A. DISTRIBUSI PROBABILITAS
Distribusi probabilitas merupakan penyusunan semua probabilitas yang keluar jika
percobaan telah dilakukan. Distribusi probabilitas juga dikenal dengan istilah distribusi
peluang atau sebaran peluang. Distribusi probabilitas dibagi menjadi dua yaitu distribusi
probabilitas diskret dan distribusi probabilitas kontinu. Distribusi probabilitas diskret
digunakan untuk variabel acak diskret sedangkan distribusi probabilitas kontinu digunakan
untuk variabel acak kontinu.
Sebagai contoh, sebuah dadu yang dilemparkan dua kali secara bebas stokastik maka
ruang sampelnya adalah sebagai berikut:
x: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P(x) 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Dari tabel di atas, apabila ingin diketahui peluang jumlah kedua mata dadu adalah 6 atau 8,
sama dengan:
Dalam pelemparan dua dadu secara
5 5 10 bersamaan, mengapa peluang muncul
P(x Ε {6,8}) = P(x=6) + P(x=8) = + 36 = 36 =0,28
36 5
kedua mata dadu 6 adalah ? Hal ini
36
Hal ini berarti bahwa kurang lebih 28% karena dalam sekali pelemparan
memungkinkan muncul dadu (1,5), (5,1),
dari seluruh lemparan menghasilkan
(3,3), (2,4), dan (4,2), sehingga total
jumlah mata dadu 6 atau 8 5
peluangnya adalah
36
Variabel kontinu yaitu variabel acak yang bilangannya dapat dibagi atau dipecah ke dalam
beberapa bagian. Bilangan pada variabel kontinu terletak pada dua titik sehingga dapat
memungkinkan penggunaan pecahan. Sebagai contoh, ketika disebutkan umur Andi adalah
20 tahun, pasti tidak tepat 20 karena bisa jadi 19 tahun 9 bulan atau 20 tahun 3 bulan.
Karena terletak di antara dua titik, maka umur dapat didefinisikan dalam bentuk pecahan,
seperti 20,5 tahun, 20,8 tahun, dan sebagainya. Begitu juga dengan waktu yang merupakan
variabel kontinu karena dapat dibagi menjadi jam, menit, detik, dan milidetik, sehingga
dimungkinkan untuk menyebutkan 5,5 jam yang berarti 5 jam 30 menit.
Karena karakter variabel diskret dan kontinu berbeda maka distribusi probabilitasnya juga
menggunakan pendekatan yang berbeda.
Contoh Soal 1
Dalam sebuah survei di sebuah perguruan tinggi bernama UD (Universitas Depok),
diketahui 60% mahasiswa pernah mencontek dalam Ujian Akhir Semester. Jika dipilih 15
mahasiswa secara acak, berapa peluang:
a. 5 mahasiswa pernah mencontek
b. paling sedikit 3 mahasiswa pernah mencontek
c. tidak lebih dari 1 mahasiswa pernah mencontek
P(x=5) = 0,024
Contoh Soal 2
Dari sebuah survei terhadap pemilik kendaraan di Kota Maju Lancar diketahui bahwa 75%
pemilik tidak setuju terhadap kenaikan tarif BBM. Jika diambil 10 sampel secara acak,
tentukan:
a. Peluang 5 responden tidak setuju terhadap kenaikan tarif BBM
b. Paling banyak 8 responden setuju terhadap kenaikan tarif BBM
P(5) = 0,058
b. Peluang paling banyak 8 responden setuju terhadap kenaikan tarif BBM, maka x≤8
P(x≤8) = 1-[P(x=9)+P(x=10)]
10!
P(x=9) = (0,25)9. (0,75) 15-9 = 0,000007
9! 10−9 !
10!
P(x=10) = (0,25)10. (0,75) 15-10 = 0
10! 10−10 !
Jadi, peluang paling banyak 8 responden setuju terhadap kenaikan tarif BBM yaitu 1-
(0,000007+0) = 0,99
Kasus 3
Berdasarkan survei Pusat Kajian Pelayanan Publik terhadap kepuasan masyarakat yang
menggunakan layanan SIM keliling di DKI Jakarta, diketahui bahwa 20% menyatakan
sangat puas dengan pelayanan, 40% menyatakan puas, 25% menyatakan biasa saja, dan
sisanya menyatakan kurang puas. Apabila kita bertemu dengan 5 orang yang sedang
menggunakan layanan SIM keliling di DKI Jakarta, berapakah probabilitas:
Penyelesaian:
a. Peluang paling banyak 2 orang sangat puas (p=0,2), maka x≤2
P(x≤2) = [P(x=0)+P(x=1)+P(x=2)]
5!
P(x=0) = (0,2)0. (0,8) 5-0 = 0,3277
0! 5−0 !
5!
P(x=1) = (0,2)1. (0,8) 5-1 = 0,4096
1! 5−1 !
5!
P(x=2) = (0,2)2. (0,8) 5-2 = 0,2048
2! 5−2 !
Jadi. peluang paling banyak 2 orang sangat puas yaitu 0,3277+0,4096+0,2048= 0,9421
Jadi, peluang paling sedikit 1 orang menyatakan kurang puas yaitu 1-0,4437=0,5563
Runutlah ke atas dan sesuaikan dengan nilai x. Karena yang digunakan adalah p yang
bawah, maka x yang digunakan adalah x sebelah kanan, yang disusun terbalik dari 8 ke 0.
Begitu sebaliknya jika yang digunakan adalah p yang atas maka yang digunakan adalah
x sebelah kiri, yang disusun dari 0 hingga 8.
Maka, didapati angka probabilitasnya adalah 0,4219
𝜇 𝑥 . 𝑒 −𝜇
P(µ;x) =
𝑥!
µ = rata-rata populasi
x = nilai yang diharapkan
ҽ = nilai eksponensial = 2,71828
Contoh Soal 1
Menurut data RS Pasti Manjur pada 2012 diketahui bahwa rata-rata seseorang mengalami
gangguan kejiwaan akibat putus cinta adalah 4, maka tentukan peluang dari 2.000 orang
yang putus cinta apabila:
a. Tepat 3 orang mengalami gangguan kejiwaan
b. Lebih dari 2 mengalami gangguan kejiwaan
Penyelesaian
Karena pada kasus di atas diketahui bahwa parameter penentunya adalah rata-rata dan
jumlah sampel besar, maka pendekatan yang digunakan adalah distribusi probabilitas
Poisson. Dari kasus di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus berikut:
Ingat, untuk mempermudah penghitungan, maka gunakan persamaan p+q=1 atau q=1-p
Nilai rata-rata (µ) didapat dari hasil nxp dimana n merupakan jumlah sampel dan p
Penyelesaian
Pendekatan yang digunakan adalah distribusi probabilitas Binomial karena pemilih tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi “fiktif” dan “resmi”. Karena yang diketahui hanya n=500 dan
P=40/10.000 = 0,004 (P< 0,05) maka yang digunakan adalah distribusi Probabilitas Poisson.
Karena ada dua karakteristik, yaitu Binomial dan Poisson, maka yang digunakan adalah
distribusi Poisson pada Binomial. Selanjutnya, mengingat distribusi probabilitas Poisson
mengandalkan rata-rata atau µ, maka terlebih dahulu harus dicari angka µ dengan cara
menggunakan rumus µ=n.p =500 x 0,004= 2.
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai distribusi probabilitas normal, perlu dipahami
mengenai kurva normal.
Pada gambar di atas, area pada kurva normal dibagi sama besar antara area kanan dan kiri.
Area sebelah kanan ditunjukkan dengan angka positif karena besaran nilai standar deviasi
Distribusi normal disebut juga dengan distribusi Z sehingga rumus penghitungannya adalah
sebagai berikut:
x xx
Z atau Z
S
Keterangan:
x = kejadian yang diharapkan
µ = rata-rata populasi / x = rata-rata sampel
𝜎 = standar deviasi populasi / S = standar deviasi sampel
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,0 0,0000 0,0040 0,0080 0,0120 0,0160 0,0199 0,0239 0,0279 0,0319 0,0359
0,1 0,0398 0,0438 0,0478 0,0517 0,0557 0,0596 0,0636 0,0675 0,0714 0,0753
dst dst Dst dst Dst dst Dst dst dst dst dst
Penyelesaian
50 50
a. Z 50 0 → P(Z = 0) = 0
25
62 50
Z 62 0,48 → P(Z = 0,48) = 0,1844
25
P(50≤X≤62) = P (X=62) – P(X=50)
Jadi, peluang mahasiswa mendapatkan nilai 50-62 adalah 0,1844 dan ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir.
55 50
b. Z 55 0,20 → P(Z = 0,20) = 0,0793
25
P(X ≥ 55) = 0,5 – 0,0793 = 0,4207
Jadi, peluang mahasiswa mendapatkan nilai lebih dari 55 adalah 0,4207 dan ditunjukkan
oleh daerah yang diarsir.
40 50
c. Z 40 0,40 → P(Z = -0,40) = 0,1554
25
P (X < 40) = 0,5 – 0,1554 = 0,3446
45 50
d. Z 45 0,20 → P(Z = -0,20) = 0,0793
25
60 50
Z 60 0,40 → P(Z = 0,40) = 0,1554
25
P(45≤X≤60) = P(X = 45) + P(X = 60)
0,0793 0 0,1554 Z
= 0,0793 + 0,1554 = 0,2347 45 50 60 x
Jadi, peluang mahasiswa mendapatkan nilai 45-60 adalah 0,2347 dan ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir.
30 50
e. Z 30 0,80 → P(Z =- 0,80) = 0,2881
25
45 50
Z 45 0,20 → P(Z = -0,20) = 0,0793
25
P(30≤X≤45) = P(X = 30) – P(X = 45)
0,2881 0,0793 0 Z
= 0,2881 – 0,0793 = 0,2088 x
30 45 50
Jadi, peluang mahasiswa mendapatkan Mengapa nilai 0,2881 harus dikurangi 0,0793? Hal ini
karena nilai peluang Z dihitung dari tengah, atau
Nilai 30-45 adalah 0,2088 dan ditunjukkan angka “0”. Nilai P (Z=-0,80) dihitung dari angka “0”
oleh daerah yang diarsir. dan nilai P(Z =-0,20) juga dihitung dari angka “0”. Hal
ini berarti wilayah “0” hingga P(Z=-20) tidak dihitung
sehingga nilai P(Z=-80) harus dikurangi nilai P(Z=-30)
4.
n p q
Modul Distribusi Probabilitas, Pengantar Statistika Sosial Halaman 14 dari 17
Apa itu koreksi kontinuitas?
Koreksi nilai batas dengan menambahkan atau mengurangi 0,5. Hal ini dilakukan supaya
pendekatan probabilitas suatu distribusi yang diskret (Binomial) dengan probabilitas
probabilitas yang kontinu (Normal) menjadi lebih baik daripada perhitungan tanpa
koreksi.
Lalu, bagaimana aturan koreksi kontinuitas?
1. P(X>a) maka a + 0,5
2. P(X≥a) maka a - 0,5
3. P(X<a) maka a - 0,5
4. P(X≤a) maka a + 0,5
5. P(X=a) maka P(a-0,5) < X < P(a+0,5)
Penyelesaian
Dari informasi di atas diketahui bahwa:
p = 0,60
q = 1 – p = 1 – 0,60 = 0,40
μ = n . p = 100 . 0,60 = 60
σ=
n pq 100 0,60 0,40 4,90
a. P ( X> 50) =
50,5 60
. Z 50,5 1,94 Mengapa nilai Z menjadi bertambah
4,90 0,5?
Hal ini karena ada koreksi kontinuitas.
Lihat kembali kolom penjelasan
P(Z = - 1,94) = 0,4738 mengenai Koreksi Kontinuitas
P(X > 50) = P(Z =-1,94) +0,5
= 0,4738 + 0,5 = 0,9738
Jadi, peluang mahasiswa lulus tepat waktu melebihi setengah dari jumlah angkatan yaitu
0,9738
70,5 60
Z 70,5 2,14
4,90
P(Z = 2,14) = 0,4838
P(X = 70) = P (Z = 70,5) – P(Z = 69,5)
= 0,4838 – 0,4738 = 0,0100
Jadi, peluang 70 mahasiswa lulus tepat waktu adalah 0,0100
E. SOAL LATIHAN
Untuk membantu pemahaman mengenai distribusi probabilitas, kerjakanlah latihan berikut
ini:
1. Jajak pendapat harian Lampu Oranye mencatat bahwa 75% pelajar di Kota Jakarata lebih
hafal lagu SNSD dibandingkan lagu Rayuan Pulau Kelapa. Tertarik dengan fenomena ini
maka sebuah lembaga penelitian kebudayaan yang bernama Indonesiaku mengambil
sampel 25 pelajar secara acak. Tentukan peluang:
a. 10 pelajar tidak hapal lagu SNSD
b. paling sedikit 20 pelajar hapal lagu Rayuan Pulau Kelapa
c. tidak lebih dari 2 mahasiswa hapal lagu SNSD
2. Berita mengejutkan datang dari sebuah lembaga kajian kesehatan. Penelitian mengenai
dampak polusi terhadap IQ anak yang rendah di sebuah kelurahan yang dekat dengan
Kawasan Industri Lembur Terus menunjukkan bahwa rata-rata IQ anak hanya 75 dengan
standar deviasi 20. Berapa peluang seorang anak mendapatkan IQ:
a. antara 75-120
b. ≥ 120
c. < 50
d. antara 50-120
e. antara 80-90
3. Dalam inspeksi Kementerian Perhubungan di terminal Pulo Rambutan diketahui bahwa
dari 1.600 bus yang beroperasi hanya 1.550 bus yang layak jalan. Jika diambil 100 bus
secara acak, berapa peluang tidak dijumpai bus yang rusak dan 5 bus rusak?
F. REFERENSI
Cramer, Duncan, and Dennis Howitt. 2004 The SAGE Dictionary of Statistics: A Practical
Resources for Students in the Social Sciencess. London: SAGE Publications
Healey, Joseph F. 2005. Statistics: A Tool for Social Research 8th Ed. Belmont, California:
Wadsworth Cengage Learning
Jannah, Lina Miftahul dan R. Sulastiawan. 2010. Statistik Sosial. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
Saefuddin, Asep, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta: Penerbit PT Grasindo
Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Van Zanten, Wim. 1994. Statistika untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Edisi Kedua). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama