Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI WILAYAH KERJA DESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

SHINTA MONICA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020
LAPORAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

DI Wilayah kerja Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

Oleh :

SHINTA MONICA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim penguji laporan kegiatan praktika keperawatan komunitas

Sekolah Tinggi Ilmu Keehatan Majapait, Program Studi S1 Keperawatan dan diterima untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ners (Ns) pada :

Hari/Tanggal : Oktober 2020

Mengesahkan :

Pembimbing Pembimbing

Ikke Prafitasari, S.kep.,Ns Ika Suhartanti .M.Kep

Pembimbing Pembimbing

Nurul Mawaddah.M.Kep Mujiadi.M.KKK

Kepala Dusun Bidan Desa


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya laporan komunitas di wilayah desa Kejapanan

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu prasyarat dalam rangka

menyelesaikan program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapait Mojokerto

Terselesainya laporan komunitas adalah berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan

dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati tulus, kepada:

1. Dr. Henry Sudiyanto.S.kp.M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapait

Mojokerto

2. Achmad Nurdin Syafi’I S.E selaku Kepala Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten

Pasuruan

3. Yana aminati Amd.Keb selaku Bidan desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten

Pasuruan

4. Priyatno selaku Kepala Dusun Kejapanan Kecamatan Gempol

5. Ikke Prafitasari, S.kep.,Ns selaku pembimbing akademik selama kegiatan praktika

keperawatan komunitas

6. Ika Suhartanti .M.Kep selaku pembimbing akademik selama kegiatan praktika keperawatan

komunitas
7. Nurul Mawaddah.M.Kep selaku pembimbing akademik selama kegiatan praktika

keperawatan komunitas

8. Mujiadi.M.KKK selaku pembimbing akademik selama kegiatan praktika keperawatan

komunitas

9. Keluarga yang telah memberikan doa, bantuan, dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir program Profesi Ners. Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang diharapkan

akan menyempurnakan Laporan

ini.

Mojokerto, Oktober 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Keberhasilan membangun Kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil

kerj keras oleh sektor ksehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta

konstribusi positif sebagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil serta

kontribusi positif tersebut harus dapat diupayakan masuknya wawasan Kesehatan

sebagai asas pokok program pembanguan nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat

terwujudnya INDONESIA SEHAT 2010, para penanggung jawab

programpembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan Kesehatan


dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak

berkontribusi positif Kesehatan, apalagi yang berdampak negative terhdap Kesehatan,

sayangnya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan nasional

yang berkontribusi positif terhadap Kesehatan seperti dimaksud diatas,maka seluruh

elemen dari system Kesehatan nasional harus berperan sebagai penggerak utama

pembangunan nasional berwawasan Kesehatan.

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,

pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa

kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga Kesehatan mereka,

hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan

masyarakatuntuk memilih dan mendapatkan pelayanan Kesehatan yang bermutu sangat

menentukan keberhasilan pembangunan Kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya

Kesehatan pokok atau misi sektor Kesehatan adalah mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat.

Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI menetapkan visi

pembangunan Kesehatan yaitu “ masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Strategi

yang dikembangkan adalah menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup

sehat; berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat Kesehatan setinggi-

tingginyabagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa

yang disebut dengan Desa Siaga.

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi

masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa


yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Berdasarkan model determinan eko-sosial kesehatan Dahlgren dan Whitehead

(1991) dapat disimpulkan bahwa kesehatan individu, kelompok, dan komunitas yang

optimal membutuhkan realisasi potensi penuh dari individu, baik secara fisik,

psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi, pemenuhan ekspektasi peran seorang dalam

keluarga, komunitas, tempat bekerja, dan realisasi kebijakan makro yang dapat

memperbaiki kondisi lingkungan makro. Pada tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa

untuk Promosi Kesehatan (the Ottawa Charter for Health Promotion) menegaskan

bahwa kesehatan merupakan hak azasi  manusia (human right).  Di samping itu, sesuai

dengan model kesehatan Dahlgren dan Whitehead (1991), Piagam Ottawa menegaskan

bahwa untuk menciptakan kesehatan individu dan populasi dibutuhkan sejumlah

prasyarat. Prasyarat tersebut meliputi  perdamaian, sumberdaya ekonomi yang cukup,

pangan dan papan yang cukup, ekosistem yang stabil, serta penggunaan suberdaya yang

berkelanjutan.

Seiring dengan program desa siaga yang direncanakan Depertamenen

Kesehatan RI, pendidikan dan profesi keperawatan komunitas yang mencakup berbagai

unsur dan kompobnen seperti yang ada pada konsep desa siaga. Perawatan Kesehatan

masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara Kesehatan populasi dimana

prakteknya tersebut bersifat umum dan komperehensif yang ditujukan pada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi Kesehatan,


pendidikan Kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas

pelayananholistik. Masalah Kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu,

keluarga , kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan Kesehatan

lingkungan, Kesehatan ibu dan anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan lanjut usia (lansia)

dan kesehata masyarakat. Maupun pemanfaatan pelayanan Kesehatan yang masih

sangat rendah seperti pemeriksaan Kesehatan, kehamilan, imunisasi, posyandu dan lain

sebagainya.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan

kelompok di tatanan pelayan Kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep

kesehatandan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan

tenaga perawat profesionaldan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai

dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasisa Program Ners Keperawatan

STIKES Majapait Mojokerto melaksanakan prkatik profesi Keperawatan Komunitas

dan Keluarga di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dengan

pendekatan individu, keluarga dan masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan lonsep-konsep dalam mata ajaran keperawatan komunitas

yang didapatkan selama perkuliahan guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pendataan pengkajian komunitas

Kesehatan di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Pasuruan.

b. Mahasiswa Bersama masyarakat mampu menganalisa masalah Kesehatan

yang ada di desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.

c. Masyarakat yang di fasilitasi oleh mahasiswa mampu Menyusun

perencanaan Tindakan (POA).

d. Masyarakat Bersama mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang telah disepekati sesuai dengan rencana.

e. Masyarakat Bersama mahasiswa mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan

kegiatan dan rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan.

f. Masyarakat dengan difasilitasi mahasiwa mampu mampu mengevaluasi

hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan.

C. METODE PENULISAN

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menggunakan metode deskriptif

yaitu metode yang menggambarkan upaya memecahkan masalah atau menjawab

permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat dengan menumpulkan data dan

menganalisa serta memecahkan Bersama-sama dengan masyarakat. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara
Merupakan Teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi

langsung dengan masyarakat.

2. Observasi

Merupakan Teknik pengumpulan data dengan melihat langsung keadaan

lingkungan khususnya yang terkait dengan Kesehatan.

D. MANFAAT
1. Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep Kesehatan komunitas dan keluarga secara

nyata kepada masyarakat.

b. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas.

c. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan keluarga, kemandirian dan

hubungan interpersonal.

d. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis dan bijaksana dalam

menghadapi dinamikan masyarakat

2. Mayarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan Kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah Kesehatan dan mengetahui cara penyelesain masalah Kesehatan yang di alami

masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status Kesehatannya dan mempunyai

upaya peningkatan status Kesehatan tersebut.


3. Pendidikan

a. Salah stu tolak ukur keberhasilan program profesi Ners khususnya

dibidang keperawatan komunitas dan keluarga.

b. Sebagai slah satu bahan pertimbangan dalam penerbangan model prektek

keperawatan komunitas dan keluarga selanjutnya.

4. Profesi

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang telh ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga

profesi mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujud.


BAB II
TINJAUAN TEORI

Tujuan pembangunan Kesehatan nasional adalah bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

maupun pemerintah.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah

Indonesia, maka direncenakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada

pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatannya secara mandiri melalui perawatan Kesehatan komunitas.


A. Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan

khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan

erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi

kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh

karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga,

kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,

peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan

pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh

terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang

melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi

dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan

pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan

penelitian melandasi praktek.

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu

dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai

perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2. Meerupakan bidang khusus keperawatan

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial
dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang

sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat

7. Bekerja secara team (bekerjasama)

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat

secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin

kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun

mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat

dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat

alamiah, sistimatis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan

masalah Kesehatan keluarga, kelompok serta kelompok serta masyarakat melalui Langkah-
langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan

(Wahyudi,2010)

Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan yang

diterapkan pada klien komunitas, yang Langkah-langkahnya meliputi pengkajian,Analisa data

komunitas, diagnosa keperawatan komunitas, rencana asuhan keperawatan komunitas,

implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas,

dimana proses ini bervariasi dalam setiap setuasi dan memiliki elemen-elemen penting yaitu

kesungguhan (deliberative), kesesuaian(adaptable) dan berorientasi pada kebutuhan komunitas

(need-oriented).

B. Asumsi dan kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA


(American Nurses Association)
a. Asumsi

1. Sistem pemeliharaan yang kompleks.

2. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

3. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar

praktek penelitian.

4. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

5. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer

b. Kepercayaan

1. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

2. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

3. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.

4. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

5. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.


6. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang

lama.

7. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

8. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri

dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan Kesehatan

C. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat

dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan

komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan

pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan

(bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan

prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang

melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4

hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat

khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima

oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan. 8

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.


e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara

berkesinambungan.

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan

status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungan dan terus-menerus.

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia

harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan

kesehatan mereka sendiri.

Komunitas dengan Keluarga


Sebagai Unit pelayanan Dasar

Manusia

Keperawatan 3 tingkat KESEHATAN


Pencegahan
(SEHAT–SAKIT)

LINGKUNGAN

(Physic, Biologic, Psychologist,


social, Culture, Dan Spiritual
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai

berikut :

a. Manusia Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang

berada pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan

minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas sebagai

klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain : daerah terpencil, daerah

rawan, daerah kumuh.

b. Kesehatan. Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai

dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

c. Lingkungan. Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien

yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

d. Keperawatan. Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor,

melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

D. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat

Kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang

mereka miliki.

2. Tujuan Khususn

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok, keluarga

khusus dan masyarakat dalam hal :


a. Mengidentifikasi masalah Kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

b. Menetapkan masalah Kesehatan/keperawatan dan priorotas masalah

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah Kesehatan/keperawatan

d. Menanggulangi masalah Kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

e. Penilaian hasil dalam mmecahkan masalah Kesehatan/keperawatan

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

Kesehatan/keperawatan

g. Meningkatkan kemampuan dalam memlihara Kesehatan secara mandiri (self care)

h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan Kesehatan

i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta

diterimanya norma keluarga kecil Bahagia dan sejahtera

j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah Kesehatan

E. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa,

diantaranya :

a. Individu Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh

suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,

mental maupun sosial.

b. Keluarga Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-

sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan (Ariani, Nuraeni, &

Supriyono, 2015).
c. Kelompok Khusus Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti;

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Balita

d) Anak usia sekolah

e) Usia lanjut

2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta

asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.

b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,

jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

5) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d) Penitipan balita

F. Prinsip Keperawatan Komunitas


Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual, namun juga

keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di atas bisa disimpulkan bahwa

penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health maintenance,

disease, prevention and treatment of minor illments and restoration of health and rehabilitation

a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program kesehatan yang

menyeluruh;

b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan;

c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari

program kesehatan komunitas;

d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa

membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta bangsa;

e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit

pelayanan;

f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral dari

keperawatan komunitas; g. Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam

perencanaan terkait dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan h. Perawat komunitas harus

kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan

kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat;

j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik dan kontinyu

k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan

l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan

finansial m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan

bagi perawat

G. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan

yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat

tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

H. Tahap Persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program

praktek.

b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan

kesehatan utama.

c. Penyusunan instrumen data.

d. Uji coba instrumen pengumpulan data.

e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan

program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.

f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan

setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,

epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.

h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan

dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.

i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:

1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat

2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar

rencana kegiatan

3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah

ditetapkan.

4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari

instansi terkait.

I. Tahap Pelaksanaan

a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok

kerja kesehatan.

b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja

kesehatan:

1) Pelatihan kader kesehatan

2) Penyuluhan kesehatan

3) Simulasi/demonstrasi

4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)

6) Kerja bakti, daan lain-lain.

c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan

kegiatan.

J. Tahap Evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,

kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.

b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,

keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.

K. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :

a. Pengkajian

b. Diagnosa Keperawatan

c. Perencanaan

d. Pelaksanaan

e. Evaluasi.

L. Metode / Cara Yang Digunakan


a. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat

1) Tujuan pengorganisasian Komunitas : Diharapkan mampu berproses dalam

mengidentifikasikan kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan

dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam komunitas dan di luar
komunitas. Pendekatan yang digunakan menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar

seperti tertera pada gambar 2.3

2) Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :

a) Persiapan :

- Pengenalan komunitas

 Pendekatan Jalur Formal

Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada wilayah

komunitas dengan cara :

1. Pengajuan proposal dan perijinan

2. Penjelasan tujuan dan program

~> Hasil : surat ijin/persetujuan

 Pendekatan Jalur Informal :

Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi dari birokrasi dengan

melakukan pendekatan kepada :

1. Tokoh-tokoh masyarakat

2. Ketua RW, RT

3. Kader kesehatan :

Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta dukungan dan partisipasi serta kontrak
kerjasama.
Landasan 7 saling :
-Memahami kedudukan,
6 Langkah :
tugas, fungsi masing-masing
3 prinsip : (Structure) -Penjajagan

-Kesetaraan -Memahami kemampuan -Penyamaan persepsi


masing-masing (Capacity)
-Keterbukaan -Pengaturan peran
-menghubungi (Linkage)
-Saling -Komunikasi intensif
menguntungkan -Mendekati ( Proximity)
-Melaksanakan kegiatan
-Terbuka/membantu
(Opennes) -Pemantauan dan penilian
-
mendorong/mendukung(syn
ergi)
Gambar 2.3 : Prinsip Pendekatan dalam Asuhan Keperawatan Komunitas

 Pengenalan Masalah

Tujuannya untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang benar-benar

menjadi kebutuhan komunitas saai ini. Dengan tahap pengenalan masalah sebagai berikut :

a. Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data

1. Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi sasaran, meliputi :

o Survey Wilayah

o Survey Populasi

o Survey masalah utama dan factor penyebab

o Survey kebijakan program dan fasilitas layanan Kesehatan

o Survey potensi-potensi sumber pendukung dikomunitas

1. Membuat instrument pengumpulan data, tabulasi data :

o Membuat table tabulasi data

o Menghitung frekuensi distribusi

o Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi

1. Analisa Data

a. Analisa Deskripti :

Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang diteliti

b. Analisa Korelasi : Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau lebih

subvariabel yang diteliti dengan menggunkan perhitungan statistik.


o Perumusan Masalah

a. Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas yang dikaji dengan

berdasarkan hasil analisa data

b. Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA

c. Formulasi :

- Problem

- Etiologi

- Data yang menyokong

 Penyadaran komunitas

A. Tujuan :

1. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh komunitas

2. Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah

3. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif menjadi tenaga potensial dalam

kegiatan pemecahan masalah.

B. Kegiatan :

Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini, dengan langkah

1. Penyajian data hasil survey

2. Diskusi kelompok :

- Perumusan masalah dan faktor penyebab

- Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah, waktu, tempat,

penanggung jawab dan biaya)

- Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari anggota komunitas yang

merupakan calon kader kesehatan yang bertanggung jawabterhadap kegiatan yang direncanakan

3. Penyajian hasil diskusi kelompok

4. Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal, puskesmas.


C. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanankan dengan

melihat aktifitas kelompok kerja yang telah terbentuk melalui kerja sama dengan aparat

desa/kelurahan, puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan:

1) Pelatihan Kader

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan kesehatan langsung

4) Home care

5) Rujukan

Gambar 2.4 : Perawat Bekerja Bersama Masyarakat (Kader Kesehatan).

D. Evaluasi

Hal-hal yang harus dievaluasi :

1) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan

2) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)

3) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan

4) Rencana tindak lanjut

Gambar 2.5 : Siklus Pemberdayaan Masyarakat dalam Asuhan Keperawatan

Komunitas

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini:


Keterangan:

Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan

Kesehatan Komunitas

Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien

dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar dari pada

klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat. Atau dapat digambarkan

peralihan basarnya peran antara perawat dan masyarakat :

Tahapan Peran perawat Peran Masyarakat

•Pengenalan masyarakat +++ +

• Pengenalan masalah +++ ++

• Penyadaran masyarakat ++ +++

• Pelaksanaan + ++++

• Penilaian + ++++

• Perluasan + ++++

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait

dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung

upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu

melalui proses keperawatan.

M. Bentuk-bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


1. Posyandu

Pos layanan terpadu tau posyandu, secara sederhana dapat diartikan ebagai pusat

kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain

itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan Kesehatan

ditingkat keluahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :

A. Kesehatan Ibu dan Anak

B. KB

C. Imunisasi

D. Pningktan gizi

E. Penanggulangan Diare

F. Sanitasi dasar

G. Penyediaan obat ensesial

Pelayanan yang diberikan diposyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena diposyandu tersebut

masyarakat dapat memperoleh pelayana lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu

dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat maupun keberadaannya dimasyarakat kurang

berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi

posyandu merupakan upaya emberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis

ekonomi terhadap penurunan status gizi serta Kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan

kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu. (Zulkifli,2003)

Tujuan pokok penyelenggaraan posyandu adalah untuk :


1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

2. Meningkatkan pelayanan Kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

3. Mempercepat penerimaan NKKBS

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan Kesehatan dan kegiatan

lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat

5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan Kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografi

6. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk

swakelola usaha Kesehatan masyarakat.

Menurut (Nasru Effendi, 2000) untuk menjelaskan posyandu dilakukan dengan 5

sistem 5 meja, yaitu :

1. Meja I

a. Pendaftaran

b. Perencanaan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS

2. Meja II

Pembeninaan Balita dan Ibu hamil

3. Meja III

Pengisian KMS

a. Diketaui BB anak naik/tidak naik, Ibu hamil dengan reiko tinggi , PUS yang belum

mengikuti KB

b. Penyuluhan Kesehatan

c. Pelayanan PMT, oralit, Vit A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom

4. Meja IV

a. Pemberian imunisasi

b. Pemeriksaan kehamilan

c. Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan


d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan

Peserta posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

b. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (bulan Vitamin a pada bulan Febuari dan Agustus)

c. PMT

d. Imunisasi

e. Penimbangan balita rutin perbulansebagai pemntau Kesehatan balita melalui pertambahan

berat badan setiap bulan. Keberhasilan program dapat dilihat melalui grafik pada kartu KMS

setiap bulan

2. Keluarga berencana , pembagian Pil KB dan Kondom

3. Pemberian oralit terhadap pengobatan

4. Penyuluhan Kesehatan lingkungan dan pnyuluhan pribadi sesuai permasalahan

dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS

balita dan ibu hamil. Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

Menurut (Nasrul Effendi, 2000) untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh

kader Kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas Kesehatan seperti dokter, bidan,

perawat. Tetapi dilapakan yang kita temukan dari meja I ampai meja V dilaksanakan oleh

semua perawat puskesmas, hanya beberapa posyandu yang kader kesehatannya brperan aktif.

Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya sebatas wacana saja di masyarakt. Kader

seharusnya lebih aktif berpasitipasi dalam kegiatan posyandu. Keadaan ini masih perlu

diperhatikan khusus untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat.

2. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan ( Friedman 2010)

ada tiga fungsi pokok keluarga yaitu pertama, asih adalah memberikan kasih

saying, perhatian, rasa nyaman, kehangatan pada anggota keluarganya.Kedua, asuh adalah

memenuhikebetuhan pemeliharaan dan perawatan seluruh anggota keluarga agar kesehatan

anggota keluarga selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka sehat fisik, mental, social,

dan spiritual.Ketiga, asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan setiap anak sehingga

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya (Effendi,

2004)

b. Struktur Keluarga

Menurut Murwani (2007) struktur keluarga terdiri atas :

1. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

a. Bersifat terbuka dan juur

b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

c. Berfikir positif

d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :


a. Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa

yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu menerima dan meminta dan

menerima umpan balik.

b. Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan

validasi.

2. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang

diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat

misalnya sebagai sami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi terkadang peran ini tidak dapat

dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orangtua

mereka entah mereka atau malah berdiam diri dirumah.

3. Sturktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan actual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

4. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,

mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan

suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adlah perilaku yang

baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah

kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan

untuk menyelesaikan masalah. (Murwani, 2007)


c. Bentuk Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian

depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan

dalammenghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila

ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang

yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan

positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau

perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya

orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan

strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman

yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.


2. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,

bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material

support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah

praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau

meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan,

menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi

yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila

dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata

keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,

termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang.

Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi

yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor.

Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan

masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada

dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi

informasi.

4. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,

sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang
akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu

perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk

semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa

berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan

memberikan semangat.

d. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 dalam Sudiharto (2007) antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis dalam Keluarga

Seperti yang kita ketahui, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kebutuhan

biologis. Fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan biologis ini sangat penting. Saat

suami dan istri saling memenuhi kebutuhan biologis, aktivitas tersebut akan berlanjut

pada tahap reproduksi atau meneruskan keturunan. Keluarga adalah sarana reproduksi

yang paling tepat. Setelah fungsi biologis dari suami dan istri terpenuhi, maka terjadi

proses pengembangbiakan untuk melangsungkan keturunan dari keluarga tersebut.

2. Fungsi Pemeliharaan dalam Keluarga

Sebagaimana yang kita ketahui, keluarga adalah sarana yang sah secara hukum dan

agama untuk meneruskan keturunan. Akan tetapi, fungsi keluarga tidak hanya sebatas

memproduksi anak saja, tetapi juga memeliharanya dengan mencukupi segala

kebutuhan lahiriah dan batiniahnya. Membesarkan anak adalah salah satu fungsi dari

keluarga yang tidak bisa diganggu gugat. Nah, apa saja yang harus dilakukan oleh

sebuah keluarga untuk memberi perawatan yang terbaik untuk anaknya? Keluarga

harus menyediakan makanan, tempat tinggal, kasih sayang, perlindungan, dan

keamanan bagi anak maupun seluruh anggota keluarga.


3. Fungsi “Rumah” dalam Keluarga

Yang dimaksud dari fungsi keluarga sebagai “rumah” bukan hanya sekedar

menyediakan tempat tinggal saja, tapi juga membuat seluruh anggota keluarga merasa

seperti memiliki “rumah” sebagai tempat perlindungan yang menawarkan rasa aman

dan proteksi yang baik. Sebuah “rumah” di dalam keluarga akan memberikan

dukungan emosional dan psikologis untuk semua anggota keluarga. Di samping itu,

fungsi “rumah” dalam keluarga adalah memenuhi kebutuhan cinta bagi setiap anggota

keluarga tersebut.

4. Fungsi Sosialisasi dalam Keluarga

Fungsi keluarga yang satu ini juga tidak kalah penting dengan tiga fungsi yang sudah

disebutkan sebelumnya. Keluarga memainkan peran penting dalam proses sosialisasi.

Di dalam keluarga, seorang anak akan belajar tentang nilai, norma, moral, dan cara

untuk menjalin komunikasi dengan orang lain di luar keluarga. Selain itu, keluarga

adalah tempat untuk membentuk karakter pada masing-masing anggota keluarga,

terutama anak. Dari keluarga, anak bisa belajar mengenai hal-hal baik dan buruk

maupun yang salah atau benar. Melalui proses sosialisasi dalam keluarga, anak akan

menjadi manusia sosial dengan karakter yang baik.

5. Fungsi Ekonomi dalam Keluarga

Sejak zaman dahulu, fungsi ekonomi di dalam keluarga sudah berjalan tanpa kita

sadari. Keluarga adalah tempat di mana kita bisa memperoleh makanan, pakaian,

tempat tinggal, dan kebutuhan materi lainnya. Keluarga akan memberikan dukungan

finansial untuk masing-masing anggota keluarganya. Fungsi ekonomi dalam keluarga

meliputi pencarian nafkah, manajemen keuangan, dan penggunaan dana untuk

memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah keluarga.

6. Fungsi Pendidikan dalam Keluarga


Keluarga adalah tempat pertama untuk memberikan pendidikan dan didikan kepada

setiap anggota keluarganya, terutama bagi anak-anak. Keluarga adalah sarana pertama

untuk mengajarkan membaca atau berhitung, mengenalkan segala pengetahuan dalam

kehidupan, mengajarkan keterampilan, dan memberikan panduan mengenai proses

jual-beli. Tanpa kita sadari, orang tua pasti pernah mengajarkan salah satu hal tersebut,

bukan? Bahkan, sebelum anak mendapat materi pendidikan ini di sekolah, sering kali

orang tua lebih dulu mengajarkan pendidikan dasar tersebu kepada anak-anaknya.

e. Tugas Perkembangan Keluarga

1. Tahap 1: Keluarga Baru

Tahap pertama sebuah keluarga dimulai pada saat seorang laki-laki dan

seorang perempuan membentuk keluarga melalui proses perkawinan. 

2. Tahap 2: Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama

Keluarga baru yang sudah terbentuk, akan mulai mengalami perubahan ketika

sudah terjadi kehamilan.

3. Tahap 3: Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah

Tahap ketiga sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama melewati usia 2,5

tahun, dan berakhir saat ia berusia 5 tahun.

4. Tahap 4: Keluarga dengan Anak-anak Sekolah

Tahap keempat dalam kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama mulai

berumur 6 tahun, berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Anak pertama
mulai masuk Sekolah Dasar, maka orangtua harus menyesuaikan diri dengan

kebutuhan anak pada usia sekolah tersebut.

5. Tahap 5: Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama

mencapai umur 13 tahun, berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika

anak pertama berumur 19 atau 20 tahun.

6. Tahap 6: Keluarga dengan Anak Dewasa

Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah, berakhir

pada saat anak terakhir meninggalkan rumah sehingga rumah menjadi kosong.

Maka disebut sebagai Launching Family, karena ada peristiwa "pelepasan"

anak meninggalkan rumah induk. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah

anak dan ada tidaknya anak yang belum berkeluarga serta tetap tinggal

bersama orangtua.

7. Tahap 7: Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ketujuh dalam kehidupan sebuah keluarga dimulai saat anak yang

terakhir telah meninggalkan rumah.

8. Tahap 8 : Keluarga Orangtua Usia Lanjut

Tahap kedelapan yang menjadi tahap terakhir dari perjalanan sebuah keluarga,

dimulai ketika salah satu dari suami dan istri atau keduanya sudah mulai pensiun kerja,

sampai salah satu atau keduanya meninggal dunia.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

DI DESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN

PASURUAN

A. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 26-30 september 2020. Data yang

dikumpulkan meliputi :

1 Data Demografi

Desa kejapanan terdapat beberapa RT dan RW. Didalam desa Kejapanan terdapat

jalan-jalan kampung yang mnghubungkan wilayah-wilayah antara RT dalam 1 RW dan

wilayah RW dari dusun lain yang berdekatan. Sepanjang jalan-jalan terdapat selokan air

yang langsung menuju kesungai kecil.

Wilayah desa Kejapanan digunakan untuk area lapangan voly bisa juga untuk

futsal dan kondisi jalanan didesa Kejapanan beraspal. Berdasarkan dari hasil pendataan

yang dilakukan selama 5 hari didapatkan jumlah penduduk sebanyak 20 KK, dengan

perincian sebagai berikut :

a Distribusi penduduk Desa Kejapanan kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan kelompok umur tanggal 26 September 2020.

NO Usia F %
1 0–5 4 1,26

2 6 - 12 5 4,62

3 13 – 18 2 13,8
4 19 – 35 9 15,43

5 36 – 54 11 21,6

6 ≥ 55 7 7,62
Berdasarkan table diatas tersebut diketahui bahwa berjumlah 20 KK Sebagian besar (21,6%)
penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berusian antara 36-54 tahun
dan sebagia kecil berjumlah 4 penduduk (1,26%) adalah berusia 0-5 tahun.

b Distribusi penduduk Desa kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut

NO Jenis Kelamin F %
1 Laki-laki 15 49,1
2 Perempuan 19 50,9
Berdasarkan tabel diatas bahwa Sebagian besar penduduk Desa Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 19 penduduk (50,95%)

c. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan agama

NO Agama F %

1 Islam 32 98,8

2 Non Islam 6 1,2

Berdasarkan table diatas diketahui seluruh penduduk Desa Kejapanan Kecamatan


Gempol Kabupaten Pasuruan beragama islam berjumlah 32 penduduk (98,8%)

d. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan tingkat pendidikan

NO Tingkat Pendidikan F %

1 Tidak Sekolah - -

2 SD 10 21%
3 SMP 6 8%

4 SMA 17 48,7%

5 S1 3 1,3 %

Berdasarkan table diatas diketahui kurang dari setengah penduduk Desa Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 12 penduduk (48,7%) berpendidikan SMA.

e. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan jenis pekerjaan

NO Jenis Pekerjaan F %

1 Pelajar 16 27,1%

2 Tidak bekerja/IRT 12 18,2%

3 Swasta 6 4,8%

4 Wiraswasta 3 5,9%

5 PNS 2 1,2%

Berdasarkan table diatas diketahui sebagian kecil penduduk Desa Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 16 penduduk (27,1%) sebagai pelajar.

f. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan status kepemilikan rumah

NO Bentuk bangunan F %
1 Permanen 11 55%

2 Semi Permanen 6 30%

3 Tidak Permanen 3 15%


Berdasarkan table diatas diketahui hamper seluruh rumah yang dimiliki penduduk Desa
Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 11 keluarga (55%) memiliki
rumah sendiri.
g. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan
berdasarkan jenis lantai rumah

NO Lantai rumah F %
1 Tanah 8 8,4%

2 Papan - -

3 Tegel/Semen 30 91,6%
Berdasarkan table diatas diketahui jenis lantai rumahDesa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan berjumlah 30 keluarga (91,6%)

h. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan kondisi ventilasi rumah

NO Ada Ventilasi F %
1 Kurang 2 10%

2 Baik 18 90%
Berdasarkan table diatas diketahui setengah kondisi ventilasi rumah yang dimiliki
penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 30 keluarga
(90%) adalah baik.

i. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan kepemilikan WC

NO Kepemilikan WC F %
1 Punya 18 65%

2 Tidak Punya 2 35%


Berdasarkan table diatas diketahui kurang dari setengah penduduk Desa Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 18 keluarga (65%) mempunyai WC sendiri.

j. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan pengolalan air minum

NO Pengelolaan Air Minum F %


1 Masak 17 65%

2 Tidak masak 9 35%


Berdasarkan table diatas diketahui penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan berjumlah 17 keluarga (65%) mengelola air minumnya dimasak terlebih
dulu.

k. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


berdasarkan jenis jamban

NO Jenis Jamban F %
1 Saptic tank 19 56,3%

2 Sungai 4 43,7%
Berdasarkan table diatas diketahui Sebagian penduduk Desa Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 19 keluarga (56,3%) jenis jamban
yang dimiliki adalah Saptic Tank.

l. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


kondisi jenis jamban

NO Kondisi Jamban F %
1 Terawat 28 56,3%

2 Tidak Terawat 9 43,7%


Berdasarkan table diatas diketahui penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan berjumlah 28 keluarga (56,3%) kondisi jamban terawatt.

m. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


tempat pembuangan sampah

Tempat Pembuangan
NO F %
Sampah
1 Ada 18 85,4%

2 Tidak Ada 4 14,6%


Berdasarkan table diatas diketahui penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan berjumlah 18 keluarga (85,45) memiliki tempat pembuangan
sampah.

n. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


kondisi tempat sampah
NO Kondisi tempat sampah F %
1 Terbuka 29 71,9%

2 Tertutup 8 28,1%
Berdasarkan table diatas Sebagian besar tempat sampah yang dimiliki penduduk
Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 29 keluarga (71,9%)
dalam kadaan terbuka.

o. Distribusi penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


pengelolaan sampah

NO Pengelolaan Sampah F %
1 Dibakar 7 11,4%

2 Diangkut Petugas 25 88,6%


Berdasarkan table diatas bahwa Sebagian besar penduduk Desa Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 25 keluarga (88,6%) membuang sampah dengan
diangkut petugas.

Data Masalah Kesehatan

Jenis penyakit yang menyerang penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol


Kabupaten Pasuruan dilihat pada table dibawah ini

NO Masalah Kesehatan F %
1 Ya 4 37,5%

2 Tidak 29 62,5%

1. Jenis penyakit yang menyerang penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol


Kabupaten Pasuruan dalam 1 tahun terakhir

NO Penyakit 1 tahun Terakhir F %


1 Hipertensi 5 2,8%

2 Rematik 7 19,4%

3 Lain-Lain 18 77,8
Berdasarkan table diatas bahwa Sebagian besar penyakit tersering yang menyerang
penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 18 keluarga
(77,8%) dalam 1 tahun terakhir adalah penyakit lain selain yang tertera dari pilihan.
Data Pasangan Usia Subur dan Keluarga Berencana

1. Data jumlah pasangan usia subur

Pasangan usia subur penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan
dalam 1 tahun terakhir bisa dilihat dari table dibawah ini

NO PUS F %
1 Ya 17 38,54%

2 Tidak 19 61,46%
Berdasarkan table diatas bahwa Sebagian penduduk Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan berjumlah 17 keluarga (38,54%) adalah paasangan usia subur.

2. Data jenis kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usia subur

Akseptor KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usia subur di Desa
Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan bisa diliat dari table dibawah ini

NO Akseptor KB F %
1 Ya 17 38,54%

2 Tidak 19 61,46%

NO Kontrasepsi F %
1 IUD 3 3,1%

2 Suntik 14 41,6%

3 Pil 4 10,4%

4 Tidak KB 17 40%
Berdasarkan table diatas bahwa lebih dari setengah penduduk Desa Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berjumlah 17 keluarga (38,54%) menjadi akseptor KB
dan 14 penduduk (41,6%) lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik dibanding kontrasepsi
yang lainnya.

Data Bayi dan Balita

1. Data jumlah Balita


Jumlah balita di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan adalah 9
balita dapat dilihat dari table dibawah

NO Usia 1-5 tahun F %


1 Ya 9 5,86%

2 Tidak 24 94,14%
Jumlah balita 1-5 tahun di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten
Pasuruan sebanyak 9 balita (19,7%)

2. Status gizi balita

Status gizi balita di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dapat
dilihat pada table dibawah ini

NO Status Gizi Balita F %


1 Baik 18 78,26%

2 Sedang 25 21,73%
Berdasarkan table diatas diketahui hamper seluruh (78,26%) balita di Des Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan status gizinya baik.

Data Remaja

1. Data jumlah Remaja


Jumlah remaja di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan

NO Remaja F %
1 Ya 17 86,1%

2 Tidak 5 13,9%
Berdasarkan table diatas diketahui jumlah remaja (86,1%) di Des Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan status gizinya baik.

2. Data kegiatan remaja


Jenis kegiatan remaja di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan

NO Kegiatan Remaja F %
1 Keagamaan 5 28,8%

2 Karang Taruna 13 66,6%

3 Olahraga 2 4,4%
Berdasarkan table diatas diketahui kegiatan remaja di Deas Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan Sebagian besar (28,8) adalah keagamaan

Data Usia Lanjut

1. Data jumlah usia lanjut


Jumlah usia lanjut di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan

NO Lansia F %
1 Ya 7 8,3%

2 Tidak 19 91,7%
Berdasarkan table diatas jumlah usia lanjut di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan sebanyak (8,3%) adalah penduduk usia lanjut.

2. Penyakit Lansia

NO Penyakit Lansia F %
1 Hipertensi 8 29,7%

2 Rematik 6 22,2%

3 Lain-lain 13 48,1%
Berdasarkan table diatas hamper setengah 13 penduduk berusia lanjut (48,1%) penyakit
lain selain yang tertera dari pilihn diatas. Diderita oleh usia lanjut di Desa Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan sebanyak (8,3%) adalah penduduk usia lanjut.
1. ANALISA DATA

NO Data Subjetif Data Objektif Diagnosa Keperawatan


Warga mengatakan -Warga tidak tahu Defisit pengetahuan
mengatakan tidak begitu apa yang dimaksud masyarakat tentang
mengetahui banyak tentang dengan Kesehatan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan lingkungan
- Warga tidak tahu
bagaimana cara
menerapkan
lingkungan yg
1 bersih
- Warga tidak tau
jika tidak
menerapkan
lingkungan yg
bersih dan sehat
bisa menyebabkan
beberapa penyakit

2  Mayoritas warga  Terdapat 2 Defisit pengetahuan


remaja dalam
mengatakan takut tempat sarana memahami Virus
dengan wabah corona cuci tangan COVID-19
 Semua warga untuk umum
menyatakan  Terpasang 3
mempunyai masker spanduk
untuk seluruh anggota sosialisasi
kelurga Covid-19
 Seluruh waarga 
menyatakan selalu  Adanya himbaun
menggunakan masker rutin oleh ketua
ketika keluar rumah. RT dan dinas
kesehatan terkait
tentang pandemi
covid-19
 Warga mengatakan  Terdapat 7 Perilaku Kesehatan
bahwa di DEsa lansia, usia Cenderung Beresiko
Kejapanan 61-70
Kecamatan Gempol sebanyak 5
Kabupaten orang usia
Pasuruan belum >70
ada posyandu sebanyak 2
lansia orang.
 Sebagian besar  Jumlah usila
warga usila yang
mengatakan mempunyai
mengabiskan waktu keluhan 7
3 luangnya dengan (100%)
berkebun/Bertani  7 usila
 Sebagian besar menderita
warga mengatakan hipertensi
tidak pernah  Lansia
mengikuti mengeluhka
posyandu usila, n Kesehatan
karena tidk terdapat yang lain
posyandu usila di  Tidak ada
Desa Kejapanan posyandu
Kecamatan Gempol lansia dan
Kabupaten tidak ada
Pasuruan kader lansia
4  Pada saat pengkajian  Pada Resiko terjadi
Sebagian ibu-ibu pengkajian penurunan derajat
mengatakan kurang didapatkan Kesehatan PUS, ibu
memahami tentang PUS yang hamil dan Balita di
gizi seimbang. tidak Desa Kejapanan
 Ibu-ibu mengatakan mengikuti Kecamatan gempol
selama ini kurang KB dengan Kabupaten Pasuruan
memahami alas an
informasi tentang kurang
KB memahami
 warga mengatakan KB
posyandu diadakan  Sebagian ibu
setiap sebulan mengabaika
sekali n
 Warga yang hamil pentingnya
mengatakan gizi
pemeriksaan seimbang
kehamilan rutin untuk anak
setiap bulan  Sebagian
balita juga
tidak
mengunjung
i posyandu

2. PENAPISAN MASALAH
Dari hasil Analisa data , didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan
masalah untuk menentukan prioritas masalah Adapun penapisan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut :

DIAGNOSA KRITERIA JUMLAH


NO
KEPERAWATAN A B C D E F G H I J K L
Defisit pengetahuan
masyarakat tentang
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 55
Kesehatan
lingkungan
Defisit pengetahuan
remaja dalam
2 5 5 5 3 3 5 5 2 3 2 2 2 42
memahami Virus
COVID-19
Perilaku Kesehatan
3 5 3 5 5 2 2 1 1 1 1 1 3 34
Cenderung Beresiko
Resiko terjadi
penurunan derajat
Kesehatan PUS, ibu
4 hamil dan Balita di 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 2 3 46
Desa Kejapanan
Kecamatan gempol
Kabupaten Pasuruan

3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan skoring diatas diagnose keperawatan komunitas di Desa Kejapanan
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut :
No Prioritas Diagnosa Keperawatan Jumlah Skor
Defisit pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan

1 lingkungan di Desa kejapanan Kecamatan Gempol 55

Kabupaten Pasuruan
Defisit pengetahuan remaja dalam memahami Virus

2 COVID-19 di Desa kejapanan Kecamatan Gempol 42

Kabupaten Pasuruan
Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko di Desa
3 34
kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan
Resiko terjadi penurunan derajat Kesehatan PUS, ibu

4 hamil dan Balita di Desa Kejapanan Kecamatan gempol 46

Kabupaten Pasuruan

4. INTERVENSI

Diagnosa No Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Defisit 1. Setelah dilakukan 1.Berikan penjelasan kepada
pengetahuan tindakan keperawatan masyarakat tentang ap aitu
masyarakat 2x kunjungan rumah Kesehatan lingkungan
tentang Kesehatan diharapkan pengetahuan 2.Berikan penjelasan bagaimana cara
lingkungan di masyarakat tentang menerapkan Kesehatan
Desa kejapanan keehatan lingkungan lingkungan pada masyarakat
3.Berikan penjelasan kepada
Kecamatan meningkat.
masyarakat supaya bisa
Gempol
Kriteria Hasil : menerapkan Kesehatan
Kabupaten lingkungan pada masing-masing
Pasuruan 1.Mampu individu
menjelaskan apa 4.Berikan penjelasan kepada remaja
itu Kesehatan bagaimana cara penerapan
lingkungan menjaga Kesehatan lingkungan
2.Mampu pada masyarakat
menjelaskan 5. Ajarkan masyarakat untuk tetap
penyebab bisa menjaga lingkungn yg bersih
terjadinya jika dan sehat
tidak menjaga
Kesehatan
lingkungan
3.Mampu
menyebutkan
cara pencegahan
tentang
Kesehatan
lingkungan.
2 Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan tentang
tindakan keperawatan Kesehatan lingkungan dengan
2x kunjungan benar kepada masyarakat
masyarakat diharapkan 2. Berikan penjelasan kepada
mengerti tentang remaja untuk menggunakan APD
menjaga Kesehatan (masker) ketika melakukan
kegiatan apapun
lingkungan
3. Anjurkan masyarakat untuk
Kriteria Hasil: mencuci pakaian langsung
setelah melakukan kegiatan
1. Masyarakat 4. Ajarkan masyarakat untuk cuci
mampu untuk tangan dengan baik dan benar
tidak membuang
sampah
sembarangan
atau ke sungai
2. Masyarakat
mampu
menerapkan
kebersihan
dirumahnya
masing-masing
3. Masyarakat tetap
mampu
melakukan cuci
tangan saat
melakukan
kegiatan
Defisit Tujuan dan Kriteria 1. Berikan penjelasan kepada remaja
pengetahuan Hasil tentang apa itu Virus COVID-19
remaja dalam 2. Berikan penjelasan bagaimana cara
Setelah dilakukan penularan Virus COVID-193
memahami Virus 1
tindakan keperawatan 3. Berikan penjelasan kepada remaja
COVID-19 di
2x kunjungan rumah bagaimana cara menghindari Virus
Desa kejapanan
diharapkan pengetahuan COVID-19
Kecamatan 4. Berikan penjelasan kepada remaja
remaja tentang Virus
Gempol bagaimana cara bagaimana
COVID-19 meningkat.
Kabupaten penerapan pembatasan
Pasuruan Kriteria Hasil : karakteristik fisik untuk pencegahan
Virus COVID-19
1.Mampu 5. Ajarkan remaja mencuci tangan
menjelaskan apa dengan baik dan benar
itu Virus
COVID-19
2.Mampu
menjelaskan
penyebab Virus
COVID-19
3.Mampu
menyebutkan
cara pencegahan
Virus COVID-
19
4.Mampu
menghindari
Virus COVID-
19
2 Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan tentang social
tindakan keperawatan distancing
2x kunjungan remaja 2. Berikan penjelasan kepada remaja
diharapkan mengetahui untuk menggunakan APD (masker)
ketika keluar rumah
tentang Virus COVID-
3. Anjurkan remaja mencuci pakaian
19 setelah keluar rumah/bepergian
Kriteria Hasil: Ajarkan remaja cuci tangan dengan
baik dan benar
1. Remaja mampu
untuk tidak
bepergian keluar
rumah
2. Remaja mampu
menggunakan
masker saat
bepergian
Remaja mampu
mencuci tangan sesaat
setelah keluar dari
rumah.
Perilaku 1 Tujuan Umum : 1.  Mampu mengenal masalah
Kesehatan HIPERTENSI
Cenderung Setelah dilakukan
Beresiko di Desa 2. Paham tujuan pembuatan pembuatan
pendidikan kesehatan
kejapanan obat herbal
Kecamatan selama 3 hari keluarga
3. Keluarga paham manfaat obat herbal
Gempol mengetahui tentang
Kabupaten penyakit yang diderita 4. Keluarga memperagakan tahp-tahap
Pasuruan keluarganya. pembuatan obat herbal dari seledri

Tujuan Khusus :

a. Menjelaskan apa itu


obat herbal
b. Menyebutkan tujuan
pembuatan obat
herbal mengunakan
seledri
c. Menyebutkan
manfaat obat herbal
dari seledri
d. Memperagakan
tahap-tahap
pembuatan obat
herbal dengan seledri

Resiko terjadi 1 Setelah dilakukan 1.Berikan penjelasan kepada ibu-ibu


penurunan derajat tindakan keperawatan tentang gizi seimbang
Kesehatan PUS, 2x kunjungan rumah 2.Berikan penjelasan bagaimana cara
ibu hamil dan diharapkan pengetahuan menjaga gizi seimbang pada balita
Balita di Desa ibu-ibu PUS tentang 3.Berikan penjelasan kepada ibu-ibu
Kejapanan Gizi seimbang pada tentang pentingnya gizi seimbang pada
balita
Kecamatan balita meningkat.
4.Berikan penjelasan kepada ibu-ibu
gempol
Kriteria Hasil : terutama PUS untuk memberika gizi
Kabupaten seimbang pada anak
Pasuruan 1. Mampu menjelaskan Ajarkan ibu-ibu untuk menerapkan 13
apa itu Gizi seimbang
2. Mampu menjelaskan gizi seimbang pada balita
pentingnya gizi
seimbang
3. Mampu menyebutkan
sumber-sumber tentang
gizi seimbang
Mampu menjelaskan
apa saja 13 gizi
seimbang
2 Setelah dilakukan 1. Memberikan penjelasan tentang MP
tindakan keperawatan ASI
2x kunjungan remaja 2.Berikan penjelasan kepada ibu-ibu
diharapkan mengetahui tetap menggnakan masker saat
tentang Gizi seimbang memeriksakan balita ke posyandu untuk
imunisasi/TT/Campak
Kriteria Hasil: 3.Tetap menganjurkan ibu-ibu dan anak-
anak untk mencci tangan setelah
1.Ibu-ibu diharapkan bepergian
bisa menjelaskan
tentang MP ASI
2. Ibu-ibu
diharapkan
untuk bisa
menjalankan
proses Gizi
seimbng pada
balita
Ibu-ibu PUS diharapkan
memberikan imunisasi
rutin pada balita ke
posyandu

5. IMPLEMENTASI

Diagnosa No. Waktu Implementasi Ttd

Defisit 1. 16.00 1. Memberikan penjelasan kepada Shinta


pengetahuan remaja tentang apa itu Kesehatan
masyarakat lingkungan
tentang Kesehatan 2.Memberikan penjelasan bagaimana
lingkungan di cara Kesehatan lingkungan dengan
Desa kejapanan benar
3.Memberikan penjelasan kepada
Kecamatan
remaja bagaimana cara menerapkan
Gempol
kebersihan lingkungan setiap hari
Kabupaten 4.Memberikan penjelasan kepada
Pasuruan remaja bagaimana cara menerapkan
Kesehatan lingkungan tiap individu
5. Mengajarkan masyarakat untuk
tetap mencuci tangan dengan baik
dan benar
2 16.00 1. Memberikan penjelasan tentang Shinta
menjaga Kesehatan lingkungan
2. Memberikan penjelasan kepada
masyrakat untuk menggunakan
APD (masker) ketika melakukan
kegiatan apapun
3. Menganjurkan masyarakat mencuci
pakaian setelah melakukan kegiatan
4. Mengajarkan masyarakat cuci
tangan dengan baik dan benar
Defisit 1 10.00 1. Memberikan penjelasan kepada
pengetahuan remaja tentang apa itu Virus
remaja dalam COVID-19
memahami Virus 2. Memberikan penjelasan bagaimana
COVID-19 di cara penularan Virus COVID-19
Desa kejapanan 3. Memberikan penjelasan kepada
remaja bagaimana cara
Kecamatan
menghindari Virus COVID-19
Gempol
4. Memberikan penjelasan kepada
Kabupaten remaja bagaimana cara bagaimana
Pasuruan penerapan pembatasan karakteristik
fisik untuk pencegahan Virus
COVID-19
5. Mengajarkan remaja mencuci
tangan dengan baik dan benar
2 10.00 1. Memberikan penjelasan tentang
social distancing
2. Memberikan penjelasan kepada
remaja untuk menggunakan APD
(masker) ketika keluar rumah
3. Menganjurkan remaja mencuci
pakaian setelah keluar
rumah/bepergian
Mengajarkan remaja cuci tangan
dengan baik dan benar
Perilaku 1 16.00 Implementasi 1
Kesehatan
Cenderung TUK 1 :
Beresiko di Desa
kejapanan Keluarga mampu mengenal masalah
Kecamatan
Gempol HIPERTENSI
Kabupaten
Pasuruan Media : Vidio dan Foto

Waktu : 30 Menit

Tempat : Rumah Ny.S

Proses :

Setelah semua persiapan selesai, dilakukan


penjelasan mengenai masalah rematik
kepada keluarga dan penderita. Keluarga
sangat antusias dalam mendengarkan
penjelasan perawat dan keluarga juga
bertanya mengenai hal-hal yang belum
diketahui.

TUK 2 :

Keluarga mampu memahami tujuan dari


pembuatan obat herbal dari seledri

Media : Vidio dan Foto

Waktu : 30 Menit

Tempat : Rumah Ny. S

Proses :

Setelah semua selesai, dilakukan evaluasi


mengenai tujuan pembuatan obat herbal
kepada keluarga dan penderita. Penderita
mampu menjelaskan tujuan dari pembuatan
obat herbal untuk penderita hipertensi.
TUK 3 :

Keluarga mampu memahami manfaat


senam rematik

Media : Vidio dan Foto

Waktu : 30 Menit

Tempat : Rumah Ny. S

Proses :

Setelah semua selesai, dilakukan evaluasi


mengenai manfaat obat herbal seledri
kepada keluarga dan penderita. Penderita
mampu menjelaskan manfaat dari obat
herbal dari seledri tersebut

TUK 4 :

Keluarga dan penderita mampu melakukan


tahap-tahap pembuatan obat herbal seledri.

Media : Vidio dan Foto

Waktu : 30 Menit

Tempat : Rumah Ny. S

Proses :

Setelah semua selesai, dilakukan evaluasi


mengenai pembuatan obat herbal kepada
kel

uarga dan penderita. Penderita mampu


membuat obat herbal seledri sendiri dan
mampu memahaminya.

Resiko terjadi 1 16.00 1. Memberikan penjelasan kepada ibu-


penurunan derajat ibu tentang gizi seimbang
Kesehatan PUS, 2.Memberikan penjelasan bagaimana
ibu hamil dan cara menjaga gizi pada anak tetap
Balita di Desa seimbang
Kejapanan 3.Memberikan penjelasan kepada ibu-
ibu PUS tentang pentingnya gizi
Kecamatan
seimbang
gempol Kabupaten
4. Memberikan penjelasan kepada
Pasuruan
ibu-ibu tentang Imunisasi
2 16.00 1. Memberikan penjelasan tentang
MP ASI pada balita
2. Memberikan penjelasan kepada
ibu-ibu tentang manfaat MP ASI
3. Menjelaskan tentng pesan 13 gizi
seimbang
4. Menganjurkan untuk tetap imunisasi
setiap sebulan sekali pada balita
5.

6. EVALUASI

Diagnosa No.Dx Waktu Evaluasi


Defisit 1. 16.00 S: - Klien mengatakan mampu memahami tentang apa itu
pengetahuan Kesehatan Lingkungan
masyarakat - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara
tentang menerapkan Kesehatan lingkungan
Kesehatan
- Klien mengatakan mampu memahami bagaimana
lingkungan
cara menjaga Kesehatan lingkungan dengan baik dan
di Desa
benar.
kejapanan
Kecamatan - Klien mengatakan mengerti dan mempraktekkan
Gempol bagaimana cara menjaga Kesehatan lingkungan dengan
Kabupaten baik
Pasuruan - Klien mengatakan mengerti tentang Kesehatan
lingkungan

O: -Klien tampak lebih rileks


-Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
perawat.

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 10.00 S: -Klien mengatakan mengerti dan mempraktikkan untuk
menerapkan Kesehatan lingkungan pada masyarakat
mampu individu
-Klien mengatakan mampu dan mempraktikkan
mencuci pakaian setelah melakukan kegiatan
-Klien mengatakan mampu dan menirukan atau
memperagakan cuci tangan dengan baik dan benar
.
O: -Klien tampak lebih rileks
-Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
perawat.
-Klien mampu memperagakan cuci tangan dengan baik
dan benar

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Defisit 1 S: - Klien mengatakan mampu memahami tentang apa itu
pengetahuan Virus COVID-19.
remaja dalam - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara penularan
memahami virus Covid-19
Virus
- Klien mengatakan mampu memahami bagaimana
COVID-19
cara menghindari virus Covid-19.
di Desa
kejapanan - Klien mengatakan mengerti dan mempraktekkan
Kecamatan
Gempol bagaimana cara bagaimana penerapan pembatasan
Kabupaten karakteristika fisik untuk pencegahan Virus COVID-19
Pasuruan - Klien mengatakan mengerti tentang social distancing

O: -Klien tampak lebih rileks


-Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
perawat.

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
S: -Klien mengatakan mengerti dan mempraktikkan untuk
menggunakan APD (masker) ketika keluar rumah
-Klien mengatakan mampu dan mempraktikkan
mencuci pakaian setelah keluar rumah/bepergian
-Klien mengatakan mampu dan menirukan atau
memperagakan cuci tangan dengan baik dan benar
.
O: -Klien tampak lebih rileks
-Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
perawat.
-Klien mampu memperagakan cuci tangan dengan baik
dan benar

A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Perilaku 1 Subyektif :
Kesehatan
Cenderung  Keluarga mengatakan bahwa hipertensi adalah tekanan
Beresiko di darah tinggi.
Desa
kejapanan  Keluarga mengatakan bahwa penyebab dari hipertensi
Kecamatan yaitu salah satunya kurang olahraga dan suka
Gempol
Kabupaten mengkonsumsi banyak garam, kurang makan buah dan
Pasuruan sayur.
Objektif :

 Keluarga sangat kooperatif selama diskusi


 Keluarga aktif bertanya saat proses diskusi
 Terdapat kontak mata selama proses diskusi

Analisis :

 TUK 1&2 telah tercapai dimana keluarga mampu


mengenal masalah rematik dan tujuan senam rematik.
 Pengetahuan proses tentang hipertensi.
 Keluarga dapat memahami tujuan pembuatan obat
herbal.

Perencanaan :

 Lanjut ke TUK 3 keluarga memahami manfaat


meminum obat herbal dari seledri.

Subyektif :

 Keluarga mengatakan bahwa manfaat obat herbal


adalah bias menurunkan tekanan darah tinggi.
 Keluarga mengatakan bahwa manfaat obat herbal
adalah menyehatkan badan.
Objektif :

 Keluarga sangat antusias selama diskusi.


 Keluarga memperhatikan instruksi yang diberikan oleh
perawat.

Analisis :

 TUK 3 telah tercapai dimana keluarga mampu


memahami manfaat obat herbal dari seledri.

Perencanaan :

 Lanjut ke TUK 4 Keluarga dan penderita mampu


mempraktekkan tahap-tahap pembuatan obat herbal
seledri dirumah.

Subyektif :

 Keluarga mengatakan bahwa sedikit mengetahui


manfaat obat herbal dari seledri.
 Keluarga mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi
obat herbal seledri badan terasa ringan.
 Keluarga mengatakan bahwa sesudah meminum obat
herbal seledri badan terasa lebih nyaman.

Objektif :
 Keluarga sangat antusias dalam pembuatan obat herbal
seledri.
 Keluarga memperhatikan instruksi yang diberikan oleh
perawat.

Analisis :

 TUK 4 telah tercapai dimana keluarga mampu


memahami tahap-tahap pembuatan obat herbal.
 Keluarga dapat mempraktekkan pembuatan obat herbal.

Perencanaan :

Keluarga dihimbau untuk mengingatkan penderita


meminum obat herbal seledri minimal 2 minggu 1 kali
untuk meredakan bila ada gejala-gejala pusing dan badan
terasa gemetar.
Resiko 1 S: - ibu-ibu tahu tentang gizi yang baik untuk balita
terjadi - balita ditimbang setiap bulan diposyandu
penurunan
- balita mendapatkan imunisasi secara lengkap setiap
derajat
bulan
Kesehatan
PUS, ibu - ibu balita dapat menyiapkan makanan sesuai
hamil dan kebutuhan anaknya
Balita di - ibu-ibu tahu tentang KB
Desa
Kejapanan O: -Klien tampak lebih rileks
Kecamatan -Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
gempol perawat.
Kabupaten
Pasuruan A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 S: -ibu-ibu mengerti tentang pentingnya MP ASI untuk
balita
-Klien mengatakan mampu memberikan ASI tetap
untuk balita
-ibu-ibu tahu tentang pentingnya posyandu untuk balita

O: -Klien tampak lebih rileks


-Klien mampu menjawab semua pertanyaan dari
perawat.
-Klien mampu mengetahui pentingnya memeriksakan
balita ke posyandu setiap bulan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan dilahan praktik yaitu di wilayah Desa

Kejapanan Kecamatan Gmpol Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu proses

mengaplikasikan konsep ilmu dan teori mengenai asuhan keperawatan kominitas yang

telah didapatkan selama in dalam proses akademik. Oleh karena itu, untuk lebih

meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan da

pengaplikasian konsep ilmu tersebut, maka tanggal 26 September 2020, mahasiswa

STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO unttuk melaksanakan kegiatan akademik

keperawatan komunitas sehingga pada tanggal 1 Oktober 2020. Adapun Analisa yang

didapat kami laksanakan terhadap pelaksaan praktek kegiatan tersebut akan kami

laporkan sebagai berikut :

A. Praktek Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian kegiatan pertama yang kami laksanakan adalah

mengadakan pertemuan warga untuk membentuk kelompok kerja Kesehatan dimana

dengan terbentuknya kelompok kerja , dimana banyak akan membantu pelaksanakan

kegiatan pengumpulkan data komunitas.


Komunitas masyarakat di wilayah Desa Kejapanan Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan hamper 100% asli warga Desa Kejapanan, yang Sebagian besar

kurang memperhatikan keadakaan Kesehatan lingkungan diwilayah tempat tinggalnya.

Dengan bantuan dan kerja samadari anggota pokjakes, beberapa masalah dapat diatasi

dengan baik sehingga keseluruhan target pengkajian atau pengumpulan data komunitas

dapat terpenuhi. Total jumlah KK yang berhasil didata adalah sebanyak 20 KK yang

merupakan penduduk asli. Dari pengkajian data yang dilaksanakan oleh mahasiswa

bekerjasama dengan anggota pokjakes Desa Kejapanan, didapatkan beberapa masalah

Kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu :

1. Defisit pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan lingkungan

2. Defisit pengetahuan remaja dalam memahami Virus COVID-19

3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

4. Resiko terjadi penurunan derajat Kesehatan PUS, ibu hamil dan Balita

Dari keempat masalah yang berhasil dikaji oleh mahasiswa, masalah tersebut

dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.

Dalam perumusan masalah Kesehatan tersebut, kami dari mahasiswa hamper tidak

merasaka kesulitan yang berarti. Karena anggota POkjakesdan masyarakat yang semenjak

awal terlibat dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas memang memiliikemampuan

awal yang cukup menadai, sehingga dalam mahasiswa menulrkan ilmu dan konsep teori

kepada masyarakat dapat diterima dengan baik.

2. Penentuan prirotas masalah


Setelah berhasil dikumpulkan masalah Kesehatan yang dirasakan oleh

masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan prioritas masalah kesahatn dengan tujuan

masalah Kesehatan yang diintervensi lebih dahulu atau yang benar-benar dirasakan

sangat mendesak oleh masyarakat untuk segera diambil suatu Tindakan.

Pada kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancer,

karena msyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model keperawatan komunitas.

Dengan berbekal latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cuckup memadai maka

tidak sulit bagi mahasiswa mengarahkan kepada masyarakat mengenai teknis kegiatan

perencanaan selanjutnya.

3. Perencanaan

Kegiatan prencaaan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dan masyarakat

dapat disepakati dan musyawarah masyarakat desa sehingga dapat mengehemat waktu.

Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat :

a. POKJA KESLING

a. Kegiatan penyuluhan yang berjudul “ Rumah Sehat”

b. POKJA REMAJA

a. PHBS

b. Penyuluhan tentang pencegahan Covid-19 dan cara menerapkan 3M

( Memkai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga Jarak)

c. POKJA LANSIA

a. Penyuluhan tentang Hipertensi dan Rematik dan cara pencegahan supaya

tidak kambuh
d. POKJA KIA

a. Penyuluhan tentang ASI, Gizi seimbang pada balita, dan imunisasi

ditingkat posyandu kepada ibu-ibu balita

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya antara mahasiswa dan

masyarakat dengan cara Door To Door dan meminta izin kepada RT setempat untuk

melakukan penyuluhn komunitas Kesehatan di desa tersebut dengan memberikan

penyuluhan pembekalan materi pokja.

Secara umum, kesulurahan kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

dengan baik dan berhasil, dengan mengevaluasi dan antusias dari masyarakat terhadap

keselurhan kegiatan mahasiswa dilksankan dengan baik dan sukses.

5. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan Bersama-sama dengan kegiatan masyarakat.

Dimana saat evaluasi dilaporkan seluruh hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

mahasiswa dengan masyarakat beserta hasil yng telah dicapai.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Ners STIKES Majapait Mojokerto, merupakan alah satu metode

pengaplikasian konsep ilmu dan teori yang telah didapatkan selama proses akademik.

Proses keperawatan komunitas telah diupayakan oleh mahasiswa dilaksanakan

sesui dengan konsep teori yang dibekalkan dari kampus yaitu mulai dari proses

pengkajian, penentuan masalah ksehatan, perencanaan, pelaksanaan hingga tahap

evaluasi dan terminasi kegiatan dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan komunitas, mahasiswa banyak dibantu oleh warga ehingga apa yang

menjadi tujuan dari praktek keperawatan masyarakat dapat tercapai dengan baik.

Secara umum, praktek komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa bekerja

sama dengan masyarakat di Desa Kejapanan kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

dpat dikatakan berhasil dengan terlanaksanya seluruh kegiatan yang telah direncanakan

serta melihat respon dari masyarakat terhadap kegiatan mahasiswa

B. Saran

Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak adalah :

1. Pihak Pendidikan
Dalam proses bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa sharusnya memiliki

suatu kesamaan ide, pendapat dan kesepakatan antara sesame pembimbing, sehingga

penyampaian kepada mahasiswa menjadi satu Bahasa dan satu persepsi.

PROPOSAL KEGIATAN DAN SAP “RUMAH SEHAT”

DIDESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

SHINTA MONICA
POKJA KESLING

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

PROPOSAL KEGIATAN SAP “RUMAH SEHAT”

DIDESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN

A. PENDAHULUAN

Keperawatan komunitas saat ini menjadi perhatian bukan saja dari pihak

Departemen Kesehatan saja, tetapi menjadi juga perahatian masyarakat pada

umumnya. Bagaimanapun komunitas yang sehat dan sejahtera adalah menjadi

dambaan setiap orang, hal ini sejalan dengan Misi Indonesia Sehat 2007.

Dalam keperawatan komunitas terbagi menjadi beberapa pokja, diantaranya

adalah pokja lansia, pokja remaja, pokja Kesehatan lingkungan, pokja KIA, pokja

Kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan lingkungan adalah upaya dibidang

Kesehatan yang menyangkut pola Kesehatan dan kebersihan pada mayarakat. Ini

bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran betapa meningkatkan

derajat Kesehatan pada setiap warga.

B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan praktik keperawatan komunits

dengan nama penyuluhan “Rumah Sehat” di Desa Kejapanan Kecamatan Gmpol

Kbupaten Pasuruan.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat Kesehatan

yang optimal bagi masyarakat dan keluarganya untuk menjamin Kesehatan setiap

keluarganya yang optimal merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia

seutuhnya di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan upaya pembinaan Kesehatan lingkungan dan keluarga secara

mandiri

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat Kesehatan

lingkungan

c. Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi seht serta lingkungan yang tidak

sehat menjadi sehat

d. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh

anggotanya untuk mengatasi masalah Kesehatan lingkungan

D. JENIS KEGIATAN
Memberikan penyuluhan berjudul “Rumah Sehat” kepada warga di Desa

Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

E. TEKNIK KEGIATAN

1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa ,Bidan desa, serta masyarakat

Desa Kejapanan

2. Memberikan penyuluhan berjudul “Rumah Sehat” kepada masyarakat pada

saat dilakukannya kegiatan pengkajian di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan

F. PELAKSANA

1. Melakukan pengkajian kepada masyarakat Desa kejapanan yang terkait.

Hari/Tanggal : Selasa , 29 September 2020

Waktu : 16.00 WIB – selesai

Tempat : Door To Door ke rumah warga di Desa kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan

2. Melakukan penyuluhan berjudul “Rumah Sehat” kepada Warga Desa

Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

Hari/Tanggal : Rabu , 30 September 2020

Waktu : 10.00 WIB – selesai

Tempat : Door To Door ke rumah warga di Desa kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan


G. PESERTA

1. Warga Desa Kejapanan

2. Mahasiswa Stikes Majapait Mojokerto

H. SATUAN ACARA KEGIATAN

Terlampir

I. PENUTUP

Demikian proposal ini disusun untuk dapat mewujudan kualitas Kesehatan

Lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat khususnya

kesehtan lingkungan di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten pasuruan.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Rumah Sehat


SASARAN : Masyarakat
HARI/TANGGAL : Selasa 29 September 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 16.00 – 16.30 WIB
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan warga mampu menjelaskan tentang Kesehatan
lingkungan rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:

1. Pengertian rumah sehat

2. Letak, ruangan, tata ruang rumah sehat


3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat rumah sehat
B. POKOK BAHASAN
Rumah Sehat
C. SASARAN
Masyarakat

D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

E. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara : Shinta Monica
2. Peserta : Masyarakat

F. METODE
1. Ceramah
2. Leaflet

G. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian rumah sehat

2. Letak, ruangan, tata ruang rumah sehat


3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat rumah sehat

H. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu


1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
4. Memberi salam
5. Memperkenalkan diri
6. Menyampaikan tujuan
7. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 1. Ceramah 1. Leaflet 20menit
a. Menjelaskan pengertian Rumah 2. Diskusi
sehat
3. Tanya jawab
b. Menjelaskan kepada masyarakat
tentang letak rumah yang baik
c. Menjelaskan tentang tta ruang,
ventilasi rumah yang baik
d. Menjelaskan tentang lantai,
dinding rumah yang baik
e. Menganjurkan masyarakat untuk
tentap mulai kebersihan
lingkungan dirumah masing-
masing

3 Penutup: Ceramah - 5 menit


5. Evaluasi
6. Menyimpulkan materi
7. Mengucapkan salam.

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepian materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Audien siap di ruangan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

J. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian rumah sehat

2. Letak, ruangan, tata ruang rumah sehat


3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat rumah sehat
MATERI PENYULUHAN
RUMAH SEHAT
A. Pengertian Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yng memenuhi syarat-syarat Kesehatan

menguntungkan Kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat tidak harus

merupakan rumah ang besar dan mewah. Melainkan rumah yang biasa atau kecil bisa

termasuk menjadi rumah sehat jika bersih dan terawat dengan benar. Rumah tradisional

acap kali dapat memenuhi selera orang-orang serta kegiatan yang mereka lakukan justru

biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.

B. Letak Rumah
Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi Kesehatan. Misalnya

tidak didirikan didekat sampah-sampah yang dikumpulkan atau yang dibuang

sembarangan. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum :

1. Dekat dengan air brsih

2. Jarak ≤ 100meter dari tempat pembuangan ampah

3. Dekat dengan sarana pembersihan

4. Ditempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang sehingga

menyebabkan banjir

C. Ruangan

Cukup Luas
D. Tata Ruang
Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin untuk

menyirami tanaman. Sampah padat dibuang dengan cara khusus dan ada petugas yang

mengangkutnya untuk dibawa dipenampungan sampah.

Binatang peliharaan dikandangkan dan pagar rumah untuk mencegah

masuknya binatang lain dari luar.

E. Ventilasi
Luas lubang ventilasi yang permanen minimal 100% luas lantai. Rumah

sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara

bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang benar dan tepat.

F. Lantai dan dinding harus aman

1. Lantai yang terbuat dari kayu, bamboo, ubin atau lainnya sehingga orang

berjalan diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah terbuka dan mudah dibersihkan

2. Dindding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada

lubang sehingga mudah dibersihkan

G. Air Bersih

1. Tidak berbau

2. Tidak berwarna/jernih

3. Tidak berasa/tawar

4. Tidak ada jentik nyamuk


H. Sumber Air Bersih
1. Sumur pompa

2. Penampungan air hujan jika sumber air lain tidak ada

3. Dari mata air terawatt atau dari air perpipaan

4. Dari sumur gali

5. Air PDAM

I. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung maupun tiak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak

menyilaukan mata.

J. Kualitas Udara

1. Suhu udara nyaman antara 18-30 ̊C

2. Kelembapan udara antara 40-70%

3. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24jam

4. Pertukaran udara 5x3/menit untuk setiap penghuni

5. Gas CO kurang dari 100ppm/8jam

6. Gas formaldehid kurang dari 120mg/menit kubik


K. Vector penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang didalam rumah

L. Penyediaan Air
Tersedia saran penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60liter per

orang setiap hari.

Kualitas air harus memenuhi persyaratan Kesehatan air bersih/air minum

menurut permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

M. Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulak bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulakn bau, tidak

mencemari permukaan tanah dan air tanah.

N. Kepadatan Hunian

Luas kamar tidur minimal 8meter persegi, dan tidak dianjurkan untuk lebih dari

2 orang tidur.

O. Syarat-syarat Rumah Sehat


Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai :

1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama

saat mereka sedang tidur.


2. Perlindung terhadap binatang-binatang buuas dan menempatkan binatang

ketempat peliharaan ke dalam kendang khusus seurangnya lebih dari 10meter dari

rumah.

3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mancuci pakaian serta alat-alat

rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami

tanaman dihalaman atau dikebun.

4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman

yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus,

serangga serta binatang lainnya.

5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau aluran

pembuangan asap diatap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya

kebakaran.

6. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk kedalam ruangan

sedhingga udara kotor atau asap yang berada didalam rumah segera terbawa keluar.

7. Tempat-tempat terlindungi guna menyimpan barang-barang atau apapun

yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilhat anak-anak.


PROPOSAL KEGIATAN DAN SAP “COVID-19”

DIDESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

SHINTA MONICA
POKJA REMAJA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020
PROPOSAL KEGIATAN SAP “COVID-19”

DIDESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN

A. PENDAHULUAN

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala

ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan

penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-

19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus

penyebab COVID-19 ini dinamakan SarsCoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara

hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak

(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber

penularan COVID19 ini masih belum diketahui.

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui

percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit

ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien

COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci

tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin,

menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak

dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas

kesehatan terutama unit gawat darurat


B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan praktik keperawatan komunits

dengan nama penyuluhan “Covid-19” di Desa Kejapanan Kecamatan Gmpol

Kbupaten Pasuruan.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum Melaksanakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di

Lingkungan Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

2. Tujuan Khusus

a) Melaksanakan protokol Pencegahan COVID-19 di Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Banjarmasin

b) Melaksanakan Langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan penyebaran

infeksi COVID-19 di ingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

c) Melaksanakan komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat dalam

bentuk peran serta kepedulian kepada masyarakat berdampak COVID-19

D. JENIS KEGIATAN

Memberikan penyuluhan berjudul “Covid-19” kepada warga di Desa

Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan


E. TEKNIK KEGIATAN

1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa ,Bidan desa, serta masyarakat

Desa Kejapanan

2. Memberikan penyuluhan berjudul “Rumah Sehat” kepada masyarakat

pada saat dilakukannya kegiatan pengkajian di Desa Kejapanan

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

F. PELAKSANA

1. Melakukan pengkajian kepada masyarakat Desa kejapanan yang terkait.

Hari/Tanggal : Selasa , 29 September 2020

Waktu : 10.00 WIB – selesai

Tempat : Door To Door ke rumah warga di Desa kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan

2. Melakukan penyuluhan berjudul “Covid-19” kepada Warga Desa Kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan

Hari/Tanggal : Selasa , 29 September2020

Waktu : 10.00 WIB – selesai

Tempat : Door To Door ke rumah warga di Desa kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan

G. PESERTA

3. Warga Desa Kejapanan

4. Mahasiswa Stikes Majapait Mojokerto


H. SATUAN ACARA KEGIATAN

Terlampir

I. PENUTUP

Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Desa Kejapanan

Kecamatan Gmpol Kabupaten Pasuruan berjalan dengan lancar. Walaupun ada

beberapa hal dan kendala akibat Stok Masker, Handscoon, Desinfektan di Pasaran

sempat mengalami kelangkaan. Tujuan dan maksud diadakan Upaya Pencegahan dan

Pengendalian COVID-19 di Desa kejapanan yaitu diharapkan dapat memutus mata

rantai penyebaran COVID-19 yang menjadi pandemic Dunia sehingga kita bisa bebas

dari COVID-19 yang telah melemahkan Kesehatan dan bahkan Ekonomi menjadi

Lemah. Semoga Penyebaran COVID-19 dapat segera di tangani dan COVID-19 sudah

tidak ada di Indonesia. Kami dari Stikes Majapait menyambut baik arahan yang

diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI serta Badan PPSDM Kesehatan RI agar

berupaya ikut serta dalam Pencegahan Pengendalian Penyebaran COVID-19. Segala

sumbangsih yang dapat kami lakukan demi Kebaikan Bersama.

Demikian laporan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Desa

Kejapanan , kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada hal yang ditambahkan

maupun dikurangi. Semoga laporan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di

Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dapat diterima walaupun

masih banyak kekurangannya.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Virus Covid-19


SASARAN : Remaja
HARI/TANGGAL : Selasa 29 September 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 10.00-10.30 WIB
A. TUJUAN
3. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu menjaga kebersihan dan
menerapkannya sehari-hari untuk mencegah terjadi nya virus covid-19
4. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:

6. Menjelaskan pengertian virus covid-19

7. Menyebutkan cara mencegah virus covid-19

B. POKOK BAHASAN
Virus Covid-19

C. SASARAN
Remaja

D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

E. PENGORGANISASIAN
3. Pembicara : Shinta Monica
4. Peserta : Remaja
F. METODE
3. Ceramah
4. Leaflet

G. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian Virus Covid-19

2. Gejala Virus Covid-19

3. Penyebab Penularan Virus Covid-19


4. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19
5. Pengobatan Virus Covid-19
6. Komplikasi
7. Cara Pencegahan Virus Covid-19
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu


1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
8. Memberi salam
9. Memperkenalkan diri
10. Menyampaikan tujuan
11. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 4. Ceramah 2. Leaflet 20 menit
a. Menjelaskan pengertian virus 5. Diskusi
covid-19
6. Tanya jawab
b. Menyebutkan cara mencegah
virus covid-19
c. Menjelaskan hal yang mendukung
pentingnya menjaga kebersihan

3 Penutup: Ceramah - 5 menit


8. Evaluasi
9. Menyimpulkan materi
10. Mengucapkan salam.

I. KRITERIA EVALUASI
3. Evaluasi Struktur
e. Kesepian materi
f. Kesiapan SAP
g. Kesiapan media : leaflet
h. Audien siap di ruangan
4. Evaluasi Proses
f. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
g. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
h. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
i. Suasana penyuluhan tertib
j. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

J. MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian Virus Covid-19

b. Gejala Virus Covid-19

c. Penyebab Penularan Virus Covid-19

d. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19

e. Pengobatan Virus Covid-19

f. Komplikasi

g. Cara Pencegahan Virus Covid-19


MATERI PENYULUHAN
VIRUS COVID-19
A. Pengertian Virus Covid-19
Corona virus atau Covid-19 adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan yang menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi paru-paru ( pneumoni), Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit
pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.
Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang memiliki masalah medis
mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan
kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian.

B. Gejala Virus Covid-19

Menurut penelitian gejala Covid-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona. Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus Covid-19, yaitu :
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius
 Sesak nafas
 Flu ( batuk, pilek, sakit tenggorokan, pusing)

C. Penyebab Penularan Virus Covid-19

Virus Corona dapat terinfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau
bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau
orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Seseorang dapat tertular Covid-19 melalui
berbagai cara, yaitu:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita Covid-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita Covid-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan
D. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau
tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Guna
memastikan diagnosis Covid-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut :
 Uji sampel darah
 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat cairan di paru-paru

E. Pengobatan Virus Covid-19


 Penderita menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit yang ditunjuk
 Pemberian obat pereda demam dan nyeri sesuai kondisi penderita
 Isolasi mandiri dan istirahat cukup
 Banyak minum air putih untuk menjaga cairan tubuh

F. Komplikasi

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
serius berikut ini :
4. Pneumonia
5. Infeksi sekunder pada organ lain
6. Gagal ginjal
7. Acute cardiac injury
8. Kematian

G. Cara Pencegahan Virus Covid-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau Covid-
19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-
faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu :
 Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social
distancing).
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan
hewan, cuci tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

H. Pengertian Social Distancing

Adalah tindakan yang bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam
jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus. Menurut
Center For Disease Control (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan penyakit
yang merupakan badan departeme kesehatan dan layanan masyarakat Amerika Serikat
adalah meauhi perkumpula, menghidari pertemua massal dan menjaga jarak antara
manusia.

Menurut Katie Pearce dari John Hopkins University adalah praktek dalam kesehatan
masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang sehat guna
mengurangi peluang penularan penyakit. Tidakan ini bisa dilakuka dengan cara
membatalkan acara kelmpk atau menutup ruang publik, serta menghindari keramaian.
Dalam menjalani social distancing anda dapat menajaga jarak minimal 2 meter dengan
orang lain dan dianjurkan tidak berjabat tangan atau berpelukan saat bertemu orang
lain.
SATUAN ACARA KEGIATAN

TENTANG PENCEGAHAN COVID-19 PADA REMAJA

DI DESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN PASURUAN

TOPIK : Virus Covid-19


SASARAN : Remaja
HARI/TANGGAL : Selasa 29 September 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 10.00-10.30 WIB
I. LATAR BELAKANG

virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia

atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga

berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis

daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar,

dan berbagai jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di

pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar

dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus

sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa

jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan

MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang

tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki

gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga

mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

II. Tujuan Intruksional

a. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengkut kegiatan pendidikan Kesehatan sesuai 1x30 menit diharapkan

warga Desa Kejapanan kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan mengerti cara

mencegah Virus Corona ini.

b. Tujuan intruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan pendidikan Kesehatan selama 1x30 menit diharapkan

warga Desa Kejapanan dapat mengetahui :

1. Dapat menerapkan 3M ( Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, dan

Menjaga jarak)

2. Tetap menjaga Kesehatan dan minum Vitamin

3. Dapat mengetahui cara pencegahan Covid-19 ini terhadap orang terdekat

seperti keluarga/teman

III. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

IV. Media

Leaflet yang berisi materi tentang pencegahan Covid-19

K. Materi

(Covid-19)

VI. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu


Responden
1 Pembukaan: Menjawab salam dan 5 menit
Orientasi
mendengarkan
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tujuan
4. Kontrak waktu penyuluhan
Mendengarkan 20
a. Menjelaskan pengertian
2. virus covid-19 menit
Kerja
b. Menyebutkan cara mencegah
virus covid-19
c. Menjelaskan hal yang
mendukung pentingnya menjaga
kebersihan

3 Mndengar, bertanya, 5 menit


Terminasi 1. Evaluasi
menjawab dan
2. Menyimpulkan menerapkan
materi
3. Mengucapkan
salam

VII. Evaluasi

1. Evaluasi Formatif

Menilai secara keseluruhan

Peserta penyuluh berpartisipasi aktifdan berinofasi dalam kegiatan penyuluhan

2. Evaluasi Sumatif

Peserta mampu menjawab tentang aapa itu Covid-19 dan cara pencegahannya.
PROPOSAL KEGIATAN DAN SAP “HIPERTENSI”

DIDESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN PASURUAN
Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

SHINTA MONICA
POKJA LANSIA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Hipertensi
SASARAN : Lansia
HARI/TANGGAL : Sabtu 26 September 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 16.30 – 17.00 WIB
A. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU):

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu menjaga pola makan

dan tetap menjaga kesehatan

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:

1. Menjelaskan pengertian hipertensi

2. Menyebutkan cara menurunkan tekanan darah tinggi

B. POKOK BAHASAN
Hipertensi
C. SASARAN
Lansia

D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

E. PENGORGANISASIAN
5. Pembicara : Shinta Monica
6. Peserta : Lansia

F. METODE
5. Ceramah
6. Leaflet

G. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian Hipertensi

2. Gejala Hipertensi

3. Penyebab terjadinya Hipertensi


4. Cara Menurunkan darah tinggi
5. Pengobatan pada hipertensi
6. Komplikasi
7. Cara Pencegahan pada Hipertensi
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu


1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
12. Memberi salam
13. Memperkenalkan diri
14. Menyampaikan tujuan
15. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 7. Ceramah 3. Leaflet 20 menit
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi 8. Diskusi
b. Menyebutkan cara mencegah 9. Tanya jawab
Hipertensi
c. Menjelaskan hal yang mendukung
pentingnya menjaga pola makan

3 Penutup: Ceramah - 5 menit


11. Evaluasi
12. Menyimpulkan materi
13. Mengucapkan salam.

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepian materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Audien siap di ruangan
2. Evaluasi Proses
c. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
d. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
f. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

J. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi

2. Gejala Hipertensi

3. Penyebab terjadinya Hipertensi

4. Cara menurunkan darah tinggi

5. Pengobatan pada Hipertensi

6. Komplikasi

7. Cara Pencegahan pada Hipertensi

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada

nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya

berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat

menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit

jantung, stroke, dan terkadang kematian.

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap

dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan ini tergantung

pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak

darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan

darah.

Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah.

Untuk orang dewasa minimal memeriksakan darah setiap lima tahun sekali.Hasil

tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan

dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua

(diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di

antara detak jantung.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua

hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih besar

dari 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari adalah

lebih besar dari 90 mmHg.

B. Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang
timbul. Gejala yang muncul akibat hipertensi, antara lain:

 Sakit kepala.
 Lemas.
 Masalah dalam penglihatan.
 Nyeri dada.
 Sesak napas.
 Aritmia.
 Adanya darah dalam urine.

J. Penyebab terjadinya hipertensi

Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi

sekunder. Berikut penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer

Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali

tidak diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama

bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi

kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan

menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi

sekunder, antara lain:

o Obstruktif sleep apnea (OSA).

o Masalah ginjal.
o Tumor kelenjar adrenal.

o Masalah tiroid.

o Cacat bawaan di pembuluh darah.

o Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa

sakit yang dijual bebas.

o Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan amfetamin.

K. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan

menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien

bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum

gejala muncul. Guna memastikan diagnosis Covid-19, dokter akan melakukan

pemeriksaan lanjutan berikut :

 Uji sampel darah

 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)

 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat cairan di paru-paru

L. Pengobatan Hipertensi
Bagi sebagian pengidap hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan

seumur hidup untuk mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah pengidap

sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya

dapat dihentikan. Dosis yang sudah ditentukan merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan, karena takarannya disesuaikan dengan tingkat tekanan darah. Selain itu,

obat yang diberikan juga harus diperhatikan apa saja dampak dan efek samping yang

timbul pada tubuh sang pengidap.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara

lain:

 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine.

Hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh,

untuk itu penggunaan obat ini dibutuhkan sebagai bagian dari pengobatan. 

 Obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah bisa

turun. Hipertensi membuat pengidapnya rentan untuk mengalami sumbatan pada

pembuluh darah. 

 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan

pembuluh. Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk menurunkan tekanan darah

pengidap hipertensi. 

 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding

pembuluh darah lebih rileks. 


 Obat penghambat renin yang memliiki fungsi utama obat untuk

menghambat kerja enzim yang berfungsi untuk menaikan tekanan darah dan dihasilkan

oleh ginjal. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali. 

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan

melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Terapi tersebut

bertujuan untuk mengendalikan stres dan memberikan dampak relaksasi bagi pengidap

hipertensi. Pengobatan terhadap hipertensi juga tidak akan berjalan lancar jika tidak

disertai dengan perubahan gaya hidup. Menjalani pola makan dan hidup sehat, serta

menghindari konsumsi kafein dan garam yang berlebihan juga harus dilakukan.

M. Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di

dalam tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi hipertensi yang tidak

terkontrol bisa menimbulkan kondisi yang disebut hipertensi maligna. Kondisi ini bisa

menimbulkan penyakit-penyakit atau komplikasi serius, seperti:

 Aterosklerosis

 Kehilangan penglihatan

 Terbentuk aneurisma

 Gagal ginjal
N. Cara Pencegahan Hipertensi

Terdapat berbagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit

hipertensi, antara lain:

 Mengonsumsi makanan sehat.

 Mengurangi konsumsi garam jangan sampai berlebihan.

 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti teh dan kopi.

 Berhenti merokok.

 Berolahraga secara teratur.

 Menurunkan berat badan, jika diperlukan.

 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

 Menghindari konsumsi minuman bersoda.

O. Pengertian Social Distancing

Adalah tindakan yang bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak

dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.

Menurut Center For Disease Control (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan

penyakit yang merupakan badan departeme kesehatan dan layanan masyarakat Amerika

Serikat adalah meauhi perkumpula, menghidari pertemua massal dan menjaga jarak

antara manusia.

Menurut Katie Pearce dari John Hopkins University adalah praktek dalam

kesehatan masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang

sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit. Tidakan ini bisa dilakuka dengan
cara membatalkan acara kelmpk atau menutup ruang publik, serta menghindari

keramaian. Dalam menjalani social distancing anda dapat menajaga jarak minimal 2

meter dengan orang lain dan dianjurkan tidak berjabat tangan atau berpelukan saat

bertemu orang lain.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ASI EKSKULIF DAN MP ASI PADA BALITA
(POKJA KIA)

Oleh:
SHINTA MONICA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : ASI Eklusif dan MP ASI


SASARAN : Ibu dan Balita
HARI/TANGGAL : Rabu, 30 September 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 10.00-10.30 WIB
K. TUJUAN
5. Tujuan Instruksional Umum (TIU):

Setelah mengikuti penyuluhan ibu mampu memahami pemberian MP ASI pada balita.

6. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):

Setelah mengikuti penyuluhan pada keluarga mampu memahami apa perannya dalam
mencegah penderita rematik dirumah diharapkan  masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian MPASI
b. Menjelaskan Tujuan pemberian MPASI
c. Menjelaskan Cara Pembrian MPASI
d. Menjelaskan Dampak Pemberian MPASI terlalu dini
e. Menjelaskan Waktu Pemberian MPASI
L. POKOK BAHASAN
MP ASI pada balita

M. SASARAN
Ibu dan Balita

N. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

O. PENGORGANISASIAN
7. Pembicara : Shinta Monica
8. Peserta : Ibu dan Balita

P. METODE
7. Ceramah
8. Leaflet
9. Tanya jawab

Q. SUB POKOK BAHASAN


1. Menjelaskan tentang engertian ASI Eklusif dan MPASI
2. Menjelaskan tujuan pemberian MPASI
3. Menjelaskan cara pemberian MPASI
4. Menjelaskan dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini
5. Menjelaskan waktu pemberian MPASI

R. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu


1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
16. Memberi salam
17. Memperkenalkan diri
18. Menyampaikan tujuan
19. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 10. Ceramah 4. Leaflet 20 menit
11. Diskusi
1. Pengertian MPASI
2. Tujuan Pemberian MPASI 12. Tanya jawab
3. Cara Pemberian MPASI
4. Dampak Pemberian MPASI terlalu dini
5. Waktu Pemberian MPASI

3 Penutup: Ceramah - 5 menit


14. Evaluasi
15. Menyimpulkan materi
16. Mengucapkan salam.

S. KRITERIA EVALUASI
5. Evaluasi Struktur
i. Kesepian materi
j. Kesiapan SAP
k. Kesiapan media : leaflet
l. Audien siap di ruangan
6. Evaluasi Proses
k. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
l. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
m. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
n. Suasana penyuluhan tertib
o. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

T. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian MPASI
2. Tujuan Pemberian MPASI
3. Cara Pemberian MPASI
4. Dampak Pemberian MPASI terlalu dini
5. Waktu Pemberian MPASI
MATERI PENYULUHAN
ASI Eklusif dan MPASI
A. Pengertuian MPASI
Makanan pendamping adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah
bayi berusia 6 bulan sampai berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan.

Pasca enam bulan bayi harus mulai belajar mengenal makanan padat. Makanan tambahan
yang diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan ini disebut juga makanan pendamping ASI (MP-
ASI). MP- ASI ini diberikan kepada bayi karena cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya
yang diperoleh semasa dalam kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan
tambahan selain ASI.

B. Tujuan Pemberian MPASI


a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan
dengan berbagai macam rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi

C. Cara Pemberian Makana Pendamping ASI


a. Berikan secara hati-hari sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih
kental secara berangsur-angsur.
b. Makanan diperkenalkan secara satu per satu sampai bayi benar-benar dapat
menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba
sedikit demi sedikit misalnya telur. cara pemberiannya yaitu kuning telurnya terlebih
dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya boleh diberikan
putih telurnya
d. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan saat bayi lapar

D. Dampak Pembrian MPASI Terlalu Dini


a. Resiko jangka pendek
 Menurunkan produksi ASI.
 Defisiensi zat besi dan anemia.
 Terdapat bahaya gastroenteritis (diare).
b. Resiko jangka panjang
 Obesitas.
 Hipertensi.
 Arterioklerosis
c. Alergi makanan (James Akre, 1994) Selain itu resiko makanan yang diberikan pada
usia dini (sebelum 6 bulan)
 Resiko tersedak lebih besar.
 Cendrung lebih mudah terjadi alergi atau intoleransi.
 Konsumsi ASI berkurang yang berakibat kurangnya asupan kalori dan zat gizi
untuk tumbuh kembang

E. Waktu Pemberian MPASI

No Usia (Bulan) Jenis Makanan Yang Diberikan


1 6-9 Bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai bubur tim
lumat. Berikan MP-ASI secara bertahan sesuai
pertambahan umur, sebagai berikut :

a. 6 bln : 6 sdm bubur susu sehari ( diberikan 3 +3


sendok makan)
b. 7 bln : 7 sdm bubur susu sehari (diberikan 3,5 + 3,5
sendok makan)
c. 8 bln : 8 sdm bubur tim lumat (diberikan 2+3+3
sendok makan)
2 9 - 12 Beri MP-ASI yang lebih padat dan kasar, seperti
bubur,nasi tim, nasi lembik. Berikan MP-ASI secara
bertahap sesuai pertambahan umur, sebagai berikut

a. 9 Bln : 9 sdm bubur nasi sehari (3+3+3


sendok makan)
b. 10 Bln : 10 sdm nasi tim sehari (3+3+4 sendok
makan)
c. 11 Bln : 11 sdm nasi lembik sehari (3+4+4
sendok makan)

F. Penatalaksanaan
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak
menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap :

a. Makanan bayi umur 0 – 6 bulan


 Pada bayi umur 0-6 bulan Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ).
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30
menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.
Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan
kasih sayang antara ibu dan anak.

 Berikan klostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna
kekuningkuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang
tinggi.

 Berikan ASI dari kedua payudara


Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara
lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT 1

Beri ASI saja sampai


umur 6 bulan berikan
kolostrum
b. Makanan bayi umur 6-9 Bulan
 Pemberian ASI diteruskan
 Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. (cara membuat terlampir).
 Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit
dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan
ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
 Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :
1. Pada umur 6 bulan beri 6 sendok makan
2. Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
3. Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
4. Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
c. Makanan bayi umur 9- 12 bulan
 Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan
kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk
dan kepadatan makanan keluarga.
 Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi
tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat
sendiri agar kebersihannya terjamin.
 Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke
dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti
(terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh
baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.

 Teruskan pemberian ASI


 Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
 Berikan makanan selingan 1 kali sehari
 Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
d. Makanan bayi umur 12 – 24 bulan
 Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
 Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
 Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.
Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan:
tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel,
tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
 Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.

INGAT !
 Teruskan
Pengolahan pemberian ASI
MPASI
 Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
 Berikananak
a. Untuk makanan selingan 2 kali sehari
6-9 bulan
 Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya

1) Bubur Susu
Bahan : tepung beras 2 sdm, 1 sdm susu bubuk daqn 2sdt gula pasir
Cara membuat :
 Larutkan gula, tepung beras, susu dengan air secukupnya
 Aduk hingga rata
 Panaskan diatas api keci
 . Aduk sampai matan
 Pisang lumat halus
2) Bahan : pisang masak 1 buah
Cara membuat :
1. cuci kulit pisang sampai bersih
2. kupas kulitnya separuh
3. keroklah pisang dengan se3ndok kecil
4. segera berikan kerokan pisang kepada bayi
b. untuk anak 9-12 Bulan
1) nasi tim
bahan :
 2 sdm beras
 1 potong tempe (10 gr) (bisa diganti tahu, ikan atau telur 1 butir)
 1 sdm santan (bisa diganti minyak kelapa)
 Garam secukupnya
 gelas air putih
 Daun bayam 10 lembar (bisa diganti wortel kangkung atau sayuran
lainnya)
Cara memasak:
 Haluskan semua bahan
 Masukan semua bahan kedalam panic kecuali daun bayam
 Masaklah sambil diaduk sampai matang
 Masukan daun bayam yang sudah dicuci bersih kedalam panic saat
masakan hamper matang
 Tambahkan sedikit garam
 Aduk sampai matang
 Makanan siap disajiikan kpd bayi selagi hangat

Anda mungkin juga menyukai