Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT


DI RUMAH SAKIT JIWA
Putri Levina Maria de Haan
Hendro J.Bitjuni
Rina Kundre

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : putribarail@gmail.com

Abstract : Motivation or encouragement in doing a job contributes to the work of nurses.


Head room support and supervision of nurse work is needed to improve nurse performance.
While organizational factors can also influence nurses' performance, one of which is about
leadership, and to realize good performance, each of the leaders must have a leadership style.
Leadership style is a behavior pattern designed to integrate organizational goals with
individual goals, to achieve a goal. Research Design: This study researchers used a cross
sectional design..The study was obtained using the chi square test and see the results of
Pearson chi square with the help of a computer program producing a p value of 0.000 (p
≤0.05). Conclusion: There is a relationship between leadership style and nurses work
motivation at Prof.Dr. V.L Ratumbuysang
Keywords: Leadership Style, Nurses Work Motivation

Abstrak : Motivasi atau dorongan dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kontribusi
terhadap kerja perawat. Dukungan dan supervisi kepala ruangan terhadap kerja perawat
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perawat. Sedangkan faktor organisasi juga
dapat berpengaruh dalam kinerja perawat, salah satunya adalahtentang kepemimpinan, dan
untuk mewujudkan kinerja yang baik, masing-masing dari pemimpin harus memiliki gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan.
Desain Penelitian: Penelitian ini peneliti menggunakan desain cross sectional.Penelitian
diperoleh dengan menggunakan uji chi square dan melihat hasil pearsonchi square dengan
bantuan program komputer menghasilkan nilai p 0,000 (p ≤0,05). Kesimpulan: Ada ubungan
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V.LRatumbuysang.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja perawat

PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan keselamatan pasien, serta mempunyai
kesehatan yang menyelenggarakan fungsi sosial (UU No. 44 thn 2009 tentang
pelayanan kesehatan perorangan secara Rumah Sakit).Disebuah organisasi fungsi
paripurna yang menyediakan pelayanan dan peran pemimpin dalam mendorong
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. pembentukan organisasi yang diharapkan
Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan manjadi dominan. Faktor kepemimpinan
pancasila dan di dasarkan pada nilai memegang peran penting dalam
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, mempengaruhi bawahannya untuk
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti menunjang tercapainya tujuan organisasi.
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan Seorang pemimpin adalah orang – orang
1
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

yang berada pada barisan depan dalam satunya adalah tentang kepemimpinan, dan
memperjuangkan perubahan. Pemimpin untuk mewujudkan kinerja yang baik,
yang berhasil adalah pemimpin yang masing-masing dari pemimpin harus
mampu mengelola atau mengatur organisasi memiliki gaya kepemimpinan.
secara efektif dan mampu melaksanakan Gaya kepemimpinan merupakan pola
kepemimpinan secaara efektif pula untuk tingkah laku yang dirancang untuk
tercapai tujuan organisasi (Siagian, 2003). mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
Perawat merupakan salah satu sumber tujuan individu, untuk mencapai suatu
daya manusia di rumah sakit yang tujuan (Suarli S. & Bahtiar Y. 2012).Dari
menentukan penilaian terhadap kualitas hasil penelitian Anastasia, di RSJ Menur
pelayanan kesehatan. Hal ini wajar Surabaya ditemukan bahwa salah satu
mengingat perawat adalah bagian dari masalah yang masih dihadapi di rumah
tenaga para medik yang memberikan sakit tersebut yaitu masalah oprasional
perawatan pada pasien secara langsung. yaitu masih memiliki kekurangan SDM
Sehingga pelayanan keperawatan prima terutama perawat dan dokter. Sebagian
secara psikologis merupakan suatu yang perawat di rumah sakit jiwa mengalami
harus dimiliki dan dikuasai oleh perawat memiliki kecenderungan bekerja lebih
(Nursalam, 2002). Berdasarkan data dari santai dan waktu yang tersedia cukup
simk perawat jumlah perawat di Indonesia banyak sehingga menjadikan mereka
pada bulan oktober 2017 sebanyak 384.946 mengalami stress karena merasa dirinya
jiwa, sedangkan jumlah perawat di menganggur. Perawat yang bertugas shift
Sulawesi Utara berjumlah 904 jiwa pagi-siang merasa santai pada pekerjaannya
(BPSSDM, 2016). Keberhasilan dalam karena ada bantuan dari perawat yang
pelayanan keperawatan sangat di tentukan sedang magang, namun pada pada perawat
oleh kinerja para perawat (Kuntoro, 2010). shift malam merasa kelelahan dengan
Jika kerja perawat buruk, maka keberhasian jumlah perawat yang masih sedikit dan
dan pelayanan keperawatan yang baik tidak terkadang pasien mengalami gaduh gelisah
dapat terpenuhi. Kinerja perawat harus ditengah malam, dari masalah yang terdapat
didukung dengan diadakan kegiatan di jurnal tersebut maka bisa disimpulkan
pembinaan dan pengembangaan yang pada bahwa perawat memiliki motivasi yang
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan menurun (Anastasia, 2012).Studi
dari perawat. Kinerja individu dapat pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
faktor individu (pengetahuan, kemampuan, didapatkan jumlah perawat yang ada di
ketrampilan, latar belakang), faktor ruangan Maengket, Katrili, Alabadiri,
psikologis (persepsi, sikap, motivasi, dan Cakalele, Bunaken, Kabela dan Waraney
kepribadian), dan faktor organisasi(sumber adalah 89 perawat. Melalui hasil
daya, kepemimpinan dan supervisi). Dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
faktor psikologis sangat berpengaruh dalam dengan 4 orang perawat pelaksana
kinerja perawat, salah satunya adalah menyatakan bahwa sebagian besar kepala
motivasi. Motivasi atau dorongan dalam ruangan yang ada suka mengambil
melakukan suatu pekerjaan memiliki keputusan sendiri tanpa memusyawarahkan
kontribusi terhadap kerja perawat. terlebih dahulu dengan bawahanya. Dan
Dukungan dan supervisi kepala ruangan oleh peneliti didapatkan bahwa terdapat
terhadap kerja perawat sangat dibutuhkan beberapa perawat yang mengalami
untuk meningkatkan kinerja perawat penurunan motivasi karena disebabkan oleh
(Abdullah komariah, 2012). stress kerja karena mengalami kejenuhan
Faktor organisasi juga dapat dan kelelahan karena pada saat shift pagi-
berpengaruh dalam kinerja perawat, salah sore para perawat merasa tidak terlalu
2
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

banyak turun tangan karena rata-rata terbesar pada matriks G-1 adalah gaya
didapati bahwa pasien biasanya mengalami otoriter, jumlah terbesar pada matriks G-2
gangguan ditengah malam, dan biasanya adalah gaya demokratis, jumlah terbesar
perawat yang melakukan shift malam-pagi pada matriks G-3 adalah gaya partisipatif,
merasa kelelahan karena jumlah perawat dan G-4 adalah gaya liberal. Jadi yang
yang melakukan dinas malam cenderung dimaksud dengan matriks G-1,G-2.G-3, G-
sedikit. Berdasarkan uraian di atas maka 4 adalah matriks G-1:kunci jawaban yang
peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul menunjukkan gaya kepemimpinan otoriter,
“Hubungan gaya kepemimpinan dengan matriks G-2:kunci jawaban yang
motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa menunjukkan gaya kepemimpinan
Prof. Dr. V.L Ratumbuysang”. demokratis, matriks G-3:kunci jawaban
yang menunjukkan gaya kepemimpinan
METODE PENELITIAN partisipatif, matriks G-4 : kunci jawaban
Penelitian ini peneliti menggunakan yang menunjukkan gaya kepemimpinan
penelitian cross sectional. Cross sectional liberal (Sydonia Paat, 2014)
adalah penelitian yang mendesain Kuesioner yang digunakan untuk melihat
pengumpulan datanya dilakukan pada saat motivasi kerja perawat terdiri dari 13
titik waktu, fenomena yang diteliti adalah pertanyaan. Setiap jawaban diberi skor 1
selama satu periode pengumpulan data, menunjukkan jawaban ya dan 0
pada dasarnya variable dependen dan menunjukkan jawaban tidak. Rumah Sakit
variabel independent dikumpulkan dan Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang Manado
diukur pada waktu yang bersamaan merupakan wilayah peneitian untuk
(Swarjana,2012).Penelitian ini dilakukan di melakukan penelitian ini.Untuk
Rumah Sakit Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang memperoleh data tentang gaya
Manado. Penelitian ini dilakukan pada kepemimpinan dengan motivasi kerja
tanggal 11 mei 2019 jam 10 pagi. Penelitian perawat yang ada Rumah Sakit Jiwa Prof.
ini menggunakan sampling V.L Ratumbuysang maka peneliti
purposivedengan jumlah perawat berjumah mendatangi setiap ruangan keperawatan
69 orang. Kuesioner ini digunakan oleh jiwa yang ada sesuai dengan jumlah
Tifani Sydonia Paat dan Intan. Uji yang responden yang sudah ditentukan (Intan,
digunakan adalah uji statistik chi-square. 2014)
Pengumpulan data menggunakan kuesioner Prosedur pengambilan data yang
dengan pertanyaan-pertanyaan terkait dilakukan adalah sebagai berikut: Editing:
dengan tujuan penelitan. Instrumen Untuk memeriksa data apa yang sudah
penelitian adalah alat-alat yang digunakan sesuai dekapan dan kngan harapan serta
untuk pengumpulan data (Notadmodjo, memeriksa kelengkapan dan keseragaman
2010). data. Coding: untuk mempermudah pada
Instrumen dalam lembar penelitian ini saat analisis data dan juga mempercepat
adalah kuesioner dan data demografi pada saat entry data. Processing: Dilakukan
responden berupa nomor responden, nama setelah seluruh variabel diberi kode. Data
responden, usia responden, jenis kelamin, yang telah diberi kode kemudian
pekerjaan dan pendidikan. Kuesioner yang dimasukkan terlebih dahulu dalam master
digunakan merupakan kuesioner gaya table. Cleaning: Proses ini meyakinkan
kepemimpinan terdiri dari 20 item bahwa data yang telah dimasukkan betul-
pertanyaan dengan empat pilihan jawaban betul bersih dari kesalahan (Setiadi,2013).
terdiri dari pilihan jawaban A,B,C,D yang
masing-masing jawaban akan mewakili
gaya kepemimpinan. Kriteria objektif atau
hasil ukur jika jumlah jawaban responden
3
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan


HASIL dan PEMBAHASAN masa kerja
1. Karakteristik Responden Masa Kerja n %
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Baru (≤ 5 22 31.9
umur tahun) 26 37,7
Umur n % Sedang (6-10 21 30,4
≤ 25 tahun 9 13 tahun)
26-35 tahun 26 37,7 Lama (≥ 10
36-45 tahun 20 29 tahun)
46-55 tahun 9 13 Total 69 100
56-65 tahun 5 7
Total 69 100 Tabel 4menunjukkan responden paling
banyak yakni pada masa kerja sedang (6-10
Tabel 1 menunjukkan umur responden tahun) yang berjumlah 26 responden
paling banyak yakni umur 26-35 tahun sedangkan yang paling sedikit yakni pada
yang berjumlah 26 responden sedangkan masa kerja lama (≥ 10 tahun) yang
yang paling sedikit yakni 56-65 tahun yang berjumlah 21 responden.
berjumlah 5 responden.
2. Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin gaya kepemimpinan
Jenis Kelamin n % Gaya n %
Laki-laki 11 15,9 Kepemimpinan
Perempuan 58 84,1 Otoriter 6 8,7
Demokratis 18 26,1
Total 69 100
Partisipatif 45 65,2
Liberal 0 0
Tabel 2menunjukkan mayoritas responden
paling banyak yakni perempuan yang Total 69 100
berjumlah 58 responden sedangkan yang
paling sedikit yakni laki-laki yang Tabel 5 menunjukkan gaya kepemimpinan
berjumlah 11 responden. yang tinggi terdapat pada gaya
kepemimpinan partisipatif yang berjumlah
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan 45 responden sedangkan yang paling sedikit
tingkat pendidikan yakni pada gaya kepemimpinan otoriter
yang berjumlah 6 responden.
Tingkat n %
Pendidikan
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan
Ners 23 33,3
motivasi kerja perawat
S1 Keperawatan 26 37,7
Motivasi Kerja n %
D3 Keperawatan 20 29
Tinggi 63 91,3
Total 69 100 Rendah 6 8,7
Total 69 100
Tabel 3 menunjukan bahwa Tingkat
pendidikan responden paling banyak yakni
Tabel 6 menunjukkan responden paling
tingkat pendidikan S1 Keperawatan yang
banyak yakni pada motivasi kerja tinggi
berjumlah 26 responden sedangkan yang
yang berjumlah 63 responden sedangkan
paling sedikit yakni tingkat pendidikan D3
yang paling sedikit yakni pada motivasi
Keperawatan yang berjumlah 20
kerja rendah yang berjumlah 6 responden
responden.
4
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

3. Analisis Bivariat kepemimpinan otoriter dan demoratis


Tabel 7. Hasil analisis Hubungan Gaya dengan cara mengajukan masalah dan
Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja mengusulkan tindakan pemecahanya
Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. V.L kemudian mengundang kritikan, usul dan
Ratumbuysang Manado saran bawahan. Dengan
Motivasi mempertimbangkan masukan tersebut
Gaya
Rendah Tinggi Total Nilai P pimpinan selanjutkan menetapkan
Kepemimpinan
n % n % n %
keputusan final tentang apa yang harus
Otoriter 3 0,5 3 5,5 6 8,6
Demokratis 2 1,6 16 16,4 18 26,0 0,000 dilakukan bawahannya untuk memecahkan
Partisipatif 1 3,9 44 41,1 45 65,2 masalah yang ada. Gaya ini, dapat
Total 6 6 63 63 69 100
memudahkan seseorang pemimpin dalam
mengambil keputusan karena tidak semata-
Tabel 7 menunjukkan bahwa gaya mata hanya demi kepentingan individual
kepemimpinan otoriter dengan motivasi saja namun dapat mencakup kepentingan
rendah 3 responden (0,5%), motivasi tinggi kelompok (Maria, 2017).
3 responden (5,5%). Gaya kepemimpinan
demokratis dengan motivasi rendahponden
2. Motivasi Kerja
(1,6%) dan motivasi tinggi 16 responen Hasil penelitian di Rumah Sakit Jiwa
(16,4%). Gaya kepemimpinan partisipatif Prof V.L.Ratumbuysang menunjukkan
dengan motivasi rendah 1 responen (3,9%) motivasi kerja tinggi dengan 63 responden
dan motivasi tinggi 44 responden (41,1%). dan motivasi kerja rendah 6 responden,
Hasil uji statistik diperoleh dengan dari hasil penelitian yang didapati oleh
menggunakan uji chi square dan melihat peneliti sebagian besar perawat memiliki
hasil pearson chi-square dengan bantuan motivasi kerja yang tinggi karena didapati
program komputer menghasilkan nilai p sebagian besar perawat memiliki
0,000 (p ≤0,05) sehingga ada hubungan komunikasi yang baik dengan kepala
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi ruangan dan kerja sama tim yang baik
kerja. dengan sejawat yaitu memiliki hubungan
yang harmonis antar sesama perawat, dan
Pembahasan sebagian besar perawat sering mendapat
1. Gaya Kepemimpinan penghargaan atas prestasi kerja yang
Hasil penelitian menunjukan gaya didapatkan sehingga kedua hal tersebut
kepemimpinan di Rumah Sakit Jiwa Prof dapat membuat perawat di rumah sakit
V.L.Ratumbuysang terdapat gaya tersebut memiliki motivasi kerja yang
kepemimpinan partisipatif dengan 45 tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
responden, gaya kepemimpinan demokratis sebagian besar perawat yang memiliki
dengan 18 responden, dan gaya motivasi kerja yang tinggi dapat
kpemimpinan otoriter dengan 6 responden. menimbulkan hasil kinerja yang baik
Kepala ruangan di Rumah Sakit Jiwa (Nazvia Nastasia, 2014)
Prof.V.L Ratumbuisang sebagian besar Motivasi merupakan masalah
mempunyai gaya partisipatif karena dari kompleks dalam organisasi, karena
hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian kebutuhan dan keinginana setiap anggota
besar kepala ruangan dapat mengambil organisasi. Setiap anggota organisasi
sebuah keputusan dengan cara bersifat untik secara biologis dan
membicarakan masalahnya kepada para psikologis, serta berkembang atas dasar
perawat, kemudian meminta pendapat dari proses belajar yang berbeda pula. Keadaan
para perawat dan langsung membuat kejiwaan dan sikap mental manusia yang
keputusan. Hal ini sesuai dengan pengertian dapat mendorong untuk melakuakan suatu
gaya gaya kepemimpinan partisipatif yang kegiatan atau gerakan dan mengarah
merupakan gabungan bersama antara gaya
5
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

kepada suatu perilaku kearah tercapainya Gaya kepemimpinan otoriter yang


kebutuhan yang memberikan kepuasan memiliki motivasi rendah yakni 3
atau mengurangu ketidakaseimbangan. responden (0,5%) dan motivasi tinggi
Kebutuhan tersebut dapat bersikap fisik- yakni 3 responden (5,5%). Berdasarkan
biologis social-psikis, misalnya hasil uji statistik dengan menggunakan uji
keakraban, penghargaan, pengakuan chi square diperoleh P value sebesar
keamanan, keselamatan, perlindungan, 0,000 < 0,005 (P=0,000≤α) yang berarti
kepastian, jaminan social, dan sebagainya. bahwa ada hubungan yang signifikan
Motivasi atau motif adalah suatu antara gaya kepemimpinan dengan
dorongan dari dalam diri seseorang yang motivasi kerja perawat di Rumah Sakit
menyebabkan orang tersebut melakukan Jiwa Prof.V.L.Ratumbuysang Manado.
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai Berdasarkan data diatas dapat
suatu tujuan. Manfaat motivasi yang diketahui bahwa gaya kepemimpinan
utama adalah menciptakan gairah kerja, seorang kepala ruangan dapat
sehingga produktivitas tenaga kerja mempengaruhi motivasi kerja perawat.
meningkat, sementara itu, manfaat yang Sesuai dengan penelitian Nurfadillah
diperoleh karena bekerja dengan orang- (2013), bahwa adanya hubungan yang
orang yang termotivasi adalah pekerjaan bermakna antara gaya kepemimpinan
dapat diselesaikan dengan tepat.Artinya dengan motivasi kerja perawat, yakni
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
benar dan dalam skala waktu yang sudah gaya kepemimpinan partisipatif
ditentukan.Serta orang senang melakukan menghasilkan motivasi kerja perawat yang
pekerjaannya. tinggi.
Pekerjaan yang dikerjakan akan
membuat orang senang mengerjakannya. SIMPULAN
Orang pun akan merasa dihargai/ diakui, Berdasarkan hasil penelitian kepada
hal ini terjadi karena pekerjaannya itu perawat di Rumah Sakit Jiwa
betul betul berharga bagi orang yang Prof.V.L.Ratumbuysang Manado ditarik
termotivasi, sehingga dia berkerja keras. kesimpulan yaitu gaya kepemimpinan
Hal tersebut dapat dimaklumi, karena kepala ruangan merupakan gaya
dorongan yang begitu tinggi berhasil kepemimpinan partisipatif dan motivasi
mencapai target yang mereka tetapkan. kerja perawat yang paling banyak
Kinerjanya akan dipantau oleh individu ditemukan adalah motivasi kerja tinggi dan
yang bersangkutan dan tidak terdapat ada hubungan gaya kepemimpinan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan dengan motivasi kerja perawat.
serta semangat juangnya akan tinggi
(Handoko, 2007) DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K., Sidin, A. I., & Pasinringi, S.
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan A. 2014. Hubungan pengetahuan,
Dengan Motivasi Kerja Perawat motivasi dan supervisi dengan kinerja
Hasil penelitian menunjukkan gaya pencegahan infeksi nosokomial di
kepemimpinan partisipatif dengan RSUD Haji Makasar. (vol:3 no:1) (hal:3)
motivasi rendah sebanyak 1 responden
(3,9%), tapi ada juga motivasi yang tinggi BPPSDM Kesehatan Kementerian
sebanyak 44 responden (41,1%). Untuk Kesehatan Republik Indonesia
gaya kepemimpinan demokratis memiliki http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/
motivasi yang rendah yakni 2 responden info/rekap_kab?kab=7171&rumpun=
(1,6%), dan motivasi tinggi yakni 16 Diakses : mei, pukul 17:00 WITA.
responden (16,4%).
6
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

Handoko, T.Hani. 2007. Manajemen Nursalam 2002. Manajemen Keperawatan:


Sumber daya Manusia , Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
BPFE.Yogyakarta (hal:22) Profesional Edisi. Jakarta : Salemba
Medika (hal:38)
Intan, 2014. Hubungan Antara Karakteristik
Demografi Dan Motivasi Kerja Paat, S. T., Robot, F., & Lolong, J. 2014.
Dengan Kinerja Perawat Di Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan
Runkitalc dr. Wahyu Slamet Bitung Dengan Pendokumentasian Asuhan
(skripsi hal:69) Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C
Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Jurnal Keperawatan (skripsi hal:58)
Manajemen Keperawatan. Nuhu
Medika.Yogyakarta (hal:30) Setiadi. 2013. Konsep dan
PraktekPenulisan Riset Keperawatan. Ed
Maria , 2017. Manejemen Keperawatan : 2. Yogyakarta. Graha Ilmu (hlmn:40)
Konsep Dan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Siagian P. S, 2003. Teori Dan Praktek
Pustaka Baru Press (hal:17) Kepemimpinan, pt. Rineka Cipta Jakarta
(hal:19)
Nastasia,N. 2014. Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan Suarli S. & Bahtiar Y. (2012). Manajemen
SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU keperawatan dengan pendekatan praktis.
RSUD Gambiran Kota Kediri Jakarta: Erlangga. (hal:28)
(volume:28 no:1) (hal:2)
Susiani Anastasia.N dan Andrian
Notoatmodjo, S . 2010. Metodologi Marselius.2012. Studi Deskriptif Burn
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Out dan Coping Stres Pada Perawat di
Rineke Cipta. (hal:150) Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya (vol:1 no:1) (hal:2)
Nurfadillah, N. 2013. Hubungan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Swarjana, Ketut. 2012. Metodologi
Dengan Motivasi Kerja Perawat di Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi
Ruang Perawatan RSUD Syekh Yusuf (hal:37)
Kab. Gowa (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Undang-undang Republik IndonesiaNomor
Makassar) (volume:2 no:1) (hal:3) 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai