SKRIPSI
Oleh:
M. FARHAN MAULANA
NIM: 16.01.1.202
Oleh:
M. FARHAN MAULANA
NIM: 16.01.1.202
Matrai 6000
iii
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
SKRIPSI
M.FARHAN MAULANA
ABSTRAK
iv
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
HEALTH PROMOTION AND BEHAVIORAL SCIENCE
UNDERGRADUATE THESIS
M.FARHAN MAULANA
ABSTRACT
References : 20 (2007-2019)
Keywords : Program Evaluation, STBM, Advanced Puskesmas, Singkep,
2020
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(M.Farhan Maulana)
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-NYA, sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “EVALUASI PROGRAM SANITASI
TOTAL BERBASIS MASYARAKAT STOP BABS DI PUSKESMAS
LANJUT KECAMATAN SINGKEP PESISIR KABUPATEN LINGGA
TAHUN 2020”.
Skripsi ini merupakan salah satu tahapan untuk menyelesaikan pendidikan
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak terjadi kesulitan dan hambatan,
namun berkat dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak sehingga
kami dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu
perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Seluruh keluarga yang sangat peneliti cintai, ayah, ibunda, abang, dan adik
terimakasih peneliti ucapkan yang sebesar–besarnaya telah memberikan
dukungan moril maupun materil kepada penulis.
2. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM., M.Kes selaku Ketua STIKes Hang Tuah
Pekanbaru.
3. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah Pekanbaru.
4. Ibu Riri Maharani, SKM., M.Kes selaku Ketua Peminatan Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku.
5. Ibu Yessica Devis, S.I.kom., M.Kes selaku Dosen Pembimbing 1 yang
memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk selama menyelesaikan
skripsi ini.
vii
6. Ibu Alhidayati, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing 2 yang memberikan
bimbingan pengarahan dan petunjuk selama menyelesaikan skripsi ini.
7. Terima kasih Ibu Risa Amalia, S.I.Kom., M.I.kom selaku penguji 1 yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan saran untu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
8. Terima kasih Ibu Riri Maharani, SKM., M.Kes selaku penguji 2 yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan saran untu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9. Seluruh Dosen dan Staff Prodi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah
Pekanbaru yang telah memberikan ilmu, bantuan dan dukungan demi
kelancaran proses penulisan skripsi ini.
10. Puskesmas Lanjut Kab Lingga yang telah mengizinkan untuk melakukan
penelitian dan bersedia menjadi informan juga memberikan informasi
penelitian.
11. Terima kasih kepada orang terkasih Elsy Syafrina Putri yang telah membantu,
memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
12. Terima kasih kepada sahabat peneliti Piman Pasir, Erix Rohul, Amek Rongat,
Doni Sumpit, Bimbim bengkales, Ebeng Tembilahan, Pepen Rohil, Erizal
Petapahan, Ridho Tanjung, Napi Duri, Kade Kampau, Adit Duri, Renaldi
Ardiansyah, dan Dory Agustia yang telah memberikan dukungan penuh dalam
penyelesaian skripsi ini gasspoll.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
viii
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT............................................................. iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Pertanyaan Penelitian.............................................................. 3
D. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
1. Tujuan Umum.................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
F. Ruang Lingkup....................................................................... 6
ix
3. Anggaran.......................................................................... 22
4. Kebijakan......................................................................... 23
5. Metode............................................................................. 23
6. Sosialisasi........................................................................ 24
D. Evaluasi Program.................................................................... 24
1. Pengertian Evaluasi Program........................................... 24
2. Tujuan Evaliasi Program................................................. 25
E. Landasan Teori...................................................................... 26
F. Kerangka Berpikir.................................................................. 26
G. Penelitian Sejenis.................................................................... 27
BAB V PEMBAHASAN........................................................................... 47
A. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 47
B. Pembahasan............................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penelitian Sejenis.................................................................................. 27
Tabel 2 Subjek Penelitian.................................................................................. 29
Tabel 3 Variabel Penelitian dan Definisi Istilah ............................................... 29
Tabel 4 Karakteristik Informan Penelitian.........................................................34
Tabel 5 Observasi Program STBM Stop BABS.................................................34
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Komponen Pelaksanaan STBM................................................... 15
Gambar 2 Landasan Teori ........................................................................... 26
Gambar 3 Kerangka Berfikir........................................................................ 26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AD : Anggaran Dasar
ADD : Anggaran Dasar Desa
AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BOK : Biaya Operasional Kesehatan
CLTS : Community Led Total Sanitation
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
KESJOA : Kesehatan Kerja dan Olahraga
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MCK : Mandi, Cuci, Kakus
MMD : Musyawarah Mufakat Desa
MPAPHAST : Metodology Participatory Assesment Participatory
Hygiene And Sanitation Transformasi
ODF : Open Defecation Free
PAMMRT : Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
PERBUP : Peraturan Bupati
PERDES : Peraturan Desa
PERGUB : Peraturan Gubernur
PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PLT : Pelaksana Tugas
PMB : Pemberdayaan Masyarakat Desa
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
xiv
SBS : Stop Buang Air Besar Sembarangan
SDIDTK : Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak
SDM : Sumber Daya Manusia
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SK : Surat Keputusan
SPM : Standar Pelayanan Minimal
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
UKM : Unit Kesehatan Masyarakat
UPT : Unit Pelaksana Teknis
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang disingkat
dengan STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienisdan saniter
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Stop Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) ialah suatu kondisi ketika individu dalam
komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar besar sembarangan
yang berpotensi menyebarkan penyakit. Penyelenggaraan STBM bertujuan
untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Kementrian Kesehatan, 2014).
STBM dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat dimana
masyarakat sadar, mau dan mampu untuk melaksanakan sanitasi total yang
timbul dari dirinya sendiri, bukan melalui paksaan. Melalui cara iniperubahan
perilaku tidak terjadi saat pelaksanaan program melainkan berlangsung
seterusnya (Depkes RI, 2008).
Pilar pertama program STBM adalah penerapan stop buang air besar
sembarangan (Stop BABS) yang merupakan suatu kondisi pada setiap individu
dalam lingkungan itu tidak lagi mengadopsi perilaku buang air besar
sembarangan, pilar pertama ini menjadi fokus utama dalam penerapan STBM
dikarenakan pada visi STBM terhadap tangga perubahan perilaku STBM
menunjukkan bahwa jika seluruh masyarakat tidak lagi berperilaku BABS
maka akan adanya rencana masyarakat dalam merubah perilaku higienis
lainnya, yang berarti bahwa jika stop buang air besar sudah diterapkan
sepenuhnya maka untuk perilaku higienis
1
2
melaksanakan BABS masih belum sesuai dengan target dari provinsi karena
capaian desa stop BABS masih 16% dari target sebesar 100%, atau sebanyak
13 desa dari total 82 desa yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data kemajuan STBM dari Puskesmas Lanjut tahun 2020
Desa yang masih dalam proses Open Defecation Free (ODF) sebanyak 4 dari 6
desa di Kecamatan Singkep Pesisir. Untuk data dari desa yang belum di
verifikasi berjumlah 4 desa, sedangkan desa yang sudah di verifikasi berjumlah
2 desa.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala
Puskesmas Lanjut, pada tahun 2019 adanya pemegang program STBM yang
sesuai dengan bidang keahlian sehingga membuat program STBM tidak
berjalan dengan baik, kemudian dari permasalahan masyarakat yang didapat
yaitu sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah sehingga masyarakat
masih melakukan kebiasaan BABS.
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti tertarik untuk meneliti
permalahan tersebut mengenai Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Stop BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir
Kabupaten Lingga Tahun 2019.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di latar belakang, objek penelitian yang akan di teliti
oleh penulis “Evaluasi program sanitasi total berbasis masyarakat stop BABS
di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan yang akan diberikan
adalah:
1. Bagaimana ketersediaan SDM pemegang program STBM stop BABS di
Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun
2019?
4
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop
BABS di Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya ketersediaan SDM pemegang program STBM stop
BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten
Lingga Tahun 2019.
b. Diketahuinya ketersediaan sarana dan prasarana program STBM
stop BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir
Kabupeten Lingga Tahun 2019.
c. Diketahuinya ketersediaan anggaran kegiatan program STBM stop
BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten
Lingga Tahun 2019.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang STBM,
kesiapaan dalam menjalankan program STBM, faktor-faktor yang
membuat masyarakat sehingga tidak memanfaatkan fasilitas yang sudah
disediakan terutama Pilar Pertama Stop BABS di Kecamatan Singkep
Pesisir Kabupaten Lingga.
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini di harapkan kepada masyarakat agar
tahu seberapa pentingnya Buang Air Besar di Jamban dan dapat
berpatisipasi dalam program STBM.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai suatu informasi bagi pihak Dinas Kesehatan dalam
mengambil suatu langkah dalam mengambil kebijakan untuk
menjalankan program STBM pilar pertama di puskesmas Lanjut.
4. Bagi Puskesmas Lanjut
Sebagai suatu informasi pelaksanaan program STBM Stop BABS
dalam mencapai kondisi desa ODF yang dilaksanakan di wilayah kerja
6
A. STBM
1. Definisi STBM
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang
disingkat dengan STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku
higienisdan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) ialah kondisi
saat setiap individu dalam suatu kelompok tidak lagi melakukan perilaku
buang air besar besar sembarangan yang dapat menyebabkan
menyebarkan penyakit. Dalam penyelenggaraan ini bertujuan untuk
mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Kementrian Kesehatan, 2014).
STBM dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat dimana
masyarakat sadar, mau dan mampu untuk melaksanakan sanitasi total
yang timbul dari dirinya sendiri, bukan melalui paksaan. Melalui cara ini
diharapkan perubahan perilaku tidak terjadi pada saat pelaksanaan
program melainkan berlangsung seterusnya (Depkes RI, 2008)
2. Tujuan STBM
Tujuan STBM adalah untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
yang tidak layak menjadi layak dengan melakukan pendekatan untuk
merubah perilaku yang baik dengan cara melalui pemberdayaan
masyarakat yang meliputi 3 komponen yaitu (1) menciptakan lingkungan
yang kondusif. (2)peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi.
(3)peningkatan penyediaan sanitasi dan pengembangan inovasi sesuai
dengan konteks wilayah. Apabila dari salah satu komponen tidak ada
maka proses
7
8
3. Prinsip-prinsip STBM
Prinsip-prinsip STBM adalah (Kementrian Kesehatan, 2014):
a. Tanpa subsidi
Masyarakat tidak menerima bantuan dari pemerintah atau
pihak yang lain untuk menyediakan sarana sanitasi dasarnya.
Penyediaan sarana sanitasi dasar adalah pertanggung jawaban
masyarakat. Sekiranya individu masyarakat yang belum mampu
menyediakan sanitasi dasar, maka diharapkan adanya kepeduliaan
dan kerjasama antar sektor dengan anggota masyarakat lain untuk
membantu mencarikan solusi.
b. Masyarakat sebagai pemimpin
Inisiatif pembangunan sarana sanitasi hendaknya berasal
dari masyarakat. Fasilitator maupun wirausaha sanitasi hanya
membantu memberikan masukan dan pilihan-pilihan solusi kepada
masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas higiene dan
sanitasinya. Dalam semua kegiatan maupun pembangunan sarana
sanitasi dibuat oleh masyarakat. Sehingga ikut campur pihak luar
tidak diharapkan dan tidak diperbolehkan. Dalam praktiknya,
biasanya akan tercipta natural-natural leader di indonesia.
9
c. Tidak menggurui/memaksa
STBM tidak boleh disampaikan kepada masyarakat dengan
cara menggurui dan memaksa untuk memperaktikkan budaya
higiene dan sanitasi, apalagi dengan memaksa mereka membeli
jamban atau produk-produk STBM.
d. Totalitas seluruh komponen masyarakat
Seluruh komponen masyarakat harus terlibat dalam analisa
permasalahan perencanaan pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan. Keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara
kolektif adalah kunci dari keberhasilan program STBM.
5. Program STBM
Dalam pelaksanaan program STBM ada 5 pilar yang harus
dilaksanakan sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Lima pilar dalam program STBM tersebut yaitu
(Kementrian Kesehatan, 2014):
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak
buang air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan
penggunaan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban baik dan
sehat.
Saniter ialah kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi
persyaratan kesehatan yaitu: 1)tidak mengakibatkan terjadinya
penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia
akibat pembuangan kotoran manusia; 2)dapat mencegah faktor
pembawa untuk menyebar sautu penyakit terhadap pemakai dan
lingkungan sekitarnya.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
CTPS adalah perilaku cuci tangan yang menggunakan sabun
dan air bersih yang mengalir.
1) Langkah langkah pentingnya CTPS : a)Basahi kedua tangan
dengan air bersih mengalir; b)Basihi tangan dengan sabun
pada kedua telapak tangan sampai berbusa, kemudian gosok
kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai
semua kena busa sabun; c)Bersihkan ujung jari dan sela jari
di bawah kuku; d)Bilas dengan air bersih yang mengalir
sambil menggosok kedua tangan sampai sisa sabun hilang;
e)Keringkan kedua tangan dengan menggunakan handuk
bersih, atau kertas tisu.
2) Waktu pentingnya CTPS, antara lain : a)Sebelum makan;
b)Sebelum membuat dan menghidangkan makanan;
11
Gambar 1
Komponen pelaksanaan
program STBM
3) Kondisi geografis.
4) Kepemilikan jamban : cemplung terbuka, tertutup, dan leher
angsa.
5) Ada tidaknya aliran sungai, rawa, kolam.
6) Budaya: karakter, tokoh masyarakat
7) Sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut seperti:
sekolah, madrasah, masjid, dll.
8) Ada tidaknya program sanitasi dalam 3 tahun terakhir (proyek
atau pemberian subsidi jamban).
Adapun persiapan yang dilakukan yakni kunjungan kepada
pemimpin setempat yang akan menjadi lokasi pemicuan dan
menjelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan selama
proses pemicuan STBM termasuk proses pemberdayaan masyarakat
yang akan dilaksanakan di lapangan(Kementrian Kesehatan RI dan
Millenium Cahallenge Account Indonesia, 2016).
2. Pemicuan
Pemicuan adalah salah satu cara untuk mendorong perubahan
perilaku higiene dan sanitasi masyarakat atau perorang atas kesadaran
sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku serta kebiasaan
masyarakat atau perorang.
Adapun persiapan yang dilakukan yakni kunjungan kepada
pemimpin setempat yang akan menjadi lokasi pemicuan dan
menjelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses
pemicuan STBM termasuk proses pemberdayaan masyarakat yang akan
dilaksanakan di lapangan (Kementrian Kesehatan RI dan Millenium
Cahallenge Account Indonesian, 2016).
a. Langkah – Langkah pemicuan
Dalam melakukan pelakasanaan pemicuan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut (Kementrian Kesehatan RI dan
Millenium Cahallenge Account Indonesian, 2016):
1) Melakukan perkenalan dan penyampaian tujuan
19
3. Pasca Pemicuan
Pasca pemicuan merupakan tindak lanjut suatu kegiatan
pemicuan dan harus dilakukan segera setelah pemicuan dilaksanakan.
Sedangkan tujuan dari pasca pemicuan adalah untuk memastikan
kegiatan yang dilaksanakan rencana kerja SBS masyarakat. Teknik
dari kegiatannya antara lain, yaitu(Kementrian Kesehatan RI dan
Millenium Cahallenge Account Indonesia, 2016) :
a. Membangun ulang komitmen masyarakat
Membangun ulang komitmen masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan motivasi masyarakat dalam melaksanakan rancangan
kegiatan yang telah disusun pada saat membuat komitmen saat
pemicuan.
21
4. Kebijakan
Program STBM merupakan program yang wajib dilaksanakan
pada setiap pusat pelayanan kesehatan di masyarakat. Program ini
dilaksanakan untuk meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan
msyarakat utamanya kegiatan promotif dan preventif untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan. Kebijakan (policy) adalah sebuah instrument
pemerintah, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut
aparatur negara, melainkan pula governance yang menyentuh
pengelola program publik. Sehingga dengan adanya kebijakan yang
diberikan kepada pengelola program sehingga program- program
STBM tersebut dapat dijalankan dengan baik(Ashari & Akbar, 2017).
Advokasi dilaksanakan dalam upaya penyebarluasan informasi
tentang kebijakan strategi nasional STBM kepada para pengambil
keputusan dan pengelola program/proyek terkait dan kemungkinan
dilakukannya sinergi sumber daya untuk mendukung upaya STBM
yang lebih optimal dan dalam upaya pembentukan pusat
pengembangan (development center) untuk sanitasi (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
5. Metode
Upaya dalam mengubah perilaku hygiene dan sanitasi kegiatan
stop BABS menggunakan metode CLTS (Community Led Total
Sanitation) ini sebagai metode andalan bagi sebagian pelaku sanitasi
yang melalui pemberdayaan di puskesmas dalam kehiatan pemicuan.
Pelaku dalam melaksanakan kegiatan tersebut dilakukan secara terus
menerus hingga timbul kesadaran untuk terjadinya perubahan perilaku.
24
D. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi ialah suatu proses bukan produk. Maksudnya proses
untuk menentukan nilai dan arti (worth and merit), proses pemberian
perkembangan, dan proses pembuat keputusan. Prosesnya dilakukan
dengan cara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan sesuai dengan
prosedur dan aturan yang berlaku dalam evaluasi, baik aturan formal
yang telah ditetapkan maupun aturan konseptual, dimana setiap proses
atau kegiatan evaluasi harus ada kriteria. Kriteria merupakan peraturan
mutlak yang harus ada dalam evaluasi, karna jika tidak ada maka
proses atau kegiatan yang dilakukan bukanlah evaluasi(Arifin Zainal,
2019).
25
E. Landasan Teori
Input Proses Output
F. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan dan tinjauan pustaka
maka kajian pelaksanaan kegiatan Evaluasi Program STBM Stop Bungan
Air Besar Sembarangan di Desa Sedamai Kecamatan Singkep Pesisir
Kabupaten Lingga.
Input Proses Output
1.
1. SDM 1. Pra Pemicuan Evaluasi
2. Anggaran 2. Pemicuan Program
3. Sarana 3. Pasca STBM Stop
prasarana Pemicuan Bungan Air
4. Kebijakan Besar
Sembarangan
di Desa
Sedamai
27
Gambar 3
Kerangka Berfikir
G. Penelitian Sejenis
Tabel 1
Penelitian Sejenis
Pesisir Kabupaten
Lingga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yaitu dengan rancangan bersifat deskriptif, Penelitian yang
dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
perilaku responden dengan cara objektif atau lisan. Hasil yang diharapkan
dapat mengetahui pelaksanaan program sanitasi total berbasis masyarakat
stop BABS diwilayah kerja puskesmas lanjut kecamatan Singkep Pesisir
kabupaten Lingga tahun 2019.
C. Subjek penelitian
Teknik dalam penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu
menggunakan purposive sampling yaitu penelitian menentukan sendiri
sampel yang akan di ambil karena ada beberapa pertimbangan tertentu.
Adapun beberapa informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang,
antara lain : Plt.Kepala Puskesmas Lanjut (1 orang), penanggung jawab
UKM (1 orang), petugas kesehatan lingkungan (1 orang), kepala desa
sedamai (1 orang), Plt.kepala desa berindat (1 orang).
29
30
Tabel 2
Subjek Penelitian
Tabel 3
Variabel Penelitian dan Defenisi Istilah
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri dibantu dengan
pedoman wawancara mendalam, pedoman observasi, serta penggunaan
alat yang digunakan untuk membantu penelitian yaitu perekam suara,
kamera, alat tulis dan catatan singkat.
2. Triangulasi metode
32
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskrptif
kualitatif. Analisis ini dilakukan menggunakan metode wawancara
mendalam dimana penulis ingin mendapatkan informasi secara akurat dan
mendalam dari sumber yang dianggap kompeten tentang Evaluasi Program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop BABS di wilayah kerja
Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun
2019.
H. Etik Penelitian
Penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian yang
merupakan standar etika dalam melakukan penelitian. Ada pun prinsip-
prinsip etika penelitian adalah :
a) Prinsip Menghormati Harkat Martabat Manusia (Respect for Persion)
Saya selaku peneliti akan menghormati hak-hak responden yang terlibat
dalam penelitian, termasuk diantaranya: hak untuk membuat keputusan
untuk terlibat atau tidak terlibat dengan data yang diperoleh selama
penelitian
33
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Informan
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Lanjut desa Sedamai dan desa Berindat Kabupaten Lingga Provinsi
34
35
Tabel 4
Karakteristik Informan Penelitian
Pendidikan Kode
No Jabatan
Terakhir Informan
PLT Kepala
1 U1
Puskesmas Lanjut
Penanggung
Jawab Unit D3
2 U2
Kesehatan Keperawatan
Masyarakat
Petugas D3
3 Kesehatan Kesehatan U3
Lingkungan Lingkungan
Kepala Desa
4 SLTA P1
Sedamai
Plt. Kepala Desa
5 SLTP P2
Berindat
2. Hasil Observasi
Tabel 5
Observasi Program STBM Stop BABS
Puskesmas
Lanjut
b. Pelatihan
2 Sarana dan prasarana
a. Cetak Kloset
b. Septik Tank 1 buah alat
pencetakan
3 Anggaran
a. Biaya kegiatan APBD,BOK,A
DD dan PNPM
4 Kebijakan
a. Permenkes
b. Perda
c. Perdes
5 Pra Pemicuan
a. Sosialisasi Dilakukan
sebelum
dilaksanakanny
a program.
b. Partisipasi
6 Pemicuan
a. Perubahan
perilaku
b. Komitmen
7 Pasca Pemicuan
a. Monitoring Dilakukan
setiap 3 bulan
sekali.
b. Motivasi
8 Evaluasi
a. Peningkatan Dibangun 4
akses jamban buah Wc umum
di Desa.
same kite tau kalau merubah perilaku masyarakat dari tidak sehat
menjadi sehat itu sulit. Untuk kesiapan dari kami petugas
kesehatan lingkungan yang mane untuk meng ODF kan suatu desa
itu kan harus melengkapi persyaratan dari desa nya, nah kami
dari puskesmas nanti hanye menurunkan tim kelapangan dengan
bekerjasama dengan PKK,tokoh masyarakat, RT, desa tetangga
juga untuk memverifikasi dari tugas kesehatan sudah pasti dan
juge dengan adanya kerjasama seperti ini sudah mencukupi untuk
menjalankan program tersebut.(Informan U3)”
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh
informan bahwa SDM sudah mencukupi untuk menjalankan
program STBM Stop BABS di Wilayah Kerja Puskesmas Lanjut
dengan adanya kerja sama dengan masyarakat desa beserta tokoh-
tokoh masyarakat terutama di Desa Lanjut dan Desa Berindat.
“Dalam menjalankan program ni dari desa sudah ade
SDM dulunye paleng dibantu dengan kader-kader, posbindu, dan
perangkat-perangkat desa juge ikot membantu dalam program ni.
(Informan P1)
“Untuk SDM dari desa dalam menjalankan program ini tu
tak ade, karne sebenanye didaerah kami ni sudah banyak
masyarakat yang punye wc pribadi dan yang tak punye pun hanye
beberape sekitar 6 atau 7 rumah yang tak punye wc pribadi tapi
die banyak la gunekan wc umum.(Informan P2)
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan STBM khususnya
cukup memadai dalam menjalankan program STBM. Hal ini dapat
dibuktikan dari kutipan hasil wawancara mendalam dengan
Plt.Kepala Puskesmas Lanjut, Penanggung Jawab UKM, Petugas
Kesling, Kepala Desa Sedamai dan Berindat sebagai berikut:
“Untuk sarana dan prasana ni kan kita sudah berjalan
hampir kurang dari 3 tahun kalau untuk puskesmas baru sudah
40
cukup kalau untuk puskesmas baru ya, sambil terus kita meminta
permintaan dan alhamdulillah apa yang kita minta dengan dinas
kesehatan kalau ada ya dikasi kalau ga ada ya ga papa. Tapi ini
sudah cukup. Sarana dan prasarana yang kami minta sesuai
kebutuhan kita, misalkan kesling ni yaitu keslingkid, alat untuk
pengambilan sampel dan kalau untuk promkes untuk dalam
kegiatan program media media adukasi untuk pertumbuhan dan
lain-lainnya la gitu. Alhamdulillah sarana dan prasarana yang
sudah kami dapatkan keslingkid sudah kami dapatkan, poster,
banner, alat-alat untuk SDIDTK dari lintas sektor ya dan
alhamdulillah sudah mendukung. Tapi ya Cuma itulah transportasi
kami menggunakan transportasi pribadi.(Informan U1)”
“ketersediaan nya ya alhamdulillah adalah lah ye buk. Ye
kek gitulah pokoknye. Dan Sarana dan prasarana yang kami dapat
itu berupe alat pencetakan septik tank dari pihak dinas kesehatan,
dan itu pun kami ajukan 2 tahun sebelumnye barulah dikasi
kekami.ye kalau dikaba cukop ye cukopla alhamdulillah la ye buk
ye. Ye buk(Informan U2 dan U3)”
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh
informan bahwa Sarana dan prasarana yang ada berupa alat
pencetakan septik tank dan MCK sudah tersedia dan telah
dialokasikan di desa Sedamai dan Berindat tersebut menurut hasil
wawancara dengan Penanggung Jawab UKM dan petugas Kesling
Puskesmas Lanjut.
“Dulu pernah dikasi same orang kesehatan/orang
puskesmas tu semacam alat pembuat septik tank, yang mane
dengan adenye ini sangat membantu untuk masyarakat yang
kurang mampu. Ye sangat mendukong lah(Informan P1)”
“Kalau untuk sarana prasana yang kami dapat ditahon lalu
tu paleng disediekan tempat untok membuat MCK. Ye cukuplah
(Informan P2)”
41
c. Anggaran
Sumber dana yang digunakan dalam pelaksanaan STBM
baik dari APBD,ADD atau Pemerintah daerah maupun APBN.
Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan program STBM
di Puskesmas Lanjut termasuk Desa Sedamai dan Desa Berindat
yaitu dari BOK,ADD,DD dan program PNPM yang dialokasikan
untuk kegiatan program STBM stop BABS. Hal ini dapat
dibuktikan dari kutipan wawancara mendalam dengan informan
berikut ini:
“untuk anggaran kami mempunyai anggaran dari
puskesmas, ADD dan BOK dan sudah mencukupi. Dalam kendala
itu tidak ada untuk anggaran tetapi yang dihadapi itu kendala dari
perubahan perilaku masyarakatnya saja. Kalau anggaran tidak
ada.(Informan U1)”
“Untuk anggaran atau dana itu kami pakai dana gabungan
seperti BOK,ADD desa dan juge PNPM. Untuk ditahon lalu itu
kami memang ade permasalahan di anggaran karne anggaran
yang didapat itu bukan hanye untuk pengeluaran di program ini
saje. Tetapi masih banyak program laen yang haros diurus juge.
Makenye kalau untuk ditahon kemaren itu kurang optimal dalam
penjalanan program ini.(Informan U2 dan U3)”
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh
informan bahwa anggaran sudah menjadi kendala dalam
melaksanakan program Stop Buang Air Besar Sembarangan pada
tahun 2019. Kendala yang dialami masyarakat dalam mengubah
perilakunya untuk BAB di jamban pada faktor pendanaan,
masyarakat lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari dari pada
menyisihkan sebagian uangnya untuk pembangunan jamban.
42
jadi kita membuat arisan jamban terus salah satu mendekati desa
juga dari dana ADD desa jadi kita pernah dibantu desa semen
atau pasir untuk membuat septick tank itu masyarakt yang ngerjain
untuk cetakan pijam dari puskesmas.itu kita punya ni cetakan
masyarakat minjam kekita cetakan masyarakat ngerjain, nanti
dirumah mana yang belum ada kita letak disana begitu.(Informan
U1)”
“Ye same same kite tahu untuk merubah perilaku
masyarakat itu sulit, ye tapi dengan dilakukannye pemetaan dan
diberitahukanye ape dampak dan akibat ketike BAB Sembarangan
ni bukan nye kite aje tapi untuk orang banyak. dan juge ketike
diberitahukannye itu ade komitmen masyarakat untuk tidak
melakukan kebiasaan burok tadi.(Informan U2 dan U3)”
Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh
informan bahwa pemicuan dilakukan dengan adanya bantuan dari
beberapa tim atau komunitas dalam menjalankan program STBM,
tetapi ada sebagian yang tidak membentuk tim atau komunitas
dikarenakan sudah adanya fasilitas WC yang dibangun oleh
beberapa masyarakat yang terhitung bedah rumah di desa.
“ye kami dari desa sedamai memang ditahon lalu tu ade
membuat team untuk pelaksanaan ni dilapangan, tapi saye tu dah
lupe name team nye ape ee heheh lupe saye. Dan teamnye itu
sudah ade strukturnye ade ketue dan laen laen.(Informan P1)”
“Dak de.(Informan P2)”
g. Pasca pemicuan
Setelah terlaksananya pra pemicuan serta pemicuan dalam
penjalanan program BABS di Wilayah Kerja Puskesmas Lanjut,
Penanggung Jawab UKM dan Petugas Kesling telah melakukan
monitoring di desa berindat dan sedamai. Namun pada saat
melakukan monitoring Petugas Kesling dan Penanggung Jawab
UKM tidak melakukan monitoring secara keseluruhan di
47
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan dalam
melakukan wawancara yaitu keterbatasan waktu informan untuk menjawab
semua pertanyaan penelitian dan pengetahuan beberapa informan yang masih
rendah sehingga susah menggali lebih dalam tentang kegiatan Stop Buang Air
Besar Sembarangan di lokasi Penelitian.
B. Pembahasan
1. Sumber Daya Manusia
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam
dengan informan di Puskesmas Lanjut diperoleh informasi bahwa Sumber
Daya Manusia dalam pelaksanaan program STBM Stop BABS belum
sesuai dengan kebutuhan, masih perlu adanya pelatihan untuk petugas
atau pelaksana program dalam melaksanakan program STBM Stop
BABS. Dilihat dari tidak adanya pelatihan untuk petugas kesehatan
lingkungan bahwa kurangnya pengalaman petugas kesehatan lingkungan
dalam mempertanggung jawabkan atau melaksanakan Program STBM
Stop BABS di Wilayah Kerja Puskesmas Lanjut sehingga membuat
pelaksanaan program STOP BABS menjadi kurang optimal.
Menurut Ramsar (2012), sumber daya manusia sangat diperlukan
guna meningkatkan produktifitas serta efektifitas dan efesiensi didalam
penggunaan sumber daya manusia. Sehingga apa yang menjadi tujuan
dari organisasi akan dapat tercapai sebagaimana mestinya. sumber daya
manusia merupakan faktor yang unik baik fisik maupun psikis. Dalam
keadaan biasa manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari
kemampuannya karena
49
50
tidak adanya peraturan dari Desa untuk tidak BAB Sembarangan terhadap
masyarakat.
Peraturan mengenai kegiatan Stop BABS yang merupakan pilar
pertama dalam Program STBM merupakan aturan tertulis yang dibuat
pemerintah setempat mulai dari PERGUB, PERBUP, PERDES digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Stop BABS di daerah sasaran
STBM, Peraturan Desa merupakan hasil kesepakatan antara Kepala Desa
sebagai pimpinan dengan masyarakat sebagai warga desa dan diprakarsai
oleh pemerintah desa dengan salah satu kegiatan pokoknua adalah
pemberdayaan masyarakat melaluli kegiatan penyelenggaraan promosi
kesehatan dan ilmu peilaku hidup bersih dan sehat (Perpres No.43 Tahun
2014)
Berdasarkan teori yang ada dan dari hasil wawancara dengan
informan jelas bahwa tidak adanya peraturan desa mengenai larangan
Buang Air Besar Sembarangan untuk masyarakat setempat sehingga
menjadi salah satu faktor penghambat terhadap pencapaian akses jamban
lamban. Pihak Desa seharusnya segera membuat peraturan desa tentang
kesehatan lingkungan dalam mencapai desa ODF yang lebih Optimal,
sebab Program STBM adalah Program pemerintah yang harus didukung
oloh semua jajaran pemerintah dari tingkat pusat hingga tingkat desa,
melalui PERMENKES, PERGUB, PERBUP, dan PERDES.
5. Pra pemicuan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proses perencanaan
program STBM pilar pertama Stop BABS di wilayah kerja Puskesmas
Lanjut sudah dijalankan dengan baik, dimana penanggung jawab program
STBM di Puskesmas lanjut sudah melakukan analisa situasi dan
identifikasi masalah. Perencanaan waktu, tempat dan sasaran pemicuan
dilakukan dengan baik. Selain itu juga sudah terbentuknya fasilitator desa
dan adanya advokasi kepada tokoh masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pedoman pelaksanaan teknis STBM tahun 2012, dimana dijelaskan
perlunya dilakukan analisis situasi untuk menggambarkan kondisi sanitasi
54
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu tentang Evaluasi
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop BABS di Wilayah Kerja
Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2019
dapat disumpulkan sebagai berikut.
1. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia telah memenuhi syarat dan sesuai
dengan pedoman kerja STBM, namun masih kurangnya
pengalaman petugas kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
program Stop BABS sehingga berdampak pada kurang optimalnya
pelaksanaan kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam kegiatan Program STBM Stop
BABS di Wilayah Kerja Puskesmas Lanjut telah mencukupi.
3. Anggaran
Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sudah
mencukupi dalam pelaksanaan Program STBM Stop BABS, seperti
dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Anggaran Dasar
Desa (ADD), dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM).
4. Kebijakan
Kebijakan yang ditetapkan dalam pelaksanaan Program STBM
Stop BABS belum ada untuk di setiap desa yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Lanjut terutama Desa yang diteliti yaitu Desa
Sedamai dan Desa Berindat.
57
58
5. Pra Pemicuan
Dalam pra pemicuan sosialisasi sudah cukup baik untuk
dilaksanakan di Desa Berindat dan Desa Sedamai.
6. Pemicuan
Dalam pemicuan Penanggung Jawab UKM dan Petugas
Kesehatan Lingkungan telah melaksanakan kegiatannya dengan
cukup baik, namun terdapat beberapa kesulitan diantaranya
kurangnya komitmen dan partisipasi masyarakat desa terhadapat
Program STBM Stop BABS di Desa Sedamai dan Desa Berindat.
7. Pasca Pemicuan
Paska Pemicuan meliputi kegiatan monitoring dan motivasi di
Desa Sedamai dan Desa Berindat sudah cukup baik, namun
kurangnya pemberian motivasi kepada masyarakat desa untuk tetap
mengikuti himbauan yang telah dibuat oleh pihak Puskesmas
Lanjut.
B. Saran
Setelah diambil kesimpulan terhadap permasalahan penelitian, maka
terdapat beberapa saran bagi Puskesmas Lanjut, antara lain:
a. Hendaknya pihak puskesmas mengadakan pelatihan khusus kesehatan
lingkungan untuk para penanggung jawab program agar kegiatan
STBM khususnya Pilar I bisa dilaksanakan dengan optimal.
b. Hendaknya menambah saran dan prasarana pendukung dalam
pelaksanaan Program STBM seperti transportasi untuk petugas
kesehatan dalam menjalankan program.
c. Hendaknya mengupayakan dana yang lebih untuk kegiatan program,
berhubung dengan rendahnya ekonomi masyarakat desa yang
membuat masyarakat kurang peduli dengan kesehatan lingkungan
sekitarnya.
59
Arfiah, A., Patmawati, P., & Afriani, A. (2019). Gambaran Pelaksanaan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) Di Desa Padang Timur Kecamatan
Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 4(2), 113. https://doi.org/10.35329/jkesmas.v4i2.253
Ashari, A. E., & Akbar, F. (2017). Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Di Kabupaten Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(1), 6.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i1.7
Davik, F. I. (2016). Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pilar
Stop BABS di Puksesmas Kabupaten Probolinggo. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 4(2), 107. https://doi.org/10.20473/jaki.v4i2.2016.107-
116
DepkesRI. (2008). Srategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Entianopa, M., Marisdayana, R., Andriani, L., & Hendriani, V. (2017). Analisis
Pelaksanaan Program Stbm Pilar Pertama Stop Buang Air Besar
Sembarangan Di Desa Ampelu Kabupaten Batanghari. Jurnal Kesehatan
Terpadu, 1(2), 49–53. https://doi.org/10.36002/jkt.v1i2.267
Ermayendri, D. (2017). Pengaruh CLTS (pemicuan) untuk meningkatkan akses
jamban (pilar pertama STBM di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal of
Nursing and Public Health, 5(2), 14–18.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelaksanaan
Teknis STBM Tahun 2012. Kesehatan, 1–72.
http://stbm.kemkes.go.id/public/docs/reference/5b99c4c2576e12f4c9a20191
39312658b2f3704c9abc5.pdf
Kementrian Kesehatan. (2014). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). In
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)(Vol. 12, Issue 1).
Kementrian Kesehatan RI dan Millenium Cahallenge Account Indonesia. (2016).
Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Program Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurut Stanting. 1–31.
Kemkes. (2018). Pemicuan stbm, strategi perubahan perilaku dalam pencegahan
stunting.Jakarta.
Kasjono, H. S., Widyantoro, W., & Pujiyati, N. E. (2017). Model Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Melaksanakan 5 Pilar STBM Di Sorowajan Bantul.
AKSIOLOGIYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 142.
https://doi.org/10.30651/aks.v1i2.938
Supriyanto, S. dan Damayanti NA, 2007, Perencanaan dan Evaluasi, Airlangga
University Press, Surabaya.
Yusran, Y. (2015). Pelaksanaan Program Stbm Stop Babs Di Desa Lembur Timur
Dan Desa Luba Kecamatan Lembur Kabupaten Alor Tahun 2015. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 09, 163–171.
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan
pembuatan proposal
penelitian yang
merupakan salah
satu syarat untuk
menyelesaikan
pendidikan/mendap
atkan gelar
kesarjanaan jenjang
Strata I (S1) pada
Program Studi
Kesehatan
Masyarakat (Prodi
Kesmas), maka
bersama ini kami
mohon kepada
Bapak/Ibu agar
dapat membantu
dalam proses
pengambilan data
awal yang
diperlukan oleh
mahasiswa, sebagai
berikut :
Nama :
M.FARHAN
MAULANA
NIM :
16011202
P
r
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HANG TUAH PEKANBARU
Jl. Mustafa Sari No. 05 Tangkerang Selatan, Telp : 0761 33815, Fax : 0761 863646
Email : stikes@htp.ac.id Izin Mendiknas : 226/D/O/2002 Website : http://www.htp.ac.id
ogram Studi :
Strata
I (S1) Kesehatan
Masyarakat Jalur : A
Reguler
Judul Penelitian : Evaluasi program sanitasi total
berbasis masyarakat stop babs di
wilayah kerja puskesmas lanjut
kecamatan singkep pesisir
kabupaten lingga tahun 2020
Tempat Penelitian : Kepala Puskesmas Lanjut
Data Dibutuhkan :
082113579659
Kepada Yth,
Kepala Puskesmas Lanjut
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan pembuatan proposal penelitian yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan/mendapatkan gelar kesarjanaan jenjang Strata I (S1) pada Program
Studi Kesehatan Masyarakat (Prodi Kesmas), maka bersama ini kami mohon kepada Bapak/Ibu
agar dapat membantu dalam proses pengambilan data awal yang diperlukan oleh mahasiswa,
sebagai berikut :
Demikian dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Lampiran 4
Assalamuallaikum Wr,Wb
Selamat Pagi/Siang/Sore
Nama :
Tanda tangan :
Terima kasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggal wawancara :
Daftar Pertanyaan :
A. Input
1. SDM
Apakah ada penanggung jawab dalam menjalankan program
STBM stop BABS di puskesmas Lanjut?
Bagaimana kesiapan dalam menjalan program STBM di
puskesmas Lanjut?
Menurut bapak/ibu apakah jumlah SDM yang ada sudah
mencukupi untuk melaksanakan Program STBM?
2. Anggaran
Apakah ada anggaran yang disiapkan dalam menjalankan program
STBM di puskesmas Lanjut? Jika tidak, mengapa?
Menurut bapak/ibu apakah anggaran tersebut mencukupi dalam
menjalankan program STBM? Jika tidak, mengapa?
3. Sarana Prasarana
Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di Puskesmas Lanjut
dalam menjalankan Program STBM?
Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam menjalankan
program STBM di puskesmas Lanjut?
Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung dalam pelaksanaan
program STBM.
4. Kebijakan
Apakah ada peraturan terkait program STBM di Puskesmas
Lanjut?
B. Proses
1. Pra Pemicuan
Apakah sudah dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat?
2. Pemicuan
Bagaimana tindakan petugas kesehatan dalam mendorong
perubahan perilaku masyarakat agar bisa menerapkan BABS
dijamban?
Apakah ada komitmen masyarakat pada saat dilakukannya
pemicuan?
3. Pasca Pemicuan
Ketika proses pra pemicuan dan pemicuan terlaksanakan, apakah
bapak/ibu melakukan sistem monitoring? Bagaimana sistem yang
digunakan?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggal wawancara :
Daftar Pertanyaan :
A. Input
1. SDM
Apakah ada penanggung jawab dalam menjalankan program
STBM stop BABS di puskesmas Lanjut?
Bagaimana kesiapan penanggung jawab dalam menjalan program
STBM di puskesmas Lanjut?
Menurut bapak/ibu apakah jumlah SDM yang ada sudah
mencukupi untuk melaksanakan Program STBM?
2. Anggaran
Apakah ada anggaran yang disiapkan dalam menjalankan program
STBM di puskesmas Lanjut? Jika tidak, mengapa?
Menurut bapak/ibu apakah anggaran tersebut menicukup dalam
menjalankan program STBM? Jika tidak, mengapa?
3. Sarana Prasarana
Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di Puskesmas Lanjut
dalam menjalankan Program STBM?
Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam menjalankan
program STBM di puskesmas Lanjut?
Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung dalam pelaksanaan
program STBM?
4. Kebijakan
Apakah ada peraturan terkait program STBM di Puskesmas
Lanjut?
B. Proses
1. Pra Pemicuan
Apakah sudah dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat?
2. Pemicuan
Bagaimana tindakan petugas kesehatan dalam mendorong
perubahan perilaku masyarakat agar bisa menerapkan BABS
dijamban?
Apakah ada komitmen masyarakat pada saat dilakukannya
pemicuan?
3. Pasca Pemicuan
Ketika proses pra pemicuan dan pemicuan terlaksanakan, apakah
bapak/ibu melakukan sistem monitoring? Bagaimana sistem yang
digunakan?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggal wawancara :
Daftar Pertanyaan :
A. Input
1. SDM
Sebagai seorang sanitarian apakah bapak/ibu pernah mengikuti
pelatihan dalam peningkatan kompetensi program STBM?
Dalam kegiatan program STBM khususnya Pilar pertama stop
BABS, apa saja kegiatan yang menurut bapak/ibu yang menjadi
kendala untuk melaksanakannya? Mohon dijelaskan?
Bagaimana kesiapan petugas kesehatan lingkungan dalam
menjalankan program STBM di Puskesmas Lanjut?
Menurut bapak/ibu apakah jumlah SDM yang ada sudah
mencukupi untuk melaksanakan Program STBM?
2. Anggaran
Apakah ada anggaran yang disiapkan dalam menjalankan program
STBM di puskesmas Lanjut? Jika tidak, mengapa?
Menurut bapak/ibu apakah anggaran tersebut mencukup dalam
menjalankan program STBM? Jika tidak, mengapa?
3. Sarana Prasarana
Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di Puskesmas Lanjut
dalam menjalankan Program STBM?
Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam menjalankan
program STBM di puskesmas Lanjut?
Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung dalam pelaksanaan
program STBM?
4. Kebijakan
Apakah ada peraturan terkait program STBM di Puskesmas
Lanjut?
B. Proses
Pra Pemicuan
Apakah sudah dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat?
Pemicuan
Bagaimana tindakan bapak/ibu dalam mendorong perubahan
perilaku masyarakat agar bisa menerapkan BABS dijamban?
Apakah ada komitmen masyarakat pada saat dilakukannya
pemicuan?
Pasca Pemicuan
Ketika proses pra pemicuan dan pemicuan terlaksanakan, apakah
bapak/ibu melakukan sistem monitoring? Bagaimana sistem yang
digunakan?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggal wawancara :
Daftar Pertanyaan :
A. Input
1. SDM
Apakah dalam penjalanan program ini adanya SDM yang dibentuk
dalam pelaksanaan program STBM stop BABS? Jikalau ada,
sebutkan SDM seperti apa yang dibentuk?
2. Anggaran
Apakah ada sumber dana/subsidi dari APBD desa dalam kegiatan
STBM didesa bapak? Jika tidak ada apa tindakan bapak untuk
kegiatan SBS ini?
3. Sarana Prasarana
Apakah ada sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pelaksanaan program tersebut? Jikalau ada, jelaskan?
Menurut bapak apakah sarana dan prasarana yang diperoleh
mendukung dalam pelaksanaan program tersebut?
5. Kebijakan
Apakah ada perdes terkait STBM di desa bapak? Mohon
penjelasannya?
B. Proses
1. Pra Pemicuan
Bagaimana dukungan bapak untuk menggerakkan masyarakat di
desa bapak?
2. Pemicuan
Apakah pada saat pemicuan ada terbentuknya tim untuk
pelaksanaan kegiatan SBS?
3. Pasca Pemicuan
Apakah ada pemantauan yang dilakukan dari Dinkes atau
Puskesmas dalam pasca pemicuan?
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI
Tidak
No Objek Observasi Ada Keterangan
Ada
1 SDM
a. Tenaga
b. Pelatihan
2 Anggaran
a. Biaya Kegiatan
3 Sarana Prasarana
a. Cetak Closet
b. Septik Tank
4 Kebijakan
a. Permenkes
b. Perda
c. Perdes
5 Pra Pemicuan
a. Sosialisasi
6 Pemicuan
a. Perubahan
perilaku
b. Komitmen
7 Pasca Pemicuan
a. Monitoring
b. Motivasi
8 Evaluasi
a. Peningkatan
akses jamban
Lampiran 7
Anggara 2. Menurut bapak/ibu untuk anggaran kami Untuk anggaran atau dana itu Untuk ditahon lalu itu kami
n apakah anggaran mempunyai anggaran kami pakai dana gabungan seperti memang ade permasalahan di
tersebut mencukup dari puskesmas,ADD BOK,ADD desa dan juge PNPM. anggaran karne anggaran yang
dalam menjalankan dan BOK dan sudah Untuk ditahon lalu itu kami didapat itu bukan hanye untuk
program STBM? Jika mencukupi. Dalam memang ade permasalahan di pengeluaran di program ini
tidak, mengapa? kendala itu tidak ada anggaran karne anggaran yang saje. Tetapi masih banyak
untuk anggaran tetapi didapat itu bukan hanye untuk program laen yang haros
yang dihadapi itu pengeluaran di program ini saje. diurus juge. Makenye kalau
kendala dari Tetapi masih banyak program laen untuk ditahon kemaren itu
perubahan perilaku yang haros diurus juge. Makenye kurang optimal dalam
masyarakatnya saja. kalau untuk ditahon kemaren itu penjalanan program ini.
Kalau anggaran tidak kurang optimal dalam penjalanan
ada program ini.
3 1. Bagaimana Untuk sarana dan ketersediaan nya ya alhamdulillah
ketersediaan sarana prasana ni kan kita adalah ya buk. Ye kek gitulah
prasarana di Puskesmas sudah berjalan hampir pokoknye
Lanjut dalam kurang dari 3 tahun
menjalankan Program kalau untuk puskesmas
STBM? baru sudah cukup
kalau untuk puskesmas
baru ya, sambil terus
kita meminta
permintaan dan
alhamdulillah apa yang
kita minta dengan
dinas kesehatan kalau
ada ya dikasi kalau ga
ada ya ga papa.
Sarana 2. Apa saja sarana dan Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang kami itu pun kami ajukan 2 tahun
dan prasarana yang yang kami minta sesuai dapat itu berupe alat pencetakan sebelumnye barulah dikasi
Prasarana digunakan dalam kebutuhan kita, septik tank dari pihak dinas kekami.2 tahun sebelumnye
menjalankan program misalkan kesling ni kesehatan, barulah dikasi kekami.
STBM di puskesmas yaitu keslingkid, alat
Lanjut? untuk pengambilan
sampel dan kalau untuk
promkes untuk dalam
kegiatan program
media media adukasi
untuk pertumbuhan dan
lain-lainnya la gitu.
3. Apakah sarana dan Alhamdulillah sarana dan .ye kalau dikaba cukop ye cukopla Iye buk
prasarana sudah prasarana yang sudah alhamdulillah la ye buk ye
mendukung dalam kami dapatkan keslingkid
pelaksanaan program sudah kami dapatkan,
poster, banner, alat-alat
STBM.
untuk SDIDTK dari lintas
sektor ya dan
alhamdulillah sudah
mendukung
4 Kebijaka 1. Apakah ada peraturan Oke yang pertama untuk kebijakan ini Untuk peraturan tu juge kami sudah pasang
n terkait program STBM dibuatkan SK dulu untuk seluruh atau kebijakan sapnuk-spanduk ditepi jalan
di Puskesmas Lanjut? penanggung jawab kegiatan yaitu SK kami ade dari dan beserte SK himbauan
puskesmas, terus yang kedua kita puskesmas dan untuk masyarakat agar tidak
berkoordinasi dengan kecamatan kecamatan sudah BAB Sembarangan lagi
biasanya kegiatan kita yang membuat aturan
berhubungan dengan kader UKBM ada yaitu dilarang
pula SK nya dari Kecamatan. Kebijakan Buang Air Besar
itu bukan dari puskesmas aja tapi ada Sembarangan
juga kebijakan dari kecamatan dan kita
saling berkoordinasi. Secara puskesmas
sendiri mengeluarkan SK bertanggung
jawab untuk satu tahun kedepan
5 Pra 1. Apakah sudah kami sebelum melakukan kegiatan kami Untuk proses nye
Pemicuan dilakukannya sudah melakukan sosialisasi,kan ga kami sudah
sosialisasi kepada mungkin langsung-langsung aja melakukan
masyarakat? kegiatan kita lakukan. jadi sebelum sosialisasi
dilakukan kegiatan itu kita melakukan dengan
koordinasi dengan desa, nanti apa masyarakat dan
jawaban dari desa baru kita panggil juge kami sudah
untuk pertemuan dengan beberapa mengambil data
masyarakat nanti setelah diskusikan rumah yang
dengan masyarakat baru kita jadwalkan masih belum
untuk dilakukannya program STBM punye WC
dengan pihak dinas kesehatan. pribadi ditiap
desa
6 permicuan 1. Bagaimana tindakan Kalau yang namanya pemicuan ini sama Ye same same kite
petugas kesehatan seperti yang saya jelaskan diawal tadi tahu untuk
dalam mendorong bukannya pemicuan kita lakukan hari ini dan merubah perilaku
perubahan perilaku hari ini juga selesainya bukan. Tetapi ada masyarakat itu
masyarakat agar bisa juga sebagian masyarakat yang melakukan sulit, ye tapi
menerapkan BABS dan terbuka juga pemikirannya untuk dengan
dijamban? melakukan pola hidup bersih dan sehat. dilakukannye
Tetapi didalam perjalanannya ada juga pemetaan dan
beberapa faktor salah sautnya ekonomi dan diberitahukanye
ada juga yang bisa ada juga yang enggak ape dampak dan
apa yang harus mereka perbuat dengan apa akibat ketike BAB
yang sudah mereka terpicu ini. walaupun Sembarangan ni
sebatas pemikiran masyarakat secara dana bukan nye kite aje
mungkin mereka belum mampu jadi kita tapi untuk orang
membuat arisan jamban terus salah satu banyak
mendekati desa juga dari dana ADD desa
jadi kita pernah dibantu desa semen atau
pasir untuk membuat septick tank itu
masyarakt yang ngerjain untuk cetakan pijam
dari puskesmas.
2. Apakah ada dan juge ketike
komitmen masyarakat diberitahukannye
pada saat itu ade komitmen
dilakukannya masyarakat untuk
pemicuan? tidak melakukan
kebiasaan burok
tadi.
7 Pasca 1. Ketika proses kita setiap 3 bulan sekali melakukan ye, kami melakukan monitoring kami melakukan
Pemicua pra pemicuan monitoring, yang pertama itu dari kesling monitoring itu
n dan pemicuan itu setiap bulan terus setiap 3 bulan dulu 3 kali
terlaksanakan, sekali itu saya ikut turun dan pada saat 3 dalam setahun
apakah bulan sekali itu kami bukan hanya dan itu pun
memonitoring atau mereview itu tentang kami
bapak/ibu
perkembangan kesehatan didesa dan ini melakukannye
melakukan termasuk salah satu dari review kita, jadi dibantu dengan
sistem kalau ada kendala atau hambatan hanye beberape
monitoring? berdasar arahan atau masukan dari tim kader. Jadi
Bagaimana puskesmas ayo kita rembuk sama-sama kami
sistem yang apa yang harus kita buat seperti itu. Dan melakukannye
digunakan? alhamdulillah untuk tahun ini kita sudah tu hanye
2 rencananya tahun ini kita akan meng beberape rumah
ODF kan semua desa kan kita ada 6 desa tidak semuenye
yang beru ter ODF itu 2 desa nah ditahun kami lakukan
ini insyaallah kita akan meng ODF kan 4 monitoring
desa lagi. Kita doakan saja semoga di
pesisir ini.
Matriks Wawancara Mendalam Terhadap Informan Pendukung
(Kepala Desa Sedamai dan Plt.Kepala Desa Berindat)
No Variabel Pertanyaan P1 P2
1 SDM 1. Apakah dalam penjalanan Dalam menjalankan program ni dari desa Untuk SDM dari desa dalam
program ini adanya SDM sudah ade SDM dulunye paleng dibantu menjalankan program ini tu tak
yang dibentuk dalam dengan kader-kader, posbindu, dan ade, karne sebenanye didaerah
pelaksanaan program perangkat-perangkat desa juge ikot kami ni sudah banyak
STBM stop BABS? Jikalau membantu dalam program ni. masyarakat yang punye wc
ada, sebutkan SDM seperti pribadi dan yang tak punye pun
apa yang dibentuk? hanye beberape sekitar 6 atau 7
rumah yang tak punye wc
pribadi tapi die banyak la
gunekan wc umum.
2 Anggaran 1. Apakah ada sumber Yang jelas kalau dari dana itu Kalau untok ditahon lalu tu
dana/subsidi dari APBD menggunekan dana dari APBD desa dan masyarakat kami adelah dapat
desa dalam kegiatan STBM program PNPM untuk membangun 7 unit dari dana APBD desa sebanyak
didesa bapak/ibu? Jika tidak MCK 40 lebeh rumah, tapi untok
ada apa tindakan bapak ditahon ni dah tak boleh. Dana
untuk kegiatan SBS ini? tu hanye boleh untok fasilitas wc
umum saje.
3 Sarana dan 1. Apakah ada sarana dan Dulu pernah dikasi same orang Kalau untuk sarana prasana
Prasarana prasarana yang digunakan kesehatan/orang puskesmas tu semacam yang kami dapat ditahon lalu tu
dalam pelaksanaan program alat pembuat septik tank, yang mane paleng disediekan tempat untok
tersebut? Jikalau ada, dengan adenye ini sangat membantu untuk membuat MCK
jelaskan? masyarakat yang kurang mampu.
LEMBAR KONSULTASI
DOKUMENTASI
Foto Bersama
Penanggung Jawab UKM dan Petugas Kesehatan Lingkungan
Wawancara Bersama Kepala Desa Sedamai