Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU


MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA
KOTA PALOPO TAHUN 2022

Oleh :

SHAFIRA IDHAM

01.2018.021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AJARAN

2022
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU


MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA
KOTA PALOPO TAHUN 2022

Oleh :

SHAFIRA IDHAM

01.2018.021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AJARAN

2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU


MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA
PALOPO 2022

Laporan Proposal

Telah disetujui untuk diuji dihadapan tim penguji Skripsi


Program Studi Sarjana Keperawatan IKB Kurnia Jaya Persada

Palopo, ……/………/2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

NS. SANTI, SKM, M.Kes IRMAYANTI, S.ST., M.KEB


NIDN : 0901098603 NIDN : 0911057803

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Wanto Sinaga, S.Kep., M.Kep


NIDN. 03180718203
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU


MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA
PALOPO 2022

Disusun Oleh
SHAFIRA IDHAM

NIM. 012018021

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Proposal


Pada Palopo,........../......................../(2022)
Dan dinyatalan telah memenuhi syarat

Tim Penguji

1. NS.REZKIYAH HOESNY, S.KEP.,M.KEP (...........................................)

2. NS. SANTI, SKM, M.KES (...........................................)

3. IRMAYANTI, S.ST.,M.KEB (...........................................)

Mengetahui,

Rektor Ketua
Institut Kesehatan dan Bisnis Program Studi Keperawatan
Kurnia Jaya Persada dan Prodi Ners

Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum.,M.A Ns. Wanto Sinaga, S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0024065801 NIDN. 03180718203
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur anjatkan kepada Allah SWT. atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kekuatan, kesabaran dan
kemampuan untuk berpikir yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini yang berjudul “HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN
PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA
PALOPO 2022 ”. Proposal ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi
S1 program studi keperawatan fakultas kesehatan di Institut Kesehatan dan Bisnis
Kurnia Jaya Persada.
Penulis menyadari bahwa memulai hingga mengakhiri proses pembuatan
proposal ini bukanlah hal yang mudah. Penulisan proposal ini menuai banyak
rintangan dan hambatan dalam menyelesaikan segala proses tersebut. Namun
adanya dukungan dari segenap pihak dengan penuh rasa syukur peneliti mampu
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Husdiana Junaid, M. Hum.,MA., selaku Rektor Institut Kesehatan dan


Bisnis Kurnia Jaya Persada, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan studi di Intitut Kesehatan dan Bisnis KJP.
2. Ns. Wanto Sinaga, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Institut Kesehatan Dan Bisnin Kurnia Jaya Persada, yang
senantiasa memberikan bimbingan selama perkuliahan.
3. Ns. Santi, Skm.,M.kes selaku pembimbing I atas bimbingan, arahan,
kesabaran, kebaikan, serta waktunya dalam penyusunan proposal ini.
4. Irmayanti, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing II atas bimbingan, kesabaran dan
waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Segenap dosen serta staf Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang selalu memberi doa, dorongan
dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Teman-teman angkatan 2018 Prodi Keperawatan Institut Kesehatan dan
Bisnis Kurnia Jaya Persada, terima kasih telah berjuang bersama-sama dalam
menuntut ilmu hingga akhirnya kita sampai di tahap ini.
8. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak
mampu penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungan dan
doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga


penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan
penulis di masa yang akan datang. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan
berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Palopo, ………..
Penulis,

SHAFIRA IDHAM
NIM. 012018021

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit DBD atau demam berdarah dengue merupakan masalah
kesehatan yang cenderung meningkat akhir-akhir ini. Penyakit ini hampir
ditemukan di beberapa negara terutama di Indonesia sebagai negara tropis
yang merupakan kawasan endemis berbagai penyakit menular. Beberapa
penyakit menular endemis yang terjadi di indonesia diantaranya Diare,
malaria, filariasis, TBC, dan demam berdarah dengue sedangkan penyakit
menular yang berpotensi menjadi KLB (kejadian luar biasa), yaitu demam
berdarah dengue (DBD). Satu perkiraan menunjukkan 390 juta infeksi
dengue per tahun (interval kredibel 284-528 juta), dimana 96 juta (67-136
juta) bermanifestasi secara klinis (dengan tingkat keparahan penyakit
apapun) (WHO, 2018)
Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis yang merupakan
tempat hidup yang disukai nyamuk, sehingga DBD bisa menyerang saat
musim hujan. Penyakit DBD ini disebabkan oleh infeksi virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus dan ditandai
dengan demam, kepala nyeri, sendi nyeri, mual muntah. Anak-anak
merupakan sasaran gigitan nyamuk sehingga jika tidak segera ditangani
demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan. Pada tahun 2017 kasus
DBD di Indonesia sebanyak 68.407 kasus, dengan jumlah kematian 493
orang. Angka kesakitan (incidence rate) DBD yaitu 26,10 per 100.000
penduduk, sedangkan case fatality rate (angka kematian) yaitu 0,72%
(Kemenkes, data dan informasi , 2017)
Di Indonesia selama 45 tahun terakhir penyakit DBD telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Palopo,
Sulawesi Selatan, mencatat Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) saat
ini Juni 2022 telah mencapai angka 156 kasus. Data tersebut merupakan
kasus yang terjadi sejak Januari lalu. Angka tersebut mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai
angka 287 kasus. Kecamatan Wara tertinggi kasus DBD di Kota Palopo
yakni 62 kasus. Setelah itu disusul Kecamatan Wara utara dengan jumlah
56 kasus.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui apakah ada
“Hubungan Faktor Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Dengan
Kejadian DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Utara kota palopo”

B. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“apakah ada Hubungan Faktor Lingkungan Dan Perilaku
Masyarakat Dengan Kejadian DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara
Utara kota palopo ” ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan
dan perilaku masyarakat tentang kejadian DBD di puskesmas wara
utara.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengindentifikasi kejadian DBD diwilayah kerja puskesmas
wara utara
b. Untuk mengindentifikasi faktor lingkungan tentang demam
berdarah dengue di wilayah kerja puskesmas wara utara
c. Untuk mengindentifikasi perilaku masyarakat tentang demam
berdarah dengue diwilayah kerja puskesmas wara utara
d. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor lingkungan dan perilaku
masyarakat tentang dbd diwilayah kerja puskesmas wara utara

D. Manfaat penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat yang
besar diantaranya :
1. Bagi Instansi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dalam menambah wawasan mahasiswa
tentang penyakit demam berdarah dengue atau DBD.
2. Bagi pihak Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pihak
puskesmas tentang pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat tentang
penyakit Demam Berdarah Dengue diwilayah kerja puskesmas luwu
utara sehingga pihak puskesmas dapat mengembangkan dan
mengarahkan masyarakat dalam usahan pencegahan demam berdarah
dengue
3. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi ilmu keperawatan dan bermanfaat dalam
menambah pengetahuan serta pengalaman peneliti terhadap masalah
kesehatan masyarakat khususnya tentang penyakit Demam berdarah
dengue.
4. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit Demam
berdarah dengue.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam berdarah dengue (DBD)


1. Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan dari oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang
paling berperan dalam penularan penyakit DBD yaitu karena
hidupnya di dalam dan sekitar rumah, sedangkan Aedes
albopictus hidupnya di kebun sehingga lebih jarang kontak dengan
manusia. Kedua jenis nyamuk tersebut terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih
dari 1.000 meter di atas permukaan laut, karena pada ketinggian
tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan
bagi nyamuk untuk hidup dan berkembang biak (Masriadi,
epidemiologi penyakit menular , 2017)
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam,nyeri otot atau sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai
dengan hemkonsentrasi (peningkatan hemokrit) atau penumpukan
cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue ( dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok.
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypty, yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa
penyebab yang jelas, letih dan lesu, serta nyeri ulu hati disertai
pendarahan dibawah kulit berupa bintik pendarahan (petechiae), lebam
(echymsis) atau ruam (purpura). Kadang kadang ada epistaksis,
muntah darah, kesadaran menurun, atau shock.

2. Tanda dan gejala demam berdarah dengue


Tanda atau gejala Demam berdarah dengue yang muncul
seperti bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu suhu badan lebih dari
38C, badan terasa lemah dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula disertai
pendarahan seperti mimisan dan buang air besar bercampur darah serta
turunnya jumlah trombosit hingga 100.000/mm3. Tidak perlu
menunggu semua gejala ini muncul, bila menemukan beberapa tanda
segera periksakan ke dokter atau sarana kesehatan terdekat.

3. Pencegahan penyakit Demam berdarah dengue


1) Mencegah nyamuk berkembang biak (upayakan memberantas
jentik)
Pemerintah Indonesia melalui Dinas Kesehatan telah
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang upaya pengendalian,
vektor Demam berdarah dengue yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat rumah. Program tersebut dikenal dengan
sebutan pemberantasan sarang nyamuk dengan menutup, menguras
dan mendaur ulang plus (PSN 3M Plus). PSN 3M Plus
memberikan penjelasan tentang perilaku menghilangkan sarang
nyamuk vektor DBD dan langkah untuk mengurangi kontak atau
gigitan nyamuk aedes. PSN 3M plus merupakan salah satu contoh
perilaku hidup sehat karena berkaitan dengan upaya pencegahan
penyakit dengan memutus mata rantai penularan DBD (priesley,
dkk,2018).
Kegiatan 3M Plus yang merupakan dari PSN dipercaya
efektif untuk penanggulangan DBD. Pemberantasan sarang
nyamuk dapat dilakukan melalui managamen lingkungan seperti
pengendalian biologis, pengendalian kimiawi, dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif, pemberantasan sarang nyamuk
merupakan tindakan yang paling efektif dalam pemberantasan
DBD (Ernawati, dkk,2018).
2) Menanggulangi sarang nyamuk
Jangan dibiarkan nyamuk bersarang dalam rumah. Bila
perlu dibunuh dengan anti nyamuk malathion. Menanggulangi
sarang nyamuk di lingkungan dengan mewujudkan kebersihan
lingkungan. Sebaiknya dalam interval tertentu dilaksanakan
fogging dengan malathion, apalagi bila terjangkit wabah.
3) Menjaga diri jangan sampai tergigit nyamuk
Tidur pakai kelambu mungkin masih perlu, terutama untuk
anak balita.
4) Perawatan penderita
Penderita dirawat dengan baik dan jangan sampai menjadi
sumber penular untuk orang lain (tidak dilindungi dari gigitan
nyamuk).
4. Etiologi penyakit demam berdarah dengue
Penyebab penyakit adalah virus dengue kelompok arbovirus B,
yaitu arthropodbornevirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda.
Virus ini termasuk genus flavivirus dan family flaviviridae. Sampai
saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu :
1) Dengue 1 diisolasi oleh sabin pada tahun 1944
2) Dengue 2 diisolasi oleh sabun pada tahun 1944
3) Dengue 3 diisolasi oleh sather
4) Dengue 4 diisolasi oleh sather .
Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan diberbagai
daerah indonesia yang terbanyak adalah tipe 2 dan 3 (masriadi,
2017).

5. Vektor penular penyakit DBD

Virus dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan


nyamuk Aedes aegypti dari subgenus Stegomya. Aedes aegypti
merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain
seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, anggota dari Aedes
Scutellaris complexdan Aedes niveus juga dianggap sebagai vektor
sekunder. Kecuali Aedes aegypti, semuanya mempunyai daerah
distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka
merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya
mereka merupakan vaktor epidemi yang kurang efisien dibandingkan
Aedes aegypti (Misnadiarly, 2017).
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan
dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk tersebut mempunyai dasar
hitam dengan bintik- bintik putih pada bagian dada, kaki, dan
sayapnya. Nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan
atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina
menghisap darah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia
daripada binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada
siang hari. Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 9.00-10.00)
sampai petang hari (16.00- 17.00).
Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang
kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Nyamuk tersebut
sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah menghisap darah,
nyamuk tersebut hinggap (beristirahat) di dalam atau di luar rumah.
Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang
tergantung dan biasanya di tempat yang agak dan lembab.
Nyamuk menunggu proses pematangan telurnya, selanjutnya nyamuk
betina akan meletakkan telurnya di dinding tempat
perkembangbiakan, sedikit di atas permukaan air. Umumnya telur
akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air.
Jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk
dewasa (Masriadi, epidemiologi penyakit menular, 2017)

6. Ciri ciri nyamuk Aedes Aegypti


Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti (Widoyono, 2018),
yaitu :
 Sayap dan badannya belang-belang atau bergari
garis putih
 Jarak terbang ±100 m
 Nyamuk betina bersifat multiple biters (menggigit
beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut
kenyang sudah berpindah tempat)
 Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi.

Ciri-ciri nyamuk penyebab demam berdarah yaitu :


 Nyamuk ini dapat berkembangbiak pada Tempat
Penampungan Air (TPA) dan pada barang-barang
yang memungkinkan untuk digenangi air seperti
bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang
bekas dan lain-lain.
 Nyamuk Aedes aegypty tidak dapat
berkembangbiak di got atau selokan ataupun
kolam yang airnya langsung berhubungan dengan
tanah.
 Nyamuk Aedes aegypty biasanya menggigit
manusia pada pagi dan sore hari.
 Hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam
kamar.

B. Faktor lingkungan dan perilaku


Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor ekstrinsik dari
Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktor ekstrinsik merupakan faktor
yang datang dari luar tubuh manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol
karena berhubungan dengan pengetahuan, lingkungan dan perilaku
manusia baik di tempat tinggal, lingkungan sekolah atau tempat bekerja.
Adapun faktor lingkungan terbagi atas lingkungan fisik, lingkungan
biologi dan lingkungan sosial.
1. Lingkungan
a. Lingkungan fisik, yaitu :
1) Frekuensi pengurasan kontainer
Pengurasan tempat-tempat penampungan air
perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya
seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembangbiak. Bila Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaksanakan
oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk
Aedes aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya,
sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi.
2) Ketersediaan tutup pada kontainer
Ketersediaan tutup pada kontainer sangat
mutlak diperlukan untuk menekan jumlah nyamuk
yang hinggap pada kontainer, dimana kontainer tersebut
menjadi media berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti.
3) Kepadatan rumah
Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk
yang jarak terbangnya pendek (100 meter). Oleh karena
itu nyamuk bersifat domestik. Apabila rumah penduduk
saling berdekatan maka nyamuk dapat dengan mudah
berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.
b. Lingkungan biologi, yaitu :
1) Kepadatan vektor
Kepadatan vektor nyamuk Aedes aegypti
yang diukur dengan menggunakan parameter Angka
Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota. Kepadatan nyamuk merupakan faktor
risiko terjadinya penularan DBD. Semakin tinggi
kepadatan nyamuk Aedes aegypti, semakin tinggi
pula risiko masyarakat untuk tertular penyakit DBD.
Hal ini berarti apabila di suatu daerah yang kepadatan
Aedes aegypti tinggi terdapat seorang penderita
DBD, maka masyarakat sekitar penderita tersebut
berisiko untuk tertular.

2) Keberadaan jentik pada kontainer


Keberadaan jentik pada kontainer dapat dilihat
dari letak, macam, bahan, warna, bentuk volume dan
penutup kontainer serta asal air yang tersimpan dalam
kontainer sangat mempengaruhi nyamuk Aedes aegypti
betina untuk menentukan pilihan tempat bertelur.
Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan
vektor nyamuk Aedes aegypti, karena semakin banyak
kontainer akan semakin banyak tempat perindukan
dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes
aegypti. Semakin padat populasi nyamuk Aedes
aegypti, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi
virus DBD.

c. Lingkungan sosial, yaitu :


1) Kepadatan hunian rumah
Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk
yang sangat aktif mencari makan, nyamuk tersebut
dapat menggigit banyak orang dalam waktu yang
pendek. Oleh karena itu bila dalam satu rumah ada
penghuni yang menderita DBD maka penghuni lain
mempunyai risiko untuk tertular penyakit DBD.
2) Dukungan petugas kesehatan
Adanya rangsangan dari luar (dukungan petugas
kesehatan) mempengaruhi perubahan perilaku
seseorang. Kegiatan ataupun program yang rutin seperti
fogging, pemeriksaan jentik secara berkala
maupun pemberian abate yang diberikan oleh
petugas kesehatan dalam pemberantasan sarang
nyamuk DBD dibantu oleh kader kesehatan dan tokoh
masyarakat yang akan mempengaruhi terjadinya
perubahan perilaku masyarakat dalam melaksanakan
PSN DBD.

3) Pengalaman mendapat penyuluhan kesehatan


Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tapi juga mau dan
bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan yang dalam hal ini berkaitan dengan
praktik PSN DBD.
4) Pendidikan
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
formal yang tinggi, memiliki tingkat pengetahuan dan
wawasan yang lebih baik dan luas, serta memiliki
kepribadian sikap yang lebih dewasa. Wawasan dan
pemikiran yang lebih luas di bidang kesehatan akan
mempengaruhi perilaku individu dalam menyikapi
suatu masalah. Pendidikan yang baik dapat
memotivasi, memberi contoh, dan mendorong
anggota keluarga untuk melakukan pemberantasan
sarang nyamuk DBD.
5) Pengalaman sakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pengalaman merupakan faktor yang sangat
berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang
diperoleh. Anggota keluarga yang pernah mendapat
pengalaman terserang penyakit DBDakan
menyebabkan terjadinya sikap antisipasi dan menjadi
pelajaran. Perubahan sikap yang lebih baik akan
memberikan dampak yang lebih baik dan pengalaman
tersebut dijadikan bahan pembelajaran bagi seseorang
yang akhirnya dapat mengubah perilaku untuk
mencegah kembali anggota keluargaa dari serangan
penyakit DBD.
6) Kebiasaan menggantung pakaian
Kebiasaan menggantung pakaian di dalam
rumah merupakan indikasi menjadi kesenangan
beristirahat nyamuk Aedes aegypti. Sebaiknya pakaian-
pakaian yang tergantung di balik lemari atau di balik
pintu, dilipat dan disimpan dalam lemari, karena
nyamuk Aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat
di tempat-tempat gelap dan kain yang tergantung.

2. Perilaku yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah


dengue
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,
kelompok, atau masyarakat. Perilaku juga merupakan bentuk
respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama
bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda.
Variabel dari faktor perilaku masyarakat yang paling
dominan berhubungan dengan kejadian demam berdarah adalah
variabel kebiasaan menggantung pakaian. masyarakat yang
mempunyai kebiasaan menggantung pakaian dirumahnya
mempunyai resiko lebih besar untuk terkena penyakit DBD
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak biasa
menggantung pakaian. Pakaian yang menggantung dalam
ruangan merupakan tempat yang disenangi nyamuk aedes
aegypti untuk beristirahat setelah menghisap darah manusia.
Setelah beristirahat pada saatnya akan menghisap darah
manusia kembali sampai nyamuk tersebut cukup darah untuk
pematangan sel telurnya.
Jika nyamuk yang beristirahat pada pakaian
menggantung tersebut menghisap darah penderita demam
berdarah dan selanjutnya pindah dan menghisap darah orang
yang sehat maka dapat tertular virus demam berdarah dengue.

C. Hasil Penelitian terkait

No Judul/ Desain Analisis PICOT


Peneliti/ Penelitian Patient Intervention compersio
Lokasi n
1 Bellinda putri Jenis Populasi Diketahui Analisis u
kolondam,jawa dalam Gambaran
Penelitian sebagian
timur, penelitian Perilaku
Gambaran ini adalah ini adalah Masyarakat tingkat pe
Perilaku seluruh tentang
kuntitatif . dengan se
Masyarakat masyarakat Upaya
tentang Upaya yang Pencegahan SMA (54
Pencegahan berjumlah Penyakit
diperoleh
Penyakit 2.662 KK
Demam
dan sampel masuk da
Demam
penelitian Berdarah
dan adapu
Berdarah sebanyak
Dengue
163 tindakan
Dengue
responden.
kategori k
(kolondam,
2020)
2 Iffah Penelitian Subjek Menganalisis Hasil pen
musdalifah,ma ini utama Hubungan bahwa fak
ros sulawesi- mengguna penelitian faktor sarana air
selatan, kan ini adalah lingkungan hujan yan
Hubungan pendekata petugas dengan perinduka
faktor n kualitatif kesehatan kejadian sebagian
lingkungan deskriptif dinas demam bahwa sa
dengan kesehatan berdarah air hujan
kejadian dan dengue sangat be
demam Puskesmas ataupun t
berdarah biasa DB
dengue
(musdalifah ,
2018)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka konsep
Penelitian ini meneliti hubungan faktor lingkungan dan
perilaku masyarakat dengan kejadian dbd diwilayah puskesmas
wara utara tahun 2022. Oleh karena itu, variabel yang diteliti ada
penelitian ini adalah kejadian Dbd merupakan (variabel
independen) dan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat
merupakan (variabel dependen).

Faktor lingkungan Kejadian DBD


perilaku masyarakat

Keterangan :

: Variabel indipenden

: Variabel dependen

: Hubungan antara variabel


B. Hipotesis penelitian
Guna membuktikan bahwa apakah hipotesis ini diterima atau ditolak,
maka penyelesaiannya harus melalui penelitian. Untuk itu, maka peneliti
menuliskan hipotesis sebagai berikut :
Ha : ada hubungan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat dengan
kejadian DBD diwilayah puskesmas wara utara kota palopo tahun 2022.
Ho : tidak ada hubungan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat
dengan kejadian DBD di wilayah puskesmas wara utara kota palopo tahun
2022.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian dan pendekatan


Jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat
(dependen).

B. Populasi, sampel dan sampling


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya . Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Kalimat ini memiliki dua
makna, yaitu semua unit populasi harus memiliki peluang untuk terampil
sebagai unit sampel, dan sampel dipandang sebagai penduga populasinya
atau sebagai populasi dalam bentuk kecil (miniature populasi) (Roflin ,
Liberty, & Pariyana, 2021).
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber
data (Rinaldi, 2017).. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi
(Sugiyono, 2015).
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah non
probability sampling dengan tipe purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sample dengan pertimbangan tertentu atau teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian)
(Nursalam, 2015).
Untuk mengetahui besar sampel yang peneliti ambil, peneliti
melakukan perhitungan dengan rumus Slovin sebagai berikut :
Rumus slovin :
N
n=
1+ N (d)2
Keterangan :
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan (0,5)
56
n= 2
1+56 (0,5)
56
n= ❑
1+56 (0,0025)
56
n=
1,14
n=¿ 49
Jadi total sampel yang akan diteliti peneliti sebanyak 49 orang.

C. Variabel penelitian
1. Variabel independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor
lingkungan dan perilaku masyarakat

2. Variabel dependen (terikat)


Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah
kejadian dbd diwilayah puskesmas wara utara kota palopo.

D. Definisi operasional

Hasil ukur
Definisi Alat Cara
No Variabel (Kriteria Skala
Operasional ukur ukur
Objektif)
1 Pengetah Wawasan Kuesio Wawancar Pengetahu Ordinal
uan yang dimiliki ner a dengan an
tentang masyarakat mengguna 1. Kuran
PSN dan tentang kan g (0-9)
DBD pengertian, kuesioner 2. Cukup
kegunaan yang (10-
untuk berisi 28 18)
memberantas pertanyaa 3. Baik
tempat n (19-
pengembang mengenai 28)
biakan pengetahu
nyamuk dan an DBD
pengetahuan
tentang DBD
2 Kejadian Subyek Kuesio wawancar 1. DBD Ordinal
DBD dianggap ner a 2. Tidak
(demam memiliki DBD
berdarah riwayat dbd
dengue) jika dalam 1
tahun terakhir
mempunyai
riwayat
penyakit
dengan
minimal
gejala seperti
demam
selama 2-7
hari disertai
dengan
petekie
( perdarahan
hidung/gusi)
atau
hematemesis
dan melena.

E. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan diwilayah kerja puskesmas wara utara
kota palopo tahun 2022.

F. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan juli sampai agustus 2022.

G. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah
kuesioner.

H. Prosedur pengumpulan data


1. Tahap persiapan
a. Penyusunan dan pengajuan judul
Pada tahap ini peneliti menentukan jenis dan metode penelitian apa
yang akan dilakukan, kemudian menyerahkan usulan judul
program studi dan dosen pembimbing untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Pengajuan proposal penelitian
Setelah judul yang diajukan mendapatkan persetujuan dari dosen
pembimbing 1 dan 2, kemudian diajukan dengan penyusunan
proposal penelitian. Proposal penelitian yang sudah dapat
persetujuan dari kedua dosen pembimbing kemudian diserahkan
kepihak program studi untuk dijadwalkan dalam seminar proposal.
c. Pengajuan ijin penelitian
Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji dalam seminar
proposal untuk dilakukan penelitian, pada tahap ini peneliti
mengajukan ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti mengajukan ijin
penelitian ke puskesmas luwu utara.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi ;
a. Data primer
Data primer yang dikumpulkan diperoleh dari kuisioner yang
disusun dengan pernyataan yang terstruktur. Adapun prosedur
pengambilan dan pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1) Peneliti mendatangi responden diwilayah kerja puskesmas wara
utara untuk mengisi kuisioner yang sudah disiapkan dan
melakukan wawancara responden untuk menambah data yang
dikumpulkan oleh peneliti.
2) Mengadakan pendekatan dan memberikan penjelasan kepada
calon responden tentang maksud dan tujuan penelitian,
kemudian responden dipersilahkan untuk mengisi surat
persetujuan untuk mengisi kuisioner.
a) Responden diberi penjelasan tentang beberapa pernyataan
yang tercantum dilembar kuisioner.
b) Responden mengisi secara langsung lembar kuisioner yang
tersedia.
c) Setelah semua persetujuan terjawab, maka lembar kuisioner
disimpan oleh peneliti untuk dilakukan pengolahan dan
analisa data
b. Data sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan
penelitian yang diperoleh dari lokasi penelitian.

I. Analisis data
1. Analisis univariat
Analisa univariat di uji menggunakan uji distribusi frekuensi. Analisa
univariat dilakukan untuk mengetahui karateristik responden dalam
penelitian.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Teknik statistik yang digunakan adalah chi-square yaitu variabel
bebaas dan variabel terikat yang berskala nominal. Signifikasi
hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas <0,05 : hubungan kedua variabel signifikan
b. Jika probabilitas >0.05 : hubungan kedua variabel tidak signifikan.
J. Etika penelitian
1. Prinsip autonomy
Peneliti memberikan penjelasan kepada responden dalam pelaksanaan
mengenai maksud dan tujuan penelitian, serta menyampaikan
permohonan untuk berpartisipasi dalam penlitian. Penelitian
menjelaskan cara pengisian instrumen, memberikan kebebasan
pemilihan waktu kepada responden dalam pengisian instrumen. Tidak
ada responden yang mengundurkan diri selama proses penelitian.
2. Prinsip non malefieceence
Penelitian tidak memberikan dampak yang membahayakan bagi
responden selama proses penelitian berlangsung baik bahaya langsung
maupun tidak langsung karena instrumennya berupa kuisioner dan
tidak ada perlakuan/intervensi terhadap responden.
3. Prinsip justice
Peneliti memberikan hak-hak yang sama berupa hak untuk
mendapatkan penjelasan dan informasi, hak untuk bertanya.
4. Prinsip confidentiality
Peneliti menjamin kerahasiaan responden dan hak asasi untuk
informasi yang didapatkan. Peneliti merahasiakan berbagai informasi
yang menyangkut privasi responden, identitas responden dengan
menggunakan kode dan hanya peneliti yang tahu tentang kode
tersebut.
5. Prinsip beneficence
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin bagi responden
dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien. Selama proses
penelitian dengan pengisian kuisoner telah memberikan manfaat
berupa kesadaran pada responden terhadap keselamatan responden. Ini
bermanfaat bagi responden. aitu memberikan kesadaran (awareness)
dalam pelaksanaan keselamatan responden.
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA
UTARA KOTA PALOPO 2022

Kasus Kontrol

NAMA RESPONDEN :
ALAMAT :
UMUR :
JENIS KELAMIN : (L/P) (Lingkari salah satu)
PENDIDIKAN TERAKHIR : (lingkari salah satu)
a) Tidak sekolah/tidak tamat SD
b) SD/sederajat
c) SLTP/sederajat
d) SMA/SMK
e) Akademi perguruan tinggi

Pekerjaan : (lingkari salah satu)

a) Buruh
b) Petani
c) Pedagang
d) Pegawai swasta
e) PNS
f) Tidak bekerja
g) Lain-lain..
Jumlah anggota keluarga : orang
LEMBAR OBSERVASI DAN CHECK LIST HUBUNGAN
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT
DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO
TAHUN 2022

A. LINGKUNGAN

Untuk pertanyaan berikut, sesuai dengan hasil pemeriksaan langsung,


dengan keterangan sebagai berikut :
No. Komponen yang diobservasi Hasil Observasi Keterangan

1. Ketersediaan tutup pada


kontainer
a. Tidak ada tutup kontainer
b. Ada penutup kontainer
2. Keberadaan Jentik pada
kontainer
a. Tidak ada jentik
b. Ada jentik

Untuk pertanyaan berikut, beri tanda centang pada kotak yang telah
tersedia sesuai dengan hasil pengamatan langsung keberadaan jentik
kontainer didalam dan luar rumah, dengan keterangan sebagai berikut :

NO JENTIK TEMPAT PENAMPUNGAN AIR ADA TIDAK


(TPA) ADA
1 Temapayan
2 Bak mandi
3 Bak wc
4 Drum
5 Ember

NO JENTIK DI BARANG BEKAS ADA TIDAK


ADA
1 Tempat minum hewan
2 Vas bunga
3 Ban bekas
4 Dispenser
5 Tempat aqua gelas
6 Plastik

NO JENTIK DITEMPAT PENAMPUNGAN AIR ADA TIDAK


ALAMI ADA
1 Lubang dipohon
2 Tempurung kelapa
3 Kulit kerang

PERTANYAAN

1. Kebiasaan Menggantung Pakaian

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah saudara atau keluarga


biasa menggantung pakaian
didalam rumah?
2. Apakah anda sering menggantung
pakaian setelah memakainya?
3. Apakah anda sering menampung
pakaian di belakang pintu?

2. Frekuensi Pengurasan penampungan air

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah saudara atau keluarga


biasa menguras kontainer ≥1
kali dalam 1 minggu?
Apakah anda sering menguras
2. tempat penampungan air yang
digunakan untuk minum dan
memasak
3. Apakah anda selalu menutup
tempat penampungan air rumah
dengan rapat

3. Dukungan Petugas Kesehatan

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah saudara atau keluarga


pernah mendapat dukungan
(fogging, pemeriksaan jentik
secara berkala, pemberian abate
ataupun selain penyuluhan) dari
petugas kesehatan dalam PSN
DBD?
2. Apakah dilingkungan anda
terdapat petugas jumantik ?
3. Apakah dirumah anda pernah
dilakukan (fogging, pemeriksaan
jentik secara berkala, pemberian
abate ataupun selain
penyuluhan) dari petugas
kesehatan dalam PSN DBD?

4. Pengalaman Mendapat Penyuluhan Kesehatan

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah saudara atau keluarga


pernah mendapat penyuluhan
kesehatan tentang PSN DBD
maupun cara mencegah
penyakit DBD?
2. Apakah anda pernah mengikuti
penyuluhan kesehatan tentang
DBD?

3. Apakah anda mengetahui cara


mencegah dan mengobati DBD

Untuk pertanyaan berikut, beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban
tersedia, sesuai dengan jawaban responden dengan keterangan skoring
jawaban sebagai berikut :

Jawaban benar, skor =1

Jawaban salah, skor =0


B. Perilaku Masyarakat

1. Pengetahuan
1. Menurut bapak/ibu/saudara, apakah penyakit DBD
a. Penyakit yang disebabkan oleh virus, ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan menyerang semua orang.
b. Penyakit yang disebabkan oleh makanan yang tidak bersih
c. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan Culex
d. Tidak tahu
2. Menurut bapak/ibu/saudara, apakah penyebab penyakit DBD
a. Virus
b. Bakteri, parasit
c. Nyamuk
d. Kuman
e. Tidak tahu
3. Menurut bapak/ibu/saudara, bagaimana gejala penyakit DBD
a. Demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan terdapat
bintik-bintik merah pada kulit.
b. Kejang-kejang
c. Menggigil dan keringat dingin
d. Tidak tahu
4. Menurut bapak/ibu/saudara, dimana nyamuk DBD biasa
berkembang biak?
a. Drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, tempat
minum burung(air bersih)
b. Selokan dan kubangan
c. Kebun dan kolam
d. Parit dan rawa-rawa
e. Tidak tahu
5. Menurut bapak/ibu, dimana nyamuk DBD hinggap/beristirahat?
a. Tempat gelap dan lembab pakaian bergantungan, kamar
mandi, gorden dan dinding
b. Semak-semak sekitar rumah.
c. Kandang
d. Tidak tahu
6. Menurut bapak/ibu/ saudara, kapan nyamuk DBD aktif
menggigit?
a. Pada pagi hari dan sore hari.
b. Pada malam hari.
c. Setiap saat
d. Tidak tahu
7. Menurut bapak/ibu/saudara, bagaimana cara menghindari
gigitan nyamuk DBD?
a. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan anti nyamuk waktu tidur,
memakai lotion anti nyamuk disiang hari.
b. Memakai baju lengan panjang
c. Tidak keluar rumah
d. Tidak tahu
8. Menurut bapak/ibu/ saudara, siapa saja yang dapat menderita
DBD?
a. Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi, balita, ibu
hamil, orang tua/semua orang.
b. Orang dewasa saja.
c. Anak-anak saja.
d. Tidak tahu

9. Menurut bapak/ibu/ saudara, bagaimana seharusnya


mencegah agar terhindar dari penyakit DBD?
a. Menguras, menutup tempat- tempat penampungan air,
mengubur memusnahkan barang bekas dan memakai anti
nyamuk
b. Jangan beraktifitas di siang hari
c. Menunggu petugas fogging
d. Tidak tahu
10. Menurut bapak/ibu/saudara, bagaimana menjaga lingkungan
rumah yang sehat agar terhindar dari DBD?
a. Pencahayaan yang cukup, mempunyai ventilasi, suhu
rumah yang sejuk menguras, menutup tempat
penampungan air dan gotong royong
b. Membakar sampah
c. Membersihkan paret dan selokan
d. Tidak tahu

Untuk pertanyaan berikut, beri tanda centang pada kotak


yang telah tersedia sesuai dengan jawaban responden
dengan keterangan sebagai berikut :

Sangat setuju : skor = 4


Setuju : skor = 3
Kurang setuju : skor = 2
Tidak setuju : skor = 1

2. Sikap

No. Pernyataan Sangat setuju Setuju Kurang Tidak


setuju setuju

1. Penyakit DBD dapat dicegah


dengan pemberantasan sarang
nyamuk
2. Pemberantasan sarang nyamuk
adalah tugas dan tanggung jawab
bersama bukan tanggung jawab
pemerintah.
3. Setiap ventilasi pintu dan
jendela
serta lubang di dinding
rumah
perlu dipasang kawat kasa untuk
4. menghindari masuknya
Meniadakan menumpuk nyamuk
dan
menggantung pakaian di dalam
rumah dan kamar.
5. Menggunakan perlindungan
terhadap gigitan nyamuk pada
saat beristirahat di pagi dan sore
hari (memakai lotion anti
nyamuk/obat nyamuk
semprot/bakar/elektrik/memakai
kelambu)
6. Kunjungan berkala oleh petugas
pemeriksaan jentik ke
rumah masyarakat
7. Anjuran setiap keluarga
melakukan 3 M (Menguras,
Mengubur, dan Menutup)
barang-barang bekas yang bisa
menampung air.
8 Menelungkupkan peralatan yang
8. masih digunakan dan bisa
menampung air.

9 Kegiatan fogging (pengasapan)


9. oleh petugas kesehatan dalam
penanggulangan DBD untuk
memberantas nyamuk

Mngikuti kegiatan dan


10. berpartisipasi dalam upaya
pencegahan/penanggulangan
demam berdarah yang
dilakukan di lingkungan tempat
potensial nyamuk

Untuk pertanyaan berikut, beri tanda centang pada kotak yang


telah tersedia
sesuai dengan jawaban responden dengan
keterangan sebagai berikut : Ya : Skor = 1
Tidak : Skor = 0

3. Tindakan

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah bapak/ibu/saudara menggunakan obat anti


nyamuk oles disiang hari untuk menghindari
gigitan nyamuk?
2. Apakah bapak/ibu/saudara meniadakan pakaian yang
menggantung atau menumpuk di kamar?
3. Apakah bapak/ibu/saudara menumpuk tempayan atau
tempat penampungan air dengan rapat?
4. Apakah bapak/ibu/saudara menggunakan kelambu dan
obat anti nyamuk pada waktu tidur?
5. Apakah bapak/ibu/saudara mengubur atau memusnahkan
barang-barang bekas yang tidak digunakan
6. Apakah bapak/ibu/saudara melakukan menguras dan
menyikat bak kamar mandi seminggu sekali?
7. Apakah bapak/ibu/saudara ikut melakukan kerja bakti atau
bersih-bersih lingkungan bersama dengan warga
kelurahan?
8. Apakah bapak/ibu/saudara menyampaikan informasi
tentang DBD ke tetangga?
9. Apakah bapak/ibu/saudara menabur bubuk abate ke dalam
tempat penampungan air yang sulit dibersihkan?
10. Apakah keluarga bapak/ibu/saudara menutup jendela
lubang angin/pintu dengan kawat anti nyamuk?

(Harisnal, 2018) (Munawir, 2018)


DAFTAR PUSTAKA

Harisnal. (2018). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah


dengue (DBD) di kelurahan campago ipuh kota bukit tinggi . Menara ilmu,XIII(6),
80-88.
Kemenkes. (2017). data dan informasi . R.Kurniawan,B.Hardana,&Yudianto.eds.

kolondam, b. p. (2020). gambaran perilaku masyarakat tentang upaya pencegahan


penyakit demam berdarah dengue . journal of public health and community
medicine , vol.1 no.1.

Masriadi. (2017). epidemiologi penyakit menular. depok: rajawali pers.

Masriadi. (2017). epidemiologi penyakit menular . depok : rajawali pers.

Misnadiarly. (2017). demam berdarah dengue (DBD). jakarta: pustaka obor populer.

Munawir. (2018). pengaruh lingkungan fisik dan perilaku masyarakat terhadap kejadian
demam berdarah dengue diwilayah kerja puskesmas kota juang kabupaten
bireuen provinsi aceh 2017.

musdalifah , i. (2018). hubungan faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah


dengue. UNM ENVIRONMENTAL JOURNALS, vol.1 no.3.

Roflin , E., Liberty, I. A., & Pariyana. (2021). POPULASI,SAMPEL,VARIABEL dalam


penelitian kedokteran. Penerbit NEM- Anggota IKAPI.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitia Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

WHO. (2018, september 13). demam berdarah dan parah. Diambil kembali dari
https://www.who.int/new- room/fact-sheets/details/dengue-and-severe-
dengue.

Widoyono. (2018). penyakit tropis. jakarta: erlangga.

Anda mungkin juga menyukai