Anda di halaman 1dari 130

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAJIN KERANJANG BAMBU


DESA SIGODANG BARAT KECAMATAN PANEI
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
AGNES BETHARI PURBA
NIM : 131000487

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAJIN KERANJANG BAMBU
DESA SIGODANG BARAT KECAMATAN PANEI
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
AGNES BETHARI PURBA
NIM : 131000487

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Faktor Faktor

Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perajin

Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun Tahun 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Oktober 2017


Yang membuat pernyataan,

Agnes Bethari Purba

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT


PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAJIN KERANJANG BAMBU
DESA SIGODANG BARAT KECAMATAN PANEI
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2017

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh

AGNES BETHARI PURBA


NIM : 131000487

Disahkan oleh :
Komisi Pembimbing

Pembimbing I

dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK


NIP. 196506151996012001

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kerajinan anyaman keranjang bambu merupakan salah satu kegiatan


usaha rumah tangga yang memanfaatkan bambu sebagai bahan baku utama untuk
membuat anyaman keranjang. Keranjang bambu yang dihasilkan biasanya
digunakan untuk kebutuhan logistik dalam mengemas hasil pertani seperti jeruk,
tomat, kol, mangga, dan lain lain. Aktifitas kerajinan anyaman keranjang bambu
meliputi : menebang dan memotong bambu, membelah potongan bambu, dan
menganyam. Perajin dalam bekerja biasanya terkena resiko tersayat, terpotong,
tertimpa bambu, terpapar debu bambu, gatal gatal, dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional yang
bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari faktor predisposisi, faktor
pemungkin, dan faktor penguat, terhadap penggunaan alat pelindung diri pada
perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017. Penelitian ini memiliki sampel 25 perajin (total
sampling). Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan
menggunakan uji chi-square dan multivariat menggunakan uji Regresi Logistik
Berganda dengan metode Backward Stepwise (LR).
Diperoleh bahwa dari 25 perajin terdapat yang menggunakan APD
sebanyak 8 perajin (32%) dan yang tidak menggunakan APD sebanyak 17 perajin
(64%). Dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa faktor predisposisi (umur,
jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap) tidak ada hubungan dengan
penggunaan APD (p value >0,05), faktor pemungkin (ketersediaan, kenyamanan)
dan faktor penguat (rekan kerja) ada hubungan dengan penggunaan APD yaitu
kenyamanan p=0,01 dan rekan kerja p=0,01 sehingga masuk kriteria analisis
multivariat, ditambah ketersediaan p=0,156 dan sikap p=0,202 juga masuk kriteria
karena memiliki p<0,25. Hasil analisis regresi logistik berganda dengan metode
Backward Stepwise (LR) menunjukkan bahwa variabel yang menunjukkan
pengaruh yang paling signifikan adalah kenyamanan dan rekan kerja dengan nilai
p=0.036 dan Eks (B)=0,070 yang sama.
Saran bagi para pekerja, agar dapat membiasakan diri menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja yang bermanfaat melindungi serta mengurani efek
terjadinya kecelaakan serta meningkatkan kepedulian dan saling mengingatkan
sesama perajin dalam menggunakan APD saat bekerja.

Kata Kunci : APD, Perajin Keranjang Bambu

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Woven bamboo basket handicraft is one of home business activity which


explore bamboo as main raw material to wicker. Bamboo basket is usually used
for logistic needs in packing agricultural product such as orange, tomato,
cabbage, etc. Woven bamboo basket handicraft activity include: cutting bamboo,
splitting, and wickering. The workers usually at cut risk, hit risk, exposed to
bamboo dust, itchy, etc.
This research is analytical with cross sectional design. It aims to identify
the effect of predisposing, enabling and reinforcing factors on the usage of
personal protecting equipments (PPE) on the bamboo basket maker in West
Sigodang Village Panei District, Simalungun Regency in 2017. This research has
25 workers as the sample (total sampling). Data analysis is univariate, bivariate
with chi square test, and multi variate with Binary Logistic Regression test using
Backward Stepwise (LR) method.
The result shows that the 25 workers consist of 8 workers use PPE (32%)
and 17 workers don’t (64%). The chi square test shows that predisposing factors
(age, sex, education, cognitive, and affective) have no significant corellation with
PPE usage (p value>0.05), enabling factors (availability, comfort) and
reinforcing factors (work partner) have significant corellation with PPE usage,
which p value of comfort and work partner is 0.01 (multivariate criteria analysis
fulfilled) and p value of availability is 0.156 and affective 0.202 (included into
multivariate because the p value still less than 0.25). Binary Logistic Regression
analysis result with Backward Stepwise LR method shows that variables with most
significant effect are comfort and work partner which p value = 0.036 and Eks
(B)=0.070.
Recommendation for those worker are to use the PPE for minimalizer the
risk of accident can be decreased and the good OHS situation can be made, as
well as caring and reminding each other among workers of using PPE when
working.

Keywords: PPE, Bamboo Basket Worker

iv

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena

berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor

Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada

Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten SimalungunTahun 2017”. Penulisan skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dari

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Dengan penuh rasa hormat dan mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua terkasih Bapak

Jasa Aman Purba dan Ibu Rosma Sintan Saragih yang selalu memberikan

bantuan, motivasi dan perhatian.

Penulisan skripsi ini juga banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta

bantuan dari banyak pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK selaku dosen pembimbing I, Eka Lestari

Mahyuni, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing II, Bapak dr. Mhd.

Universitas Sumatera Utara


Makmur Sinaga, MS selaku dosen penguji I, Ir. Kalsum, M.Kes selaku dosen

penguji II yang telah meluangkan pikiran, tenaga dan waktu dalam

memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

5. Dra. Lina Tarigan, Apt., MS selaku dosen pembimbing akademik.

6. Pangulu Desa Sigodang Barat beserta jajarannya, seluruh warga dan perajin

keranjang bambu Desa Sigodang Barat yang telah membantu penulis dalam

penelitian ini.

7. Seluruh dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyajian skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima

kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Oktober 2017


Penulis

(Agnes Bethari Purba)

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
ABSTRACT .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 5
1.4 Hipotesis Penelitian................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................ 7


2.2 Kecelakaan Kerja ................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja......................................................... 8
2.2.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja....................................................... 8
2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja ................... 9
2.2.3.1 Faktor Manusia (Unsafe Action) ........................................ 9
2.2.3.2 Faktor lingkungan (Unsafe Condition)…… ....................... 9
2.3 Pengendalian Risiko............................................................................... 10
2.3.1 Eliminasi ....................................................................................... 10
2.3.2 Substitusi ...................................................................................... 10
2.3.3 Engineering Control / Pengendalian Teknis................................... 10
2.3.4 Administrative Control / Pengendalian Administratif..................... 11
2.3.5 APD/ Alat Pelindung Diri.............................................................. 11
2.4 Alat Pelindung Diri ................................................................................ 12
2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri...................................................... 13
2.4.2 Peraturan Perundang-undangan Terkait dengan APD..................... 14
2.4.3 Kriteria Alat Pelindung Diri .......................................................... 15
2.4.4 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri ...................................................... 16
2.4.5 Pemilihan Alat Pelindung Diri……………………….. .................. 18

vii

Universitas Sumatera Utara


2.4.6 Penyimpanan Alat Pelindung Diri……………………................... 19
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan APD ........................... 19
2.5.1 Perilaku ......................................................................................... 19
2.5.2 Determinan Perilaku ...................................................................... 20
2.5.2.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) ......................... 20
2.5.2.1 Faktor Pemungkin (Enabling Factor)................................. 24
2.5.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factor) .................................. 25
2.6 Sektor Informal ...................................................................................... 26
2.7 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 29

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 29


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 29
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 29
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 29
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 30
3.3.1 Populasi ......................................................................................... 30
3.3.2 Sampel .......................................................................................... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 30
3.4.1 Data Primer .................................................................................... 30
3.4.2 Data Sekunder ................................................................................ 31
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 31
3.5.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 31
3.5.2 Definsi Operasional........................................................................ 31
3.6 Metode Pengukuran ............................................................................... 32
3.6.1 Aspek Pengukuran Faktor Predisposisi ........................................... 33
3.6.2 Aspek Pengukuran Faktor Pemungkin ............................................ 35
3.6.3 Aspek Pengkukuran Faktor Penguat ............................................... 36
3.6.4 Aspek Pengukuran Penggunaan APD ............................................. 37
3.7 Metode Analisis Data.............................................................................. 38
3.7.1 Analsis Univariat ............................................................................ 38
3.7.2 Analisis Bivariat ............................................................................. 38
3.7.3 Analisis Multivariat ....................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 40

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ....................................................... 40


4.2 Gambaran Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD pada
Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Kabupaten Simalungun Tahun 2017........................................................ 40
4.2.1 Faktor Predisposisi Penggunaan APD pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ................................................................. 41
4.2.2 Faktor Pemungkin Penggunaan APD pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

viii

Universitas Sumatera Utara


Simalungun Tahun 2017 ................................................................. 42
4.2.3 Faktor Penguat Penggunaan APD pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun Tahun 2017 .............................................. 44
4.2.4 Distribusi Frekuensi Penggunaan APD pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017................................................................ 46
4.3 Hubungan Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD
pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 .............................................. 48
4.3.1 Hubungan Faktor Predisposisi dengan Penggunaan APD pada
Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017..................................... 49
4.3.1.1 Hubungan Umur dengan Penggunaan APD..................... 49
4.3.1.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penggunaan APD....... 49
4.3.1.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APD ........... 50
4.3.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD .......... 51
4.3.1.5 Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD .................... 51
4.3.2 Hubungan Faktor Pemungkin dengan Penggunaan APD pada
Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017..................................... 52
4.3.2.1 Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD ... 52
4.3.2.2 Hubungan Kenyamanan APD dengan Penggunaan APD.... 53
4.3.3 Hubungan Faktor Penguat dengan Penggunaan APD pada Perajin
Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017..................................... 53
4.3.3.1 Hubungan Rekan Kerja dengan Penggunaan APD ............. 54
4.3.4 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan APD pada
Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017..................................... 54
4.4 Pengaruh Faktor-faktor Penggunaan APD pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ......................................................................... 55

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 57

5.1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD pada Perajin


Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ......................................................................... 57
5.1.1 Hubungan Faktor Predisposisi dengan Penggunaan APD................ 57
5.1.2 Hubungan Faktor Pemungkin dengan Penggunaan APD................. 62
5.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD pada Perajin
Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun Tahun 2017........................................................ 63
5.2.1 Pengaruh Kenyamanan APD dengan Penggunaan APD.................. 64
5.2.2 Pengaruh Rekan Kerja dengan Penggunaan APD ........................... 65

ix

Universitas Sumatera Utara


5.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ........................................................................ 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 69

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 69


6.2 Saran ..................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72


LAMPIRAN ................................................................................................ 76

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel........................................................ 37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Faktor Predisposisi Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017.................................. 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Kuesioner Pengetahuan pada Perajin Keranjang Bambu Desa
Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun
2017 ........................................................................................... 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Pernyataan Sikap pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017.................................. 42

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Pemungkin Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017.................................. 43

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Hasil Observasi


Ketersediaan APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa
Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun
2017 ........................................................................................... 44

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Kenyamanan APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa
Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun
2017 ........................................................................................... 45

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Penguat Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017.................................. 46

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Rekan Kerja pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 ...... 48

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Penggunaan Alat


Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 ...... 49

xi

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Umur dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 50

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jenis Kelamin dengan


Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 50

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Pendidikan dengan


Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 52

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Pengetahuan dengan


Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 52

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Sikap dengan


Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 53

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Ketersediaan APD


dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ............................................................. 54

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Kenymanan APD


dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang
Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017 ............................................................. 52

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Rekan Kerja dengan


Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu
Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
Tahun 2017................................................................................. 52

Tabel 4.18 Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat


Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 ...... 52

Tabel 4.19 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Berganda ............................. 52

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 28

xiii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Lembar Observasi Perilaku Penggunaan APD ....................... 78

Lampiran 2. Lembar Observasi Ketersediaan APD .................................... 79

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian .............................................................. 80

Lampiran 4. Master Data............................................................................ 85

Lampiran 5. Output SPSS .......................................................................... 93

Lampiran 6. SK Dosen Pembimbing Skripsi .............................................. 110

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ............................................................... 111

Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian .......................................................... 112

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian.......................................................... 113

xiv

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Agnes Bethari Purba, lahir pada 9 Agustus 1995 di

Medan. Berasal dari Desa Sigara-gara Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdaang. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Jasa

Aman Purba dan Rosma Sintan Saragih.

Jenjang pendidikan formal penulis di mulai dari TK Dewi Lestari

Patumbak (2000-2001), SD Antonius V Medan (2001-2007), SMP Katolik

Trisakti 1 Medan (2007-2010), SMA Negeri 14 Medan (2010-2013) dan penulis

menempuh pendidikan tinggi pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2013-2017).

xv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaan. Hal ini tercermin

dalam pokok pokok pikiran dan pertimbangan dikeluarkannya Undang-undang

No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu bahwa setiap tenaga kerja

berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan, dan

setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula

keselamatanya serta setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan

secara aman dan efisien, sehingga proses produksi berjalan dengan lancar.

Sebagian besar tenaga kerja Indonesia berada pada sektor informal,

misalnya sektor pertanian, industri kecil, nelayan, peternak, perajin batubata,

perajin kayu, penambang batu kapur dan lain sebagainya. Sebenarnya tidak ada

batasan jelas antara sektor informal dan sektor formal. Sementara ini sektor

informal dan formal dibedakan karena ketiadaan hubungan kerja atau kontrak

kerja yang jelas. Pada umumnya sifat pekerjaan sektor informal hanya

berdasarkan perintah dan perolehan upah. Hubungan yang ada hanya sebatas

majikan dan buruh (tenaga kerja), dengan minimnya perlindungan K3 (Achmadi,

2013).

Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja ini juga

telah diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003, yang menegaskan bahwa setiap

pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

Universitas Sumatera Utara


2

keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86 ayat 1). Upaya keselamatan dan

kesehatan yang dimaksud untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja atau

buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan

pengendalian bahaya di tempat kerja yang dimaksudkan dalam pasal 86 ayat 2 UU

No. 13 Tahun 2003.

Menurut Syaaf (2008) dalam Saragih (2014) suatu kecelakaan biasanya

disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berhubungan atau kombinasi dari

berbagai faktor pendahulu (ILO: 1989). Pekerja tidak akan celaka dengan

sendirinya melainkan adanya faktor-faktor yang dapat memengaruhinya, seperti:

kondisi kerja yang tidak aman, bekerja pada lingkungan kerja yang tidak nyaman,

panas, bekerja tanpa petunjuk kerja atau Standar Operasional Prosedur (SOP),

bekerja tanpa Alat Pelindung Diri (APD) dan sebagainya.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di

tempat kerja. Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan

tempat, mesin, peralatan, dan lingkungan kerja wajib diutamakan.

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat yang digunakan

oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja

yang kemungkinan dapat terjadi di tempat kerja. Penggunaan APD oleh pekerja

saat bekerja merupakan suatu upaya untuk menghindari paparan resiko bahaya di

Universitas Sumatera Utara


3

tempat kerja. Walaupun upaya ini berada pada tingkat pencegahan terakhir,

namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka, 2008).

Menurut penelitian Agustine (2015) tentang Perilaku Penggunaan Alat

Pelindung Diri dan Faktor Yang Berpengaruh Pada Pekerja Perusahaan

Konstruksi menyatakan bahwa perilaku pekerja konstruksi dalam penggunaan

APD terutama dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah dan status kerja.

Kurangnya pengawasan, pelatihan serta regulasi dari manajemen berkontribusi

terhadap perilaku penggunaan APD pada pekerja.

Menurut penelitian Hutauruk (2012) untuk hasil penelitian berdasarkan

variabel yang berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku

pemakaian APD dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, ketersediaan fasilitas,

dan juga pengawasan memengaruhi pekerja dalam menggunakan APD Sedangkan

untuk tema penelitian mengenai sikap, informan sudah memiliki kesadaran dalam

penggunaan APD tetapi tetap tidak menggunakan APD untuk itu sikap tidak

berpengaruh terhadap perilaku penggunaan APD.

Menurut penelitian Anjari, dkk (2014) tentang faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja kerangka bangunan di PT.

Jagat Konstruksi Abdipersada, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

usia, pengetahuan, pemberian sanksi, dan dorongan rekan kerja terhadap

kepatuhan penggunaan APD.

Kerajinan anyaman keranjang bambu merupakan salah satu usaha rumah

tangga yang memanfaatkan bambu sebagai bahan baku utama untuk membuat

anyaman keranjang. Keranjang bambu yang dihasilkan biasanya digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara


4

kebutuhan logistik dalam mengemas hasil pertani seperti jeruk, tomat, kol,

mangga, dan lain lain.

Dalam proses pembuatan keranjang bambu terdiri dari beberapa tahapan.

Setiap tahapan memiliki risikonya masing-masing. Proses tersebut dimulai dari

penebangan dan pemotongan bambu, yang beresiko tertimpa bambu saat

penebangan, terhirup dan terpapar debu bambu, tergigit/tersengat serangga, kaki

terkena duri, dan kulit tergores. Proses berikutnya adalah pembelahan, yang

berisiko tersayat pisau atau potongan bambu saat membelah, terpapar debu serta

gatal saat kontak dengan bambu. Proses terakhir adalah penganyaman, yang

berisiko tersayat potongan bambu dan terpapar debu bambu.

Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Desa Sigodang Barat

Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun terdapat 14 usaha kerajinan keranjang

bambu dan terdapat 31 perajin yang menekuni usaha kerajinan tersebut. Peneliti

telah melakukan observasi dan wawancara terhadap 7 perajin dan didapatkan

bahwa 5 dari 7 perajin tersebut tidak menggunakan APD. Selain itu, 2 dari 7

perajin tersebut berjenis kelamin perempuan. Dua dari 7 perajin tersebut

merupakan siswa SMP. Dari hasil wawancara juga ditemukan bahwa perajin

mengaku terpapar debu bambu dan pernah tersayat pisau atau potongan bambu itu

sendiri ketika melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

pada perajin keranjang bambu di Desa Sigodang Barat, Kecamatan Panei,

Kabupaten Simalungun. Penulis merumuskannya dalam judul skripsi yang

berjudul “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri

Universitas Sumatera Utara


5

(APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini

yaitu faktor faktor apa saja yang memengaruhi penggunaan alat pelindung diri

(APD) pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi penggunaan alat pelindung diri (APD) pada perajin keranjang

bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun

2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, umur,

jenis kelamin, pendidikan) terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) pada perajin keranjang bambu.

2. Mengetahui pengaruh faktor pemungkin (ketersediaan APD dan

kenyamanan APD) terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

pada perajin keranjang bambu.

3. Mengetahui pengaruh faktor penguat (rekan kerja) terhadap penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) pada perajin keranjang bambu.

Universitas Sumatera Utara


6

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Tidak
Ho : Tidak ada pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, umur,

jenis kelamin, dan pendidikan) terhadap penggunaan APD.

Ha : Ada pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, umur, jenis

kelamin, dan pendidikan) terhadap penggunaan APD.

Ho : Tidak ada pengaruh faktor pemungkin (ketersediaan APD dan

kenyamanan APD) terhadap penggunaan APD.

2. Ha : Ada pengaruh faktor pemungkin (ketersediaan APD dan

kenyamanan APD) terhadap penggunaan APD.

3. Ho : Tidak ada pengaruh faktor penguat (rekan kerja) terhadap

penggunaan APD.

Ha : Ada pengaruh faktor penguat (rekan kerja) terhadap penggunaan

APD.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan manfaat bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada perajin keranjang bambu.

2. Untuk memberikan informasi kepada perajin keranjang bambu akan

pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan

pekerjaan sehingga dapat bekerja dengan baik.

3. Sebagai bahan referensi untuk peneliti peneliti lain yang berhubungan

dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sektor informal.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang

dirancang menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja

agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit ditempat kerja dengan

mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan kerja dan kesehatan kerja,

yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja

(Kurniawati, 2013).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu aspek

perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang Undang. Dengan

menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan

tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan

yang tinggi (Triwibowo dan Mitha, 2013).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk

menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah

mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk

dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3

diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan maupun

penyakit akibat melakukan pekerjaan (Abidin dkk, 2008).

7
Universitas Sumatera Utara
8

2.2 Kecelakaan Kerja

2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak

diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor: 03/Men/1998). Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak

diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur

dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia

maupun harta benda.

2.2.2 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (2009) pencegahan kecelakaan kerja ditujukan kepada

lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja, dan terutama faktor

manusia. Lingkungan harus memenuhi syarat lingkungan yang aman serta

memenuhi persyaratan keselamatan, kondisi tempat kerja yamg memenuhi syarat

keselamatan, dan perancanaan sepenuhnya yang memenuhi syarat keselamatan.

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan perencanaan yang baik dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku, serta cukup dilengkapi alat pelindung.

Menurut Santoso (2004), kecelakaan kerja dapat dicegah dengan

memperhatikan 4 faktor, yakni faktor:

1. Lingkungan

2. Manusia

3. Peralatan

4. Bahaya ( hal-hal yang membahayakan)

Universitas Sumatera Utara


9

2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

Secara umum, penyabab kecelakaan kerja ini bisa dikelompokkan menjadi

dua, yaitu faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe

condition) (Kurniawati, 2013).

2.2.3.1 Faktor Manusia (Unsafe Action)

Faktor manusia merupakan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

tindakan manusia yang tidak mengindahkan faktor faktor penyelamatan. Misalnya

tidak menggunakan pakaian kerja, penggunaan peralatan pelindung diri, falsafah

perusahaan dan lain lain. Unsafe action ini juga disebabkan hal berikut:

1. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja

2. Tingkat Pendidikan yang masih rendah

3. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan

4. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya

5. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) hanya berpura pura

6. Mengangkut beban berlebihan

7. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja

2.2.3.2 Faktor lingkungan (Unsafe Condition)

Faktor lingkungan (Unsafe condition) merupakan kecelakaan kerja yang

disebabkan oleh lingkungan kerja tidak aman

1. Perlatan yang tidak layak pakai lagi

2. Sirkulasi udara yang kurang memadai

3. Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya

Universitas Sumatera Utara


10

ILO (1989) mengemukan bahwa kecelakaan akibat kerja disebabkan oleh

3 faktor (Tribowo dan Mitha, 2013) yaitu :

1. Faktor Manusia : Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja

2. Faktor Pekerjaan : Giliran Kerja (shift) dan Jenis (unit) Pekerjaan

3. Faktor Lingkungan : Lingkungan Fisik Lingkungan Kimia, dan

Lingkungan Biologi.

2.3 Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau

keparahan dengan hirarki yaitu (Ramli, 2010) :

2.3.1 Eliminasi

Eliminasi adalah teknik pengendalian dengan menghilangkan sumber

bahaya, misalnya lobang dijalan ditutup, ceceran minyak dilantai dibersihkan,

mesin yang bising dimatikan. Cara ini sangat efektif karena sumber bahaya

dieliminasi sehingga potensi risiko dapat dihilangkan. Karena itu, teknik ini

menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian risiko.

2.3.2 Substitusi

Substitusi adalah teknik pengendalian dengan mengganti alat, bahan, sistem atau

prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau yang lebih rendah

bahayanya. Teknik ini banyak digunakam, misalnya, bahan kimia berbahaya

dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia lain yang lebih aman.

2.3.3 Engineering Control / Pengendalian Teknis

Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada

dilingkungan kerja. Karena itu, pengendalian bahaya dapat dilakukan melalui

Universitas Sumatera Utara


11

perbaikan pada desain, penambahan peralatan dan pemasangan peralatan

pengaman. Sebagai contoh, mesin yang bising dapat diperbaiki secara teknis

misalnya dengan memasang peream suara sehingga tingkat kebisingan dapat

ditekan. Percemaran diruang kerja dapat diatasi dengan memasang sistem

ventilasi yang baik. Bahaya pada mesin dapat dikurangi dengan memasang pagar

pengaman atau sistem interlock.

2.3.4 Administrative Control / Pengendalian Administratif

Pengendalian bahaya juga dapat dilakukan secara administratif misalnya

dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang lebih

aman, rotasi atau pemeriksaan kesehatan, pemasangan tanda bahaya atau rambu-

rambu keselamatan. Pada administrative control atau pengendalian administratif

dilakukan shift kerja, rotasi kerja dan mutasi personal, prosedur kerja

keselamatan, pemasangan simbol/tanda-tanda bahaya termasuk radiasi, lembar

data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet:MSDS) didaerah kerja.

Menurut Ramli (2010) bahaya yang ada di tempat kerja memiliki

perbedaan tergantung jenis pekerjaan dan tanda keselamatan sesuai dengan

bahaya atau lay out di lingkungan kerja.

2.3.5 APD/ Alat Pelindung Diri

Pilihan terakhir untuk pengendalian bahaya adalah dengan memakai alat

pelindung diri. Misalnya, pelindung kepala, sarung tangan, pelindung pernafasan

(respirator/masker), pelindung jatuh, dan pelindung kaki. Dalam konsep K3,

penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan

kecelakaan. Hal ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk mencegah

Universitas Sumatera Utara


12

kecelakaan (reduce likelyhood) namun hanya sekedar mengurangi efek atau

keparahan kecelakaan (reduce consequences).

2.4 Alat Pelindung Diri

2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri

Menurut OHSA atau Occupational Safety and Health Association,

personal protective equipment atau alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat

yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang

diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat

kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di

tempat kerja. Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan

tempat, mesin, peralatan, dan lingkungan kerja wajib diutamakan.

Namun kadang-kadang risiko terjadinya kecelakaan masih belum

sepenuhnya dapat dikendalikan, sehingga digunakan alat pelindung Diri (APD).

Jadi, penggunaan APD adalah alternative terakhir yaitu kelengkapan dari segenap

upaya teknis pencegahan kecelakaan. APD harus memenuhi persyaratan

(Suma’mur, 2009) :

1. Enak (nyaman) dipakai

2. Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan

3. Memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi

Universitas Sumatera Utara


13

Menurut Suma’mur (1996) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemakaian alat pelindung diri, yaitu :

1. Pengujian Mutu

Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah ditentukan

untuk menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan perlindungan

sesuai dengan yang diharapkan. Semua alat pelindung diri sebelum

dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya.

2. Pemeliharaan Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri yang akan digunakan harus bena-benar sesuai

dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja, dan tenaga kerja sendiri agar

benar-benar dapat memberikan perlindungan semaksimal mungkin pada

tenaga kerja.

3. Ukuran Harus Tepat

Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada

tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran yang tidak

tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakaiannya.

4. Cara Pemakaian Yang Benar

Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat

ini tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila memakainya tidak

benar.

Tenaga kerja harus diberikan pengarahan tentang :

a. Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan potensi

bahaya yang ada.

Universitas Sumatera Utara


14

b. Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan diterima

oleh tenaga kerja jika tidak memakai alat pelindung diri yang

diwajibkan.

c. Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar harus

dijelaskan pada tenaga kerja.

d. Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja menggunakan alat

pelindung diri.

e. Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik agar

tidak menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu.

f. Penyimpanan alat pelindung diri harus selalu disimpan dalam keadaan

bersih ditempat yang telah tersedia, bebas dari pengaruh kontaminasi.

2.4.2 Peraturan Perundang-undangan Terkait Dengan Alat Pelindung Diri

Peraturan Pemerintah atau perundang-undangan yang terkait dengan

penggunaan alat pelindung diri antara lain :

a. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yaitu Bab VII pasal 12 ayat b dan c, Bab 9 pasal 13, dan Bab X

pasal 14 ayat c.

b. Instruksi Menteri Tenaga Kerja NO.INS.02/M/BW/BK/1984 tentang

Pengesahan Alat Pelindung Diri.

c. Surat Edaran Dirjen Biawas No.SE/06/BW/1997 tentang Pendaftaran

Alat Pelindung Diri.

Universitas Sumatera Utara


15

2.4.3 Kriteria Pemilihan Alat Pelindung Diri

Beberapa kriteria dalam pemilihan alat pelindung diri sebagai berikut

(Tarwaka, 2008) :

a. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif

kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi ditempat kerja.

b. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman

dipakai dan tidak menjadi beban tambahan bagi pemakainya.

c. Bentuknya cukup menarik, sehingga tenaga kerja tidak malu

memakainya.

d. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis

bahayanya maupun kenyamanan dan pemakiannya.

e. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.

f. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran, dan pernafasan serta

gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang

cukup lama.

g. Tidak mengurangi persepsi sensoris dalam menerima tanda-tanda

peringatan.

h. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia

dipasaran.

i. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.

j. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai dengan standar yang

ditetapkan dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


16

Menurut Rijanto (2011), karakteristik APD adalah sebagai berikut:

a. Alat pelindung diri mempunyai keterbatasan yang umum yaitu tidak

dapat menghilangkan bahaya pada sumbernya.

b. Apabila alat pelindung diri tidak berfungsi dan kelemahannya tidak

diketahui, maka resiko bahaya yang timbul dapat menjadi lebih besar.

c. Saat digunakan, alat pelindung diri haru sudah dipilih dengan tepat dan

harus selalu dimonitor.

d. Pekerja yang menggunakannya harus sudah terlatih.

2.4.4 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Tarwaka yang dikutip oleh Baja (2016), Alat Pelindung Diri

(APD) ada berbagai macam yang berguna untuk melindungi seseorang dalam

melakukan pekerjaan yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari

potensi bahaya di tempat kerja. Menurut Suma’mur (2013) Alat proteksi diri

beraneka ragam. Jika digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindunginya,

maka jenis alat proteksi diri tersebut adalah:

1. Kepala : Pengikat rambut, penutup kepala, topi pengaman,

2. Mata : Kaca mata pelindung ( protective goggles)

3. Muka : Pelindung muka (face shields)

4. Tangan dan Jari : Sarung tangan ( sarung tangan dengan ibu jari

terpisah, sarung tangan biasa (gloves); pelindung

teapak tangan (hand pad), dan sarung tangan

sampai lengan (sleeve).

Universitas Sumatera Utara


17

5. Kaki : Sepatu pengaman, Sepatu Boot

6. Alat Pernafasan : respirator, masker, alat baantu pernafasan

7. Telinga : Sumbat telinga, tutup telinga

8. Tubuh : Pakaian kerja menurut keperluan yaitu pakaian

kerja tahan panas, pakaian kerja tahan dingin,

pakaian kerja lainnya.

9. Lainnya : Sabuk Pengaman

Belum ada ketentuan/ standar Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan

oleh perajin keranjang bambu. Peneliti menggunakan ketentuan standar ILO

(1998) Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerjadi Kehutanan pada

tahap penebangan mengingat pekerjaan pemotongan dan penebangan dilakukan di

hutan dan ladang serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Peneliti juga menentukan APD berdasarkan penelitian penelitian terdahulu

yang relevan dengan pekerjaan kerajinan keranjang bambu yang memiliki faktor

resiko penyakit dan bahaya yang sama, yaitu penelitian Pangestika dan Ariastuti

mengenai Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Terkait Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Pada Pengrajin Patung Kayu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ubud

I Gianyar Bali, penelitian Purnomo dan Anwar mengenai Pajanan Debu Kayu

(Pm10) Terhadap Gejala Penyakit Saluran Pernafasan Pada Pekerja Meubel

Sektor Informal.

1. Tahap penebangan dan pemotongan : sepatu kerja/boot, masker dan

sejenisnya, sarung tangan, pakaian kerja dan topi/penutup kepala.

Universitas Sumatera Utara


18

2. Tahap pembelahan : masker dan atau sejenisnya, sarung tangan, pakaian

kerja.

3. Tahap penganyaman : masker atau sejenisnya, dan sarung tangan.

2.4.5 Pemilihan Alat Pelindung Diri

Menurut Krisnawati (2013) langkah langkah yang harus diperhatikan

sebelum menentukan alat pelindung diri yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Mengiventarisasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Langkah ini sebagai

langkah awal agar APD yang digunakan sesuai kebutuhan.

2. Menentukan jumlah APD yang akan disediakan jumlah tenaga kerja yang

terpapar langsung menjadi prioritas utama. Dalam menentukan jumlah

bergantung pula pada jenis APD yang digunakan sendiri sendiri atau

APD yang dapat dipakai bergiliran.

3. Memilih kualitas atau mutu dari APD yang akan digunakan. Penentuan

mutu akan menentukan tingkat keparahan kecelakaan atau penyakit

akibat kerja yang dapat terjadi.

Namun APD yang dipilih tersebut hendaknya memenuhi ketentuan

ketentuan sebagai berikut.

1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya.

2. Berbobot ringan.

3. Dapat dipakai fleksibel (tidak membedakan jenis kelamin).

4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan.

5. Tidak mudah rusak.

6. Memenuhi ketentuan standar yang ada.

Universitas Sumatera Utara


19

7. Pemeliharaan mudah.

8. Penggantina suku cadang mudah.

9. Tidak membatasi gerak.

10. Rasa tidak nyaman tidak berlebihan.

11. Bentuknya cukup menarik.

2.4.6 Penyimpanan Alat Pelindung Diri

Menurut Budiono, dkk (2003) untuk menjaga daya guna dari alat

pelindung diri, hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu,

kotoran, gas beracun, dan gigitan serangga/binatang. Hendaknya tempat tersebut

kering dan mudah dalam pengambilan.

2.5 Faktor Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri

2.5.1 Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah bentuk respons atau reaksi

terhadap rangsangan yang diterimanya dari luar organism (orang), tetapi dalam

memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain

yang bersangkutan dengan orang tersebut. hal ini berarti, bahwa setiap orang

memberikan respon yang berbeda-beda dari stimulus yang diterimanya.

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku manusia dibagi dalam tiga domain

dan dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan.

2. Sikap.

3. Tindakan.

Universitas Sumatera Utara


20

2.5.2 Determinan Perilaku

2.5.2.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Menurut Notoadmodjo (2010) mengutip teori Green (1980) faktor ini

mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan

kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem

nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan

sebagainya.

Menurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalah faktor yang

mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor

predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, nilai-nilai, kepercayaan dari orang

tersebut tentang dan perilaku tertentu serta , beberapa karateristik individu,

misalkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan atau masa kerja.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penggindraan terhadap suatu obyek tertentu.Pengidraan terjadi melalui

pancaindera manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Peneliti Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri oarang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari

Universitas Sumatera Utara


21

dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu; (2) Interst, yakni orang mulai

tertarik kepada stimulus; (3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus terhadap dirinya), hal ini berarti sikap perajin sudah lebih lagi; (4) Trial,

orang telah mencoba perilaku baru; (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus (Notoatmodjo,

2007). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu meteri yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut. Orang yang telah paham terhadap meteri harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap materi yang dipahami.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4. Analisis (Analysis)

Universitas Sumatera Utara


22

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke

dalam komponen, tetapi masih didalam suatu organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian ini dasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

sudah ada (Notoatmodjo, 2007).

b. Sikap

Sikap sebagai produksi dari proses sosialisasi dimana seseorang yang

bereaksi dengan rangsangan dan diterimanya. Dengan demikian sikap merupakan

respon. Respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada stimulasi yang

menghendaki respon individual. Respon yang dinyatakan sebagai sikap didasari

oleh proses evaluasi dari dalam individu, yang memberikan kesimpulan nilai

terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif,

menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka tau tidak suka yang kemudaian

mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap reaksi terhadap suatu obyek sikap.

Ekspresi sikap individu tergantung dari berbagi kondisi serta situasi yang

betul bebas dari berbagi bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu

Universitas Sumatera Utara


23

ekspresi sikapnya maka dapat diharapkan bahwa bentuk perilaku yang

ditampakkan merupakan ekspresi sikap sebenarnya.

c. Umur

Umur seseorang menunjukkan tingkat kematangan dalam bekerja. Efek

menjadi tua merupakan kecenderungan terhadap terjadinya kecelakaan, seperti

terjatuh. Juga angka nilainya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti

bertambahnya usia (Suma’mur P.K, 1996).

Menurut Gilmer yang dikutip oleh Dedek Mulyanti (2008) ada hubungan

antara umur terhadap penampilan kerja dan seterusnya akan berkaitan dengan

tingkat kinerja. Dalam perkembangannya manusia akan mengalami perubahan

fisik dan mental akan digunakan bergantung pada jenis pekerjaan. Pada umumnya

tenaga yang telah berusia tua relatif tenaga fisiknya lebih terbatas pada tenaga

kerja yang masih muda.

d. Jenis kelamin

Ada perbedaan antara tenaga kerja wanita dengan pria yang meliputi

segisegi berikut ini: secara fisik ukuran tubuh dan ukuran otot dari tenaga kerja

wanita relatif kurang jika dibandingkan dengan pria. Kenyataan ini sebagai akibat

dari pengaruh hormonal yang berbeda antara wanita dan pria (Suma’mur P.K,

1996).

e. Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan adalah suatu bantuan yang

diberikan kepada individu, kelompok atau masyarakat dalam rangka mencapai

peningkatan kemampuan yang diharapkan. Pendidikan formal memberikan

Universitas Sumatera Utara


24

pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai

yang baru yang ada dalam lingkungannya. Seseorang dengan tingkat pendidikan

yang tinggi akan lebih mudah untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi

di lingkungannya dan orang tersebut bermanfaat bagi dirinya.

Seseorang yang pernah mengenyam pendidikan formal diperkirakan akan

lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan kesehatan yang

disampaikan melalui penyuluhan maupun media masa (Notoatmodjo, 1997).

2.5.2.2 Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini

pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku

kesehatan.

a. Ketersediaan APD

Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus

(pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma semua alat

perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawah

pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat

kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut

petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Alat pelindung diri

harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat kerja.

Universitas Sumatera Utara


25

b. Kenyamanan APD

Banyak alasan pekerja enggan menggunakan APD salah satunya adalah

karena faktor kenyamanan. Contohnya safety shoes yang terlalu kebesaran atau

kekecilan, tidak akan melindungi pekerja secara efektif namun tidak menutup

kemungkinan untuk muncul kejadian baru karena memakai safety shoes yang

tidak sesuai ukuran. Untuk memberikan perlindungan yang baik maka pakaian

harus pas dan sesuai. Menurut Roskam (1996) dalam Linggasari (2008) APD

biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang Amerika Utara atau Eropa,

dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh pekerja yang ukurannya berada

diatas atau dibawah ukuran tersebut.

Faktor yang mempengaruhi pekerja menggunakan APD antara lain

(Wentz, 1998):

1. Manajemen telah memberi contoh dengan menggunakan APD yang benar.

2. Mudah, nyaman, dan kesenangan menggunakan APD.

3. Mengerti akan kegunaan APD.

4. Berkurangnya masalah ekonomi dan kedisiplin karena menggunakan

APD

5. Diterima oleh pekerja lain.

2.5.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, para petugas kesehatan dan rekan kerja. Termasuk juga disini

undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah

yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-

Universitas Sumatera Utara


26

kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas

saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,

tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Di samping itu,

undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

a. Rekan Kerja

Rekan kerja berperan dalam komunikasi sesama karyawan maupun dari

pimpinan terhadap pemakaian APD. Komunikasi antara pekerja sangat

berpengaruh dalam pemakaian APD disebabkan karena faktor bahaya yang telah

diketahui. Pekerja ini dapat mengingatkan sesama temannya untuk memakai APD

guna mencegah ataupun mengurangi efek kecelakaan.

2.6 Sektor Informal

Suatu pendekatan yang menekankan pada unit individu menafsirkan

pengertian sektor informal sebagai pekerja-pekerja yang bekerja di sektor yang

tidak terlindungi (unprotected sector). Menurut pandangan ini lapangan kerja di

sektor formal sangat terlindungi (aturan hukum) dan menawarkan tingkat gaji dan

kondisi kerja yang jelas, dan sektor formal tidak mudah diperoleh, kecuali apabila

calon pekerja mampu lolos seleksi kriteria rekruitmen kerja yang disyaratkan.

Sebaliknya sektor informal merupakan lapisan pasar tenaga kerja yang relatif

tidak terlindungi, akan tetapi orang masuk ke sektor ini relatif bebas (free entry).

Adanya ‘free entry’ membuat sektor informal dibanjiri pekerja yang kurang

terdidik dan kurang trampilataupun tenaga kerja yang tidak bisa atau belum

terserap sektor formal (Indrawan, 2005).

Universitas Sumatera Utara


27

Sedangkan menurut Effendi (1985) memberi batasan sektor informal

sebagai pekerja yang berusaha sendiri dengan buruh tidak tetap dan dibantu

tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar dimana tidak memerlukan ketrampilan.

Ini menunjukkan peluang yang ada dalam sektor informal tidak memerlukan

persyaratan tertentu dimana setiap orang dapat keluar masuk dalam sektor

tersebut.

Adapun ciri-ciri sektor informal menurut Payaman Simanjuntak (1985)

meliputi :

1. kegiatan usaha umumnya sederhana,

2. Tidak terikat banyak orang,

3. Skala usaha relatif kecil,

4. Tidak mempunyai ijin usaha,

5. Tingkat penghasilan umumnya rendah,

6. Bebas dapat dilakukan oleh semua orang,

7. Berfungsi sebagai produsen atau penyalur kecil yang langsung melayani

konsumen, dan

8. Mempunyai keanekaragaman bentuk usaha.

Universitas Sumatera Utara


28

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas
Faktor Predisposisi
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pengetahuan Variabel terikat
5. Sikap
Penggunaan APD
Faktor Pemungkin 1. Menggunakan
1. Ketersediaan APD 2. Tidak Menggunakan
2. Kenyamanan APD

1. Faktor Penguat

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain studi

cross-sectional. Secara analitik dimaksudkan untuk melihat apakah ada pengaruh

antara variabel independen dan variabel dependen.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang

Barat kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.

Alasan :

1. Masih banyak perajin keranjang bambu yang tidak menggunakan APD

saat bekerja.

2. Belum pernah dilakukannya penelitian tentang faktor faktor penggunaan

APD pada perajin tersebut.

3. Adanya kemudahan dan dukungan dari pengusaha, perajin, dan

pemerintah desa untuk melakukan penelitian tentang APD.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai Agustus 2017.

29

Universitas Sumatera Utara


30

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek atau data dengan

karakteristik tertentu (Sostroasmoro, 1995). Populasi dalam penelitian ini ialah

keseluruhan perajin yang bekerja dalam pembuatan keranjang bambu mulai dari

penebangan dan pemotongan bambu, pembelahan, dan proses pengayaman di

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri cirinya dapat diselidiki atau

diukur. Unit sampel dapat sama dengan populasi, tetapi dapat juga berbeda.

(Sumantri, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total

population) pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat, Kecamatan

Panei, Kabupaten Simalungun yaitu sebanyak 25 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian merupakan sumber asli atau utama yang

diperoleh melalui narasumber atau perajin, yaitu orang yang dijadikan objek

penelitian (Sumantri, 2011). Data primer diperoleh dengan mengobservasi

langsung ke lapangan dengan menggunakan lembar observasi Penggunaan APD

dan Ketersediaan APD, kuesioner pengetahuan dan sikap yang merupakan

modifikasi kuesioner penelitian Naibaho (2016) berdasarkan teori Notoadmojo.

Kuesioner kenyamanan APD dibuat oleh Linggasari (2008) dan kuesioner rekan

kerja yang dibuat oleh Sihombing (2014).

Universitas Sumatera Utara


31

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber selain dokumen langsung yang menjelaskan

tentang suatu gejala. Informan (subjek) adalah salah satunya sumber sekunder,

sebagai sumber bergerak yang dapat memberikan keterangan mendalam terkait

dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari

Pengusaha Keranjang Bambu, Kepala Dusun, dan Pangulu (Kepala Desa)

Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah,

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, dan

pendidikan), faktor pemungkin (ketersediaan APD dan kenyamanan APD),

dan faktor penguat (rekan kerja).

b. Variabel terikat (Variabel Dependen)

Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah

penggunaan alat pelindung diri (APD).

3.5.2 Defenisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan, adalah pemahaman perajin keranjang bambu mengenai

pentingnya alat pelindung diri (APD) dan bahaya dari pekerjaanya.

2. Sikap, adalah tanggapan perajin keranjang bambu mengenai

penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja saat

melakukan pekerjaanya.

Universitas Sumatera Utara


32

3. Umur, adalah jumlah tahun yang dihitung sejak tahun kelahiran

sampai saat penelitian dilakukan.

4. Jenis kelamin, adalah perbedaan biologis perajin.

5. Pendidikan, adalah jenjang pendidikan yang sedang/telah ditempuh

perajin perajin.

6. Ketersediaan APD, adalah tersedia atau tidak tersedianya APD yang

dibutuhkan oleh perajin ketika bekerja.

7. Kenyamanan APD, adalah tidak terganggunya perajin ketika bekerja

menggunaakan APD.

8. Rekan kerja, adalah peran atau komunikasi sesama perajin untuk

mengingatkan terhadap pemakaian APD.

9. Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah digunakan atau tidaknya

alat pelindung diri oleh perajin keranjang bambu dalam melakukan

pekerjaannya.

3.6 Metode Pengukuran

Peneliti menggunakan skala pengukuran Guttman untuk membantu

penilaian kuesioner. Pertanyaan yang diukur berbentuk pertanyaan dengan

jawaban pilihan berganda dan pertanyaan tertutup. Pada skala Guttman dengan

jenis pertanyaan dengan jawaban pilihan berganda, pilihan jawaban yang paling

benar diberi nilai 1 dan jawaban lainnya 0. Sedangkan untuk setiap pertanyaan

tertutup jawaban paling benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0 (Sugiono,

2012).

Universitas Sumatera Utara


33

Penilaian jumlah nilai kuesioner setiap variabel :

Jumlah nilai hasil pengumpulan data


x 100 %
Jumlah nilai tertinggi

Hasil akhir yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan range yang telah

ditentukan.

3.6.1 Aspek Pengukuran Faktor Predisposisi

1. Umur

Umur perajin diketahui dari keterangan perajin yang tercantum

dalam kuesioner. Umur dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori:

a. < median, umur yang lebih rendah dari nilai tengah umur seluruh

pekerja.

b. ≥ median, umur yang lebih tinggi atau sama dengan nilai tengah

umur seluruh pekerja.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin diketahui dari keterangan perajin yang tercantum

dalam kuesioner. Jenis kelamin dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori:

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Pendidikan

Pendidikan diketahui dari keterangan perajin yang tercantum

dalam kuesioner. Pendidikan dalam hal ini dibagi dalam 3 kategori:

a. SD

b. SMP

Universitas Sumatera Utara


34

c. SMA

4. Pengetahuan

Pengetahuan perajin keranjang bambu diukur melalui 10

pertanyaan pilihan berganda dengan memilih jawaban paling benar yang

disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui faktor faktor yang

memengaruhi penggunaan APD yaitu pengetahuan dalam hal ini dibagi

dalam 2 kategori sebagai berikut :

a. Baik apabila mampu menjawab benar 6-10 pertanyan dari

seluruh pertanyaan atau nilai >50%

b. Kurang baik apabila mampu menjawab benar 0-5 pertanyaan

dari seluruh pertanyaan atau nilai ≤50%

Dengan demikian, total nilai tertinggi 100% dan nilai terendah 0%

5. Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Naibaho (2016) sikap itu terdiri

dari 3 komponen, yakni :

a. Kepercayaan atau keyakina ide, dan konsep terhadap objek. Dalam

kuesioner penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen

ini adalah pertanyaan nomor 1,2, dan 3

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Dalam

kuesioner penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen

ini adalah pertanyaan nomor 4,5,6, dan 7

Universitas Sumatera Utara


35

c. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ). Dalam kuesioner

penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen ini adalah

pertanyaan nomor 8,9, dan 10

Sikap perajin keranjang bambu diukur melalui 10 pertanyaan

dengan memilih jawaban yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut

(Sugiono, 2012) :

1. Untuk pertanyaan positif (pertanyaan 1,5,8,9, dan 10) diberi nilai :

a. Setuju :1

b. Tidak setuju :0

2. Untuk pertanyaan negatif (pertanyaan 2,3,4,6, dan 7) diberi nilai :

a. Setuju :0

b. Tidak Setuju :1

Skala pengukuran sikap dalam hal ini dibagi 2 kategori sebagai berikut :

1. Setuju apabila subjek mampu menjawab benar 6-10 pertanyaan

dari seluruh pertanyaan atau nilai >50%

2. Tidak Setuju apabila subjek mampu menjawab benar 0-5

pertanyaan dari seluruh pertanyaan atau nilai ≤50%

Dengan demikian, total nilai tertinggi 100% dan nilai terendah 0%

3.6.2 Aspek Pengukuran Faktor Pemungkin

1. Ketersediaan APD

Ketersediaan APD perajin keranjang bambu diukur melalui

ketersediaan APD berdasarkan jenis APD dengan menggunakan lembar

observasi. Variabel ini ditentukan dalam 2 (dua) kategori, yaitu tersedia jika

Universitas Sumatera Utara


36

>75% dari jumlah kolom “tersedia” diceklis atau 4-5 kolom“tersedia”

diceklis. Tidak tersedia jika ≥75% dari jumlah kolom “tidak tersedia”

diceklis atau 2-5 kolom “tidak tersedia” diceklis.

2. Kenyamanan APD

Kenyamanan APD perajin keranjang bambu diukur melalui 4

pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan dengan ketentuan

sebagai berikut,

1. Untuk pertanyaan positif (pertanyaan 1 dan 2) diberi nilai :

a. Ya :1

b. Tidak :0

2. Untuk pertanyaan negatif (pertanyaan 3 dan 4) diberi nilai :

a. Ya :0

b. Tidak :1

Skala pengukuran kenyamanan APD dalam hal ini dibagi dakam 2

kategori :

a. Nyaman apabila mampu menjawab benar 3-4 pertanyaan dari

seluruh pertanyaan atau nilai >50%

b. Kurang Nyaman apabila mampu menjawab benar 0-2

pertanyaan dari seluruh pertanyaan atau nilai ≤50%

3.6.3 Aspek Pengukuran Faktor Penguat

1. Rekan Kerja

Rekan kerja perajin keranjang bambu diukur melalui 6 pertanyaan

dengan memilih jawaban yang disediakan. Penilaian yang dilakukan untuk

Universitas Sumatera Utara


37

mengetahui faktor faktor yang memengaruhi penggunaan APD yaitu rekan

kerja dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut :

a. Baik apabila mampu menjawab benar 4-6 pertanyaan dari

seluruh pertanyaan atau nilai >50%

b. Kurang Baik apabila mampu menjawab benar 0-3 pertanyaan

dari seluruh pertnyaan atau nilai ≤50%

3.6.4 Aspek Pengukuran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan APD diukur melalui jenis-jenis APD yang digunakan perajin

keranjang bambu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan menggunakan lembar

observasi. Dari hasil observasi selanjutnya penggunaan APD dikategorikan

menjadi 2 kategori “Menggunakan” jika menggunakan ≥70% dari total jumlah

APD atau minimal menggunakan 7 buah alat pelindung diri dalam mengerjakan

keseluruhan tahap pekerjaanmya dan “Tidak Menggunakan” jika menggunkan

<70% dari total jumah APD atau menggunakan maksimal 6 buah alat pelindung

diri.

Universitas Sumatera Utara


38

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel

Skala
No. Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel Bebas
1. Umur Kuesioner Ordinal 1. <Median
2. ≥Median
2. Jenis Kelamin Kuesioner Nominal 1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Pendidikan Kuesioner Ordinal 1. SD/ Sederajat
2. SMP/ Sederajat
3. SMA/ Sederajat
4. Pengetahuan Kuesioner Ordinal 1. Baik
2. Kurang Baik
5. Sikap Kuesioner Ordinal 1. Baik,
2. Kurang Baik
6. Ketersediaan Kuesioner Nominal 1. Tersedia
APD 2. Tidak Tersedia
7. Kenyamanan Kuesioner Rasio 1. Nyaman
APD 2. Kurang Nyaman
8. Rekan Kerja Kuesioner Rasio 1. Baik
2. Kurang Baik
Variabel Terikat
1. PenggunaanKu Kuesioner Nominal 1. Menggunakan
APD 2. Tidak
Menggunakan

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Univariat

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat untuk

mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari variabel

yang diteliti, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis

dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui uji

Universitas Sumatera Utara


39

statistik non parametrik chi-square, karena jenis datanya kategorik

(Nominal/Ordinal) Jika P value < 0,05 maka perhitungan secara statistik

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

3.7.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan besar dan eratnya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, serta melihat variabel mana

yang paling dominan. Uji statistik yang digunakan pada analisis multivariat ini

adalah uji regresi logistik berganda karena data penelitian ini jenis kategorik dan

lebih dari satu variabel yang diuji (Sumantri, 2013).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Sigodang Barat merupakan sebuah Desa yang berada di wilayah

administratif Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Desa ini berdiri pada

tahun 2010 yang merupakan pemekaran wilayah dari Nagori Panei Tongah.

Lokasi desa berada di ketinggian 1100m diatas permukaan laut. Penduduk Desa

Sigodang Barat mayoritas berprofesi sebagai petani.

Pekerjaan kerajinan keranjang bambu yang banyak dilkukan warga nagori

ini dimulai sejak tahun 1998, dimana warga melihat potensi tumbuhan bambu

yang melimpah wilayah desa tersebut serta pada awal pekerjaan dulu. Semakin

lama terjadi peningkatan permintaan produksi kerajinan anyaman bambu hingga

saat ini ada sebagian warga yang menjadikan kerajinan keranjang bambu menjadi

penghasilan tetapnya. Ada juga warga yang menjadikan pekerjaan ini menjadi

usaha sampingan terlebih ketika harga keranjang bambu meningkat seiring

meningkatnya kebutuhan keranjang ketika musim buah buahan tertentu.

4.2 Gambaran Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD pada

Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Untuk mengetahui gambaran jumlah distribusi frekuensi dari setiap

variabel, baik variabel dependen dan variabel independen dilakukan uji univariat

dari setiap variabel.

40
Universitas Sumatera Utara
41

4.2.1 Faktor Predisposisi Penggunaan APD pada Perajin Keranjang

Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Tahun 2017

Menurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalah faktor yang

mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor

predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, nilai-nilai, kepercayaan dari orang

tersebut tentang dan perilaku tertentu serta , beberapa karateristik individu,

misalkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan atau masa kerja. Faktor

predisposisi yang menjadi variabel bebas penelitian ini adalaah umur, jenis

kelamin, pendidikan, pengetahuan, dan sikap.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Faktor Predisposisi Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Faktor Predisposisi Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Umur
<30 Tahun 9 36
≥30 tahun 16 64
Jumlah 25 100
2. Jenis Kelamin
Laki Laki 18 72
Perempuan 7 28
Jumlah 25 100
3. Pendidikan
SD 7 28
SMP 12 48
SMA 6 24
Jumlah 25 100
4. Pengetahuan
Kurang Baik 11 44
Baik 14 64
Jumlah 25 100
5. Sikap
Tidak Setuju 12 48
Setuju 13 52
Jumlah 25 100

Universitas Sumatera Utara


42

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa faktor predisposisi

penggunaan APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 mayoritas perajin berumur ≥30 tahun

sebanyak orang 16 orang (64%), mayoritas perajin berjenis berjenis kelamin laki

laki sebanyak 18 orang (72%), mayoritas perajin berpendidikan berpendidikan

SMP sebanyak 12 orang (48%),

Faktor predisposisi pengetahuan dilihat berdasarkan jawaban pertanyaan

kuesioner. Distribusi frekuensi perajin berdasarkan jawaban kuesioner

pengetahuan pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Kuesioner Pengetahuan pada Perajin Keranjang Bambu Desa
Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun
2017

Benar Salah Total


Pengetahuan
f % f % f %
1.Pengertian alat pelindung diri 21 84 4 16 25 100
2.Pemberi informasi tentang alat 20 80 5 20 25 100
pelindung diri (APD)
3. Kriteria alat pelindung diri (APD) yang 13 52 12 48 25 100
baik
4. Alasan menggunakan alat pelindung 17 68 8 32 25 100
diri (APD) saat bekerja
5. Waktu pemakaian alat pelindung diri 10 40 15 60 25 100
(APD) harus dipakai
6.Faktor resiko bahaya dapat terjadi pada 20 80 5 20 25 100
saat melakukan pekerjaan
7.Manfaat yang diperoleh dengan 19 76 6 24 25 100
menggunakan alat pelindung diri (APD)
8.Hal-hal diperhatikan dalam pemilihan 11 44 14 56 25 100
Alat Pelindung Diri (APD)
9. Kondisi alat pelindung diri (APD) 16 64 9 36 25 100
yang tepat dalam bekerja
10. Alat pelindung diri (APD) yang wajib 9 36 16 64 25 100
selalu dipakai pada saat bekerja

Universitas Sumatera Utara


43

Setelah didapatkan jawaban pertanyaan kuesioner pengetahuan maka

perajin dikelompokkan berdasarkan jumlah nilai yang didapatkan kedalam 2

kategori yaitu pengetahuan baik jika mendapatkan nilai >50% atau menjawab

benar minimal 6-10 pertanyaan dan pengetahuan kurang baik jika mendapatkan

nilai ≤50% atau menjawab benar maksimal 0-5 pertanyaan. Sehingga didapatkan

hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.1.

Distribusi frekuensi perajin berdasarkan jawaban pernyataan sikap pada

perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Pernyataan Sikap pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Setuju Tidak Total


Sikap Setuju
f % f % f %
1.Memakai APD dapat mencegah 22 88 3 12 25 100
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2.Kondisi APD yang dipakai tidak 14 56 11 44 25 100
berpengaruh bagi pemakainya
3.Semua APD yang digunakan tidak harus 9 36 16 64 25 100
dalam keadaan baru
4.Saya tidak harus memakai APD saat 14 56 11 44 25 100
bekerja
5.Pekerja perlu mengetahui potensi bahaya 11 44 14 56 25 100
apa saja yang dapat terjadi selama bekerja
6.Memakai APD tidak harus sesuai dengan 18 72 7 28 25 100
prosedur
7.APD seperti masker dan sarung tangan 16 64 9 36 25 100
tidak selalu digunakan saat bekerja
8.Memakai APD yang diperlukan saja 16 64 9 36 25 100

9.Menggunakan APD membuat saya 11 44 14 56 25 100


nyaman dalam bekerja
10.APD hanya digunakan pada saat 13 52 12 48 25 100
tertentu

Universitas Sumatera Utara


44

Setelah didapatkan jawaban pernyataan sikap, perajin dikelompokkan

berdasarkan jumlah nilai yang didapatkan kedalam 2 kategori yaitu sikap Setuju

jika mendapatkan nilai >50% atau menjawab benar 6-10 pertanyaan dan sikap

Tidak Setuju jika mendapatkan nilai ≤50% atau menjawab benar 0-5 pertanyaan.

Sehingga didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.1, dimana mayoritas

sikap perajin tergolong setuju dengan penggunaan APD sebanyak 13 orang

(52%).

4.2.2 Faktor Pemungkin Penggunaan APD pada Perajin Keranjang Bambu

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Faktor pemungkin ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini

pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku

kesehatan. Faktor pemungkin yang menjadi variabel bebas penelitian ini adalah

ketersediaan APD dan kenyamanan APD.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Pemungkin Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Faktor Pemungkin Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Ketersediaan APD
Tidak Tersedia 18 72
Tersedia 7 28
Jumlah 25 100
2. Kenyamanan APD
Kurang Nyaman 16 64
Nyaman 9 36
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa faktor predisposisi

penggunaan APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

Universitas Sumatera Utara


45

panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 mayoritas perajin memiliki

ketersediaan APD tergolong kategori Tidak Tersedia tidak tersedia 72%. Hasil ini

didasari oleh hasil observasi yang dilakukan menggunakan kuesioner ketersediaan

APD. Distribusi frekuensi perajin berdasarkan ketersediaan APD pada perajin

keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Observasi Ketersediaan


APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Tidak
Tersedia Total
Ketersediaan APD Tersedia
F % f % f %
1.Masker/ 2 8 23 92 25 100
Kain Penutup/Sejenisnya
2.Sarung Tangan 20 80 5 20 25 100
3.Pakaian Kerja/ Lengan 20 80 5 20 25 100
Panjang
4.Penutup Kepala/ Topi 18 72 7 28 25 100
5.Sepatu Kerja/ Boot 10 40 15 60 25 100

Setelah didapatkan hasil observasi maka perajin dikelompokan kedalam 2

kategori yaitu yaitu tersedia jika >75% dari jumlah kolom “tersedia” diceklis atau

4-5 kolom“tersedia” diceklis. Tidak Tersedia jika ≥75% dari jumlah kolom “tidak

tersedia” diceklis atau 2-5 kolom “tidak tersedia” diceklis sehingga didapatkan

hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.4.

Faktor pemungkin kenyamanan APD didasari oleh hasil jawaban

pertanyaan kuesioner kenyamanan APD. Distribusi frekuensi perajin berdasarkan

kenyamanan APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat

Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Kenyamanan APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa
Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun
2017

Ya Tidak Total
Kenyamanan APD
f % f % f %
1.Perasaan nyaman menggunakan APD 9 36 16 64 25 100
selama bekerja
2.Penggunaan APD telah sesuai dengan 16 64 9 36 25 100
kebutuhan perlindungan diri
3.Penggunaan APD mengganggu aktivitas 10 40 15 60 25 100
4.Penggunaan APD menimbulkan bahaya 13 52 12 48 25 100
tambahan

Setelah didapatkan jawaban, perajin dikelompokkan berdasarkan jumlah

nilai yang didapatkan dalam 2 kategori yaitu nyaman jika mendapatkan nilai

>50% atau menjawab benar 3-4 pertanyaan dan kurang nyaman jika mendapatkan

nilai ≤50% atau menjawab benar 0-2 pertanyaan. sehingga didapatkan hasil

seperti yang tertera dalam tabel 4.4.

4.2.3 Faktor Penguat Penggunaan APD pada Perajin Keranjang Bambu

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, para petugas kesehatan dan rekan kerja. Faktor pemungkin yang

menjadi variabel bebas penelitian ini adalah rekan kerja.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Penguat Penggunaan APD pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Faktor Penguat Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Rekan Kerja
Kurang Baik 16 64
Baik 9 36
Jumlah 25 100

Universitas Sumatera Utara


47

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa faktor penguat penggunaan

APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017 mayoritas perajin memilki rekan kerja

tergolong kategori kurang baik sebanyak 16 orang (64%).

Hasil tersebut didasari oleh jawaban perajin terhadap pertanyaan kuesioner

rekan kerja. Distribusi frekuensi perajin berdasarkan jawaban pertnyaan kuesioner

rekan kerja pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Jawaban Pertanyaan


Rekan Kerja pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Ya Tidak Total
Rekan Kerja
f % f % f %
1. Rekan kerja selalu mengingatkan anda 9 36 16 64 25 100
untuk menggunakan APD
2. Anda mengikuti anjuran rekan kerja 9 36 16 64 25 100
anda
3. Rekan kerja anda sudah menggunakan 18 72 7 28 25 100
APD saat bekerja
4. Anda mengingatkan rekan kerja anda 10 40 15 60 25 100
untuk menggunakan APD
5. Anda menegur jika rekan anda tidak 3 12 22 88 25 100
menggunakan APD
6. Anda memiliki hubungan kerja yang 24 96 1 4 25 100
baik dengan rekan anda dalam melakukan
pekerjaan

Dari hasil jawaban tersebut, perajin dikelompokkan berdasarkan jumlah

nilai yang didapatkan kedalam 2 kategori yaitu baik jika mendapatkan nilai >50%

atau menjawab benar 4-6 pertanyaan dan kurang baik jika mendapatkan nilai

≤50% atau menjawab benar 0-3 pertanyaan, sehingga didapatkan hasil seperti

yang tertera dalam tabel 4.7.

Universitas Sumatera Utara


48

4.2.4 Distribusi Frekuensi Penggunaan APD pada Perajin Keranjang

Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Tahun 2017

Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah digunakan atau tidaknya

alat pelindung diri oleh perajin keranjang bambu dalam melakukan pekerjaannya.

Distribusi frekuensi perajin berdasarkan penggunaan alat pelindung diri (APD)

pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perajin Berdasarkan Penggunaan APD pada


Perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Penggunaan APD Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Tidak Menggunakan 17 68
2. Menggunakan 8 32
Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui distribusi frekuensi

berdasarkan penggunaan APD pada perajin keranjang bambu mayoritas tidak

menggunakan berjumlah 17 orang (68%).

4.3 Hubungan Faktor Faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD pada

Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Untuk mengetahui hubungan variabel bebas, faktor predisposisi

(pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, dan pendidikan), faktor pemungkin

(ketersediaan APD dan kenyamanan APD), dan faktor penguat (rekan kerja )

dengan variabel terikat (Penggunaan APD) dengan menggunakan uji chi square

dapat dilihat tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


49

4.3.1 Hubungan Faktor Predisposisi dengan Penggunaan APD pada

Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017

4.3.1.1 Hubungan Umur dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan umur dengan penggunaan APD pada perajin

keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Perajin Berdasarkan Umur Dengan Penggunaan APD


pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Umur Penggunaan APD P value


Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. <30 Tahun 7 28 2 8 9 36 0,661
2. ≥30 Tahun 10 40 6 24 16 64
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diperoleh bahwa mayoritas perajin

yang berumur ≥30 Tahun tidak menggunakan APD sebanyak 10 orang (40%)

dengan nilai p=0,661 (p>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan umur dengan

penggunaan APD.

4.3.1.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan jenis kelamin dengan penggunaan APD

pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


50

Tabel 4.11 Distribusi Perajin Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan


Penggunaan APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Jenis Penggunaan APD P value


Kelamin Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Laki-Laki 12 48 6 24 18 72 1,000
2. Perempuan 5 20 2 8 7 28
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diperoleh bahwa mayoritas perajin

berjenis kelamin laki-laki yang tidak menggunakan APD sebanyak 12 orang

(48%), dengan nilai p=1,000 (p>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan umur

jenis kelamin dengan penggunaan APD.

4.3.1.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan pendidikan dengan penggunaan APD pada

perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Distribusi Perajin Berdasarkan Pendidikan Dengan Penggunaan


APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Pendidikan Penggunaan APD P value


Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. SD 3 12 4 16 7 28 0,711
2. SMP 11 44 1 4 12 48
3. SMA 3 12 3 12 6 24
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diperoleh bahwa mayoritas perajin

berpendidikan SMP tidak menggunakan APD sebanyak 11 orang (44%) dengan

Universitas Sumatera Utara


51

nilai p=0,771 (p>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan pendidikan dengan

penggunaan APD.

4.3.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan pengetahuan dengan penggunaan APD pada

perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Distribusi Perajin Berdasarkan Pengetahuan dengan Penggunaan


APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Pengetahuan Penggunaan APD P value


Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Kurang Baik 8 32 3 12 11 44 1,000
2. Baik 9 36 5 20 14 56
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diperoleh bahwa mayoritas perajin

berpengetahuan baik yang tidak menggunakan APD sebanyak 9 orang (36%),

dengan nilai p = 1,000 (p>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan pengetahuan

dengan penggunaan APD.

4.3.1.5 Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan sikap dengan penggunaan APD pada perajin

keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


52

Tabel 4.14 Distribusi Perajin Berdasarkan Sikap dengan Penggunaan APD


pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Sikap Penggunaan APD P value


Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Tidak Setuju 10 40 2 8 12 48 0,202
2. Setuju 7 28 6 24 13 52
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diperoleh bahwa mayoritas perajin

bersikap tidak setuju tidak menggunakan APD sebanyak 10 orang (40%), dengan

nilai p=0,202 (p>0,05) yang bermakna tidak ada hubungan antara sikap dengan

penggunaan APD

4.3.2 Hubungan Faktor Pemungkin dengan Penggunaan APD pada Perajin

Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun Tahun 2017

4.3.2.1 Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan ketersediaan APD dengan penggunaan APD

pada perajin keranjang bambu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15 Distribusi Perajin Berdasarkan Ketersediaan APD dengan


Penggunaan APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Ketersediaan Penggunaan APD P value


APD Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Tidak 14 56 4 16 18 72 0,156
Tersedia
2. Tersedia 3 12 4 16 7 28
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Universitas Sumatera Utara


53

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat diperoleh bahwa perajin dengan APD

tidak tersdia tidak menggunakan APD sebanyak 14 orang (56%), dengan nilai

p=0,156 (p>0,05) yang bermakna tidak terdapat hubungan antara ketersediaan

APD dengan penggunaan APD.

4.3.2.2 Hubungan Kenyamanan APD dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan kenyamanan dengan penggunaan APD pada

perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Distribusi Perajin Berdasarkan Kenyamanan dengan Penggunaan


APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Kenyamanan Penggunaan APD P value


Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Kurang 14 56 2 8 16 60 0,010
Nyaman
2. Nyaman 3 12 6 24 8 40
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat diperoleh bahwa perajin merasa

kurang nyaman dan tidak menggunakan APD sebanyak 14 orang (56%), dengan

nilai p=0,010 (p<0,05) yang bermakna terdapat hubungan signifikan antara

kenyamanan APD dengan penggunaan APD.

4.3.3 Hubungan Faktor Penguat dengan Penggunaan APD pada Perajin

Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun Tahun 2017

Universitas Sumatera Utara


54

4.3.3.1 Hubungan Rekan Kerja dengan Penggunaan APD

Distribusi perajin berdasarkan rekan kerja dengan penggunaan APD pada

perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Distribusi Perajin Berdasarkan Rekan Kerja dengan Penggunaan


APD pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Rekan Penggunaan APD P value


Kerja Tidak Menggunakan Total
Menggunakan
f % f % f %
1. Kurang Baik 14 56 2 8 16 64 0,010
2. Baik 3 12 6 24 9 36
Jumlah 17 68 8 32 25 100

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat diperoleh perajin dengan rekan kerja

kurang baik tidak menggunakan APD sebanyak 14 orang (56%) dengan nilai

p=0,010 (p<0,05), hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara rekan kerja

dengan penggunaan APD.

4.3.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat

Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat

Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Berdasarkan dilakukannya uji statistik antara variabel bebas (faktor

predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat) dengan variabel terikat yaitu

penggunaan APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 didapatkan hasil uji chi-square pada

tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 4.18 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat


Pelindung Diri pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang
Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017

No Variabel P value Keterangan


1 Umur 0,661 TB
2 Jenis Kelamin 1,000 TB
3 Pendidikan 0,711 TB
4 Pengetahuan 1,000 TB
5 Sikap 0,202 TB
6 Ketersediaan APD 0,156 TB
7 Kenyamanan APD 0,010 B
8 Rekan Kerja 0,010 B

Keterangan :

B : Berhubungan (p value <0,05)

TB : Tidak Berhubungan (p value >0,05)

4.4 Pengaruh Faktor Faktor Penggunaan APD pada Perajin Keranjang

Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Tahun 2017

Setelah didapatkan faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan

APD, maka dilanjutkan dengan melakukan uji regresi logistik berganda dengan

metode Backward Stepwise (LR) untuk melihat pengaruh antara variabel

independen (faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat) terhadap variabel

dependen (penggunaan APD) dengan ketentuan variabel-variabel independen

yang memenuhi kriteria yaitu hasil uji chi square nilai p<0,25.

Tabel 4.18 menunjukan bahwa ada 4 variabel independen mempunyai nilai

signifikan p<0.25, yaitu antara sikap perajin dengan penggunaan APD,

ketersediaan APD dengan penggunaan APD, kenyamanan APD dengan

penggunaan APD, rekan kerja dengan penggunaan APD. Sehingga keempat

Universitas Sumatera Utara


56

variabel tersebut masuk dalam kriteria uji regresi logistik berganda metode

Backward Stepwise (LR) maka didapatkan hasil tabel berikut,

Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda

Step Variabel B P value Exp(B)/ IK 95%


OR Lower Upper
Step Sikap -2.130 0.161 0.119 0.006 2.340
1 Rekan Kerja -3.421 0.029 0.033 0.002 0.702
Kenyamanan -2.978 0.055 0.051 0.002 1.071
Ketersediaan .868 0.587 2.382 0.104 54.567
Constant 2.861
Step Sikap -2.149 0.165 0.117 0.006 2.421
2 Rekan Kerja -3.225 0.035 0.040 0.002 0.797
Kenyamanan -2.673 0.053 0.069 0.005 1.041
Constant 3.239
Step Rekan Kerja -2.666 0.036 0.070 0.006 0.836
3 Kenyamanan -2.666 0.036 0.070 0.006 0.836
Constant 2.169

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat 2 variabel yaitu rekan kerja dan

kenyamanan APD yang ada pada hasil akhir uji yang mencapai kemaknaan secara

statistik. Faktor penguat rekan kerja dengan nilai p=0,036 dan OR sebesar 0,070

yang bermakna rekan kerja yang baik akan memengaruhi penggunaan APD 0,070

kali dibandingkan dengan rekan kerja kurang baik. Faktor pemungkin

kenyamanan APD dengan nilai p=0,036 yang artinya kenyamanan APD yang

nyaman memengaruhi penggunaan APD 0,070 dibandingkan dengan kenyamanan

APD yang kurang nyaman.

Berdasarkan hasil uji regresi logistik tersebut dapat dibuat persamaan

logistik berganda, yaitu :

Y(penggunaan APD)= 2,169(constant) + (-2,666)rekan kerja + (-2,666)kenyamanan APD

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD pada

Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Dalam penelitian ini terdapat hanya 2 faktor yang memiliki hubungan

yaiitu faktor pemungkin (kenyamanan APD) dan faktor penguat (rekan kerja)

yang juga memiliki pengaruh terhadap penggunaan APD.

5.1.1 Hubungan Faktor Predisposisi dengan Penggunaan APD

Menurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalah faktor yang

mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor

predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, nilai-nilai, kepercayaan dari orang

tersebut tentang dan perilaku tertentu serta , beberapa karateristik individu,

misalkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan atau masa kerja

Umur seseorang menunjukkan tingkat kematangan dalam bekerja. Efek

menjadi tua merupakan kecenderungan terhadap terjadinya kecelakaan, seperti

terjatuh. Juga angka nilainya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti

bertambahnya usia (Suma’mur P.K, 1996).

Hasil uji menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan

penggunaan APD (p=0.661). Hasil distribusi frekuensi memperlihatkan bahwa

64% (16 orang) perajin berumur lebih besar sama dengan 30 tahun yang

merupakan nilai temgah dari seluruh umur perajin. Hasil uji statistik penelitian ini

57

Universitas Sumatera Utara


58

selaras dengan penelitian Widyaningsih (2012) bahwa tidak terdapat hubungan

antara umur dengan implementasi penggunaan APD pada tenaga kerja (p=0,885).

Perbedaan umur pada perajin belum tentu berbeda keinginaanya maupun

kebiasaannya menggunakan APD, apalagi jarang terjadi kecelakan maupun

penyakit akibat kerja tanpa menggunakan APD. Dalam perkembangannya

manusia akan mengalami perubahan fisik dan mental akan digunakan bergantung

pada jenis pekerjaan. Pada umumnya tenaga yang telah berusia tua relatif tenaga

fisiknya lebih terbatas pada tenaga kerja yang masih muda. Akan tetapi menurut

Gilmer yang dikutip oleh Mulyanti (2008) ada hubungan antara umur terhadap

penampilan kerja dan seterusnya akan berkaitan dengan tingkat kinerja.

Menurut Suma’mur P.K (1996) ada perbedaan antara tenaga kerja wanita

dengan pria yang meliputi secara fisik ukuran tubuh dan ukuran otot dari tenaga

kerja wanita relatif kurang jika dibandingkan dengan pria. Kenyataan ini sebagai

akibat dari pengaruh hormonal yang berbeda antara wanita dan pria. Dari hasil uji

statistik didapatkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan penggunaan APD

(p=1,000). Hasil uji chi square menunjukan bahwa mayoritas perajin berjenis

kelamin laki laki 72% (18 orang) dan dari jumlah tersebut hanya 6 orang yang

menggunakan APD.

Hasil uji penelitian ini selaras dengan penelitian Apriluana dkk (2016)

bahwa tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan penggunaan

alat pelindung diri pada tenaga kesehatan (p=0.940). Selain itu penelitian ini

sejalan dengan peneltian Wibowo (2013) bahwa tidak ada hubungan antara jenis

kelamin dengan penggunaan sarung tangan pada perawat (p=0,136). Hal ini

Universitas Sumatera Utara


59

terjadi karena apapun jenis kelaminnya tidak mempengaruhi menggunakan atau

tidak menggunakan APD. Setiap jenis kelamin memiliki kesempatan yang sama

untuk menggunakan atau tidak menggunakan APD.

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan adalah suatu bantuan yang

diberikan kepada individu, kelompok atau masyarakat dalam rangka mencapai

peningkatan kemampuan yang diharapkan. Pendidikan formal memberikan

pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai

yang baru yang ada dalam lingkungannya.

Pendidikan perajin bambu dalam penelitian ini mayoritas berpendidiakn

menengah bawah (SD dan SMP) berjumlah 76 % (19 orang) dimana yang

menggunakan APD hanya 16% (4 orang). Hasil penelitian juga menunjukna

bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan APD (p=0,771).

Penelitian ini sejalan dengan peneltian Wekoyla (2012) dimana tidak ada

hubungan pendidikan dengan penggunaan APD secara lengkap (p=0,780).

Secara teori pendidikan dapat memegaruhi perilaku seseorang akan pola

hidup (Notoadmodjo, 2003), namun ternyata pendidikan tidak memengaruhi

perajin dalam menggunakan APD.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodjo, 2012).

Universitas Sumatera Utara


60

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas perajin memiliki

pengetahuan baik yaitu 56% (14 orang) dimana dari perajin yang berpengetahuan

baik tersebut kebanyakan tidak menggunakan APD yaitu 9 orang. Hasil uji

statistik juga menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan

penggunaan APD (p=1,000). Peneltian ini selaras dengan penelitian Naibaho

(2016) dimana tidak ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD pada

petani kelapa sawit (p=0,140).

Dari setiap jawaban respoden dalam wawancara juga dapat dilihat bahwa

perajin memiliki pengetahuan yang baik. Mayoritas perajin telah mengetahui akan

pentingnya APD dan bahaya bahaya serta akibatnya jika tidak menggunakan APD

ketika melakukan pekerjaan. Akan tetapi jika dikaitkan dengan dengan

penggunaan APD mayoritas perajin tidak menggunakan APD. Hal ini mungkin

diakibat kurangnya kesadaran perajin dalam mengguanakan APD, selain itu

mungkin ada faktor lain yang membuat misal kenyamanan.

Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan teori Lawrence Green

yang menyatakan bahwa perajin yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang

APD cenderung tidak menggunakan APD. Menurut Green dalam Notoadmodjo

(2007), peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku,

namun hubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan dalam

sejumlah penelitian yang dilakukan sampai saat ini. Pengetahuan tertentu tentang

penggunaan APD mungkin penting sebelum suatu tindakan penggunaan APD

terjadi, tetapi tindakan penggunaan APD yang diharapkan mungkin tidak akan

Universitas Sumatera Utara


61

terjadi kecuali apabila pekerja mendapat isyarat yang cukup kuat untuk

memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya.

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 2012). Sikap dipengaruhi

banyak hal, termasuk nilai nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam

masyarakat serta pengetahuan. Hal ini dapat dipahami karena sikap merupakan

suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap perajin terhadap penggunaan

APD mayoritas kategori setuju dengan penggunaan APD, terdapat 13 (52%)

orang yang setuju mengugunakan APD tapi nyatanya sikap setuju tidak sejalan

dengan penggunaan APD dimana hanya 6 yang menggunakan. Pada kategori

tidak setuju terdapat 12 orang dimana sejalan dengan yang tidak menggunakan

APD yaitu 10 orang. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan

sikap dengan penggunaan APD (p=0,202).

Hasil penelitian ini selaras dengan penlitian Linggasari (2008) dimana

mayoritas perajin memiliki sikap baik terhadap terhadap penggunaan APD

(79,8%), didukung juga oleh penelitian Baja (2016) dimana tidak ada hubungan

sikap dengan penggunaan APD pada pekerja pandai besi (p=0,161)

Sikap juga diartikan sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

stimulus yang menghendaki adanya respon. Suatu pola perilaku untuk

menyesuaikan diri dari situsi sosial yang telah terkondisikan. Sikap negatif yang

ditampilkan seseorang juga disebabkan banyak faktor.

Universitas Sumatera Utara


62

Kebiasaan menganggap remeh bahwa menggunakan APD tidak terlalu

penting justru akan mengakibatkan dampak buruk bagi keselamatan perajin.

Sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengubah sikap agar tercipta tindakan

yang benar dalam melakukan pekerjaan.

5.1.2 Hubungan Faktor Pemungkin dengan Penggunaan APD

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini

pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku

kesehatan.

Dalam hal ketersediaan APD, dilakukan dengan melihat langsung apakah

APD tersedia ditempat kerja setiap perajin. Hasil observasi ketersediaan APD

pada penelitian ini menunjukan bahwa ada 72% yang tergolong kategori APD

tidak tersedia di tempat kerja, dimana pada kategori tersebut ada 14 orang (56%)

yang tidak menggunakan APD. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak

terdapat hubungan ketersediaan dengan penggunaan APD (p=0,156). Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Apriluana, dkk (2016) tidak hubungan signifikan

antara ketersediaan APD dengan perilaku penggunaan APD (p=0,589). Demikian

juga dengan penelitam Putri (2014) yang menyatakan bahwa ketersediaan APD

tidak memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan menggunakan APD

(p=0,625). Hasil ini bisa saja disebabkan oleh faktor lain, dimana perajin hanya

menggunakan APD pada saat tertentu, misal jika sudah terjadi kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara


63

Ketersediaan fasilitas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

terbentuknya perilaku aman dalam melakukan pekerjaan, dimana ketersediaan

fasilitas harus sesuai dengan resiko dan bahaya yang dihadapi di tempat kerja.

Sarana APD dapat mendukung pembentukan perilaku. Hal ini sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa pembentukan perilaku terjadi melalui 3 domain, yaitu

pengetahuan , sikap, dan tindakan. Walaupun pengetahuan dan sikap yang

dimiliki perajin sudah cukup baik, tapi tidak didukung sarana yang lengkap tidak

akan terbentuk tindakan berupa perilaku (Notoadmodjo, 2007). Sebagaimana yang

diungkapkan Lawrence Green yang menyatakan segala fasilitas pada hakikatnya

mendukung terwujudnya suatu perilaku kesehatan.

5.2 Faktor Faktor yang Memengaruhi Penggunaan APD pada Perajin

Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun Tahun 2017

Berdasarkan hasil uji regresi dapat didapatkan persamaan logistik

berganda yaitu :

Y(penggunaan APD)= 2.169(constant) + (-2.666)rekan kerja+ (-2.666)kenyamanan APD

Variabel yang memiliki pengaruh paling kuat untuk memengaruhi

penggunaan APD pada perajin keranjang bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 adalah variabel rekan kerja dan

kenyamanan APD dimana kedua variabel tersebut memiliki nilai p value yang

sama yaitu p=0,036 dan OR sebesar 0,070 yang berarti perajin yang mempunyai

rekan kerja baik dan nyaman menggunakan APD dapat memengaruhi penggunaan

APD sebnyak 0,07 kali dibandingkan perajin yang mempunyai rekan kerja kurang

Universitas Sumatera Utara


64

baik dan kurang nyaman menggunakan APD serta memiliki pengaruh cukup kuat

untuk memengaruhi penggunaan APD pada perajin keranjang bambu Desa

Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Dengan demikikian variabel kenyamanan APD dan rekan kerja memiliki

pengaruh yang sama terhadap penggunaan APD.

5.2.1 Pengaruh Faktor Kenyamanan APD dengan Penggunaan APD

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara

kenyamanan APD dengan penggunaan APD pada perajin keranjang bambu. Hasil

ini didasarkan pada uji statistik diperoleh p=0.010 dengan hasil uji regresi juga

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh kenyamanan APD dengan penggunaan

APD dengan nilai p=0,036 dan OR sebesar 0,070 yang bermakna rekan kerja yang

baik berpengaruh 0,07 kali terhadap penggunaan APD. Hasil ini sesuai dengan

hasil survei awal kondisi di lapangan bahwa kenyamanan berpengaruh terhadap

penggunaan APD. Sebagian besar perajin menuturkan bahwa mereka tidak

menggunakan APD karena merasa risih bekerja menggunakan APD. Hal ini juga

didukung oleh respon perajin terhadap pertanyaan kuesioner dimana lebih dari

setengah dari seluruh perajin merasa tidak nyaman (64%) serta merasa terganggu

(60%) jika menggunakan APD dalam bekerja.

Kenyamanan APD merupakan salah satu faktor pemungkin dalam

pembentukan perilaku kesehatan termasuk penggunaan APD. Alat pelindung diri

adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam

pekerjaan yang fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya tempat kerja. Karena

itu pentingnya alat pelindung diri bisa digunakan oleh pekerja secara nyaman dan

Universitas Sumatera Utara


65

tidak menimbulkan bahaya baru. Perasaan tidak nyaman yang timbul pada saat

menggunakan alat pelindung diri akan mengakibatkan keengganan tenaga kerja

menggunakannya dan mereka memberi respon yang berbeda-beda. Respon

tersebut yaitu menahan rasa tidak nyaman dan tetap memakai, sesekali melepas,

hanya digunakan pada saat tertentu, tidak digunakan sama sekali, merasa nyaman

tetap menggunakan alat pelindung diri (Budiono, 2003).

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Arifin dan Susanto (2012) dimana

terdapat hubungan kenyamanan APD dengan kepatuhan penggunaan APD

(p=0.003) dan penelitian Sumarna, dkk (2013) bahwa terdapat hubungan

kenyamanan APD dengan dengan penggunaan sarung tangan oleh operator

percetakan Kota Makassar.

5.2.2 Pengaruh Rekan Kerja dengan Penggunaan APD

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara rekan

kerja dengan penggunaan APD pada perajin keranjang bambu. Hasil ini

didasarkan pada uji statistik diperoleh p=0.010 dengan hasil uji regresi juga

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh rekan kerja dengan penggunaan APD

dengan nilai p=0,036 dan OR sebesar 0,070 yang bermakna rekan kerja yang baik

berpengaruh 0,07 kali terhadap penggunaan APD. Situasi di lapangan juga

menunjukan bahwa rekan kerja memliki pengaruh dalam penggunaan APD

didasari oleh sikap sesama perajin yang tidak saling menghiraukan yang

dilakukan oleh rekannya dalam hal ini penggunaan APD. Dari hasil pengamatan

juga terlihat sesama perajin fokus dengan pekerjaanya tanpa menghiraukan

rekannya. Memang sesama mereka menjalin komunikasi yang baik, saling

Universitas Sumatera Utara


66

bercanda, dan saling berbagi cerita ketika bekerja, akan tetapi dalam hal

penggunaan APD mereka tidak saling menghiraukan. Hal ini juga didukung oleh

hasil univariat berdasarkan respon perajin terhadap pertanyaan kuesioner dimana

rekan kerja perajin selalu tidak mengingatkan perajin lainnya (60%) supaya

bekerja mnggunakan APD.

Hasil penelitian ini selaras Penelitian Susanto (2015) yang menunjukan

hasil uji statistik dengan menggunakan contingency coefficient, faktor peran rekan

kerja memiliki hubungan dengan penggunaan APD pada Pekerja Sandblasting

dalam kategori sedang dengan p=0.459, sehingga dapat diartikan bahwa faktor

perilaku aman pekerja dalam pemakaian APD memiliki ketergantungan terhadap

faktor peran rekan kerja.

Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, teman sejawat, lingkungan

sosial, tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Rekan kerja

merupakan salah satu faktor penguat terjadinya pembentukan perilaku kesehatan

dalam hal ini penggunaan APD.

Peran rekan kerja memiliki peran penting dalam pembentukan perilaku

pekerja. Tekanan rekan kerja semakin meningkat saat semakin banyak orang

terlibat dalam perilaku tertentu dan saat anggota grup yang berperilaku tertentu

terlihat relatif kompeten atau berpengalaman (Geller, 2001). Hal ini menunjukan

bahwa peran rekan kerja dalam hal penggunaan APD pada perajin keranjang

Universitas Sumatera Utara


67

bambu masih sangat minim. Sesama perajin tidak menghiraukan rekan kerjanya

menggunakan maupun tidak menggunakan APD dalam bekerja.

5.3 Penggunaan Alat Plindung Diri (APD) pada Perajin Keranjang

Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi penggunaan alat pelindung diri didapatkan

bahwa perajin mayoritas tidak menggunakan APD yaitu 17 orang (68%).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap perajin yang tidak menggunakan APD

mengaku kurang nyaman dan merasa terganggu ketika menggunakan APD yang

dapat menghambat pekerjaan mereka. Selain itu dari hasil observasi juga

didaptkan bahwa alat pelindung diri yang dikategorikan tersedia hanya pada 7

perajin (28%).

Penggunaan APD merupakan pilihan terakhir pada hierarki pengendalian

bahaya (Ramli, 2010). Misalnya, pelindung kepala, sarung tangan, pelindung

pernafasan (respirator/masker), pelindung jatuh, dan pelindung kaki. Dalam

konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam

pencegahan kecelakaan. Hal ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan

untuk mencegah kecelakaan (reduce likelyhood) namun hanya sekedar

mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce consequences).

Penggunaan APD perajin keranjang bambu perlu mendapat perhatian

mengingat adanya resiko bahaya kecelakaan dan resiko kesehatan dalam

pekerjaannya sehingga dibutuhkan perhatian dari perajin itu sendiri supaya mau

menggunakan alat pelindung diri. Untuk mewujudkannya diperlukan tindakan

Universitas Sumatera Utara


68

atau perbuatan nyata sebagi pendukung maupun kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah perhatian dari pengusaha untuk menyediakan fasilitas

ketersediaan APD serta perhatian sesama rekan kerja untuk saling mandukung

dalam penggunaan APD saat bekerja.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perajin keranjang bambu

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan faktor predisposisi, perajin mayoritas berumur ≥30 tahun

sebanyak 16 orang (64%), mayoritas berjenis kelamin laki laki sebanyak 18

orang (72%), mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 12 orang (48%),

mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (64%), dan perajin

mayoritas memiliki sikap setuju terhadap penggunaan APD sebnyak 13

orang (52%).

2. Berdasarkan faktor pemungkin, mayoritas perajin termasuk kategori APD

tidak tersedia yaitu 18 orang (72%), dan mayoritas perajin teramsuk

kategori kurang nyaman terhadap penggunaan APD sebanyak 16 orang

(64%).

3 Berdasarkan faktor penguat, mayoritas perajin termasuk kategori rekan kerja

yang kurag baik sebanyak 16 orang (64%).

4. Berdasarkan penggunaan APD mayoritas perajin tidak menggunakan APD

sebanyak 17 orang (68%).

4. Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan bahwa faktor pemungkin yaitu

kenyamanan APD dan faktor penguat yaitu rekan kerja memiliki hubungan

69

Universitas Sumatera Utara


70

signifikan dengan penggunaan APD dengan nilai p yang sama yaitu p=

0,01.

5. Berdasarkan hasil uji multivariat dengan uji regresi logistik berganda

metode Backward Stepwise (LR) diperoleh bahwa faktor pemungkin

kenyamanan APD dan faktor penguat rekan kerja memilik pengaruh

terhadap penggunaan APD dengan nilai p=0,036 dan nilai Odds Ratio atau

Exp(B) = 0,070 yang artinya rekan kerja yang baik akan memengaruhi

penggunaan APD 0,070 kali dibandingkan dengan rekan kerja kurang baik

serta perajin yang nyaman menggunakan APD memengaruhi penggunaan

APD sebanyak 0,070 kali dibandingkan perajin yang kurang nyaman

menggunakan APD.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perajin keranjang bambu

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2017 maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bagi perajin supaya lebih mementingkan manfaat menggunakan APD

daripada rasa kurang nyaman menggunakan APD demi keselamatan dan

kesehatan kerja saat melakukan pekerjaan.

2. Meningkatkan rasa peduli terhadap sesama perajin dengan saling

mengingatkan dengan menegur rekan kerja yang tidak menggunakan APD

saat bekerja.

3. Bagi pengusaha supaya menyediakan fasilitas berupa penyediaan alat

pelindung diri demi terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja sesuai

Universitas Sumatera Utara


71

undang-undang yang berlaku mengingat usaha kerajinan keranjang bambu

merupakan usaha sektor infomal yang minim perhatian dalam hal

keselamatan dan kesehatan kerja.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Tri W J., Ishandono D., 2008. Hubungan Perilaku Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan Dosis Radiasi pada Pekerja Reaktor Kartini.
Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, 25-26 Agustus
2008. ISSN 1978-0176. Yogyakarta. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2008/12/2-zaenal67-75.pdf Diakses 17 April 2017.

Achmadi, U. F. 2013. Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.


Jakarta: Rajawali Pers.
.
Agustine, S. 2015. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Dan Faktor
Yang Berpengaruh Pada Pekerja Perusahaan Konstruksi
Sebuah Studi Kualitatif Dengan Pendekatan Fenomenologis. Tugas
Akhir. FK UI. http.lib.ui.ac.id/ Diakses 12 April 2017.

Anjari, I., Doy S., Indriati P., 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Kerangka Bangunan
(Proyek Hotel Mercure Grand Mirama Extention Di PT. Jagat
Konstruksi Abdipersada). Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
kklk4d5d3527eb2full.pdf Diakses 1 Mei 2017.

Arifin, B., Arif. S. 2012. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Pekerja Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) di Bagian Coal Yard PT X Unit 3 & 4 Kabupaten
Jepara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2,
Nomor 1 tahun 2013.
https://media.neliti.com/media/publications/18861-ID-faktor-faktor- yang-
berhubungan-dengan- kepatuhan -pekerja- dalam-pemakaian-alat-pel.pdf
Diakses 14 September 2017.

Apriluana, G., Laily, K., Ratna, S. 2016. Hubungan Antara Usia, Jenis
Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap, dan Ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD) Dengan Perilaku Penggunaan APD Pada
Tenaga Kesehatan. Jurnal. Universitas Lambung Mangkurat. http.
ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/download/2754/2400
Diakses 27 Agustus 2017

Budiono, A.M.S., Jusuf, R.M.S., Adriana P., 2003. Bunga Rampai Higiene
Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Effendi, T. N. 1995. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja, dan Kemiskinan.


Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

72
Universitas Sumatera Utara
73

Hutauruk, C. M. S. 2012. Analisis Faktor Faktor Yang Memengaruhi


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pekerja Sektor Informal
Pada Industri Kusen Sepanjang Jalan Raya JatiBening, Bekasi
2012. FKM UI. Http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-
09/SCahyani%20mutiara Diakses 12 April 2017.

ILO. 1998. Safety and Health in Forestry Work. Hak Cipta: International
Labour Organization 1998

Kurniawati, D. 2013. Taktis Memahami Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.


Surakarta : Aksarra Sinergi Media.

Linggasari,. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap


Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Departemen Engineering PT
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang Tahun 2008. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. http:
lib.ui.ac.id/file?file=digital/122941-S-5402- Faktor- faktor -lampiran.pdf
Diakses 9 Mei 2017.

Naibaho, L. K. 2016. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi


PenggunaanAlat Pelindung Diri (APD) Saat Bekerja Pada Petani
Kelapa Sawit Di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab.
Tapanuli Selatan Tahun 2016. Skripsi S1 FKM USU.
http://repository.usu.ac.id/ Diakses 6 Februari 2017.

Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :


Rineka Cipta.

______________. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :


Rineka Cipta.

Pangestika, N. P. Wida., N.P. Ariastuti. 2014. Perilaku Penggunaan Alat


Pelindung Diri Terkait Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Pengrajin Patung Kayu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ubud I Gianyar
Bali. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI. 2010. Nomor


PER.08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. 1998. Nomor : PER.03/MEN/1998


Tentang Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan.

Purnomo, A., T. Anwar. 2015. Pajanan Debu Kayu (Pm10) Terhadap Gejala
Penyakit Saluran Pernafasan Pada Pekerja Meubel Sektor Informal .
Jurnal Vokasi Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Pontianak,

Universitas Sumatera Utara


74

Putri, KDS., W. Yustinus DA. 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri. Jurnal. The
Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment
2014; 1 (1): 24-36

Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perseptif K3.


Jakarta: Dian Rakyat.

Rijanto, B. 2011. Pedoman Pencegahan Kecelakaan di Industri. Jakarta:


Mitra Wacana Media.

Saragih, F. R. P., Halinda S. L., Lina T., 2014. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada
PekerjaLapangan P T. Telkom Cabang Sidikalang Kabupaten Dairi
Tahun 2014. Jurnal S1 FKM USU. http : //jurnal.usu.ac.id/. Diakses 8
Februari 2017.

Sastroasmoro, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta: Binarupa Aksara.

Setyowati, R. T. 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Apd


Pada Pekerja Konstruksi Working At Height Proyek Pembangunan
Rumah Sakit X Jakarta 2010. Jurnal. Semarang : FK Undip
http://eprints.undip.ac.id/28834/1/3926.pdf Diakses 24 Agustus 2017

Sihombing, F.D . 2014. Faktor Faktor yang memengaruhi pemakaian Alat


Pelindung Diri Pada Pekerja “Stimulasi” Di Unit Penderesan PT.
Socfin Indonesia Tanah Bersih. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Silaban, B. H. 2016. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan


Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi Di
DesaSitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab.Tapanuli
Utara Tahun 2016. Skripsi S1 FKM USU. http://repository.usu.ac.id/
Diakses 8 Februari 2017

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana

Suma’mur, P. K. 1996. Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:


CV. Haji Mas Agung.

Suma’mur, P. K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.


Sagung Seto.

Universitas Sumatera Utara


75

_____________. 2013. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.


Sagung Seto.

Sumarna, D.P., M. F. Naiem., Syamsiar S. R., 2013. Determinan Penggunaan


Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan Percetakan Di Kota
Makassar. Jurnal. Makasar : FKM UNHAS
http://repository.unhas.ac.id//bitstream/handle/123456789/5511/jurnal.pdf
Diakses 14 September 2017.

Susanto, A. R., Denny A., 2015. Hubungan Faktor Predisposing, Reinforcing


Dan Enabling Pada Pekerja Sandblasting Di PT. X. Jurnal. Surabaya :
FKM Universitas Arlangga http : e-
journal.unair.ac.id/index.php/IJOSH/article/download/1638/1263 Diakses
22 Agustus 2017.

Tarwaka. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Manajemen dan


Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tambusai, M. 2001. Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Untuk


Meningkatkan Produktivitas Kerja . Jurnal. Disampaikan pada
seminar K3 RS Persahabatan.

Tribowo, C., Mitha E.P., 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta:
Nuha Medika

Republik Indonesia. 1970. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1


Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sekretariat Negara. Jakarta

_______________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13


Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Sekretariat Negara. Jakarta

Widyaningsih. 2012. Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Implementasi


Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Tenaga Kerja Di P.T.
Suwastama Pabelan Kartasura. Skripsi. Surakarta : FK Universitas
Sebelas Maret.

Universitas Sumatera Utara


76

Lampiran 1. Lembar Observasi Perilaku Penggunaan APD

Lembar Observasi Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada


Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun Tahun 2017

Beri tanda check list pada kolom berikut

Penggunaan APD
Masker/ Pakaian
Penutup Sepatu
Jenis Kain Sarung Kerja/
Kepala kerja/Boo
Pekerjaan Penutup/ Tangan Lengan
/Topi t
Sejenisnya Panjang
Tida
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
k
Penebangan
dan
Pemotongan
Pembelahan
Penganyama
n

Universitas Sumatera Utara


77

Lampiran 2. Lembar Observasi Ketersediaan APD

Lembar Observasi Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perajin


Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Tahun 2017

Beri tanda check list pada kolom berikut

No. Jenis APD Tersedia Tidak Keterangan


tersedia
1. Masker/
Kain penutup/sejenisnya
2. Sarung Tangan
3. Pakaian kerja/
lenganpanjang
4. Penutup Kepala/ Topi
5. Sepatu Kerja/ boot

Universitas Sumatera Utara


78

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

PERMOHONAN MENJADI PERAJIN PENELITI

Kepada Yth.

Bapak/Ibu selaku perajin

Di tempat.

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,

Nama : Agnes Bethari Purba

NIM : 131000487

akan mengadakan penellitian tentang “Faktor- Faktor Yang Memengaruhi

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perajin Keranjang Bambu

Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun

2017”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi

perajin dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan

dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu,

saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Agnes Bethari Purba

Universitas Sumatera Utara


79

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAJIN KERANJANG BAMBU
DESA SIGODANG BARAT KECAMATAN PANEI
KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2017

No. Responden :
Tanggal Wawancara :
I. DATA UMUM KARAKTERISTIK PERAJIN
Nama :
Umur : Tahun
Jenis Kelamnin : 1. Laki Laki 2. Perempuan
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA
II. Pengetahuan Tenaga Kerja
Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, Saudara diminta memberikan
jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda silang (X).

1. Menurut saudara, apakah pengertian alat pelindung diri (APD)…?


a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya dan penyakit
akibat kerja
b. Alat yang dipakai untuk aksesoris dalam bekerja
c. Alat yang dipakai untuk mempermudah pekerjaan

2. Darimana saudara tahu tentang alat pelindung diri (APD)…?


a. Dari sesama perajin
b. Dari pemilik usaha
c. Orang lain di luar lingkungan usaha kerajinan

3. Menurut saudara bagaimana alat pelindung diri (APD) yang baik..?


a. Alat pelindung diri yang aman, nyaman, melindungi pekerja saat
bekerja dan selalu dipakai dalam melakukan pekerjaan
b. Alat pelindung diri yang bagus
c. Alat pelindung diri (APD) yang cantik dan menarik

4. Menurut saudara, mengapa saudara harus menggunakan alat pelindung diri


(APD) saat bekerja..?
a. Supaya aman dalam melakukan pekerjaan, dan terhindar dari bahaya yang
mungkin terjadi selama melakukan pekerjaan
b. Untuk melindungi diri pada saat kondisi dan cuaca tidak bagus
c. Ikut-ikutan dengan teman yang memakai alat pelindung diri (APD)

5. Kapan alat pelindung diri (APD) harus dipakai..?


a. Selama melakukan pekerjaan
b. Sesuai kondisi kerja
c. Kadang-kadang

Universitas Sumatera Utara


80

6. Menurut saudara, faktor resiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat
melakukan pekerjaan..?
a. Tangan tersayat/terluka ketika menganyam, tertimpa bambu ketika menebang,
terhirup debu/rogon bambu
b. Terhirup debu/rogon bambu
c. Terkena cuaca buruk, seperti panas dan hujan

7. Menurut saudara, manfaat apa yang saudara peroleh dengan menggunakan


alat pelindung diri (APD)..?
a. Untuk menghindari diri dari faktor resiko bahaya selama melakukan
pekerjaan
b. Terhindar dari cuaca buruk
c. Supaya terlihat peduli terhadap keselamatan diri selama bekerja

8. Menurut saudara, hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan


Alat Pelindung Diri (APD)..?
a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi
b. Terbuat dari material yang bagus
c. Cocok bagi semua orang

9. Menurut saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD)


yang tepat dalam bekerja..?
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan
APD kebutuhan perajin
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru
c. APD yang digunakan cocok dengan semua pekerjaan

10. Alat pelindung diri (APD) apakah yang wajib selalu dipakai pada saat
bekerja..?
a. Topi, pakaian pelindung badan, sepatu boot, masker, sarung tangan.
b. Topi, sepatu boot, pakaian pelindung badan
c. Pakaian pelindung badan dan boot

Sikap Tenaga Kerja


Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, saudara diminta memberikan
jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda cheklist
(√ ).
Penilaian dilakukan sebagai berikut:
S : Setuju
TS : Tidak setuju

Universitas Sumatera Utara


81

No Pernyataan S TS

Dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) dapat


1.
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Kondisi Alat Pelindung Diri yang dipakai tidak
2.
berpengaruh bagi pemakainya
Semua Alat pelindung Diri (APD) yang digunakan tidak
3.
harus dalam keadaan baru
Dalam melakukan pekerjaan, saya tidak harus memakai
4.
Alat Pelindung
Pekerja perlu mengetahui potensi bahaya apa saja yang
5.
dapat terjadi selama melakukan pekerjaan
Dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD) tidak harus
6.
sesuai dengan prosedur
Alat Pelindung Diri seperti masker dan sarung tangan tidak
7.
selalu digunakan saat melakukan setiap pekerjaan
8. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan saja
Menggunakan Alat Pelindung Diri membuat saya nyaman
9.
dalam bekerja
10. Alat Pelindung Diri hanya digunakan pada saat tertentu
Sumber : Kuesioner pengetahuan dan sikap yang merupakan modifikasi
kuesioner penelitian Naibaho (2016) yang telah dimodifikasi

Kenyamanan APD
Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, saudara diminta memberikan
jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda cheklist
(√ ).
Penilaian dilakukan sebagai berikut:
Ya : Jika pertanyaan tersebut anda anggap Ya
Tidak : Jika Pertanyaan tersebut anda anggap Tidak

No. Pertanyaan Ya Tidak


Apakah selama bekerja anda merasa nyaman
1
menggunakan APD?
Apakah APD tersebut telah sesuai dengan
2
kebutuhan perlindungan diri anda
3 Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas anda?
Apakah APD tersebut menimbulkan bahaya
4
tambahan?
Sumber : Kuesioner kenyamanan APD dibuat oleh Linggasari (2008)

Universitas Sumatera Utara


82

Rekan Kerja
Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, saudara diminta memberikan
jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda cheklist
(√ ).
Penilaian dilakukan sebagai berikut:
Ya : Jika pertanyaan tersebut anda anggap Ya
Tidak : Jika Pertanyaan tersebut anda anggap Tidak

No. Pertanyaan Ya Tidak


Apakah rekan kerja anda selalu mengingatkan anda
1.
untuk menggunakan APD?
Apakah anda mengikuti anjuran rekan kerja anda
2.
tersebut?
Apakah rekan kerja anda sudah menggunakan APD
3.
saat bekerja?
Apakah anda mengingatkan rekan kerja anda untuk
4.
menggunakan APD?
Apakah anda menegur jika rekan anda tidak
5.
menggunakan APD?
Apakah anda memiliki hubungan kerja yang baik
6.
dengan rekan anda dalam melakukan pekerjaan?
Sumber : Kuesioner rekan kerja yang dibuat oleh Sihombing (2014)

Universitas Sumatera Utara


83

Universitas Sumatera Utara


84

Universitas Sumatera Utara


85

MASTER DATA

PENGETAHUAN

No. P P P P P P P P P P PTOT PKAT


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 Baik
2. 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 Kurang Baik
3. 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 Kurang Baik
4. 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 Kurang Baik
5. 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 Baik
6. 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 5 Kurang Baik
7. 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 Kurang Baik
8. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik
9. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik
10. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Baik
11. 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 Kurang Baik
12. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 Baik
13. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 Baik
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik
15. 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 Baik
16. 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4 Kurang Baik
17. 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 Baik
18. 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 Kurang Baik
19. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik
20. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik
21. 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 Kurang Baik
22. 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 Baik
23. 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 Baik
24. 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 Kurang Baik
25. 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4 Kurang Baik

Universitas Sumatera Utara


86

MASTER DATA

SIKAP

S S
No. S1 S2 S3 S4 S5 S8 S9 S10 STOT SKAT
6 7
1. 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 Tidak Setuju
2. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 Setuju
3. 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 Setuju
4. 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 Tidak Setuju
5. 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Tidak Setuju
6. 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Tidak Setuju
7. 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 Tidak Setuju
8. 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 Tidak Setuju
9. 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Tidak Setuju
10. 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 Setuju
11. 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Tidak Setuju
12. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Setuju
13. 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 Setuju
14. 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 Setuju
15. 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 Setuju
16. 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 Tidak Setuju
17. 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 Tidak Setuju
18. 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6 Setuju
19. 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 Tidak Setuju
20. 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 Setuju
21. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 Setuju
22. 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Setuju
23. 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 Tidak Setuju
24. 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Setuju
25. 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Setuju

Universitas Sumatera Utara


87

MASTER DATA

KETERSEDIAAN APD

No. KET1 KET2 KET3 KET4 KET5 KETTOT KETKAT


1. 0 1 1 1 0 3 Tidak Tersedia
2. 0 1 0 1 1 3 Tidak Tersedia
3. 0 0 1 1 0 2 Tidak Tersedia
4. 0 1 1 1 1 4 Tersedia
5. 0 1 1 1 1 4 Tersedia
6. 0 0 1 1 0 2 Tidak Tersedia
7. 0 1 0 1 0 2 Tidak Tersedia
8. 0 1 0 1 0 2 Tidak Tersedia
9. 0 0 0 1 1 2 Tidak Tersedia
10. 0 1 1 1 0 3 Tidak Tersedia
11. 0 1 1 0 0 2 Tidak Tersedia
12. 1 1 1 1 0 4 Tersedia
13. 0 0 1 1 0 2 Tidak Tersedia
14. 0 1 1 0 0 2 Tidak Tersedia
15. 0 1 1 0 0 2 Tidak Tersedia
16. 0 1 1 0 1 3 Tidak Tersedia
17. 0 1 1 0 1 3 Tidak Tersedia
18. 0 0 1 1 0 2 Tidak Tersedia
19. 0 1 1 0 1 3 Tidak Tersedia
20. 0 1 1 0 0 2 Tidak Tersedia
21. 0 1 1 1 1 4 Tersedia
22. 0 1 1 1 1 4 Tersedia
23. 0 1 0 1 0 2 Tidak Tersedia
24. 0 1 1 1 1 4 Tersedia
25. 1 1 1 1 0 4 Tersedia

Universitas Sumatera Utara


88

MASTER DATA

KENYAMANAN APD

No. K1 K2 K3 K4 KTOT KKAT


1. 0 0 1 0 1 Kurang Nyaman
2. 0 0 1 0 1 Kurang Nyaman
3. 0 0 0 1 1 Kurang Nyaman
4. 0 0 1 0 1 Kurang Nyaman
5. 0 1 1 1 3 Nyaman
6. 0 1 1 1 3 Nyaman
7. 0 0 0 1 1 Kurang Nyaman
8. 0 1 0 0 1 Kurang Nyaman
9. 1 1 0 0 2 Kurang Nyaman
10. 1 0 1 0 2 Kurang Nyaman
11. 0 1 1 1 3 Nyaman
12. 1 1 1 1 4 Nyaman
13. 1 0 0 0 1 Kurang Nyaman
14. 0 1 0 0 1 Kurang Nyaman
15. 0 1 0 0 1 Kurang Nyaman
16. 1 0 0 1 2 Kurang Nyaman
17. 0 1 1 0 2 Kurang Nyaman
18. 0 1 1 1 3 Nyaman
19. 0 1 1 0 2 Kurang Nyaman
20. 1 1 1 1 4 Nyaman
21. 1 1 1 1 4 Nyaman
22. 1 1 1 0 3 Nyaman
23. 1 1 0 0 2 Kurang Nyaman
24. 0 0 0 1 1 Kurang Nyaman
25. 0 1 1 1 3 Nyaman

Universitas Sumatera Utara


89

MASTER DATA

REKAN KERJA

No. RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RKTOT RKKAT


1. 0 0 0 0 0 1 1 Kurang baik
2. 1 1 0 0 0 1 3 Kurang baik
3. 0 0 0 0 1 0 1 Kurang baik
4. 1 1 1 1 0 1 5 Baik
5. 1 1 1 0 0 1 4 Baik
6. 0 0 1 1 1 1 4 Baik
7. 1 0 1 1 0 1 4 Baik
8. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
9. 1 1 0 0 0 1 3 Kurang baik
10. 0 0 0 0 0 1 1 Kurang baik
11. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
12. 0 1 1 1 0 1 4 Baik
13. 0 0 1 1 0 1 3 Kurang baik
14. 1 1 1 1 0 1 5 Baik
15. 1 1 1 1 1 1 6 Baik
16. 0 0 1 1 0 1 3 Kurang baik
17. 0 0 0 0 0 1 1 Kurang baik
18. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
19. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
20. 0 0 0 0 0 1 1 Kurang baik
21. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
22. 1 1 1 1 0 1 5 Baik
23. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
24. 0 0 1 0 0 1 2 Kurang baik
25. 1 1 1 1 0 1 5 Baik

Universitas Sumatera Utara


90

MASTER DATA

PENGGUNAAN APD

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


PENEBANGAN PEMBELA PENG
DAN H ANYA
No. TOTAL
PEMOTONGAN AN MAN KATEGORI
APD
S P S S P S
M T M M
T K B T K T
1. 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 Tidak Menggunakan
2. 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 Tidak Menggunakan
3. 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 5 Tidak Menggunakan
4. 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 Tidak Menggunakan
5. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Menggunakan
6. 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 Menggunakan
7. 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 Tidak Menggunakan
8. 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 6 Tidak Menggunakan
9. 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 Tidak Menggunakan
10. 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 Tidak Menggunakan
11. 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 5 Tidak Menggunakan
12. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 Menggunakan
13. 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 Tidak Menggunakan
14. 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 Menggunakan
15. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Menggunakan
16. 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 Tidak Menggunakan
17. 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Tidak Menggunakan
18. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 Menggunakan
19. 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 Tidak Menggunakan
20. 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 Tidak Menggunakan
21. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 Menggunakan
22. 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 Menggunakan
23. 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 Tidak Menggunakan
24. 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 Tidak Menggunakan
25. 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 Tidak Menggunakan

Universitas Sumatera Utara


91

Lampiran 5. Output SPSS

1. Hasil Univariat

Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 1 4.0 4.0 4.0
14 2 8.0 8.0 12.0
16 1 4.0 4.0 16.0
20 1 4.0 4.0 20.0
22 1 4.0 4.0 24.0
24 1 4.0 4.0 28.0
25 1 4.0 4.0 32.0
27 1 4.0 4.0 36.0
30 1 4.0 4.0 40.0
34 1 4.0 4.0 44.0
35 1 4.0 4.0 48.0
36 2 8.0 8.0 56.0
38 1 4.0 4.0 60.0
39 1 4.0 4.0 64.0
42 1 4.0 4.0 68.0
45 1 4.0 4.0 72.0
46 1 4.0 4.0 76.0
48 1 4.0 4.0 80.0
50 1 4.0 4.0 84.0
57 2 8.0 8.0 92.0
63 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 18 72.0 72.0 72.0
Perempuan 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


92

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 7 28.0 28.0 28.0
SMP 12 48.0 48.0 76.0
SMA 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Pengetahuan
1. Menurut saudara, apakah pengertian alat pelindung diri (APD)…?
p1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 4 16.0 16.0 16.0
1 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

2. Darimana saudara tahu tentang alat pelindung diri (APD)…?


p2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

3. Menurut saudara bagaimana alat pelindung diri (APD) yang baik..?


p3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

4. Menurut saudara, mengapa saudara harus menggunakan alat pelindung


diri (APD) saat bekerja..?
p4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 8 32.0 32.0 32.0
1 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


93

5. Kapan alat pelindung diri (APD) harus dipakai..?


p5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 60.0 60.0 60.0
1 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

6. Menurut saudara, faktor resiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat
melakukan pekerjaan..?
p6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

7. Menurut saudara, manfaat apa yang saudara peroleh dengan


menggunakan alat pelindung diri (APD)..?
p7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 24.0 24.0 24.0
1 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

8. Menurut saudara, hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan


Alat Pelindung Diri (APD)..?
p8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 56.0 56.0 56.0
1 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

9. Menurut saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD)


yang tepat dalam bekerja..?
p9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 36.0 36.0 36.0
1 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


94

10. Alat pelindung diri (APD) apakah yang wajib selalu dipakai pada saat
bekerja..?
p10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 64.0 64.0 64.0
1 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

SIKAP
Dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) dapat
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja
s1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 12.0 12.0 12.0
1 22 88.0 88.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Kondisi Alat Pelindung Diri yang dipakai tidak


berpengaruh bagi pemakainya
s2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 56.0 56.0 56.0
1 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Semua Alat pelindung Diri (APD) yang digunakan tidak


harus dalam keadaan baru
s3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 36.0 36.0 36.0
1 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Dalam melakukan pekerjaan, saya tidak harus memakai


Alat Pelindung
s4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 56.0 56.0 56.0
1 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


95

Pekerja perlu mengetahui potensi bahaya apa saja yang


dapat terjadi selama melakukan pekerjaan
s5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 56.0 56.0 56.0
1 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD) tidak harus


sesuai dengan prosedur
s6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 72.0 72.0 72.0
1 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Alat Pelindung Diri seperti masker tidak selalu digunakan


saat melakukan setiap pekerjaan
s7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 64.0 64.0 64.0
1 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan saja


s8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 36.0 36.0 36.0
1 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Menggunakan Alat Pelindung Diri membuat saya nyaman


dalam bekerja
s9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 56.0 56.0 56.0
1 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


96

Alat Pelindung Diri hanya digunakan pada saat tertentu


s10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 12 48.0 48.0 48.0
1 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Ketersediaan APD
Masker
ket1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 23 92.0 92.0 92.0
1 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sarung Tangan
ket2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Pakaian Kerja
ket3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 20.0 20.0 20.0
1 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Pelindung Kepala
ket4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 28.0 28.0 28.0
1 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sepatu Boot
ket5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 60.0 60.0 60.0
1 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


97

Kenyamanan APD
Apakah selama bekerja anda merasa nyaman menggunakan APD?
k1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 64.0 64.0 64.0
1 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah APD tersebut telah sesuai dengan kebutuhan


perlindungan diri anda?
k2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 36.0 36.0 36.0
1 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas anda?


k3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 10 40.0 40.0 40.0
1 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah APD tersebut menimbulkan bahaya tambahan?


k4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 52.0 52.0 52.0
1 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Rekan Kerja
Apakah rekan kerja anda selalu mengingatkan anda untuk menggunakan APD?
rk1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 64.0 64.0 64.0
1 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


98

Apakah anda mengikuti anjuran rekan kerja anda tersebut?


rk2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 64.0 64.0 64.0
1 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah rekan kerja anda sudah menggunakan APD saat bekerja?


rk3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 28.0 28.0 28.0
1 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah anda mengingatkan rekan kerja anda untuk menggunakan APD?


rk4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 60.0 60.0 60.0
1 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah anda melaporkan jika rekan anda tidak menggunakan APD?


rk5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 22 88.0 88.0 88.0
1 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah anda memiliki hubungan kerja


yang baik dengan rekan anda dalam melakukan pekerjaan?
rk6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 4.0 4.0 4.0
1 24 96.0 96.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


99

2. Hasil Bivariat

Crosstabs
1. Hubungan Umur dengan Penggunaan APD
Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
Umur Responden <Median 7 2 9
>=Median 10 6 16
Total 17 8 25

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .618b 1 .432
Continuity Correctiona .115 1 .734
Likelihood Ratio .639 1 .424
Fisher's Exact Test .661 .374
Linear-by-Linear
.593 1 .441
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
88.

2.. Hubungan Jenis Kelamin dengan Penggunaan APD


Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
JKelamin Laki-laki 12 6 18
Perempuan 5 2 7
Total 17 8 25

Universitas Sumatera Utara


100

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .053b 1 .819
Continuity Correctiona .000 1 1.000
Likelihood Ratio .053 1 .818
Fisher's Exact Test 1.000 .607
Linear-by-Linear
.050 1 .822
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
24.

3. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APD

Crosstab

Penggunaan APD Total


Tidak Tidak
Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Pendidikan SD Count 3 4 7
Expected Count 4.8 2.2 7.0
% within Pendidikan 42.9% 57.1% 100.0%
% within Penggunaan
APD 17.6% 50.0% 28.0%
% of Total 12.0% 16.0% 28.0%
SMP Count 11 1 12
Expected Count 8.2 3.8 12.0
% within Pendidikan 91.7% 8.3% 100.0%
% within Penggunaan
APD 64.7% 12.5% 48.0%
% of Total 44.0% 4.0% 48.0%
SMA Count 3 3 6
Expected Count 4.1 1.9 6.0
% within Pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%
% within Penggunaan
APD 17.6% 37.5% 24.0%
% of Total 12.0% 12.0% 24.0%
Total Count 17 8 25
Expected Count 17.0 8.0 25.0
% within Pendidikan 68.0% 32.0% 100.0%
% within Penggunaan
APD 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.0% 32.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


101

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.016(a) 2 .049
Likelihood Ratio 6.581 2 .037
Linear-by-Linear
.157 1 .692
Association
N of Valid Cases
25

a 5 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.92.

NPar Tests

Mann-Whitney Test
Ranks

Penggunaan APD N Mean Rank Sum of Ranks


Pendidikan Tidak Menggunakan 17 13.41 228.00
Menggunakan 8 12.13 97.00
Total 25

Test Statisticsb

Pendidikan
Mann-Whitney U 61.000
Wilcoxon W 97.000
Z -.441
Asymp. Sig. (2-tailed) .659
Exact Sig. [2*(1-tailed a
.711
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Penggunaan APD

4. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD


Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
Pengetahuan Kurang Baik 8 3 11
Baik 9 5 14
Total 17 8 25

Universitas Sumatera Utara


102

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .202b 1 .653
Continuity Correctiona .000 1 .986
Likelihood Ratio .203 1 .652
Fisher's Exact Test 1.000 .496
Linear-by-Linear
.194 1 .660
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
52.

5. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD


Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
sik kategori Tidak Setuju 10 2 12
Setuju 7 6 13
Total 17 8 25

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.493b 1 .114
Continuity Correctiona 1.322 1 .250
Likelihood Ratio 2.585 1 .108
Fisher's Exact Test .202 .125
Linear-by-Linear
2.394 1 .122
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
84.

Universitas Sumatera Utara


103

6. Hubungan Ketersediaan APD dengan Penggunaan APD


Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
Ket kategori Tidak Tersedia 14 4 18
Tersedia 3 4 7
Total 17 8 25

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.824b 1 .093
Continuity Correctiona 1.448 1 .229
Likelihood Ratio 2.713 1 .100
Fisher's Exact Test .156 .116
Linear-by-Linear
2.711 1 .100
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
24.

7. Hubungan Kenyamanan APD dengan Penggunaan APD


Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
keny kategori Kurang Nyaman 14 2 16
Nyaman 3 6 9
Total 17 8 25

Universitas Sumatera Utara


104

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.767b 1 .005
Continuity Correctiona 5.477 1 .019
Likelihood Ratio 7.830 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear
7.456 1 .006
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
88.
8.
Hubungan Rekan Kerja dengan Penggunaan APD
Crosstab

Count
Penggunaan APD
Tidak
Menggunakan Menggunakan Total
rk kategori Kurang baik 14 2 16
Baik 3 6 9
Total 17 8 25

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.767b 1 .005
Continuity Correctiona 5.477 1 .019
Likelihood Ratio 7.830 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear
7.456 1 .006
Association
N of Valid Cases 25
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
88.

Universitas Sumatera Utara


105

3. Hasil Multivariat

Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 16.086 4 .003
Block 16.086 4 .003
Model 16.086 4 .003
Step 2a Step -.316 1 .574
Block 15.770 3 .001
Model 15.770 3 .001
Step 3a Step -2.421 1 .120
Block 13.350 2 .001
Model 13.350 2 .001
a. A negative Chi-squares value indicates that the
Chi-squares value has decreased from the
previous step.

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 15.257a .475 .664
2 15.573a .468 .655
3 17.994b .414 .579
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
b. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


1 4.088 4 .394
2 10.246 4 .036
3 1.527 2 .466

Universitas Sumatera Utara


106

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Penggunaan APD = Penggunaan APD =


Tidak Menggunakan Menggunakan
Observed Expected Observed Expected Total
Step 1 7 6.943 0 .057 7
1 2 5 4.713 0 .287 5
3 3 2.564 0 .436 3
4 1 1.484 2 1.516 3
5 0 .966 3 2.034 3
6 1 .331 3 3.669 4
Step 1 7 6.943 0 .057 7
2 2 5 4.673 0 .327 5
3 3 2.554 0 .446 3
4 1 1.489 2 1.511 3
5 0 1.228 4 2.772 4
6 1 .113 2 2.887 3
Step 1 12 11.513 0 .487 12
3 2 2 2.487 2 1.513 4
3 2 2.487 2 1.513 4
4 1 .513 4 4.487 5

Classification Tablea

Predicted

Penggunaan APD
Tidak Percentage
Observed Menggunakan Menggunakan Correct
Step 1 Penggunaan APD Tidak Menggunakan 15 2 88.2
Menggunakan 1 7 87.5
Overall Percentage 88.0
Step 2 Penggunaan APD Tidak Menggunakan 15 2 88.2
Menggunakan 0 8 100.0
Overall Percentage 92.0
Step 3 Penggunaan APD Tidak Menggunakan 16 1 94.1
Menggunakan 4 4 50.0
Overall Percentage 80.0
a. The cut value is .500

Universitas Sumatera Utara


107

Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step
a
Sikkat(1) -2.130 1.520 1.962 1 .161 .119 .006 2.340
1 rkkat(1) -3.421 1.565 4.778 1 .029 .033 .002 .702
Kenykat(1) -2.978 1.554 3.671 1 .055 .051 .002 1.071
Ketkat(1) .868 1.598 .295 1 .587 2.382 .104 54.567
Constant 2.861 1.629 3.084 1 .079 17.475
Step
a
Sikkat(1) -2.149 1.548 1.928 1 .165 .117 .006 2.421
2 rkkat(1) -3.225 1.530 4.444 1 .035 .040 .002 .797
Kenykat(1) -2.673 1.384 3.730 1 .053 .069 .005 1.041
Constant 3.239 1.582 4.193 1 .041 25.513
Step
a
rkkat(1) -2.666 1.269 4.415 1 .036 .070 .006 .836
3 Kenykat(1) -2.666 1.269 4.415 1 .036 .070 .006 .836
Constant 2.169 1.200 3.268 1 .071 8.748
a. Variable(s) entered on step 1: Sikkat, rkkat, Kenykat, Ketkat.

Model if Term Removed

Change in
Model Log -2 Log Sig. of the
Variable Likelihood Likelihood df Change
Step Sikkat -8.835 2.412 1 .120
1 rkkat -11.007 6.756 1 .009
Kenykat -10.157 5.056 1 .025
Ketkat -7.787 .316 1 .574
Step Sikkat -8.997 2.421 1 .120
2 rkkat -11.040 6.507 1 .011
Kenykat -10.172 4.771 1 .029
Step rkkat -11.757 5.520 1 .019
3 Kenykat -11.757 5.520 1 .019

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 2a Variables Ketkat(1) .301 1 .584
Overall Statistics .301 1 .584
Step 3b Variables Sikkat(1) 2.287 1 .130
Ketkat(1) .308 1 .579
Overall Statistics
2.611 2 .271

a. Variable(s) removed on step 2: Ketkat.


b. Variable(s) removed on step 3: Sikkat.

Universitas Sumatera Utara


108

Lampiran 6. SK Dosen Pembimbing Skripsi

Universitas Sumatera Utara


109

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


110

Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara


111

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Proses Penebangan Bambu

Gambar 2. Proses Penebangan Bambu

Universitas Sumatera Utara


112

Gambar 3. Proses Pemebelahan Bambu 1

Gambar 4. Proses Pembelahan Bambu 2

Universitas Sumatera Utara


113

Gambar 5. Proses Penganyaman Menjadi Keranjang

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai