Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI DESA

PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA


TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH:

GILANG TU RAMADAN
NIM : 16.01.1.138

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2020
ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI DESA
PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar
Serjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

GILANG TU RAMADAN
NIM : 16.01.1.138

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH AN-


ORGANIK DI DESA PARIT 1 API-API
KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020
NAMA : GILANG TU RAMADAN
NIM : 16.01.1.138
PEMINATAN : KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI :KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan telah dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru, 27 Juli 2020


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Sherly Vermita W. SKM, M.Kes) (Hayana, SKM, M.Kes)


NIDN: 1013098804 NIDN: 1012108603

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI DESA PARIT 1


API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

GILANG TU RAMADAN
NIM:16.01.1.138

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Pada tanggal 24 Juli 2020 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

KetuaPenguji

(Sherly Vermita W, SKM, M.Kes)


NIDN : 1013098804

Penguji I Penguji II

(Beny Yulianto, SKM, M.KL) (Dra. Denai Wahyuni, M.Si)


NIDN : 1009078601 NIDN : 1005056902

Pekanbaru, 27 Juli 2020


Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKes Hang Tuah Pekanbaru

(Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes)


NIDN : 1013098701

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Gilang Tu Ramadan
NIM : 16.01.1.138
Tanggal Lahir : 27 Desember 1998
Tahun Masuk : 2016
Peminatan : KESEHATAN LINGKUNGAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan hasil
skripsi saya yang berjudul : “Analisis Pengelolaan Sampah An-organik Di
Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020”.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 27 Juli 2020


Yang membuat pernyataan

(Gilang Tu Ramadan)

iii
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

GILANG TU RAMADAN

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI DESA PARIT 1


API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA TAHUN 2020

xiii + 56halaman, 4 tabel, 9 lampiran

ABSTRAK

Dinegara berkembang umumnya sampah masih dibuang tanpa adanya pemilahan


terlebih dahulu, seperti sampah Organik, Anorganik, dan logam masih menjadi
satu, itulah yang menyulitkan untuk dilakukannya penanganan. Dampak negatif
yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang tinggi dan tidak dikelola
dengan baik dapat berupa gangguan kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan,
menurunkan estetika lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api Tahun 2020. Penelitian ini
merupakan peneltian kualitatif deskriptif yaitu dengan melakukan observasi dan
wawancara mendalam. Sampel yang menjadi informan dalam penelitian ini
berjumlah 8 orang, variabel yang diteliti antara lain sumber daya manusia,
anggaran, sarana prasarana, metode, tahap pemilahan, tahap pengumpulan, tahap
pengangkutan dan tahap pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya
ketersedian tenaga kerja kebersihan di desa, tidak ada pengalokasian dana khusus
untuk pengelolaan sampah anorganik, kurangnya sarana dan prasarana serta tidak
adanya masyarakat melakukan tahap pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan dalam melakukan pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-
Api. Peneliti menyarankan kepada Aparatur Pemerintahan Desa untuk mendirikan
Bank Sampah di Desa Parit 1 Api-Api agar masyarakat lebih giat dalam
pengelolaan sampah menjadi barang berguna sehingga sampah yang masih
bernilai ekonomis masih bisa dipergunakan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat sekitar.
DaftarPustaka : 27 (2010-2019)
Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Anorganik, Desa Parit 1 Api-Api

iv
SCIENCE OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAME

ENVIRONMENTAL HEALTH

UNDERGRADUATE THESIS

GILANG TU RAMADAN

ANORGANIK WASTE MANAGEMENT IN PARIT 1 API-API VILLAGE


KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA IN 2020

xiii + 56 pages, 4 tables, 9 attachments

ABSTRACT

In developing countries, generally waste is still discarded without prior sorting,


such as organic, inorganic, and metal waste is still one, which makes it difficult
for handling. The negative impacts that can be caused by high volumes of waste
that are not managed properly can be in the form of health problems, reducing
environmental quality, reducing environmental aesthetics. The purpose of this
study was to analyze the management of inorganic waste in the Village of Parit 1
Api-Api in 2020. This research was a descriptive qualitative research by
conducting in-depth observations and interviews. The number of informants in
this study amounted to 8 people, the variables studied included human resources,
budget, infrastructure, methods, sorting stage, collection stage, transportation
stage and processing stage. The results showed that there was no availability of
sanitation workers in the village, no allocation of special funds for the
management of inorganic waste, lack of facilities and infrastructure as well as the
absence of the community carrying out the stages of sorting, collecting,
transporting and processing in managing inorganic waste in the Village of Parit 1
Api-Api. Researchers suggest to the Village Government Apparatus to establish a
Trash Bank in the Village of Trench 1 Api-Api so that the community is more
active in managing waste into useful goods so that waste that is still of economic
value can still be used to improve the economy of the surrounding community.

Bibliography: 27 (2010-2019)
Keywords: Waste Management, Anorganic, Parit 1 Api-Api Village

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NamaLengkap : Gilang Tu Ramadan


Nim : 16.01.1.138
Tempat/TanggalLahir : Duri / 27 Desember 1998
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Saudara : 3 Bersaudara, anak ke-2
Alamat Rumah : Jl. Obor Utama, Duri, Riau
Riwayat Pendidikan : 1. TK Aisyah 1 (2003 - 2004)
2. SDS Muhammadiyah (2004 - 2010)
3. SMPN 3 Mandau (2010 - 2013)
4. SMA IT Mutiara (2013 - 2016)
5. S1Program Studi Kesehatan
Masyarakat Peminatan Kesehatan
Lingkungan STIKes Hang Tuah
Pekanbaru (2016-2020)

Pekanbaru, 27 Juli 2020


Yang menyatakan

(GILANG TU RAMADAN)

vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Analisis Pengelolaan Sampah Anorganik Di Desa
Parit 1 Api-Api Kec. Bandar Laksamana Tahun 2020” Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti merasa kan betapa besarnya
manfaat bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehubungan dengan itu
penulis mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan mendapat pahala dari Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hati , peneliti mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Pekanbaru.
2. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes, Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak Beny Yulianto, SKM, M.KL, selaku Ketua Peminatan Kesehatan
Lingkungan.
4. Ibu Sherly Vermita W, SKM, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ilmu, memberikan
masukan dan arahan yang begitu sangat berharga dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Hayana, SKM, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ilmu, memberikan
masukan dan arahan yang begitu sangat berharga dalam penyusunan skripsi
ini.

vii
6. Bapak Beny Yulianto, SKM, MKL, selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan arahan yang begitu sangat berharga dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Ibu Dra.Denai Wahyuni, M.Si, selaku penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan yang begitu sangat berharga dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak Suratman selaku Kepala Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana beserta jajaran yang telah mengizinkan saya untuk melakukan
penelitian dan menerima dengan sangat ramah dari awal hingga akhir .
9. Seluruh staf dosen pengajar dan administrasi Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Imu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
10. Kepada Papa, Mama dan keluarga besar yang telah mendoakan agar selama
penyusunan skripsi ini diberi kelancaran dan kemudahan serta memberikan
semangat agar dalam penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
11. Kepada Try Cahya Ningsih sebagai orang yang selalu mendukung,
mendoakan serta menyemangati dalam penyelesaiaan skripsi ini.
12. Mahasiswa Kesehatan Lingkungan angkatan 2016 yang telah mendukung dan
membantu dalam penyelesaiaan skripsi ini.
13. Rekan seperjuangan mahasiswa program studi S1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan
dari-Nya, Amin Ya Robbal Alamin. Pada penyusunan skripsi ini peneliti
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti sangat menghargai
kritik dan saran yang membangun.

Pekanbaru, 27 Juli 2020

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT............................................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian.................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 8
F. Ruang Lingkup Penelitiaan..................................................... 9

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN................................................... 10


A. Telaah Pustaka........................................................................ 10
1. Pengertian Sampah............................................................. 10
2. Sumber dan Jenis Sampah.................................................. 11
3. Manajemen Pengelolaan Sampah...................................... 14
4. Pengelolaan Sampah.......................................................... 17
5. Dampak Sampah................................................................ 23
B. Landasan Teori....................................................................... 26
C. Kerangka Berfikir................................................................... 26
D. Penelitian Sejenis.................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 28


A. Rancangan Penelitian.............................................................. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. 28
C. Subjek Penelitian.................................................................... 28
D. Variable Penelitian dan Definisi Istilah.................................. 29
E. Instrumen Penelitian............................................................... 30
F. Teknik Pengolahan Data......................................................... 30
G. Analisis Data........................................................................... 31
H. Jadwal Penelitian.................................................................... 31

ix
BAB IV HASIL .......................................................................................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 32
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 34

BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... 44


A. Pembahasan ............................................................................ 44

BABVI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 55


A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Saran ....................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penelitian Sejenis......................................................................... 27

Tabel2 Variabel dan Definisi Istilah........................................................ 29

Tabel3 Karakteristik Informan ............................................................... 33

Tabel 4 Hasil Observasi Pengelolaan Sampah Anorganik di


Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana
Tahun 2020 ................................................................................. 42

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Landasan Teori....................................................................... 26

Gambar 2 Kerangka Berfikir................................................................... 26

Gambar 3 Peta Desa Parit 1 Api-Api....................................................... 32

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Informan

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 5 Lembar Pedoman Pelaksanaan Wawancara Mendalam

Lampiran 6 Matriks Wawancara Mendalam

Lampiran 7 Lembar Checklist

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Dokumentasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah ialah bahan atau barang yang tidak mempunyai nilai ekonomis
atau tidak berharga yang dalam pembuatannya atau pemakaian barang
tersebut mengakibatkan rusak atau cacat dalam pembikinan manufaktur atau
materi yang berkelebihan sehingga ditolak dan menjadi buangan. Berdasarkan
asalnya sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu : sampah
organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya dan sampah an-organik, yaitu sampah yang
berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak
bumi atau dari proses industry (Marleni, Mersyah, & Brata, 2018).
Sampah An-organik adalah sampah yang berasal dari sumber daya alam
tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Adapun beberapa bahan yang tidak terdapat di uraikan oleh alam
sepertiplastik dan alumunium. Ada beberapa zat an-organik yang tidak dapat
diuraikan oleh alam, dan ada juga sebagian lainnya dapat diuraikan tetapi
dalam jangka waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga berupa botol, botol plastik, botol kaleng, tas plastik, dan kaleng
(Marliani, 2014).
Permasalahan sampah di Indonesia berdampak serius pada kehidupan
masyarakat dan lingkungan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019 jumlah sampah timbulan yang dihasilkan
secara nasional berkisar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun,
jika diasumsi maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang per hari
sebesar 0,7 kg.

1
2

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 2 Tahun 2015


tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa pengelolaan sampah adalah
kegiatan yang dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan sehingga dapat mengurangi dalam penangangan sampah.
Tujuan pengelolaan sampah dalam Peraturan Daerah ini adalah untuk
mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih, meningkatkan kesehatan
masyarakat, kualitas lingkungan dan menjadikan sampah sebagai sumber
daya yang bermanfaat secara ekonomi bagi daerah.
Berdasarkan data Kepala DLH Kabupaten Bengkalis Arman AA
menyebutkan bahwa data volume sampah di Kabupaten Bengkalis meningkat
khususnya di bulan Ramadhan yang cukup tinggi dimana biasanya produksi
sampah di Kecamatan Bengkalis hanya sekitar 27 ton, tetapi memasuki bulan
Ramadhan ini setidaknya menjadi 41ton perhari, paling banyak di Kecamatan
Mandau biasanya hanya 230 ton menjadi 322 ton perhari. Sementara
kenaikan volume sampah yang dialami oleh beberapa kecamatan lainnya
berkisar 0,5 ton sampai 2 ton perhari dari hari biasa, seperti Kecamatan
Bantan dari sekitar 10 ton mencapai 10,5 ton perhari, tentu kondisi ini tentu
tidak sebanding dengan jumlah petugas yang hanya berjumlah 827 orang
yang hanya berstatus sebagai Tenaga Harian Lepas (THL). Untuk itu agar
sampah ini dapat terkelola dengan baik, maka sangat diharapkan adanya
kesadaran masyarakat, untuk sama-sama berkerjasama dengan Pemerintah
Daerah agar penanganan sampah ini dapat terkelola dengan baik.
Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dari jumlah
sampah tersebut yaitu, jumlah penduduk yang tinggi, sistem pengumpulan
dan pembuangan sampah yang dilakukan, pengambilan bahan-bahan yang
ada pada sampah untuk digunakan kembali, letak geografis suatu daerah,
kondisi sosial ekonomi dan budaya, faktor waktu sampah yang dihasilkan,
kebiasaan masyrakat, dan kemajuan dari teknologi pengolahan sampah
tersebut (Sumantri, 2010).
3

Jumlah penduduk sangat mempengaruhi dari jumlah timbulan sampah


yang dihasilkan per individu. Pemerintah saat ini telah berupaya dengan
berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah. Terutama masalah sampah
an-organik. Tetapi permasalahan sampah tersebut belum mencapai titik
kesempurnaan akibat daripada angka jumlah sampah yang ada di Indonesia
sangat tinggi sehingga pemerintah kesulitan untuk menyeslesaikan
permasalahan pengurangan sampah.
Di negara berkembang umumnya sampah masih dibuang tanpa adanya
pemilahan terlebih dahulu, seperti sampah organik, non organik, dan logam
masih menjadi satu, itulah yang menyulitkan untuk dilakukannya
penanganan. Pengelolaan sampah seperti ini sebagian tata laksananya masih
bertumpu pada pemerintah. Bertambahnya jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat yang berubah ubah dapat
meningkatkan jumlah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah Sartika
(2018).
Rumitnya permasalahan sampah yang terjadi di Indonesia diakibatkan
oleh beberapa hal, pertama akibat kurangnya pengertian dari masyarakat
terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah dan kedua
kurangnya biaya pemerintah untuk mengupayakan pengelolaan sampah yang
baik dan benar. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapa dikelompokkkan
menjadi efek langsung dan tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang
disebabkan karna kontak langsung dengan sampah seperti, sampah beracun,
sampah yang bersifat korosif terhadap tubuh. Sedangkan efek tidak langsung
berupa penyakit bawaan vector yang berkembangbiak dalam sampah
sehingga menjadi sarang bagi hewan seperti lalat, tikus, nyamuk dan hewan
lainnya yang dapat menyebarkan penyakit (Fitra, 2017).
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang
tinggi dan tidak dikelola dengan baik dapat berupa gangguan kesehatan,
menurunkan kualitas lingkungan, menurunkan estetika lingkungan dan
4

terhambatnya pembangunan negara. Pengelolaan sampah berlangsung dengan


baik dapat mencegah dari timbulnya berbagai penyakit, maka setiap kegiatan
pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi sampah dimana semakin sedikit
dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya
yang dilakukan menjadi efektif dan baik, serta lingkungan yang terkena
dampak jugas semakin sedikit (Marliani, 2014).
Desa Parit 1 Api-api adalah sebuah desa yang terletak diwilayah
Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis dengan luas 642 Ha
yang mana sebelah Barat berbatasan dengan Desa Temiang, Utara berbatasan
dengan Desa Api-Api, Timur berbatasan dengan Selat Bengkalis, dan Selatan
berbatasan dengan Desa Sukajadi. Desa Parit 1 Api-Api terdiri dari 2 dusun, 2
RW dan 6 RT mempunyai jumlah penduduk 874 jiwa, yang terdiri dari Laki-
laki 458 jiwa dan Perempuan 416 jiwa dengan total 224 kepala keluarga.
Mata pencaharian masyarakat di Desa Parit 1 Api-Api mayoritas bertani dan
berkebun.
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan, di Desa Parit 1 Api-Api
terdiri dari 2 dusun, 2 RW dan 6 RT sampah yang dihasilkaan kebanyakan
berupa sampah organik dan sampah an-organik. Menurut survei secara
langsung yang dilakukan untuk jenis sampah ini masih ditemukan berserakan
khusunya sampah yang di buang di selokan, dan rata-rata masyarakat di Desa
Parit 1 Api-Api tidak melakukan pengelolaan sampah sehingga masyarakat
masih melakukan pengelolaan sampah dengan cara dibakar, seperti yang kita
ketahui melakukan pengelolaan sampah dengan cara dibakar ini merupakan
metode gaya lama yang sudah turun temurun mereka lakukan. Masyarakat
beranggapan sampah yang dibakar habis tidak meninggalkan dampak bagi
mereka sehingga banyak dari masyarakat yang mengelola sampah dengan
cara ini. Tetapi ada beberapa warga yang sudah melakukan pengolahan
sampah khususnya sampah an-organik untuk dijadikan kerajinan dan
cinderamata. Pengolahan tersebut diatur langsung Kepala Desa dan di beri
arahan kepada ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang sudah
berlangsung lebih kurang 3 tahun belakangan, tetapi akibat kurangnya
5

antusias dari warga desa mengakibatkan program tersebut tidak berjalan


dengan baik.
Di Desa Parit 1 Api-Api tidak tersedia Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) sehingga masyarakat lebih memilih untuk membakar
sampah sebagai pilihan utama penanganan sampah di wilayah mereka. Akibat
yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah ialah dapat menimbulkan bahaya
polusi udara di Desa Parit 1 Api-Api sehingga dapat merusak dan
membahayakan kesehatan masyarakat sekitar pemukiman bahkan
menimbulkan penyakit. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
dalam pemilahan sampah menjadi fokus utama, tetapi ada beberapa
masyarakat yang sudah tahu cara pengelolaan sampah dan pemilahan tetap
saja masih melakukan pembakaran sampah.
Selain sampah rumah tangga juga diketahui sumber sampah terdapat
pada pasar yang berada di Desa Parit 1 Api-Api yang diadakan setiap Hari
Sabtu. Potensi sampah yang dihasilkan di pasar ini juga cukup banyak,
sampah di pasar ini berupa sampah organik dari sayur-sayuran dan juga
bersumber dari sampah an-organik. Jenis dagangan yang dijual disini adalah
kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran, daging, sembako, peralatan
rumah tangga. Ketidaktersedian TPS dari lokasi perdagangan menyebabkan
sulitnya pedagang untuk membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan, sehingga menyebabkan masih didapatinya sampah-sampah yang
berserakan diarea pasar, banyak orang yang membuang sampah sembarangan
baik penjual maupun pembeli yang berkunjung ke pasar yang berada di Desa
Parit 1 Api-Api dan pengelola pasar tersebut masih melakukan metode lama
dalam pengelolan sampah yaitu dengan cara dibakar akibat dari pengelolaan
sampah di Desa Parit 1 Api-Api tersebut tidak ada. Tentu saja hal ini dapat
menyebabkan lingkungan pasar menjadi tidak nyaman, dan dapat merusak
ekosistem lingkungan dan pasar baik dari segi estetika dan menggangu
pernafasan karena bau yang tersebar disekitar pasar yg disebabkan oleh
sampah yang menumpuk, berserakan dan dibakar.
6

Seharusnya hal ini menjadi permasalahan serius bagi penjual, pengelola


pasar, maupun masyarakat karena dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
dan menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat merugikan masyarakat
Desa Parit 1 Api-Api itu sendiri. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Analisis Pengelolaan
Sampah An-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana
Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Ketidaktersediaan tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) yang
berada di desa menyebabkan masyarakat masih melakukan pembuangan
sampah sembarangan dan pembakaran sampah untuk mengatasi permasalahan
sampah di desa yang tidak terkelola dengan baik. Untuk sampah organik
masyarakat sudah bisa melakukan pengolahan dengan cara menjadikan
sampah sisa makanan menjadi pupuk. Sementara sampah an-organik akibat
minimnya sistem pengelolaan sampah yang diterapkan dan juga kurangnya
pengetahuan serta kesadaran untuk menjaga lingkungan menyebabkan
masyarakat masih melakukan pembuangan sembarangan dan metode
pembakaran sampah sebagai pemecahan permasalahannya sehingga
mengakibatkan terciptanya lingkungan desa yang tinggi polusi akibat asap
pembakaran sampah yang dapat membahayakan bagi kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Analisis Pengelolaan Sampah An-organik di
Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.

C. Pertanyaan Penelitian
Dari uraian latar belakang di atas maka terdapat suatu pernyataan yang
akan dijadikan penelitian Bagaimana pengelolaan sampah an-organik di Desa
Parit 1 Api-Api Kecamatan Bnadar Laksamana than 2020:
1. Bagaimana sumber daya manusia dalam mengelola sampah an-organik di
Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020 ?
7

2. Bagaimana dana/anggaran untuk mengelola sampah an-organik di Desa


Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020 ?
3. Bagaimana sarana tempat pembuangan sampah sementara dan prasarana
untuk mengangkut sampah an-organik menuju tempat pemrosesan akhir
di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020 ?
4. Metode apa yang digunakan untuk mengelola sampah an-organik di Desa
Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020 ?
5. Bagaimana proses pemilahan sampah yang dilakukan untuk mengelola
sampah an-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana tahun 2020 ?
6. Bagaimana proses pengumpulan sampah yang dilakukan untuk
mengelola sampah an-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana tahun 2020 ?
7. Bagaimana proses pengangkutan sampah yang dilakukan untuk
mengelola sampah an-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana tahun 2020 ?
8. Bagaimana proses pengolahan sampah yang dilakukan untuk mengelola
sampah an-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana tahun 2020 ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Analisis Pengelolaan Sampah An-organik di
Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya sumber daya manusia dalam mengelola sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.
b. Diketahuinya dana/anggaran dalam mengelola sampah an-organikdi
Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020
8

c. Diketahuinya tersedia sarana dan prasarana untuk mengolah sampah


an-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana
tahun 2020.
d. Diketahuinya metode yang digunakan untuk mengelola sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.
e. Diketahuinya pemilahan untuk melakukan pengolahan sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.
f. Diketahuinya pengumpulan untuk melakukan pengolahan sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.
g. Diketahuinya pengangkutan untuk melakukan pengolahan sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.
h. Diketahuinya pengolahan untuk melakukan pengolahan sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun
2020.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana
Dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk dapat menjaga
kebersihan dilingkungan sekitar serta menghilangkan kebiasaan
membakar sampah sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat serta terhidar dari penyakit.
2. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat mengetahui cara
pengelolaan sampah yang baik agar dapat meningkatkan wawasan yang
nantinya dapat diterapkan kepada masyarakat juga menjadikan sebagai
9

bentuk penerapan Kesahatan Lingkungan serta memenuhi persyaratan


menyelesaikan perkuliahan.
3. Bagi STIKes Hangtuah Pekanbaru
Menjadi bahan rujukan dan referensi dalam pelaksanaan penelitian
selanjutnya mengenai pengelolaan sampah an-organik terutama
peminatan Kesehatan Lingkungan, dan dapat memperdalam bagaimana
cara pengolahan sampah agar tidak menjadi sarang penyakit.

F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup Progam Pelaksanaan
Pengelolaan Sampah An-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana tahun 2020, untuk mengetahui pengelolaan sampah di Desa Parit
1 Api-Api. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif
deskriptif. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sampah di Desa Parit 1
Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana tahun 2020 dilihat dari 8 variabel
yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), Anggaran, Metode, Sarana dan Prasana,
sistem pemilahan sampah, pengumpulan, proses pengangkutan sampah dan
proses pengolahan sampah dengan beberapa responden yaitu satu (1) orang
Kepala Desa, dua (2) orang Kepala Dusun, dua (2) orang Ketua RT dan tiga
(3) orang masyarakat. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Mei tahun 2020.
Peneliti mencari tahu informasi mengenai Desa Parit 1 Api-Api serta
Analisis Pengelolaan Sampah An-organik Kecamatan Bandar Laksamana dari
berbagai sumber yaitu dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT dan
Masyarakat.
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Sampah
Sampah ialah bahan atau barang yang tidak mempunyai nilai
ekonomis atau tidak berharga yang dalam pembuatan nya atau pemakaian
barang tersebut mengakibatkan rusak atau cacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi yang berkelebihan sehingga ditolak dan menjadi
buangan. Sampah digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu : sampah
organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lainnya dan sampah an-organik, yaitu
sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
mineral dan minyak bumi atau dari proses industri(Marleni, Mersyah, &
Brata, 2018).
Menurut Ernawati (2013), sampah merupakan semua jenis bahan
buangan yang berasal dari manusia atau binatang khususnya berbentuk
padat. Umumnya bahan-bahan tersebut dibuang karena dirasakan oleh
pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga, tidak bernilai, dan tidak
di inginkan (Ermawati & Sukmono, 2013).
Sampah An-organik yaitu sampah atau buangan yang tidak dapat
diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri
seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat dari sampah an-organik
secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan dengan jangka waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng (Marleni et al., 2018).
Dalam ilmu kesehatan lingkungan sampah hanya sebagian dari
benda atau bahan yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau yang seharusnya dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak

11
12

mengganggu estetika lingkungan dan kelangsungan hidup. Dapat


disimpulkan bahwa sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dapat
dipakai, disenangi atau sesuatau yang harus dibuang, yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tetapi yang bukan
biologis dan umumnya bersifat padat (Kunci, Masyarakat, & Sampah,
2017).
2. Sumber-Sumber dan Jenis Sampah
Menurut Notoatmodjo (2011) sumber-sumber sampah berasal dari
pemukiman, kantor, tempat-tempat umum, industri, pertanian, peternakan
dan perikanan, pertambangan. Sumber-sumber sampah berasal dari :
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Contoh sampah yang berasal dari permukiman seperti sisa sisa
makanan baik yang sudah dimasak maupun yang belum dimasak,
bekas pembungkus berupa daun, plastik, kertas dan sebagainya,
pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga,
daun-daun dari kebun atau taman.
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Adapun sampah yang berasal dari tempat umum ialah seperti
sampah pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api,
dan sebagainya. Sampah ini berupa botol, daun, kertas, plastik, dan
sebagainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah dari perkantoran maupun perkantoran pendidikan,
perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini
berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sampah ini biasanya
bersifat kering, dan mudah terbakar (rabbish).
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah yang berasal dari pembersihan jalan biasanya terdiri
dari debu, batu-batuan, kertas-kertas, kardus, pasir, ban kendaraan
atau onderdil kendaraan yang jatuh, dedaunan, plastik.
13

e. Sampah yang berasal dari industri


Sampah industri ialah sampah yang berasal dari pembangunan
industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, seperti,
logam, plastik, potongan kayu, limbah tekstil, kaleng, sampah-sampah
pengepakan barang.
f. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian seperti
sisa sayur-mayur ,batang padi, batang jagung, jerami, dan ranting
kayu yang patah.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Jenis sampah yang berasal dari daerah pertambangan jenisnya
tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri. Misalnya batu-
batuan, tanah atau cadas, pasir, arang sisa pembakaran.
h. Sampah yang berasal dari perikanan dan peternakan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Berupa
kotoran-kotoran ternak, sisa makanan, bangkai binatang.
Menurut Fadhilah (2011) sebenarnya sampah meliputi 3 jenis,
yaitu: sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas (fume,
smoke). Adapun berbagai jenis sampah padat, yakni :
a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah
dibagi menjadi :
1) Sampah an-organik, adalah sampah yang tidak terurai dan tidak
dapat membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastik dan
sebagainya.
2) Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat
membusuk, misalnya, sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan,
dan sebagainya.
b. Sampah berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
1) Sampah yang mudah dibakar, contoh: kertas, karet, kayu, plastic,
kain bekas, dan sebagainya.
14

2) Sampah yang tidak dapat dibakar, contoh: kaleng bekas, besi/logam


bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.
c. Berdasarkan karakteristik sampah
1) Garbage, yaitu jenis sampah yang mudah membusuk dan
dihasilkan oleh pengolahan atau pembuatan makanan, kebanyakan
sampah ini berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan
sebagainya.
2) Rubbish, yaitu sampah yang mudah terbakar dan tidak mudah
terbakar yang berasal dari perkantoran dan perdagangan.
3) Ashes(abu), yaitu sampah dari sisa pembakaran yang mudah
terbakar, termasuk abu rokok.
4) Street sweeping (Sampah jalanan), yaitu sampah campuran dari
berbagai macam sampah yang berasal dari pembersihan jalan
seperti, kertas, plastic, daun-daunan, besi, pecahan kaca, debu dan
lainnya.
5) Sampah industry, yaitu sampah yang berasal dari industry atau
pabrik-pabrik.
6) Dead animal (bangkai binatang), yaitu sampah yang berasal dari
bangkai binatang yang telah mati karena alam, ditabrak kendaraan,
atau dibuang oleh orang.
7) Abandoned vehicle (bangkai kendaraan), adalah bangkai mobil,
sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8) Construction wastes (sampah pembangunan), yaitu sampah yang
dihasilkan akibat proses suatu pembangunan seperti gedung, rumah
dan sebagainya, sehingga menghasilkan buangan seperti puing-
puing, potongan kayu, besi beton, bambu dan sebagainya.
3. Manajemen Pengelolaan Sampah
Menurut UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tetntang
pengelolaan sampah, kegiatan penanganan sampah terdiri dari pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemrosesan akhir.
15

a. Pengumpulan dengan cara pengambilan dan pemindahan sampah dari


sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah
b. Pemilahan dengan cara pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah
c. Pengangkutan sampah yang diatur yaitu dilakukan pengangkutan
sampah dari sumber sampah menuju tempat pembuangan sementara
ataupun dari pengolahan sampah menuju tempat pemroresan akhir.
d. Pengelolaan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah
Pemrosesan akhir sampah dan bentuk pengambilan sampah dari
residu hasil pengolahan sebelumnya harus dilakkukan dengan aman agar
lingkungan sekitar tidak tercemar.
Menurut PP. No 81 Tahun 2012 dalam penyelenggaraan
penanganan sampah, pemerintah kabupaten atau kota memungut retribusi
kepada setiap orang atau jasa pelayanan yang diberikan. Retribusi yang
dimaksud harus ditetapkan secara progresif berdasarkan jenis,
karakteristik, dan volume sampah.
a. SDM (Tenaga Kerja)
Salah satu sumber daya yang paling terpenting dibutuhkan pada
saat berbagai kegiatan operasi dan produksi ialah Tenaga Kerja
Manusia (Human Labor). Pada berbagai kegiatan tenaga kerja
manusia sangat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan, tenaga yang
besar, kecepatan dan ketepatan yang tinggi, yang dimiliki oleh
manusia dapat dibantu oleh mesin dan peralatan. Namun demikian
tidak ada pekerjaan yang dapat diselesaikan tanpa keterlibatan tenaga
kerja manusia.
Manusia melaksanakan kegiatan pengelolaan dimana hal yang
mendasari pelaksanaan kegiatan adalah pemenuhan kebutuhan
manusia. Pemanfaatan tenaga kerja haruslah didasarkan antara
keselarasan pekerjaan tenaga kerja itu ssendiri.
16

Pemanfaatan tenaga kerja haruslah didasarkan antara


keselarasan pekerjaan dan tenaga kerja itu sendiri. Daya hasil
seseorang tanpa kerja ditentukan oleh tingkat keselarasan tersebut.
Apabila seorang tenaga kerja sudah dipekerjakan, dan apabila ternyata
bahwa tingkat keselarasan tertinggi antara tenaga kerja itu tidak dapat
diwujudkan maka perusahaan harus mengusahakan perubahan pada
jenis kegiatan pekerjaan itu sendiri yang berarti menyesuaikan dengan
tenaga kerja yang telah dipekerjakan. Penyesuaian itu dapat berbentuk
perubahan pada jenis kegiatan, tata cara melaksanakan kegiatan,
peralatan yang dibutuhkan dan digunakan, ataupun tempat
melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan penelitian Sartika (2018), untuk jumlah tenaga
kerja pada pengelolaan sampah Pasar Kayu Jati Tembilahan sangat
berpengaruh pada proses pengelolaan sampah terutama sampah pasar,
karena apabila tenaga kerja yang dikerahkan tidak sesuai dengan
jumlah sampah yang dihasilkan maka pekerjaan tersebut akan sia-sia
dan tidak efektif akibat tidak seimbang nya jumlah petugas kebersihan
dengan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya.
b. Anggaran
Menurut penelitian Sartika (2018) setiap pelaksanaan suatu
program tidak luput dari rencana anggaran biaya. Alokasi biaya pada
pengolahan sampah meliputi :
1) Honor/gaji petugas
2) Pembelian alat-alat
3) Biaya operasional/bahan bakar dan pemeliharaan alat-alat
4) Pembelian tanah untuk lokasi kantor, tempat penampungan
sementara, serta tempat pembuangan akhir sampah
5) Biaya lain-lain, seperti telepon, air, listrik, dan lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitra (2017), anggaran
dan biaya dalam pengelolaan sampah di pasar Ujung Batu sangat
berperan penting untuk kebersihan dan pengelolaan sampah di Pasar
17

Ujung Batu, karena dari biaya yang dikeluarkan tersebut dapat


bermanfaat sebagai biaya kebersihan pasar agar sampah yang biasanya
dibuang begitu saja dapat dikelola dengan baik, dan untuk anggaran
dana pengelolaan sampah di Desa Ujung Batu sangat berpengaruh
terhadap anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintahan desa.
c. Sarana dan Prasarana
Material terdiri dari sarana dan prasarana yang digunakan untuk
melakukan pengelolaan sampah itu sendiri. Untuk mencapai hasil
yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan sarana dan prasarana sebagai salah satu cara
untuk mempermudah pengelolaan sampah, seperti sarana tempat
pembuangan sampah sementara, dan proses pengangkutan sampah
dari tempat pembuangan sementara menuju tempat pemrosesan akhir
(TPA). Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Taufiqurrahman (2016),
sarana dan prasana pengelolaan sampah di Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan
kendaraan pengangkut sampah sangat efektif dalam pengelolaan
sampah yang berada di lingkungan untuk menciptakan lingkungan
yang sehat dan bersih (Bruno, 2019).
d. Metode
Suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode kerja dalam suatu tugas dapat berjalan dengan lancar
apabila dapat memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan
waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Tetapi harus diingat walaupun
metode baik, tidak akan berhasil apabila orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman sehingga hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
metode tetap manusianya sendiri.
18

Berdasarkan penelitian Jailan dkk (2016), untuk metode


pengelolaan sampah di Kota Ternate terdiri atas, pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan yang masing-masing sistem
pengelolaan sampah sangat berpengaruh penting terhadap
keberhasilan di suatu kota khususnya Kota Ternate (Sahil, Henie, Al,
Rohman, & Syamsuri, 2016).
4. Pengelolaan Sampah
Menurut PP No.18 Tahun 2008 pengelolaan sampah meliputi
pengurangan dan penanganan sampah, pengurangan sampah meliputi
pembatasan timbunan sampah, pendaur ulang sampah atau pemanfaatan
kembali sampah. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan menggunakan bahan yang dapat diguanakan kembali, bahan yang
dapat didaur ulang atau bahan yang mudah di urai oleh proses alam.
Sedangkan penanganan sampah meliputi tahap pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
Pengelolaan sampah yang diselenggarakan harus berdasarkan atas
beberapa asas antara lain: asas berkelanjutan, asas manfaat, asas
kebersamaan, asas keadilan, asas keamanan, asas keselamatan, dan asas
nilai ekonomi demi meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya, serta
memperhatikan karakteristik dan kandungan pada sampah agar dapat di
daur ulang khususnya an-organik.
Menurut Sumantri (2010), Adapun berbagai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi jumlah sampah, yaitu:
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan
penduduk. Semakin padatnya jumlah penduduk, maka sampah yang
dihasilkan akan semakin menumpuk akibat tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang dan kalah dengan laju pertumbuhan.
Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan
19

semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan,


industri.
b. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
Pengumpulan sampah dengan menggunakan grobak lebih
lambat jika dibandingkan dengan menggunakan truk.
c. Pengambilan unsur-unsur yang terdapat pada sampah dapat digunakan
kembali
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki
nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Total pengambilan unur-unsur
dipengaruhi oleh keadaan seperti, jika harganya tinggi, sampah yang
tertinggal sedikit.
d. Faktor Geografis
Lokasi yang menjadi tempat pembuangan sangat berpengaruh
terhadap jumlah sampah, contoh daerah pegunungan akan sedikit
menghasilkan jumlah sampah dibandingkan dengan di dataran rendah.
e. Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau
tahunan. Jumlah sampah yang perhari bervariasi menurut waktu.
Contohnya, sampah di siang hari lebih banyak jumlahnya
dibandingkan dengan pagi hari. Tetapi sampah yang berada pada
daerah perdesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu seperti
sampah yang berada di daerah perkotaan.
f. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Contoh, adat istiadat suatu daerah dan taraf hidup sangan
mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.
g. Faktor Musim
Pada musim hujan sampah yang tidak berada pada tempatnya
sangat mungkin untuk tersangkut pada selokan pintu air, atau
penyaringan air limbah.
20

h. Kebiasaan Masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan
maka sampah makanan itu akan meningkat.
i. Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
Contoh, AC, TV, kardus, rongsokan, plastik, kulkas, dan sebagainya.
j. Jenis Sampah
Jenis sampah sangat dipengaruhi oleh kemajuan akan budaya
dari masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
Adapun beberapa tahapan yang diperlukan dalam pengelolaan
sampah diantaranya ialah tahap pemilahan, pengumpulan, pengangkutan
dan pengolahan.
1) Tahap Pemilahan
Menurut PP No.81 tahun 2012, Pemilahan sampah harus
dilakukan oleh setiap orang yang berada pada sumbernya, pengelola
kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industry,
kawasan khusus, fasilitas umum, sosial, dan fasilitas lainnya, ketika
melakukan pemilahan wajib mempunyai sarana dan prasana sesuai
skala kawasan (PP No.81 tahun 2012).
Sampah yang dilakukan dalam kegiatan pemilahan dikelompok
menjadi 5 jenis, yaitu, sampah yang mengandung bahan beracun dan
berbahaya, sampah mudah terurai, sampah dapat digunakan kembali,
sampah yang di daur ulang dan sampah lainnya.
Menurut penelitian (Yulianto, 2016), proses pemilahan sampah
sangat berpengaruh terhadap pendidikan, sosialisasi, dan
ketersediaan sarana pembuangan sampah. Pendidikan yang rendah
memiliki 2,6 kali tidak memilah sampah disbanding dengan
pedagang dengan pendidikan tingg. Adapun pedagang yang tidak
mendapatkan sosialisasi memiliki 8,3 kali tidak memilah sampah
dibandingkan dengan pedagang yang mendapatkan sosialisasi, dan
ketidaktersediaan sarana pembuangan sampah mengakibatkan
21

pedagang tidak memilah sampah disbanding dengan pedagang yang


mendapatkan sarana pembuangan sampah yang cukup.
2) Tahap Pengumpulan
Pengumpulan sampah merupakan tanggung jawab setiap
individu yang menghasilkan sampah. Sampah basah dan kering
sebaiknya dikumpulkan di dalam tempat terpisah agar memudahkan
saat memusnahkannya. Metode dalam pengumpulan sampah
dilakukan dengan 2 metode, yaitu sistem duet atau tempat sampah
yang peruntukkan bagi sampah kering dan basah, dan sistem trio
atau tempat sampah yang diperuntukkan untuk sampah basah, kering
dan sampah mudah terbakar.
Proses pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dibagi
menjadi 5 pola pengumpulan, yaitu 1) pola individual langsung yaitu
pengumpulan sampah dari setiap sumber dan langsung diangkut ke
TPA tanpa pemindahan, 2) pola individual tak langsung yaitu
pengumpulan sampah dari setiap sumber dan langsung diangkut ke
TPA melalui proses pemindahan ke tempeh pembuangan sementara,
3) pola komunal langsung yaitu mengumpulkan sampah dari
sumbernya dilakukan oleh setiap individu dan dibuang ke bak/tong
sampah komunal yang telah disediakan, 4) pola komunal tak
langsung yaitu mengumpulkan sampah dari sumbernya dilakukan
oleh setiap individu khususnya sampah rumah tangga dan lainnya
yang dibuang ke bak/tong sampah komunal yang telah disediakan, 5)
pola penyapu jalan yaitu pengumpulan yang dilakukan oleh penyapu
jalanan lalu di buang bak sampah terdekat.
Menurut Penelitian (Elamin et al., 2018), sistem pengelolaan
sampah sangat erat kaitannya dengan Tempat
Pengumpulan/Penampungan Sementara (TPS), sebab dengan adanya
TPS sangat membantu dan mengubah kebiasaan masyarat yang
mana awal nya membuang sampah tidak pada
tempatnya/sembarangan dengan adanya TPS akan membuat warga
22

membuang sampah pada satu titik lokasi pembuangan yaitu TPS


sehingga Lingkungan sekitar tidak tercemar dan mengganggu
estetika pemandangan.
3) Tahap Pengangkutan
Pengangkutan dimaskudkan sebagai kegiatan pengambilan
sampah dari titik pengumpulan terakhir hingga pengumpulan sampah
ke TPS atau TPA. Permasalaha yang seringkali terjadi pada tahap
pengangkutan ialah waktu kerja yang tidak efisien, kapasitas muat
kendaraan yang tidak sesuai, rute pengangkutan yang tidak efisien
dan tingkah laku dari petugas dan aksebilitas yang kurang baik.
Metode yang di lakukan pada tahap pengangkutan sampah, yaitu 1)
Hauled Container System (HCD) ialah wadah pengumpulan yang
dapat dibawa dan dipindah hingga ketempat pembuangan akhir, dan
2) Stationary Container System (SCS) ialah wadah pengumpulan
yang tidak dapat dibawa dan dipindah.
Menurut Penelitian (Mahmudah & Herumurti, 2016),
pengelolaan sampah harus didukung dengan adanya sarana dan
prasana dalam melakukan pengelolaan sampah khususnya Angkutan
pengangkut sampah, untuk wilayah yang besar dan kepadatan
penduduk yang tinggi akan mempengaruhi dalam pengangkutan
sampah, bukan hanya itu saja tetapi rute/jarak, waktu kerja dan
jumlah timbulan yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap efektif
atau tidaknya suatu pengangkutan sampah yang dilakukan sehingga
sampah tersebut bisa terkelola dengan baik.
4) Tahap pengolahan
Pengolahan yang dimaksud yaitu dimana proses pengolahan
sampah dari barang yang tidak berguna dan terbuang dapat menjadi
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan bernilai ekonomis,
tetapi pengolahan tersebut harus sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah dan Undang-Undang Nomor 81 tahun 2012
23

tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis


Rumah Tangga.
Menurut Penelitian (Chamdra et al., 2015), teknologi dalam
pengolahan sampah sangat dibutuhkan seperti incinerator, adapun
pengolahan sederhana yang dilakukan dalam pengolahan sampah
ialah kompos, dan daur ulang. Pengaruh dalam pengolahan sampah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah penduduk, umur,
tingkat pendidikan, pendapatan ekonomi, kemauan membayar
retribusi dan tingkat pelayanan terhadap kepuasan masyrakat.
Apabila dari faktor-faktor tersebut sudah terpenuhi maka dengan
demikian sampah yang berada di lingkungan dapat terkelola dengan
baik dan dapat menjauhkan lingkungan dari berbagai sumber
penyakit akibat sampah.
Adapun beberapa tahap pengolahan yang diketahui, antara lain :
a) Reduce (Mengurangi)
Ialah upaya yang dilakukan dalam mengurangi volume
pengolahan sampah baik sebelum atau sesudah produksi, seperti,
menggunakan bungkus makanan yang mudah di degradasi
(daun, kertas, dll), mengurangi pemakaian kemasan yang
berbahan plastic, dan lain-lain.
b) Reuse (Menggunakan Kembali)
Ialah upaya yang dilakukan dalam pengurangan timbulan
sampah dengan cara memakai kembali material yang telah
digunakan agar tidak menambah atau menjadi sampah, seperti,
botol plastic digunakan menjadi tempat bumbu, ember menjadi
pot bunga dan koran menjadi pembungkus.
c) Recycle (Mendaur Ulang)
Ialah suatu cara yang dilakukan dalam mengurangi sampah
dengan cara memanfaatkan kembali dengan cara daur ulang
melalui proses pengolahan tertentu, seperti, sampah dapur
menjadi pupuk organic, potongan plastik diolah menjadi
24

kerajinan tangan, piring atau gelas yang pecah diolah menjadi


piring atau gelas kembali.
d) Replace(Menggantikan)
Ialah suatu cara pengurangan sampah dengan cara
mengganti material yang dapat menjadi sampah sehingga
menjadikan lingkungan tercemar atau tidak ramah lingkungan
menjadi material yang ramah lingkungan, seperti, menggunakan
keranjang pada saat berbelanja sehingga dapat menggurangi dari
sampah plastik, mengganti tempat makanan seperti Styrofoam
menjadi kertas, daun atau bahan yang mudah didegradasi oleh
alam.
e) Recovery (Transformasi)
Ialah suatu cara dalam mengurangi sampah dengan cara
memanfaatkan penggunaan zat-zat sampah menjadi sumber
bahan bakar (sumber energi)
5. Dampak Pengelolaan Sampah
a. Dampak Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap masyarakat dan lingkungan nya seperti sampah dapat
dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran
rendah juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Disamping itu sampah
juga dapat diberikan untuk makanan ternak tetapi harus menjalani
proses pengelolaan yang baik untuk mencegah terjadinya dampak dan
pengaruh buruk sampah kepada ternak. Pengelolaan sampah yang baik
akan mengurangi tempat untuk berkembang biaknya serangga atau
binatang pengerat.
b. Dampak Negatif
Menurut Suryati (2014) pengaruh negatif pengelolaan sampah
yang kurang baik berdampak pada efek kesehatan, lingkungan,
maupun kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, seperti
berikut:
25

1) Sampah dapat menjadi tempat perkembang biakan vector penyakit


apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
2) Kejadian penyakit demam berdarah dengue akan meningkat akibat
vektor berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas
yang berisi air hujan.
3) Mengakibatkan kecelakaan akibat pelaksanaan pembuangan
sampah secara sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam
seperti besi, kaca dan sebagainya.
4) Dapat mengganggu kesehatan tubuh seseorang, misalnya sesak
napas, insomnia, stress dan lain-lain.
Disamping pengaruh terhadap kesehatan, sampah juga memberi
dampak negatif terhadap lingkungan seperti:
a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
b. Pembusukan sampah yang terjadi akibat mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu sehingga menimbulkan bau busuk.
c. Pembakaraan sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan
bahaya kebakaran yang lebih luas.
d. Pembuangan sampah kedalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
e. Banjir yang terjadi akibat penumpukan sampah mengakibatkan
karusakan pada fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan, dan
saluran air.
Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat:
a. Keadaan sosial budaya masyarakat setempat mempengaruhi
pengelolaan sampah.
b. Keadaan lingkungan yang kumuh dan jorok akan menurunkan daya
tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
c. Terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak
pengelola.
d. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja
sehingga produktifitas masyarakat menurun.
26

e. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang


besar sehingga untuk sektor lain berkurang.
27

B. Landasan Teori

1. Sumber Daya
Manusia
2. Anggaran
3. Sarana dan
Prasarana
4. Metode

Proses Pengelolaan
sampah
1. Pemilahan Pengelolaan
2. Pengumpulan Sampah
3. Pengangkutan
4. Pengolahan
Pengolahan sampah
1. Reduce
2. Reuse
3. Recycle
4. Replace
5. Recovery

Sumber : Notoadmodjo, (2010), Kusminah, (2018), Suryati, (2014).

Gambar 1
Landasan Teori

C. Kerangka Berfikir

Input Proses Output

1. SDM 1. Pemilahan
2. Anggaran 2. Pengumpulan Sampah Terkelola
3. Sarana Prasarana 3. Pengangkutan Dengan Baik
4. Metode 4. Pengolahan

Gambar 2
Kerangka Berfikir
28

D. Penelitian Sejenis

Tabel 1
Penelitian Sejenis

No Uraian Penelitian Sartika (2018) Rama Fitra (2017)


Sekarang (2020)
1 Judul Analisis Analisis Analisis Sistem
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Sampah An- Sampah Pasar Sampah di Pasar
organik di Desa Kayujati Baru Ujung Batu
Parit 1 Api-Api Tembilahan Kecamatan Ujung
Kecamatan Kabupaten Batu Kabupaten
Bandar Indragilir Hilir Rokan Hulu
Laksamana
2 Variabel SDM, Anggaran, Pemilahan sampah, Pemilahan Sampah,
Sarana pengumpulan dan Pengumpulan
Prasarana, penyimpanan di Sampah, dan
Metode tempat sumber, Pengangkutan
pangangkutan Sampah
sampah
3 Desain Kualitatif Kualitatif Kualitatif
4 Subjek Kepala desa, Petugas atau Pengelola Pasar,
Kepala Dusun, pengangkut Petugas
Ketua RT, dan sampah, Kepala Kebersihan, dan
Masyarakat. DLHK Pedagang Pasar
5 Lokasi Desa Parit 1 Api- Dinas Lingkungan Pasar Baru Ujung
Api Kecamatan Hidup dan Batu, Kecamatan
Bandar Kebersihan, Pasar Ujung Batu
Laksamana Kayujati Kabupaten Rokan
Tembilahan Hulu
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan
observasi langsung kelapangan dan wawancara untuk memperoleh informasi
mengenai sumber daya manusia, dana atau anggaran, sarana dan prasarana,
metode, sistem pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan
dalam pengelolaan sampah An-organik di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana tahun 2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana tahun 2020.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februai-
Mei Tahun 2020.

C. Subjek Penelitian
Dalam pengambilan subjek/sampel yang menjadi informan dalam
penelitian ini berjumlah 5 orang.
1. Satu (1) orang Kepala Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana.
2. Dua (2) orang Kepala Dusun Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana tahun.
3. Dua (2) orang Ketua RT Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana
4. Tiga (3) orang Warga Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana

29
30

D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah


Sebagai variabel penelitian ini adalah (SDM, Anggaran, Sarana
Prasarana, Mesin, Metode, Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, dan
Pengolahan).
Tabel 2
Variabel Penelitian dan Definisi Istilah

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

1 SDM Jumlah dan kualitas tenaga Lembar Lembar


yang bekerja dalam Observasi Checklist,
pengelolaan sampah an- dan Wawancara
organik Kuesioner Mendalam

2 Anggaran Biaya yang digunakan Lembar Lembar


untuk membiayai kegiatan Observasi Checklist
pengelolaan sampah an- dan dan
organik Kuesioner Wawancara
Mendalam

3 Sarana Sarana dan prasarana yang Lembar Lembar


Prasarana disediakan untuk Observasi Checklist
pengelolaan sampah an- dan dan
organik Kuesioner Wawancara
Mendalam

4 Metode Suatu tata cara untuk Lembar Lembar


mempermudah Observasi Checklist
pengelolaan sampah an- dan dan
organik seperti pemilahan, Kuesioner Wawancara
pengumpulan, Mendalam
pengangkutan, dan
pengolahan

5 Pemilahan Suatu tata cara pemisahan Lembar Lembar


Sampah antara suatu benda Observasi Checklist
berdasarkan karakteristik dan dan
dan sifat khas tertentu Kuesioner Wawancara
Mendalam

6 Pengumpulan Proses mengumpulkan Lembar Lembar


Sampah sampah disuatu tempat Observasi Checklist
atau TPS hingga dan dan
pemindahan ke TPA Kuesioner Wawancara
Mendalam

7 Pengangkutan Proses membawa sampah Lembar Lembar


dari tempat pengumpulan Observasi Checklist
31

Sampah sementara menuju tempat dan dan


pemrosesan akhir (TPA) Kuesioner Wawancara
Mendalam

8 Pengolahan Proses pemanfaatan Lembar Lembar


Sampah sampah yang telah Observasi Checklist
terbuang dengan sistem dan dan
4R(Reduce,Recycle,Reuse, Kuesioner Wawancara
Recovery dan Replace). Mendalam

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini dilakukan dalam pengumpulan data penelitian
dengan wawancara langsung yang dilakukan pada setiap subjek penelitian.
Alat yang digunakan untuk membantu adalah panduan wawancara, alat tulis,
lembar observasi, HP sebagai alat perekam dan kamera digital sebagai
dokumentasi.

E. Teknik Pengolahan Data


Setelah data terkumpul dan diperiksa kelengkapannya, selanjutnya data
dikelompokkan menurut jenis pertanyaan, dengan alat bantu computer, data
tersebut diolah dan diproses sehingga menjadi informasi yang bermanfaat
dengan metode :
1. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan cara membandingkan wawancara dan mengecek
kembali informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda yaitu satu
(1) orang Kepala Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana,
dua (2) orang Kepala Dusun Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana, dua (2) orang Ketua RT dan tiga (3) orang Masyarakat Desa
Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana.
2. Triangulasi Metode
Melakukan perbandingan dengan hasil wawancara yang diperoleh
dari informan dengan hasil observasi.
32

3. Triangulasi Data
Dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh, meminta
umpan balik dari informasi dan berupa saran dan informasi tambahan
serta membandingkan dengan teori atau penelitian terdahulu.

G. Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis isi untuk
mendapatkan informasi mendalam tentang sistem pengelolaan sampah di
Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020 dengan cara
mencatat dan analisis secara manual.
BAB IV
HASIL

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 3
Peta Desa Parit 1 Api-Api

a. Kondisi Geografis
Desa Parit 1 Api-Api merupakan desa pemekaran dari Desa Api-
Api pada tahun 1925 karena semangatnya masyarakat dahulu untuk
menjadikan desa baru. Desa Parit 1 Api-Api mempunyai luas wilayah
642 Ha yang terbagi atas 2 wilayah dusun, 2 RW dan 6 RT. Batas-
batas wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bengkalis.

33
34

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukajadi Kecamatan


Bukit Batu .
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Temiang Kecamatan
Bandar Laksamana.
b. Kondisi Demografis
Jumlah Penduduk Desa Parit 1 Api-Api 874 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 458 jiwa Perempuan 416 jiwa dengan jumlah KK 224,
Desa Parit 1 Api-Api terbagi atas 2 wilayah dusun, 2 RW dan 6 RT.
Desa Parit 1 Api-Api termasuk kategori wilayah sub-urban dengan
kondisi pedesaan yang masih terasa dan pohon-pohon masih banyak
perkebunan, dengan memiliki adat istiadat yang masih kental, serta
mayoritas bermata pencaharian sebagai perikanan, petani dan
berkebun.
2. Karakteristik Responden
Jumlah responden sebanyak 8 orang diantaranya adalah 1 Orang
Kepala Desa, 2 Orang Kepala Dusun, 2 Orang Ketua RT dan 3 Orang
warga Desa Parit 1 Api-Api. Karakteristik dari masing-masing responden
secara keseluruhan berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan
jabatan.
Tabel 3
Karakteristik Informan
Karakteristik
Kode Umur Jenis Pendidikan Jabatan
(Tahun) Kelamin
Responden 1 48 Laki-laki SLTA Kepala Desa

Responden 2 38 Laki-laki SLTA Kepala Dusun


Kenanga Muda
Responden 3 38 Laki-laki SLTA Kepala Dusun
Melati
Responden 4 74 Laki-laki SLTA Ketua RT 04

Responden 5 50 Laki-laki SD Ketua RT 05


35

Responden 6 43 Perempuan DIPLOMA 1 Warga Desa


Parit 1 Api-Api
Responden 7 49 Laki-laki SMA Warga Desa
Parit 1 Api-Api
Responden 8 50 Perempuan SMA Warga Desa
Parit 1 Api-Api

B. Hasil Penelitian
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dilapangan diperoleh
bahwa untuk ketersediaan tenaga kerja yang menangani sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api tidak tersedia, masyarakat masih secara
individual melakukan pembersihan sampah dengan cara dibakar dan
adapun masyarakat yang membuang ke parit. Sampah yang dihasilkan
dari aktivitas warga ditumpuk dihalaman rumah atau dibelakang rumah
warga masing-masing untuk selanjutnya dilakukan proses pembakaran
sampah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah
dilakukan terhadap responden berikut :
Bagaimana menurut bapak/ibu ketersediaan tenaga kerja untuk
melakukan pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api ?
“…Kalau untuk di desa ketersedian tenaga kerja nya sudah ada
dengan 2 kelompok yang dilakukan pelatihan di duri dengan jumlah
20 orang, dan untuk pengelola sampah dipasar sudah termasuk dari
20 orang tersebut sebagai pengelola sampahnya, sampah tersebut
diambil dan di daur ulang kembali. (Responden 1)…”
“…Untuk tim khusus atau pengelola sampah anorganik di Desa
Parit 1 Api-Api tidak memiliki pengelola sedangkan sampah yang
berada di pasar setelah pedagang berjualan sampah tersebut
dikumpulkan untuk dibakar. (Responden 2)…”
“…Tidak ada tersedia tenaga kerja yang khusus untuk mengelola
sampah anorganik di Desa sedangkan untuk pengelola sampah di
pasar sudah tersedia tetapi di gaji oleh pasar tersebut dengan biaya
36

retribusi sebanyak 20 ribu perminggu, sampah organik seperti sayur


akan di ambil oleh petugas sementara sampah an-organik di bakar di
tempat lain yang berjauhan dengan pasar. (Responden 3)…”
“…Belum ada tersedia tenaga kerja untuk pengelolaan sampah
anorganik di Desa, akibat pemerintah desa tidak dapat menerima
petugas yang mampu dari pengelolaan sampah tersebut tetapi tahun
2017 pengelola tersebut sudah ada tetapi akibat tidak berjalannya
dan kurang nya kesadaran masyarakat. (Responden 4)…”
“…Kalau untuk tim khusus atau sumber daya manusia dalam
pengelolaan sampah an-organik di desa cuma dari ibu PKK tetapi
tidak berlanjut lagi. (Responden 5)…”
“…Belum ada, tetapi untuk pasar ada dilakukan dari pengelola
pasar sedangkan untuk pengelolaan sampah di rumah saya sudah
melakukan sendiri seperti membuat kerajinan tangan. (Responden 6)
…”
“…Untuk pengelolaan sampah hanya ibu PKK tetapi tidak
berlanjut tetapi ada salah satu seorang warga desa yang melakukan
proses pengelolaan sampah. (Responden 7)…”
“…Tidak ada, tapi dulu ada ibu PKK melakukan pengelolaan
tersebut tapi tidak berjalan lagi dari 2017 kemarin. (Responden 8)…”
2. Dana/Anggaran
Anggaran dana tidak tersedia untuk pengelolaan sampah
anorganik di desa Desa Parit 1 Api-Api, baik anggaran desa maupun
pungutan biaya kebersihan kepada pihak masyarakat, hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan terhadap responden
sebagai berikut :
Bagaimana dana/anggaran di desa dan pungutan biaya kebersihan
untuk masalah kebersihan di Desa Parit 1 Api-Api ? Jika ada berapa dan
kapan waktunya?
“…Kita kalau untuk dana daur ulang sampah mempunyai dana
sendiri dari pemberdayaan atau bintek, hasil dari pada kegiatan
37

tersebut digunakan kegiatan lainnya. 2018 kemaren sempat pernah


juga mengundang dari pihak instansi luar dalam pengelolaan sampah
dan Alhamdulillah mendapati posisi yang baik. (Responden 1)…”
“…Belum ada, cuman masyarakat melakukan nya dengan gotong
royong (Responden 2)…”
“…Belum ada, tapi ada juga sebagian dari desa oleh Pemda tetapi
belum teralokasikan tapi untuk pasar sendiri sudah ada dari pungutan
kepada pedagang pasar tersebut. (Responden 3)…”
“…Belum ada (Responden 4)...”
“…Tidak ada pungutan biaya (Responden 5)…”
“…Tidak ada (Responden 6)…”
“ ..Tidak ada (Responden 7)…”
“…Tidak ada, kalau disini tidak ada, seperti yang terlihat disini
dikumpulkan untuk langsung dibakar sampah-sampah itu (Responden
8)…”
3. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah
anorganik di Desa Parit 1 Api-Api seperti kendaraan pengangkut sampah
dan ketersediaan TPS sementara di desa tidak tersedia sama sekali. Hal
ini dapat dilihat dan diketahui dari hasil wawancara mendalam terhadap
responden sebagai berikut :
Bagaimana ketersediaan sarana prasarana Desa Parit 1 Api-Api
terhadap pengelolaan sampah anorganik?
“…Untuk sarana dan prasarana sudah ada tong sampah yang
berada di pinggir jalan,insyaallah tahun ni kalau jadi kita akan buat
tempat sampah besar untuk diletakkan di pasar (Responden 1)…”
“…Sudah ada, dari dana ADD tahun 2017 sudah ada tong-tong di
pinggir jalan diangkut dengan gerobak tetapi masyarakat hanya
sebagian yang melakukan pembuangan sampah pada tong tersebut
(Responden 2)…”
38

“…Tong sampah sudah ada di tepi jalan, kalau untuk pengangkut


sampah tahun kemarin sudah berjalan dengan ibu PKK untuk
melakukan pengumpulan untuk dilakukan pengolahan (Responden 3)
…”
Bagaimanakah sarana atau tempat bapak melakukan proses
terhadap pengelolaan sampah anorganik di rumah ?
“…Untuk d irumah ada plastik kadang kotak apabila sudah penuh
lalu dibakar (Responden 4)…”
“…Tidak ada, Cuma pakai kotak dan ember ditimbun untuk
sampah organic tapi sampah plastic langsung dibakar (Responden
5)...”
“…Dari desa pernah ada program tahun 2017 untuk sarana nya
tapi tidak sampai ke dekat sini tong sampahnya, kalau untuk di rumah
dilakukan sendiri dikumpulkan suatu wadah dan dilakukan
pengolahan kerajinan tangan (Responden 6)….”
“…Tong sampah, tempat sampah tapi langsung dibakar
(Responden 7)….”
“…Kalau dirumah ibu cuma kumpulkan di ember kalau udah
penuh dibakar (Responden 8)…”
4. Metode
Metode yang masyarakat Desa Parit 1 Api-Api lakukan untuk
pembersihan sampah anorganik masih dengan metode lama yang sudah
sejak dahulu kala mereka lakukan, yaitu dengan cara membakar sampah
dan adapun sampah yang masih dibuang di parit. Masyarakat lebih
memilih metode ini karna dinilai lebih praktis dan tidak memakan biaya
banyak, tanpa memikirkan bahaya yang mungkin dapat terjadi tanpa
disadari oleh mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
mendalam yang peneliti lakukan terhadap responden sebagai berikut :
39

a. Tahap Pemilahan
Bagaimana menurut bapak, sudahkah masyarakat melakukan
pemilahan sampah anorganik terlebih dahulu?
“…Kalau dalam hal itu belum ada, karena dari masyrakat saya
sendiri belum paham dan kurang action nya akibat beliau kurang
memahami karena kami harus jeli juga memberikan masukan
terhadap masyrakat atas manfaat yang didapat dari sampah tersebut
sebab sampah itu bermanfaat tinggi, karena sampah yang dibuang
orang di pinggir-pinggir jalan yang dibuang orang lewat tu
mempunyai manfaat besar, memang iya kadang sekali kutip bisa 3kg
tapi tentu lama kelamaan makin banyak maka dari itu sampah nya
harus dikelola dengan baik agar bermanfaat dan menambah dari
pendapatan masyarakat (Responden 1)…”
“…Sebagian sudah ada, kadang sudah dibuang tetap digabungkan
lagi untuk dibakar masyarakat walaupun masyarakat sudah diberikan
sosialisasi tentang sampah tersebut dari puskesmas antara tahun
2018 atau 2019 (Responden 2)…”
“…Itu sudah ada sebagian masyarakat sudah melakukan tapi ada
juga yang belum mengerti dan masih membakar sampah (Responden
3)…”
“…Kadang sayur atau daun tu dikumpul ibu untuk membuat pupuk
kadang tapi kalau sampah kayak plastik atau lainnya tu biasanya di
bakar (Responden 4)…”
“…Kalau di rumah bapak sendiri belum ada lagi kadang sampah
tu dibakar, dibuang gitu aja nyo (Responden 5)…”
“…Kalau sampah dari dapur kayak sayuran tu dipisahkan lalu
dimasukkan plastik untuk diolah lagi jadi pupuk organic, kalau
sampah anorganik ibu sendiri mengolah jadi kerajinan kayak tas, pot
bunga dan lainnya (Responden 6)…”
40

“…Sampah tu bercampur aja nyo, sampah tu dibakar aja nantik


kalau udah banyak (Responden 7)…”
“…Kalau untuk sampah sendiri kami ndak ada melakukan
pemilahan, karna kalau dilakukan pemilahan pun ujung-ujungnya
sampah tu dibakar aja lagi nyo (Responden 8)…”
b. Tahap Pengumpulan
Dimanakah tempat pengumpulan sampah sementara yang
dilakukan masyarakat sebelum pengolahan ?
“…Kalau untuk sekarang pengumpulan sampah tu dikumpulkan di
rumah Pak Sekdes atau Pak Nursalim (KAUR Desa) karena kita
sudah sediakan bahan-bahan lainnya untuk diolah sebab dulu sudah
pernah ikut pelatihan juga dari tim khusus pertanian (Responden 1)
…”
“…Sampah tu dikumpulkan dirumah pak Nursalim (KAUR Desa)
tu aja tapi masih banyak juga masyarakat yang belum melakukan
karena sampah tu masih dibakar juga (Responden 2)…”
“…Dulu tu pernah dikumpulkan di rumah Pak Nursalim (KAUR
Desa) atau Pak Sekdes, Cuma karna banyak masyarakat yang kurang
paham juga jadi sampah tu masih banyak dibakar sama warga
(Responden 3)…”
“…Dekat rumah tu ada kolam untuk pembakaran sampah tapi
karna sekarang musim bagus, kolam yang dulu untuk pembakaran
sampah di pindahkan ke samping sebab orang rumah tu disana
bertanam kunyit, jahe subur tanaman tu hidup (Responden 4)…”
“…Biasanya di dapur masukkan ke ember tapi biasanya
dimasukkan ke kotak dibuang lalu dibakar (Responden 5)…”
“…Kalau tempat khususnya ibu ndak ada, biasanya ada sampah
anorganik ibu masukkan ke dalam plastik dulu nantik kalau ada
waktunya ibu olah menjadi kerajinan tangan karna pengolahannya
ibu melakukan sendiri juga, melihat sampah berserakan begitu
kadang geli lihatnya makanya ibu olah (Responden 6)…”
41

“…Kalau di desa dulu dulunya tu ada tong-tong di pinggir jalan tu


tapi sekarang udah banyak hancur juga karena tidak terawat sejak
ada 2016, kalau di rumah dikumpul di samping rumah lalu dibakar
tapi ada rencana tahun ni dibuat di belakang pasar tempat
pengumpulan sampah (Responden 7)…”
“…Kumpulnya di samping rumah aja nyo, kalau udah banyak rasa
nya diperun (bakar) lagi (Responden 8)...”
c. Tahap Pengangkutan
Bagaimana ketersediaan sarana prasarana Desa Parit 1 Api-Api
terhadap pengelolaan sampah anorganik? Seperti pengangkutan
sampah ke suatu tempat
“…Kita menggunakan gerobak kan sampah di desa kita ni
tergolong kecil (Responden 1)….”
“…Sampah yang dibuang ke tong sampah di pinggir jalan tu
diangkut pakai gerobak dibuang juga di sebuah tempat tapi dibakar
juga mungkin (Responden 2)…”
“…Kalau kemaren tu kami pernah juga bekerja sama dengan ibu
PKK sampah yang dikumpulkan tu diangkut pakai gerobak,
(Responden 3)…”
“…Di rumah kami ndak ada, karna sampah tu dibakar aja tapi
kalau untuk di desa dulu tu ada gerobak pengangkutnya tapi sekarang
ndak nampak ada lagi do (Responden 4)…”
“…Dulu tu ada PKK lah yang mengangkut kadang, pakai gerobak
cuma sekarang berheni lak ku tengok (Responden 5)…”
“…Ndak ada do sampai kesini yang sarana atau prasana nya tu,
tapi dulu tu sempat ada wacana cuma hilang gitu aja (Responden 6)
…”
“…Belum ada lagi, sampah yang ada tu dibakar (Responden 7)…”
“…Tong sampah sudah ada di tepi-tepi jalan tapi setelah dibuang
2 bulan setelah itu sampah nya tetap disana aja kayak mana di buang
di awal, tapi belum ada lagi pengangkut tu (Responden 8)…”
42

d. Tahap Pengolahan
Bagaiamana bapak/ibu melakukan proses 3R pada sampah
anorganik terlebih dahulu ?
“…Cuma kalau untuk sosialisasi nya sudah pernah tapi penerapan
ke masyarakatnya sendiri belum ada, artinya kalau barang bekas ini
perangkat desa saya sendirilah dalam pembersihan barang bekas tu
untuk dijual kembali, ada yang tukang ambil barang bekas nya tapi
kalau dari ibu PKK sudah melakukan pengolahan seperti daur ulang
menjadi kerajinan seperti tas, dompet juga (Responden 1)…”
“…Sudah ada dari ibu PKK tahun 2016 lalu, hasil karyanya di
kantor ada tu tapi tidak berjalan lagi akibat pembinaan atau
anggarannya tu belum ada (Responden 2)…”
“…Kalau sampah sampah plastic tu ibu PKK ada melakukan,
sampai saat ini mungkin masih berjalan karna itu program dari ibu
PKK (Responden 3)…”
“…Ndak ada, belanja sikit sikit nyo kalau banyak barulah
(Responden 4)…”
“…Tidak ada dilakukan (Responden 5)…”
“…Saya melakukan sendiri dengan cara daur ulang, sampah
plastik tu saya jadikan kerajinan kayak tas, dompet, pot (Responden
6)…”
“…Itulah ibu yang di depan tu, kalau bapak ndak ada (Responden
7)…”
“…Kalau ibu pribadi di rumah sendiri ndak ada melakukan kayak
gitu do (Responden 8)…”

Tabel 4
43

Hasil Observasi Pengelolaan Sampah Anorganik di Parit 1 Api-Api


Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020
No Observasi Ya Tidak

I. Sumber Daya Manusia (SDM)


1. Tersedia tenaga kerja untuk mengelola sampah an- √
organik di Desa Parit 1 Api-Api
II. Anggaran/Dana
1. Tersedia dana/anggaran untuk mengelola sampah √
an-organik di Desa Parit 1 Api-Api
III. Sarana dan Prasarana

1. Tersedia kendaraan pengangkut sampah dari TPS di √


Desa Parit 1 Api-Api menuju ke Pembuangan
2. Apakah disediakan Tempat sampah organik dan √
anorganik di Desa Parit 1 Api-Api
IV. Metode

1. Masyarakat melakukan pemilahan terlebih dahulu √

2. Masyarakat melakukan pengumpulan terlebih √


dahulu
3. Masyarakat melakukan pengolahan sampah terlebih √
dahulu
4. Apakah proses pengangkutan sampah telah √
dilakukan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan pada


tanggal 1-4 April Tahun 2020 dalam waktu random atau secara acak
peneliti mendapatkan beberapa jawaban yang berbeda beberapa juga
yang sama, kemudian dibandingkan dengan hasil observasi di Desa Parit
1 Api-Api ini. Dengan beberapa pertanyaan yang peneliti tanyakan
kepada aparatur pemerintahan desa mulai dari Kepala Desa, Kepala
Dusun, Ketua RT dan Masyarakat, dapat dilihat dari kondisi masyarakat
yang hampir secara keseluruhan tidak melakukan pengelolaan sampah
anorganik, dan juga sampah yang ada di pasar Desa Parit 1 Api-Api tidak
diolah hanya langsung dibakar. Sampah-sampah yang berasal baik dari
pemukiman warga dan dari pasar tidak dikelola melainkan langsung
44

dibakar, apabila ada sampah yang masih bisa dijual seperti sampah botol,
barulah dilakukan pemilahan, jika tidak ya langusng dibakar saja. Tidak
adanya tempat pembuangan sampah sementara juga menjadi pokok
permasalah di desa ini, sarana dan prasarana yang tidak memadai
merupakan masalah utama penyebab dari kegiatan pembakaran sampah
yang dilakukan masyarakat. Ditambah lagi dengan tidak adanya
perhatian pemerintah baik pemerintahan kecamatan maupun
pemerintahan desa itu sendiri yang tidak mengalokasikan dananya dalam
membantu pengelolaan sampah di Desa Parit 1 Api-APi ini menjadikan
masyarakat tetap memilih cara membakar sampah sebagai alternatif
pembersihan sampah yang mereka anggap benar. Untuk pengangkutan
sampah menuju ke tempat pemrosesan akhir (TPA) tidak ada sama
sekali, inilah mengapa masyarakat memilih membakar sampah dan tidak
melakukan pengelolaan sampah anorganik terlebih dahulu.

C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian penyelesaian skripsi ini peneliti banyak
menemukan keterbatasan yang di alami dalam proses penelitian. Adapun
beberapa keterbatasan yang di alami oleh peneliti :
1. Karena kesibukan para responden, sehingga peneliti sulit mencari waktu
untuk mewawancarai responden secara mendalam.
2. Ada beberapa bagian dari rekaman yang mungkin terdengar kurang jelas.
Dari keterbatasan yang di alami diatas hal yang paling sering terjadi
yaitu kesibukan para responden dan jarak yang jauh dari daerah asal peneliti
sehingga peneliti sulit mencari waktu yang tepat untuk melakukan wawancara
responden secara mendalam.
BAB V
PEMBAHASAN

A. SDM (Sumber Daya Manusia)


Setelah dilakukan wawancara maka didapatlah informasi tang berbeda
tentang keterangan mengenai ketersedian tenaga kerja dan Pengelolaan
Sampah Anorganik di Desa Parit 1 Api-Api, Kepala Desa mengatakan
bahwasannya sudah ada tim khusus dalam penanganan sampah di desa
tersebut sementara Kepala Dusun mengatakan bahwasannya hanya ibu PKK
yang menjadi pengelolaan sampah anorganik tetapi itu tidak berjalan lagi dan
Ketua RT dan Masyarakat mengatakan bahwasannya tidak ada SDM dalam
pengelolaan sampah Anorganik di Desa Parit 1 Api-Api. Dari hasil
wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasannya saat ini di Desa
Parit 1 Api-Api tidak adanya Sumber Daya Manusia dalam melakukan
pengelolaan sampah Anorganik tersebut. Tidak adanya kerjasama pemerintah
terhadap desa dalam penyedia dana maupun sarana prasarana dalam
pengelolaan sampah menyebabkan Sampah yang dihasilkan dari aktivitas
masyarakat setiap hari maupun dari aktivitas pasar yang di adakan sekali
seminggu tidak dilakukan pengelolaan dan hanya dengan cara dibakar. Hal ini
dapat menyebakan timbulnya penyakit dan kerusakan alam jika dilakukan
terus menerus tanpa berhenti.
Menurut PP. No 81 Tahun 2012 dalam penyelenggaraan penanganan
sampah, pemerintah kabupaten atau kota memungut retribusi kepada setiap
orang atau jasa pelayanan yang diberikan. Retribusi sebagaimana dimaksud
ditetapkan secara progresif berdasarkan jenis, karakteristik, dan volume
sampah.
Tenaga kerja manusia (human labor) adalah salah satu sumber daya
terpenting yang dibutuhkan oleh berbagai kegiatan operasi dan produksi.
Pada berbagai kegiatan tenaga kerja manusia ini dapat melaksanakan
pekerjaan yang dilaksanakan membutuhkan tenaga yang besar, kecepatan dan

45
46

ketepatan yang tinggi, manusia dibantu oleh mesin dan peralatan.


Namun demikian tidak ada pekerjaan yang dapat diselesaikan tanpa
keterlibatan tenaga kerja manusia. Manusia melaksanakan kegiatan
pengelolaan dimana hal yang mendasari pelaksanaan kegiatan adalah
pemenuhan kebutuhan manusia. Pemanfaatan tenaga kerja haruslah
didasarkan antara keselarasan pekerjaan tenaga kerja itu ssendiri.
Pemanfaatan tenaga kerja haruslah didasarkan antara keselarasan
pekerjaan dan tenaga kerja itu sendiri. Daya hasil seseorang tanpa kerja
ditentukan oleh tingkat keselarasan tersebut. Apabila seorang tenaga kerja
sudah dipekerjakan, dan apabila ternyata bahwa tingkat keselarasan tertinggi
antara tenaga kerja itu tidak dapat diwujudkan maka perusahaan harus
mengusahakan perubahan pada jenis kegiatan pekerjaan itu sendiri yang
berarti menyesuaikan dengan tenaga kerja yang telah dipekerjakan.
Penyesuaian itu dapat berbentuk perubahan pada jenis kegiatan, tata cara
melaksanakan kegiatan, peralatan yang dibutuhkan dan digunakan, ataupun
tempat melaksanakan pekerjaan.
Sama halnya dengan penelitian Sartika (2018) pada Pengelolaan Pasar
Kayu Jati bahwa tenaga kerja kebersihan pada pengelolaan sampah pasar
sangat berpengaruh, volume sampah pasar yang banyak sementara tenaga
kebersihan sedikit mengakibatkan tidak terkelolanya dengan baik sampah
pasar tersebut.
Menurut analisa peneliti untuk ketersediaan tenaga kerja dalam
melakukan pengolahan sampah khususnya sampah anorganik saat ini sudah
tidak tersedia, padahal sebelumnya sudah ada ibu PKK yang melakukan tetapi
hanya berjalan 1 tahun pertama di tahun 2016 dan setelah itu tidak berjalan
lagi, keterangan tersebut didapat pada wawancara terhadap Kepala Dusun.
Maka dari pada itu perlu nya ketegasan dari Pemerintahan Desa untuk
mengaktifkan kembali ibu PKK dalam pengelolaan sampah di Desa Parit 1
Api-Api khususnya sampah Anorganik.
47

B. Anggaran
Setelah dilakukannya wawancara dengan Kepala Desa, Kepala Dusun,
Ketua RT dan Masyarakat Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana, peneliti menemukan jawaban yang berbeda, Kepala Desa
mengatakan bahwasannya dana/aanggaran dalam melakukan pengelolaan
sampah di desa tersebut sudah ada dana tersendiri yang dikeluarkan untuk
pengelolaan sampah sementara Kepala Dusun mengatakan hingga saat ini
dana tersebut hanya wacana dan tidak ada dilaksanakan juga Ketua RT dan
Masyarakat mengatakan tidak adanya iuran kebersihan dalam melakukaan
pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api. Hal ini peneliti
anggap salah satu penyebab tidak dilakukannya pengelolaan sampah dipasar
karena upah yang tidak ada bagi para pekerja, sehinggap tidak tercapainya
pengelolaan sampah secara maksimal. Maka dari itu diketahuilah bahwa
pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api belum terlaksana
dengan benar, pengelolaan sampah anorganik tidak dapat terlaksana secara
maksimal karena tidak adanya pengalokasian dana yang jelas untuk
memfasilitasi desa dalam melakukan pengelolaan sampah anorganik di Desa
Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana. Masyarakat di Desa Parit 1
Api-Api beranggapan bahwasannya dengan cara membakar sampah
merupakan satu-satunya cara ampuh untuk mengatasi permasalahan sampah
yang ada di desa ini.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 81 tahun 2012 pengelola
kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan
pengumpulan sampah wajib menyediakan TPS, TPS 3R atau alat pengumpul
untuk sampah terpilah. TPS atau TPS 3R sebagaimana yang dimaksud harus
memenuhi persyaratan yaitu tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah
menjadi paling sedikit lima jenis sampah, luas lokasi dan kapasitas sesuai
kebutuhan, lokasinya mudah di akses, tidak mencemari lingkungan dan
memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.
48

Menurut Sudiro, dkk (2018), sampah yang dibuang dengan cara


ditumpuk begitu saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya
bagi kesehatan manusia. Selain itu tradisi membuang sampah disungai atau
parit dapat mengakibatkan pendangkalan begitu cepat.
Sama halnya dengan penelitian Sartika (2018) Sampah Pasar Kayujati
Tembilahan Kabupaten Indragilir Hilir setiap pelaksanaan suatu program
tidak luput dari rencana anggaran biaya. Adapun alokasi biaya pada
pengolahan sampah meliputi, Honor petugas, pembeliaan alat-alat, biaya
operasional dan pemeliharaan aat-alat, pembelian tanah untuk lokasi kantor,
TPS serta TPA, hingga pembiayaan lain-lain seperti listrik, air, telepon, dan
lainnya.
Menurut analisa peneliti, dalam anggaran ataupun dana untuk
pengelolaan sampah di Desa Parit 1 Api-Api tidak adanya pengalokasian
tersebut, sebab itu perlu nya pengalokasikan dana untuk pengelolaan sampah
agar sampah di desa dapat terkelola dengan baik.

C. Sarana dan Prasarana


Dari hasil wawancara yang dilakukan bahwasannya sarana dan
prasarana pembuangan sampah di Desa Parit 1 Api-Api sudah ada yaitu
berupa tong sampah yang berada di pinggir jalan tetapi ada juga Masyarakat
yang mengatakan bahwasannya saran tersebut tidak sampai ke sekitar
lingkungannya. Tetapi walaupun sarana untuk pembuangan sampah tersebut
sudah ada nyatanya dilapangan dan hasil wawancara yang dilakukan,
masyarakat Desa Parit 1 Api-Api tetap tidak membuang sampah ke tong
tersebut akibat sampah yang sudah dibuang masyarakat ke dalam tong
tersebut apabila dilihat beberapa hari ke depan akan sama seperti itu juga,
maka dari itu masyarakat lebih memilih untuk membakar sampah tersebut,
dan peneliti juga menemukan masyarakat yang masih membuang sampah
sembarangan. Tidak adanya TPS (tempat pembuangan sementara) serta
sistem pengelolaan yang disediakan pemerintah daerah dan desa membuat
49

masyarakat mau tidak mau harus memilih membakar sampah yang mereka
hasilkan setiap harinya.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 81 tahun 2012 pengelola
kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan
pengumpulan sampah wajib menyediakan TPS, TPS 3R atau alat pengumpul
untuk sampah terpilah. TPS atau TPS 3R sebagaimana yang dimaksud harus
memenuhi persyaratan yaitu tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah
menjadi paling sedikit lima jenis sampah, luas lokasi dan kapasitas sesuai
kebutuhan, lokasinya mudah di akses, tidak mencemari lingkungan dan
memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.
Pengumpulan sampah merupakan sebuah tanggung jawab dari individu
baik rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Karena itu
perlunya mengadakan pembangunan tempat khusus untuk mengumpulkan
sampah. Kemudian dari masing-masing TPS sampah, dan selanjutnya ke TPA
(Taufiqurrahman, 2016).
Bentuk pasrtisipasi masyarakat dalam membuang sampah ditempat
yang telah disediakan cenderung rendah. Apalagi jika tidak tersedianya
sarana dan prasarana pembuangan sampah. Dari hasil wawancara dengan
responden masyarakat Desa Parit 1 Api-Api pengelolaan sampah anorganik
Tbanyak nya dari warga itu sendiri melakukan pengelolaan sampah anorganik
dengan cara membakar sampah, da nada juga masyarakat yang membuang
sampah sembarangan walaupun telah tersedia sarana pembuangan sampah
seperti tong sampah, nyatanya masih banyak masyrakat yang tidak
membuang sampah ke tong tersebut akibat tidak adanya penanganan lebih
lanjut setelah sampah itu dibuang sehingga masyarakat lebih memilih
membakar sampah dari pada melakukan pengolahan terlebih dahulu.
Sama halnya dengan penelitian Fitra (2017) pada Pengelolaan Sampah
Pasar Ujung Batu tidak meratanya ketersediaan sarana dalam bentuk tong
sampah mengakibatkan berserakannya sampah di sudut kios pedagang.
50

Menurut analisa peneliti, sarana dan prasarana telah diberikan oleh


pemerintahan desa dalam pengelolaan sampah seperti tong sampah walaupun
belum merata, tetapi akibat kurangnya kesadaran beberapa masyrakat
mengakibatkan tidak efektifnya sarana dan prasarana tersebut. Karena itu
perlunya kesadaran dan pemerataan terhadap sarana dan prasarana yang
diberikan oleh pemerintahan desa, untuk masyarakat desa harus diberikan
pemahaman untuk buang sampah pada tempatnya dan menghilangkan
kebiasaan lama yaitu membakar sampah.
D. Metode
5) Tahap Pemilahan
Setelah dilakukan wawancara kepada informan dan observasi
langsung di lapangan maka diketahui hanya beberapa masyarakat yang
sudah melakukan pemilahan sampah, bahkan ada salah seorang warga
yang sudah melakukan pemilahan hingga proses pengolahan. Walaupun
sebenarnya masyarakat sudah paham dan mengerti akan tahapan
pemilahan sampah tersebut, tetapi akibat kurangnya kesadaran dan
tindakan untuk menjaga lingkungan mengakibatkan masyrakat masih
melakukan pembakaran sampah hingga pembuangan sampah secara
sembarangan. Padahal, menurut UU No.18 Tahun 2008 Pasal 22 bahwa
harus adanya proses pemilahan sampah sesuai jenis, jumlah atau sifat
sampah tersebut, akan tetapi hampr semua masyarakat Desa Parit 1 Api-
Api masih membuang sampah sembarangan dan menjadikan sampah satu
jenis lalu dibakar.
Proses pemilahan sampah sangat berpengaruh terhadap pendidikan,
sosialisasi, dan ketersediaan sarana pembuangan sampah. Pendidikan
yang rendah memiliki 2,6 kali tidak memilah sampah disbanding dengan
pedagang dengan pendidikan tingg. Adapun pedagang yang tidak
mendapatkan sosialisasi memiliki 8,3 kali tidak memilah sampah
dibandingkan dengan pedagang yang mendapatkan sosialisasi, dan
ketidaktersediaan sarana pembuangan sampah mengakibatkan pedagang
51

tidak memilah sampah disbanding dengan pedagang yang mendapatkan


sarana pembuangan sampah yang cukup (Yulianto, 2016).
Sama halnya dengan penelitian Sartika (2018) pada Pengelolaan
Sampah Pasar Kayujati bahwa dalam pengelolaan sampah tidak
melakukan pemilahan, sebagian besar pedagang masih banyak
membuang sampah sembarangan walaupun tong sampah sudah
disediakan.
Menurut analisa peneliti, kurangnya kesadaran masyarakat desa
dalam melakukan pemilahan sampah antara organik dan anorganik. Dari
permasalahan tersebut sebaiknya pihak desa lebih gencar lagi dalam
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya memilah
sampah, agar sampah yang bisa di daur ulang menjadi barang yang
bernilai guna dan ekonomis.
6) Tahap Pengumpulan
Setelah dilakukan wawancara kepada informan dan observasi
langsung di lapangan maka diketahui bahwa tempat pengumpulan
sampah sudah disediakan oleh pemerintahan desa setempat dalam berupa
tong sampah di pinggir jalan sejak tahun 2016 walaupun belum merata,
akan tetapi fasilitas yang sudah ada tersebut tidak digunakan secara baik
oleh masyarakat, banyak dari masyrakat yang masih membuang sampah
secara sembarangan walaupun sudah tersedianya tong sampah tersebut,
masyrakat sekitar masih banyak yang melakukan pembakaran terhadap
sampah yang berada di lingkungan hingga sekarang tong sampah tersebut
hanya sebagai penghias jalanan dan beberapa sudah rusak.
Sama halnya dengan penelitian Fitra (2017) pada Pengelolaan
Sampah di Pasar Ujung Batu bahwa sampah pasar yang dihasilkan
perhari lebih kurang 3 ton sementara fasilitas dari tempat pengumpulan
sampah yang tidak cukup mengakibatkan masih banyaknya sampah yang
berserakan pada Pasar Ujung Batu
Menurut analisa peneliti, masyarakat hanya mengumpulkan sampah
pada suatu wadah yang berada di rumah tetapi apabila wadah tersebut
52

sudah penuh, maka masyrakat melakukan pembakaran. Karena itu


perlunya kesadaran masyarakat untuk mengumpulkan sampah ke tong
sampah yang telah disediakan dan pemerintah desa agar memberikan
tong sampah secara merata di Desa Parit 1 Api-Api.
7) Tahap Pengangkutan
Setelah dilakukan wawancara kepada informan dan observasi
langsung di lapangan maka diketahui untuk kendaraan pengangkut
sampah pada Desa Parit 1 Api-Api hanya menggunakan gerobak,
informasi tersebut didapat saat melakukan wawancara terhadap
pemerintahan desa, alasannya dipergunakan gerobak dalam alat angkut
sampah yaitu volume sampah yang kecil sehingga dengan gerobak saja
cukup untuk membawa sampah tersebut. Akan tetapi kenyatan di
lapangan masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan
seperti parit, pinggir jalan, dan lainnya, kemudian alat angkut atau
kendaraan pengangkutan sampah tersebut sudah tidak ada beroperasi lagi
dan argument tersebut diperkuat dengan pernyataaan warga yang tidak
pernah lagi melihat gerobak pengangkut sampah tersebut dalam
membawa sampah.
Sama halnya dengan penelitian Fitra (2017) pada Pengelolaan
Sampah Pasar Ujung Batu bahwa pengangkutan sampah yang dilakukan
belum maksimal yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan tidak
memadai sehingga tidak terlaksana secara baik dalam tahap
pengangkutan.
Menurut peneliti walaupun sudah ada sarana seperti Tong sampah,
tetapi apabila tidak diimbangi dengan angkutan sampah maka sampah
tersebut akan menumpuk di tong sampah tersebut, karena itu perlunya
pemerintahan desa menyiapkan setidaknya 1 angkutan sampah untuk
mengangkut sampah dari tong ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
53

8) Tahap pengolahan
Setelah dilakukan wawancara kepada informan dan observasi
langsung di lapangan maka diketahui dalam tahapan pengolahan tidak
ada masyarakat yang melakukan, masyarakat hanya melakukan tradisi
lama dalam pengolahan sampah tersebut yaitu dengan cara dibakar,
walaupun sebelumnya masyarakat sudah pernah diberikan sosialiasi
tentang pengolahan sampah tersebut hingga dulu di tahun 2016 sudah
pernah dilakukannya pengolahan sampah menjadi barang yang berguna
dan bernilai secara ekonomis yang dilakukan oleh Ibu PKK Desa Parit 1
Api-Api. Akan tetapi tindakan baik tersebut hanya berjalan beberapa
waktu, saat ini kegiatan tersebut sudah tidak terlihat dan dilakukan lagi,
tahapan tersebut hanya tinggal karya jadi yang dipajang di kantor desa.
Dalam wawancara dan observasi langsung, peneliti menemukan
salah seorang warga yang melakukan tahapan pengolahan sampah
menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis yang dilakukan
seorang diri, beliau ialah masyarakat desa yang sebelumnya pernah
bergabung dengan Ibu PKK tetapi akibat kurangnya inisiatif kelompok
tersebut dalam pembinaan akan pengolahan sampah maka beliau
mengundurkan diri, sekarang beliau mencoba menjalankan sendiri untuk
pengolahan sampah tersebut dan tidak lupa mengajak dan menghimbau
tetangga sekitar hingga anak-anak dalam melakukan pengolahan tersebut.
Sama halnya dengan penelitian Fitra (2017), bahwa kurangnya
pengarahan dan sosialisasi atau pelatihan khusus terhadap petugas
kebersihan mengakibatkan kurangnya keterampilan dalam pengelolaan
sampah yang dilakukan sehingga sampah yang sudah disapu dan
diangkut digabungkan menjadi satu, walaupun sebenarnya sampah
tersebut harus dipisah dengan kriteria masing-masing agar memudahkan
apabila melakukan pengolahan.
Menurut analisa peneliti, pengolahan yang berada di Desa Parit 1
Api-Api belum terlaksana secara efektif padahal sebelumnya sudah
dilaksanakan oleh ibu PKK menjadikan sampah yang sebelumnya tidak
54

bernilai guna menjadi bernilai secara kegunaan dan ekonomis. Karena itu
pemerintahan desa sebaiknya mengaktifkan kembali peran dari ibu PKK
dalam pengelolaan sampah dan menghimbau masyarakat agar dapat
mengolah sampah menjadi barang yang berguna dan dapat diperjual
belikan sebagai tambahan pendapatan masyarakat sendiri.

Dari hasil wawancara yang dilakukan Dari hasil wawancara yang


dilakukan hampir seluruh masyarakat Desa Parit 1 Api-Api masih belum
melakukan proses pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan
antara sampah organik dan Anorganik, masyarakat hanya melakukan tradisi
lama yaitu melakukan pembakaran sampah. Walaupun untuk pengumpulan
dan pengangkutan sudah ada diberikan oleh pemerintahan desa tapi nyatanya
hal itu tidak berjalan efektif.

Tetapi peneliti menemukan salah seorang warga Desa Parit 1 Api-Api


yang masih peduli akan lingkungan sekitar, beliau secara mandiri melakukan
proses pengolahan sampah di rumahnya menjadikan sampah anorganik
terutama menjadi barang yang bernilai ekonomis sehingga sampah yang
awalnya tidak mempunyai nilai ekonomis menjadi berguna dan bernilai.
Beliau merupakan mantan anggota ibu PKK tetapi beliau mengundurkan diri
dan berdiri sendiri agar lebih mencakup masyarakat luas dalam hal
pengolahan sampah, cakupan wilayah yang dilakukan bukan hanya untuk
Desa Parit 1 Api-Api tetapi antar desa dan antar kecamatan, di desa lain saran
dan pendapat beliau sangat dihargai untuk masyrakat di desa lain. Tetapi
langkah beliau di Desa Parit 1 Api-Api tidak mendapatkan langkah yang baik,
karena pemerintahan desa setempat tidak mensupport beliau dalam hal
pengolahan sampah, beliau juga sudah pernah mengajukan proposal kepada
pemerintahan setempat tetapi respon yang di dapatkan tidak sesuai harapan,
pemerintahan desa tidak memberikan langkah yang diharapkan untuk beliau.

Berdasarkan hasil wawancara, masayarakat Desa Parit 1 Api-Api tidak


melakukan pengelolaan sampah anorganik,sampah anorganik hanya dibakar
dalam pemusnahannya. Hal ini juga berlaku pada pasar yang terletak di Desa
55

Parit 1 Api-Api ini, waktu pengoperasian pasar ini dilakukan 1 kali dalam
seminggu. Hasil observasi langsung peneliti didapati bahwa sampah dari
pemukiman maupun sampah pasar itu sendiri tidak dilakukan pengolahan
sama sekali hanya dengan cara dibakar, masih banyak peneliti dapati tempat
bekas dari sisa-sisa pembakaran sampah yang dilakukan dan juga masih ada
sampah yang dibuang sembarangan. Hal ini tentu akan mempengaruhi
lingkungan sekitar termasuk pemukiman yang ada di Desa Parit 1 Api-Api
ini. Menurut pendapat dari peneliti tidak adanya kerja sama antara pihak
pemerintah Kabupaten atau Kota terhadap pengelolaan sampah di desa
menyebabkan masyarakat masih melakukan pembakaran sampah, walaupun
sudah tersedianya fasilitas sarana seperti tong dan prasarana di desa namun
hal tersebut tidak berjalan efektif akibat tidak adanya petugas dan anggaran
yang diberikan untuk pengolahan tersebut. Hal ini perlu diperhatikan oleh
pemerintahan desa untuk memberi jalan keluar agar masyarakat tidak lagi
membakar sampah dan lingkungan sekitar tidak lagi tercemar.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengelolaan
Sampah Anorganik Di Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar
Laksamana Tahun 2020 maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tenaga Kerja yang tidak tersedia untuk melakukan pengumpulan,
pengelolaan sampah anorganik di Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana Tahun 2020, tetapi untuk tenaga kerja pengelolaan
sampah pasar sudah tersedia. Masyarakat melakukan pengelolaan dengan
cara membakar sampah.
2. Dana/anggaran desa khusus untuk pengelolaan sampah anorganik yang
tidak tersedia menyebabkan masyarakat masih membakar sampah
sebagai solusi utama untuk pemusnahan sampah di Desa Desa Parit 1
Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.
3. Sarana prasarana yang tersedia tidak merata dan tidak berjalan efektif
TPS (tempat pembuangan sementara) yang tidak tersedia, hingga
kendaran pengangkut sampah, menyebabkan hampir seluruh masyarakat
membakar sampah sebagai pilihan utama, hasil sampah dari masyarakat
lalu dikumpul ditempat pembakaran yang ada pada setiap rumah , setelah
itu langsung mereka bakar sebagai tahapan pengelolaan sampah
anorganik di Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana
Tahun 2020.
4. Tidak adanya tahapan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan untuk mengelola sampah anorganik, seperti yang telah
peneliti dapatkan dalam hasil observasi lapangan dan wawancara
mendalam bahwasannya masyarakat melakukan pengolahan sampah
dengan cara dibakar, tidak ada ditemukan cara masyarakat melakukan

56
57

5. pengelolaan sampah anorganik di Desa Desa Desa Parit 1 Api-Api


Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020 selain di bakar.
6. Pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api hanya dengan
cara membakar sampah, masyarakat belum paham dampak bahaya
kesehatan yang dapat di timbulkan dari perilaku membakar sampah di
Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.

B. Saran
1. Pemerintahan Desa Parit 1 Api-Api
a. Bagi aparatur pemerintahan Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana sebaiknya mengalokasikan dana atau anggaran
desa yang dimiliki untuk memfasilitasi seperti menyediakan TPS
(tempat pembuangan sementara) di desa, menyediakan 1 kendaraan
pengangkut sampah, menyediakan tempat-tempat sampah di setiap
rumah warga guna meminimalisir kebiasaan masyarakat membakar
sampah sebagai cara pemusnahan sampah. Menarik pungutan biaya
kebersihan dan menyediakan tenaga kerja untuk melakukan
pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara menuju
TPA (tempat pembuangan akhir), agar pengelolaan sampah
anorganik dapat berjalan maksimal dan masyarakat tidak lagi
membakar sampah.
b. Serta mendirikan Bank Sampah di Desa Parit 1 Api-Api agar
masyarakat lebih giat dalam pengelolaan sampah menjadi barang
berguna sehingga sampah yang masih bernilai ekonomis masih bisa
dipergunakan untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
c. Membentuk peraturan terkait pengelolaan sampah serta
mengaktifkan kembali Kader untuk pengelolaan sampah agar
masyarakat dibimbing dan dibina tentang daur ulang sampah yang
bernilai ekonomis sehingga menghasilkan pendapatan sampingan
terhadap masyarakat sekitar.
58

2. Masyarakat Parit 1 Api-Api


Bagi Masyarakat Desa Parit 1 Api-Api dalam melakukan
pengelolaan sampah anorganik dapat melakukan pemilahan sampah
terlebih dahulu , dan tidak menumpuk sampah untuk kemudian dibakar
karena akan berdampak pada kesehatan.
3. Peneliti
Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu penelitian ini dapat dijadikan
referensi teori untuk penelitian lebih lanjut mengenai Pengelolaan
Sampah Anorganik Di Desa Desa Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan
Bandar Laksamana terutama peminatan Kesehatan Lingkungan, dan
dapat memperdalam bagaimana cara pengolahan sampah agar tidak
menjadi sarang penyakit dengan variabel dan jenis penelitian yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Bruno, L. (2019). Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–


1699. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Chamdra, S., Pellokila, M. R., Adisucipto, J., Kupang, P., Pertanian, F., Cendana,
U. N, Kupang, P. (2015). Analisis Teknologi Pengolahan Sampah Di
Kupang Dengan Proses Hirarki Analitik Dan Metode Valuasi Kontingensi
( Analysis Of Waste Treatment Technology In Kupang With Analytic
Hierarchy Process And Contingent Valuation Method ) Program Magister
Ilmu Lingkun. 22(3), 350–356.

Elamin, M. Z., Ilmi, K. N., Tahrirah, T., Zarnuzi, Y. A., Suci, Y. C., Rahmawati,
D. R., … Nafisa, I. F. (2018). Analysis Of Waste Management In The
Village Of Disanah, District Of Sreseh Sampang, Madura. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 10(4), 368.
Https://Doi.Org/10.20473/Jkl.V10i4.2018.368-375

Ermawati, D., & Sukmono, Y. (2013). Kajian Potensi Pemanfaatan Sampah


Organik Pasar Berdasarkan Karakteristiknya ( Studi Kasus Pasar Segiri
Kota Samarinda ). 5, 77–90.

Fadhilah, A., Sugianto, H., Hadi, K., Firmandhani, S. W., Woro, T., & Pandelaki,
E. E. (2011). Kajian Pengelolaan Sampah Kampus. 11(2), 62–71.

Fitra, R (2016). Analisis Sistem Pengelolaan Sampah di Pasar Baru Ujung Batu
Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu. Pekanbaru: STIKes Hang
Tuah

Jazani, O. M., Rastin, H., Formela, K., Hejna, A., Shahbazi, M., Farkiani, B., &
Saeb, M. R. (2017). An Investigation On The Role Of Gma Grafting
Degree On The Efficiency Of Pet/Pp-G-Gma Reactive Blending:
Morphology And Mechanical Properties. Polymer Bulletin, 74(11), 4483–
4497.

Kelurahan, D. I., Sekar, T., & Malang, K. (2018). Model Pengelolaan Sampah
Permukiman Di Kelurahan Tunjung Sekar Kota Malang Sudiro 1 , Arief
Setyawan 2 , Lukman Nulhakim 3 2. 7(April), 106–117.

Kimia, J. P., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., Alam, P., & Yogyakarta, U. N.
(2013). 2013.

Kunci, K., Masyarakat, P., & Sampah, M. P. (2017). Melalui Pengolahan Sampah
Organik Dan Non Organik Di. 4, 281–289.
Kusminah, I. L. (2018). Penyuluhan 4r ( Reduce , Reuse , Recycle , Replace ) Dan
Kegunaan Bank Sampah Sebagai Langkah Menciptakan Lingkungan Yang
Bersih Dan Ekonomis Di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. 03(01), 22–
28.

Mahmudah, R. A., & Herumurti, W. (2016). Analisis Sistem Pengangkutan


Sampah Di Wilayah Surabaya Utara. Jurnal Teknik Its, 5(2).
Https://Doi.Org/10.12962/J23373539.V5i2.17118

Marleni, Y., Mersyah, R., & Brata, B. (2018). Strategi Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 1(1), 35–40.
Https://Doi.Org/10.31186/Naturalis.1.1.5915

Marliani, N. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga ( Sampah Anorganik )


Sebagai Bentuk Implementasi. 4(2), 124–132.

Notoadmojo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Cetakan 2011.


Jakarta. Rineka Cipta

Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 02 Tahun 2015 Tentang


Pengelolaan Sampah

Sahil, J., Henie, M., Al, I., Rohman, F., & Syamsuri, I. (2016). Sistem
Pengelolaan Dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa-
Dufa Kota Ternate. Sanitasi Lingkungan, 4(2), 478–487.

Sartika (2018). Analisis Pengelolaan Sampah Pasar Kayujati Tembilahan


Kabupaten Indragilir Hilir. Pekanbaru: STIKes Hang Tuah.

Sumantri, A. (2010). Kesehatan Lingkungan. Cetakan 2010 Jakarta. Kencana Prenada


Media Group.

Suryati, Teti. (2014). Bebas Sampah Dari Rumah. Cetakan 2014 Jakarta
Agromedia Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan


Sampah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Yulianto, B. (2016). Partisipasi Pedagang Dalam Melakukan Pemilahan Sampah
Di Pasar Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 3(2), 69–72. Https://Doi.Org/10.25311/Jkk.Vol3.Iss2.105

Http://Rri.Co.Id/Bengkalis/Post/Berita/533951/Publik/
Volume_Sampah_Di_Kab_Bengkalis_Selama_Ramadhan_Terjadi_Pening
katan.Html. Diakses 20 Januari 2020 Jam 20:45

Http://Ciptakarya.Pu.Go.Id/Plp/Simpersampahan/Baseline/
Rosampahdataproplist.Php?Id=1400&Tabid=Dataumum. Diakses 20
Januari 2020 Jam 20:45

Https://Ekonomi.Bisnis.Com/Read/20190221/99/891611/Timbulan-Sampah-
Nasional-Capai-64-Juta-Ton-Per-Tahun. Diakses 24 Januari 2020 Jam
14.15

Https://Radarbali.Jawapos.Com/Read/2019/06/26/143132/Mesin-Pengolah-
Sampah-Dlh-Buleleng-Sanggup-Ubah-Sampah-Jadi-Bbm. Diakses 27
Januari 2020 Jam 17:05
LAMPIRAN
Lampiran 2

Permohonan Menjadi Responden

Kepada
Yth. Bapak / Ibu
di Tempat.

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Gilang Tu Ramadan
NIM : 16011138
No. HP : 085363198886

adalah Mahasiswa Program Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan


Lingkungan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru,
Mohon kesedian Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian saya yang
berjudul: “Analisis Pengelolaan Sampah An-Organik di Desa Parit 1 Api-Api
Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.”

Beberapa informasi perlu saya sampaikan antara lain :

1. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengelolaan sampah anorganik yang


dilakukan di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020
dan dapat membantu memberikan saran terhadap penerapan cara pengelolaan
sampah anorganik yang benar dan tepat agar sesuai standar UU Republik
Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sehingga dapat
meningkatkan dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi
masyarakat.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat hasil penelitian ini sebagai bahan
masukan untuk evaluasi pengelolaan sampah yang baik dan benar di Desa Parit 1
Api-Api.
3. Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Semua data akan disimpan dengan baik
dan terjaga kerahasiaannya selama 5 tahun dan setelah itu akan dimusnahkan.
Selain itu data bapak/ibu akan ditampilkan hanya dalam bentuk kode responden
untuk menjaga kerahasiaannya. Peneliti menggunakan kata sandi (password)
untuk menyimpan data pada komputer.
4. Apabila bapak/ibu menyetujui mengikuti proses penelitian ini, maka mohon
kesediaan bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan dan dapat
bekerjasama dalam proses penelitian. Apabila bapak/ibu tidak berkenan untuk
menjadi responden dalam penelitian ini, maka bapak/ibu dapat menolak
mengikuti proses penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Demikian permohonan ini, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu diucapkan


banyak terima kasih.

Pekanbaru, 1 April 2020

Gilang Tu Ramadan
Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Setelah membaca dan memahami surat saudara Gilang Tu Ramadan


NIM: 16011138, Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Lingkungan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Hang Tuah Pekanbaru, serta mendapat penjelasan tentang
maksud penelitiannya, maka saya bersedia menjadi responden
penelitian dengan judul: “Analisis Pengelolaan Sampah Anorganik
di Desa Parit 1 Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun
2020.”

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh


kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pekanbaru, 1 April 2020

Informan
.................................
.
Lampiran 4

PEDOMAN PELAKSANAAN WAWANCARA MENDALAM TENTANG


PROGRAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH AN-ORGANIK
DI DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020

Tujuan Penelitian :

Diketahuinya Program Pelaksanaan Pengelolaan Sampah An-organik di Parit 1


Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.

Informan Utama

A. Identitas Informan
1) Nama :
2) Umur :
3) Agama :
4) Jenis Kelamin :
5) Pendidikan :
6) Jabatan :
B. Wawancara
Tanggal :
Waktu :
C. Pertanyaan
1. Bagaimana menurut bapak ketersediaan tenaga kerja untuk melakukan
pengelolaan sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-Api ?
2. Bagaimanakah menurut bapak/ibu terkait ketersediaan dana/anggaran
untuk pengelolaan sampah di Desa Parit 1 Api-Api?
3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Desa Parit 1 Api-Api
terhadap pengelolaan sampah an-organik?
4. Bagaimana menurut pendapat bapak/ibu, sudahkah masyarakat
melakukan pemilahan sampah an-organik terlebih dahulu ?
5. Dimana tempat pengumpulan sampah sementara yang dilakukan
masyarakat sebelum pengolahan ?
6. Bagaimana ketersediaan angkutan sampah Desa Parit 1 Api-Api
terhadap pengelolaan sampah anorganik?
7. Bagaimana menurut bapak/ibu, apakah masyarakat sudah melakukan
proses 3R/4R pada sampah an-organik di Desa Parit 1 Api-Api terlebih
dahulu ?
PEDOMAN PELAKSANAAN WAWANCARA MENDALAM TENTANG
PROGRAM PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH AN-ORGANIK
DI DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020

Tujuan Penelitian :

Diketahuinya Program Pelaksanaan Pengelolaan Sampah An-organik di Parit 1


Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana Tahun 2020.

Informan Pendukung

D. Identitas Informan
7) Nama :
8) Umur :
9) Agama :
10) Jenis Kelamin :
11) Pendidikan :
12) Jabatan :
E. Wawancara
Tanggal :
Waktu :
F. Pertanyaan
8. Bagaimana bapak/ibu melakukan pemilahan sampah antara sampah
organik dan an-organik dirumah ?
9. Apakah ada pungutan biaya kebersihan di Desa Parit 1 Api-Api? jika
ada berapa dan kapan waktunya ?
10. Bagaimana tersedia sarana dan prasarana Desa Parit 1 Api-Api
terhadap pengelolaan sampah an-organik? seperti pengangkutan
sampah ke suatu tempat
11. Bagaimanakah bapak/ibu sudah melakukan proses 3R/4R pada sampah
an-organik di Desa Parit 1 Api-Api terlebih dahulu ?
12. Bagaimana sumber daya manusia untuk pengelolaan sampah di Desa
Parit 1 Api-Api ?
13. Dimanakah bapak/ibu melakukan pengumpulan sampah di Desa Parit
1 Api-Api ?
14. Bagaimanakah sarana atau tempat bapak/ibu melakukan proses
terhadap pengelolaan sampah anorganik di rumah ?
Lampiran 5

DAFTAR CHEKLIST

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH AN-ORGANIK DI DESA


PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
TAHUN 2020

No Observasi Ya Tidak

I. Sumber Daya Manusia (SDM)


2. Tersedia tenaga kerja untuk mengelola sampah an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api ?
II. Anggaran/Dana
2. Tersedia anggaran/dana untuk mengelola sampah
an-organik di Desa Parit 1 Api-Api ?
III. Sarana dan Prasarana

3. Tersedia kendaraan pengangkut sampah dari TPS di


Desa Parit 1 Api-Api menuju ke TPA ?
4. Apakah disediakan Tempat sampah organic dan an-
organik di Desa Parit 1 Api-Api ?
IV. Metode

1. Masyarakat melakukan pemilahan terlebih dahulu ?

2. Masyarakat melakukan Pengumpulan terlebih


dahulu ?
3. Masyarakat melakukan pengolahan sampah terlebih
dahulu ?
4. Apakah proses pengangkutan sampah telah
dilakukan ?
Lampiran 6

MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP


KEPALA DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 1
1 Bagaimana menurut bapak Kalau untuk di desa ketersedian tenaga
ketersediaan tenaga kerja untuk kerja nya sudah ada dengan 2
melakukan pengelolaan sampah kelompok yang dilakukan pelatihan di
anorganik di Desa Parit 1 Api- Kota Duri dengan jumlah 20 orang,
Api ? dan untuk pengelola sampah dipasar
sudah termasuk dari 20 orang tersebut
sebagai pengelola sampahnya, sampah
tersebut diambil dan di daur ulang
kembali.
2 Bagaimanakah menurut bapak Kita kalau untuk dana daur ulang
ketersediaan dana/anggaran sampah mempunyai dana sendiri dari
untuk pengelolaan sampah di pemberdayaan atau bintek, hasil dari
Desa Parit 1 Api-Api? pada kegiatan tersebut digunakan
kegiatan lainnya. 2018 kemaren
sempat pernah juga mengundang dari
pihak instansi luar dalam pengelolaan
sampah dan Alhamdulillah mendapati
posisi yang baik.
3 Bagaimana ketersediaan sarana Untuk sarana dan prasarana sudah
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api ada tong sampah yang berada di
terhadap pengelolaan sampah pinggir jalan,insyaallah tahun ni kalau
anorganik ? jadi kita akan buat tempat sampah
besar untuk diletakkan di pasar
4 Bagaimana pendapat bapak, Kalau dalam hal itu belum ada, karena
sudahkah masyarakat melakukan dari masyrakat saya sendiri belum
pemilahan sampah anorganik paham dan kurang action nya akibat
terlebih dahulu ? beliau kurang memahami karena kami
harus jeli juga memberikan masukan
terhadap masyrakat atas manfaat yang
didapat dari sampah tersebut sebab
sampah itu bermanfaat tinggi, karena
sampah yang dibuang orang di
pinggir-pinggir jalan yang dibuang
orang lewat tu mempunyai manfaat
besar, memang iya kadang sekali kutip
bisa 3kg tapi tentu lama kelamaan
makin banyak maka dari itu sampah
nya harus dikelola dengan baik agar
bermanfaat dan menambah dari
pendapatan masyarakat
5 Dimanakah tempat pengumpulan Kalau untuk sekarang pengumpulan
sampah sementara yang sampah tu dikumpulkan di rumah Pak
dilakukan masyarakat sebelum Sekdes atau Pak Nursalim (KAUR
pengolahan ? Desa) karena kita sudah sediakan
bahan-bahan lainnya untuk diolah
sebab dulu sudah pernah ikut
pelatihan juga dari tim khusus
pertanian
6 Bagaimana ketersediaan Kita menggunakan gerobak kan
angkutan sampah Desa Parit 1 sampah di desa kita ni tergolong kecil
Api-Api terhadap pengelolaan
sampah anorganik?
7 Bagaiamana masyarakat Cuma kalau untuk sosialisasi nya
melakukan proses 3R pada sudah pernah tapi penerapan ke
sampah anorganik terlebih dahulu masyarakatnya sendiri belum ada,
? artinya kalau barang bekas ini
perangkat desa saya sendirilah dalam
pembersihan barang bekas tu untuk
dijual kembali, ada yang tukang ambil
barang bekas nya tapi kalau dari ibu
PKK sudah melakukan pengolahan
seperti daur ulang menjadi kerajinan
seperti tas, dompet juga
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
KEPALA DUSUN KENANGA MUDA DESA PARIT 1 API-API
KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 2
1 Bagaimana menurut bapak Untuk tim khusus atau pengelola
ketersediaan tenaga kerja untuk sampah anorganik di Desa Parit 1 Api-
melakukan pengelolaan sampah Api tidak memiliki pengelola
anorganik di Desa Parit 1 Api- sedangkan sampah yang berada di
Api ? pasar setelah pedagang berjualan
sampah tersebut dikumpulkan untuk
dibakar.
2 Bagaimanakah menurut bapak belum ada, cuman masyarakat
ketersediaan dana/ anggaran melakukan nya dengan gotong royong.
untuk pengelolaan sampah di
Desa Parit 1 Api-Api?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Sudah ada, dari dana ADD tahun 2017
prasarana Desa Parit 1 Api-Api sudah ada tong-tong di pinggir jalan
terhadap pengelolaan sampah diangkut dengan gerobak tetapi
anorganik? masyarakat hanya sebagian yang
melakukan pembuangan sampah pada
tong tersebut
4 Bagaimana pendapat bapak, Sebagian sudah ada, kadang sudah
sudahkah masyarakat melakukan dibuang tetap digabungkan lagi untuk
pemilahan sampah anorganik dibakar masyarakat walaupun
terlebih dahulu ? masyarakat sudah diberikan sosialisasi
tentang sampah tersebut dari
puskesmas antara tahun 2018 atau
2019
5 Dimanakah tempat pengumpulan Sampah tu dikumpulkan dirumah pak
sampah sementara yang Nursalim (KAUR Desa) tu aja tapi
dilakukan masyarakat sebelum masih banyak juga masyarakat yang
pengolahan ? belum melakukan karena sampah tu
masih dibakar juga
6. Bagaimana ketersediaan angkutan Sampah yang dibuang ke tong sampah
sampah Desa Parit 1 Api-Api di pinggir jalan tu diangkut pakai
terhadap pengelolaan sampah gerobak dibuang juga di sebuah
anorganik? tempat tapi dibakar juga mungkin
7 Bagaiamana masyarakat Sudah ada dari ibu PKK tahun 2016
melakukan proses 3R pada lalu, hasil karyanya di kantor ada tu
sampah anorganik terlebih dahulu tapi tidak berjalan lagi akibat
? pembinaan atau anggarannya tu
belum ada
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
KEPALA DUSUN MELATI DESA PARIT 1 API-API
KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 3
1 Bagaimana menurut bapak Saat ini belum dibentuk, sedangkan
ketersediaan tenaga kerja untuk untuk pengelola sampah di pasar
melakukan pengelolaan sampah sudah tersedia tetapi di gaji oleh pasar
anorganik di Desa Parit 1 Api- tersebut dengan biaya retribusi
Api ? sebanyak 20 ribu perminggu, sampah
organik seperti sayur akan di ambil
oleh petugas sementara sampah an-
organik di bakar di tempat lain yang
berjauhan dengan pasar.
2 Bagaimanakah menurut bapak/ibu Belum ada, tapi ada juga sebagian dari
ketersediaan dana/ anggaran desa oleh Pemda tetapi belum
untuk pengelolaan sampah di teralokasikan tapi untuk pasar sendiri
Desa Parit 1 Api-Api? sudah ada dari pungutan kepada
pedagang pasar tersebut.
3 Bagaimana ketersediaan sarana Tong sampah sudah ada di tepi jalan,
prasarana Desa Parit 1 Api-Api kalau untuk pengangkut sampah
terhadap pengelolaan sampah tahun kemarin sudah berjalan dengan
anorganik? ibu PKK untuk melakukan
pengumpulan untuk dilakukan
pengolahan
4 Bagaimana pendapat bapak, Itu udah ada sebagian masyarakat
sudahkah masyarakat melakukan sudah melakukan tapi ada juga yang
pemilahan sampah anorganik belum mengerti dan masih membakar
terlebih dahulu ? sampah
5 Dimanakah tempat pengumpulan Dulu tu pernah dikumpulkan di
sampah sementara yang rumah Pak Nursalim (KAUR Desa)
dilakukan masyarakat sebelum atau Pak Sekdes, Cuma karna banyak
pengolahan ? masyarakat yang kurang paham juga
jadi sampah tu masih banyak dibakar
sama warga
6. Bagaimana ketersediaan angkutan Kalau kemaren tu kami pernah juga
sampah Desa Parit 1 Api-Api bekerja sama dengan ibu PKK sampah
terhadap pengelolaan sampah yang dikumpulkan tu diangkut pakai
anorganik? gerobak,
7 Bagaiamana masyarakat Kalau sampah sampah plastik tu ibu
melakukan proses 3R pada PKK ada melakukan, sampai saat ini
sampah anorganik terlebih dahulu mungkin masih berjalan karna itu
? program dari ibu PKK
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
KETUA RT 04 DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 4
1 Bagaimana bapak melakukan Kadang sayur atau daun tu dikumpul
pemilahan sampah antara sampah ibu untuk membuat pupuk kandang
organic dan sampah anorganik di tapi kalau sampah kayak plastik atau
rumah ? lainnya tu biasanya di bakar
2 Apakah ada pungutan biaya Belum ada
kebersihan untuk masalah
kebersihan di Desa Parit 1 Api-
Api? Jika ada berpa dan kapan
waktunya ?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Di rumah kami ndak ada, karna
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api sampah tu dibakar aja tapi kalau
terhadap pengelolaan sampah untuk di desa dulu tu ada gerobak
anorganik ? seperti pengangkutan pengangkutnya tapi sekarang ndak
sampah ke suatu tempat nampak ada lagi do
4 Bagaimanakah bapak melakukan Ndak ada, belanja sikit sikit nyo kalau
proses 3R pada sampah banyak barulah
anorganik terlebih dahulu ?

5 Bagaimana menurut bapak Belum ada tersedia tenaga kerja untuk


ketersediaan tenaga kerja untuk pengelolaan sampah anorganik di
melakukan pengelolaan sampah Desa, akibat pemerintah desa tidak
anorganik di Desa Parit 1 Api- dapat menerima petugas yang mampu
Api ? dari pengelolaan sampah tersebut
tetapi tahun 2017 pengelola tersebut
sudah ada tetapi akibat tidak
berjalannya dan kurang nya kesadaran
masyarakat.
6. Dimanakah tempat pengumpulan Dekat rumah tu ada kolam untuk
sampah sementara yang pembakaran sampah tapi karna
dilakukan masyarakat sebelum sekarang musim bagus, kolam yang
pengolahan ? dulu untuk pembakaran sampah di
pindahkan ke samping sebab orang
rumah tu disana bertanam kunyit, jahe
subur tanaman tu hidup
7 Bagaimanakah sarana atau tempat Untuk di rumah ada plastic dibungkus
bapak melakukan proses terhadap kadang kotak apabila sudah penuh
pengelolaan sampah anorganik di lalu dibakar
rumah ?
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
KETUA RT 05 DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 5
1 Bagaimana bapak melakukan Kalau di rumah bapak sendiri belum
pemilahan sampah antara sampah ada lagi kadang sampah tu dibakar,
organik dan sampah anorganik di dibuang gitu aja nyo
rumah ?
2 Apakah ada pungutan biaya Tidak ada pungutan biaya
kebersihan untuk masalah
kebersihan di Desa Parit 1 Api-
Api? Jika ada berpa dan kapan
waktunya ?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Dulu tu ada PKK lah yang
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api mengangkut kadang, pakai gerobak
terhadap pengelolaan sampah cuma sekarang berheni lak ku tengok
anorganik ? seperti pengangkutan
sampah ke suatu tempat
4 Bagaimanakah bapak melakukan Tidak ada dilakukan
proses 3R pada sampah anorganik
terlebih dahulu ?

5 Bagaimana menurut bapak Kalau untuk tim khusus atau sumber


ketersediaan tenaga kerja untuk daya manusia dalam pengelolaan
melakukan pengelolaan sampah sampah an-organik di desa cuma dari
anorganik di Desa Parit 1 Api-Api ibu PKK tetapi tidak berlanjut lagi.
?
6. Dimanakah tempat pengumpulan Biasanya di dapur masukkan ke ember
sampah sementara yang dilakuka tapi biasanya dimasukkan ke kotak
sebelum pengolahan ? dibuang lalu dibakar
7 Bagaimanakah sarana atau tempat Tidak ada, Cuma pakai kotak dan
bapak melakukan proses terhadap ember ditimbun untuk sampah organik
pengelolaan sampah anorganik di tapi sampah plastik langsung dibakar
rumah ?
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
MASYARAKAT DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 6
1 Bagaimana ibu melakukan Kalau sampah dari dapur kayak
pemilahan sampah antara sampah sayuran tu dipisahkan lalu
organik dan sampah anorganik di dimasukkan plastik untuk diolah lagi
rumah ? jadi pupuk organik, kalau sampah
anorganik ibu sendiri mengolah jadi
kerajinan kayak tas, pot bunga dan
lainnya
2 Apakah ada pungutan biaya Tidak ada
kebersihan untuk masalah
kebersihan di Desa Parit 1 Api-
Api? Jika ada berpa dan kapan
waktunya ?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Ndak ada do sampai kesini yang
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api sarana atau prasana nya tu, tapi dulu
terhadap pengelolaan sampah tu sempat ada wacana cuma hilang
anorganik ? seperti pengangkutan gitu aja
sampah ke suatu tempat
4 Bagaimanakah ibu melakukan Saya melakukan sendiri dengan cara
proses 3R pada sampah daur ulang, sampah plastik tu saya
anorganik terlebih dahulu ? jadikan kerajinan kayak tas, dompet,
pot
5 Bagaimana menurut ibu Tidak ada, tetapi untuk pasar ada
ketersediaan tenaga kerja untuk dilakukan dari pengelola pasar
melakukan pengelolaan sampah sedangkan untuk pengelolaan sampah
anorganik di Desa Parit 1 Api- di rumah saya sudah melakukan
Api ? sendiri seperti membuat kerajinan
tangan
6. Dimanakah tempat pengumpulan Kalau tempat khususnya ibu ndak ada,
sampah sementara yang dilakuka biasanya ada sampah anorganik ibu
sebelum pengolahan ? masukkan ke dalam plastik dulu nantik
kalau ada waktunya ibu olah menjadi
kerajinan tangan karna
pengolahannya ibu melakukan sendiri
juga, melihat sampah berserakan
begitu kadang geli lihatnya makanya
ibu olah
7 Bagaimanakah sarana atau tempat Dari desa pernah ada program tahun
bapak melakukan proses terhadap 2017 untuk sarana nya tapi tidak
pengelolaan sampah anorganik di sampai ke dekat sini tong sampahnya,
rumah ? kalau untuk di rumah dilakukan
sendiri dikumpulkan suatu wadah dan
dilakukan pengolahan kerajinan
tangan

MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP


MASYARAKAT DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 7
1 Bagaimana bapak melakukan Sampah tu bercampur aja nyo, sampah
pemilahan sampah antara sampah tu dibakar aja nantik kalau udah
organik dan sampah anorganik di banyak
rumah ?
2 Apakah ada pungutan biaya Tidak ada
kebersihan untuk masalah
kebersihan di Desa Parit 1 Api-
Api? Jika ada berpa dan kapan
waktunya ?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Kalau di desa dulu dulunya tu ada
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api tong-tong di pinggir jalan tu tapi
terhadap pengelolaan sampah sekarang udah banyak hancur juga
anorganik ? seperti pengangkutan karena tidak terawat sejak ada 2016
sampah ke suatu tempat tapi untuk angkut sampah belum ada
lagi, sampah yang ada tu dibakar
4 Bagaimanakah bapak melakukan Kalau dirumah ndak ada tapi desa
proses 3R pada sampah anorganik itulah PKK sama ibu depan rumah ni,
terlebih dahulu ? buat tas

5 Bagaimana menurut bapak Untuk pengelolaan sampah hanya ibu


ketersediaan tenaga kerja untuk PKK tetapi tidak berlanjut tetapi ada
melakukan pengelolaan sampah salah satu seorang warga desa yang
anorganik di Desa Parit 1 Api- melakukan proses pengelolaan
Api ? sampah.
6. Dimanakah tempat pengumpulan Kalau di rumah dikumpul di samping
sampah sementara yang dilakuka rumah lalu dibakar tapi ada rencana
sebelum pengolahan ? tahun ni dibuat di belakang pasar
tempat pengumpulan sampah
7 Bagaimanakah sarana atau tempat Kalau untuk di rumah Tong sampah,
bapak melakukan proses terhadap tempat sampah tapi langsung dibakar
pengelolaan sampah anorganik di
rumah ?
MATRIKS JAWABAN WAWANCARA MENDALAM TERHADAP
MASYARAKAT DESA PARIT 1 API-API KECAMATAN BANDAR
LAKSAMANA

No Pertanyaan Responden 8
1 Bagaimana bapak melakukan Kalau untuk sampah sendiri kami
pemilahan sampah antara sampah ndak ada melakukan pemilahan,
organik dan sampah anorganik di karna kalau dilakukan pemilahan pun
rumah ? ujung-ujungnya sampah tu dibakar aja
lagi nyo
2 Apakah ada pungutan biaya Tidak ada, kalau disini tidak ada,
kebersihan untuk masalah seperti yang terlihat disini
kebersihan di Desa Parit 1 Api- dikumpulkan untuk langsung dibakar
Api? Jika ada berpa dan kapan sampah-sampah itu
waktunya ?
3 Bagaimana ketersediaan sarana Tong sampah sudah ada di tepi-tepi
prasarana di Desa Parit 1 Api-Api jalan tapi setelah dibuang 2 bulan
terhadap pengelolaan sampah setelah itu sampah nya tetap disana aja
anorganik ? seperti pengangkutan kayak mana di buang di awal , tapi
sampah ke suatu tempat belum ada lagi pengangkut tu
4 Bagaimanakah bapak melakukan Kalau ibu pribadi di rumah sendiri
proses 3R pada sampah anorganik ndak ada melakukan kayak gitu do
terlebih dahulu ?

5 Bagaimana menurut bapak Tidak ada, tapi dulu ada ibu PKK
ketersediaan tenaga kerja untuk melakukan pengelolaan tersebut tapi
melakukan pengelolaan sampah tidak berjalan lagi dari 2017 kemarin
anorganik di Desa Parit 1 Api-
Api ?
6. Dimanakah tempat pengumpulan Kumpulnya di samping rumah aja nyo,
sampah sementara yang dilakuka kalau udah banyak rasa nya diperun
sebelum pengolahan ? (bakar) lagi
7 Bagaimanakah sarana atau tempat Kalau dirumah ibu cuma kumpulkan
bapak melakukan proses terhadap di ember kalau udah penuh dibakar
pengelolaan sampah anorganik di
rumah ?
Lampiran 7
Lampiran 8

DOKUMENTASI

Gambar 1
Wawancara Mendalam dengan Kepala Desa Parit 1 Api-Api

Gambar 2
Wawancara Mendalam dengan Kepala Dusun Kenanga Muda
Gambar 3
Wawancara Mendalam dengan Kepala Dusun Melati

Gambar 4
Wawancara Mendalam dengan Ketua RT 04
Gambar 5
Wawancara Mendalam dengan Ketua RT 05

Gambar 6.
Wawancara Mendalam dengan Masyarakat
Gambar 7.
Wawancara Mendalam dengan Masyarakat sekaligus
Masyarakat yang mengolah sampah secara mandiri

Gambar 8.
Wawancara Mendalam dengan Masyarakat
Gambar 9.
Pembuangan Sampah Sembarangan di Pasar

Gambar 10.
Bekas Pembakaran Sampah
Gambar 11.
Pembakaran Sampah

Gambar 12.
Pembuangan Sampah ke Selokan/Parit
Gambar 13.
Sarana Pembuangan Sampah

Gambar 14.
Bekas Pembakaran Sampah di Pasar
Gambar 15.
Salah Satu Penampungan Sampah Kepunyaan Masyarakat Yang
Berpatisipasi Secara Mandiri Mendaur Ulang Sampah

Gambar 16.
Proses Pendaur Ulangan Sampah Menjadi Kerajinan

Anda mungkin juga menyukai