Anda di halaman 1dari 22

POPULASI DAN SAMPLE

Biostatistik Kesehatan

1
AB/hal2

TOPIK BAHASAN:
 Definisi
 Syarat Populasi
 Pentingnya Sampling
 Prosedur Sampling
 Jenis-jenis Teknik Sampling
 Besar Sampel
AB/hal3

DEFINISI
 Populasi target
 Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita
buat inferensi/generalisasi-nya
 Populasi studi
 Kumpulandari satuan/unit di mana kita
mengambil sampel
 Percontoh/sampel
 Kumpulan dari satuan/unit yang kita ambil
dari populasi studi di mana pengukuran
dilakukan
AB/hal4

Percontoh

Percontoh
Percontoh

Percontoh Percontoh
AB/hal5

CONTOH
AB/hal6

•Meliputi seluruh unit sampel

•Sampel tidak dihitung dua kali


SYARAT
POPULASI •Batas Jelas

•Up to date

•Dapat dilacak di lapangan


AB/hal7

•Terlalu banyak diteliti semua


MENGAPA Tidak cukup waktu
SAMPLING Tidak cukup dana
? Tidak cukup tenaga
•Tidak mungkin diteliti semua
Sisi waktu dan ruang
•Tidak perlu semua
Teori sampling
 standard error
 distribusi statistik

Berbagai teknik
sampling

Percontoh menggambarkan populasinya


Mempunyai akurasi yang terukur
Dapat dilaksanakan
Efisien
AB/hal8

PROSEDUR
PENGAMBILAN
SAMPEL
1
Menentukan tujuan studi 2

Menentukan populasi penelitian 3


•UNIT ANALISIS
•BATAS LUAS POPULASI (SAMPLING FRAME)
•KARAKTERISTIK UNIT ANALISIS

Menentukan besarnya sampel 4

5
Menentukan cara pengambilan sampel

Memilih sampel
AB/hal9

•Sampel pertimbangan
(Purposive/judgemental)
•Sampel berjatah (Quota)
JENIS-JENIS •Sampel seadanya
TEKNIK (Accidental/Convenience)
SAMPLING

•Rancangan random :
-Sederhana (Simple random)
-Sistematik (Systematic random)
•Rancangan stratifikasi :
-Sederhana (Simple stratified random)
-Proporsional (Proportional stratified random)
•Rancangan Klaster (Cluster random sampling)
•Rancangan bertingkat (Multistages sampling)
AB/hal10

RANCANGAN RANDOM

SIMPLE RANDOM SAMPLING SYSTEMATIK RANDOM S.


 Tentukan populasi studi  Tentukan populasi studi
(=Sampling Frame) (=Sampling Frame)
 Tentukan besar sampel  Tentukan besar sampel
 Dengan Tabel-acak  Tentukan secara acak
lakukan pemilihan sampel sampel no.1 (pertama)
sampai jumlah terpenuhi
 Secara sistematik
tentukan sample no.2 dan
selanjutnya dengan
interval N/n
AB/hal11

RANCANGAN STRATIFIKASI
R-S SEDERHANA  R-S PROPORSIONAL
 Tentukan populasi studi  Tentukan populasi studi
 Stratifikasi populasi  Stratifikasi populasi
berdasarkan variabel berdasarkan variabel
studi studi
 Tentukan besar sampel  Tentukan besar sampel
 Besar sampel dibagi  Besar sampel dibagi
berdasarkan stratifikasi proporsional berdasarkan
yang ada stratifikasi yang ada
 Dengan Tabel-acak  Dengan Tabel-acak
lakukan pemilihan sampel lakukan pemilihan sampel
AB/hal12

RANCANGAN KLASTER
 Tentukan populasi studi
 Bagi populasi berdasarkan klaster (Primary
Sampling Units/PSU)
 Geografis/area wilayah/blok/unit klaster lain
 Setiap klaster harus heterogen optimal
mewakili populasi studi
 Tentukan klaster terpilih secara acak (=PSU
terpilih)
 Dalam klaster terpilih dapat dibagi lagi kedalam
klaster Secondary Sampling Units, dst
 Tentukan besar sampel
 Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel.
AB/hal13

RANCANGAN BERTINGKAT

 Contoh:
 Tentukan populasi studi
 Klaster populasi studi tersebut
 Pilih satu atau beberapa klaster secara acak
 Dalam setiap klaster lakukan stratifikasi
 Tentukan besar sampel
 Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel
AB/hal14

BESAR SAMPEL, tergantung:


 Jenis penelitian
 Eksplorasi awal: 1 percontoh mungkin cukup
 Generalisasi - harus representative
 Skala-ukur variabel dependen
 Kategorikal/proporsional
 Kontinyu (interval)
 Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan
 Semakin tinggi ~ semakin besar sample
AB/hal15

VARIABEL DEPENDEN: KATEGORI


 F SATU POPULASI:

2
z1-a/2 * p * q
n= 2
d
 n= Jl. Percontoh dibutuhkan
 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu
 p= proporsi sesuatu; q=1-p
 d= derajat akurasi (presisi) yang diinginkan
AB/hal16

CONTOH
Seorang peneliti ingin melakukan survey
kepuasan pasien rawat inap di RS X. Dari studi
yang lalu diketahui bahwa hanya 60% yg puas
terhadap layanan di RS tsb. Berdasarkan
proporsi tsb, berapakah besar sample yang
dibutuhkan jika presisi=10% dan derajat
kepercayaan=95% ?

Jawab : Z1 - a/2=1,96; P= 0,6; d=0,1

( 1,96 ) 2 (0,6) (1-0,6)


n = ---------------------------
0,12
AB/hal17

VARIABEL DEPENDEN: KATEGORI


 F DUA POPULASI:

(z 2pq + z p q + p q )2
1-a/2 1-  1 1 2 2
n=
( p - p )2
1 2

 n= Jl. Percontoh dibutuhkan=n1=n2


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a atau 
tertentu
 p1= proporsi sesuatu pd klp I; q1=1-p1
 p2= proporsi sesuatu pd klp II; q2=1-p2
 p= (p1+p2)/2; q=1-p
AB/hal18

CONTOH
 Dari hasil penelitian di negara lain, diperoleh
hasil bahwa ibu yang menderita anemia
memiliki resiko 18% untuk melahirkan bayi
berat lahir rendah. Sedangkan ibu yang tidak
menderita anemia memiliki resiko 9 % untuk
melahirkan bayi berat lahir rendah. Jika seorang
peneliti ingin melakukan penelitian yang sama
di negaranya dan ia menginginkan kekuatan uji
80% serta derajat kepercayaan 95 %, berapa
besar sampel yang diperlukan untuk setiap
kelompok ibu hamil?
AB/hal19

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


 F SATU POPULASI:

2
 2(
z1-a + z1-  )
n=
( 0 -  a ) 2

 n= Jl. Percontoh dibutuhkan


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a /  tertentu
= Standar deviasi (simpang baku)
= Rerata
AB/hal20

CONTOH
 Angka keberhasilan rata-2 pelatihan Universal
Precaution (UP) bagi para pelaksana anestesi di
kamar bedah dalam skor peningkatan pengetahuan
dan sikap terhadap pentingnya UP adalah 61
dengan simpang baku 9,6. Seorang mahasiswa
PS-IKM mengajukan model pelatihan baru dan
ingin diuji coba model tersebut. Harapan nya
adalah angka keberhasilan naik sebesar 20%.
Berapa sample dibutuhkan bila derajat
kepercayaan 95% dan kekuatan uji statistik 80%
AB/hal21

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


 F DUA POPULASI:

2
2 2(
z1-a + z1-  )
n=
( 1 -  2 ) 2

 n= Jl. Percontoh dibutuhkan


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu
 2=Varians Gabungan (Pooled Variance)
= (S12 + S22 )/2
1= Rerata kelompok I; 2= Rerata kelompok II;
AB/hal22

CONTOH
 Seorang peneliti PS-IKM ingin mengetahui dampak
akreditasi dibandingkan dengan sertifikasi ISO
terhadap kepuasan karyawan dan pelanggan. Pada
penelitian awal terbukti bahwa rata-2 kenaikan
kepuasan karyawan pada kelompok akreditasi
adalah 20% (Sd=4%), sedangkan pada kelompok
ISO 50% (Sd=9%). Kepuasan pasien meningkat
rata-2 berturut-turut 10% (Sd=3%) dan 30%
(Sd=6%) pada kelompok akreditasi dan ISO.
Berapa jumlah sampel karyawan dan pelanggan
dibutuhkan bila derajat kepercayaan 95% dan
kekuatan uji statistik 90%

Anda mungkin juga menyukai