Anda di halaman 1dari 125

STUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI

KELURAHAN PADANG BULAN

SKRIPSI

OLEH

SULASTRI PURBA
NIM. 141000578

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


STUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI

KELURAHAN PADANG BULAN

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

SULASTRI PURBA
NIM. 141000578

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “STUDI

TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI

KELURAHAN PADANG BULAN”ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Mei 2018

Sulastri Purba

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kesadaran karyawan salon dalam


memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan pengawasan usaha terhadap
kesehatan, baik perseorangan maupun lingkungan salon. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran hygiene dan sanitasi pada usaha salon tipe
beauty di Kelurahan Padang Bulan.
Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan
pada usaha salon dan seluruh karyawan salon kecantikan di Kelurahan Padang
Bulan dengan jumlah populasi 23 salon dan sampel sebanyak 10 salon dan 20
karyawan.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
kuisioner dan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengetahui gambaran hygiene dan sanitasi pada usaha salon di Kelurahan Padang
Bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa personal hygiene karyawan
sangat baik berjumlah 4 orang (20%), personal hygiene karyawan baik berjumlah
8 orang (40%), personal hygiene karyawan cukup berjumlah 4 orang (20%), dan
personal hygiene karyawan kurang baik berjumlah 4 orang (20%). Sanitasi usaha
salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan pada indikator persyaratan bangunan
terdapat 8 (80%) salon memenuhi syarat. Pada indikator penyediaan air bersih,
pembuangan air limbah, jamban dan kamar mandi, dan pembuangan sampah
terdapat 5 (50%) salon memenuhi syarat. Indikator kebersihan alat dan kosmetika
terdapat 6 salon (60%) memenuhi syarat. Indikator pemeliharaan kebersihan
anggota tubuh dan kebersihan pakaian berjumlah 6 salon (60%) memenuhi syarat.
Indikator Ketersediaan alat P3K berjumlah 1 salon (10%) memenuhi syarat. Jadi,
diketahui hygiene sanitasi usaha salon kecantikan secara keseluruhan belum
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
No.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan
di Bidang Kesehatan.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan pemilik dan karyawan usaha salon
meningkatkan hygiene dan sanitasi usaha salon. Pengawasan Dinas lintas sektor
juga perlu ditingkatkan, terutama Dinas Kesehatan mengenai hygiene dan sanitasi
usaha salon sehingga dapat memenuhi syarat kesehatan.

Kata Kunci : Hygiene, Sanitasi, Usaha Salon

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

The study was background the lack of awareness of the salon employees in
observing the aspects related surveillance efforts on health, both individuals and
salon environment. The purpose of this research is to know the description of
hygiene and sanitation in the beauty salon in Padang Bulan.
The research method was descriptive qualitative. This research was
conducted at salon and employees in Padang Bulan with population 23 salons
and 10 salon samples and 20 employees. Data was collected through interviews
using questionnaires and observations using the observation sheet to know
description of hygiene and sanitation the salon in Padang Bulan.
The results of this study showed that personal hygiene was very good
employees amounted to 4 people (20%), personal hygiene employees good
amounted 8 people (40%), personal hygiene employees enough amounted to 4
people (20%), and personal hygiene employees less well amounted to 4 people
(20%). Sanitation the beauty salon in Padang Bulan on bulding requirement
indicators there were 8 (80%) healthy salon. The indicator of water supply,
sewerage, latrines and bathroom, and garbage disposal there were 5 (50%)
healthy salon. Hygiene indicator tools and cosmetics there were 6 salon (60%)
healthy salon. The availability of P3K tool amount to 1 salon (10%) was health.
So, it was know hygiene sanitation the beauty salon was still not compliance with
the Regulation the Director General of Community Nutrition and Maternal and
Child Health No. 01.01/BI.4/4051/2011 About the Guidelines of the Providence
Beauty Salon in Health.
Based on those results, expected owners and employees improve
hygiene and sanitation beauty salon. Department of supervision of cross sector
also needs to be improved, especially Health Office regarding hygiene and
sanitation beauty salon so it could qualify.

Keywords : Hygiene, Sanitation, Beauty Salon

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

dengan judul “Studi tentang Hygiene dan Sanitasi pada Usaha Salon di

Kelurahan Padang Bulan”. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

mengetahui gambaran Hygiene dan Sanitasi pada Usaha Salon di Kelurahan

Padang Bulan.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M. Si. selaku Pimpinan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan studi selama perkuliahan.

4. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku Ketua Departemen Kesehatan

Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

5. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar

membimbing dan memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan bantuan dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi.

7. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

bantuan dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi.

8. Semua Dosen dan Karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi.

9. Drs. H. Marsutan, M.Pd selaku Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Kota Medan yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di Kelurahan Padang Bulan.

10. Zulfami Tarigan, SIP. MSP selaku Lurah Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam

penulisan skripsi.

11. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dan

dukungan moril maupun materil dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

12. Saudara saudaraku yang selalu memberikan doa dan semangat dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

13. Teman-teman saya Enlighten yang telah memberikan semangat, bantuan

dan kerjasamanya.

14. Unit perpustakaan yang telah membantu dalam pencarian referensi.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang ikut

membantu menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat

untuk kita semua.

Medan, Mei 2018

Sulastri Purba

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii
ABSTRAK .........................................................................................................iii
ABSTRACT .......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Permasalahan Penelitian ..........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus ...............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................7


2.1 Hygiene dan Sanitasi................................................................................7
2.2 Sanitasi Tempat-Tempat Umum ..............................................................8
2.2.1 Pengertian Tempat-Tempat Umum ...............................................8
2.2.2 Jenis Tempat-Tempat Umum ........................................................9
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat
Umum ............................................................................................10
2.2.4 Aspek dalam Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum .........11
2.2.5 Pedoman PenyelenggaraanKesehatan Tempat-Tempat Umum ....14
2.2.6 Sumber Daya yang Diperlukan untuk KegiatanPenyehatan
Tempat-Tempat Umum .................................................................18
2.3 Salon ........................................................................................................19
2.3.1 Pengertian Salon ............................................................................19
2.3.2 Fungsi dan Tujuan Salon ...............................................................20
2.3.3 Klasifikasi dan Tipe Salon .............................................................20
2.3.4 Jenis Perawatan Salon....................................................................28
2.4 Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Salon ................................................30
2.4.1 Fasilitas ..........................................................................................30
2.4.2 Karyawan.......................................................................................33
2.4.3 Peralatan ........................................................................................36
2.4.4 Kosmetika ......................................................................................38
2.5 Larangan ..................................................................................................41

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Kegiatan yang Menimbulkan Gangguan Kesehatan dari Perawatan
di Salon ....................................................................................................42
2.7 Penyakit yang Timbul akibat Hygiene Sanitasi Salon yang Buruk .........43
2.8 Kerangka Konsep .....................................................................................44

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................45


3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................45
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................45
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................46
3.3.1 Populasi ..........................................................................................46
3.3.2 Sampel ...........................................................................................47
3.4 Metode Pengumpulan Data.......................................................................49
3.4.1 Data Primer ....................................................................................49
3.4.2 Data Sekunder................................................................................50
3.5 Definisi Operasional .................................................................................50
3.6 Aspek Pengukuran ....................................................................................52
3.6.1 LembarObservasi ...........................................................................52
3.6.2 LembarKuisioner ...........................................................................53
3.7 Metode Analisa Data ................................................................................54

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................55


4.1 Gambaran Umum .....................................................................................55
4.2 Karakteristik Salon Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan ..................56
4.3 Hygiene dan Sanitasi Salon .....................................................................57
4.3.1 Bangunan Salon .............................................................................57
4.3.2 Penyediaan Air Bersih Salon .........................................................61
4.3.3 Pembuangan Air Limbah Salon .....................................................61
4.3.4 Jamban dan Kamar Mandi Salon ...................................................62
4.3.5 Pembuangan Sampah Salon ...........................................................63
4.3.6 Peralatan Salon ..............................................................................63
4.3.7 Kosmetika Salon ............................................................................65
4.3.8 Karyawan Salon .............................................................................65
4.3.9 Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) salon ...........66
4.4 Gambaran Hygiene dan Sanitasi Salon.....................................................66
4.5 Karakteristik Karyawan ............................................................................68
4.6 Personal Hygiene Karyawan .....................................................................69

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................73


5.1 Karakteristik Salon di Kelurahan Padang Bulan ......................................73
5.2 Hygiene dan Sanitasi Salon Kecantikan ...................................................74
5.2.1 Bangunan Salon .............................................................................74
5.2.2 Penyediaan Air Bersih ...................................................................77
5.2.3 Saluran Pembuangan Air Limbah .................................................78
5.2.4 Jamban dan Kamar Mandi .............................................................79
5.2.5 Pembuangan Sampah ....................................................................80
5.2.6 Peralatan ........................................................................................81

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2.7 Kosmetika ......................................................................................83
5.2.8 Karyawan.......................................................................................84
5.2.9 Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ..................85
5.3. Personal Hygiene Karyawan .....................................................................85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................88


5.1 Kesimpulan ................................................................................................88
5.2 Saran ..........................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................91


LAMPIRAN

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Salon di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan


Baru ................................................................................................. 47

Tabel 3.2 Data Salon Tipe Madya dengan Jumlah Karyawan 2 Orang
setiap Usaha Salon di Kelurahan Padang Bulan ............................. 49

Tabel 3.3 Skor Hygiene dan Sanitasi Usaha Salon ......................................... 53

Tabel 4.1 Karakteristik Salon Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan


Tahun 2018 ...................................................................................... 56

Tabel 4.2 Kondisi Sanitasi Bangunan Salon Kecantikan di Kelurahan


Padang Bulan Tahun 2018 .............................................................. 67

Tabel 4.3 Kondisi Sanitasi Penyediaan Air Bersih Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ............................................. 61

Tabel 4.4 Kondisi Sanitasi Pembuangan Air Limbah Salon Kecantikan


di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ......................................... 61

Tabel 4.5 Kondisi Sanitasi Jamban dan Kamar Mandi Salon Kecantikan
di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ......................................... 62

Tabel 4.6 Kondisi Sanitasi Pembuangan Sampah Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ............................................. 63

Tabel 4.7 Kondisi Sanitasi Peralatan Salon Kecantikan di Kelurahan


Padang Bulan Tahun 2018 .............................................................. 64

Tabel 4.8 Kondisi Karyawan Salon Kecantikan di Kelurahan Padang


Bulan Tahun 2018 ........................................................................... 66

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.9 Hasil Rekapitulisasi Hygiene dan Sanitasi Tiap Komponen
Salon Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ........... 67

Tabel 4.10 Hasil Rekapitulisasi Hygiene dan Sanitasi Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ............................................. 68

Tabel 4.11 Distribusi Karakteristik Umum Karyawan Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ............................................. 69

Tabel 4.12 Kondisi Personal Hygiene Responden Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018 ............................................. 70

Tabel 4.13 Hasil Rekapitulisasi Personal Hygiene Karyawan Salon


Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan .......................................... 72

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hair Salon ......................................................................................... 25

Gambar 2. Day Spa ............................................................................................. 26

Gambar 3. Barber Shop ...................................................................................... 26

Gambar 4. Nail Salon ......................................................................................... 27

Gambar 5. Birdal Salon ...................................................................................... 27

Gambar 6. Tanning Salon ................................................................................... 28

Gambar 7. Peralatan Salon ................................................................................ 37

Gambar 8. Kosmetika ........................................................................................ 38

Gambar 9. Peta Kelurahan Padang Bulan ......................................................... 45

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Lembar Observasi Studi Tentang Hygiene Sanitasi Salon Di

Kelurahan Padang Bulan ............................................................... 93

Lampiran2 Lembar Kuisioner Studi Tentang Hygiene Sanitasi Salon Di

Kelurahan Padang Bulan ............................................................... 97

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian................................................. 99

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 100

Lampiran 5 Master Observasi Data Studi Tentang Hygiene Sanitasi Usaha

Salon Di Kelurahan Padang Bulan ................................................ 101

Lampiran 6 Master Data Kuisioner Studi Tentang Hygiene Sanitasi Usaha

Salon Di Kelurahan Padang Bulan ................................................ 104

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 105

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sulastri Purba yang dilahirkan pada tanggal 27 November

1995 di Desa Kampungbaru Kabupaten Simalungun. Beragama Katolik, tinggal di

Jalan Jamin Ginting Gang Pelita Jaya No. 19 Padang Bulan, Medan. Penulis

merupakan anak ke empat dari lima bersaudara. Ayahanda bernama K. Benjamin

Purba dan Ibunda bernama Rapini Suasti Sinaga.

Pendidikan formal penulis dimulai sejak Sekolah Dasar SDN 091348 pada

tahun 2002 sampai dengan tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama SMP N 1

Purba pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, Sekolah Menengah Atas SMA

RK Bintang Timur Pematangsiantar pada tahun 2011 sampai tahun 2014. Pada

tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Sumatera

Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat di

Departemen Kesehatan Lingkungan yang diselesaikaan pada tahun 2018.

xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

288/MENKES/SK/III/2003 Tentang Pedoman Penyehatan dan Sarana dan

Bangunan Umum menyebutkan Tempat-Tempat Umum merupakan tempat dan

alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan

kegiatannya.Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.

Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah

besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan, sehingga

perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang

baik (Chandra, 2007).

Tempat-tempat umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan

antara lain, tempat umum yang dikelola secara komersial, tempat yang

memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, tempat layanan umum dengan

intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu

meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan

pertokoan, bioskop, salon kecantikan, tempat pangkas rambut, panti pijat, taman

hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan

lain-lain (Chandra, 2007).

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Tempat-tempat umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan

apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah

penularan penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya, selain

itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan. Tujuan

penyehatantempat-tempat umum adalah terselenggaranya upaya untuk

meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit dan kecelakaan pada sarana

dan bangunan umum (Kepmenkes RI Nomor288/MENKES/SK/III/2003).

Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum yang bersih

diperlukan guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan

penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Santoso, 2015).

Salon kecantikan merupakan salah satu tempat pada persyaratan sanitasi

tempat-tempat umum (STTU) menurut Kepmenkes RI Nomor 288/MENKES/SK/

III/2003 Tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.Hygiene

sanitasi usaha salon kecantikan perlu diperhatikan karena pelayanan kecantikan

dan fasilitas pada salon berhubungan langsung dengan manusia yang dapat

menimbulkan terjadinya penularan penyakit, penyakit akibat kerja dan kecelakaan

kerja. Hygiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk

meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap individu

dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu terhindar dari

ancaman kuman penyebab penyakit.

Berdasarkan penelitian Nasari (2013) mengenai hygiene dan sanitasi pada

21 usaha salon kecantikan di Kota Payakumbuh, ditemukan indikator

pemeliharaan kebersihan anggota tubuh berada pada kategori baik dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

persentase sebesar 82%, indikator pemeliharaan kebersihan pakaian berada pada

kategori kurang dengan skor 63%. Sedangkan indikator persyaratan gedung usaha

salon kecantikan terdapat 2 salon (25%) yang memenuhi persyaratan gedung.

Pada indikator kualitas kebersihan air terdapat 4 salon (50%) yang memenuhi

kualitas kebersihan air. Pada indikator pengelolaan sampah terdapat 3 salon

(37,5%) yang memenuhi persyaratan pengelolaan sampah. Pada indikator

pengendalian limbah tidak terdapat satupun salon yang memenuhi persyaratan

pengendalian limbah. Pada indikator kebersihan alat dan bahan yang digunakan

pada usaha salon kecantikan tersapat 2 salon (25%) yang memenuhi persyaratan

kebersihan alat dan bahan.

Berdasarkan penelitian Putri (2016) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan gejala penyakit dermatitis kontak iritan pada tangan 31

pekerja kecantikan kuku (Manicure-Pedicure) di salon The Nail Shop Medan

pada tahun 2016, ditemukan pekerja dengan personal hygiene baik sebanyak 10

orang (32,2%) yang berarti pekerja di salon mencuci tangan dengan air mengalir,

sabun dan melap kering tangan yang dicuci setelah melalukan tiap pekerjaan,

pakaian kerja bersih dari noda lengket Pewarna Kuku (Nail Polish), pakaian kerja

dicuci setelah bekerja, dan dengan personal hygiene tidak baik terdapat sebanyak

12 orang pekerja (39%). Sedangkan pekerja yang tidak mengalami gejala

dermatitis kontak iritan dengan personal hygiene baik sebanyak 4 orang (13%)

dan dengan personal hygiene tidak baik sebanyak 5 orang (16,2%). Hasil uji

menunjukkan adanya hubungan antara personal hygiene dengan gejala dermatitis

kontak iritan pada pekerja kecantikan kuku di salon di Nail Shop Medan 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Keamanan salon merupakan kebutuhan masyarakat, karena salon yang

aman akan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

Memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan merupakan suatu hal yang

penting maka penulis tertarik melakukan penelitian hygiene dan sanitasi pada

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan. Berdasarkan survei Yellow Pages

Indonesia tentang Salon Kecantikan dan Pasokan, keberadaan usaha salon di

Indonesia pada tahun 2014 berjumlah 5.357 dan di kota Medan terdapat 364 usaha

salon (Manalu, 2014).Hasil pengamatan peneliti bahwa usaha salon di Kelurahan

Padang Bulan berjumlah 23 salon. Berada pada lokasi strategis pada area

mahasiswa, pemukiman warga serta mudah diakses dari beberapa ruas jalan kota

Medan menyebabkan daerah Padang Bulan menjadi lokasi strategis untuk

membuka usaha salon.

Berdasarkan pengamatan pada 30 Januari 2018,peneliti menemukan pada

beberapa salon karyawannya tidak mencuci tangan saat akan memberikan

pelayanan kepada pelanggan. Dalam melakukan pelayanan terhadap pelanggan

yang datang, karyawan salon tidak menggunkan masker penutup mulut saat

melakukan perawatan. Pemakaian handuk yang berulang-ulang pada saat

melakukan perawatan, handuk yang telah dipakai tidak langsung dicuci tetapi

digunakan kembali untuk pelanggan yang lain.

Yang menjadi pusat perhatian peneliti saat melakukan observasi adalah

adanya bangunan yang kurang memenuhi persyaratan sebagai tempat usaha salon

seperti tidak ada batas antara tempat perawatan kulit dan rambut, ukuran ruangan

yang sempit, dan ventilasi bangunan yang kurang memenuhi syarat kesehatan, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

lantai yang tidak bersih, tempat sampah tidak tertutup dan kedap air.Bahan

kosmetika diambil langsung dengan menggunakan jari tangan tanpa menggunakan

sendok atau spatula, kemudian bahan dibiarkan terbuka setelah digunakan dan

tidak langsung ditutup kembali.

Tangan karyawan tampak merah setelah melakukan perawatan kepada

pelanggan, adanya bau tidak sedap dari kamar mandi dan dari tempat sampah,

suara bising akibat kendaraan lalu lintas, dan terganggunya aktivitas karyawan

dan pelanggan akibat ruangan yang sempit. Selain itu, tidak mencuci langsung

mangkok dan kuas masker setelah digunakan dan karyawan tidak dilengkapi

dengan pakaian kerja.

Berdasarkan hal diatas, maka penulis ingin mengetahui gambaran hygiene

dan sanitasi usaha salon dengan menggunakan standard yang ditetapkan

berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan

di Bidang Kesehatan.

1.2 Permasalahan Penelitian

Salon yang terdapat di Kelurahan Padang Bulan memiliki bangunan yang

tidak memiliki pembatas antara perawatan kulit dan rambut, ruangan yang sempit,

ventilasi kurang 5% dari luas lantai, lantai tidak bersih. Pelayanan yang diberikan

kepada pelanggan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, tidak memakai masker,

pemakaian handuk berulang-ulang, dan bahan kosmetik diambil langsung

menggunakan jari tangan. Tangan karyawan tampak merah setelah melakukan

perawatan kepada pelanggan, adanya bau tidak sedap dari kamar mandi dan dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

tempat sampah, suara bising akibat kendaraan lalu lintas, dan terganggunya

aktivitas karyawan dan pelanggan akibat ruangan yang sempit. Adanya kondisi ini

memungkinkan terjadinya resiko gangguan kesehatan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran hygiene dan sanitasi

usahasalon di Kelurahan Padang Bulan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahuikeadaan sanitasi bangunan salon (konstruksi).

2. Mengetahui sanitasi fasilitas salon(sanitasi penyediaan air bersih,

sanitasi pembuangan air limbah, sanitasi jamban dan kamar mandi,

sanitasi pembuangan sampah).

3. Mengetahui sanitasiperalatan salon.

4. Mengetahuisanitasi kosmetika salon.

5. Mengetahui personalhygiene karyawan salon.

6. Ketersediaan sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi kepada masyarakat luas mengenai hygiene sanitasi salon di

Kelurahan Padang Bulan.

2. Menambah wawasan dan pengetahuantentang hygiene dan sanitasi usaha salon

di Kelurahan Padang Bulan bagi penulis dan pembaca.

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hygiene dan Sanitasi

Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan

kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi

hidup manusia (Rezeki, 2015). Hygiene adalah suatu ilmu yang mempelajari

segala usaha yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan hidup manusia

(suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitikberatkan usahanya pada kegiatan-

kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan jasmani

maupun rohani manusia dan lingkungan hidup sekitarnya) (Indaryani &

Prihantina, 2013).

Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan

kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Rezeki, 2015). Sanitasi

adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasaan

terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia (Mudiatun & Daryanto, 2015). Sanitasi adalah usaha pengawasan

terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau

dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik, kesehatan, dan

kelangsungan hidup. Contohnya adalah pembuatan sumur yang memenuhi syarat

kesehatan, pengawasan kebersihan peralatan makanan, pengawasan pembuangan

kotoran manusia dan air limbah (Mariana, 2003).

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8

2.2 Sanitasi Tempat-Tempat Umum

2.2.1 Pengertian Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan tempat yang dipergunakan oleh

masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Tempat-tempat umum

dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan

fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna,

penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan

dalam pencegahan terjadinya kecelakaan. Tempat-tempat umum perlu dikelola

demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup

dan bekerja dengan produktif secara sosial ekonomis. Sanitasi tempat-tempat

umum adalah upaya kesehatan lingkungan dalam pengendalian faktor risiko

penyakit pada tempat-tempat umum (Kepmenkes RI Nomor.

288/MENKES/SK/III/2003).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007 menyebutkan bahwa

tempat-tempat umum adalah tempat untuk melakukan kegiatan bagi umum yang

dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung

digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta

memiliki fasilitas (Ikhtiar, 2017).Tempat-tempat umum yaitu tempat kegiatan bagi

umum, yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap, diselenggarakan

badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan, yang dipergunakan langsung oleh

masyarakat (Mudiatun & Daryanto, 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

2.2.2 Jenis Tempat-Tempat Umum

Jenis tempat-tempat umum antara lain (Mundiatun & Daryanto, 2015):

a. Yang berhubungan dengan sarana Pariwisata:

1. Penginapan/Losmen

2. Mess

3. Kolam Renang

4. Bioskop

5. Tempat Hiburan

6. Tempat Rekreasi

7. Tempat Bersejarah

b. Yang berhubungan dengan sarana Perhubungan:

1. Terminal Angkutan Darat

2. Terminal Angkutan Laut

c. Yang berhubungan dengan sarana Komersial:

1. Pemangkas Rambut

2. Salon Kecantikan

3. Pasar-Pasar

4. Apotik

5. Toko Obat

6. Perbelanjaan

d. Yang berhubungan dengan sarana Sosial:

1. Tempat-Tempat Ibadah

2. Rumah Sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

3. Klinik Bersalin

4. Sekolah-Sekolah/Asrama

5. Panti Asuhan

e. Kantor-Kantor Pemerintah dan Swasta temasuk Bank-Bank Pemerintah dan

Swasta.

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Tujuan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain (Santoso,

2015):

1. Untuk memantau STTU secara berkala.

2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.

3. Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular dan penyakit akibat

kerja.

Manfaat pengawasan sanitasi tempat-tempat umum adalah sebagai berikut

(Santoso, 2015):

1. Mencegah penyakit menular.

2. Mencegah kecelakaan.

3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap.

4. Menghindari pencemaraan.

5. Mengurangi jumlah (persentase) sakit.

6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman (Ikhtiar, 2017).

Untuk dapat menetapkan dan membedakan apakah sebuah tempat

termasuk golongan tempat umum atau bukan, maka ditetapkan batas-batas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

ketentuan yang disebut „kriteria‟. Kriteria tempat-tempat umum sebagai berikut

(Santoso, 2015):

a. Tempat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum bukan masyarakat

khusus.

b. Ada tempat dan kegiatan permanen.

c. Di dalam tempat tersebut dilakukan kegiatan atau aktivitas yang dapat

menimbulkan terjadinya penularan penyakit, penyakit akibat kerja, dan

kecelakaan.

d. Di dalam tempat tersebut terdapat fasilitas atau perlengkapan yang dapat

menimbulkan penyakit atau kecelakaan.

Apabila sebuah perusahaan telah memenuhi kriteria tersebut maka dapat

digolongkan sebagai tempat umum/public place. Setiap public place dikenakan

peraturan-peraturan yang berlaku untuk umum, serta dikenakan sangsi hukum

yang berlaku bila tidak memenuhi persyaratan (Mukono, 2008).

2.2.4 Aspek dalam Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Berdasarkan Kepmenkes RI No.288/MENKES/SK/III/2003 tentang

Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum, aspek-aspek penting dalam

pengawasan sanitasi tempat-tempat umum adalah:

1. Aspek Teknis dan Persyaratan

Usaha STTU pada dasarnya adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan

untuk kepentingan bersama yaitu untuk masyarakat konsumen maupun

pengusahanya sendiri demi menjamin kelangsungan usaha tersebut. Dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum perlu menguasai pengetahuan

tentang:

a. Adanya peraturan-peraturan/persyaratan teknis tentang sanitasi.

b. Adanya perundang-undangan yang berlaku.

2. Aspek Sosial dan Ekonomi

Pada umumnya di dalam penerapannya dibutuhkan pendekatan terhadap

aspek sosial-ekonomi dan aspek administrasi manajemen. Pendekatan aspek

sosial-ekonomi membutuhkan berbagai pertimbangan terhadap berbagai macam

faktor dari kehidupan masyarakat.

a. Faktor Partisipasi

Faktor partisipasi dari karyawan tempat-tempat umum secara total

dibutuhkan sekali dalam rangka memelihara, membina, dan

mengembangkan usaha sanitasi.

b. Faktor Kesadaran

Faktor kesadaran terutama pada karyawan tempat-tempat umum

dibutuhkan. Pelaksanaan program sanitasi tempat-tempat umum akan mengalami

hambatan dan kesulitan apabila tidak diketahui dan disadari penting serta manfaat

bagi perusahaan maupun bagi diri pribadinya. Faktor kesadaran diperoleh dari

hasil pendekatan edukatif melalui penyuluhan/pendidikan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

c. Faktor Pengertian

Pengertian karyawan serta masyarakat tentang penting serta manfaat suatu

usaha kesehatan masyarakat sangat diperlukan sebab tanpa adanya

pengertian ini segala sesuatunya akan berjalan tanpa arah.

Kurangnya pengertian dapat dihindarkan dan dihilangkan dengan jalan:

1) Memberikan penataran bagi pengusaha dan karyawan.

2) Memberikan pengarahan yang tegas dan baik.

3) Mengadakan inservice training dan preservice training.

4) Mengadakan rapat-rapat staff secara rutin atau berkala.

d. Faktor Respon

Respon yang kita harapkan adalah tanggapan positif terutama dari pimpinan

maupun dari karyawan perusahaan tertentu terhadap usaha-usaha kesehatan

yang dikerjakan.

e. Faktor Kerja Sama

Usaha kesehatan masyarakat, khususnya usaha hygiene dan sanitasi tempat-

tempat umum dibutuhkan adanya “Team Work” (kerjasama dalam tim).

f. Faktor Keuangan

Sanitasi tempat-tempat umumterutama yang berhubungan dengan masalah

perbaikan dan penyempurnaan tentu dibutuhkan anggaran, tanpa anggaran

maka program tersebut tidak berjalan dengan semestinya.

g. Faktor Pendekatan

Pendekatan yang baik perlu dilakukan terutama terhadap pimpinan

maupun karyawan perusahaan tempat-tempat umum, biasanya dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

dengan memberi motivasi. Sehubungan dengan persoalan pendekatan di

atas, maka ada dua jalan yang dapat ditempuh:

1) Pendekatan Formal

Suatu pendekatan terhadap pimpinan secara resmi.

2) Pendekatan Informal

Suatu pendekatan terhadap karyawan bawahan dimana pekerja berada

dan dilakukan tempat kerjanya.

3. Aspek Administrai dan Manajemen

Dalam penentuan program kesehatan masyarakat terutama program

hygiene dan sanitasi tempat-tempat umum hal ini paling sulit karena setiap orang

mempunyai watak dan sifatnya masing-masing, untuk itu diperlukan adanya

pimpinan dan teknik-teknik pendekatan yang bijaksana.

2.2.5 Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Tempat-Tempat Umum

Dasar pelaksanaan kegiatan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum

adalah berdasarkan Kepmenkes RI No.288/MENKES/SK/III/2003 tentang

Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Menurut Kepmenkes

tersebut, batasan pengertian penyehatan dan bangunan umum adalah upaya

kesehatan lingkungan dalam pengendalian faktor risiko penyakit pada sarana dan

bangunan umum. Faktor risiko penyakit adalah hal-hal yang memiliki potensi

terhadap timbulnya penyakit. Tujuan diadakannya penyehatan sarana dan

bangunan umum adalah sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian faktor

risiko penyakit dan kecelakaan pada sarana dan bangunan umum. Adapun sasaran

dari kegiatan ini adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

1. Lingkungan pemukiman antara lain perumahan, asrama, pondok pesantren,

kondominimum/pesantren, rumah susun, dan sejenisnya.

2. Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat rekreasi,

kolam renang, salon, terminal, bandar udara, pelabuhan laut, pusat

perbelanjaan dann usaha-usaha sejenis.

3. Lingkungan kerja antara lain kawasan perkantoran, kawasana industri, atau

yang sejeninya.

4. Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat udara komersial, kapal

penumpang, kapal ferry penumpang, kereta api dan sejenis.

5. Lingkungan lainnya antara lain tempat pengungsian, daerah transmigrasi,

lembaga pemasyarakatan, sekolah dan sejenis.

6. Sarana pelayanan umum antara lain bank, kantor pos dan tempat ibadah yang

sejenis.

7. Sarana kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, laboratorium, pabrik

obat, apotik dan yang sejenis.

Untuk pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, adalah Direktorat Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM &

PL), dan sebagai penanggug jawab program adalah Direktur Jenderal PPM & PL.

Untuk pelaksanaan di tingkat provinsi sebagai penanggung jawab adalah

Gubernur Kepala Daerah dan Pelaksananya adalah Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi. Pelaksanaan di Tingkat Kabupaten, sebagai penanggung jawab program

adalah Bupati/Walikota dan pelaksanaanya adalah Kepala Dinas Kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Kabupaten/Kota. Di tingkat Kecamatan penanggung jawab pelaksanaan program

adalah Camat dan pelaksanaanya adalah Kepala Puskesmas.

Dinas Kabupaten/Kota memiliki unit pelaksana teknis yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu

Puskesmas. Lingkup kegiatan yang dilakukan dalam program penyehatan sarana

dan bangunan umum di tingkat Kabupaten/Kota adalah:

a. Perencanaan

1. Membuat program kegiatan upaya penyehatan sarana dan bangunan

umum.

2. Mengumpulkan data, menetapkan prioritas dan implementasi/pelaksanaan

program serta melakukan evaluasi.

b. Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas yang dilakukan, meliputi:

1. Inspeksi sanitasi.

2. Pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel.

3. Analisa data dan rumusan pemecahan masalah, serta memberi

rekomendasi untuk tindak lanjut.

c. Investigasi

Investigasi dilakukan bila ditemukan adanya kejadian luar biasa, dan atau

keluhan dari masyarakat.

d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan investigasi,

melalui penyuluhan, pelatihan, perbaikan dan pemeliharaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Indikator yang dipakai dalam pemantauan program penyehatan tempat-tempat

umum, yaitu:

a. Indikator Tentang Pemerataan Pelayanan

1. Cakupan pemeriksaan tempat-tempat umum sehat (hotel, kantor, pasar,

salon, kolam renang/permandian umum, madrasah, pesantren).

2. Cakupan pemeriksaan rumah.

3. Cakupan pemeriksaan sekolah.

4. Cakupan pemeriksaan angkutan udara.

5. Cakupan pemeriksaan sarana pelayanan kesehatan.

b. Indikator Kebutuhan Program

1. Cakupan pemeriksaan tempat-tempat umum sehat (hotel, kantor, pasar,

salon, kolam renang/permandian umum, madrasah, pesantren).

2. Cakupan keluarga yang menghuni rumah.

3. Cakupan sekolah sehat.

4. Cakupan angkutan umum sehat.

5. Cakupan sarana pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat kesehatan.

2.2.6 Sumber Daya yang Diperlukan untuk Kegiatan Penyehatan Tempat-

Tempat Umum

Sumber daya yang diperlukan untuk kegiatan penyehatan tempat-tempat

umum adalah (Mudiatum & Daryanto, 2015):

1. Sumber Daya Manusia

Kegiatan ini didukung oleh tenaga kesehatan lingkungan yang memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Tenaga kesehatan lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

adalah petugas atau pengelola yang memperoleh pendidikan atau pelatihan

dibidang kesehatan lingkungan.

2. Peralatan

Untuk menunjang kegiatan diperlukan instrumen, yaitu:

a. Formulir Pengamatan

1) Formulir Pemeriksaan

2) Formulir Inspeksi Sanitasi

b. Peralatan pengukuran kualitas lingkungan antara lain:

1) Pengukuran pencahayaan (Lightmeter)

2) Pengukuran kelembaban (Hygrometer)

3) Pengukuran mikroba dalam ruangan (Microbiological Test Kit)

4) Pengukuran kebisingan (Integrating Sound Level Meter)

5) Pengukuran kualitas air

6) Pengukuran kualitas udara (Air Polution Tes Kit)

7) Sanitarian Kit

8) Vector Kit

9) Peralatan lain yang dipergunakan untuk mengukur kualitas lingkungan

3. Metode

Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali

dalam satu tahun. Pengawasan pada Kejadian Luar Biasa (KLB) dilakukan sesuai

dengan kondisi setempat dan memperhatikan risiko atau gangguan pada kesehatan

masyarakat. Cara pengawasan dilakukan melalui wawancara,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

pengamatan, pengukuran, analisa laboratorium, penyusunan laboratorium,

penyusunan laporan dan tindak lanjut.

4. Dana

Sumber pendanaan yang diperlukan dapat diperoleh melalui:

1) APBN

2) APBD

3) Bantuan Luar Negeri

4) Bantuan lain yang tidak mengikat

2.3 Salon

2.3.1 Pengertian Salon

Salon adalah suatu usaha jasa perawatan kecantikan biasa tanpa

menggunakan alat medis pada suatu tempat tertentu dilengkapi dengan fasilitas

untuk menunjang kegiatan usaha (Peraturan Walikota Medan No.29 Tahun 2014

Tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata).

Salon kecantikan adalah fasilitas pelayanan untuk memperbaiki

penampilan melalui tata rias dan pemeliharaan kecantikan kulit dan rambut

dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif dan dekoratif,

yang dilakukan oleh ahli kecantikan sesuai kompetisi yang dimiliki (Peraturan

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor

HK.01.01/BI.4/4051/2011).

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Salon

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 fungsi utama salon adalah sebagai tempat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

menyedakan jasa dan layanan yang berhubungan dengan mempercantik fisik dan

sekaligus melakukan perawatan tubuh.

Sementara tujuan salon adalah:

1. Memberikan penampilan baru bagi klien yang ingin mengubah penampilan.

2. Mengembalikan keseimbangan tubuh dengan melakukan perawatan

kecantikan.

3. Tempat untuk mempercantik penampilan, karena dengan mempercantik

penampilan dapat membuat seseorang merasa semakin percaya diri.

2.3.3 Klasifikasi dan Tipe Salon

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.HK.01.01/BI.4/405/2011, berdasarkan kewenangan dan persyaratan minimal

yang dimiliki, Salon Kecantikan diklasifikasikan menjadi:

1. Salon Kecantikan Tipe Pratama

a. Fasilitas minimal:

1) Luas ruangan minimal 9 m2

2) Jumlah kursi perawatan rambut minimal 2 buah

3) Jumlah tempat tidur perawatan kulit minimal 1 buah

4) Wastafel 1 buah

5) Alat pemadam kebakaran sederhana

6) Perlengkapan P3K

7) Peralatan tata rias dan kecantikan yang sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

b. Kewenangan:

1) Kulit

a) Menerapkan lingkungan kerja bersih dan aman sesuai prinsip

kesehatan dan keselamatan kerja

b) Melakukan persiapan dan pengemasan kerja

c) Melakukan komunikasi di tempat penerimaan tamu dengan

pelanggan dan teman sejawat

d) Merawat wajah tidak bermasalah

e) Merias wajah sehari-hari pagi dan malam

f) Merawat tangan dan mewarnai kuku (menikur)

g) Merawat kaki dan mewarnai kuku (pedikur)

2) Rambut

a) Mencuci rambut

b) Merawat kulit kepala dan rambut

c) Mengeringkan rambut dengan alat pengering

d) Menata sanggul hair piece

2. Salon Kecantikan Tipe Madya

a. Fasilitas minimal:

1) Luas ruangan minimal 30 m2

2) Jumlah kursi perawatan rambut minimal 4 buah

3) Jumlah tempat tidur perawatan kulit minimal 2 buah

4) Wastafel 1 buah

5) Toilet 1 buah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

6) Alat pemadam kebakaran sederhana

7) Perlengkapan P3K

8) Peralatan tata rias dan kecantikan yang sesuai

b. Kewenangan:

1) Kulit

a) Menerapkan lingkungan kerja bersih dan aman sesuai prinsip

kesehatan dan keselamatan kerja

b) Melakukan persiapan dan pengemasan kerja

c) Melakukan komunikasi di tempat penerimaan tamu dengan teman

sejawat, pimpinan dan staf

d) Mengkoordinasikan tugas-tugas salon

e) Merawat wajah berkomedo, berpigmentasi dan kering kasar secara

manual

f) Merias wajah panggung (fashion make up)

g) Merias wajah geriatriks

h) Merias wajah sikatriks (cacat)

i) Menghilangkan bulu yang tidak dikehendaki (depilasi)

j) Penambahan bulu mata

2) Rambut

a) Memangkas rambut

b) Mengeriting rambut

c) Mempratata rambut

d) Menata rambut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

e) Mengecat rambut

f) Merawat dan menata sanggul cemara

3. Salon Kecantikan Tipe Utama

a. Fasilitas minimal:

1) Luas ruangan minimal 50 m2

2) Jumlah kursi perawatan rambut minimal 6 kursi

3) Jumlah tempat tidur perawatan kulit minimal 3 buah dengan

penyekat atau merupakan kabin

4) Wastafel 1 buah

5) Kamar mandi dan toilet 1 buah

6) Alat pemadam kebakaran sederhana

7) Perlengkapan P3K

8) Peralatan tata rias dan kecantikan yang sesuai

b. Kewenangan:

1) Kulit

a) Menerapkan lingkungan bersih dan aman sesuai prinsip

kesehatan dan keselamatan kerja

b) Melakukan persiapan dan pengemasan kerja

c) Melakukan komunikasi di tempat kerja

d) Mengkoordinasikan tugas-tugas di salon

e) Merawat wajah berkomedo, berpigmentasi, dehidrasi, menua

dengan teknologi

f) Merias wajah foto/TV/Film berwarna hitam/putih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

g) Merias wajah karakter dan fantasi

h) Merawat badan dengan teknologi dan secara tradisional

2) Rambut

a) Menata sanggul daerah

b) Menata rambut panjang dan sanggul modern

c) Memangkas disain

d) Mewarnai disain

e) Mengeringkan rambut dengan alat pengering genggam

f) Mengeriting disain

g) Mempratata dan menata disain

Sedangkan tipe-tipe salon adalah:

1. Hair salon

Hair salon hanya menawarkan perawatan rambut saja, seperti pemangkasan

rambut, penataan, pewarnaan, pencucian dan perawatan spesial seperti

penyambungan rambut atau penghilangan rambut.

Gambar 1. Hair Salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2. Beauty salon

Beauty salon tidak hanya menawarkan perawatan untuk rambut saja, namun

juga perawatan kulit tubuh, perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan

muka, pengaplikasian kosmetik, hair removal dan sebagainya yang

berhubungan dengan kecantikan tubuh.

3. Salon dan day spa

Salon dan day spa memiliki banyak kesamaan dengan beauty salon karena

terdapat segala jenis perawatan kecantikan seperti perawatan kulit tubuh,

perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan muka, pengaplikasian kosmetik,

hair removal. Namun pada salon dan day spa juga memiliki perawatan

insentif dari sebuah spa, seperti reflexy, pemijatan tubuh, dan lain sebagainya

yang berhubungan dengan relaksasi. Adanya salon dan day spa memenuhi

kebutuhan pelanggan yang ingin tampil cantik dan juga mendapatkan

relaksasi.

Gambar 2. Day Spa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

4. Barber shop

Barber shop merupakan salon khusus kaum pria. Tidak hanya memangkas

rambut atau menata rambut pria, namun juga mencukur rambut di muka

seperti kumis dan jenggot. Selain itu sekarang ini banyak barber shop yang

menyediakan produk dan perawatan kesehatan rambut seperti creambath.

Gambar 3. Barber Shop

5. Nail salon

Nail salon khusus hanya untuk perawatan kuku saja dan dikerjakan oleh

teknisi kuku yang biasa disebut “manicurists” atau “nailist”. Salon kuku ini

menyediakan semua perawatan khusus kuku kaki dan tangan dan kesehatan

kulitnya.

Gambar 4. Nail Salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

6. Birdal salon

Birdal salon khusus menyediakan perlengkapan pengantin, seperti penataan

rambut, tata rias untuk pengantin dan menyediakan gaun dan jas untuk

pengantin serta aksesorisnya.

Gambar 5. Birdal Salon

7. Tanning salon

Salon ini banyak ditemukan di negara barat mayoritas penduduknya kulit

putih yang menginginkan kulit mereka menjadi kecoklatan tanpa harus berjemur

di bawah terik matahari. Salon ini menyediakan sunbed atau tanning bed yang

akan mengeluarkan sinar UV yang dapat membuat kulit menjadi coklat. Selain

itu, salon ini juga menyediakan Sunless Spray Tanning yaitu teknik pencoklatan

kulit tanpa sinar matahari, namun hanya dengan memakai spray khusus yang

merupakan bahan kosmetika yang disemprotkan ke kulit dan mempunyai efek

yang terlihat sama dengan mencoklatkan kulit memakai sinar UV dari matahari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Gambar 6. Tanning Salon

2.3.3 Jenis Perawatan Salon

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No. HK.01.01/BI.4/4051/2011, jenis perawatan salon yaitu:

a. Perawatan Manual

Perawatan kecantikan kulit dan rambut terutama dengan menggunakan tangan

tanpa perawatan lain. Contohnya adalah pengurutan (message) muka, badan,

tangan dan kaki.

b. Perawatan Preparatif

Perawatan kecantikan dengan menggunakan bahan kosmetik non medis untuk

perawatan kecantikan terbatas. Contohnya adalah susu pembersih, penyegar,

krim pelembab, krim malam, krim pagi, krim pemupuk kulit, masker, peeling

(pengelupasan lapisan tanduk kulit), lotion dan konditioner rambut, lotion

penyubur rambut.

c. Perawatan Aparatif

Perawatan kecantikan kulit dan rambut dengan menggunakan peralatan

listrik, terdiri atas:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

1. Hydrotherapy, alat listrik yang berhubungan dengan air. Contohnya adalah

Steamer dan Vapo.

2. Mecanotherapy, alat listrik yang berhubungan dengan gerakan mekanik

berupa getaran, sedotan dan gerakan memutar sehingga lebih banyak

berfungsi pengurutan (message). Contohnya adalah Frimator, Vacum,

Microdermabrasi,Pressuretherapy.

3. Thermotherapy, alat listrik yang yang berhubungan dengan panas.

Contohnya adalah Heating Blanked, Thermo Slim, Dyatermi.

4. Heliotherapy, alat listrik yang berhubungan dengan cahaya. Yang biasa

digunakan adalah EMR (Electrical Magnetic Radiasi), Color therapy, IR,

UV Light (Sun Bed), Light Heat Therapy (LHE, IPL), Phototherapy,

Phototherapy, Photoporation.

5. Elecrotherapy, alat kosmetik yang berhubungan dengan arus listrik.

Contohnya adalah NEMS, HF, Galvanic, Electrophorosis, Biostimulasi.

d. Perawatan Dekoratif

Perawatan kecantikan dengan tata rias wajah dan rambut dengan

menggunakan kosmetik. Contohnya adalah:

1) Rias wajah (alas bedak, bedak, perona mata, perona bibir, pensil alis)

2) Pewarnaan rambut (cat rambut, hair spray, hair spray warna, hair shine)

3) Penataan rambut

4) Seni merias kuku (nail art) dan kuku palsu (nail extention)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2.4 Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Salon

2.4.1 Fasilitas

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011, persyaratan fasilitas penyelenggaraan salon

kecantikan yaitu:

1. Bangunan

a. Umum:

1) Bangunan yang bersih serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya

penularan penyakit dan atau kecelakaan.

2) Pembagian ruangan yang jelas sesuai dengan fungsinya.

3) Bangunan tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan

tidak terganggu oleh keadaan di sekitarnya.

b. Khusus

1) Lantai

Lantai kedap air, rata, tidak licin serta mudah dibersihkan.

2) Dinding

Dinding atau penyekat sebelah dalam rata, berwarna terang, serta

mudah dibersihkan.

3) Langit-Langit

Langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan dengan tinggi dari

lantai minimal 2,5 meter.

4) Atap

Atap kuat dan tidak bocor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

5) Ventilasi

a) Ventilasi dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik

atau luas ventilasi minimal 5% dari luas lantai.

b) Bila ruangan dilengkapi dengan fasilitas AC, ventilasi tidak

diperlukan.

6) Pencahayaan

a) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup.

b) Ruang kerja intensitas minimal 150 lux.

c) Tidak menimbulkan kesilauan.

7) Pencegahan Terhadap Serangga dan Tikus

a) Ventilasi dilengkapi dengan kawat kasa nyamuk.

b) Lubang SPAL di kamar mandi.

c) WC dipasang jeruji besi berjarak 1 cm antara satu dengan yang

lain.

d) Bila menggunakan lemari maka raknya minimal jaraknya dengan

lantai 15 cm.

8) Bak Penampungan Air

a) Dibersihkan secara berkala satu minggu sekali.

b) Dilengkapi dengan tutup.

9) Saluran Pembuangan Limbah

a) Kedap air.

Dapat mengalir dengan lancar (kemiringan saluran 2-3%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

10) Air Bersih

d) Tersedia air bersih yang memenuhi syarat fisik, kimia,

bakteriologis.

e) Kuantitasnya mencukupi kebutuhan.

11) Tempat Sampah

a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, kedap air, tahan

karat dan permukaan dalam rata dan diberi tutup.

b) Dilengkapi penutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa

mengotori tangan.

c) Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan produk sampah

yang dihasilkan.

12) Kamar Mandi dan Jamban

a) Tersedia kamar mandi dan jamban yang bersih untuk

pengunjung.

b) Disesuaikan dengan penggunaanya.

13) Tersedia Sarana Pemadam Kebakaran dan Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan (P3K).

2.4.2 Karyawan

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011, hal yang perlu pada karyawan adalah:

1) Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan

sehat dari dokter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

2) Memiliki ijazah nasional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sesuai

kriteria salon.

3) Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon.

4) Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi dan utuh.

Hygiene perorangan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang usaha-usaha

kesehatan perorangan untuk dapat melindungi, memelihara kesehatan diri sendiri

serta memperbaiki dan mempertinggi nilai kesehatan dan mencegah timbulnya

penyakit. Tindakan hygiene personal pada usaha salon adalah bertujuan untuk

(Prihantina & Indaryani, 2013):

a. Meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

b. Memelihara kebersihan seseorang.

c. Memperbaikipersonalhygiene yang kurang.

d. Mencegah penyakit.

e. Membudayakan personal hygiene pada karyawan usaha salon.

Syarat kesehatan yang harus dimiliki para karyawan dan para pegawai

salon (perias dan pembantu-pembantunya, pemangkas rambut, dan lain-lain) dari

sedikitnya jumlah karyawannya dari besar kecilnya perusahaan tersebut, adalah

sebagai berikut (Prihantina & Indaryani, 2013):

1) Bebas dari penyakit menular umumnya dan penyakit kulit pada khusus nya.

Petugas yang memiliki penyakit menular dilarang bekerja di tempat tersebut.

2) Setiap karyawan harus memeriksakan diri secara berkala atau sedikitnya satu

kali setahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3) Mempunyai perilaku yang baik, antara lain waktu bekerja tidak merokok,

tidak meludah di sembarang tempat, tidak mengorek-ngorek lubang telinga

dan telinga, selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi.

Kesehatan pribadi pada karyawan salon perlu diperhatikan, karena hal ini

selain penting untuk dirinya sendiri juga penting untuk pelanggan dan

keberlangsungan usaha.Syarat utama bagi seorang pegawai di sebuah salon adalah

memiliki kesehatan yang baik.Ada 2 kelompok penderita penyakit yang diderita

oleh pegawai salon, antara lain penyakit saluran pernapasan dan penyakit kulit.

Karena penyakit ini sudah pasti dapat menular pada para pelanggannya pada saat

dia melakukan perawatan. Untuk itu, disarankan pada pekerja salon melakukan

test kesehatan, terutama test darah dan pemotretan rongten pada dada untuk

melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernapasan.

Ada beberapa hal yang harus dikembangkan dan harus dijaga oleh para

pegawai salon kecantikan, antara lain secara jasmaniah adalah (Prihantina &

Indaryani, 2013):

a. Pemeliharaan Tubuh

Pemeliharaan tubuh seperti pencucian tangan merupakan hal yang pokok yang

harus dilakukan oleh seorang pekerja salon karena tangan dapat memindahkan

bakteri dan virus patogen dari sumber lain ke orang lain melalui permukaan

kulit. Mencuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir akan

mencegah terjadinya penularan mikroba kepada pelanggan karena kombinasi

antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokan, dan aliran air akan

menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandung mikroba.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Langkah-langkah cuci tangan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Membasahi tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.

2. Menggosok tangan secara menyeluruh, pada bagian-bagian yang meliputi

punggung tangan, telapak tangan, sela-sela jari, buku-buku jari, jempol

dan pergelangan.

3. Membilas di air yang mengalir.

4. Pengeringan tangan dengan menggunakan handuk atau alat pengering.

Frekuensi pencucian tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya

pencucian tangan dilakukan setiap saat setelah tangan menyentuh benda-benda

yang dapat menjadi sumber kontaminan atau cemaran terutama sebelum dan

sesudah perawatan pelanggan.

b. Pemeliharaan Pakaian yang Digunakan

Pakaian pegawai salon kecantikan harus selalu bersih. Apabila tidak ada

ketentuan khusus menggunakan seragam, pakaian sebaiknya tidak bermotif

dan berwarna terang. Hal ini dilakukan agar pengotoran pada pakaian mudah

terlihat. Pakaian kerja sebaiknya dibedakan dari pakaian harian. Disarankan

untuk mengganti dan mencuci pakaian secara periodik, untuk mengurangi

risiko kontaminasi.

Jika menggunakan celemek yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak

digunakan sebagai lap tangan. Setelah tangan menyentuh celemek, sebaiknya

segera dicuci. Celemek harus ditanggalkan bila pekerja meninggalkan ruang

perawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Hygiene pegawai di salon kecantikan akan dicapai, apabila di dalam diri

pekerja tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga kebersihan dan

kesehatan dirinya. Karena pada dasarnya hygiene adalah mengembangkan

kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan.

Hygiene perorangan dapat ditanam dan diperbaharui melalui pelatihan,

kursus, pemasangan poster, dan tulisan serta gambar-gambar di lingkungan kerja.

Hal ini diperlukan untuk mengingatkan pekerja tentang pentingnyahygiene

perorangan untuk keberadaan dan kebesaran perusahaan khususnya pada salon.

2.4.1 Peralatan

Gambar 7. Peralatan Salon

Sanitasi peralatan salon adalah tidakan pembersihan, sterilisasi alat yang

digunakan di salon untuk pelayanan berbagai jasa perawatan kecantikan. Tujuan

sanitasi peralatan adalah untuk menjaga kondisi alat agar tetap steril, tidak

terkontaminasi udara pada saat penyimpanan, membersihkan dari berbagai

kotoran atau sisa kotoran agar mikroba tidak berkembang, dan mengkondisikan

suhu ruangan dalam penyimpanan agar terhindar dari karat (Prihatina &Indaryani,

2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.HK.01.01/BI.4/4051/2011, alat-alat yang digunakan untuk tindakan terhadap

kulit dan atau rambut harus memenuhi persyaratan yaitu:

a. Jelas mempunyai daya guna.

b. Tidak menimbulkan bahaya, baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu

lama.

c. Sudah teregistrasi di institusi terkait.

d. Peralatan harus dijaga kebersihanya. Peralatan yang dapat dicuci, harus dicuci

dengan sabun, air bersih dan desinfektan setelah setiap kali habis digunakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian alat-alat listrik di salon

(Mariana, 2003):

1. Kontak dilepaskan sesudah selesai pemakaian.

2. Pelajari instruksi sebelum memakai alat-alat listrik.

3. Semua kabel, tombol dan perlengkapan lain harus dalam keadaan baik.

4. Semua perlengkapan listrik diperiksa dengan baik dan teliti.

5. Hidarkan tali kabel yang basah.

6. Pelanggan tidak diizinkan menyentuh permukaan logam ketika peralatan

listrik sedang diberikan.

7. Tidak boleh meninggalkan ruangan ketika alat listrik sedang digunakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

2.4.3 Kosmetika

Gambar 8. Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,

dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,

dipergunakan pada wajah atau anggota tubuh dengan tujuan memelihara,

menambah daya tarik, atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan

obat(Prihantina & Indaryani, 2013).

a. Syarat dan Fungsi Bahan Kosmetik adalah (Prihantina & Indaryani, 2013):

1. Cream, pada prinsipnya cream merupakan emulsi oil inwater. Secara

umum berfungsi untuk mempertahankan kelembaban kulit, memperlunak

kulit, mencegah terjadinya penguapan air.

2. Lation, preparat berbentuk cair, terlarutdan kadang-kadang ada endapan.

3. Bedak/powder, untuk menutupi pori-pori dan riasan muka di atas

foundation.

4. Stick, kosmetika yang dibuat berbentuk tongkat kecil yang dalam

pembuatannya dibuat dengan bahan yang dapat mencair pada suhu badan.

Contoh, lipsik sebagai pemberi warna dan menghias bibir, deodorant stick

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

untuk mencegah dan menghilangkan bau badan yang tidak

menyenangkan.

5. Salep, kosmetika setengah padat yang merupakan bahan campuran bahan

dasar salep. Contoh, hair pomade untuk merawat dan mengharumkan

serta menjaga kondisi rambut.

6. Aerosol, suatu preparat berbentuk cair dalam tabung. Untuk

mengeluarkannya dibantu dengan tekanan gas. Contoh, hair spray untuk

mengatur rambut sesuai dengan kondisi yang diingikan.

7. Shampo, preparat air yang berbusa untuk membersihan rambut dan kulit

kepala serta melemaskan, membentuk rambut, dan mudah disisir. Dalam

penggunaanya shampo ini harus disesuaikan dengan kondisi rambut,

apakah rambut keriting, berminyak dan normal.

b. Bahan dan Cara Pembuatannya, yaitu (Prihantina & Indaryani, 2013):

1. Kosmetika Modern, dibuat dari bahan kimia dan diformulasikan secara

ilmiah dan modern. Yang termasuk golongan ini adalah cosmetics

medicated atau cosmedics.

2. Kosmetika Tradisional, dibuat dari bahan-bahan alam yang diolah menurut

resep dan cara tradisional yang turun temurun.

c. Bahan Kosmetika yang Tidak Diizinkan untuk Digunakan dalam Produksi

Kosmetika (Mariana, 2003)

2) Antimon

3) Arsen

4) Barium,kecuali Barium Sulfat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

5) Berlium

6) Bitional

7) Fosfor

8) Hidrokinon Monobenzileter

9) Hormon

10) Kadmium

11) Klorofom

12) Krom, kecuali zat warna hijau K4 dan hijau K5

13) Raksa, kecuali fenilraksa nitrat dan tiomersal yang digunakan sebagai

pengawet dalam preparat tata rias mata

14) Salsilanilida terhalogen

15) Selenium, kecuali selenium disulfida dan sampo tidak lebih dari 2%

16) Stronsium

17) Timbal, kecuali timbal asetat dalam preparat rambut tidak lebih dari 2%

18) Torium

19) Vinil Clorida

20) Zirkonium

Kosmetik yang digunakan harus terdaftar pada Departemen Kesehatan

kecuali yang diproduksi dan digunakan untuk kalangan sendiri dibawah

pengawasan seorang apoteker. Penerapansanitasi kosmetik lebih pada

pengetahuan tentang masa kadaluarsa, bahan yang terkandung dalam kosmetik,

teknik pemakaian dan penyimpanannya berdasarkan wujud kosmetik.

TujuanSanitasi Kosmetik adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

a. Untuk merawat sediaan kosmetika agar tetap steril, terjaga kualitasnya dan

tidak terkontaminasi jamur atau bakteri.

b. Untuk menjaga agar tidak menimbulkan alergi pada kulit wajah atau rambut

yang dikenai kosmetika.

2.5 Larangan

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.HK.01.01/BI.4/4051/2011, hal-hal yang dilarang:

1) Ruangan praktik salon kecantikan tidak dibenarkan untuk kegiatan lain yang

tidak sesuai dengan fungsinya.

2) Tidak dibenarkan menggunakan alat-alat kedokteran serta melakukan

tindakan-tindakan pengobatan.

3) Tidak diperbolehkan melakukan tindakan bedah plastik.

4) Tidak dibenarkan mempekerjakan tenaga/ahli kecantikan berwarga negara

asing yang tidak memiliki izin kerja tenaga asing sesuai peraturan yang

berlaku.

5) Tidak menggunakan dan memberikan obat-obatan.

6) Tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat kecantikan elektrik dan kosmetik

yang belum terdaftar/belum diizinkan oleh institusi yang berwenang.

7) Tidak diperbolehkan menggunakan alat kecantikan bila tidak mempunyai

pengetahuan dan keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat kompetisi di

lingkup tersebut. Alat kecentikan yang dimaksud antara lain:

1) Hydrotherapy : Steamer, vapozon, shower

2) Thermotherapy : Heating blanked, thermo slim, dyatermi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

3) Mecanotherpy : Frimator, vaccume, microdermabrasi, US, NIST

(non Invasive Subdermaltherapy), Pressuretherapy

4) Electrotherapy : NEMS, HF, Galvaic, electrophorosis, Biostimulasi

5) IMR (Elecrical Magnetik Rasiation), Collor therapy, Light Terapy, IR, UV

light (Sun Bed), Light Heat Therapy (LHE, IPL), Phototherapy,

Photoporation

8) Tidak diperbolehkan mengiklankan penyelengaraan pelayanan tertentu di salon

yang tidak sesuai dengan kenyataan atau belum terbukti kebenarannya secara

ilmiah.

9) Tidak diperbolehkan menggunakan kosmetik yang sudah kadaluarsa.

2.6 Kegiatan yang Menimbulkan Gangguan Kesehatan dari Perawatan di

Salon

Kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dari perawatan di

salon adalah (Prihantina & Indaryani, 2013):

a) Medikur merupakan salah satu perawatan kecantikan dengan risiko bahaya

kesehatan paling tinggi. Bakteri, jamur, bahkan penyakit hepatitis C bisa

tertular lewat penggunaan peralatan manicure atau pedicure yang tidak steril

atau terapis yang ceroboh. Untuk menghindari hal itu, perhatikan dengan

seksama peralatan manikur yang digunakan. Sebelum menggunakan manikur

atau pedikur, pastikan mensterilkan alatnya.

b) Salon untuk rambut berpotensi memberikan risiko bagi kesehatan tubuh.

Berbagai campuran kimia yang keras yang terdapat pada pewarna,

pengeriting dan pelurus rambut dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

c) Waxing merupakan perawatan kecantikan yang paling berisiko timbulnya

iritasi akibat adanya kontak langsung antara produk dengan permukaan kulit.

Waxing bisa menyebabkan peradangan sehingga membuat bakteri

terperangkap di bawah kulit. Saat akan melakukan waxing, yang terpenting

adalah memastikan bahwa karyawan membersihkan tangan nya terlebih

dahulu.

2.7 Penyakit yang Timbul akibat Hygiene Sanitasi Salon yang Buruk

Penyakit yang timbul dari hygiene dan sanitasi salon yang buruk adalah

(Prihantina & Indaryani, 2013):

1. Penyakit saluran pernapasan akibat debu, kapas, bahan kimia dari obat

kecantikan. Misanya hair spray.

2. Asma akibat sensitivitas zat perangsang dari zat kimia bahan kecantikan

(terutama yang disemprotkan).

3. Penyakit kulit yang disebabkan oleh faktor fisik, kimiawi dan biologis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

2.8 Kerangka Konsep

Hygiene sanitasi usaha salon di Kelurahan Padang Bulan.

Hygiene sanitasi usaha salon

1. Sanitasi bangunan

2. Sarana sanitasi penyediaan air bersih


1. Memenuhi Syarat
3. Sarana sanitasi pembuangan limbah
2. Tidak Memenuhi Syarat
4. Sarana sanitasi jamban dan kamar

mandi

5. Sarana sanitasi pembuangan sampah

6. Sanitasi peralatan salon

7. Sanitasi kosmetika salon

8. Personal hygiene karyawan

9. Ketersediaan sarana Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

10.

Peraturan Direktur Jenderal Bina

Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.HK.01.01/BI.4/4051/2011

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei deskriptif. Survei ini

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan hygiene

sanitasi salon di Kelurahan Padang Bulan tahun2018.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi usaha salon di Kelurahan Padang Bulan dapat dilihat pada peta di

bawah ini:

Gambar 9. Peta Kelurahan Padang Bulan

Keterangan

= Tempat Usaha Salon

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46

Penelitian hygiene dan sanitasi salon dilakukanpada beberapa salon dari 23

salondi Kelurahan Padang Bulan serta waktu penelitian ini dilaksanakan mulai

bulan Januari sampai bulan Mei 2018.

Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:

1. Karena usaha salon berada pada lokasi yang strategis pada area mahasiswa,

pemukiman warga serta mudah diakses dari ruas beberapa jalan kota Medan

menyebabkan daerah Padang Bulan menjadi lokasi yang strategis untuk

membuka usaha salon.

2. Belum pernah dilakukan penelitian tentanghygiene sanitasiusaha salon di

Kelurahan padang Bulan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh usaha salon dan karyawan usaha

salon kecantikan yang ada di Kelurahan Padang Bulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

3.3.1 Sampel

Salon di Kelurahan Padang Bulan berjumlah 23 salon. Dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Data Salon di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

No. SALON ALAMAT


1. Amira Salon Jl. Jamin Ginting
2. Ana Beauty Salon Jl. Jamin Ginting No. 215
3. Azkia Salon Jl. Dr. Mansyur No. 11 C
4. Chris‟Ef Salon Jl. Jamin Ginting No.415
5. Dian Salon Jl. Jamin Ginting No. 464
6. Elsana Salon Jl. Jamin Ginting No. 419
7. Erica Salon Jl. Jamin Ginting No. 734 B
8. Gain Salon Jl. Jamin Ginting No. 251
9. Ika Salon Jl. Pembangunan No. 61
10. Ima Beauty Salon Jl. Jamin Ginting No. 292 B
11. Indah Salon & Spa Jl. Jamin Ginting No. 190
12. Kencana Salon Jl. Jamin Ginting No. 502
13. Ly‟s Salon Jl. Jamin Ginting No.198
14. Nely Salon Jl. Pembangunan
15. Parna Salon Jl. Jamin Ginting No. 402
16. Pasti Beauty Salon Jl. Jamin Ginting No. 524
17. Prudence Salon Jl. Jamin Ginting No. 241
18. Ratu Salon Jl. Jamin Ginting
19. Siska Salon Jl. Pembangunan
20. Stanley Salon Jl. Jamin Ginting No. 237
21. Taras Salon Jl. Jamin Ginting No. 446
22. Winna Salon Jl. Pembangunan No. 89
23. Zoe Salon Jl. Jamin Ginting

Pengambilan sampel denganpurposive sampling.Sampel pada penelitian

ini adalah salon kecantikandengan klasifikasi Type Madya dan tipe salon

yaitubeauty salon dengan jumlah karyawan setiap usaha salon di Kelurahan

Padang Bulan berjumlah 2 orang. Salon kecantikan tipe beautysalon memberikan

perawatan untuk rambut, perawatan kulit tubuh, perawatan wajah, pengaplikasian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

kosmetik hair removal dan sebagainya yang berhubungan dengan kecantikan

tubuh.

Pada survei pendahuluan, beauty salon dengan jumlah 2 karyawan setiap

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan berjumlah 10 salon. Jenis-jenis

perawatan yang ditawarkan pada Beauty salon di Kelurahan Padang Bulan adalah

pada penataan rambut antara lain pemotongan rambut, pewarnaan rambut,

pencucian rambut yang dilanjutkan dengan hair styling seperti blow dry dan

catok, pelurusan atau pengeritingan rambut permanen (Rebonding dan

smoothing), penataan rambut seperti sanggul variasi.

Jenis perawatan yan ditawarkan pada perawatan rambut yaitu perawatan

yang difokuskan pada kesehatan rambut yang biasanya dilanjutkan juga dengan

pemijatan kepala, leher, punggung, pemberian vitamin rambut. Jenis

perawatannya adalah creambath. Pada perawatan tubuh yaitu menfokuskan untuk

kecantikan dan keindahan kulit tubuh yakni pemijatan badan atau body message.

Pada perawatan muka yaitu khusus untuk keindahan kulit muka, seperti facial dan

masker muka. Dan Make-Up yaitu tata rias wajah dengan menggunakan peralatan

kosmetik untuk memperoleh estetika pada wajah yang dapat mengubah

penampilan.

Beauty salon merupakan salah satu perawatan kecantikan yang berpotensi

memberikan risiko bagi kesehatan yaitu pada perawatan rambut. Berbagai

campuran kimia yang keras yang terdapat pada pewarna, pengeriting dan pelurus

rambut dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 3.2 Data Salon Tipe Beauty Salondengan Jumlah Karyawan 2 Orang
Setiap Usaha Salon di Kelurahan Padang Bulan

NO. NAMA SALON ALAMAT JUMLAH


KARYAWAN
1. Ana Beauty Salon Jl. Jamin Ginting No. 215 2 orang
2. Dian Salon Jl. Jamin Ginting No. 464 2 orang
3. Elsana Salon Jl. Jamin Ginting No. 419 2 orang
4. Gain Salon Jl. Jamin Ginting No. 251 2 orang
5. Kencana Salon Jl. Jamin Ginting No. 502 2 orang
6. Ly‟s Salon Jl. Jamin Ginting No. 198 2 orang
7. Parna Salon Jl. Jamin Ginting No. 402 2 orang
8. Pasti Beauty Salon Jl. Jamin Ginting No. 524 2 orang
9. Prudence Salon Jl. Jamin Ginting No. 241 A 2 orang
10. Taras Salon Jl. Jamin Ginting No. 446 2 orang

Salon yang menjadi sampel pada penelitian ini diobservasi hygiene dan

sanitasi lokasi salon, lingkungan salon, bangunan salon, sarana sanitasi salon (air

bersih, air limbah, jamban dan kamar mandi), pengendalian vektor, personal

hygiene karyawan,sanitasi peralatan salon, sanitasi kosmetika salon.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

1. Observasi

Data primer yang digunakann penulis diperoleh berdasarkan pengamatan

langsung (observasi) terhadap hygiene sanitasi usaha salon. Agar observasi terarah

dan memperoleh data yang benar-benar diperlukan, peneliti menggunakan lembar

check list. Pengamatan terhadap sanitasi bangunan salon, pengamatan terhadap

penyediaan sarana sanitasi yaitu sarana sanitasi penyediaan air bersih, sarana

sanitasi pembuangan sampah, sarana sanitasipembuangan limbah, sarana sanitasi

jamban dan kamar mandi. Pengamatan terhadap sanitasi peralatan salon, sanitasi

kosmetika salon, pengendalian vektor, dan personal hygiene karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada

karyawan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan penulis berasal dari refrensi seperti buku

ilmiah, jurnal, dan hasil penelitian yang berkaitan, serta Peraturan Direktur

Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan.

3.5 Defenisi Operasional.

1) Sanitasi bangunan adalah kondisi yang meliputi lokasi, halaman, lantai,

dinding, atap, langit-langit, pintu, pagar, pencahayaan, dan ventilasi sesuai

dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon

kecantikan di Bidang Kesehatan.

2) Sarana sanitasi penyediaan air bersih adalah tersedianya air yang mencukupi

untuk pengunjung dan karyawansesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon kecantikan di Bidang Kesehatan.

3) Sarana sanitasi pembuangan limbah adalah kedap air dan dapat mengalir

dengan lancarsesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon kecantikan di Bidang Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

4) Sarana sanitasi jamban dan kamar mandi adalahtersedia kamar mandi dan

jamban yang bersihsesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon kecantikan di Bidang Kesehatan.

5) Sarana sanitasi pembuangan sampah adalah tersedianya tempat pengumpulan

sampah sementara, tertutup, dan kedap airsesuai Peraturan Direktur Jenderal

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan AnakNo.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Salon kecantikan di Bidang Kesehatan.

6) Sanitasi peralatan salon adalah tindakan pembersihan, sterilisasi alat yang

digunakan di salon.

7) Sanitasi kosmetika salon adalah kosmetika disimpan pada lemari

penyimpanan dan diperoleh dari sumber yang terpercaya.

8) Personal hygiene karyawan adalah karyawan yang karyawan yang mencuci

tangan nya sebelum dan sesudah melayani pelanggan, memakai masker, dan

pakaian kerja yang bersih, rapi dan utuh.

9) Ketersediaan sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah

tersedianya sarana pertolongan pertama pada kecelakaan disertai obat-obatan

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon kecantikan di Bidang Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Lembar Observasi

Penilaian hygiene dan sanitasi usaha salon didasarkan atas lembar

observasi sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan kesehatan

Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan yang terdiri dari dua aspek yaitu inspeksi

sarana bangunan usaha salon dan inspeksi personal hygiene karyawan.

1. Komponen yang Dinilai

Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

tercantum pada komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol),

sebaliknya apabila memenuhi persyaratan maka nilainya adalah sebesar nilai

yang tercantum pada kolom nilai.

2. Variabel Upaya

Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai antara 0 sampai

dengan 100.

3. Skor

Skor adalah perkalian antara bobot dengan nilai yang diperoleh.

Salon dinyatakan LAIK SEHAT apabila memperoleh nilai minimal 65% dengan

variabel upaya adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Tabel 3.3 SkorHygiene dan Sanitasi Usaha Salon

Variabel Sasaran Persentase


(%)
I Bangunan salon kecantikan ≥55
II a. Penyediaan air bersih salon kecantikan ≥75
b. Pembuangan air limbah salon kecantikan
c. Toilet salon kecantikan
d. Pembuangan sampah salon kecantikan
III a. Peralatan salon kecantikan ≥70
b. Kosmetika salon kecantikan
IV Karyawan salon kecantikan ≥60
V Ketersediaan Kotak P3K 100

3.6.2 Lembar Kuisioner

Untuk penilaian personal hygiene karyawan didasarkan atas lembar

kuisioner terdiri dari 15 pertanyaan sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal

Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak Nomor. HK.01.01/BI.4/4051/2011

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan.

Lembarkuisionermenyajikan dua kategori jawaban “Ya” dan “Tidak”.

1. Jawaban “Ya” apabila karyawan menjawab selalu atau terus-menerus

2. Jawaban “Tidak” apabila karyawan menjawab kadang-kadang dan tidak

Kriteria hasil akhir penilaian:

Nilai “Ya” =1

Nilai “Tidak” = 0

Kategori : Sangat Baik (76% - 100%)

Baik (56% - 75%)

Cukup (40% - 50%)

Kurang Baik (≤39%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

3.7 Metode Analisis Data

Hasil yang diperoleh dari observasi usaha salon di Kelurahan Padang

Bulan dengan menggunakan lembar observasi hygiene sanitasi dan wawancara

dengan menggunakan kuesioner pada karyawan dan pemilik usaha salon, diolah

dan dibuat ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara

deskriptif mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan untuk menjelaskan hygiene dan sanitasi

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Kelurahan Padang Bulan berada di bawah wewenang Kecamatan Medan

Baru, yang merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan, Provinsi

Sumatera Utara. Secara administratif, batas wilayah Kelurahan Padang Bulan

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Merdeka

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Titi Rante

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Medan Polonia

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Selayang

Kelurahan Padang Bulan mempunyai jumlah penduduk sebesar 8.373 jiwa

dengan kepadatan penduduk adalah 260 jiwa/km2. Jumlah pertumbuhan penduduk

0,18% setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kelurahan

Padang Bulan, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.138 jiwa dan perempuan

sebanyak 4.235 jiwa.Penduduk Kelurahan Padang Bulan terdiri dari beberapa

agama yakni agama Islam dengan jumlah penduduk 3.415 jiwa, Kristen dengan

jumlah penduduk 4.391 jiwa, Katolik dengan jumlah penduduk 466 jiwa, Hindu

dengan jumlah penduduk 27%, dan Budha dengan jumlah penduduk 74 jiwa.

Kelurahan Padang Bulan terdiri dari beberapa etnis yaitu etnis Karo

dengan jumlah penduduk 5.500 jiwa, Batak dengan jumlah penduduk 2.221 jiwa,

Jawa dengan jumlah penduduk 300 jiwa, Nias dengan jumlah penduduk 200 jiwa,

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

Cina dengan jumlah penduduk 52 jiwa, dan Melayu dengan jumlah penduduk 100

jiwa.

4.2 Karakteristik Salon di Kelurahan Padang Bulan

Karakteristik salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Karakteristik Salon Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan


Tahun 2018
No Nama Alamat Pemilik Jumlah Beauty Perawatan Perawatan
Salon karyawan Salon Rambut Kulit
2 orang (√) (Pencucian, (Facial,
(√) Pemangkasan Masker,
, Pedikur,
Pengeritingan Menikur,
, Pelurusan, Lulur,
Pewarnaan) Make Up)
1. A Jalan Mery T √ √ √ √
Jamin
Ginting
No. 446
2. B Jalan Maria √ √ √ √
Jamin Hotlinda
Ginting
No. 251
3. C Jalan Friska √ √ √ √
Jamin Sitepu
Ginting
No. 502
4. D Jalan Nurlela √ √ √ √
Jamin Simarma
Ginting ta
No. 402
5. E Jalan Fransisk √ √ √ √
Jamin a
Ginting Sireagar
No. 241 A
6. F Jalan Dwika √ √ √ √
Jamin Ginting
Ginting
No. 464

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

No Nama Alamat Pemilik Jumlah Beauty Perawatan Perawatan


Salon karyawan Salon Rambut Kulit
2 orang (√) (Pencucian, (Facial,
(√) Pemangkasan Masker,
, Pedikur,
Pengeritingan Menikur,
, Pelurusan, Lulur,
Pewarnaan) Make Up)
8. H Jalan Elsana √ √ √ √
Jamin Hutauruk
Ginting
No. 491
9. I Jalan Pasti √ √ √ √
Jamin Herlina
Ginting Panjaitan
No. 524
10. J Jalan Johana √ √ √ √
Jamin Sembirin
Ginting g
No. 255

4.3 Hygiene dan Sanitasi Salon

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hygiene

dan sanitasi salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan, disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

4.3.1 Bangunan Salon

Kondisi sanitasi bangunan salon di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Kondisi Sanitasi Bangunan Salon Kecantikan di Kelurahan


Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
Objek Pengamatan Ya % Tidak %

1. Lokasi
a.Terhindar dari pencemaran 10 100 0 0
lingkungan
b. Tidak terletak di daerah banjir 8 80 2 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Kategori
Objek Pengamatan
Ya % Tidak %
2. Lingkungan/Halaman
a.Bersih 7 70 3 30
b. Tidak terdapat genangan air 9 90 1 10

3. Lantai
a. Bersih 6 60 4 40
b. Kuat, kedap air, permukaan rata 6 60 4 40
c. Tidak licin 6 60 4 40
4. Dinding
a. Bersih 7 70 3 30
b. Permukaan yang selalu kontak 6 60 4 40
dengan air kedap air
c. Berwarna terang 10 100 0 0
5. Atap
a.Tidak bocor/kuat 9 90 1 10
b. Tidak memungkinkan terjadinya 10 100 0 0
genangan air
6. Langit-Langit
a.Tinggi dari lantai min 2,5 meter 10 100 0 0
b. Kuat 10 100 0 0
c.Berwarna terang 9 90 1 10
7. Pintu
a.Kuat 10 100 0 0
b. Dapat mencegah masuknya 10 100 0 0
serangga dan tikus
8. Pagar
a. Terpelihara 0 0 10 100
b. Kuat 0 0 10 100
9. Pencahayaan
a. Cukup terang (minimal 100 lux) 9 90 1 10
10. Ventilasi
a.Terdapat perlengkapan untuk 10 100 0 0
mengatur sirkulasi udara
b. Kondisi udara ruang terasa 8 80 2 20
nyaman

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa :

a. Lokasi

Lokasi salon kecantikan terhindar dari pencemaran lingkungan sebanyak 10

salon (100%). Lokasi salon kecantikan tidak terletak di daerah banjir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

sebanyak 8 salon (80%) sedangkan lokasi salon kecantikan terletak di daerah

banjir berjumlah 2 salon (20%).

b. Lingkungan/Halaman

Lingkungan salon kecantikan bersih sebanyak 7 salon (70%) sedangkan

lingkungan salon kecantikan tidak bersih sebanyak 3 salon (30%).

Lingkungan salon kecantikan tidak terdapat genangan air sebanyak 9 salon

(90%) sedangkan lingkungan salon kecantikan terdapat genangan air

sebanyak 1 salon (10%).

c. Lantai

Lantai salon kecantikan bersih, kuat, kedap air, permukaan rata, dan tidak

licin sebanyak 6 salon (60%) sedangkan lantai salon kecantikan tidak bersih,

tidak kuat, tidak kedap air, permumakaan tidak rata, dan licin sebanyak 4

salon (40%).

d. Dinding

Dinding salon kecantikan bersih sebanyak 7 salon (70%) sedangkan dinding

salon kecantikan tidak bersih sebanyak 3 salon (30%). Permukaan dinding

salon kecantikan yang selalu kontak dengan air kedap air sebanyak 6 salon

(60%) sedangkan permukaan dinding salon kecantikan yang selalu kontak

dengan air tidak kedap air sebanyak 4 salon (40%). Dinding salon kecantikan

berwarna terang sebanyak 10 salon (100%).

e. Atap

Atap salon kecantikan tidak bocor atau kuat sebanyak 9 salon (90%)

sedangkan atap salon kecantikan bocor atau tidak kuat sebanyak 1 salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

(10%). Atap salon kecantikan tidak memungkinkan terjadinya genangan air

sebanyak 10 salon (100%).

f. Langit-langit

Tinggi langit-langit salon kecantikan dari lantai minimal 2,5 meter dan kuat

sebanyak 10 salon (100%). Langit-langit salon kecantikan berwarna terang

sebanyak 9 salon (90%) sedangkan langit-langit salon kecantikan tidak

berwarna terang sebanyak 1 salon (10%).

g. Pintu

Pintu salon kecantikan kuat dan dapat mencegah masuknya serangga dan

tikus berjumlah 10 salon (100%).

h. Pagar

Pagar salon kecantikan tidak terpelihara dan tidak kuat berjumlah 10 salon

(100%).

i. Pencahyaan

Pencahayaan salon kecantikan cukup terang minimal 100 lux berjumlah 9

salon (90%) sedangkan pencahayaan salon kecantikan tidak cukup terang

minimal 100 lux berjumlah 1 salon (10%).

j. Ventilasi

Terdapat perlengkapan salon kecantikan untuk mengatur sirkulasi udara

berjumlah 10 salon (100%). Kondisi udara ruang salon kecantikan terasa

nyaman berjumlah 8 salon (80%) sedangkan kondisi ruang salon kecantikan

tidak terasa nyaman berjumlah 2 salon (20%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

4.3.2 Penyediaan Air Bersih Salon

Kondisi sanitasi penyediaan air bersih salon kecantikan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Kondisi Sanitasi Penyediaan Air Bersih Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
Penyediaan Air Bersih
Ya % Tidak %
a. Tersedia dengan 4 40 6 60
jumlah yang cukup

b. Memenuhi 7 70 3 30
persyaratan fisik

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa penyediaan air bersih salon

kecantikan tersedia dengan jumlah yang cukup berjumlah 4 salon (40%)

sedangkan penyediaan air bersih salon kecantikan tidak tersedia dengan jumlah

yang cukup berjumlah 6 salon (60%). Air bersih salon kecantikan memenuhi

persyaratan fisik berjumlah 7 salon (70%) sedangkan air bersih salon kecantikan

tidak memenuhi persyaratan fisik berjumlah 3 salon (30%).

4.3.3 Pembuangan Air Limbah Salon

Kondisi sanitasi pembuangan air limbah pada salon kecantikan di

Kelurahan Padang Bulan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Tabel 4.4 Kondisi Sanitasi Pembuangan Air Limbah Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Kategori

Pembuangan Air Limbah Ya % Tidak %

a. Air limbah mengalir 8 80 2 20


dengan lancar
b. Saluran air limbah kedap 7 70 3 30
air dan sistem tertutup

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui sanitasi pembuangan air limbah

salon kecantikan air limbah mengalir dengan lancar berjumlah 8 salon (80%)

sedangkan pembuangan air limbah salon kecantikan tidak mengalir dengan lancar

berjumlah 2 salon (20%). Saluran pembuangan air limbah salon kecantikan kedap

air dan sistem tertutup berjumlah 7 salon (70%) sedangkan saluran air limbah

tidak kedap air dan sistem tidak tertutup berjumlah 3 salon (30%).

4.3.4 Jamban dan Kamar Mandi Salon

Kondisi sanitasi jamban dan kamar mandi salon kecantikan di Kelurahan

Padang Bulan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Kondisi Sanitasi Jamban dan Kamar Mandi Salon Kecantikan di
Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
Jamban dan Kamar Mandi
Ya % Tidak %
a. Bersih dan tidak bau 4 40 6 60

b. Lantai kedap air miring ke 8 80 2 20


saluran pembuangan

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa jamban dan kamar mandi salon

kecantikan bersih dan tidak bau berjumlah 4 salon (40%) sedangkan jamban dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

kamar mandi salon kecantikan tidak bersih dan menimbulkan bau berjumlah 6

salon (60%). Lantai kamar mandi salon kecantikan kedap air miring ke saluran

pembuangan berjumlah 8 salon (80%) sedangkan lantai kamar mandi salon

kecantikan tidak kedap air miring ke saluran pembuangan berjumlah 2 salon

(20%).

4.3.5 Pembuangan Sampah Salon

Kondisi pembuangan sampah salon kecantikan di Kelurahan Padang

Bulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Kondisi Sanitasi Pembuangan Sampah Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
Pembuangan Sampah
Ya % Tidak %
a. Tersedia dengan jumlah yang cukup 10 100 0 0
b. Tempat sampah terbuat dari bahan 2 20 8 80
yang kuat, kedap air, dengan penutup

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa tempat pembuangan sampah salon

kecantikan tersedia dengan jumlah yang cukup berjumlah 10 salon (100%).

Tempat sampah salon kecantikan terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan

dengan penutup berjumlah 2 salon (20%) sedangkan tempat sampah salon

kecantikan terbuat dari bahan yang tidak kuat, tidak kedap air, dan tidak dengan

penutup berjumlah 8 salon (80%).

4.3.6 Peralatan Salon

Kondisi sanitasi peralatan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan,

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Tabel 4.7 Kondisi Sanitasi Peralatan Salon Kecantikan di Kelurahan


Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
No Peralatan Salon
Ya % Tidak %
1. Alat yang berhubungan dengan kulit
a. Sisir selalu dalam keadaan baik dan bersih 5 50 5 50
b. Gunting selalu dalam keadaan bersih dan 5 50 5 50
baik
c. Mesin selalu dalam keadaan bersih 5 50 5 50
d. Tempat bedak dan sabun selalu dalam 5 50 5 50
keadaan bersih dan baik
2 Handuk
a. Bersih 8 80 2 20
b. Tersedia dalam jumlah yang cukup 9 90 1 10
3 Kain penutup
a. Bersih 8 80 2 20
b. Berwarna putih/terang 10 100 0 0
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup 9 90 1 10
4 Pisau, gunting dan lain-lain didesinfeksi 4 40 6 60
dengan larutan kimia atau air panas

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa:

a. Alat yang berhubungan dengan kulit

Sisir, gunting, mesin, tempat bedak, dan sabun salon kecantikan yang

berhubungan dengan dengan kulit selalu dalam keadaan baik dan bersih

berjumlah 5 salon (50%). Sedangkan sisir, gunting, mesin, tempat bedak, dan

sabun salon kecantikan yang berhubungan dengan dengan kulit dalam

keadaan tidak bersih dan tidak baik berjumlah 5 salon (50%).

b. Handuk

Handuk salon kecantikan bersih berjumlah 8 salon (80%) sedangkan handuk

salon kecantikan tidak bersih berjumlah 2 salon (20%). Handuk salon

kecantikan tersedia dalam jumlah yang cukup berjumlah 9 salon (90%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

sedangkan salon kecantikan dalam jumlah yang tidak cukup berjumlah 1

salon (10%).

c. Kain Penutup

Kain penutup salon kecantikan bersih berjumlah 8 salon (80%) sedangkan

kain penutup salon kecantikan tidak bersih berjumlah 2 salon (20%). Kain

penutup salon kecantikan berwarna putih atau terang berjumlah 10 salon

(100%). Kain penutup salon kecantikan tersedia dalam jumlah yang cukup

berjumlah 9 salon (90%) sedangkan kain penutup salon kecantikan tidak

tersedia dalam jumlah yang cukup berjumlah 1 salon (10%).

d. Bahan-bahan salon kecantikan seperti pisau, gunting, sisir didesinfeksi

dengan larutan kimia atau air panas berjumlah 4 salon (40%) sedangkan

bahan-bahan salon kecantikan seperti pisau, gunting, sisir tidak didesinfeksi

dengan larutan kimia atau air panas berjumlah 6 salon (60%).

4.3.7 Kosmetika Salon

Kondisi Sanitasi kosmetika pada salon kecantikan di Kelurahan Padang

Bulan, diketahui bahwa kosmetik atau wangi-wangian diperoleh dari sumber yang

dipercaya berjumlah 10 salon (100%).

4.3.8 Karyawan Salon

Kondisi karyawan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Tabel 4.8 Kondisi Karyawan Salon Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan


Tahun 2018

Kategori
Karyawan
Ya % Tidak %
a. Karyawan dalam keadaan sehat 6 60 4 40

b. Dilengkapi dengan pakaian kerja 1 10 9 90

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa karyawan salon kecantikan di

Kelurahan Padang Bulan dalam keadaan sehat berjumlah 6 salon (60%)

sedangkan karyawan dalam keadaan tidak sehat berjumlah 4 salon (40%).

Karyawan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan dilengkapi dengan

pakaian kerja berjumlah 1 salon (10%) sedangkan karyawan salon kecantikan

karyawan tidak dilengkapi dengan pakaian kerja berjumlah 9 salon (90%).

4.3.9 Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Salon

Kondisikotak P3K pada salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan,

diketahui bahwa kotak P3K salon kecantikan tersedia minimal 1 kotak P3K yang

berisi obat-obatan sederhana berjumlah 1 salon (10%) sedangkan kotak P3K salon

kecantikan tidak tersedia minimal kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana

berjumlah 9 salon (90%).

4.4 GambaranHygiene dan Sanitasi Salon

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap salon di

Kelurahan Padang Bulan, penerapan hygiene dan sanitasi usaha salondapat

dikatakan memenuhi syarat apabila komponen I memperoleh persentase minimal

55%, komponen II memperoleh persentase minimal 75%, komponen III

memperoleh persentase minimal 70%, komponen IV memperoleh persentase

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

minimal 60%, dan komponen V memperoleh persentase 100%. Dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Hasil RekapitulasiHygiene dan Sanitasi Tiap Komponen Salon


Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Kategori
Kom Sasaran Memenuhi % Tidak %
ponen Syarat Memenuhi
Syarat
I Bangunan salon kecantikan 8 80 2 20
II a. Penyediaan air bersih 5 50 5 50
salon kecantikan
b. Pembuangan air limbah
salon kecantikan
c. Toilet salon kecantikan
d. Pembuangan sampah
salon kecantikan
III a. Peralatan salon 6 60 4 40
kecantikan
b. Kosmetika salon
kecantikan
IV Karyawan salon kecantikan 6 60 4 40
V Kotak P3K 1 10 9 90

Berdasarkan tabel di 4.11 di atas dapat dilihat bahwa salon yang

memenuhi syarat komponen I berjumlah 8 salon (80%), sedangkan salon yang

tidak memenuhi syarat komponen I berjumlah 2 salon (20%). Salon yang

memenuhi syarat komponen II berjumlah 5 salon (50%) dan salon yang tidak

memenuhi syarat komponen II berjumlah 5 salon (50%). Salon yang memenuhi

syarat komponen III berjumlah 6 salon (60%) sedangkan salon yang tidak

memenuhi syarat komponen III berjumlah 4 salon (40%). Salon yang memenuhi

syarat komponen IV berjumlah 6 salon (60%) sedangkan salon yang tidak

memenuhi syarat komponen IV berjumlah 4 salon (40%). Salon yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

mememenuhi syarat komponen V berjumlah 1 salon (10%) sedangkan salon yang

tidak memenuhi syarat komponen V berjumlah 9 salon (90%).

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Laik sehat salon kecantikan adalah

penilaian pemenuhan persyaratan kesehatan secara umum memperoleh persentase

minimal 65%, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Hasil RekapitulasiHygiene dan SanitasiSalon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Salon di Kelurahan Padang Bulan Jumlah %


Laik Sehat 1 10
Tidak Laik Sehat 9 90
Total 10 100

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa salon di Kelurahan Padang Bulan

laik sehat berjumlah 1 salon (10%) sedangkan salon kecantikan tidak laik sehat

berjumlah 9 salon (90%).

4.5 Karakteristik Karyawan

Peneliti melakukan observasi terhadap usaha salon di Kelurahan Padang

Bulan, kemudian peneliti juga menyebarkan kuisioner kepada karyawan pada

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan untuk mengetahui perilaku pekerja

tentang hygiene dan sanitasi pada salon di Kelurahan Padang Bulan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden pada

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan, diketahui karakteristik responden pada

usaha salon di Kelurahan Padang Bulan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Tabel 4.11 Distribusi Karakteristik Umum KaryawanSalon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan 2018

No Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)


1. Usia (Tahun)
19-24 15 75
25-30 5 25
TOTAL 20 100
2. Jenis Kelamin
Perempuan 20 100
Laki-Laki 0 0
TOTAL 20 100
3. Tingkat Pendidikan
SMA/SMK 18 90
D3 2 10
TOTAL 20 100

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, bahwa usia responden salon kecantikan di

Kelurahan Padang Bulan paling banyak berusia 19-24 tahun yaitu 15 orang (75%)

dan sisanya pada usia 25-30 tahun yaitu 5 orang (25 %). Jenis kelamin karyawan

seluruhnya (100%) berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendidikan karyawan

paling banyak adalah SMA atau SMK sebanyak 18 orang (90%) dan karyawan

dengan tingak pendidikan D3 sebanyak 2 orang (10%).

4.6 Personal Hygiene Karyawan

Kondisi personal hygiene karyawan pada usaha salon di Kelurahan Padang

Bulan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12 KondisiPersonal Hygiene Responden Salon Kecantikan di


Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

No Personal Hygiene Kategori


Ya % Tidak %
1. Selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum
melakukan pelayanan kepada pelanggan 7 35 13 65
2. Selalu mencuci tangan pakai sabun sesudah
melakukan pelayanan kepada pelanggan 12 60 8 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

No Personal Hygiene Kategori


Ya % Tidak %
1.
Selalu menggunankan masker ketika
melakukan perawatan kepada pelanggan 9 45 11 55
2. Setiap melakukan perawatan dengan
menggunakan kosmetik selalu menggunakan
0 0 20 100
sarung tangan
3. Setiap selasai menggunakan kosmetik
menutup kembali 11 55 9 45
4. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih
dan rapi saat bekerja 7 35 13 65
5. Kain penutup badan digunakan satu kali
pemakaian terhadap setiap pelanggan 6 30 14 70
6. Kain penutup badan setiap hari dicuci
setelah selesai digunakan 11 55 9 45
7. Alat-alat salon seperti gunting, pisau cukur
15 75 5 25
dibersihkan setiap kali pemakaian
8. Ruangan salon kecantikan dibersihkan setiap
11 55 9 45
hari
9. Pada salon kecantikan terdapat petugas
18 90 2 10
khusus untuk mengelola sampah
10. Sampah yang telah terkumpul selalu
18 90 2 10
dibuang minimal sehari sekali
11. Peralatan seperti handuk digunakan untuk
satu kali pemakaian terhadap setiap 10 50 10 50
pelanggan
12. Handuk setelah digunakan kemudian dicuci
19 95 1 5
kembali menggunakan sabun cuci
13. Jamban dan kamar mandi dibersihkan setiap
9 45 11 55
hari

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa 7 orang (35%) selalu

mencuci tangan pakai sabun sebelum melakukan pelayanan kepada pelanggan

sedangkan 13 orang (65%) tidak selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum

melakukan pelayanan kepada pelanggan.12 orang (60%) selalu mencuci tangan

pakai sabun sesudah melakukan pelayanan kepada pelanggan sedangkan 8 orang

(40%) tidak selalu mencuci tangan pakai sabu sesudah melakukan pelayanan

kepada pelanggan. 9 orang (45%) selalu menggunakan masker ketika melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

perawatan kepada pelanggan sedangkan 11 orang (55%) tidak selalu

menggunakan masker ketika melakukan perawatan kepada pelanggan.

Karyawan seluruhnya (100%) setiap melakukan perawatan dengan

kosmetik tidak selalu menggunakan sarung tangan. 11 orang (55%) setiap selesai

menggunakan kosmetik ditutup kembali sedangkan 9 orang (45%) setiap selesai

menggunkan kosmetik tidak ditutup kembali. 7 orang (35%) selalu memakai

pakaian kerja yang bersih dan rapi saat bekerja sedangkan 13 orang (65%) tidak

selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi saat bekerja. 6 orang (30%)

kain penutup badan digunakan satu kali pemakaian terhadap setiap pelanggan

sedangkan 14 orang (70%) kain penutup badan tidak digunakan satu kali

pemakaian terhadap setiap pelanggan.

11 orang (55%) kain penutup badan setiap hari dicuci setelah

selesai digunakan sedangkan 9 orang (45%) kain penutup badan tidak dicuci

setiap hari setelah selesai digunakan. 15 orang (75%) alat salon seperti gunting,

pisau cukur dibersihkan setiap kali pemakaian sedangkan 5 orang (25%) alat salon

tidak diberihkan setiap kali pemakaian. 11 orang (55%) ruangan salon kecantikan

dibersihkan setiap hari sedangkan 9 orang (45%) ruangan salon tidak dibersihkan

setiap hari. 18 orang (90%) mengatakan terdapat petugas khusus untuk mengelola

sampah sedangkan 2 orang (10%) mengatakan tidak terdapat petugas khusus

untuk mengelola sampah. 18 orang (90%) sampah yang telah terkumpul selalu

dibuang minimalseharisekali sedangkan 2 orang (90%) sampah yang terkumpul

tidak selalu dibuang minimal sehari sekali.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

10 orang (50%) alat seperti handuk digunakan untuk satu kali pemakaian

terhadap setiap pelanggan sedangkan 10 orang (50%) handuk tidak digunakan

untuk satu kali pemakaian terhadap setiap pelanggan. 19 orang (95%) handuk

setelah digunakan kemudian dicuci kembali menggunakan sabun cuci sedangkan

1 orang (5%) handuk setelah digunakan tidak segera dicuci kembali menggunakan

sabun cuci. 9 orang (45%) jamban dan kamar mandi dibersihkan setiap hari

sedangkan 11 orang (55%) tidak memberihkannya setiap hari.

Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi Personal Hygiene Karyawan Salon


Kecantikan di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2018

Hygiene Sanitasi Jumlah %


Sangat Baik 4 20
Baik 8 40
Cukup 4 20
Kurang Baik 4 20
Total 20 100

Personal hygiene karyawan sangat baik apabila memperoleh persentase

76% - 100%, personal hygiene karyawan baik apabila memperoleh persentase

56% - 75%, personal hygiene cukup apabila memperoleh persentase 40% - 50%,

personal hygiene karyawan kurang baik apabila memperoleh persentase ≤39%

(Arikunto, 2002). Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa personal

hygiene karyawan sangat baik berjumlah 4 orang (20%), personal hygiene

karyawan baik berjumlah 8 orang (40%), personal hygiene karyawan cukup

berjumlah 4 orang (20%), dan personal hygiene karyawan kurang baik berjumlah

4 orang (20%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Salon di Kelurahan Padang Bulan

Salon di Kelurahan Padang Bulan yaitu salon dengan klasifikasi Madya

dan dengan tipe Beauty. Fasilitas minimal yang dimiliki salon di Kelurahan

Padang Bulan yaitu luas ruangan minimal 30 m 2 , jumlah kursi perawatan rambut

minimal 4 buah, jumlah tempat tidur perawatan kulit minimal 2 buah.

Keseluruhan salon kecantikan menyediakan pelayanan perawatan rambut dan

kulit yaitu pada perawatan rambut meliputi pencucian, pemangkasan,

pengeritingan, pelurusan, pewarnaan, dan perawatan kulit kepala kemudian

pelayanan perawatan kulit antara lain facial, masker, lulur, menikur, pedikur, dan

make up.

Keseluruhan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan belum memiliki

izin usaha bangunan. Artinya Dinas Kesehatan Kota Medan belum pernah

melakukan pengawasan terhadap hygiene sanitasi usaha salon di Kelurahan

Padang Bulan. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi

dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan bahwa usaha salon harus

memiliki izin usaha bangunan. Izin usaha bangunan dapat diurus ke Dinas

Perizinan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan agar mendapat

rekomendasi untuk dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan

terhadap usaha salon.

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74

5.2 Hygiene dan Sanitasi Salon Kecantikan

Hygiene adalah suatu ilmu yang mempelajari segala usaha yang dapat

memberikan manfaat bagi kesehatan hidup manusia (suatu usaha kegiatan

pencegahan yang menitikberatkan usahanya pada kegiatan-kegiatan yang

mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan jasmani maupun rohani

manusia dan lingkungan hidup sekitarnya) (Indaryani & Prihatina, 2013). Sanitasi

adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan

terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor

lingkungan, sehingga munculnya penyakit dapat dihindari (Mudiatun & Daryanto,

2015).

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan upaya kesehatan lingkungan

dalam pengendalian faktor risiko penyakit pada tempat-tempat umum. Tempat-

tempat umum perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan untuk mencapai

keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya

hidup dan bekerja secara produktif secara sosial ekonomis (Kepmenkes RI

No.288/MENKES/SK/III/2003).

5.2.1 Bangunan Salon

Bangunan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan belum seluruhnya

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon

Kecantikan di Bidang Kesehatan. 2 salon (20%) terletak di daerah banjir, hal ini

dikarenakan tempat salon yang rendah dari jalan raya sehingga ketika hujan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

datang maka air akan mengalir ke usaha salon. 3 salon (30%) halaman salon tidak

bersih dikarenakan terdapat sampah berserakan dan 1 salon (10%) terdapat

genangan air. kondisi ini menimbulkan perkembangbiakan vektor yang menjadi

sumber penularan penyakit. Halaman salon merupakan tempat yang sering dilalui

oleh pelanggan salon, sehingga kondisi halaman salon harus bersih agar

menimbulkan kenyamanan bagi para pengunjung salon.

Ruangan salon merupakan tempat yang juga sering dilalui oleh pelanggan

dan karyawan selain halaman. Ruangan adalah sebagai tempat untuk melakukan

perawatan, tempat menunggu pelayanan. Lantai bangunan salon kecantikan tidak

bersih, tidak kuat, tidak kedap air, permukaan tidak rata berjumlah 4 salon

(40%).Keadaan ini dapat menimbulkan kecelakaan bagi karyawan maupun

pelanggan. Dinding salon kecantikan tidak bersih berjumlah3 salon (30%) dan

permukaan dinding salon tidak kedap air berjumlah 4 salon (40%). Kondisi ini

dapat menyebabkan tempat bersarangnya mikroba dan menimbulkan gangguan

kesehatan bagi karyawan maupun pelanggan. Atap salon kecantikan tidak kuat

berjumlah1 salon (10%). Kondisi ini memungkinkan menimbulkan kecelakaan

kerja.

Langit-langit salon tidak berwarna terang berjumlah 1 salon (10%). Salon

tidak terang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan kurang

teliti nya karyawan diakibatkan tidak terang. Pagar salon kecantikan di Kelurahan

Padang Bulan secara keseluruhan belum memiliki pagar. Salon yang berada di

Kelurahan Padang Bulan tidak memiliki halaman yang luas karena salon tersebut

di bangun dekat jalan raya. Pencahayaan salon kecantikan di Kelurahan Padang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Bulan ditemukan 1 salon (10%) belum cukup terang minimal 100 lux. Hal ini

dapat menyebabkan karyawan tidak teliti dalam melayani pelanggan sehingga

kemungkinan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Ventilasisalon ditemukan 2

salon (10%) kondisi udara ruang terasa tidak nyaman. Dikarenakan adanya

kegiatan lain di tempat usaha salon.

Usaha salon dikategorikan tempat umum untuk melayani pembeli jasa

yang memerlukan perawatan kecantikan. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan

pada sarana dan bangunan usaha salon merupakan pengelolaan faktor risiko

lingkungan. Lingkungan usaha salon merupakan sasaran utama hygiene dan

sanitasi untuk dilakukan perbaikan dan pencegahan tehadap pengawasan terhadap

berbagai wabah atau virus dan bakteri pembawa penyakit. Apabila kualitas

lingkungan usaha salon menurun maka agent penyakit akan naik dan derajat

kesehatan asyarakat akan menurun.Usaha salon memiliki mobilitas yang tinggi

sehingga memiliki tingkat penyebaran penyakit yang tinggi. Oleh karena itu

penyelenggaraanya harus memenuhi syarat kesehatan dengan selalu

memperhatikan kebersihan usaha salon.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan, bahwa lokasi salon kecantikan tidak

terletak di daerah banjir, halaman bersih dan tidak terdapat genangan air, lantai

bersih, kuat, kedap air, permukaan rata dan tidak licin. Permukaan dinding salon

kecantikan kedap air dan berwarna terang, atap kuat, langit-langit berwarna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

terang, pagar terpelihara dan kuat, pencahyaan cukup terang minimal 100 lux dan

kondisi udara ruang terasa nyaman.

Hasil penelitian Nasari (2013) tentang hygiene dan sanitasi usaha salon

kecantikan di Kota Payukumbuh menunjukkan indikator persyaratan gedung

usaha salon kecantikan terdapat 2 salon (25%) yang memenuhi persyaratan

gedung. Pada indikator kualitas kebersihan air terdapat 4 salon (50%) yang

memenuhi persyaratan kualitas kebersihan air. pada indikator pengelolaan sampah

terdapat 3 salon (37,5%) yang memenuhi 4 persyaratan pengelolaan sampah. Pada

indikator pengendalian limbah tidak terdapat satupun salon yang memenuhi 8

persyaratan pengendalian limbah. Pada indikator kebersihan alat dan bahan yang

digunakan pada usaha salon kecantikan terdapat 2 salon (25%) yang memenuhi 8

persyaratan kebersihan alat dan bahan.

5.2.1 Penyediaan Air Bersih

Air yang digunakan pada usaha salon di Kelurahan Padang Bulan berasal

dari sumur pompa listrik dialirkan melalui pipa-pipa dan ditampung di dalam bak

penampungan air yang ada di dalam kamar mandi usaha salon dan berasal dari

PDAM. Kondisi bak penampungan salon tidak seluruhnya bersih dan tidak

mempunyai penutup. l6 salon (60%) tidak tersedia dengan jumlah yang cukup dan

3 salon (30%) tidak memenuhi persyaratan fisik yaitu tidak berbau, tidak berasa,

dan tidak berwarna. Hal ini dikarenakan bak penampungan tidak dalam kondisi

bersih sehingga mempengaruhi kualitas air.

Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

kebutuhan manusia akan sangat kompleks antara lain untuk mandi, mencuci dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

sebagainya. Penyediaan air bersih pada usaha salon sangat dibutuhkan agar dapat

menunjang kualitas usaha salon yang sehat. Penggunaan air yang bersih untuk

kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit. Kualitas

air yang digunakan pada usaha salon harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat

terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguan yang dapat disebabkan oleh

air.

Sanitasi sarana penyediaan air bersihsalon kecantikan di Kelurahan

Padang belum sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu

dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan, tentang syarat dan pengawasan kualitas

air yaitu persyaratan fisik yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

5.2.1 Saluran Pembuangan Air Limbah

Air limbah salon di Kelurahan Padang Bulan berasal dari air bekas

pencucian rambut, pencucian peralatan seperti handuk, pakaian penutup badan.

Pembuangan air limbah dialirkan ke got atau selokan. Sanitasi sarana

pembuangan air limbah salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan secara

keseluruhan air limbah sistem tertutup namun belum mengalir dengan lancar dan

kedap air. Ditemukan air limbah tidak mengalir dengan lancar berjumlah 2 salon

(20%) dan terdapat pula genangan air yang bersumber dari air limbah dan saluran

air limbah tidak kedap air berjumlah 3 salon (30%) sehingga dapat mengakibatkan

perkembangbiakan vektor penyakit dan dapat mengurangi kenyamanan dari

pelanggan usaha salon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Hal ini merugikan masyarakat, karena apabila curah hujan tinggi maka

akan menyebabkan banjir, maka akan berpotensi menyebabkan penyebaran

penyakit pada masyarakat, kondisi lingkungan menjadi tidak nyaman dan

menghambat aktivitas manusia.Air yang tidak mengalir dengan lancar dapat

menimbulkan bau yang tidak sedap yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi

lingkungan sekitarnya.

Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan yaitu air limbah

mengalir dengan lancar (kemiringan 2-3%) dan saluran air limbah kedap air dan

sistem tertutup.

5.2.1 Jamban dan Kamar Mandi

Jenis jamban yang digunakan usaha salon di Kelurahan Padang Bulan

adalah jamban leher angsa. Jamban dihubungkan dengan septik tank yang

tertutup. Jamban dan kamar mandi salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan

secara keseluruhan belum sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizidan

Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Adanya 6 salon (60%)

kondisi jamban dan kamar mandi tidak bersih, dan 2 salon (20%) lantai kamar

mandi tidak kedap air dikarenakan salon tidak memiliki kamar mandi dan jamban

khusus, hanya memanfaatkan jamban dan kamar mandi usaha kos kosan. Kondisi

di atas akan dapat memungkinkan perkembangbiakan vektor penyakit,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

menyebabkan kecelakaan kerja akibat lantai licin yang dapat merugikan karyawan

maupun pelanggan.

Jamban dan kamar mandi perlu mendapat perhatian karena akan

mendatangkan masalah dalam kesehatan dan dapat menimbulkan pencemaran

lingkungan pada sumber air karena tidak bersih dan menimbulkan bau. Dapat

menimbulkan ketidaknyamanan bagi lingkungan sekitar.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan bahwa jamban dan kamar mandi harus

bersih dan tidak bau serta lantai kedap air. Dalam peraturan tersebut juga

dijelaskan bahwa ruangan praktik salon kecantikan tidak dibenarkan untuk

kegiatan lain yang tidak sesuai dengan fungsinya.

5.2.1 Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan dari usaha salon di Kelurahan Padang Bulan

adalah sampah padat seperti botol bekas sampoo, bungkus sabun, bungkus lulur,

bekas tempat make up, potongan rambut, potongan kuku. Sampah padat tersebut

diletakkan pada wadah yang sama. Sampah yang dihasilkan oleh salon kecantikan

seperti rambut tidak mendapatkan perlakuan khusus yaitu dijual kepada jasa

pembuatan rambut palsu.

Usaha salon secara keseluruhan tempat sampahtersedia dengan jumlah

yang cukup, tersedia minimal 1 tempat sampah namun8 salon (80%) kondisi

tempat sampah terbuat dari bahan tidak kuat, tidak kedap air, tidak dengan

penutup. Kondisi tempat sampah tidak kuat, tidak kedap air, dan tidak dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

penutup menimbulkan bau yang tidak sedap tempat perindukan serangga seperti

lalat, kecoa dan tikus.

Sampah jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan

ketidaknyamanan lingkungan. Sampah akan membusuk, menjadi rumah bagi

bakteri dan kuman untuk berkembangbiak dan menarik berbagai lalat dan kecoa

yang menimbulkan penyakit seperti penyakit diare.

Hal ini belum sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan yang menyatakan bahwa

tempat sampah harus dengan penutup, terbuat dari bahan yang kuat, kedap air.

5.2.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada perawatan di salon Kelurahan Padang

Bulan antara lain alat yang berhubungan dengan kulit (sisir, gunting, mesin,

tempat bedak), handuk, kain penutup, pisau cukur. Sanitasi peralatan salon adalah

tindakan pembersihan, sterilisasi alat yang digunakan di salon untuk pelayanan

berbagai jasa perawatan kecantikan. Tujuan sanitasi peralatan adalah untuk

menjaga kondisi alat agar tetap steril, tidak terkontaminasi udara pada saat

penyimpanan, membersihkan dari berbagai kotoran atau sisa kotoran agar

mikroba tidak berkembang, dan mengkondisikan suhu ruangan dalam

penyimpanan agar terhindar dari karat (Prihatina & Indaryani, 2013).

Sanitasi peralatan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan secara

keseluruhan belum sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan yang menyatakan bahwa peralatan harus

dijaga kebersihannya. Peralatan yang dapat dicuci harus dicuci dengan sabun dan

bersih dan di desinfektan setelah setiap kali habis digunakan. 5 salon (50%) alat

kerja sisir, gunting, mesin, tempat bedak dan tempat sabun tidak dalam keadaan

bersih dan baik, 2 salon (20%) alat kerja handuk tidak bersih, 1 salon (10%) alat

handuk tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, 2 salon (20%) kain penutup tidak

bersih, 1 salon (10%) kain penutup tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, 6

salon (60%) peralatan seperti gunting, pisau, sisir tidak didesinfeksi dengan

larutan kimia atau air panas.

Jika tidak dilakukan pemeliharaan kebersihan peralatan salon kecantikan

maka akan berdampak pada penyebaran penyakit yang mungkin dapat

membahayakan kesehatan pelanggan maupun karyawan. Hal ini jika tidak diatasi

dapat menyebabkan buruknya pelayanan yang diberikan karena salon kecantikan

merupakan tempat yang digunakan memberikan pelayanan bidang tata kecantikan

yang berhubungan langsung dengan manusia. Saat pelanggan melakukan

perawatan di salon, berbagai peralatan yang digunakan merupakan peralatan yang

digunakan bersama-sama oleh banyak pelanggan dan digunakan bergantian setiap

hari, bulan bahkan bertahun-tahun. Misalnya saat perawatan kulit, perawatan

rambut menggunakan alat yan sama. Bakeri dan virus ada yang tidak mati ketika

peralatan hanya di lap dengan kain lap saja melainkan harus disterilisasi dengan

larutan kimia atau air panas. Sebagian besar kuman akan menularkan penyakit

melalui cairan tubuh, alat salon sebelumnya digunakan untuk perawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

pelanggan, besar kemungkinan masih mengandung kuman penyakit yang

selanjutnya akan ditularkan kepada pelanggan lain saat perawatan.

Dijelaskan oleh Prihatina dan Indaryani (2013) bahwa medikur merupakan

kegiatan yang menimbulkan gangguan kesehatan dari perawatan di salon

dikarenakan penggunaan alat yang tidak steril, sehingga bakteri, jamur, bahkan

hepatitis C bisa tertular lewat penggunaan peralatan yang tidak baik dan bersih.

Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Santoso (2015), manfaat pengawasan

sanitasi peralatan salon adalah untuk mencegah penyakit menular dan mencegah

kecelakaan.

5.2.1 Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,

dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,

dipergunakan pada wajah atau anggota tubuh dengan tujuan memelihara,

menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat

(Prihatina & indaryani, 2013). Kosmetik atau wangi-wangian yang digunakan

salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan secara diperoleh dari sumber yang

dipercaya seluruhnya. Terdapat label BPOM pada kosmetik,tidak melebihi batas

kadaluarsa dan kosmetik tersimpan rapi pada lemari penyimpanan.Hal ini salon

kecantikan selalu memperhatikan kosmetik yang digunakan.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan bahwa kosmetika

diperoleh dari sumber terpercaya.Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

(Prihatina & Indaryani, 2013), bahwa kosmetika yang digunakan harus terdaftar

pada Departemen Kesehatan kecuali yang diproduksi dan digunakan untuk

kalangan sendiri dibawah pengawasan seorang apoteker.

5.2.1 Karyawan

Karyawan adalah orang yang melakukan pelayanan kepada pelanggan.

4 salon (40%) karyawannya dalam keadaan tidak sehat sedangkan 9 salon (90%)

karyawan tidak dilengkapi pakaian kerja yang bersih dan rapi.Hal yang harus

diperhatikan karywan adalah kebersihan pakainnya selain kebersihan tubuhnya.

Pakaian yang bersih seharusnya melambangkan tubuh yang bersih dan sehat serta

budaya kerja yang baik pula. Pakaian kerja yang tidak bersih akan memberikan

kesan yang tidak baik bagi pelanggan. Terkadang pada saat bekerja secara sengaja

maupun tidak pakaian kerja karyawan terlihat kotor sudah tidak enak dipandang

oleh pengunjung. Hal ini juga dapat menyebabkan penularan penyakit kepada

pelanggan akibat mikroba yang ada pada pakaian kotor karyawan.

Pemanfaatan alat pelindung diri oleh karyawan adalah masalah yang sulit.

Hal ini karena faktor disiplin karyawan masih rendah. Kondisi ini akan

menyebabkan cepatnya penularan penyakit dari karyawan kepada pelanggan baik

secara langsung maupun tidak secara langsung. Kebersihan badan adalah faktor

yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan, begitulah yang seharusnya terjadi.

Kebersihan badan yang terjaga akan memberikan dampak yang baik pula terhadap

pekerjaan.

Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan bahwa karyawan harus

dalam keadaan sehat dan dilengkapi pakaian kerja.

5.2.2 Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Ketersediaan kotak P3K disertai dengan obat-obatan di dalamnya pada

salon kecantikan secara keseluruhan belum tersedia. 9 salon (90%) salon

kecantikan tidak menyediakan kotak P3K. Hal ini belum sesuai dengan peraturan

yang ditetapkan.

P3K adalah pemberian pertolongan meliputi perawatan atau pengobatan

sementara. Banyaknya aktivitas di salon dapat menyebabkan kecelakaan seperti

kena sayat, terpapar mesin, selain itu penyakit dapat tiba-tiba muncul di salon

misalnya virus flu yang mudah menular tersebar di salon. Hal tersebut

pertolongan pertama pada kecelakaan harus menjadi prioritas dalam menghadapi

keselamatan dan kesehatan. Pertolongan pertama pada kecelakaan membantu

berfungsi meringankan gejala sebelum mendapatkan perawatan khusus di

Puskesmas atau Rumah Sakit. Oleh karenanya diperlukan kotak P3K.

DalamPeraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon

Kecantikan di Bidang Kesehatan yakni tersedia sarana Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K).

5.3 Personal Hygiene Karyawan

Personal hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan tentang usaha-usaha

kesehatan perorangan untuk dapat melindungi, memelihara kesehatan diri sendiri,

dan memperbaiki serta mempertinggi nilai kesehatan dan mencegah timbulnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

penyakit (Prihatina & Indaryani, 2013). Personal hygiene karyawan salon

kecantikan di Kelurahan Padang Bulan beberapa karyawan belum seluruhnya

memperhatikan pemeliharaan kebersihan anggota tubuhnya. 4 orang (20%)

personal hygiene karyawan kurang baik. Kurangnya upaya yang dilakukan

karyawan usaha salon kecantikan dalam memelihara kebersihan, didukung dengan

seluruh karyawan (100%) setiap melakukan perawatan dengan kosmetik kepada

pelanggan tidak selalu menggunakan sarung tangan.

Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena karyawan

merupakan penghantar vektor dan menyebabkan penyakit. Kebersihan diri adalah

masalah serius bagi karyawan usaha salon. Setiap karyawan usaha salon

dipandang oleh pelanggan sebagai orang profesional dan karena itu harus tau apa

yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan pribadi, menumbuhkan

tanggungjawab kesehatan setiap karyawan agar senantiasa sehat. Karyawan usaha

salon harus memperhatikan personal hygiene untuk meminimalkan kontaminasi

kepada pelanggan,

Hal ini jika tidak diatasi dapat menyebabkan buruknya pelayanan yang

akan diberikan. Jika tidak dilakukan pemeliharaan kebersihan baik anggota tubuh

maupun pakaian maka akan berdampak pada penyebaran penyakit yang mungkin

dapat membahayakan kesehatan pelanggan maupun karyawan.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasari tahun 2013 pada

usaha salon kecantikan di Kota Payukumbuh yaitu pada hygiene perorangan

karyawan usaha salon kecantikan di Kota Payukumbuh dengan indikator

pemeliharaan kebersihan pakaian berada pada kategori kurang dengan skor 63%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Hal ini didukung dengan penelitian Putri (2016) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan gejala penyakit dermatitis kontak iritan pada tangan 31

pekerja kecantikan kuku (Manicure-Pedicure) di salon The Nail Shop Medan

pada tahun 2016, ditemukan pekerja dengan personal hygiene tidak baik sebanyak

12 orang pekerja (39%) yang berarti pekerja di salon tidak mencuci tangan dengan

air mengalir, sabun dan tidak melap kering tangan yang dicuci setelah melalukan

tiap pekerjaan, pakaian kerja tidak bersih dari noda lengket Pewarna Kuku (Nail

Polish), pakaian kerja tidak dicuci setelah bekerja. Pekerja yang mengalami gejala

dermatitis kontak iritan dengan personal hygiene tidak baik sebanyak 5 orang

(16,2%).

Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Prihatina & Indaryani, 2013),

syarat utama bagi karyawan di sebuah salon adalah memiliki kesehatan yang baik.

Kesehatan pribadi pada karyawan salon perlu diperhatikan, karena hal ini selain

penting untuk dirinya juga penting untuk pelanggan dan keberlangsungan usaha.

Dijelaskan juga bahwa waxing atau pencabutan rambut sampai ke akarnya

merupakan kegiatan yang menimbulkan gangguan kesehatan. Apabila karyawan

tidak membersihkan tangannya terlebih dahulu saat akan melakukan pencabutan

bulu, bakteri dari tangan karyawan akan berpindah kepada pelanggan dan bakteri

akan terperangkap di bawah kulit sehingga menyebabkan peradangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

pada salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Hygiene dan sanitasi usaha salon di Kelurahan Padang Bulan yang memenuhi

syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak No.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan adalah sanitasi

kosmetika salon yakni seluruhnya diperoleh dari sumber yang dipercaya.

2. Kondisi sanitasi bangunan usaha salon, peralatan salon, dan fasilitas sarana air

bersih salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan secara keseluruhan

belum memenuhi persyaratan kesehatan.

3. Fasilitas sanitasi pembuangan air limbah sudah dengan sistem tertutup namun

belum seluruh salon sanitasi pembuangan air limbah kedap air dan

pembuangan air limbah belum seluruh salon mengalir dengan lancar .

4. Fasilitas sanitasi jamban dan kamar mandi salon kecantikan di Kelurahan

Padang Bulan sudah kedap air tetapi secara keseluruhan belum bersih dan

menimbulkan bau.

5. Fasilitas sanitasi sarana pengelolaan sampah salon kecantikan di Kelurahan

Padang Bulan jumlahnya sudah memenuhi persyaratan namun belum

88
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89

seluruhnya tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan

memiliki penutup.

6. Kotak P3K salon kecantikan hanya disediakan 1 salon (10%).

7. Salon laik sehat sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak No.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan berjumlah 1 salon (10%).

8. Personal hygiene karyawan salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan

sangat baik berjumlah 4 orang (20%), personal hygiene karyawan baik

berjumlah 8 orang (40%), personal hygiene karyawan cukup berjumlah 4

orang (20%) dan personal hygiene karyawan kurang baik berjumlah 4 orang

(20%).

5.2 Saran

1. Kepada pemilik salon kecantikan di Kelurahan Padang Bulan yang diteliti

yang telah memenuhi persyaratan kesehatan, diharapkan agar terus melakukan

upaya peningkatan kesehatan lingkungan di salon kecantikan untuk tetap

menjaga kesehatan pengunjung dan karyawannya.

2. Kepada karyawan salon kecantikan yang belum mempunyai personal hygiene

yang baik sebaiknya pemilik salon kecantikan memberikan pembinaan kepada

karyawan mengenai pengetahuan sanitasi dan kesehatan lingkungan di salon

kecantikan, seperti pemeliharaan kebersihan pakaian dan pemeliharaan

kebersihan tubuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

3. Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dan jajarannya untuk dapat melakukan

pengawasan dan pengendalian kesehatan lingkungan yang sesuai dengan

syarat kesehatan pada salon di Kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Survei Pendekatan Praktek. Rineka


Cipta. Jakarta.

Chandra, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran


EGC, Jakarta.

Ikhtiar, M. 2017. Pengantar Kesehatan Lingkungan. CV Social Politic Genius


(SIGn). Makassar.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


288/MENKES/SK/III/2003. Tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum. Menteri Kesehatan. Jakarta.

Manalu, L. 2014. Nilai Kecantikan Perempuan (Studi Etnografi tentang Nilai


Kecantikan oleh Pelanggan Salon Kecantikan di Pasar 1 Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mariana, R. 2003. Hygiene Sanitasi dan K3 Pada Salon Kecantikan. Departemen


Pendidikan Nasional. Jakarta.

Mukono, H. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University


Press. Surabaya.

Mundiatun & Daryanto. 2015. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Gava


Gramedia. Yogyakarta.

Nasari, W., 2013. Studi tentang Hygiene dan Sanitasi pada Usaha Salon
Kecantikan di Kota Payakumbuh. JurnalTeknik, hal 13-14.

Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor
HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon
Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014. Tentang Tanda Daftar Usaha
Pariwisata. Walikota Medan. Medan.

Prihatina & Indaryani. 2013. Sanitasi dan Hygiene Kecantikan 1. Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan. Depok.

Putri, V. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Penyakit


Dermatitis Kontak Iritan pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku

91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92

(Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan. Skripsi. Fakultas


Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Rejeki, S. 2017. Sanitasi Hygiene dan K3 (Kesehatan & Keselmatan Kerja).


Rekayasa Sains. Bandung.

Santoso, I. 2015. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Gosyen Publishing.


Yogyakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI SALON DI

KELURAHAN PADANG BULAN

1. NAMA SALON KECANTIKAN :

2. ALAMAT SALON KECANTIKAN :

3. NAMA PENGURUS :

4. JUMLAH KARYWAN :

5. TANGGAL PEMERIKSAAN :

6. TIPE SALON :

Petunjuk Penggunaan :

a. Beri tanda √ pada kotak [ ] dan lingkaran nilai (kolom 5) untuk

komponen penilaian yang sesuai.

b. Skore (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan nilai (kolom

5) pada komponenen penilaian yang sesuai.

c. Setiap variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

NO VARIABEL BOBOT KOMPONEN YANG DINILAI NILAI SKORE


UPAYA
I PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
DAN
BANGUNAN

A UMUM

1. Lokasi 4 [ ] terhindar dari pencemaran 5


lingkungan
[ ] tidak terletak di daerah banjir 5

2. Lingkungan/hal 4 [ ] bersih 4
aman [ ] tidak terdapat genangan air 3
B BAGIAN
DALAM

1. Lantai 3 [ ] bersih 4
[ ] kuat, kedap air, permukaan 3
rata
[ ] tidak licin 3

2. Dinding 5 [ ] bersih 5
[ ] permukaan yang selalu 3
kontak dengan air kedap air
[ ] berwarna terang 2

3. Atap 6 [ ] tidak bocor/kuat 6


[ ] tidak memungkinkan 4
terjadinya genangan air

4. Langit-langit 5 [ ] tinggi dari lantai min 2,5 5


meter
[ ] kuat 3
[ ] berwarna terang 2

5. Pintu 4 [ ] kuat 6
[ ] dapat mencegah masuknya 4
serangga dan tikus

6. Pagar 8 [ ] terpelihara 5
[ ] kuat 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

7. Pencahayaan 5 [ ] cukup terang (minimal 100 5


lux)

8. Ventilasi 5 [ ] terdapat perlengkapan untuk 6


mengatur sirkulasi udara
[ ] kondisi udara ruang terasa 4
nyaman

II FASILITAS
SANITASI

1. Penyediaan air 8 [ ] tersedia dengan jumlah yang 4


cukup
[ ] memenuhi persyaratan fisik 3

2. Pembuangan 10 [ ] air limbah mengalir dengan 6


air limbah lancar
[ ] saluran air limbah kedap air 4
dan sistem tertutup

3. Toilet 6 [ ] bersih dan tidak bau 5


[ ] lantai kedap air miring ke 3
saluran pembuangan

4. Pembuangan 6 [ ] tersedia dengan jumlah yang 4


sampah cukup
[ ] tempat sampah terbuat dari 3
bahan yang kuat, kedap air,
dengan penutup
III
A ALAT KERJA
1. Alat yang 10 [ ] sisir selalu dalam keadaan 4
berhubungan bersih dan baik
dengan kulit [ ] gunting selalu dalam keadaan 2
bersih dan baik
[ ] mesin selalu dalam keadaan 2
bersih
[ ] tempat bedak dan sabun 2
selalu dalam keadaan bersih
dan baik

2. Handuk 10 [ ] bersih 6
[ ] tesedia dalam jumlah yang 4
cukup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

3. Kain penutup 8 [ ] bersih 4


[ ] berwarna putih/terang 3
[ ] tersedia dalam jumlah yang 3
cukup
B BAHAN-BAHAN 7 [ ] pisau, gunting, dan lain-lain 6
diddesinfeksi dengan larutan
kimia atau air panas

[ ] kosmetik/wangi-wangian 4
diperoleh dari sumber yang
dipercaya
IV KARYAWAN 6 [ ] karyawan dalam keadaan 6
sehat
[ ] dilengkapi pakaian kerja 4
V LAIN-LAIN

1. Kotak P3K 4 [ ] tersedia minimal 1 kotak 10


P3K yang berisi obat-obatan
sederhana
TOTAL BOBOT 124 TOTAL SCORE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

Lampiran 2

LEMBAR KUISIONER

STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI SALON DI

KELURAHAN PADANG BULAN

1. NAMA SALON :

2. UMUR :

3. JENIS KELAMIN :

4. PENDIDIKAN TERAKHIR :

5. HARI/TANGGAL PEMERIKSAAN :

6. NAMA PEMERIKSA :

Petunjuk Penggunaan :

Berilah tanda (√) pada kolom komponen penilaian Ya atau Tidak, untuk

penilaian yang sesuai dengan keadaan setempat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

SALON
NO DAFTAR PERTANYAAN KECANTIKAN
YA TIDAK
1. Apakah saudara selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum
melakukan pelayanan kepada pelanggan ?

2. Apakah saudara selalu mencuci tangan pakai sabun sesudah


melakukan pelayanan kepada pelanggan ?

3. Apakah saudara selalu menggunankan masker ketika


melakukan perawatan kepada pelanggan ?

4. Apakah setiap melakukan perawatan dengan menggunakan


kosmetik selalu menggunakan sarung tangan ?

5. Apakah setiap selasai menggunakan kosmetik ditutup kembali ?

6. Apakah saudara selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan


rapi saat bekerja ?

7. Apakah kain penutup badan digunakan satu kali pemakaian


terhadap setiap pelanggan?

8. Apakah kain penutup badan setiap hari dicuci setelah selesai


digunakan ?

9. Apakah alat-alat salon seperti gunting, pisau cukur dibersihkan


setiap kali pemakaian ?

10. Apakah ruangan salon kecantikan dibersihkan setiap hari ?

11. Apakah di salon kecantikan terdapat petugas khusus untuk


mengelola sampah ?
12. Apakah sampah yang telah terkumpul selalu dibuang minimal
sehari sekali ?
13. Apakah peralatan seperti handuk digunakan untuk satu kali
pemakaian terhadap setiap pelanggan ?
14. Apakah handuk setelah digunakan kemudian dicuci kembali
menggunakan sabun cuci ?
15. Apakah jamban dan kamar mandi dibersihkan setiap hari ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101

Lampiran 2

MASTER DATA
STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI USAHA SALON DI KELURAHAN PADANG BULAN

FASILITAS SANITASI PERALATAN KERJA


BAHAN-
Alat yang BAHAN
Penyediaan Pembuangan Toilet Pembuangan Handuk Kain Penutup
Berhubungan
air Air Limbah Sampah
NO Nama Salon dengan Kulit
a b a b a b a b a b c d a b a b c a b
TARAS
1 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 0 28
SALON
GAIN
2 32 0 60 0 0 18 24 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 28
SALON
KENCANA
3 0 24 60 40 0 18 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PARNA
4 0 24 60 40 0 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PRUDENCE
5 32 24 60 40 0 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 42 28
SALON
DIAN
6 32 24 60 40 30 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
7 LY'S SALON 0 24 60 40 30 18 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 42 28
ELSANA
8 0 24 60 40 30 18 24 18 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PASTI
9 32 24 60 40 30 18 24 18 40 20 20 20 60 40 32 24 24 42 28
SALON
10 ANA SALON 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 40 0 24 24 42 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

MASTER DATA
STUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI USAHA SALON DI KELURAHAN PADANG BULAN

FASILITAS SANITASI PERALATAN KERJA


BAHAN-
Alat yang BAHAN
Penyediaan Pembuangan Toilet Pembuangan Handuk Kain Penutup
Berhubungan
air Air Limbah Sampah
NO Nama Salon dengan Kulit
a b a b a b a b a b c d a b a b c a b
TARAS
1 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 0 28
SALON
GAIN
2 32 0 60 0 0 18 24 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 28
SALON
KENCANA
3 0 24 60 40 0 18 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PARNA
4 0 24 60 40 0 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PRUDENCE
5 32 24 60 40 0 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 42 28
SALON
DIAN
6 32 24 60 40 30 18 24 0 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
7 LY'S SALON 0 24 60 40 30 18 24 0 0 0 0 0 60 40 32 24 24 42 28
ELSANA
8 0 24 60 40 30 18 24 18 40 20 20 20 60 40 32 24 24 0 28
SALON
PASTI
9 32 24 60 40 30 18 24 18 40 20 20 20 60 40 32 24 24 42 28
SALON
10 ANA SALON 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 40 0 24 24 42 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

MASTER DATA
STUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI KELURAHAN PADANG BULAN

ALAT HYGIEN
Kotak BANG FASILITAS KETER
Karyawan BAGIAN ALAT BAHAN- DAN KARYA E
NO Nama Salon P3K UMUM UNAN SANITASI ANGA
DALAM KERJA BAHAN BAHAN WAN (IV) SANITA
(V) (I) (II) N
a b (III) SI
TARAS
TLS
1 SALON 36 0 0 68 235 303 24 180 28 208 36 571
GAIN
TLS
2 SALON 36 0 0 68 260 328 134 24 28 52 36 550
KENCANA
TLS
3 SALON 0 0 0 32 285 317 166 180 28 208 0 691
PARNA
TLS
4 SALON 0 0 0 52 164 216 166 280 28 308 0 690
PRUDENCE
TLS
5 SALON 0 0 0 60 305 365 198 280 70 350 0 913
DIAN
TLS
6 SALON 36 0 0 68 305 373 228 280 28 308 36 945
7 LY'S SALON 0 0 0 68 305 373 196 180 70 250 0 819 TLS
ELSANA
LS
8 SALON 36 0 40 68 305 373 214 280 28 308 36 971
PASTI
TLS
9 SALON 36 24 0 68 305 373 246 280 70 350 60 1029
10 ANA SALON 36 0 0 20 215 235 24 88 70 158 36 453 TLS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

Lampiran 4

MASTER DATA
STUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI KELURAHAN PADANG BULAN

KARAKTERISTIK PERSONAL HYGIENE KARYAWAN


NAMA
NO JENIS PENDID JLH KETERANGAN
KARYAWAN UMUR P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
KELAMIN IKAN
1 SRY GINTING 19 Tahun Pr SMK 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 BAIK
2 MERRY G. 20 Tahun Pr SMK 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 BAIK
3 YONA 23 Tahun Pr SMA 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 11 SANGAT BAIK
4 RENA PURBA 24 Tahun Pr SMK 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 11 SANGAT BAIK
5 LILIS 23 Tahun Pr SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 9 BAIK
6 LAURENTINA 21 Tahun Pr SMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8 BAIK
7 MARIFA 23 Tahun Pr SMA 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
8 SESILIA 26 Tahun Pr D3 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 SANGAT BAIK
9 DELIMA 23 Tahun Pr SMA 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
10 LUSIANA 22 Tahun Pr SMA 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 8 BAIK
KURANG
11 MARIA 19 Tahun Pr SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4
BAIK
KURANG
12 JULIANA 25 Tahun Pr SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4
BAIK
13 MELISA 19 Tahun Pr SMK 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 6 CUKUP
14 REHULINA 19 Tahun Pr SMK 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 7 CUKUP
15 DORKAS 23 Tahun Pr SMA 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 7 CUKUP
16 DIANA 26 Tahun Pr SMA 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 CUKUP
KURANG
17 NURLELA 28 Tahun Pr SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2
BAIK
KURANG
18 JUNIATI 22 Tahun Pr SMA 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5
BAIK
19 HELNIDA 23 Tahun Pr D3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 SANGAT BAIK
20 BINTANG 30 Tahun Pr SMA 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 BAIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Salon Tampak Depan

Gambar 2. Ruang Perawatan Salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

Gambar 3. Tempat Cuci Rambut Salon

Gambar 4. Ruang Perawatan Kulit Salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


107

Gambar 5. Kamar Mandi Salon

Gambar 6. Tempat Sampah Salon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


108

Gambar 7. Lemari Kosmetik Salon

Gambar 8. Kotak P3K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai