Anda di halaman 1dari 65

Survey Vektor

Diah Marliana
Dasar Hukum

 PerMenKesNo 374 tahun 2010 Tentang


Pengendalian Vektor (sudah dicabut)
 PerMenKes No 50 tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor
Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
Pengertian

• adalah Artropoda yang dapat menularkan,


Vektor memindahkan dan/atau menjadi sumber
penyakit terhadap Manusia

• adalah pengamatan vektor secara sistematis


dan terus menerus dalam hal kemampuannya
Surveilan sebagai penular penyakit yang bertujuan
s vektor sebagai dasar untuk memahami dinamika
penularan penyakit dan upaya
pengendaliannya
Pengertian

• adalah perjalanan alamiah


penyakit yang ditularkan
vektor dan faktor-faktor yang
Dinamika
mempengaruhi penularan
Penulara
n penyakit meliputi : inang
Penyakit (host) termasuk perilaku
masyarakat, agent dan
lingkungan
Pengertian

• adalah semua kegiatan atau tindakan


yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vektor serendah mungkin
sehingga keberadaannya tidak lagi
Pengendalia berisiko untuk terjadinya penularan
n vektor penyakit tular vektor di suatu
wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga
penularan penyakit tular vektor
dapat dicegah.
Surveilens Vektor

Berguna untuk menentukan :


 Densitas populasi
 Habitat utama larva
 Faktor risiko berdasarkan waktu dan tempat
 Tingkat kerentanan/kekebalan terhadap
insektisida
Surveilens Vektor

Perangkap
Survei Larva
telur

Survei
nyamuk
dewasa
Peralatan Survei

Peralatan untuk
Peralatan optic menangkap dan
menguji nyamuk

Peralatan untuk
mengukur faktor-
faktor lingkungan
Peralatan Optic

.
Peralatan optic untuk melakukan survei entomologi dipergunakan
khusus untuk pemeriksaan spesimen nyamuk maupun serangga
lain baik pada stadium dewasa maupun pradewasa untuk
keperluan identifikasi

Kaca Pembesar/
Loupe/ Mikroskop Mikroskop
Stereo Compound
magnifier
Kaca Pembesar/ Loupe/Magnifier

 Merupakan alat optic yang paling sederhana


 Lensanya bias tunggal atau bisa juga sampai 3 lensa
 Digunakan untuk pencarian nyamuk dewasa
 Pembesaran bisa 5 x, 10 x, 15 x atau 20 x
 Pemeliharaannya sederhana, tidak memerlukan perawatan
khusus.
Mikroskop Stereo
 Terdiri dari 1 lensa, yang komplek terdiri dari beberapa
lensa disebut stereo mikroskop atau binoculair mikroskop.
 Digunakan untuk pencirian nyamuk dewasa dan
pembedahan nyamuk.
 Untuk 1 lensa pemeliharaannya sederhana seperti pada
loupe, tidak memerlukan perawatan khusus, untuk yang
komplek pemeliharaan/ perawatannya seperti pada
mikroskop compound.
Mikroskop Compound

 Merupakan alat optic yang paling komplek, terdiri atas


beberapa susunan lensa ( lensa obyektif dan okuler)
 Digunakan untuk pencirian nyamuk pra-dewasa,
memeriksa hasil pembedahan nyamuk dan lain-lain yang
pada umumnya berupa sediaan pada kaca benda dan
berupa benda yang transparan
Peralatan untuk menangkap dan
menguji nyamuk

Peralatan • adalah alat yang dipergunakan


untuk untuk mengumpulkan nyamuk baik
menangkap pada stadium pradewasa maupun
nyamuk dewasanya.

uji yang
dilakukan • adalah uji kerentanan nyamuk dan
terhadap uji bioassay
nyamuk
Peralatan untuk menangkap nyamuk

Pit shelter
Aspirator Spray sheet Drop net
trap

Carbon
Double bet Animal bait
Insect net dioxide bait
net trap net trap
net trap

Light trap Ovitrap


Aspirator
 Merupakan peralatan utama untuk menangkap nyamuk
yang sedang hinggap atau sedang mengisap darah.
 Cara menggunakannya adalah dengan menempatkan
tabung gelas dari aspirator pada nyamuk yang hendak
ditangkap, kemudian ujung yang lain dihisap dengan
mulut.
 Terbuat dari gelas mudah pecah, maka cara memegang
dan membawanya harus hati-hati, jangan hanya dipegang
batang karetnya kemudian dibawa, diayun-ayunkan
ataupun hanya dikalungkan dileher begitu saja tanpa
dimasukkan kedalam baju atau saku.
Spray Sheet
 Merupakan peralatan untuk menangkap nyamuk yang sedang
hinggap didalam rumah.
 Digunakan disuatu ruangan rumah yang agak rapat.
 Cara menggunakannya adalah dengan menggelar kain putih
(spray) pada seluruh lantai ruangan dan kemudian menutup
semua lubang-lubang atau celah pada dinding ruangan sehingga
tidak dapat terbang keluar, setelah itu dilakukan penyemprotan
dengan racun serangga yang mempunyai efek knock down
seperti pyrethrum atau baygon, penyemprotan dilakukan dari
bagian luar maupun bagian dalam ruangan, Penyemprotan
dimulai disekitar lubang-lubang untuk mencegah nyamuk lolos.
 Kemudian ruangan ditutup selama 10 menit untuk membiarkan
nyamuk mati dan jatuh dikain putih dan akhirnya nyamuk
dikumpulkan.
Drop Net
 Merupakan peralatan untuk menangkap nyamuk yang sedang
hinggap istirahat disemak-semak luar rumah.
 Alat tersebut berupa sebuah kelambu yang diikatkan pada
rangka kayu/logam/plastik.
 Cara penggunaan adalah dengan menempatkan drop net
tersebut mengurung semak-semak yang diperkirakan ada
nyamuknya, lalu seorang penangkap nyamuk masuk ke
semak-semak yang sudah terkurung dan mengusir nyamuk
yang ada pada semak-semak, sehingga nyamuk-nyamuk
keluar dan hinggap pada kelambu, kemudian nyamuk
ditangkap dengan aspirator.

 
Pit shelter trap
 Merupakan suatu lubang ditanah dengan ukuran panjang 1
meter dan dalamnya 1,25 meter yang pada ke empat
dindingnya dibuat lekukan menjorok kesamping sejajar
permukaan tanah dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 30 cm,
pada ketinggian 0,25 meter dari dasar lubang.
 Lubang ini dibuat untuk tempat hinggap istirahat nyamuk
diluar rumah.
 Diatas lubang dipasang atap untuk menahan air hujan,
disekitar lubang diberi gundukan tanah supaya air ujan
tidak masuk dan juga dibuatkan dinding untuk mencegah
binatang lain atau onak-onak masuk kedalam lubang.
Insect net

 Berupajaring untuk menangkap serangga atau


nyamuk yang sedang terbang maupun yang sedang
hinggap.
Double bet net trap
 Terdiri dari satu buah kelambu kecil, bed dan 1 buah
kelambu besar.
 Digunakan untuk penangkapan nyamuk umpan orang
di tempat yang banyak nyamuk dan banyak
penderita penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
 Cara penggunaan satu orang sebagai umpan tidur di
velbed di dalam kelambu kecil yang tertutup,
terkurung oleh kelambu yang lebih besar dan
terbuka dibagian tertentu, tiap beberapa menit
kelambu besar ditutup dan nyamuk yang terkurung
didalamnya ditangkap.
Animal bait net trap
 Adalah alat perangkap nyamuk dengan menggunakan
hewan sebagai umpan serangga/nyamuk yang dikurung
didalam kelambu.
 Kelambu dibuka untuk serangga/nyamuk yang tertarik
pada hewan tersebut masuk dalam kelambu, setelah
dibuka beberapa lama maka kelambu ditutup dan
serangga/ nyamuk yang terperangkap didalam
Carbon dioxide bait net trap

 Seperti pada animal bait net trap, hanya untuk daya tarik
terhadap nyamuk digunakan biang es sebagai umpan, yang
diletakkan diatas volved
Window trap

 Adalah perangkap nyamuk berupa kotak ukuran


18 x 12 x 12 inchi, dibuat dengan rangka kayu
atau kawat dan dindingnya kain kelambu dan
didalamnya diberi kerucut (seperti bubu) sehingga
nyamuk bisa masuk
dan sulit keluar. Digunakan sebagai pasangan
pada jendela untuk mengetahui waktu-waktu
nyamuk masuk atau keluar dari rumah.
Light trap

 Perangkap nyamuk dengan menggunakan lampu.


 Digunakan untuk menjebak nyamuk yang tertarik pada
lampu/ cahaya
Ovitrap

 Suatu alat yang berupa container terbuat dari bahan


kaleng, plastik, gelas ataupun bambu yang diisi air,
diletakkan pada tempat-tempat tertentu.
 Digunakan untuk mendetesi adanya nyamuk Aedes dan
juga untuk pemberantasan larvanya
Pengujian nyamuk

Susceptibility
Bio assay test
test (uji
kit
kerentanan)
Bio assay test

• Mengukur daya bunuh


Tujuan insektisida yang digunakan
terhadap serangga sasaran

• Untuk penilaian dampak


Manfaat penyemprotan atau
pengabutan
Bio assay test

• Uji untuk daya bunuh


insektisida yang
disemprotkan ke dinding
Metod • Uji untuk insektisida yang

e digunakan untuk pengabutan


• Banyaknya rumah yang diuji
antara 20 – 25% dari jumlah
rumah yang disemprot
Bio assay test kit
 Suatu alat untuk mengukur kekuatan racun serangga
terhadap nyamuk dewasa maupun nyamuk pradewasa,
berupa kurungan atau alat pengurung nyamuk untuk
memaksa nyamuk kontak dengan racun serangga.
 Bentuknya ada beberapa macam dan juga ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Bio assay test

Penempelan solasi pada dasar cone cone yang dipasang pada dinding, meja dan pintu

Pengambilan nyamuk dari holding Memasukkan nyamuk ke


dalam cone di dinding
Susceptibility test (uji kerentanan)

• Mengukur status kerentanan nyamuk


Tujuan
terhadap insektisida

• Sebagai salah satu factor untuk


Manfaat mempertimbangkan pemilihan insektisida
untuk penyemprotan
Susceptibility test (uji kerentanan)

• Untuk beberapa insektisida tertentu telah


tersedia kertas uji yang telah dilumuri
insektisida dengan dosis tertentu
• contoh : Uji DDT telah disediakan kertas uji
Metode
dengan dosis 4 % dengan waktu kontak 60
menit
• Jumlah nyamuk yang diuji harus cukup besar :
100 ekor dan 25 ekor sebagai kontrol
Susceptibility test (uji kerentanan)

> 98 % • Rentan
kematian
80 – 98 % • Meragukan
kematian

< 80 % • Kebal
Peralatan untuk mengukur faktor-
faktor lingkungan

Thermometer Anemometer

pH
Hygrometer
meter/indikator
Kepadatan Nyamuk
SIKLUS HIDUP
NYAMUK AEDES AEGYPTI

Telur (1)
• Metamorfosis secara
Lengkap
(Siklus Hidup10-15 hari)
• 30-150 telur tiap 2-3 hari
• Bertelur diair
• Larva hidup di air
• Berubah larva menjadi pupa
Dewasa (4-5) Larva (7-8) selanjutnya jadi serangga
dewasa

Pupa (1)
Surveilens Larva

 Metoda paling umum digunakan


 Unit survey adalah rumah atau tempat yang terdapat
penampungan air bersih
 Larva diamati dan dihitung pada tempat penampungan
tersebut
 Spesimen diambil untuk diperiksa di laboratorium untuk
menentukan spesies vector
 Ukuran yang digunakan adalah House indeks, Container
indeks dan Breteau Indeks
Angka Kepadatan Jentik

Metode • Survei ini dilakukan dengan cara mengambil


satu jentik disetiap tempat-tempat yang

Single menampung air yang ditemukan ada


jentiknya untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi lebih lanjut mengenai jenis
Larva jentiknya.

Metode • Survei ini dilakukan dengan melihat ada


atau tidaknya larva di setiap tempat
Visual genangan air tanpa mengambil larvanya.
Angka Kepadatan Jentik
 Angka kepadatan jentik diperlukan untuk mengetahui
estimasi populasi dari suatu tempat perindukan.
 Semakin besar angka kepadatan jentik tentu dapat
diasumsikan semakin banyak pula populasi vector penyakit
di suatu wilayah sehingga peluang penularan penyakitnya
akan lebih tinggi.
 Angka kepadatan jentik ini menunjukkan rata-rata jentik
nyamuk tertangkap untuk setiap spesies dari seluruh
pencidukan yang dilakukan pada suatu tempat perindukan.
House Indeks (HI)

% rumah ditemukan sarang jentik

 
HI = x 100

Container Indeks (CI)

% container yang menjadi sarang jentik


pada suatu daerah

 
CI = x 100

Breteau Indeks (BI)

jumlah container menjadi sarang jentik per


100 rumah di suatu daerah

 
BI = x 100

Density figure (DF) adalah kepadatan jentik yang merupakan gabungan dari
HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9

Density figure (DF) House Index (HI) Container Index (CI) Breteau Index (BI)

1 1–3 1-2 1-4


2 4–7 3-5 5–9
3 8 – 17 6-9 10 – 19
4 18 – 28 10 -1 4 20 – 34
5 29 – 37 15 – 20 35 -49
6 38 – 49 21 - 27 50 – 74
7 50 -59 28 - 31 75 – 99
8 60 – 76 32 – 40 100 – 199
9 >77 >41 >200
Interpretasi Hasil Pengukuran

No Density Keterangan

1 1-3 Daerah hijau, derajat penularan penyakit


oleh larva rendah atau tidak menularkan

2 4-5 Daerah kuning, derajat penularan


penyakit oleh larva sedang atau perlu
waspada
3 >5 Daerah merah, derajat penularan
penyakit oleh larva tinggi, perlu
pengendalian segera
Survei Nyamuk Dewasa
 Metode ini dapat menghasilkan informasi penting tentang :
 kecenderungan populasi musiman
 Dinamika peyebaran
 Evaluasi program pemberantasan
 Kegiatan :
 Menentukan kepadatan Nyamuk betina dewasa
 Identifikasi nyamuk betina
Man Biting Rate (MBR)
 Adalah angka gigitan nyamuk per orang per malam,
dihitung dengan cara jumlah nyamuk (spesies tertentu)
yang tertangkap dalam satu malam (12 jam) dibagi dengan
jumlah penangkap (kolektor) dikali dengan waktu (jam)
penangkapan.
Contoh

Penangkapan nyamuk malam hari dilakukan oleh lima


orang kolektor, dengan metode nyamuk hinggap di
badan (human landing collection) selama 12 jam (jam
18.00-06.00), yang mana setiap jam menangkap 40
menit, mendapatkan 10 Anopheles sundaicus, dua
Anopheles subpictus dan satu Anopheles indefinitus.
Indeks Lalat
Alat dan Bahan

Block/ Sarung
Masker
Fly Grill Tangan

Counter Alat tulis Stopwatch


Cara Mengukur Kepadatan Lalat
1) Letakan fly grill secara datar pada tempat dan jarak yang
telah ditentukan
2) Biarkan beberapa saat (untuk penyesuaian bagi lalat)
3) Letakkan juga hygrothermometer berdekatan dengan fly grill
4) Hitung jumlah lalat yang hinggap pada fly grill selama 30
detik, sebanyak 10 kali pengukuran, kemudian hitung jumlah
lalat dengan menggunakan counter.
5) Setelah 30 detik pertama, catat hasil dan jumlah lalat yang
berhasil dihitung pada kertas blanko yang telah disediakan.
Lakukan hal tersebut sebanyak 10 kali perhitungan
Cara Mengukur Kepadatan Lalat

6) Ambil sebanyak 5 hasil perhitungan kepadatan lalat yang


tertinggi, kemudian dirata-ratakan.
7) Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan
satuan ekor per block grill.
8) Untuk kelengkapan informasi, perlu juga diadakan
pengukuran suhu, kelembaban dan keadaan cuaca
secara umum.
Interpretasi hasil pengukuran
0-2 rendah Tidak menjadi masalah

3-5 Sedang Perlu dilakukan pengamanan terhadap


tempat tertentu (tumpukan sampah,
kotoran hewan dll)

6 - 20 Tinggi Populasinya padat, Perlu pengamanan


dan pengendalian

> 21 Sangat Populasinya sangat padat, Perlu


tinggi pengamanan dan pengendalian
Hasil Pengukuran

 Temperatur : ……oC          
 Kelembaban  : ………..
 Musim        : ………………….
 Kecepatan angin    : ………………….. (bila dianggap
perlu)
Hasil Pengukuran
Hasil Pengukuran
Lima Nilai tertinggi
Lokasi / Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 /5

I
II
III

Dst….

Rata - rata
Total
Indeks Tungau/Pinjal
Alat
 Perangkap hidup untuk menangkap tikus
 Kantong kain untuk menempatkan tikus yang tertangkap
 Kantong plastic untuk tempat tikus yang mati setelah
diidentifikasi
 Baskom warna putih untuk menampung pinjal yang disisir
dari tubuh tikus
 Sisir atau sikat kutu
 Flea collector untuk tempat pengumpul pinjal yang
didapatkan pada saat penyisiran tikus
 mikroskop
Cara Kerja
 Perangkap yang berisi tikus kemudian dimasukan ke dalam
kantong kain dan diberi label
 Tikus yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantong kain
kemudian dibunuh dengan cara dicekik atau menggunakan
chloroform
 Kemudian tikus disisir dengan sikat/sisir rapat diatas
baskom putih dan pinjal yang di dapt dikumpulkan de
dalam flea collector yang berisi alcohol 70 %
 Hitung Jumlah pinjal
 Tentukan indeks pinjal
Indeks Pinjal

Indeks • adalah jumlah pinjal


Xenopsylla cheopis dibagi
pinjal dengan jumlah tikus yang
khusus tertangkap dan diperiksa.

Indeks • adalah jumlah pinjal umum


(semua pinjal) dibagi dengan
pinjal jumlah tikus yang tertangkap
umum dan diperiksa
Indeks Pinjal
Contoh
 Hasil penangkapan tikus mendapatkan 50 tikus,
setelah dilakukan penyisiran didapatkan 40 pinjal
Xenopsylla cheopis dan 30 pinjal jenis lainnya

Anda mungkin juga menyukai