Abstrak : Motivasi atau dorongan dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kontribusi
terhadap kerja perawat. Dukungan dan supervisi kepala ruangan terhadap kerja perawat
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perawat. Sedangkan faktor organisasi juga
dapat berpengaruh dalam kinerja perawat, salah satunya adalahtentang kepemimpinan, dan
untuk mewujudkan kinerja yang baik, masing-masing dari pemimpin harus memiliki gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan.
Desain Penelitian: Penelitian ini peneliti menggunakan desain cross sectional.Penelitian
diperoleh dengan menggunakan uji chi square dan melihat hasil pearsonchi square dengan
bantuan program komputer menghasilkan nilai p 0,000 (p ≤0,05). Kesimpulan: Ada ubungan
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V.LRatumbuysang.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja perawat
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan keselamatan pasien, serta mempunyai
kesehatan yang menyelenggarakan fungsi sosial (UU No. 44 thn 2009 tentang
pelayanan kesehatan perorangan secara Rumah Sakit).Disebuah organisasi fungsi
paripurna yang menyediakan pelayanan dan peran pemimpin dalam mendorong
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. pembentukan organisasi yang diharapkan
Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan manjadi dominan. Faktor kepemimpinan
pancasila dan di dasarkan pada nilai memegang peran penting dalam
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, mempengaruhi bawahannya untuk
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti menunjang tercapainya tujuan organisasi.
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan Seorang pemimpin adalah orang – orang
1
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)
yang berada pada barisan depan dalam satunya adalah tentang kepemimpinan, dan
memperjuangkan perubahan. Pemimpin untuk mewujudkan kinerja yang baik,
yang berhasil adalah pemimpin yang masing-masing dari pemimpin harus
mampu mengelola atau mengatur organisasi memiliki gaya kepemimpinan.
secara efektif dan mampu melaksanakan Gaya kepemimpinan merupakan pola
kepemimpinan secaara efektif pula untuk tingkah laku yang dirancang untuk
tercapai tujuan organisasi (Siagian, 2003). mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
Perawat merupakan salah satu sumber tujuan individu, untuk mencapai suatu
daya manusia di rumah sakit yang tujuan (Suarli S. & Bahtiar Y. 2012).Dari
menentukan penilaian terhadap kualitas hasil penelitian Anastasia, di RSJ Menur
pelayanan kesehatan. Hal ini wajar Surabaya ditemukan bahwa salah satu
mengingat perawat adalah bagian dari masalah yang masih dihadapi di rumah
tenaga para medik yang memberikan sakit tersebut yaitu masalah oprasional
perawatan pada pasien secara langsung. yaitu masih memiliki kekurangan SDM
Sehingga pelayanan keperawatan prima terutama perawat dan dokter. Sebagian
secara psikologis merupakan suatu yang perawat di rumah sakit jiwa mengalami
harus dimiliki dan dikuasai oleh perawat memiliki kecenderungan bekerja lebih
(Nursalam, 2002). Berdasarkan data dari santai dan waktu yang tersedia cukup
simk perawat jumlah perawat di Indonesia banyak sehingga menjadikan mereka
pada bulan oktober 2017 sebanyak 384.946 mengalami stress karena merasa dirinya
jiwa, sedangkan jumlah perawat di menganggur. Perawat yang bertugas shift
Sulawesi Utara berjumlah 904 jiwa pagi-siang merasa santai pada pekerjaannya
(BPSSDM, 2016). Keberhasilan dalam karena ada bantuan dari perawat yang
pelayanan keperawatan sangat di tentukan sedang magang, namun pada pada perawat
oleh kinerja para perawat (Kuntoro, 2010). shift malam merasa kelelahan dengan
Jika kerja perawat buruk, maka keberhasian jumlah perawat yang masih sedikit dan
dan pelayanan keperawatan yang baik tidak terkadang pasien mengalami gaduh gelisah
dapat terpenuhi. Kinerja perawat harus ditengah malam, dari masalah yang terdapat
didukung dengan diadakan kegiatan di jurnal tersebut maka bisa disimpulkan
pembinaan dan pengembangaan yang pada bahwa perawat memiliki motivasi yang
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan menurun (Anastasia, 2012).Studi
dari perawat. Kinerja individu dapat pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
faktor individu (pengetahuan, kemampuan, didapatkan jumlah perawat yang ada di
ketrampilan, latar belakang), faktor ruangan Maengket, Katrili, Alabadiri,
psikologis (persepsi, sikap, motivasi, dan Cakalele, Bunaken, Kabela dan Waraney
kepribadian), dan faktor organisasi(sumber adalah 89 perawat. Melalui hasil
daya, kepemimpinan dan supervisi). Dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
faktor psikologis sangat berpengaruh dalam dengan 4 orang perawat pelaksana
kinerja perawat, salah satunya adalah menyatakan bahwa sebagian besar kepala
motivasi. Motivasi atau dorongan dalam ruangan yang ada suka mengambil
melakukan suatu pekerjaan memiliki keputusan sendiri tanpa memusyawarahkan
kontribusi terhadap kerja perawat. terlebih dahulu dengan bawahanya. Dan
Dukungan dan supervisi kepala ruangan oleh peneliti didapatkan bahwa terdapat
terhadap kerja perawat sangat dibutuhkan beberapa perawat yang mengalami
untuk meningkatkan kinerja perawat penurunan motivasi karena disebabkan oleh
(Abdullah komariah, 2012). stress kerja karena mengalami kejenuhan
Faktor organisasi juga dapat dan kelelahan karena pada saat shift pagi-
berpengaruh dalam kinerja perawat, salah sore para perawat merasa tidak terlalu
2
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)
banyak turun tangan karena rata-rata terbesar pada matriks G-1 adalah gaya
didapati bahwa pasien biasanya mengalami otoriter, jumlah terbesar pada matriks G-2
gangguan ditengah malam, dan biasanya adalah gaya demokratis, jumlah terbesar
perawat yang melakukan shift malam-pagi pada matriks G-3 adalah gaya partisipatif,
merasa kelelahan karena jumlah perawat dan G-4 adalah gaya liberal. Jadi yang
yang melakukan dinas malam cenderung dimaksud dengan matriks G-1,G-2.G-3, G-
sedikit. Berdasarkan uraian di atas maka 4 adalah matriks G-1:kunci jawaban yang
peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul menunjukkan gaya kepemimpinan otoriter,
“Hubungan gaya kepemimpinan dengan matriks G-2:kunci jawaban yang
motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa menunjukkan gaya kepemimpinan
Prof. Dr. V.L Ratumbuysang”. demokratis, matriks G-3:kunci jawaban
yang menunjukkan gaya kepemimpinan
METODE PENELITIAN partisipatif, matriks G-4 : kunci jawaban
Penelitian ini peneliti menggunakan yang menunjukkan gaya kepemimpinan
penelitian cross sectional. Cross sectional liberal (Sydonia Paat, 2014)
adalah penelitian yang mendesain Kuesioner yang digunakan untuk melihat
pengumpulan datanya dilakukan pada saat motivasi kerja perawat terdiri dari 13
titik waktu, fenomena yang diteliti adalah pertanyaan. Setiap jawaban diberi skor 1
selama satu periode pengumpulan data, menunjukkan jawaban ya dan 0
pada dasarnya variable dependen dan menunjukkan jawaban tidak. Rumah Sakit
variabel independent dikumpulkan dan Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang Manado
diukur pada waktu yang bersamaan merupakan wilayah peneitian untuk
(Swarjana,2012).Penelitian ini dilakukan di melakukan penelitian ini.Untuk
Rumah Sakit Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang memperoleh data tentang gaya
Manado. Penelitian ini dilakukan pada kepemimpinan dengan motivasi kerja
tanggal 11 mei 2019 jam 10 pagi. Penelitian perawat yang ada Rumah Sakit Jiwa Prof.
ini menggunakan sampling V.L Ratumbuysang maka peneliti
purposivedengan jumlah perawat berjumah mendatangi setiap ruangan keperawatan
69 orang. Kuesioner ini digunakan oleh jiwa yang ada sesuai dengan jumlah
Tifani Sydonia Paat dan Intan. Uji yang responden yang sudah ditentukan (Intan,
digunakan adalah uji statistik chi-square. 2014)
Pengumpulan data menggunakan kuesioner Prosedur pengambilan data yang
dengan pertanyaan-pertanyaan terkait dilakukan adalah sebagai berikut: Editing:
dengan tujuan penelitan. Instrumen Untuk memeriksa data apa yang sudah
penelitian adalah alat-alat yang digunakan sesuai dekapan dan kngan harapan serta
untuk pengumpulan data (Notadmodjo, memeriksa kelengkapan dan keseragaman
2010). data. Coding: untuk mempermudah pada
Instrumen dalam lembar penelitian ini saat analisis data dan juga mempercepat
adalah kuesioner dan data demografi pada saat entry data. Processing: Dilakukan
responden berupa nomor responden, nama setelah seluruh variabel diberi kode. Data
responden, usia responden, jenis kelamin, yang telah diberi kode kemudian
pekerjaan dan pendidikan. Kuesioner yang dimasukkan terlebih dahulu dalam master
digunakan merupakan kuesioner gaya table. Cleaning: Proses ini meyakinkan
kepemimpinan terdiri dari 20 item bahwa data yang telah dimasukkan betul-
pertanyaan dengan empat pilihan jawaban betul bersih dari kesalahan (Setiadi,2013).
terdiri dari pilihan jawaban A,B,C,D yang
masing-masing jawaban akan mewakili
gaya kepemimpinan. Kriteria objektif atau
hasil ukur jika jumlah jawaban responden
3
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)