digilas
dengan steel sheel compactor atau dozer (4-6 gilasan)
ditutup dengan tanah penutup (min. 15cm) setelah 3
lapisan ditutup setebal min 30 cm.
 Controlled landfill
Sampah disebar  dipadatkan (tebal 4,5 m) digilas
dengan steel sheel compactor atau dozer (3-5 gilasan)
ditutup dengan tanah penutup (min. 20cm).
Tinggi lapisan 5cm = 1 lift
kemiringan talud sel maks 1:3
Pengawasan dan Pengendalian TPA

Pemantauan dan pendataan rutin hendaknya dilakukan terhadap :


 Kualitas leachate hasil pengolahan
 Kuantitas dan kualitas gasbio dan penyebarannya
 Pengendalian debu dan sampah ringan
 Pengendalian vektor
 Kualitas lingkungan lainnya sekitar lokasi TPA, khususnya
masalah bau, kebakaran air tanah dan sumur-sumur penduduk,
air sungai, kemungkinan terjadinya longsor dan sebagainya.
Sarana dan Prasarana TPA
Sarana dan Prasarana TPA
Sarana Dan Prasarana TPA

Fasilitas • Jalan masuk, kantor/pos jaga,


umum saluran drainase dan pagar

Fasilitas • Lapisan kedap air, pengumpul


lindi, ventilasi gas, daerah
perlindunga penyangga, sumur uji dan tanah
n lingkungan penutup
Sarana Dan Prasarana TPA

• Jembatan Timbang /pencatatan sampah,


Fasilitas fasilitas air bersih, tempat cuci
Penunjan kendaraan, listrik, bengkel dan APAR/
g fasilitas pemadam kebakaran,fasilitas
daur ulang dan pengomposan

• Alat berat dan truk pengangkut


Fasilitas
tanah (Bulldozer, Wheel/truck
operasional loader, Excavator/backhoe)
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Operasional
Pengelolaan Lindi
• Cairan yang timbul akibat masuknya air
eksternal ke dalam timbunan sampah,
Lindi melarutkan dan membilas materi-materi
terlarut, termasuk materi organic hasil proses
dekomposisi secara biologi

• Adalah sarana pengolahan lindi baik secara


biologis maupun secara fisika, atau kimia
Instalasi ataupun gabungan.
Pengola • Harus dioperasikan secara konsisten sesuai
h Lindi SOP agar efluen dari sarana ini memenuhi
baku mutu
• Adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar
Baku dan/atau jumlah unsur
mut pencemar yang ditenggang
u keberadaannya dalam lindi
yang akan dibuang atau
Lindi dilepas ke dalam sumber
air dari kegiatan TPA
Pengelolaan Lindi
 Menjamin seluruh lindi yang dihasilkan di TPA masuk ke
instalasi pengolahan lindi
 Menggunakan instalasi pengolahan lindi dan saluran lindi
kedap air sehingga tidak terjadi perembesan lindi ke
lingkungan
 Memisahkan saluran pengumpulan lindi dengan saluran
air hujan
 Melakukanpengolahan lindi, sehingga mutu lindi yang
dibuang ke sumber air tidak melampaui baku mutu lindi
Pengelolaan Lindi
 Tidak
melakukan pengenceran lindi ke dalam aliran
buangan lindi
 Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh
uji lindi dan koordinat titik penaatan
 Memasang alat ukur debit atau laju alir lindi di titik
penaatan;
 Membuat sumur pantau di hulu dan hilir lokasi TPA
sesuai peraturan perundang-undangan;
 Melakukan pencatatan sampah yang ditimbun harian;
 Melakukan pemantauan debit dan pH harian;
Pengelolaan Lindi
 memeriksakan kadar parameter lindi secara berkala
paling sedikit 1 kali dalam 1 bulan ke laboratorium
yang telah terakreditasi dan/atau teregristrasi dan
membuat laporan 3 bulan sekali kepada bupati/
walikota dengan tembusan gubernur, Menteri dan
instansi terkait
 melakukan pemantauan kualitas air tanah setiap 3
bulan sekali melalui pengambilan contoh uji pada sumur
pantau/sumur uji
 memiliki Prosedur Operasional Standar pengolahan lindi
dan sistem tanggap darurat
Laporan
 menyampaikan laporan:
 debit dan pH harian lindi
 pencatatan harian sampah yang diproses
 data klimatologi antara lain curah hujan, dan temperatur;
 hasil analisa laboratorium terhadap air tanah
 hasil analisa laboratorium terhadap lindi (termasuk
koordinat titik sampling)
Permen LH No P.59 tahun 2016
Proses Pengolahan Lindi
1. Pengolahan on-site : pengolahan
lindi langsung di lokasi yang sama
untuk kemudian dibuang ke badan
air. Biasanya sistem ini yang
digunakan di TPA selama ini.
2. Pengolahan off-site : pengolahan
lindi dibawa ke tempat lain untuk
diproses sebelum dibuang ke badan
air.
3. Resirkulasi ke TPA : air lindi
disirkulasikan kembali ke TPA untuk
digunakan kembali.
Bagan Pemilihan Pengolahan
Lindi
Proses Pengolahan Lindi
Proses Pengolahan Lindi

Simulasi efluen hasil pengolahan lindi


Opsi Teknologi Pengolahan Lindi
 Alternatif 1 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan
Biofilter
 Alternatif2 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan
Landtreatment/ Wetland
 Alternatif3 Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan
Aerated Lagoon
 Alternatif
4 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi,
Kolam Anaerobik atau ABR
 Alternatif5 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi I,
Aerated Lagoon, Sedimentasi II
Opsi Teknologi Pengolahan Lindi
 Alternatif 1 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter
Pengelolaan Biogas
Biogas
 Adalahgabungan gas metan (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2) yang muncul akibat
proses biodegradasi materi organic yang
berada dalam kondisi kurang atau tanpa
oksigen (O2)
Sistem Penangkap Gas

Ventilasi • Untuk menangkap aliran gas dalam dari

Horizontal satu sel atau lapisan sampah

Ventilasi • Ventilasi yang mengarahkan dan

Vertikal mengalirkan gas yang terbentuk ke atas

Ventilasi
• Ventilasi yang dibangun pada saat
timbunan akhir sudah terbentuk yang
Akhir dapat dihubungkan sarana pengumpul
gas/pembakar gas
Pemanfaatan Gas
 Penerangan area TPA
 Memasak
 Energi untuk pembakaran sampah pada incinerator
 Bahan bakar atau instalasi pembangkit listrik,
terutama bila kapasitas produksinya cukup besar.
Kegiatan Pasca Operasi
Kegiatan Pasca Operasi

 Adalahkegiatan yang sifatnya pemantauan dan


pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang
ada sehingga uapa rehabilitasi ex-TPA dapat
berjalan sesuai rencana dan fasilitas ini tidak
mendatangkan dampak negative terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia serta
lingkungan
Kegiatan Pasca Operasi TPA

 Inspeksi rutin
 Kegiatan revegetasi dan pemeliharaan lapisan penutup
 Penanaman dan pemeliharaan tanaman di TPA
 Pemeliharaan dan kontrol leachate dan gas
 Pembersihan dan pemeliharaan saluran-saluran drainase
 Pemantauan penurunan lapisan dan stabilitas lereng
 Pemantauan kualitas lingkungan
Kegiatan pemantauan pasca operasi TPA
Inspeksi Frekuensi Tinjauan
Kestabilan tanah 2 x setahun Penurunan elevasi tanah
Tanah penutup setahun sekali dan setelah hujan lebat Erosi dan longsor
Vegetasi Penutup 4 x setahun Tanaman yang mati
Gradiasi akhir 2 x setahun Muka tanah
Drainase Permukaan 4 x setahun dan setelah hujan lebat Kerusakan saluran
Monitoring gas Terus menerus, 1-3 bulan sekali hingga Bau, pembakar nyala api,
20 tahun pengoperasian kerusakan pipa
Pengawasan air tanah Sesuai rencana pengelolaan Kerusakan sumur, pompa dan
perpipaan
Sanitasi Lingkungan 6 bulan sekali, bertambah 1 bulan Jumlah (indeks) lalat
sekali bila terdapat pertambahan lalat
pada radius 3 km

Sistem pengendali Sesuai rencana pengelolaan selama 20 Posisi : inlet dan outlet
leachate tahun
TPA pasca layanan

penambangan
sampah untuk pengolahan sampah
diolah menjadi menjadi energy
kompos

Ruang Terbuka
rekreasi, olah raga
Hijau (RTH
Kawasan Sekitar TPA
• Kawasan yang
berbatasan langsung
Kawasa dengan TPA dalam jarak
n
sekitar tertentu yang terkena
TPA dampak dan berpotensi
terkena dampak dari
TPA
Zona Kawasan TPA
Zona Kawasan

zona penyangga
TPA

Zona budi daya terbatas


Penetapan kawasan TPA
Sistem Pengelolaan Sampah

Lahan Urug terkendali/ Lahan Urug Saniter/


Controlled landfill Sanitary landfill

Zona
Penyangga Zona
Penyangga

Zona Budi
daya terbatas
Penentuan jarak subzone di kawasan sekitar TPA
Zona penyangga
 Adalah zona yang berfungsi sebagai penahan untuk
mencegah atau mengurangi dampak keberadaan kegiatan
TPA terhadap masyarakat sekitar dari segi keselamatan,
kesehatan dan kenyamanan
 Ketentuan zona penyangga diukur mulai dari batas terluar
tapak TPA sampai pada jarak tertentu sesuai dengan
Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled Landfill dan
Sanitary Landfill, yakni 500 meter dan/atau sesuai
dengan kajian lingkungan yang dilaksanakan di TPA.
Kawasan zona penyangga

0 – 100 m • diharuskan berupa sabuk hijau

• pertanian non pangan dan hutan


101 – 500 m • Contoh : Tanaman Hias, karet
dll
Fungsi zona penyangga

a) untuk menunjang fungsi perlindungan bagi penduduk yang


melakukan kegiatan sehari-hari di sekitar TPA
b) Mencegah dampak lindi terhadap kesehatan masyarakat
c) Mencegah binatang-binatang vektor, seperti lalat dan
tikus, merambah kawasan permukiman
d) Menyerap debu yang beterbangan karena tiupan angin dan
pengolahan sampah;
e) Mencegah dampak kebisingan dan pencemaran udara
Zona budi daya terbatas
Zona budi daya terbatas ditentukan mulai dari batas
terluar zona penyangga sampai pada jarak yang
telah aman dari pengaruh dampak TPA berupa:
1. Bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan
badan air lainnya yang dipakai penduduk untuk
kehidupan sehari-hari
2. Bahaya ledakan gas metan
3. Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat
Zona budi daya terbatas
Pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut:
 Rekreasi dan RTH
 Industri terkait pengolahan sampah; pengolahan kompos,
pendaurulangan sampah
 Pertanian non pangan
 Permukiman di arah hulu TPA bersangkutan diperbolehkan dengan
persyaratan tertentu untuk menghindari dampak pencemaran lindi
pada daerah hilir TPA. Persyaratan tersebut termasuk sistem
drainase yang baik, penyediaan air bersih yang tidak bersumber
dari air tanah setempat;
 Fasilitas pemilahan, pengemasan, dan penyimpanan sementara

Anda mungkin juga menyukai