Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKERIN

UPTD PUSKESMAS TRUCUK

Guru Pembimbing: M. Ridwan S.Pd

Disusun oleh:
Nama : Galuh Paramita Santi
Kelas : XI-MAYDIS
No. Absen : 09
NIS : 896/18.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN


KOMUNITAS
SMK SENTOSA DHARMA BOJONEGORO
(TAHUN AJARAN 2021/2022)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian
Farmasi Klinis dan Komunitas) Bojonegoro, 18 Februari 2022.
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Puskesmas

Khumaidah Hesti Nuraini, A.Md Farm


NIP : 19860115 201903 2002

Koordinator PRAKERIN Pembimbing PRAKERIN


.

Muhammad Ridwan, S.Pd Muhammad Ridwan, S.Pd


NUPTK : 9946771672130142 NUPTK : 9946771672130142

Mengetahui,
Kepala SMK Sentosa Dharma Bojonegoro
(Kompetensi Keahlian Farmasi dan Dental Asisten)

Frestina Bhakti H., S. T., MM


NRKS : 19023L1220505242143719
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Industri ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada :

1. Ibu Frestina Bhakti, H., S. T., MM selaku Kepala SMK SENTOSA DHARMA
BOJONEGORO Kompetensi Keahlian Farmasi dan Dental Asisten. Ibu Frestina
Bhakti, H., S. T., MM

2. Ibu Dr. Widya Aksita selaku Kepala UPTD PPUSKESMAS TRUCUK

3. Ibu Khumaidah Hesti Nuraini, A.Md Farm selaku pembimbing puskesmas

5. Bapak Muhammad Ridwan, S.Pd selaku Koordinator pelaksanaan Praktek Kerja


Lapangan dan Pembimbing dari sekolah

Yang telah membantu Saya baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan dan orang kedua orang
tua Saya yang telah mendukung Saya sehingga Saya bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan nama maupun gelar.

Saya menyadari, bahwa laporan Praktek Kerja Industri yang Saya buat ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan Praktek Kerja Industri ini bisa menambah wawasan para


pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Bojonegoro,18 Februari 2022

Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, menuntut
setiap lembaga pendidikan untuk menyediakan wadah yang tepat untuk berkarya.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah wadah untuk menghasilkan SDM yang
berkepribadian mandiri dan memiliki kualitas yang siap untuk terjun langsung ke
dunia kerja saat lulus, sehingga perlu untuk meningkatkan mutu lulusannya.
Praktek Kerja Industri atau PRAKERIN, dipilih untuk menambah pengalaman
siswa mengenai dunia kerja dan situasi lapangan. Siswa diharapkan untuk menggali
informasi sebanyak-banyaknya tentang industri lapangan, dunia kerja dan bagaimana
berhadapan langsung dengan masyarakat. Siswa diwajibkan untuk membuat Laporan
setelah didapatnya informasi selama dilaksanakannya PRAKERIN.
B. TUJUAN
Membantu Siswa/i SMK untuk menambah pengalaman di dunia kerja dan
industri, serta menambah wawasan Siswa/i mengenai obat-obatan, peralatan, dan
fasilitas yang ada di tempat pelaksanaan PRAKERIN.
C. MANFAAT
1. Bagi Siswa
a. Siswa/i dapat menggali pengalaman sebanyak-banyaknya mengenai dunia
kerja dan bagaimana pelayanan masyarakat berjalan langsung di UPTD Puskesmas
Trucuk.
b. Siswa/i dapat langsung berinteraksi serta belajar untuk mengedukasi
masyarakat mengenai obat-obatan di UPTD Puskesmas Trucuk.
b. Siswa/i dapat mengetahui secara langsung gudang penyimpanan obat dan
fasilitas kefarmasian lainnya.
2. Bagi Industri dan Sekolah
a. Mendapatkan tenaga bantuan dari Siswa/i SMK untuk membantu kegiatan
pelayanan masyarakat. Seperti: Pelayanan resep obat, KIE, dan Pelayanan
Loket.
b. Terjalinnya kerja sama antara sekolah dan UPTD PUSKESMAS TRUCUK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri
Kesehatan yang baru yaitu Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas.
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas
adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
B. SEJARAH PUSKESMAS
Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan
Kabupaten di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada
tahun 1969. Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya,
sedikit sekali perhatian yang dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada
pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum konsep Puskesmas diterapkan, dalam
rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat maka dibangunlah Balai
Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di
kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri sendiri-sendiri tidak saling berhubungan
dan langsung melaporkan kegiatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan, umumnya
unit tersebut dipimpin oleh seorang Mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa
Pembantu Perawat atau Perawat.
Sejalan dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia tahun 1969,
maka mulailah dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang
Dokter Wilayah (Dokwil) yang membawahi beberapa Kecamatan, sedang di tingkat
kabupaten ada Dokter Kabupaten (Dukabu) yang membawahi Dokwil. Pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya
pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
C. KEGIATAN DAN FUNGSI PUSKESMAS
1. Fungsi Puskesmas
Keberadaan Puskesmas di daerah tentu membawa pengaruh baik
terhadap perkembangan kesehatan masyarakat. Adapun beberapa fungsi Puskesmas
adalah sebagai berikut.
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat atau mengedukasi masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Kini fungsi Puskesmas juga bertambah yakni memberi rujukan jika pasien
ingin dirawat dengan BPJS di rumah sakit. Maka Puskesmas akan melakukan
pemeriksaan dasar kemudian mengeluarkan surat rujukan agar pasien diterima di RS
untuk dirawat. Nah di tengah pandemi Covid-19 saat ini fungsi dan tugas Puskesmas
juga bertambah. Puskesmas juga menjadi garda terdepan penanganan dan
pencegahan penyebaran Covid-19. Kini sebagian besar Puskesmas sudah
menyediakan layanan tes Covid-19 untuk berbagai keperluan.
Puskesmas juga bertugas dalam penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah
kerjanya seperti :
a. Mengadakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan
dan bermutu.
b. Mengadakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif.
c. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
d. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Mengadakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi dan kerjasama inter
dan antar profesi.
f. Menyelenggarakan rekam medis.
g. Melakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan.
h. Melakukan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
i. Melakukan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wialayah
kerjanya.
j. Melaksanakan penapisan rujuka sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
2. Kegiatan Puskesmas
Adapun kegiatan pokok Puskesmas adalah sebagai berikut.
a. KIA,
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan
d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
e. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga,
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi
dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata
g. Laboratorium Sederhana
h. Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan,
i. Kesehatan Usia Lanjut
j. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

C. VISI/MISI PUSKESMAS
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.
Adapun indikator utama Indonesia sehst itu sendiri adalah lingkungan sehat, perilaku
sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk
kecamatan.
Sedangkan misi Puskesmas ada beberapa yaitu:
– Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
– Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
– Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.

D. STRUKTUR ORGANISASI KAMAR OBAT UPTD PUSKESMAS


TRUCUK

Kepala Puskesmas
Trucuk
Dr. Widya Aksita

Tim Menejemen
Kepala Tata Usaha
Mutu
Sujatmi, SST, MM. Kes A, Faishol Rizza, S.Kep. Ns

Tim Audit
Internal
Lhermi Br. Tarigan

PJ UKP
Kefarmasian & Lab
Drg. Istiqomah

Koordinator Kamar
Obat
Khumaidah Hesti N
BAB III
PEMBAHASAN
A PROFIL PUSKESMAS

UPTD PUSKESMAS TRUCUK, merupakan salah satu Puskesmas milik


pemerintah kabupaten Bojonegoro. Keberadaan Puskesmas Trucuk kab. Bojonegoro
sangatlah berarti karena puskesmas ini memudahkan masyarakat Bojonegoro untuk
memperoleh perbekalan farmasi dan alat kesehatan.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di UPTD Puskesmas Trucuk adalah sebagai
berikut:
1. Tindakan Medis
2. Pemeriksaan Umum
3. Kesehatan Gigi dan Mulut
4. KB
5. KIA
6. Laboratorium
7. Konseling
8. P2P
9. Tata Usaha
10. Pelayanan Imunisasi
11. Pelayanan Kefarmasian
B. PELAYANAN KEFARMASIAN
1. ASET KAMAR OBAT DAN GUDANG OBAT
UPTD PUSKESMAS TRUCUK memliki berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk fasilitas kefarmasian. Unit Pelayanan Kefarmasian di UPTD
Puskesmas Trucuk terbagi menjadi 2 yaitu kamar obat dan gudang obat, dan
memiliki beberapa aset yaitu:
1. Satu unit PC di kamar obat
2. Dua Lemari Obat berukuran sedang di kamar obat
3. Satu meja besar di kamar obat
4. Satu unit AC di kamar obat
5. 5-7 Rak Besar Khusus Obat di gudang obat
6. Dua meja besar di gudang obat

2. PETUGAS APOTEK MEMILIKI TUGAS:


a. Menyimpan,memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh apotek Pukesmas
dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan
kesehatan.
c. Menyerahkan kembali obat/kadaluwarsa kepada petugas gudang obat.
d. Menyerahkan informasi sesuai resep ke pasien.
e. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada
pasien.
C. PERENCANAAN OBAT
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan.
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas.
Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan
oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas.
Data mutasi obat yang dihasilkan oleh Pukesmas merupakan salah satu
faktor utama dalam mempertimbangkan perencanaan kebutuhan obat
tahunan. Oleh karena itu data ini sangat penting untuk perencanaan
kebutuhan obat di Puskesmas.
Ketetapan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara keseluruhan di
Kab/Kota.
Dalam proses perencanaan kebutuhan obat pertahun Puskesmas di minta
menyediakan data pemakaian obat dengan mengunakan LPLPO.
Selanjutnya UPOPPK yang akan melakukan kompilasi dan analisa
terhadap kebutuhan obat Puskesmas diwilayah kerjanya.

D. PENGADAAN/PERMINTAAN OBAT
Tujuan permintaan obat adalah:
Memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Sumber penyediaan obat di Puskesmas adalah berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenalkan untuk disediakan di
Puskesmas adalah obat Esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap
tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat
Esensial Nasional.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
Pukesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format
LPLPO,sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala Puskesmas
dilakukan secara periodic menggunakan LPLPO Sub unit. Berdasarkan
pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada
Puskesmas,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyusun
petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat
secara langsung dari UPOPPK ke Puskesmas.
1. KEGIATAN PERMINTAAN OBAT
a. Permintaan rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang di susun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.
b. Permintaan khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila,
1. Kebutuhan meningkat
2. Menghindari kekosongan
3. Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB),obat rusak dan
kadaluwarsa.
c. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir Laporan
Pemakaian Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
d. Permintaan obat ditunjukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan selanjutnya diproses oleh UPOPPK
Kabupaten/Kota.

2. MENENTUKAN JUMLAH PERMINTAAN OBAT


Data yang diperlukan
o Data pemakaian obat periode sebelumnya
o Jumlah kunjungan resep
o Data penyakit
o Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK
Sumber data
o LPLPO
o LB1

3. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN OBAT


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkiraan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.
KETERANGAN:
SO = Stok optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok penyangga
SS = Sisa Stok
Stok Kerja = pemakaian rata-rata per periode distribusi.
Waktu kekosongan = lamanya kekosongan obat dihitup dalam hari.
Waktu tunggu = waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan
obat oleh Puskesmas sampai dengan penerimaan
obat di Puskesmas.
SO=SK+WK+WT+SP-SS
Stok Penyangga = adalah persediaan obat untuk mengantisipasi
terjadinya peningkatan kunjungan,keterlambatan
kedatangan obat, pemakaian. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan
UPOPPK.
Sisa Stok = adalah sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas
pada akhir periode distribusi.
Contoh Perhitungan Kebutuhan Obat:
Pada tanggal 1 Maret 2010 di Puskesmas Trucuk Kabupaten Bojonegoro
sisa persediaan Amoksisilin kaplet 500 mg = nihil. Penerimaan selanjutnya
diperkirakan akan diperoleh pada bulan April 2010. Pemakaian
Amoksisilin kaplet per triwulan selama ini di Puskesmas adalah 60 botol
@ 100 kaplet. Permintaan obat pada periode April – Juni 2010 di ajukan
oleh Puskesmas ke UPOPPK Kabupaten pada bulan Maret 2010. Terjadi
kekosongan obat selama enam hari kerja.
Perhitungan :
1. Pemakaian per triwulan = 60 botol @ 100 kaplet
2. Sisa stok = nihil
3. Pemakaian rata-rata perbulan = 60/3 = 20 botol @ 100 kaplet

4. Pemakaian rata-rata perhari = 20/25 X 100 kaplet = 80 kaplet


5. Waktu kekosongan obat = 6 hari kerjaa = 6 X 80 kaplet = 480 kaplet
6. Kebutuhan waktu tunggu ( 5 hari ) = 5 X 80 kaplet =400 kaplet
7. Rencana permintaan untuk Amoksisilin kaplet 500 mg periode April

Juni 2010 = pemakaian riel triwulan + kebutuhan waktu tunggu +
tunggu + waktu kosong obat – Sisa stok = (6000 + 400 + 480 – 0 )
kaplet = 6880 kaplet,dibulatkan menjadi 70 botol @ 100 kaplet.

E. PENERIMAAN OBAT
Tujuan obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan
yang diajukan puskesmas.
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit
pengelola di bawahnya. Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK,kepada Puskesmas
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu.
Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan obat bertanggung
jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat
berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat kepada Puskesmas Pembantu
dan sub unit kesehatan lainnya merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas induk.
Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat
yang diserahkan,maupun jumlah kemasan/peti,jenis dan jumlah obat,bentuk obat
sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas
penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas
penerimaan dapat mengajukan keberatan. Jika terdapat kekurangan,penerimaan obat
wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak,jumlah kurang dan lain-lain). Setiap
penambahan obatobatan,dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu
stok.

F. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obatobatan yang
diterima agar aman (tidak hilang),terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin. Penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Trucuk dibagi
menjadi dua tempat yaitu: Gudang Obat dan Kamar Obat. Penyimpanan Obat lebih
banyak diletakkan di bagian gudang, seperti: Vaksin, Injeksi dan Stock Obat lain.
Sedangkan pada bagian Kamar Obat, disimpan beberapa box stok obat-obat yang
diambil dari gudang dan akan diberikan sesuai resep, kepada pasien. Jika Obat yang
disimpan di dalam lemari obat sudah habis, maka petugas akan mengambil beberapa
stok obat yang habis tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puskesmas Trucuk Bojonegoro adalah tempat yang digunakan untuk
menyimpan , mendistribusikan Perbekalan Farmasi kepada masyarakat di kec
Trucuk, guna memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Puskesmas
memperoleh dana dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Tugas pokok Puskesmas Trucuk yaitu melaksanakan perencanaan, permintaan
obat, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan yang di perluan dalam
rangka pelayanan kesehatan , pencegahan dan pemberantasan penyakit, di kec Trucuk
sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro.
B. SARAN
Akan sangat baik bila ada bagian atau tempat di mana petugas bisa KIE kepada
pasien dengan nyaman dan tidak perlu membuat pasien berdiri terlalu lama.
Daftar Pustaka
2021. https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-43-2019-puskesmas.
Diakses pada Senin, 14 februari 2022.
2022.https://pkmcompreng.tubankab.go.id/page/sejarah#:~:text=Konsep%20Puskesmas
%20sendiri%20diterapkan%20di%20Indonesia%20pada%20tahun%201969.&text=Sebelum
%20konsep%20Puskesmas%20diterapkan%2C%20dalam,yang%20tersebar%20di
%20kecamatan%2Dkecamatan.
Diakses pada Kamis, 17 februari 2022.
2020. https://pelayananpublik.id/2020/06/06/pengertian-puskesmas-tugas-fungsi-dan-
kegiatannya/.
Diakses pada Kamis, 17 februari 2022.
Shingwa,Riya.2012. https://id.scribd.com/doc/91948992/LAPORAN-KEGIATAN-
PRAKERIN-DI-PUSKESMAS-TRUCUK-BOJONEGORO.
Diakses pada Kamis, 17 februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai