Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE DAN PERCEIVED

USEFULNESS TERHADAP PENGGUNAAN JASA LAUNDRY


KOIN (LAUNDROMAT) DI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

ALMIRA CHAIRUNI PANE


150907094

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Almira Chairuni Pane

NIM : 150907094

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Pengaruh Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefulness

Terhadap Penggunaan Jasa Laundry Koin (Laundromat) di

Medan

Medan, 14 Juni 2019

Pembimbing Ketua Program Studi

Ainun Mardhiyah, S.Ab, M.Ab Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA


NIP. 199007242017042001 NIP. 195908161986111003

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si


NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE DAN PERCEIVED
USEFULNESS TERHADAP PENGGUNAAN JASA LAUNDRY KOIN
(LAUNDROMAT) DI MEDAN
Nama : Almira Chairuni Pane
NIM : 150907094
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Ainun Mardhiyah S.Ab, M.Ab

Perkembangan teknologi yang semakin pesat mampu mempermudah segala


sektor, tak terkecuali sektor bisnis laundry dengan inovasi laundry koin dengan
konsep self service yang marak muncul setahun belakangan yang dianggap mampu
mempermudah proses mencuci.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh perceived ease of use dan
perceived usefulness terhadap penggunaan aktual laundry koin di Medan yang
diletarbelakangi oleh munculnya laundry koin sebagai inovasi baru, apakah
masyarakat mampu menerima teknologi baru tersebut atau tetap memakai jasa
laundry konvensional.
Penelitian ini dilakukan kepada 96 responden sebagai sampel dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, uji analisis linear berganda, uji-T, uji-F dan uji
koefisien determinasi.
Hasil dari penelitian ini adalah variabel perceived ease of use dan perceived
usefulness memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan
aktual jasa. Dari hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pengaruh variabel
perceived ease of use dan perceived usefulness sebesar 31,1% dan pengaruh lainya
berasal dari variabel diluar penelitian

Kata Kunci: Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Penggunaan Aktual.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
THE EFFECT OF PERCEIVED EASE OF USE AND PERCEIVED
USEFULNESS ON USE OF LAUNDRY COIN SERVICES (LAUNDROMAT)
IN MEDAN

Name : Almira Chairuni Pane


NIM : 150907094
Study Program : Business Administration Science
Faculty : Social and Political Sciences
Advisor : Ainun Mardhiyah S.Ab, M.Ab

The rapid increase of technology development can facilitate all sectors,


including the laundry business sector with the innovation of coin laundry with the
concept of self service which is emerging a year later which is considered to
facilitate the washing process.
This study was conducted to examine the effect of perceived ease of use and
perceived usefulness on the actual use of coin laundry in Medan, which was
motivated by the emergence of coin laundry as a new innovation, whether the
community was able to accept the new technology or still use conventional laundry
services.
This research was conducted to 96 respondents as a sample, using
purposive sampling sampling technique. The research method that used is a
quantitative approach which includes validity test, reliability test, classic
assumption test, multiple linear analysis test, T-test, F-test and coefficient of
determination test.
The results of this study are variables perceived ease of use and perceived
usefulness have a positive and significant influence on the actual use of coin
laundry services. From the test results of the coefficient of determination test can
be seen that the influence of variables perceived ease of use and perceived
usefulness is 31.1% and other effects derived from variables outside the research.

Keywords: Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Actual Usage

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Perceived Ease Of Use Dan Perceived Usefulness

Terhadap Penggunaan Jasa Laundry Koin (Laundromat) Di Medan”, sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaika studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta para staff dan jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

FISIP Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Ainun Mardhiyah, S.Ab. M.Ab selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada saya selama

melakukan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Nicholas Marpaung, S.Ab, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan arahan dan koreksi kepada saya dalam mengerjakan skripsi ini.

iii

Universitas Sumatera Utara


6. Ibu Siswati Saragi S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid S.H selaku pegawai

pendidikan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

7. Para Dosen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan motivasi, pengetahuan dan bimbingan yang bermanfaat selama

kurang lebih empat tahun perkuliahan.

8. Kepada diri saya sendiri yang telah mengerjakan skrispi ini hingga akhir

meskipun banyak kendala – kendala yang dialami, tanpa didukung dari niat dan

motivasi dari diri saya sendiri skripsi ini tidak akan terselesaikan.

9. Kedua orangtua penulis Bapak Asrul Fahmi Pane dan Ibu Gustini Berlina

Ritonga, baik dalam memberikan motivasi maupun bantuan finansial untuk

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Keempat adik saya Fakhrul, Awit, Fani dan Firjha yang telah memberikan

dukungan dan semangat untuk kakak dalam mengerjakan skripsi.

11. Teman – teman terdekat penulis : Debby, Dika, Fatin, Imam yang telah banyak

membantu Penulis dalam proses mengerjakan skripsi dan menjadi teman

semasa perkuliahan selama 4 tahun dan juga Eca, Lala, Zahra, Novi,Fina,dan

Ayu yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat untuk Penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

12. Arin, Febby, Uma, Liza, Kerin, dan Ai yang telah membantu Penulis dengan

memberikan saran dan bertukar pikiran selama proses penulisan skripsi.

13. Seluruh teman – teman Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis khususnya

kelas B yang tidak dapat saya sebut satu persatu.

Serta semua pihak yang telah membantu saya yang tidak sempat saya

sebutkan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan

iv

Universitas Sumatera Utara


yang telah diberikan kepada saya. Penulis menyadari banyaknya kesalahan dan

kekurangan pada skripsi ini maka demi itu saya sangat mengharapkan kritik dan

masukan yang membangun dari seluruh pihak, semoga skripsi saya dapat

bermanfaat baik bagi seluruh pihak yang terlibat maupun untuk penelitian

kedepannya.

Medan, Juni 2019

Almira Chairuni Pane

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………………..i
ABSTRACK……………………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 6


2.1 Perilaku Konsumen ............................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ................................................. 6
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ......... 6
2.2 Technology Acceptance Model (TAM) ............................................ 11
2.2.1. Konstruk-Konstruk Technology Acceptance ......................... 12
2.2.2. Kelebihan dan kelemahan Technology Acceptance Model
(TAM) ................................................................................................. 14
2.3. Teknologi Informasi ........................................................................ 15
2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi ............................................. 15
2.3.2 Peran Teknologi Informasi ..................................................... 15
2.3.3 Teknologi dalam Penyediaan Jasa .......................................... 17
2.3.4 Self Service Technology (SST) ............................................... 19
2.4 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 19
2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23


3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 23
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 23
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 25
3.5 Data dan Jenis Data .......................................................................... 26

vi

Universitas Sumatera Utara


3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26
3.7 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 28
3.7.1 Variabel Dependen ................................................................. 28
3.7.2 Variabel Independen ............................................................... 28
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 30
3.8.1 Uji Validitas ............................................................................ 30
3.8.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ 30
3.9 Analisis Data .................................................................................... 31
3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 31
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 32
3.9.3 Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 33
3.9.4 Pengujian Hipotesis ................................................................ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..35


4.1 Gambaran Umum…………………………………………………..35
4.1.1 Gambaran Usaha…………………………………………….35
4.2 Penyajian Data……………………………………………………..35
4.2.1 Jenis Kelamin Responden…………………………………...36
4.2.2 Usia Responden……………………………………………..36
4.2.3 Pendidikan Terakhir Responden …………………………....37
4.2.4 Pekerjaan Responden………………………………………..37
4.2.5 Pendapatan Responden……………………………………...38
4.2.6 Intensitas Penggunaan Responden…………………………. 38
4.2.7 Persepsi Perceived Ease of Use…………………………………39
4.2.8 Persepsi Perceived Usefulness…………………………….. 43
4.2.9 Persepsi Penggunaan Aktual………………………………. 47
4.3 Uji Statistik……………………………………………………….. 49
4.3.1 Uji Instrumen……………………………………………....49
4.3.1.1. Uji Validitas………………………………………...49
4.3.1.2 Uji Reliabilitas………………………………………50
4.3.2 Uji Asumsi Klasik……………………………………….....53
4.3.2.1 Uji Normalitas……………………………………...53
4.3.2.2 Uji Multikolineritas………………………………...54
4.3.2.4 Uji Heterokedastisitas……………………………...55
4.3.3 Uji Regresi Linear Berganda………………………………56
4.3.4 Pengujian Hipotesis……………………………………......57

vii

Universitas Sumatera Utara


4.3.4.1 Uji Parsial (T)…………………………………….57
4.3.4.2 Uji Simultan (F)……………………………..........58
4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi………………………..59
4.4 Pembahasan………………………………………………………..60

BAB V PENUTUP…………………………………………………….. ….....65


5.1 Kesimpulan………………………………………………………...65
5.2 Saran…………………………………………………………….....65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pembagian Sampel…………………………………………………….25


Tabel 3.2 Defenisi Operasional…………………………………………………...29
Tabel 3.3 Skor Kuesioner………………………………………………………...31
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………36
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia…….......………………………36
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……………..37
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………………..37
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan….……………………..38
Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan……………..38
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Mudah Untuk
Dipelajari………………………………………………………………39
Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Tidak Butuh Lama Untuk Memahami
Penggunaan Layanan Laundry Koin………………………………….39
Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Mesin Laundry Koin Mudah Digunakan..40
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Tidak Dibutuhkan Keterampilan Khusus
Dalam Mengoperasikan Mesin Laundry Koin……………………….40
Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Tersedia di
Berbagai Tempat dan Dapat Digunakan Kapanpun dan Dimanapun...41
Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Tidak Sulit untuk Menyesuaikan Diri
dengan Konsep Self Service Laundry Koin………………………….41
Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Proses Mencuci Lebih Mudah Diawasi.42
Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Dengan Konsep Self Service
Mempermudah dalam Memilih Layanan yang Diinginkan…………..42
Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Mampu
Meningkatkan Produktivitas Pekerjaan………………………………43
Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Melalui Layanan Laundry Koin Proses
Mencuci Menjadi Lebih Praktis………………………………………43
Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Dengan Layanan Laundry Koin Dapat
Mencuci Pakaian Dengan Jumlah Banyak Dalam Satu Waktu……...44
Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Tarif Laundry Koin Lebih Murah
Dibandingkan Laundry Konvensional……………………………….44
Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Menggunakan Laundry Koin dapat
Menghemat Biaya……………………………………………………45
Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Laundry Koin Lebih Higienis………..45
Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Laundry Koin Mampu Meminimalkan
Pekerjaan…………………………………………………………….46
Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin dapat
Menghemat Waktu…………………………………………………..46
Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Meningkatkan
Efektivitas Pekerjaan………………………………………………..47
Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Kemampuan Menerima Inovasi
Laundry Koin………………………………………………………..47
Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Memiliki Kendala dalam Menerima
Inovasi Laundry Koin………………………………………………48

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Dengan Munculnya Layanan Laundry


Koin Membuat Konsumen Beralih dari Laundry Konvensional.......48
Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Penggunaan Kembali Jasa
Laundry Koin………………………………………………………..49
Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Ease of Use…………………..49
Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Usefulness……………………50
Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan Aktual…………………...51
Tabel 4.31 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perceived Ease of Use……………….51
Tabel 4.32 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perceived Usefulness………………...52
Tabel 4.33 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Aktual………………...52
Tabel 4.34 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnof…………………………………...53
Tabel 4.35 Uji Multikolinearitas………………………………………………..55
Tabel 4.36 Uji Heteroskedastisitas……………………………………………...55
Tabel 4.37 Uji Regresi Linear Berganda………………………………………..56
Tabel 4.38 Hasil Uji T (Parsial)………………………………………………...58
Tabel 4.39 Hasil Uji Simultan (F)……………………………………………....59
Tabel 4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅 2 )……………………………....59

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir…………………………………………………23
Gambar 4.1 Grafik P-Plot Uji Normalitas……………………………………....54

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era digital masyarakat telah dipermudah dengan perkembangan

teknologi yang bermanfaat untuk menunjang aktivitas masyarakat agar dapat

menjadi lebih efektif, efisien dan juga produktif, namun teknologi ini harus

diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam menyerap ilmu tentang

penggunaan teknologi tersebut, maka lapisan masyarakat ini sendiri dituntut untuk

lebih sadar akan teknologi dan mampu menggunakan teknologi yang ada disekitar

mereka.

Perkembangan teknologi yang semakin maju juga merambah dunia laundry

atau dry cleaning, masyarakat yang selama ini telah dipermudah dengan adanya

jasa laundry atau binatu yang murah semakin dipermudah dengan munculnya jasa

laundry koin atau yang lebih dikenal dengan Laundromat, jasa laundry dengan

konsep self-service ini diusung pada tahun 1934 di Amerika, namun jasa laundry

koin ini baru saja berkembang di Indonesia, termasuk di Medan. Laundry koin ini

menyediakan jasa mencuci dan mengeringkan pakaian dengan mesin dimana proses

pencucian dapat dilakukan dalam waktu kurang lebih 1,5 jam dimana jangka waktu

ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan jasa laundry pada umumnya yang

membutuhkan waktu beberapa hari, ditambah biaya yang dikeluarkan untuk

menggunakan jasa laundry koin lebih murah dibandingkan jasa laundry

konvensional yang menjadi nilai jual utama laundry koin agar bisa bersaing di

bisnis laundry dan mampu membuat masyarakat beralih dari laundry konvensional.

Universitas Sumatera Utara


2

Berdasarkan artikel dari bisnis.com salah satu waralaba laundry yang saat

ini ada di Indonesia adalah Maxpress, yang dikelola oleh PT Triton Internasional.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah outlet-nya sekarang sudah menyentuh 600 gerai

di seluruh Indonesia. Sedangkan dilansir dari analisisdaily.com setidaknya telah ada

28 outlet laundry koin di Medan yang tersebar di awal tahun 2019. Hal ini

menandakan perkembangan jumlah gerai laundry koin yang sangat pesat di

Indonesia dari jumlah berikut dapat di prediksi peningkatkan jumlah gerai akan

terus bertambah diimbangi dengan permintaan masyarakat yang semakin tinggi.

Konsep Self-Service atau Self-Service Technology sendiri sudah banyak

diterapkan di Indonesia, contohnya ATM, parkir otomatis, dll. Namun konsep ini

sendiri sulit untuk diterima olah masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa

dimanjakan dengan pelayanan yg diberikan melalui perantara seperti pegawai.

Budaya ini semakin diperkuat saat Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia ingin

menerapkan budaya self-cleaning di setiap gerainya yang ditolak mentah mentah

oleh masyarakat Indonesia sedangkan budaya ini sendiri sudah lama diterapkan di

negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat, fakta ini membuktikan program

atau pelayanan sejenis ini sangat sulit diadopsi di Indonesia dimana sangat

disayangkan karena dengan diterapkannya self-service technology di berbagai

sektor dapat mebantu meningkatkan produktifitas. Namun dengan semakin

munculnya self-service technology di berbagai gerai penyedia jasa di Indonesia

menjadi titik terang akan meningkatkanya kemampuan masyarakat dalam

mengadopsi konsep self-service, seperti fast food chain terkenal McDonald, mulai

menerapkan sistem self-order melalui mesin yang ada di beberapa cabang franchise

Universitas Sumatera Utara


3

makanan siap saji ini, begitu juga dengan PT. Pertamina yang telah menerapkan

konsep serupa di beberapa SPBU di Jakarta.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chang Mexen (Universiti

Tunku Abdul Rahman) di Malaysia dalam tesisnya yang berjudul “Perceived

Factors Influencing the Acceptance and Adoption of Self-service Technology”

menunjukkan bahwa masyarakat Malaysia tertarik untuk menerima dan

mengadopsi Self-service Technology (SST). Di sisi lain, rendahnya tingkat

penggunaan pada jenis Self-service Technology lain mungkin karena kurangnya

kesadaran, paparan, dorongan, penegakan dan uji coba atas jenis lainnya. Namun,

manfaat dari penggunaan Self-service Technology tidak dapat disangkal, lebih

banyak waktu dan upaya harus dialokasikan ke teknologi tersebut, membantu

mereka untuk mengadopsi SST dengan membimbing mereka langkah demi

langkah, untuk Self-service laundry sendiri meskipun termasuk kedalam SST yang

persentase penerimaan terkecil namun penggunaan berulang (repeat usage) nya

sangat tinggi yaitu 80% dan memiliki banyak pelanggan tetap.

Konsep Technology acceptance model (TAM) memiliki dua konstruk utama

diantaranya adalah persepsi kegunaan atau manfaat (perceived usefulness) dan

persepsi kemudahan (perceived ease of use). Kedua konstruk ini digunakan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan individu dalam menerima atau mengadpsi

sebuah teknologi baru berdasarkan kemudahan penggunaan dan manfaat yang

diberikan. Ketika layanan laundry koin tersebut memberikan manfaat dan

kemudahan dalam menggunakannya, maka konsumen akan mampu menerima

laundry koin yang berkonsep self-service tersebut.

Universitas Sumatera Utara


4

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti apakah dengan semakin

bertambahnya jumlah penyedia jasa laundry koin di Medan dibarengi dengan

penerimaan teknologi tersebut oleh masyarakat, dan apakah konsep laundry self-

service tersebut dapat diterima oleh masyarakat dan dapat membuat masyarakat

berpaling dari jasa laundry konvensional, maka dari itu penulis membuat judul

penelitian ini adalah ”Pengaruh Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness

terhadap Penggunaan Jasa Laundry Koin (Laundromat) di Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh perceived ease of use terhadap penggunaan jasa laundry

koin?

2. Bagaimana pengaruh perceived usefulness terhadap penggunaan jasa laundry

koin?

3. Bagaimana pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap

penggunaan jasa laundry koin?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap penggunaan jasa

laundry koin.

2. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap penggunaan jasa

laundry koin.

Universitas Sumatera Utara


5

3. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness

terhadap penggunaan jasa laundry koin.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah:

1. Bagi Penulis

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk pengembangan

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan model penerimaan teknolgi serta

diharapkan dapat memberikan wawasan dan menambah pengalaman peneliti.

2. Bagi Pemilik Usaha Laundry Koin

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan ataupun pengetahuan

para penyedia jasa tentang penerimaan teknologi oleh pengguna laundry

sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan usaha.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Bagi Program studi Ilmu Administrasi Bisnis, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang perilaku konsumen dan menjadi

informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/I dalam melakukan penelitian

dengan objek atau masalah yang sama, yang diharapkan bisa membantu proses

pembelajaran dan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2012:166), membatasi bahwa perilaku konsumen

merupakan sebuah studi tentang bagaimana perilaku individu, kelompok, dan

organisasi dalam proses pemenuhan kebutuhan barang, jasa, ide, atau pengalaman

untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan serta keinginan individu,

kelompok, dan organisasi dalam suatu masyarakat.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2012:135), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.

1. Faktor Budaya

a) Budaya

Budaya adalah faktor dasar yang paling menentukan dari keinginan dan

perilaku individu. Perilaku individu dapat dipengaruhi dari lingkungan

keluarga dan institusi lainnya.

b) Sub budaya

Sub budaya merupakan lingkup yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi secara lebih spesifik untuk partisipan dalam sub

budaya.

Universitas Sumatera Utara


7

c) Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan lingkungan yang memiliki tingkatan cenderung

setara dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang saling berbagi nilai,

minat, dan perilaku yang sama.

2. Faktor Sosial

a) Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan keseluruhan kelompok yang mempengaruhi

secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Kelompok referensi terdiri dari kelompok primer, kelompok sekunder,

kelimpok aspirasi, dan kelompok disosiatif. Kelompok primer adalah sebuah

kelompok di dalamnya terdapat individu yang berinteraksi secara tidak

formal dan berkelanjutan, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.

Kelompok sekunder adalah sebuah kelompok di dalamnya terdapat individu

yang berinteraksi dengan lebih formal dan tidak terlalu berkelanjutan, seperti

masyarakat. Kelompok aspirasi adalah sebuah kelompok di mana terdapat

individu yang ingin bergabung di dalam kelompok tersebut. Kelompok

disosiatif merupakan sebuah kelompok yang ditolak oleh individu karena

memiliki nilai dan perilaku yang tidak bisa diterima individu tersebut.

b) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang paling berperan penting dalam sebuah

masyarakat serta mempresentasikan kelompok referensi yang utama dan

paling berpengaruh dalam kehidupan pembeli. Keluarga dalam kehidupan

pembeli terdiri dari dua jenis, pertama yaitu keluarga orientasi, yang

Universitas Sumatera Utara


8

merupakan orang tua dan saudara kandung. Melalui orang tua seseorang akan

mendapatkan arahan terhadap agama, politik, ekonomi, serta dapat

merasakan keinginan pribadi, harga diri, dan cinta. Kedua adalah keluarga

prokreasi, yaitu merupakan pasangan suami istri dan anak-anak yang

memiliki pengaruh secara langsung terhadap perilaku pembelian.

c) Peran dan Status

Seseorang ikut berperan serta dalam kelompok, klub, dan organisasi yang

dapat menjadi pusat informasi penting dan membantu mendefinisikan posisi

seseorang berdasarkan peran dan status dalam kelompok tersebut. Peran

merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dan setiap peran menyandang

status. Orang cenderung memilih produk yang dapat mencerminkan dan

mengkomunikasikan peran dan status yang dikehendaki dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus

Usia dan siklus hidup berpengaruh terhadap selera dalam pemenuhan

kebutuhan hidup sehari-hari dari setiap individu. Orang dewasa telah melewati

perjalanan hidup yang berubah setiap masanya, hal ini tentu akan

memunculkan kebutuhan baru seperti kebutuhan jasa perbankan, pengacara,

dan konsultan pernikahan.

b) Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Konsumsi dari individu juga dipengaruhi oleh pekerjaan dan keadaan ekonomi.

Maka dari itu, pemasar harus berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan

yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap barang dan jasa tertentu. Selain

Universitas Sumatera Utara


9

itu, keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan barang dan jasa yang akan

dikonsumsi oleh setiap individu.

c) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan serangkaian sifat psikologis dari setiap individu yang

menimbulkan reaksi yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan. Adanya kepribadian dapat menjadi suatu variabel dalam

menganalisis perilaku pembeli.

d) Gaya Hidup

Pola hidup yang tergambar dalam kegiatan, minat, dan pendapat dari setiap

individu disebut dengan gaya hidup. Gaya hidup menggambarkan interaksi

individu dengan lingkungannya

4. Faktor Psikologis

a) Motivasi

Setiap individu mempunyai bedaberapa kebutuhan yang bersifat biogenik

yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti rasa lapar, rasa haus,

maupun rasa ketidaknyamanan. Selain itu, terdapat kebutuhan yang bersifat

psikogenik yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan

atas pengakuan, penghargaan diri, dan rasa memiliki. Ketika kebutuhan

menjadi motif dan meningkat sampai intensitas yang cukup akan mendorong

seseorang untuk bertindak.

Universitas Sumatera Utara


10

b) Persepsi

Seseorang yang sudah termotivasi akan siap untuk bertindak terhadap sesuatu

hal, bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh pandangannya

tentang situasi. Persepsi merupakan suatu proses ketika seseorang memilih,

mengatur, dan menerjemahkan informasi yang ada untuk menciptakan

gambaran dunia yang berarti. Persepsi dalam dunia pemasaran lebih

bermakna daripada realitas, karena dengan terdapatnya persepsi konsumen

akan berpengaruh terhadap perilaku aktual konsumen. Namun setiap orang

dapat mempunyai persepsi berbeda terhadap objek yang sama karena terdapat

tiga proses pemahaman, yaitu atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi

selektif.

c) Pembelajaran

Pembelajaran dapat memberikan perubahan dalam perilaku individu yang

berasal dari pengalaman hidup sehingga terjadi perubahan persepsi yang

berujung pada tindakan konsumen. Pada bagian ini akan dikaji pula jenis-

jenis proses belajar yang terdiri dari proses belajar kognitif dan proses belajar

perilaku.

d) Memori

Memori terdiri dari memori jangka pendek dan jangka panjang. Memori

jangka panjang merupakan memori yang paling diterima dengan membentuk

model asosiatif di mana dalam model tersebut seseorang menganggap

pengetahuan tentang merek konsumen merupakan informasi dalam memori

dengan berbagai asosiasi yang saling terhubung. Asosiasi merek terdiri dari

Universitas Sumatera Utara


11

pengetahuan, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, kepercayaan, sikap, dan

lainnya yang berhubungan dengan merek.

2.2 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) yang dirancang khusus untuk

pemodelan penerimaan sistem informasi adalah adaptasi dari Theory Reasoned

Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein and Ajzen (1975) (dalam

Indrawati 2017:19), yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa

reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan

perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi akan

mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu

faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi kegunaan dan kemudahan

penggunaan sistem informasi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks

pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan

kemudahan penggunaan sistem informasi menjadikan tindakan/perilaku orang

tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah sistem konsep

Technology Acceptance Model dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989,

sebuah teori yang menawarkan menjadi landasan untuk mempelajari dan

memahami perilaku pemakai dalam menerima dan menggunakan sistem informasi.

Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku

pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude),

keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour

relationship).

Universitas Sumatera Utara


12

2.2.1. Konstruk-Konstruk Technology Acceptance

Model Davis menjelaskan bahwa tingkat penerimaan pengguna teknologi

informasi (information technology acceptance) ditentukan oleh 5 konstruk, yaitu:

1) Persepsi kemudahan (Perceived ease of use/PEOU)

Menurut Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21), perceived ease of use sebuah

teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa

teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Persepsi kemudahan

penggunaan sebagai ukuran dimana pengguna di masa yang akan datang

mengganggap suatu sistem adalah bebas hambatan. Davis menyebutkan indikator

yang digunakan untuk mengukur perceived ease of use yaitu mudah dipelajari,

fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan, serta mudah digunakan.

2) Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

Perceived usefulness didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan

suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang

menggunakannya. Disebutkan pula pada persepsi terhadap kemanfaatan sebagai

kemampuan subjektif pengguna di masa yang akan datang di mana dengan

menggunakan sistem aplikasi yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam

konteks organisasi. Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21) mengkonsepkan

bahwa perceived usefulness diukur melalui indikator seperti meningkatkan kinerja

pekerjaan, menjadikan pekerjaan lebih mudah serta secara keseluruhan teknologi

yang digunakan dirasakan bermanfaat.

Universitas Sumatera Utara


13

3) Sikap menggunakan teknologi (attitude toward using)

Attitude toward using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap

penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak

bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Sikap seseorang

terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan

komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).

4) Niat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use technology)

Menurut Davis (1989) niat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention

to use technology) adalah suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan suatu

perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika

mempunyai keinginan atau niat (behavioral intention) untuk melakukannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku (behavioral

intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai

sistem.

5) Penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology user)

Actual system usage merupakan perilaku nyata dalam mengadopsi suatu sistem.

Actual system usage didefinisikan sebagai bentuk respon psikomotor eksternal yang

diukur oleh seseorang dengan penggunaan nyata. Actual system usage dikonsepkan

dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan

teknologi. Actual usage diukur berdasarkan penggunaan yang berulang ulang dan

penggunaan yang lebih sering. Tujuan model ini adalah untuk menjelaskan faktor-

faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi.

Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi-dimensi

tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user). Model ini

Universitas Sumatera Utara


14

menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel

yaitu:

1. Kemudahan penggunaan (ease of use)

2. Kemanfaatan (usefulness)

Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna.

Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna

akan menentukan sikapnya dalam penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas

menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan

(usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Penelitian ini menggunakan

3 (tiga) konstruk dari model penelitian TAM yaitu: Persepsi kemudahan

penggunaan (Perceived Ease Of Use/PEOU), Persepsi kemudahan penggunaan

(Perceived Usefulness/PU), dan Penggunaan actual jasa laundry koin (Actual

technology user).

2.2.2. Kelebihan dan kelemahan Technology Acceptance Model (TAM)

Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan TAM menurut Jogiyanto (2007;86)

adalah sebagai berikut:

1. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk menjawab

pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi gagal diterapkan

karena pemakainya tidak mempunyai niat (intention) untuk menggunakannya

2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.

3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagian besar

mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik.

Universitas Sumatera Utara


15

4. Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan model

yang parsimoni yaitu model yang sederhana tetapi valid.

Menurut TAM persepsi kemudahan penggunaan diindikasi mempengaruhi

persepsi kegunaan. Selanjutnya persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi

kegunaan juga diindikasikan memiliki pengaruh terhadap sikap penerimaan terhadap

jasa laundry koin (Y). Kesimpulannya adalah TAM dapat menjelaskan bahwa

persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan

teknologi informasi.

2.3. Teknologi Informasi

2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Haag dan Keen (dalam Kadir & Terra, 2013:2) teknologi informasi

adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan

melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

Sedangkan menurut Martin (dalam Kadir & Terra, 2013:2) teknologi informasi

tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat

lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan

juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

2.3.2 Peran Teknologi Informasi

Menurut Kasiyanto (2016:12) peran dari teknologi informasi adalah:

1. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Kinerja

Teknologi informasi berbasis komputer mampu meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kinerja. Secara praktis, ini terjadi apabila sistem dirancang dengan

Universitas Sumatera Utara


16

sempurna bagi pengguna (users) yang memiliki pemahaman pengertian

manajerial dan organisasi, dengan tujuan meningkatkan efektivitas penggunaan.

2. Menghasilkan Keunggulan Strategis

Masa depan adalah sekarang, saat terjadi perubahan cepat di bidang computer

dan teknologi informasi. Kemajuan dalam penerapan manajerial dari teknologi

informasi dan komputer seharusnya mampu menghasilkan keunggulan strategi

(strategic advantage) bagi orang – orang yang melaksanakan kegiatan. Yang

penting untuk diketahui, yakni pengenalan terhadap perubahan yang terjadi

dalam lingkungan manajemen dan organisasi. Terdapat tiga kecenderungan

utama dalam perkembangan penggunaan teknologi informasi berbasis komputer,

antara lain: perubahan dalam struktur organisasi, kondisi kerja manajerial, serta

rancangan pekerjaan.

3. Mengubah Struktur Organisasi

Peran teknologi informasi berikutnya yaitu dapat mengubah struktur

organisasi, apabila hierarki organisasi bersifat datar maka lebih sedikit tingkatan

manajemen yang dibutuhkan. Oleh karenanya, dengan menggunakan teknologi

baru organisasi akan lebih banyak menggunakan komputer untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan. Adanya perubahan kondisi tugas manajerial

sehingga sebagai seorang manajer dituntut untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan organisasi yang kaya akan informasi. Dengan tersedianya informasi

pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu singkat sehingga memungkinkan untuk

meningkatkan pengendalian dan pertanggungjawaban.

Universitas Sumatera Utara


17

4. Menawarkan Keunggulan Kompetitif

Adanya penurunan signifikan dalam biaya teknologi informasi dan

peningkatan kekuatan serta kecepatan computer yang lebih besar, sistem

informasi mulai bergerak dari peranan tradisionalnya sebagai aplikasi

pendukung back office menuju pada suatu penawaran keunggulan kompetitif

yang signifikan.

2.3.3 Teknologi dalam Penyediaan Jasa

Menurut Fitzszimmons (2006:106-107) kemajuan dalam komunikasi dan

teknologi informasi memiliki efek mendalam pada cara-cara pelanggan berinteraksi

dengan penyedia layanan. Misalnya, kios Internet dan pelabuhan udara telah

mengubah harapan dan perilaku penumpang pesawat. Interaksi pelanggan dengan

personel maskapai sering terbatas pada layanan minuman ala kadarnya dari kru

kabin. Ada lima mode kontribusi teknologi dalam penyediaan jasa, yaitu:

1) Mode A, disebut penyediaan jasa bebas teknologi (technology free service

encounter), di mana pelanggan berada dalam kedekatan fisik dengan dan

berinteraksi dengan manusia sebagai perantara penyedia jasa. Mode ini

merepresentasikan layanan tradisional dengan sentuhan tinggi seperti di salon

penata rambut atau dokter gigi di mana teknologi tidak memainkan peran

langsung. Sebagian besar layanan perawatan pribadi termasuk dalam kategori ini,

bersama dengan beberapa layanan profesional seperti hukum, konsultasi, dan

psikiatri.

2) Mode B, disebut technology-assisted service encounter, karena hanya penyedia jasa

yang memiliki akses teknologi untuk meningkatkan kualitas jasa secara langsung

Universitas Sumatera Utara


18

atau tatap muka. Prosedur perawatan kesehatan seperti scan MRI atau kunjungan

kantor ke dokter mata termasuk dalam mode ini. Secara tradisional, perwakilan

maskapai menggunakan terminal komputer untuk check-in penumpang, diwakili

oleh mode B, tetapi sekarang penumpang didorong untuk menggunakan kios check-

in yang diwakili oleh mode E. karena pelanggan dan penyedia jasa memiliki akses

teknologi yang sama.

3) Mode C, disebut penyediaan jasa yang difasilitasi teknologi (technology-facilitated

service encounter), komputer digunakan untuk menggambarkan pengembalian

yang diproyeksikan untuk profil risiko yang berbeda. Sebagai contoh, seorang

perencana keuangan dalam konsultasi dengan klien dapat merujuk pada model

keuangan pada komputer pribadi.

4) Mode D, disebut penyediaan jasa yang dimediasi teknologi (technology-mediated

service encounter), pelanggan dan penyedia jasa tidak secara fisik bersama dan

dengan demikian layanan yang berhadapan tidak lagi merupakan kontak tatap

muka. Komunikasi biasanya dilakukan melalui panggilan telepon untuk mengakses

layanan seperti membuat reservasi restoran atau mendapatkan bantuan teknis dari

pusat panggilan yang jauh. Pertimbangkan juga, bagaimana cerdasnya pemantauan

monitor menggunakan GPS (global positioning satellite) membantu melacak

pergerakan pembebasan bersyarat.

5) Mode E, disebut penyediaan jasa yang dihasilkan teknologi (technology-generated

service encounter), manusia sebagai penyedia jasa diganti seluruhnya dengan

teknologi yang memungkinkan pelanggan untuk melayani sendiri. Mode ini

menjadi lebih umum karena perusahaan berusaha untuk mengurangi biaya

Universitas Sumatera Utara


19

penyediaan jasa. Contohnya adalah ATM, checkout scanning airport, dan sumber

informasi berbasis situs Web.

2.3.4 Self Service Technology (SST)

Self Service Technology adalah suatu perantara teknologi yang

memungkinkan konsumen untuk menghasilkan sendiri pelayanan tanpa bergantung

pada karyawan, contoh pelayanan melalui internet. Menurut Davis dan Heineke

(2003:53) Tren Berbasis Teknologi di Kemajuan teknologi, termasuk peralatan

otomatis yang ditingkatkan, sistem pengenalan suara, jalur transmisi data

berkecepatan tinggi (seperti broadband), dan komputer yang lebih cepat dan lebih

kuat, telah memiliki efek signifikan pada layanan. Sejumlah besar data mudah

diakses hari ini dan dapat ditransmisikan dengan biaya murah jarak jauh. Kami

mengidentifikasi beberapa tren utama dalam pemberian layanan yang merupakan

akibat langsung dari teknologi.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Evan Nathan dan Ira Fachira (2015) dengan judul Customer Acceptance In

Online Marketing Using Technology Acceptance Model Study Case: PT

Rajawali Medika Mandiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Peneliti

menemukan bahwa ada beberapa tujuan untuk menyelesaikan masalah. Pertama,

faktor technology acceptance model (TAM) yang dapat mempengaruhi desain

pemasaran online yang diusulkan perlu diidentifikasi,kedua, peneliti perlu

mengidentifikasi faktor TAM yang perlu ditingkatkan dan yang terakhir, strategi

yang ada dengan pemasaran online dapat digabungkan. Dari tujuan itu, peneliti

membuat sebuah penelitian dan menemukan bahwa, niat untuk menggunakan

Universitas Sumatera Utara


20

memiliki korelasi dengan persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi

manfaat.

2. Ni Nyoman Kerti Yasa, Luh Putu Rara Ayu Ratnaningrum, dan Putu Gde

Sukaatmadja (2014) dengan judul The Application Of Technology Acceptance

Model On Internet Banking Users In The City Of Denpasar. Hasil dari penelitian

ini adalah bahwa kedua persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang

dirasakan memiliki efek signifikan dan positif pada sikap terhadap penggunaan

internet banking. Baik persepsi kemudahan penggunaan maupun manfaat yang

dirasakan juga memiliki hasil positif dan efek signifikan pada penggunaan

aktual. Sikap terhadap penggunaan memiliki hubungan yang signifikan dan

positif dengan penggunaan aktual.

3. Chang Mexen (2015) dengan judul Perceived Factors Influencing the

Acceptance and Adoption of Self-service Technology. Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa hanya persepsi manfaat (perceive of usefulness), kualitas hasil

yang diharapkan (expected outcome quality) dan nilai hedonis yang memiliki

keterkaitan positif dengan sikap pada penggunaan self service technology (SST).

Sikap terhadap SST positif terkait dengan niat perilaku pada SST dan niat

perilaku pada SST bernilai positif terkait dengan penggunaan aktual SST. Hasil

dari penelitian ini berkontribusi pada bisnis manajemen dan juga pemerintah

atas perilaku Malaysia atas penggunaan self service technology.

4. Rila Anggraeni (2015) dengan judul Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan

dan Persepsi Kegunaan Terhadap Niat Untuk Menggunakan dan Penggunaan

Aktual Layanan Jejaring Sosial Berbasis Lokasi. Hasil dari penelitian ini adalah

Universitas Sumatera Utara


21

persepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh positif dansignifikan

terhadap niat penggunaan,persepsi kegunaan memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap niat penggunaan,dan niat penggunaan memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap penggunaan aktual layanan jejaring sosial

berbasis lokasi.

5. Nanik Ernawati dan Zamrud Mirah Delima (2016) dengan judul Pengaruh

Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Kegunaan, dan Pengalaman

Terhadap Minat Wajib Pajak Menggunakan Sistem E-Filing. Hasil dari

penelitian ini adalah persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak

orang pribadi dalam menggunakan E Filing. Wajib pajak merasa terbantu

dengan kehadiran E Filing karena wajib pajak dimana pun berada bisa

melaporkan pajak tanpa harus datang langsung ke kantor pelayanan pajak.

Persepsi kemudahan dalam menggunakan E Filing sangat berpengaruh terhadap

minat wajib pajak dalam menggunakan E Filing. Seseorang akan lebih senang

menggunakan sistem jika sistem tersebut mudah.

Universitas Sumatera Utara


22

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Perceived ease of
use (persepsi
kemudahan)
Penggunaan jasa
(X1)
laundry koin
(Y)
Perceived
usefulness
(persepsi
manfaat)
(X2)

Sumber: Penulis, 2019

Pada gambar 2.1 menunjukkan variabel – variabel yang digunakan untuk

mengukur niat atau intensi penggunaan jasa laundry koin (Y) dengan menerapkan

technology acceptance model (TAM) yang menggunakan dua konstruk yaitu

perceived ease of use (persepsi kemudahan) (X1) dan perceive usefulness (persepsi

manfaat) (X2) dimana kedua konstruk ini digunakan untuk mengukur pengaruh

TAM terhadap niat konsumen untuk menggunakan jasa laundry koin hingga ke

penggunaan aktual jasa laundry koin.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Menurut Sugiyono (2013: 13), metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh atau hubungan antara dua variable atau lebih..

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kota Medan, Sumatera Utara pada 5 kios laundry koin
berbeda, yaitu:

1. De Laundry Café, Jl. Teuku Umar, Medan Petisah.

2. Bunda Coin Laundry, Jl. Pasar 2 Setiabudi, Medan Selayang.


3. Savvy Coin Laundry, Jl. Jamin Ginting, Medan Baru.
4. The Daily Wash Laundromat, Jl.Rakyat, Medan Perjuangan.
5. Wash Lab Coin Laundry, Jl. M.H Thamrin, Medan Timur.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2019.

3.3 Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2013: 389) mengartikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

23

Universitas Sumatera Utara


24

ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini tidak terbatas, jumlah dan

karakteristik responden tidak diketahui dengan pasti karena mencakup seluruh

pengguna jasa laundry koin yang ada di Medan.

Sampel adalah sebagian dari populasi (Sugiyono, 2013: 389). Mengingat

pupulasi yang berukuran besar dan tidak diketahui jumlahnya secara pasti, maka

sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan pendapat dari Rao Purba (2006)

(dalam Ghazali (2011:89).) yang mengemukakan bahwa dalam penentuan sampel

jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui yaitu dengan menggunakan

rumus unknown population, yaitu:

n = 𝑍2

4(𝑀𝑜𝑒)2

n= 1,962

4(0,1)2

n= 96,04

Maka jumlah sampel penelitian ini adalah 96 orang.

Keterangan:

n : Jumlah sampel
Moe : Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya
10% (0,1)
Z : Tingkat kepercayaan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel.
95% : 1,96 (dalam tabel dengan nilai alpha 5% atau 0,05).

Universitas Sumatera Utara


25

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

dengan kriteria responden yaitu pengguna jasa laundry koin dengan penggunaan

jasa minimal satu kali, dengan non probability sampling, di mana besarnya peluang

atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subyek sampel tidak

diketahui. Agar mendapatkan hasil penelitian yang seimbang jumlah sampel pada

setiap lokasi dibagi rata kedalam 5 bagian, berikut pembagian jumlah sampel

penelitian pada setiap lokasi.

Tabel 3.1
Pembagian Sampel

Lokasi Jumlah Sampel


De Laundry Café 20 responden
Bunda Coin Laundry 19 Responden
Savvy Coin Laundry 19 Responden
The Daily Wash Laundromat 19 Responden
Wash Lab Coin Laundry 19 Responden
Sumber: Penulis, 2019

3.5 Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara terhadap masalah yang masih


bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis akan
ditolak jika salah, dan akan diterima jika benar. Penolakan dan penerimaan
hipotesis sangat bergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta yang sudah
dikumpulkan. Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan hipotesisnya
adalah:
1. H01 : Tidak ada pengaruh perceived ease of use terhadap penggunaan jasa

laundry koin.

Universitas Sumatera Utara


26

2. Ha1 : Ada pengaruh perceived ease of use terhadap penggunaan jasa laundry

koin.

3. H02 : Tidak ada pengaruh perceived usefulness terhadap penggunaan jasa

laundry koin.

4. Ha2 : Ada pengaruh perceived usefulness terhadap penggunaan jasa laundry koin

5. H03 : Tidak ada pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use

terhadap penggunaan jasa laundry koin.

6. Ha3 : Ada pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use terhadap

penggunaan jasa laundry koin.

3.6 Data dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk ke dalam

jenis data primer. Menurut Indriantoro dan Supomo (2013: 146-147) data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli,

sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara. Pada penelitian ini data primer yang

dikumpulkan diperoleh melalui survei hasil kuesioner yang disebar di lima kios

laundry koin yang telah dipilih.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan teknik

survei melalui penyebaran kuesioner. Pada saat melaksanakan metode ini, peneliti

akan terjun langsung guna mendapatkan data yang diperlukan karena metode ini

memerlukan kontak antara peneliti dengan responden. Penyebaran kuesioner yang

Universitas Sumatera Utara


27

difokuskan kepada para pengguna jasa laundry koin dengan penggunan jasa

minimal satu kali.

3.8 Defenisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel

yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam

mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam

menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan

beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara

lain:

a. Perceived ease of use

Menurut Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21) persepsi kemudahan

penggunaan adalah sebagai ukuran dimana pengguna di masa yang akan datang

mengganggap suatu sistem adalah bebas hambatan.

b. Perceived usefulness

Menurut Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21), persepsi manfaat adalah

sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan

mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya

c. Penggunaan Jasa

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2014:7) Jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun.

Sehingga penggunaan jasa adalah kegiatan menggunakan jasa yang ditawarkan

yang mencakup tentang minat pengguna jasa.

Universitas Sumatera Utara


28

3.9 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

3.9.1 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2013: 63) variabel dependen/terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen pada penelitian ini adalah penggunaan jasa laundry koin di Medan.

Definisi operasional penggunaan aktual jasa laundry koin merujuk kepada

keputusan konsumen untuk menggunakan jasa laundry koin.

3.9.2 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2013: 63) variabel independen/bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah perceived ease

of use dan perceived usefulness. Definisi operasional dari perceived ease of use

adalah persepsi yang digunakan untuk mengukur kemudahan penggunaan teknologi

dan perceived usefulness adalah persepsi yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar manfaat yang diterima dari penggunaan teknologi.

Universitas Sumatera Utara


29

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

Defenisi
Variabel Variabel Indikator Item Skala
Operasional
1. Mudah 1. Teknologi mudah
dipelajari. dipahami. Likert
2. Teknologi cepat
Perceived Persepsi untuk dipahami.
Ease of yang 2. Mudah 1. Teknologi mudah
Use digunakan untuk untuk digunakan.
(X1) untuk dioperasikan. 2. Tidak butuh
mengukur keterampilan khusus.
kemudahan 3. Fleksibel 1. Teknologi dapat
penggunaan digunakan kapanpun
teknologi. dan dimanapun.
2. Mudah menyesuaikan
diri dengan teknologi.
4. Dapat 1. Pekerjaan mudah
mengontrol untuk diawasi.
pekerjaan. 2. Tujuan pekerjaan
mudah untuk
ditetapkan.

Perceived Persepsi 1.Meningkatkan 1. Berguna dalam Likert


Usefulness yang kinerja meningkatkan
(X2) digunakan produktifitas
untuk pekerjaan.
mengetahui
seberapa 2.Mempermudah 1. Berguna dalam
besar Pekerjaan meningkatkan
manfaat efektivitas pekerjaan.
yang
diterima 3. Memberikan 1. Berguna dalam
dari manfaat memberikan
penggunaan keuntungan dalam
teknologi. pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


30

Defenisi
Variabel Operasional Indikator Item Skala
Variabel
Penggunaan Penggunaan 1. Mampu 1. Rasa menerima Likert
Jasa aktual jasa menerima inovasi laundry koin.
Laundry laundry inovasi
Koin koin teknologi.
(Y) merujuk 2. Intensi 1. Keinginan untuk
kepada penggunaan menggunakan jasa
keputusan kembali. laundry koin secara
konsumen berulang (repetitive).
untuk
menggunak
an jasa
Laundry
koin.
Sumber: Davis, 1989 (Dalam Indrawati:2017)

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.10.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2012: 52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Suatu

pertanyaan dikatakan valid jika tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05.

3.10.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2012: 47) uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

Universitas Sumatera Utara


31

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Butir kuesioner

dikatakan reliabel (layak) jika cronbach’s alpha> 0,06 dan dikatakan tidak reliabel

jika cronbach’s alpha < 0,06.

3.11 Analisis Data

Metode analisis berisi pengujian-pengujian data yang diperoleh dari hasil

jawaban responden yang diterima kemudian dianalisis dengan menggunakan spss,

prosedur analisis dalam penelitian.

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012: 92) data primer yang dikumpulkan melalui

penyebaran kuesioner dibentuk dalam skala pengukuran. Skala pengukuran

merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Pada penelitian

ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.

Untuk analisis data kuantitatif, maka jawaban responden diberi skor sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Skor Kuesioner

No. Sikap Responden Skor


1 Sangat Tidak Setuju 1
2 Tidak Setuju 2
3 Ragu-ragu 3
4 Setuju 4
5 Sangat Setuju 5
Sumber: Ghozali, 2012: 47

Universitas Sumatera Utara


32

Kemudian data jawaban tersebut akan menghasilkan data ordinal. Data

primer yang berupa skala likert tersebut kemudian dianalisis berdasarkan metode

analisis data yang sesuai untuk digunakan pada penelitian ini.

3.11.2 Uji Asumsi Klasik

3.11.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam satu variabel

yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan

model-model penelitian tersebut adalah data distribusi normal. Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus Kolmogorov-Smirnov adalah

sebagai berikut :

√n1+ n2
𝐾𝐷 ∶ 1,36
n1+n2

Keterangan : KD : jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

n1 : jumlah sampel yang diperoleh

n2 : jumlah sampel yang diharapkan

3.11.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2012: 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian

multikolinearitas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.

Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

Universitas Sumatera Utara


33

tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,01 atau sama dengan

nilai VIF < 10.

3.11.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2012: 139) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

3.11.3 Uji Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2014:277) Analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila

dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2. Persamaan regresi linier berganda yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

Y = α + 𝑋1 𝑏1, +𝑋2 𝑏2 + ε
Keterangan:

Y :Penggunaan jasa laundry koin


α : Koefisien konstanta
𝑏1, 𝑏2 𝑏3 : Koefisien regresi
𝑋1 : Perceived ease of use
𝑋2 : Perceived usefulness

ε : Error, variabel gangguan

Universitas Sumatera Utara


34

3.11.4 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini juga menggunakan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan pendekatan uji F dan uji T.

3.11.4.1 Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2012: 98) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel

terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika T hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.11.4.2 Uji T (Parsial)

Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa

jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara

individual dalam menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar pengambilan

keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:

1. Jika T hitung > T tabel hipotesis diterima (Ha)

2. Jika T hitung < T tabel hipotesis ditolak (H0).

3.11.4.3 Koefisien Determinasi

Merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai

dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila nilai koefisien korelasi sudah

diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan

Universitas Sumatera Utara


35

mengkuadratkannya. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = 𝑟 2 x 100%

Keterangan : Kd : Koefisien determinasi

𝑟 2 : Koefisien korelasi

Universitas Sumatera Utara


36

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Usaha

Laundry koin adalah laundry yang mementingkan konsep teknologi vending

mechine atau bisa dibilang mesin cuci otomatis. Self service merupakan fitur

unggulan laundry koin, ini yang menjadi pembeda dengan laundry kiloan,membuat

kita tak perlu cemas hasil cucian yang kurang memuaskan atau bahkan

kemungkinan hilang pakaian kita, cara kerjanya hanya memasukan koin yang di

hargai beberapa ribu untuk sekali cuci. Tentunya laundry koin dapat memenuhi

gaya hidup masyarakat urban dan modern yang memiliki kesibukan tinggi dan

menjadikan kegiatan mencuci sendiri menjadi sangat menyenangkan.

Laundry koin atau biasa disebut Laundromat ini sendiri telah populer di

Amerika sejak tahun 1950-an namun jenis laundry ini baru muncul di Indonesia

pada tahun 2013. Bisnis ini mulai berkembang di Indonesia pada tahun 2018

terutama di Medan, pertumbuhan gerai – gerai laundry koin pun mengalami angka

yang cukup signifikan, dapat dilihat dengan menjamurnya gerai – gerai laundry

koin di berbagai tempat di kota Medan.

4.2 Penyajian Data

Data penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dengan menyebarkan

kuesioner kepada 96 responden yaitu konsumen laundry koin yang berada di kota

Medan. Berikut adalah tabel data responden penelitian

Universitas Sumatera Utara


37

4.2.1. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin responden penelitian dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu laki – laki dan perempuan. Berikut data responden berdasarkan

jenis kelamin

Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1 Laki – laki 40 41,7%
2 Perempuan 56 58,3%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis data, jumlah konsumen perempuan lebih banyak

dibandingkan konsumen laki- laki meskipun selisih nya tidak terlalu jauh. Data ini

menunjukkan bahwa pengguna laundry koin di Medan tidak didominasi salah satu

jenis kelamin.

4.2.2. Usia Responden

Berdasarkan usia, responden dikelompokkan menjadi lima bagian, berikut

data responden berdasarkan usia.

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase


1 17-22 Tahun 31 32,3%
2 23-28 Tahun 34 35,4%
3 29-34 Tahun 26 27,1%
4 35-40 Tahun 4 4,2%
5 >40 Tahun 1 1%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden konsumen,

persentase tertinggi berada pada rentang usia 23-28 tahun kemudian di posisi

Universitas Sumatera Utara


38

tertinggi kedua berada pada rentang usia 17-22 tahun. Dari data pada tabel 4.2 dapat

disimpulkan bahwa pengguna laundry koin didominasi oleh kalangan remaja dan

konsumen dewasa.

4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan pendidikan terakhir, responden dikelompokkan menjadi lima

bagian. Berikut data responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Jumlah Persentase


1 SMP 6 6,2%
2 SMA 55 57,3%
3 S1 28 29,2%
4 S2 0 0%
5 Lainnya 7 7,3%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, menunjukkan

bahwa konsumen dengan pendidikan terakhir SMA dan beberapa responden yang

memilih lainnya memiliki pendidikan terakhir D3 dan SD.

4.2.4 Pekerjaan Responden

Berdasarkan pekerjaan responden dikelompokkan menjadi 5 bagian. Berikut

data responden berdasarkaan pekerjaan.

Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Pelajar/Mahasiswa 30 31,2%
2 PNS 8 8,3%
3 Wirausaha 26 27,1%
4 Karyawan Swasta 16 16,7%
5 Lainnya 16 16,7%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


39

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, menunjukkan

bahwa konsumen dengan jumlah tertinggi berasal dari kalangan pelajar atau

mahasiwa, data ini berbanding lurus dengan data usia yang didominasi dengan

rentang usia 17-22 tahun dan 23-28 tahun. Sedangkan para responden yang memilih

lainnya didominasi oleh ibu rumah tangga.

4.2.5 Pendapatan Responden

Berdasarkan pendapatan responden dikelompokkan menjadi 4 bagian.

Berikut data responden berdasarkan pendapatan.

Tabel. 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan Jumlah Persentase
1 < 2 Juta 43 44,8%
2 2,1-3 Juta 8 8,2%
3 3,1 – 4 Juta 23 24%
4 >4,1 Juta 22 23%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, menunjukkan

bahwa mayoritas konsumen laundry koin memiliki pendapatan kurang dari dua juta

rupiah, yang berbanding lurus dengan data sebelumnya yang menunjukkan bahwa

pengguna laundry koin didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa yang

umumnya memiliki pendapatan kurang dari dua juta rupiah, ditambah lagi dengan

murahnya tarif yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa laundry koin sehingga

mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik dari kalangan atas bahkan

untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Universitas Sumatera Utara


40

4.2.6 Intensitas Penggunan Responden

Berdasarkan intensitas penggunaan, responden dikelompokkan menjadi 4

bagian. Berikut data responden berdasarkan intensitas penggunaan.

Tabel 4.6
Identitas Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan
No Intensitas Penggunaan Jumlah Persentase
1 1-2 kali 33 34,4%
2 3-4 kali 42 43,7%
3 5-6 kali 14 14,6%
4 >6 kali 7 7,3%
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden menunjukkan

bahwa intensitas penggunaan tertinggi adalah 3-4 kali. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat penggunaan kembali yang

lumayan tinggi.

4.2.7 Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) (X1)

Berikut adalah tabel – tabel pendistribusian jawaban responden dari

kuesioner yang telah disebarkan. Tabel – tabel persentase jawaban berikut adalah

jawaban mengenai variable perceived ease of use (X1).

Tabel 4.7
Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Mudah Untuk
Dipelajari
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 11,5%
2 Setuju 71 74%
3 Netral 14 11,5%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hampir keseluruhan

responden setuju bahwa penggunaan layanan laundry koin mudah untuk dipelajari.

Universitas Sumatera Utara


41

Dengan 74% responden memilih setuju membuktikan bahwa tidak ada kendala

untuk menggunakan laundry koin.

Tabel 4.8
Jawaban Responden Tentang Tidak Butuh Lama Untuk Memahami
Penggunaan Layanan Laundry Koin.
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 17 17,7%
2 Setuju 67 69,8%
3 Netral 12 12,5%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden, 69,8%

responden setuju bahwa tidak butuh lama untuk memahami penggunaan layanan

laundry koin. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebelumnya bahwa penggunaan

laundry koin mudah untuk dipelajari.

Tabel 4.9
Jawaban Responden Tentang Mesin Laundry Koin Mudah Digunakan

No Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sangat Setuju 19 19,8%
2 Setuju 67 69,8%
3 Netral 10 10,4%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa jawaban responden didominasi

dengan permyataan setuju bahwa mesin laundry koin mudah untuk digunakan. Hal

tersebut menandakan bahwa mayoritas responden tidak memiliki kendala dalam

megoperasikan mesin laundry koin.

Universitas Sumatera Utara


42

Tabel 4.10
Jawaban Responden Tentang Tidak Dibutuhkan Ketereampilan Khusus
Dalam Mengoperasikan Mesin Laundry Koin
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 51 53,1%
2 Setuju 42 43,8%
3 Netral 3 3,1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden menunjukkan

bahwa hampir seluruh responden memilih setuju dan sangat setuju bahwa tidak

dibutuhkan keterampilan khusus untuk mengoperasikan mesin laundry koin. Hal

ini membuktikan bahwa mesin laundry koin benar benar muda digunakan.

Tabel 4.11
Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Tersedia di Berbagai
Tempat dan Dapat Digunakan Kapanpun dan Dimanapun
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 9,4%
2 Setuju 34 35,4%
3 Netral 53 55,2%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah dari 96

responden memilih netral sedangkan selebihnya memilih setuju dan beberapa

memilih sangat setuju. Hal ini menandakan bahwa persebaran gerai laundry koin di

Medan belum cukup meluas sehingga masih banyak konsumen yang merasa

layanan laundry koin kurang fleksibel.

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 4.12
Jawaban Responden Tentang Tidak Sulit untuk Menyesuaikan Diri dengan
Konsep Self Service Laundry Koin.
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 20 20,8%
2 Setuju 68 70,8%
3 Netral 8 8,3%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden jawaban

pernyataan didominasi dengan jawaban setuju. Hal ini menunjukkan bahwa konsep

self service yang disusung oleh laundry koin mampu dterima oleh konsumen dan

tidak adanya kendala dalam proses menyesuaikan diri dari konsep laundry

konvensional dengan laundry koin.

Tabel 4.13
Jawaban Responden Tentang Proses Mencuci Lebih Mudah Diawasi

No Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sangat Setuju 36 37,5%
2 Setuju 60 62,5%
3 Netral - -
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.13, dapat dilihat bahwa seluruh responden setuju dan

sangat setuju bahwa dengan menggunakan layanan laundry koin proses mencuci

lebih mudah untuk diawasi. Hal ini sesuai dengan keunggulan yang diberikan dari

konsep self service laundry koin sehingga proses pencucian lebuh mudah untuk

dikontrol.

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 4.14
Jawaban Responden Tentang Dengan Konsep Self Service
Mempermudah dalam Memilih Layanan yang Diinginkan
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 41 42,7%
2 Setuju 54 56,3%
3 Netral 1 1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.14, dapat disimpulkan bahwa dari 96 responden hampir

seluruh responden setuju bahwa dengan adanya konsep self service yang diusung

oleh laundry koin mempermudah dalam memilih layanan layanan yang diinginkan

konsumen. Hal ini didukung dengan beragamnya pilihan layanan yang diberikan

oleh gerai – gerai laundry koin seperti layanan cuci & kering, layanan setrika dan

sebagainya.

4.2.8 Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness) (X2)

Berikut adalah tabel – tabel pendistribusian jawaban responden dari

kuesioner yang telah disebarkan. Tabel – tabel persentase jawaban berikut adalah

jawaban mengenai variabel perceived usefulness (X2).

Tabel 4.15
Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Mampu
Meningkatkan Produktivitas Pekerjaan
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 13 13,5%
2 Setuju 82 85,4%
3 Netral 1 1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


45

Berdasarkan tabel 4.15, jawaban pernyataan didominasi dengan jawaban

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya laundry koin memberikan

manfaat berupa peningkatan produktivitas.

Tabel 4.16
Jawaban Responden Tentang Melalui Layanan Laundry Koin Proses
Mencuci Menjadi Lebih Praktis
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 31 32,3%
2 Setuju 61 62,5%
3 Netral 4 4,2%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, konsumen

laundry koin di Medan memilih setuju bahwa dengan adanya layanan yang

diberikan laundry koin membuat proses mencuci menjadi lebih praktis. Hal ini

dikarenakan kepraktisan yang ditawarkan oleh laundry koin baik dari segi proses,

waktu, maupun biaya.

Tabel 4.17
Jawaban Responden Tentang Dengan Layanan Laundry Koin Dapat
Mencuci Pakaian Dengan Jumlah Banyak Dalam Satu Waktu
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 19 19,8%
2 Setuju 73 76%
3 Netral 4 4,2%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.17, dapat disimpulkan bahwa responden setuju bahwa

dengan layanan laundry koin dapat mencuci pakaian dengan jumlah banyak dalam

satu waktu. Hal ini dikarenakan kapasitas yang ditawarkan oleh laundry koin adalah

10kg dalam satu kali cuci sehingga lebih praktis.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.18
Jawaban Responden Tentang Tarif Laundry Koin Lebih Murah
Dibandingkan Laundry Konvensional
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 38 39,6%
2 Setuju 56 58,3%
3 Netral 2 2,1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat 56 responden memilih setuju bahwa

tarif yang diberikan laundry koin lebih murah dibadingkan laundry konvensional.

Hal ini dikarenakan tarif yang dikenakan laundry koin untuk satu koin berkisar

antara Rp. 5000 – Rp. 20.000, dan dengan satu koin bisa melakukan satu kali

pencucian dengan kapasitas maksimal 10kg, jauh lebih murah dibandingkan

laundry konvensional.

Tabel 4.19
Jawaban Responden Tentang Menggunakan Laundry Koin dapat
Menghemat Biaya
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 48 50%
2 Setuju 45 46,9%
3 Netral 3 3,1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.19, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden

setuju bahwa dengan menggunakan laundry koin dapat menghemat biaya. Hal ini

berbanding lurus dengan pernyataan sebelumnya bahwa tarif yang diberikan

laundry koin lebih murah dibandingkan laundry konvensional.

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 4.20
Jawaban Responden Tentang Laundry Koin Lebih Higienis

No Jawaban Frekuensi Persentase


1 Sangat Setuju 71 74%
2 Setuju 25 26%
3 Netral - -
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.20, dapat disimpulkan bahwa seluruh responden

memilih setuju dan sangat setuju bahwa dengan menggunakan laundry koin proses

mencuci lebih higienis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan laundry koin

dengan sistem self service ini menjamin pakaian tidak tercampur dengan milik

konsumen lain.

Tabel 4.21
Jawaban Responden Tentang Laundry Koin Mampu Meminimalkan
Pekerjaan
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 31 32,3%
2 Setuju 64 66,7%
3 Netral 1 1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.21, dapat dilihat bahwa jawaban didominasi oleh

jawaban setuju, hal ini menunjukkan bahwa responden setuju laundry koin mampu

meminimalkan pekerjaan. Hal ini berbanding lurus dengan pernyataan sebelumnya

bahwa dengan adanya layanan laundry koin mampu meningkatkan produktivitas.

Universitas Sumatera Utara


48

Tabel 4.22
Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin dapat
Menghemat Waktu
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 33 34,4%
2 Setuju 59 61,5%
3 Netral 4 4,2%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.22, dapat disimpulkan bahwa responden setuju laundry

koin dapat mengehemat waktu. Hal ini dikarenakan satu kali pencucian hanya

memakan waktu 1 – 1,5 jam, jauh lebih cepat dibandingkan laundry konvensional

yang dapat memakan waktu lebih dari 1 hari.

Tabel 4.23
Jawaban Responden Tentang Layanan Laundry Koin Meningkatkan
Efektivitas Pekerjaan
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 45 46,9%
2 Setuju 49 51%
3 Netral 2 2,1%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.23, dapat disimpulkan responden setuju bahwa

layanan laundry koin meningkatkan efektivitas pekerjaan. Hal ini didukung dengan

murahnya tarif laundry, menghemat waktu, dsb, maka demikian, secara

keseluruhan layanan laundry koin memberikan manfaat bagi para konsumennya.

Universitas Sumatera Utara


49

4.2.9 Penggunaan Aktual Jasa (Y)

Berikut adalah tabel – tabel pendistribusian jawaban responden dari

kuesioner yang telah disebarkan. Tabel – tabel persentase jawaban berikut adalah

jawaban mengenai variabel penggunaan actual (Y).

Tabel 4.24
Jawaban Responden Tentang Kemampuan Menerima Inovasi
Laundry Koin
No Jawaban Frekuensi Presentase
1 Sangat Setuju 35 36,5%
2 Setuju 61 63,5%
3 Netral - -
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden disimpulkan

bahwa seluruh responden mampu menerima inovasi laundry self service. Hal ini

membuktikan tidak sulit untuk beradaptasi dengan konsep baru ini.

Tabel 4.25
Jawaban Responden Tentang Memiliki Kendala dalam Menerima
Inovasi Laundry Koin
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju - -
2 Setuju - -
3 Netral 16 16,7%
4 Tidak Setuju 80 83,3%
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden dapat

disimpulkan bahwa hampir seluruh responden tidak memiliki kendala dalam

mengadopsi inovasi yang diberikan oleh laundry koin. Hal ini berbanding lurus

Universitas Sumatera Utara


50

dengan pernyataan sebelumnya bahwa responden mampu menerima inovasi

laundry koin.

Tabel 4. 26
Jawaban Responden Tentang Dengan Munculnya Layanan Laundry
Koin Membuat Konsumen Beralih dari Laundry Konvensional
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 8,3%
2 Setuju 30 31,3%
3 Netral 57 59,4
4 Tidak Setuju 1 1%
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, 57 responden

memilih netral mengenai pernyataan dengan adanya layanan laundry koin dapat

membuat konsumen beralih dari laundry konvensional. Hal ini dikarenakan

meskipun para konsumen mampu menerima inovasi dari laundry koin namun

mereka masih menggunakan jasa laundry konvensional sehingga jawaban

didominasi dengan jawaban netral.

Tabel 4.27
Jawaban Responden Tentang Penggunaan Kembali Jasa Laundry
Koin
No Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 21 21,9%
2 Setuju 69 71,9%
3 Netral 6 6,3%
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Total 96 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 96 responden, hamper seluruh

setuju untuk melakukan penggunaan kembali. Hal ini berbanding lurus dengan

pernyataan sebelumnya yang menyatakan bahwa responden mampu beradaptasi

Universitas Sumatera Utara


51

dengan inovasi baru yg diberikan laundry koin sehingga tidak ada alasan untuk

tidak melakukan penggunaan kembali.

4.3 Hasil Uji Statistik

4.3.1 Uji Instrumen

Uji instrument dilakukan untuk menguji apakah instrument yang digunakan

valid dan dapat dipercaya. Uji intsrumen terbagi menjadi dua yaitu uji validitas dan

uji reliabilitas.

4.3.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

1. Uji Validitas Perceived Ease of Use (X1)

Tabel 4. 28
Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Ease of Use (X1)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan


X1,1 0,790 Valid
X1,2 0,724 0,169 Valid
X1,3 0,736 Valid
X1,4 0,553 Valid
X1,5 0,383 0,169 Valid
X1,6 0,750 Valid
X1,7 0,507 Valid
X1,8 0,484 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan hasil uji validitas variabel X1 pada tabel 4.28, dapat dilihat
bahwa seluruh indikator atau instrument valid, hal ini dapat dlihat dari jumlaah

rHitung seluruh pernyatan yang nilainya lebih besar dari rTabel 0,169. Maka dapat
disimpulkan bahwa variablel perceived ease of use valid.

Universitas Sumatera Utara


52

2. Uji Validitas Variabel Perceived Usefulness (X2)

Tabel 4.29
Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Usefulness (X2)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan


X2,1 0,243 Valid
X2,2 0,851 Valid
X2,3 0,376 Valid
X2,4 0,183 Valid
X2,5 0,314 0,169 Valid
X2,6 0,228 Valid
X2,7 0,398 Valid
X2,8 0,554 Valid
X2,9 0,524 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan hasil uji validitas variabel X2 pada tabel 4.29, dapat dilihat

bahwa seluruh indikator valid, karena semua item menunjukkan nilai rHitung
yang lebih besar dibandingkan nilai rTabel. Maka dapat disimpulkan variabel
perceived usefulness valid.

3. Uji Validitas Variabel Penggunaan Aktual (Y)

Tabel 4.30
Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan Aktual (Y)

Pernyataan rHitung rTabel. Keterangan


Y,1 0,680,6 Valid
Y,2 0,257 0,169 Valid
Y,3 0,794 Valid
Y,4 0,795 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan hasil uji validitas variabel Y pada tabel 4.30, dapat dilihat

bahwa seluruh indikator atau instrument valid, hal ini dapat dlihat dari jumlaah

Universitas Sumatera Utara


53

rHitung seluruh pernyatan yang nilainya lebih besar dari rTabel 0,169. Maka dapat

disimpulkan bahwa variablel penggunaan aktual valid.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu.

1. Uji Reliabilitas Variabel Perceived Ease of Use (X1)

Tabel 4.31
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perceived Ease of Use (X1)

Cronbach's Alpha N of Items


.755 8

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.31 pengujian reliabilitas terhadap 8 instrumen variabel

perceived ease of use (X1) memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,755 yang

lebih besar dari nilai koefisien reliabilitas 0,6, sehingga dapat disimpulkan

variabel perceived ease of use (X1) reliabel.

2. Uji Reliabilitas Variabel Perceived Usefulness (X2)

Tabel 4.32
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perceived Usefulness (X2)

Cronbach's Alpha N of Items


.734 9
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


54

Berdasarkan tabel 4.32, pengujian reliabilitas terhadap 9 instrumen variabel

perceived ease of use (X2) memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,734 yang

lebih besar dari nilai koefisien reliabilitas 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel

perceived usefulness (X2) reliabel.

3. Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Aktual (Y)

Tabel 4.33
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Aktual (Y)

Cronbach's Alpha N of Items


.815 4
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.33, pengujian reliabilitas terhadap 4 instrumen variabel

penggunaan aktual (Y) memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,815 yang lebih

besar dari nilai koefisien reliabilitas 0,6, sehingga dapat disimpulkan variabel

penggunaan aktual (Y) reliabel.

4.3. 2 Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam satu

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk

membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data distribusi normal. Uji

normalitas yang digunakan adalah.

Universitas Sumatera Utara


55

1. Uji Kolmogorov-Smirnof

Tabel 4.34
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnof

Unstandardized
Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. .07750204
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.049
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .428c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.34, nilai Kolmogorov-Smirnof yang diperoleh adalah

sebesar 0,428. Nilai tersebut lebih besar dai nilai signifikansi yaitu 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Grafik P-Plot

Grafik p-plot pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa pendistribusian data

dinilai normal, dapat dilihat titik – titik plotting mengikuti garis diagonal.

Dengan demikian maka asumsi normalitas untuk nilai residual dalam regresi

linear dapat terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


56

Gambar 4.1
Grafik P-Plot Uji Normalitas

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

4.3.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilihat

dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.

Tabel 4.35
Uji Multikolinearitas

Standardized Collinearity
Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 2.612 11.870 4.998 .000
Perceived Ease of Use .192 .143 .318 3.069 .003 .887 1.128
Perceived Usefulness .888 .176 .044 2.470 .000 .887 1.128
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


57

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.35 menunjukkan bahwa seluruh nilai

tolerance dan kedua variabel Independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF dari kedua

variabel independen lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas diuji dengan metode Glesjer

Tabel 4.36
Uji Heteroskedastisitas

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) -.096 .059 -1.631 .106
Perceived Ease of Use .021 .014 .154 1.462 .147 .887 1.128
Perceived Usefulness .148 .079 .197 1.872 .064 .887 1.128
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.36, nilai signifikansi yang diperoleh dari uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Glesjer tersebut adalah 0,147 dan

0,64 dimana lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas.

4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang sebelumnya telah dilakukan, maka

diketahui model regresi layak untuk dilakukan karena seluruh data terbukti nomal,

tidak adanya gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Analisis regresi linier

Universitas Sumatera Utara


58

berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Berikut hasil uji analisis regresi linear

berganda:

Tabel 4.37
Uji Regresi Linear Berganda

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 2.612 11.870 4.998 .000
Perceived Ease of Use .192 .143 .318 3.069 .003
Perceived Usefulness .888 .176 .044 2.470 .000
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan output regresi pada tabel 4.37, model regresi linear berganda

pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai:

Y = 2.612 + 0,192X1 + 0,888X2

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan:

1. Nilai konstanta (α) positif sebesar 2,612, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif pada variabel Perceived Ease of Use (X1) dan Perceived

Usefulness (X2). Jika, variabel Perceived Ease of Use (X1) dan Perceived

Usefulness (X2) berpengaruh dalam satu satuan, maka nilai Penggunaan Aktual

(Y) akan naik atau terpenuhi.

2. Nilai koefisien variabel Perceived Ease of Use (X1) sebesar 0,192 menunjukkan

bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap variabel

Penggunaan Aktual, atau jika ditingkatkan sebanyak 1 point maka akan

meningkatkan Penggunaan Aktual sebesar 0,192.

Universitas Sumatera Utara


59

3. Nilai koefisien variabel Perceived Usefulness (X2) sebesar 0,888 menunjukkan

bahwa variabel Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap variabel

Penggunaan Aktual, atau jika ditingkatkan sebanyak 1 point maka akan

meningkatkan Penggunaan Aktual sebesar 0,888.

4.3.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang

dirumuskan. Oleh sebab itu, jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara

empiris. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

uji T dan uji F. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini adalah sebagai

berikut:

4.3.4.1 Uji T (Parsial)

Uji parsial T digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam

menerangkan variabel dependen secara parsial. Uji signifikan parsial yang

dilakukan terhadap variabel independen tersebut adalah dengan hipotesis sebagai

berikut:

Tabel 4.38
Hasil Uji T (Parsial)

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 2.612 11.870 4.998 .000
Perceived Ease of Use .192 .143 .318 3.069 .003 .887 1.128
Perceived Usefulness .888 .176 .044 2.470 .000 .887 1.128
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


60

Ketentuan penilaian hasil sebagai berikut:

1. Dapat dilihat nilai signifikan variabel Perceived Ease of Use (X1) sebesar

0,003 < 0,05 dan nilai t 3,069> 1,661, maka dari hasil tersebut Ha dapat diterima

dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Ease of

Use (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel Penggunaan Aktual (Y).

2. Dapat dilihat nilai signifikan variabel Perceived Usefulness (X2) sebesar 0,00 <

0,05 dan nilai t 2,470 > 1,661 maka dengan hasil tersebut Ha dapat diterima dan

H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Usefulness

(X2) berpengatuh signifikan terhadap variabel Penggunaan Aktual (Y)

3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Ease of Use (X1) dan

variabel Perceived Usefulness (X2) berpengaruh signifikan terhadap

Penggunaan Aktual (Y) secara parsial.

4.3.4.2 Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel Perceived Ease of Use

(X1) dan Perceived Usefulness (X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Penggunaan Aktual (Y). Pada

tabel ANOVA 4.39 dapat dilihat derajat pembilangnya adalah 2 dan derajat

penyebutnya adalah 93, dimana pada tabel distribusi F nilai Ftabel adalah 3,09.

Tabel 4.39
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .073 2 .036 5.913 .004b
Residual .571 93 .006
Total .643 95
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
b. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Universitas Sumatera Utara


61

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear berganda pada tabel 4.39,

Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 5.913, dimana nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel yaitu 5.913 > 3,09 dan nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel Perceived Ease of Use (X1)

dan Perceived Usefulness (X2) bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen Penggunaan Aktual (Y).

4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Tabel 4.40
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
a
1 .496 .311 .094 .07833
a. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease
of Use
b. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2019

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.40, dapat

disimpulkan:

1. Nilai R sebesar 0,496 menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use (X1)

dan Perceived Usefulness (X2) terhadap Penggunaan Aktual (Y) sebesar 49,6%

yang artinya ada hubungan yang kuat antar variabel.

2. Nilai R square sebesar 0,311 yang berarti 31,1 % konsumen dipengaruhi oleh

Perceived Ease of Use (X1) dan Perceived Usefulness (X2), sedangkan 68,9%

lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termsuk dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


62

4.4 Pembahasan

Penelitian ini berjudul pengaruh perceived ease of use dan perceived

usefulness terhadap penggunaan jasa laundry koin (laundromat) di Medan.

Penelitian ini dilakukan kepada 96 responden konsumen laundry koin di Medan

yang terbagi menjadi 5 lokasi penelitian, kuesioner dibagikan kepada konsumen

laundry koin yang telah menggunakan laundry koin minimal 1 kali pemakaian.

Untuk lebih mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness

terhadap penggunaan jasa laundry koin lebih jelasnya akan dijelaskan di

pembahasan berikut:

1. Pengaruh Perceived Ease Of Use Terhadap Penggunaan Jasa Laundry Koin

(Laundromat).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap variabel perceived

ease oof use hampir seluruh konsumen memberikan respon positif dan setuju

dengan 8 pernyataan yang diberikan di kuesioner. 8 pernyataan tersebut merupakan

penjabaran dari 4 indikator variabel perceived ease of use yaitu easy to learn

(mudah dipelajari), easy to use (mudah digunakan), fleksibel dan mempermudah

pengawasan.

Item variabel perceived ease of use yang paling memberikan pengaruh

terbesar adalah kemudahan pengawasan dan tidak dibutuhkannya keterampilan

khusus untuk mengoperasikan mesin laundry koin, hal ini menunjukkan kedua

indikator ini adalah faktor pendukung terbesar bagi para konsumen untuk

melakukam penggunaan jasa laundry koin. Karena dapat dilihat dari konsep self-

service yang diusung oleh laundry koin menguntungkan para konsumen untuk

dapat melakukan pengawasan selama proses mencuci berlangsung sehingga tidak

Universitas Sumatera Utara


63

akan terjadi kemungkinan cucian konsumen tertukar dengan konsumen lain.

Sedangkan untuk pernyataan tidak dibutuhkan keterampilan khusus membuktikan

bahwa mesin laundry koin tidak sulit untuk dipelajari dan dioperasikan sehingga

variabel persepsi kemudahan penggunaan terbukti berpengaruh terhadap

penggunaan aktual jasa.

Berdasarkan teori Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21), perceived ease

of use sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang

percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Persepsi

kemudahan penggunaan sebagai ukuran dimana pengguna di masa yang akan

datang mengganggap suatu sistem adalah bebas hambatan, teori ini terbukti dengan

tingginya frekuensi jawaban setuju untuk setiap indikator variabel perceived ease

of use, sehingga terbukti bahwa layanan yang diberikan oleh laundry koin benar

benar mudah untuk dipelajari penggunaanya dan dioperasikan. Hal ini juga

didukung oleh hasil uji t hitung untuk variabel perceived ease of use dengan nilai

3,069> 1,661 yang berarti variabel perceived ease of use memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel penggunaan aktual, dan setiap kemudahan penggunaan

ditingkatkan satu satuan maka penggunaan aktual jasa meningkat sebesar 0,192.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rila Anggraeni

(2015) dengan judul Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi

Kegunaan Terhadap Niat Untuk Menggunakan dan Penggunaan Aktual Layanan

Jejaring Sosial Berbasis Lokasi. Hasil dari penelitian ini adalah persepsi

kemudahan penggunaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat

penggunaan,persepsi kegunaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


64

niat penggunaan,dan niat penggunaan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap penggunaan aktual layanan jejaring sosial.

2. Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Penggunaan Jasa Laundry Koin

(Laundromat).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap variabel perceived

usefulness, peneliti melihat sebagian besar konsumen memiliki respon positif

terhadap 9 pernyataan yang diberikan, hal ini dapat dilihat dengan didominasinya

jawaban setuju dan sangat setuju di seluruh pernyataan sehingga dapat dibuktikan

bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh positif dan siginifikan terhadap variabel

penggunaan aktual jasa. 9 pernyataan tersebut merupakan penjabaran dari 3

indikator, yaitu meningkatkan kinerja, memberikan manfaat, dan mempermudah

pekerjaan.

Item variabel perceived usefulness yang memiliki pengaruh terbesar adalah

menghemat biaya dan higienitas pencucian, dua hal ini adalah hal yang tidak

ditemukan pada laundry konvensional, karena laundry koin menawarkan harga

yang jauh lebih terjangkau daripada laundry konvensional dan untuk faktor

higienitas, dengan proses pencucian self-service, yang memungkinkan konsumen

untuk mencuci sendiri pakaian mereka, maka tidak akan terjadi pencampuran

pakaian dengan konsumen lain sehingga hasil cucian lebih terjamin higienitasnya

daripada laundry konvensional. Sehingga dapat dilihat pengaruh dari variabel

perceived usefulness sangat besar bagi konsumen untuk melakukan penggunaan

jasa laundry koin.

Perceived usefulness didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana

penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang

Universitas Sumatera Utara


65

menggunakannya. Disebutkan pula pada persepsi terhadap kemanfaatan sebagai

kemampuan subjektif pengguna di masa yang akan datang di mana dengan

menggunakan sistem aplikasi yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam

konteks organisasi. Davis (1989) (dalam Indrawati 2017:21). Teori ini didukung

dengan hasil uji analisis regresi linear berganda dimana variabel perceived

usefulness memperoleh nilai 2,470 > 1,661 yang berarti variabel perceived

usefulness memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penggunaan

aktual, dan setiap persepsi manfaat ditingkatkan satu satuan maka variabel

penggunaan aktual akan mengalami peningkatan sebesar 0,888.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chang

Mexen (2015) dengan judul Perceived Factors Influencing the Acceptance and

Adoption of Self-service Technology. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hanya

persepsi manfaat (perceive of usefulness), kualitas hasil yang diharapkan (expected

outcome quality) yang memiliki keterkaitan positif dengan sikap pada penggunaan

self service technology (SST). Sikap terhadap SST positif terkait dengan niat

perilaku pada SST dan niat perilaku pada SST bernilai positif terkait dengan

penggunaan aktual SST. Hasil dari penelitian ini berkontribusi pada bisnis

manajemen dan juga pemerintah atas perilaku Malaysia atas penggunaan self service

technology.

3. Pengaruh Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness Terhadap

Penggunaan Jasa Laundry Koin (Laundromat).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap variabel penggunaan

aktual, yang terdiri dari 4 dari penjabaran 2 indikator yaitu, mampu menerima

inovasi dan melakukan penggunaan kembali. Seluruh jawaban responden

Universitas Sumatera Utara


66

menunjukkan hasil yang positif, dan di pernyataan yang bersifat negatif sebagian

besar responden memilih jawaban tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa tingkat

penggunaan aktual jasa laundry koin cukup tinggi.

Item variabel penggunaan jasa yang yang paling memiliki pengaruh positif

tertinggi adalah kemampuan konsumen dalam menerima inovasi laundry koin, hal

ini menunjukkan dengan kemudahan penggunaan dan manfaat yang diberikan

laundry koin kepada konsumen, sehingga konsumen mampu menerima munculnya

laundry koin. Namun bukan berarti konsumen laundry tersebut mampu beralih dan

meninggalkan jasa laundry konvensional, sehingga dapat disimpulkan munculnya

inovasi laundry koin menciptakan opsi baru untuk masyarakat yang ingin

menggunakan jasa laundry sesuai dengan layanan, kualitas dan situasi yang

dihadapi, jika para konsumen menginginkan hasil cucian yang cepat dan murah

maka mereka dapat memilih menggunakan jasa laundry koin, namun apabila

konsumen tidak membutuhkan cucian yang cepat namun dengan hasil pakaian yang

sudah rapi dan telah disetrika maka konsumen dapat memilih untuk menggunakan

jasa laundry konvensional

Berdasarkan teori Davis (1989) (dalam Indrawati : 2017) Actual system

usage atau penggunaan aktual merupakan perilaku nyata dalam mengadopsi suatu

sistem. Actual system usage didefinisikan sebagai bentuk respon psikomotor

eksternal yang diukur oleh seseorang dengan penggunaan nyata. Actual system usage

dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu

penggunaan teknologi. Actual usage diukur berdasarkan penggunaan yang berulang

ulang dan penggunaan yang lebih sering.

Universitas Sumatera Utara


67

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji f) yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan kedua variabel independen

secara bersama sama terhadap variabel dependen. Hasil uji simultan menunjukkan

nilai yang diperoleh adalah sebesar 5.913, dimana nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel yaitu 5.913 > 3,09 dan nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel Perceived Ease of Use (X1)

dan Perceived Usefulness (X2) bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen Penggunaan Aktual (Y). Pada uji regresi linear berganda

dapat dilihat bahwa variabel perceived usefulness memiliki pengaruh signnifikansi

terbesar yaitu 0,888 yang berarti jika persepsi manfaat ditingkatkan satu satuan maka

variabel penggunaan aktual akan mengalami peningkatan sebesar 0,888. Pada hasil

analisis koefisien determinasi juga dapat dilihat bahwa kedua variabel independen

memiliki pengaruh terhadap penggunaan aktual jasa sebesar 31,1% dan 68,9%

lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman

Kerti Yasa, Luh Putu Rara Ayu Ratnaningrum, dan Putu Gde Sukaatmadja (2014)

dengan judul The Application Of Technology Acceptance Model On Internet

Banking Users In The City Of Denpasar. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa

kedua persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan memiliki efek

signifikan dan positif pada sikap terhadap penggunaan internet banking. Baik

persepsi kemudahan penggunaan maupun manfaat yang dirasakan juga memiliki

hasil positif dan efek signifikan pada penggunaan aktual. Sikap terhadap penggunaan

memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan penggunaan aktual.

Universitas Sumatera Utara


68

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakuan, maka

kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perceived ease of use (persepsi kemudahan) memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap penggunaan aktual jasa konsumen laundry koin

(Laundromat) di Medan. Dengan nilai koefisien regresi 0,192, sehingga jika

persepsi kemudahan ditingkatkan sebanyak satu satuan maka penggunaan aktual

akan meningkat sebesar 0,192.

2. Perceived usefulness (persepsi manfaat) memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap penggunaan aktual jasa konsumen laundry koin

(Laundromat) di Medan. Dengan nilai koefisien regresi 0,888, sehingga jika

persepsi manfaat ditingkatkan sebanyak satu satuan maka penggunaan aktual

akan meningkat sebesar 0,888.

3. Perceived ease of use (persepsi kemudahan) dan perceived usefulness (persepsi

manfaat) secara simultan atau bersama - sama memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap penggunaan aktual jasa konsumen laundry koin

(Laundromat) di Medan. Hasil tersebut berdasarkan hasil uji simultan yang

menunjukkan nilai sebesar 5.913, dimana nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel

yaitu 5.913 > 3,09 dan nilai signifikansi 0,004 < 0,05.

Universitas Sumatera Utara


69

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diberikan, hal – hal yang menjadi saran

untuk pemilik gerai laundry koin adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya pada

indikator fleksibilitas di variabel perceived ease of use (persepsi kemudahan)

memiliki respon yang tidak terlalu baik dari konsumen, konsumen bersikap

netral dan beberapa memilih tidak setuju untuk pernyataan laundry koin tersedia

di berbagai tempat dan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun, diharapkan

para pemilik gerai ataupun pemilik waralaba (franchise) untuk meningkatkan

jumlah gerai atau cabang laundry koin yang ada di Medan untuk meningkatkan

tingkat fleksibilitas jasa laundry koin.

2. Laundry koin sebagai kompetitor baru di bisnis laundry sebaiknya memiliki

strategi yang lebih baik untuk mengatasi persaingan dari laundry konvensional

yang sudah terlebih dahulu menjamur dan dikenal masyarakat, karena

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para konsumen tidak benar benar

beralih dari laundry konvensional karena laundry konvensional dinilai lebih

praktis, karena konsumen tidak perlu turun tangan untuk melakukan pencucian

dan dengan hasil pakaian yang sudah langsung disetrika dan dapat langsung

digunakan. Para pemilik gerai laundry koin diharapkan dapat menciptakan

strategi pemasaran yang lebih menarik minat masyarakat, seperti meyediakan

layanan setrika dengan tarif yang lebih murah dari laundry biasa, menciptakan

area tunggu yang nyaman sehingga konsumen tidak merasa bosan saat

menunggu proses mencuci selesai, jika hal ini dilakukan tingkat penggunaan

kembali jasa laundry koin akan semakin meningkat.

Universitas Sumatera Utara


70

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.


Yogyakarta: Universitas Diponegoro

Indriantoro, Nur.,dan Supomo, Bambang. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis


Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Indrawati.2017. Perilaku Konsumen Individu Dalam Mengadopsi Layanan


Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Bandung: PT Refika
Aditama
James A. Fitzsimmons and Mona J. Fitzsimmons. (2006). Service Management;
Operation, Strategy, Information Technology, 5th ed, Mc Graw-Hill
International Edition

Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi


Offset
Kadir,Abdul. Terra Ch.Triwahyuni.2013. Pengantar Teknologi Informasi Edisi
Revisi.Yogyakarta:Andi

Kasemin,Kasiyanto.2017.Agresi Perkembangan Teknologi Informasi.Jakarta:


Prenada Media.

Kotler, dan Keller.2012.Manajemen Pemasaran Edisi 12.Jakarta:Erlangga.

Mark M. Davis and Janelle Heineke.2003.Managing Services:Using Technology


to Create Value International Edition.Boston: Brent Gordon.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet

Sumber Jurnal

Anggraeni, Rila. (2015). Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi


Kegunaan Terhadap Niat Untuk Menggunakan dan Penggunaan Aktual
LayananJejaring Sosial Berbasis Lokasi. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 20,
Nomor 1, Maret 2015, hlm 1-52.

Universitas Sumatera Utara


71

Ernawati, Nanik & Zamrud Mirah Delima.(2016). Pengaruh Persepsi Kemudahan


Penggunaan, Persepsi Kegunaan, Dan Pengalaman Terhadap Minat Wajib
Pajak Menggunakan Sistem E-Filing. Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 5
No. 2 Juli 2016, Hal. 163 – 174.

Kerti Yasa, Ni Nyoman., Ratnaningrum, Luh Putu Rara Ayu., dan Sukaatmadja,
Putu Gede.(2014).The Application Of Technology Acceptance Model On
Internet Banking Users In The City Of Denpasar. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol.16, No. 2: 93–102.

Mexen, Chang.(2015).Perceived Factors Influencing the Acceptance and Adoption


of Self-service Technology.Thesis.Master of Business Administration.
University of Tunku Abdul Rahman,Malaysia.

Nathan, Evan. & Fachira, Ira.(2015).Customer Acceptance In Online Marketing


Using Technology Acceptance Model Study Case: PT Rajawali Medika
Mandiri. Journal of Business and Management.Vol. 4, No.1, 2015: 46-56.

Sumber Internet

https://en.wikipedia.org/wiki/Self-service_laundry, diakses pada 23 Juni 2019


pukul 08.46 WIB.

https://banten.bisnis.com/read/20170526/458/656834/bisnis-laundry-tak-ada
matinya, diakses pada 17 Juni 2019 pukul 13.03 WIB

http://news.analisadaily.com/read/antusias-masyarakat-medan-gunakan-laundry-
koin-semakin-tinggi/661792/2018/12/10, diakses pada 17 Juni 2019 pukul
13.14 WIB

journal2.um.ac.id/index.php/ekobis/article/view/2164/1268, diakses pada 16 Juni


2019 pukul 11.53 WIB

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jai/article/view/895, diakses pada 16 Juni


2019 pukul 11.28 WIB

http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18917, diakses
pada 19 Juli 2019 pukul 11.57 WIB

http://eprints.utar.edu.my/1621/1/MBA-2015-1007187-1.pdf, diakses pada 19 Juli


2019 pukul 11.59 WIB

http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/jbm/article/viewFile/1387/823, diakses pada


19 Juli 2019 pukul 12.03 WIB

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP


PENGGUNAAN JASA LAUNDRY KOIN (LAUNDROMAT) DI MEDAN

Dengan Hormat,

Saya Almira Chairuni Pane mahasiswi tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara (FISIP USU) meminta kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/i meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuisioner
ini sesuai dengan petunjuk yang telah tersedia. Adapun kuisioner ini ditujukan untuk melengkapi penelitian skripsi
saya mengenai pengaruh perceived ease of use (persepsi kemudahan) dan perceived usefulness (persepsi manfaat)
terhadap penggunaan laundry koin di kota Medan.

Kami berharap Bapak/Ibu dan Saudara/i mengisi kuisioner ini dengan jawaban yang objektif. Setiap Informasi
dan data yang kami peroleh akan dijamin kerahasiaannya.

Atas kesediaan dan kerja samanya kami ucapkan Terimakasih.

I. DATA RESPONDEN
PETUNJUK
Pilihlah salah satu jawaban pada setiap pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X)

1. Nama :…………………………………….
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Usia
a. 17 – 22 tahun b. 23 – 28 tahun c. 29 – 34 tahun d. 35 – 40 tahun e. > 40 tahun

4. Pendidikan terakhir
a. SMP b. SMA c. S1 d. S2 e. Lainnya,……….

5. Pekerjaan
a. Pelajar / Mahasiswa b. PNS c. Wirausaha d. Karyawan Swasta e. Lainnya,…...
6. Pendapatan
a. <2 juta b. 2,1 - 3 juta c. 3,1 -4 juta d. >4,1 juta

7. Berapa sering menggunakan jasa laundry koin


a. 1- 2 kali b. 3- 4 kali c. 5- 6 kali d. >6 kali

II. PETUNJUK PENGISIAN

Universitas Sumatera Utara


Isilah semua pernyataan dalam kuisioner sesuai dengan kenyataan, dengan cara memberikan tanda centang (✓)
pada kotak pilihan yang sudah tersedia.

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju


TS : Tidak Setuju S : Setuju

PERCEIVED EASE OF USE (PERSEPSI KEMUDAHAN) (X1)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

Mudah Dipelajari (Easy to Learn)


1 Cara penggunaan layanan laundry koin
mudah untuk dipelajari.

2 Tidak butuh waktu lama untuk memahami


penggunaan layanan laundry koin.
Mudah Digunakan (Ease to Use)
3 Mesin laundry koin mudah untuk digunakan.

4 Tidak dibutuhkan keterampilan khusus dalam


mengoperasikan mesin laundry koin.
Fleksibel
5 Layanan laundry koin tersedia di berbagai
tempat dan dapat digunakan kapanpun dan
dimanapun.
6 Tidak sulit untuk menyesuaikan diri dengan
konsep self-service yang diusung oleh laundry
koin.
Dapat Mengontrol Pekerjaan
7 Proses mencuci lebih mudah untuk diawasi.

8 Dengan konsep self-service mempermudah


saya dalam memilih layanan-layanan yang
ingin saya pilih, misalnya layanan cuci saja
atau layanan cuci & kering atau layanan
setrika.

PERCEIVED USEFULNESS (PERSEPSI MANFAAT) (X2)


NO PERNYATAAN STS TS N S SS
Meningkatkan Kinerja
9 Dengan adanya layanan laundry koin mampu
meningkatkan produktivitas pekerjaan saya.

Universitas Sumatera Utara


10 Melalui layanan laundry koin proses mencuci
menjadi lebih praktis
No PERNYATAAN STS TS N S SS
11 Dengan layanan laundry koin saya dapat
mencuci pakaian dengan jumlah yang banyak
dalam satu waktu.
Memberikan Manfaat
12 Tarif yang dikenakan oleh layanan laundry
koin lebih murah dibandingkan dengan
layanan laundry konvensional
13 Dengan menggunakan layanan laundry koin
saya dapat menghemat biaya
14 Dengan diterapkannya konsep self-service
hasil cucian saya lebih higienis karna tidak
tercampur dengan pakaian milik orang lain
Mempermudah Pekerjaan
15 Dengan adanya layanan laundry koin mampu
meminimalkan pekerjaan saya.
16 Dengan menggunakan layanan laundry koin
dapat menghemat waktu saya lebih banyak.
17 Secara keseluruhan, dengan adanya layanan
laundry koin meningkatkan efektivitas
pekerjaan saya.

PENGGUNAAN AKTUAL JASA (Y)


NO PERNYATAAN STS TS N S SS
Mampu Menerima Inovasi
18 Saya dapat menerima inovasi yang diberikan
dari layanan laundry koin yang bersifat self-
service ini
19 Saya memiliki kendala dalam menerima
inovasi laundry koin
20 Dengan munculnya layanan laundry koin
membuat saya beralih dari laundry
konvensional.
Intensi Penggunaan Kembali
21 Saya akan terus menggunakan layanan
laundry koin (melakukan penggunaan ulang)

Universitas Sumatera Utara


Statistik Data
peou1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 14 14.6 14.6 14.6
4.00 71 74.0 74.0 88.5
5.00 11 11.5 11.5 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 12 12.5 12.5 12.5
4.00 67 69.8 69.8 82.3
5.00 17 17.7 17.7 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 10 10.4 10.4 10.4
4.00 67 69.8 69.8 80.2
5.00 19 19.8 19.8 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 3.1 3.1 3.1
4.00 42 43.8 43.8 46.9
5.00 51 53.1 53.1 100.0
Total 96 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


peou5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 53 55.2 55.2 55.2
4.00 34 35.4 35.4 90.6
5.00 9 9.4 9.4 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 8 8.3 8.3 8.3
4.00 68 70.8 70.8 79.2
5.00 20 20.8 20.8 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 60 62.5 62.5 62.5
5.00 36 37.5 37.5 100.0
Total 96 100.0 100.0

peou8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0
4.00 54 56.3 56.3 57.3
5.00 41 42.7 42.7 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0

Universitas Sumatera Utara


4.00 82 85.4 85.4 86.5
5.00 13 13.5 13.5 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 4 4.2 4.2 4.2
4.00 61 62.5 62.5 66.7
5.00 31 32.3 32.3 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 4 4.2 4.2 4.2
4.00 73 76.0 76.0 80.2
5.00 19 19.8 19.8 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 2 2.1 2.1 2.1
4.00 56 58.3 58.3 60.4
5.00 38 39.6 39.6 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 3 3.1 3.1 3.1
4.00 45 46.9 46.9 50.0
5.00 48 50.0 50.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Total 96 100.0 100.0

pu6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 25 26.0 26.0 26.0
5.00 71 74.0 74.0 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0
4.00 64 66.7 66.7 67.7
5.00 31 32.3 32.3 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 4 4.2 4.2 4.2
4.00 59 61.5 61.5 65.6
5.00 33 34.4 34.4 100.0
Total 96 100.0 100.0

pu9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 2 2.1 2.1 2.1
4.00 49 51.0 51.0 53.1
5.00 45 46.9 46.9 100.0

Universitas Sumatera Utara


Total 96 100.0 100.0

pa1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 61 63.5 63.5 63.5
5.00 35 36.5 36.5 100.0
Total 96 100.0 100.0

pa2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 80 83.3 83.3 83.3
3.00 16 16.7 16.7 100.0
Total 96 100.0 100.0

pa3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 1.0 1.0 1.0
3.00 57 59.4 59.4 60.4
4.00 30 31.3 31.3 91.7
5.00 8 8.3 8.3 100.0
Total 96 100.0 100.0

pa4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 6 6.3 6.3 6.3
4.00 69 71.9 71.9 78.1
5.00 21 21.9 21.9 100.0
Total 96 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Uji Validitas

Correlations
Perceive
peou d Ease of
peou1 2 peou3 peou4 peou5 peou6 peou7 peou8 Use
peou1 Pearson Correlation 1 .679** .690** .274** .267** .521** .259* .209* .790**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .008 .000 .011 .041 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou2 Pearson Correlation .679** 1 .441** .324** .239* .412** .241* .219* .724**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .019 .000 .018 .032 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou3 Pearson Correlation .690** .441** 1 .361** .208* .471** .303** .159 .736**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .042 .000 .003 .121 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou4 Pearson Correlation .274** .324** .361** 1 -.141 .355** .269** .326** .553**
Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .170 .000 .008 .001 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou5 Pearson Correlation .267** .239* .208* -.141 1 .375** -.147 -.143 .383**
Sig. (2-tailed) .008 .019 .042 .170 .000 .154 .164 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou6 Pearson Correlation .521** .412** .471** .355** .375** 1 .266** .270** .750**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .009 .008 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou7 Pearson Correlation .259* .241* .303** .269** -.147 .266** 1 .461** .507**
Sig. (2-tailed) .011 .018 .003 .008 .154 .009 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
peou8 Pearson Correlation .209* .219* .159 .326** -.143 .270** .461** 1 .483**
Sig. (2-tailed) .041 .032 .121 .001 .164 .008 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
Percei Pearson Correlation .790** .724** .736** .553** .383** .750** .507** .483** 1
ved Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Ease N 96 96 96 96 96 96 96 96 96
of Use
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

Universitas Sumatera Utara


Perceived
Usefulnes
pu1 pu2 pu3 pu4 pu5 pu6 pu7 pu8 pu9 s
pu1 Pearson Correlation 1 .026 .194 .137 .175 .074 .253* .339** .195 .243*
Sig. (2-tailed) .804 .058 .182 .089 .474 .013 .001 .057 .017
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu2 Pearson Correlation .026 1 .003 -.079 -.066 -.167 -.026 .183 .148 .851**
Sig. (2-tailed) .804 .977 .447 .522 .105 .801 .074 .151 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu3 Pearson Correlation .194 .003 1 .230* .522** .200 .570** .433** .471** .376**
Sig. (2-tailed) .058 .977 .024 .000 .051 .000 .000 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu4 Pearson Correlation .137 -.079 .230* 1 .253* .333** .153 .187 .106 .183
Sig. (2-tailed) .182 .447 .024 .013 .001 .136 .068 .304 .074
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu5 Pearson Correlation .175 -.066 .522** .253* 1 .371** .420** .324** .446** .314**
Sig. (2-tailed) .089 .522 .000 .013 .000 .000 .001 .000 .002
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu6 Pearson Correlation .074 -.167 .200 .333** .371** 1 .138 .068 .185 .228
Sig. (2-tailed) .474 .105 .051 .001 .000 .182 .511 .071 .348
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu7 Pearson Correlation .253* -.026 .570** .153 .420** .138 1 .789** .701** .398**
Sig. (2-tailed) .013 .801 .000 .136 .000 .182 .000 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu8 Pearson Correlation .339** .183 .433** .187 .324** .068 .789** 1 .679** .554**
Sig. (2-tailed) .001 .074 .000 .068 .001 .511 .000 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
pu9 Pearson Correlation .195 .148 .471** .106 .446** .185 .701** .679** 1 .524**
Sig. (2-tailed) .057 .151 .000 .304 .000 .071 .000 .000 .000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
Perce Pearson Correlation .243* .851** .376** .183 .314** .097 .398** .554** .524** 1
ived Sig. (2-tailed) .017 .000 .000 .074 .002 .348 .000 .000 .000
Usefu N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
lness
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


Correlations
Penggunaan
pa1 pa2 pa3 pa4 Aktual
pa1 Pearson Correlation 1 -.165 .314** .535** .686**
Sig. (2-tailed) .109 .002 .000 .000
N 96 96 96 96 96
pa2 Pearson Correlation -.165 1 -.063 -.138 .257
Sig. (2-tailed) .109 .539 .180 .178
N 96 96 96 96 96
pa3 Pearson Correlation .314** -.063 1 .497** .794**
Sig. (2-tailed) .002 .539 .000 .000
N 96 96 96 96 96
pa4 Pearson Correlation .535** -.138 .497** 1 .795**
Sig. (2-tailed) .000 .180 .000 .000
N 96 96 96 96 96
Penggunaan Aktual Pearson Correlation .686** .139 .794** .795** 1
Sig. (2-tailed) .000 .178 .000 .000
N 96 96 96 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Reliability Statistics


Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
.755 8 .734 9

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.815 4

Uji Regresi Linear Berganda

Universitas Sumatera Utara


Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Penggunaan Aktual .8848 .08228 96
Perceived Ease of Use 4.1341 .33258 96
Perceived Usefulness .4892 .05971 96

Correlations
Penggunaan Perceived Ease Perceived
Aktual of Use Usefulness
Pearson Correlation Penggunaan Aktual 1.000 .333 .151
Perceived Ease of Use .333 1.000 .337
Perceived Usefulness .151 .337 1.000
Sig. (1-tailed) Penggunaan Aktual . .000 .070
Perceived Ease of Use .000 . .000
Perceived Usefulness .070 .000 .
N Penggunaan Aktual 96 96 96
Perceived Ease of Use 96 96 96
Perceived Usefulness 96 96 96

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Perceived . Enter
Usefulness,
Perceived Ease
of Useb
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Universitas Sumatera Utara


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .336a .113 .094 .07833
a. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use
b. Dependent Variable: Penggunaan Aktual

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .073 2 .036 5.913 .004b
Residual .571 93 .006
Total .643 95
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual
b. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 11.870 4.998 .000
2.612
Perceived Ease of Use .192 .143 .318 3.069 .003 .887 1.128
Perceived Usefulness .888 .176 .044 .427 .000 .887 1.128
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Perceived Ease Perceived
Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) of Use Usefulness
1 1 2.988 1.000 .00 .00 .00
2 .009 18.630 .11 .11 1.00
3 .003 30.623 .89 .89 .00
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual

Residuals Statisticsa

Universitas Sumatera Utara


Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .8222 .9570 .8848 .02764 96
Std. Predicted Value -2.262 2.614 .000 1.000 96
Standard Error of Predicted .008 .067 .012 .007 96
Value
Adjusted Predicted Value .8165 1.2320 .8876 .04457 96
Residual -.13358 .20012 .00000 .07750 96
Std. Residual -1.705 2.555 .000 .989 96
Stud. Residual -2.746 2.578 -.011 1.032 96
Deleted Residual -.41948 .20374 -.00282 .08986 96
Stud. Deleted Residual -2.849 2.661 -.010 1.044 96
Mahal. Distance .017 69.033 1.979 7.120 96
Cook's Distance .000 7.046 .083 .718 96
Centered Leverage Value .000 .727 .021 .075 96
a. Dependent Variable: Penggunaan Aktual

Uji Kolmogorov Smirnof

Universitas Sumatera Utara


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 96
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07750204
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.049
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .428c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) -.096 .059 -1.631 .106
Perceived Ease of Use .021 .014 .154 1.462 .147 .887 1.128
Perceived Usefulness .148 .079 .197 1.872 .064 .887 1.128
a. Dependent Variable: Perceived Usefulness

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DOKUMENTASI

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai