SKRIPSI
OLEH
CHAIRUNISA
NIM : 131000308
OLEH
CHAIRUNISA
NIM : 131000308
2017” ini beserta seluruh isi nya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Chairunisa a
NIM.131000308
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kesempatan penulis untuk dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyaraka t pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul: “ Hubungan Paparan
Getaran dengan terjadinya Hand Arm Vibration Syndrome pada Pekerja Parut
Kelapa di Pasar Tradisional Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan.” Penulis
menyadari bahwa di dalam pelaksanaan penulisan ini banyak mengalami
kesulitan-kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan serta
kekurangan-kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan serta
saran yang bersifat membangun di masa yang akan datang.
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
Masyarakat
Sumatera Utara
atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis selama penulisan skripsi.
6. Dra. Lina Tarigan, Apt. MS, sebagai Dosen Penguji I, terima kasih atas
7. Isyatun Mardiyah, SKM, M. Kes, sebagai Dosen Penguji II, terima kasih atas
8. Dr. Etty Sudaryati, SKM, M.Kes selaku Dosen Penasehat Akademik selama
9. Seluruh Bapak dan Ibu staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
10. Kepada orang tua yang paling saya sayangi dan cintai yang selalu mendoakan,
memberikan semangat dan dukungan Abdul Halim (Ayah) dan Ernila (Ibu).
11. Kepada adik – adik tersayang Muhammad Fahriza dan Nia Azhara yang telah
12. Kepada sahabat seperjuangan akademik sampai dengan selesai, Sri Mei
Suzannah Nst, Siska Anggraini, Laila Fitriana Dewi, Deani Rahma Suri
Admaja dan Kiki Damayanthy yang selalu memberi semangat dan dukungan
kepada penulis.
13. Kepada sahabat – sahabat yang tidak dapat disebut satu persatu, terimakasih
Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua,
yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.
Senantiasa memberikan doa, dukungan, nasihat, izin kebebasan belajar sehingga
member pengajaran berarti dalam hidup ini.
Penulis
Chairunisa
Halaman
10
11
Tabel 2.2 Skala Klasifikasi Stockholm Untuk Gejala Vaskular yang Diinduksi
Oleh Rasa Dingin Pada Jari Penderita HAVS ........................................ 26
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Getaran Pada Tangan .......... 29
Tabel 4.4 Distribusi Pekerja Parut Kelapa Berdasarkan Lama Kerja di Pasar
Tradisional Tembung .......................................................................... 42
12
13
14
Kab. Langkat. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Pangkalan Brandan pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007, penulis
tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 BABALAN pada tahun 2010 dan
selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 di
15
yang ada di sektor formal maupun informal. Keselamatan secara umum adalah
suatu keadaan aman atau terbebas dari kondisi berbahaya yang dapat
timbulnya kecelakaan agar setiap karyawan dapat bekerja dengan aman dan
Kesehatan kerja sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1
yaitu “Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan”. Dalam hal ini konsep budaya kerja dalam prespektif
penanganan dan pencegahan penyakit akibat kerja sebagai tata nilai yang diadopsi
penting untuk alasan moral, legal, dan ekonomi. Kewajiban moral termasuk
16
menjadi lebih kreatif dan mampu mencari peluang demi mencukupi kebutuhan
seseorang akan memilih untuk berwirausaha. Salah satu bentuk wirausaha tersebut
adalah dengan mendirikan usaha berbentuk jasa yaitu jasa parut kelapa.
pekerjaan ini hanya sebatas memarut kelapa tanpa ada risiko untuk mendapatkan
kecelakaan. Salah satu bentuk ketidakpedulian tersebut dapat kita temukan dengan
sedikitnya literatur yang dapat membantu kita guna memahami faktor risiko yang
ada di pekerjaan ini. Jika menelaah lebih dalam terhadap pekerjaan maka kita
akan menemukan berbagai resiko pekerjaan mulai dari unsafe action dan unsafe
condition. Salah satunya ada pada paparan getaran yang dihasilkan dari mesin
Chandra (2015) yang mengutip pendapat Wijaya, gangguan yang disebabkan oleh
getaran dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama kali
terpapar, tetapi kadang-kadang gejala ini mucul dalam waktu beberapa bulan
17
mekanis yang dihantarkan per satuan permukaan selama periode waktu tertentu.
Sebagian dari kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada
tubuh tenaga kerja dalam bentuk getaran mekanis (Suma’mur, 2014). Getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis sebagian dari getaran tersebut sampai
tubuh kita. Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah frekuensi
pengenduran otot.
Getaran yang dihasilkan oleh mesin yang melebihi NAB bila terpapar oleh
kesehatan pada bagian tubuh. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi berupa
neuropati, gangguan pada thorax, leher dan kepala, pinggul dan perineum, otot
dan tulang , pharynx, mata. Lama pajanan merupakan jumlah jam kerja pekerja
kerja dapat meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat paparan
getaran.
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak
per satuan permukaan selama periode waktu tertentu. Energi mekanis ini adalah
18
Besar energi yang di absorbsi fungsi dari frekuensi, intensitas, dan lamanya
Getaran terdiri atas 2 jenis yaitu : Hand Arm Vibration atau getaran tangan
dan lengan dan Whole Body Vibration atau getaran seluruh tubuh. Hand Arm
musculoskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh
penggunaan alat – alat yang menggetarkan tangan, seperti mesin yang bergetar
(Handayani, dkk. 2014). Efek getaran yang ditimbulkan tergantung dari besarnya
alat-alat tersebut dan,semakin cepat getarannya maka makin tinggi risiko terkena
Hand Arm Vibration Syndrome. Makin pendek periode laten, makin berat Hand
Arm Vibration Syndrome yang terjadi bila pajanan pada tangan dengan alat-alat
bajaj dengan getaran terendah 1.05 m/s² dan tertinggi 9.22 m/s². Keluhan
kesehatan yang diderita oleh supir bajaj akibat getaran adalah keluhan jari pucat
sebesar 33.3%, jari dingin sebesar 22.2% nyeri sebesar 94.4%, mati rasa sebesar
11.1% kesemutan sebesar 38.9%. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Hidayat, pada tahun 2011. Penelitian ini dilakasanakan di pekerja Abadi Dental
getaran yang dihasilkan oleh alat bor gigi tersebut adalah 0.3 m/dt² - 1,2 m/dt².
19
sebanyak 22 orang (75,9%) terdiri dari 15 pekerja, dan kesemutan pada jari
Salah satu jenis pekerjaan yang juga mempunyai risiko terpapar getaran
kelapa. Pekerja pemarut kelapa biasanya akan memarut satu – persatu potongan
kelapa untuk dihaluskan dengan cara memegang bagian dari kelapa agar terkena
bagian pemarut. Pekerja tanpa menyadari terkena getaran yang ditimbulkan mesin
pemarut kelapa.
mengalami keluhan seperti nyeri, kaku, dan kesemutan pada tangan atau lengan
pekerja. Namun mereka tidak mengetahui bahwa keluhan yang mereka rasakan
akibat getaran. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik dan
melihat apakah ada “Hubungan paparan getaran dengan terjadinya Hand Arm
dengan terjadinya Hand Arm Vibration Syndrome pada pekerja parut kelapa di
20
Arm Vibration Syndrome pada pekerja parut kelapa di pasar tradisional Tembung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau saran kepada
pekerja mengenai bahaya dan efek yang dapat ditimbulkan oleh getaran mesin
pemarut kelapa yang digunakan untuk bekerja sehari - hari sehingga dapat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bacaan bagi
sebagai referensi dan masukan bagi pengembangan program studi S-1 Kesehatan
21
di tempat kerja.
22
Getaran adalah “gerakan teratur dari benda atau media dengan arah bolak-
amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama. Jika dikaji
lebih dalam maka kita akan menemukan didalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu yang
berbeda-beda sejak pertama kali terpapar, tetapi kadang - kadang gejala ini
muncul dalam waktu beberapa bulan setelah paparan berat. Getaran diukur dengan
selama periode waktu tertentu. Energi mekanis ini adalah fungsi dari frekuensi
dan intensitas gerakan osilasi yang menghasilkan getaran. Besar energi yang di
absorbsi fungsi dari frekuensi, intensitas, dan lamanya getaran (Wijaya, 1995).
pembuluh dan saraf tepi, sengatan dingin sebelumnya pada tangan (Wijaya,
dihantarkan per satuan permukaan selama periode waktu tertentu. Sebagian dari
kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada tubuh tenaga kerja
23
tubuh dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita.
pengenduran otot. Getaran yang dihasilkan oleh mesin yang melebihi NAB bila
(Suma’mur, 2014).
meluasnya aplikasi teknologi maju yang antara lain jelas nampak dari kian
kerja mekanis yang dijalankan oleh motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja
mekanis tersebut menimbulkan getaran yaitu yang teratur dari benda atau media
menyebar kepada lingkungan yang merupakan bagian dari tenaga yang s umbernya
mesin atau peralatan mekanis. Pada umumnya getaran mekanis yang berasal dari
suatu mesin atau benda bergerak merupakan suatu hal yang tidak disukai, dan
tidak dikehendaki. Selain itu, getaran mekanis ternyata dapat menyebabkan efek
terjadinya keluhan atau gangguan kesehatan dari getaran mekanis kepada tenaga
kerja adalah :
24
sentral atau langsung pada sistem saraf otonom. Kedua mekanisme demikian
Efek getaran mekanis pada tenaga kerja dibedakan atas tiga tingkat yaitu
kepada tenaga kerja hanya terbatas pada tidak kemungkinan bekerja secara
nyaman.
kelelahan.
Penentuan tiga tingkat efek getaran mekanis tersebut berdasarkan 3 faktor, yaitu :
c. 3 – 5 m/s² : 1 jam
d. 5 – 6 m/s² : 25 menit
25
Getaran seluruh badan terutama terjadi pada alat angkut. Alat angkutan
penyebab getaran seluruh badan bukan mobil yang pembuatnya sempurna ditinjau
dari sudut halusnya mesin atau efektifnya fungsi peredam getaran, melainkan
pada truk, alat angkut yang dugunakan dalam kegiatan industri, traktor pertanian
dan perlengkapan untuk mengerjakan tanah. Selain getaran seluruh tubuh oleh alat
angkut tersebut, seluruh badan dapat ikut bergetar oleh beroperasinya alat – alat
Sebenarnya pada getaran seluruh badan hanya getaran mekanis dari tempat
duduk dan topangan kaki di lantai yang penting artinya dilihat dari sudut efeknya
kepada tenaga kerja, karena getaran mekanis dari lokasi tersebut diteruskan ke
sifat bantal duduk atau injakan kaki yaitu peredam yang menurunkan kekuatan
Bahan peredam bagi getaran mekanis antara lain bantalan tempat duduk atau
injakan kaki yang berisikan kapuk atau busa. Adapun material yang menambah
26
sama atau serupa dengan sumber getaran mekanis yang bersangkutan. Jika
pemasangan peredam getaran kurang baik, lebih- lebih bila suatu alat angkutan
atau peralatan mekanis tidak memiliki peredam getaran sama sekali biasanya
mekanis. Untuk semua kendaraan angkutan, selalu harus diperhatikan sifat tempat
tulang sebagai penyokong otot dan urat serta merupakan landasan bagi kekuatan
otot bekerja. Kerangka, organ tubuh, urat, dan otot secara bersama-sama
mekanis yang bekerja kepadanya. Untuk getaran mekanis, sifat susunan tubuh
yang demikian merupakan massa peredam tetapi juga penghantar sekaligus. Pada
model dinamis tubuh manusia sebagai reaksi terhadap getaran mekanis, organ
dalam pada tubuh yang meliputi paru dan isi perut dianggap sebagai satu unit
bagian dari keseluruhan sistem. Demikian pula dengan lengan dan bahu adalah
satu unit sebagai bagian dari sistem. Fungsi kaki sehubungan dengan
penghantaran atau peredaman getaran mekanis berbeda pada satu orang terhadap
orang lainnya dan tergantung dari bengkokan pada sendi lutut. Tungkai pada
posisi lurus menghantar 100% getaran ke badan, sedangkan pada posisi bengkok
27
mekanis yang mengenai sistem tersebut sesuai dengan frekuensi alami sistem it u
bersangkutan. Pada manusia ternyata frekuensi getaran demikian adalah 4-6 Hz.
Dalam beberapa keadaan ditemukan pula puncak resonansi yang lain yaitu pada
getaran dengan frekuensi 10-11 Hz tetapi untuk frekuensi tersebut terdapat tingkat
peredaman yang lebih besar dari jaringan. Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh
dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang
berbeda dengan arah getaran, penghantaran getaran oleh suatu organ tubuh
mungkin berbeda-beda. Isi perut pada segala sikap tubuh dapat dianggap sebagai
satu kesatuan terhadap getaran sampai dengan 9 Hz, tetapi dengan frekuensi yang
lebih besar organ dalam isi perut kemudian beresonansi mengikuti getaran secara
dan berdiri menunjukkan reaksi yang berlainan. Pada keadaan berdiri resonansi
terjadi pada getaran yang frekuensinya 2 Hz dan untuk getaran- getaran dengan
frekuensi yang lebih tinggi tidak terjadi resonansi yang berarti sehingga getaran
getaran mekanis pada tangan dan lengan banyak terdapat dan digunakan di
perusahaan. Selama pekerjaan dengan alat manual demikian sifatnya hanya sekali
28
adalah tukul yang secara mekanis dipukul alat pengebor, yang di negara maju
telah diganti mesin. Di pabrik baja dan pengecoran logam, biasanya dipakai
dan cepat. Tungkul mekanis sering diganti dengan kempa, yang beroperasi secara
getaran tangan- lengan kepada operatornya. Demikian pula dengan pengeras jalan
fenomin Raynaud, yaitu keadaan pucat dan biru (cyanosis) yang terjadi berulang-
ulang pada tangan, dengan mulai tampak pada saat tenaga kerja berada pada
lingkungan kerja dengan suhu udara dingin, tanpa adanya secara klinis
penyumbatan pembuluh darah tepi serta kelainan gizi dan bila kelainan itu ada,
29
atau alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, kelainan yang disebabkan
sama sekali terganggu dan tenaga kerja harus berhenti dari pekerjaannya. Dari
sudut kecacatan akibat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan
hilangnya perasaan tangan dan tangan yang tidak dapat digunakan seba gai
mestinya. Hal ini terutama benar bagi tenaga kerja yang bekerja dengan tangan
kanan dan memerlukan ketelitian terutama dengan menggunakan alat kecil yang
berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya jari kelingking, otot - otot
Gejala - gejala hilang, manakala peredaran darah kembali normal. Hal ini
dapat dilakukan dengan pemanasan tangan dengan air hangat / panas, pemijitan,
tangan secara berputar. Namun pemulihan sepenuhnya biasanya belum terjadi dan
gejala- gejala masih tetap ada, walaupun tenaga kerja tidak lagi mengalami getaran
pada tangan dan lengannya. Kelainan persendian dan tulang pada pekerja dengan
kerusakan persendian atau tulang adalah akibat kekerasan kepada tulang rawan
yang dikarenakan oleh getaran. Gejala subyektifnya adalah rasa nyeri dan
30
ossificans) pada muka depan humerus dan osteoartritis pada sendi bahu. Juga
adalah tenaga yang disalurkan kepada tangan dan terbesar adalah dari frekuensi 30
Hz. Maka terdapat kesulitan, oleh karena untuk pencegahan dan perlindungan
sedangkan untuk mencegah efek buruk kepada persendian dan tulang dianjurkan
frekuensi yang lebih tinggi. Maka dari sudut energi getaran, dapat ditinggikan
amplitudo minimum, agar kualitas kerja dan hasil kerja tetap pada kondisi yang
sebaik-baiknya.
atau 0.40 gravitasi g (SNI 16-7063-2004). Dalam hal intensitas getaran mekanis
31
getaran dan secara luas digunakan dalam proses industri seperti dalam perakitan
kapal, otomotif, industri logam, alat angkut (transportasi), baik getaran seluruh
tubuh (whole body vibraition) ataupun getaran lengan – tangan (hand arm
vibration ).
32
searah sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z pada setiap titik pengukuran. Getaran
33
dengan skala.
akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Peraturan Menteri
mengambil data-data mengenai tingkat paparan getaran pada pekerja parut kelapa.
1. Sebelum pengukuran
3. Pengukuran
34
gangguan getaran lengan tangan ini. Efek ini disebut dengan sindrom getaran
a. Efek vaskuler : pemucatan pada epiodik buku jari yang bertamb ah parah pada
Efek bersifat progresif apabila ada pemajanan terhadapalat getar berlanjut dan
dapat menyebabkan kasus yang lebih parah. Alat-alat yang dipakai akan bergetar
dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran getaran dalam waktu singkat
tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama dapat
a. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip
dengan Phenomena Raynauld yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota
kelainan gizi. Phenomena Raynauld ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40
Hz.
35
dengan alat alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian
Hal ini terutama berat bagi pekerjaan yang memerlukan ketelitian tangan
terutama pada saat menggunakan alat yang berputar. Otot otot menjadi lemah
biasanya, abductor kelingking, otot – otot interossea, dan fleksin dari jari -
bagaimana cara yang paling efektif untuk mengurangi resiko akibat getaran di
tempat kerja tersebut. Secara hierarkis pengendalian resiko getaran di tempat kerja
meliputi :
1. Engineering Control
ini dapat berupa pegas atau bantalan peredam yang dapat dibuat dari karet, gabus
atau bahan lain yang dapat meredam getaran. Disain tempat kerja agar pekerja
36
3. Subtitution
kerja. Dan penggantian alat yang sudah tua, yang memiliki vibrasi tinggi dengan
4. Maintenance
peralatan atau mesin dengan alat ukur getaran untuk mengetahui tingkat getaran
mesin.
yang terbuat dari bahan karet atau kulit, selain itu pakaian pelindung ini harus
juga bisa menjaga pekerja tetap hangat dan kering untuk mencegah terjadinya
Hand Arm Vibration sebaiknya menggunakan sarung tangan yang terbuat dari
6. Pemeriksaan Kesehatan
37
Mesin adalah “suatu alat yang merubah energi listrik, air, udara, dan
tapi dari mesin juga menimbulkan masalah salah satunya adalah getaran
Mesin pemarut kelapa adalah “mesin yang digunakan untuk memarut kelapa
batok kelapanya. Untuk lebih jelas, cara kerjanya adalah dengan memegang
belahan batok kelapa tersebut. Lalu ditempelkan ke dalam mata parut yag
digerakkan mengikuti arah mata parut kelapa hingga kelapa terparut semua.
Mesin parut kelapa sering digunakan di pasar – pasar sebagai salah satu jenis jasa
38
Hand Arm Vibration Syndrome adalah gangguan pembuluh darah dan saraf
(getaran segmental) oleh alat atau bagian dari suatu pekerjaan. Kondisi Hand Arm
Vibration Syndrome terutama ditandai dengan mati rasa, kesemutan dan memutih
(kehilangan warna normalnya) pada jari. Pada awalnya gejala mati rasa maupun
akhirnya seluruh bagian jari. Gejala muncul secara tiba-tiba dan sering dipicu oleh
paparan dingin. Alat genggam yang bergetar tidak hanya mempengaruhi saraf dan
struktur vaskular dari tangan pekerja tetapi juga mempengaruhi saraf dan
1. Gejala vaskuler: pemucatan pada epiodik buku jari yang bertambah pada
suplai oksigen
39
keluhan tidak nyaman, pucat dan jari dingin tetap muncul. Lamanya gejala
2. Gejala sensorineural: rasa baal dan/atau kesemutan pada satu atau lebih
jari. Gejala mulai dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang
sifatnya hilang timbul. Pada kasus yang berat, baal dapat mengenai
memegang koin atau mur, dan sebagainya. Tidak selalu semua jari
bersamaan menjadi kasus ringan atau berat, terkadang ada bagian jari yang
atau lengan dengan alat-alat yang bergetar dan gejala-gejala vaskuler serta
40
41
pergerakan yang berulang atau repetitive dan tekanan dari peralatan atau
biasaya terjadi pada titik dimana otot melekat pada tulang. Keadaan
untuk mengerjakan halhal yang tidak biasa seperti penekanan yang kuat
2. CTS (Carpal Tunnel Syndrome) yaitu penekanan yang terjadi pada syaraf
tengah yang terletak pada pergelangan tangan yang dikelilingi jaringan dan
seperti rasa sakit pada pergelangan tangan, perasaan tidak nyaman pada
jari-jari dan mati rasa atau kebas. CTS dapat mengakibtakan sulitnya
4. Epycondilitis merupakan rasa nyeri atau sakit pada bagian siku. Rasa sakit
42
efek getaran pada tangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
43
Melakukan perlindungan Riwayat luka pada jari dan Penyakit atau lesi
secara praktis tangan, terutama terutama pada
seperti waktu karena jari atau
istirahat atau membeku/dingin tangan
dengan alat
pelindung diri
(APD) seperti
sarung tangan dan
sepatu boot
(HAVS)
1. Umur
diakibatkan oleh paparan getaran dimana usia terjadinya penyakit ini berkisar
antara 26-60 tahun. Dengan bertambanya umur dapat dipastikan bahwa paparan
dengan alat kerja tangan makin lama pula karena penggunaan tiap hari pada waktu
kerja dan kemampuan elastisitas tulang, otot ataupun urat srmakin berkurang
2. Lama Kerja
Lama bekerja seseorang yaitu 8 jam perhari atau 40 jam satu minggunya.
Lama kerja menyebabkan paparan getaran pada tenaga kerja dapat meningkat.
Menurut Siswanto dalam Hidayat (2012), bahwa tingkat intensitas getaran yang
lebih tinggi serta waktu pemaparan lama akan terjadi kerusakan pada tulang dan
44
faktor lain yang berbahaya seperti dingin, kebisingan, dan beban statis, dapat
3. Masa Kerja
pekerja akibat getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam
sering. Hal itu akan mempermudah pekerja terkena Hand Arm Vibration
4. Jenis Kelamin
tingkat risiko keluhan otot. Hal ini dikarenakan kemampuan otot wanita lebih
rendah daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari
kekuatan otot pria sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita (Tarwaka, 2004). Wanita memeliki perbedaa n fisik dengan laki-
1. Rasa nyeri di tangan, yang biasanya timbul malam atau pagi hari.
Penderita sering terbangun karena rasa nyeri ini. Rasa nyeri merupakan
45
jaringan. Terdapat dua rasa nyeri yang utama yaitu: rasa nyeri cepat dan
rasa nyeri lambat. Rasa nyeri cepat bila sensasi nyerinya timbul sekitar 0.1
detik dan memberi rasa nyeri tajam, tertusuk, bersifat akut ataupun rasa
nyeri elektrik. Rasa nyeri lambat timbul setelah 1 detik atau lebih
sensasi rasa dingin atau panas di suatu bagian tubuh tertentu, atau sensasi
rasa dirambati sesuatu. Parastesia itu timbul bila terjadi iritasi pada
3. Kadang-kadang rasa nyeri dapat menjalar sampai lengan atas dan leher,
tetapi rasa kebal hanya terbatas pada distal pergelangan tangan saja.
benda kecil.
6. Otot telapak tangannya mengecil dan makin lama semakin menciut (Lubis,
2001)
sensorineural pada Hand Arm Vibration Syndrome adalah mati rasa pada jari,
kesemutan, rasa sakit dan nyeri otot tangan dan lengan, menurunnya sensitifitas
Sedangkan menurut Weir, L. dan Lander, L. (2005) geja la yang muncul pada
46
pembengkakan pada jari dan lengan, parastesia atau kesemutan pada jari,
melemahnya fleksor jari atau otot intrinsik, hilangnya kontrol otot, menurunnya
sensitivitas terhadap panas dan dingin, perubahan warna kulit pada jari dan
dikutip dari Charles R. Wilhite (2007) kondisi Hand Arm Vibration Syndrome
secara spesifik ditandai dengan keluhan mati rasa pada jari, kesemutan, nyeri,
kaku pada jari atau tangan dan hilangnya warna normal pada jari.
mengalami keluhan kesemutan, sakit atau nyeri pada tangan atau lengan dan rasa
kaku pada tangan sudah dapat dikatakan mengalami Hand Arm Vibration
Syndrome.
Jika seorang pekerja terkena telah efek getaran yang merugikan maka
perlu dijauhkan dulu dari sumber getaran untuk mengurangi paparan selanjutnya.
pentoxyphylline) untuk memperbaiki sel darah merah, terapi bloking saraf, terapi
bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris. Meski semua terapi dilakukan,
47
48
METODE PENELITIAN
hubungan antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoadmojo, 2010).
3.2.1 Lokasi
paparan getaran dengan terjadinya Hand Arm Vibration Syndrome pada tenaga
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah sebanyak 25 orang pekerja parut kelapa yang
3.3.2 Sampel
49
1. Data primer yaitu data hasil pengukuran getaran dengan menggunakan alat
yang bersumber dari mesin parut kelapa dan dibantu oleh pihak Balai
HIPERKES
3.5.1 Variabel
1. Paparan getaran adalah gerakan teratur dari benda dengan arah bolak-
balik yang diterima oleh tangan pekerja parut kelapa yang terdapat di pasar
pekerja parut kelapa berupa keluhan nyeri, kaku dan kesemutan pada
50
v. Mematikan alat, teka tombol “Pause’ dan “Start - Stop” bersamaan sampai
alat “OFF”
51
1. Pengolahan Data
menggunakan komputer serta alat bantu seperti lembar kuesioner dan alat
a. Editing
Adalah memeriksa kembali isisan data yang masuk. Kegiatan ini meliputi
penelitian.
b. Koding
Adalah upaya untuk memberikan kode pada data yang telah diperoleh untuk
c. Entry Data
Adalah memasukan data yang diperoleh kedalam file komputer agar dapat
52
menganalisis.
2. Analisis Data
Dalam sebuah penelitian, analisis data merupakan salah satu langkah yang
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
a. Analisis Univariat
Entry Data, data yang telah diberikan kode tersebut kemudian dimasukkan
b. Analisis bivariat
value >0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variable
53
HASIL PENELITIAN
pasar yang berada di jalan Gambir pasar VIII Tembung. Pasar tradisional ini juga
sering disebut pasar Gambir karena terletak di jalan Gambir. Pasar ini berdiri
sejak tahun 1996. Awal mula berdirinya pasar tradisional ini ialah dikarenakan
agar tidak berjualan dikaki jalan jalan Gambir. Sampai saat ini status pasar
tradisional Tembung atau biasa disebut pasar Gambir ini merupakan pasar milik
tradisional Tembung atau pasar Gambir ini memiliki 10 block dengan jumlah
kelapa di 25 tempat parut kelapa. Para pekerja parut kelapa bekerja dari pagi
hingga siang hari bahkan ada pula yang bekerja hingga sore hari. Waktu yang
dibutuhkan untuk memarut 1 buah kelapa lebih kurang 1 menit. Dalam sehari
pekerja parut kelapa bisa menghasilkan parutan kelapa sekitar 20 – 200 buah
kelapa.
54
a. Jenis Kelamin
Jumlah 25 100
b. Umur
Jumlah 25 100
55
berumur ≤26 tahun yaitu berjumlah 13 orang pekeja (52 %), sedangkan
pekerja yang berumur >26 tahun berjumlah 12 orang pekerja (48 %).
c. Masa Kerja
Jumlah 25 100
d. Lama Ke rja
Distribusi pekerja parut kelapa berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada table
berikut :
Jumlah 25 100
56
>8 jam berjumlah 13 orang pekerja (52 %), sedangkan pekerja yang bekerja
getaran >4 m/s² yaitu berjumlah 15 orang pekeja (60 %), sedangkan
%).
parut kelapa yang diperolah dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :
57
Tidak 7 28
Ya 18 72
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel diatas, pekerja parut kelapa yang tidak
pekerja (28%), dan yang memiliki keluhan Hand Arm Vibration Syndrome
Hand Arm Vibration Syndrome yang diterima oleh pekerja parut kelapa
Tabel 4.7 Indikator Kekuhan Hand Arm Vibration Syndrome Terhadap Pekerja
Parut Kelapa Di Pasar Tradisional Tembung
JAWABAN
NO INDIKATOR
YA TIDAK
n % N %
1 Nyeri pada lengan / tangan 22 88 % 3 12%
nyeri lengan sebanyak 22 orang (88%), kesemutan pada jari sebanyak 21 orang
(84%), ujung jari terasa kaku sebanyak 18 orang (72%), rasa tertusuk pada telapak
58
g. Pendidikan
statistik Exact Fisher untuk melihat apakah ada hubungan paparan getaran dengan
Hand Arm Vibration Syndrome pada pekerja parut kelapa di pasar tradisional
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2017. Hubungan paparan getaran
dengan Hand Arm Vibration Syndrome tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tidak % Ya %
Sig. (p)
≤4m/s² 5 20 5 20 2
>4m/s² 2 8 13 52 23 0,07
Jumlah 7 28 18 72 25
Berdasarkan tabel hasil uji statistik di atas dapat dilihat bahwa terdapat 18
orang (72%) pekerja parut kelapa yang mengalami keluhan Hand Arm Vibration
>4m/s² dan 5 orang (20%) lainnya terpapar getaran ≤4m/s². Terdapat 7 orang
(28%) pekerja yang tidak mengalami keluhan Hand Arm Vibration Syndrome
59
Hasil uji statistik dengan uji Exact Fisher antara paparan getaran dengan
Hand Arm Vibration Syndrome didapatkan hasil p = 0,07 dimana p >0,05 artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara paparan getaran denga Hand Arm
60
PEMBAHASAN
besar distribusi data atau gambaran secara keseluruhan terhadap responden yang
ada pada setiap variabel yang berhubungan dengan paparan getaran dengan
parut kelapa di pasar tradisional Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan berjenis
kelamin laki - laki berjumlah 23 orang pekerja (98%) dan pekerja yang berjenis
menunjukkan bahwa jenis kelamin memengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal
ini dikarenakan kemampuan otot wanita lebih rendah daripada pria. Kekuatan otot
wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria sehingga daya tahan otot
pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita (Tarwaka, 2004). Wanita
memeliki perbedaan fisk dengan laki- laki sehigga lebih rentan terkena efek
paparan getaran.
pekerja parut kelapa berumur ≤26 tahun yaitu berjumlah 13 orang pekeja (52 %),
sedangkan pekerja yang berumur >26 tahun berjumlah 12 orang pekerja (48 %).
61
masih berada dalam umur yang produktif untuk bekerja. Faktor umur di
kelompokkan berdasarkan hasil dari nilai mean pada kelompok umur tersebut.
oleh Sardi (2007) bahwa pertambahan usia dapat memperbesar risiko terjadinya
keluhan terutama yang diakibatkan oleh paparan getaran dimana usia terjadinya
dipastikan bahwa semakin lama terpapar dengan alat yang bergetar dan
tulang, otot ataupun urat semakin berkurang sebagai peredam dari getaran yang
dirambatkan ketubuh.
Berdasarkan masa kerja dapat dilihat bahwa sebagian besar paling banyak
berada pada kategori bekerja selama paling banyak bekerja selama ≤3 tahun yaitu
berjumlah 13 orang pekerja (52 %), sedangkan pekerja yang bekerja selama >3
tahun berjumlah 12 orang pekerja (48 %). Berdasarkan waktu kerja dapat dilihat
bahwa sebagian besar pekerja yang bekerja sebagai parut kelapa di pasar
tradisional Tembung tidak sesuai ketentuan selama >8 jam yaitu berjumlah 13
orang pekeja (52 %), sedangkan pekerja yang bekerja selama ≤8 jam berjumlah
12 orang pekerja (48 %). Menurut Siswanto dalam Hidayat (2012), bahwa tingkat
intensitas getaran yang lebih tinggi serta waktu pemaparan lama akan terjadi
kerusakan pada tulang dan sendi. Pemaparan yang lama terhadap getaran,
terutama bila bersamaan dengan faktor lain yang berbahaya seperti dingin,
62
getaran.
2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja, dengan pemaparan getaran 4m/s² waktu yang diperbolehkan untuk bekerja
maksimal 8 jam. Apabila paparan getaran melebihi 4m/s², maka hal tersebut harus
tradisional Tembung sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Nilai Ambang
Batas (NAB) adalah standar pedoman pengendalian agar tenaga kerja dapat
pekerjaan sehari- hari untuk waktu yang tidak lebih dari 8 jam sehari dan 5 hari
kerja dalam seminggu atau 40 jam dalam seminggu dengan NAB getaran adalah
menggunakan alat ukur vibration meter yang dilakukan oleh pihak Balai
dan 10 orang pekerja (40%) dengan hasil pengukuran ≤4m/s² dimana pengukuran
tersebut dilakukan pada setiap lengan pekerja. Dengan kategori yang dibedakan
63
ditandai dengan mati rasa, kesemutan dan memutih (kehilangan warna normalnya)
pada jari.
parut kelapa di pasar tradisional Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan dapat
diketahui pekerja parut kelapa yang tidak memiliki keluhan Hand Arm Vibration
Syndrome sebanyak 7 orang pekerja (28%), dan yang memiliki keluhan Hand Arm
mengalami nyeri lengan sebanyak 22 orang (88%), kesemutan pada jari sebanyak
21 orang (84%), ujung jari terasa kaku sebanyak 18 orang (72%), rasa tertusuk
pada telapak tangan sebanyak 11 orang (44%), sulit untuk mengepal sebanyak 11
orang (44%), dan jari kurang dapat digerakkan sebanyak 7 orang (28%).
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan melalui uji Exact Fisher, di
peroleh nilai p = 0,07 dimana p = >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara paparan getaran denga Hand Arm Vibration Syndrome pada
pekerja parut kelapa di pasar tradisional Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan.
saraf pada jari yang disebabkan oleh getaran, ditransmisikan langsung ke tangan
atau lengan oleh alat dari suatu pekerjaan. Kondisi Hand Arm Vibration Syndrome
terutama ditandai dengan nyeri lengan, kesemutan pada jari dan pada jari terasa
64
Pertama terjadi di ujung jari dan akhirnya seluruh bagian jari, tangan hingga
lengan. Gejala muncul secara tiba-tiba dan sering dipicu oleh paparan dingin. Alat
genggam yang bergetar tidak hanya mempengaruhi saraf dan struktur vaskular
terdiri dari:
1. Gejala vaskuler: pemucatan pada epiodik buku jari yang bertambah pada
suhu dingin (fenomena raynauld) atau vibration white finger/VWF, yang terjadi
akibat adanya spasme pembuluh darah. Gejala- gejala khas fenomena Raynauld
adalah:
suplai oksigen
warna tersebut tidak selalu dijumpai pada penderita. Namun keluhan tidak
nyaman, pucat dan jari dingin tetap muncul. Lamanya gejala yang timbul dapat
65
jari. Gejala mulai dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang sifatnya
hilang timbul. Pada kasus yang berat, baal dapat mengenai sepanjang seluruh jari.
tidak dapat merasakan tekanan kancing, memegang koin atau mur, dan
sebagainya. Tidak selalu semua jari bersamaan menjadi kasus ringan atau berat,
terkadang ada bagian jari yang gejalanya ringan, bagian jari lain berat.
Sangat sulit menegakkan diagnosis Hand Arm Vibration Syndrome, terutama bila
atau lengan dengan alat-alat yang bergetar dan gejala-gejala vaskuler serta
kelapa terdapat 18 orang (72%) pekerja parut kelapa yang mengalami keluhan
Hand Arm Vibration Syndrome diantarannya 13 orang (52%) pekerja parut kelapa
terpapar getaran >4m/s² dan 5 orang (20%) lainnya terpapar getaran ≤4m/s².
Terdapat 7 orang (28%) pekerja yang tidak mengalami keluhan Hand Arm
Hal ini menunjukan bahwa getaran yang diterima pekerja parut kelapa tidak
66
6.1 Kesimpulan
berjenis kelamin laki – laki yaitu berjumlah 23 orang pekeja (92 %),
pekerja (8 %). Berdasarkan umur pada pekerja yaitu pada kategori ≤26
tahun sebanyak 13 orang pekerja (52%) dan berumur >26 tahun sebanyak
pekeja (52 %), dan bekerja selama >3 tahun berjumlah 12 orang pekerja
(48 %). Berdasarkan lama kerja kategori lebih banyak yang bekerja selama
>8 jam yaitu berjumlah 13 orang pekeja (52%), dan yang bekerja selama
yang diterima oleh pekerja parut kelapa paling banyak terpapar getaran >4
m/s² yaitu berjumlah 15 orang pekeja (60 %), dan pekerja yang terpapar
67
4. Hasil Exact Fisher (p value = 0,07 > 0,05) diperoleh tidak adanya
pada pekera parut kelapa di pasar tradisional Tembung, Kecama tan Percut
Sei Tuan.
6.2 Saran
Disarankan kepada pekerja parut kelapa dapat mengurangi waktu kerja dan
68
Departement for Work and Pensions. 2004. Hand Arm Vibration Syndrome.
Secretary of state Work and Pensions.
Hidayat, S.M. 2012. Paparan Getaran Mesin Gerinda Dan Keluhan Subyektif
(Hand Arm Vibration Syndrome) Pada Tenaga Kerja Di Abadi Dental
Laboratorium Gigi Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
https://media.neliti.com/media/publications/3822-ID-grinder-
vibration-exposure-and-subjective-complaints-hand-arm-vibration-
syndrome.pdf. Diakses 10 Mei 2017.
Mastha, F.A. 2015. Hubungan Getaran Lengan – Tangan Dengan Hand Arm
Vibrtion Syndrome Pada Pekerja Bagian Pemotonngan Dan
Penghalusan Pengrajin Gitar Di SUKOHARJO. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal). Vol 3 No 3
https://media.neliti.com/media/publications/18581-ID-hubungan-
getaran- lengan-tangan-degan-hand-arm- vibration-syndrome-pada-
pekerja-ba.pdf. Diakses 15 Juni 2017.
Pasaribu, A.D. 2016. Gambaran Getaran Mekanis Dan Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Pemecah Batu Di Bagian Produksi CV Barokat Maqobul
Binjai Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
69
Wijaya, C. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Wilhite, C.R. 2007. Pneumatic Tool Hand Arm Vibration and Posture
Characterization Involving U.S Navy Shipboard Personnel. Thesis
University of South Florida.
70
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PAPARAN GETARAN DENGAN TERJADINYA HAND ARM
VIBRATION SYNDROME PADA PEKERJA PARUT
KELAPA DI PASAR TRADISIONAL TEMBUNG
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2017
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan paparan
getaran mesin parut kelapa dengan terjadinya Hand Arm Vibration Syndrome pada
pekerja parut kelapa. Kuesioner ini saya adopsi dari penelitian Handayani, 2014 dan
sudah dimodifikasi.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Jawablah peratanyaan di bawah ini dengan benar
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada jawaban
yang di anggap benar.
IdentitasResponden
Nama :
JenisKelamin : *Pr / Lk
Usia :
Pendidikan :
No Hp :
71
Apakah Saudara mengalami keluhan dibawah ini pada lengan atau tangan Saudara
setelah menggunakan parut kelapa ?
NO INDIKATOR JAWABAN
YA TIDAK
1 Nyeri pada lengan/tangan
2 Kesemutan pada jari
3 Ujung jari terasa kaku
4 Rasa tertusuk pada telapak tangan
5 Sulit untuk mengepal
6 Jari kurang dapat digerakkan
72
73
74
75
76
Lampiran 6
78
Master Data
79
1. Nama
80
Crosstabs
Cases
PaparanGetaran * KeluhanCrosstabulation
Keluhan
tidak ya Total
>4m/s2 Count 2 13 15
Total Count 7 18 25
81
Keluhan
tidak ya Total
>4m/s2 Count 2 13 15
Total Count 7 18 25
Chi-Square Tests
Exact Sig.
(1-
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- side
Value Df sided) sided) d)
a
Pearson Chi-Square 4.001 1 .045
2.389 1 .122
Continuity Correction b
82
N of Valid Cases 25
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.80.
Frequency Table
Usia
Total 26 100.0
JK
Total 26 100.0
83
>8 13 PaparanGetaran
50.0 52.0 100.0
Total 26 100.0
Keluhan
Total 26 100.0
Lampiran 9
84
86