Anda di halaman 1dari 11

1

Received December 23rd 2019, Accepted January 20th 2020


DOI 10.33377/jkh.v4i1.58

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA


PERAWAT DI RUANG PERAWATAN KELAS III
RUMAH SAKIT HUSADA JAKARTA

Ria Efkelin Mose1)


1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada, Jakarta Pusat, 10730, Indonesia

e-mail: ria_efkelin@stikesrshusada.ac.id

ABSTRAK
Kepemimpinan yang baik di Rumah Sakit akan meningkatkan kinerja perawat. Kinerja
perawat yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja perawat pada Rumah
Sakit Husada Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 47 perawat yang bekerja di ruang
Melati. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji
korelasi dan uji regresi baik secara sederhana maupun secara simultan dengan pengolahan
datanya menggunakan metode statistik. Hasil analisis penelitian sederhana menunjukan
bahwa kontribusi kepemimpinan dianggap penting dan berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan kinerja perawat yaitu sebesar 91.3%, sedangkan sisanya sebesar 8.7%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kepemimpinan yang tepat bagi institusi
pelayanan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kinerja perawat sehingga pelayanan
kesehatan dapat diberikan dengan optimal.

Kata kunci: Kepemimpinan; Kinerja; Perawat.

ABSTRACT

Good leadership in the hospital will improve nurse performance. Performance of nurses can
improve services quality to patients This study was conducted to determine the influence of
leadership on the performance of nurses at Husada hospital with a total sample of 47 nurses
working in Melati Room. The analysis used include validity, reliability test, classical
assumption test, correlation and regression testing either partially or simultaneously with the
processing of the statistical analysis. Results of the analysis showed that simple leadership is
considered an important contribution and a significant effect in improving the performance
of nurses in the amount of 91.3%, while the remaining 8.7% is explained by other variables
not examined. The right leadership for health service institutions is expected to be able to
improve the performance of nurses so that health services can be provided optimally.

Keywords: Leadership; Nurses; Performance.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
1
2

PENDAHULUAN yang mempunyai kinerja yang baik.

Rumah Sakit merupakan tempat Pada akhirnya kinerja sebuah

terjadinya hubungan kerjasama antara organisasi masih tetap tergantung pada

dokter, perawat dan tim kesehatan kualitas sumber daya manusia yang

lainnya untuk membantu dalam ada pada organisasi tersebut. Kualitas

kesembuhan pasien-pasien, khususnya sumber daya manusia dipengaruhi oleh

untuk perawat yang sangat berperan faktor-faktor antara lain tingkat

penting dalam pencapaian kesembuhan pendidikan, pengalaman kerja, dan

yang diinginkan pasien, karena pernah tidaknya mengikuti kegiatan

perawat adalah orang yang selalu pelatihan dan pengembangan. Semakin

mendampingi pasien dalam tinggi tingkat pendidikan seseorang

pemenuhan kebutuhan pasien secara diharapkan semakin tinggi kinerjanya.

biopsikospiritual selama 24 jam penuh. Semakin banyak pengalaman kerja

Salah satu faktor dapat meningkatkan seseorang, juga semakin baik

kinerja pegawai adalah kepemimpinan kinerjanya. Demikian juga semakin

karena dengan pemimpin yang sering seseorang diikutkan kegiatan

mempunyai pandangan ke depan, pelatihan dan pengembangan, maka ia

mempunyai integritas yang tinggi dan akan semakin berkualitas, sehingga

semangat dalam bekerja serta melatih akan semakin baik pula kinerjanya.

stafnya untuk terampil maka kinerja


pegawai dapat meningkat. Untuk Namun di lapangan ditemukan masih

membawa bawahan sesuai dengan ada pemimpin kadang mendahului

kemauan pemimpin, maka seorang kepentingan pribadinya yang membuat

pemimpin harus mampu memotivasi dirinya kurang berani untuk

pegawai. melakukan supervisi bawahannya


dalam bekerja, dan kurang memotivasi

Motivasi ini dapat dilakukan dengan bawahannya dalam bekerja sehingga,

berbagai cara, antara lain memberikan bawahan yang kerja kurang teliti bisa

pujian, memberikan penghargaan, sewaktu-waktu bekerja membuat

memberikan insentif kepada pegawai kesalahan.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
3

Penelitian yang dilakukan oleh yang berbeda dalam suatu populasi


Nugrahaeni (2005) tentang Hubungan dengan jumlah responden 47 perawat.
Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Dalam hal ini penulis dapat
Pegawai di Biro Kredit Bank mengetahui berapa besar kontribusi
Indonesia. Gaya kepemimpinan variabel-variabel terhadap variabel
memiliki pengaruh positif dan terikatnya serta besarnya arah
signifikan terhadap kinerja karyawan hubungan yang terjadi. Desain
Biro Kredit Bank Indonesia dengan penelitian berdasarkan tujuannya
nilai koefisien korelasi 0,494 dan adalah mendeskripsikan karakteristik
koefisien determinasi 24,4% yang suatu obyek yang dalam hal ini akan
dijelaskan melalui persamaan regresi diperoleh gambaran tentang hubungan
Y= 43,368 + 0,472 X. Berbeda dengan antara Pengaruh Kepemimpinan
penelitian-penelitian sebelumnya terhadap Kinerja Perawat di Ruang
penelitian ini mencari hubungan antara Perawatan Kelas III RS Husada.
kepemimpinan dengan kinerja
perawat. Tujuan penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui hubungan antara Hasil penelitian yang dilakukan
kepemimpinan dengan kinerja perawat didapatkan data mengenai distribusi
di RS Husada. responden berdasarkan berdasarkan
jenis kelamin, umur, tingkat
METODE pendidikan dan masa kerja. Keempat
Desain penelitian ini penulis aspek demografi tersebut mempunyai
menggunakan metode deskriptif peran penting dalam menilai kinerja
kuantitatif untuk metode ilmiah yang perawat di Rumah Sakit Husada
digunakan dalam penelitian ini dapat Jakarta.
dilaksanakan dengan relatif mudah dan
terarah dan metode riset korelasi Hasil identifikasi dari menurut jenis
(correlation study) yakni penelitian kelamin didapatkan data secara umum
yang dirancang untuk menentukan dapat memberikan perbedaan pada
tingkat hubungan variabel-variabel perilaku dan kepribadian seseorang.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
4

Dalam suatu bidang pekerjaan jenis Berdasarkan Tabel 1 di atas nampak


kelamin seringkali dapat menjadi sebagian besar responden adalah
pembeda aktivitas yang dilakukan oleh perempuan yaitu sebanyak 44
individu. Perbedaan kepribadian yang responden atau sebesar 83.6%,
mendasar antara laki-laki dan sedangkan responden laki-laki adalah
perempuan. Laki-laki pada umumnya sebanyak 3 responden atau sebesar
bersifat individualis, agresif, kurang 6.4%. Hal ini mengindikasikan bahwa
sabar, lebih tegas, rasa percaya diri jumlah perawat perempuan lebih
lebih tinggi dan lebih menguasai dominan dari pada perawat laki-laki.
pekerjaan sedangkan perempuan Fenomena ini sesuai kebijakan yang
cendrung lebih perhatian kepada orang diterapkan Rumah Sakit Husada
lain, penurut, pasif, lebih Jakarta, dimana perawat perempuan
mengkedepankan perasaan dan cenderung bersikap dan berlaku sesuai
mempunyai tanggung jawab mengurus atau sejalan dengan kebijakan dan
keluarga yang lebih besar dari pada peraturan yang diterapkan Rumah
laki-laki. Komposisi responden Sakit Husada Jakarta
berdasarkan jenis kelamin di ruang
Melati pada Rumah Sakit Husada Hasil penelitian terkait umur
Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1 responden didapatkan data:
sebagai berikut : Kedewasaan seseorang dapat dilihat
dari usia seseorang yang merupakan
Tabel 1 salah satu faktor yang akan
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin (n=47) mempengaruhi kemampuan,
Frequency Percent pengetahuan, tanggung jawab
Valid Laki-laki 3 6.4 seseorang dalam bertindak, berpikir
Perempuan 44 93.6 serta mengambil keputusan. Perawat
Total 47 100.0 yang lebih tua lebih berpengalaman
Sumber: Hasil Pengolahan Data dalam berpikir dan bertindak serta
Kuesioner
lebih terbiasa menghadapi persoalan
yang muncul ditempat kerja, sehingga

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
5

mereka telah terbiasa dan lebih mampu Dilihat dari umur perawat yang
melakukan adaptasi dengan bekerja di ruang Melati pada Rumah
permasalahan yang muncul ditempat Sakit Husada sebagian besar adalah
kerja, sehingga pengambilan berusia antara 20 sampai 30 tahun, ini
keputusan cenderung lebih efektif menunjukan bahwa dalam
ketimbang karyawan yang berusia menjalankan aktivitas Rumah Sakit
muda, sebagaimana nampak dalam Husada lebih mengutamakan perawat
Tabel 2 dengan umur yang relatif masih muda
Tabel 2 karena mempunyai kemampuan fisik
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
(n=47) yang lebih baik dan lebih mampu
Frequency Percent melakukan adaptasi dengan
Valid 20 - 30 Tahun 33 70.2 permasalahan yang muncul ditempat
31 - 40 Tahun 5 10.6 kerja.
41 - 50 Tahun 9 19.1
> 50 Tanun 0 0 Pendidikan terakhir mempengaruhi
Total 47 100.0 kemampuan, wawasan dan tingkat
Sumber: Hasil Pengolahan Data kepercayaan diri dari responden dalam
Kuesioner
melaksanakan pekerjaannya. Hal

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat tersebut dikarenakan pendidikan

bahwa jumlah responden yang berusia sangat penting guna meningkatkan

antara 20 sampai 30 tahun sebanyak kemampuannya.

33 responden atau 70.2%, berusia


antara 30 sampai 40 tahun sebanyak 5 Responden dengan tingkat pendidikan

responden atau 10.6%, berusia antara yang tinggi mampu bekerja dengan

41 sampai 50 tahun sebanyak 9 tingkat kesulitan dan tanggung jawab

responden atau 19.1% dan yang yang lebih tinggi dari pada perawat

berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 0 dengan tingkat pendidikan yang lebih

responden atau 0.0%. rendah karena mereka lebih dipercaya


untuk menangani tingkat pekerjaan
yang dianggap tidak mampu

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
6

dikerjakan oleh perawat yang kurang dalam mengambil tindakan serta


pengalaman. Komposisi responden tanggung jawab yang tinggi atas
berdasarkan aspek pendidikan terakhir pekerjaannya.
dapat dilihat pada Tabel 3
Masa kerja sangat memengaruhi
Tabel.3 penguasaan rincian pekerjaan dari
Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan (n=47) seorang perawat, dimana responden
Frequency Percent dengan masa kerja yang lebih lama
SPK / SPR 1 2.1 mempunyai pengalaman, kepercayaan
D3 Keperawatan 46 97.9 diri dan penguasaan job description
S1 Keperawatan 0 0.0 yang lebih baik. Kemampuan,
S2 Keperawatan 0 0.0
pengetahuan, tanggung jawab dalam
Total 47 100.0
bertindak, berpikir serta mengambilan
keputusan juga dipengaruhi oleh masa
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat
kerja, disamping usia perawat. Faktor
bahwa jumlah responden yang tingkat
usia dan pengalaman kerja saling
pendidikan SPK /SPR sebanyak 1
terkait, dimana keduanya
responden atau sebesar 2.1%,
mempengaruhi kemampuan perawat
pendidikan D3 Keperawatan sebanyak
dalam menghadapi persoalan dan
46 responden atau 97.9%, sedangkan
mengambil keputusan. Perawat yang
tingkat pendidikan S1 Keperawatan
memiliki masa kerja yang lebih lama,
dan pendidikan S2 Keperawatan
cendrung lebih memahami struktur
sebanyak 0 responden atau 0.0%.
harapan-imbalan yang berlaku di
Rumah Sakit Husada, sehingga mereka
Rumah Sakit Husada sebagian besar
memiliki prilaku yang lebih efektif
perawatnya berpendidikan menengah
daripada perawat yang kurang
(D3 keperawatan), hal ini diperlukan
berpengalaman. Dikarenakan hal-hal
karena perawat harus mempunyai
tersebut maka masa kerja merupakan
kompetensi di bidangnya, harus
bagian dari gambaran umum
mampu menolong pasien dan cepat
responden penelitian ini.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
7

Profil responden menurut masa kerja skala likert dimana responden


sebagaimana nampak dalam Tabel 4 memberikan skor bervariasi mulai dari
skor tertinggi 5 yang merupakan
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Masa pernyataan sangat setuju, skor 4 setuju,
Kerja (n=47) skor 3 ragu-ragu, skor 2 tidak setuju
Frequency Percent
dan skor 1 sangat tidak setuju,
Valid < 5 Tahun 32 68.1
dibawah ini adalah hasil deskripsi
5 - 10 Tahun 2 4.3
penelitian terhadap masing masing
11 - 20 Tahun 4 8.5
variabel penelitian yaitu :
> 20 Tahun 9 19.1
Total 47 100.0
Variabel kepemimpinan terdiri dari
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kuesioner lima (5) dimensi yaitu : (1) dimensi
instruksi terdiri dari dua pertanyaan,
Pada tabel 4 di atas dapat dilihat
(2) dimensi konsultatif terdiri dari dua
bahwa jumlah responden yang lama
pertanyaan, (3) dimensi partisipasi
bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak
terdiri dari dua pertanyaan, (4) dimensi
32 responden atau 68.1%, bekerja 5
delegasi terdiri daru dua pertanyaan,
sampai 10 tahun sebanyak 2 responden
dan (5) dimensi pengendalian terdiri
atau 4.3%, bekerja 11 sampai 20 tahun
dari dua pertanyaan, sehingga jumlah
sebanyak 4 responden atau 8.5% dan
pertanyaan untuk variabel
bekerja lebih dari 20 tahun sebanyak 9
kepemimpinan sebanyak sepuluh
responden atau 19.1%. Dengan
pertanyaan.
demikian maka perawat yang bekerja
di ruang Melati Rumah Sakit Husada
Data kuesioner yang telah
sebagian besar lama bekerjanya kurang
dikumpulkan kemudian dideskripsikan
dari 5 tahun
sehingga mempermudah dalam
memahaminya. Hasil pengolahan data
Dalam penelitian responden terhadap
pada tabel di bawah ini merupakan
variabel kepemimpinan dan kinerja
penjelasan pengolahan dengan analisis
perawat, menggunakan pengukuran
deskripsi, yaitu:

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
8

Tabel 5 bedakan
dalam
Hasil Deskripsi Variabel Kepemimpinan memberikan
(n=47) pelimpahan
Dimen tugas
si Indikator SS S R TS STS n 11 58 20 5 0 94
Jumlah
Ditempat saya
bekerja 20.
2.3 12.3 4.3 1.1 0.0
pengambilan Persentase 0
5 26 16 0 0 47 Pimpinan
keputusan
Fungsi dilakukan berupaya agar
Instruk oleh pimpinan saya mampu
tif bekerja secara
Saya harus 2 37 7 0 1 47
melakukan terkoordinasi
untuk
semua yang 4 29 13 1 0 47
memprioritas
diperintahkan
pimpinan Fungsi kan masalah
Pengen Pimpinan
Jumlah 9 55 29 1 0 94dalian hanya
20. mempehatika
1.9 11.7 6.2 0.2 0.0 n target kerja
Persentase 0
Saya tetapi tidak 6 33 7 1 0 47
dilibatkan memperhatika
oleh pimpinan n keluhan-
9 32 6 0 0 47 keluhan saya
dalam
pengambilan dalam bekerja
Fungsi keputusan
Jumlah 8 70 14 1 1 94
Konsul Dalam
47 20.
tatif memimpin
Persentase 1.7 14.9 3.0 0.2 0.2 0
rapat,
pimpinan 6 30 10 1 0 47
memperhatika Total 57 306 97 9 1 0
n usul dan 20. 10
pendapa saya Persentase 12.1 65.1 6 1.9 0.2 0.0

Jumlah 15 62 16 1 0 94
Sumber
20. : Hasil Pengolahan Data
3.2 13.2 3.4 0.2 0.0
Persentase 0
Saya diberi
kesempatan
bekerjasama
Hasil analisa penelitian pada tabel 5 di
dengan
pimpinan
8 31 8 0 0 atas,
47 hasil penilaian responden dapat
dalam
Fungsi
memutuskan disimpulkan bahwa mayoritas
keputusan
Partisip
asi
Saya responden menyatakan setuju terhadap
memperoleh
kesempatan
yang sama
indikator variabel kepemimpinan yang
6 30 10 1 0 47
untuk
mengikuti ada di Rumah Sakit Husada Jakarta.
pelatihan-
pelatihan
Jumlah 14 61 18 1 0 94
Nilai
20.
responden yang menyatakan
3.0 13.0 3.8 0.2 0.0
Persentase 0
Saya sangat setuju memiliki jumlah skor
diberikan
tugas yang
7 30 8 2 0
sebanyak
47
57 atau 12.1%, menyatakan
Fungsi bukan
Delega tanggung setuju jumlah skor sebanyak 306 atau
si jawab saya
Pimpinan 65.1%, menyatakan ragu-ragu jumlah
saya tidak 4 28 12 3 0 47
membeda-
skor sebanyak 97 atau 20.6%,
Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020
(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
9

menyatakan tidak setuju jumlah skor kepemimpinan memiliki pengaruh


sebanyak 9 atau 1.2% dan positif yang signifikan terhadap kinerja
menyatakan sangat tidak setuju jumlah perawat. Jika gaya kepemimpinan
skor sebanyak 1 atau 0.2%. mengalami peningkatan sebesar satu
satuan maka kinerja perawat akan
Berdasarkan dimensinya, maka meningkat sebesar 0.972. Nilai thitung
dimensi yang paling dominan pada sebesar 21.951 lebih besar dari nilai
variabel kepemimpinan adalah dimensi nilai ttabel sebesar 2.012 dan tingkat
fungsi pengendalian, karena jumlah signifikansi 0.000, berarti Ha diterima,
dan prosentase yang menyatakan dengan demikian maka hipotesis
setuju sebesar 70 atau 14.9%, penelitian pertama (H1) dapat diterima
kemudian diikuti oleh dimensi fungsi atau terbukti. Kontribusi
konsultatif yang menyatakan setuju kepemimpinan terhadap kinerja
sebesar 62 atau 13.2%, dimensi fungsi perawat sebesar 91.3% sedangkan
partisipasi yang menyatakan setuju sisanya sebesar 8.7% dijelaskan oleh
sebesar 61 atau 13.0%, dimensi fungsi variabel lain yang tidak diteliti.
delegasi yang menyatakan setuju
sebesar 58 atau 12.3% dan dimensi Pimpinan yang baik senantiasa
fungsi instruktif yang menyatakan menjaga pengaruh positif
setuju sebesar 55 atau 11.7%. kepemimpinan yang telah menunjukan
pengaruh baik terhadap kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN perawat dengan mendelegasikan tugas
Berdasarkan hasil analisis yang telah kepada perawat tanpa membeda-
dilakukakan maka kesimpulan yang bedakan dan dalam melaksanakan
diperoleh adalah terdapat pengaruh tugas selalu berkoordinasi dengan unit
kepemimpinan terhadap kinerja yang lain, atau bahkan dapat di
perawat. tingkatkan lagi dengan cara
meningkatkan kebijakan-kebijakan
Hasil analisis regresi secara sederhana yang dikeluarkan, dan hendaknya
diperoleh nilai 0.972, artinya pimpinan memperhatikan faktor-faktor

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
10

lain yang juga mempengaruhi Dwi, Nugrahaeni, (2005). Pengaruh


semangat kerja perawat. Gaya Kepemimpinan dan
Komunikasi Terhadap Kinerja
Bagi penelitian selanjutnya, hasil Karyawan Biro Kredit Bank
kontribusi variabel yang diteliti Indonesia, Jakarta. Tesis.
menunjukkan masih ada variabel- Mahasiswa S2 UPI YAI.
variabel lain yang harus diperhatikan
Edy, Sutrisno. (2009). Manajemen
dalam penelitian ini. Penelitian-
Sumber Daya Manusia. Jakarta.
penelitian lebih lanjut, hendaknya
Kencana
menambah variabel lain seperti
motivasi kerja, budaya organisasi, Fakultas Ekonomi Universitas Persada
kompensasi, stress kerja dan lain-lain Indonesia. (2010), Pedoman
yang sekiranya dapat mempengaruhi Penulisan Tesis Untuk Magister
kinerja perawat. Manajemen, Jakarta Universitas
Persada Indonesia Y.A.I.

DAFTAR PUSTAKA Hadari, Nawawi. (2006).

Adolf, Purba, (2006). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Yang Efektif.

Kepemimpinan, dan Motivasi UGM Press. Yogyakarta

Kerja Terhadap Kinerja Hutapea, Parulian.. (2008).


Pegawai Negeri Sipil Pada Kompetensi Plus. Jakarta PT
Direktorat Jendral Gramedia.
Perbendaharaan, Jakarta. Tesis
Mahasiswa S2 UPI YAI. Miftah, Thoha. (2007). Penilaian
Organisasi Konsep Dasar Dan
Arikunto, (2003). Prosedur Penelitian Aplikasinya. PT Raja Grafindo
Suatu Pendekatan Praktek, Persada. Jakarta
Jakarta. Rineka Cipta
Moeheriono, (2009). Pengukuran
Kinerja Berbasis Kompetensi.
Jakarta, Ghalia Indonesia.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)
11

Onong, Uchjana (2009) , Ilmu Sopiah. (2008). Perilaku


Komunikasi Teori dan Praktek. Organisasional. Yogyakarta.
Bandung, PT. Remaja Penerbit ANDI.
Rodakarya.
Sugiyono (2011), Metode Penelitian
Palan, R. (2007). Competency Kombinasi, Bandung
Management. Seri Alfabeta
Manajemen Sumber Daya
Soekarso Iskandar Putong (2010).
Manusia. Jakarta Penerbit
Teori Kepemimpinan. Mitra
PM .
Wacana Media.
Ridwan. (2008). Cara Menggunakan
Soebagio Sastrodiningrat (2002) ,
Dan Memaknai Analisis jalur.
Manajemen dan
Bandung . PT Alfabeta.
Kepemimpinan, Jakarta
Rivai (2004). Kepemimpinan dan Kapita Selekta
Perilaku Organisasi. Edisi
Wirawan (2009), Teori Kepemimpinan
Kedua. Jakarta. PT Raja
Pengantar untuk Praktek dan
Grafindo Persada.
Penelitian Jilid I dan II,
Siagian, Sondang. (2001). Manajemen Jakarta : Yayasan bangun
Sumber Daya Manusia. Indonesia dan UHAMKA
Yogyakarta, STIE YKPN. PRESS

Rochajat, (2008). Komunikasi


Organisasi. Bandung,CV
Mandar Maja.

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 4/ Nomor 1/Januari 2020


(ISSN: 2548-1843, EISSN: 2621-8704)

Anda mungkin juga menyukai