Anda di halaman 1dari 68

Biomonitoring dan

Indikator Perubahan
Lingkungan
Diah Marliana
Pemantauan Kualitas Lingkungan

Fisika Kimia Biologi


• adalah metode pemantauan kualitas
lingkungan dengan menggunakan
indikator biologis (Bioindikator),
Biomonitoring • menggunakan organisme untuk
monitoring, evaluasi & deteksi
kondisi lingkungan
Biomonitoring

Polutan masuk ke perairan

Perlakuan Merubah kualitas air

Analisa & kesimpulan Respon organisme sbg respon I

BIOMONITORING

Data monitoring
Respon komunitas
Manfaat
Mengetahui kualitas lingkungan
dengan menggunakan indikator
biologi

Mengetahui tingkat pencemaran


dan penyebab terjadinya
pencemaran

Dapat digunakan sebagai metode


atau cara mengendalikan
pencemaran pada lingkungan
• adalah kelompok atau komunitas
organisme yang keberadaannya
atau perilakunya di alam
berhubungan dengan kondisi
lingkungan
Bioindikato • Apabila terjadi perubahan kualitas
r lingkungan maka akan berpengaruh
terhadap keberadaaan dan
perilaku organisme tersebut,
sehingga dapat digunakan sebagai
penunjuk kualitas lingkungan.
Bioindikator
 Memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap perubahan
lingkungan.
 Memiliki kebiasaan hidup menetap di suatu tempat atau
pemencarannya terbatas.
 Mudah dilakukan pengambilan sampel dan merupakan organisme
yang umum dijumpai di lokasi pengamatan.
 Akumulasi dari polutan tidak mengakibatkan kematian  pada
organisme yang dijadikan sebagai bioindikator.
 Lebih disukai yang berumur panjang, sehingga dapat diperoleh
individu contoh dari berbagai stadium atau dari berbagai
tingkatan umur.
Klasifikasi bioindikator

• Spesies ini dapat memberikan


respon nyata dan terukur yang
Detector disebabkan oleh lingkungan yang
berubah

• spesies yang mengakumulasi bahan


Accumulator kimia dalam tubuh mereka
(bioakumulasi)
• Penimbunan (akumulasi) suatu
zat senyawa dalam jaringan
mahluk hidup
• Sel mempunyai kemampuan
Bioakumulas untuk mengakumulasi,
i mengabsorpsi menyimpan
zat/senyawa
• peningkatan konsentrasi polutan
dari lingkungan ke organisme
pertama dalam rantai makanan
• Peningkatan konsentrasi
zat/senyawa dalam
Biomagnifikas jaringan mahluk hidup,
i dengan semakin
tingginya tingkat rantai
makanan
Biomagnifikasi
DDT tidak dapat dimetabolisme dengan
cepat oleh hewan sehingga akan
tersimpan dalam jaringan lemak hewan
• organisme tertentu
yang digunakan
Bioassay
dalam laboratorium
Organism
untuk mendeteksi
e
keberadaan /
konsentrasi polutan
Bioindikator

Kualitas Kualitas
Air Udara

Kualitas
Tanah
Bioindikator Kualitas Air
Bioindikator Kualitas Air
Biomonitoring air dilakukan dengan melihat keberadaan
kelompok organisme indikator :

Plankton Perifiton

Bentos Ikan
Plankton

 kelompok mikroorganisme yang hidup melayang-


layang di dalam air
 Terdiri dari fitoplankton dan zooplankton
 Plankton juga merupakan makanan pokok bagi
banyak organisme yang lebih besar
 dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air
karena plankton sangat sensitif terhadap
perubahan alam
Plankton
Fitoplankton Indikasi
Mosses, liver worts Polusi oleh akumulasi logam
Wolffiaglobose Kontaminasi Kadmium
Euglena gracilis Pencemaran organik di danau
Chlorococcales like C. vulgaris and A. Indikator industri kertas dan limbah limbah
falcatus

Zooplankton Indikasi
Trichotriatetratis Polusi yang disebabkan oleh akumulasi
fosfor dan ion logam berat

Leeches Menunjukkan kontaminasi karena adanya


PCB (polychlorinated biphenyl) di sungai

Oyster (Crassostrea gigas), crabs (Geotica Kehadiran timbal


depressa)
Jenis fitoplankton yang
hidup di air bersih
Perifiton
 adalah lapisan berlendir yang melekat pada batuan
 kelompok alga, cyanobacter, mikroba dan detritus yang hidup
di dalam air
 Perifiton mempunyai kemampuan menyerap beberapa logam
berat yang disebabkan adanya polisakarida yang terdapat pada
dinsing sel melalui :
 Cara pertukaran ion : ion Na, Mg dan Ca pada dinding sel
digantikan oleh ion logam berat
 Membentuk formasi kompleks antara ion loham dengan
gugus fungsional pada dinding sel
Perifiton

Benthos

 Benthos / zoobenthos adalah organisme yang hidup di


dasar air
 Berdasarkan
ukuran dibagi menjadi : mikrozoobenthos
dan makrozoobenthos
 Makrozoobenthos merupakan :
 organisme yang mencapai ukuran sekurangnya 3- 5 mm
pada saat pertumbuhan maksimum dan
 merupakan hewan invertebrata (hewan yang tidak
memiliki tulang belakang)
Benthos
Benthos

 Beberapa organisme makrozoobenthos mempunyai


kelebihan sebagai indicator pencemaran organic :
 Mudah ditemukan dihabitat perairan
 Jumlahnya sangat banyak
 Mobilitasnya terbatas sehingga mudah diamati
 Pengamatan dapat dilakukan lebih cepat dengan
peralatan yang sederhana
Makrozoobenthos/Makroinvertebrata

 Adalahhewan tidak bertulang belakang


yang dapat dilihat dengan mata telanjang
 Merupakan komponen biotik pada
ekosistem perairan yang dapat memberikan
gambaran mengenai kondisi fisik, kimia dan
biologi suatu perairan
Sifat Makrozoobenthos/Makroinvertebrata
 Sangat
peka terhadap perubahan kualitas air sehingga akan
mempengaruhi komposisi dan kelimpahannya
 Ditemukan hampir di semua perairan
 Jenisnyacukup banyak dan memberikan respon yang
berbeda akibat gangguan yang berbeda
 Pergerakannya terbatas sehingga dapat sebagai penunjuk
keadaan lingkungan setempat
 Tubuhnya dapat mengakumulasi racun sehingga dapat
sebagai petunjuk pencemaran
 Mudah dikumpulkan dan diidentifikasi
 Pengambilan contoh mudah (peralatan sederhana dan murah
Makrozoobenthos /Makroinvertebrata perairan

(a). Plecoptera (stonefly) dan


(b). Larva Trichoptera
larva
larva (kutu air)
larva Plecoptera Ephemeroptera Platyhelminthes
Trichoptera
(stonefly) (kumbang (cacing pipih)
(kutu air)
perahu)

larva odonanta Crustaceae Mollusca (siput larva Hemiptera


(capung) (udang-udangan) dan kerang) (kepik)

Coleoptera hirudinea Oligochaeta Oligochaeta


(kumbang air) (lintah) (cacing) (cacing)

larva Diptera
(Nyamuk, lalat)
Indikator makroinvertebrata untuk menilai kualitas air
Tingkat Cemaran Makrozoobentos Indikator
Tidak tercemar Trichoptera (Sericosmatidae, Lepidosmatidae, Glossosomatidae)
Tercemar ringan Plecoptera (Perlidae, Peleodidae); Ephemeroptera
(Leptophlebiidae, Pseudocloeon, Ecdyonuridae, Caebidae);
Trichoptera (Hydropschydae, Psychomyidae) ; Odonanta
(Gomphidae, Plarycnematidae, Agriidae, Aeshnidae); Coleoptera
(Elminthidae)
Tercemar Sedang Mollusca (Pulmonata, Bivalvia); Crustacea (Gammaridae);
Odonanta (Libellulidae, Cordulidae)
Tercemar Hirudinea (Glossiphonidae, Hirudidae); Hemiptera
Tercemar agak Oligochaeta (ubificidae); Diptera (Chironomus thummi-plumosus);
berat Syrphidae
Sangat tercemar Tidak terdapat makrozoobentos
Kelas air dan bioindikator dalam
mengevaluasi kualitas perairan air
tawar
Kelas air dan bioindikator dalam mengevaluasi kualitas perairan
air tawar

• bersih dan tidak berbau sehingga dapat


Air digunakan sebagai air minum setelah
melakukan suatu proses pemurnian sederhana.

kela • Bioindikator yang dapat digunakan adalah ikan


lenox, udang, stone fly, planaria,

s dan freshwater crayfish.
• Jika menemukan bioindikator tersebut pada
suatu perairan tawar dalam jumlah yang
satu berlimpah, maka air pada perairan tawar
tersebut termasuk air kelas satu.
Kelas air dan bioindikator dalam
mengevaluasi kualitas perairan air tawar
• Dapat dimanfaatkan untuk minum
setelah melalui proses tertentu, mandi,
Air dan berenang.
• Bioindikator yang dapat digunakan
kela adalah keong hitam, caddis fly larva,
kalajengking air, larva capung, anggang-

s
anggang, dan kutu busuk air.
• Jika menemukan bioindikator tersebut
pada suatu perairan tawar dalam
dua jumlah yang berlimpah, maka air pada
perairan tawar tersebut termasuk air
kelas dua.
Kelas air dan bioindikator dalam
mengevaluasi kualitas perairan air tawar

• air berlumpur dengan warna coklat


Air kekuning-kuningan.
• Bioindikator yang dapat digunakan
kela adalah freshwater snail, lintah,
keong, shellfish, anggang-anggang, dan

s
kutu busuk air.
• Jika menemukan bioindikator tersebut
pada suatu perairan tawar dalam jumlah
tiga yang berlimpah, maka air pada perairan
tawar tersebut termasuk air kelas tiga.
Kelas air dan bioindikator dalam mengevaluasi kualitas
perairan air tawar

• air yang tercemar serius dan jika


berenang dapat menyebabkan
Air gangguan/penyakit kulit.
• Bioindikator yang dapat digunakan
kelas adalah Tubifex, larva kupu-
kupu, dan lintah.
empa • Jika menemukan bioindikator
tersebut pada suatu perairan tawar
t dalam jumlah yang berlimpah, maka
air pada perairan tawar tersebut
termasuk air kelas empat.
Kelas air dan bioindikator dalam
mengevaluasi kualitas perairan air tawar

Air • Air yang sangat


tercemar sehingga
kelas tidak ada organisme
lima yang dapat hidup
Indeks Biotik
Indeks Biotik

 Merupakan nilai dalam bentuk skoring yang dibuat


atas dasar tingkat toleransi organisme atau
kelompok organisme terhadap cemaran
 Memperhitungkan keanekaragaman organisme
dengan mempertimbangkan kelompok-kelompok
tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
pencemaran
 Sangat
diperlukan dalam metode monitoring
dengan mengklasifikasi setiap temuan individu
Biotik Indeks (BI)

Bisel • Berdasarkan pada


Biotik frekuensi ditemukan
dan jumlah taksa
Indek dari tujuh kelompok
s makroinvertebrata
indikator
(BBI)
• Berisi kelompok makroinvertebrata indicator yang
Kolom I diklasifikasi berdasarkan tingkat sensitifitasnya
terhadap polutan

• Berisi angka (skor) yang menunjukan nilai


sensitifitas satu kelompok makroinvertebrata
Kolom II
indicator terhadap polutan. Semakin tinggi nilainya
berarti semakin tidak sensitif

• Berisi frekuensi ditemukannya kelompok


Kolom III makroinvertebrata indicator ketika pengamatan
dilakukan

• Berisi nilai biotik indeks dari tiap-tiap kelompok


Kolom IV makroinvertebrata indicator berdasarkan jumlah
taksa yang ditemukan
Contoh
Kesimpulan

 Berdasarkan table standar BBI disimpulkan


bahwa nilai biotik yang didapatkan berkisar
3 – 4 sehingga termasuk kategori terpolusi
berat atau agak buruk
Ikan
 Ikan adalah salah satu spesies hewan yang sering digunakan
sebagai bioindikator lingkungan untuk memantau tingkat
pencemaran atau kualitas air lingkungan karena kepekaannya
terhadap pencemaran.
 Ikan adalah indikator yang baik untuk efek jangka panjang
(beberapa tahun) dan kondisi habitat yang luas karena mereka
relatif berumur panjang dan bergerak.
 Ikan berada di bagian atas rantai makanan akuatik dan
dikonsumsi oleh manusia, menjadikannya subjek penting dalam
menilai kontaminasi.
 Ikan relatif mudah dikumpulkan dan diidentifikasi pada tingkat
spesies.
Ikan
 Ikan adalah indikator yang baik untuk kontaminasi
perairan untuk polychlorinated biphenyls (PCB)
terutama ikan gabus khususnya dalam jaringan ikan.
 Ikan Tilopia nilotica dapat digunakan untuk
menunjukkan zat besi, mangan, nikel, timbal, kadmium,
dan seng dalam jaringan yang berbeda dengan efek
mematikan dan bioakumulasi.
 Tingkat merkuri pada lumba-lumba yang tertangkap
telah ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan
organisme air lainnya.
Bioindikator Kualitas Udara
Bioindikator Kualitas Udara
 bahwa beberapa tumbuhan ternyata menunjukkan
beberapa reaksi dan respon terhadap gas berbahaya, yang
dapat digunakan sebagai indikator biologis tertentu untuk
memantau kondisi udara.
 Tumbuhan yang terdampak polusi yang berbeda akan
menunjukkan gejala yang berbeda.
 Gejala-gejala ini dapat digunakan untuk menilai jenis
polutan di udara, dan memperkirakan rentang
konsentrasinya sesuai dengan tingkat kerusakan tumbuhan
dan waktu pencemaran
Bioindikator Kualitas Udara

Lichen
Lumut
(Lumut
(Bryophita)
Kerak)

Tembakau
(Nicotiana Pohon
tobacum)
Lichen (Lumut Kerak)
 Lichen adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang sangat erat
(simbiosis) antara alga dan fungsi.
 Simbiosis yang saling menguntungkan terjadi karena bagian fungi
memperoleh karbohidrat dari hasil fotosintesis alga sedangkan
alga memperoleh nutrient dan mineral lain dari fungi.
 Bentuk lichen adalah seperti kerak (sehingga disebut lumut
kerak), tumbuh lebat pada pohon, batu dan tanah kosong.
Lichen (Lumut Kerak)
 Lichen dapat digunakan sebagai
bioindikator adanya pencemaran udara
karena mudah menyerap zat-zat kimia
yang ada di udara
 Sangat sensitif terhadap polusi udara
dan hujan asam dan karena lichen tidak
memiliki cara untuk mengeluarkan
polutan yang mereka serap dan
menumpuk di dalamnya sehingga lichen
dapat digunakan untuk memantau
akumulasi polutan jangka panjang.
Lichen (Lumut Kerak)
Kadar SO2 Lichen
(µgr/m3)
170 Tidak ada lichen yang hidup
150 Ditemukan Lecanora conizaeoides
70 Ditemukan Xanthoria parientina
60 Ditemukan Ramalina farinaceae
40 Ditemukan Anaptychia ciliaris
30 Ditemukan Ramalina fraxineae
0 Ditemukan Loboria amplissima
Lumut (Bryophita)
 Merupakan tumbuhan darat yang paling sederhana
 Tumbuh di tempat yang lembab di tanah, bebatuan
dan pohon
 Berdasarkan respon terhadap polutan di udara :
 Lumut yang sensitive, langsung menunjukan
perubahan ketika ada sedikit polutan dalam
jangka waktu pendek
 Lumut yang dapat menyerap polutan (akumulasi)
dalam jangka waktu yang lama, jenis ini efektif
dalam monitoring tingkat pencemaran logam
berat di udara
Lumut (Bryophita)

 Membandingkan lumut yang tumbuh pada daerah industri


(polutan berkonsentrasi tinggi) dengan daerah yang jauh dari
industri. Contoh : lumut yang tercemar SO2 memiliki ciri-ciri :
 Klorofil mengalami perubahan warna (tidak berwarna hijau
tua)
 Ukurannya lebih kecil
 Sangat efektif sebagai bioindikator pencemaran logan berat
karena kemampuan penyerapan logam 5 – 10 kali dari organisme
lainnya
 Lumut mampu menyerap dan mengakumulasi radioisotop
 Contoh : tes nuklir di Amerika, ditemukan lumut mengakumulasi
zat radioaktif dibandingkan pohon dan tumbuhan lainnya
Lumut (Bryophita)
Tembakau (Nicotiana tobacum)
Konsentrasi Indikasi
Ozon (ppm)

0,13 – 1,23 Timbul bercak awal pada daun

0,4 – 0,6 Bercak hingga 50 %

>0.7 Bercak hingga 90 %

1 – 1,2 Terjadi pembusukan pada seluruh daun


Pohon
 Beberapa jenis pohon memberikan
respon terhadap SO2 dengan
menunjukan gejala warna daun
menjadi kuning dan berbintik
 Konsentrasi SO2 di atas 1 ppm dapat
mengakibatkan warna ranting
berubah menjadi kekuningan,
kemerahan kemudian coklat.
Ranting mudah patah dan
pertumbuhan menjadi terganggu
Pohon
 Industry dan kemacatan lalu lintas menyebabkan beberapa logam
berat akan terpapar di udara dan diserap oleh daun pohon
Bioindikator Kualitas Tanah
Bioindikator Kualitas Tanah
 Tanah adalah sumber daya penting bagi manusia dan
ekosistem
 Tanah merupakan rumah bagi banyak organisme yang
saling bergantung yang masing-masing memainkan peran
penting dalam fungsi tanah dan siklus biogeokimia
Bioindikator Kualitas Tanah

Cacing Tanah Laba-laba

Fungi
Cacing Tanah
 Cacing tanah adalah jenis yang mampu mencerna bahan dan
kemudian membuang kembali ke tanah. Produk itu diperkaya
dengan nutrisi (N, P, K, dan Ca) dan mikroorganisme selama
perjalanannya melalui sistem pencernaan cacing.
 Cacing tanah berkontribusi dalam menambah nutrisi ke
tanah dan meningkatkan porositas, dan perkembangan akar.
Mereka juga berkontribusi pada pembangunan struktur tanah
dan stabilisasi agregat.
 cacing tanah sebagai bioindikator yang sangat baik untuk
toksisitas zat-zat kimia dalam tanah
Laba-laba
Spesies Indikasi
Alopecosa pulverulenta Jumlahnya menurun dengan
meningkatnya kadar polutan di tanah

Pholccoma gibbum Dominan di tanah pada daerah kering


Pardosa pullata Jumlahnya menurun dengan
meningkatnya kadar polutan di tanah

Trochosa terriccola Dominan di tanah pada daerah kering


Fungi
 Biosorpsi logam berat dapat dilakukan oleh permukaan
dinding fungi dengan cara :
 Trapping/terperangkap melalui komponen selular
 Transpor aktif melalui membrane
 Kompleksasi
 Adsorpsi
 Semakin besar logam berat (Cd dan Hg) dalam tanah
maka semakin besar pula logam berat terakumulasi
dalam fungi

Anda mungkin juga menyukai