Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN KEPERAWATAN

GAYA KEPEMIMPINAN (ANALISIS JURNAL)

Dosen pengampu
Ns Fitra Pringgayuda., M.Kep.,

Disusun oleh:
Kelompok 3
Ana Kusmaika Yanti 2019206203041
Detalia Apriani 2019206203047
Diah Ajeng Kurniawati 2019206203048
Riski Novia Amalia 2019206203067
Siti Rodiatun 2019206203071
Vinci Putri Utami 2019206203073
Aldi Stiady 2019206203040
M. Reza Pahlepi 2019206203058

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT


DI RUMAH SAKIT JIWA
Putri Levina Maria de Haan
Hendro J.Bitjuni
Rina Kundre

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : putribarail@gmail.com

Abstract : Motivation or encouragement in doing a job contributes to the work of nurses.


Head room support and supervision of nurse work is needed to improve nurse performance.
While organizational factors can also influence nurses' performance, one of which is about
leadership, and to realize good performance, each of the leaders must have a leadership style.
Leadership style is a behavior pattern designed to integrate organizational goals with
individual goals, to achieve a goal. Research Design: This study researchers used a cross
sectional design..The study was obtained using the chi square test and see the results of
Pearson chi square with the help of a computer program producing a p value of 0.000 (p
≤0.05). Conclusion: There is a relationship between leadership style and nurses work
motivation at Prof.Dr. V.L Ratumbuysang
Keywords: Leadership Style, Nurses Work Motivation

Abstrak : Motivasi atau dorongan dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kontribusi
terhadap kerja perawat. Dukungan dan supervisi kepala ruangan terhadap kerja perawat
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perawat. Sedangkan faktor organisasi juga
dapat berpengaruh dalam kinerja perawat, salah satunya adalahtentang kepemimpinan, dan
untuk mewujudkan kinerja yang baik, masing-masing dari pemimpin harus memiliki gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan.
Desain Penelitian: Penelitian ini peneliti menggunakan desain cross sectional.Penelitian
diperoleh dengan menggunakan uji chi square dan melihat hasil pearsonchi square dengan
bantuan program komputer menghasilkan nilai p 0,000 (p ≤0,05). Kesimpulan: Ada ubungan
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V.LRatumbuysang.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja perawat

PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan keselamatan pasien, serta mempunyai
kesehatan yang menyelenggarakan fungsi sosial (UU No. 44 thn 2009 tentang
pelayanan kesehatan perorangan secara Rumah Sakit).Disebuah organisasi fungsi
paripurna yang menyediakan pelayanan dan peran pemimpin dalam mendorong
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. pembentukan organisasi yang diharapkan
Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan manjadi dominan. Faktor kepemimpinan
pancasila dan di dasarkan pada nilai memegang peran penting dalam
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, mempengaruhi bawahannya untuk
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti menunjang tercapainya tujuan organisasi.
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan Seorang pemimpin adalah orang – orang
1
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

yang berada pada barisan depan dalam satunya adalah tentang kepemimpinan, dan
memperjuangkan perubahan. Pemimpin untuk mewujudkan kinerja yang baik,
yang berhasil adalah pemimpin yang masing-masing dari pemimpin harus
mampu mengelola atau mengatur organisasi memiliki gaya kepemimpinan.
secara efektif dan mampu melaksanakan Gaya kepemimpinan merupakan pola
kepemimpinan secaara efektif pula untuk tingkah laku yang dirancang untuk
tercapai tujuan organisasi (Siagian, 2003). mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
Perawat merupakan salah satu sumber tujuan individu, untuk mencapai suatu
daya manusia di rumah sakit yang tujuan (Suarli S. & Bahtiar Y. 2012).Dari
menentukan penilaian terhadap kualitas hasil penelitian Anastasia, di RSJ Menur
pelayanan kesehatan. Hal ini wajar Surabaya ditemukan bahwa salah satu
mengingat perawat adalah bagian dari masalah yang masih dihadapi di rumah
tenaga para medik yang memberikan sakit tersebut yaitu masalah oprasional
perawatan pada pasien secara langsung. yaitu masih memiliki kekurangan SDM
Sehingga pelayanan keperawatan prima terutama perawat dan dokter. Sebagian
secara psikologis merupakan suatu yang perawat di rumah sakit jiwa mengalami
harus dimiliki dan dikuasai oleh perawat memiliki kecenderungan bekerja lebih
(Nursalam, 2002). Berdasarkan data dari santai dan waktu yang tersedia cukup
simk perawat jumlah perawat di Indonesia banyak sehingga menjadikan mereka
pada bulan oktober 2017 sebanyak 384.946 mengalami stress karena merasa dirinya
jiwa, sedangkan jumlah perawat di menganggur. Perawat yang bertugas shift
Sulawesi Utara berjumlah 904 jiwa pagi-siang merasa santai pada pekerjaannya
(BPSSDM, 2016). Keberhasilan dalam karena ada bantuan dari perawat yang
pelayanan keperawatan sangat di tentukan sedang magang, namun pada pada perawat
oleh kinerja para perawat (Kuntoro, 2010). shift malam merasa kelelahan dengan
Jika kerja perawat buruk, maka keberhasian jumlah perawat yang masih sedikit dan
dan pelayanan keperawatan yang baik tidak terkadang pasien mengalami gaduh gelisah
dapat terpenuhi. Kinerja perawat harus ditengah malam, dari masalah yang terdapat
didukung dengan diadakan kegiatan di jurnal tersebut maka bisa disimpulkan
pembinaan dan pengembangaan yang pada bahwa perawat memiliki motivasi yang
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan menurun (Anastasia, 2012).Studi
dari perawat. Kinerja individu dapat pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
faktor individu (pengetahuan, kemampuan, didapatkan jumlah perawat yang ada di
ketrampilan, latar belakang), faktor ruangan Maengket, Katrili, Alabadiri,
psikologis (persepsi, sikap, motivasi, dan Cakalele, Bunaken, Kabela dan Waraney
kepribadian), dan faktor organisasi(sumber adalah 89 perawat. Melalui hasil
daya, kepemimpinan dan supervisi). Dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
faktor psikologis sangat berpengaruh dalam dengan 4 orang perawat pelaksana
kinerja perawat, salah satunya adalah menyatakan bahwa sebagian besar kepala
motivasi. Motivasi atau dorongan dalam ruangan yang ada suka mengambil
melakukan suatu pekerjaan memiliki keputusan sendiri tanpa memusyawarahkan
kontribusi terhadap kerja perawat. terlebih dahulu dengan bawahanya. Dan
Dukungan dan supervisi kepala ruangan oleh peneliti didapatkan bahwa terdapat
terhadap kerja perawat sangat dibutuhkan beberapa perawat yang mengalami
untuk meningkatkan kinerja perawat penurunan motivasi karena disebabkan oleh
(Abdullah komariah, 2012). stress kerja karena mengalami kejenuhan
Faktor organisasi juga dapat dan kelelahan karena pada saat shift pagi-
berpengaruh dalam kinerja perawat, salah sore para perawat merasa tidak terlalu
2
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

banyak turun tangan karena rata-rata terbesar pada matriks G-1 adalah gaya
didapati bahwa pasien biasanya mengalami otoriter, jumlah terbesar pada matriks G-2
gangguan ditengah malam, dan biasanya adalah gaya demokratis, jumlah terbesar
perawat yang melakukan shift malam-pagi pada matriks G-3 adalah gaya partisipatif,
merasa kelelahan karena jumlah perawat dan G-4 adalah gaya liberal. Jadi yang
yang melakukan dinas malam cenderung dimaksud dengan matriks G-1,G-2.G-3, G-
sedikit. Berdasarkan uraian di atas maka 4 adalah matriks G-1:kunci jawaban yang
peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul menunjukkan gaya kepemimpinan otoriter,
“Hubungan gaya kepemimpinan dengan matriks G-2:kunci jawaban yang
motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa menunjukkan gaya kepemimpinan
Prof. Dr. V.L Ratumbuysang”. demokratis, matriks G-3:kunci jawaban
yang menunjukkan gaya kepemimpinan
METODE PENELITIAN partisipatif, matriks G-4 : kunci jawaban
Penelitian ini peneliti menggunakan yang menunjukkan gaya kepemimpinan
penelitian cross sectional. Cross sectional liberal (Sydonia Paat, 2014)
adalah penelitian yang mendesain Kuesioner yang digunakan untuk melihat
pengumpulan datanya dilakukan pada saat motivasi kerja perawat terdiri dari 13
titik waktu, fenomena yang diteliti adalah pertanyaan. Setiap jawaban diberi skor 1
selama satu periode pengumpulan data, menunjukkan jawaban ya dan 0
pada dasarnya variable dependen dan menunjukkan jawaban tidak. Rumah Sakit
variabel independent dikumpulkan dan Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang Manado
diukur pada waktu yang bersamaan merupakan wilayah peneitian untuk
(Swarjana,2012).Penelitian ini dilakukan di melakukan penelitian ini.Untuk
Rumah Sakit Jiwa Prof. V.L Ratumbuysang memperoleh data tentang gaya
Manado. Penelitian ini dilakukan pada kepemimpinan dengan motivasi kerja
tanggal 11 mei 2019 jam 10 pagi. Penelitian perawat yang ada Rumah Sakit Jiwa Prof.
ini menggunakan sampling V.L Ratumbuysang maka peneliti
purposivedengan jumlah perawat berjumah mendatangi setiap ruangan keperawatan
69 orang. Kuesioner ini digunakan oleh jiwa yang ada sesuai dengan jumlah
Tifani Sydonia Paat dan Intan. Uji yang responden yang sudah ditentukan (Intan,
digunakan adalah uji statistik chi-square. 2014)
Pengumpulan data menggunakan kuesioner Prosedur pengambilan data yang
dengan pertanyaan-pertanyaan terkait dilakukan adalah sebagai berikut: Editing:
dengan tujuan penelitan. Instrumen Untuk memeriksa data apa yang sudah
penelitian adalah alat-alat yang digunakan sesuai dekapan dan kngan harapan serta
untuk pengumpulan data (Notadmodjo, memeriksa kelengkapan dan keseragaman
2010). data. Coding: untuk mempermudah pada
Instrumen dalam lembar penelitian ini saat analisis data dan juga mempercepat
adalah kuesioner dan data demografi pada saat entry data. Processing: Dilakukan
responden berupa nomor responden, nama setelah seluruh variabel diberi kode. Data
responden, usia responden, jenis kelamin, yang telah diberi kode kemudian
pekerjaan dan pendidikan. Kuesioner yang dimasukkan terlebih dahulu dalam master
digunakan merupakan kuesioner gaya table. Cleaning: Proses ini meyakinkan
kepemimpinan terdiri dari 20 item bahwa data yang telah dimasukkan betul-
pertanyaan dengan empat pilihan jawaban betul bersih dari kesalahan (Setiadi,2013).
terdiri dari pilihan jawaban A,B,C,D yang
masing-masing jawaban akan mewakili
gaya kepemimpinan. Kriteria objektif atau
hasil ukur jika jumlah jawaban responden
3
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan


HASIL dan PEMBAHASAN masa kerja
1. Karakteristik Responden Masa Kerja n %
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Baru (≤ 5 22 31.9
umur tahun) 26 37,7
Umur n % Sedang (6-10 21 30,4
≤ 25 tahun 9 13 tahun)
26-35 tahun 26 37,7 Lama (≥ 10
36-45 tahun 20 29 tahun)
46-55 tahun 9 13 Total 69 100
56-65 tahun 5 7
Total 69 100 Tabel 4menunjukkan responden paling
banyak yakni pada masa kerja sedang (6-10
Tabel 1 menunjukkan umur responden tahun) yang berjumlah 26 responden
paling banyak yakni umur 26-35 tahun sedangkan yang paling sedikit yakni pada
yang berjumlah 26 responden sedangkan masa kerja lama (≥ 10 tahun) yang
yang paling sedikit yakni 56-65 tahun yang berjumlah 21 responden.
berjumlah 5 responden.
2. Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin gaya kepemimpinan
Jenis Kelamin n % Gaya n %
Laki-laki 11 15,9 Kepemimpinan
Perempuan 58 84,1 Otoriter 6 8,7
Demokratis 18 26,1
Total 69 100
Partisipatif 45 65,2
Liberal 0 0
Tabel 2menunjukkan mayoritas responden
paling banyak yakni perempuan yang Total 69 100
berjumlah 58 responden sedangkan yang
paling sedikit yakni laki-laki yang Tabel 5 menunjukkan gaya kepemimpinan
berjumlah 11 responden. yang tinggi terdapat pada gaya
kepemimpinan partisipatif yang berjumlah
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan 45 responden sedangkan yang paling sedikit
tingkat pendidikan yakni pada gaya kepemimpinan otoriter
yang berjumlah 6 responden.
Tingkat n %
Pendidikan
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan
Ners 23 33,3
motivasi kerja perawat
S1 Keperawatan 26 37,7
Motivasi Kerja n %
D3 Keperawatan 20 29
Tinggi 63 91,3
Total 69 100 Rendah 6 8,7
Total 69 100
Tabel 3 menunjukan bahwa Tingkat
pendidikan responden paling banyak yakni
Tabel 6 menunjukkan responden paling
tingkat pendidikan S1 Keperawatan yang
banyak yakni pada motivasi kerja tinggi
berjumlah 26 responden sedangkan yang
yang berjumlah 63 responden sedangkan
paling sedikit yakni tingkat pendidikan D3
yang paling sedikit yakni pada motivasi
Keperawatan yang berjumlah 20
kerja rendah yang berjumlah 6 responden
responden.
4
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

3. Analisis Bivariat kepemimpinan otoriter dan demoratis


Tabel 7. Hasil analisis Hubungan Gaya dengan cara mengajukan masalah dan
Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja mengusulkan tindakan pemecahanya
Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Prof. V.L kemudian mengundang kritikan, usul dan
Ratumbuysang Manado saran bawahan. Dengan
Motivasi mempertimbangkan masukan tersebut
Gaya
Rendah Tinggi Total Nilai P pimpinan selanjutkan menetapkan
Kepemimpinan
n % n % n %
keputusan final tentang apa yang harus
Otoriter 3 0,5 3 5,5 6 8,6
Demokratis 2 1,6 16 16,4 18 26,0 0,000 dilakukan bawahannya untuk memecahkan
Partisipatif 1 3,9 44 41,1 45 65,2 masalah yang ada. Gaya ini, dapat
Total 6 6 63 63 69 100
memudahkan seseorang pemimpin dalam
mengambil keputusan karena tidak semata-
Tabel 7 menunjukkan bahwa gaya mata hanya demi kepentingan individual
kepemimpinan otoriter dengan motivasi saja namun dapat mencakup kepentingan
rendah 3 responden (0,5%), motivasi tinggi kelompok (Maria, 2017).
3 responden (5,5%). Gaya kepemimpinan
demokratis dengan motivasi rendahponden
2. Motivasi Kerja
(1,6%) dan motivasi tinggi 16 responen Hasil penelitian di Rumah Sakit Jiwa
(16,4%). Gaya kepemimpinan partisipatif Prof V.L.Ratumbuysang menunjukkan
dengan motivasi rendah 1 responen (3,9%) motivasi kerja tinggi dengan 63 responden
dan motivasi tinggi 44 responden (41,1%). dan motivasi kerja rendah 6 responden,
Hasil uji statistik diperoleh dengan dari hasil penelitian yang didapati oleh
menggunakan uji chi square dan melihat peneliti sebagian besar perawat memiliki
hasil pearson chi-square dengan bantuan motivasi kerja yang tinggi karena didapati
program komputer menghasilkan nilai p sebagian besar perawat memiliki
0,000 (p ≤0,05) sehingga ada hubungan komunikasi yang baik dengan kepala
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi ruangan dan kerja sama tim yang baik
kerja. dengan sejawat yaitu memiliki hubungan
yang harmonis antar sesama perawat, dan
Pembahasan sebagian besar perawat sering mendapat
1. Gaya Kepemimpinan penghargaan atas prestasi kerja yang
Hasil penelitian menunjukan gaya didapatkan sehingga kedua hal tersebut
kepemimpinan di Rumah Sakit Jiwa Prof dapat membuat perawat di rumah sakit
V.L.Ratumbuysang terdapat gaya tersebut memiliki motivasi kerja yang
kepemimpinan partisipatif dengan 45 tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
responden, gaya kepemimpinan demokratis sebagian besar perawat yang memiliki
dengan 18 responden, dan gaya motivasi kerja yang tinggi dapat
kpemimpinan otoriter dengan 6 responden. menimbulkan hasil kinerja yang baik
Kepala ruangan di Rumah Sakit Jiwa (Nazvia Nastasia, 2014)
Prof.V.L Ratumbuisang sebagian besar Motivasi merupakan masalah
mempunyai gaya partisipatif karena dari kompleks dalam organisasi, karena
hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian kebutuhan dan keinginana setiap anggota
besar kepala ruangan dapat mengambil organisasi. Setiap anggota organisasi
sebuah keputusan dengan cara bersifat untik secara biologis dan
membicarakan masalahnya kepada para psikologis, serta berkembang atas dasar
perawat, kemudian meminta pendapat dari proses belajar yang berbeda pula. Keadaan
para perawat dan langsung membuat kejiwaan dan sikap mental manusia yang
keputusan. Hal ini sesuai dengan pengertian dapat mendorong untuk melakuakan suatu
gaya gaya kepemimpinan partisipatif yang kegiatan atau gerakan dan mengarah
merupakan gabungan bersama antara gaya
5
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

kepada suatu perilaku kearah tercapainya Gaya kepemimpinan otoriter yang


kebutuhan yang memberikan kepuasan memiliki motivasi rendah yakni 3
atau mengurangu ketidakaseimbangan. responden (0,5%) dan motivasi tinggi
Kebutuhan tersebut dapat bersikap fisik- yakni 3 responden (5,5%). Berdasarkan
biologis social-psikis, misalnya hasil uji statistik dengan menggunakan uji
keakraban, penghargaan, pengakuan chi square diperoleh P value sebesar
keamanan, keselamatan, perlindungan, 0,000 < 0,005 (P=0,000≤α) yang berarti
kepastian, jaminan social, dan sebagainya. bahwa ada hubungan yang signifikan
Motivasi atau motif adalah suatu antara gaya kepemimpinan dengan
dorongan dari dalam diri seseorang yang motivasi kerja perawat di Rumah Sakit
menyebabkan orang tersebut melakukan Jiwa Prof.V.L.Ratumbuysang Manado.
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai Berdasarkan data diatas dapat
suatu tujuan. Manfaat motivasi yang diketahui bahwa gaya kepemimpinan
utama adalah menciptakan gairah kerja, seorang kepala ruangan dapat
sehingga produktivitas tenaga kerja mempengaruhi motivasi kerja perawat.
meningkat, sementara itu, manfaat yang Sesuai dengan penelitian Nurfadillah
diperoleh karena bekerja dengan orang- (2013), bahwa adanya hubungan yang
orang yang termotivasi adalah pekerjaan bermakna antara gaya kepemimpinan
dapat diselesaikan dengan tepat.Artinya dengan motivasi kerja perawat, yakni
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
benar dan dalam skala waktu yang sudah gaya kepemimpinan partisipatif
ditentukan.Serta orang senang melakukan menghasilkan motivasi kerja perawat yang
pekerjaannya. tinggi.
Pekerjaan yang dikerjakan akan
membuat orang senang mengerjakannya. SIMPULAN
Orang pun akan merasa dihargai/ diakui, Berdasarkan hasil penelitian kepada
hal ini terjadi karena pekerjaannya itu perawat di Rumah Sakit Jiwa
betul betul berharga bagi orang yang Prof.V.L.Ratumbuysang Manado ditarik
termotivasi, sehingga dia berkerja keras. kesimpulan yaitu gaya kepemimpinan
Hal tersebut dapat dimaklumi, karena kepala ruangan merupakan gaya
dorongan yang begitu tinggi berhasil kepemimpinan partisipatif dan motivasi
mencapai target yang mereka tetapkan. kerja perawat yang paling banyak
Kinerjanya akan dipantau oleh individu ditemukan adalah motivasi kerja tinggi dan
yang bersangkutan dan tidak terdapat ada hubungan gaya kepemimpinan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan dengan motivasi kerja perawat.
serta semangat juangnya akan tinggi
(Handoko, 2007) DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K., Sidin, A. I., & Pasinringi, S.
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan A. 2014. Hubungan pengetahuan,
Dengan Motivasi Kerja Perawat motivasi dan supervisi dengan kinerja
Hasil penelitian menunjukkan gaya pencegahan infeksi nosokomial di
kepemimpinan partisipatif dengan RSUD Haji Makasar. (vol:3 no:1) (hal:3)
motivasi rendah sebanyak 1 responden
(3,9%), tapi ada juga motivasi yang tinggi BPPSDM Kesehatan Kementerian
sebanyak 44 responden (41,1%). Untuk Kesehatan Republik Indonesia
gaya kepemimpinan demokratis memiliki http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/
motivasi yang rendah yakni 2 responden info/rekap_kab?kab=7171&rumpun=
(1,6%), dan motivasi tinggi yakni 16 Diakses : mei, pukul 17:00 WITA.
responden (16,4%).
6
Jurnal Keperawatan (JKp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 (ISSN : 2302-1152)

Handoko, T.Hani. 2007. Manajemen Nursalam 2002. Manajemen Keperawatan:


Sumber daya Manusia , Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
BPFE.Yogyakarta (hal:22) Profesional Edisi. Jakarta : Salemba
Medika (hal:38)
Intan, 2014. Hubungan Antara Karakteristik
Demografi Dan Motivasi Kerja Paat, S. T., Robot, F., & Lolong, J. 2014.
Dengan Kinerja Perawat Di Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan
Runkitalc dr. Wahyu Slamet Bitung Dengan Pendokumentasian Asuhan
(skripsi hal:69) Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C
Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Jurnal Keperawatan (skripsi hal:58)
Manajemen Keperawatan. Nuhu
Medika.Yogyakarta (hal:30) Setiadi. 2013. Konsep dan
PraktekPenulisan Riset Keperawatan. Ed
Maria , 2017. Manejemen Keperawatan : 2. Yogyakarta. Graha Ilmu (hlmn:40)
Konsep Dan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Siagian P. S, 2003. Teori Dan Praktek
Pustaka Baru Press (hal:17) Kepemimpinan, pt. Rineka Cipta Jakarta
(hal:19)
Nastasia,N. 2014. Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan Suarli S. & Bahtiar Y. (2012). Manajemen
SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU keperawatan dengan pendekatan praktis.
RSUD Gambiran Kota Kediri Jakarta: Erlangga. (hal:28)
(volume:28 no:1) (hal:2)
Susiani Anastasia.N dan Andrian
Notoatmodjo, S . 2010. Metodologi Marselius.2012. Studi Deskriptif Burn
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Out dan Coping Stres Pada Perawat di
Rineke Cipta. (hal:150) Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya (vol:1 no:1) (hal:2)
Nurfadillah, N. 2013. Hubungan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Swarjana, Ketut. 2012. Metodologi
Dengan Motivasi Kerja Perawat di Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi
Ruang Perawatan RSUD Syekh Yusuf (hal:37)
Kab. Gowa (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Undang-undang Republik IndonesiaNomor
Makassar) (volume:2 no:1) (hal:3) 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

7
JURNAL ANALISIS
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Junal Keperawatan (JKP)
2. Volume :7
3. Nomor :2
4. Halaman :1–7
5. Tahun Penerbit : ISSN (2302 - 1152)
6. Judul Jurnal : GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA
7. Nama Penulis : Putri Levina Maria de Haan
Hendro J.Bitjuni
Rina Kundre
B. ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1,0
4. Uraian Abstrak : Motivasi atau dorongan dalam melakukan suatu pekerjaan
memiliki kontribusi terhadap kerja perawat. Dukungan dan supervisi kepala ruangan
terhadap kerja perawat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perawat.
Sedangkan faktor organisasi juga dapat berpengaruh dalam kinerja perawat, salah
satunya adalahtentang kepemimpinan, dan untuk mewujudkan kinerja yang baik,
masing-masing dari pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan.
5. Keyword jurnal : Leadership Style, Nurses Work Motivation

C. PENDAHULUAN JURNAL
Didalam pendahuluan jurnal penulis menggambarkan penulis menggambarkan institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan pancasila dan di dasarkan pada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi
sosial (UU No. 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit). Perawat merupakan salah satu sumber
daya manusia di rumah sakit yang menentukan penilaian terhadap kualitas pelayanan
kesehatan.

D. TUJUAN PENELITI
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi
kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian cross sectional. Cross sectional adalah
penelitian yang mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada saat titik waktu,
fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data, pada dasarnya
variable dependen dan variabel independent dikumpulkan dan diukur pada waktu yang
bersamaan (Swarjana,2012).

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Secara keseluruhan pembahasan penulis sudah bias memberikan data sesuai dengan
tujuan peneliti yang dikemukakan yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan di Rumah Sakit Jiwa Prof V.L.Ratumbuysang terdapat gaya
kepemimpinan partisipatif dengan 45 responden, gaya kepemimpinan demokratis
dengan 18 responden, dan gaya kepemimpinan otoriter dengan 6 responden. Kepala
ruangan di Rumah Sakit Jiwa Prof.V.L Ratumbuisang sebagian besar mempunyai
gaya partisipatif karena dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kepala
ruangan dapat mengambil sebuah keputusan dengan cara membicarakan masalahnya
kepada para perawat, kemudian meminta pendapat dari para perawat dan langsung
membuat keputusan. Hal ini sesuai dengan pengertian gaya gaya kepemimpinan
partisipatif yang merupakan gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter
dan demoratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan
pemecahanya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut pimpinan selanjutkan menetapkan keputusan
final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang
ada.
2. Motivasi Kerja
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan
keinginana setiap anggota organisasi. Setiap anggota organisasi bersifat untik secara
biologis dan psikologis, serta berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda
pula. Keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang dapat mendorong untuk
melakuakan suatu kegiatan atau gerakan dan mengarah kepada suatu perilaku kearah
tercapainya kebutuhan yang memberikan kepuasan. Kebutuhan tersebut dapat
bersikap fisikbiologis social-psikis, misalnya keakraban, penghargaan, pengakuan
keamanan, keselamatan, perlindungan, kepastian, jaminan social, dan sebagainya.
Motivasi atau motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
suatu tujuan.
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Perawat
Gaya kepemimpinan seorang kepala ruangan dapat mempengaruhi motivasi kerja
perawat. Sesuai dengan penelitian Nurfadillah (2013), bahwa adanya hubungan yang
bermakna antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat, yakni dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif menghasilkan motivasi
kerja perawat yang tinggi.

G. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan kepala ruangan merupakan gaya kepemimpinan partisipatif dan
motivasi kerja perawat yang paling banyak ditemukan adalah motivasi kerja tinggi dan
terdapat ada hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1. Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal memiliki kelebihan yang menonjol, jika dilihat dari
abstraknya penulis sudah menggunakan abstrak dengan format bahasa inggris dan
bahasa Indonesia sehingga memudahkan si pembaca jika tidak mahir alam bahasa
inggris hal ini yang mendukung jurnal ini mungkin menjadi rujukan secara
internasional.
2. Kekurangan
Uji Chi Aquare hanya memberikan informasi tentang ada atau tidaknya hubungan
antara kedua variabel. Uji ini tidak memberikan informasi mengenai seberapa besar
hubungan yang ada antara kedua variabel tersebut serta bagaimana arah hubungan
yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan alat analisis sebagai informasi tambahan yang
akan mendukung analisis menggunakan Uji Chi Square. Untuk mengetahui seberapa
besar hubungan yang ada dapat menggunakan Odds Ratio dan Relative Risk.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Karyawan di Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang)
Astria Khairizah, Irwan Noor, Agung Suprapto
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Email: astria.kh@gmail.com

$EVWUDFW 7KH (IIHFWV RI /HDGHUVKLS 6W\OH RQ (PSOR\HH¶V 3HUIRUPDQFH 6WXGLHV RQ (PSOR\HHV LQ


the Library of Brawijaya University Malang). Library is organization or institution which
oriented in information. In the library organization hierarchy between the leader and the
subordinates is necessary. The leadership style used by the leader in the library can influence the
HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH WR FRRSHUDWH DQG WR UHDFK WKH JRDO RI WKH OLEUDU\ 7KLV UHVHDUFK XVHV
survey method. The population in this research is 65 people and the sample which has been
decided is 55 people, who are permanent employess at the Library of Brawijaya University
Malang. The data resources used primary data that obtained by distributing questionnaires,
interviews, and documentation, which tested by IBM Statistics 21 for Windows. Simultantly, the
result said that directive; supportive; and participative influencing WKH HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH
Directive partially have influence oQ WKH HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH EXW VXpportive and,
participative not influencing WKH HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH LQ WKH 8%¶V Library.

Keyword: directive leadership style; supportive leadership style; participative leadership style;
HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH

Abstrak: Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada


Karyawan di Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang). Perpustakaan sebagai lembaga
informasi membutuhkan struktur antara pimpinan dan bawahan. Di perpustakaan, pimpinan
dengan gayanya bisa mempengaruhi kinerja karyawannya agar melaksanakan tugas. 65 orang
sebagai populasi dengan sampel yang telah ditentukan sebanyak 55 orang yang merupakan
karyawan tetap di Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang. Sumber data yang digunakan
adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, wawancara, dan dokumentasi yang
diuji dengan IBM Statistics 21 for Windows. Secara bersama-sama semua variabel (X) mempunyai
pengaruh pada kinerja karyawan. Pemimpin yang direktif memiliki pengaruh secara sendiri-sendiri
pada kinerja karyawan, sedangkan pemimpin suportif dan partisipatif tidak mempengaruhi kinerja
karyawan di Perpustakaan UB.

Kata Kunci: gaya kepemimpinan direktif; gaya kepemimpinan suportif; gaya kepemimpinan
partisipatif; kinerja karyawan

Pendahuluan menerapkan gaya kepemimpinan tertentu untuk


Organisasi merupakan suatu wadah bagi mempengaruhi kinerja bawahannya.
orang-orang untuk berkumpul dan bekerja sama Gaya kepemimpinan merupakan perilaku
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pemimpin yang digunakan seseorang ketika
organisasi tentunya perlu adanya hirarki ingin mempengaruhi orang lain. Menurut Robert
pimpinan dan bawahan. Oleh karena itu perlu House sebagaimana dikutip oleh Robbins (2007,
adanya sumberdaya manusia yang berkualitas h.448) mengungkapkan bahwa terdapat empat
untuk menjadi pimpinan dan bawahan. macam klasifikasi kepemimpinan Path Goal,
Sudarsono (2006, h.67) mengungkapkan bahwa yakni gaya kepemimpinan direktif, gaya
sumberdaya manusia adalah tenaga yang kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan
berpotensi dan tidak dapat dipisahkan dari partisipatif, dan gaya kepemimpinan berorientasi
organisasi atau unit kerja. pada tugas. Bermacam-macam gaya
Peran seorang pemimpin dalam kepemimpinan dapat digunakan oleh seorang
mempengaruhi bawahannya sangatlah penting pemimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi
bagi kemajuan organisasi tersebut. Koesmono bawahannya, sehingga dapat meningkatkan
(2007, h.30) mengungkapkan bahwa keberadaan kinerja bawahannya dalam melakukan pekerjaan.
seorang pemimpin dalam organisasi dibutuhkan Perpustakaan adalah suatu lembaga atau
untuk membawa organisasi kepada tujuan yang organisasi yang mengelola di bidang informasi
telah ditetapkan. Pemimpin biasanya guna kebutuhan masyarakat sebagai pengguna

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 7, Hal. 1268-1272| 1268


perpustakaan atau pemustaka. Perpustakaan D. Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan
terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah Teori ini dikembangkan oleh Robert House
perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan sebagaimana dikutip oleh Wirjana dan Supardo
Universitas Brawijaya Malang merupakan salah (2005, h.49), mengungkapkan bahwa seseorang
satu program cakupan yang mendukung program pemimpin menggunakan suatu gaya
DNDGHPLN XQLYHUVLWDV \DQJ WHUWXDQJ GDODP ³7UL kepemimpinan yang tergantung dari situasi:
Dharma Perguruan Tinggi´ \DQJ PHQFDNXS a. Kepemimpinan Direktif
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada Pemimpin memberikan nasihat spesifik
masyarakat. Perpustakaan Universitas Brawijaya kepada kelompok dan memantapkan
Malang memiliki jumlah karyawan sebanyak 65 peraturan-peraturan pokok.
(enam puluh lima) orang. Karyawan ini terdiri b. Kepemimpinan Suportif
dari 19 (sembilan belas) orang pustakawan, 4 Adanya hubungan yang baik antara
(empat) orang arsiparis, dan 32 (tiga puluh dua) pemimpin dengan kelompok dan
orang tenaga administrasi perpustakaan. Untuk memperlihatkan kepekaan terhadap
dapat mencapai visi, misi, dan tujuan tentunya kebutuhan anggota.
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas c. Kepemimpinan Partisipatif
agar perpustakaan dapat memberikan pelayanan Pemimpin mengambil keputusan
yang baik bagi pengguna atau pemustaka. Hal ini berdasarkan konsultasi dengan kelompok,
tentunya perlu adanya peran kepemimpinan yang dan berbagi informasi dengan kelompok.
dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis d. Kepemimpinan Orientasi Prestasi
terhadap karyawan guna meningkatkan kinerja Pemimpin menghadapkan anggota-anggota
kinerja karyawannya. pada tujuan yang menantang, dan
Berdasarkan penjelasan di atas maka mendorong kinerja yang tinggi, sambil
penulis mengambil judul ³3HQJDUXK *D\D menunjukkan kepercayaan pada
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan kemampuan kelompok.
(Studi pada Karyawan di Perpustakaan
8QLYHUVLWDV %UDZLMD\D 0DODQJ ´. E. Kinerja Karyawan
Wirawan (2009, h.5) menyebutkan jika
Tinjauan Pustaka kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
A. Penelitian Terdahulu fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
terdahulu terletak pada lokasi penelitian, tertentu. Jadi kinerja karyawan adalah hasil yang
populasi, dan penentuan sampel. Sedangkan dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria
terdahulu adalah terdapat kesamaan konsep dan yang telah ditetapkan.
pengumpulan data menggunakan kuisioner.
F. Perpustakaan Perguruan Tinggi
B. Kepemimpinan Peraturan Pemerintah: Perpustakaan
Kreitner dan Kinicki (2005, h.299) Perguruan Tingi bagian integral dari kegiatan
mengungkapkan bahwa kepemimpinan atau pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
leadership didefinisikan sebagai suatu proses masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber
pengaruh sosial dimana pemimpin belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
mengusahakan partisipasi sukarela dari para pendidikan yang berkedudukan tercapainya
bawahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkedudukan di
tujuan organisasi. Maka kepemimpinan adalah perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi
suatu proses dimana seseorang mempengaruhi merupakan pusat informasi bagi kalangan
orang lain untuk menjadi bawahan dalam civitas akademika untuk menunjang kegiatan
mencapai tujuan bersama. pendidikan dan penelitian.

C. Gaya Kepemimpinan G. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap


Kartono (2002, h.62), menjelaskan bahwa Kinerja Karyawan
³JD\D NHSHPLPSLQDQ DGDODK FDUD EHNHUMD GDQ Thoha (2010, h.42), mengungkapkan bahwa
bertingkah laku pemimpin dalam membimbing dengan mempergunakan kepemimpinan maka
SDUD EDZDKDQQ\D XQWXN EHUEXDW VHVXDWX´. Jadi pemimpin akan mempengaruhi persepsi
gaya kepemimpinan merupakan sifat dan bawahan dan memotivasinya, dengan cara
perilaku pemimpin yang diterapkan kepada mengarahkan karyawan pada kejelasan tugas,
bawahannya untuk membimbing bawahannya pencapaian tujuan, kepuasan kerja, dan
dalam melaksanakan pekerjaan. pelaksanaan kerja yang efektif. Hal ini

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 7, Hal. 1268-1272| 1269


dipertegas oleh Robbins (2007, h.432), yang Metode Penelitian
mengungkapkan bahwa kepemimpinan sebagai Populasi penelitian ini berjumlah 65 orang
kemampuan untuk mempengaruhi suatu dengan sampel sebanyak 55 orang. Sumber data
kelompok menuju pencapaian sasaran. yang diperoleh berasal dari data primer dengan
Kemampuan karyawan untuk mencapai sasaran penyebaran kuisioner. Analisis data
dan tujuan organisasi tersebut merupakan menggunakan IBM Statistics 21 for Windows.
pencerminan dari kinerja karyawan. Sehingga
dapat disimpulkan jika gaya kepemimpinan Tabel 1
memiliki peran yang besar dalam meingkatkan Definisi Operasional
Konsep Variabel Indikator
kinerja karyawan. 1) Pendeskripsian tugas oleh
Gaya pemimpin.
H. Model Penelitian Kepemimpi 2) Pendeskripsian cara kerja.
nan Direktif 3) Pemimpin memberikan
Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka (X1) instruksi yang jelas.
diatas, maka dapat dirumuskan kerangka berfikir 4) Pemimpin menerapkan
dari permasalahan yang diungkapkan dengan jenjang perintah.
1) Pemimpin mampu
model sebagai berikut: memunculkan minat
Gaya terhadap karyawan.
Kepemimpi Gaya 2) Memiliki sifat bersahabat.
Gambar 1 nan Kepemimpi 3) Memberikan kesempatan
Model Konsepsi (X) nan Suportif untuk berpendapat..
(X2) 4) Memberikan kesempatan
menyampaikan keluhan.
Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan 5) Mampu menyelesaikan
konflik karyawan.
1) Merumuskan tujuan kerja
bersama dengan karyawan.
Gaya 2) Menyusun tugas bersama
Penelitian pengaruh gaya kepemimpinan Kepemimpi karyawan.
terhadap kinerja karyawan ini memiliki model nan 3) Partisipasi dalam
hipotesis seperti pada gambar di bawah ini: Partisipatif berkomunikasi antar
(X3) karyawan.
Gambar 2 4) Kesempatan berdiskusi
Model Hipotesis bersama.
1) Karyawan menangani
pekerjaan sebagaimana yang
Kepemimpinan Direktif ditugaskan oleh atasan.
(X1) 2) Karyawan menyelesaikan
pekerjaan tepat pada
waktunya.
Kualitas 3) Karyawan bekerja sama
dengan baik dengan
Kepemimpinan Suportif Kinerja karyawan lainnya.
(X2) Karyawan 4) Karyawan tidak pernah
(Y) menunda pekerjaan.
5) Karyawan sabar dalam
menghadapi pekerjaan.
Kepemimpinan 6) Karyawan bekerja dengan
Kinerja semangat
Partisipasif (X3) Karyawan 7) Karyawan teliti dalam
(Y) melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan model konsepsi dan model Kuantitas 8) Karyawan memiliki
tanggung jawab.
hipotesis tersebut maka penulis menyatakan 9) Karyawan memiliki tingkat
hipotesis penelitian ini sebagai berikut: pemahaman yang tinggi
dalam menghadapi
a. Terdapat pengaruh yang tinggi dari variabel pekerjaan.
1. gaya kepemimpinan direktif; 2. gaya 10) Karyawan disiplin waktu.
kepemimpinan suportif; dan 3. gaya 11) Karyawan dapat
mengembangkan kualitas
kepemimpinan partisipatif pada kinerja diri sebagai karyawan
karyawan. Ketepatan dengan mengikuti
Waktu perkembangan di
b. Diperkirakan terdapat pengaruh variabel lingkungan kerja.
X1. pada kinerja karyawan. 12) Karyawan selalu datang
c. Diperkirakan terdapat pengaruh variabel ke kantor tepat waktu.
13) Karyawan selalu pulang
X2. pada kinerja karyawan. dari kantor tepat waktu.
d. Diduga terdapat pengaruh variabel gaya Sumber: Syaiyid dkk (2013) dan Novianto
kepemimpinan partisipatif pada kinerja (2011), data diolah (2015).
karyawan.
Analisis Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 7, Hal. 1268-1272| 1270


1. Untuk mengukur suatu kesahihan dan dari individu karyawan itu sendiri, tim, sistem,
keajegan instrumen maka memakai uji dan situasional.
validitas dan uji reliabilitas.
2. Analisis Deskriptif dan Analisis Induktif, 5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
yang mana analisis induktif mencakup: Uji Partisipatif (X3) secara mandiri
asumsi klasik; Regresi linier berganda; Uji terhadap Kinerja Karyawan (Y)
korelasi berganda. Hasil pengujian nilai thitung < ttabel yakni
3. Hipotesis diuji dengan uji simultan 0,438 < 1,673 dapat diketahui bahwa Ho
(serentak) dan uji parsial (mandiri). diterima dan Ha ditolak. Juga memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yakni 0,663 >
Hasil Penelitian Dan Pembahasan 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh gaya
1. Pengaruh Serentak Gaya Kepemimpinan kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja
Direktif, Gaya Kepemimpina Suportif, karyawan. Sependapat dengan Mangkunegara
dan Gaya Kepemimpinan Partisipatif sebagaimana dikutip oleh Anggara dan Suhendi
terhadap Kinerja Karyawan) (2010), jika terdapat faktor kemampuan,
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan motivasi, dan mental dalam meningkatkan
nilai Ftabel GHQJDQ . DGDODK VHEHVDU kinerja karyawan.
Jika nilai Fhitung pada tabel 42 dibandingkan
dengan Ftabel, maka Fhitung lebih besar daripada 6. Pengaruh Variabel Independent yang
Ftabel yakni 6,140 > 2,77. Selain itu juga didapat paling dominan terhadap Variabel
nilai signifikansi sebesar 0,001 yang mana nilai Dependent
VLJQLILNDQVL NXUDQJ GDUL . 6HKLQJJD KDO Variabel paling dominan terhadap variabel
ini dapat disimpulkan jika terdapat pengaruh (Y) ditunjukkan pada nilai koefisien regresi,
secara bersama-sama (simultan) antar variabel yang mempunyai nilai teringgi adalah variabel
X1, X2, dan X3 terhadap Y. X1 = (0,292). Gaya kepemimpinan ini sesuai
dengan teori Path Goal sebagaimana dikutip
2. Analisis Koefisien Determinasi Robbins (2007: 448).
Nilai R Square sejumlah (0,265). Hal ini
diartikan ketiga variabel mempunyai pengaruh Kesimpulan
26,5% pada kinerja karyawan. Sedangkan 1. Secara serentak ketiga variabel mempunyai
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar pengaruh yang penting terhadap (Y), yang
penelitian ini. berarti kinerja karyawan dapat meningkat
apabila pemimpin menerapkan gaya
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif kepemimpinan direktif; suportif; dan
(X1) secara mandiri terhadap Kinerja partisipatif.
Karyawan (Y) 2. Kepemimpinan direktif berpengaruh yang
Hasil parsial gaya kepemimpinan direktif signifikan terhadap (Y) secara mandiri,
terhadap kinerja karyawan, yakni (0,031). Maka artinya ketika pimpinan memberikan
ada pengaruh (X1) terhadap kinerja karyawan. perintah yang tegas pada bawahan agar
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh melakukan tugasnya.
Mahmudi (2010) mengenai faktor-faktor yang 3. Secara mandiri kepemipinan suportif tidak
mempengaruhi kinerja karyawan, yang mana mempunyai pengaruh pada (Y), yang
salah satunya adalah kepemimpinan. Dalam berarti jika pemimpin memberikan banyak
penjelasan tersebut disebutkan bahwa pemimpin dukungan baik materi maupun moril untuk
hendaknya memberikan arahan tugas atau menyelesaikan tugas yang diberikan.
pekerjaan kepada bawahannya, guna 4. Kepemimpinan partisipatif tidak
meningkatkan kinerja bawahannya dalam mempunyai pengaruh pada (Y), yang
bekerja. artinya pemimpin memberikan peluang
pada bawahan untuk membuat keputusan di
4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Suportif perpustakaan.
(X2) secara mandiri terhadap Kinerja
Karyawan (Y) Saran
Hasil parsial gaya kepemimpinan suportif 1. Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat
pada kinerja yakni (0,083). Hal ini berarti sangatlah penting guna meningkatkan
pengaruh (X2) tidak signifikan pada kinerja kinerja karyawan dan mencapai tujuan
karyawan. Sebagaimana penjelasan Mahmudi organisasi.
(2010) yang mengungkapkan bahwa faktor yang 2. Gaya kepemimpinan direktif telah berjalan
mempengaruhi kinerja karyawan bisa berasal dengan baik dan tentunya perlu

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 7, Hal. 1268-1272| 1271


ditingkatkan lagi. Mengingat pentingnya dapat menjadikan suasana kerja yang
sikap pemimpin untuk memberikan harmonis dan menyenangkan. Pemimpin
penjelasan dan instruksi yang jelas kepada juga perlu berpartisipasi dalam komunikasi
karyawannya akan tugas dan kepada karyawan, agar pemimpin dapat
tanggungjawabnya. mengetahui apa keluhan dan keinginan
3. Sebaiknya gaya kepemimpinan suportif dan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Hal
gaya kepemimpinan partisipatif juga ini semata-mata dilakukan oleh seorang
diterapkan oleh pemimpin. Karena ketika pemimpin untuk dapat meningkatkan
pemimpin dapat menciptakan suasana kinerja karyawan dan mencapai tujuan dari
bersahabat kepada para karyawan, akan organisasi.

Daftar Pustaka
Anggara dan Suhendi. (2010) Perilaku Organisasi. Bandung, CV Pustaka Setia.
Kartono, Kartini. (2002) Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta, Rajawali Press.
Koesmono, H. Teman. (2007) Pengaruh kepemimpinan dan tuntutan tugas terhadap komitmen organisasi
dengan variabel moderasi motivasi perawat rumah sakit swasta Surabaya. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, 9(1):30-40.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. (2005) Perilaku organisasi. Jakarta, Salemba Empat.
Mahmudi. (2010) Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Kedua. Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Novianto, Indra Eko. (2011) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai badan
kepegawaian daerah pemerintah kabupaten Malang. Universitas Brawijaya, Malang,
Skripsi tidak dipublikasikan.
Robbins, Stephen. (2007) Manajemen. Edisi kedelapan / jilid 2. Jakarta, PT. Grafindo.
Sudarsono, Blasius. (2006) Antologi kepustakawanan Indonesia. Jakarta, Sagung Seto.
Syaiyid, Elzi., Hamidah Nayati Utami, dan Muhammad Faisal Riza. (2013) Pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap motivasi kerja (studi pada karyawan radar Malang PT. Malang intermedia pres).
Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, 1(1) [Internet]. Available from:
<http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/16.> [Accessed 15
January 2015]
Thoha, Miftah. (2010) Kepemimpinan dalam manajemen. Cetakan ke 15. Jakarta, Rajawali Press.
Wirawan. (2009) Evaluasi kinerja sumber daya manusia : teori, aplikasi, dan penelitian. Jakarta,
Salemba Empat.
Wirjana, Bernadine R., dan Susilo Supardo. (2005) Kepemimpinan, dasar-dasar dan
pengembangannya. Yogyakarta, CV. Andi Offset.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 7, Hal. 1268-1272| 1272


A. IDENTITAS JURNAL

1. Nama jurnal : Jurnal Administrasi Publik (JAP)

2. Volume : 3

3. Nomor : 7

4. Halaman : 1268-1272

5. Tahun Penerbit : 2011

6. Judul Jurnal : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

7. Nama Penulis : Astria Khairizah, Irwan Noor, Agung Suprapto

B. ABSTRAK JURNAL

1. Jumlah paragraf :

2. Halaman : 1268-1272

3. Ukuran spasi :

4. Uraian abstrak :

Perpustakaan sebagai lembaga informasi membutuhkan struktur antara pimpinan dan bawahan. Di
perpustakaan, pimpinan dengan gayanya bisa mempengaruhi kinerja karyawannya agar melaksanakan
tugas. 65 orang sebagai populasi dengan sampel yang telah ditentukan sebanyak 55 orang yang
merupakan karyawan tetap di Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang. Sumber data yang digunakan
adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, wawancara, dan dokumentasi yang diuji
dengan IBM Statistics 21 for Windows. Secara bersama-sama semua variabel (X) mempunyai pengaruh
pada kinerja karyawan. Pemimpin yang direktif memiliki pengaruh secara sendiri-sendiri pada kinerja
karyawan, sedangkan pemimpin suportif dan partisipatif tidak mempengaruhi kinerja karyawan di
Perpustakaan UB.

5. Keyword jurnal : gaya kepemimpinan direktif; gaya kepemimpinan suportif; gaya kepemimpinan
partisipatif; kinerja karyawan

C. Pendahuluan Jurnal

Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk berkumpul dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam
organisasi tentunya perlu adanya hirarki pimpinan dan bawahan. Oleh karena itu
perladanyasumberdaya manusia yang berkualitas untuk menjadi pimpinan dan bawahan. Sudarsono
(2006, h.67) mengungkapkan bahwa sumberdaya manusia adalah tenaga yang berpotensi dan tidak
dapat dipisahkan dari organisasi atau unit kerja. Peran seorang pemimpin dalam mempengaruhi
bawahannya sangatlah penting bagi kemajuan organisasi tersebut. Koesmono (2007, h.30)
mengungkapkan bahwa keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi dibutuhkan untuk membawa
organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin biasanya menerapkan gaya kepemimpinan
tertentu untuk mempengaruhi kinerja bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan perilaku pemimpin
yang digunakan seseorang ketika ingin mempengaruhi orang lain. Menurut Robert House sebagaimana
dikutip oleh Robbins (2007, h.448) mengungkapkan bahwa terdapat empat macam klasifikasi
kepemimpinan Path Goal, yakni gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan suportif, gaya
kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas. Bermacam-macam gaya
kepemimpinan dapat digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi
bawahannya, sehingga dapat meningkatkan kinerja bawahannya dalam melakukan pekerjaan.

D. TUJUAN PENELITIAN

sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan
tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi
merupakan pusat informasi bagi kalangan civitas akademika untuk menunjang kegiatan pendidikan dan
penelitian.

E. METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini berjumlah 65 orang dengan sampel sebanyak 55 orang. Sumber data yang
diperoleh berasal dari data primer dengan penyebaran kuisioner. Analisis data menggunakan IBM
Statistics 21 for Windows.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Pengaruh Serentak Gaya Kepemimpinan Direktif, Gaya Kepemimpina Suportif, dan Gaya
Kepemimpinan Partisipatif terhadap Kinerja Karyawan) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai
Ftabel GHQJDQ .

2. Analisis Koefisien Determinasi

Nilai R Square sejumlah (0,265). Hal ini diartikan ketiga variabel mempunyai pengaruh 26,5% pada
kinerja karyawan. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif (X1) secara mandiri terhadap Kinerja Karyawan (Y) Hasil parsial
gaya kepemimpinan direktif terhadap kinerja karyawan, yakni (0,031). Maka ada pengaruh (X1)
terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Suportif

(X2) secara mandiri terhadap Kinerja Karyawan (Y) Hasil parsial gaya kepemimpinan suportif pada kinerja
yakni (0,083). Hal ini berarti pengaruh (X2) tidak signifikan pada kinerja karyawan.
5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Partisipatif (X3) secara mandiri terhadap Kinerja Karyawan (Y) Hasil pengujian nilai thitung < ttabel yakni
0,438 < 1,673 dapat diketahui bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Juga memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 yakni 0,663 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan partisipatif
terhadap kinerja karyawan. Sependapat dengan Mangkunegara sebagaimana dikutip oleh Anggara dan
Suhendi (2010), jika terdapat faktor kemampuan, motivasi, dan mental dalam meningkatkan kinerja
karyawan.

6. Pengaruh Variabel Independent yang paling dominan terhadap Variabel Dependent Variabel paling
dominan terhadap variabel (Y) ditunjukkan pada nilai koefisien regresi, yang mempunyai nilai teringgi
adalah variabel X1 = (0,292). Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan teori Path Goal sebagaimana dikutip
Robbins (2007: 448).

KESIMPULAN

1. Secara serentak ketiga variabel mempunyai pengaruh yang penting terhadap (Y), yang berarti kinerja
karyawan dapat meningkat apabila pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan direktif; suportif; dan
partisipatif.

2. Kepemimpinan direktif berpengaruh yang signifikan terhadap (Y) secara mandiri,artinya ketika
pimpinan memberikan perintah yang tegas pada bawahan agar melakukan tugasnya.

3. Secara mandiri kepemipinan suportif tidak mempunyai pengaruh pada (Y), yang berarti jika pemimpin
memberikan banyak dukungan baik materi maupun moril untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Kepemimpinan partisipatif tidak mempunyai pengaruh pada (Y), yang artinya pemimpin memberikan
peluang pada bawahan untuk membuat keputusan di perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai