Anda di halaman 1dari 8

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053

Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN


MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG INTERNE DAN BEDAH
RSUD SOLOK SELATAN TAHUN 2017

Rhona Sandra
Stikes Syedza Saintika
Email :sandra.rhona@yahoo.com

ABSTRAK
Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja
perawat yang hendak dicapai dalam situasi tertentu, sehingga peran pemimpin
dalam suatu organisasi sangatlah penting dan menentukan dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini mengetahui
hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat di
ruang interne dan bedah. Metode penelitian ini dengan desain cross sectional
study, dengan sampel seluruh perawat pelaksana dan katim yang berada di ruang
rawat inap interne dan bedah yang berjumlah 37 orang. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan kepala
ruangan dengan motivasi kerja perawat (p value = 0,013). Agar kepala ruangan
mengenali gaya kepemimpinan yang digunakan karena berpengaruh terhadap
motivasi kerja perawat diruangan.

Keywords : Gaya, Kepemimpinan, Motivasi

ABSTRACT
Leadership style has a great influence on the nurse's work motivation that to be
achieved in certain situations, so that the role of leaders in an organization is
very important and determine in the achievement of objectives that have been
predetermined. The purpose of this study was to know the relationship of
leadership style of the room head with the work motivation of nurse in the interne
and surgery room. The design of this research was cross sectional study , with
samples were 37 implementing nurses and cats in internal inpatient and surgical
room. The results showed there was a meaningful relationship between leadership
style of the room head with nurse’s work motivation (p value = 0,013). It
suggested that room head should recognize the style of leadership that is used
because it affects the nurse’s work motivation in the room.

Keywords: Style, Leadership, Motivation

PENDAHULUAN
Perawat merupakan salah satu kinerja dari seluruh perawat
tim pelayanan kesehatan terbesar pelaksana senantiasa dipacu untuk
yang dituntut untuk meningkatkan ditingkatkan. Mutu pelayanan
mutu pelayanan di rumah sakit. dirumah sakit ditinjau dari sisi
Dalam rangka menjaga dan keperawatan meliputi aspek jumlah
meningkatkan mutu pelayanan, maka dan kemampuan tenaga profesional,

23
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

motivasi kerja, dana, sarana dan beberapa faktor tersebut, gaya


perlengkapan penunjang lainnya kepemimpinan memiliki pengaruh
(Robbins, 2007). yang besar terhadap motivasi perawat.
Motivasi kerja merupakan Kepemimpinan merupakan
dorongan yang dimulai dengan suatu seni dan proses untuk
defisiensi fisiologis ataupun mempengaruhi dan mengarahkan
psikologis yang menggerakan orang lain supaya mereka memiliki
perilaku atau dorongan yang motivasi untuk mencapai tujuan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan atau hendak dicapai dalam situasi tertentu,
insentif sehingga seseorang sehingga akhirnya harus disadari
termotivasi dalam bekerja. Motivasi bahwa peranan kepemimpinan dalam
yang timbul dari dalam diri seorang suatu organisasi sangatlah penting
perawat itusendiri akan membantu dan sangat menentukan dalam usaha
meningkatkan kinerjanya menjadi pencapaian tujuan yang telah
lebih baik dan berkualitas, yang pada ditetapkan sebelumnya. Jika gaya
akhirnya akan meningkatkan citra kepemimpinan baik, maka motivasi
dari rumah sakit dimata masyarakat. kerja karyawan semakin tinggi, dan
Motivasi kerja yang tinggi diharapkan sebaliknya jika gaya kepemimpinan
dapat meningkatkan produktifitas kurang baik maka motivasi kerja
kerja sehingga bisa menguntungkan karyawan akan semakin rendah.
semua pihak(Luthans, 2006). Gillies (1970, dalam Nursalam
Suarli dan Bahtiar (2009), ada 2011) menyatakan bahwa gaya
dua faktor yang mempengaruhi kepemimpinan sebagai salah satu
motivasi kerja yaitu faktor intrinsik unsur yang penting didalam
dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik menjalankan kegiatan organisasi.
yaitu meliputi minat dan sikap positif. Sebab gaya kepemimpinan
Faktor ekstrinsik yaitu meliputi; 1) merupakan perilaku pemimpin untuk
upah dan gaji; 2) keamanan kerja; 3) mempengaruhi para pengikutnya.
kehormatan dan pengakuan; 4) Oleh karena itu, kepribadian
perlakuan yang adil; 5) gaya seseorang akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan; 6) suasana kerja.Dari kepemimpinan yang digunakan.
Hasil penelitian Harahap (2010), 60% kepala ruangan dan pengaruh
kinerja staff dapat dipengaruhi oleh semangat kerja perawat pelaksana di
motivasi, tidak pernah ada titik nol Rumah Sakit Umum Pusat Adam
atau tingkat tertinggi dalam kinerja Malik Medan. Dari hasil yang
karyawan. Tetapi setelah dimotivasi diperoleh, didapatkan gaya
dengan tepat oleh pemimpin mereka, kepemimpinan yang sering dipakai
mereka dapat bekerja sampai 80-90% kepala ruangan adalah demokrasi.
dari kemampuan mereka. Hasil Semangat kerja perawat pelaksana
analisis menunjukkan bahwa ada adalah tinggi. Berdasarkan penelitian
hubungan antara gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Abdul Kasir
dan motivasi kerja perawat. (2011) tentang hubungan gaya
Berdasarkan penelitian yang kepemimpinan kepala ruangan
dilakukan oleh Hutahaen (2009), yang dengan motivasi kerja perawat di
mengidentifikasi gaya kepemimpinan RSUD Tugurejo Semarang, hasil

24
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

penelitian menunjukan gaya METODE PENELITIAN


kepemimpinan kepala ruang di RSUD Penelitian ini menggunakan
Tugurejo Semarang sebagian besar desain cross sectional study. Populasi
gaya kepemimpinan demoktaris. dalam penelitian ini adalah semua
dengan motivasi kerja perawat perawat pelaksana dan ketua tim yang
pelaksana tinggi. Dan ada hubungan berada di ruang rawat inap bedah dan
antara gaya kepemimpinan kepala interne Rumah Sakit Umum Daerah
ruang dengan motivasi kerja perawat Solok Selatan, yang berjumlah 37
di RSUD Tugurejo Semarang. orang, dengan sampel seluruh
Salah satu upaya yang populasi dijadikan sampel (total
dilakukan peneliti untuk populasi).
meningkatkan motivasi kerja perawat
di rumah sakit adalah dengan Instrumen yang digunakan
menciptakan lingkungan kerja yang dalam penelitian ini adalah kuesioner
kondusif, maka di upayakan pimpinan gaya kepemimpinan kepala ruang dan
atau kepala ruangan dapat motivasi kerja perawat pelaksana,
memberikan peranan dan pengaruh cara ukur dengan menggunakan
kepada perawat pelaksansa dengan angket. Analisis data yang digunakan
gaya kepemimpinan yang disesuaikan univariate dan bivariate, dimana
dengan tujuan organisasi. Sehingga analisis univarat untuk melihat
harapan yang akan dicapai untuk distribusi frekuensi gaya
menjaga dan meningkatkan mutu kepemimpinan kepala ruang dan
pelayanan di rumah sakit dapat motivasi kerja perawat, sedangkan
terlaksana. analisa bivariate untuk melihat
hubungan gaya kepemimpinan kepala
ruang dengan motivasi kerja perawat
pelaksana.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut .
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang di Ruang
Interne dan Bedah
Gaya Kepemimpinan Jumlah Persentase
Otokratik 20 54%
Demokratis 10 27%
Bebas Tindak 7 19%
Jumlah 37 100%

Tabel 1 menunjukan bahwa gaya gaya kepemimpinan otokratik


kepemimpinan yang digunakan dibandingkan dengan gaya
oleh kepala ruang interne dan kepemimpinan demokratis dan
bedah lebih banyak menggunakan bebas tindak.

25
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Motivasi kerja perawat di Ruang Interne dan


Bedah

Motivasi Kerja Jumlah Persentase


Rendah 26 70%
Tinggi 11 30%
Jumlah 37 100%

Tabel 2 menunjukan bahwa motivasi kerja yang rendah


motivasi kerja perawat di ruang dibanding motivasi tinggi.
interne dan bedah lebih banyak

Tabel 3 : Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan


Motivasi Kerja Perawat di Ruang Interne dan Bedah

Motivasi Kerja
Total p- Value
Rendah Tinggi
Gaya Kepemimpinan
f % f % f % 0.003

Otokratik 18 90 2 10 20 100

Demokratis 4 40 6 60 10 100

Bebas Tindak 3 43 4 57 7 100

Jumlah 28 76 9 24 37 100

Tabel 3 menunjukan bahwa bahwa tindak (43%). Berdasarkan uji


mayoritas responden memiliki statistic dengan menggunakan uji
motivasi kerja rendah (90%) chi-square didapatkan nilai p-value
dengan memiliki pendapat gaya 0,013<0,05 ini berarti terdapat
kepemimpinan kepala ruang hubungan yang signifikan antara
otokratik, dibandingkan responden gaya kepemipinan yang di terapkan
yang memiliki pendapat gaya oleh kepala ruang dengan motivasi
kepemimpinan kepala ruang kerja perawat di ruang interne dan
demokratis (40% ) dan bebas bedah.

PEMBAHASAN motivasi kerja perawat disebabkan


oleh pimpinan (kepala ruangan)
Berdasarkan hasil
sering tidak menghargai hasil kerja
penelitian yang didapatkan bahwa
yang dilakukan oleh perawat,
perawat memiliki motivasi yang
seperti pengelolaan terhadap
rendah dalam bekerja. Rendahnya

26
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

pasien, pencatatan dan menjelaskan ada hubungan gaya


pendokumentasian yang dilakukan kepemimpinan terhadap motivasi
oleh perawat, serta tindakan kepala kerja karyawan.
ruangan yang sering tidak Menurut Bachtiar (2009),
bijaksana dalam pengambilan gaya kepemimpinan adalah pola
keputusan. tingkah laku yang di rancang untuk
Arahan dan pembinaan mengintegrasikan tujuan organisasi
terhadap staf perawat juga jarang dengan tujuan individu untuk
diberikan oleh kepala ruangan. Hal mencapai suatu tujuan. Hal yang
ini sesuai dengan hasil penelitian sama juga di sampaikan oleh
yang didapatkan bahwa motivasi Nursalam (2011), gaya
perawat yang rendah ini seiring kepemimpinan merupakan perilaku
dengan gaya kepemimpinan yang pemimpin untuk mempengaruhi
diterapkan oleh kepala ruangan para pengikutnya. Gaya
interne dan bedah yaitu kepemimpinan otokratik
menerapkan gaya kepemimpinan merupakan kepemimpinan yang
otokratik. Dan didukung hasil berorientasi pada tugas atau
penelitian yang dilakukan oleh pekerjaan. Menggunakan
Kristianawati (2003) tentang gaya kekuasaan posisi dan kekuatan
kepemimpinan dan hubungannya dalam memimpin, pemimpin
dengan motivasi kerja perawat di menentukan semua tujuan yang
Rumah Sakit Dr. Sarjito akan dicapai dalam pengambilan
Yogyakarta, didapatkan bahwa keputusan, informasi diberikan
lebih dari separuh responden hanya pada kepentingan tugas,
(77%) memiliki motivasi kerja serta motivasi dilakukan dengan
rendah. imbalan dan hukuman.
Kepemimpinan otokatik Pemimpin yang otoriter
kepala ruang menganggap bahwa tidak menghendaki rapat atau
semua kewajiban untuk mengambil musyawarah, setiap perbedaan
keputusan, menjalankan tindakan diantara anggota kelompoknya
pengawasan secara wajar, perawat diartikan sebagai kelicikan,
pelaksana tidak di berikan pembangkangan, atau pelanggaran
kesempatan untuk mengemukan disiplin terhadap perintah atau
pendapat karena gaya instruksi yang telah diberikan
kepemimpinan ini sifatnya inisiatif dan daya pikir anggota
komunikasi hanya serah yaitu dari sangat dibatasi, sehingga tidak
atasan ke bawahan, keputusan di diberikan kesempatan untuk
buat sendiri oleh atasan, tanpa mengeluarkan pendapatnya, dan
mempertimbangkan masukan dari pengawasan bagi pemimpin yang
bawahan. Hal ini didukung oleh otoriter hanyalah berarti
penelitian yang dilakukan oleh mengontrol, apakah segala
Rosyana & Maria (2004), berjudul perintah yang telah diberikan
pengaruh gaya kepemimpinan ditaati atau dijalankan dengan baik
terhadap motivasi kerja karyawan oleh anggotanya.
Bibliografi, hasil penelitian

27
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

Hasil penelitian ini juga untuk hal-hal tertentu Suyanto


menunjukan bahwa 10 orang staf (2009).
perawat (27%) yang mengatakan Hal ini tergambar dari hasil
kepala ruangannya menerapkan penelitian yang didapatkan bahwa
gaya kepemimpinan demokratis. 90% staf perawat memiliki
Pemimpin dengan gaya demokratis motivasi kerja rendah dengan gaya
ini menjelaskan keputusan dan kepemimpinan otoriter dan 10%
kebijakan yang diambil dan staf perawat memiliki motivasi
menerima pendapat dari kerja tinggi hal tersebut dapat
pengikutnya, tetapi masih tetap terjadi karena staf perawat merasa
memberikan pengawasan dan pekerjaan yang dilakukan dibawah
pengarahan dalam penyelesaian perintah kepala ruang lebih
tugas pengikutnya, menghargai terarahkan, sedangkan hanya 40%
sifat dan kemampuan setiap staf, staf perawat memiliki motivasi
menggunakan kekuasaan posisi kerja rendah dengan gaya
dan pribadinya untuk mendorong kepemimpinan demokrasi hal
ide dari staf, memotivasi kelompok tersebut dapat terjadi karena staf
untuk menentukan tujuan sendiri, perawat tidak begitu menyetujui
membuat rencana dan hasil keputusan yang telah di ambil
pengontrolan dalam penerapannya, secara bersama dan 57% staf
serta informasi yang diberikan
perawat memiliki motivasi kerja
seluas-luasnya dan terbuka tinggi dengan gaya kepemimpinan
(Supriyono, 2013) namun bebas tindak hal tersebut
kecendrungan dari kepemimpinan dikarenakan staf perawat lebih
demokratis ini bahwa menyukai kebebasan sehingga
menghasilkan keputusan yang dapat mengeksplorasi segala
disukai dari pada keputusan yang kemampuan yang dimiliki.
tepat.
Menurut asumsi peneliti
Beberapa pemimpin juga bahwa gaya kepemimpinan
menggunakan dua gaya lainnya memiliki pengaruh yang besar
sesuai kebutuhan. Pemimpin yang terhadap motivasi perawat, karena
mempunyai karyawan baru akan kepemimpinan merupakan
perlu untuk menggunakan gaya mempengaruhi dan mengarahkan
otoriter untuk sementara waktu. Di orang lain supaya mereka memiliki
sisi lain, seorang pemimpin yang motivasi untuk mencapai tujuan
memiliki karyawan yang sudah yang hendak dicapai dalam situasi
terlatih atau telah berpengalaman tertentu, sehingga akhirnya harus
secara professional akan disadari bahwa peranan
menggunakan gaya bebas tindak. kepemimpinan dalam suatu
Pemimpin yang ingin karyawan organisasi sangatlah penting dan
mereka bisa tumbuh dan sangat menentukan dalam usaha
berkembang umumnya pencapaian tujuan yang telah
menggunakan gaya kepemimpinan ditetapkan sebelumnya. Jika gaya
demokratis, secara bertahap akan
kepemimpinan baik, maka
diberi wewenang lebih (delegatif) motivasi kerja karyawan semakin

28
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

tinggi, dan sebaliknya jika gaya mencapai tujuan, mempengaruhi


kepemimpinan kurang baik maka untuk memperbaiki budaya kerja,
motivasi kerja akan semakin serta proses mengarahkan ke dalam
rendah. aktifitas positif yang berhubungan
dengan pekerjaan dalam organisasi
ini akan mempengaruhi kepala
SIMPULAN ruangan untuk memimpin perawat
Motivasi kerja perawat pelaksana yang akan mempengaruhi
merupakan perilaku yang mendorong semangat kerja perawat pelaksana.
seseorang untuk melakukan atau Gaya kepemimpinan yang efektif atau
mengerjakan sesuatu yang mencul baik adalah gaya kepemimpinan yang
dari dalam diri individu untuk dapat menyesuaikan dengan
mencapai sasaran organisasi sehingga kematangan bawahan yaitu gaya
dapat memuaskan kebutuhan kepemimpinan situasional sehingga
sejumlah individu. Banyak factor dapat meningkatkan motivasi kerja
yang mempengaruhi motivasi orang dari bawahan. Maka diharapkan
dalam bekerja. Salah satunya adalah kepada pimpinan dapat meningkatkan
factor yang berasal dari luar motivasi kerja staf atau bawahan yang
(ekstrinsik) yaitu gaya disesuaikan gaya kepemimpinan
kepemimpinan. situasional. Karena tidak satupun
Gaya kepemimpinan model atau gaya kepemimpinan yang
merupakan proses mempengaruhi paling tepat digunakan, namun
dalam menentukan tujuan organisasi, disesuaikan dengan situasi dan
memotivasi perilaku pengikut untuk kondisi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul ,Kasir.2011. Hubungan Gaya Hutahaen. (2009). Gaya
Kepemimpinan Kepala Kepemimpinan Kepala Ruangan
Ruangan dengan Motivasi dan Pengaruh Semangat Kerja
Kerja Perawat di RSUD Perawat Pelaksana di Rumah
Tugurejo Semarang. Sakit Umum Pusat Adam Malik
http://repository.upi.edu/opera Medan
tor/upload/s_pkr_0703849_ch 2009.http://repository.upi.edu/op
apter2.pdf .di akses 23 erator/upload/s_pkr_0703849_ch
Desember 2012 apter2.pdf diakses 24 Desember
Harahap,E (2010). Hubungan Gaya 2012
Kepemimpinan Dalam Kristianawati,I.S.2003. Analisa
Meningkatkan Motivasi Kerja Faktor-faktor yang berhubungan
Perawat di Rumah Sakit PKU dengan Motivasi Kerja Perawat
Muhamadiyah Yogyakarta. di Instalasi Gawat Darurat
Yogyakarta.KTI RS.Dr.Sardjito Yogyakarta
2003.http://repository.upi.edu/op
erator/upload/s_pkr_0703849_ch
apter2.pdf diakses 24 Desember
2012.

29
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 9, No. 1, Desember 2017 ISSN (Online) : 2476-9614

Luthans,F. (2006). Perilaku


Organisasi. Edisi X.Yogyakarta :
Penerbit Andi
Nursalam. (2012). Manajemen
Keperawatan. Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Suarli,S& Bahtiar,Y. (2009). Manajemen
Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta : PT.Penerbit
Erlangga.
Supriyono. (2013). Kepemimpinan,
Komunikasi dan Motivasi dalam
Organisasi. Makalah Ilmiah.
Yogyakarta.
Suyanto. (2009). Mengenal
Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Rumah Sakit.
Yogyakarta : Mitra Cendikia
Press.

30

Anda mungkin juga menyukai