Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DI PUSKESMAS


TOMINI KECAMATAN TOMINI KABUPATEN
PARIGI MOUTONG

JURNAL

ALDHI
201701052

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS
TERHADAP KINERJA PERAWAT DI PUSKESMAS
TOMINI KECAMATAN TOMINI KABUPATEN
PARIGI MOUTONG

The Association Of Leadership Of Public Health Center (PHC) Incharge Toward Staff
Nurses Performance In Tomini PHC, Tomini Subdistrict, Parigi Moutong Regency.
Aldhi1, Ardin S Hentu2, Sintong Hutabaeat3
Email : Aldhypratama3333@Gmail.com
1. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu
2. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Widya Nusantara Palu
3. Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
Beberapa perawat yang ada di puskesmas menjelaskan bahwa perawat puskesmas merasakan
tingkat kelelahan serta stres yang dirasakan, hal ini sering terjadi karena pimpinan selalu menuntut
hasil terbaik akan tetapi ketika terjadi kelalaian ataupun kesalahan, maka pemimpin tidak
memberikan pengarahan dan pembimbingan kepada hal yang seharusnya. Hal ini mempengaruhi
kinerja perawat sehingga masyarakat setempat, khususnya di wilayah Kecamatan Tomini yang
mengeluh atau kecewa dengan pemberian pelayanan yang minim, sehingga masyarakat ragu untuk
kembali ke Puskesmas Tomini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja perawat di puskesmas tomini kecamatan tomini kabupaten parigi
moutong. Jenis penelitian ini ini yaitu kuantitatif dengan metode cross sectional dengan jumlah
populasi sebanyak 31 orang perawat dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisis
data menggunakan Chi-Square, dengan variabel independen gaya kepemimpinan dan variabel
dependen kinerja. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar memilih gaya kepemimpinan
demokratis yang digunakan kepala puskesmas sebesar 61,3% dan memiliki kinerja yang tinggi
sebesar 58,1%. Hasil analisis bivariat dengan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5% diperoleh
hubungan gaya kepemimpinan kepala puskesmas terhadap kinerja perawat di puskesmas tomini
kecamatan tomini kabupaten parigi moutong ( ρ < α ) yaitu 0,000 < 0,05. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah adanya hubungan gaya kepemimpinan kepala puskesmas terhadap kinerja
perawat di puskesmas tomini kecamatan tomini kabupaten parigi moutong. Sehingga penting
untuk menerapkan gaya kepemimpinan demokratis agar kinerja menjadi lebih baik.

Kata kunci : Gaya kepemimpinan, Kinerja, Perawat

ABSTRACT

Some of staff nurses in PHC said that they have exhausted and stress experiences due to the high
expectation of incharge toward them, but if they have some negligence or mistaken the incharge
could not provide proper guidance or instruction for them even. Those are having impact toward
the nurses performance that led the society complaining due to improper the health services done,
and it make the society untrust to visit the PHC anymore. The aim of research to obtain the
association of leadership of Public Health Center (PHC) incharge toward staff nurses
performance in Tomini PHC, Tomini Subdistrict, Parigi Moutong Regency. This is quantitative
research with cross sectional method. Total of population is 31 staff nurses and sampling taken by
total sampling technique. Data analysed by Chi-Square test with leadership as an independent
variable and performance as a dependent variable. The result of research found that about 61,3%
of respondents said the incharge of PHC have democtratic style of leadership and 58,1% of
respondents have good performance. The bivariate analyses by Chi-Square test have 5% of
significant result of leadership of Public Health Center (PHC) incharge toward staff nurses
performance in Tomini PHC, Tomini Subdistrict, Parigi Moutong Regency ( ρ < α ) = 0,000 <
0,05. Conclusion of research mentioned that have association of leadership of Public Health
Center (PHC) incharge toward staff nurses performance in Tomini PHC, Tomini Subdistrict,
Parigi Moutong Regency. So, it very important to perform the democratic leadership style to
improve the staffs performances.

Keyword : leadership, performances, nurse.


PENDAHULUAN mengubah karakter. Hal ini karena
Saat ini pelayanan kesehatan penyesuaian alam merupakan tahapan
masyarakat merupakan hal yang menjadi untuk mengurusi isu-isu terkini.
perhatian pemerintah, dalam hal ini Seseorang tidak akan sukses dalam
puskesmas menjadi salah satu institusi memimpin tampa perubahan karakter,
yang menjadi garda terdepan dalam hal visi misi yang jelas, integritas yang
pelayanan kesehatan dasar masyarakat. kukuh, dan kekuatan tahan dalam
Selanjutnya, dalam pelaksanaan teknis menghadapi ada problem dan
Dinas Kesehatan disebuah kabupaten tantangan .2

atau kota puskesmas menjadi fasilitas


Nursalam (2013), mengatakan
kesehatan yang menyelenggarakan
bahwa ada tiga kategori utama dalam
pelayanan dengan mengutamakan
gaya kepemimpinan yakni
tindakan promotive dan preventif untuk
kepemimpinan demokratis, otokratis dan
mencakup pencapaian kesehatan
laissez-faire. Untuk mempermudah
masyarakat sebesar-besarnya didalam
peneliti dalam menilai dan memilah
wilayah kerjanya1.
gaya kepemimpinan apa yang diterapkan
Didalam hal menjalankan kepala Puskesmas maka peneliti harus
fungsi, puskesmas perlu secara optimal berdasar pada teori kepemimpinan
mengelola kinerja pelayanan, proses demokratis, otokratis dan laissez-faire.
pelayanan hingga kepada sumber daya Dengan adanya gaya kepemimpinan
yang ada. Kepala Puskesmas selaku dengan keadaan suatu asosiasi, individu
pemimpin juga bertugas sebagai dapat lebih bersemangat dalam
penanggung jawab untuk berjalannya menyelesaikan kewajiban dan tugasnya
semua pelayanan kesehatan yang ada di untuk mencapai target dasar. Selain itu,
Puskesmas termasuk kinerja perawat1. ada konsekuensi gaya kepemimpinan,
ketika gaya kepemimpinan tidak sesuai
Pemimpin adalah pengerjaan
dengan standar dari bawahannya maka
atau kemampuan seseorang untuk
akan berdampak pada kinerja perawat
memanfaatkan kapasitasnya untuk
atau rekan sejawatnya3.
mempengaruhi orang lain untuk
menyelesaikan aktivitas tertentu yang Kinerja seorang perawat
dikoordinasikan menuju target yang dipengaruhi oleh sudut pandang tertentu
telah ditetapkan sebelumnya. Meski termasuk sudut batin yang
berbeda keadaan dan kondisi tertentu, menggabungkan wawasan, kemampuan,
seorang pemimpin hendaknya berupaya ketergantungan yang antusias, kualitas

1
individu, termasuk perspektif, Berdasarkan hasil penelitian
karakteristik karakter, atribut aktual, yang dilakukan oleh Hasna Raida
permintaan atau inspirasi, usia, jenis Rumaisha (2019) didapatkan hasil
kelamin, sekolah, wawasan kerja, menunjukkan bahwa gaya
landasan sosial dan faktor. - Faktor kepemimpinan otoriter atas kinerja
individu lainnya. Namun, perspektif luar perawat yang baik 10,9% sedangkan
yang memengaruhi eksekusi adalah kinerja perawat cukup 17,3%, gaya
perspektif yang berasal dari iklim, kepemimpinan demokratis atas kinerja
termasuk pedoman kerja, permintaan perawat yang baik 34,7% dan dengan
klien, pesaing, keadaan moneter, kinerja perawat cukup 10,9%, hasil
kebijakan organisasi. gaya tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan adanya hubungan gaya kepemimpinan
kerja, style latihan dan pengawasan, terhadap kinerja perawat6.
proses upah dan lingkungan sosial2.
Di dalam sebuah penelitian yang
Beberapa hasil penelitian dilakukan di Hospital Emergency
menunjukkan data tentang gaya Depatment In Gaeteng Provine Afrika
kepemimpinan yang digunakan di dunia Selatan, 68,3% kinerja perawat
ini berdasarkan fungsi perencanaan menunjukkan hasil yang kurang baik di
menerapkan gaya otoriter sebesar dalam hal melaksanakan pengkajian
44,7%, fungsi perorganisasian kepada pasien. Penelitian ini
menerapkan gaya demokrasi sebesar menunjukkan bahwa dari hasil ini
48,8%, fungsi pelaksanaan menerapkan permasalahan dalam pelayanan kepada
gaya demokrasi sebesar 52,0%, fungsi pasien masih menjadi masalah yang
pengawasan menerapkan gaya cukup besar (Goldstein, Sa F, Critical
demokrasi sebesar 45,5% dan fungsi dan Morrow LM, 2017)7.
evaluasi menerapkan gaya demokratis
Selanjutnya, standar pemberian
53,7%4.
asuhan keperawatan adalah 75%
Berdasarkan penelitian yang di (Depkes RI, 2018). Ini menunjukkan
lakukan oleh Supriadi (2018) yang bahwa penilaian hakikat penyelenggara
menjelaskan bahwa di Indonesia keperawatan terhadap pelayanan
terdapat dua macam gaya kepemimpinan menggunakan norma praktik
yang sering diterapkan oleh seseorang keperawatan yang tertuang dalam
yakni gaya kepemimpinan demokratis Undang-Undang Standar Praktik
dan gaya kepemimpinan otoriter5. Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014.

2
Sebagaimana diindikasikan oleh untuk kembali ke Puskesmas Tomini,
Permenkes RI No 148/2010, bahwa sehingga perlu dilakukan pengurangan
peran tenaga medis dilihat pada tahapan beban kerja untuk meminimalisir
kerangka keperawatan yang mencakup kelelahan dan stres, serta ketika perawat
evaluasi, kesimpulan, keperawatan, melakukan kesalahan akibat
pengaturan, pelaksanaan8. ketidaksengajaan perlu dilakukan
bimbingan dan arahan agar tidak terjadi
Selain itu, hasil studi
kesalahan yang sama sehingga kinerja
pendahuluan yang di laksanakan di
perawat menjadi lebih baik, untuk itu
Puskesmas Tomini pada tanggal 26
peneliti tertarik untuk melakukan
maret 2021, di dapatkan data sebagai
penelitian mengenai “hubungan gaya
berikut : tenaga perawat yang bertugas
kepemimpinan kepala puskesmas
di puskesmas sebanyak 31 orang dengan
terhadap kinerja perawat di puskesmas
yang S1 Keperawatan Ners sebanyak 7
Tomini Kecamatan Tomini Kabupaten
orang, D4 Ners sebanyak 3 orang , D4
Parigi Moutong.
sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 18
orang, dan Sekolah Perawat Kesehatan Tujuan untuk menganalisis
(SPK) sebanyak 1 orang. “hubungan gaya kepemimpinan kepala
puskesmas terhadap kinerja perawat di
Hasil wawancara dengan 10
puskesmas Tomini Kecamatan Tomini
orang perawat yang ada di puskesmas di
Kabupaten Parigi Moutong”.
peroleh informasi yang menjelaskan
bahwa perawat puskesmas merasakan METODE PENELITIAN
tingkat kelelahan serta stres yang Dalam penelitian ini
dirasakan, hal ini sering terjadi karena menggunakan jenis penelitian
pimpinan selalu menuntut hasil terbaik kuantitatif. Dengan menggunakan
akan tetapi ketika terjadi kelalaian Metode penelitian observational melalui
ataupun kesalahan, maka pemimpin pendekatan cross-sectional.9.
tidak memberikan pengarahan dan
Lokasi penelitian adalah di
pembimbingan kepada hal yang
Puskesmas Tomini,wktu pelaksanaan
seharusnya. Hal ini mempengaruhi
penelitian pada bulan Juli – Agustus
kinerja perawat sehingga masyarakat
Tahun 2021. Populasi yang ada dalam
setempat, khususnya di wilayah
penelitian ini merupakan keseluruhan
Kecamatan Tomini yang mengeluh atau
jumlah perawat yang ada di Puskesmas
kecewa dengan pemberian pelayanan
Tomini, berjumlah 31 orang Perawat.
yang minim, sehingga masyarakat ragu
Pengambilan sampel dalam penelitian

3
ini menggunakan teknik total sampling presentase 90,3% sedangkan umur 40 –
(tekhnik sampel jenuh). Penggunaan 55 tahun sebanyak 3 orang perawat
teknik sampel jenuh atau total sampling dengan presentase 9,7%.
yaitu seluruh jumlah populasi digunakan Tabel 2 distribusi Usia Reponden di
sebagai sampel yang berjumlah 31 orang Puskesmas Tomini
Perawat. Kategori Frekuensi Persentase
Usia (f) (%)
Alat pengumpulan data dalam
25 – 39 28 90,3
penelitian ini menggunakan kuesioner.
Tahun
Analisa data dalam penelitian ini adalah 40 – 55 3 9,7
uji Chi- Square. Tahun
Total 31 100
HASIL PENELITIAN
Sumber : Data Primer 2021
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel distribusi
Berdasarkan tabel 1 di bawah ini
pendidikan dibawah 3 dari total 31
maka dapat dilihat dari 31 orang perawat
orang responden maka dapat dilihat
sebagai responden dalam penelitian ini
sebagian besar responden memiliki
sebagian besar responden berjenis
pendidikan terakhir D3 sebanyak 18
kelamin perempuan sebanyak 19 orang
orang perawat dengan Persentase 58.1%
perawat dengan persentase 61,3%
dan pendidikan D4/S1 sebanyak 12
sedangkan jenis kelamin laki-laki
orang perawat dengan presentase 38,7%
sebanyak 12 orang perawat dengan
sedangkan pendidikan SPK 1 orang
presentase 38,7%.
perawat dengan presentase 3,2
Tabel 1 Distribusi karakteristik jenis
kelamin responden di Puskesmas Tomini Tabel 3 distribusi pendidikan terakhir
Jenis Frekuensi ( Persentase
responden di Puskesmas Tomini
Kelamin f) (%)
Laki – Laki 12 38,7 Pendidikan Frekuensi Persentase
Perempuan 19 61,3 terakhir (f) (%)
Total 31 100 SPK 1 3,2
D3 18 58,1

Berdasarkan tabel 2 dibawah D4/S1 12 38,7


Total 31 100
menunjukan bahwa dari 31 orang
perawat sebagai responden dalam Sumber : Data Primer 2021
penelitian ini sebagian besar responden
berumur 25 – 39 tahun dengan frekuensi
sebanyak 28 orang perawat dengan

4
B. Analisis Univariat Di Puskesmas Tomini Kecamatan
Dari tabel 4 dibawah dari 31 Tomini Kabupaten Parigi Moutong.
responden perawat maka dapat dilihat Gaya Kinerja Perawat P value
kepemi Tingg Sedan To
sebagian besar responden memilih Gaya
mpinan i g tal
Kepemimpinan Yang digunakan Kepala
F % F % N % 0,
Puskesmas yaitu Demokratis dengan Otoriter 1 3, 1 3 12 3 00
jumlah 19 orang perawat (61,3%) 2 1 5, 8, 0
sedangkan yang memilih gaya 5 7
Demokr 1 5 2 6, 19 6
kepemimpinan otoriter sebanyak 12
atis 7 4, 5 1,
orang perawat dengan presentase 38,7%.
8 3
Tabel 4 distribusi Gaya Kepemimpinan Total 1
Kepala Puskesmas 18 58% 13
0
Gaya Frekuensi Persentase 42% 31
0
Kepemimpinan (f) (%)
Sumber :Data Primer 2021
Otoriter 12 38,7
Demokratis 19 61,3
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka
Total 31 100
dapat dilihat bahwa terdapat 1 orang
Sumber : Data Primer 2021
perawat yang memilih gaya

Dari tabel 5 dibawah, maka dapat kepemimpinan otoriter dengan kinerja

dilihat sebagian besar perawat memiliki yang tinggi. Dan 11 orang perawat

kinerja yang Tinggi dengan frekuensi 18 memilih gaya kepemimpinan otoriter

orang perawat (58,1%), sedangkan yang dengan kinerja perawat yang sedang.

memiliki kinerja sedang 13 orang Selanjutnya terdapat 17 orang perawat

perawat dengan presentase 41,9%. (54,8%) yang memilih gaya

Tabel 5 distribusi kinerja Perawat kepemimpinan demokratis dengan


kinerja yang tinggi. Terakhir terdapat 2
Kinerja Frekuensi ( Persentase orang perawat yang memilih demokratis
Perawat f) (%) dengan tingkat kinerja perawat yang
Tinggi 18 58,1 sedang.
Sedang 13 41,9
Berdasarkan hasil uji chi-square
Total 31 100
diatas didapatkan nilai p = 0,000 ( p
Sumber : Data Primer 2021
value < 0,05) yang secara statistic maka
hasil yang terlihat bahwa H0 ditolak. ini
C. Analisis Bivariat
mengartikan terdapat Hubungan Gaya
Tabel 6 Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat

5
Terhadap Kinerja Perawat Di Puskesmas Hal ini didukung oleh penelitian
Tomini Kecamatan Tomini. Yulianto, Nasrul dan Ricco (2018),
mengatakan kepemimpinan demokratis
PEMBAHASAN akan menggunakan jabatan ataupun
1. Gaya Kepemimpinan kekuatan pribadinya untuk
Berdasarkan hasil uji univariat yang memaksimalkan potensi-potensi yang
dilihat pada tabel 4 yang didapat dari terdapat pada bawahannya sehingga baik
hasil pengisian kuesioner tentang gaya karyawan atau puskemas secara
kepemimpinan dengan didapatkan hasil bersama-sama dapat berubah kearah
bahwa dari 31 responden ada sebanyak yang lebih baik. Adapun dalam hal
19 orang perawat (61,3%) memilih gaya mengambilan keputusan, pemimpin
kepemimpinan yang diterapkan kepala harus bersedia mengakui keahlian
puskesmas demokratis. Menurut peneliti spesialis dengan bidang masing-
penilaian tentang gaya kepemimpinan masing11.
demokratis ini lebih dominan karna Selain itu terdapat juga gaya
pemimpin didalam mengambil suatu kepemimpinan otoriter yang diterapkan
keputusan selalu melibatkan perawat kepala puskesmas menurut 12 orang
dan mampu memaksimalkan responden (38,7%) hal ini disebabkan
kemampuan bawahannya sehingga beberapa perawat yang menganggap
perawat dan puskesmas dapat bahwa pemimpin tidak selalu
berkembang secara bersamaan. Hal ini melibatkan mereka didalam
sejalan dengan teori yang dikemukakan pengambilan keputusan dan tidak
oleh Sasongko (2014), pada penelitian mendengarkan saran maupun kritik yang
Marfuah dan ruzikna (2015), yang telah diberikan oleh bawahannya, hal ini
mengatakan pemimpin dengan gaya didukung oleh penelitian Hartika (2018),
kepemimpinan demokratis lebih sering mengatakan gaya kepemimpinan otoriter
melibatkan bawahannya didalam akan menggunakan kekuasaannya dalam
pengambilan keputusan jika terdapat mengambil keputusan yang mana semua
masalah. Selain itu terdapat koordinasi keputusan bersumber pada seorang
yang kuat atas pekerjaan yang diemban pemimpin tanpa harus melakukan
masing-masing bawahan sehingga musyawarah, selain itu gaya
kekuatan utama bukan pada pemimpin kepemimpinan otoriter tidak
melainkan partisipasi aktif dari semua mendengarkan saran maupun kritik yang
anggota dalam memaksimalkan potensi telah disampaikan oleh bawahannya12.
yang ada pada bawahannya10.

6
Gaya kepemimpinan seseorang atasan maka hasil kerja akan rendah. Hal
dipengaruhi juga oleh jenis kelamin ini sejalan dengan teori yang
menurut peneliti laki-laki secara naluri dikemukakan oleh Simanjuntak dan
berambisi untuk menguasai sesuatu dan Payaman (2005), yang mengatakan
lebih menonjolkan diri sendiri seseorang yang selalu melihat sebuah
sedangkan jenis kelamin perempuan pekerjaan sebagai beban ataupun
lebih mementingkan hasil kerja dan keterpaksaan akan mempunyai kualitas
kerjasama. Hal ini didukung oleh kinerja yang rendah. Disisi lain, jika
penelitian Nuri Herawati (2016), yang seseorang yang mempunyai sudut
mengatakan bahwa laki-laki cenderung pandang bahwa pekerjaan sebagai
menggunakan gaya kepemimpinan yang kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan,
otokratis, hal ini dikarenakan dalam memiliki tantangan dan prestasi maka
penyelesaian tugas laki-laki cenderung akan menghasilkan tingkat kinerja yang
menonjolkan diri sendiri dan tinggi14.
bermotivasi untuk menguasai sebuah Hal ini sejalan dengan penelitian yang
lingkungan. Sedangkan jenis kelamin dilakukan oleh Maria Devita (2017),
perempuan cenderung memiliki gaya faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan yang menggambarkan kinerja yaitu faktor individu yang berarti
individu yang dapat berkerjasama, ketika mereka menganggap bahwa
dalam mengutamakan mutu kerja dan pekerjaan adalah suatu beban dan
juga dapat mengarahkan diri sendiri13. melakukannya dengan terpaksa maka
2. Kinerja Perawat akan menghasilkan kinerja yang rendah
Berdasarkan hasil uji univariat yang namun ketika mereka beranggapan
dilihat pada tabel 5 yang didapat hasil bahwa pekerjaan akan menghasilkan
dari pengisian kuesioner tentang kinerja kebutuhan dan pencapaian maka hasil
perawat didapatkan hasil bahwa dari 31 kerjanya akan tinggi15.
responden ada sebanyak 18 responden Selain itu peneliti juga berasumsi bahwa
yang memiliki kinerja yang tinggi faktor usia juga mempengaruhi kinerja
(58,1%) menurut peneliti kinerja tinggi karna bertambahnya usia seseorang
disebabkan adanya faktor dari dalam maka akan berpengaruh pada
dirinya jika ia menganggap pekerjaan kemampuan seseorang, menurut
adalah sebuah kebutuhan untuk Elisabeth dalam Siti Anis dan Wijayanti
mendapatkan sesuatu maka hasil (2020), yang mengatakan semakin
kerjanya akan tinggi akan tetapi ketika bertambahnya usia seseorang, maka
ia melakukan pekerjaan karna paksaan tingkat kedewasaan dan kekuatan

7
seseorang akan lebih matang dalam mengatakan dimana jenis kelamin
berfikir dan bekerja. Inipun sejalan sangat berpengaruh positif dan
dalam tingkat kepercayaan masyarakat, signifikan terhadap produktifitas kerja
seseorang yang dewasa akan lebih karna laki-laki dianggap sebagai pencari
dipercaya . Veri, Rita dan Samaria
16
nafkah dalam keluarga sehingga bisa
(2021), juga mengatakan bahwa semakin selektif dalam melakukan pekerjaan18.
dengan bertambahnya umur seseorang Lalu pendidikan juga berpengaruh pada
maka akan menurunkan produktifitasnya kinerja seseorang sehingga peneliti
dan sangat berpengaruh pada tingkat berasumsi pendidikan sangat
kinerja seseorang17. berpengaruh penting pada kinerja
Kemudian jenis kelamin juga seseorang karna semakin tinggi
mempengaruhi keinginan dan pendidikan seseorang maka pengalaman
kemampuan masyarakat untuk akan semakin banyak dan cepat dalam
berpartisipasi. Biasanya pemikiran laki- megambil keputusan dikondisi tertentu.
laki dan perempuan mengenai suatu Hal ini sejalan dengan teori Hungu
permasalahan berbeda sudut dalam Intan (2018), yang mengatakan
pandangnya. Sehingga peneliti pendidikan adalah salah satu tempat
berasumsi jenis kelamin sangat untuk mengembangkan kepribadian dan
berpengaruhi terhadap produtifitas kerja kemampuan kita baik didalam maupun
seseorang. Pada umumnya laki-laki diluar sekolah19. Hal ini didukung oleh
lebih produktif dibandingankan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andhi,
perempuan, karna laki-laki memiliki Hairil, dan M Tirtana (2019) yang
tingkat ketelitian yang tinggi didalam mengatakan bahwa salah satu yang
menjalankan tugas dan tanggung dapat mempegaruhi seseorang termasuk
jawabnya. Hal ini sejalan dengan teori dalam sikap pembangunan yaitu
Hungu dalam Intan (2018), yang pendidikan20.
mengatakan bahwa tingkat partisipasi Setelah itu lama bekerja juga
laki-laki selalu lebih tinggi dari tingkat berpengaruh pada kinerja seseorang
pertisipasi perempuan karna laki-laki sehingga peneliti berasumsi bahwa
dianggap sebagai pencari nafkah yang semakin lama bekerja seseorang maka
utama bagi keluarga sehingga bisa semakin memahami dan menguasai apa
selektif dalam bekerja dan lebih yang ia kerjakan. Hal ini sejalan dengan
produktif47. Hal ini didukung oleh teori Hungu dalam Intan (2018) dalam
penelitian yang dilakukan oleh Intan Donni Juni Priansyah (2014) yang
Prameswari Amanda (2018), yang mengatakan bahwa pengalaman kerja

8
merupakan suatu aktifitas yang pernah dengan kemampan kerja sedang
dialami atau yang di jalani seseorang 21. didapatkan sebanyak 2 orang (6,5%).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Hasil analisa peneliti, gaya
dilakukan Mifta Septarina (2017) oleh kepemimpinan demokratis dengan
yang mengatakan bahwa semakin lama tingkatan kinerja sedang adalah 6,5%
seseorang bekerja maka semakin mahir atau sebanyak 2 orang , gaya
dalam penguasaan pekerjaannya22. kepemimpinan otoriter dengan kinerja
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan sedang adalah 35,5% atau sebanyak 11
Kepala Puskesmas Terhadap orang. Sehingga peneliti berasumsi
Kinerja Perawat bahwa hal ini disebakan oleh kebijakan
Berdasarkan uji bivariat yang organisasi, lingkungan, gaya
dilakukan untuk menganalisis hubungan kepemimpinan dan pendidikan serta
antara gaya kepemimpinan dengan pengalaman kerja. Hal ini sesuai dengan
Kinerja perawat di Puskesmas Tomini teori Hersey, Paul, dan Blanchard H,
didapatkan berdasarkan uji statistik Kenneth dalam Kiki Deniati dan Putri
dengan uji chi-square dengan tael 2x2 Yanti (2019), yang mengatakan ada dua
yang dibaca pada Continuity Correctionb faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
diperoleh nilai (p = 0,000) pada perawat dalam bekerja yaitu faktor
Asymp.Sig.(2 side). Hal ini menunjukan internal dan faktor eksternal. Faktor
bahwa nilai p < α (0,05) yang berarti internal meliputi jenis kelamin, usia,
secara statistik ada hubungan gaya pengalaman kerja, pendidikan dan latar
kepemimpinan dengan kinerja perawat belakang budaya. Selanjutnya didalam
di Puskemas Tomini Kecamatan Tomini faktor eksternal, lingkungan dan kondisi
Kabupaten Parigi Moutong. ekonomi, keinginan pasien, serta adanya
Berdasarkan tabel 4.7 diatas responden pesaing, kebijakan organisasi, dan
dengan gaya kepemimpinan otoriter pengawasan dapat mempengaruhi
dengan kemampuan kerja tinggi kinerja perawat . 22
Teori tersebut
sebanyak 1 orang (3,2%), gaya didukung oleh sebuah penelitian yang
kepemimpinan otoriter dengan kinerja dilakukan oleh Kiki, dan Putri (2019)
perawat sedang 11 orang (35,5), gaya yang mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan demokratis dengan kepemimpinan dengan kinerja sedang di
kemampuan kerja perawat yang tinggi sebabkan oleh beberapa faktor yakni
adalah 17 orang (54,8%), selanjutnya lama bekerja dan latar belakang
kepemimpinan demokratis perawat pendidikan akhir dengan tingkat SPK
dan D322.

9
KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan penelitian ini bisa
A. Kesimpulan menambah referensi dan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan bagi pembaca
dan pembahasan yang telah untuk dapat dijadikan acuan
diuraikan sebelumnya, maka dapat bahwa gaya kemimpinan dapat
disimpulkan sebagai berikut : berpengaruh pada kinerja
1. Gaya kepemimpinan yang perawat, sehingga hal ini dapat
diterapkan oleh kepala Puskesmas diperhatikan lagi.
Tomini adalah dapat dikategorikan 2. Bagi masyarakat
masuk kedalam gaya Bagi masyarakat kiranya
kepemimpinan demokratis dengan penelitian ini dapat menjadi
hasil data primer yang didapatkan pengetahuan bahwa gaya
sebesar (61,3%) kepemimpinan berpengaruh
2. Kinerja Perawat di Puskesmas penting terhadap kinerja
Tomini sebagian besar memiliki seseorang.
kinerja yang tinggi (58,1%) 3. Bagi peneliti
3. Terdapat Hubungan yang Agar kedepannya dapat
berkesinambungan Antara Gaya mengembangkan penelitian ini
Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan menggunakan variabel,
Terhadap Kinerja Perawat Di metode dan subjek yang berbeda
Puskesmas Tomini Kecamatan agar mendapatkan hasil yang
Tomini Kabupaten Parigi Moutong lebih baik. Adapun peneliti
dengan hasil data primer yang gaya menyadari bahwa penelitian ini
kepemimpinan demokratis dengan jauh dari kata sempurna, oleh
kinerja perawat yang tinggi karna itu penelitian in ibis
(54,8%). dikembangkan oleh penelitian
B. Saran dikemudian hari dengan
Adapun dari hasil penelitian merubah motode pengambilan
Hubungan Gaya Kepemimpinan data agar hasil yang didapatkan
Kepala Puskesmas Terhadap lebih maksimal.
Kinerja Perawat Di Puskesmas REFERENSI
Tomini Kabupaten Parigi Moutong 1. Negara As. Peran Kepala
maka kiranya : Puskesmas Dalam Meningkatkan
1. Bagi ilmu pengetahuan Kinerja Aparatur Sipil Negara
(Studi Di Kecamatan Kepulauan

10
Marore Kabupaten Kepulauan 9. Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar
Sangihe). J Eksek. 2017;1(1). Metodologi Penelitian Klinis.
2. Usman. Pengaruh Gaya Sagung Seto; 2014.
Kepemimpinan Kepala Puskesmas 10. Marfuah, Ruzikna. Pengaruh
Terhadap Kinerja Tenaga Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kesehatan Di Puskesmas Peureulak Terhadap Loyalitas Karyawan
Barat Kabupaten Aceh Timur (Tudi Kasus Hotel Olgaria
Tahun 2018. Published Online Pekanbaru). Pengaruh Gaya
2018. Kepemimp Demokr Terhadap
3. Nursalam. Konsep Penerapan Loyal Karyawan (Tudi Kasus
Metode Penelitian Ilmu Hotel Olgaria Pekanbaru).
Keperawatan. Salemba Medika; 2017;4(1):1-13.
2013. Https://Media.Neliti.Com/Media/
4. Woods Pa. Democratic Leadership: Publications/183768-Id-
Drawing Distinctions With Partisipasi-Masyarakat-Dalam-
Distributed Leadership. Int J Pelaksanaan.Pdf
Leadersh Educ. Published Online 11. Yulianto, Purwanto Nh,
2009. Firmansyah Rr. Hubungan Gaya
5. Supriadi H. Prodi Ilmu Kepemimpinan Demokratis
Pemerintahan Fisip Unikom. Dengan Kinerja Perawat Dalam
Agresi. 2018;6(2):139-148. Penatalaksanaan Standar Praktik
6. Rumaisha Hr. Hubungan Gaya Profesional Di Ruang Mawar
Kepemimpinan Dan Karakteristik Merah Kelas Ii Rsud Asembagus
Pemimpin Dengan Kinerja Perawat Kabupaten Situbondo. J
Di Puskesmas Takeran Kecamatan Keperawatan. 2018;Vol 7,(Issue
Takeran.; 2019. 1).
7. Goldstein Ln, Bch, M.B., Sa F, 12. Siagian Hs, Harefa A. Sakit
Critical, C., Sa C, Morrow Lm, Umum Imelda Pekerja Indonesia
Africa S. The Accuracy Of Nurse Medan Tahun 2018.
Performance Of The Triage Process 2019;3(1):10-13.
In A Tertiary Hospital Emergency 13. Nuri Herachwati. Gaya
Department In Gauteng Province Kepemimpinan Laki-Laki Dan
South Africa. Samj Res. Perempuan. Maj Ekon. Published
8. Depkes Ri. Profil Kesehatan Online 2016.
Indonesia. Depkes Ri; 2018. 14. J P, Simanjuntak. Manajemen

11
Dan Evaluasi Kinerja. Lembaga 19. Hanafi A Sukma, Almy Ch,
Penerbit Fakultas Ekonomi Ui; Siregar T. Pengaruh Gaya
2005. Kepemimpinan Dan Motivasi
15. Maria Devita. Faktor-Faktor Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
Yang Mempengaruhi Kinerja J Manaj Ind Dan Logistik – Vol
Karyawan Di Resturant Alpha 03 No 01, Mei 2019 Komputasi.
Hotel Pekanbaru. 2017;4. Published Online 2019.
16. Wijayanti Sa. Hubungan Antara 20. Priansyah Dj. Perencanaan Dan
Kepemimpinan Dengan Kinerja Pengembangan Sumber Daya
Pustakawan Di Taman Baca Manusia. Bandung Alfabeta;
Masyarakat Kecamatan Gubeng 2014.
Surabaya. Tafkir Interdiscip J 21. Mifta Septriana. Pegaruh Tingkat
Islam Educ. 2021;1(1):72-78. Pendidikan Dan Lamanya
Doi:10.31538/Tijie.V1i1.8 Bekerja Terhadap Kinerja
17. Veri V, Pratiwi Rd, Ginting Sh. Karyawan Pada Pt Pegadaian
Hubungan Antara Gaya Syariah Simpang Patal
Kepemimpinan Kepala Palembang.; 2017.
Puskesmas Dengan Kinerja 22. Deniati K, Yanti P. Metadata,
Pegawai Dalam Memberikan Citation And Similar Papers At
Pelayanan Kepada Masyarakat Core.Ac.Uk. Published Online
Di Puskesmas Setu Kota 2019.
Tangerang Selatan. Edu Dharma
J J Penelit Dan Pengabdi Masy.
2021;5(1):72.
Doi:10.52031/Edj.V5i1.96
18. Amanda Ip, Sofro A. Analisis
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Demokratis, Permisif Dan
Otoriter Terhadap Kinerja Guru
Dan Profesionalitas Guru Pada
…. Mathunesa J Ilm Mat.
2018;6(2).
Https://Jurnal.Unesa.Ac.Id/Index.
Php/Mathunesa/Article/View/243
24

12

Anda mungkin juga menyukai